PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah...

22
Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 1 PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Pelembagaan, Perubahan dan Prospektif) oleh : Drs. H. Anshoruddin, SH.,MA. (Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pontianak) I. PENDAHULUAN Kata hukum itu sendiri dalam bahasa Indonesia yang kita pakai berasal dari bahasa Arab, hukm. Artinya norma atau kaidah, yaitu ukuran, tolak ukur, patokan, pedoman yang dipergunakan untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia dan benda. Hazairin mengatakan, bahwa hubungan arti kata hukum dalam kedua bahasa tersebut sangat erat, sebab, setiap peraturan, apapun macamnya dan sumbernya mengandung norma atau kaidah sebagai intinya. Di dalam Islam ada lima hukm atau kaidah, yang dijadikan patokan perbuatan manusia, baik beribadah maupun bermuamalah. Lima kaidah itu adalah (1) Wajib, (2) Sunnah, (3) Mubah, (4) Makruh dan (5) Haram. Kelimanya bisa disebut Al Ahkam Al Khamzah atau hukum yang lima. Wajib adalah suatu kaidah Hukum Islam yang mengandung perintah harus dilaksanakan dengan mendapat pahala dan berakibat mendapat dosa bila meninggalkannya. Sunnah mengandung suatu anjuran untuk melaksanakan sesuatu yang akan memberi manfaat memperoleh pahala bagi pelaku dan tidak ada konsekuensi menanggung dosa bila meninggalkannya. Makruh, merupakan kaidah yang mengandung muatan selayaknya tidak dilakukan dengan mendapatkan pahala dan bila dilakukan akan mendapatkan kerugian bagi pelaku tidak berdosa. Sedang kaidah yang memberikan kewenangan kebebasan memilih untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu adalah mubah. Sementara haram merupakan kaidah yang mengandung larangan untuk dilakukan dengan konsekuensi mendapat dosa, namun bila ditinggalkan akan mendapat pahala. Orang sering menyamakan Istilah Hukum Islam dengan Syari'at atau fiqh. Padahal jika dicermati lebih dalam akan jelas pengertian dan perbedaan masing-masing serta cakupan bahasannya.

Transcript of PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah...

Page 1: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 1

PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA

(Pelembagaan, Perubahan dan Prospektif)

oleh : Drs. H. Anshoruddin, SH.,MA.

(Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pontianak)

I. PENDAHULUAN

Kata hukum itu sendiri dalam bahasa Indonesia yang kita pakai berasal

dari bahasa Arab, hukm. Artinya norma atau kaidah, yaitu ukuran, tolak ukur,

patokan, pedoman yang dipergunakan untuk menilai tingkah laku atau

perbuatan manusia dan benda. Hazairin mengatakan, bahwa hubungan arti kata

hukum dalam kedua bahasa tersebut sangat erat, sebab, setiap peraturan,

apapun macamnya dan sumbernya mengandung norma atau kaidah sebagai

intinya.

Di dalam Islam ada lima hukm atau kaidah, yang dijadikan patokan

perbuatan manusia, baik beribadah maupun bermuamalah. Lima kaidah itu

adalah (1) Wajib, (2) Sunnah, (3) Mubah, (4) Makruh dan (5) Haram.

Kelimanya bisa disebut Al Ahkam Al Khamzah atau hukum yang lima.

Wajib adalah suatu kaidah Hukum Islam yang mengandung perintah harus

dilaksanakan dengan mendapat pahala dan berakibat mendapat dosa bila

meninggalkannya. Sunnah mengandung suatu anjuran untuk melaksanakan

sesuatu yang akan memberi manfaat memperoleh pahala bagi pelaku dan tidak

ada konsekuensi menanggung dosa bila meninggalkannya. Makruh, merupakan

kaidah yang mengandung muatan selayaknya tidak dilakukan dengan

mendapatkan pahala dan bila dilakukan akan mendapatkan kerugian bagi

pelaku tidak berdosa. Sedang kaidah yang memberikan kewenangan

kebebasan memilih untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu adalah

mubah. Sementara haram merupakan kaidah yang mengandung larangan untuk

dilakukan dengan konsekuensi mendapat dosa, namun bila ditinggalkan akan

mendapat pahala.

Orang sering menyamakan Istilah Hukum Islam dengan Syari'at atau fiqh.

Padahal jika dicermati lebih dalam akan jelas pengertian dan perbedaan

masing-masing serta cakupan bahasannya.

Page 2: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 2

Bahkan Hukum Islam dengan agama Islam sering disalah pahami. Dalam

hal ini, menurut Mohammad Daud Ali ada tiga hal yang menyebabkannya.

1. Salah memahami ruang lingkup ajaran Islam.

2. Salah menggambarkan kerangka dasar ajaran Islam.

3. Salah mempergunakan metode mempelajari Islam.

Ada seorang yang menganggap semua agama mempunyai ruang lingkup

ajaran yang sama. Karena itu kemudian ia salah dalam menggambarkan

kerangka dasar agama Islam. Islam dipelajarinya dengan sepotong-sepotong.

Apalagi metode yang dipakai tidak benar. Agama Islam hanya dijadikan obyek,

tidak untuk diamalkan.

II. PROSPEKTIF HUKUM ISLAM

Prospektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kemungkinan

yang terjadi atau harapan, demikian pula menurut Pius dalam Kamus llmiah

Populer. Dalam hal ini ada harapan bahwa di masa yang akan datang semakin

banyak lagi muatan-muatan Hukum Islam bisa masuk dan mewarnai

perundang-undangan nasional.

Beberapa indikasi itu adalah sebagai berikut:

1. Undang-undang yang sudah ada dan berlaku saat ini,antara lain seperti UU

Perkawinan, UU Peradilan Agama, UU Penyelenggaraan Ibadah Haji, UU

Pengelolaan Zakat,UU tentang Wakaf , UU Penyelenggaraan Keistimewaan

DI Aceh, UU Pemerintahan Aceh dan UU Perbankan yang juga memuat

prinsip ekonomi Islam, merupakan modal bagi terbentuknya undang-undang

yang lain.

2. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih kurang 90 persen

beragama Islam akan memberi pertimbangan yang signifikan dalam

mengakomodasi kepentingannya. Demi terselenggaranya pelaksanaan

hukum yang lebih efektif dan efisien, maka solusi yang tepat adalah

memenuhi aspirasi mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam ini.

3. Kesadaran umat Islam dalam praktek sehari-hari. Banyak aktifitas

keagamaan masyarakat yang terjadi selama ini merupakan cerminan

kesadaran mereka menjalankan syari'at atau hukum Islam. Seperti ibadah

haji, umroh, pembagian zakat dan waris.

Page 3: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 3

4. Politik pemerintah ataupun political will dari pemerintah dalam hal ini sangat

dibutuhkan. Tanpa adanya kemauan politik dari pemerintah, mustahil

Hukum Islam menjadi bagian dari tata hukum di Indonesia.

Lebih spesifik lagi, ke depan diperlukan keterlibatan para akademisi di

perguruan-perguruan tinggi, baik dari Fakultas Hukum di Perguruan Tinggi

Umum maupun dari Fakultas Syari'ah di IAIN, dengan mengembangkan Iem

baga-lembaga penelitiannya, diharapkan bisa memberikan bahan rujukan bagi

para praktisi hukum, dalam mengambil keputusan yang terkait hukum yang

hidup di tengah masyarakat.

Maka sangat tepat bila pakar hukum Islam Prof. Dr. H. Bustanul arifin,

S.H. mengatakan prospek Hukum Islam dalam pembangunan hukum nasional

sangat positif karena secara Kultural, yuridis, dan sosiologis memiliki akar kuat.

Hukum Islam menurutnya menawarkan konsep hukum yang lebih universal dan

mendasarkan pada nilai-nilai esensial manusia sebagai khalifatullah, bukan sebagai

homo economicus.

Namun demikian, dalam prakteknya efektifitas pelaksanaan hukum tetap

tergantung kepada tiga komponen seperti yang disampaikan Robert B Seidman

dalam Model of Law and Development, yaitu peraturan perundang-undangan itu

sendiri, aparat pelaksana penegak hukum dan masyarakat sebagai pelaksana

atau yang dikenai hukum.

A. Islam Kaffah

Di dalam ajaran agama Islam, manusia diciptakan semata-mata untuk

mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana

dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat, ayat 56 :

عبدون نس إال ليـ وما خلقت الجن واإل

Artinya: "Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku."

Melaksanakan ajaran agama Islam haruslah secara menyeluruh

(Kaffah) atau sempurna, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-

Baqarah, ayat 208 :

Page 4: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 4

لم كافة وال تـتبعوا خطوات الشيطان ياأيـها الذين آمنوا ادخلوا في الس

. ه لكم عدو مبين إن

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu dalam

Islam secara menyeluruh, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah

syetan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu."

Dalam konteks tersebut, pribadi muslim yang kaffah adalah mereka

yang bertakwa, yakni menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan

menjauhi larangan-Nya.

Menjalankan perintah dan menjauhi larangan agama berarti

melaksanakan seluruh ajaran agama dengan segala konsekuensi-nya.

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa perintah dan larangan termasuk dalam

kaidah Hukum Islam, yang disebut al-Ahkam Al-Khamsah.

B. Hukum Nasional

Ada ungkapan yang mengatakan "Ubi societas ibis lus " yang artinya di

mana ada masyarakat di sana ada hukum. Karena itu bisa dikatakan, bahwa

hukum di Indonesia sudah ada sejak adanya masyarakat yang mendiami

kepulauan nusantara ini. Tentu saja hal ini berlangsung sudah cukup lama

sekali.

Hanya saja, saat itu hukum yang berlaku mengikuti perjalanan

sejarah secara alami, mengikuti kebutuhan masyarakat tanpa ada

perencanaan yang matang tentang hukum sebagaimana saat ini.

Barulah setelah Negara Indonesia merdeka dan berdiri sendiri, mulai

terpikirkan perlunya suatu Hukum Nasional yang akan mengatur perjalanan

bangsa Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945, sebagai dasar Negara kita

telah memberikan arah yang mendasar bagaimana seharusnya hukum di

Indonesia. Kemudian muncul konsep hukum dalam pola fikir wawasan

nusantara yang mengatakan, bahwa seluruh kepulauan nusantara

merupakan satu kesatuan hukum dalam arti hanya ada satu Hukum

Nasional yang mengabdi kepada kepentingan Nasional.

Page 5: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 5

Namun demikian, untuk membentuk satu system Hukum Nasional

diperlukan usaha yang serius dan terus menerus. Sebab dalam

kenyataannya, bahwa sebagian besar hukum yang berlaku belum

membentuk satu system karena adanya pasal II Aturan Peralihan UUD 1945

yang menyebutkan : "Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih

langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-

Undang Dasar ini" Akibatnya adalah, bahwa tata hukum kita masih beragam,

misalnya:

1. Ada Hukum Barat dari zaman penjajahan yang individualistik

2. Ada Hukum Adat yang bersifat komunal dan

3. Ada Hukum Islam yang religius.

C. Hukum Barat Sebagai Sumber Hukum Nasional

Tidak dapat dipungkiri, bahwa perjalanan hukum di Indonesia tidak

lepas dari perjalanan panjang bangsa Indonesia. Berbicara tentang sejarah

bangsa berarti berbicara tentang kemerdekaan bangsa itu sendiri dari

penjajahan.

Negara Indonesia lebih dari tiga abad dijajah oleh Negara-negara

Barat, seperti Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda. Bahkan Belanda

menduduki Indonesia selama 350 tahun. Sebuah kurun waktu yang sangat

panjang yang melahirkan beberapa generasi dan diikuti munculnya

perundang-undangan yang mengatur tata kehidupan kawasan jajahan.

Melihat kenyataan itu, tidak pelak lagi kalau hukum kolonial masih

begitu banyak yang terdapat di dalam perundang-undangan di Negara kita.

D. Hukum Adat sebagai Sumber Hukum Nasional

Adat merupakan cerminan kepribadian suatu bangsa dan penjelmaan

jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, adat berarti kebiasaan, aturan atau perbuatan yang lazim

ditutur atau dilakukan sejak dahulu kala. Sedangkan Prof. Kusumadi

Pudjosewojo mengartikan adat sebagai tingkah laku yang oleh dan dalam

suatu masyarakat (sudah, sedang, akan) diadakan.

Hukum Adat pertama kali diperkenalkan oleh C Snouck Hurgronje di

Page 6: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 6

Indonesia dari bahasa Belanda "adatrecth", yang selanjutnya dipakai oleh

Van Vollenhoven dengan Istilah tehnis-juridis. Istilah Hukum Adat baru

muncul dalam perundang- undangan pada tahun 1920, yaitu dalam Undang-

Undang Belanda mengenai perguruan tinggi di negeri Belanda. Dalam

bukunya De Atjehers, yang menampilkan Istilah Adatrecht pada tahun 1893,

Snouck menunjukkan hukum yang mengendalikan kehidupan masyarakat

Aceh adalah adat yang mempunyai konsekuensi hukum. Karena itu, dalam

teori Receptie yang diberlakukan Belanda menegaskan Hukum Islam hanya

berlaku bagi orang Indonesia bila ia telah diterima oleh hukum adat.

Hukum adat adalah non-statutair, dimana sebagian besar adalah

hukum kebiasaan dan sebagian kecil Hukum Islam. Karena itu dalam seminar

Hukum Adat dan Pembinaan Hukum Nasional di Yogyakarta pada tahun 1975

berpendapat, bahwa hukum adat merupakan hukum Indonesia asli yang

tidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan Republik Indonesia, yang

di sana-sini mengandung unsur agama.

E. Hukum Islam sebagai Sumber Hukum Nasional

Menurut sejarahnya, sebelum penjajahan Belanda datang ke

Indonesia mereka mengira Indonesia (Hindia Belanda) masih berupa hutan

belantara, hanya dihuni satwa dan tidak ada hukum didalamnya. Padahal

kenyataannya, sudah ada hukum yang berlaku, yaitu hukum Islam.

Islam telah diterima oieh bangsa Indonesia jauh sebelum penjajah

datang ke Indonesia. Ada yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada

abad I Hijriyah ada pula yang mengatakan pada abad ke-7 Hijriah atau abad

ke-13 Masehai. Yang jelas Islam datang sekaligus hukum Islam telah diikuti

dan dilaksanakan oleh pemeluknya di Indonesia.

Fakta sejarah menunjukkan pada pertengahan abad ke 14 Masehi

telah muncul seorang ahli agama dan hukum Islam dari Samudra Pasai,

yaitu Sultan Malik Zahir. Bahkan pada zaman itu, para ahli hukum Kerajaan

Malaka datang ke Samudra Pasai untuk memecahkan permasalahan-

permasalahan hukum.

Ada juga ahli Hukum Islam, Nuruddin Ar-Raniri menulis sebuah buku

yang berjudul as Sirath al-Mustaqim pada tahun 1628. juga pada abad ke 16

Page 7: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 7

Masehi sudah muncul kerajaan-kerajaan Islam, seperti Mataram, Banten

dan Cirebon yang lambat laun bisa mengislamkan penduduknya.

Bahkan kenyataan lain telah diakui oleh Belanda, setelah melihat

banyak pemberontakan terhadap penjajahannya. Perang Diponegoro yang

begitu dahsyat ternyata merupakan perlawanan untuk menegakkan Hukum

Islam. Hal ini terkuak dari memori seorang Letnan Kolonel Belanda pada

masa Perang Diponegoro yang mengisahkan bahwa tujuan perlawanan

orang jawa terhadap Belanda sebenarnya adalah agar hukam Islam

berlaku untuk orang Jawa (Belanda menyebut Perang Diponegoro

sebagai Perang Jawa).

Tapi sebenarnya, sejak VOC, Belanda sudah mengakui Hukum Islam

di Indonesia. Adanya Regerings Reglemen, mulai tahun 1855 Belanda

mempertegas pengakuannya terhadap Hukum Islam di Indonesia. Apalagi

diperkuat dengan teori Receptio in Complexu oleh Lodewijk Willem Christian

van den Berg. Meskipun pada akhirnya ada penyimpangan, namun teori

tersebut telah menyatakan bahwa Hukum Islam berlaku untuk keseluruhan

umat Islam.

Meskipun pada mulanya kedatangan Belanda tidak ada kaitannya

dengan agama, namun dalam perkembangannya demi kepentingan

penjajahan, tidak bisa dihindari terjadi pergesekan dengan masalah hukum

penduduk pribumi. Dengan berlakunya hukum adat bagi bangsa Indonesia

dan hukum agama bagi pemeluknya muncul beberapa teori, seperti teori

Receptio in Complexu, Receptie, Receptie Exit, Receptio A Contrario dan

Eksistensia.

III. PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TELAH MENJADI

HUKUM POSITIF

A. Undang-Undang Perkawinan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan disahkan

dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 2 Januari 1974 (Lembaga Negara

Tahun 1974) Nomor, Tambahan Lembaran Negara 3019).

Perkawinan sebagai salah satu bentuk perjanjian suci antara pria dan

Page 8: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 8

wanita mempunyai segi-segi hukum, yang di dalamnya ada beberapa asas,

seperti (1) kesukarelaan, (2) persetujuan kedua belah pihak, (3) kebebasaan

memilih, (4) kemitraan suami-isteri, (5) untuk selamanya, dan (6) monogami

terbuka (karena darurat). Tujuan perkawinan adalah membentuk suatu

keluarga atau rumah tangga yang bahagia, sakinah, mawaddah dan

rahmah.

Dalam kehidupan masyarakat, sebuah ikatan perkawinan mempunyai

dampak yang luas. Baik kultural, sosial maupun yuridis atau hukum.

Dampak yang lebih besar akan muncul manakala sebuah perkawinan

menghasilkan keturunan. Persoalan-persoalan kemudian menimbulkan

beberapa aspek, antara lain aspek hukum. Karena itu diperlukan

perundang-undangan yang mengatur masalah perkawinan dengan segala

aspeknya.

B. Undang-undang Peradilan Agama

Undang-Undang Nomor : 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor : 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor : 50 Tahun 2009,

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 Desember 1989

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1989 Nomor 49, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3400).

Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama,

maksud dan tujuan di undangkannya serta manfaatnya antara lain:

1. Mempertegas status kedudukan serta kewenangan Peradilan Agama

sebagai salah satu bagian dari pelaksana kekuasaan kehakiman dalam

Negara Republik Indonesia.

2. Menciptakan kesatuan hukum /univikasi Peradilan Agama sebagaimana

tersebut dalam huruf (d) konsiderans, menimbang undang-undang no.

07 tahun 1989 yang menyatakan "bahwa pengaturan tentang susunan,

kekuasaan dan hukum secara Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan

Agama yang selama ini masih beraneka ragam".

3. Memperjelas, mempertegas dan menyempurnakan peranan, fungsi dan

Page 9: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 9

susunan Peradilan Agama.

4. Merupakan tonggak penting bagi umat Islam.

5. Peradilan Agama telah menjadi Peradilan yang mandiri/sejajar.

6. Perlindungan terhadap kaum wanita lebih di tingkatkan dengan memberi

hak yang sama kepada isteri dalam membela kepentingannya.

7. Telah terciptanya pembangunan Hukum Nasional Berwawasan

Nusantara, serta sekaligus berwawasan Bhinneka tunggal ika dalam

bentuk Undang-Undang Peradilan Agama.

8. Melalui yurisprudensi lebih memantapkan upaya penggalian berbagai

kaidah hukum Islam sebagai salah satu bahan baku dalam penyusunan

dan pembinaan Hukum Nasional.

Asas-asas Undang-undang No. 7 Tahun 1998 antara lain :

1. Peradilan Agama adalah Peradilan Negara (pasai 2 ayat (3) UU No. 48 /

2009, pasal 2 UU No. 7/1989).

2. Peradilan Agama adalah Peradilan bagi orang-orang yang beragama

Islam (pasai 1 ayat (1)UU. No. 7/1989).

3. Peradilan Agama menetapkan dan menegakkan hukum demi keadilan

berdasarkan Pancasila (pasai 2 ayat (2) UU. No. 48/2009).

4. Peradilan Agama memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara

berdasarkan Hukum Islam (pasai 49 dan penjelasan umum UU. No. 7/

tahun 1989).

5. Peradilan dilakukan demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa (pasal 2 ayat (1) UU. No. 48/2009) dan pasal 57 ayat (1) UU. No.

7/1989).

6. Peradilan di lakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan (pasal 2

ayat (4) UU. No. 48/2009, pasal 57 ayat (3) UU. No. 7/1989).

7. Peradilan dilakukan menurut hukum dan tidak membedakan orang

(pasal 4 ayat (1) UU. No. 48/2009, pasal 58 ayat (1) UU. No. 7/1989).

8. Peradilan di lakukan bebas dari pengaruh dan campur tangan dari luar,

semata-mata demi terwujudnya kebenaran dan keadilan melalui

penegak hukum (pasal 3 ayat (2) UU. No. 48/2009).

Undang-Undang Nomor : 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor : 3 Tahun 2006 :

Page 10: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 10

Ketentuan pasal 49 UU RI No. 7 Th. 1989 Tentang Peradilan Agama

telah diubah dengan UU No. 3 Th 2006, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara tingkat pertama antara orang-orang yang beragama

islam dibidang :

a. Perkawinan;

b. Waris;

c. Wasiat;

d. Hibah;

e. Wakaf;

f. Zakat;

g. Infaq;

h. Shadaqah; dan

i. Ekonomi Syari’ah

Ketentuan pasal 50 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 50 :

(1) Dalam hal terjadi sengketa hak milik atau sengketa lain dalam perkara

sebahimana dimaksud dalam pasal 49, khusu mengenai objek sengketa

tersebut harus dipustus lebih dahulu oleh Pengadilan dalam lingkungan

peradilan umum.

(2) Apabila terjadi sengketa hak milik sebagaimana dimaksud ayat (1) yang

subyek hukumnya antara orang-orang yang beragama islam, obyek

sengketa tersebut diputus oleh Pengadilan Agama bersama-sama

perkara sebagaimana dimaksud dalam pasal 49.

Diantara pasal 52 dan pasal 53 disisipkan satu pasal baru yakni pasal 52,

yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 52 A : Pengadilan Agama memberikan istbat kesaksian Rukyat Hilal

dalam penentuan awal bulan pada tahun Hijriyah

Penjelasan Pasal 49 :

Penyelesaian sengketa tidak hanya dibatasi dibidang Perbankan Syari’ah,

melainkan juga dibidang Ekonomi Syari’ah lainnya.

Yang dimaksud dengan “antara orang-orang beragama islam” adalah

Page 11: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 11

termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya menundukan

diri dengan suka rela kepada hukum islam mengenai hal-hal yang menjadi

kewenangan Peradilan Agama sesuai dengan ketentuan pasal ini.

Huruf a:

Yang dimaksud dengan “perkawinan” adalah hal-hal yang diatur dalam

atau berdasarkan UU mengenai Perkawinan yang berlaku yang dilakukan

menurut Syari’ah, antara lain :

1. Izin beristri lebih dari seorang;

2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua

puluh satu tahun), dalam hal orang tua wali, atau keluarga dalam garis

lurus ada perbedaan pendapat;

3. Dispensasi kawin;

4. Pencegahan perkawinan;

5. Penolakan perkawinan oleh pegawai pencatat nikah;

6. Pembatalan perkawinan;

7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri;

8. Perceraian karena talaq;

9. Gugatan perceraian;

10. Penyelesaian harta bersama;

11. Penguasaan anak;

12. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana

Bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak memenuhinya;

13. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada

bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri;

14. Putusan tentang sah tidaknya seorang anak;

15. Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;

16. Pencabutan kekuasaan wali;

17. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal

kekuasaan seorang wali di cabut;

18. Penunjukan seorag wali dalam hal seorang anak yang belum cukup

umur 18 (delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya;

19. Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada

di bawah kekuasaanya;

Page 12: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 12

20. Penentapan asal usul seorang anak dan penetapan pengangkatan

seorang anak berdasarkan hukum islam;

21. Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan unruk melakukan

perkawinan campuran;

22. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum UU No. 1

Th. 1974 tentang perkawinan dan dijalankan menurut peraturan yang

lain;

Huruf b:

Yang dimaksud dengan “waris” adalah penentuan siapa yang menjadi ahli

waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-

masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalan

tersebut, serta penetapan pengadilan atas permohonan seseorang tentang

penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan bagian masing-masing

ahli waris.

Huruf c:

Yang dimaksud “Wasiat” adalah perbuatan seseorang yang memberikan

suatu benda atau manfaat kepada orang lain, atau lembaga/badan hukum,

yang berlaku, setelah yang memberi tersebut meninggal dunia.

Huruf d:

Yang dimaksud dengan “Hibah” adalah pemberian suatu benda secara

sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada

orang lain atau badan hukum untuk dimiliki.

Huruf e:

Yang dimaksud dengan “Wakaf” adalah perbuatan seseorang atau

sekelompok orang (wakif) untuk memisahkan dan atau menyerahkan

sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya untuk jangka

waktu tertentu sesuai dengan kepentinganya guna keperluan ibadah dan

atau kesejahteraan umum menurut syari’ah.

Huruf f:

Yang dimaksud dengan “Zakat” adalah harta yang wajib disisihkan oleh

seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki oleh orang muslim sesuai

dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerima.

Page 13: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 13

Huruf g:

Yang dimaksud denga “Infaq” adalah perbuatan seseorang memberikan

sesuatu kepada orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa

makanan, minuman, mendermakan, memberikan rizki (karunia ) , atau

menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas, dan

karena Allah SWT.

Huruf h:

Yang dimaksud dengan “Shadaqoh” adalah perbuatan sesorang

memberikan sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan hukum secara

spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan

mengharapkan Ridho Allah SWT dan pahala semata.

Huruf i:

Yang dimaksud dengan “Ekonomi Syari’ah” adalah perbuatan atau

kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip Syari’ah, antara lain

meliputi:

1. Bank Syari’ah;

2. Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah;

3. Asuransi Syari'ah .

4. Re Asuransi Syari’ah;

5. Reksadana Syari’ah

6. Obligasi syari'ah dan surat berharga berjangka menengah Syari’ah;

7. Sekuritas syari’ah;

8. Pembiayaan Syari’ah;

9. Pegadaian Syari’ah;

10. Dana pensiunan lembaga keuangan syari’ah; dan

11. Bisnis Syari’ah;

Penjelasan pasal 50 ayat (2)

Ketentuan ini memberi wewenang kepada pegadilan agama untuk sekaligus

memutuskan sengketa milik atau keperdataan lain yang terkait dengan objek

sengketa yang diatur dalam pasal 49, apabila subjek sengketa antara orang-

orang yang beragama islam.

Hal ini menhindari upaya memperlambat atau mengulur waktu

Page 14: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 14

penyelesaian sengketa karena alasan adanya sengketa mlik atau

keperdataan lainya tersebut sering dibuat oleh pihak yang merasa dirugikan

dengan adanya gugatan di pengadilan agama.

Sebaliknya apabila subjek yang mengajukan sengketa hak milik atau

keperdataan lain tersebut bukan yang menjadi subjek bersengketa di

pengadilan agama, sengketa di Pengadilan Agama di tunda untuk

menunggu putusan gugatan yang diajukan ke pengadilan dilingkungan

peradilan umum.

Penangguhan dimaksud hanya dilakukan jika pihak yang

berkeberatan telah mengajukan bukti ke Pengadilan Agama bahwa telah

didaftarkan gugatan di pengadilan negeri terhadap objek sengketa yang

sama dengan sengketa di pengadilan agama.

Dalam hal objek sengketa lebih dari satu objek dan yang tidak terkait

dengan objek sengketa yang diajukan keberatannya, Pengadilan Agama

tidak perlu menangguhkan putusannya, terhadap objek sengketa yang tidak

terkait dimaksud.

Penjelasan pasal 52 A:

Selama ini Pengadilan Agama diminta oleh menteri agama untuk

memberikan penetapan (itsbat) terhadap kesaksian orang yang telah

melihat atau menyaksikan hilal bulan pada setiap memasuki bulan

Ramadhan dan awal bulan Syawal tahun Hijriyah dalam rangka menteri

Agama mengeluarkan penetapan secara Nasional penetapan 1(satu)

Ramadhan dan 1(Satu) Syawal.

Pengadilan Agama dapat memberikan keterangan atau nasehat

mengenai perbedaan penentuan arah kiblat dan penentuan waktu sholat.

Dengan adanya perubahan atas UU No. 7 Th. 1989, tentang

peradilan agama menjadi UU RI No. 3 Th. 2006, maka memberikan

wewenang dengan kekuasaan peradilan agama bertambah luas dimana

tadinya hanya 22 (dua puluh dua) item, setelah amandemen UU No. 7 Th.

1989 menjadi 41 (empat puluh satu ) item sehingga paradigma peradilan

agama menjadi peradilan agama yang moderen karena disamping mengadili

perkawinan, waris, hibah, harta bersama , shodaqoh, zakat, infaq, juga

mengadili perkara ekonomi syariah, pengakatan anak menurut hukum islam,

Page 15: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 15

dan peradilan agama semakin eksis, karena pilihan hukum dibidang waris

dihapus/tidak dipakai lagi, dan juga dengan adanya putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 93/PPU-XI/2012 Tanggal 29 Agustus 2013 pilihan hukum

dibidang Ekonomi Syari'ah yang tertuang dalam Undang- Undang No. 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syari'ah pada penjelasan Pasal 55 syat 2

huruf (d) telah dihapus dan tidak berlaku lagi.

C. Undang-undang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan

Ibadah Haji disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 28 April

2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60).

Secara etimologi haji berasal dari kata al-hajj, yang mempunyai arti

tujuan, maksud, dan menyengaja. Sedangkan menurut terminologi haji

adalah menyengaja berkunjung ke Baitullah (ka'bah) untuk melaksanakan

ihram, Wukuf, thawaf, sa'i dan amalan ibadah-ibadah lainnya pada suatu

masa demi memenuhi perintah Allah dan mengharap keridhaan-Nya.

D. Undang-Undang Pengelolaan Zakat

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Nopember 2011

(Lembaga Negara Republik Idonesia Tahun 2011 Nomor 115 ).

Menurut etimologi, zakat berasal dari kata zaka yang artinya suci,

subur dan berkah. Secara terminologi zakat berarti pemberian sejumlah

harta yang diwajibkan oleh Allah untuk di sampaikan kepada orang yang

berhak menerimanya sesuai ketentuan syara'.

Page 16: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 16

E. Undang-Undang yang pernah berlaku dan masih berlaku di Propinsi

Aceh .

Berkaitan dengan nama Provinsi Aceh dalam konteks hukum di Aceh

terjadi berbagai perubahan beberapa peraturan perundang-undangan yang

pernah berlaku dan yang masih berlaku yaitu melalui Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi

Aceh, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Keistimewaan Daerah Istimewa Aceh, Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2001 tentang Otonomi Khusus Propinsi Daerah Istimewa Aceh, dan

UndangUndang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Berdasarkan keempat undang-undang ini nama Provinsi Aceh selalu

mengalami perubahan dari Atjeh, Istimewa, Nanggroe Aceh Darussalam,

dan Aceh.

Undang-Undang Penyelenggaraan Keistimewaan DI Aceh

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Keistimewaan Daerah Istimewa Aceh disahkan dan diundangkan di Jakarta

pada tanggal 4 Oktober 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3893).

Memasuki era reformasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat

terbuka luas pemerintah pun sangat responsif terhadap aspirasi masyarakat.

Kehidupan demokrasi berjalan dinamis.

Aspirasi rakyat Aceh yang selama orde baru tidak tersalurkan kali ini

mendapat respon yang luar biasa dari pemerintah. Kehidupan rakyat Aceh

yang religius, menjunjung tinggi adat, dan telah menempatkan ulama pada

peran yang sangat terhormat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara perlu di lestarikan dan di kembangkan.

Pemerintah memberi jaminan kepastian hukum dalam

penyelenggaraan keistimewaan yang dimiliki rakyat Aceh sebagaimana

tersebut di atas dengan munculnya Undang-Undang No. 44 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Page 17: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 17

F. Instruksi Presiden No. 1 tahun 1991 tentang Kompllasi Hukum Islam

Perwujudan hukum bagi umat Islam di Indonesia terkadang

menimbulkan pemahaman yang berbeda. Akibatnya, hukum yang dijatuhkan

sering terjadi perdebatan di kalangan para ulama. Karena itu diperlukan

upaya penyeragaman pemahaman dan kejelasan bagi kesatuan hukum

Islam.

Keinginan itulah kemudian memunculkan Kompilasi Hukum Islam

(KHI), yang suatu saat bisa dijadikan pegangan para hakim di lingkungan

Peradilan Agama. Sebab selama ini Peradilan Agama tidak mempunyai

buku standar yang bisa dijadikan pegangan sebagaimana halnya KUHP.

Pembentukan KHI atas SKB Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Agama,

KHI yang di pimpin Bustanul Arifin ini bertugas melaksanakan usaha

pembangunan Hukum Isalm melalui Yurisprudensi dengan jalan Kompilasi

Hukum. Prioritas utama mengkaji kitab-kitab yang dipergunakan sebagai

putusan-putusan hakim agar sesuai dengan perkembangan masyarakat

Indonesia menuju Hukum Nasional.

Garis Besar Tentang Kompilasi Hukum Islam (Interuksi Presiden

Nomor 1 Tahun 1991 Tanggal 10 Juni 1991) sebagai berikut:

1. Latar belakang penyusunan kompilasi hukum Islam.

Antara lain latarbelakangnya adalah untuk mempositifkan Abstraksi

Hukum Islam di Indonesia, sebagaimana diketahui hukum Islam dahulu

berlaku secara abstrak belum secara konkrit. Hukum Islam masih

abstrak dalam kitab-kitab fiqh yang masih belum terpadu.

2. Kompilasi hukum Islam adalah fiqh Indonesia, hasil ijtihad jama'i.

Kompilasi hukum Islam lebih mempunyai kekuatan sebagai kewajiban

moral dari masyarakat yang sekaligus sebagai upaya konkrit untuk

membina kesadaran hukum yang tinggi bagi masyarakat.

3. Demi menambah kekuatan moril yang ada, agar kompilasi hukum

Islam lebih efektif dan memiliki kekuatan operasional, maka jalur

formalnya adalah instruksi presiden nomor 1 tahun 1991 jo keputusan

menteri agama nomor 154 tahun 1991 yaitu perintah meyebarluaskan

kompilasi hukum Islam.

Page 18: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 18

4. Pokok-pokok kompilasi hukum Islam. Pokok-pokok materi

kompilasi hukum terdiri dari tiga buku yaitu:

a. Buku I tentang hukum perkawinan.

b. Buku II tentang hukum kewarisan.

c. Buku III tentang perwakafan yang kesemuanya terdiri dari 229

pasal.

5. Rumusan kompilasi hukum Islam mempunyai sasaran yang jelas

yaitu :

a. Demi memperluas cakrawala umat Islam mengenai hukum Islam

b. Upaya mengakhiri perbedaan-perbedaan yang tajam, justru pada

masalah-masalah yang tidak asasi atau untuk mengaktualisasikan

Qaidah :

حكم الحاكم إلزام یرفع الخالف

6. Kompilasi Hukum Islam adalah merupakan terobosan untuk

mengatasi kebekuan, karena telah merasa puas terhadap yang telah

ada, ada dua hal penting yang telah terjadi yaitu;

a. Terjadinya konsensus/ijma' ulama Indonesia mengenai hukum

Islam, dalam sejarah modern umat Islam Indonesia.

b. Rutinitas kearah terbentuknya sistem hukum Islam secara tertulis,

yang dalam hal ini adalah kompilasi hukum Islam adalah model

permulaan.

7. Efek positif dari Impres nomor 1 tahun 1991:

a. Menyamakan persepsi penerapan hukum.

b. Mempercepat proses taqribi bainal umat / mendekatkan umat

dengan hukum Islam.

c. Mengurangi sumber pertentangan diantara Umat.

d. Menghilangkan faham private affair (pelaksanaan hukum Islam

secara pribadi).

e. Langkah awal univikasi hukum Islam.

f. Melengkapi Peradilan Agama dengan hukum terapan.

8. Pembaharuan hukum yang di muat dalam Kompilasi Hukum Islam

a. Perkawinan harus dilakukan dan dicatat di hadapan dan oleh

pegawai PPN (KUA)

Page 19: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 19

b. Poligami harus dengan ijin Pengadilan Agama, berdasar alasan-

alasan tertentu menurut Undang-Undang.

c. Pembatasan umur layak kawin untuk wanita (16 tahun) dan pria (19

tahun).

d. Harta bersama dibagi 1 : 1 antara suami dan isteri.

e. Kedudukan suami dan isteri sama dalam hal hukum perceraian

f. Diakuinya ahli waris pengganti di Mesir dengan Anak angkat dan

ahli waris' non muslim mendapat bagian dari wasiat wajibah

g. Pengaturan administrasi pelaksanaan hibah, wasiat dan wakaf yang

tidak terdapat dalam kitab-kitab kuning, telah diatur dalam kompilasi

hukum islam.

h. Hibah dari orang tua pada anaknya dapat diperhitungkan sebagai

warisan.

i. Seorang yang cakap bertindak, hanya dapat menghibahkan

hartanya kepada orang lain yang sebanyak-banyaknya sepertiga

bagian saja.

j. Dan lain-lain.

IV. PENUTUP / KESIMPULAN

Perkembangan Hukum Islam di Indonesia merupakan wujud dari aktualita

dinamika masyarakatnya. Keterlibatan semua komponen bangsa telah

memberikan andil besar dalam perkembangannya. Hukum Islam, meski telah

mengalami berbagai "tantangan", namun tetap eksis dan terus berkembang.

Ke depan, tentu saja memerlukan perhatian yang lebih serius lagi dari

semua pihak. Tantangan ke depan akan lebih besar, sebab masyarakat yang

semakin maju akan terbuka menerima segala bentuk informasi. Apalagi dengan

kemajuan teknologi informasi-komunikasi, segala informasi global akan dengan

mudah diakses oleh masyarakat. Dengan demikian hal ini akan memberikan

alternatif bagi masyarakat, utamanya umat Islam untuk lebih bisa

mengaktualisasikan hukum Islam dalam kehidupan keseharian dalam

berbangsa dan bernegara.

Utamanya umat Islam untuk lebih bisa mengaktualisasikan hukum Islam

dalam kehidupan keseharian dalam berbangsa dan bernegara.

Page 20: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 20

Karena itu, berbagai kemungkinan, tantangan dan peluang ke depan

adalah tanggungjawab semua pihak. Terutama sekali adalah para praktisi

hukum, para akademisi, ulama dan elit politik untuk menggali lebih banyak lagi

Hukum Islam bisa menjadi perundang-undangan di Indonesia. Upaya

profesional sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing sangat

diperlukan. Hakim dengan keahliannya harus terus meningkatkan

kemampuannya, Akademisi di Perguruan Tinggi Islam terus menggali hukum

Islam yang relevan dan kontekstual dengan masyarakat, para ulama dengan

keahliannya mensosialisasikan hukum Islam di tengah umatnya, dan tentu para

elit politik yang duduk dilembaga legislatif dan eksekutif harus berjuang

memasukkan hukum Islam menjadi perundang-undangan dalam tata hukum

Negara Republik Indonesia.

Bagaimanapun dukungan masyarakat muslim dalam hal ini sangat

dibutuhkan. Dengan mengacu undang-undang yang sudah berlaku (menurut

hukum Islam) seperti UU Perkawianan, UU Peradilan Agama, UU

Penyelenggaraan Ibadah haji, UU Pengelolahan Zakat, UU tentang Wakaf ,UU

Penyelenggaraan Keistimewaan DI Aceh, dan UU Pemerintahan Aceh,UU

Perbankan Syari'ah serta adanya Kompilasi Hukum Islam, Kompilasi Hukum

Ekonomi Syari'ah , maka sangat mungkin dimasa yang akan datang akan lebih

banyak lagi Hukum Islam masuk dalam perundang-undangan di Negara kita.

Kesimpulannya prospek ke depan tergantung pada :

1. Investasi pendidikan agama, artinya bagaimana pendidikan agama bisa

memberikan kesadaran hukum masyarakat, terutama kesadaran terhadap

pelaksanaan hukum agama.

2. Modal yang sudah diberikan oleh generasi sekarang berupa:

a. Sumber daya manusia yang cerdas, perannya akan sangat strategis

di masa yang akan datang.

b. Undang-Undang yang sudah ada.

c. Putusan-putusan Pengadilan Agama, Pengadilan Tinggi Agama atau

Mahkamah Agung.

3. Iklim atau suasana global, dimana alam demokrasi semakin terbuka lebar.

Page 21: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 21

Untuk itu dimasa yang akan datang di perlukan usaha-usaha sebagai

berikut:

1. Kodifikasi Hukum Islam, baik dalam badan-badan peradilan maupun

organisasi-organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama dan

Muhammadiyah.

2. Sosialisasi Hukum Islam, yaitu mengadakan sosialisasi yang terencana

terhadap Hukum Islam untuk mengantisipasi terhadap kebutuhan

masyarakat. Misalnya bagaimana harta waris bisa secepatnya dibagi agar di

kemudian hari tidak terjadi masalah sebagaimana umumnya jika harta waris

dibagi terlalu jauh dengan peristiwa kematian si pemberi waris.

3. Penelitihan terhadap Hukum Islam yang hidup di tengah masyarakat oleh

Perguruan Tinggi (PT), baik PT umum dalam hal ini Fakultas Hukum

ataupun PT agama dalam hal ini Fakultas Syari'ah. Hasil penelitihan

tersebut bisa digunakan untuk sosialisasi kepada masyarakat dan sebagai

acuan atau pertimbangan Putusan Hakim.

Demikian tulisan ini di buat, sudah barang tentu disana sini masih banyak

kekurangannya. Semoga bermanfaat.

Amin.

Pontianak, 22 Pebruari 2016 M.

13 Jumadil Awwal 1437 H.

Page 22: PROSPEKTIF HUKUM ISLAM DI INDONESIA (Wakil Ketua ... Hukum Islam Di... · mengabdi atau beribadah kepada sang pencipta, Allah SWT. Sebagaimana dalam kitab suci Al- Qur'an Surat Adza-Dzariyat,

Prospektif Hukum Islam Di Indonesia | 22

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan, Drs.H. SH,SIP.M.Hum, Hukum Islam Dalam Berbagai Wacana,

Penerbit Pustaka Bangsa, Jakarta, 2003.

Abdurrahman, Beberapa Aspek Tentang Pembangunan Hukum Nasional, PT.

Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995.

A. Nasir Yusuf, Problematika Manasik Haji, Penerbit Pustaka, Bandung, 1994.

Bustanul Arifin, Prof.Dr.H. SH, Transformasi Hukum Islam Ke Hukum Nasional,

Yayasan Al-Hikmah, Jakarta, 2001.

_________________________ , Pelembagaan Hukum Islam Di Indonesia Akar

Sejarah, Hambatan dan Prospeknya, Gema Insani Press, Jakarta, 1996.

Depag RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Dalam Lingkungan

Peradilan Agama, Jakarta, 2001.

Juhaya s. Praja, Filsafat Hukum Islam, LPMM Universitas Islam Bandung,

Bandung, 1995.

Mahkamah Agung RI, Suara Uldilag, edisi II, Jakarta, 1 Juli 2003.

_________________________ , vol. I No. 3, Oktober 2003.

Mohammad Daud Ali, Prof.H.SH, Hukum Islam Dan Peradilan Agama, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 1997.

Muchsin, Prof.Dr.H.SH, Hukum Islam Dalam Perspektif Dan Prospektif, Al-Ikhlas,

Surabaya, 2003.

Rifyal Ka’bah, Hukum Islam Di Indonesia, Universitas Yarsi, Jakarta, 1999.

Soleman B. Taneko, Hukum Adat Suatu Pengantar Awal dan Prediksi Masa

Mendatang, Eresco, Bandung, 1987.

Yahya Harahap, SH, Informasi Kompilasi Hukum Islam (makalah dalam seminar

nasional), tahun 1992, UII, Yogyakarta.

Zainal Abidin Abu Bakar, H.SH, Sejarah Kompilasi Hukum Islam (makalah dalam

seminar) tahun 1995.