Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina...

87
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – 2010 Kantor Bank Indonesia Manado

Transcript of Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina...

Page 1: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

0

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – 2010 Kantor Bank Indonesia Manado

Page 2: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

1

Kata Pengantar

Sesuai Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dijelaskan bahwa tujuan

Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Guna mencapai

tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas yaitu menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan itu dan diperkuat oleh momentum

otonomi daerah, setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI

Manado dituntut berperan sebagai ”economic intelligent and research unit” yang

diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat,

menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam

perumusan dan penetapan kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi

ekonomi dan keuangan daerah tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional

(KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro

ekonomi regional, tingkat harga, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, tingkat

kesejahteraan dan kemiskinan serta prospeknya ekonomi di triwulan mendatang.

Di samping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Bank Indonesia melalui

penyampaian informasi mengenai kondisi perekonomian dan keuangan kepada stakeholder

maka KBI perlu menyampaikan informasi dimaksud kepada stakeholder di daerah seperti

pemerintah daerah, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan lembaga lainnya di

daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas

dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Manado, 31 Maret 2010

BANK INDONESIA MANADO

Ramlan Ginting

Pemimpin

Page 3: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

2

Daftar Isi

RINGKASAN EKSEKUTIF halaman 5

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL halaman 13

Sisi Permintaan halaman 14

Sisi Penawaran halaman 23

Boks 1. Kondisi Sektor Industri Pengolahan di Triwulan I-2010 dan Prospeknya Dalam

Menghadapi Perdagangan Bebas ASEAN Cina (ASEAN China Free Trade Area)

halaman 32

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 38

Inflasi Tahunan (yoy) halaman 38

Inflasi Triwulanan (qtq)

Inflasi Bulanan (mtm)

halaman 39

halaman 40

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 43

Fungsi Intermediasi halaman 44

Risiko Kredit halaman 53

Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat halaman 55

Boks 2. Pengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan

Daerah

Halaman 57

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59

Dana Perimbangan halaman 59

Perkembangan APBD Provinsi halaman 61

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 65

Perkembangan Aliran Uang Kartal halaman 65

Penemuan Uang Palsu halaman 68

Perkembangan Kliring Lokal (Tunai) halaman 69

RTGS (Real Time Gross Settlement) halaman 69

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

halaman 71

Pengangguran halaman 71

Kemiskinan halaman 75

Rasio Gini halaman 77

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) halaman 78

Page 4: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

3

PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI halaman 80

Prospek Pertumbuhan Ekonomi halaman 80

Prakiraan Inflasi halaman 82

Prospek Perbankan Halaman 83

Daftar Istilah dan Singkatan halaman 85

Page 5: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

4

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Kantor Bank Indonesia Manado Jl. 17 Agustus No. 56 Ph. 0431-868102, 868103, 868108 Fax. 0431 - 866933 Email : [email protected] [email protected]

Page 6: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

5

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makro Ekonomi Regional

Secara umum, perekonomian nasional pada triwulan I-2010 terus

menunjukan perkembangan yang semakin baik. Perbaikan tersebut

ditopang oleh meningkatnya optimisme terhadap pertumbuhan

ekonomi domestik dan global, serta terjaganya kestabilan

makroekonomi domestik. Sejalan dengan hal tersebut, kinerja

pasar keuangan global terus membaik, dampak krisis utang Dubai

World dan krisis fiskal Yunani berlangsung singkat dan

rambatannya bersifat minimal terhadap pasar keuangan dunia. Di

sisi domestik, kinerja ekspor diperkirakan mengalami peningkatan

seiring dengan perbaikan ekonomi global dan membaiknya harga

komoditas internasional. Konsumsi rumah tangga masih tumbuh

pada level tinggi, didorong oleh stabilnya daya beli masyarakat

serta ekspektasi konsumen yang masih terjaga. Sejalan dengan hal

tersebut, investasi diperkirakan juga akan membaik didukung oleh

peningkatan investasi swasta dan upaya pemerintah untuk

mendorong proyek infrastruktur dalam bidang energi, transportasi

dan telekomunikasi. Dengan semakin membaiknya kondisi

tersebut, ekonomi domestik secara tahunan di triwulan I-2010

diperkirakan tumbuh 5,7%.

Berbagai indikator ekonomi Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan

I-2010 tak terlepas dari perkembangan kondisi makro ekonomi

Indonesia yang menunjukan perkembangan positif. Optimisme

masyarakat terhadap pemulihan ekonomi nasional dan regional

menunjukan peningkatan tercermin dari indeks keyakinan

konsumen (IKK) dari hasil Survey Ekspektasi Konsumen (SEK) Kota

Manado. Peningkatan rasa optimisme ini didorong oleh adanya

kenaikan UMP dan aktivitas persiapan pilkada yang pada tahap

berikutnya akan mendorong peningkatan kegiatan konsumsi.

Tanda-tanda pemulihan ekspor dan meningkatnya kegiatan

Secara umum, perekonomian nasional pada triwulan I-2010 terus mnenunjukan perkembangan yang semakin baik.

Berbagai indikator ekonomi Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan I-2010 tak terlepas dari perkembangan kondisi makro ekonomi Indonesia...

Page 7: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

6

konsumsi masyarakat mendorong pelaku usaha untuk

menanamkan investasinya di Sulawesi Utara. Mengacu data baik

primer maupun sekunder serta merujuk hasil survei yang dilakukan

oleh Kantor Bank Indonesia Manado, maka laju pertumbuhan

ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan I-2010 diperkirakan berada

pada level 6,7% (yoy) masih lebih tinggi dibandingkan perkiraan

laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan sektor ekonominya, pertumbuhan ekonomi pada

triwulan I-2010 disumbangkan secara merata oleh seluruh sektor

yang ada. Kinerja sektor pertanian dan industri pengolahan

diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan periode

yang sama tahun lalu. Peningkatan ini salah satunya didorong oleh

pemberlakuan ASEAN China Free Trade Area (ACFTA) yang

memberikan peluang bagi komoditi unggulan di Sulut khususnya

ikan olahan dan produk kelapa dan turunannya untuk memperluas

pasarannya ke negara China dan ASEAN. Sementara itu, kinerja

sektor perdagangan, hotel dan restaurant (PHR), sektor bangunan

dan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan I-2009

diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan. Hal ini antara

lain disebabkan oleh ketiadaan even berskala besar dibandingkan

periode yang sama tahun lalu sehingga aktivitas pembangunan

infrastruktur, sarana/prasarana lainnya menunjukan tren

perlambatan, yang pada tahap selanjutnya akan berdampak

terhadap perlambatan kegiatan perdagangan dan kunjungan

wisatawan.

Perkembangan Inflasi Daerah

Laju inflasi tahunan Kota Manado pada triwulan I – 2010

cenderung menurun bila dibandingkan periode sebelumnya. Inflasi

Kota Manado pada triwulan I – 2010 tercatat sebesar 1,84% (yoy)

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya dan periode yang

sama tahun lalu yang tercatat 8,85% (yoy). Penurunan laju inflasi

tahunan Sulawesi Utara selama triwulan I – 2010 disebabkan baik

Berdasarkan sektor ekonominya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2010 disumbangkan oleh seluruh sektor...

Laju inflasi tahunan Kota Manado pada triwulan I-2010 cenderung menurun...

Page 8: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

7

oleh faktor fundamental maupun non fundamental. Faktor

fundamental diantaranya adalah apresiasi rupiah terhadap dollar

AS seiring dengan semakin derasnya aliran modal dari luar negeri

masuk ke Indonesia, kembali stabilnya harga beras setelah

dipenghujung Tahun 2009 lalu sempat meningkat seiring dengan

tingginya kebutuhan menjelang dan pada saat perayaan

keagamaan dan Tahun Baru 2010 serta kembali normalnya pola

permintaan masyarakat selama triwulan I - 2010. Sedangkan faktor

non fundamental yang menyebabkan melemahnya tekanan inflasi

adalah tidak adanya kebijakan pemerintah terkait harga yang

signifikan mempengaruhi laju inflasi barang dan jasa secara umum.

Berdasarkan kelompoknya, penurunan inflasi selama Triwulan I –

2010 terutama disumbangkan oleh kelompok bahan makanan

yang mengalami deflasi -2,19% (yoy). Sedangkan kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mencatat inflasi

tertinggi selama triwulan laporan yang mencapai 8,13% (yoy) yang

disusul oleh kelompok kesehatan sebesar 4,98% (yoy). Inflasi

terendah dicatat oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar yang tercatat sebesar 1,45% (yoy).

Perkembangan Perbankan Daerah

Secara umum perkembangan berbagai indikator perbankan di

Sulawesi Utara pada triwulan I-2010 menunjukan perkembangan

yang cukup baik. Laju pertumbuhan dari total aset, dana pihak

ketifa (DPK) dan kredit tercatat mengalami pertumbuhan yang

positif, walaupun lebih rendah dibandingkan periode yang sama

tahun lalu. Sementara itu, fungsi intermediasi perbankan

memperlihatkan tren peningkatan sejak awal triwulan II-2009

sampai dengan triwulan laporan, yang tercermin dari

meningkatnya prosentase Loan To Deposit Ratio (LDR) yang

mencapai 106,12% di triwulan I-2010. Sejalan dengan hal

tersebut, kualitas kredit yang disalurkan perbankan semakin

membaik, yang ditunjukan oleh turunnya rasio kredit bermasalah

(Non Performing Loan) dari 3,86% pada Triwulan I-2009 menjadi

Secara umum perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan I-2010 menunjukkan perkembangan yang cukup baik.

Berdasarkan kelompoknya, pernurunan inflasi selama triwulan I-2010 terutama disumbangkan oleh kelompok bahan makanan...

Page 9: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

8

3,57% pada triwulan I-2010. Sementara itu, kredit UMKM juga

terus menunjukan perkembangan yang cukup signifikan, ditandai

dengan meningkatnya pangsa kredit UMKM terhadap total kredit

yang mencapai 80,83%, disertai oleh membaiknya kualitas kredit

UMKM yang pada triwulan laporan tercatat sebesar 3,49%.

Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Sulawesi Utara

selama triwulan I-2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan

periode yang sama tahun lalu, tercermin dari naiknya total aset,

DPK, dan jumlah kredit yang berhasil disalurkan. Peningkatan

beberapa indikator ini juga dibarengi dengan membaiknya rasio

Loan To Deposit Ratio (LDR). Namun demikian, kenaikan rasio LDR

ini tidak diiringi dengan perbaikan pada kualitas kreditnya, hal ini

tercermin dari kenaikan rasio Non Performing Loan (NPL) BPR.

Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)

Alokasi transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ke Provinsi/Kab/Kota

di wilayah Sulawesi Utara pada Tahun 2010 diperkirakan mencapai

Rp5,68 Triliun atau naik 0,12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan komponen penyusunnya, kenaikan transfer dana dari

pemerintah pusat terutama berasal dari Dana Perimbangan (Dana

Alokasi Umum) yang naik 9,17% (yoy) mencapai jumlah Rp4,43

Triliun. Sementara itu Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus

justru mengalami penurunan sebesar 43,88% dibandingkan tahun

sebelumnya.

Kinerja keuangan pemerintah provinsi pada triwulan I-2010 relatif

lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sampai dengan 31 Maret 2010, realisasi belanja pemerintah

mencapai Rp137,24 miliar atau hanya sebesar 12,6% dari target

pengeluaran dalam APBD sebesar Rp1.094 miliar. Sementara itu,

realisasi pendapatan pemerintah pada triwulan laporan sebesar

Rp319 miliar atau baru mencapai 29,9% dari target pendapatan

Alokasi transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari APBN ke Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi Utara pada Tahun 2010 diperkirakan mencapai Rp5,68 Triliun...

Kinerja keuangan pemerintah provinsi pada triwulan I- 2010 relatif lebih rendah...

Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Sulawesi Utara selama triwulan I-2010 mengalami peningkatan...

Page 10: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

9

dalam APBD sebesar Rp1.066 miliar. Sedangkan untuk Tahun

2010, pembiayaan pemerintah Provinsi menunjukkan penurunan

dibandingkan tahun sebelumnya, atau hanya sebesar Rp27 miliar.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Aliran uang kartal di khasanah Kantor Bank Indonesia Manado

pada triwulan I-2010 berada pada kondisi net inflow. Artinya

jumlah aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia (inflow)

lebih besar dibandingkan dengan jumlah aliran uang kartal yang

keluar ke masyarakat (outflow) . Aliran uang masuk meningkat

0,62% (yoy) atau sebesar Rp3,8 miliar sedangkan aliran uang

keluar mengalami penurunan yang signifikan sebesar 95,80% (yoy)

atau sebesar Rp17,47 miliar.

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia

Manado pada triwulan laporan menunjukan penurunan dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya. Total uang palsu yang

ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada

triwulan I-2010 sebanyak 37 lembar yang terdiri dari 14 lembar

uang pecahan Rp100.000,-, 19 lembar uang pecahan Rp50.000, 1

lembar uang pecahan Rp10.000,- dan 3 lembar uang pecahan

Rp5.000,-. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan posisi yang sama

tahun sebelumnya sebesar 41 lembar. Penurunan temuan ini

mengindikasikan pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian

uang rupiah sudah cukup baik.

Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara selama triwulan I-

2010 mengalami peningkatan, jumlah warkat yang dikliringkan

sebanyak 75.799 lembar dengan nilai Rp1.658 miliar atau

meningkat jumlahnya sebesar 10,75% (yoy) dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya. Jika dilihat berdasarkan rata-rata

harian lembar warkat yang dikliringkan selama periode laporan

tercatat sebanyak 1.221 lembar dengan nilai sebesar Rp26,73

miliar atau tumbuh sebesar 5,24% (yoy). Peningkatan rata-rata

jumlah nominal kliring tersebut semakin menegaskan bahwa

Aliran uang kartal di khasanah Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan I-2010 berada pada kondisi net inflow.

Penemuan uang palsu di wilayah kerja KBI Manado pada triwulan laporan menunjukan penurunan...

Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara selama triwulan I-2010 tercatat mengalami peningkatan...

Page 11: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

10

perekonomian Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang

positif.

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan

Kesejahteraan Masyarakat

Kinerja yang cukup baik dari berbagai indikator makro ekonomi

regional, perbankan, sistem pembayaran dan fiskal, berimplikasi

pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat dalam bentuk

penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan di Sulawesi

Utara. Tingkat pengangguran di Sulawesi Utara pada Agustus

2009 mengalami perbaikan tercermin dari rasio TPT (Tingkat

Pengangguran Terbuka) sebesar 10,56% atau turun tipis (0,09%)

dibandingkan dengan periode Agustus 2008 lalu sebesar 10,65%.

Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, pertanian masih menjadi

sektor lapangan pekerjaan utama, walaupun telah terjadi

pergeseran ke sektor lainnya, terutama sektor perdagangan dan

sektor jasa. Berdasarkan persebarannya, Manado masih menjadi

daerah dengan jumlah angkatan kerja terbesar dan angka

pengangguran tertinggi.

Seiring dengan itu, tingkat kesejahteraan masyarakat Sulawesi

Utara di tahun 2009 menunjukkan perbaikan, salah satunya

tercermin dari penurunan jumlah penduduk miskin. Pada Maret

2009 jumlah penduduk miskin di Sulawesi Utara tercatat sebesar

219,57 ribu (9,79%), sedikit lebih rendah dibandingkan jumlah

penduduk miskin pada Maret 2008 yang berjumlah 223,5 ribu

(10,10%). Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin

selama periode Maret 2008 - Maret 2009 antara lain disebabkan

oleh perkembangan pesat pertumbuhan ekonomi selama periode

tersebut yang mendorong bertambahnya luasnya kesempatan kerja

akibat banyak berdirinya hotel, restoran, ataupun perusahaan-

perusahaan baru lainnya.

Kinerja yang cukup baik dari berbagai indikator makro ekonomi regional, perbankan, sistem pembayaran dan fiskal berimplikasi pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat...

Seiring dengan itu, tingkat kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara di tahun 2009 menunjukkan perbaikan...

Page 12: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

11

Outlook Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II – 2010 diperkirakan

akan mengalami pertumbuhan sebesar 7,4%±0,5%, lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya. Faktor pendorong

pertumbuhan diantaranya adalah penyelenggaraan Pemilihan

Kepala Daerah (Pilkada) di 7 kabupaten/kota dan provinsi yang

direncanakan akan dilaksanakan secara serentak paling akhir

triwulan II - 2010. Penyelenggaraan Pilkada diperkirakan tidak

hanya meningkatkan aktivitas konsumsi swasta namun juga

belanja pemerintah. Masa liburan sekolah di akhir triwulan II –

2010 diperkirakan juga akan mendorong peningkatan aktivitas

konsumsi khususnya konsumsi rumah tangga. Selain itu, mulai

direalisasikannya kenaikan gaji PNS, TNI dan Polri sebesar 5% pada

April 2010 juga diprediksi akan mendorong potensi pembelanjaan

masyarakat sehingga akan meningkatkan aktivitas ekonomi.

Kinerja perdagangan luar negeri diperkirakan juga akan mengalami

peningkatan. Sementara itu, implementasi ACFTA belum

berpengaruh terhadap menurunnya permintaan dunia terhadap

komoditas ekspor Sulawesi Utara. Hal ini diperkuat dengan hasil

Survei Liason yang menunjukan bahwa sebagain besar debitur

bank umum dan BPR di Sulawesi Utara belum merasakan pengaruh

ACFTA. Demikian pula halnya dengan beberapa perusahaan yang

bergerak di sektor pertanian dan perikanan yang tetap optimis

bahwa pemberlakuan ACFTA akan meningkatkan kinerja ekspor

perusahaan mereka

Beberapa sektor yang diperkirakan akan mengalami percepatan

pertumbuhan pada triwulan mendatang adalah sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor jasa-jasa dan sektor

bangunan. Perkiraan ini didukung antara lain oleh Hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengindikasikan bahwa

ekpektasi realisasi kegiatan usaha di triwulan II - 2010 diperkirakan

akan meningkat bila dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya.

Prospek perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 7,4%±0,5%...

Kinerja perdagangan luar negeri diperkirakan juga akan mengalami peningkatan.

Beberapa sektor yang diperkirakan akan mengalami percepatan pertumbuhan pada triwulan mendatang adalah sektor Perdagangan...

Page 13: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

12

Outlook Inflasi Regional

Tekanan inflasi Kota Manado selama triwulan II–2010 diperkirakan

akan cenderung meningkat seiring dengan dikeluarkannya

kebijakan pemerintah berupa kenaikan harga pupuk bersubsidi per

tanggal 9 April 2010 rata-rata sebesar ±35%. Kenaikan harga

pupuk bersubsidi ini berpotensi akan meningkatkan biaya produksi

produk pertanian yang pada tahap berikutnya akan mendorong

kenaikan harga jual. Faktor lain yang berpotensi memberikan

tekanan terhadap harga adalah meningkatnya aktivitas konsumsi

selama masa kampanye Pilkada Gubernur dan 7 walikota/bupati

baik berasal dari konsumsi rumah tangga, perusahaan maupun

belanja pemerintah.

Prospek Perbankan

Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara

pada triwulan II – 2010 diperkirakan masih cukup baik. Kebijakan

Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan suku bunga

acuannya (BI rate) sebesar 6,5% mendorong perbankan untuk

lebih ekspansif dalam melakukan pembiayaan yang didukung oleh

kecenderungan menurunnya suku bunga kredit. Sementara itu,

jumlah Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun pada triwulan

mendatang diperkirakan akan mengalami peningkatan. Hal ini

didorong oleh potensi meningkatnya tingkat pendapatan

masyarakat seiring dengan realisasi kenaikan gaji PNS, TNI/Polri

sebesar 5% pada April 2010, dimulainya panen raya cengkeh, dan

potensi membaiknya kinerja ekspor Sulawesi Utara.

Dari sisi penyaluran kredit, perbankan Sulawesi Utara optimis untuk

terus meningkatkan pertumbuhan hingga 25 – 30%, lebih tinggi

dibandingkan target penyaluran kredit secara nasional yang hanya

berada pada kisaran 17%. Menurut sektor ekonominya, sektor

PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran), sektor konstruksi, sektor

jasa dunia usaha dan konsumsi masih menjadi fokus utama dalam

portofolio kredit di Sulawesi Utara

Tekanan Inflasi Kota Manado selama triwulan II-2010 diperkirakan akan cenderung meningkat...

Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 diperkirakan masih cukup baik.

Dari sisi penyaluran kredit, perbankan Sulawesi Utara optimis untuk terus meningkatkan pertumbuhan hingga 25-30%..

Page 14: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

13

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Secara umum, perekonomian nasional pada triwulan I-2010 terus menunjukkan

perkembangan yang semakin baik. Perbaikan tersebut ditopang oleh meningkatnya

optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi domestik dan global, serta terjaganya

kestabilan makroekonomi domestik. Di tengah-tengah pemulihan pasca krisis global,

berbagai kinerja yang cukup positif tersebut tidak terlepas dari daya tahan permintaan

domestik yang kuat, sektor perbankan yang tetap sehat dan stabil, ekspektasi pemulihan

ekonomi global yang semakin optimis, serta respons kebijakan fiskal dan moneter yang

akomodatif dalam mendukung terjaganya perekonomian domestik. Sejalan dengan hal

tersebut, kinerja pasar keuangan global terus membaik. Meskipun sempat mengalami

tekanan akibat kembali menurunnya kepercayaan investor terkait krisis utang Dubai World

dan krisis fiskal Yunani, dampak kedua krisis tersebut berlangsung singkat dan rambatannya

bersifat minimal terhadap pasar keuangan dunia. Hal ini tercermin dari Indeks harga saham

yang mulai kembali menguat di pasar saham Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.

Di sisi domestik, perbaikan ekonomi global mendukung kinerja ekspor dan peningkatan

investasi. Kinerja ekspor diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan perbaikan

ekonomi global dan membaiknya harga komoditas internasional. Konsumsi rumah tangga

masih tumbuh pada level tinggi, didorong oleh stabilnya daya beli masyarakat serta

ekspektasi konsumen yang masih terjaga. Sejalan dengan peningkatan ekspor dan konsumsi

rumah tangga, investasi diperkirakan juga akan membaik didukung oleh peningkatan

investasi swasta dan upaya pemerintah untuk mendorong proyek infrastruktur dalam

bidang energi, transportasi dan telekomunikasi. Dengan semakin membaiknya kondisi

tersebut, ekonomi domestik secara tahunan di triwulan I-2010 diperkirakan tumbuh 5,7%.

Membaiknya berbagai indikator makro ekonomi nasional berdampak pula pada

perkembangan berbagai indikator makro ekonomi regional termasuk di Provinsi Sulawesi

Utara. Hal ini antara lain ditandai dengan pertumbuhan ekspor antar daerah yang lebih

tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan semakin minimalnya tingkat

ketergantungan terhadap daerah lain yang tercermin dari melambatnya permintaan impor

ke daerah lain. Seiring dengan itu, optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi

Page 15: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

14

nasional dan regional menunjukan peningkatan tercermin dari indeks keyakinan konsumen

(IKK) dari hasil Survey Ekspektasi Konsumen (SEK) Kota Manado. Peningkatan rasa

optimisme ini didorong oleh adanya kenaikan UMP dan aktivitas persiapan pilkada yang

pada tahap berikutnya akan mendorong peningkatan kegiatan konsumsi. Tanda-tanda

pemulihan ekspor dan meningkatnya kegiatan konsumsi masyarakat mendorong pelaku

usaha untuk menanamkan investasinya di Sulawesi Utara. Mengacu data baik primer

maupun sekunder serta merujuk hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia

Manado maka, laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan I-2010

diperkirakan berada pada level 6,7% (yoy) masih lebih tinggi dibandingkan perkiraan laju

pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya berada pada 5,7% (yoy).

A. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan I-2010 diperkirakan lebih

banyak disumbangkan oleh kegiatan konsumsi dan kinerja ekspor yang menunjukkan

perkembangan yang cukup membaik. Meningkatnya kegiatan konsumsi seiring dengan

peningkatan optimisme masyarakat yang tercermin dari hasil Survei Ekspektasi Konsumen

(SEK) dan hasil penjualan ritel berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE). Sementara

itu, kegiatan ekspor khususnya ekspor antar daerah pada triwulan laporan menunjukan tren

yang meningkat. Kondisi ini didukung pula oleh neraca perdagangan luar negeri yang

secara neto mengalami net ekspor sebesar USD14,05 juta.

Tabel 1.1. Pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara Menurut Penggunaan (%)

1. Konsumsi

Kegiatan konsumsi selama Triwulan I-2010 diperkirakan tumbuh 5,6% (yoy) dengan

kontribusi sebesar 3,8% terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Dibandingkan pencapaian

Ket : 1 Data Proyeksi Bank Indonesia Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Q1 Sumb. Q4 Sumb. Q1 1 Sumb.

Konsumsi 4,1 8,5 5,8 3,8 2,4 5,6 5,6 3,8

Konsumsi Swasta 3,4 5,1 2,4 2,5 1,0 4,0 5,8 2,4

Konsumsi Pemerintah 5,3 15,9 3,4 6,1 1,4 8,7 5,2 1,2

PMTB 11,7 10,0 2,0 5,0 1,2 7,2 5,3 1,1

Stok 40,5 -19,9 -0,3 7,6 0,1 -22,6 -20,4 -0,2

Ekspor 18,4 6,0 2,9 13,5 6,0 3,9 11,1 5,4

Impor 18,4 7,9 3,1 5,2 1,8 -3,0 8,7 3,4

PDRB 7,6 7,5 7,5 8,0 8,0 7,9 6,7 6,7

20102008 2009

2009Jenis Penggunaan

Page 16: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

15

periode yang sama tahun sebelumnya maka kinerja kegiatan konsumsi selama triwulan

laporan tercatat mengalami perlambatan. Hal ini antara lain disebabkan oleh ketiadaan even

berskala besar serta turunnya realisasi belanja pemerintah selama triwulan I-2010. Namun,

terdapat beberapa faktor pendorong yang menyebabkan kegiatan konsumsi masih tumbuh

positif, diantaranya kenaikan Upah Minimun Regional dan berbagai aktivitas persiapan

pilkada.

Berdasarkan komponen penyusunnya, kegiatan konsumsi dapat digolongkan pada

konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah. Konsumsi swasta pada triwulan I-2010 tumbuh

5,8% (yoy) dengan kontribusi sebesar 2,4% terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan

laporan. Peningkatan konsumsi swasta khususnya konsumsi rumah tangga antara lain dapat

dikonfirmasi melalui beberapa indikator penuntun konsumsi rumah tangga yang

mengindikasikan perbaikan. Salah satu diantaranya adalah hasil Survei Ekspektasi

Konsumen (SEK) Kota Manado periode Maret 2010 dimana sebagian besar konsumen yakin

bahwa kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasinya ke depan masih cukup baik terindikasi

dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 105,92 pada Maret 2009 menjadi

145,42 pada Maret 2010 (optimis > 100). Membaiknya kondisi ekonomi saat ini, didorong

oleh kenaikan indeks pada seluruh komponen penyusunnya yaitu aspek penghasilan,

pembelian barang tahan lama dan ketersediaan tenaga kerja dimana sebagian besar

responden menyatakan bahwa kondisinya saat ini lebih baik dibandingkan 3 – 6 bulan yang

lalu.

Peningkatan kegiatan konsumsi selama triwulan laporan tak lepas pula dari relatif

terjaganya daya beli masyarakat khususnya para petani tercermin dari Nilai Tukar Petani

(NTP) untuk posisi Februari 2010 yang tercatat pada level 100,85. Pencapaian ini relatif lebih

lambat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun demikian indeks NTP pada

triwulan laporan masih berada dalam kategori sejahtera (indeks > 100). Sebagaimana

diketahui, berdasarkan komposisinya hampir 40% masyarakat di Sulawesi Utara bermata

pencaharian bertani, sehingga tingkat kesejahteraan petani mampu memberikan dampak

yang cukup signifikan terhadap aktivitas konsumsi rumah tangga.

Page 17: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

16

Peningkatan kegiatan konsumsi selama

triwulan laporan juga dapat dikonfirmasi dari

data perkembangan penjualan ecaran

berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE).

Nilai penjualan riil selama triwulan laporan

mengalami peningkatan 12,42% dari Rp146,7

miliar selama triwulan I-2009 menjadi Rp164,9

miliar selama triwulan I-2010. Dorongan

peningkatan pendapatan (UMR), sebagian besar

diprediksikan akan direalisasikan melalui

kenaikan daya beli masyarakat. Sejalan dengan

Grafik 1.1. Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.2. Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Sumber : Survey Konsumen (SK) Kota Manado Sumber : Survey Konsumen (SK) Kota Manado

Grafik 1.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani

Grafik 1.4. Perkembangan Upah Minimum Regional (Rp)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara Sumber : Disnaker Provinsi Sulawesi Utara

95 

97 

99 

101 

103 

105 

J F M A MJ J A S O N D J F M A MJ J A S O N D J F

2008 2009 2010

713.500

750.000

845.000

929.000

1.000.000

0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000

2006

2007

2008

2009

2010

Grafik 1.5. Perkembangan Nilai Penjualan Riil

Sumber : Survey Penjualan Eceran (SPE) Kota Manado

20 

40 

60 

80 

100 

120 

140 

160 

180 

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Milliar Rp

50 

70 

90 

110 

130 

150 

170 

J F M A M

J J  A S O N D J F M

2009 2010

Kondisi Ekonomi Saat Ini

Ekspektasi Konsumen

Indeks Keyakinan Konsumen

40 

60 

80 

100 

120 

140 

160 

J F M A M J J  A S O N D J F M

2009 2010

Penghasilan Saat Ini Pembelian Barang Tahan Lama

Ketersediaan Lap. Kerja Kondisi Ekonomi Saat Ini

Page 18: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

17

hal tersebut, ekspektasi yang tetap terjaga terbukti mampu menopang kestabilan

pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2010.

Sementara itu, kegiatan konsumsi pemerintah selama triwulan I-2010 diperkirakan akan

mengalami perlambatan atau hanya tumbuh sebesar 5,2% (yoy) dibandingkan pada

triwulan I-2009 yang tumbuh 15,9% (yoy). Perlambatan ini antara lain dapat dikonfirmasi

dengan penurunan anggaran belanja pada APBD 2010 yang turun sebesar 2,52%

dibandingkan anggaran belanja pada APBD 2009. Sejalan dengan itu, persentase realisasi

belanja pemerintah pada triwulan laporan baru mencapai Rp137 miliar (12,6%) dari total

anggaran belanja yang ditargetkan sebesar Rp1.093 miliar.

2. Investasi

Pada triwulan I-2010, investasi di Sulawesi Utara diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,3%

(yoy), relatif lebih lambat dibandingkan pada triwulan I-2009 yang tercatat sebesar 10%.

Perlambatan ini diantaranya diprediksi sebagai dampak dari ketiadaan even berskala besar

sehingga pembangunan berbagai sarana dan prasarana fisik oleh pemerintah maupun

swasta semakin berkurang, ditambah dengan kondisi infrastruktur yang kurang memadai

terutama jalan dan pelabuhan. Kinerja investasi selama triwulan laporan, antara lain dapat

dikonfirmasi melalui data volume penjualan semen di Sulawesi Utara yang memperlihatkan

penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Volume penjualan semen pada 2

bulan pertama di triwulan I-2010 baru mencapai 61% dari pencapaian pada triwulan I-

2009. Dari sisi penyaluran kredit, jumlah kredit yang disalurkan untuk investasi selama

triwulan I-2010 sebesar Rp1.035 miliar atau hanya tumbuh 17,44% (yoy). Pertumbuhan

kredit investasi ini jauh lebih lambat dibandingkan kinerja triwulan I-2009 yang tumbuh

31,77% (yoy).

Grafik 1.7. Pertumbuhan Kredit Produkif (%)

Grafik 1.6. Perkembangan Penjualan Semen

Sumber : Asosiasi Semen Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Basel II

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

-

200

400

600

800

1.000

1.200

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Investasi gInvestasi

%Rp miliar

Page 19: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

18

Ket: Sumber: Ditjen Binamarga Dep. PU

Sementara itu, kondisi infrastruktur yang kurang

memadai juga turut mendorong perlambatan

investasi, tercermin dari kondisi jalan rusak yang

mencapai 47,5% dari total jalan yang ada di

Sulawesi Utara. Jalan yang rusak ringan dan berat

termasuk dalam katagori jalan yang rusak,

sedangkan untuk jalan yang tidak rusak adalah

kondisi jalan yang masih baik dan sedang.

Namun demikian, kinerja investasi masih menunjukkan pertumbuhan yang positif,

pencapaian ini diantaranya dapat dikonfirmasi oleh data volume impor barang modal dan

indikator dini volume penjualan listrik yang diperkirakan akan mengalami peningkatan.

Volume impor barang modal sampai dengan Februari 2010 diperkirakan mencapai 2.371

ton atau mengalami ekspansi sangat signifikan (2.277%) dibandingkan periode yang sama

tahun lalu. Indikator dini yang menunjukkan arah positif dari kinerja investasi juga

ditunjukkan oleh volume penjualan listrik yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan

sebesar 11,71% (yoy) selama triwulan I-2010.

Grafik 1.8. Kondisi Infrastruktur Jalan

‐500

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

Capital (ton)

gCapital (%)

Grafik 1.9. Perkembangan Volume Impor Barang Modal

Sumber : Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter

Grafik 1.10. Volume Penjualan Listrik

Sumber : Kanwil PLN Sulutenggo

52,50%47,50%

Tidak Rusak* Rusak**

Page 20: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

19

3. Ekspor – Impor

Sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik dan daerah mitra dagang

Sulawesi Utara, kinerja ekspor pada triwulan I-2010 diperkirakan masih akan tumbuh

positif. Indikasi membaiknya kinerja ekspor terutama disumbang oleh perdagangan antar

daerah/provinsi yang ditunjukkan oleh tren peningkatan permintaan ekspor dari daerah lain.

Sementara itu, untuk pasar luar negeri masih menunjukkan adanya perlambatan

permintaan bahkan pertumbuhannya diproyeksikan akan mengalami kontraksi di akhir

triwulan I-2010.

Kinerja ekspor Sulawesi Utara selama

triwulan I-2010 diperkirakan masih akan

mencatat pertumbuhan yang positif

sebesar 11,1% (yoy). Salah satu indikator

untuk mengkonfirmasi kinerja ekspor pada

triwulan laporan adalah perkembangan

volume ekspor baik ke luar negeri maupun

ke pasar domestik (antar daerah).

Perkembangan kegiatan ekspor antar

daerah/provinsi dapat dikonfirmasi dengan

kegiatan muat barang melalui pelabuhan

Bitung. Kegiatan muat didefinisikan

sebagai kegiatan pengiriman barang dari Sulawesi Utara ke luar provinsi. Selama triwulan I-

2010, volume barang asal Sulawesi Utara yang dikirim (muat) ke pasar domestik mencapai

250,3 ribu ton atau meningkat 9,5% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, kegiatan ekspor luar negeri sampai dengan bulan Februari 2010 menunjukan

perlambatan. Volume ekspor Sulawesi Utara ke luar negeri hanya mencapai 18 ribu ton

atau turun 79,1% (yoy) dengan nilai ekspor sebesar USD29,69 juta atau turun 63,1% (yoy).

Berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri terutama dalam bentuk Food &

Live Animals serta Animals & Vegetable Oils & Fats khususnya olahan dari produk kopra,

minyak kelapa (Virgin Coconut Oil) dan ikan dengan negara tujuan utama adalah Amerika

Serikat, Belanda, Malaysia, Australia dan Jerman.

-8

-4

0

4

8

12

0

150

300

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

%Ribu TonMuat gMuat

Grafik 1.11. Perkembangan Volume Ekspor Sulawesi Utara

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung *) Data Sementara

Page 21: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

20

Grafik 1.12. Perkembangan Nilai Ekspor Sulawesi Utara

Tabel 1.2. Komoditi Utama Ekspor Sulut (dlm Ribu Ton)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d. Februari 2010

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia *) s.d Februari 2010

Grafik 1.13. Perkembangan Volume Ekspor Sulawesi Utara

-80

-60

-40

-20

0

20

40

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

Ekspor_Value gEkspor_Value

Juta USD %

2010Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

Food and Live Animals 36,27 71,82 43,54 66,47 4,92Animal and Vegetable Oils&Fats 48,13 132,62 114,83 128,47 11,85Others 1,53 9,86 1,79 11,65 1,22

Total 85,94 214,30 160,16 206,59 18,00

Komoditi2009

21%

19%

16%8%

7%

6%

23%Belanda

China

Amerika Serikat

Korea Selatan

Jepang

Jerman

Negara Lainnya

11,11%

26,49%

20,24%

9,27%

4,69%

9,64%

18,55%

US

Australia

Belanda

Jerman

Malaysia

Korsel

Lainnya

Grafik 1.14. Negara Tujuan Utama Ekspor Tahun 2009

Grafik 1.15. Negara Tujuan Utama Ekspor Januari-Februari 2010

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

0

50

100

150

200

250

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

Ekspor_Vol gEkspor_Vol

Ribu Ton %

Page 22: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

21

Berbeda dengan ekspor, kinerja impor luar negeri ke Sulawesi Utara pada triwulan I-2010

diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Peningkatan kinerja impor

luar negeri merupakan salah satu konsekuensi dari diberlakukannya ACFTA pada awal

Januari 2010. Penurunan tarif impor sampai dengan 0% berdampak pada maraknya

barang-barang impor yang masuk wilayah Sulawesi Utara. Perkembangan kinerja impor luar

negeri ini antara lain dapat dikonfirmasi dengan data volume impor selama bulan Januari

dan Februari 2010 yang mencapai 2,48 ribu ton atau meningkat 947,02% (yoy) dengan

total nilai impor mencapai USD15,64 juta. Meskipun demikian, secara agregat, neraca

perdagangan luar negeri Sulawesi Utara masih berada pada kondisi surplus perdagangan.

Hal ini berarti bahwa nilai ekspor luar negeri lebih tinggi dibandingkan nilai impor dari luar

negeri ke Sulawesi Utara.

Grafik 1.18. Perkembangan Net Nilai Ekspor-Impor Sulawesi Utara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia *) s.d. Februari 2010

Grafik 1.16. Perkembangan Nilai Impor Sulawesi Utara

Grafik 1.17. Perkembangan Volume Impor Sulawesi Utara

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia *) s.d. Februari 2010

Grafik 1.19. Perkembangan Net Volume Ekspor-Impor Sulawesi Utara

-200

0

200

400

600

800

1.000

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

Impor_Vol gImpor_vol

ribu ton %

-2.500

0

2.500

5.000

7.500

0

5

10

15

20

25

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

Impor_Value gImpor_Value

Juta USD %

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

NetExim_Value gNetExim_Value

Juta USD %

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

0

50

100

150

200

250

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

NetExim_Vol gNetExim_Vol

Ribu Ton %

Page 23: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

22

2010Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

Machinery and Transport Equipment 100 2.510 10.700 105 2.393Manufactured Goods 1 350 3.333 665 30Chemical 6 37 637 262 5Animal and Vegetable Oils & Fats 0 15 803 40 42Food and Lived Animals 0 10 93 20 0Others 6 44 33 8 8

Total 113 2.966 15.597 1.100 2.479

Komoditi2009

Berdasarkan strukturnya, kegiatan impor luar negeri masih didominasi oleh impor barang

modal dengan pangsa 96% dari total impor. Beberapa produk barang modal tersebut

antara lain mesin, perkakas, alat transportasi, dlsb-nya. Meningkatnya komposisi barang

impor dalam bentuk mesin, peralatan dan material ini mengindikasikan terus meningkatnya

kegiatan investasi di Sulawesi Utara. Berdasarkan negara asal barangnya, barang impor

sepanjang Tahun 2009 sampai dengan Februari 2010 lebih banyak didatangkan dari negara

China, Australia dan Filipina.

Grafik 1.20. Negara Asal Impor Sulawesi Utara

Sementara itu, perkembangan kegiatan impor antar provinsi selama triwulan laporan masih

mencatat pertumbuhan yang positif. Hal ini dapat dikonfirmasi dengan kegiatan bongkar

barang melalui pelabuhan Bitung. Kegiatan bongkar didefinisikan sebagai masuknya barang

dari luar provinsi ke Sulawesi Utara. Selama triwulan I-2010, volume barang asal Sulawesi

Tabel 1.4. Komoditi Utama Impor Sulut (dlm Ton)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia *) s.d. Februari 2010

15,99%

11,34%

7,29%

37,90%

21,02%

6,46%Filipina

Malaysia

Jepang

China

Australia

Lainnya

0,34%

94,20%

3,58%

1,88%

Malaysia

China

Australia

Lainnya

2009 Jan - Feb 2010

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia *) s.d. Februari 2010

Page 24: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

23

Utara yang dikirim (muat) ke pasar

domestik mencapai 250,3 ribu ton atau

meningkat 9,5% (yoy) dibandingkan

periode yang sama tahun lalu. Jika

dilihat perkembangannya, tingkat

ketergantungan Sulawesi Utara

terhadap daerah/provinsi lainnya di luar

Sulawesi Utara sudah mulai

menunjukan adanya tren penurunan,

yang tercermin dari pertumbuhan

volume barang yang masuk ke Sulawesi

Utara (bongkar) yang mengalami

perlambatan.

B. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2010 disumbangkan oleh

seluruh sektor yang ada dengan proyeksi laju pertumbuhan sebesar 6,7% (yoy), lebih

lambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (7,5%). Potensi perlambatan ini

diantaranya disebabkan oleh ketiadaan even berskala besar dibandingkan periode yang

sama tahun lalu sehingga aktivitas pembangunan infrastruktur, sarana/prasarana lainnya

menunjukan tren perlambatan, yang pada tahap selanjutnya akan berdampak terhadap

perlambatan kegiatan perdagangan dan kunjungan wisatawan.

Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah *) Proyeksi Bank Indonesia Manado

Grafik 1.21. Perkembangan Kegiatan Bongkar dan Muat di Pelabuhan Bitung

2010

Q1 Sumb. Q4 Sumb. Q1*)

Pertanian 2,7 4,7 0,9 0,6 0,1 2,1 5,0

Pertambangan & Penggalian 9,4 5,7 0,3 5,1 0,3 5,5 7,1

Industri Pengolahan 6,2 5,4 0,4 7,5 0,6 7,0 5,4

Listrik, Gas & Air Bersih 7,5 17,8 0,1 9,8 0,1 14,9 10,0

Bangunan 10,7 7,9 1,3 4,2 0,7 6,1 7,2

PHR 10,9 12,4 1,8 12,9 2,2 12,3 10,4

Pengangkutan & Komunikasi 11,0 8,7 1,1 21,2 2,4 16,9 8,1

Keu., Sewa & Jasa Perusahaan 7,3 7,0 0,5 8,0 0,5 7,6 6,3

Jasa-Jasa 5,4 6,5 1,1 7,2 1,1 6,9 4,3

PDRB 7,6 7,5 7,5 8,0 8,0 7,9 6,7

2009Lapangan Usaha 20092008

0

5

10

15

20

25

-1.000

500

2.000

3.500

Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

%Ribu TonBongkar gBongkar

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung *) Data Sementara

Page 25: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

24

Tabel 1.6. Produksi, Produktivitas dan Luas Panen Tanaman Padi dan Palawija di

Provinsi Sulawesi Utara

1. Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan I-2010 diperkirakan sedikit lebih baik dibandingkan

periode yang sama Tahun 2009. Pada triwulan ini, sektor pertanian diperkirakan akan

tumbuh 5,0% (yoy). Berdasarkan pangsanya, pertumbuhan sektor pertanian terutama

disumbangkan oleh sub sektor perkebunan, tanaman bahan makanan, sub sektor

peternakan dan kemudian disusul oleh sub sektor perikanan.

Sementara itu, untuk sub sektor lainnya yaitu sub sektor kehutanan laju pertumbuhannya

rendah sehingga kontribusinya relatif terbatas. Rendahnya pertumbuhan sub sektor

kehutanan antara lain disebabkan oleh semakin terbatasnya lahan kehutanan yang bisa

dimanfaatkan serta gencarnya proses penegakan hukum terhadap pelaku illegal logging

yang menyebabkan masyarakat dan pengusaha harus extra hati-hati dalam memanfaatkan

lahan yang ada.

Perkembangan kinerja sektor

pertanian antara lain dapat

dikonfirmasi dengan data angka

ramalan (Aram) I Tahun 2010 untuk

produksi padi dan palawija. Jumlah

produksi padi pada triwulan I-2010

diperkirakan mencapai 584.647 ton

atau naik 6,51% (yoy) dibandingkan

periode yang sama tahun lalu.

Demikian pula dengan komoditi

jagung, kedelai, kacang tanah dan

ubi kayu yang diprediksikan akan

mengalami pertumbuhan masing-

masing sebesar 8,40%, 19,56%,

7,59% dan 14,75%. Seperti halnya

jumlah produksi, angka produktivitas

dan luas panen dari tanaman padi

dan jagung juga tercatat mengalami

peningkatan.

Jenis Tanaman ATAP 2008 ASEM 2009 ARAM I-2010Perubahan

(%)

Padi (Sawah+Ladang) 520.193 548.912 584.647 6,51

Jagung 466.041 450.989 488.859 8,40

Kedelai 7.217 7.667 9.167 19,56

Kacang Tanah 8.640 8.493 9.138 7,59

Kacang Hijau 2.381 2.680 2.164 -19,25

Ubi Kayu 83.656 77.206 88.591 14,75

Ubi Jalar 42.062 53.121 50.063 -5,76

Padi (Sawah+Ladang) 47,31 47,84 48,71 1,82

Jagung 35,36 35,69 36,48 2,21

Kedelai 13,81 13,57 13,28 -2,14

Kacang Tanah 13,14 13,17 13,12 -0,38

Kacang Hijau 13,29 12,62 12,71 0,71

Ubi Kayu 130,96 130,70 130,70 0,00

Ubi Jalar 98,34 97,83 97,93 0,10

Padi (Sawah+Ladang) 109.951 114.745 120.018 4,60

Jagung 131.791 126.349 133.991 6,05

Kedelai 5.227 5.652 6.903 22,13

Kacang Tanah 6.573 6.450 6.965 7,98

Kacang Hijau 1.791 2.123 1.702 -19,83

Ubi Kayu 6.388 5.907 6.778 14,75

Ubi Jalar 4.277 5.430 5.112 -5,86

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ku/Ha)

Luas Panen (Ha)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia *) s.d. Februari 2010

Page 26: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

25

Sumber : Lapoaran Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Dari sisi pembiayaan, peran perbankan untuk membiayai sektor pertanian masih relatif

terbatas. Sampai dengan Maret 2010, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor pertanian

hanya mencapai Rp140 milliar atau hanya 1,29% dari total kredit yang disalurkan. Belum

terlalu optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain disebabkan oleh relatif

tingginya resiko usaha di sektor tersebut tercermin dari tingginya NPL (Non Performing

Loan). Selain itu, belum terlalu kondusifnya kondisi usaha di sektor riil sebagai dampak krisis

ekonomi global menyebabkan saat ini perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan

pembiayaan termasuk di sektor pertanian. Hal ini terbukti dengan terus melambatnya

pertumbuhan kredit di sektor ini dari sebelumnya tumbuh pada kisaran 35-40% (yoy) pada

triwulan I Tahun 2009 sampai menyentuh level kontraksi sebesar 66,89% (yoy) di triwulan I-

2010.

2. Sektor Bangunan (Konstruksi)

Kinerja sektor bangunan (konstruksi) selama triwulan I-2010 diperkirakan akan mengalami

perlambatan dari 7,9% (yoy) pada triwulan I-2009 menjadi 7,2% (yoy) pada triwulan I-

2010. Perlambatan kinerja sektor bangunan diperkirakan dipengaruhi oleh ketiadan even

berskala besar sehingga terjadi penurunan aktivitas pembangunan. Selain itu, realisasi

belanja pemerintah khususnya untuk pekerjaan proyek fisik yang masih cenderung rendah

di awal triwulan juga turut mendorong perlambatan kinerja sektor bangunan. Beberapa

variabel ekonomi yang bisa mengkonfirmasi perkembangan sektor ini diantaranya adalah

data perkembangan volume penjualan semen yang pada 2 bulan pertama triwulan I-2010

baru mencapai 60% pencapaian pada periode triwulan I-2009. Namun demikian, kinerja

Grafik 1.22. Pertumbuhan Kredit Pertanian

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

-

100

200

300

400

500

600

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Pertanian gPertanian%Rp miliar

Page 27: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

26

sektor ini masih relatif baik tercermin dari angka pertumbuhan yang positif. Dari sisi

pembiayaan, posisi kredit perbankan ke sektor bangunan pada triwulan I-2010 juga

menunjukan tren yang melambat bahkan menyentuh level kontraksi sebesar 4,89% dengan

jumlah nominal Rp459 miliar.

.

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber : LBU Bank Umum Basel II

3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor PHR pada triwulan I-2010 diprediksi akan tumbuh 10,4% (yoy). Kinerja ini relatif

lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 12,4% (yoy).

Ketiadaan even internasional telah berdampak terhadap perlambatan kinerja sektor PHR.

Perlambatan ini antara lain dapat dikonfirmasi melalui perkembangan data pariwisata yang

secara umum memperlihatkan tren penurunan diantaranya adalah data wisatawan

mancanegara, data jumlah tamu dan lama tamu menginap, Tingkat Penghunian Kamar

(TPK), dan jumlah kamar terjual.

Grafik 1.23. Volume dan Pertumbuhan Penjualan Semen

Grafik 1.24. Perkembangan Kredit Konstruksi

Grafik 1.25. Kunjungan Wisman ke Sulut

Grafik 1.26. Jumlah Tamu Menginap

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

%orang Wisman gWisman (y.o.y)

-5

0

5

10

15

20

25

30

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

%orang Kmr Terjual gKmr Terjual (y.o.y)

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, diolah *) estimasi Maret 2010.

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-

100

200

300

400

500

600

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Konstruksi gKonstruksi%Rp Miliar

Page 28: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

27

Selain itu, kinerja sektor PHR selama triwulan I-2010 antara lain dapat dikonfirmasi melalui

nilai penjualan riil dari hasil Survey Penjualan Eceran (SPE) yang meningkat 12,42% (yoy)

yaitu dari Rp146,71 miliar di triwulan I-2009 naik menjadi Rp164,93 miliar di triwulan

laporan.

Sumber : Survey Penjualan Eceran (SPE) Kota Manado Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor konsumsi

yang mendapatkan alokasi pembiayaan dari perbankan yaitu sebesar Rp2.456 miliar di

Grafik 1.30. Perkembangan Kredit Sektor PHR

Grafik 1.27. TPK dan Lama Menginap

Grafik 1.28. Jumlah Kamar Terjual

-

1

2

3

4

5

6

-

10

20

30

40

50

60

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

hari% TPK Ratas Menginap

0

10

20

30

40

50

60

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1*)

2008 2009 2010

%orangMenginap gMenginap (y.o.y)

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, diolah *) estimasi Maret 2010.

20 

40 

60 

80 

100 

120 

140 

160 

180 

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Milliar Rp

Grafik 1.29. Perkembangan Nilai Penjualan Riil

‐20

‐10

0

10

20

30

40

50

60

500 

1.000 

1.500 

2.000 

2.500 

3.000 

3.500 

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

PHR gPHR

Rp Miliar %

Page 29: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

28

triwulan I-2010. Jika dibandingkan periode yang sama tahu lalu yang tumbuh 25,02%

(yoy), jumlah penyaluran kredit di sektor ini mengalami penurunan bahkan menyentuh level

kontraksi sebesar 7,37% (yoy). Hal ini mengindikasikan bahwa pengurangan jumlah kredit

yang disalurkan pihak perbankan di sektor PHR turut mendorong perlambatan kinerja sektor

ini.

4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Salah satu multiplier effect dari adanya penyelenggaraan berbagai even berskala

internasional di Tahun 2009 adalah semakin dikenalnya Kota Manado sebagai salah satu

kota tujuan wisata oleh masyarakat luar. Hal ini berpengaruh pada meningkatkan minat

wisatawan untuk berkunjung ke Sulawesi Utara hingga pada tahap lanjut mampu

mendorong kinerja sektor pengangkutan dan telekomunikasi. Sektor pengangkutan dan

komunikasi pada triwulan I-2010 diproyeksikan akan tumbuh 8,1% (yoy). Menurut sub

sektornya, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi terutama berasal dari sub

sektor pengangkutan dengan kontribusi diatas 80% sedangkan sisanya disumbangkan oleh

sub sektor komunikasi (±20%).

Sementara itu, relatif tingginya

pertumbuhan sub sektor komunikasi

dalam triwulan laporan terutama

disebabkan oleh dibukanya rute baru

penerbangan (Manado-Gorontalo) serta

dijadikannya Kota Manado sebagai

home base bagi salah satu maskapai

penerbangan domestik (Lion Air)

khususnya untuk rute penerbangan di

wilayah timur. Sejalan dengan hal

tersebut, pesatnya penggunaan sarana

telepon selular oleh masyarakat yang

didukung oleh semakin luasnya wilayah jangkauan, disamping pesatnya pembangunan

sejumlah menara BTS (Base Transceiver System) di beberapa lokasi pada daerah yang

sebelumnya terisolir sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam

berkomunikasi. Selain itu perkembangan berbagai macam fasilitas/ fitur baru dan gencarnya

promosi yang dilakukan oleh para provider telekomunikasi semakin memudahkan dan

memanjakan para pengguna jasa telekomunikasi.

Grafik 1.31. Perkembangan Kredit Sektor Angkutan (%)

‐40

‐20

0

20

40

60

80

10 

20 

30 

40 

50 

60 

70 

80 

90 

100 

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Angk&Kom gAngk&KomRp Miliar %

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Basel II

Page 30: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

29

5. Sektor Jasa-Jasa

Pada triwulan I-2010 sektor jasa-jasa diperkirakan tumbuh positif sebesar 4,3% (yoy).

Pencapaian ini antara lain disebabkan persentase realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

selama triwulan laporan yang mencapai Rp87,91 miliar atau 25,1% dari total PAD yang

ditargetkan pada APBD Tahun 2010 sebesar Rp350,03 miliar, atau mengalami kenaikan bila

dibandingkan realisasi PAD pada periode yang sama tahun lalu sebesar 23,3%.

6. Sektor Lainnya

Kinerja sektor industri pengolahan selama triwulan I-2010 relatif stabil sehingga sektor

industri pengolahan diprediksikan tumbuh 5,4% (yoy). Dari hasil Quick Survey “Kondisi

Sektor/Produk Unggulan di Sulawesi Utara Saat ini & Prospeknya (Peluang/Ancaman) dalam

Menghadapi Perdagangan Bebas ASEAN-China” yang dilakukan kepada 5 responden yakni

4 perusahaan ekpor komoditi tepung kelapa dan 1 perusahaan minyak kelapa (Crude

Coconut Oil) diperoleh kesimpulan bahwa dengan pemberlakuan ACFTA merupakan

peluang bagi komoditi tepung kelapa untuk memperluas pasarannya ke negara China dan

ASEAN, karena selama ini target pemasaran produk mereka hanya ke pasar Eropa, Timur

Tengah dan Afrika. Selain kelapa dan produk turunannya, komoditi ikan dan produk

olahannya juga menjadi andalan ekspor Sulawesi Utara ke mancanegara. Semakin

terbukanya pasaran ekspor di ASEAN dan China diperkirakan akan mendorong kinerja

ekspor dan sektor industri pengolahan sebagaimana tercermin dari hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU) di triwulan IV-2009 yang memprediksikan perkembangan kegiatan

industri pengolahan pada triwulan I-2010 akan cenderung mengalami peningkatan

tercermin dari nilai SBT yang naik sebesar 7,38%.

Perkembangan sektor industri pengolahan tak lepas pula dari dukungan pembiayaan oleh

perbankan, sampai dengan akhir triwulan I-2010 jumlah kredit yang disalurkan pada sektor

ini mencapai Rp251 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 28,63% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tercatat 5,27% (yoy).

Page 31: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

30

Sementara itu, sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan I-2010 diperkirakan akan

tumbuh 10% (yoy). Peningkatan kinerja sektor ini, tak lepas dari pulihnya pasokan listrik di

Sulawesi Utara seiring dengan kembali beroperasinya beberapa mesin pembangkit yang

sebelumnya mengalami kerusakan dan pemeliharaan. Namun demikian, jumlah antrian

calon pelanggan PLN masih tetap tinggi. Hal ini disebabkan oleh relatif terbatasnya pasokan

listrik oleh PLN di Sulawesi Utara. Kinerja sektor listrik, gas dan air besih antara lain dapat

dikonfirmasi dengan perkembangan jumlah pemakaian listrik.

Sumber : PLN Kanwil Sulutenggo

Grafik 1.32. Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha Per Sektor Ekonomi

Tw.I-2010

Grafik 1.33. Perkembangan Kredit Sektor Industri

Grafik 1.34. Penggunaan Listrik di Sulawesi Utara

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

50.000

55.000

60.000

65.000

70.000

75.000

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

MWh %

(10,00)

(8,00)

(6,00)

(4,00)

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

Jasa-Jasa

%

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Kota Manado Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Basel II

0

10

20

30

40

50

60

50 

100 

150 

200 

250 

300 

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Inds_Pengolahan gInds_PengolahanRp Miliar %

Page 32: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

31

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2010 diperkirakan tumbuh 7,1%

(yoy). Berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor ini disumbangkan oleh seluruh sub

sektor yang ada yaitu sub sektor minyak dan gas, pertambangan tanpa migas dan

penggalian. Berdasarkan pelaku usahanya, sub sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan

oleh penambangan tradisional/rakyat dan bukan industri berskala besar. Sementara itu,

untuk kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan laporan

diperkirakan akan tumbuh 6,3% (yoy). Perkembangan sektor keuangan, persewaan dan

jasa antara lain tercermin dari maraknya pembangunan jaringan kantor dan fasilitas

perbankan antara lain: pembukaan kantor cabang pembantu baru, penambahan ATM

(Anjungan Tunai Mandiri), serta penawaran produk-produk baru yang memberikan

kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam bertransaksi.

Page 33: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

32

BOKS 1.

KONDISI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI TRIWULAN I-2010 DAN

PROSPEKNYA DALAM MENGHADAPI PERDAGANGAN BEBAS ASEAN-CINA

(ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA)

Perkembangan sektor industri pengolahan selama Triwulan I-2010 di wilayah kerja KBI Manado

diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap 7 perusahaan yang selanjutnya disebut contact

dengan orientasi pasar domestik maupun luar negeri yang tersebar di wilayah kota/kabupaten di

Sulawesi Utara. Mulai diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) tahun 2010

diperkirakan akan memberi dampak positif bagi sebagian besar pelaku usaha di Sulut.

Kecenderungan ke arah positif ini terutama disebabkan karena sebagian besar sektor usaha di Sulut

bergerak dalam memproduksi jenis komoditi primer, sehingga dengan terbukanya peluang pasar ke

negara-negara anggota ACFTA yang bebas tarif akan memacu pelaku usaha untuk lebih gencar

mempromosikan produknya.

Kinerja ekspor cenderung mengalami pertumbuhan. Contact yang berorientasi ekspor

menyatakan bahwa kinerja penjualan produk ekspor pada triwulan I-2010 menunjukkan indikasi

pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan penjualan terutama

disebabkan karena semakin luasnya pasar tujuan ekspor yang diikuti dengan tingkat permintaan

yang masih cukup tinggi. Sementara untuk contact dengan orientasi domestik menyatakan

bahwa nilai penjualan di awal tahun 2010 menunjukkan adanya sedikit penurunan akibat telah

kembalinya tingkat permintaan ke posisi normal, setelah sebelumnya mengalami masa peak di

akhir tahun 2009.

Kapasitas utilisasi masih berada dalam posisi normal dengan kecenderungan sedikit

meningkat. Rata-rata kapasitas utilisasi sebesar 80% dari total kapasitas terpasang yang

tersedia. Peningkatan kapasitas utilisasi terutama untuk industri pengolahan ikan yang

menyesuaikan peningkatan permintaan ekspor. Sementara untuk contact yang berorientasi

domestik cenderung mempertahankan tingkat kapasitas utilisasi pada level normal.

Investasi baru masih belum direncanakan oleh sebagian besar contact. Contact yang

berorientasi ekspor cenderung tidak melakukan investasi baru, melainkan melakukan tindak

lanjut atas investasi yang dilakukan sebelumnya serta melakukan perbaikan dan perawatan

mesin. Sementara contact yang berorientasi domestik melakukan investasi dalam bentuk

differensiasi usaha. Tingginya tingkat persaingan menyebabkan contact berusaha untuk

mengembangkan produknya guna meraih market yang lebih luas.

Harga jual komoditas ekspor telah kembali ke posisi normal. Harga jual produk yang

sempat mengalami peningkatan cukup signifikan pada tahun 2008 telah berangsur normal

sepanjang tahun 2009 dan kembali stabil di awal tahun 2010. Kembalinya harga jual ke posisi

Page 34: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

33

normal berdampak pada margin perusahaan yang terkoreksi ke kembali ke level normal.

Pembiayaan internal masih menjadi prioritas sumber pembiayaan contact. Sebagian besar

contact masih kurang berminat untuk menambah sumber pembiayaan dari perbankan. Alasan

utama yang melatar belakanginya adalah karena tingkat suku bunga perbankan dinilai masih

terlalu tinggi untuk menjalankan usaha. Rata- rata tingkat suku bunga yang diterima contact

masih di atas 12% per tahun.

Penambahan tenaga kerja belum menjadi prioritas utama perusahaan. Mayoritas contact

baik yang berorientasi ekspor maupun domestik menyatakan masih akan tetap mempertahankan

jumlah tenaga kerja yang ada sementara melihat perkembangan kondisi pasar. Contact menilai

bahwa tenaga kerja yang tersedia saat ini masih cukup memadai bahkan masih bisa ditingkatkan

produktivitasnya.

Trend penguatan nilai tukar rupiah memangkas margin sebagian contact. Sebagian besar

contact yang berorientasi ekspor menyatakan penguatan nilai rupiah sepanjang tahun 2009

yang berlanjut hingga awal tahun 2010 berdampak terhadap margin yang diperolehnya.

PPaassaarr DDoommeessttiikk

Kinerja penjualan domestik contact pada triwulan I-2010 menunjukkan perlambatan

dibandingkan periode sebelumnya sebagai dampak faktor musiman. Tingginya tingkat

penjualan di akhir tahun 2009 menyebabkan kondisi awal tahun berikutnya menjadi cenderung

melambat. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya, perlambatan di awal tahun ini

juga disebabkan oleh berkurangnya aktivitas perekonomian. Pada tahun 2009, aktivitas

perekonomian cenderung bergerak di atas level normal akibat adanya persiapan

penyelenggaraaan event berskala internasional. Sementara dengan ketiadaan event berskala

internasional pada tahun 2010 maka aktivitas ekonomi masyarakat kembali pada posisi normal.

Harga jual produk berada pada kondisi stabil. Contact menyatakan bahwa harga jual

produk dipertahankan pada level tetap. Keputusan untuk mempertahankan tingkat harga ini

disesuaikan dengan permintaan pasar yang cenderung melambat.

Di masa mendatang, contact memperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan

masyarakat. Contact mengkonformasi perkiraan peningkatan permintaan masyarakat pada

triwulan berikutnya akan membaik. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan contact dalam

memperkirakan peningkatan permintaan antara lain meningkatnya pertumbuhan ekonomi

daerah yang tercermin dari perkiraan peningkatan konsumsi akibat adanya kenaikan Upah

Minimum Provinsi (UMP) dan pelaksanaan Pemilihan Kepala daerah (Pilkada).

PPaassaarr EEkkssppoorr

Permintaan pasar ekspor pada triwulan I-2010 masih menunjukkan pertumbuhan

positif. Menurut contact yang berorientasi ekspor, permintaan dari luar negeri pada triwulan

Page 35: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

34

Tabel.1 Perkembangan Ekspor Sulut ke China

TAHUN  VOLUME  NILAISHARE DARI TOTAL 

EKSPOR2008 84325 Ton US$74,70 juta 10,09%2009 124553 Ton US$ 71,85 juta 13,50%

laporan masih menunjukan pertumbuhan positif.

Pemberlakuan ACFTA 2010 disinyalir akan memberi dampak positif terhadap pelaku

perdagangan internasional di Sulawesi Utara. Hal ini tidak terlepas dari peran Sulawesi Utara

sebagai penghasil komoditas primer, dengan produk utama kelapa dan turunannya serta produk

ikan dan olahannya. Salah satu kesepakatan ACFTA yang dinilai akan menguntungkan bagi

penghasil komoditas primer adalah ditetapkannya bea masuk 0 (nol) % atau tanpa pajak sama

sekali untuk produk dari sektor pertanian. Adanya kesepakatan ACFTA juga dinilai akan dapat

membuka peluang pasar baru bagi eksportir Sulut yang selama ini cenderung lebih banyak

melakukan kegiatan ekspor dengan negara tujuan non ASEAN-China. Walaupun China belum

menjadi negara tujuan utama ekspor Sulut, namun demikian terlihat adanya trend peningkatan

baik dalam hal volume maupun nilai ekspor dari Sulut ke China pada periode waktu 2008-2009.

Tingkat harga jual khususnya untuk produk tepung kelapa telah kembali ke posisi

normal. Harga jual tepung kelapa yang sempat mengalami periode peak sepanjang tahun 2008,

telah berangsur normal pada tahun 2009. Pada awal tahun 2010 ini, tingkat harga telah kembali

stabil di posisi USD 1/kg. Sementara itu, untuk produk ikan, tingkat harga ikan beku mulai

kembali meningkat, setelah di akhir tahun 2009 mengalami penurunan akibat melimpahnya

pasokan di negara tujuan ekspor.

Gambar. 1Nilai Ekspor Sulut Berdasarkan Negara Tujuan (ribu USD)

Sumber : SEKDA

Tabel.2Komoditi Ekspor Sulut ke China

Sumber : Disperindag Prov Sulut

1.Minyak kelapa kasar 7.Sabut kelapa2.Minyak goreng kelapa 8.Serbuk sabut kelapa3.Minyak sawit kasar 9.Arang tempurung4.Minyak goreng sawit 10.Tuna segar5.Bungkil kopra 11.Tuna beku6.Tepung kelapa 12.Ikan kayu.

KOMODITI EKSPOR SULUT KE CHINA

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

2005

2006

2007

2008

2009

Page 36: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

35

KKaappaassiittaass UUttiilliissaassii Kapasitas utilisasi mayoritas contact yang berorientasi pada pasar ekspor maupun domestik pada

triwulan I - 2010 masih sama dengan periode sebelumnya, yaitu pada kisaran 80% dari total

kapasitas terpasang yang ada. Khusus untuk industri pengolahan ikan, contact menyatakan telah

meningkatkan kapasitas utilisasinya untuk memenuhi peningkatan permintaan ekspor.

PPeerrsseeddiiaaaann Tingkat persediaan mayoritas contact yang berorientasi ekspor masih sama dengan kondisi

triwulan sebelumnya, yaitu berada dalam kondisi normal. Sementara contact yang berorientasi

domestik menyatakan bahwa tingkat persediaan cenderung meningkat.

Pada triwulan I-2009, contact yang berorientasi domestik mengkonfirmasi meningkatnya

persediaan sebagai akibat kembalinya kondisi perekonomian ke posisi normal setelah

sebelumnya meningkat di akhir tahun.

IInnvveessttaassii

Contact yang berorientasi domestik menyatakan akan melakukan kegiatan investasi dalam rangka

mengembangkan kegiatan usahanya. Fokus pengembangan usaha terutama untuk differensiasi

produk guna meraih pasar yang lebih luas. Sementara itu, mayoritas contact yang berorientasi

ekspor tidak melakukan kegiatan investasi baru, melainkan hanya melanjutkan proyek investasi

sebelumnya serta melakukan perawatan dan perbaikan mesin.

PPeemmbbiiaayyaaaann ddaann TTiinnggkkaatt SSuukkuu BBuunnggaa

Mayoritas contact liaison pada triwulan I-2010 menggunakan sumber pembiayaan internal dalam

rangka memenuhi pendanaan modal kerja. Masih cukup tingginya suku bunga pinjaman

perbankan saat ini menyebabkan mayoritas contact cenderung menggunakan pembiayaan

internal ataupun permodalan asing.

Sumber pembiayaan perbankan umumnya diperlukan oleh sebagian contact sebagai modal kerja.

Contact yang mengambil pembiayaan perbankan menyatakan sudah mulai merasakan dampak

penurunan BI Rate berupa penetapan suku bunga kredit yang lebih rendah daripada tahun

sebeumnya. Namun demikian, penurunan ini dinilai masih terlalu lambat dibandingkan

penurunan BI Rate itu sendiri. Kisaran suku bunga yang diterima contact dari perbankan masih

di atas 12% per tahun. Contact berpendapat bahwa suku bunga yang ideal untuk menjalankan

usaha adalah dibawah 10% per tahun.

TTeennaaggaa KKeerrjjaa

Peningkatan permintaan pada contact yang berorientasi domestik maupun eskpor belum

berdampak pada peningkatan jam kerja karyawan maupun penambahan jumlah tenaga kerja.

Mayoritas contact berencana akan mengoptimalkan tenaga kerja yang ada untk meningkatkan

produktivitas dan belum berencana untuk menambah tenaga kerja.

Page 37: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

36

BBiiaayyaa--BBiiaayyaa

Pada triwulan I-2009, mayoritas contact menyatakan proporsi struktur biaya tidak mengalami

perubahan bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu biaya bahan baku yang memiliki pangsa

terbesar dalam strukur biaya diikuti oleh biaya tenaga kerja, biaya energi, biaya overhead, dan

biaya lainnya.

Kenaikan bahan baku di awal tahun 2010 terutama disebabkan karena adanya keterbatasan

pasokan bahan baku, akibat adanya tarik menarik kepentingan antara beberapa sub sektor

usaha di Sulut, khususnya untuk produk kelapa dan turunannya. Harga kopra yang terlalu tinggi

mendorong petani untuk menjual produknya dalam bentuk kopra kepada perusahaan

pengolahan minyak. Hal ini berdampak pada berkurangnya pasokan buah kelapa yang menjadi

bahan baku utama produk tepung kelapa.

Peningkatan biaya tenaga kerja juga menjadi hal yang perlu dicermati oleh contact. Hal ini terkait

dengan adanya keputusan pemerintah Provinsi Sulut yang meningkatkan nilai Upah Minimum

Provinsi (UMP) di wilayah Sulawesi Utara menjadi sebesar Rp.1000.000,00 (satu juta rupiah) per

bulan.

MMaarrggiinn

Harga jual produk yang kembali ke posisi normal untuk contact liaison yang berorientasi ekspor

pada triwulan I -2010, serta adanya kenaikan biaya bahan baku menyebabkan margin yang

diperoleh contact semakin menipis. Penipisan margin juga dipengaruhi oleh penguatan nilai

tukar rupiah sepanjang tahun 2009 yang berlanjut hingga awal tahun 2010. Pembayaran

transaksi ekspor yang menggunakan mata uang Dollar USA mengakibatkan ketergantungan

perusahaan terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah untuk membentuk margin.

Sebagian contact yang berorientasi domestik menaikkan harga jual untuk mengkompensasi

peningkatan biaya bahan baku serta pengaruh inflasi. Kenaikan harga jual ini tidak berdampak

kepada kenaikan margin yang diterima contact, hal ini disebabkan kenaikan harga bahan baku

baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Contact lebih cenderung menerapkan

sistem persentase margin yang fleksibel untuk menjaga stabilitas harga jual.

Tabel.3Tingkat Upah Minimum Provinsi (UMP) Sulut

Sumber : Berbagai Sumber

Tahun UMP/Bulan Persentase Perubahan

Peraturan

2001 Rp372.000,00 SK Gubernur Sulut No.229/20002002 Rp438.000,00 ∆ 17,7% SK Gubernur Sulut No.949/20012003 Rp495.000,00 ∆ 13% SK Gubernur Sulut No.351/20032004 Rp545.000,00 ∆ 10,1% SK Gubernur Sulut No.262/20032005 Rp600.000,00 ∆ 10% Pergub No.1/20052006 Rp713.500,00 ∆ 18,9% Pergub No.31/20052007 Rp750.000,00 ∆ 5,1% Pergub No.41/20062008 Rp845.100,00 ∆ 12,68% Pergub No.47/20072009 Rp929.500,00 ∆ 9,9% Pergub No.43/20082010 Rp1.000.000,00 ∆ 7,58% SK Gubernur Sulut No. 27 /2009

Page 38: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

37

NNiillaaii TTuukkaarr

Kecenderungan penguatan nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2009 yang berlanjut hingga awal

tahun 2010 Pada triwulan I-2010 menyebabkan mayoritas contact yang berorientasi ekspor

mengalami pengurangan level margin. Contact mengharapkan agar nilai tukar dapat tetap dijaga

tingkat kestabilannya sehingga daya saing produk contact di pasar internasional dapat

ditingkatkan.

Regulasi

ASEAN-China Free Trade Asia (ACFTA) yang diberlakukan pada awal tahun 2010 dan

dikhawatirkan akan memukul industri nasional justru diperkirakan akan memberikan dampak

positif bagi perkembangan industri pengolahan yang berorientasi ekspor di Sulut. Komoditi primer

yang selama ini menjadi andalan ekspor Sulut menyambut positif pemberlakuan ACFTA, karena

terdapat potensi terbukanya peluang ekspor baru ke negera-negara anggota ACFTA yang bebas

bea ekspor.

Contact mengharapkan terbukanya peluang pasar baru bagi komoditi ekspor Sulut akan

mendapat dukungan lebih dari pemerintah berupa fasilitasi dalam bentuk mempersingkat jalur

transportasi dari wilayah Sulut ke negara-negara tujuan ekspor. Selama ini, komoditas ekspor

Sulut harus dikirim melalui pelabuhan di Jakarta/ Surabaya, sehingga membutuhkan waktu yang

lebih lama untuk tiba di negara tujuan. Oleh karena itu, contact berharap program pelabuhan

Bitung sebagai hub port dapat segera direalisasikan.

Terkait dengan salah satu komoditas unggulan Sulut berupa kelapa dan turunannya, maka

contact juga mengharapkan pemerintah daerah mampu memotori peningkatan produktivitas

kelapa di Sulut. Hal ini terkait dengan mulai berkurangnya persediaan bahan baku akibat alih

fungsi lahan perkebunan dan belum adanya proyek peremajaan tanaman kelapa. Sementara di

sisi lain kebutuhan kelapa terus meningkat karena semakin berkembangnya industri kelapa dan

turunannya di Sulut.

Gambar.2Perkembangan Nilai Tukar Rp Terhadap USD

Page 39: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

38

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Laju inflasi tahunan Kota Manado pada triwulan I – 2010 cenderung menurun bila

dibandingkan periode sebelumnya. Inflasi Kota Manado pada triwulan I – 2010 tercatat

sebesar 1,84% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya dan periode yang

sama tahun lalu yang tercatat 8,85% (yoy). Sementara itu, bila dibandingkan dengan laju

inflasi nasional sebesar 3,43% (yoy) pada triwulan I -2010 maka laju inflasi tahunan Kota

Manado masih jauh lebih rendah. Perekonomian Sulawesi Utara yang diperkirakan tumbuh

6,7% (yoy) pada triwulan I – 2010 ternyata didukung pula oleh relatif stabilnya

perkembangan harga barang dan jasa selama triwulan laporan tercermin dari laju inflasi

Kota Manado sebesar 1,84% (yoy) atau 0,72% (qtq).

A. INFLASI TAHUNAN (yoy)

Secara tahunan, inflasi Kota Manado pada triwulan I – 2010 cenderung turun

dibandingkan triwulan IV – 2009 dan periode yang sama tahun lalu. Penurunan laju inflasi

tahunan Sulawesi Utara selama triwulan I – 2010 disebabkan baik oleh faktor fundamental

maupun non fundamental. Faktor fundamental diantaranya adalah apresiasi rupiah

terhadap dollar AS seiring dengan semakin derasnya aliran modal dari luar negeri masuk ke

Indonesia, kembali stabilnya harga beras setelah dipenghujung Tahun 2009 lalu sempat

meningkat seiring dengan tingginya kebutuhan menjelang dan pada saat perayaan

Grafik 2.2. Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (qtq)

Grafik 2.1. Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (yoy)

‐20246810121416

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

yoy Manado

yoy Nasional

‐3

‐2

‐1

0

1

2

3

4

5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

qtq Manado

qtq Nasional

Suber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah Suber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

Page 40: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

39

keagamaan dan Tahun Baru 2010 serta kembali normalnya pola permintaan masyarakat

selama triwulan I - 2010. Sedangkan faktor non fundamental yang menyebabkan

melemahnya tekanan inflasi adalah tidak adanya kebijakan pemerintah terkait harga yang

significant mempengaruhi laju inflasi barang dan jasa secara umum.

Berdasarkan kelompoknya, penurunan inflasi selama Triwulan I – 2010 terutama

disumbangkan oleh kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi -2,19% (yoy).

Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mencatat inflasi

tertinggi selama triwulan laporan yang mencapai 8,13% (yoy) yang disusul oleh kelompok

kesehatan sebesar 4,98% (yoy). Inflasi terendah dicatat oleh kelompok perumahan, air,

listrik, gas dan bahan bakar yang tercatat sebesar 1,45% (yoy).

Tabel 2.1. Inflasi Tahunan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

2010Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

1 Bahan Makanan 21.82 4.75 -0.82 5.82 -2.192 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8.03 7.5 6.15 4.88 8.133 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3.54 2.07 -0.15 0.44 1.454 Sandang 6.05 4.94 4.67 6.37 2.835 Kesehatan 9.16 5.43 4.84 4.12 4.986 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 2.58 2.03 2.63 1.81 1.977 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.05 -8.66 -8.76 -5.33 1.63

8.85 2.25 -0.01 2.31 1.84

2009No Kelompok

Umum Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

B. INFLASI TRIWULANAN (QtQ)

Tekanan inflasi Kota Manado selama Triwulan I – 2010 cenderung menurun bila

dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, inflasi Kota Manado pada Triwulan I

– 2010 tercatat 0,72% (qtq), lebih rendah dibandingkan Triwulan IV-2009 lalu dan periode

yang sama Tahun 2009 lalu yang masing-masing tercatat 2,50% (qtq) dan 1,18% (qtq).

Berdasarkan kelompoknya, inflasi secara triwulanan terutama disumbangkan oleh kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 4,68% (qtq) dan kelompok kesehatan

2,02% (qtq). Namun demikian, kenaikan harga pada kedua kelompok ini mampu diredam

oleh kecenderungan menurunnya inflasi kelompok bahan makanan dan kelompok

transport, komunikasi dan jasa keuangan yang masing-masing mengalami deflasi -1,50%

(qtq) dan -0,20% (qtq) sehingga secara aggregate tekanan inflasi selama Triwulan I – 2010

relatif rendah.

Page 41: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

40

Grafik 2.3. Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (mtm)

‐2

‐1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2009 2010

%

mtm Manado mtm Nasional

Sumber: BPS Prov. Sulut dan Nasional, diolah.

Tabel 2.2.

Inflasi Triwulanan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

2010Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

1 Bahan Makanan 6.58 -7.86 0.84 6.86 -1.502 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.54 1.07 1.85 0.34 4.683 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar -0.26 -0.29 0.23 0.77 0.744 Sandang 3.97 -1.93 0.92 3.36 0.525 Kesehatan 1.18 2.32 0.99 -0.42 2.026 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.57 0.22 0.91 0.10 0.727 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -7.03 0.28 -0.02 1.57 -0.20

1.18 -2.08 0.74 2.50 0.72Umum

No Kelompok2009

B. INFLASI BULANAN (mtm)

Secara bulanan, inflasi Kota Manado sepanjang Triwulan I – 2010 memperlihatkan

kecenderungan yang menurun. Di Bulan Januari 2010, Kota Manado mencatat inflasi

sebesar 0,41% (mtm) lalu naik sedikit pada Februari 2010 menjadi 0,49% (mtm). Pada

Maret 2010 perkembangan harga di Kota Manado mengalami deflasi sebesar -0,18%.

Penurunan ini utamanya disumbangkan oleh penurunan harga beberapa komoditi

khususnya pada sub kelompok kelompok padi-padian, umbi-umbian serta bumbu-

bumbuan.

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Page 42: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

41

Grafik 2.4. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Januari 2010

Sumber: BPS Nasional, diolah.

1.69

0.03

0.18

‐0.09

0.65

0.13

‐0.33

0.46

0.01

0.05

‐0.01

0.03

0.01

‐0.05

‐1 0 1 2

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) Feb 2010

‐0.85

2.45

0.41

0.70

1.36

0.42

‐0.10

‐0.23

0.43

0.11

0.04

0.05

0.02

‐0.01

‐2 ‐1 0 1 2 3

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) Jan 2010

JANUARI 2010

Kota Manado pada Januari 2010 mengalami

inflasi sebesar 0,41% (mtm). Dari 66 kota

tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi

tertinggi terjadi di Kota Maumere 3,56%

(mtm) dan terendah di Kota Sorong 0,12%

(mtm). Inflasi Kota Manado selama Januari

2010, terutama disumbangkan oleh kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

sebesar 2,45% (mtm) akibat dampak

meningkatnya permintaan/kebutuhan

masyarakat pada saat perayaan Tahun Baru

2010. Secara tahunan, laju inflasi Kota Manado

pada Januari 2010 tercatat 4,13% (yoy).

FEBRUARI 2010

Perkembangan harga barang dan jasa di Kota

Manado selama Februari 2010 mengalami

kenaikan atau inflasi sebesar 0,49% (mtm).

Angka inflasi ini lebih tinggi dibandingkan inflasi

nasional yang tercatat 0,14% (mtm). Inflasi

terjadi terutama didorong oleh kenaikan harga

kelompok bahan makanan (1,69%), kelompok

makanan jadi, rokok dan tembakau (0,03%),

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar (0,18%), kelompok kesehatan (0,65%)

dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah

raga (0,13%). Khusus pada kelompok bahan

makanan, kenaikan harga tertinggi terjadi pada

sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya terutama komoditi beras seiring

terjadinya pergeseran masa panen akibat iklim/cuaca. Secara akumilasi, sampai dengan

Februari 2010, laju inflasi Kota Manado mencapai 0,90% (ytd) atau 3,35% (yoy) secara

tahunan.

Grafik 2.5. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Februari 2010

Sumber: BPS Nasional, diolah.

Page 43: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

42

Grafik 2.6. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Maret 2010

‐2.30

2.14

0.14

‐0.08

0.00

0.17

0.24

0.63

0.38

0.04

0.01

0.00

0.01

0.03

‐3 ‐2 ‐1 0 1 2 3

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) Mar 2010

MARET 2010

Bila pada bulan-bulan sebelumnya, perkembangan

harga barang dan jasa di Kota Manado mengalami

inflasi maka di akhir triwulan I – 2010,

perkembangan harga barang dan jasa secara

umum justru menunjukkan penurunan. Tercatat

laju inflasi Kota Manado pada Maret 2010

mengalami deflasi sebesar -0,18% (mtm) atau

lebih rendah dibandingkan laju deflasi nasional

yang tercatat sebesar -0,14% (mtm). Deflasi

terjadi karena adanya penurunan indeks pada

kelompok bahan makanan (-2,30%) dan

kelompok sandang (-0,08%). Berdasarkan sub

kelompoknya, penurunan harga pada kelompok

bahan makanan terutama terjadi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian serta

bumbu-bumbuan. Hal ini antara lain disumbangkan oleh penurunan harga beras, setelah

pada 2 (dua) bulan sebelumnya sempat mengalami kenaikan harga seiring dengan

pergeseran masa panen (gangguan cuaca) serta terjaganya pasokan komoditi umbi-umbian

dan bumbu-bumbuan seiring dengan cukup kondusifnya kondisi iklim/cuaca. Sementara itu

4 (empat) kelompok komoditi lainnya tetap mengalami kenaikan harga selama Maret 2010

dan 1 (satu) kelompok komoditia yaitu kelompok kesehatan tidak mengalami perubahan

harga pada Maret 2010. Secara akumulasi, laju inflasi Kota Manado hingga Maret 2010

tercatat sebesar 0,72% (ytd) atau 1,84% (yoy) secara tahunan.

Sumber: BPS Nasional, diolah.

Page 44: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

43

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Secara umum perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan

I-2010 menunjukan perkembangan yang cukup baik. Laju pertumbuhan dari total aset,

dana pihak ketifa (DPK) dan kredit tercatat mengalami pertumbuhan yang positif, walaupun

lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, fungsi

intermediasi perbankan memperlihatkan tren peningkatan sejak awal triwulan II-2009

sampai dengan triwulan laporan, yang tercermin dari meningkatnya prosentase Loan To

Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 106,12% di triwulan I-2010. Sejalan dengan hal

tersebut, kualitas kredit yang disalurkan perbankan semakin membaik, yang ditunjukan oleh

turunnya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) dari 3,86% pada Triwulan I-2009

menjadi 3,57% pada triwulan I-2010. Sementara itu, kredit UMKM juga terus menunjukan

perkembangan yang cukup signifikan, ditandai dengan meningkatnya pangsa kredit UMKM

terhadap total kredit yang mencapai 80,83%, disertai oleh membaiknya kualitas kredit

UMKM yang pada triwulan laporan tercatat sebesar 3,49%.

Kinerja yang semakin membaik, mengindikasikan industri perbankan di wilayah Sulawesi

Utara mulai bergairah kembali pasca terkena dampak krisis ekonomi global yang melanda

perbankan sepanjang tahun 2009. Namun demikian, adanya risiko dari ketidakpastian

pemulihan ekonomi global menuntut perbankan untuk tetap fokus pada penerapan prinsip

kehati-hatian diantaranya dengan lebih memperhatikan potensi usaha debitur ke depan

melalui risk based pricing.

Tabel 3.1

Indikator Utama Perbankan di Sulawesi Utara

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU)

2010

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

Total Aset 10.793 11.691 12.359 13.527 13.635 14.235 14.860 14.769 15.114

Tumbuh Y.o.Y (%) 20,48 25,45 24,78 28,24 26,33 21,76 20,24 9,17 10,85

DPK (Rp Miliar) 7.189 7.765 7.929 8.860 8.907 9.448 9.725 9.987 10.220

Tumbuh Y.o.Y (%) 20,12 20,65 21,91 25,31 23,90 21,67 22,64 12,72 14,74

Kredit (Rp Miliar) 6.823 7.852 8.454 8.934 9.095 9.627 10.004 10.485 10.846

Tumbuh Y.o.Y (%) 31,74 39,27 39,08 35,84 33,30 22,60 18,34 17,36 19,25

LDR (%) 94,90 101,13 106,62 100,84 102,11 101,90 102,88 104,98 106,12

NPL (%) 4,86 4,88 3,43 2,86 3,86 3,72 3,58 2,83 3,57

kredit UMKM 4.305 5.079 5.435 5.727 5.841 6.185 6.270 6.414 8.767

Share UMKM 63,09 64,68 64,29 64,10 64,22 64,25 62,67 61,17 80,83

NPL UMKM (%) 6,01 5,69 4,91 3,78 4,91 4,96 5,18 4,32 3,49

Komponen2008 2009

Page 45: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

44

A. Fungsi Intermediasi Perbankan

1. Respon Perbankan Sulawesi Utara Terhadap Kebijakan Moneter

Di tengah proses pemulihan perekonomian global, serta seiring dengan melemahnya

tekanan inflasi, Bank Indonesia tetap mengarahkan perhatian pada upaya menggerakkan

sektor riil guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya penguatan fungsi

intermediasi perbankan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 4 Maret 2010

memutuskan untuk tetap mempertahankan BI Rate sebesar 6,50%. Pelonggaran kebijakan

moneter ini sudah mulai direspon oleh pihak perbankan di Sulawesi Utara yang ditandai

dengan penurunan rata-rata tingkat suku bunga kredit, meskipun perubahan tingkat suku

bunga kredit tercatat relatif tidak terlalu signifikan. Pihak perbankan masih dihadapkan

pada kondisi perekonomian yang sedang berada dalam tahap pemulihan pasca krisis,

dimana potensi risiko masih relatif tidak stabil, sehingga suku bunga kredit yang ditetapkan

oleh perbankan di wilayah Sulawesi Utara cenderung tinggi. Seperti halnya tingkat suku

bunga kredit, pergerakan rata-rata tingkat suku bunga deposito 1 bulan sepanjang triwulan

I-2010 juga masih terbatas, bahkan ada kecenderungan akan mengalami peningkatan.

Tidak jauh berbeda dengan kondisi perbankan nasional, perbankan di wilayah Sulawesi

Utara juga masih diwarnai oleh persaingan tingkat suku bunga antar bank. Dampak dari

persaingan ini tercermin dari pertumbuhan DPK dan kredit yang cenderung melambat.

Namun, pertumbuhan kredit yang masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK

menyebabkan LDR perbankan mengalami peningkatan. Tingkat suku bunga kredit yang

masih relatif tinggi walaupun berada pada trend menurun berimplikasi pada tidak

optimalnya akselerasi pertumbuhan kredit. Berdasarkan data yang bersumber dari Laporan

Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, sampai dengan akhir bulan Maret 2010, rata-rata

tingkat suku bunga kredit tercatat sebesar 15,81%. Pihak perbankan masih mematok

margin keuntungan bank yang sangat tinggi sebagai opportunity cost atas risiko yang akan

dihadapi bank ketika debitur mengalami gagal bayar (default). Menurut jenis

penggunaannya, rata-rata tingkat suku bunga kredit modal kerja mencapai 18% per tahun,

rata-rata kredit investasi sebesar 17,02% per tahun dan 12,43% untuk rata-rata kredit

konsumsi. Sementara itu, pergerakan tingkat suku bunga deposito menunjukkan

perkembangan yang tidak jauh berbeda. Sampai dengan Maret 2010, rata-rata tingkat suku

bunga deposito 1 bulan tercatat sebesar 6,09%, mengalami kenaikan terbatas (±0,1%)

sepanjang triwulan laporan.

Page 46: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

45

2. Penyerapan Dana Masyarakat

Sepanjang triwulan I-2010, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan

menunjukan pertumbuhan yang positif, walapun secara tahunan relatif tumbuh melambat.

Posisi DPK di wilayah Sulawesi Utara pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp15.010 miliar

atau hanya tumbuh 10,09% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan DPK pada

periode yang sama tahun lalu (23,67%). Berdasarkan jenis simpanannya, kenaikan dana

terutama terjadi pada jenis tabungan yang meningkat 19,83% (yoy) kemudian disusul oleh

jenis giro sebesar 11,19% (yoy) dan deposito sebesar 10,88% (yoy).

Grafik 3.2. Rata-Rata Tingkat Suku Bunga Kredit

Menurut Jenis Penggunaan

Grafik 3.1. Perkembangan Rata-Rata

Tingkat Suku Bunga Kredit, Deposito dan BI Rate

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

Giro Deposito Tabungan

Rp miliar

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Grafik 3.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga

Grafik 3.4. Share Dana Pihak Ketiga (DPK)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

19,52%

36,16%

44,32%

Giro Deposito Tabungan

15,0

15,5

16,0

16,5

17,0

17,5

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

7,5

8,0

Mar

Apr

May Jun Jul

Aug Se

p

Okt

Nop Des Jan

Feb

Mar

2009 2010

% Sk. Bunga Deposito (Left Axis)

BI Rate (Left Axis)

Sk. Bunga Kredit (Right Axis)

%

12,0

13,0

14,0

15,0

16,0

17,0

18,0

19,0

Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun Jul

Aug Se

p

Okt

Nop Des Jan

Feb

Mar

2009 2010

Modal Kerja Investasi

Konsumsi

Page 47: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

46

Menurut pangsanya, penempatan dana dalam sistem perbankan masih didominasi oleh

jenis simpanan tabungan sebesar 44,32% dari total keseluruhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

yang berhasil dihimpun, disusul kemudian deposito (36,16%) dan giro (19,52%).

Berdasarkan kelompok banknya,

bank pemerintah menyerap hampir

65,61% dari total DPK sedangkan

sisanya dihimpun oleh bank swasta

(34,39%). Berdasarkan laju

pertumbuhannya, dana di bank

pemerintah berhasil tumbuh 18,40%

(yoy) sedangkan dana di bank swasta

tumbuh lebih rendah yaitu sebesar

8,34% (yoy). Perkembangan

pertumbuhan dana di bank

pemerintah yang masih dinilai cukup

tinggi tidak lepas dari adanya

preferensi masyarakat untuk lebih memilih menanamkan dananya tanpa risiko, dimana

dalam pandangan masyarakat saat ini bank pemerintah dinilai lebih terjamin dan bebas

risiko. Selain itu, maraknya bank swasta yang baru membuka cabang di Kota Manado

berdampak terhadap persaingan antar bank dalam menyaring dana pihak ketiga.

Berdasarkan wilayah penghimpunan dananya, dari keseluruhan total dana pihak ketiga

yang dihimpun, sebesar 71,62% atau Rp7.320 miliar berasal dari bank-bank yang berlokasi

di Manado, selanjutnya diikuti oleh Kabupaten Minahasa (8,23%), Kabupaten Bolaang

Mongondow (7,78%), Kota Bitung (6,90%), dan Kabupaten Sangihe Talaud (5,47%).

Tingginya penghimpunan dana masyarakat di Kota Manado terkait dengan jumlah jaringan

kantor bank yang sebagian besar terkonsentrasi di Kota Manado, disamping itu sentra

pertumbuhan ekonomi daerah berada di Manado tercermin dari maraknya aktivitas

pembangunan daerah yang terfokus di sekitar Manado.

Grafik 3.5. Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Bank Penghimpun

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

Bank Pemerintah Bank SwastaRp miliar

Page 48: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

47

Tabel 3.2. Perkembangan Sebaran DPK per Kabupaten/Kota

(Rp. Miliar)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Berdasarkan wilayah administratifnya, pada triwulan laporan seluruh kabupaten/kota di

Provinsi Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang positif jika dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi dialami oleh Kabupaten Bolaang

Mongondow sebesar 43,87% (yoy) dengan total DPK sebesar Rp795 miliar. Berikutnya

adalah Kabupaten Sangihe Talaud yang tumbuh 27,11% (yoy) dengan jumlah Rp559 miliar,

Kota Manado (13,61%), Kota Bitung (10,38%) dan Kabupaten Minahasa yang mencatat

pertumbuhan terkecil sebesar 0,97% (yoy).

3. Penyaluran Kredit Bank Pelapor

Mulai membaiknya kondisi perekonomian, belum menunjukkan dampak terhadap

penyaluran kredit oleh bank umum konvensional. Hal ini terlihat dari masih melambatnya

pertumbuhan kredit pada triwulan I-2010 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Grafik 3.7. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kab/Kota

Grafik 3.6. Komposisi Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kabupaten/Kota

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1Minahasa 468 513 684 586 833 827 794 686 841 Bolaang Mongondow 392 427 391 448 553 669 697 632 795 Sangihe Talaud 315 329 343 372 440 473 575 488 559 Manado 5.371 5.862 5.959 6.872 6.443 6.835 6.989 7.509 7.320 Bitung 644 635 552 583 639 642 669 673 705 Total 7.189 7.765 7.929 8.860 8.907 9.448 9.725 9.987 10.220

Kota/Kabupaten 2009 20102008

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

Bitung 639 642 669 673 705

Manado 6.443 6.835 6.989 7.509 7.320

Sangihe Talaud 440 473 575 488 559

Bolmong 553 669 697 632 795

Minahasa 833 827 794 686 841

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000 Minahasa Bolmong Sangihe Talaud Manado BitungRp miliar

-20 0 20 40 60 80 100

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

BitungQ1-10

Q4-09

Q1-09

Page 49: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

48

Grafik 3.9. Penyaluran Kredit di Provinsi Sulawesi Utara

Outstanding kredit yang disalurkan sampai dengan akhir triwulan I-2010 adalah sebesar

Rp10.846 miliar. Secara tahunan, penyaluran kredit bank umum tumbuh 19,25% (yoy),

mengalami perlambatan dibandingkan triwulan I-2009. Berdasarkan jenis penggunaannya,

pertumbuhan kredit paling signifikan dialami oleh kredit konsumsi mencapai jumlah

Rp6.300 miliar atau tumbuh sebesar 33,12% (yoy). Pertumbuhan yang cukup signifikan ini

dipicu dari tingginya aktivitas konsumsi masyarakat Sulawesi Utara yang dikonfirmasi

dengan data pertumbuhan ekonomi khususnya dari komponen konsumsi yang juga

memberikan kontribusi cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi Sulawesi utara.

Sementara itu, untuk jenis kredit investasi dan kredit modal kerja pertumbuhannya masing-

masing sebesar 17,44% (yoy) dan 0,86% (yoy).

Berdasarkan strukturnya, pangsa kredit konsumsi menempati urutan pertama sebesar

58,08% dari total kredit yang disalurkan, hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit

konsumsi yang juga paling signifikan dibandingkan pertumbuhan kredit investasi dan modal

kerja. Selanjutnya pangsa kredit modal kerja tercatat sebesar 32,37%, kemudian diikuti oleh

kredit investasi dengan pangsa sebesar 9,54%. Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran

kredit produktif selama triwulan ini sebagian besar ditujukan ke sektor lainnya (konsumsi)

dengan jumlah Rp6.833 miliar dengan pangsa 63%. Selanjutnya diikuti oleh sektor

perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mencapai jumlah Rp2.456 miliar dengan pangsa

sebesar 22,64% dari total kredit. Disusul penyaluran kredit pada sektor jasa dunia usaha

dan sektor konstruksi masing-masing dengan pangsa 4,58% dan 4,23%. Dominasi

penyaluran kredit pada sektor PHR didorong oleh tingginya tingkat aktivitas konsumsi

Grafik 3.8. Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II -17

-12

-7

-2

3

8

13

18

23

28

33

38

43

48

53

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar

2009 2010

%gTotal_Kredit gInvestasi

gKonsumsi gModal_Kerja

- 2.000 4.000 6.000 8.000

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

2009

2010

Konsumsi

Investasi

Modal Kerja

Page 50: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

49

masyarakat, salah satu faktor pendorongnya antara lain adanya kenaikan Upah Minimum

Provinsi dan berbagai kegiatan menjelang Pilakada, sehingga hal ini menjadi insentif bagi

pihak perbankan untuk menyalurkan kredit di sektor ini.

Sementara itu berdasarkan pencapaiannya, peningkatan pertumbuhan kredit paling

signifikan terjadi di sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang tumbuh lebih dari 19302% (yoy)

dengan jumlah Rp7 miliar. Berikutnya adalah sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan dan sektor

lainnya (konsumsi) yang tumbuh masing-masing sebesar 137,78% (yoy) dan 43,90% (yoy).

Selanjutnya beberapa sektor juga mengalami kontraksi penyaluran kredit yakni di sektor

pertanian yang mengalami kontraksi sebesar 66,89% (yoy), sektor transportasi dan

komunikasi terkontraksi sebesar 23,29% (yoy) dan sektor Perdagangan, Hotel dan

Restauran yang terkontraksi sebesar 7,37% (yoy).

Grafik 3.10. Penyaluran Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Berdasarkan kelompok bank, sampai dengan triwulan laporan, bank umum pemerintah

masih terus mendominasi penyaluran kredit dibandingkan dengan bank umum swasta

nasional. Kelompok bank pemerintah berhasil menyalurkan Rp8.349 miliar atau mencapai

pangsa pasar 76,97% sedangkan sisanya disalurkan oleh kelompok bank swasta sebesar

Rp2.498 miliar dengan pangsa pasar 23,03% dari total kredit. Sejalan dengan hal tersebut,

dominasi pembiayaan oleh bank umum pemerintah terlihat semakin kuat ditinjau dari laju

pertumbuhan kreditnya yang tumbuh sebesar 22,83% (yoy). Sementara pertumbuhan

penyaluran kredit di bank swasta hanya tumbuh sebesar 8,66% (yoy). Jumlah bank swasta

yang semakin bertambah di wilayah Sulawesi Utara mendorong persaingan yang semakin

- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

2009

2010

Lainnya (Konsumsi) Sektor Produktif LainnyaPHR KonstruksiPertanian

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Page 51: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

50

kuat, yang pada tahap selanjutnya akan berdampak terhadap lambatnya pertumbuhan

penyaluran kredit.

Grafik 3.11.

Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Berdasarkan wilayah penyaluran kredit, dari total kredit sebesar Rp10.846 miliar, sebesar

65,18% atau sebesar Rp7.070 miliar disalurkan di wilayah Kota Manado hal ini juga tidak

lepas dari banyaknya jaringan kantor perbankan yang berada di Kota Manado sebagai

sentra pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara. Selanjutnya diikuti oleh Kabupaten

Minahasa dengan pangsa pasar sebesar 12,53% (Rp1.359 miliar), Kabupaten Bolaang

Mongondow sebesar 10,07% (Rp1.092 miliar), Kota Bitung sebesar 6,37% (Rp.691 miliar),

dan Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 5,85% (Rp.634 miliar).

Grafik 3.13. Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota

Grafik 3.12. Komposisi Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

Q1Q2

Q3Q4

Q12009

2010

Bank Swasta Bank Pemerintah

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

Bitung Manado Sangihe TalaudBolmong Minahasa

Rp miliar

- 10 20 30 40 50

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

BitungQ1-10

Q4-09

Q1-09

%

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Page 52: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

51

Berdasarkan laju pertumbuhan kreditnya, wilayah dengan laju pertumbuhan kredit tertinggi

dialami Kabupaten Minahasa sebesar 30,64% (yoy) sedangkan yang terendah adalah Kota

Bitung sebesar 14,77% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit selama triwulan laporan

merupakan dampak atas respon pihak perbankan pada proses masa pemulihan

perekonomian global yang kemudian berdampak pada perilaku perbankan yang lebih

memperhitungkan faktor risiko dengan fokus pada prinsip kehati-hatian.

Fungsi intermediasi perbankan mengalami peningkatan tercermin dari angka Loan to

Deposit Ratio (LDR) sebesar dari 106,12% pada triwulan laporan, meningkat dari posisinya

di periode yang sama tahun lalu sebesar 102,11%. Perlu digaris bawahi bahwa perhitungan

LDR ini hanya membagi jumlah total kredit yang disalurkan dengan jumlah dana pihak

ketiga yang berhasil dihimpun oleh perbankan. Meningkatnya rasio LDR ini disebabkan

karena pertumbuhan kredit yang jauh lebih signifikan dibandingkan pertumbuhan DPK

yang berhasil dihimpun bank. Berdasarkan wilayah administratifnya, rasio LDR terendah

dialami oleh Kota Manado sebesar 96,59%. Sedangkan LDR tertinggi dicapai oleh

Kabupaten Minahasa sebesar 161,47%, disusul kemudian berturut-turut oleh Kabupaten

Bolaang Mongondow sebesar 137,44%, Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 113,37%, dan

Kota Bitung sebesar 98,03%.

Grafik 3.14.

Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Kabupaten/Kota

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

4. Kredit UMKM

Perkembangan kredit MKM (Mikro, Kecil dan Menengah) memperlihatkan perkembangan

yang cukup signifikan, ditandai dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan

- 50 100 150 200

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung Q1-10

Q4-09

Q1-09

%

Page 53: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

52

laju pertumbuhan kredit secara umum. Sampai dengan triwulan I–2010, jumlah kredit MKM

yang berhasil disalurkan mencapai Rp8.767 miliar dengan laju pertumbuhan sebesar

50,10% (yoy). Pencapaian ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan kredit secara

umum pada triwulan laporan yang hanya tumbuh 19,25% (yoy).

Grafik 3.15.

Laju Pertumbuhan Kredit UMKM dan Total Kredit

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Sejalan dengan hal tersebut, pangsa kredit UMKM terhadap penyaluran kredit perbankan

secara keseluruhan juga mengalami peningkatan. Pada triwulan I-2010, pangsa kredit

UMKM tercatat sebesar 80,83%. Kenaikan pangsa kredit UMKM juga diikuti oleh

meningkatnya kualitas kredit UMKM yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL)

yang mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sampai akhir

triwulan I-2010 rasio NPL kredit UMKM tercatat sebesar 3,49%, masih lebih rendah dari

batas toleransi Bank Indonesia sebesar 5%.

Grafik 3.17.

Non Performing Loan Kredit UMKM Grafik 3.16.

Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

0

10

20

30

40

50

60

Jan

Feb

Mar Apr

May Jun Jul

Aug

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar

2009 2010

gKredit gUMKM

%

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

Mikro Kecil Menengah

Rp miliar

- 20 40 60 80 100 120 140 160

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

2009

2010

Menengah

Kecil

Mikro

Rp miliar

Page 54: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

53

Berdasarkan penyebarannya, penyaluran kredit UMKM masih belum merata dan lebih

banyak terfokus pada daerah-daerah tertentu. Tercatat Kota Manado menyerap 64,63%

dari total kredit MKM yang disalurkan, diikuti oleh kota dan kabupaten lainnya yang rata-

rata memiliki pangsa pada kisaran 5%-14%. Berdasarkan laju pertumbuhannya,

perkembangan kredit MKM di Kabupaten Minahasa merupakan yang tertinggi yaitu sebesar

113,02% (yoy) sedangkan wilayah dengan laju pertumbuhan kredit MKM terendah adalah

di Kota Bitung yang tumbuh sebesar 28,55% (yoy).

B. RISIKO KREDIT

1. Rasio Kelonggaran Tarik Kredit

Perkembangan rasio kelonggaran tarik

kredit bank umum pada triwulan I-2010

memperlihatkan penurunan

dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Tercatat rasio kelonggaran

tarik pada triwulan laporan sebesar

2,32% turun dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya lalu yang

tercatat sebesar 6,20%. Penurunan rasio

merupakan suatu awal yang baik untuk

lebih mengoptimalkan fungsi

intermediasi perbankan.

Grafik 3.19. Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Kab/Kota

Grafik 3.18. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Kab/Kota

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

Bitung Manado Sangihe-Talaud

Bolmong Minahasa

Rp miliar

-20 0 20 40 60 80 100 120

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung Q1-10

Q4-09

Q1-09

(%)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

Plafond 10.187 10.647 11.031 11.731 13.133

Outstanding 9.095 9.627 10.004 10.485 10.846

Rasio UL (%) 6,20 5,50 5,38 6,31 2,32

-

1

2

3

4

5

6

7

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000 %Miliar

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Grafik 3.20. Kelonggaran Tarik Kredit Bank Umum

Page 55: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

54

2. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) didefinisikan

sebagai salah satu indikator penilaian

terkait kemampuan bank dalam

menghasilkan laba. Berdasarkan

neraca konsolidasi bank umum, saldo

bersih pendapatan bunga setelah

dikurangi biaya bunga atau yang biasa

disebut Net Interest Margin (NIM).

Pada triwulan laporan, rasio NIM

menunjukkan angka yang positif

tercatat sebesar Rp356 miliar atau

mengalami peningkatan bila

dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp244miliar. Pendapatan bunga (antara lain dalam

bentuk kredit dan penempatan antar bank) pada periode laporan lebih besar dibandingkan

dengan biaya bunga (antara lain dalam bentuk tabungan, giro dan deposito). Hal ini dapat

dikonfirmasi melalui pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK.

3. Rasio BOPO

Rasio BOPO menunjukkan tingkat

efisiensi bank dalam melakukan

kegiatan operasionalnya. Rasio BOPO

yang tinggi mencerminkan kondisi bank

yang tidak efisien. Sampai dengan

triwulan laporan, tingkat efisiensi

operasional perbankan meningkat yang

tercermin dari rasio BOPO bank umum

yang turun menjadi 70,03%

dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar

76,05%. Hal ini dapat diartikan bahwa

bank sudah lebih efisien dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

Pend.Bunga 363 748 1.154 1.580 490

Biaya Bunga 119 235 348 456 134

NIM 244 513 805 1.125 356

-

400

800

1.200

1.600

2.000 Rp miliar

Grafik 3.21. Net Interest Margin Bank Umum

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

BO 322 683 997 1.329 377

PO 423 880 1.358 1.858 538

Rasio 76,05 77,62 73,40 71,54 70,03

66

68

70

72

74

76

78

80

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000 %Rp miliar

Grafik 3.22. Rasio Biaya dan Pendapatan Operasional Bank Umum

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Page 56: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

55

4. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan suatu

rasio yang mengukur kemampuan bank

untuk menghasilkan laba dengan asset

yang dimilikinya. Sampai dengan triwulan

I-2010, rasio ROA bank umum tercatat

sebesar 1,11% mengalami peningkatan

bila dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar

0,99%. Peningkatan rasio ROA ini

didorong oleh tingginya presentase

kenaikan total aset yang mampu dikelola

dengan baik oleh bank untuk

menghasilkan laba.

C. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Secara kelembagaan, jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang beroperasi di wilayah kerja

Bank Indonesia Manado sebanyak 17 BPR yang seluruhnya merupakan bank konvensional

dengan rincian sebanyak 13 BPR dengan jumlah kantor 39 unit beroperasi di Sulawesi

Utara, sedangkan 4 BPR dengan jumlah kantor 8 unit beroperasi di Gorontalo.

Tabel 3.3. Indikator Utama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Di Sulawesi Utara (Rp. Miliar)

Grafik 3.23. Return On Asset Bank Umum

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2009 2010

L/R (Rp miliar) 134 253 459 428 167

Aset (Rp miliar) 13.635 14.235 14.860 14.769 15.114

ROA (%) 0,99 1,78 3,09 2,90 1,11

-

1

2

3

4

12.500

13.000

13.500

14.000

14.500

15.000

15.500 Rp miliar %

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

2010

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

Aset 207,9 220,4 237,8 241,1 264,1 27,02%

DPK 153,0 160,3 171,5 170,9 185,6 21,27%

Deposito 108,8 113,1 120,3 119,7 131,2 20,61%

Tabungan 44,2 47,2 51,2 51,3 54,3 22,89%

Kredit 163,7 181,5 195,6 202,7 208,0 27,05%

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 39,6 45,7 51,0 54,4 54,9 38,49%

Investasi 14,5 13,5 13,4 13,5 13,2 -9,49%

Konsumsi 109,5 122,3 131,2 134,8 139,9 27,76%

Sektoral

Pertanian 3,1 3,2 3,9 4,4 4,4 42,52%

Perindustrian 0,5 0,6 0,5 0,6 0,5 -6,22%

PHR 28,1 28,2 31,6 31,7 33,1 17,76%

Jasa-jasa 14,3 15,1 18,1 16,2 17,5 22,60%

Lain-lain 117,7 134,4 141,5 149,8 152,5 29,55%

LDR (Persen) 107,0 113,2 114,0 118,6 112,1

NPL (Persen) 3,5 3,2 3,3 2,9 4,0*) posisi Februari 2010

Y.o.YKomponen2009

Sumber: Laporan Statistik BPR

Page 57: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

56

Secara umum kinerja BPR selama triwulan I-2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan

periode yang sama tahun lalu, tercermin dari naiknya total aset, DPK, dan jumlah kredit

yang berhasil disalurkan. Peningkatan beberapa indikator ini juga dibarengi dengan

membaiknya rasio Loan To Deposit Ratio (LDR). Namun demikian, kenaikan rasio LDR ini

tidak diiringi dengan perbaikan pada kualitas kreditnya, hal ini tercermin dari kenaikan rasio

Non Performing Loan (NPL) BPR. Pada triwulan laporan total aset BPR tercatat Rp264,1

miliar atau tumbuh 27,02% (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, DPK yang berhasil dihimpun naik sebesar 21,27% (yoy) mencapai Rp185,6

miliar. Berdasarkan jenisnya, sebagian besar DPK tersebut disimpan dalam bentuk deposito

dengan pangsa 70,71% atau sebesar Rp131,2 miliar, sedangkan sisanya sebesar Rp54,3

miliar dalam bentuk tabungan. Berdasarkan jenisnya, kredit yang disalurkan sebagian besar

merupakan kredit konsumsi mencapai Rp139,9 miliar dengan pangsa 67,28% dari total

kredit yang disalurkan, selanjutnya kredit modal kerja sebesar Rp54,9 miliar (26,39%) dan

sisanya kredit investasi sebesar Rp13,2 miliar (6,33%).

Terlihat dalam tabel diatas, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya

jenis kredit modal kerja mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 38,49% (yoy) kemudian

disusul oleh kredit konsumsi sebesar 27,76%(yoy). Sebaliknya, kredit investasi mengalami

pertumbuhan yang negatif sebesar 9,49% (yoy). Peningkatan pertumbuhan kredit modal

kerja ini sebagian besar didorong oleh tumbuhnya sektor perdagangan dan retail, dimana

nasabah yang mengajukan kredit modal kerja di BPR umumnya digunakan untuk usaha

jenis retail. Sementara itu, kredit konsumsi masih tetap tumbuh karena merupakan suatu

konsekuensi logis dari dominannya kegiatan konsumsi pada PDRB Provinsi Sulawesi Utara

yang didukung oleh berbagai kemudahan yang diberikan oleh BPR dalam pengajuan kredit

dibandingkan bank umum walaupun bunga yang ditawarkan relatif lebih tinggi. Sementara

itu, fungsi intermediasi yang tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) BPR yang

mencapai 112,1% mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar 107,0%. Perhitungan LDR ini berbeda dengan cara perhitungan

penentuan tingkat kesehatan BPR, dimana dalam perhitungan LDR ini hanya membagi total

kredit dengan total Dana Pihak Ketiga, sedangkan dalam penilaian tingkat kesehatan BPR

(total kredit dibagi dengan total dana yang diterima bank), dimana total DPK hanya sebagai

salah satu komponen dari jumlah dana yang diterima. Namun demikian, kinerja LDR yang

semakin membaik tidak dibarengi dengan perningkatan kualitas kredit yang tercermin dari

kenaikan rasio NPL (Non Performing Loan) menjadi 4,0% pada triwulan laporan.

Page 58: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

57

BOKS 2.

PENGARUH PERDAGANGAN BEBAS ASEAN-CINA TERHADAP

POTENSI PEMBIAYAAN DAERAH

Pemberlakuan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) sejak Januari 2010 menjadi dasar

keleluasaan arus barang untuk berpindah diantara negara ASEAN dan Cina. Dengan adanya

penegasan tarif yang menurun secara bertahap tersebut diprediksikan dapat menjadi ancaman bagi

keberlangsungan produksi/ kinerja usaha dari suatu perusahaan. Namun demikian, diberlakukannya

ACFTA juga dapat memberikan peluang terutama untuk usaha yang berorientasi pada produk primer

yang bersifat resource-based commodity. Pada tahap selanjutnya, kinerja usaha yang semakin

membaik dapat diartikan sebagai prospek positif bagi pembiayaan di daerah. Sebaliknya, kinerja

usaha yang memburuk, akan menurunkan kelancaran pembayaran dan berisiko meningkatkan rasio

Non-Performing Loan (NPL). Guna mengetahui sejauh mana dampak pemberlakuan ACFTA terhadap

potensi pembiayaan daerah, Bank Indonesia Manado melakukan survei dalam bentuk interview yang

dilakukan kepada debitur besar dan UMKM pada Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (BPD

Sulut).

Responden secara umum didominasi oleh debitur UMKM dengan skala usaha antara Rp500 juta

s.d. Rp2,5 miliar, terutama berasal dari sektor usaha perdagangan, hotel dan restauran. Keterangan Komposisi

Omset

< Rp500 juta 46,67%

Rp500 juta – Rp2,5 miliar 53,33%

Sektor Usaha

Perdagangan, Hotel, Restauran 66,67%

Pertanian 20,00%

Jasa-jasa 13,33%

Sumber pembiayaan usaha dari responden terutama

bersumber dari modal sendiri, pinjaman bank serta

keduanya. Jenis pinjaman yang diberikan oleh perbankan

adalah kredit modal kerja dengan tingkat suku bunga kredit

yang dikenakan kepada responden sebesar > 12% per tahun,

dengan jumlah plafon kredit sebesar Rp500 juta – Rp 5 miliar

(33,33%), Rp50 juta - Rp500 juta (40%), sedangkan sisanya

mendapatkan plafon sebesar < Rp50 juta (26,67%).

6,67%

46,67%

46,67%

Modal sendiri Pinjaman bank Keduanya

Page 59: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

58

Sebanyak 73,33% responden menjawab bahwa

pemberlakuan ACFTA tidak berpengaruh

terhadap kinerja usaha. Sementara itu, sebanyak

20% dari responden mengatakan bahwa ACFTA

berpotensi meningkatkan keuntungan, terutama

untuk (i) sektor usaha yang menggunakan bahan

baku impor, (ii) sektor yang memperjualbelikan

produk dari ASEAN-Cina. Serta hanya 6,67%

responden yang memperkirakan akan ada

dampak negatif, namun hal ini tidak sampai

mengganggu kelancaran pembayaran kredit.

Dari hasil survei tersebut, secara umum dapat diperoleh informasi sebagai berikut:

Debitur Bank Pembangunan Daerah di wilayah Sulawesi Utara masih didominasi oleh

debitur UMKM yang berasal dari sektor perdagangan.

Pelaku usaha sebagian besar tidak merasakan dampak negatif dari pemberlakuan ACFTA

terhadap kinerja usahanya. Responden yang merasakan dampak positif dari ACFTA

didorong oleh harga beli produk bahan baku yang menjadi lebih murah.

Pihak perbankan belum melihat bahwa pemberlakuan ACFTA akan memberikan dampak

negatif terhadap pembiayaan di daerah. Pernyataan ini dikonfirmasikan oleh responden

debitur, dimana sebanyak 73,33% menjawab bahwa ACFTA tidak akan berpengaruh

terhadap kinerja usahanya.

0 20 40 60 80 100

PHR

Jasa-jasa

Pertanian

Menguntungkan Merugikan Tdk Berpengaruh

%

Page 60: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

59

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) ke Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi Utara pada Tahun 2010

diperkirakan mencapai Rp5,68 Triliun atau naik 0,12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan komponen penyusunnya, kenaikan transfer dana dari pemerintah pusat

terutama berasal dari Dana Perimbangan (Dana Alokasi Umum) yang naik 9,17% (yoy)

mencapai jumlah Rp4,43 Triliun. Sementara itu Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus

justru mengalami penurunan sebesar 43,88% dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 4.1. Perkembangan Transfer Dana Pusat Ke Prov/Kab/Kota di Wilayah Sulawesi Utara

(dlm jutaan rupiah)

Dana Perimbangan 3.796.133 4.375.802 5.282.510 5.462.060 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 222.918 274.401 335.993 330.894 Dana Alokasi Umum (DAU) 3.071.594 3.427.845 4.059.322 4.431.419 Dana Alokasi Khusus (DAK) 501.621 673.556 887.196 699.748Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus 160.774 280.370 393.844 221.033

TOTAL 3.956.907 4.656.172 5.676.354 5.683.0931 Data Update per 8 April 2010

Dana 2007 2008 2009 2010 1

Sumber : Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

4.1. Dana Perimbangan

Alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat bagi Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi

Utara Tahun 2010 menunjukkan peningkatan sebesar 3,40% dibandingkan dengan Tahun

2009. Secara agregat, jumlah alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat ke provinsi,

kabupaten dan kota di Sulawesi Utara mencapai Rp5,68 Triliun. Hampir seluruh

kabupaten/kota/provinsi di Tahun 2010 mengalami penurunan alokasi anggaran

dibandingkan tahun lalu, kecuali Kabupaten Minahasa, Kabupaten Bolaang Mongondow

(Bolmong), Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur (Boltim), dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel). Tingkat

penurunan tertinggi alokasi anggaran terjadi di Kabupaten Kep. Sangihe sebesar 14,63%,

sedangkan pertumbuhan tertinggi terjadi di Kabupaten Boltim sebesar 310,37%.

Page 61: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

60

Wilayah Sulawesi Utara

Total Dana Perimbangan Th

2009 (Juta Rp)

Total Dana Perimbangan Th

2010 (Juta Rp)

Naik/(Turun) (%)

Pemprov 668.996 666.514 (0,37)Manado 516.127 494.517 (4,19)Bitung 335.571 325.596 (2,97)Tomohon 284.382 270.027 (5,05)Minahasa 465.437 466.587 0,25Minsel 359.695 353.639 (1,68)Minut 335.432 325.318 (3,02)Bolmong 337.930 349.291 3,36Talaud 344.783 328.910 (4,60)Sangihe 419.459 358.092 (14,63)Kotamobagu 265.687 257.010 (3,27)Bolmut 266.605 268.284 0,63Sitaro 286.803 273.115 (4,77)Mitra 274.500 271.791 (0,99)Boltim 54.223 222.514 310,37Bolsel 66.880 230.856 245,18TOTAL 5.282.510 5.462.060 3,40

Sumber : Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

Berdasarkan alokasi dana perimbangan di masing-masing kabupaten/kota/provinsi di Tahun

2010, pangsa terbesar terjadi pada tingkat provinsi dengan jumlah Rp666,51 milliar dengan

pangsa 12,20%. Berikutnya adalah Kota Manado sebesar Rp494,52 miliar dengan pangsa

9,05% dari total anggaran, Kabupaten Minahasa sebesar Rp.466,59 dengan pangsa 8,54%

dan Kabupaten Sangihe sebesar Rp358,09 miliar dengan pangsa 6,56%. Alokasi dana

terendah diperoleh oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan pangsa 4,07% dari

total dana perimbangan atau sebesar Rp222,51 milliar.

Tabel 4.2. Dana Perimbangan ke Prov/Kab/Kota di Wilayah Sulawesi Utara

Grafik 4.1. Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2009

Grafik 4.2. Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2010

13%

10%

6%

5%

9%

7%6%6%

7%

8%

5%

5%

5%5%

1%

1%

Pemprov Manado

Bitung Tomohon

Minahasa Minsel

Minut Bolmong

Talaud Sangihe

Kotamobagu Bolmut

Sitaro Mitra

Boltim Bolsel

12%

9%

6%

5%

9%

6%6%6%

6%

7%

5%

5%

5%

5%4% 4%

Pemprov Manado

Bitung Tomohon

Minahasa Minsel

Minut Bolmong

Talaud Sangihe

Kotamobagu Bolmut

Sitaro Mitra

Boltim Bolsel

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

Page 62: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

61

Berdasarkan komponennya, alokasi dana perimbangan di masing – masing wilayah Sulawesi

Utara pada APBD Tahun 2010 sebagian besar terdiri dari Dana Alokasi Umum. Secara

agregat, pangsa dari DAU, DAK dan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak berturut-

turut sebesar 81,13%, 12,81% dan 6,06%. Dana Bagi Hasil merupakan bagian dana

perimbangan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal (antara Pusat dan Daerah)

yang dilakukan melalui pembagian hasil antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari

sebagian penerimaan perpajakan (nasional) dan penerimaan sumber daya alam. Rendahnya

pangsa Dana Bagi Hasil di Sulawesi Utara mencerminkan bahwa kontribusi Provinsi

Sulawesi Utara terhadap penerimaan negara, baik dari segi pajak maupun pengelolaan

sumber daya alam masih kecil.

4.2. Perkembangan APBD Provinsi

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan I-2010 relatif lebih rendah dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Sampai dengan 31 Maret 2010, realisasi belanja

pemerintah mencapai Rp137,24 miliar atau hanya sebesar 12,6% dari target pengeluaran

dalam APBD sebesar Rp1.094 miliar. Sementara itu, realisasi pendapatan pemerintah pada

triwulan laporan sebesar Rp319 miliar atau baru mencapai 29,9% dari target pendapatan

dalam APBD sebesar Rp1.066 miliar. Sedangkan untuk Tahun 2010, pembiayaan

pemerintah Provinsi menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, atau hanya

sebesar Rp27 miliar.

Grafik 4.3. Rincian Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2010

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

100.000 

200.000 

300.000 

400.000 

500.000 

600.000 

700.000 

Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Dana Perimbangan

Page 63: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

62

1. Pendapatan Provinsi

Sampai dengan triwulan I-2010 realisasi pendapatan Provinsi Sulawesi Utara baru mencapai

Rp319 miliar, atau sebesar 29,9% dari target pendapatan dalam APBD. Berdasarkan

komponen pembentuknya, sumber penerimaan ini terutama berasal dari dana perimbangan

(utamanya Dana Alokasi Umum) dengan pangsa 62,5% disusul Penerimaan Asli Daerah

(PAD) dengan pangsa 32,8%.

Sementara itu, kinerja pemerintah provinsi dalam melakukan berbagai pemanfaatan aset-

aset yang dimiliki pada triwulan I-2010 cukup menggembirakan. Hal ini tercermin dari

pencapaian realisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD) pada triwulan laporan sebesar 25,1%

dari target APBD atau meningkat dibandingkan realisasi PAD pada periode yang sama tahun

lalu yang hanya mencapai 23,3% dari target APBD 2009. Berdasarkan komponen

pembentuknya, PAD ini terutama bersumber dari penerimaan pajak sedangkan sisanya

dalam bentuk retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain.

Pencapaian PAD sepanjang Tahun 2010 tersebut masih relatif kecil bila dibandingkan

kebutuhan dana pembangunan di Sulawesi Utara tercermin dari relatif rendahnya rasio

kemandirian fiskal daerah yaitu perbandingan PAD terhadap total belanja yang hanya

32,8%. Hal ini berarti kegiatan ekonomi dan sosial sebagian besar masih digerakkan oleh

dana perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat.

Tabel 4.3. Kinerja Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 31 Maret 2010

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Nominal % Nominal %

I Pendapatan 1.028.716 232.213 22,6 1.066.545 319.424 29,9Pendapatan Asli Daerah 309.720 72.254 23,3 350.031 87.910 25,1Dana Perimbangan 668.996 159.960 23,9 666.514 198.713 29,8Lain-lain PAD yang Sah 50.000 - - 50.000 32.801 65,6

II Belanja 1.121.799 167.247 14,9 1.093.545 137.243 12,6Belanja Operasi 703.682 114.516 16,3 746.124 115.218 15,4Belanja Modal 242.692 2.288 0,9 207.921 1.173 0,6Belanja Tidak Terduga 7.500 1.154 15,4 7.500 405 5,4Transfer (Ke Kab/Kota/Desa) 167.925 49.290 29,4 132.000 20.446 15,5

III Pembiayaan 91.736 27.000Penerimaan Daerah 341.836 70.000 20,5 329.000 39.000 11,9 - SILPA 54.836 - - 29.000 - - Pengeluaran Daerah 250.100 205.000 82,0 302.000 193.000 63,9

APBD 2010(Rp Juta)

Realisasi APBD Tw. I-2010

Realisasi APBD Tw. I-2009No Uraian

APBD 2009(Rp Juta)

Page 64: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

63

2. Belanja Provinsi

Total belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD 2010 adalah sebesar Rp1.093 miliar,

mengalami penurunan dibandingkan total belanja pada APBD 2009 sebesar Rp1.122 miliar.

Seperti halnya penurunan anggaran belanja APBD, realisasi belanja provinsi sampai dengan

triwulan I-2010 baru mencapai Rp137 miliar atau 12,6% dari target total belanja dalam

APBD. Pencapaian ini sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang

saat itu mencapai 14,9%. Menurut komponen pembentuknya, belanja provinsi terutama

didominasi untuk belanja operasional dengan pangsa 68,2% atau mencapai Rp746,12

miliar. Sedangkan pangsa belanja modal hanya sebesar Rp207,92 miliar dengan pangsa

19%. Bila dibandingkan tahun lalu, maka target belanja modal di Tahun 2010 mengalami

penurunan sebesar 14,33%. Hal ini menunjukkan bahwa belanja daerah masih banyak

dialokasikan untuk konsumsi semata (pembayaran gaji, tunjangan, dan lain sebagainya).

(dlm jutaan rupiah)

Nominal % Nominal %

PENDAPATAN 1.028.716 232.213 22,6 1.066.545 100,0 319.424 29,9 Pendapatan Asli Daerah 309.720 72.254 23,3 350.031 32,8 87.910 25,1 - Pajak Daerah 275.626 68.104 24,7 311.927 89,1 82.202 26,4 - Retribusi Daerah 7.594 1.369 18,0 11.589 3,3 2.012 17,4 - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 16.500 - - 16.500 4,7 - - - Lain-lain 10.000 2.781 27,8 10.015 2,9 3.696 36,9 Dana Perimbangan 668.996 159.960 23,9 666.514 62,5 198.713 29,8 - Dana Bagi Hasil Pajak 56.516 3.769 6,7 54.035 8,1 6.954 12,9 - Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 965 621 64,4 965 0,1 267 27,7 - Dana Alokasi Umum 558.635 139.705 25,0 558.635 83,8 186.260 33,3 - Dana Alokasi Khusus 52.879 15.864 30,0 52.879 7,9 5.232 9,9 Lain-lain Pendapatan yang Sah 50.000 - - 50.000 4,7 32.801 65,6

Proporsi APBD 2010

(%)Uraian

APBD 2009(Rp Juta)

Realisasi APBD Tw. I-2009 APBD 2010

(Rp Juta)

Realisasi APBDTw. I-2010

(dlm jutaan rupiah)

Nominal % Nominal %

BELANJA 1.121.799 167.247 14,9 1.093.545 100,0 137.243 12,6 Belanja Operasi 703.682 114.516 16,3 746.124 68,2 115.218 15,4 - Belanja Pegawai 397.782 73.162 18,4 402.388 53,9 76.862 19,1 - Belanja Barang 221.120 18.547 8,4 231.236 31,0 25.312 10,9 - Belanja Hibah 16.375 3.942 24,1 63.500 8,5 5.675 8,9 - Belanja Bantuan Sosial 58.405 18.865 32,3 45.000 6,0 7.368 16,4 - Belanja Bantuan Keuangan 10.000 - - 4.000 0,5 - -

Belanja Modal 242.692 2.288 0,9 207.921 19,0 1.173 0,6 - Belanja Tanah 10.595 - - 13.800 6,6 - -

- Belanja Peralatan dan Mesin 29.475 878 3,0 24.789 11,9 1.170 4,7

- Belanja Bangunan dan Gedung 58.469 9 0,02 17.921 8,6 - -

- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 140.110 1.401 1,0 148.113 71,2 3 0,002

- Belanja Aset Tetap Lainnya 4.043 - - 3.298 1,6 - -

Belanja Tak Terduga 7.500 1.154 15,4 7.500 0,7 405 5,4 Transfer (Bagi Hasil ke Kab/Kota/Desa) 167.925 49.290 29,4 132.000 12,1 20.446 15,5

Proporsi APBD 2010

(%)Uraian

APBD 2009(Rp Juta)

Realisasi APBD Tw. I-2009 APBD 2010

(Rp Juta)

Realisasi APBD Tw. I-2010

Tabel 4.4. Kinerja Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 31 Maret 2010

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Tabel 4.5. Kinerja Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 31 Maret 2010

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Page 65: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

64

3. Kontribusi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar

Realisasi APBD di tingkat provinsi khususnya realisasi belanja daerah sedikit banyak telah

memberikan kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian. Dengan melakukan identifikasi

terhadap pos-pos belanja dalam APBD provinsi ke dalam 2 (dua) kegiatan utama

berdasarkan tabel PDRB sisi permintaan, yaitu konsumsi pemerintah dan belanja modal

diperoleh hasil bahwa realisasi konsumsi pemerintah memberikan kontribusi sebesar 1,78%

terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Utara sedangkan realisasi belanja modal hanya

memberikan kontribusi sebesar 0,02%. Kontribusi di tingkat kabupaten dan kota relatif sulit

untuk diperoleh sehingga hanya besaran-besaran pokok saja yang dimiliki. Secara total,

realisasi anggaran belanja dan modal dalam APBD provinsi memberikan kontribusi sebesar

1,8% terhadap PDRB Sulawesi Utara. Sementara itu, dampak realisasi APBD provinsi

terhadap perkembangan uang beredar sampai dengan posisi 31 Maret 2010 berada pada

kondisi ekspansif yang berarti jumlah pendapatan pemerintah lebih sedikit dibandingkan

jumlah pengeluarannya (belanja pemerintah).

Tabel 4.6. Kontribusi APBD Provinsi Terhadap Sektor Riil s.d. 31 Maret 2010

Sumber: Biro Keuangan Daerah Sulawesi Utara, diolah

(dlm jutaan rupiah)

PENDAPATAN 319.424 4,18

Pendapatan Asli Daerah 87.910 1,15

- Pajak Daerah 82.202 1,08

- Retribusi Daerah 2.012 0,03

- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah - 0,00 - Lain-lain 3.696 0,05 Dana Perimbangan 198.713 2,60 - Dana Bagi Hasil Pajak 6.954 0,09 - Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 267 0,00 - Dana Alokasi Umum 186.260 2,44 - Dana Alokasi Khusus 5.232 0,07 Lain-lain Pendapatan yang Sah 32.801 0,43BELANJA 137.243 1,80 Konsumsi Pemerintah 136.070 1,78 - Belanja Pegawai 76.862 1,01 - Belanja Barang 25.312 0,33 - Belanja Hibah 5.675 0,07 - Belanja Bantuan Sosial 7.368 0,10 - Belanja Bantuan Keuangan 0 0,00 - Belanja Tak Terduga 405 0,01 - Transfer (Bagi Hasil ke Kab/Kota/Desa) 20.446 0,27Pembentukan Modal Tetap Bruto (Blnj Modal) 1.173 0,02

UraianRealisasi APBD

Tw.I-2010(Rp Juta)

1 Data menggunakan PDRB harga berlaku proyeksi Tw.I-2010 dengan menggunakan metode Exponensial Smoothing Holt-Winters Multiplicative Seasonal

% thd

PDRB 1

Page 66: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

65

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran nasional baik tunai maupun non

tunai merupakan salah satu tugas Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan undang-

undang. Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang

kartal dimasyarakat dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan

dalam kondisi layak edar (clean money policy). Sementara itu, untuk transaksi non tunai,

Bank Indonesia mengarahkan transaksi pembayaran yang efektif, efisien, aman dan handal

dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan konsumen. Hal tersebut diwujudkan

melalui alternatif pilihan metode pembayaran yang dapat diakses ke seluruh wilayah

dengan biaya rendah, penerapan asas kesetaraan dalam penyelenggaraan sistem

pembayaran, serta mengadopsi asas-asas perlindungan konsumen secara wajar dalam

penyelenggaraan sistemnya.

A. Perkembangan Aliran Uang Kartal

Aliran uang kartal di khasanah Kantor Bank Indonesia Manado pada triwulan I-2010 berada

pada kondisi net inflow. Artinya jumlah aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia

(inflow) lebih besar dibandingkan dengan jumlah aliran uang kartal yang keluar ke

masyarakat (outflow) . Aliran uang masuk meningkat 0,62% (yoy) atau sebesar Rp3,8 miliar

sedangkan aliran uang keluar mengalami penurunan yang signifikan sebesar 95,80% (yoy)

atau sebesar Rp17,47 miliar. Kondisi ini merupakan pola musiman, dimana pada akhir

tahun aktivitas ekonomi cenderung meningkat sehubungan dengan berlangsungnya

perayaan Natal dan Tahun Baru. Namun setelah itu, pada awal tahun aktivitas ekonomi

kembali normal sebagaimana tercermin dari tingginya tingkat pengembalian uang dari

masyarakat masuk ke khasanah Bank Indonesia. Secara netto, aliran uang kartal selama

triwulan laporan berada pada kondisi inflow sebesar Rp616,17 miliar lebih tinggi

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp594,90 miliar. Secara

bulanan, net inflow tertinggi terjadi pada bulan Januari 2010 sebesar Rp329,51 miliar,

berikutnya berturut-turut di bulan Februari dan Maret 2010 masing-masing sebesar

Rp180,35 miliar dan Rp106,31 miliar.

Page 67: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

66

Grafik 5.1. Netflow Aliran Kas Uang Kartal KBI Manado

Sumber : Bank Indonesia Manado, diolah

Dalam upaya memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan, Bank Indonesia melakukan

kegiatan berupa Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) dalam bentuk pemusnahan

terhadap uang yang sudah tidak layak edar. Selama triwulan laporan, rasio PTTB terhadap

uang kartal masuk tercatat sebesar 42,35%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8,57%. Secara nominal, jumlah uang yang diberi

tanda tidak berharga selama triwulan laporan sebesar Rp261,27 miliar atau naik 397,47%

(yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Grafik 5.2.

Rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Terhadap Inflow

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Setoran 592 119 103  217  613  160 122 235 617

Bayaran ‐87 ‐337 ‐370 ‐428 ‐18 ‐355 ‐235 ‐687 ‐0,77

Netflow 505 ‐218 ‐268 ‐211 595 ‐195 ‐113 ‐453 616

‐800

‐600

‐400

‐200

0

200

400

600

800miliar

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Setoran 592  119  103  217  613  160  122  235  617 

PTTB 305  169  118  102  53  78  490  209  261

Rasio 51,4 142, 114, 46,9 8,57 49,0 402, 89,1 42,3

40 

80 

120 

160 

200 

240 

280 

320 

360 

400 

440 

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700  % Miliar

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Page 68: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

67

Dalam perannya sebagai regulator di daerah yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan

likuiditas dan kebutuhan uang yang layak edar bagi masyarakat di wilayahnya, Kantor Bank

Indonesia Manado melakukan kegiatan kas titipan. Kegiatan kas titipan ini dilakukan

khususnya untuk daerah yang lokasinya cukup jauh dari Kantor Bank Indonesia.

Penyelenggaraan kegiatan kas titipan ini dilakukan Kantor Bank Indonesia Manado

bekerjasama dengan salah satu bank umum di wilayah Gorontalo dan Tahuna.

Grafik 5.3. Netflow Kas Titipan KBI Manado di Gorontalo

(Rp. Miliar)

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Seperti halnya aliran uang kartal di KBI Manado, kondisi aliran kas titipan di Gorontalo

menunjukkan posisi net inflow. Sepanjang triwulan I-2010 posisi aliran kas titipan Gorontalo

menunjukkan nilai net inflow sebesar Rp135,05 miliar. Net inflow yang terjadi selama

triwulan laporan lebih disebabkan oleh pola musiman setelah pada triwulan sebelumnya

terjadi outflow yang cukup tinggi.

Grafik 5.4. Netflow Kas Tititpan KBI Manado di Tahuna (Rp. Miliar)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Inflow 533 516 702 615 621 542 645 629 672

Outflow ‐463 ‐672 ‐755 ‐560 ‐443 ‐611 ‐566 ‐673 ‐537

Netflow 70 ‐156 ‐53 55 178 ‐69 80 ‐44 135

‐800

‐600

‐400

‐200

0

200

400

600

800

.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2008 2009 2010

Inflow 51 19 23 36 57 27 40 108 40

Outflow ‐31 ‐67 ‐71 ‐100 ‐39 ‐78 ‐63 ‐111 ‐50

Netflow 20 ‐48 ‐49 ‐63 18 ‐51 ‐23 ‐3 ‐11

‐150

‐100

‐50

0

50

100

150

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Page 69: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

68

Selain di provinsi Gorontalo, kas titipan juga terdapat di Kota Tahuna-Kabupaten Sangihe.

Secara historis, kegiatan kas titipan Tahuna cenderung mengalami net outflow (kecuali pada

awal tahun). Namun demikian, kondisi kas titipan Tahuna pada triwulan I-2010

menunjukkan sebaliknya, dimana aliran uang keluar khasanah masih lebih besar daripada

aliran uang masuk ke khasanah dengan nilai net outflow sebesar Rp11 miliar. Kondisi net

outflow yang terjadi di khasanah titipan di Tahuna mengindikasikan perkembangan

pembangunan yang cukup pesat yang mendorong bergairahnya berbagai aktivitas

perekonomian di daerah tersebut.

B. Penemuan Uang Palsu

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado menunjukkan

adanya penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Total uang palsu yang

ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada triwulan I-2010 sebanyak 37

lembar yang terdiri dari 14 lembar uang pecahan Rp100.000,-, 19 lembar uang pecahan

Rp50.000, 1 lembar uang pecahan Rp10.000,- dan 3 lembar uang pecahan Rp5.000,-.

Jumlah ini lebih kecil dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 41 lembar.

Penurunan temuan ini mengindikasikan pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian

uang rupiah sudah cukup baik.

Tabel 5.1. Temuan Uang Palsu di Wilayah Kerja KBI Manado

Sumber: Bank Indonesia Manado, diolah

Bank Indonesia telah dan akan terus berupaya untuk meminimalisir pergerakan pelaku

pemalsuan uang melalui kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah. Kegiatan sosialisasi

tidak hanya dilakukan di Kantor Bank Indonesia, kalangan perbankan, di instansi-instansi

pemerintah daerah namun juga dilakukan di pusat perbelanjaan di kota Manado. Hal

tersebut dilakukan mengingat pusat perbelanjaan juga sangat rentan terhadap kegiatan

peredaran uang palsu karena tingginya tingkat perputaran uang yang digunakan untuk

melakukan transaksi. Selain itu, pihak Bank Indonesia juga menjalin kerjasama dengan pihak

2010

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

- Rp100.000,- 2 1.014 14 1 14 5 4 18 14

- Rp50.000,- 17 19 16 135 23 12 6 15 19

- Rp20.000,- 6 0 1 0 3 0 4 10 0

- Rp10.000,- 0 2 2 0 0 0 0 2 1

- Rp5.000,- 0 0 0 0 1 1 0 2 3

- Rp1.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 25 1.035 33 136 41 18 14 47 37

2008Pecahan

2009

Page 70: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

69

Kepolisian Daerah Sulawesi Utara dalam upaya penanganan proses hukum. Peran serta aktif

masyarakat bersama dengan pihak kepolisian diperlukan untuk dapat membongkar

sejumlah kasus pemalsuan uang di Sulawesi Utara.

C. Perkembangan Kliring (Tunai)

Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara (tunai) selama triwulan I-2010 mengalami

peningkatan, jumlah warkat yang dikliringkan sebanyak 75.799 lembar dengan nilai

Rp1.658 miliar atau meningkat jumlahnya sebesar 10,75% (yoy) dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya. Jika dilihat berdasarkan rata-rata harian lembar warkat yang

dikliringkan selama periode laporan tercatat sebanyak 1.221 lembar dengan nilai sebesar

Rp26,73 miliar atau tumbuh sebesar 5,24% (yoy). Peningkatan rata-rata jumlah nominal

kliring tersebut semakin menegaskan bahwa perekonomian Sulawesi Utara mengalami

pertumbuhan yang positif.

Tabel 5.2. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong di Wilayah Sulawesi Utara

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Sementara itu, rata-rata penolakan lembar cek/bilyet giro kosong selama triwulan laporan

tercatat 1,02% dari rata-rata lembar warkat yang dikliringkan per hari atau mengalami

peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,99%.

Sementara itu, dilihat dari segi jumlah nominalnya juga terdapat kenaikan sebesar 11,24%

(yoy) dari 0,91% pada triwulan I-2009 menjadi 1,01% pada triwulan I-2010 dari rata-rata

nominal cek dan BG yang dikliringkan per hari.

D. RTGS (Real Time Gross Settlement)

RTGS sebagai salah satu sarana penyelesaian transaksi non tunai, mempunyai keunggulan

dalam kecepatan penyelesaian transaksi (seketika) dan resiko settlement-nya dapat

diperkecil. Perkembangan penyelesaian nominal dan volume transaksi RTGS selama triwulan

I-2010 (dari dan ke wilayah Sulawesi Utara) mencapai 5.726 transaksi dengan nilai

2010

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Perputaran Kliringa. Lembar 71.180 75.825 79.174 76.409 72.982 79.557 82.114 84.032 75.799b. Nominal (Rp miliar) 1.402 1.356 1.590 1.535 1.497 1.626 1.722 1.860 1.658 Rata-rata perputaran kliring per haria. Lembar 1.194 1.205 1.237 1.297 1.236 1.282 1.369 1.384 1.221b. Nominal (Rp miliar) 23,51 21,65 24,84 26,06 25,40 26,17 28,72 30,71 26,73 Persentase rata-rata penolakana. Lembar (%) 0,37 0,57 0,79 1,04 0,99 0,96 1,06 1,33 1,02b. Nominal (%) 0,73 0,44 1,02 1,54 0,91 1,08 1,27 1,45 1,01

KETERANGAN 2008 2009

Page 71: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

70

Rp2.603,77 miliar atau mengalami peningkatan nilai sebesar 19,19% (yoy) dibandingkan

nilainya di triwulan I-2009. Sejalan dengan jumlah nilainya yang mengalami peningkatan,

volume RTGS pada triwulan laporan juga mengalami kenaikan dari 4.980 transaksi di

triwulan I-2009 menjadi 5.726 transaksi pada triwulan I-2010, atau tumbuh sebesar

14,98% (yoy). Pertumbuhan nilai dan volume RTGS didorong oleh pembangunan dan

kegiatan perekonomian yang terus berkembang di wilayah Sulawesi Utara yang menuntut

kecepatan penyelesaian transaksi pada arus lalu lintas uang.

Tabel 5.3. Perkembangan Traksaksi Melalui RTGS - Real Time Gross Settlement

Nilai Nilai Nilai(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Jan 196,05 619 490,73 1.275 686,78 1.894Feb 220,92 716 435,00 784 655,92 1.500Mar 278,32 751 563,45 835 841,77 1.586Tw I-2009 695,29 2.086 1.489,18 2.894 2.184,47 4.980Apr 254,13 845 623,87 994 878,00 1.839Mei 250,57 946 515,09 849 765,66 1.795Jun 156,81 479 494,57 830 651,38 1.309Tw II-2009 661,51 2.270 1.633,53 2.673 2.295,04 4.943Jul 127,73 420 539,12 1.388 666,85 1.808Agust 130,87 502 502,00 800 632,87 1.302Sep 143,68 460 526,54 792 670,22 1.252Tw III-2009 402,28 1.382 1.567,66 2.980 1.969,94 4.362Okt 191,76 718 498,42 799 690,18 1.517Nov 225,20 748 544,54 941 769,74 1.689Dec 356,68 1.036 597,55 1.532 954,23 2.568Tw IV-2009 773,64 2.502 1.640,51 3.272 2.414,15 5.774Jan 182,88 694 709,22 1.102 892,10 1.796Feb 192,27 638 553,24 1.339 745,51 1.977Mar 239,37 833 726,79 1.120 966,16 1.953Tw I-2010 614,52 2.165 1.989,25 3.561 2.603,77 5.726Pertumbuhan (%) -11,62 3,79 33,58 23,05 19,19 14,98

BulanFROM TO FROM + TO

Volume Volume Volume

Sumber : www.bi.go.id, diolah

Page 72: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

71

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kinerja yang cukup baik dari berbagai indikator makro ekonomi regional, perbankan, sistem

pembayaran dan fiskal (APBD yang didukung oleh relatif terkendalinya harga barang dan

jasa secara umum (inflasi), berimplikasi pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat dalam

bentuk penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan di Sulawesi Utara. Tingkat

pengangguran di Sulawesi Utara pada Agustus 2009 mengalami perbaikan tercermin dari

rasio TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 10,56% atau turun tipis (0,09%)

dibandingkan dengan periode Agustus 2008 lalu sebesar 10,65%. Berdasarkan jenis

lapangan pekerjaan, pertanian masih menjadi sektor lapangan pekerjaan utama, walaupun

telah terjadi pergeseran ke sektor lainnya, terutama sektor perdagangan dan sektor jasa.

Berdasarkan persebarannya, Manado masih menjadi daerah dengan jumlah angkatan kerja

terbesar dan angka pengangguran tertinggi. Seiring dengan itu, tingkat kemiskinan juga

mengalami penurunan dari 10,10% pada Maret 2008 menjadi 9,79% pada Maret 2009.

A. PENGANGGURAN

Struktur ketenagakerjaan pada periode Agustus 2009 tidak terlalu berbeda bila

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari seluruh penduduk usia 15+,

jumlah angkatan kerja tercatat 1.051.130 orang (62,05%) masih lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah bukan angkatan kerja sebanyak 642.995 orang. Jumlah

angkatan kerja ini meningkat tipis sebesar 2,96% (yoy) atau sebanyak 30.178 orang

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tabel 6.1.

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan di Sulawesi Utara

Penduduk 15 Thn ke atas 1,658,299 1,669,313 1,685,502 1,694,125 Angkatan Kerja 1,046,665 1,020,952 1,077,155 1,051,130

Bekerja 917,363 912,198 962,627 940,173 Mencari Kerja 129,302 108,754 114,528 110,957

Bukan Angkatan Kerja 611,634 648,361 608,347 642,995 TPAK 63.12 61.16 63.91 62.05 TPT 12.35 10.65 10.63 10.56

Feb-09Ags-08 Ags-09Feb-08

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Page 73: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

72

Menurut komponen penyusunnya, jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan data

Agustus 2009 mengalami peningkatan. Tercatat jumlah penduduk yang bekerja berjumlah

940.173 orang, meningkat 3,07% (yoy) atau sebanyak 27.975 orang dibandingkan periode

yang sama tahun lalu. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja,

jumlah orang yang mencari kerja pun mengalami peningkatan yaitu dari 108.754 orang

pada Agustus 2008 naik 2,03% (yoy) menjadi 110.957 orang pada Agustus 2009.

Meningkatnya jumlah angkatan kerja selama periode Agustus 2008 – Agustus 2009

mengakibatkan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) di Provinsi Sulawesi Utara

mengalami peningkatan 0,88% (yoy) dari 61,16% pada Agustus 20008 menjadi 62,05%

pada Agustus 2009. TPAK sebesar 62,05% tersebut dapat diartikan bahwa sekitar 62

penduduk Provinsi Sulawesi Utara aktif bekerja dan mencari pekerjaan dari sebanyak 100

orang penduduk yang termasuk ke dalam penduduk usia kerja. Sementara itu, TPT (Tingkat

Pengangguran Terbuka) pada Agustus 2009 sebesar 10,56%, merupakan angka yang

terendah selama sejak Tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa dari sekitar 100 orang

penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja hanya 10-11 orang yang menganggur,

selebihnya sudah mempunyai perkerjaan.

Penurunan tingkat pengangguran ini terkonfirmasi

dari hasil Survey Konsumen yang diselenggarakan

di Kota Manado. Dari hasil survey tersebut,

konsumen rumah tangga menilai ketersediaan

lapangan pekerjaan saat ini masih cukup baik.

Sampai dengan Maret 2010, indeks ketersedian

lapangan kerja saat ini cukup optimis, tercermin

dari level indeks sebesar 123,50 (indeks > 100

optimis) meningkat jauh dibandingkan Maret 2009

lalu yang hanya berada pada level 67 (berada pada

level pesimis).

Sumber: Survei Konsumen Kota Manado

‐ 20  40  60  80  100  120  140  160 

J

M

M

J

S

N

J

M

2009

2010

Grafik 6.1. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini

di Sulawesi Utara

Page 74: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

73

Pertanian 363,771 362,615 386,873 345,595 Pertambangan 14,806 12,804 19,048 18,301 Industri 61,270 43,846 57,094 57,520 Listrik, Gas & Air Bersih 3,223 3,951 4,312 4,048 Konstruksi 56,406 67,121 53,091 68,843 Perdagangan 144,155 163,693 175,012 173,432 Angkutan 136,047 90,561 102,115 93,012 Keuangan 10,127 13,850 14,496 16,546 Jasa 127,558 153,757 150,586 162,876 Total 917,359 912,198 962,633 940,173

Feb-09 Ags-09Ags-08Feb-08

37%

2%6%

0%7%

19%

10%

2% 17%PertanianPertambangan IndustriListrik, Gas & Air BersihKonstruksiPerdagangan AngkutanKeuangan Jasa

Komposisi penduduk yang bekerja menurut sektor lapangan pekerjaan utama pada Agustus

2009 relatif tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut

sektor ekonominya, sektor pertanian merupakan sektor yang banyak digeluti oleh tenaga

kerja di Sulawesi Utara yaitu sebanyak 345.595 orang (37,76%). Jumlah ini sudah

mengalami penurunan jika dibandingkan pada bulan Agustus 2008 lalu yang tercatat

362.615 orang. Secara umum bila dibandingkan dengan kondisi pada Agustus 2008,

seluruh sektor selain sektor pertanian, mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja. Data

tersebut menggambarkan bahwa walaupun sektor pertanian paling banyak digeluti oleh

tenaga kerja di Sulawesi Utara, namun pangsanya terus menurun dan mengalami

pergeseran terutama ke sektor perdagangan, jasa dan angkutan. Pergeseran ini terjadi

terkait berkembang pesatnya sektor perdagangan ritel (PHR) dan jasa sebagai dampak

semakin dikenalnya Kota Manado sebagai kota tujuan pariwisata domestik dan dunia.

Selain itu, semakin terjangkaunya harga kendaraan bermotor (khususnya roda dua), dengan

berbagai macam kemudahan yang ditawarkan kepada calon konsumen/pembelian

menyebabkan bisnis/usaha ojek tumbuh pesat. Tak heran beberapa petani beralih profesi

menjadi tukang ojek ataupun pedagang.

Tabel 6.2. Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan di Sulawesi Utara

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 6.2. Struktur Tenaga Kerja Menurut Sektor Ekonomi

di Sulawesi Utara

Page 75: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

74

Tabel 6.3. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Status Pekerjaan di Sulawesi Utara

Berusaha Sendiri 328,437 282,696 287,238 286,716 Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap - Buruh Tidak Dibayar

148,096 134,423 130,426 129,345

Berusaha Dibantu Buruh Tetap- 27,657 31,026 41,175 42,900 Buruh/Karyawan 246,547 264,692 279,163 284,798 Pekerja Bebas Pertanian 50,688 60,824 64,141 48,003 Pekerja Bebas Non Pertanian 34,629 47,802 39,899 55,056 Pekerja Tak Dibayar 81,309 90,735 120,585 93,355 Total 917,363 912,198 962,627 940,173

Feb-09 Ags-09Feb-08 Ags-08

Berdasarkan statusnya, mata pencaharian masyarakat Sulawesi Utara didominasi oleh

berusaha sendiri sebanyak 286.716 orang (30,50%), dan buruh/karyawan/pegawai

sebanyak 284.798 orang (30,29%). Status pekerjaan penduduk yang bekerja terkecil adalah

kategori pekerjaan berusaha dibantu buruh tetap – buruh dibayar sebanyak 42.900 orang

(4,56%). Status pekerjaan penduduk yang bekerja di daerah perkotaan terbanyak adalah

sebagai buruh/karyawan/pegawai sebesar 167.838 orang (45,33%) dan berusaha sendiri

sebesar 115.573 orang (31,22%). Sedangkan untuk daerah perdesaan, status pekerjaan

penduduk yang bekerja sebagian besar adalah berusaha sendiri yaitu sebesar 171.143

(30,03%) dan buruh/karyawan/pegawai sebesar 116.960 orang (20,52%).

Grafik 6.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

di Sulawesi Utara

Grafik 6.4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Sulawesi Utara dan Nasional

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

65,60 

61,97 

63,12 

61,16 

63,91 

62,05 

58

59

60

61

62

63

64

65

66

Feb‐07 Agt‐07 Feb‐08 Ags‐08 Feb‐09 Aug‐09

TPAK Sulut (%)13,00 

12,35 

12,35 

10,65 

10,63 

10,56 

9,75 

9,11 

8,46 

8,39 

8,14 

7,87 

‐ 5  10  15 

Feb‐07

Agt‐07

Feb‐08

Ags‐08

Feb‐09

Aug‐09

TPT Nasional (persen) TPT Sulut (persen)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Page 76: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

75

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) provinsi Sulawesi Utara selama kurun waktu 3 (tiga)

tahun terakhir terus mengalami penurunan. Namun bila dibandingkan dengan TPT nasional

sebesar 7,87%, TPT provinsi Sulawesi Utara sepanjang periode Februari 2007 sampai

dengan Agustus 2009 masih termasuk cukup tinggi.

B. KEMISKINAN

Tingkat kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan kecenderungan menurun sejak

Tahun 2007. Bila pada Maret 2007, tingkat kemiskinan masih tercatat 11,42% (sebanyak

250 ribu jiwa) maka pada Maret 2009 telah turun menjadi 9,79% (sebanyak 220 jiwa).

Bahkan bila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan secara nasional, tingkat kemiskinan di

Sulawesi Utara relatif masih lebih rendah.

Tabel 6.4. Sebaran Penduduk Miskin di Kota dan Desa di Sulawesi Utara

Kota Desa Total Kota Desa Total

Sulut 61,2 171 233 6.52 14.01 10.76 NaikIndonesia 13568,4 23,821 37,389 12.68 20.84 16.90 Naik

Sulut 79 171 250 8.31 13.80 11.42 NaikIndonesia 13559,3 23,609 37,168 12.52 20.37 16.58 Turun

Sulut 73 151 224 7.56 12.04 10.10 TurunIndonesia 12,769 22,195 34,963 11.65 18.93 15.42 Turun

Sulut 79 140 220 8.14 11.05 9.79 Turun

Indonesia 11,910 20,620 32,530 10.72 17.35 14.15 Turun

Maret 2007

Juli 2006

Maret 2008

Maret 2009

Ket

Jumlah Penduduk Miskin (000 orang)

Persentase Penduduk Miskin

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2009 sebesar 219,57 ribu (9,79%). Terjadi penurunan

jumlah maupun persentase penduduk miskin bila dibandingkan Maret 2008 yang berjumlah

223,5 ribu (10,10%). Penurunan ini lebih disebabkan oleh turunnya jumlah penduduk

miskin di kawasan perdesaan. Jika pada posisi Maret 2008 jumlah penduduk miskin di

perdesaan berjumlah 150,9 ribu (12,04%), pada periode Maret 2009 jumlah berkurang

cukup signifikan menjadi 140,31 ribu (11,05%). Sebaliknya, di perkotaan jumlah penduduk

miskin mengalami peningkatan, jika pada periode Maret 2008 jumlahnya tercatat 72,7 ribu

(7,56%), pada periode Maret 2009 jumlahnya meningkat mencapai 79,25 ribu (8,14%).

Secara nasional, juga terjadi penurunan jumlah penduduk miskin dari 34,96 juta orang pada

Maret 2008 menjadi 32,53 juta orang pada Maret 2009. Jumlah penduduk miskin di daerah

Page 77: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

76

perdesaan turun lebih tajam daripada di daerah perkotaan. Selama periode Maret 2008 -

Maret 2009, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,57 juta orang, sementara

di daerah perkotaan berkurang 0,86 juta orang. Persentase penduduk miskin di perkotaan

dan perdesaan pada periode Maret 2008 - Maret 2009 tidak banyak berubah, masing-

masing mengalami penurunan sebesar 0,93% dan 0,58%. Penurunan jumlah dan

persentase penduduk miskin selama periode Maret 2008-Maret 2009 antara lain

disebabkan oleh perkembangan pesat pertumbuhan ekonomi selama periode tersebut yang

mendorong bertambahnya luasnya kesempatan kerja akibat banyak berdirinya hotel,

restoran, ataupun perusahaan-perusahaan baru lainnya.

Tabel 6.5. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

Menurut Daerah di Sulawesi Utara

Makanan Bukan Makanan Total

PedesaanMaret 2007 117,516 31,924 149,440 171.00 13.80Maret 2008 128,498 33,935 162,433 150.90 12.04Maret 2009 141,599 36,672 178,271 140.31 11.05Kota & DesaMaret 2007 119,827 36,723 156,550 250.10 11.42Maret 2008 129,781 38,378 168,160 223.50 10.10Maret 2009 143,512 41,260 184,772 219.57 9.79

TahunGaris Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln)

% Penduduk Miskin

Jumlah Penduduk

Miskin

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh Garis

Kemiskinan. Semakin tinggi Garis Kemiskinan, semakin banyak penduduk yang tergolong

sebagai penduduk miskin. Selama periode Maret 2008 – Maret 2009, garis kemiskinan naik

sebesar 9,88% yaitu dari Rp.168.160,- per kapita per bulan pada Maret 2008 menjadi

Rp184.772,- per kapita per bulan pada Maret 2009. Dengan memperhatikan komponen

Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis

Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih

besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan

dan kesehatan). Pada Maret 2008, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 77,18%, tetapi

pada Maret 2009, peranannya meningkat mencapai 77,67%.

Selanjutnya penduduk miskin dapat dibedakan menjadi dua yaitu miskin kronis (chronic

poor) dan miskin sementara (transient poor). Miskin kronis adalah penduduk miskin yang

berpenghasilan jauh di bawah garis kemiskinan dan biasanya tidak memiliki akses yang

cukup terhadap sumber daya ekonomi, sedangkan miskin sementara adalah penduduk

miskin yang berada dekat garis kemiskinan. Jika terjadi sedikit saja perbaikan dalam

Page 78: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

77

Tahun Kota Desa Total

Maret 2007 1.30 2.33 1.88

Maret 2008 1.08 1.87 1.53

Maret 2009 1.27 1.77 1.55

Maret 2007 0.31 0.60 0.47

Maret 2008 0.30 0.45 0.38

Maret 2009 0.32 0.39 0.36

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

ekonomi, kondisi penduduk yang termasuk kategori miskin sementara ini bisa meningkat

dan statusnya berubah menjadi penduduk tidak miskin.

Pada periode Maret 2008 - Maret 2009, Indeks

Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) cenderung tidak

berubah. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung sama

dengan kondisi periode yang lalu mendekati

garis kemiskinan begitu pula dengan

ketimpangan pengeluaran diantara penduduk

miskinnya.

C. Rasio Gini

Rasio gini merupakan ukuran kemerataan tingkat pendapatan yang dihitung dengan

membagi luas antara garis diagonal dan kurva lorent dengan luas segi tiga di bawah garis

diagonal. Nilai Rasio Gini terletak antara 0 dan 1, nilai rasio Gini yang mendekati 0 maka

tingkat ketimpangan pendapatan sangat rendah, artinya distribuso pendapatan merata dan

apabila nilainya mendekati 1 maka tingkat ketimpangan pendapatan tinggi.

Perkembangan angka rasio gini Sulawesi Utara dalam 3 (tiga) tahun terakhir relatif tetap.

Berdasarkan data terakhir pada tahun 2007 indeks gini tercatat 0,32, relatif tidak berubah

dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang juga sebesar 0,32. Namun demikian

berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk

berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 40,70% menjadi 41,24%. Faktor

yang mempengaruhi peningkatan kesenjangan ini adalah dampak kenaikan harga BBM

yang menyebabkan kelompok 40% penduduk berpenghasilan rendah terpukul. Fenomena

yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok 40%

menengah ke 40% ke bawah dan 20% teratas.

Tabel 6.7. Rasio Gini Provinsi Sulawesi Utara

40% populas i dengan

pendapatan terendah

40% populas i dengan

pendapatan moderat

20% populas i dengan

pendapatan tertinggi

R as io Gini

40% populas i dengan

pendapatan terendah

40% populas i dengan

pendapatan moderat

20% populas i dengan

pendapatan tertinggi

R as io Gini

S ulawesi Utara 20,03 39,27 40,70 0,32 21,19 37,57 41,24 0,32

P rovins i

20072005

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan

Kemiskinan Menurut Daerah di Sulawesi Utara

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Page 79: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

78

D. IPM (Indeks Pembangunan Manusia)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sulawesi Utara di Tahun 2008 tercatat sebesar

75,16 atau turun 0,84 poin dari angka IPM 2007 sebesar 76. Pencapaian ini menempatkan

IPM Sulawesi Utara menempatkan posisi No.2 dari seluruh provinsi di Indonesia, sama

seperti tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan komponen pembentuknya, penurunan angka

IPM dibandingkan tahun sebelumnya teruma disebabkan oleh turunnya angka harapan

hidup masyarakat Sulawesi Utara dari 74,4 tahun menjadi 72,01 tahun, sedangkan 3 (tiga)

komponen IPM lainnya yaitu angka melek hurup, rata-rata lama sekolah dan rata-rata

pengeluaran riil per kapita justru mengalami peningkatan.

Tabel 6.8. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi Sulawesi Utara Periode 2002 – 2008

Komponen IPM 2005 2006 2007 2008

Angka Harapan Hidup 71.70 71.80 74.40 72.01Angka Melek Huruf 99.30 99.30 99.30 99.31Rata-Rata Lama Sekolah 8.80 8.80 8.80 8.80Pengeluaran Riil/Kapita (000 Rp) 616.10 616.90 619.40 625.58IPM 74.20 74.40 76.00 75.16

Peringkat Nasional 2 2 2 2

Berdasarkan wilayah administrasinya, IPM di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Utara di

Tahun 2008 menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan (turun)

dibandingkan Tahun 2007. Kota Manado mencatat peringkat IPM tertinggi dari

kabupaten/kota se- Sulawesi Utara yaitu diperingkat 13 secara nasional, turun 5 peringkat

di tahun sebelumnya yang saat itu berada di peringkat 8 nasional. Peringkat IPM terendah

dialami oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yaitu diperingkat 180 nasional turun

dibandingkan tahun sebelumnya berada diperingkat 147 nasional. Sementara itu menurut

komponen penyusun IPM, angka harapan hidup tertinggi pada Tahun 2008 dialami oleh

Kota Manado (72,37 tahun), sedangkan yang terendah dialami Kabupaten Minahasa

Tenggara (68,31). Untuk angka melek huruf, Kota Manado dan Kota Tomohon mencatat

angka melek huruf tertinggi yaitu sebesar 99,83 sedangkan yang terendah dialami oleh

Kab. Bolaang Mongondow sebesar 98,22. Untuk rata-rata lama sekolah, Kota Manado

mencatat yang tertinggi (10,58), sedangkan yang terendah (7,39). Sedangkan nilai

pengeluaran per kapita tertinggi dicatat oleh Kota Manado (631,88) sedangkan Kab. Kep.

Sitaro (Siau Tagulandang Biaro) mencatat pengeluaran per kapita yang terendah (605,77).

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Page 80: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

79

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Kab/KotaAngka

Harapan Hidup

Angka Melek Huruf

Rata-rata Lama

sekolah

Pengeluaran per Kapita (000

rp)Kab.Bolaang Mongondow 71.19 98.22 7.39 608.55

Kab.Minahasa 72.18 99.52 8.80 619.74

Kab.Kep.Sangihe 72.50 98.50 7.70 628.55

Kab.Kep.Talaud 71.29 99.30 8.47 623.35

Kab.Minahasa Selatan 71.89 99.40 8.54 610.86

Kab.Minahasa Utara 72.20 99.68 9.07 622.71

Kab.Bolaang Mongondow Utara 69.45 98.30 7.10 620.13

Kab.Kep.Siau Tagulandang Biaro 69.77 99.38 8.08 605.77

Kab.Minahasa Tenggara 68.31 99.61 8.24 623.27

Kota Manado 72.37 99.83 10.58 631.88

Kota Bitung 70.20 99.03 9.20 628.47

Kota Tomohon 72.16 99.83 9.60 621.61

Kota Kotamobagu 71.35 99.49 8.85 620.26

Sulawesi Utara 72.01 99.31 8.80 625.58

Tabel 6.10. Komponen Penyusun IPM di Kab/Kota

di Sulawesi Utara Tahun 2008

2007 2008 2007 2008

Kab.Bolaang Mongondow 74.00 72.11 118 158 ↓

Kab.Minahasa 76.40 74.86 54 66 ↓

Kab.Kep.Sangihe 76.00 74.67 63 70 ↓

Kab.Kep.Talaud 75.60 74.38 67 79 ↓

Kab.Minahasa Selatan 75.30 73.79 77 89 ↓

Kab.Minahasa Utara 76.70 75.33 42 56 ↓

Kab.Bolaang Mongondow Utara 73.30 71.84 147 180 ↓

Kab.Kep.Siau Tagulandang Biaro 73.30 71.87 145 175 ↓

Kab.Minahasa Tenggara 74.10 72.58 113 142 ↓

Kota Manado 78.60 77.28 8 13 ↓

Kota Bitung 76.10 74.61 59 71 ↓

Kota Tomohon 77.00 75.65 34 50 ↓

Kota Kotamobagu 75.90 74.46 65 74 ↓

Sulawesi Utara 76.00 75.16 2 2 Tetap

Peringkat NasionalIPMKab/Kota Ket

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 6.9. IPM Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara dan

Peringkatnya Secara Nasional

Page 81: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

80

21,1

139,6

5,5 4,1 4,56

Manado

Minsel

Minut

Tomoh

on

Boltim

Bolsel

Bitung

Anggaran Pilkada Kab/Kota di Sulut

Jumlah (dlm milyar rupiah)

13,28

88,71

15

Jumlah (dlm milyar rupiah)

Panwas

KPU

Pengamanan

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN

7.1. Prospek Ekonomi Makro

Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II – 2010 diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Faktor pendorong

pertumbuhan diantaranya adalah penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di 7

kabupaten/kota dan provinsi yang direncanakan akan dilaksanakan secara serentak paling

akhir triwulan II - 2010. Penyelenggaraan Pilkada diperkirakan tidak hanya meningkatkan

aktivitas konsumsi swasta namun juga belanja pemerintah tercermin dari besarnya alokasi

dana Pilkada yang mencapai Rp180 milliar yang terdiri Rp116 milliar di tingkat provinsi dan

Rp64 miliar di tingkat kabupaten/kota. Meningkatnya aktivitas konsumsi antara lain

tercermin dari maraknya pemasangan baliho, spanduk, iklan bakal calon kepala daerah di

berbagai sudut kota khususnya Kota Manado termasuk pula melalui media massa dan

media telekomunikasi.

Masa liburan sekolah di akhir triwulan II – 2010 diperkirakan juga akan mendorong

peningkatan aktivitas konsumsi khususnya konsumsi rumah tangga. Selain itu, mulai

direalisasikannya kenaikan gaji PNS, TNI dan Polri sebesar 5% pada April 2010 juga

diprediksi akan mendorong potensi pembelanjaan masyarakat sehingga akan meningkatkan

aktivitas ekonomi. Kondisi ini antara lain dapat dikonfirmasi melalui peningkatan optimisme

masyarakat terhadap kondisi ekonomi 3 bulan mendatang (termasuk tingkat penghasilan)

Grafiik 7.1. Alokasi Dana Pilkada Tingkat Provinsi 2010

Grafiik 7.2. Alokasi Dana Pilkada Tingkat Kabupaten/Kota 2010

Sumber : Manado Post, diolah

Page 82: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

81

tercermin dari naiknya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dari indeks 131,8 pada Juni 2009

menjadi 155,17 pada Juni 2010.

Kinerja perdagangan luar negeri diperkirakan juga akan mengalami peningkatan. Setelah

terpengaruh oleh dampak krisis ekonomi global di Tahun 2009 lalu, maka di Tahun 2010

kinerja ekspor diperkirakan akan meningkat. Hal ini seiring dengan membaiknya harga

komoditas dunia yang mendorong minat eksportir lokal untuk meningkatnya volume

penjualannya ke luar negeri. Sementara itu, implementasi ASEAN China Free Trade Area

(ACFTA) belum berpengaruh terhadap menurunnya permintaan dunia terhadap komoditas

ekspor Sulawesi Utara. Hal ini cukup beralasan karena sebagian besar komoditi ekspor

merupakan komoditas pertanian/primer. Hal ini diperkuat dengan hasil Survei Liason yang

menunjukan bahwa sebagain besar debitur bank umum dan BPR di Sulawesi Utara belum

merasakan pengaruh ACFTA. Demikian pula halnya dengan beberapa perusahaan yang

bergerak di sektor pertanian dan perikanan yang tetap optimis bahwa pemberlakuan

ACFTA akan meningkatkan kinerja ekspor perusahaan mereka.

Atas dasar berbagai asumsi tersebut, maka pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di

triwulan II – 2010 diperkirakan akan bergerak pada kisaran 7,4 ± 0,5%. Beberapa sektor

yang diperkirakan akan mengalami percepatan pertumbuhan pada triwulan mendatang

adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor jasa-jasa dan sektor

bangunan. Perkiraan ini didukung antara lain oleh Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

(SKDU) yang mengindikasikan bahwa ekpektasi realisasi kegiatan usaha di triwulan II - 2010

diperkirakan akan meningkat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Grafiik 7.3. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber : Survei Konsumen Kota Manado

60 70 80 90

100 110 120 130 140 150 160

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2008 2009 2010

Page 83: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

82

7.2. Prakiraan Inflasi

Tekanan inflasi Kota Manado selama triwulan II – 2010 diperkirakan akan cenderung

meningkat seiring dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah berupa kenaikan harga

pupuk bersubsidi per tanggal 9 April 2010 rata-rata sebesar ±35%. Kenaikan harga pupuk

bersubsidi ini berpotensi akan meningkatkan biaya produksi produk pertanian yang pada

tahap berikutnya akan mendorong kenaikan harga jual. Namun demikian, dampak kenaikan

harga pupuk bersubsidi ini diperkirakan minimal, disebabkan pangsa komponen pupuk rata-

rata hanya 10-15% dari total biaya produksi sektor pertanian.

Tabel 7.1. Perkembangan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi

s/d Trw I 2010 (Rp/Kg)

Per 9 April 2010 (Rp/Kg)

Perubahan  (%)

Harga Berdasarkan Permentan 32/2010

Urea 1200 1600 33,33 1600

NPK/Ponskha 1750 2300 31,43 2300

Superposfat 1550 ‐ ‐ ‐

SP36 ‐ 2000 ‐ 2000

ZA 1050 1400 33,33 1400

NPK Pelangi 1840 2300 25,00 2300

Petroganik  ‐ 700 ‐ 700

Jenis Pupuk

Harga Eceran Tertinggi (HET)

Sumber : Survei dan Berbagai Media,diolah

Pencapaian tingkat inflasi yang rendah dan stabil membutuhkan pula ketersediaan

infrastruktur yang memadai termasuk kelistrikan. Hingga saat ini kondisi kelistrikan di

Sulawesi Utara masih mengalami defisit dimana kebutuhan akan listrik masih lebih tinggi

dibandingkan pasokan yang mampu dipenuhi oleh PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara),

akibatnya daftar tunggu pelanggan baru dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini

tentunya membutuhkan perhatian kita bersama. Faktor lain yang berpotensi memberikan

tekanan terhadap harga adalah meningkatnya aktivitas konsumsi selama masa kampanye

Pilkada Gubernur dan 7 walikota/bupati baik berasal dari konsumsi rumah tangga,

perusahaan maupun belanja pemerintah. Perhelatan pilkada ini rencananya akan sedikit

mengalami pergeseran dari Mei 2010 mundur menjadi Juli 2010. Selain itu, realisasi

kenaikan gaji bagi PNS, TNI/Polri di Tahun 2010 sebesar 5% pada April 2010 juga akan

meningkatan daya beli masyarakat.

Kecenderungan meningkatnya tekanan harga di triwulan mendatang dapat pula

dikonfirmasi dengan perkembangan indeks ekspektasi konsumen yang meliputi ekspektasi

penghasilan, ekspektasi ekonomi dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja.

Kecenderungan meningkatnya ekspektasi konsumen mengindikasikan bahwa tekanan

Page 84: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

83

terhadap harga dari sisi permintaan akan meningkat di triwulan mendatang. Sementara itu,

dari sisi penawaran pasokan barang dan jasa diperkirakan tidak akan mengalami

permasalahan berarti tercermin dari relatif tidak banyak berubahnya indeks ketersediaan

barang dan jasa dibandingkan periode-periode sebelumnya.

.

Di samping faktor-faktor yang ditenggarai memicu inflasi, terdapat pula beberapa faktor

yang berkontribusi bagi kestabilan harga barang dan jasa pada triwulan mendatang

diantaranya perkiraan relatif baiknya kondisi iklim, berlangsungnya masa panen serta

terkendalinya ekspektasi inflasi melalui keberadaan forum diskusi inflasi yang melibatkan

Bank Indonesia, pemerintah provinsi, perbankan dan pelaku usaha. Berdasarkan asumsi-

asumsi di atas, maka laju inflasi Kota Manado di triwulan mendatang diperkirakan sebesar

4,29% (yoy), lebih tinggi dibandingkan akhir triwulan I – 2010 dan periode yang sama

tahun lalu yang tercatat masing-masing sebesar 1,84% (yoy) dan 2,25% (yoy).

7.3. Prospek Perbankan

Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan II – 2010

diperkirakan masih cukup baik. Kebijakan Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan

suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 6,5% mendorong perbankan untuk lebih ekspansif

dalam melakukan pembiayaan yang didukung oleh kecenderungan menurunnya suku

bunga kredit. Sementara itu, jumlah Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun pada

triwulan mendatang diperkirakan akan mengalami peningkatan. Hal ini didorong oleh

potensi meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat seiring dengan realisasi kenaikan gaji

PNS, TNI/Polri sebesar 5% pada April 2010, dimulainya panen raya cengkeh, dan potensi

membaiknya kinerja ekspor Sulawesi Utara.

Grafik 7.4. Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen (SEK)

Grafik 7.5. Indeks Ketersediaan Barang dan Jasa

60

80

100

120

140

160

180

J F M A M J J A S O ND J F MA M J J A S O N D J F M AM J

2008 2009 2010

Ketersediaan Barang dan Jasa

60

80

100

120

140

160

180

200

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2008 2009 2010

Ekspektasi PenghasilanEkspektasi EkonomiEkspektasi Ketersediaan Lap. Kerja

Sumber : Survei Konsumen Kota Manado Sumber : Survei Konsumen Kota Manado

Page 85: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

84

Grafik 7.6. Ekspektasi Tingkat Suku Bunga

Sumber : Survey Konsumen Kota Manado

Hasil rekapitulasi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2010 menunjukkan bahwa perbankan Sulawesi

Utara optimis untuk terus meningkatkan penyaluran kreditnya hingga 25 – 30%, lebih

tinggi dibandingkan target penyaluran kredit secara nasional yang hanya berada pada

kisaran 17%. Menurut sektor ekonominya, sektor PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran),

sektor konstruksi, sektor jasa dunia usaha dan konsumsi masih menjadi fokus utama dalam

portofolio kredit di Sulawesi Utara. Sedangkan pembiayaan di sektor pertanian diperkirakan

akan mengalami banyak tantangan sehubungan dengan tingginya rasio NPL (Non

Performing Loan) di sektor pertanian. Oleh karena itu, sinkronisasi program di masing-

masing dinas dan kerjasama yang lebih erat antara BI, perbankan dan pemerintah daerah

perlu ditingkatkan agar upaya mewujudkan Sulawesi Utara berswasembada beras di Tahun

2010 ini dapat terwujud, tentunya dukungan pembiayaan dari perbankan sangatlah

dibutuhan dengan tetap menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian perbankan.

Page 86: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

85

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan

hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu M.t.M Month to Month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya. Q.t.Q Quarter to Quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya. Y.o.Y Year on Year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Dana Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.

Volatile Food Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Administered Price

Salah satu disagregasi inflasi , yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.

M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral

M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas, merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).

Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank sentral.

Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.

NPLs Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Restrukturisasi Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur

Page 87: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan I – · PDF filePengaruh Perdagangan Bebas ASEAN Cina Terhadap Potensi Pembiayaan ... PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 59 Dana Perimbangan halaman

86

kredit dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.

UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar.

UYD

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.

Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.

Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.

Netflow Selisih antara outflow and inflow.PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik

uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.