PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

11
PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

description

PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS. Analisis kemantapan lereng pada tanah dan batuan berbeda. Batuan → memiliki bidang diskontinu seperti perlapisan, sesar, kekar dll. Hal penting yang perlu diperhatikan : Orientasi dari bidang diskontinu (jurus dan kemiringan) - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

Page 1: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

Page 2: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

Analisis kemantapan lereng pada tanah dan batuan berbeda.

Batuan → memiliki bidang diskontinu seperti perlapisan, sesar, kekar dll.

Hal penting yang perlu diperhatikan :1. Orientasi dari bidang diskontinu (jurus dan

kemiringan)2. Persistensi dari bidang-bidang diskontinu3. Harga sudut geser dalam4. Harga kohesi pada bidang diskontinu5. Tekanan air pori 6. Posisi bidang diskontinu terhadap bidang lain dan

terhadap permukaan lereng.

Page 3: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

Dari data yang ada kemudian dilakukan :1. Peninjauan kemungkinan terjadinya

longsoran dari segi struktur geologi → stereo net

2. Hitung daerah yang mempunyai kemungkinan longsor dengan mencari nilai faktor keamanan.

Cara di atas hanya digunakan untuk batuan yang memiliki bidang lemah seperti perlapisan, sesar dan kekar

Page 4: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

Evaluasi kemantapan lereng dengan Stereo- net :

1. Memplot sudut lereng2. Memplot sudut geser dalam3. Memplot orientasi bidang-bidang lemah

Hasil yang diperoleh berupa dugaan jenis longsoran jadi hanya mengetahui arah gaya-gaya yang bekerja serta arah luncuran, sedang besarnya gaya tidak dapat diketahui.

Page 5: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

Longsoran terjadi bila resultan gaya-gaya penggerak lebih besar dari gaya penahan sesuai dengan arah bebas bidang luncur.

Dengan menduga longsoran yang mungkin terjadi, maka :

1. Seluruh daerah tambang dapat dibagi dalam zona-zona daerah mantap dan tidak mantap → memudahkan dalam disain lereng

2. Diperoleh hasil kwantitatif kekuatan lereng dengan menghitung FK

3. Dengan mengetahui nilai FK → suatu lereng perlu dipasang penyangga atau tidak

Page 6: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

Metode grafis (Hoek & Bray)1. Jenis tanah → homogen dan kontinyu2. Longsoran berupa busur lingkaran3. Tinggi permukaan air tanahHoek & Bray membuat lima diagram untuk tiap

kondisi air tanah :• Lereng kering• Air permukaan 8 x tinggi lereng dibelakang

kaki lereng• Air permukaan 4 x tinggi lereng dibelakang

kaki lereng• Air permukaan 2 x tinggi lereng dibelakang

kaki lereng• Lereng jenuh

Page 7: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

Cara perhitungan :a. Tentukan kondisi air tanah.b. Hitung , kemudian cocokan pada

diagram c. Ikuti jari-jari mulai dari angka yang diperoleh

pada langkah 2 sampai memotong kurva yang menunjukkan kemiringan

d. Cari angka-angka dan yang sesuai pada absis dan ordinat

e. Pilih angka yang paling tepat dari kedua angka yang didapat pada langkah d.

tan..HC

Ftan

FHC

..

Page 8: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

Cara baca “Circular Failure Chart”

FTan .

... TanHc

FHc

..

12

3

4

4

`

Slope angle

Page 9: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

Cara penggambaran struktur batuan dengan Schmidt-Net

A. Struktur bidang1. Kertas transparan dihimpit pada

Schmidt-Net, tandai titik utara (N) → ukur straik ke arah E dan tandai.

2. Arah yang ditandai diputar ke arah N → cari nilai dip pada busur lingkaran besar dari luar ke pusat jaring.

3. Kembali ke titik utama (N) → maka tergambar orientasi bidang strike/dip

Page 10: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

B. Arah penunjaman perpotongan dua bidang

1. Arah perpotongan diperoleh dengan menarik garis dari pusat jaring ke perpotongan dua bidang

2. Putar titik perpotongan sampai berhimpit di sumbu W – E → ukur sudutnya dari luar lingkaran ( nilainya berupa sudut penunjaman perpotongan dua bidang)

Page 11: PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN METODE GRAFIS

C. Sudut perpotongan dua bidang1. Hasil dari langkah A2. Putar kedua kutub hingga berhimpit pada

satu busur lingkaran besar → nilainya merupakan sudut perpotongan kedua bidang

D. Penggambaran sudut geser dalam Digambar berupa sebuah lingkaran pada

Schmidt-Net dengan pusat berhimpit dengan pusat jaring →sudut digambar dari luar jaring ke arah pusat jaring.