proyeksi

25
PERSEPSI KOGNITIF MURNI SERTA BEBERAPA ASPEK YANG BERHUBUNGAN DENGAN STIMULUS– RESPON Persepsi kognitif murni (pure perception) mirip dengan appersepsi,yaitu suatu proses yang sebetulnya berlawanan dengan appersepsi distorsi, contoh hasil karya seni seniman yang berbeda antara yang satu dengan yang lain,walaupun themanya sama. Contoh : Hutan =pohon hijau Hutan =pohon kuning Persepsi kognitif = Tingkah laku yang umumnya rasional atau bias disebut tingkah laku adaptif EKPERIMEN BELLAK Bellak menemukan bahwa subyek lebih sering menunjukkan sifat agresif terhadap obyek yang mengandung unsur agresi,walaupun dalam keadaan biasa menurut individu benda tersebut terlihat biasa Contoh: belati / cerita agresi(kegunaan belati) Apperseptive psycology individu dalam memberikan respon berdasarkan keadaan obyektif tersebut. Oleh Allport disebut adaptive behavior

description

proyeksi

Transcript of proyeksi

Page 1: proyeksi

PERSEPSI KOGNITIF MURNI SERTA BEBERAPA

ASPEK YANG BERHUBUNGAN DENGAN

STIMULUS–RESPON

Persepsi kognitif murni (pure perception) mirip dengan appersepsi,yaitu suatu

proses yang sebetulnya berlawanan dengan appersepsi distorsi, contoh hasil karya

seni seniman yang berbeda antara yang satu dengan yang lain,walaupun themanya

sama.

Contoh : Hutan =pohon hijau

Hutan =pohon kuning

Persepsi kognitif = Tingkah laku yang umumnya rasional atau bias disebut

tingkah laku adaptif

EKPERIMEN BELLAK

Bellak menemukan bahwa subyek lebih sering menunjukkan sifat agresif

terhadap obyek yang mengandung unsur agresi,walaupun dalam keadaan biasa

menurut individu benda tersebut terlihat biasa

Contoh: belati / cerita agresi(kegunaan belati)

Apperseptive psycology individu dalam memberikan respon berdasarkan

keadaan obyektif tersebut. Oleh Allport disebut adaptive behavior

PRINSIP-PRINSIP ADAPTIVE BEHAVIOR

1. Adaptive behavior berbanding terbalik dengan kejelasan stimulus,semakin

jelas stimulus semakin kecil variasi adaptive behavior

Contoh: tes TAT variasi respon< respon tes RO

Page 2: proyeksi

Tes Proyektif umumnya unstructured,dengan tujuan agar menghasilkan

sebanyak mungkin respon apersepsi distorsi

2. Adaptive behavior sangat di tentukan oleh pola

Contoh:

a. Itu gambar apa ? dari pada

b. Ceritakan gambar ini

Dengan contoh yang di atas sudah terlihat pola (b) lebih banyak variasi

daripada pola (a),pola (b) melihat dari sisi subyektif,sedangkan pola (a)

melkihat dari sisi obyektif

3. Yang mempengaruhi adaptive behavior adalah kondisi fisik psikis individu,

individu yang dalam keadaan normal lebih sedikit variasi adaptive

behaviornya daripada yang tidak normal.

Contoh:Orang yang lapar respon nya akan terarah ke makanan,beda dengan

yang tidak lapar

Perbedaan ini disebut oleh Allport “Expresive behavior”

Dapat disimpulkan bahwa Adaptive behavior dan juga Apperception

merupakan tingkah laku yang di tekankan pada apa yang dilakukan (obyektif)

Expresive behavior merupakan tingkah laku yang di titik beratkan pada

perbuatan sebagai reaksi stimulus yang di hadapi.

Page 3: proyeksi

USAHA UNTUK MENYATUKAN KONSEP-KONSEP

APPERSEPSI DISTORSI DENGAN KONSEP DASAR

PSIKOANALISA

Apperceptive psychology dan instrumennya merupakan turunan dari

konsep psikoanalisa dan psikologi klinis.tetapi proses penyatutan dua konsep

tersebut sering dijumpai ketidak sepakatan pendapat antara dua kelompok,

Contoh missal dalam teori Gestalt ,khususnya membicarakan learning dan

persepsi , sering dijumpai kurangnya integrasi metode pendekatan dari kelompok

psikoanalisa dan kelompok non psikoanalisa

Konsep psikoanalisa

Banyak berkaitan dengan teori belajar

Banyak berkaitan dengan sejarah kehidupan ,terutama masa lalu

Adanya hukum- hukum terjadinya interaktif antara persepsi

2. Fenomena dalam Massa

Dalam Massa dapat terjadi apperseptive distortion, dimana individu yang

menjadi anggota massa akan memproyerksikan massa sebagai faktor yang

melemahkan ego atau super ego,dimana individu mengikuti dinamika massa

3. Proses transference

Transference merupakan hubungan antara klien dengan analisnya,disini di

tekankan kepada analist agar tidak terlalu memberikan celaan dan pujian.Dalam

proses transference klien mentransfer sentimennya yang terbentuk dari masa lalu

kepada analist.klien sebenarnya mengharapkan celaan ,pujian dan hukaman untuk

mengurangi kecemasan yang dirasakan,tetapi celaan dan pujian dapat memicu

apperseptive distortion,yang mana banyak hal yang terjadi klient mempunyai

Page 4: proyeksi

perasaan terhadap analist,karena klient memandang analist dengan parental

images yang di dapat waktu masa kecil.

4. Pada Penderita Psikosis

Psikosis adalah orang yang mengalami keadaan dimana jiwanya

tergoncang,mengalami halusinasi,emosi tidak stabil mudah berbuat hal-hal yang

bersifat appersepsi distorsi. Dimana hal ini di pengaruhi pengalaman masa lalu

yang ditekan ke daerah ketidak sadaran,sehingga control ego yang lemah dan

mengganggu aktivitas individu

5. Proses Dalam Terapi

Menurut psikoanalisa ada 4 tahap:

a. Komunikasi

Dengan cara ini therapist berusaha menemukan element-element

terkecil(denominator)yang menyebabkan timbulnya tingkah laku yang

disebut COMMON DENOMINATION.

b. Interpretasi

Setelah menemukan denominator pada pasien maka di dapatkan pola-

pola tingkah laku yang salah,kemudian terapis berusaha memperlihatkan

kepada pasien tingkah laku yang salah agar pasien menyadari dan

menguranginya,ada 3 tahap dalam interpretasi yaitu:

1. Horisontal study

Mencari common denomination dari tingkah laku yang berhungan

dengan interpersonalnya

2. Vertical study

Studi ini menitik beratkan pada pengalaman masa lalu

3. Relationship to the Therapist

Page 5: proyeksi

Dalam usaha melacak kehidupan pasien sangat besar bantuan

hubungan pasien dengan terapis,sehingga diperlukan analisa terhadap

situasi transference

c. Insight

Insight merupakan keadaan dimana si pasien menyadari akan dirinya

sakit,proses insight dapat di analisis dari 2 segi yaitu;

1. Intellectual insight

Disini pasien memperlihatkan proses berfikir sehingga dapat

mempelajari dan bertingkah laku yang lebih baik.

2. Emotional Insight

Pasien mampu memperlihatkan perasaan sebagai kelanjutan dari

Intelektual insight

d. Working Through

Merupakan realisasi dari Insight,dimana klien di minta untuk

menguasai konflik-konflik yang membawa dia kepada terapis

Realisasi Working Through tidak lepas dari:

1. Kognisi (secara intelektual)

Secara intelektual klien memahami danmengaplikasikan apa yang

sudah di pelajari dari terapis,sehingga dia dapatmenyesuaikan dirinya

dengan beberapa kondisi

2. Emosi (secara therapeutic)

Tingkah laku emosional dalam bentuk transferan oleh klien supaya di

terapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Konasi ( secara behavioral)

Dengan mental set yang baru ,klien menghadapi berbagai masalah

dengan cara dianalisa seksamadan diselesaikan dengan adjustment

yang kontan dan readjustment antara mental set dan realita

Page 6: proyeksi

PENDEKATAN TERHADAP KEMUNGKINAN

PROYEKTIF

Psikologi Proyektif merupakan protes terhadap aliran bersifat struktualism dan

kurang mengenal kehidupan psikis terlalu mendalam , dalam perkembangannya

psikologi proyektifd ad 2 tipe pendekatan yaitu:

1. Behavioral Approach Mementingkan yang tampak dari luar dan melupakan peranan

ketidaksadaran yang berperan menentukan struktur pribadi individu

Hanya mendasarkan pada tingkah laku dan sifat hubungannya,yang

bersifat konstan

Hanya berkembang pada pendekatan kuantitatif dan sifatnya obyektif

Memunculkan psikotest yang sifatnya kuantitatif dan bersifat eksak

Misal : Tes Intelegensi

2. Functional Approach Memandang tingkah laku manusia yang bersifat dinamis dan aktif,dengan

tujuan dapat menyesuaikan diri dengan sekitar

Lebih memperhatikan hal- hal internal yang tidak disadari justru

mempengaruhi bperbuatan yang sifatnya proyeksi

Berkembang ke pendekatan kuantitatif dan melahirkan instrument tes yang

bersifat subyektif dan proyektif

Catatan:Keduanya mempunyai peran yang penting dan saling mengisi

Page 7: proyeksi

SIFAT DAN KLASIFIKASI TEST PROYEKTIF

Sebenarnya setiap orang memproyeksikan bagian dari dirinya dalam tingkah

laku sehari-hari,melalui aktivitasnya dapat diketahui jiwa seseorang,

Setelah dilakukan eksperiman detemukan autistic perception yaitu proses

peningkatan efisiensi kognitif dalam ego dengan tujukan untuk meredakan depresi

yang dialaminya.

Prinsip dasar

Banyak bidang yang bisa digunakan dalam test proyektif, dengan sarat harus

memiliki priunsip dasar tes proyektif, ciri- cirinya:

1. Bersifat Unstruktur

Mempunyai efek subyektif dan memiliki alternatif pilihan yang banyak

2. Bersifat Ambiguous

Memungkinkan seseorang memproyeksikan need,emosi dan perasaan

tanpa disadari dan memberikan jawaban dangan interpretasinya sendiri

3. Bersifat Global Approach

Hal ini disebabkan karena obyek yang “relatif “ mengakibatkan terjadi

perbedaan kesimpulan

4. Bersifat “Berkesimpulan Luas”

Mengakibatkan validitas dan rellabilitas tes proyektif jauh lebih sulit. Oleh

karena itu dituntut betul – betul menguasiai teorinya

Sifat- sifat lain Test Proyektif

Ciri –ciri test proyektif hanya dimiliki test TAT,yaitu :

1. Poly valensi

Test tersebut dapat disajikan dalam berbagai situasi, missal :figur/ manusia

kabur –latar belakang jelas atau sebaliknya

Page 8: proyeksi

2. Poly Semi

Klien harus dapat memberikan kepastian atau kejelasan pada

gambar yang kabur

3. Mono semi

Kalau kedua gambarnya sama jelasnya ,maka kemungkinan

respon testee relative sama

4. A- semi

Apabila kedua gambarnya kabur ,maka akan mengakibatkan

timbulnya variasi jawaban yang banyak dan ini adalah sifat yang

baik karena dapat mengungkap lebih dalam aspek- aspek

ketidaksadaran dalam diri individu

Klasifikasi Test Proyektif

Ada 2 macam metode yaitu :

L.K.FRANK: menganalisa sifat respon yang diberikan subyek

ZUBIN : melakukan klasifikasi dengan asumsi dasar sifat

materi test

Klasifikasi Frank ada 5 yaitu:

Teknik Konstitutif : testee dihadapkan pada situasi materi yang belum

berstruktur dan diharapkaan subyek mengaturnya menjadi berstruktur

missal :tes wartegg,DCT,Tes Ro

Teknik Konstruktif : Subyek diminta membuat sesuatu dari materi

yang relative belum terbentuk,missal : Mozaic tes,Block design,

Human figure drawing.

Teknik Interpretatif : subyek dihadapkan pada materi , kemudian

menginterpretasikan stimulus dengan alasan masing –masing.

MISAL : TAT, CAT, Word Associate, SSCT

Teknbik Katartif : Subyek diharapkan memberikan reaksi,.Dari reaksi

ini diharapkan segala hambatan psikis yanga ada pada individu bias di

ekspresikan sehingga timbul efek-efek seperti (kelegaan,ketenangan ,

dan lain-lain)MISAL: play technique, psikodrama , role playing

Page 9: proyeksi

Teknik Refraktif : Subyek dihadapkan pada materi,dan diharapkan

dapat meng ekspresikan kebutuhan,perasaan, dan sentiment melalui

tingkah laku, oleh Allport disebut metode ekspresif. Misal: graphology

test,Bender Gestalt, Baum Test

Dari ke 5 macam klasifikasi di atas ada overlap diantara satu sma

lainnya,yang jelas dalam teknik-teknik ini mendasarkan pada visual dalam

sifat- sifatnya dan ini sesuai dengan syarat- syarat tes proyektif

Klasifikasi WUND lebih sederhana ada 2 yaitu :

Impressi: subyek menjelaskan pengalaman yang

berkesan.Misal :EPPS(buat jawaban ya atau tidak)

Expressi: proses dan penyesuaian individu terhadap lingkungan

Teknik ini didapatkan Wund terhadap feeling, emotion dan

adjustment,sedangkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Lindzey lebih

menekankan pada jawaban ada 5 macam yaitu:

Teknik assosiasi :subyek dihadapkan pada materi dan diminta

merespon stimulusnya yang pertama kali muncul dalam pikiran missal:

tes Ro ,SSCT

Teknik Konstruksi : subyek menyusun cerita bergambar,sehingga

gambar menghasilkan cerita,disini subyek dituntut kreatifitasnya,

missal: TAT,CAT,TAT model M Clelland,MAPS

Teknik Completion:subyek diberikan materi yang tidak berstruktur dan

diminta untuk melengkapi materi(kalimat atau cerita) yang belum

lengka.penyekoran relatif lebih sederhana,missal SSCT,Wartegg

Teknik Choise or Ordering : Subyek disodorkan materi dan disuruh

memilih beberapa alternatif yang sudah disediakan. Misal: study of

values(Allport, Vermon, Lyndzey dengan dasar teori dari E.Spanger)

tes ini ada 2 yaitu:

1. Masalah umpan jawaban(a,b,c,d)

Tugas subyek:mengurut jawaban. Misal : no. 1-a,2-b,3-c dst

Page 10: proyeksi

2. Ingin mengukur tingkat need berprestasi seseorang. Bentuknya

seperangkat gambar dan subyek diminta mengurutkan

Teknik Expressive : Subyek diberi materi kasar dan diminta

membentuk materinya, yang diutamakan cara mengerjakan,bukan

hasilnya,karena disini subyek diharapkan ekpresi need , emosi , motif.

Misal : role playing, menggambar, bermain

Page 11: proyeksi

BEBERAPA PANDANGAN TENTANG PROYEKSI

Pandangan Tentang Proyeksi

Ada 3 macam pandangan tentang proyeksi:

1. Proyeksi = pengamatan normal yang berwujud perpindahan penghayatan dari

individu ke dunia luar/ orang lain dan saling mempengaruhi hasil pengamatan

individu dengan kenyataan obyektif yang ada di dunia luar

2. Proyeksi = gejala yang mengarah pada halusinasi,sesuatu yang ada pada

individu diproyeksikan dalam bentuk sesuatu

3. Proyeksi = gejala yang mengarah pada ilusi, dua pengamatan individu

diorganisir berdasarkan prinsip afeksi, sehingga ada pengaruh emosi, missal

adanya harapan kuat individu yang mempengaruhi pengamatan

Corak –corak proyeksi meliputi:

a. Dimana individu dilibatkan pada orang lain dan tidak mengikutsertakan orang

tersebut dalam diri sendiri

b. Proyeksi yang bersifat timbal balik antara individu dengan orang lain atau

dunia luar yang di proyeksikan. Misal :orang yang berbuat salah , kemudian

melihat orang lain yang dapat dikenai kesalahan itu dan menganggap orang

lain tersebut yang menyalahkan dirinya

c. Proyeksi diarahkan secara afeksi kepada orang lain dan dirinya sendiri. Missal

:A simpati pada B

B menganggap A mencintainya

Terjadinya Proyeksi

1. PENOLAKAN: orang yang ingin meringankan beban tetapi memanifestasikan

dengan penolakan keinginan yang sudah ada. Misal : Seseorang yang ingin

menjadi dosen tetapi tidak diterima” saya memang tidak ingin jadi dosen

kok,maka tidak serius waktu tes”

Page 12: proyeksi

2. Suatu usaha pendekatan pada diri seseorang: pendekatan subyek dengan

subyek yang lain yang sebelumnya ada pemutusan hubungan. Misal: Orang

yang putus dan ingin kembali menjalin asmara dengan kekasihnya lagi

3. Merupakan bentuk hubungan antara subyek dengan obyek: suatu kesatuan

yang terjadi bukan karena komunikasi, tetapi didasari emosi. Misal: seseorang

yang ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain.

Page 13: proyeksi

TEKNIK PROYEKTIF

Teknik proyektif merupakan cara pengungkapan motif, nilai, keadaan emosi,

need yang sukar diungkapkan dalam keadaan wajar,dengan cara subyek diberikan

gambar yang ambiguous,kemudian subyek memberikan respon pada stimulus,dan

tanpa disadari dalam respon tersebut subyek memproyeksikan dorongan yang ada

pada dirinya melalui koreksidangan tuntunan yang bersifat eksternal.Menurut

Murray reaksi individu terhadap stimulus ambiguous tersebut merupakan

kerjasama antara need dan press yang disebut thema

Ada 2 macam teknik/ metode proyektif, yaitu:

1. Teknik Verbal: materi dan komunikasi antara tester dan testee atau

respon subyek berwujud verbal( lisan atau tulisan)

2. Teknik Non Verbal: materi bukan dalam bentuk bahasa, bahasa hanya

berperan sebagai media komunikasi antara tester dan testee

Dalam teknik proyeksi verbal dan noverbal, keduanya banyak membutuhkan

respon verbal. Tetapi dalam teknik non verbal yang banyak ditekankan adalah

performance atau ekspresi. Sebaliknya dalam teknik verbal, stimulus yang

diberikan juga berbentuk verbal. Jawaban yang diharapkan dari subyek juga

menitikberatkan pada sejauh mana kemampuan subyek dalam menggunakan

bahasa.

Teknik Verbal

Bentuk jawaban teknik verbal ada dua macam. Bentuk oral (wawancara) dan

bentuk tulisan yaitu dengan meneruskan essay. Kelemahan yang dimiliki teknik

ini adalah teknik ini hanya bias digunakan kepada mereka yang mempunyai

kemampuan verbal. Orang bisu , buta huruf, atau mereka yang berpendidikan

rendah.

Page 14: proyeksi

Sejarah Timbulnya tes verbal

Metode asosiasi bebas, teknik verbal belum berupa tulisan. Selanjutnya Galton

(1829) menggunakan 75 kata yang masing-masing tertulis dalam sebuah karton,

dan testee diharapkan langsung merespon dengan sebanyak-banyaknya kata.

Kemudian Wund mengadakan perbaikan yaitu subyek hanya diperbolehkan

menjawab satu respon saja.

Kemudian muncul Cattle dan Jung yang muncul dengan alat tesnya.

Rappaport menggunakan 60 kata yang didasarkan pada psikoanalisa. Kent dan

Roranoff mengembangkan tes asosiasi kata-kata.

Macam-macam Tes Verbal

1. SSCT

Pengembangan dari teknik kata-kata

Dibuat oleh Joseph Sacks & Sidney Levy di New York

Sifat: sederhana, fleksibel, interpretasinya mudah dan dapat dipakai pada

ranah pendidikan dan klinis.

Bentuk: terdiri dari 60 kalimat. Sifat anstruktur pada kalimat yang belum

selesai harus subyek selesaikan.

Instruksi: selesaikan kalimat-kalimat ini secepat mungkin yaitu setelah

anda selesai membaca kalimat-kalimat yang telah disediakan. Jangan

berhenti terlalu lama untuk melanjutkan kalimat tersebut. Dalam

menyelesaikan kalimat tersebut, dengan apa yang pertama kali muncul

dari pikiran anda.

Tujuan tes: mengungkap kemungkinan kegagalan individu dalam

menyesuaikan diri

Karena melum ada standarisasi, maka SSCT perlu rater pembanding dan

alat tes pembanding guna memperkuat hasil yang telah didapat. Alat ini juga

dapat mengetahui tingkah laku apakah respensif atau tidak terhadap

lingkungan.

Page 15: proyeksi

2. EPPS

Tujuan tes: mengungkap needs manusia

Power tes yang menekankan penyelesaian tugas tanpa membatasi

waktu

Bias dilakukan secara individual maupun klasikal

Ditunjukkan untuk ilmu pengetahuan, penelitian personal variable dan

kemudian digunakan untuk konseling

Orientasi: orang-orang normal

Untuk mengungkap 15 Needs

Penyusunannya berdasarkan tes yang dibuat Murray yang mengungkap

20 Needs

Terdiri dari pandangan-pandangan pernyataan. Ada 15 pasangan

pernyataan yang sama dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak

menyolok. Ini berguna untuk mengetahui kesungguhan dalam

mengerjakan tes.

Syarat untuk bias diskor: minimal 9 pasang sama. Jika kurang dari itu,

maka tes harus diulang.

Kelemahan:

o Kecenderungan testee menjawap atas social desirability

o Sifat dualism. Dimana dalam skoring dibutuhkan table persentil

yang berdasarkan rata-rata populasi, tapi hasil yang didapat

tidak bias dibandingkan dengan orang lain.

o Disebut juga Forced choice. Karena subyek dipaksa hanya

memilih jawaban yang ada saja.

o Hasil akhir ditentukan oleh profil kebutuhan

o Bersifat IPSATIVE yaitu need seseorang tidak bias

dibandingkan dengan needs orang lain

3. MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

Sering digunakan untuk kepentingan klinis

Digunakan oleh individu usia 16 – 55 tahun

Terdiri dari 556 item

Page 16: proyeksi

Subyek diminta mengelompikkan item dalam golongan benar atau

salah

Pencipta: Hath Ways dan Mc Kinley

Tes verbal lainnya seperti Kuder, SOV

Teknik Non Verbal

Asumsi diciptakannya tes non verbal ini adalah bahwa individu memerlukan

kebebasan untuk mengekspresikan diri. Biasanya berupa rangsang berbentuk

gambar yang sangat ambigu. Individu akan mencoba menerapkan persepsinya

yang yang sudah dipengaruhi oleh berbagai pengalaman dai masa lampau. Contoh

tes non verbal seperti TAT, CAY, Draw a Man, dan Wartegg.

Tes proyektif yang bersifat non verbal lainnya adalah seperti:

1. CATH (Chlid Apperception Test Human)

2. CATS (Child Apperception Test Supplement)

3. SAT (Senior Apperception Technique)

4. GPPT (Group Personality Projective Test)

5. Szondy Test

Tes proyektif yang berupa goresan tangan adalah;

1. Tes Grafis

2. Tes Wartegg

3. Goodenough-Harris Drawing Test

4. VMI

5. Bender Gestalt

Tes proyektif yang berupa bercak adalah:

1. Tes Rorschach

2. HIT (Holtzman Inkblot Technique)

PENGGUNAAN TES PROYEKTIF

Page 17: proyeksi

Dalam Bidang klinisDalam bidang klinis, tes proyektif sering digunakan sebagai alat untuk

penelitian kepribadian, diagnosis, dan psikoterapi. Dengan demikian

memungkinkan untuk dilakukannya revisi terhadap alat tersebut.

Tes proyektif yang digunakan biasanya sudah familiar atau sudah dipahami

dengan baik kegunaanya.

Dalam Bidang Non KlinisSelain digunakan dalam bidang klinis, tes ini juga digunakan dalam bidang

non klinis. Misalnya dalam bidang industry organisasi, pendidikan, social, serta

dalam bidang penelitian tindakan.tes dalam teknik proyektif memiliki keunggulan

dapat memunculkan respon spontan. Karena pada umumnya tes proyektif dibuat

sedemikian rupa sehingga bersifat ambiguous. Stimulus yang demikian akanm

erangsang subyek untuk memberikan respon yang sesuai dengan apa yang

dirasakannya tanpa merasa terpaksa atau khawatir terhadap akibat dari respon

yang diberikan.