PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 -...

193
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH Dicetak oleh : Percetakan & Penerbit SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS Darussalam, Banda Aceh ISBN: 978-602-1270-56-1 SEMINAR NASIONAL SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 MPBIO 2016 MPBIO 2016 MPBIO 2016 PROSIDING PROSIDING Banda Aceh, 12 November 2016 I Auditorium Lama Lantai 2 FKIP Unsyiah Banda Aceh, 12 November 2016 I Auditorium Lama Lantai 2 FKIP Unsyiah “PELUANG DAN TANTANGAN LULUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)” “PELUANG DAN TANTANGAN LULUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)” PROSIDING PROSIDING SEMINAR NASIONAL SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 MPBIO 2016 MPBIO 2016 MPBIO 2016

Transcript of PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 -...

Page 1: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALABANDA ACEH

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALABANDA ACEH

Dicetak oleh :

Percetakan & PenerbitSYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

Darussalam, Banda Aceh

ISBN: 978-602-1270-56-1

SEMINAR NASIONAL SEMINAR NASIONAL

MPBIO 2016MPBIO 2016MPBIO 2016MPBIO 2016

PROSIDING PROSIDING

Banda Aceh, 12 November 2016 I Auditorium Lama Lantai 2 FKIP Unsyiah Banda Aceh, 12 November 2016 I Auditorium Lama Lantai 2 FKIP Unsyiah

“PELUANG DAN TANTANGAN LULUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)”

“PELUANG DAN TANTANGAN LULUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)”

PR

OSID

ING

P

RO

SIDIN

G

SE

MIN

AR

N

AS

IO

NA

L

SE

MIN

AR

N

AS

IO

NA

L

MP

BIO

20

16

MP

BIO

201

6M

PB

IO

20

16

MP

BIO

201

6

Page 2: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

SEMINAR NASIONAL

MPBIO 2016“Peluang dan Tantangan Lulusan Pendidikan Biologi di Era

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA”

Editor

Ismul HudaKarman

Yon VitnerDebby A. J. Selanno

Roni KoneriChumidach Roini

Mudatsir

Universitas Syiah KualaUniversitas Negeri MataramInstitut Pertanian BogorUniversitas PattimuraUniversitas Sam RatulangiUniversitas KhairunUniversitas Syiah Kuala

Layout & SampulRizky Ahadi

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGIPROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH2016

ISBN : 978-602-1270-56-1

Page 3: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 4: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

i

KATA PENGANTAR

uji syukur atas kehadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga Program Studi Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas

Syiah Kuala Banda Aceh, telah dapat menyukseskan Seminar Nasional Magister Pendidikan

Biologi (MPBio) pada tanggal 12 November 2016 di Auditorium Lama Lantai 2 FKIP Unsyiah.

“Peluang dan Tantangan Lulusan Pendidikan Biologi di Era Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA)” adalah tema yang diusung pada Seminar Nasional MPBio 2016 ini, dengan harapan agar

kiranya dapat meningkatkan pemahaman dalam menghadapi peluang dan tantangan bagi lulusan

akademik serta dapat menginformasikan akan pentingnya pengetahuan dan keterampilan terhadap

daya saing lulusan biologi kedepan pada era Masayarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Buku prosiding ini memuat sejumlah artikel hasil penelitian dari berbagai kalangan seperti

Pakar, Peneliti, Perguruan Tinggi, Guru, Pemerintah Daerah dan praktisi di bidang masing-masing

dari beragam institusi.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung

terselenggaranya seminar nasional ini, khususnya kepada para keynote speakers dan pemakalah sesi

paralel serta partisipan, yang dengan ikhlas telah berbagi pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman mereka. Terima kasih juga dihaturkan kepada Wahana Lingkungan Hidup Aceh

(WALHI), Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh, dan para donator lainnya yang turut

menyukseskan seminar ini.

Penghargaan dan terima kasih juga tidak lupa dihanturkan atas kerja keras panitia dan

dukungan para pimpinan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sehingga

seminar ini berjalan seperti yang diharapkan. Selanjutnya kepada para presenter dan editor atas

jerih payahnya sehingga buku prosiding ini dapat tersusun sebagaimana mestinya. Semoga Allah

membalas dengan rahmat-Nya, amiiin ya rabbal‘alamin.

Banda Aceh, 12 November 2016.Ketua Program Studi Magister Pendidikan BiologiProgram Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,

Prof. Dr. M. Ali S., M.SiNIP. 19590325 198603 1 003

Page 5: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 6: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

ii PROSIDING SEMNAS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI 2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................. iDAFTAR ISI ............................................................................................................................................. ii

MAKALAH UTAM A

1. Peluang dan Tantangan Lulusan Pendidikan Biologi pada Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA)Hasruddin ........................................................................................................................................ 1

2. Peluang dan Tantangan Guru/Calon Guru dalam Mengahadapi Masyarakat EkonomiASEAN (MEA)Djufri ................................................................................................................................................. 7

MAKALAH PARALEL

PENDIDIKAN3. Penerapan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran Materi Sistem Tata

Surya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIIIMaaruf Fauzan, Abdul Gani, dan Muhammad Syukri ......................................................... 16

4. Kupu-kupu di Kawasan Hutan Kota Banda Aceh sebagai Media Pembelajaran ZoologiInvertebrataNurdin Amin & Alfida .................................................................................................................. 22

5. Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)Hasanuddin ..................................................................................................................................... 30

6. Efek Pemberian Filtrat Daun Tapak Dara (Cataranthus roseus) pada Mortalitas LarvaNyamuk Aedes aegypti sebagai BioinsektisidaNurlena Andalia, M. Ridhwan, Safrida, dan Asiah .............................................................. 37

7. Penggunaan Multimedia pada Pembelajaran Materi Gerak pada Tumbuhan di KelasVIII MTsN Rukoh Banda AcehMuhammad Yassir ......................................................................................................................... 41

8. Hubungan Keterampilan Proses Sains Dengan Hasil Belajar Siswa Melalui PemanfaatanLembar Kerja Peserta Didik Berbasis Problem Based Learning pada Materi SistemEkskresi di MTsN Rukoh Kota Banda AcehCut Nurmaliah & Wahyu Rizki................................................................................................... 48

9. Penggunaan Modul E Learning Sistem Reproduksi Manusia untuk Meningkatkan HasilBelajar Kognitif SiswaDewi Andayani ................................................................................................................................ 52

10. Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran Aktif The Power of Two denganEveryone is Teacher Here untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi SistemGerak pada Manusia di SMP Negeri 17 Banda AcehKhairil & Kemala Sari .................................................................................................................. 57

Page 7: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

iii PROSIDING SEMNAS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI 2016

11. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III Materi Penjumlahan Pelajaran Matematikadengan Menggunakan Alat Peraga Buah Buahan pada SDN Leung Tahe KecamatanGlumpang Tiga Kabupaten PidieNurmasyitah .................................................................................................................................... 61

12. Keragaman Tumbuhan Herba sebagai Media Pembelajaran Biologi Di SMA Negeri 5Banda AcehMarlina.............................................................................................................................................. 71

13. Menumbuhkan Minat Berwirausaha di Kalangan Mahasiswa dalam Menghadapi MEAAmrusi............................................................................................................................................... 77

14. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa pada Mata kuliah Ekologi HewanHartono D. Mamu .......................................................................................................................... 82

15. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada Larutan Elektrolit danNonelektrolit dengan Metode Home Experiment di Kelas X MAN Darussalam AcehBesar Tahun Pelajaran 2012/2013Muslem Ilyas, M. Nasir Mara dan Latifah Hanum................................................................ 89

16. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Konsep Eksresi terhadapHasil Belajar Siswa SMPIrdalisa.............................................................................................................................................. 97

EKOLOGI DAN BIODIVERSITAS

17. Populasi Burung Kangkareng Perut Putih (Anthracoceros albirostris) di Kawasan HutanLambirah Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh BesarRizky Ahadi, Samsul Kamal dan Nursalmi Mahdi ................................................................. 101

18. Makrozoobenthos yang Berasosiasi dengan Ekosistem Mangrove di Sungai Reuleng,Kabupaten Aceh BesarAfkar dan Nadia Aldyza................................................................................................................ 104

19. Fauna Perairan Ekosistem Mangrove Pesisir Leupung Kabupaten Aceh Besar sebagaiMedia Pembelajaran Zoologi InvertebrataMuhammad Ali S, Ismul Huda dan Suhendra Putra ............................................................ 110

20. Populasi Beberapa Jenis Nyamuk di Daerah Banda Aceh dan Aceh BesarRazali, Hamdani, Al Azhar dan Teuku Reza Ferasyi............................................................. 116

21. Keanekaragaman Burung Rangkong (Bucerotidae) Yang Terdapat Di PegununganGugopHedriansyah, Syahrul Ramadhani , Samsul Kamal dan Nursalmi Mahdi ....................... 119

22. Kekayaan Spesies dan Kelimpahan Mollusca (Gastropoda dan Bivalvia) di PantaiLaweung Kecamatan Muara Tiga Kabupaten PidieUlia Hanum, Elianti dan Surya Chandra................................................................................. 124

23. Keanekaragaman Flora Jalan Jantho-Lamno (Sepanjang 60 Km yang Dibangun sebagaiJalan Alternatif Menuju Kabupaten Aceh Barat)Djufri................................................................................................................................................. 130

24. Preferensi Pakan Burung Rangkong di Penangkaran Taman Rusa Desa Lamtanjong,Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Aceh BesarNanda Yustina, Abdullah, dan Devi Syafrianti ....................................................................... 137

Page 8: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

iv PROSIDING SEMNAS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI 2016

BIOLOGI FUNGSI

25. Pemanfaaatan Tumbuhan Obat Tradisional pada Ibu Pasca Melahirkan di DesaLambiheu Aceh BesarTuti Marjan Fuadi ......................................................................................................................... 142

26. Prediksi Frekwensi Alel Albino dan Carrier Albino Menggunakan Pendekatan HukumHardy-Weinberg pada Penduduk di Pulau Ternate, Provinsi Maluku UtaraChumidach Roini dan Suparman ............................................................................................... 150

27. Efek Pemberian Ekstrak Sipatah-patah (Cissus quadrangularis Salibs.) pada DensitasTulang Femur dan Vertebre Lumbal Tikus Putih (Rattus norvegicus) ModelOvariektomiDebby Novita Ayumi, Putri Dewi, Mustafa Sabri, M. Jamaluddin dan Hamny .............. 157

28. Pengaruh Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Media Tanam Berpengaruh terhadapBobot Segar Jamur Tiram Putih (Ostreatus pleurotus)Yunizar Hendri ............................................................................................................................... 166

29. Karakteristik Letak Sorus Tumbuhan Paku di Kawasan Gunung Paroy KecamatanLhoong Kabupaten Aceh BesarAinol Mardiyah ............................................................................................................................... 171

30. Studi Variasi Tanaman Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch.) BerdasarkanKarakter Morfologi Batang, Daun dan Buah di 6 Kabupaten Provinsi AcehZufahmi ............................................................................................................................................ 178

Page 9: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 10: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

MAKALAH UTAMA

Page 11: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 12: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

1

PELUANG DAN TANTANGAN LULUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIPADA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

HasruddinProgram Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Dampak positif diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menimbulkan peluangterciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi,modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara kenegara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Dengan demikian, diperlukan peningkatan kualitassumber daya manusia. Melalui program pendidikan biologi perlu dilakukan perbaikan kurikulum,sistem pengelolaan pembelajaran, sistem penilaian, rangkaian tugas mahasiswa yang berbasispenelitian, dengan juga memperhatikan dan perbaikan sarana, prasarana, dan sumber belajar yangberagam. Inovasi pembelajaran biologi dibutuhkan untuk menghasilkan lulusan yang handal danmampu bersaing secara nasional, regional, maupun internasional. Ke depan dosen perlu terusmempertahankan pengelolaan pembelajaran yang mengunakan model pembelajaran yang mengarahkepada berpikir tingkat tinggi, berpikir kritis, berpikir kreatif, bernalar, dan kemampuanmemecahkan masalah. Inovasi pembelajaran biologi dengan mengutamakan berbasis riset.

Kata Kunci: Sistem Pembelajaran Biologi, Berbasis Riset, Daya Saing

PENDAHULUANndonesia dan para anggota ASEANtelah menyepakati suatu perjanjianMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

dengan istilah lainnya yaitu Asean Economic

Community (AEC). Kesepakatan itu membentukpola mengintegrasikan ekonomi ASEANdengan sistem perdagangan bebas atau free

trade antara negara-negara anggota ASEAN.Ada empat pilar sebagai landasan pembentukanMEA, yaitu: (1) Menjadikan ASEAN sebagaipasar tunggal dan pusat produksi; (2) Menjadikawasan ekonomi yang kompetitif; (3)Menciptakan pertumbuhan ekonomi yangseimbang; dan (4) Integrasi ke ekonomi global.

Pembentukan MEA ini pada dasarnyabertujuan untuk meningkatkan daya saingkawasan, mendorong pertumbuhan ekonomi,menekan angka kemiskinan, dan untukmeningkatkan standar hidup masyarakatASEAN. Integrasi ini diharapkan akanmembangun perekonomian ASEAN sertamengarahkan ASEAN sebagai tulang punggungperekonomian Asia. Dengan demikian, setiapnegara anggota ASEAN harus meleburkan batasteritori dalam sebuah pasar bebas. MEA akan

menyatukan pasar setiap negara dalam kawasanmenjadi pasar tunggal. Sebagai pasar tunggal,arus barang dan jasa yang bebas merupakansebuah kemestian. Selain itu negara dalamkawasan juga diharuskan membebaskan arusinvestasi, modal dan tenaga terampil (skilled

labour).Namun demikian, patut diwaspadai

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)Indonesia, bahwa indek daya saing globalIndonesia tahun 2013-2014 (rangking 38) yangjauh di bawah Singapura (rangking 2), Malaysia(rangking 24), Brunai Darussalam (rangking26), dan satu peringkat di bawah Thailand(rangking 37). Jika ditinjau dari keadaanpopulasi, bahwa populasi Indonesia hampirmencapai 40% dari populasi ASEAN. Indonesiamenjadi sebuah pasar yang besar namun tidakdidukung daya saing yang maksimal. Saat iniIndonesia sudah dibanjiri oleh produk-produkChina dan Bangkok.

Di Indonesia, mutu pendidikan masihrendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil studiTrends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) tahun 2011 yang

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 13: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

2 Hasruddin

menunjukkan bahwa siswa Indonesia belummenunjukkan prestasi memuaskan. Dalambidang sains, dimana posisi Indonesia berada diurutan ke 40 dari 42 negara dengan pencapaianskor 406, dan masih di bawah skor rata-ratainternasional yaitu 500 (Napitupulu, 2012).Demikian juga hasil survei oleh Programme for

International Student Assessment (PISA) tahun2012 dimana Indonesia berada pada peringkat64 dari 65 negara dengan skor 382 (OECD,2012). Salah satu faktor penyebab rendahnyaprestasi siswa Indonesia dalam PISA yaitulemahnya kemampuan pemecahan masalah soallevel tinggi. Soal yang diujikan dalam PISAterdiri atas 6 level (level 1 terendah dan level 6tertinggi) dan soal-soal yang diujikanmerupakan soal kontekstual, permasalahannyadiambil dari dunia nyata. Sedangkan siswa diIndonesia hanya terbiasa dengan soal-soal rutinpada level 1 dan level 2 (Kertayasa, 2015).

Belum lagi persoalan kuantitas dankualitas guru. Saat ini jumlah guru di Indonesiaini mencapai 2,92 juta orang. Rasio guru dansiswa di Indonesia 1:14, melebihi Malaysiayang memiliki rasio 1:20, Jepang 1:32, KoreaSelatan 1:30, sedangkan rasio rata-ratainternasional adalah 1:32. Dengan ratio 1:14 inidan berada di atas ideal yakni kisaran 1:15sampai dengan 1:32, berarti setiap guru hanyamengajar 14 orang siswa (Gembong, 2013).Dengan demikian dapat dikatakan bahwajumlah guru berlebih saat ini. Namun ditinjaudari kualitas guru ternyata masih rendah. Hal inidapat dilihat dari program sertifikasi guru yangmemenuhi syarat hanya 2,08 juta atau 70,5%,sedangkan sisanya 86.167 belum memenuhipersyaratan sertifikasi. Dari 2,92 juta guru,hanya 51% yang berpendidikan S1 dan sisanyabelum S1 (Baskoro, 2014).

Dalam malakah ini, yang menjadipersoalan adalah, bagaimana peran pendidikanbiologi yang mampu menghasilkan lulusan yangberkualitas dalam rangka MEA? Bagaimanasistem pendidikan yang perlu dilaksanakanuntuk mempersiapkan lulusan yang handal?Bagaimana keterlibatan semua pihak sehinggalulusan mampu bersaing di pasar ASEAN?

Bagaimana pendidikan biologi mampumengatasi persoalan rutin dan memilikiterobosan baru secara nasional dan dapat diakuisecara internasional, yang akhirnya dapatberperan secara tepat dan berkesinambungan.Kita tidak ingin, hanya menjadi penonton dinegerinya sendiri.

Persoalan yang sekarang ini dihadapimasyarakat kita, bahwa banyaknya produk-produk luar negeri yang membanjiri pasarIndonesia. Padahal reklame di berbagai mediamassa yang menyatakan “cintailah produk-produk buatan Indonesia”. Nyaris kita lebihbanyak memakai dan menkonsumsi barangbuatan luar negeri, bahkan makanan danminuman pun tidak terlepas dari persaingan dinegara Asia Tenggara. Walaupun mungkin kitasedikit bangga, adanya produk dalam negeriyang berhasil dijual di pasar Internasional.

PERMASALAHAN PENDIDIKAN BIOLOGIDI INDONESIA

Permasalahan pendidikan biologi diIndonesia, dapat kita identifikasi memangsangat kompleks. Mulai dari kurikulumpendidikan biologi itu sendiri. Pada dasarnyakurikulum pendidikan biologi sejak 1975 sudahmenggunakan pendekatan inkuiri. Kurikulum1984 menggunakan pendekatan keterampilanproses. Demikian juga kurikulum 1994mempertahankan pendekatan keterampilanproses pada pembelajaran biologi. Meskipungagal pelaksanaan pendekatan ketarampilanproses pada kurikulum 1984, pemerintah masihtetap mempertahankan pendekatan keterampilanproses tersebut pada kurikulum 1994. Lalu,kurikulum 2004 dan 2006, yang dikenal sebagaiKBK dan KTSP menggunakan pendekatankontekstual dalam pembelajaran biologi.Sedangkan kurikulum 2013 yang ankrab dikenalsebagai K-13 dengan pendekatan saintifik. Jikaditilik pendekatan pembelajaran biologi sejakkurikulum 1975 sampai dengan sekarang,proses pembelajarannya menggunakan falsafahsiswanyalah yang aktif.

Page 14: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peluang dan Tantangan Lulusan Pendidikan Biologi ... 3

Namun demikian, kita sepertinya terimbasdengan iklan TV yang menyatakan: “Apapunmakanannya, minumannya tetap........” Jika kitaanalogikan, ke kurikulum, “Apapunkurikulumnya, gurunya tetap menggunakanmetode ceramah. Apa betul? Inilah yang perlukita perbincangkan, kita diskusikan, apapenyebabnya, bagaimana mencari solusinya,bagaimana proses pembelajaran biologi yangdapat mengatasi persoalan mutu yang masihrendah ini.

Permasalahan kompetensi guru juga masihperlu mendapat perhatian. Hasil penelitianHamidran (2013) bahwa guru biologi SMA se-Medan Johor dalam menyusun RPP belumsecara lengkap dan sistematis dalammemberikan tantangan dan motivasi kepadasiswa, dimana cenderung dalam penyusunanRPP tanpa memperhatikan unsur-unsurinteraktif siswa dalam mengikuti prosespembelajaran. Dengan demikian dapat dipahamibahwa perlu memperhatikan lebih bijak danlebih serius tentang perencanaan yang disusunoleh guru. Tentu saja penyusunan RPP yangkesannya kurang baik, dapat diprediksi bahwapelaksanaan atau implementasi prosespembelajaran tidak memperhatikanperencanaan. Akibatnya proses pembelajaranbelum sepenuhnya memberdayakan pemikiransiswa ke jenjang berpikir tingkat tinggi, apalagimengarahkan siswa pada pembentukan softskill.

Demikian pula hasil penelitian Ilyas(2013) terhadap guru-guru biologi di AcehTimur, menunjukkan bahwa kemampuan gurubiologi dalam menyusun RPP masih dalamkategori “cukup”. Implementasi pelaksanaanRPP juga termasuk dalam kategori “cukup”.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwakompetensi guru dalam bidang paedagogikmasih perlu diperhatikan secara serius. Memangdapat disadari bahwa kerja guru selama iniberkaitan dengan penyusunan RPP masih perluditingkatkan melalui kegiatan pelatihan bagiguru.

TANTANGAN GURU BIOLOGI MASADEPAN

Tantangan guru masa depan yang ditandaidengan arus globalisasi ini menjadi sangatkompleks. Kunandar (2013) menyarankanbahwa guru masa depan haruslah: (1) Tidakterjebak pada rutinitas belaka; (2) Guru mampumenyusun dan melaksanakan strategi dan modelpembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, danmenyenangkan (PAIKEM) yang dapatmenggairahkan peserta didik; (3) Domonasiguru dikurangi, dan memberikan kesempatankepada siswa untuk lebih mandiri, berani, dankreatif dalam proses pembelajaran; (4) Gurumampu memodifikasi dan memperkaya bahanpelajaran sehingga guru menjadi sumber belajaryang bervariasi; (5) Guru menyukai apa yangdiajarkannya; (6) Guru mengikutiperkembangan IPTEK yang mutakhir; (7) Gurumampu menjadi teladan bagi perserta didik danmasyarakat luas; dan (8) Guru mempunyai visidan misi ke depan dan mampu membacatantangan zaman, sehingga siap menghadapiperubahan dunia yang tidak menentu yangmembutuhkan kecakapan dan kesiapan yangbaik dan matang.

Berdasarkan Undang-undang PendidikanNasional, bahwa guru harus memiliki empatkompetensi, yaitu: kompetensi paedagogik,kompetensi akademik, kompetensi kepribadian,dan kompetensi sosial. Kebulatan pengetahuandan keterampilan sebagai pendidikmenggambarkan kompetensi: (1) Pedagogik:memahami peserta didik, merancangpembelajaran, melaksanakan pembelajaran,merancang dan melaksanakan evaluasipembelajaran, mengembangkan peserta didikuntuk mengaktualisasikan berbagai potensinya;(2) Akademik: menguasai substansi keilmuanyang terkait dengan bidang studi , menguasaistruktur dan metode keilmuan; sedangkan sikapdan tanggung jawab sebagai pendidikmenggambarkan kompetensi: (3) Kepribadian:berkepribadian yang mantap dan stabil, dewasa,arif, berwibawa, berakhlak mulia, dan menjaditeladan; dan (4) Sosial: berkomunikasi danbergaul secara efektif dengan peserta didik,

Page 15: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

4 Hasruddin

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.

Kepmendiknas No. 045/U/2002menyebutkan kompetensi sebagai seperangkattindakan cerdas dan penuh tanggung jawabdalam melaksanakan tugas-tugas sesuai denganpekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapatdimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,keterampilan dan sikap yang berwujud tindakancerdas dan penuh tanggung jawab dalammelaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.Oleh sebab itu, peran guru maupun dosen perlumelakukan terobosan baru yang dapatmeningkatkan kualitas permbelajaran bagipeserta didiknya.

Peran dosen dalam meningkatkanefektivitas pembelajaran yaitu: (1)Meningkatkan persepsi mahasiswa tentangkemampuan dosennya; (2) Dosen dan guruharus berkualitas tinggi dalam keilmuaannya;(3) Mencairkan suasana dan kontradiksi karenabervariasinya mahasiswa; (4) Dosen dan Guruharus memberikan informasi yang jelas bagimahasiswa dan siswanya; (5) Dosen dan Gurumampu menyalurkan keterampilannya kepadamahasiswa dan siswanya; dan (6) Dosen danGuru memberikan demonstrasi dan uji cobauntuk diikuti oleh mahasiswa dan siswa (Amri,2013). Namun kenyataannya di lapangan dosendan guru tidak merasa perlu untuk memperbaikimetodologi pembelajarannya yang selama inimereka lakukan, karena mereka menganggapcara mengajar mereka sudah benar. Bahkanmereka tidak berusaha untuk meningkatkanpersepsi mahasiswa dan siswa terhadappembelajaran yang berlangsung di kampus dandi sekolah. Jika ini dipertahankan terus makadapat dipastikan bahwa tidak terwujudkanpeningkatan kualitas lulusan. Padahal untukmengahadapi tantangan global ini, maka perlumelakukan inovasi pembelajaran. Inovasipembelajaran biologi dengan menggunakanmodel-model pembelajaran yang mengarahkanmahasiswa untuk berpikir tingkat tinggi (High

Order Thinking) bukan sebaliknya berpikirtingkat rendah (Low Order Thinking). Prosespembelajaran sangat urgen untuk mengarahkan

mahasiswa berpikir kritis, berpikir kreatif,berpikir dengan penalaran yang tinggi,mengasah kemampuan pemecahan masalah, dankemampuan mengambil keputusan.

Mahasiswa tingkat sarjana perlu dilatihuntuk tidak hanya mampu menampilkan datadari hasil pengamatannya dalam prosespembelajaran, tetapi juga mampu menganalisisdata tersebut. Bantuan dosen mereka akan dapatmeriview data. Sehingga pada saatnyasemuanya dapat mengembangkan prosesberpikir tingkat tinggi yaitu apraisal terhadapdata yang dianalisis. Dengan demikian sudahseharusnya dosen dalam pembelajaran biologimenggali kreativitas mahasiswa, bahkan dapatdengan menggunakan potensi budaya lokal. Iniakan menjurus kepada upaya peningkatankualitas pembelajaran biologi.

UPAYA-UPAYA YANG PERLUDILAKUKANAda satu pepatah yang perlu dijaga dandijadikan inspirasi bagi kita. “Selama manusiabernafas, maka selama itu pula dia akan mampumenyelesaikan permasalahan”. Itulah yang perludilakukan oleh guru, dosen, tentor, dan tenagakependidikan biologi dalam menghadapipersoalan. Beberapa hal yang perlu dilakukandalam upaya perbaikan yaitu:a. Melengkapi sarana, prasarana, dan fasilitas

belajar termasuk media pembelajaranbiologi, alat peraga, sarana laboratorium.Laboratorium dilengkapi dengan alat-alatyang mampu membuat mahasiswamelakukan penelitian, yang tidak terbatashanya percobaan membuktikan konsep.

b. Meningkatkan kualitas tata kelolapembelajaran biologi, yang menggunakanpola belajar aktif dan menyenangkan.

c. Meningkatkan kualitas dan kinerja tenagapendidik biologi dengan penuh disiplin dantanggung jawab, serta memiliki etos kerjayang handal.

d. Meningkatkan kualitas evaluasi dan asesmenpembelajaran biologi, yang tidak terbataskepada kognitif, namun menilai secarakomprehensip dengan menggunakan

Page 16: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peluang dan Tantangan Lulusan Pendidikan Biologi ... 5

berbagai bentuk penilaian dan waktupenilaian yang secara kontinu dan sistematis.

e. Meningkatkan disiplin dan komitmenpimpinan, mulai dari rektor, dekan, ketuajurusan, dan ketua prodi, serta kepalalaboratorium biologi. Dosen biologisebaiknya dibuat KDBK dan mereka selaluada di laboratorium, untuk membimbingmahasiswa melakukan penelitian.

f. Melibatkan stakeholder pengguna lulusanbiologi baik di pemerintahan maupunswasta. Secara berkala mengundangstakeholder ke kampus, meskipun sudahmelakukan kunjungan kepada stakeholder.

Prodi perlu mendekatkan diri kepadapengguna lulusan, sehingga dapat menjadiumpan balik untuk perbaikan prosespembelajaran, yang berdampak kepadakepentingan peningkatan kualitas lulusan.Pencapaian kemampuan lulusan sesuaidengan profil yang sudah ditetapkan olehprogram studi sangat diperlukan dengan sifatyang terukur.

g. Melibatkan pendidikan masyarakat secarakontinu (Misalnya melalui Masjid).

h. Menjalin kerjasama antara dinas/ sekolah/LPMP/Perguruan Tinggi/alumni baik didalam negeri maupun kerjasama denganperguruan tinggi luar negeri. Hal ini perludilakukaan secara kontinu dan sistematis.

i. Mengoptimalkan fungsi wadah organisasiprofesi Asosiasi Program Studi PendidikanBiologi Indonesia (APSPBI) dan HimpunanPeneliti dan Pendidik Biologi Indonesia(HPPBI), juga Konsersium BiologiIndonesia (KOBI) dan setiap dosenmelibatkan diri dengan organisasi profesitersebut baik sebagai pengurus maupunanggota. Melakukan pertemuan rutinsetidak-tidaknya 2 kali dalam setahun,sebagai curah pendapat untuk maju bersamadan sama-sama maju.

j. Meningkatkan kemampuan bahasa Asingdan Informasi Teknologi (IT). Bilamemungkinkan semua bahasa yang berlakudi Asia Tenggara sudah mulai dipelajari olehsetiap mahasiswa pendidikan biologi. Bukanberarti harus masuk dalam kurikulumpendidikan biologi tetapi ini bisa menjadikegiatan ekstra kurikuler melalui wadahorganisasi mahasiswa pendidikan biologi.Mahasiswa dan dosen melakukan kunjunganke negara anggota ASEAN yangdiprogramkan program studi. Namun tidakkalah pentingnya adalah penguasaanteknologi informasi, karena saat ini kitatengah berada dalam abad informasiteknologi.

PENUTUPDiperlukan visi dan misi pendidikan

biologi harus terukur dan sangat jelas.Tantangan dan sekaligus peluang yang dapatdiraih bagi lulusan pendidikan biologi ke depan,dengan memperbaiki berbagai hal. Perubahantidak hanya sebatas kurikulum, tetapi berlanjutkepada perubahan mindset para tenaga pendidikuntuk menerjemahakan arus perubahan.Orientasi ditujukan ke masa kini dan masadepan. Mengejar ketertinggalan bukanlah halyang mudah, tetapi bila ada kemauan dandidukung oleh kemampuan maka tidak ada halyang mustahil dilakukan. Kurikulum yangsekarang ini di perguruan tinggi denganmengacu kepada Kerangka Kualifikasi NasionalIndonesia (KKNI) dan Standar NasionalIndonesia (SNI) maka perlu diperkuat denganimplementasinya di lapangan. Kerjakanlahsesuatu dengan sungguh-sungguh, dan apabiladiperoleh keberhasilan dari kerja tersebut, makalakukanlah kerja berikutnya lebih serius dansungguh-sungguh lagi. Hanya kepada Allah lahkita berharap.

Page 17: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

6 Hasruddin

DAFTAR PUSTAKAAmri, S. (2013). Pengembangan dan Model

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.Jakarta: Prestasi Pustakakarya.

Baskoro, ET. (2014). Kualitas Guru diIndonesia Masih Rendah.http://www.harianterbit. Diakses 6 Juni2014.

Gembong, S. (2013). Ternyata, Jumlah Guru diIndonesia Berlebih, http://pendidikan-fullblog. Diakses 6 Juni 2014.

Hamidran, A. (2013). Analisis KemampuanGuru Biologi dalam Penyusunan RPPBerdasarkan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan di SMA Se-Kecamatan MedanJohor. Jurnal Pendidikan Biologi. 3(1):67-78.

Harmin, M dan Melanie Toth. (2012).Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi.Jakarta: Indeks.

Ilyas. (2013). Analisis Kemampuan GuruBiologi dalam Menyusun PerencanaanPelaksanaan Pembelajaran Biologi diSMAN seKabupaten Aceh Timur. JurnalPendidikan Biologi. 3(1): 46-57.

Kertayasa, I.K. (2015). Indonesia PISA Center.(Online). (http://www.Indonesiapisacenter.com/2014/03/tentang-website.html,diakses 19 November 2015.

Kunandar, (2011). Guru Profesional. Jakarta:Rajawali Pers.

Kurniawan, S. (2013). Pendidikan Karakter.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Napitupulu, E.L. (2012). Prestasi Sains danMatematika Indonesia Menurun. Jakarta:Kompas Cyber Media. (Online).(http://edukasi.kompas.com/ read /2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan. Mate-matika.Indonesia.Menurun, diakses 19November 2015.

Page 18: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

7

PELUANG DAN TANTANGAN GURU/CALON GURU BIOLOGI DALAMMENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Salman IshakMajelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh

ABSTRAK

Dalam menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), guru/calon guru sebagai salah satumata rantai yang sangat strategis harus mempersiap diri dalam berbagai hal yang terkait dengankonpetensi dirinya yang kreatif, inovatif, idealis, aktif dan mampu memotivasi siswa untuk belajar.Lembaga Perguruan Tinggi (LPTK ) harus menyesuaikan program pengajaran yang berdaya saingantar Negara sehingga mampu menghasilkan calon guru yang dapat mengungguli calon guruNegara-negara kawasan ASEAN lainnya. Kondisi pendidikan di Indonesia dan khususnya diProvinsi Aceh masih jauh dari kondisi yang diharapkan, maka semua pemangku kepentingan harusberupaya ke arah yang berdaya saing dalam menghadapi MEA. Di Era persaingan global danMEA, kecerdasan guru dan juga para calon guru Biologi harus berpacu dalam ruang dan waktuuntuk membekali diri dalam menghadapi persaingan terbuka yang semakin ketat. Tentu dalampersaingan tersebut akan terjadi perubahan-perubahan yang sangat mendasar dalam bentuk inovasi-inovasi dan kreatifitas yang berdaya saing.

Kata Kunci: Peluang/Tantangan, Guru/Calon Guru Biologi, MEA

PENDAHULUANasyarakat Ekonomi Asean ( ASEANEconomic Community ) adalah sebuahintegrasi ekonomi ASEAN dalam

menghadapi perdagangan Global antar NegaraAsean dan telah disepakati Januari 2016dilaksanakan secara serentak di seluruh Negaraanggota ASEAN termasuk Indonesia. Hal inibermakna bahwa tenaga kerja seluruh NegaraAsean akan bebas melakukan aktifitasnya diseluruh Negara anggota Asean. MEA inidilakukan agar daya saing Negara-negaraASEAN meningkat sehingga mampu menyaingikemajuan dan kualitas Tiongkok dan Indiaterutama dalam upaya menarik Investor Asinguntuk berinvestasi di Negara-negara anggotaASEAN yang pada gilirannya akan dapatmeningkatkan taraf hidup penduduk di Negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Meskipunkesepakatan ini sangat bermanfaat bagikemajuan dan dapat meningkatkan tingkatkesejahteraan masyarakat Negara-negaraanggota Asean, namun tentu konsekuensi darikesepakatan ini sangat tinggi, khususnya bagiNegara Indonesia. Kekhawatiran ini sangatlahberalasan, karena banyak pihak meragukandengan berbagai argumentasinya, antara lain

Ketua Advokat Indonesia , Otto Hasibuan danKetua Institut Akuntan Publik Indonesia, TarkoSunaryo menyatakan bahwa tenaga ahliIndonesia belum siap bersaing dengan tenagaahli asing sesama anggota ASEAN. Keraguanterhadap tenaga ahli Indonesia terutama dalamhal penguasaan Bahasa Inggris dan mental, dimana tenaga ahli kita belum siap untuk itu.Perlu kita ketahui ada delapan bidang kerja yangbersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA) yaitu insinyur ke-rekayasa-an, arsitek,akuntan, land-surveyor, dokter dan dokter gigi,perawat, guru dan pekerja pariwisata.

Permasalahan tersebut di atas dandikuatkan lagi dengan pernyataan dari StafKhusus Menteri Tenaga Kerja danTransminggrasi, Dita Indah Sari bahwa “Indonesia tidak ingin kecolongan dan telahmenyiapkan strategi dalam menghadapi pasarbebas tenaga kerja” katanya “Oke jabatandibuka,sektor diperluas, tetapi syarat diperketat.Jadi buka tidak asal buka, bebas tidak asalbebas” katanya. Beliau juga mengatakan bahwa“kita tidak mau tenaga kerja lokal yangsebetulnya berkualitas dan mampu, tetapikarena ada tenaga kerja asing mereka jadi

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 19: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

8 Salman Ishak

tergeser”. Tentu di samping banyak sisi negatifatas kehadiran MEA juga sungguh banyak sisipositif yang dapat dirasakan oleh seluruhmasyarakat ASEAN termasuk Indonesia. Hasilriset dari ILO menyatakan selain dapatmeningkatkan kesejahteraan 600 juta tenagakerja di Asia Tenggara ini, juga akanmenciptakan banyak lapangan kerja baru yangakan membawa banyak keuntungan dari sektorekonomi, hal ini tentu akan membawa iklimbaru bagi perekonomian Indonesia di masamendatang. Hal ini sejalan dengan tujuan MEAyaitu “membentuk ASEAN menjadi pasar danbasis dari produksi tunggal yang dapat membuatASEAN terlihat dinamis dan bersaing denganadanya mekanisme dan langkah-langkah dalammemperkuat pelaksanaan baru yang berinisiatifekonomi; mempercepat perpaduan regionalyang ada di sektor-sektor prioritas; memberikanfasilitas terhadap gerakan bisnis, tenaga kerjamemiliki bakat dan terampil ,dapat memperkuatkelembagaan mekanisme di ASEAN menjadilangkah awal dalam mewujudkan MEA ataumasarakat ekonomi ASEAN.

GURU/CALON GURU BIOLOGI1. Pengertian Guru

Banyak para ahli yang memberipengertian tentang guru, namun secarakeseluruhan pendapat tersebut umumnya adasuatu kesamaan pandang bahwa guru adalah : Orang yang kerjanya mengajar Orang yang ikut berperan serta dalam proses

belajar mengajar Orang yang berwenang dan bertanggung

jawab terhadap pendidikan murid-murid baiksecara individual maupu klasikal,baik disekolah maupun di luar sekolah

Orang yang berwenang dan bertanggungjawab untuk membimbing dan membinaanak didik baik di sekolah maupun di luarsekolah.

2. Calon Guru/Guru BiologiDalam pembahasan berikut tidak

terpisahkan pengertian antara Guru dan CalonGuru Biologi, karena Calon Guru Biologi pun

muaranya adalah menjadi guru Biologi sebagaipendidik professional dalam mata pelajaranBiologi. Jadi Guru/Calon Guru Biologi adalahindividu yang bertugas secara profesional untukmendidik dan mengajar peserta didik untukmempersiapkan masa depan yang sesuai dengantuntutan zaman. Artinya Guru Biologi sebagaipendidik memiliki kedudukan dan posisi yangsangat strategis dalam rangka mempersiapkanSumber Daya Manusia yang mampu mengikutiperkembangan zaman. Untuk mengsikapi tugasdan fungsi di atas, menurut Muin ( 2010 ) GuruBiologi harus :

a. Terus belajarSeorang Guru Biologi harus meningkatkan

pengetahuannya, khususnya dalam bidangBiologi. Guru Biologi harus tumbuh dalamdirinya sikap mencintai buku dan sumberbelajar lainnya. Kita harus sadar bahwa ilmupengetahuan tidak pernah berhenti sekejap pundan terus berpacu dalam perubahan danperkembangannya. Dalam dunia pendidikan,globalisasi akan mendatangkan kemajuan yangsangat cepat, yakni munculnya beragam sumberbelajar dan teknologi informasi khususnyainternet dan juga media elektronik lainnyasebagai sumber belajar dan sumberpengetahuan. Kondisi ini menjadi tantanganbagi Guru/calon guru karena akan terjadi siswa-siswa kita akan lebih duluan tahu dan bisamenguasai pengetahuan sementara guru belummenguasai pengetahuan tersebut, tentunyakondisi ini menjadikan wibawa guru/orang tuamerosot di mata para peserta didik.

b. KompetenPenguasaan ilmu yang cukup sesuai

dengan bidang keahlian adalah suatu sikapprofesional yang musti dimiliki oleh seorangguru Biologi. Ini adalah merupakan bentuktanggung jawab dan menjadi kebutuhan yangmutlak, sehingga Guru tersebut dapatmeningkatkan percaya diri saat berada di depanpeserta didik.

Page 20: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peluang dan Tantangan Guru/Calon Guru Biologi ... 9

c. SpiritualisSeorang guru Biologi haruslah menjadikan

Tuhan ( Allah ) sebagai tempat berpijak dantempat kembali segala aktifitas yangdikerjakannya. Mengajar yang berlandaskankeimanan akan menjadikan peserta didik yangmenjunjung tinggi Ke-Esa-an Allah sebagaiMaha Pencipta keanekaragaman di muka bumiini. Ini adalah prinsip bagi guru Biologi yangdalam proses pembelajaran terhadap konsep-konsep Biologi melalui pendekatan ke-Islaman.Inilah yang dinamakan pendidikan karakteryang dewasa ini sedang dipopulerkan.

d. KreatifSeorang Guru Biologi harus menggunakan

segala potensinya untuk mengaktualisasikanpembelajaaran yang aktif untuk memotivasisiswa, meliputi pemikiran, fakta, data, ide-ide,gagasan dan semua aktifitas pembelajaran yangdi arahkan untuk menghadapi tuntutan masadepan bagi kehidupan peserta didik.

Berdasarkan batasan di atas berartiseorang guru harus mempunyai kompetensipribadi dan kompetensi profesional artinya guruharus mempunyai kemampuan dan kecakapanyang optimal baik dalam penguasaanpengetahuan, ketrampilan, tanggung jawab,ikhlas, moralitas yang tinggi/Akhlak mulia danmenjadikan pekerjaan ini sebagai IBADAH.Menurut Prof.Suyanto,Ph.D Guru Besar UNYberpendapat bahwa “telah terjadi pergeseranparadikma pembelajaran bahwa seorang gurubukanlah satu-satunya sumber belajar, akantetapi pembelajaran diarahkan untuk mendorongpeserta didik mencari tahu dan mengobservasidari berbagai sumber”. Dapat difahami bahwapeserta didik tidak hanya mampu menyelesaikanmasalah, tapi juga harus mampu merumuskanmasalah, sehingga peserta didik musti dilatihuntuk berfikir analisis bukan mekanistis. Untukitu para Guru/Calon Guru Biologi harusmenyiapkan diri untuk mampu bertindakprofessional agar mampu menjawab tuntutandan tantangan dalam menghadapi MEA yangtelah datang di tengah-tengah kehidupanmasyarakat kita. Maka dapat dimaklumi bahwa

tugas guru/pendidik sangatlah berat dansekaligus mulia, bila tidak demikian sebaiknyaurung diri untuk tidak menjadi guru.

TANTANGAN DAN PELUANG CALONGURU/GURU BIOLOGI DALAMMENGHADAPI MEA

Di Era persaingan global dan MEA,kecerdasan guru dan juga para calon guruBiologi harus berpacu dalam ruang dan waktuuntuk membekali diri dalam menghadapipersaingan terbuka yang semakin ketat. Tentudalam persaingan tersebut akan terjadiperubahan-perubahan yang sangat mendasardalam bentuk inovasi-inovasi dan kreatifitasyang berdaya saing, berarti Guru Biologidiharapkaan tidak tergilas oleh kondisiberbalik dari tujuan MEA itu sendiri. TentuGuru/Calon Guru Biologi harus keluar dari rasakekhawatiran akan tergilas dari persainganterbuka dalam wadah MEA, kita harus fokusterhadap apa yang musti kita lakukan sekarangdan juga masa yang akan datang. Sebagaigambaran kondisi angkatan kerja berdasarkanjenjang pendidikan yang perlu kita ketahuisebagai pihak yang mengelola pendidikan didaerah kita, yaitu;- Pendidikan Setingkat SD 46.80 %- Pendidikan Setingkat SLTP 17.82 %- Pendidikan Setingkat SLTA 25.23 %- Pendidikan Setingkat PT 10.14 %

Dengan gambaran di atas di manapendidikan setingkat SD yang mendominasiangkatan kerja di Indonesia. Sebagai pihak yangsedang mempersiapkan Sumber Daya Manusia,mari kita bertanya “Mampukah kita menyiapkanSDM yang mampu bersaing di pasar bebasASEAN sementara pendidikan kita masihberorientasi pada mata Pelajaran/Mata Kuliahsebagai tujuan belum sebagai alat kecakapanhidup. Artinya siswa/mahasiswa masih diukurdari tingkat penguasaan materi saja bukanbagaimana menggunakan materi itu sebagaikecakapan untuk memperoleh kesuksesanhidup. Menurut para ahli faktor-faktor penentukemajuan adalah:- Penguasaan Inovasi 45 %

Page 21: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

10 Salman Ishak

- Pengusaan Jaringan/Net Woking 25 %- Penguasaan Teknologi 20 %- Sumber Daya Alam 10 %

Hasil suvey di atas menunjukkan bahwabukan sumber daya alam yang perlu kitahandalkan melainkan penguasaan Inovasi danpenguasaan Jaringan/Net Woking yang harusdikembangkan. Inilah yang perlu disikapi olehdunia pendidikan terutama LPTK yangposisinya sebagai mata rantai pertama dalamsiklus pengelolaan pendidikan di Indonesia.

1. Peluanga. Menjadikan MEA sebagai kawasan harapan;

Dengan sumber daya alam yang sangatberagam, bonus geografi karena jumlahpenduduk Indonesia lebih kurang 250 jutajiwa, kita harus mampu mengelola sumberdaya manusia yang kompetitif melaluimencetak guru yang berkualitas. Melaluipasar bebas yang ber-Internasional kita harusdapat/mampu mengirim guru ke Negara-negara anggota ASEAN misalnya keFilipina, Kamboja, Laos, Timur Leste danVietnam dengan standart gaji yang lebihtinggi.

b. Membangun pasar profesi bagi alumniLPTK Biologi sebagai guru yangprofessional yang tidak smengenal batasNegara . Mensikapi kondisi ini, LPTKBiologi harus membangun kebersamaansecara kemitraan yang mampu menghadangarus masuk Guru dari Negara lain dengancara memenangkan persaingan secarakompetisi keahlian yang unggul.

c. Bekerjasama sesama profesi dalammeningkatkan daya saing dan daya sandinguntuk mencapai tujuan yang sama dalamkawasan MEA. Guru/Calon Guru Biologiyang dihasilkan oleh LPTK yang sudahmemenangkan kompetisi dan telah menjadiguru di kawasan MEA sangat perlumembangun kemitraan se profesi, agarinformasi tentang kemajuan pengetahuanyang terkini dapat diperolehnya secara cepat,sehingga tidak tergeser dengan keberadaanguru-guru dari Negara lain sesama ASEAN.

2. Tantangana. Persaingan untuk menguasai pasar kerja

akan sangat tinggi. Siapa yang menguasaibahasa kawasan dan menguasai IT itulahyang menguasai pasar bebas.

b. Pasar tenaga kerja akan dikuasai oleh pihakyang mempunyai kualitas tinggi dandibutuhkan oleh kawasan. Profesi yangmampu bersaing secara bebas merekalahyang akan mendapatkan peluang.

c. Tenaga kerja yang tidak berkualitas akankalah dalam persaingan pasar dan akantersisihkan. Jutaan orang akan bersaingdengan tenaga kerja asing pasca merekalulus dari Satuan pendidikan tertentu.

d. Alumni FKIP Biologi ( Unsyiah )mempunyai persaingan yang tinggi untukmerebut pasar pendidikan (guru) karenanantinya pusat-pusat pendidikan yangberkualitas akan menguasai pasar.

e. Pembelajaran yang dituntut dalam kawasanMEA didukung oleh ketrampilan gurudalam menguasai fasilitas dan sumberbelajar, seperti Laboratorium , IT danteknologi lainnya.

f. Guru/Calon Guru yang berkualitas rendahakan tersisihkan dan lahan kerjanya akandiambil alih oleh tenaga terampil dari Negaralain dalam kawasan MEA. Idealnya sebelumperjanjian MEA dilakukan seyogianyaterlebih dahulu kita harus sudah menyiapkanstrategi penyiapan SDM yang terampil danhandal.

3. Strategia. Mempunyai konsep yang kuat untuk

mengubah persaingan menjadi persandingansehingga dapat membangun kerjasama yangbaik. Angin segar bagi yang sudah siapbersaing, namun menjadi badai yangtidak/belum siap.

b. Meningkatkan kualitas komunikasi baiklisan, cetak maupun elektronil (ICT).Lembaga pendidikan kita sejauh mana telahmenyiapkan peserta didik untuk bersaingsecara global dalam kawasan ASEAN.

Page 22: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peluang dan Tantangan Guru/Calon Guru Biologi ... 11

c. Menguasai ICT sebagai alat komunikasiyang cepat dan murah di kawasan MEA.

d. Menguasai bahasa asing terutama bahasaInggris dan bahasa-bahasa anggota MEA.Selain itu juga bahasa Jerman, Arab, China,Korea dan Jepang yang menjadi partnerdagang dengan kawasan MEA.

e. Menguasai komunikasi elektronik sepertiemail, teleconference, presentasi digital danwebsites.

f. Lembaga pendidikan Vokasi harusdiperbanyak sehingga mengarah ke ratio 60 :40 (60 % lembaga pendidikan Vokasi dan40% lembaga pendidikan umum).

KONDISI PENDIDIKAN DI ACEHPersoalan mutu pendidikan di Aceh

berdasarkan fakta yang ada dapat dikatakanmasih rendah dibandingkan dengan capaianprovinsi lain di Indonesia bahkan beberapatahun lalu berada pada seputaran rangking 30an. Kondisi tersebut membuat jajaran DinasPendidikan Aceh harus bekerja lebih kerasdalam meningkatkan mutu pendidikan untukmasa mendatang, demikian harapan GubernurAceh Bapak Zaini Abdullah. Hal ini dikuatkanoleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh,Hasanuddin Darjo di mana beliau masihprihatin melihat kualitas pendidikan yangdihasilkan Aceh, lebih-lebih di saat melihatkejujuran guru dalam melaksanakan UjianNasional (UN). Beliau menambahkan “Ketidak

jujuran seluruh komunitas sekolah saat UjianNasional ini tidak terlepas dari kebanggaan kitadengan symbol-simbol dan angka-angka. Olehkarenanya ke depan kita harus hilangkan itusemua dan kita akan mulai jujur untuk mencapaimutu yang asli dalam dunia pendidikan”. Bicaramutu pendidikan khususnya pada levelpendidikan menengah ke bawah lembaga yangpaling bertanggung jawab adalah DinasPendidikan Aceh, Majelis Pendidikan Daerah(MPD) Aceh dan Kanwil Kementerian AgamaAceh, demikian juga lembaga yang sama ditingkat Kabupaten/Kota. Sedangkan pada levelPendidikan Tinggi adalah Universitas SyiahKuala dan Universitas Islam Negeri Ar-Ranirybeserta seluruh Lembaga Perguruan Tinggilainnya baik Negeri maupun Swasta yangtersebar di seluruh Kabupaten/Kota dengankeanekaragamannya baik system pengelolaanmaupun fasilitas sarana dan prasarana yangdisediakan. Dapat dipastikan seluruh pemangkukepentingan di atas turun memberi warnaterhadap mutu pendidikan di Aceh masalalu,kini dan juga untuk masa yang akan datang.Oleh karena itu apa yang sudah kita peroleh saatini terhadap mutu pendidikan di Aceh adalahhasil kerja kita semua tanpa menyalahkansiapapun di antara pemangku kepentingantersebut di atas.

Berikut ini jumlah lembaga sekolah diAceh dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut ini;

Tabel 1. Jumlah Sekolah Berdasarkan Jenjang di Aceh Tahun 2015NO KABUPATEN/KOTA Tk SLB SD SMA SMA SMK JUMLAH12345678910111213141516

Aceh BaratAceh Barat DayaAceh BesarAceh JayaNagan RayaAceh SelatanAceh SingkilAceh TamiangAceh TengahAceh TenggaraAceh TimurAceh UtaraBener MeriahBireuenGayo LuesPidie

973314471329977121126536216989142

987

123-1--372218433

1531142089813420210516118516427836312123186277

422866333651355647597411852712858

21144012183214192026285118291328

11597410584161219311210

325198407221225394236368389320456720291488141463

Page 23: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

12 Salman Ishak

NO KABUPATEN/KOTA Tk SLB SD SMA SMA SMK JUMLAH17181920212223

Pidie JayaSimeulueBanda AcehLangsaLhoksumaweSabangSubursalam

529

8752567625

131-

1332

9027790114826165

2640311621920

1124308

103

10

57891214

18524124012215853131

Jumlah 6.877

Sumber : LPMP ACEH,Profil Guru Provinsi Aceh Tahun 2015

Tabel berikut ini memperlihatkan gambaran kondisi guru PNS berdasarkan Kualifikasi (Ijazah) diKabupaten/Kota Provinsi Aceh tahun 2015.

Tabel 2. Jumlah Guru Pns Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Provinsi Aceh Tahun 2016

NO KAB/KOTA SMA D1 D2 D3 D4 S1 S2 JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Aceh Barat

Aceh Barat Daya

Aceh Besar

Aceh Jaya

Nagan Raya

Aceh Selatan

Aceh Singkil

Aceh Tamiang

Aceh Tengah

Aceh Tenggara

Aceh Timur

Aceh Utara

Bener Meriah

Bireuen

Gayo Lues

Pidie

Pidie Jaya

Simeulue

Banda Aceh

Langsa

Lhoksumawe

Sabang

Subulussalam

255

94

204

73

245

198

62

110

177

199

395

293

111

451

120

201

66

189

191

71

123

31

29

20

10

39

4

19

16

7

8

38

7

12

19

13

59

6

33

14

12

31

10

14

2

1

624

243

398

199

382

358

177

255

499

259

403

506

299

597

310

639

233

495

202

129

158

97

229

81

43

71

28

95

70

20

18

73

19

90

84

43

227

18

144

53

47

63

37

38

10

1

8

9

7

3

2

3

5

22

7

2

10

11

4

9

4

5

1

-

8

14

3

6

1

1.493

1.213

2.717

1.019

1.274

2.369

993

2.053

1.917

1.668

2.350

4.142

1.337

2.971

740

3.090

1.413

635

2.274

1.464

1.491

572

789

32

10

138

14

17

18

11

54

57

48

53

103

8

46

16

68

19

11

136

49

47

12

19

2.513

1.622

3.574

1.340

2.034

3.032

1.275

2.520

2.768

2.202

3.313

5.158

1.815

4.360

1.214

4.180

1.799

1.389

2.905

1.774

1.874

730

1.069

Jumlah 3.888 394 7.691 1.373 144 39.984 986 54.460

Sumber: LPMP ACEH, Profil Guru Provinsi Aceh Tahun 2015

Dari Tabel 2 di atas menunjukkan bahwaguru PNS di Aceh yang telah berkualifikasi diatas atau sama dengan S1/D4 berjumlah 41.114guru atau menyerap 75,49% dari 54.460 guruPNS yang ada. Namun masih banyak juga guruPNS yang belum S1/D4 bahkan ada guru PNS

yang masih berkualifikasi SMA terutama dibeberapa Kabupaten/Kota seperti KabupatenSimeulue, Aceh Barat, Aceh Tengah dan lain-lain. Hal ini perlu mendapat perhatian daripemerintah baik provinsi maupun pusat, karenabelum sesuai memenuhi Undang-Undang Guru

Page 24: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peluang dan Tantangan Guru/Calon Guru Biologi ... 13

dan Dosen Tabel berikut memperlihatkansebaran Guru dan Pengawas yang sudah

sertifikasi di Kabupaten/Kota Provinsi Acehtahun 2015.

Tabel 3. Sebaran Guru Non PNS Menurut Status Sekolah Provinsi Aceh Tahun 2015NO KABUPATEN/KOTA SEK. NEGERI SEK. SWASTA JUMLAH

1234567891011121314151617181920212223

Aceh BaratAceh Barat DayaAceh BesarAceh JayaNagan RayaAceh SelatanAceh SingkilAceh TamiangAceh TengahAceh TenggaraAceh TimurAceh UtaraBener MeriahBireuenGayo LuesPidiePidie JayaSimeuleuBanda AcehLangsaLhoksumaweSabangSubulussalam

1.295577

1.524362927

1.886752

1.3551.216791

2.88810.5501.1163.287337

3.2021.4941.095362667914143343

467147908195251417354701607629374

2.63045982410763226239380718660410193

1.762724

2.432557

1.1782.3031.1062.0561.8231.4203.26213.1801.5754.111444

3.8341.7561.4881.169853

1.518244436

Jumlah 37.083 12.148 49.231

Sumber: LPMP ACEH, Profil Guru Provinsi Aceh Tahun 2015

Tabel di atas memperlihatkan bahwa guru nonPNS yang paling banyak di sekolah negeri danswasta di Kabupaten Aceh Utara, malahmengajar di sekolah negeri lebih banyak darisekolah swasta. Bila dibandingkan jumlah guru

PNS seluruhnya (54.460) dengan Non PNS (49.231 ) hampir sama jumlahnya ( 52% : 48%),kondisi ini tentu akan turut mempengaruhi hasilpembelajaran secara keseluruhan.

Tabel 4. Sebaran Guru dan Pengawas yang Sertifikasi Provinsi Aceh Tahun 2015

No Kabupaten/KotaGURU YANG SUDAH SERTIFIKASI

GuruTK

GuruSD

GuruSMP

GuruSMU

GuruSMK

GuruSLB

PengawasSekolah Jumlah

1 Kab. Aceh Barat 151 638 223 433 96 6 2 15492 Kab. Aceh Barat Daya 57 616 367 139 25 6 - 12103 Kab. Aceh Besar 265 1633 620 445 57 1 7 30284 Kab. Aceh Jaya 24 335 142 49 11 - - 5615 Kab. Nagan Raya 46 595 431 95 4 1 5 11776 Kab. Aceh Selatan 151 1146 409 425 68 - - 21997 Kab. Aceh Singkil 24 296 168 64 15 - - 5678 Kab. Aceh Tamiang 88 811 697 214 48 4 1 18639 Kab. Aceh Tengah 146 944 378 304 88 27 2 188910 Kab. Aceh Tenggara 52 921 272 402 39 2 4 169211 Kab. Aceh Timur 45 1442 371 205 41 - - 210412 Kab. Aceh Utara 123 2676 953 590 91 - - 443313 Kab. Bener Meriah 67 495 365 130 20 6 - 108314 Kab. Bireun 158 1460 862 855 529 20 2 388615 Kab. Gayo lues 5 226 144 58 7 1 1 44216 Kab. Pidie 67 1879 833 505 106 10 1 340117 Kab. Pidie Jaya 33 607 472 182 16 - - 1310

Page 25: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

14 Salman Ishak

No Kabupaten/KotaGURU YANG SUDAH SERTIFIKASI

GuruTK

GuruSD

GuruSMP

GuruSMU

GuruSMK

GuruSLB

PengawasSekolah Jumlah

18 Kab. Simeuleu 28 244 88 154 23 - - 53719 Kota Banda Aceh 193 851 941 668 172 40 1 286620 Kota Langsa 162 527 283 178 165 14 2 133121 Kota Lhokseumawe 114 593 417 244 153 - 1 152222 Kota Sabang 40 172 179 61 21 5 - 47823 Kota Subulussalam 33 241 62 45 27 - 4 412

Jumlah 2072 19348 9677 6445 1822 143 33 39540

Sumber: LPMP ACEH,Profil Guru Propinsi Aceh Tahun 2015

Tabel di atas memperlihatkan bahwasebaran guru dan pengawas yang telahbersetifikasi sebagai guru professionalberjumlah 39.540 orang, hal ini menunjukkanbahwa hanya 38,13% dari total guru di Acehyang telah bersetifikasi sedangkan 61,81% lagi

belum bersetifikasi. Untuk ini diharapkan semuapihak yang tugasnya terkait dengan sertifikasiguru perlu mencari akar permasalah yangmenjadi penyebab sehingga para guru hinggasaat ini masih cukup banyak yang belumbersetifikasi.

Tabel 5. Sebaran Hasil Ujian Kopetensi Guru, Kepala Sekolah Dan Pengawas Sekolah ProvinsiAceh Tahun 2015

Page 26: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peluang dan Tantangan Guru/Calon Guru Biologi ... 15

PENUTUP1. Persentase guru bersetifikasi masih kecil jika

dibandingkan dengan total guru di Aceh saatini yaitu berkisar 38.13 % dari total jumlahguru 103.687 guru. Berarti banyak guru-gurukita masih belum memenuhi persyaratanuntuk menjadi peserta sertifikasi yang telahdisyaratkan.

2. Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru(UKG) yang dilaksanakan pada bulan Maret2015 menunjukkan bahwa nilai UKG guru diAceh masih sangat rendah dengan nilai rata-rata 47.27 dan Provinsi Aceh mendudukiposisi peringkat 32 secara Nasional,demikian juga UKG bagi Kepala Sekolahdan Pengawas Sekolah.

3. Dalam menghadapi Era MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA), guru/calon gurusebagai salah satu mata rantai yang sangat

strategis harus mempersiap diri dalamberbagai hal yang terkait dengan konpetensidirinya yang kreatif, inovatif, idealis, aktifdan mampu memotivasi siswa untuk belajar.

4. Lembaga Perguruan Tinggi (LPTK ) harusmenyesuaikan program pengajaran yangberdaya saing antar Negara sehingga mampumenghasilkan calon guru yang dapatmengungguli calon guru Negara-negarakawasan ASEAN lainnya.

5. Kondisi pendidikan di Indonesia dankhususnya di Provinsi Aceh masih jauh darikondisi yang diharapkan, maka semuapemangku kepentingan harus berupaya kearah yang berdaya saing dalam menghadapiMEA dan tidak saling menyalahkan, karenadalam kenyataannya kondisi pendidikan saatini adalah hasil kerja kita sesuai dengantugas dan fungsi masing-masing.

Page 27: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 28: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

MAKALAH PARALEL

Page 29: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 30: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

PENDIDIKAN

Page 31: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 32: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

16

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARANMATERI SISTEM TATA SURYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA SMP KELAS KELAS VIII

Maaruf Fauzan1), Abdul Gani2) dan Muhammad Syukri3)

1,2,3)Program Studi Pendidikan IPA Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala banda AcehEmail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa SMP kelas VIII denganmenggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada materi sistem tata surya. Metodepenelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain “controlgroup pretest-posttest design” yang melibatkan 36 peserta didik serta menggunakan teknikpurposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan tes pretest-posttest untuk mengetahuipeningkatan hasil belajar kognitif, lembar observasi untuk mengetahui sikap sosial danketrampilan peserta didik.Hasil analisis pada kelas eksperimen menunjukkan N-gain hasil belajarkognitif sebesar 0,53, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,39. Uji normalitas dan homogenitasmenunjukkan data berdistribusi normal dan homogen. Uji signifikansi dilakukan denganmenggunakan uji t. Hasil Uji t menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif t hitung > t tabel (2,887 >2,042). Hasil analisis data observasi sikap sosial peserta didik, pada kelas eksperimen rata-ratasebesar 76 dan kelas kontrol sebesar 70. Hasil analisis ketrampilan, rata-rata kelas eksperimensebesar 73 dan kelas kontrol sebesar 68. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwapenerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Kata Kunci: Model PBL, Hasil Belajar, Sistem Tata Surya

PENDAHULUANenguasaan materi sistem pada siswakelas VIII SMP Negeri 14 Banda Acehtermasuk kategori yang daya serapnya

rendah dalam Ujian Nasional (UN) beberapatahun terakhir. Berdasarkan data yang penulisperoleh daya serap materi sistem tata surya diSMP Negeri 14 Banda Aceh dari data UN padatahun pelajaran 2011/2012 tingkat sekolah65,67%, tingkat Kota Banda Aceh 70,15%,tingkat Provinsi Aceh 69,61% dan Nasional64,78%. Data UN tahun pelajaran 2012/2013pada semua tingkatan daya serap materi tatasurya mengalami penurunan dimana padatingkat sekolah 56,67%, tingkat Kota BandaAceh 62,91%, tingkat Provinsi Aceh 59,88%,dan tingkat nasional 61,51%. Dalam tahunpelajaran 2013/2014 daya serap untuk materitata surya adalah pada tingkat sekolah 63,53%,tingkat Kota Banda Aceh 67,12%, tingkatProvinsi Aceh 60,39%, dan tingkat nasional55,29%.

Hasil diskusi dengan guru-guru IPA SMPNegeri 14 Banda Aceh dan hasil observasi kelas

didapat bahwa umumnya motivasi peserta didikbelajar pelajaran IPA masih rendah. Masihbanyak peserta didik yang beranggapan bahwapelajaran IPA sulit dipahami dan menjemukan.Kondisi ini menyebabkan peserta didikkesulitan memahami materi IPA. Saat prosespembelajaran, peserta didik cenderungmenerima saja materi yang disampaikan gurutanpa mengetahui makna apa yang merekapelajari. Peserta didik lebih banyak menghafalkonsep dan rumus sehingga terkadang kesulitanmengerjakan soal-sola latihan dan kurangmemahami konsep yang telah dijelaskan guru.Peserta didik juga kurang terlibat aktif dalamproses pembelajaran.

Berdasarkan masalah diatas penulisberkeyakinan perlu menerapkan modelpembelajaran yang membuat peserta didik dapatberfikir ilmiah, bekerja dengan menggunakanmetode ilmiah, belajar secara mandiri dan sesuaidengan kemampuannya. Agar hal ini dapatterpenuhi salah satunya adalah menggunakanmodel pembelajaran yang tepat. Firmansyah

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 33: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) ... 17

(2015) mengatakan bahwa salah satu modelpembelajaran yang memberi kesempatan pesertadidik menggali pengalaman autentik sehinggamendorong peserta didik belajar aktif,mengkonstruksi pengetahuan, danmengintegrasikan konteks belajar di sekolah danbelajar di kehidupan nyata secara ilmiah adalahmodel PBL atau model pembelajaran berbasismasalah. Model PBL dapat diartikan pulasebagai rangkaian kegiatan yang menekankanpada proses penyelesaian masalah secara ilmiah.Pembelajaran yang lebih menitikberatkandengan kegiatan eksperimen yang harusdilakukan peserta didik. Model problem based

learning (PBL) bercirikan penggunaan masalahdunia nyata, dimana model ini dapat digunakanuntuk melatih ketrampilan berfikir kreatif,kemampuan memecahkan masalah serta untukmendapatkan pengetahuan tentang konsep-konsep penting

Penerapan model problem based learning

(PBL) untuk meningkatkan hasil belajar pesertadidik pernah dilakukan beberapa penelitian.Hasil penelitian yang sudah dilaksanakanRahayu dkk. (2012) mengatakan bahwaPembelajaran IPA yang dikolaborasikan denganmodel problem based learning (PBL) dapatmeningkatkan ketrampilan ilmiah dan hasilbelajar peserta didik secara efektif. Selanjutnya,penelitian Nurqomariah dkk. (2015)menunjukkan bahwa penerapan model problem

based learning (PBL) dengan metodeeksperimen berpengaruh positif terhadap hasilbelajar IPA. Kelas eksperimen dengan modelproblem based learning (PBL) dan metodeeksperimen menunjukkan peningkatan hasilbelajar IPA yang lebih tinggi dibandingkankelas kontrol dengan model pembelajarankonvensional. Berdasarkan uraian diatas,adapun tujuan dari penelitian ini yaitumengetahui peningkatan hasil belajar pesertadidik setelah mengikuti pembelajaran denganmodel problem based learning (PBL).

METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode eksperimen semu (quasi

experimental). Desain penelitian yangdigunakan adalah “Control Group Pretest-Posttest Design”. Kelas eksperimen dan kelaskontrol ditetapkan melalui teknik purposive

sampling, diambil pada kelas dalam level yangsama. Sebelum pelaksanaan pembelajaran,kedua kelompok kelas dilakukan tes awal(pretest). Selanjutnya dilaksanakanpembelajaran, dimana kelas eksperimen denganmenerapkan model problem based learning

(PBL) sedangkan kelas kontrol secarakonvensional. Setelah pelaksanaanpembelajaran, baik kelas eksperimen maupunkelas kontrol kembali dilakukan tes yaitu tesakhir (posttest). Perbedaan antara keadaan awaldengan keadaan akhir diasumsikan sebagai efekdari perlakuan yang diberikan. Perbedaan yangdilihat adalah hasil belajar peserta didik.

Populasi dalam penelitian ini adalahpeserta didik kelas VIII SMP Negeri 14 KotaBanda Aceh, dimana dalam tahun pelajaran2015/2016 memiliki tiga rombongan belajarkelas VIII dengan jumlah peserta didik 61orang. Penelitian dilakukan pada semestergenap tahun pelajaran 2015/2016. Teknikpemilihan sampel yang digunakan yaitu teknikpurposive sampling, yaitu suatu teknik yangberdasarkan pertimbangan seorang yang paham,dalam hal ini yang diminta pertimbangan adalahguru mata pelajaran IPA yang memahamikarakteristik peserta didik. Sampel penelitian initerdiri dari dua kelas dengan jumlah pesertadidik 36 orang.

Instrumen pengumpulan datamenggunakan tes dan lembar observasi. Untukpengukuran hasil belajar kognitif menggunakantes tertulis berupa soal pilihan gandaberdasarkan indikator yang sudahdikembangkan. Lembar observasi digunakanuntuk penilaian kemampuan sikap sosial danpsikomotorik peserta didik. Sebelum digunakaninstrumen pengumpulan data terlebih dahuludilakukan proses validasi oleh pakar. Instrumentes hasil belajar kognitif, sebelum digunakanterlebih dahulu dilakukan proses validitas,reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran.

Page 34: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

18 Maaruf Fauzan, dkk.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Belajar Kognitif

Peningkatan hasil belajar kognitifdikembangkan dari hasil pretes dan posttes

peserta didik setelah mengikuti pembelajaran,dimana untuk pengukuran ini menggunakan soalpilihan ganda yang sudah divalidasi sebanyak

19 soal. Penilaian hasil belajar kognitifkemudian dirata-ratakan dan dihitungpersentasenya. Perbandingan pencapaian nilairata-rata pretes, posttes, gain , dan N-Gain hasilbelajar kognitif antara kelas eksperimen dankelas kontrol seperti ditunjukkan pada Gambar1.

Gambar 1. Perbandingan Persentase Skor Rata-Rata Pretes, Posttes, Gain, dan N-Gain HasilBelajar Kognitif.

Selanjutnya dilakukan uji normalitas hasil belajar peserta didik, diperoleh data seperti ditunjukkanpada Tabel 1.

Tabel 1. Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif

Nilai KelasHasil Belajar Kognitif

Keteranganᵡhitung ᵡtabelPretes Kontrol 5,529 7,815 Normal

Eksperimen 7,738 7,815 NormalPosttes Kontrol 5,151 7,815 Normal

Eksperimen 1,653 7,815 Normal

Dari hasil uji didapat bahwa nilai pretes

dan posttes baik pada kelas kontrol dan kelaseksperimen diperoleh χ hitung < χ tabel. Nilai χtabel sebesar 7,815 sehingga dapat dinyatakandata berdistribusi normal.

Hasil Uji Homogenitas data pretes danposttes peningkatan hasil belajar kognitifdiperoleh hasil seperti yang terlihat pada Tabel2.

Tabel 2. Uji Homogenitas Peningkatan Hasil Belajar KognitifNilai Kelas Varians F hitung F tabel Keterangan

PretesEksperimen 103,65

1,176 2,29 HomogenKontrol 88,12

Posttes Eksperimen 152,26 1,662 2,29 HomogenKontrol 91,59

Page 35: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) ... 19

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai pretes

dan posttes hasil belajar kognitif pada kelaskontrol dan kelas eksperimen setelah dilakukanuji homogenitas didapat bahwa F hitung < Ftabel. Nilai F tabel sebesar 7,815 sehingga

dapat dinyatakan data tersebut homogen.Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh hasilbelajar antara kelas kontrol dan kelaseksperimen dapat dilanjutkan dengan uji tseperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Uji t Hasil Belajar Kognitif

No Data Kelas NilaiRata-Rata t hitung t tabel Kesimpulan

1 PretesEksperimen 35,67

0,275 2,042 Tidak SignifikanKontrol 34,80

2 PosttesEksperimen 69,30

2,182 2,042 SignifikanKontrol 59,94

3 N-GainEksperimen 0,53

2,887 2,042 SignifikanKontrol 0,39

Dari Tabel 3 dapat dinyatakan bahwaberdasarkan uji t data pretes pada kelas kontroldan kelas eksperimen terkait hasil belajarkognitif didapat t hitung < t tabel atau (0,275 <2,042) sehingga dapat disimpulkan tidaksignifikan. Sedangkan nilai posttes t hitung > ttabel atau ( 2,182 > 2,042), dapat disimpulkansignifikan. N-Gain menunjukkan bahwa t hitung> t tabel atau (2,887 > 2,042), sehingga dapatdisimpulkan signifikan.

Nilai uji t N-Gain yang signifikanmenunjukkan adanya hubungan antara modelpembelajaran yang diterapkan dengan hasilbelajar kognitif peserta didik. Peningkatan yangterjadi dikarenakan dalam penerapan PBL,peserta didik lebih terlatih dalam memecahkanpermasalahan-permasalahan IPA sesuai dengankreatifitasnya berdasarkan pemahaman konsepdasar. Pada pembelajaran dengan model PBLpeserta didik juga dilatih untuk membangunkembali konsep-konsep yang telah dipelajarinyadalam memecahkan masalah-masalah IPA yangdiberikan. Pelibatan peserta didik secaralangsung dalam menggali konsep, akanmenyebabkan konsep tertanam dengan kuatdalam pikiran. Hal ini akan membantu pesertadidik untuk mengingat kembali bila diujikembali pada waktu yang lain. Peserta didikakan lebih mudah mengingat bila sesuatu

dilakukan sendiri daripada dengan mendengaratau melihat. Oleh karena itu, penerapan modelPBL sangat berguna bagi peserta didik dalammenumbuhkan kembangkan pemahaman konsepIPA yang baik, khususnya pada materi sistemtata surya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitianSuroso (2015) bahwa pembelajaran berbasismasalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Demikian pula dengan hasil penelitian Kharidadkk (2009) yang menyatakan bahwa penerapanmodel pembelajaran berbasis masalah dapatmeningkatkan hasil belajar kognitif.Selanjutnya penelitian Lestari (2012) jugamengungkapkan bahwa model PBLmemberikan pengaruh yang sangat positifterhadap prestasi belajar fisika siswa.

Hasil Belajar Ranah Sikap SosialDalam pelaksanaan pembelajaran, selain

dilakukan penilaian ranah kognitif, jugadilakukan pada ranah sikap khususnya sikapsosial. Penilaian sikap sosial dilakukan denganmenggunakan lembar observasi. Penilaiandilakukan sebanyak tiga atau setiap pelaksanaanproses pembelajaran. Perilaku yang dinilaimeliputi: ingin tahu, jujur, teliti, danbertanggung jawab. Hasil pengamatan sikapsosial pada kelas kontrol seperti data padaTabel 4.

Page 36: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

20 Maaruf Fauzan, dkk.

Tabel 4. Nilai Sikap Sosial Kelas Kontrol

No SikapPenilaian ke-

Rata-rata per sikap1 2 3

1 Ingin Tahu 68 71 72 702 Jujur 69 71 71 703 Teliti 67 68 72 694 Tanggung Jawab 68 72 72 71

Rata-rata nilai sikap seluruhnya 70

Selanjutnya, hasil pengamatan sikap sosial pada kelas eksperimen seperti ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Nilai Sikap Sosial Kelas Eksperimen

No SikapPenilaian ke-

Rata-rata per sikap1 2 3

1 Ingin Tahu 74 75 79 762 Jujur 75 76 81 773 Teliti 74 74 76 754 Tanggung Jawab 74 76 78 76

Rata-rata nilai sikap seluruhnya 76

Analisis data menunjukkan bahwa terjadikenaikan komponen-komponen yang dinilaiantara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rata-rata nilai sikap kelas kontrol sebesar 70,sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 76.Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata capaiannilai sikap sosial pada kelas eksperimen yangmenerapkan model PBL lebih tinggi daripadacapaian pada kelas kontrol yang melaksanakanpembelajaran dengan cara konvensional. Hal inisesuai dengan penelitian yang dilakukan olehNoviar & Hastuti ( 2015) yang mendapatkan

bahwa hasil belajar ranah sikap kelaseksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Hasil Belajar Ranah KetrampilanPenilaian ketrampilan yang dilakukan

merupakan jenis ketrampilan abstrak, hal inikarena yang dinilai adalah aktivitas pesertadidik saat mengerjakan LKPD berupaidentifikasi. Penilaian ketrampilan dilakukanselama tiga kali pertemuan. Uraian hasilpengamatan ketrampilan peserta didik padakelas kontrol seperti tertera pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Ketrampilan Kelas Kontrol

No KomponenPenilaian ke- Rata-rata per

komponen1 2 31 Kemampuan melakukan identifikasi 67 71 72 702 Keakuratan mengisi format identifikasi 65 67 67 663 Ketepatan menyimpulkan hasil 65 67 67 664 Kesesuaian waktu pelaksanaan 67 67 69 685 Kemampuan presentasi hasil identifikasi 67 68 69 68

Rata-rata nilai ketrampilan seluruhnya 68

Selanjutnya, nilai ketrampilan pada kelas eksperimen seperti ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai Ketrampilan Kelas Eksperimen

No KomponenPenilaian ke- Rata-rata per

komponen1 2 31 Kemampuan melakukan identifikasi 72 74 75 742 Keakuratan mengisi format identifikasi 69 71 72 713 Ketepatan menyimpulkan hasil 69 72 74 724 Kesesuaian waktu pelaksanaan 71 75 76 745 Kemampuan presentasi hasil identifikasi 72 72 74 73

Rata-rata nilai ketrampilan seluruhnya 73

Page 37: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) ... 21

Analisis data menunjukkan bahwa terjadikenaikan komponen-komponen yang dinilaiantara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rata-rata nilai sikap kelas kontrol sebesar 68,sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 73.Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajarranah psikomotor kelas eksperimen yangmenerapkan model PBL lebih tinggi dari padakelas kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitianyang dilakukan oleh Noviar & Hastuti ( 2015)yang mendapatkan bahwa hasil belajar ranahpsikomotor kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

KESIMPULANHasil penelitian menunjukkan bahwa

Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasilbelajar kognitif peserta didik. Hasil uji tdiperoleh N-Gain t hitung sebesar 2,887 dan ttabel sebesar 2,042 atau (t hitung > t tabel)sehingga hasilnya signifikan. Penerapan modelPBL juga mempengaruhi hasil belajar padaranah sikap, dimana rata-rata nilai sikap padakelas eksperimen lebih tinggi daripada kelaskontrol. Penerapan model PBL jugamempengaruhi hasil belajar pada ranahketrampilan , dimana rata-rata nilai ketrampilanpada kelas eksperimen lebih tinggi daripadakelas kontrol.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek: Edisi VI. Jakarta :Rineka Cipta.

--------------. 2012. Dasar-dasar EvaluasiPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Firmansyah, A., Kosim & S. Ayub. 2015.Pengaruh Model Pembelajaran BerbasisMasalah dengan Metode Eksperimen padaMateri Cahaya Terhadap Hasil BelajarFisika Siswa Kelas VIII SMPN 2Gunungsari Tahun Ajaran 2014/2015.Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi,1(3): 154-159.

Kemdikbud. 2014. Materi Pelatihan Kurikulum2013. Jakarta: Kementerian Pendidikandan Kebudayaan.

Kharida, L.A., A. Rusilowati & K. Pratiknyo.2009. Penerapan Model PembelajaranBerbasis Masalah untuk Peningkatan HasilBelajar Siswa pada Pokok BahasanElastisitas Bahan. Jurnal PendidikanFisika Indonesia, 5 (2009): 83-89.

Noviar, D & D. R. Hastuti. 2015. PengaruhModel Problem Based Learning (PBL)Berbasis Scientific Approach terhadapHasil Belajar Biologi Siswa Kelas X diSMAN 2 Banguntapan TA 2014/2015.Jurnal Bioedukasi,8(2) : 42-47.

Nurqomariah, Gunawan, & Sutrio. 2015.Pengaruh Model Problem Based Learningdengan Metode Eksperimen TerhadapHasil belajar IPA Fisika Siswa Kelas VIISMP Negeri 19 Mataram Tahun Pelajaran

2014/2015. Jurnal Pendidikan Fisika danTeknologi, 1(3): 173-178.

Riduwan. 2013. Metode dan Teknik MenyusunTesis. Bandung: Alfabeta

------------. 2014. Dasar-dasar Statistika.Bandung: Alfabeta

Sani, R.A & Y.S. Hayati (ed). 2014.Pembelajaran Saintifik untukImplementasi Kurikulum 2013. Jakarta:Bumi Aksara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprihatiningrum, J. 2013. StrategiPembelajaran Teori dan Aplikasi.Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Suroso, Ali Sunarso, & Sugianto.2015.Pembelajaran Berbasis Masalah denganStrategi STAD untuk Meningkatkan HasilBelajar IPA. Jurnal of Primary Education,4(1) : 48-55

Taufik, M., N.S. Sukmadinata, I. Abdulhak, &B.Y. Tumbelaka. 2010. Desain ModelPembelajaran untuk MeningkatkanKemampuan Pemecahan Masalah dalamPembelajaran IPA (Fisika) SekolahMenengah Pertama di Kota Bandung.Jurnal Berkala Fisika, 13(2): 31-44.

Trianto. 2013. Mendesain Model PembelajaranInovatif-Progresif. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Wisudawati, A.W & E. Sulistyowati. 2014.Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:Bumi Aksara.

Page 38: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

22

KUPU-KUPU DI KAWASAN HUTAN KOTA BANDA ACEH SEBAGAI MEDIAPEMBELAJARAN ZOOLOGI INVERTEBRATA

Nurdin Amin1) dan Alfida2)

1)Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Gunung Leuser, Kutacane2)Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis Kupu-kupu dikawasan Hutan Kota BandaAceh Sebagai Media Pembelajaran Zoologi Invertebrata dalam bentuk buku saku. Pengumpulandata dilakukan dengan menggunakan metode survey eksploratif dengan teknik porpusive sampling.Analisis data deskriptif kualitatif dengan cara menyajikan data dalam bentuk gambar dan grafik.Hasil penelitian diperoleh 18 spesies Rhopalocera yang tergolong dalam satu 1 meliputi 3 familia(Nympalidae, Pieridae, dan Papillionidae), familia familia Pieridae merupakan yang paling banyakdengan jumlah 7 spesies dan Spesies yang paling banyak ditangkap adalah DananuschrysippusL.dan Celastrinaladonsp. Untuk hasil analisis uji kelayakan diperoleh nilai keragaman 66 %, inimenunjukkan bahwa jenis kupu-kupu yang terdapat di kawasan Hutan BNI tersebut layak untukdijadikan media pembelajaran dan Keragaman Rhopalocera yang terdapat di Hutan BNI KotaBanda Aceh disediakan dalam bentuk soft copy dan buku saku sebagai media pembelajaran ZoologiInvertebrata.

Kata Kunci: Kupu-Kupu, Hutan Kota, Media Pembelajaran

PENDAHULUANutan Kota BNI merupakan salah satuhabitat kupu-kupu yang ada di wilayahKota Banda Aceh, keterbatasan ruang

terbuka menyebabkan kelompok insekta inibanyak ditemukan di hutan tersebut, hal inidisebabkan karena kondisi keragamantumbuhan di Hutan Kota BNI menyebabkankupu-kupu banyak bermigrasi dari tempat laindan datang ke hutan tersebut sehingga kondisiini menambah keindahan disetiap sudut hutantersebut.

Meskipun kupu-kupu merupakan salahsatu serangga yang sering dipelajari danbeberapa dekade ini pengetahuan tentang kupu-kupu cukup berkembang, tetapi pengetahuantentang ekologi dan taksonomi kupu-kupu harusdikembangkan lebih jauh lagi untuk konservasiyang lebih tepat (Braby, 2004).Keanekaragaman jenis, kelimpahan jenis, dandominansi serta preferensi kupu-kupu terhadaptumbuhan di suatu habitat bisa dijadikan dataekologi kupu-kupu untuk usaha konservasi dihabitat tersebut.

Seperti satwa lainnya, kupu-kupu jugamenghadapi ancaman kelangkaan dankepunahan, terutama disebabkan alih fungsihutan. Kupu-kupu merupakan bagian darikeragaman hayati yang harus dijagakelestariannya dari kepunahan maupunpenurunan keragaman jenisnya. Kupu-kupumempunyai nilai penting antara lain: nilaiekologi, endemisme, konservasi, pendidikan,budaya, estetika, dan ekonomi.(M.Rahayuningsih, R.Oqtafiana, B. Priyono. 2012).Penyebaran jenis kupu-kupu dibatasi olehfaktor-faktor geologi dan ekologi yang cocok,sehingga terjadi perbedaan keragaman jeniskupu-kupu. Perbedaan ini disebabkan adanyaperbedaan iklim, musim, ketinggian tempat,serta jenis makanannya.

Kupu-kupu mempunyai peran ekologisyaitu sebagai polinator sehingga berperanpenting dalam memelihara lingkungan(Dendang, 2009). Beberapa jenis tumbuhansering dikunjungi dan dipolinasi oleh kupu-kupudan ngengat. Proboscis Lepidoptera yang dapatmemanjang merupakan alat yang sempurna

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 39: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Kupu-Kupu di Kawasan Hutan Kota Banda Aceh ... 23

untuk mencari nektar. Beberapa spesies bungamempunyai struktur yang terevolusi sehinggahanya kupu-kupu dan ngengat yang bisamencapai nektarnya (Orr & Kitching, 2010).Selain itu kupu-kupu merupakan serangga yangdapat dijadikan sebagai indikator perubahanlingkungan (Ghazoul, 2002). Menurut Swaaydkk. (2012), kupu-kupu memiliki tingkatsensitivitas yang tinggi terhadap perubahaniklim dan telah dijadikan sebagai hewan modeluntuk mengetahui dampak perubahan iklimterhadap kehidupan liar. Oleh karena itu, kupu-kupu merupakan salah satu jenis yang baikuntuk memonitor perubahan biodiversitas ataulingkungan.

Kupu-kupu di kawasan hutan kota BNITibang dapat dijadikan sebagai mediapembelajaran biologi pada materi zoologiInvetebrata khususnya pada ordo Lepidoptera.Materi ini diajarkan ditingkat SMA danperguruan tinggi pada berbagai kosentarsi ilmubiologi insekta.

METODE PENELITIANRancangan Penelitian

Metode yang digunakan adalah metodesurvey eksploratif dengan teknik porpusive

sampling yaitudengan cara pengambilan sampelberdasarkan daerah yang telah dipilih langsungdimana terdapat spesies kupu-kupu tersebut.

Objek penelitianObjek yang diteliti dalam penelitian ini

adalah seluruh kupu-kupu yang ada di kawasanHutan Kota BNI Banda Aceh.

Teknik Pengumpulan data1. Kerja Lapangan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulanApril 2014.Pengkoleksian dilakukan dengan

menggunakan motode survey, pengamatan danpengumpulan data dilakukan pada tiap titikpengamatan yang telah dipilih. Luaskeseluruhan area pengamatan yaitu 7.15 ha,pada pengamatan ini dibuat 5 (lima)titiksampling dengan luas tiap titik sampling 1ha.

Penangkapan kupu-kupu hanya dilakukanpada pagi hari (08.00-11.00) dan sore hari(16.00-18.00). penangkapan kupu-kupu hanyadilakukan pada kupu-kupu yang belumdiketahui spesiesnya.Kupu-kupu yang belumdiketahui spesiesnya ditangkap denganmenggunakan jaring serangga/jaring ayun(sweep net). Kupu-kupu yang tertangkapkemudian dikoleksi dan disimpan dalam amplopuntuk selanjutnya dibawa ke laboratorium untukdiidentifikasi. Pengamatan terhadap kupu-kupuyang telah diketahui spesiesnya dilakukansecara langsung di lapangan dan dihitungjumlah individu tiap spesiesnya.

2. Kerja Laboratorium (identifikasi sampel)Kupu-kupu yang diperoleh di lapangan

kemudian dibawa ke Laboratorium BiologiFakultas Tarbiyah Universitas MuhammadiyahAceh untuk diidentifikasi, dengan menggunakanbuku acuan Borror, Amalia Shalihah dkk. DanRoss H. Arnett, Jr., dan Ricard L. Jacques, Jr.dan dicatat jumlah spesies dan jumlah individutiap spesiesnya.

HASIL DAN PEMBAHASANKomposisi spesies Kupu-kupu di Hutan BNIKota Banda Aceh

Komposisi spesies kupu-kupu yangterdapat dikawasan Hutan Kota BNI sebanyak18 spesies dengan 350 individu yang termasukdalam 3 Familia yaitu Nymphalidae, Pieridaedan Papilionidae (Tabel. 1).

Tabel 1. Komposisi Kupu-Kupu di Hutan Kota BNI Kota Banda Aceh

No Familia SpesiesTitik Pengamatan ∑ individu

I II III IV V1 Nymphalidae Dananus chrysippus L. 30 24 30 22 25 1312 Acraea violae 10 7 8 7 11 433 Junonia almana L. - - 2 2 - 44 Vindula erota - - 1 2 1 4

Page 40: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

24 Nurdin Amin & Alfida

No Familia SpesiesTitik Pengamatan ∑ individu

I II III IV V5 Ideopsis vulgaris - - 1 - - 16 Hypolimnas bolina 1 - 1 - - 27 Pieridae Catopsilla scylla - 1 3 2 2 88 Appias lyncida 2 1 4 7 2 169 Appias libythea - 2 - 1 2 510 Eurema hecabe 2 4 4 6 4 2011 Dellias Hyparate - - - - 1 112 Catopsilla pomona f. 7 2 5 4 11 2913 Pieris Rapae 3 - 2 2 2 914 Aphissa statira 2 4 6 4 3 1915 Celastrinaladon sp 6 7 12 9 11 4516 Papillionidae Papilio polytes L. - - 3 1 2 617 Graphium doson - 1 2 - 1 418 Papilio demodocus - - 1 1 1 3

Total 350

Sumber: Hasil Penelitian 2014

Anggota familia yang paling banyak ditemukan yaitu Pieridae 9 spesies di ikuti Nymphalidae 6spesies, sedangkan yang paling sedikit Papilionidae sebanyak 3 spesies (Gambar 1).

Gambar 1. Proporsi familia kupu-kupu (Rhopalocera) di kawasan Hutan BNI Kota Banda Aceh

Untuk distribusi spesies yang terdapat di Hutan BNI Kota Banda Aceh (Gambar 2).

Gambar 2. Distribusi spesies kupu-kupu di Hutan Kota BNI

Distribusi individu tiap spesies yangpaling banyak ditemukan dilokasi selamapenelitian adalah Dananus chrysippus L., yaitusebanyak 131 individu (37,20%). Spesiesberikutnya adalah Celastrinaladon sebanyak 45

individu (13,17%), sedangkan spesies yangmemiliki jumlah individu paling sedikit adalahIdeopsis vulgaris dan Dellias Hyparate masing-masing satu individu (0,16%). Distribusi spesieskupu-kupu yang ditemukan berdasarkan tipe

Page 41: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Kupu-Kupu di Kawasan Hutan Kota Banda Aceh ... 25

habitat bervariasi, ada spesies yang samaditemukan pada kedua lokasi dan ada spesiesyang hanya ditemukan pada satu lokasi.

1. Kelimpahan Kupu-KupuPenelitian di Hutan BNI Kota Banda Aceh

berhasil mengamati 350 individu kupu-kupu.Kelimpahan individu tertinggi ditemukan di titikpengamatan III yaitu 85 individu kupu-kupu,dan yang paling rendah ditemukan di titikpengamatan ke II dengan jumlah 53 individukupu-kupu. Kelimpahan individu tersebut dapatdilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kelimpahan individu kupu-kupu(Rhopalocera) pada masing-masing titik sampling.

Hasil penelitian yang memperlihatkanbahwa jumlah spesies tertinggi juga ditemukandi titik pengamatan ke III yaitu 16 spesies,jumlah dari jenis tersebut tersebar di seluruhtitik pengamatan di kawasan hutan BNI kotaBanda Aceh. Sedangkan yang paling rendahterdapat pada titik pengamatan I yaitu 9 spesies.Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4berikut ini.

Gambar 4. Kekayaan spesies kupu-kupu padamasing-masing titik pengamatan

Modifikasi habitat menjadi salah satu halyang harus diperhatikan untuk mempertahankankelimpahan kupu-kupu (Blair 1999; Subahar &Yuliana 2010). Blair dan Launer (1997) sertaSchulze et al. (2004) menegaskan bahwakelimpahan kupu-kupu akan semakin tinggipada daerah dengan gangguan sedang, dimanagangguan yang terjadi menciptakan rumpanghutan. Rumpang pada hutan mendorongpertumbuhan tumbuhan akibat adanya sinarmatahari yang masuk, pertumbuhan tumbuhanini akan menyediakan sumber makanan bagihewan. Hal tersebut menyebabkan kelimpahanspesies menjadi meningkat. Pengelolaan habitatdi Kota BNI Kota Banda Aceh telahmenghasilkan Ruang Terbuka Hijau (RTH)yang sedikit terbuka, sehingga kondisi tersebuttampaknya lebih disukai oleh kupu-kupu. Kupu-kupu memang menyukai daerah yang agakterbuka (Vu 2004; Vu 2009). Menurut Sundufudan Dumbuya (2008), hutan yang sudah diolahdan padang rumput merupakan dua daribeberapa habitat yang memiliki jumlah kupukupu terbanyak.

2. Kupu kupu Sebagai Media PembelajaranZoologi Invertebrata

Keragaman kupu-kupu yang terdapat dikawasan hutan BNI Kota Banda Acehmempunyai potensi untuk dijadikan sebagaimedia pembelajaran untuk membantu dalamproses pendidikan karena dapat digunakansebagai salah satu media pengajaran Biologikhususnya dalam kegiatan praktikum ZoologiInvertebrata pada ordo Lepidoptera (Kupu-Kupu) yang tujuan akhirnya untukmeningkatkan kualitas anak didik dalammempelajari ilmu yang baerkaitan dengan kupu-kupu. Media merupakan suatu alat yang tepatuntuk memperjelas atau membantu membuatpelajaran lebih kongkrit sehingga dapatmemotivasi siswa untuk belajar serta membuatsituasi pelajaran lebih bervariasi dan dapatmemancing semangat siswa belajar. Olehkarena itu proses pemanfaatan mediapembelajaran harus lebih lebih bermakna,

Page 42: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

26 Nurdin Amin & Alfida

sehingga lebih nyata, lebih faktual, dankebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.Proses pembelajaran Zoologi Invertebrata dijurusan pendidikan biologi UniversitasMuhammadiyah Aceh ini diharapkan dapatmenjadi rujukan dalam mempelajari ZoologiInvertebrata pada pembahsan Ordo Lepidoptera.Familia dari Jenis kupu-kupu yang terdapat dikawasan hutan Kota BNI Tibang Banda Acehadalah Nymphalidae, Pieridae danPapillionidae, familia kupu-kupu ini tersebar diseluruh kawasan tersebut dengan berbagaibentuk vegetasi, habitat, pakan dan lingkunganyang ditempatinya.

Adapun jenis kupu-kupu yang ditemukandikawasan hutan Kota BNI Tibang Banda Acehdimuat dalam bentuk buku atau soft copy yangdigunakan sebagai media gambar yang sudahdidokumentasikan dalam bentuk CD.Penggunaan soft copy dapat membantumahasiswa dalam pelaksaan pembelajaran danmahasiswa akan lebih mudah mengenal danmemahami tentang jenis kupu-kupu baikmengenai ciri-ciri, habitat, klasifikasi, pakandan lingkungannnya.

Selain itu, kupu-kupu yang terdapat diHutan BNI Kota Banda Aceh juga dilakukanpengawetan (insektarium) koleksi spesimen

dengan tahapan sebagai berikut; (1) Fiksasi ataupengawetan kupu-kupu pada papan perentang.(2). Pengaturan anggota badan. (3) Penusukan(pinning) (4) Pengeringan dan (5). Penyimpananpada kotak koleksi dan pemberian label.Selanjutnya, koleksi spesimen yang telahdiawetkan tersebut disusun agar dapatdimanfaatkan dalam pembelajaran ZoologiInvertebrata khususnya pada ordo Lepidoptera.Koleksi spesimen ini akan di letakkan dilaboratorium Biologi UNMUHA sebagai mediapembelajaran bagi mahasiswa dan juga sebagaihiasan di Laboratorium itu sendiri.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian tentang

keragaman kupu-kupu (Rhopalocera) di HutanBNI Kota Banda Aceh didapatkan 18 spesieskupu-kupu (Rhopalocera) yang dikelompokkankedalam 3 famili. Spesies yang mendominasiyaitu Danaus chrysippus dan Celastrinaladon

sp. Keragaman kupu-kupu (Rhopalocera) dihutan BNI Kota Banda Aceh sangat layak untukdijadikan media pembelajaran dengan nilaipersentasenya 66 %. Keragaman kupu-kupu(Rhopalocera) dapat disediakan dalam bentuksoft copy dan buku saku sebagai mediapembelajaran Zoologi Invertebrata.

DAFTAR PUSTAKABraby, M.F. 2004. The Complete Field Guide

to Butterflies of Australia. Collinwood:CSIRO Publishing.

M. Rahayuningsih, R. Oqtafiana, B. Priyono.2012 keanekaragaman jenis kupu-kupuSuperfamili Papilionoidae di DukuhBanyuwindu Desa Limbangan KecamatanLimbangan Kabupaten Kenda. UniversitasNegeri Semarang Jurnal MIPA 35 (1)ISSN 0215-9945

Hasni Ruslan. 2007 Ilmu Biologi KeragamanKupu-Kupu (Butterflies) Di TamanMargasatwa Ragunan, Jakarta. Jurnal IlmuDan Budaya Volume : 27, No. 6

Dendang, B. 2009. Keragaman Kupu-Kupu diResort Selabintana Taman NasionalGunung Gede Pangrango, Jawa Barat.

Jurnal Penelitian Hutan dan KonservasiAlam, Vol. VI (1): 25-36.

Ghazoul, J. 2002. Impact of Logging on TheRichness and Diversity of ForestButterflies in a Tropical Dry Forest inThailand. Biodiversity and Conservation,(11): 521–541.

Orr, A. & Kitching, R. 2010. The Butterflies ofAustralia. Australia: Jacana Book.

Swaay, V.C., Brereton, T., Kirkland, P. &Warren, M. 2012. Manual for ButterflyMonitoring. Wageningen: DeVlinderstichting/Dutch ButterflyConservation, Butterfly Conservation UK& Butterfly Conservation Europe.

Blair RB. 1999. Birds and butterflies along anurban gradient: surrogate taxa for Assesing

Page 43: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Kupu-Kupu di Kawasan Hutan Kota Banda Aceh ... 27

biodiversity? Ecological Applications.9(1): 164-170.

Sundufu AJ & Dumbuya R. 2008. Habitatpreferences of butterflies in the Bumbunaforest, Northern Sierra Leone. Journal ofInsect Science. Vol. 8: 1-17.

Darwis, A. Soelaiman, Pengantar Kepada Teoridan Praktek Mengajar (Semarang : IKIP,1976) hal 72.

Page 44: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

28 Nurdin Amin & Alfida

Lampiran

Kupu-Kupu(Rhopalocera) Dikawasan Hutan Kota Banda Aceh

Danaus chrysippus L. Acraea violae Junonia almana L.

Vindula erota Ideopsis vulgaris Hypolimnas bolina

Catopsilla scylla Appias lyncida Appias libythea

Eurema hecabe Dellias hyparate Catopsilla pomona

Page 45: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Kupu-Kupu di Kawasan Hutan Kota Banda Aceh ... 29

Pieris Rapae Aphissa statira Celastrinaladon sp

Papillio polytes Papillio polytes Papilio demoleus

Graphium doson

Page 46: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

30

PERAN DAN TANTANGAN GURU DALAM MENGHADAPIMASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

HasanuddinMagister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah Kuala

Email: [email protected]

ABSTRAK

Guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran, sehingga keberhasilan pelaksanaankegiatan belajar mengajar sangat tergantung padanya. Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkankata-kata “ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk itu diperlukan berbagai dari anak bangsaini, sehingga dapat hidup dan bersaing di dalam kehidupan global. Globalisasi mengubah hakikatkerja dari amatirisme menuju kepada profesionalisme. Legitimasi suatu pekerjaan di dalam eraMEA tidak lagi didasarkan kepada keterampilan yang diturunkan atau dengan dasar yang lain,tetapi berdasarkan kepada kemampuan seseorang yang diperoleh secara sadar dan terarah dalammenguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Termasuk di dalam perubahan global adalahprofesi guru. Sesuai tuntutan perubahan di masyarakat, profesi guru juga menuntut profesionalisme.Guru yang professional bukan hanya sekedar alat untuk transmisi kebudayaan, tetapimentransformasikan kebudayaan ke arah budaya yang dinamis yang menuntut penguasaan ilmupengetahuan, produktivitas yang tinggi, dan kualitas karya yang dapat bersaing. Guru professionalbukan lagi merupakan sosok yang berfungsi sebagai robot, tetapi sebagai dinamisator yangmengantar potensi-potensi peserta didik ke arah kreativitas.

Kata Kunci: Guru, Globalisasi, MEA, Profesionalisme

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN ABAD 21engajar merupakan suatu ilmu atauscience. Ilmu mengajar menunjukkankepada guru tentang bagaimana cara

mengajar, hukum-hukum, serta peraturan-peraturan yang harus diikuti agar dapatdiperoleh hasil yang memuaskan. Namunseringkali di dalam kenyataan terdapat konflikantara teori dan praktik, sehingga terjadi suatudistorsi dan peraturan yang ada tidak ditetapkantanpa adanya penyimpangan.

Strategi pembelajaran yangdiimplementasikan guru di dalam kelas dalamabad-21 harus mempunyai beberapakarakteristik, yaitu: (1) Pembelajaran berpusatpada peserta didik; (2) Mengembangkankreativitas peserta didik; (3) Menciptakansuasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna; (4) Mengembangkan beragamkemampuan yang bermuatan nilai dan makna;(5) Belajar melalui berbuat yakni peserta didikaktif berbuat; (6) Menekankan pada penggalian,penemuan, dan penciptaan; (7) Menciptakanpembelajaran dalam situasi nyata dan konteks

sebenarnya yakni melalui pendekatankontekstual .

Pergeseran paradigma pembelajarankontemporer dari teachers centered ke student

centered, mengharuskan peserta didk berperanaktif dalam proses pembelajaran. Guru tidaklagi sebagai satu-satunya pusat informasi,melainkan sebagai manajer dan fasilitator; yaitusebagai pengelola pembelajaran yangmenfasilitasi kegiatan pembelajaran. Pesertadidik diberi kesempatan seluas-luasnya untukmengupdate informasi dari berbagai sumbersesuai dengan minat, bakat dan kebutuhanmereka.

Dunia masa depan, menuntut peserta didikuntuk memiliki kecakapan berpikir dan belajar.Kecakapan tersebut diantaranya adalah:kecakapan pemecahan masalah (problem

solving skill), kecakapan berpikir kritis (critical

thinking skill), kolaborasi (collaboration skill),kecakapan komunikasi (communication skill)dan kecakapan kreativitas (creativity skill).Globalisasi mengubah hakikat kerja dariamatirisme menuju kepada profesionalisme.

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 47: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi MEA ... 31

Legitimasi suatu pekerjaan di dalam masyarakatabad 21 tidak lagi didasarkan kepadaketerampilan yang diturunkan atau dengan dasaryang lain, tetapi berdasarkan kepadakemampuan seseorang yang diperoleh secarasadar dan terarah dalam menguasai ilmupengetahuan dan keterampilan.Oleh karena itu,guru harus kreatif dan ionvatif dalammenggunakan model-model pembelajaran.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005tentang Guru dan Dosen, Peraturan PemerintahRI Nomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan, dan Peraturan PemerintahRI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru,menyatakan Guru adalah pendidik profesionaldengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikananak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Pada abad 21 (era MEA), kehidupanmasyarakat berubah dengan cepat karena duniasemakin menyatu dan ditopang oleh kemajuanteknologi informasi dan komunikasi, sehinggabatas-batas masyarakat dan negara menjadikabur. Ekonomi yang berdasarkan ilmupengetahuan (knowledge-based economy)merupakan lokomotif dari perubahan dunia abad21. Untuk itu diperlukan guru yangprofessional. Tugas guru professional meliputitiga bidang utama yaitu: (1) Dalam bidangprofesi; guru profesional berfungsi untukmengajar, mendidik, melatih, dan melakukanpenelitain masalah-masalah kependidikan; (2)Dalam bidang kemanusiaan; guruprofessional berperan sebagai pengganti orangtua khususnya dalam bidang peningkatankemampuan intelektual peserta didik. Guruprofesional menjadi fasilitator untuk membantupeserta didik mentransformasikan potensi yangdimiliki peserta didik menjadi kemampuan sertaketerampilan yang berkembang dan bermanfaatbagi kemanusiaan. (3) Dalam bidangkemasyarakatan; guru profesional berfungsiuntuk memenuhi amanat pembukaan UUD 1945

yaitu ikut serta dalam mencerdaskan kehidupanbangsa Indonesia. Sesuai dengan diferensiasitugas dari suatu masyarakat modern, sudah tentutugas pokok utama dari profesi gur professionalialah di dalam bidang profesinya tanpamelupakan tugas-tugas kemanusiaan dankemasyarakatan lainnya.

Strategisnya peranan guru dalam usahameningkatkan mutu pendidikan dapat dipahamidari hakikat guru yang selama ini dijadikansebagai asumsi programatik pendidikan guru.Asumsi programatik pendidikan guru adalahasumsi-asumsi yang dijadikan sebagai pedomandalam mengembangkan program pendidikanguru. Asumsi-asumsi tersebut menurut Imron(1995) bahwa guru: (1) agen perubahan; (2)berperan sebagai fasilitator yangmemungkinkan terciptanya kondisi yang baikbagi peserta didik untuk belajar; (3)bertanggungjawab atas terciptanya hasil belajarpeserta didik; (4) dituntut menjadi contohpeserta didik; (5) bertanggungjawab secaraprofessional meningkaatkan kemampuannya;(6) menjunjung tinggi kode etik profesionalnya.

Dalam kaitan itu, Tilaar (1999)menyatakan, bahwa dalam transformasi sosialera globalisasi, profesi guru yang bertugasmempersiapkan sumber daya manusia untukhidup dan berkarya dalam perubahan sosial jugamenuntut perubahan perubahan yang sesuai.Bagi bangsa Indonesia ada tiga fungsi baru yangbisa disandang oleh guru, yaitu: (1) Gurusebagai agen perubahan. Dalam era transformasiyang begitu cepat, sosok guru dapat berfungsisecara efektif sebagai agen perubahan; (2) Gurusebagai pengembang sikap toleransi dan salingpengertian. Di dalam era global diperlukansaling pengertian dan toleransi antar seluruhumat manusia; (3) Guru sebagai pendidikprofesional. Dalam era global peran sekolahsemakin dituntut untuk berperan sebagai pusatpengalaman belajar. Oleh sebab itu guru perlumeningkatkan kemampuan profesionalnyasesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat

Saat ini masyarakat Indonesia khususnyadi pedesaan masih tetap memberikanpenghargaan dan status sosial yang tinggi

Page 48: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

32 Hasanuddin

kepada profesi guru. Seharusnya penghargaantersebut perlu ditindaklanjuti denganpenghargaan yang seimbang dari segi materialyang akan menunjang tugas profesional seorangguru, dengan harapan profesi guru harussemakin meningkatkan mutu profesionalnya.Pemerintah mempunyai tanggung jawab sebagaifasilitator serta membantu lahirnya salingmenghargai antara masyarakat dan profesi guru.

TUGAS GURU PROFESIONALSecara etomologis, istilah profesi dari

bahasa Inggris “Profession” yang berakar daribahasa Latin “Profesus” dengan arti mampuatau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan. Jadi,profesi menuntut keahlian yang tidak dapatdilakukan sembarang orang. Gilley dan Eggland(1989) dalam Karsidi (2005) mendefinisikanprofesi sebagai bidang usaha manusia

berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan

pengalaman pelakunya diperlukan oleh

masyarakat. Definisi ini meliputi aspek yaitu :a). Ilmu pengetahuan tertentu; b). Aplikasikemampuan/kecakapan, dan c) Berkaitandengan kepentingan umum. Aspek-aspek yangterkandung dalam profesi tersebut jugamerupakan standar pengukuran profesi guru.

Guru yang profesional, menuntutpenguasaan ilmu pengetahuan, produktivitastinggi, dan kualitas karya yang dapat bersaing.Guru profesional merupakan dinamisator yangmengantar potensi-potensi peserta didik ke arahkreativitas. Untuk melaksanakan tugasnya, guruprofesional juga harus memiliki berbagaikompetensi, antara lain, kemampuan untukmengembangkan pribadi peserta didik,khususnya kemampuan intelektual, sertamembawa peserta didik menjadi anggotamasyarakat Indonesia yang bersatu berdasarkanPancasila. Indikator professional guru, menurutSanusi (1991) mencakup aspek: (1)kemampuan professional, mencakup:penguasaan materi ajar, penguasaan landasandan wawasan kependidikan, serta penguasaanproses-proses kependidikan. Kompetensiprofesional dapat dikelompokkan menjadi duaabidang yaitu pedagogik, dan penguasaan ilmu

yang ditekuninya.. Kompetensi pedagogikmenyangkut kemampuan intelektual sepertipengetahuan mengenai cara mengajar,pengetahuan mengenai belajar dan tingkah lakuindividu, pegetahuan tentang bimbinganpenyuluhan, pengetahuan tentang administrasikelas, pengetahuan tentang cara menilai hasilbelajar, pengetahuan tentang kemasyarakatanserta pengetahuan umum lainnya. (2)kemampuan social, mencakup: kemampuanuntuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerjadan lingkungan sekitar pada waktumembawakan tugasnya sebagai guru.Kompetensi sosial menyangkut kemampuanguru dalam berbagai ketrampilan/berperilaku,seperti ketrampilan mengajar, membimbing,menilai, menggunakan alat bantu pengajaran,bergaul atau berkomunikasi dengan pesertadidik, ketrampilan menumbuhkan semangatbelajar para peserta didik, ketrampilanmenyusun persiapan/ perencanaan mengajar,ketrampilan melaksanakan administrasi kelas,dan lain-lain. Perbedaan dengan kompetensikognitif terletak pada sifatnya. Kompetensikognitif berkenaan dengan aspek teori ataupengetahuannya, pada kompetensi perilaku yangdiutamakan adalah praktek/ketrampilanmelaksanakannya.(3) kemampuan personal(pribadi), mencakup: sikap yang positif terhadapkeseluruhan tugasnya sebagai guru, pemahamandan penghayatan terhadap nilai-nilai yangseharusnya dianut seorang guru, danpenampilan upaya untuk menjadkan dirinyasebagai panutan dan teladan bagi pesertadidiknya. Kompetensi bidang personalmenyangkut kesiapan dan kesediaan guruterhadap berbagai hal yang berkenaan dengantugas dan profesinya. Misalnya sikapmenghargai pekerjaannya, mencintai danmemiliki perasaan senang terhadap matapelajaran yang dibinanya, sikap toleransiterhadap sesama teman profesinya, memilikikemauan yang keras untuk meningkatkan hasilpekerjaannya. Kompetensi-kompetensi tersebutharus diaplikasikan dalam rangkaiankompetensi kinerja profesi keguruan (generic

Page 49: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi MEA ... 33

teaching competencies) dalam prosespembelajaran.

Guru memegang peranan dan tanggungjawab yang penting dalam pelaksanaan programpengajaran di sekolah. Guru merupakanpembimbing peserta didik sehingga keduanyadapat menjalin hubungan emosional yangbermakna selama proses penyerapan nilai-nilaidari lingkungan sekitar. Kondisi inimemudahkan mereka untuk menyesuaikan diri

dalam kehidupan di masyarakat (Depdiknas,2003).

Dalam menghadapi tantang kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi, guru profesionalsudah selayaknya harus dapat menyesuaikan diridengan tuntutan tersebut. Menurut APEC (Asian

Pasicic economic Coorporation) dalam Hosnan(2014:174), Kompetensi yang dibutuhkan padaabad 21 ditunjukkan pada Framework for 21st

Century Skill’s berikut.

Sumber: Kemendikbud, Tantangan Guru Abad 21

Framework tersebut secara umummenunjukkan bahwa pendidikan pada abad 21akan didominasi oleh pendidikan yang berbasisICT. Kompetensi inti, seperti membaca,menulis, dan berhitung yang diperoleh selamamengikuti pendidikan akan menjadi dasarkompetensi lainnya. Keterampilan yangdibutuhkan guru pada abad 21 meliputi:

(1) Learning and innovation skills;Learning and innovtion adalah orang yang

mau belajar dan berinovasi secara terusmenerus.Cirinya adalah memiliki kemampuanberpikir kritis dalam memecahkan masalah,kreatif dan inovatif dalam bekerja, dapatberkomunikasi secara efektif dan mampubekerja sama (berkolaborasi) dengan temansejawat, kolega, maupun atasannya.

(2) Information, media dan technology skills;Informasi saat ini dapat diperoleh kapan

saja dan dimana saja. Hal yang sangat pentingterkait dengan informasi tersebut adalah carakita memilihnya, sehingga akan bermanfaatdalam menunjang kehidupannya.

(3) Life and career skillMerupakan orang yang berorientasi pada

karier dan kehidupan bermasyarakat. Orangyang demikian mimiliki ciru: fleksiber dalambergaul dan mudah menyesuaikan diri terhadapperubahan, memiliki inisiatif dan dapatmengarahkan pada diri sendiri (self-direction),dapat berinteraksi lintas sosial dan budaya.Orang yang berorientasi pada karier akanmemiliki produktivitas dan akuntabilitas kerja

Page 50: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

34 Hasanuddin

yang tinggi serta memiliki jiwa kepemimpinandan tanggungjawab yang tinggi pula.

Tiga keterampilan tersebut dapatberkembang, jika sekolah memiliki lingkungankerja yang memadai untuk belajar danberinovasi, menyediakan program (kurikulum)peningkatan guru serta memberi penilaian yangmemacu guru untuk berprestasi. Selainkompetensi dasar yang telah dirumuskan APEC,Bernie dan Charles (Hosnan, 2014)mengidentifikasi beberapa keterampilan untuktetap survive di abad 21, yaitu:

(4) Digital Age Literacy,

Teknologi informasi dan komunikasimembawa dampak besar dalam kehidupanmanusia, khususnya di dunia pendidikan. Dimasa depan, guru yang tidak menguasai TIKakan semakin jauh tertinggal. Pada abad 21,melek ICT (Information and Communication

Technology Literacy) lebih baik daripada hanyamemiliki keterampilan teknologi saja.Penyebaran informasi yang berisi ilmupengetahuan dan teknologi di masa depan lebihbanyak disalurkan melalui teknologi dgital.Beberapa kemampuan yang perlu dipelajarisehubungan dengan hal tersebut, sebagaiberikut.a. Literasi ilmiah digital (memahami teori dan

penggunaan ilmu pengetahuan, diantaranyapenggunaan sains menggunakan teknologidigital).

b. Kesadaran global (pemahaman terhadapmekanisme globalisasi informasi)

c. Literasi informasi (kemampuan untukmenemukan dan memanfaatkan informasidari berbagai sumber dan referensi digital)

d. Literasi fungsional digital (kemampuanmemahami dan menyampaikan pikiranmelalui berbagai media, termasuk literasivisual)

e. Literasi teknologi (komponen dalampenggunaan teknologi, terutama teknologiyang membantu pekerjaan sebagai guru yangproduktif)

f. Literasi budaya (kemampuan memahamidan menyesuaikan diri dalam beragambudaya melalui akses teknologi digital) .

(5) Inventive ThinkingKesuksesan berkarier dapat dicapai

dengan cara bekerja keras. Selain kerja keras,sukses juga dicapai dari kemampuan berpikirkritis dan kreatif dalam pekerjaan yangditekuninya. Kompetensi kerja ysng perluditingkatkan oleh guru untuk memcapaikesuksesan di abad 21, sebagai berikut.a. Adaptability (kemampuan beradaptasi

dengan perubahan teknologi dan sosialbudaya)

b. Curiosity (memiliki rasa ingin tahu dan inginbelajar terhadap hal-hal baru)

c. Creativity (kemampuan berimajinasi, dayapikir untuk menciptakan hal-hal baru)

d. Risk-taking (keberanian mengambilkeputusan yang mengandung resiko)

(6) Effective CommunicationDi masa depan, dunia kerja menuntut

semua kegiatan berjalan efektif, terutama dalamberkomunikasi. Guru yang dapat berkomunikasidengan efektif adalah orang yang mampumenyampaikan ide secara lisan dan tertulis.Untuk mencapai komunikasi efektif, gurudiharapkan belajar untuk bekerjasama, sebagaiberikut.a. Teaming (bekerjasama dalam tim; tidak

memaksakan gagasannya untuk diterimaorang lain dan dapat menerima gagasanorang lain)

b. Collaboration and interpersonal Skills (gurudiharapkan mampu berkolaborasi, dan guruharus memiliki daya tarikkepribadian/interpersonal)

c. Personal dan social responsibility

(komunikasi efektif tidak hanyamementingkan diri sendiri, tetapi jugamemiliki kepedulian terhadap kehidupansosial)

d. Interactive communication (guru yang dapatberkembang adalah guru yang mauberinteraksi dengan lingkungan sosialnya)

Page 51: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi MEA ... 35

(7) High Productivity.Guru dituntut mampu menggunakan apa

yang dipelajari untuk menghaslkan karya yangrelevan dan bermutu dalam konteks kehidupanyang nyata. Selain tanggung jawab utamamengajar, guru juga diharapkan mampumengelola program dan proyek untuk mencapaitujuan yang diinginkan. Guru perlu menyiapkanberbagai kemampuan untuk menghadapitantangan tersebut, antara lain: (a) menguasaipengethun dan keterampilan baru yang berbasisteknologi (digital age literacy); (b) mau bekerjadan berpikir keras (inventive thinking) dalammengikuti perubahan; (c)mampu menyampaikan/menirima ide secara tertulis dan lisankepada/dari orang lain (effective

communication); (d) mampu menghasilkanbanyak karya yang relevan dan bermutu (high

productivity).

BAGAIMANA MENGEMBANGKANKOMPETENSI GURUNYA?

Terdapat empat model utama untukmeningkatkan mutu kompetensi guru yaitu:Pertama, peningkatan melalui pendidikan danpelatihan (off the job training). Guru dilatihsecara individual maupun dalam kelompokuntuk meningkatkan pengetahuan danketerampilan terbaik dengan menghentikankegiatan mengajarnya. Kegiatan pelatihanseperti ini memiliki keunggulan karena gurulebih terkonsentrasi dalam mencapai tujuanyang diharapkan. Namun demikian kegiatanseperti ini tidak dapat dilakukan dalam jangkawaktu yang lama dan terlalu sering. Semakinsering pelatihan seperti ini dilakukan, semakinmeningkat dampak kontra produktifnyaterhadap efektivitas belajar peserta didik.

Kedua, pelatihan dalam pelaksanaan tugasatau on the job training. Model ini dikenaldengan istilah magang bagi guru baru untukmengikuti guru-guru yang sudah dinilai baiksehingga guru baru dapat belajar dari seniornya.Pemagangan dapat dilakukan pada ruanglingkup satu sekolah atau pada sekolah lainyang memiliki mutu yang lebih baik.

Ketiga, seperti yang dilakukan Jepangyang populer dengan istilah lesson studi.Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan bentukkolaborasi guru dalam memperbaiki kinerjamengajarnya dengan berkonsentrasi pada studitentang dampak positif guru terhadap kinerjabelajar peserta didik dalam kelas. Kelompokguru yang melakukan studi ini pada dasarnyamerupakan proses kolaborasi dalam pembelajaran. Peserta didik dipacu untukmenunjukkan prestasinya, namun di sisi lainguru juga melaksanakan proses belajar untukmemperbaiki pelaksanaan tugasnya.

Keempat, melakukan perbaikan melaluikegiatan penilitian tindakan kelas (PTK).Kegiatan ini dilakukan guru dalam kelas dalamproses pembelajaran. PTK dapat dilakukansendiri dalam pelaksanan tugas, melakukanpenilai proses maupun hasil untuk mendapatkandata mengenai prestasi maupun kendala yangpeserta didik hadapi serta menentukan solusiperbaikan. Karena perlu ada solusi perbaikan,maka PTK sebaiknya dilakukan melaluibeberapa putaran atau siklus sampai gurumencapai prestasi kinerja yang diharapkannya.Untuk mendukung sukses peningkatankompetensi guru melalui empat model strategiyang telah disebutkan, diperlukan (1) Tujuanpembelajaran harus jelas, artinya guru perlumemahami benar-benar prilaku peserta didikyang guru harapkan sebagai indikatorkeberhasilan. (2) Indikator proses dan hasil padatiap tahap kegiatan terukur. (3) Melalui carayang tertentu yang jelas siklusnyapentahapannya (4) Jelas strukturpengorganisasian kegiatannya. (5) Memilikipengukuran keberhasilan.

KESIMPULANGuru professional adalah yang

bertanggungjawab terhadap apa yang telahdilakukan kepada peserta didiknya. Guruprofessional harus memiliki (1) komitmen padapeserta didik dan proses belajarnya; (2) Gurumenguasi secara mendalam bahan/matapelajaran yang diajarkannya serta caramengajarkannya ke peserta didik; (3) Guru

Page 52: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

36 Hasanuddin

bertanggungjawab memantau hasil belajarpeserta didik melalui berbagai teknik evaluasi;(4) Guru mampu berpikir sistematis tentang apayang dilakukannya, dan belajar daripengalamannya; (5) Guru seyogianyamerupakan bagian dari masyarakat belajardalam lingkungan profesinya.

Globalisasi mengubah hakikat kerja dariamatirisme menuju kepada profesionalisme.Bekerja tidak lagi didasarkan kepadaketerampilan yang diturunkan, tetapiberdasarkan kepada kemampuan seseorang yangdiperoleh secara sadar dan terarah dalammenguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan.

DAFTAR PUSTAKAArends, R.I. 2007. Learning To Teach (Belajar

untuk Mengajar 1&2 .Terj. Helly P.S. danSri, M.S.). edisi 7. Yokyakarta: PustakaPelajar.

Depdiknas. 2002. Pengembangan SistemPendidikan Tenaga Kependidikan Abd ke-21 (SPGTK-21) Jakarta: Depdiknas

Hosnan,M. 2014. Pendekatan Saintifik danKonstektual dalam Pembelajaran Abad 21.Jakarta: Ghalia Indonesia.

Imron, A. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia.Jakarta: Pustaka Jaya.

Makmun, A.Sy. 1996. Pengembangan Profesidan Kinerja Tenaga Kependidikan.Bandung PPS UPI.

Riyanto, Y. 2009. Paradigma BaruPembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sagala, Sy. 2009. Konsep dan MaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2009. Strategi PembelajaranBerorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta; Kencana.

Soetjipto dan Kosasi,R.1999. Profesi Keguruan.Jakarta: Rineka Cipta

Schunk, D.H. 2012. Learning Theories AnEducational Perspective (Teori-teoriPembelajaran: Perspektif Pendidikan. Terj.Eva Hamdiah, R. Fajar). Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Tilaar, H.A.R. 2009. Membenahi PendidikanNasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Tilaar, H.A.R. 2011. Pedagogik Kritis(Perkembangan, Substansi, danPerkembangannya di Indonesia). Jakarta:Rineka Cipta.

Tim Broad-Based Education. 2002. PendidikanBerorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill)Melalui Pendekatan Broad BasedEducation (BBE). Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional.

Usman, M.U, 2005. Menjadi Guru Profesional.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yamin, M. 2008. Paradigma PendidikanKonstruktivistik (Implementasi KTSP &UU. No. 14 Tahun 2005 tentang Guru danDosen. Jakarta: Gaung Persada Press.

Page 53: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

37

EFEK PEMBERIAN FILTRAT DAUN TAPAK DARA (Cataranthus roseus) PADAMORTALITAS LARVA NYAMUK Aedes aegypti SEBAGAI BIOINSEKTISIDA

Nurlena Andalia1), M. Ridhwan2), Safrida3) dan Asiah4)

1,2)Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekah3,4)Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian filtrat daun tapak dara (Cataranthus roseus)berpengaruh pada mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Metode penelitian menggunakan metodeeksperimental dengan pola Rancangan Acak Lengkap. Rancangan penelitian dilakukan berdasarkantingkat konsentrasi filtrat daun tapak dara (Cataranthus roseus) yang diberikan untuk masing-masing perlakuan yaitu P0 = 0 ml, P1 = 20 ml, P2 = 30 ml, P3 = 40 ml, P4 = 50 ml, P5 = 60 ml, danP6 = 70 ml. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian dan uji lanjutDuncan. Pemberian filtrat daun tapak dara (Cataranthus roseus) berpengaruh (p<0.05) padamortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Pemberian filtrat daun tapak dara sebanyak 70 ml (P6)dapat menyebabkan mortalitas larva Aedes aegypti sebanyak 67%. Berdasarkan data pengamatanmenunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi yang tertinggi menunjukkan tingkat mortalitasyang paling besar. Dapat disimpulkan bahwa pemberian filtrat daun tapak dara berpengaruh padapeningkatan mortalitas larva Aedes aegypti.

Kata Kunci: Cataranthus roseus, mortalitas, larva Aedes aegypti, bioinsektisida

PENDAHULUANemberantasan larva nyamuk merupakankunci strategi program pengendalianwabah penyakit. Aplikasi insektisida

kimia dalam mengendalikan faktor inimenimbulkan efek resistensi, selain itupenggunanaan DDT juga dapat menyebabkangangguan kesehatan dan permasalahanlingkungan. Penggunaan Abate di Indonesiasudah sejak tahun 1976 tahun lebih dari 30tahun, sehingga penggunaan insektisida kimiayang berulang dan terus menerus dapatmenambah resiko kontaminasi residu pestisidadalam air, terutama air minum (Aradilla, 2009).Usaha alternatif yang alami dalammengendalikan populasi dan penyebarannyamuk yang bersifat ramah lingkungan sangatdiperlukan. Penggunaan tumbuhan yang dapatberperan sebagai insektisida alami(bioinsektisida) adalah salah satu upaya dalampengendalian nyamuk.

Salah satu tumbuhan yang mempunyaimetabolit sekunder bersifat toksik yaknitumbuhan tapak dara. Tapak dara (Catharanthus

roseus) merupakan tumbuhun dari famili

Apocynaceae. Tanaman yang berasal dariAmerika Tengah ini bisa tumbuh dari daerahdataran rendah hingga ketinggian 800 meter diatas permukaan laut. Tapak dara juga dikenalsebagai tanaman yang tidak sulit diperoleh,karena dapat diperbanyak dengan cara menanambiji, menyetek batang atau bisa juga menyetekbagian akar (Hariana, 2013:369).

Di Indonesia tumbuhan tapak dara dikenalsebagai tanaman hias yang menarik karenabunganya yang berwarna indah. Di Aceh,tumbuhan tapak dara dikenal dengan sebutanputroe canden, sedangkan masyarakat Sulawesimenyebutnya dengan naula sindapor, sementaramasyarakat Maluku menyebutnya usia

(Soeryoko, 2014:58).Tumbuhan tapak dara (Catharanthus

roseus) merupakan fitokimia botani denganpotensi mosquitocidal yang mampumenggantikan insektisida sintesis dalamprogram pengendalian larvasida nyamuk yangsangat baik (Govindarajan, 2008). Daun tapakdara (Catharanthus roseus) juga digunakansebagai agen reduksi paladium, ekstrak

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 54: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

38 Nurlena Andalia, dkk

tumbuhan yang bertindak sebagai pereduksi danmenstabilkan agen dalam sintesis nanopartikel.Sumber ekstrak tumbuhan tersebut diketahuimempengaruhi pembentukan paladium partikelnano (Amit, 2013). Catharanthus roseus telahterbukti mengandung berbagai unsur yangterlibat untuk berbagai aktivitasfarmakologinya. Empat alkaloid indolditemukan untuk menghambat pertumbuhan selyang telah ditemukan yaitu vincristine,vinleurosin, vinblastin, vinposidin (Michael,2011). Kandungan senyawa Catharanthus

roseus terdiri dari alkaloid, indol, monomer,vindoline, dan katarantin. Cataranthus roseus

juga digunakan untuk industri farmasi, untukmengobati berbagai macam neoplasma dandianjurkan untuk pengobatan penyakit Hodgkin,leukemia akut, dan koriokarsinoma yang tahanterhadap terapi lain (Lei Yang, 2011).

Berdasarkan kandungan metabolitsekunder yang terdapat pada daun tapak darayang mempunyai potensi sebagai bioinsektisidamaka penelitian dengan judul efek pemberianfiltrat daun tapak dara (Cataranthus roseus)pada mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti

sebagai bioinsektisida tertarik untuk diteliti.Namun, saat ini belum diketahui filtrat dauntapak dara yang diolah dengan menggunakanteknologi sederhana mempunyai efek padamortalitas larva Aedes aegypti. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pemberian filtratdaun tapak dara (Cataranthus roseus)berpengaruh pada mortalitas larva nyamukAedes aegypti.

METODE PENELITIANDaun Tapak Dara diperoleh di Lamno

Kabupaten Aceh Jaya, sedangkan larva nyamukdiperoleh dari laboratorium FakultasKedokteran Hewan Universitas Syiah KualaBanda Aceh. Metode penelitian menggunakanmetode eksperimental dengan pola RancanganAcak Lengkap. Perlakuan dilakukanberdasarkan tingkat konsentrasi filtrat dauntapak dara (Cataranthus roseus) yang diberikanuntuk masing-masing perlakuan yaitu P0 = 0

ml, P1 = 20 ml, P2 = 30 ml, P3 = 40 ml, P4 = 50ml, P5 = 60 ml, dan P6 = 70 ml. Perlakuan initerdiri atas 7 perlakuan dan 3 kali ulangan.Masing-masing-masing-masing ulangan terdiridari 30 larva nyamuk Aedes aegypti.

Persiapan pembuatan Filtrat Daun TapakDara

Daun tapak dara dipetik dari rantingtumbuhan sebanyak 20 kg. Daun yangdigunakan adalah daun ketiga sampai kedelapanyang dihitung dari pucuk tumbuhan. Daun tapakdipotong dengan ukuran 2 cm, laludikeringanginkan selama tiga hari. Setelahkering daun tersebut dihaluskan dengan blenderhingga menjadi serbuk kasar. Selanjutnyaserbuk kasar direndam dengan air denganperbandingan 1:3 selam 48 jam. Hasil rendamandisaring dengan menggunakan kertas saring.

Prosedur Pelaksanaan PenelitianLarva nyamuk diadaptasikan selama 2 jam

dalam wadah yang telah diisi dengan air sumur.Masing-masing wadah diisi 30 ekor larvanyamuk Aedes aegypti. Parameter yang diamatidalam penelitian adalah jumlah larva nyamukyang mati, selama 5 jam dalam jangka waktu 20menit sekali. Perlakuan dilakukan berdasarkantingkat konsentrasi filtrat daun tapak dara(Cataranthus roseus) yang diberikan untukmasing-masing perlakuan yaitu P0 = 0 ml, P1 =20 ml, P2 = 30 ml, P3 = 40 ml, P4 = 50 ml, P5 =60 ml, dan P6 = 70 ml. Data yang diperolehdianalisis dengan menggunakan analisis varian,dan uji lanjut Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASANJumlah larva Aedes aegypti yang mati

setelah diberikan filtrat daun tapak dara padadapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasilPengamatan yang dilakukan terhadap pemberianfiltrat daun tapak dara (Cataranthus roseus)dengan konsentrasi yang berbeda selama 5 jammemberikan pengaruh yang berbeda-beda padasetiap perlakuan.

Page 55: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Efek Pemberian Filtrat Daun Tapak Dara (Cataranthus roseus) ... 39

Tabel 1. Pengaruh Pemberian filtrat Daun Tapak Dara (Cataranthus roseus) pada Mortalitas LarvaAedes aegypti

PerlakuanRataan mortalitas larva Aedes

aegypti (individu)Persentase mortalitas larva

Aedes aegypti (%)

P0 0a 0P1 34b 37P2 41bc 45P3 45bc 50P4 49c 54P5 55d 61

P6 61e 67

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaanyang nyata (p<0.05). P0 = 0 ml, P1 = 20 ml, P2 = 30 ml, P3 = 40 ml, P4 = 50 ml, P5 = 60ml, dan P6 = 70 ml

Pada Tabel 1 memperlihatkan tingkatkematian jentik nyamuk yang berbeda-bedapada setiap perlakuan. Berdasarkan datapengamatan menunjukkan bahwa padaperlakuan konsentrasi yang paling tinggimenunjukkan tingkat mortalitas yang palingbesar terhadap jentik nyamuk Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian filtrat dauntapak dara berpengaruh (p<0.05) terhadapmortalitas larva nyamuk. Berdasarkan hasilpenelitian diketahui bahwa pemberian 70 mlekstrak daun tapak dara selama 5 jammempunyai tingkat mortalitas larva Aedesaegypti sebesar 67%. Hal ini disebabkan karenaadanya zat bioaktif dari ekstrak yang masuk kedalam tubuh larva. Kematian larva pada ekstrak

daun tapak dara karena daun tapak daramempunyai alkaloid indol yaitu vincristine,vinleurosin, vinblastin, vinposidin (Michael,2011). Alkaloid, saponin, flavonoid dan minyakatsiri berperan sebagai stomach poisoning yaitusebagai racun perut bagi nyamuk danmekanisme menghambat kinerja hormonpertumbuhan (juvenile hormone)(Panghiyanngani, 2009). Selanjutnya Cania(2013) bahwa kandungan saponin dan alkaloidyang bertindak sebagai racun perut.

KESIMPULANPemberian filtrat daun tapak dara

(Cataranthus roseus) berpengaruh padapeningkatan mortalitas larva Aedes aegypti.

DAFTAR PUSTAKACania, B dan Setyaningrum. E. Uji efektivitas

larvasida ekstrak daun Legundi terhadaplarva Aedes aegypty. Medical Journal ofLampung University: 2 (4) :58

Govindarajan M, Jebanesan A, Pushpanathan T.Larvacidal and ovicidal activity of Cassiafistula Linn leaf extract against filarial andmalarial vector mosquetoes. Parasitol Res2008; 102(2): 289-292.

Hamid, A. F. 2009. Pengembangan FarmasiBerbasis Tanaman Obat untukPemberdayaan dan PeningkatanKesejahteraan. International Seminar andWorkshop Research and Development ofHerbal Medicine for Community,Empowerment and controlling Tropical

Diseases. Syiah Kuala University, BandaAceh, Indonesia. December 23rd 2009.

Hariana, Arief., 2013, 262 Tumbuhan Obat danKhasiatnya., Penerbit Penebar Swadaya.,Jakarta

Hernani, 2005, Tanaman BerkhasiatAntioksidan, Penebar Swadaya, Depok

Lei, Yang, dkk. 2011. Ultrasound-assistedextraction of the three terpenoid indolealkaloids vindoline, catharanthine andvinblastine from Catharanthus roseususing ionic liquid aqueous solutions.Northeast Forestry University, 150040Harbin, Cina. Chemical EngineeringJournal Volume 172 (705-712).

Page 56: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

40 Nurlena Andalia, dkk

Michael HU, Ohadoma SC. 2011. Effect of co-administration of methanol leaf extract ofCataranthus roseus on the hypoglycemicactivity of metformin and glibenclamide inrats. Madonna University, Nigeria. AsianPacific Journal of Tropical Medicine. 475-477.

Muharso, 2000. Kebijakan PemanfaatanTumbuhan Obat Indonesia. Makalahseminar ”Tumbuhan Obat di Indonesia”,Kerjasama Indonesia Resource Centre forIndigenous Knowledge (INTRIK),Unversitas Pajajaran dan YayasanCiungwanara dengan Yayasan Kehati. 26-27 April 2000.

Nuraini, DN., 2014. Aneka Daun Berkhasiatuntuk Obat., Penerbit Gava Media.,Yogyakarta

Panghiyangani, Rahmiati, Ahda, NF. 2009.Potensi ekstrak daun dewa sebagailarvasida nyamuk Aedes aegypty vektorpenyakit demam berdarah Dengue. JurnalKedokteran Indonesia. 1 (2):121-124

Soeryoko, Hery., 2014., 20 Tanaman ObatPaling di Cari Sebagai PenggempurTumor & Kanker., Penerbit RaphaPublishing., Yogyakarta

Soriton, dkk., 2014., Uji Efektivitas EkstrakEtanol Daun Tapak Dara (CatharantusRoseus (L.) G.Don) Terhadap PenurunanKadar Gula Darah Tikus Putih JantanGalur Wistar (Rattus Norvegicus L.) YangDiinduksi Sukrosa., Program StudiFarmasi FMIPA UNSRAT Manado,95115.

Page 57: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

41

PENGGUNAAN MULTIMEDIA PADA PEMBELAJARAN MATERI GERAK PADATUMBUHAN DI KELAS VIII MTSN RUKOH BANDA ACEH

Muhammad YassirProgram Studi Pendidikan Biologi Universitas Gunung Leuser, Aceh Tenggara

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penggunaan multimedia pada pembelajaran materi gerak pada tumbuhan dikelas VIII MTsN Rukoh Banda Aceh”. Hasil wawancara dengan guru Biologi di MTsN Rukohdiketahui bahwa pada saat guru menjelaskan tentang materi gerak pada tumbuhan siswa kurangrespon terhadap pembelajaran dilakukan oleh guru. Metode penelitian ini merupakan jenispenelitian quasi experiment atau disebut juga dengan penelitian eksperimen semu yangmenggunakan satu kelas saja dalam bentuk perlakuan kelas. Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh siswa kelas II di MTsN Rukoh Kota Banda Aceh. Sedangkan sampel dalam penelitian iniadalah siswa kelas II3 yang terdiri dari 23 siswa. Adapun pengumpulan data adalah melaluipenyebaran angket pada siswa. Sedangkan teknik analisis data menggunakan statistik sederhanaatau persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan responyang positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan multimedia pada materi gerak padatumbuhan

Kata Kunci: Multimedia, Pembelajaran, dan Materi Gerak pada Tumbuhan

PENDAHULUANenerapan suatu pembelajaran jugasangat mempengaruhi keberhasilanproses pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran terdapat beberapa komponen yangsaling mempengaruhi diantaranya adalah gurudan siswa. Dengan demikian guru harus dapatmemilih pembelajaran yang tepat dengankondisi saat proses belajar berlangsung. Salahsatunya yang dapat dilakukan oleh guru disekolah adalah memanfaatkan media yang adadi sekolah sehingga siswa dapat terlibatlangsung dalam kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran dengan menggunakan mediasesuai digunakan untuk meningkatkanpemahaman siswa pada pelajaran biologiterutama pada materi gerak pada tumbuhan.Materi gerak tumbuhan sulit dipahami denganpenjelasan dengan demikian perlu pembuktianyang jelas sehingga peneliti inginmenyampaikan pembelajaran denganmenggunakan seperangkat media teknologimodern dengan media yang dapatmengintegrasikan bunyi, gambar, dan animasi,yang diprogram berdasarkan teori pembelajaranyang dapat dilakukan dengan bantuan alat

laptop. Dengan penggunaan media tersebutdalam kegiatan belajar mampu membantu dalammenciptakan suasana kelas yang lebih menarik,inovatif, kreatif dan menyenangkan.

Gerak pada tumbuhan merupakan salahsatu konsep pembelajaran biologi yangdiajarkan pada Sekolah Menengah Pertama padakelas II semester 2. Berdasarkan hasilwawancara dengan guru Biologi di MTsNRukoh diketahui bahwa pada saat gurumenjelaskan tentang materi gerak padatumbuhan siswa kurang respon terhadappembelajaran dilakukan guru. Guru jugamenambahkan bahwa siswa merasa kesulitanmengingat dan memahami materi gerak padatumbuhan dan hasil tanya jawab dengan siswajuga terungkap bahwa siswa sulit untukmembedakan macam-macam gerak padatumbuhan sehingga siswa kesulitan dalammenyelesaikan soal-soal pada materi tersebut.

Atas dasar inilah perlu diteliti secaralangsung sejauh mana penggunaan multimediaberfungsi optimal dalam pembelajaran konsepgerak pada tumbuhan. Adapun penelitian yangakan diadakan berjudul “Penggunaan

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 58: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

42 Muhammad Yassir

Multimedia pada Pembelajaran Materi Gerakpada Tumbuhan Di Kelas VIII MTsN RukohBanda Aceh”.

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan jenis penelitian

quasi experiment atau disebut juga denganpenelitian eksperimen semu yang menggunakansatu kelas saja dalam bentuk perlakuan kelas.

Adapun yang menjadi populasi dalampenelitian ini adalah seluruh siswa kelas II diMTsN Rukoh Kota Banda Aceh. Sedangkansampel dalam penelitian ini adalah siswa kelasII3 yang terdiri dari 23 siswa. Pengambilan

sampel dilakukan secara purposive sampling,yaitu suatu pengambilan sampel berdasarkanpertimbangan perorangan atau pertimbanganpeneliti.

Lembar observasi siswa yang diperolehdengan menggunakan angket siswa dianalisisdengan menggunakan rumus statistik sederhana,yaitu persentase.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian didapatkan

bahwa persentase siswa dalam memahamimateri gerak pada tumbuhan melaluipenggunaan media dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase siswa dalam memahami materi gerak pada tumbuhan yang diajarkan melaluipenggunaan multimedia.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)1.2.3.4.

Sangat SetujuSetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

158--

65,2134,78

--

Jumlah 23 100 %

Berdasarkan data tersebut dapatdisimpulkan bahwa penggunaan multimediadalam pembelajaran dapat memudahkan siswamemahami materi gerak pada tumbuhan.

Dimana 15 siswa (65,21%) memilih sangatsetuju, 8 siswa (34,78%) setuju, dan tidak adaseorang siswapun memilih tidak setuju dansangat tidak setuju.

Tabel 2. Belajar menggunakan multimedia memudahkan siswa dalam menjawab soal-soal.No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)1.2.3.4.

Sangat SetujuSetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

1211--

52,1747,82

--

Jumlah 23 100 %

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkanbahwa tingkat kemudahan siswa dalammenjawab soal-soal materi gerak padatumbuhan terhadap pembelajaran denganmenggunakan multimedia adalah sangat baik.

Perbandingannya yaitu, 12 siswa (52,17%)memilih sangat setuju, 11 siswa (47,82%)setuju, dan tidak ada seorang siswapun yangmenjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Tabel 3. Siswa tidak merasakan adanya perbedaan antara belajar melalui multimedia denganbelajar seperti biasa.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1.2.3.4.

Sangat SetujuSetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

6485

26,0817,3934,7821,73

Jumlah 23 100 %

Page 59: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Penggunaan Multimedia pada Pembelajaran Materi Gerak ... 43

Berdasarkan data tersebut, diperolehinformasi bahwa siswa merasakan adanyaperbedaan antara belajar melalui penggunaanmultimedia dengan belajar seperti biasa. Hal initerlihat dari belajar siswa sebesar 43,47 %

merasa sama dengan belajar seperti biasa akantetapi 56,51 % siswa yang menyatakan berbedabelajar belajar melalui penggunaan multimediapada materi gerak pada tumbuhan.

Tabel 4. Siswa bersemangat dan antusias dalam belajar dengan menggunakan multimediaNo Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)1.2.3.4.

Sangat SetujuSetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

1184-

47,8234,7817,39

-Jumlah 23 100 %

Dari tabel diatas, terlihat bahwa hampirseluruh siswa (82,61 %) menyatakan antusiasterhadap pembelajaran dengan menggunakan

multimedia, hanya 4 orang siswa (17,39 %)yang menyatakan tidak merasa antusias saatbelajar dengan menggunakan multimedia.

Tabel 5. Siswa berminat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)1.2.3.4.

Sangat SetujuSetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

158--

65,2134,78

--

Jumlah 23 100 %

Dari data tersebut dapat disimpulkanbahwa semua siswa sangat berminat mengikutikegiatan pembelajaran dengan menggunakan

multimedia. Dimana 15 siswa (65,21%) sangatsetuju, dan 8 siswa (34,78%) setuju.

Tabel 6. Penggunaan multimedia cocok diterapkan untuk materi biologi yang lain

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1.2.3.4.

Sangat SetujuSetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

149--

60,8639,13

--

Jumlah 23 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwapenggunaan multimedia cocok diterapkan untukmateri biologi yang lain. Hal ini terbukti bahwasebanyak 14 siswa (60,86%) memilih sangat

setuju, 9 siswa (39,13%) setuju dan tidak adaseorang siswapun memilih tidak setuju dansangat tidak setuju atas pernyataan penggunaanmultimedia.

Tabel 7. Keadaan siswa yang tidak merasakan suasana aktif dalam pembelajaran denganmenggunakan multimediaNo Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1.2.3.4.

Sangat SetujuSetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

3479

13,0417,3930,4339,13

Jumlah 23 100 %

Page 60: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

44 Muhammad Yassir

Berdasarkan tabel di atas, terdapatbeberapa siswa (30,43%) merasa suasana yangtidak aktif dalam proses kegiatan belajar padamateri gerak pada tumbuhan denganmenggunakan multimedia, sedangkan sebanyak

(69,56 %) siswa yang lainnya menyatakanadanya suasana yang aktif dalam proseskegiatan belajar dengan menggunakanmultimedia pada materi pada tumbuhan.

Tabel 8. Pembelajaran menggunakan multimedia merupakan strategi pembelajaran biologi yangbaru

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1.2.3.4.

Sangat SetujuSetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

1310--

56,5243,47

--

Jumlah 23 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahuipenggunaan multimedia merupakan strategipembelajaran biologi yang baru bagi siswa. Hal

ini terlihat sebanyak 13 siswa (56,52%) memilihsangat setuju, 10 siswa (43,47%) memilihsetuju.

Tabel 9. Penyampaian materi gerak pada tumbuhan dengan menggunakan multimedia sangatmembosankanNo Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1.2.3.4.

Sangat SetujuSetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

-3812

-13,0434,7852,17

Jumlah 23 100 %

Data diatas menggambarkan bahwasebanyak 3 siswa (13,04%) yang menyatakanbosan belajar terhadap penggunaan multimedia

sedangkan sebanyak 20 siswa (86,95%) sangatmenyenangkan penyampaian materi gerak padatumbuhan dengan menggunakan multimedia.

Tabel 10. Penggunaan multimedia merupakan strategi pembelajaran yang tidak melibatkan seluruhsiswa untuk berpartisipasi dalam belajarNo Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1.2.3.4.

Sangat SetujuSetujuTidak SetujuSangat Tidak Setuju

32612

13,048,6926,0852,17

Jumlah 23 100 %

Berdasarkan tabel di atas, pembelajarandengan menggunakan multimedia merupakanstrategi pembelajaran yang melibatkan siswaberpartisipasi dalam proses belajar, hal initerlihat dari tabel dimana, 21,73 % siswa tidakberpartisipasi dalam belajar akan tetapi 78,25 %siswa lainnya memilih berpartisipasi dalambelajar dengan menggunakan multimedia.

Berdasarkan hasil angket siswa, dapatdisimpulkan bahwa 65,21% sangat setuju dan34,78% setuju memahami materi gerak padatumbuhan yang diajarkan melalui penggunaanmultimedia pada pembelajaran materi gerakpada tumbuhan dikarenakan pembelajaranmateri gerak dapat diamati langsung oleh siswayang ditampilkan dilayar infokus oleh guru. Halini guru memanfaatkan alat bantu terbaru

Page 61: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Penggunaan Multimedia pada Pembelajaran Materi Gerak ... 45

sebagai sumber belajar dalam prosespengajaran. Melalui alat bantu tersebutpelajaran yang abstrak dapat diwujudkan dalambentuk yang lebih konkrit, semua indera muriddan lebih menarik minat dan kesenangan siswadalam belajar serta membantu mendekatkansiswa dengan dunia teori/konsep yangrealita.Dengan demikian akan menjadi modalatau awal yang baik dalam suatu prosespembelajaran.

Dari hasil penelitian bahwa 52,17% sangatsetuju dan 47,82% setuju belajar menggunakanmultimedia dapat dengan mudah dalammenjawab soal-soal materi gerak padatumbuhan dikarenakan guru bidang studi biologiwaktu menerangkan materi gerak tumbuhandalam proses pembelajaran melalui tampilanpowerpoint, dan kemudian diputarkan videogerak tumbuhan sehingga siswa lebih aktifdalam proses belajar. Pelaksanaan proses belajarmengajar adalah proses berlangsungnya belajarmengajar di kelas yang merupakan inti darikegiatan pendidikan disekolah. Sehinggamempengaruhi siswa dalam menjawab soal-soalLKS yang dibagikan guru sebelum prosesmengajar berlangsung.

Selanjutnya hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa sebesar 56,51% siswamerasakan berbeda antara belajar melaluipenggunaan multimedia dengan belajar sepertibiasa dan 43,47% tidak merasakan berbedaantara belajar melalui penggunaan multimediadengan belajar seperti biasa. Hal ini terlihatpada waktu guru memperkenalkan kepada siswatentang penggunaan multimedia, terlihat adanyaminat siswa untuk belajar. Tingginya minatseseorang merupakan salah satu gambaranterhadap keberhasilan, Karena adanya minatdapat meningkatkan semangat sehingga untukmencapai keberhasilan berusaha dengan kuatsampai dengan hasil dicapai dengan baik.

Hasil penelitian ini, 82,61% siswa sangatbersemangat dan antusias dalam belajar denganmenggunakan multimedia hanya 17,39% tidaksetuju. Hal ini dikarenakan baru pertama kaliguru bidang studi biologi menggunakan sumberpembelajaran menggunakan multimedia pada

materi gerak pada tumbuhan. Sumber belajarsebagaimana di ketahui adalah sarana ataufasilitas pendidikan yang merupakan komponenpenting untuk terlaksananya proses belajarmengajar di sekolah.

Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa 100% siswa berminat mengikutimembelajaran dengan multimedia. Slametomengemukakan bahwa minat adalahkecenderungan yang tetap untuk memperhatikandan mengenang beberapa kegiatan, kegiatanyang diminati seseorang, diperhatikan terusyang disertai dengan rasa sayang.

Dapat disimpulkan bahwa 60,86% siswasangat setuju dan 39,13% setuju tentangpenggunaan multimedia cocok diterapkan untukmateri biologi yang lainnya dikarenakan padadasarnya dalam pelaksanaan mengajar gurumampu memberikan materi yang tepat danbenar sesuai dengan rencana pembelajaran yangtelah disusun sebelumnya agar dapatmemotivasi dan menciptakan suasana prosesbelajar mengajar yang menyenangkan. Mulyasamenyatakan bahwa, peningkatan efisiensi danmutu pendidikan sangat tergantung kepadaprofesionalisme guru yang menyangkutketerampilan guru dalam meningkatkanmotivasi siswa ke arah yang lebih produktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan 69,56% merasakan suasana yangaktif dalam proses kegiatan pembelajaran padamateri gerak tumbuhan dengan menggunakanmultimedia dan 30,43% merasa suasana yangtidak aktif dalam proses kegiatan belajar.Kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jikaguru mampu mengatur anak didik dan saranapengajaran serta mengendalikannya dalamsuasana yang menyenangkan untuk mencapaitujuan pengajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa 56,52% sangat setuju dan 43, 47%memilih setuju terhadap penggunaanmultimedia merupakan strategi pembelajaranbiologi yang baru. Karena itu dalam prosesbelajar mengajar perlu juga dikembangkan cara-cara mengajar yang baru pula. Perkembanganzaman sekarang dengan kemajuan ilmu

Page 62: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

46 Muhammad Yassir

pengetahuan dapat memanfaatkan teknologicanggih berupa penggunaan multimedia padamateri gerak pada tumbuhan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkanbahwa 86,95% siswa dapat dengan mudahmengingat konsep-konsep gerak padatumbuhan karena penyajian materinya yangtidak membosankan. Pada tahap ini siswamenemukan istilah-istilah dari konsep yangdipelajari. Hal ini terlihat pada saat perkenalanmultimedia berlangsung siswa sudah sangatsenang dan sangat berkeinginan menantikanbelajar pada materi gerak tumbuhan denganmenggunakan multimedia.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa21,73% siswa menyatakan penggunaanmultimedia merupakan strategi pembelajaran

yang tidak berpartisipasi dalam belajar dan78,25%, siswa berpartisipasi dalam belajar halini disebabkan karena proses penyampaiannyayang diajarkan abstrak dan lebih terfokus dalamproses belajar. Selanjutnya Hudojo menjelaskanbahwa strategi belajar mengajar juga sangatmenentukan hasil belajar. Pemilihan strategiyang tepat akan mempermudah prosespengetahuan pada diri siswa, apalagimenyangkut kajian terhadap materi-materi yangdianggap sukar oleh siswa.

KESIMPULANSebagian besar siswa memberi respon

yang positif melalui penggunaan multimediapada materi gerak pada tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKAArsyad, Azhar, Pembelajaran, Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2006.Abdul, Majid, Perencanaan Pembelajaran,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.Anas, Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Raja Grafindo, 2007.Djamarah, Saiful Bahri Guru dan Anak Didik,

Jakarta: Rineka Cipta, 2005.Dirdjosoemarto, Soejoyo, Media Pendidikan,

Jakarta: Proyek Pendidikan Dep.Pendidikan, 1981.

Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Hudojo, Herman Strategi Belajar Mengajar,Malang: IKIP Malang, 1990).

Margono, Metode Penelitian Pendidikan,Jakarta : Rineka Cipta, 2005.

Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah,Bandung: Rosda Karya, 2002.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. Jakarta : PTRaja Grafindo Persada, 2004.

Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar,Jakarta: Bumi Aksara,2004.

Nasution, S., Metode Research: PenelitianIlmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta. 2001.

Saktiyono. IPA Biologi SMP dan MTs Jilid 2Untuk Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2007.

Setywoti,” upaya peningkatan respon dan minatbelajar siswa pada pembelajaranmatematika melalui pendekatan kooperatiftipe think pair share (tps)”jurnal(http://etd.eprints.ums.ac.id/4528/1/A410040211.pdf)

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yangMempengaruhinya, Jakarta: Bina Aksara,1988.

Soehartono, Irwan MetodologiPenelitiansocial,I Suatu Teknik Penelitian bidangKesejahteraan dan Ilmu Sosial Lainnya.,Bandung: PT. Remaja Rosda Karya ,1999.

Suryosubroto. Proses belajar mengajar, Jakarta:Rineka Cipta. 2002.

Syamsuri, Istamar, dkk., IPA Biologi Jilid 2,Jakarta: Erlangga, 2006.

Sudarsono, Salman Kamus Pendidikan,Pengajaran dan Umum, Jakarta: RinekaCipta, 1994.

Suryabrata, Sumadi Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rajawali pers, 2005.

Surachman, Winarto, Teknik Research, Jakarta:Balai Pustaka, 1987.

Saputra, Yoga dkk, Buku referensi biologi.klegen : Hasan Pratama, 2010.

Tim Penyusun UUSPN Nomor 20 Tahun 2003,Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

Page 63: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Penggunaan Multimedia pada Pembelajaran Materi Gerak ... 47

Uzer, Moh menjadi guru propessional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Wartono, dkk,, sains,(Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional, 2004.

Zuriah, Nurul, Metode Penelitian, Jakarta: BumiAksara, 2006.

Page 64: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

48

HUBUNGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN HASIL BELAJAR SISWAMELALUI PEMANFAATAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS

PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI SISTEM EKSKRESIDI MTsN RUKOH KOTA

Cut Nurmaliah1) dan Wahyu Rizki2)

1,2)Program Studi Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah KualaEmail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterampilan proses sains dengan hasil belajarsiswa melalui pemanfaatan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis problem based learning(PBL). Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Rukoh Kota Banda Aceh pada tanggal 31 Maretsampai 28 April 2016 tahun pelajaran 2015/2016. Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode pre-eksperimental dengan rancangan pretest-posttest control design. Penelitian inidilaksanakan di kelas VIII3 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen. Analisis datamengetahui hubungan keterampilan proses sains dengan hasil belajar siswa menggunakanperhitungan korelasi Product Moment Pearson, dengan bantuan SPSS 18.0 for windows. Hasilpenelitian hubungan keterampilan proses sains dengan hasil belajar siswa menunjukkan bahwar=0,87. Simpulan diperoleh antara keterampilan proses sains dan hasil belajar memiliki hubunganyang kuat melalui pemanfaatan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis problem basedlearning (PBL) pada materi sistem ekskresi di MTsN Rukoh Kota Banda Aceh.

Kata Kunci: Ketrampilan Proses Sains, Hasil Belajar, Sistem Ekskresi

PENDAHULUANiologi merupakan bagian dari Sains,memiliki peranan penting dalampeningkatan mutu pendidikan,

khususnya dalam menghasilkan siswa yangberkualitas. Bidang biologi semakinberkembang menuntut guru untuk lebih kreatifdalam meningkatkan keterampilan proses sains,dan hasil belajar siswa dalam meningkatkanmutu pendidikan. Untuk mencapai keberhasilamproses pembelajaran itu diperlukan suatustrategi pembelajaran yang tepat, dan cermatdengan menggunakan model pembelajaran danbahan pembelajaran yang bervariasi padakegiatan pembelajaran agar kompetensi dasarindikator pembelajaran tercapai.

Wibowo (2012) menyatakan bahwapendekatan keterampilan proses lebihmenekankan pada penumbuhan danpengembangan sejumlah keterampilan tertentupada diri peserta didik agar mereka mampumemproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru dan bermanfaat baik berupa fakta,konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai.

Hal ini senada dengan pendapat Sriyono (1992)menyatakan bahwa dalam pendekatanketerampilan proses dilaksanakan dengan lebihmenekankan pada bagaimana cara siswa dalambelajar, bagaimana cara siswa mengelolaperolehannya, sehingga dapat menjadi miliknya,dimengerti, dan dapat diterapka sebagai bekaldalam kehidupan di masyarakat sesuaikebutuhannya.

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa,saat ini pembelajaran biologi masih terfokuskepada guru sebagai tokoh utama dalamkegiatan belajar mengajar (teacher centered)tanpa berorientasi kepada siswa. Hal ini masihjauh dari kurikulum yang berlaku sekarang ini,yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013mengharapkan adanya perubahan dalam prosesbelajar mengajar. Kurikulum 2013 bertujuanuntuk mempercepat dan memotivasi pesertadidik menjadi lebih kreatif, cerdas, dan aktifdalam pembeljaran, begitupun bagi para guruakan lebih fokus mengajar dan dapat lebihmengembangkan inovasi dan kreasinya.

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 65: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Hubungan Keterampilan Proses Sains dengan Hasil Belajar Siswa ... 49

Berdasarkan observasi awal disekolah,diperoleh dari nilai hasil belajar biologi yangmasih rendah yaitu dibawah kriteria ketuntasanmaksimal (KKM) terutama pada materi sistemekskresi karena materi ini masih sulit dipahamioleh siswa.

Hasil belajar Biologi yang diperoleh siswakelas VIII MTsN Rukoh pada materi sistemekskresi menunjukkan bahwa nilai rata-ratayang diperoleh 163 orang siswa adalah 6,2.Rendahnya nilai rata-rata Biologi tersebutmencerminkan bahwa penguasaan materiBiologi yang dimiliki siswa masih rendah.Wawancara yang dilakukan dengan gurubiologidi MTsN Rukoh Banda Aceh pada bulanOktober 2015 menunjukkan bahwa, siswamempelajari biologi dengan cara menghafal.Hal ini terjadi karena siswa kurang dilatihkanuntuk memecahkan permasalahan biologi yangada, sehingga proses pembelajaran biologimasih didominasi metode konvensional, padahalproses pembelajaran pada materi sistem ekskresimenuntut adanya praktikum.

Kegiatan pembelajaran guru sebenarnyasudah menyediakan LKPD, namun LKPDmasih bersifat sederhana, belum terlihat adanyaketerampilan proses siswa dan aktifitas yangmerangsang kemampuan berpikir tingkat tinggidari siswa. Karena itu diperlukan LKPD yangberbasis strategi pembelajaran yang dapatmerangsang kemampuan berpikir siswa dalammenyelesaikan masalah yang akan berdampakpada hasil belajar dan keterampilan siswa padamateri sistem ekskresi manusia.

Bertolak dari hal di atas penulisbermaksud melakukan pengkajian guna mencarisolusi dan mengatasi masalah yangdiformulasikan dalam bentuk penelitian.Kegiatan penelitian yang dilakukan berjudul“Hubungan Keterampilan Proses Sains denganHasil Belajar Siswa melalui PemanfaatanLembar Kerja Peserta Didik Berbasis Problem

Based Learning pada Materi Sistem Ekskresi diMTsN Rukoh Kota Banda Aceh”.

Tujuan Penelitian ini adalah untukmengatahui hubungan keterampilan proses sainsdengan hasil belajar siswa melalui pemanfaatan

lembar kerja peserta didik berbasis problem

based learning pada materi sistem ekskresi dimtsn rukoh kota Banda Aceh.

METODE PENELITIANTempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTsN Rukoh,Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31Maret sampai 28 April 2016.

Populasi dan sampelAdapun yang menjadi populasi penelitian

adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN RukohKota Banda Aceh Semester Genap 2015-2016berjumlah 163 siswa yang terdiri dari 5 kelas.Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII3

yang terdiri dari 30 siswa. Pengambilan sampeldilakukan dengan teknik purposive sampling,yaitu sampel ditentukan dengan pertimbangantertentu (Sugiyono, 2011).

Teknik Pengumpulan DataUntuk memperoleh data, peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data berupates tertulis sebanyak 30 butir soal pilihan gandauntuk menilai hasil belajar dalam bentukpretest-posttest dan Lembar observasi untukmenilai keterampilan proses sains.

Teknik Analsis DataUntuk melihat hubungan antara hasil

belajar dengan keterampilan proses sainsdilakukan dengan perhitungan korelasi Product

Moment Person. Untuk memudahkanperhitungan data, peneliti menggunakanprogram SPSS Versi 18.0 for windows.

(Arikunto, 2006)Keterangan :rxy = Koefisien korelasi antara nilai x dan

nilai y= Jumlah deviasi tiap nilai x dari rata-rata

nilai x= Jumlah deviasi tiap nilai y dari rata-rata

Page 66: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

50 Cut Nurmaliah & Wahyu Rizki

nilai y= Jumlah hasil tiap nilai x dikali nilai y

x = Variabel xy = Variabel y

Hubungan korelasi terdiri dari beberapakategori, yaitu kategori rendah, kategori cukup,kategori tinggi, dan kategori sangat tinggi. Jikabesarnya nilai r = 0,00 - 0,20 artinya tidakkorelasi antara variabel X dan variabel Y. Jikanilai r = 0,20 – 0,40 artinya antara variabel Xdan variabel Y terdapat korelasi yang lemahatau rendah. Jika nilai r = 0,40 – 0,70 artinya

antara variabel X dan variabel Y terdapatkorelasi yang sedang atau cukup. Jika nilai r =0,70 – 0,90 artinya antraa variabel X danvariabel Y terdapat korelasi yang kuat atautinggi. Jika nilai r = 0,90-1,00 artinya antaravariabel X dan variabel Y terdapat korelasi yangsangat kuat atau tinggi (Sudijono, 2010).

HASIL DAN PEMBAHASANHasil analisis hubungan antara

keterampilan proses sains dengan hasil belajarsiswa pada materi system ekskresi dapat dilihatpada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Hasil Uji Hubungan antara Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar

Kelompok Keterampilan ProsesSains Hasil Belajar Korelasi (r) Kofisien penentu

(R2)

Nilai 2613 2518 0,872 0,748

Pemanfaatan LKPD berbasis PBLmemberikan konstribusi hasil belajar siswasecara signifikansi, dan juga keterampilanproses sains siswa. Keterampilan prosesmerupakan hal yang penting yang harus dimilikioleh siswa agar mampu mengatur danmengetahui sejauh mana langkah atau persiapanyang harus dilakukan selama kegiatanpembelajaran. Pada dasarnya seorang siswayang memiliki strategi belajar yang baik akanmendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Hasil dari uji korelasi antara hasil belajardan keterampilan proses sains siswa pada kelaseksperimen yang diajarkan denganmemanfaatkan LKPD berbasis model PBLdidapatkan hasil r=87 ini menunjukkan bahwaantara hasil belajar dan keterampilan prosessains siswa memiliki hubungan atau korelasipositif dengan interprestasi tinggi (Sudijono,2010). Hubungan antara keterampilan prosessains dengan hasil belajar siswa ditunjukkanpada gambar 1.

Gambar 1. Grafik Persamaan Garis Regresi

Gambar 1 menjelaskan arah regresi antara2 variabel. Persamaan tersebut sesuai dengandata yang diperoleh sehingga terbentuk diagram

yang berpencar dan pencaran tersebut ada yangmembentuk garis lurus dengan persamaan Y=22,733+0,674x.

Page 67: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Hubungan Keterampilan Proses Sains dengan Hasil Belajar Siswa ... 51

Berdasarkan gambar di atas menunjukkanbahwa keterampilan proses sains berpengaruhterhadap hasil belajar siswa. Semakin tinggiketerampilan proses siswa maka akanberdampak pada hasil belajar siswa menjadilebih baik, dan besarnya hubungan tersebutditentukan oleh hasil analisis dari r2 ataukoefisien determinasi atau koefisien penentuyang menunjukkan bahwa 0.74 atau (74%).Hasil belajar ditentukan oleh faktor tinggi atautidaknya keterampilan proses siswa dan 26 %hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktorlainnya baik itu faktor internal atau faktoreksternal. Jika koefisien korelasi mendekati +1bermakna terdapat hubungan positif yang kuat.Artinya, semakin tinggi keterampilan prosessains semakin meningkat hasil belajar siswa.Hubungan yang tinggi antara keterampilanproses sains dan hasil belajar ini dipengaruhioleh pemanfaatan LKPD berbasis PBL padamateri sistem ekskresi.

Riyanto (2009) mengatakan bahwa modelPBL membantu siswa untuk aktif dan mandiridalam mengembangkan keterampilan prosesdan mampu memecahkan masalah melaluipencarian data sehingga diperoleh solusi denganrasional autentik. Pemanfaatan model PBL jugamelatih siswauntuk mengambil kesimpulan darikegiatan diskusi, menyusun laporan, dan

melatih siswa untuk berkomunikasi danmenanggapi pertanyaandan tanggapan dariteman. Sedangkan Deta,dkk (2013) mengatakanbahwa, pendekatan keterampilan proses dapatmeningkatkan hasil belajar siswa. Siswa denganketerampilan proses sains tinggi mampumelakukan percobaan dengan baik. Hal iniberdampak pada prestasi hasil belajar siswa,yaitu apabila siswa dengan keterapilan prosessains tinggi akan memiliki prestasi hasil belajaryang lebih baik dari pada siswa denganketerampilan proses sains rendah.

KESIMPULANTerdapat hubungan yang positif antara

keterampilan proses sains dengan hasil belajarsiswa setelah dibelajarkan denganmemanfaatkan LKPD berbasis PBL pada materisystem ekskresi dengan kategori tinggi.

Pemanfaatan LKPD berbasis PBLdiharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagiguru untuk mengembangkan prosespembelajaran dengan melatih keterampilanproses siswa.Perlu dilakukan penelitian lebihlanjut mengenai pemanfaatan media alamidipandu modul untuk meningkatkanketerampilan proses sains dan hasil belajarsiswa pada materi biologi lainnya.

DAFTAR PUSTAKADeta, U. A., Suparmi, Widha, S. 2013. Pengaruh

Model Problem Based Learning TerhadapKeterampilan Proses Sains dan PrestasiBelajar Siswa. Jurnal Pendidikan FisikaIndonesia 9 (2013) 28-34. ISSN: 1693-1246. Universitas Sebelas Maret,Surakarta.

Riyanto, Y. 2009. Paradigma BaruPembelajaran: Sebagai Referensi BagiPendidik Dalam ImplementasiPembelajaran yang Efektif danBerkualitas. Jakarta: Kecana PrenadaMedia Grup.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalamCBSA. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudijono, A. 2010. Pengantar StatistikPendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Wibowo, Pandu H. 2012. Pengaruh PenggunaanModul Hasil Penelitian Bentos PadaPokok Bahasan Pencemaran LingkunganTerhadap Keterampilan Proses SainsSiswa Kelas X Sma Negeri 1 Mojolaban.Jurnal Pendidikan Biologi. 1 (11): 7.

Page 68: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

52

PENGGUNAAN MODUL E LEARNING SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

Dewi AndayaniProgram Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian dengan judul penggunaan modul e learning sistem reproduksi manusia untukmeningkatkan hasil belajar kognitif siswa, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk modulsistem reproduksi manusia yang ditempatkan di e learning, peningkatan hasil belajar kognitif danminat siswa terhadap tujuh aspek kecerdasan majemuk. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13Mei sampai dengan 25 Mei 2013. Metode yang digunakan adalah ekperimen dan deskriptif denganjumlah sampel 63 orang siswa terdiri dari 31 siswa kelas XI-IPA 2 dan 32 siswa kelas XI-IPA 3.Analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar kognitifadalah uji t pada taraf signifikan 0,05. Hasil uji t peningkatan hasil belajar kognitif diperoleh nilaithitung 4,5 ttabel (1,98). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bentuk modul sistem reproduksimanusia melalui e learning terdiri modul 1 sampai dengan modul 5, lembar kerja siswa (LKS) 1sampai dengan LKS 5, quis 1 sampai dengan kuis 5, slide sistem reproduksi manusia, animasiovulasi dan modul digital sistem reproduksi manusia. Penggunaan modul sistem reproduksimanusia melalui e learning dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

Kata Kunci: Ketrampilan Proses Sains, Hasil Belajar, Sistem Ekskresi

PENDAHULUANenggunaan satu gaya belajar saja, dapatmengakibatkan timbul berbagaipermasalahan. Faktor dominan yang

menentukan keberhasilan proses belajar adalahdengan mengenal dan memahami bahwa setiapindividu adalah unik dengan gaya belajar yangberbeda satu dengan yang lain. Tidak ada gayabelajar yang lebih unggul dari gaya belajar yanglainnya. Semuanya sama uniknya dan semuasama berharganya. Menurut Barrington (2004)dalam proses pembelajaran hendaknyamempertimbangkan karakteristik siswa yangberbeda, sehingga perbedaan ini dapatterakomodasi melalui pemilihan media danstrategi pembelajaran yang sesuai.

Menurut Gardner (1983) dalam Jasmine(2007) bahwa ada tujuh kecerdasan yangdiidentifikasikan yaitu kecerdasan: linguistik,logis-matematis, spasial, musikal, body-

kinesthetic, interpersonal, dan intrapersonal.Dalam proses pembelajaran guru terkadangmengabaikan perbedaan kecerdasan ini, sepertiyang dikemukakan oleh Gunawan (2012) bahwaapabila kita memperhatikan proses

pembelajaran di dalam kelas yang terlihatadalah komunikasi satu arah dan juga terjadiketidak cocokan antara gaya mengajar gurudengan gaya belajar siswa. Guru cenderunghanya menggunakan satu gaya saja dalammengajar, yaitu gaya visual. Guru mengajardengan menggunakan papan tulis (visual) atauhanya dengan menggunakan buku (visual).Murid belajar dengan menggunakan buku(visual), mencatat (visual), mengerjakan tugassecara tertulis (visual), dan mengerjakan tesjuga secara tertulis (visual).

Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran(KTSP) merupakan kurikulum yang berbasiskompetensi yang memberikan kewenanganyang cukup besar kepada satuan pendidikan/sekolah untuk merancang kurikulum dansilabusnya dengan variasi strategi dan mediapembelajaran yang menarik. Prosespembelajaran yang menarik akan menciptakansuasana yang nyaman bagi siswa. Penggunaanmedia yang sesuai dengan tujuan pembelajarandan kebutuhan siswa merupakan salah satuupaya menarik minat belajar siswa.

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 69: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Penggunaan Modul E Learning Sistem Reproduksi Manusia ... 53

Media pembelajaran merupakan suatu alatbantu yang berfungsi untuk menjelaskansebagian dari keseluruhan proses pembelajaranyang sulit disampaikan secara verbal. Materipembelajaran akan lebih jelas dan mudah untukdipahami jika dalam suatu proses pembelajaranmenggunakan media pembelajaran. Mediapembelajaran tidak untuk menjelaskankeseluruhan materi pelajaran, tetapi sebagianyang belum jelas saja, hal ini sesuai denganfungsi media yaitu sebagai penjelasan pesan(Munir dan Prabowo, 2011).

Peranan media sangat penting dalamproses pembelajaran biologi terutama untukmateri yang bersifat abstrak dan memilikibanyak istilah-istilah penting, begitu pulahalnya dengan konsep sistem reproduksimanusia yang memiliki proses-proses yangbersifat abstrak seperti proses terbentuknya selkelamin, fertilisasi, dan kehamilan. Pemilihanmedia yang sesuai dan menarik dapatmemudahkan siswa dalam memahami suatukonsep sehingga diperlukan keterampilan dalammerancang atau memilih media yang akandigunakan. Di sisi lain dalam perancanganmedia hendaknya memperhatikan gaya belajarsiswanya.

Salah satu media belajar yang dapatmembantu siswa maupun guru dalam prosespembelajaran dan untuk meningkatkan prosesserta hasil pembelajaran adalah modul. Moduladalah suatu paket pengajaran yang berkenaandengan suatu unit terkecil bertahap dari matapelajaran tertentu. Dikatakan bertahap,dikarenakan modul itu dipelajari secaraindividual dari satu unit ke unit lainnya. Modulmerupakan alat atau sarana pembelajaran yangberisi materi, metode, batasan-batasan, dan caramengevaluasi yang dirancang secara sistematisdan menarik untuk mencapai kompetensi yangdiharapkan sesuai dengan tingkatkompleksitasnya (Anonymous, 2007).

Modul pembelajaran konsep sistemreproduksi manusia untuk siswa di tingkatSekolah Menengah Atas (SMA) belumdikembangkan secara maksimal sehinggadiperlukan pengembangan modul yang baru

yang sesuai dengan kebutuhan siswa, termasukkesesuaian dengan gaya belajar siswa ataukecerdasan majemuk yang dominan pada dirisiswa. Modul digital dapat berupa modul yangdi rancang dalam bentuk compact disk (CD)ataupun yang di tempatkan di e learning.Menurut Samodra, et al. (2009) hasil penelitiantentang CD pembelajaran sistem reproduksimanusia yang interaktif, menarik, efisien, danyang memenuhi unsur-unsur informasi, penarikperhatian, materi dan teori, visualisasi, latihansoal, serta evaluasi dapat memudahkan siswadalam memahami konsep sistem reproduksimanusia. Menurut Abdelhai, et al. (2012) bahwapenyusunan dan pengembangan modul e

learning untuk konsep sistem reproduksimanusia telah memperlihatkan hasil yangsignifikan dalam hal pengetahuan. untuk remajausia 20 sampai dengan 23 tahun.

Penelitian tentang pengaruh penggunaanmodul e learning untuk konsep sistemreproduksi manusia terhadap hasil belajarkognitif dan peningkatan kecerdasan majemuksiswa SMA belum diketahui hasilnya, olehkarena itu pada penelitian ini akandikembangkan dan diujikan modul e learning

untuk konsep sistem reproduksi manusia yangdisusun berdasarkan indikator pencapaian hasilbelajar kognitif dan kecerdasan majemuk siswaSMA.

SMA Laboratorium School Unsyiahmerupakan sekolah yang telah memilikiakreditasi A dan bersertifikat ISO 9001:2008.Sekolah ini bagian dari beberapa RintisanSekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang adadi Aceh. SMA Laboratorium Schoolmenggunakan kurikulum KTSP yang diperkayadengan pengadaptasian maupun adopsikurikulum nasional dan internasional(cambridge:ICGSE) (Anonymous, 2012)).Berdasarkan hasil observasi awal, diketahuibahwa ada beberapa kendala yang terjadi padaproses pembelajaran konsep sistem reproduksimanusia, yaitu rendahnya hasil belajar kognitifsiswa, hanya 45 % siswa yang mampu mencapainilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).Berdasarkan hasil observasi ini juga diketahui

Page 70: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

54 Dewi Andayani

bahwa para siswa di kelas XI mengalamikesulitan dalam memahami gaya belajar yangdominan pada dirinya sehingga dalam kegiatanremedial harus dilakukan berulang kali (sistemremedial menggunakan tes) dan siswa kurangtertarik untuk menggunakan sumber belajaryang telah ada (buku paket), di sisi lainpemanfaatan e learning sekolah belummaksimal untuk konsep sistem reproduksimanusia.

Berdasarkan latar belakang di atas makadilakukan penelitian tentang penggunaan module learning pada pembelajaran konsep sistemreproduksi manusia terhadap peningkatan hasilbelajar kognitif siswa dan minat siswa terhadap7 aspek kecerdasan majemuk di SMALaboratorium School Unsyiah.

METODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode eksperimen dan deskriptif.Desain eksperimen yang digunakan adalahRandomized Control Group Pre test-post test,dengan desain eksperimen terdapat pada Tabel 1berikut ini.

Tabel 1. Desain Penelitian Randomized Control

Group Pre Test -Pos Test

Kelompok Penguku-ran Pretes

Perlaku-an

Pengukur-an Post

test

A (Percobaan)

B (Kontrol)

TO

TO

X1

X2

T1

T1

Keterangan :X1 = Pembelajaran sistem reproduksi manusia

dengan modul e learning

X2 = Pembelajaran sistem reproduksi manusiadengan buku paket

TO = Tes hasil belajar kognitifT1 = Tes kecerdasan majemuk siswa

Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh siswa kelas XI SMA LaboratoriumSchool Unsyiah yang terdiri dari 3 kelas danguru sains SMA Laboratorium school Unsyiahyang terdiri dari 9 guru. Sampel dalam

penelitian ini adalah 4 orang guru yang terdiridari 2 guru biologi, 1 guru fisika, dan gurukimia serta 1 orang ahli media dan konsepsistem reproduksi manusia. Sampel berikutnyaadalah siswa dari 2 kelas XI yang menjadi 1kelas kontrol dan 1 kelas eksperimen.Berdasarkan hasil uji t terhadap hasil pre testdan pengujian melalui uji homogenitas serta ujinormalitas untuk ke tiga kelas XI di SMALaboratorium School Unsyiah diketahui bahwakelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 yang terpilihmenjadi kelas sampel. Dalam penentuan kelaskontrol dan eksperimen ditentukan secaraundian.

HASIL DAN PEMBAHASANPada akhir proses pembelajaran peneliti

memberikan post test yang bertujuan untukmengetahui tingkat pemahaman siswa tentangkonsep sistem reproduksi manusia padamanusia, yang dilakukan dengan caramenghitung selisih antara skor postes dan skorpretes (gain). Hasil analisis perbedaan hasilbelajar siswa antara kelas eksperimen dan kelaskontrol khususnya pada konsep sistemreproduksi manusia pada manusia tersedia padaTabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Hasil Uji Beda Rata-Rata N Gain HasilBelajar Kognitif

Kelompok Rata-RataSkor N Gain Signifikansi

Eksperimen 19,40 Signifikan thitung

(4,57) ttabel (1,98)Kontrol 16,98

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.3diketahui bahwa hasil analisis statistik denganmenggunakan uji-t diperoleh bahwa nilai thitung

(4,57) sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikan(α = 0,05) adalah 1,98, jadi dapat disimpulkanbahwa nilai rata-rata N-gain antar kelaseksperimen dan kelas kontrol berbeda sangatnyata, maka hipotesis yang menyatakan terdapatperbedaan hasil belajar kognitif antara kelaseksperimen yang diajarkan dengan modulsistem reproduksi manusia melalui e learning

dengan kelas kontrol yang melalui proses

Page 71: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Penggunaan Modul E Learning Sistem Reproduksi Manusia ... 55

pembelajaran dengan menggunakan buku paket.Peningkatan hasil belajar antara kelaseksperimen dan kelas kontrol tersedia dariselisih nilai N-gain antara kedua kelas tersebut.Peningkatan nilai hasil belajar tersedia padaGambar 1.

Gambar 1. Data nilai siswa kelas kontrol dankelas Eksperimen

Gambar 1. diketahui bahwa hasil belajarkognitif siswa mengalami peningkatan antarasiswa kelas eksperimen dengan siswa kelaskontrol, dengan selisih rata-rata skor post testdan pre test (N Gain) kelas eksperimenmencapai 19 sedangkan rata-rata kelas kontroladalah 17. Dari hasil data tersebut menunjukkanbahwa terjadi peningkatan jumlah rata-rataantara N Gain kelas eksperimen dan N Gainkelas kontrol. Penggunaan modul e learning

yang memadukan materi, lembar kerja, kuis,dan slide power point serta animasi yangdisajikan secara online dapat meningkat hasilbelajar kognitif siswa terhadap konsep sistemreproduksi manusia. Hasil ini sesuai denganhasil penelitian Samodra, et al.(2009) bahwapenggunaan media pembelajaran sistemreproduksi manusia berbasis multimedia dapatmeningkatkan hasil belajar siswa. Penelitianlainnya mengemukakan hal yang sama dalamhal pencapaian hasil belajar kognitif yaitu hasilpenelitian Pummawan (2007) bahwapenggunaan modul e learning dalampembelajaran ekosistem darat menunjukkanefektivitas dan menjadi salah satu media untukmengembangkan kemampuan kognitif danketerampilan dalam menggunakan teknologi.

Hal ini juga dikemukakan oleh Azmi, et al.

(2012) dalam hasil penelitiannya bahwa hasilbelajar mahasiswa yang menggunakan e

learning untuk proses pembelajaran lebihmeningkatkan dibandingkan mahasiswa yangtidak menggunakannya.

Nilai rata-rata post test hasil belajarkognitif pada kelas eksperimen lebih tinggidibandingkan nilai pada kelas kontrol, demikianjuga dengan hasil pengerjaan LKS dan kuis.Pengerjaan kuis di kelas eksperimen dapatterjadi tanpa pengawasan peneliti/ guru dansiswa dapat mengerjakan kuis tersebut selesaimempelajari modul atau di waktu lainnya sesuaidengan kesiapan dirinya, sedangkan pada kelaskontrol pengerjaan kuis senantiasa dilakukan diakhir proses pembelajaran. Begitu pula halnyadengan pengerjaan LKS, siswa dari kelaseksperimen dapat mengumpulkan LKS sesuaidengan jadwal atau lebih cepat dari jadwal yangtelah ditentukan sedangkan pada kelas kontrol,LKS segera dikumpulkan setelah prosespembelajaran berakhir.

Kecenderungan perbedaan hasil belajarkognitif di kelas eksperimen dan kelas kontroljuga dikarenakan adanya limit waktu tertentudalam mempelajari modul, mengerjakan LKSdan mengerjakan kuis. Hal ini membuat siswalebih mandiri dalam belajar danbertanggungjawab atas hasil belajarnya sendiri.Di sisi lain siswa di kelas eksperimen lebihtermotivasi untuk membuka e learning

dibandingkan dengan keinginan mereka untukmembaca buku paket. Hal ini dikarenakanselama ini pemanfaatan e learning masih belummaksimal di sekolah mereka. Siswa di kelaseksperimen juga lebih siap untuk belajardikarenakan mereka telah mengetahui kegiatanpembelajaran apa saja yang akan ia lalui. Padamodul e learning konsep sistem reproduksimanusia telah diinformasikan kegiatan-kegiatanuntuk siswa tersebut. Kemandirian siswa dikelas eksperimen untuk belajar secara mandiriini sesuai dengan teori belajar instruksionalyang di kembangkan oleh Bruner dalam Syah(2006) bahwa dalam rangkaian proses belajar dimana pembelajar melalui tahap penerimaan

Page 72: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

56 Dewi Andayani

materi, tahap pengubahan materi, dan tahapevaluasi (siswa dapat menilai sendirikemampuannya).

KESIMPULANModul e learning sistem reproduksi

manusia terdiri dari modul 1 sampai denganmodul 5, lembar kerja siswa (LKS) 1 sampai

dengan LKS 5, kuis 1 sampai dengan kuis 5,slide sistem reproduksi manusia (power point),animasi ovulasi dan modul digital sistemreproduksi manusia. Ada perbedaan hasilbelajar kognitif siswa yang menggunakan modulsistem reproduksi manusia melalui e learning

dengan siswa yang menggunakan buku paket.

DAFTAR PUSTAKAAnonymous.( 2007). Materi Sosialisasi dan

Pelatihan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) SMA: PengembanganBahan Ajar. Jakarta: Depdiknas

Abdelhai, R., S.Yasin , M.F. Ahmad., danU.GH. Fors. (2012). An e-learningReproductive Health Module To SupportImproved Student Learning andInteraction: a perspective interventionalstudy at a medical school in Egypt. BMCMedical Education.12(11):1-9. Tersediapada http://www.biomedcentral.com.Diakses 21 November 2012.

Azmi, M., Zeehan, S., Fahad, S., Maryam, danHisham. (2012). Assessment of StudentsPerceptions Towards E- LearningManagement System (E-LMS) In AMalaysian Pharmacy School. MJPHM.12(1):14-20. Tersedia pada http://www.mjphm.org. Diakses pada 3 April2013.

Jasmine, J. (2007). Mengajar Berbasis MultipleIntelligences. Bandung: Nuansa.

Barrington, E. (2004). Teaching to StudentDiversity in Higher Education: HowMultiple Intelligence Theory Can Help.Teaching in Higher Education. 9(4):21-

434. Tersedia pada http://www.tandfonline.com. Diakses pada 15Januari 2012.

Gunawan, A.W. (2012). Born To Be A Genius.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Munir dan Prabowo. (2011). Pengembangan E-learning Berbasis Multimedia SebagaiMultimedia Center Untuk MeningkatkanKualitas Pembelajaran TKJ Di SMK.Tersedia pada http://staff.uny.ac.id.Diakses 23 Maret 2013.

Pummawan, A. (2007). The Development OfAn E Learning Module On The SandyShores Ecosystem For Grade 8 SecondaryStudents. Educational Journal ofThailand. 1(1): 95: 110. Tersedia padawww.edu.buu.ac.th/journal/journalinter/p05.pdf. Diakses 5 Mei 2013.

Syah, M (2006). Psikologi Belajar. Jakarta.Raja Grafindo Persada.

Samodra, D.W, V., Suhartono., dan S., Santosa.(2009). Multimedia PembelajaranReproduksi Pada Manusia. JurnalTeknologi Informasi. 5( 2): 695-710.Tersedia pada http://research.pps.dinusDiakses 8 Oktober 2012.

Page 73: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

57

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWODENGAN EVERYONE IS TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIADI SMP NEGERI 17 BANDA ACEH

Khairil1) dan Kemala Sari2)

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah KualaEmail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan penerapan model pembelajaran aktif the powerof two dengan everyone is teacher here untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistemgerak pada manusia di SMP Negeri 17 Banda Aceh. Pendekatan pada penelitian ini adalahpendekatan kuantitatif. Bentuk desain eksperimen adalah Pretest-Posttest Control Group Design.Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 9 sampai 20 Agustus 2016. Sampel penelitian iniadalah siswa kelas VIII-1 dan VIII-2 masing-masing berjumlah 29 siswa. Kelas VIII-1 denganperlakuan model the power of two dan VIII-2 dengan perlakuan model everyone is teacher here.Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes objektif sebanyak 25 item dengan empatalternatif jawaban. Pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test) pada kedua kelas eksperimen. Hasil uji t N-Gain pada α 0,05pada kedua kelas tersebut diperoleh thitung sebesar 2,46 sedangkan ttabel 1,68 yang menunjukkanbahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi sistem gerak pada manusia yangdiajarkan dengan menggunakan model pembelajaran aktif the power of two dengan modelpembelajaran aktif everyone is teacher here. Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaanhasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran aktif the power of two dengansiswa yang diajarkan dengan model pembelajaran aktif everyone is teacher here pada materisistem gerak pada manusia di kelas VIII SMP Negeri 17 Banda Aceh.

Kata Kunci: The Power of Two, Everyone is Teacher Here, Hasil Belajar

PENDAHULUANurikulum 2013 memfokuskan siswauntuk aktif dalam pembelajaran. Padakurikulum ini peran siswa lebih

dominan dan aktif, oleh karena itu guruhendaknya menciptakan suasana pembelajaranyang melibatkan siswa untuk aktif. Upaya yangdapat dilakukan yaitu orientasi pembelajaranyang berpusat pada guru (teacher centered)dialihkan menjadi pembelajaran yang berpusatpada murid (student centered) dan pemilihanmodel pembelajaran yang tepat dalampembelajaran. Hasil observasi awal yangdidapatkan di SMPN 17 Banda Aceh, diperolehinformasi bahwa masih rendahnya hasil belajarsiswa pada mata pelajaran IPA, karena padaproses kegiatan belajar mengajar masih jarangmenerapkan pembelajaran aktif sehingga siswasering merasa bosan dan jenuh karena merekalebih banyak duduk dengar catat dan hafaldalam proses pembelajaran IPA.

Informasi yang didapatkan dari guru mataPelajaran IPA, nilai tes akhir siswa pada materisistem gerak masih sangat banyak di bawahnilai KKM, sekitar 50% siswa memiliki nilai dibawah KKM. Nilai KKM yang ditetapkanadalah 80. Hal ini disebabkan siswa merasajenuh dan bosan pada proses belajar mengajarsehingga rendahnya pemahaman konsep padamateri sistem gerak pada manusia.

Menurut Riyanto (2010:6) belajar adalahsuatu proses untuk mengubah performansi yangtidak terbatas pada keterampilan, tetapi jugameliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi,emosi, proses berpikir, sehingga dapatmenghasilkan perbaikan performansi. MenurutIsjoni (2010:11) pembelajaran adalah sesuatuyang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuksiswa.

Menurut Dimyati dan Mujino (2012:12),hasil belajar adalah proses untuk menentukan

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 74: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

58 Khairil & Kemala Sari

nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaianatau pengukuran. Tujuan hasil belajar adalahuntuk mengetahui tingkat keberhasilan yangdicapai oleh siswa setelah mengikuti suatukegiatan pembelajaran. Tingkat keberhasilantersebut kemudian ditandai dengan skala nilaiberupa huruf, kata atau simbol.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka perludirancang pembelajaran menarik danmenyenangkan yang dapat meningkatkanketerlibatan siswa dalam proses pembelajaransehingga siswa lebih aktif dan dapatmeningkatkan hasil belajar siswa secaraoptimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukanadalah dengan menerapkan pembelajaran aktif(active learning) dalam proses belajar mengajar.

Penerapan pembelajaran aktif menjadikansiswa sebagai subyek dan aktor dalampembelajaran, tetapi bukan berarti telahmenjadikan posisi guru pasif, gurumemposisikan dirinya sebagai fasilitator.Pembelajaran aktif ini terdapat beberapa modelyaitu the power of two dan everyone is teacher

here. Pemilihan kedua model tersebutdikarenakan dapat memungkinkan untukseluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran,mempunyai rasa tanggung jawab yang besarterhadap materi, berkembangnya daya kreatifserta dapat menambah kepercayaan diri.

Kedua model pembelajaran tersebutberasal dari pembelajaran aktif tetapi daripembagian yang berbeda. Model the power of

two merupakan pembelajaran aktif kolaboratif,sedangkan model everyone is teacher here

merupakan model pembelajaran aktif individual.Oleh karena itu peneliti ingin membandingkanpenggunaan kedua model tersebut yang efektifdan optimal pada perolehan hasil belajar siswa.

Silberman (2010:173), mengemuka- kanmodel the power of two merupakan modelactive learning yang kegiatannya untukmeningkatkan belajar kolaboratif danmendorong kepentingan dari keuntungan sinergiitu, karenanya dua kepala lebih baik dari padasatu.

Menurut Suprijono (2009:14) dalamimplementasi model the power of two terdapat

prosedur untuk mencapai tujuan pembelajaransecara optimal melalui langkah-langkah sebagaiberikut: (1) Guru menjelaskan tujuanpembelajaran, (2) Guru memberi peserta didiksatu atau lebih pertanyaan, (3) Guru memintapeserta didik untuk menjawab pertanyaan secaraindividual, (4) Setelah semua melengkapijawabannya, guru membentuk siswa ke dalampasangan dan meminta mereka untuk berbagijawabanya dengan jawaban yang dibuat temanyang lain, (5) Guru meminta setiap pasanganuntuk membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaikirespons masing-masing individu, (6) Ketikasemua pasangan selesai menulis jawaban baru,guru membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain, (7)Guru dan siswa menyimpulkan materipembelajaran.

Menurut Zaini (2008:60) model everyone

is teacher here merupakan model yang sangattepat untuk memperoleh partisipasi siswa dikelas secara keseluruhan maupun individual.Model ini memberikan kesempatan kepadasetiap siswa berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Dengan model ini, siswa yangselama ini tidak mau terlibat akan ikut sertadalam pembelajaran aktif.

Langkah-langkah pelaksanaan modeleveryone is teacher here yang di kemukakanoleh Warsono (2012:46) adalah sebagai berikut:(1) Membagikan kartu indeks kepada seluruhpeserta didik dan meminta agar merekamenuliskan pertanyaan mengenai materipelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelasatau suatu topik khusus yang telah dibahas ataudidiskusikan di kelas, cukup satu pertanyaansaja, (2) Mengumpulkan kertas yang telah diisipertanyaan oleh siswa, kemudian mengacakkertas tersebut setelah itu dibagikan satu-satukepada siswa. (3) Setelah masing-masing telahmenerima kartu yang berisi pertanyaan, setiapsiswa diperintah untuk membaca dalam hati danmemikirkan jawabannya, (4) Meminta pesertadidik secara sukarela untuk membacakanpertanyaan tersebut dan menjawabnya, (5)Setelah jawaban diberikan, meminta peserta

Page 75: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran Aktif The Power of Two ... 59

didik lainnya untuk menambah jawaban apabilajawaban kurang tepat, (6) Melanjutkan dengansukarelawan berikutnya untuk membacakan soalserta jawabannya. Sampai waktu yangdisediakan habis.

METODE PENELITIANPendekatan pada penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian iniQuasi Experimental dengan desain Non-

Equivalent Control Group Pre-test Post-test.

Rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:X1 : Menggunakan model pembelajaran the

power of two

X2 : Menggunakan model pembelajaraneveryone is teacher here

O1,3: Observasi pada pre-test

O2,4: Observasi pada post-test

Sampel diambil secara purposive sampling

yaitu menurut kelas yang memiliki kemampuanyang sama. Sampel pada penelitian ini adalahsiswa kelas VIII-1 dan VIII-2 masing-masingberjumlah 29 dan 29 siswa. Kedua kelastersebut diberikan perlakuan, kelas VIII-1dengan perlakuan model pembelajaran the

power of two, dan kelas VIII-2 denganperlakuan model pembelajaran everyone is

teacher here.Instrumen penelitian yang digunakan

untuk mengumpulkan data dalam penelitian iniyaitu perangkat pembelajaran yang terdiri darisilabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), LKPD, tes hasil belajar (pre-test dan

post-test), dan media ajar.Teknik pengumpulan data pada penelitian

ini dilakukan dengan tes. Tes ini digunakanuntuk mengukur hasil belajar siswa terhadapmateri yang telah dipelajari mengenai sistemgerak manusia. Pengumpulan data hasil belajardilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum

perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan(post-test) pada kedua kelas eksperimen.

Analisa data menggunakan uji normalized

gain dan uji-t. Uji gain digunakan untukmengetahui adanya peningkatan hasil belajar.

HASIL DAN PEMBAHASANDari sampel yang telah ditentukan, maka

diperlukan uji normalitas dan homogenitas.Data pretest kelas eksperimen the power of two

dan everyone is teacher here diperoleh hasilthitung 1,29 sedangkan ttabel adalah 1,68 pada tarafα 0,05. Hal ini menunjukkan kemampuan awalsiswa kelas eksperimen the power of two daneveryone is teacher here memiliki kemampuanawal yang sama atau tidak ada perbedaan nyatahasil pretest antara kedua kelas.

Perolehan nilai rata-rata pretest kelaseksperimen the power of two adalah 52,83 dannilai rata-rata postest 89,24. Sementara kelaseksperimen everyone is teacher here perolehannilai rata-rata pretest sebesar 49,79 dan postest

84,55.

Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-rata HasilBelajar Kelas Eksperimen The

Power of Two dan Everyone is

Teacher Here.

Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwaterdapat perbedaan nilai N-Gain antara siswakelas eksperimen the power of two dan kelaseksperimen everyone is teacher here terhadaphasil belajar. Hal ini dapat diamati daripeningkatan capaian nilai rata-rata N-Gain yangdiperoleh siswa kelas eksperimen the power of

Page 76: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

60 Khairil & Kemala Sari

two 77,62 dan kelas eksperimen everyone is

teacher here adalah 69,7.Hasil uji t N-Gain pada α 0,05 pada kedua

kelas tersebut diperoleh thitung sebesar 2,46sedangkan ttabel 1,68 yang menunjukkan bahwaterdapat perbedaan hasil belajar siswa padamateri sistem gerak pada manusia yangdiajarkan dengan menggunakan modelpembelajaran aktif the power of two denganmodel pembelajaran aktif everyone is teacher

here.

Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan, terdapat perbedaan hasil belajarsiswa kelas eksperimen the power of two dankelas eksperimen everyone is teacher here yaiturata-rata kelas eksperimen the power of two

lebih tinggi dibandingkan rata-rata eksperimenEveryone is Teacher Here yaitu 77,62 > 69,7.

Perbedaan peningkatan hasil belajar antarakedua kelas dipengaruhi oleh perbedaan hasilpostest yang bervariasi, sedangkan hasil pretest

dari kedua kelas eksperimen memiliki nilai yanghampir sama atau tidak ada perbedaan yangnyata dari hasil pretest. Pada kelas eksperimenyang diberi perlakuan model the power of two

terjadi peningkatan hasil belajar lebih tinggi, hal

ini disebabkan dalam penerapannya gurusebagai fasilitator lebih mengarahkan siswauntuk aktif dalam melakukan proses yangmenjadi tujuan pembelajaran.

Peningkatan hasil belajar lebih baik padakelas eksperimen dikarenakan keantusiasansiswa yang cenderung lebih tinggi dankemampuan siswa dalam mengikuti penerapanmodel the power of two dalam kelas eksperimenlebih baik dibandingkan dengan kemampuansiswa dalam penerapan model everyone is

teacher here.

KESIMPULANTerdapat perbedaan hasil belajar antara

siswa yang diajarkan dengan modelpembelajaran aktif the power of two dengansiswa yang diajarkan dengan modelpembelajaran aktif everyone is teacher here

pada materi sistem gerak pada manusia di kelasVIII SMP Negeri 17 Banda Aceh. Hasil belajarsiswa yang diajarkan dengan modelpembelajaran aktif the power of two lebih tinggidibandingkan dengan hasil belajar siswa yangdiajarkan dengan model pembelajaran aktifeveryone is teacher here.

DAFTAR PUSTAKADimyati dan Mudjino. 2002. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Riyanto, Y. 2010. Paradigma Baru

Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.Silberman, M.L. 2010. Active Learning 101

Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:Nuansa.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT.Tarsito.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Warsono dan Haryanto. 2012. PembelajaranAktif Teori & Asesmen. Bandung: Rosda.

Zaini, H., Bermawy M, dan Sekar A.A. StrategiPembelajaran Aktif. Yogyakarta: PustakaInsan Madani.

Page 77: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

61

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III MATERI PENJUMLAHANPELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

BUAH BUAHAN PADA SDN LEUNG TAHE KECAMATANGLUMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE

NurmasyitahSDN Lueng Tahe Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie

Email: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap pelajaran metamtikan khusunyamateri perjumlahan dengan menggunakan media yang relevan. Hal ini menggugah penulis untukmengadakan suatu penelitian terhadap masalah ini di SD Negeri Lueng Tahe selama 3 bulan daribulan Oktober-Desember 2016 yang bertujuan untuk mengetahui dapat meningkatkan hasil belajarsiswa kelas III materi penjumlahan pelajaran matematika dengan menggunakan buah buahan padaSD Negeri Lueng Tahe. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Lueng Tahe, GlumpangMinyeuk Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 17 orang siswa, untuk memperoleh data penulismenggunakan teknik tes dan non tes. Setelah data terkumpul penulis mengolah dan menganalisisdata dengan cara membandingkan hasil observasi dan tes pada siklus I dan siklus II. Pada setiapsiklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan repleksi. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari 43,30% pra siklus meningkatmenjadi 62,25% pada siklus I pada dan pada siklus II meningkat menjadi 78.50%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Buah-Buahan, Penjumlahan

PENDAHULUANemajuan suatu bangsa hanya dapatdicapai melalui penataan pendidikanyang baik. Upaya peningkatan mutu

pendidikan itu diharapkan dapat menaikanharkat dan martabat bangsa Indonesia. Untukmencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadapperubahan zaman. Berbagai terobosan baruterus dilakukan oleh setiap orang yangberkecimpung dalam profesi keguruan dankependidikan antara lain dalam pengelolaansekolah, peningkatan sumber daya tenagapendidikan, pengembangan materi ajar, sertapengembangan paradigma baru denganmetodologi pengajaran.

Salah satu ciri pengajaran yang berhasildapat dilihat dari kadar kegiatan siswa belajar.Makin tinggi kegiatan belajar siswa, makintinggi peluang berhasilnya pengajaran. Kegiatanbelajar siswa tersebut meliputi belajar secaramandiri/individual, kelompok dan klasikal.Dalam kegiatan belajar ini siswa dituntut untukdapat aktif dalam mengikuti prosespembelajaran. Siswa tidak hanya mengandalkan

guru sebagai sumber belajar yang utama.Padasaat melakukan kegiatan belajar aktif, mengkajigagasan, memecahkan masalah, danmenerapkan apa yang mereka pelajari.

Pembelajaran aktif telah dirintis secaraserius oleh Balitbang Depdiknas sejak tahun1979 dengan proyek yang dikenal sebagaiProyek Supervisi dan CBSA (Cara BelajarSiswa Aktif), yang secara bertahap kemudiandiintegrasikan ke dalam Kurikulum 1984,Kurikulum 1994, dan Kurikulum BerbasisKompetensi tahun 2004, yang dilanjutkandengan Standar Isi yang lebih dikenal denganistilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) tahun 2006 dan terakhir pembelajaranaktif kembali sangat ditekankan dalamkurikulum 2013.

Dari segi dokumen, muatan kurikulumyang berlaku saat ini telah memuat gagasan-gagasan belajar aktif untukmenumbuhkembangkan beragam kompetensidalam diri peserta didik. Pelaksanaanpembelajaran aktif sangat dituntut dalam

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 78: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

62 Nurmasyitah

implementasi kurikulum. Secara umum dapatlahdikatakan bahwa pembelajaran aktif ini telahditerapkan pada sejumlah sekolah, namunsecara keseluruhan realisasi pembelajaran aktifini belum memenuhi harapan.

Sekolah Dasar Negeri Glumpang Minyeukkecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie,yang letaknya di desa Dayah Kampong PisangKabupaten Pidie dengan jumlah gurunyasebanyak 23 orang yang terdiri dari 11 PNS dan12 orang honorer. Sedangkan jumlah siswasebanyak 164 orang, penulis adalah seorangguru kelas III dengan jumlah siswa 17 orang,yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan7 orang siswa laki-laki. Menurut pengamatanpenulis dari 17 orang siswa hanya 8 orang siswayang tuntas atau hasil belajarnya baik,sedangkan lainnya masih rendah hasilbelajarnya terutama pelajaran matematikakhususnya materi penjumlahan. Hal ini terbuktimasih banyak siswa yang harus diremedialkan.

Hal ini disebab oleh berbagai sebabdiantaranya kami mengajar masih menggunakanmetode, model, dan alat peraga yang belumrelevan. Sehingga membuat siswa pasif, makahasil belajarnya rendah. Sedangkan harapanpenulis semua siswa bernilai baik dan tercapaiKKM yang telah di tetapkan 75.

Dengan demikian penulis perlumenggunakan media pembelajaran yang relevanagar hasil belajar siswa meningkat. Karenamelalui penggunaan alat peraga atau mediayang relevan dapat meningkatkan motivasibelajar siswa yang pada gilirannya dapatmeningkatkan hasil belajar siswa dalam semua

pelajaran terutama pelajaran matematika yangsetiap tahun di ujian nasionalkan. Atas dasaritulah penulis ingin mengkaji lebih mendalamterhadap masalah ini melalui suatu penelitian,sehingga ditetapkan judul penelitian tindakankelas ini adalah “Penggunaan alat peraga daribuah-buahan Untuk meningkatkan hasil belajarsiswa kelas III materi penjumlahan pelajaranMatematika pada SDN Lueng Tahe KecamatanGlumpang Tiga”.Sesuai dengan ayat Al-Qur’an:

Artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu

ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka

siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”(Q.S Al-Baqarah:10).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi permasalahan dalampenelitian ini Apakah melalui penggunaan alatperaga dari buah-buahan dapat meningkatkanhasil belajar siswa kelas III materi pecahanpelajaran matematika pada SDN Lueng Tahe.

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode

deskripsi analisis dengan pendekatan kuantitatif.Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulaidari bulan Oktober sampai dengan bulanDesember 2016. Adapun pembagian waktupenelitian dapat diperinci seperti pada Tabel 1berikut ini:

Tabel 1. Pembagian Waktu Penelitian

No KegiatanWaktu

Oktober 2016 November 2016 Desember 20161 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Pengajuan proposal2 Penyusunan rancangan penelitian3 Pelaksanaan siklus I4 Analisis hasil siklus I5 Pelaksanaan siklus II6 Analisis hasil siklus II7 Penulisan hasil penelitian

Page 79: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peningkatan Hasil Belajar Kelas III Materi Penjumlahan ... 63

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran.Salah satu tujuan yang dari penelitian ini adalahuntuk memperbaiki proses pembelajaran matapelajaran matematika khususnya pada kompetensidasar mengenal materi pecahan.Berdasarkan judulpenelitian yaitu peningkatkan hasil belajarmatematika melalui penerapan alat peraga buahbuahan pada siswa 2016, maka subyekpenelitiannya adalah siswa pelajaran 2016yangberjumlah 32 orang siswa yang terdiri dari 17 laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Sumber data dalam penelitian ini adalahsiswa, sebagai subyek penelitian.Data yangdikumpulkan dari siswa meliputi data hasil testertulis. Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhirsiklus yang terdiri atas materi penjumlahan. Selainsiswa sebagai sumber data, penulis jugamenggunakan teman sejawat sesama guru kelassebagai sumber data.

Dalam penelitian ini pengumpulan datamenggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulisdigunakan pada akhir siklus I dan siklus II, yangterdiri atas materi penjumlaha. Sedangkan Tekniknon tes meliputi teknik observasi dandokumentasi. Observasi digunakan pada saatpelaksanaan penelitian tindakan kelas kemampuanmemahami materi penjumlahan pada siklus I dansiklus II. Sedangkan teknik dokumentasidigunakan untuk mengumpulkan data khususnyanilai mata pelajaran matematika.Alatpengumpulan data meliputi: a.Tes tertulis, terdiriatas 20 butir soal. b.Non tes, meliputi lembarobservasi dan dokumen.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakankelas yang ditandai dengan adanya siklus, adapundalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiapsiklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi.

Siklus I : a.Perencanaan, terdiri ataskegiatan:1. penyusunan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP); 2. penyiapan skenariopembelajaran. b.Pelaksanaan, terdiri atas kegiatan;1. pelaksanaan program pembelajaran sesuaidengan jadwal, 2 proses pembelajaran denganmengunakan alat peraga buah buahan padakompetensi dasar operasi hitung penjumlahan dan

pengurangan.3. secara klasikal menjelaskanpenggunaan alat peraga buah buahan dilengkapilembar kerja siswa,4.alat peraga dan langkah-langkah penggunaan buah buahan, 5.mengadakanobservasi tentang proses pembelajaran,6.mengadakan tes tertulis,7. penilaian hasil testertulis. c.Pengamatan, yaitu mengamati prosespembelajaran dan menilai hasil tes sehinggadiketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebutdigunakan untuk merencanakan tindak lanjut padasiklus berikutnya. d.Refleksi, yaitu menyimpulkanpelaksanaan hasil tindakan pada siklus I.

Siklus II: 1.Perencanaan, terdiri ataskegiatan: a. penyusunan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP); b. penyiapan skenariopembelajaran. 2. Pelaksanaan, terdiri ataskegiatan; a. pelaksanaan program pembelajaransesuai dengan jadwal, b. Penggunaan alat peragapada materi pecahan plajaran matematika.c.Mengadakan observasi tentang prosespembelajaran. d. mengadakan tes tertulis,e.penilaian hasil tes tertulis. 1. Pengamatan, yaitumengamati proses pembelajaran dan menilai hasiltes serta hasil praktek sehingga diketahui hasilnya,2.Refleksi, yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasiltindakan pada siklus II.

HASIL DAN PEMBAHASANPembelajaran sebelum pelaksanaan

tindakan kelas, guru mengajar secarakonvensional. Guru cenderung menstranferilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurangkreatif, bahkan cenderung bosan. Disamping itudalam menyampaikan materi guru tanpamenggunakan alat peraga.

Melihat kondisi pembelajaran yangmonoton , suasana pembelajaran tampak kaku,berdampak pada nilai yang diperoleh siswakelas III pada kompetensi dasar materipenjumlahan, sebelum siklus I (pra siklus)seperti pada Tabel 2. Banyak siswa belummencapai ketuntasan belajar minimal dalammempelajari kompetensi dasar tersebut. Hal inidiindikasikan pada capaian nilai hasil belajar dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM)sebesar 70 .

Page 80: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

64 Nurmasyitah

Tabel 2. Nilai Tes Pra SiklusNo Hasil (Angka) Hasil (Huruf) Arti Lambang Jumlah Siswa Persen

1 85-100 A Sangat baik - 0 %2 75-84 B Baik 1 10 %3 65-74 C Cukup 3 30 %4 55-64 D Kurang 9 20 %5 <54 E Sangat Kurang 5 40 %

Jumlah 17 100 %Sumber : Hasil tabulasi data Oktober 2016

Berdasarkan hasil analisis dalam tabel diatas diketahui bahwa jumlah siswa yangmendapat nilai A (sangat baik) sejumlah 0%atau tidak ada , yang mendapat nilai B (baik)sebanyak 10% atau sebanyak 1 siswa dan yangmendapat nilai C (cukup) sebanyak 30% atau 3siswa , dan yang mendapat nilai kurang 20 %atau sebanyak 9 siswa , sedangkan yangmendapat nilai sangat kurang 40% atausebanyak 5 siswa.

Perencanaan tindakan dalam siklus I dapatdiuraikan sebagai berikut: a. Pemilihan materidan penyusunan rencana pelasaksanaanpembelajaran. Materi yang dipilih dalampenelitian ini adalah kompetensi dasarkeragaman kenampakan alam Indonesia.Berdasarkan materi yang dipilih tersebut,kemudian disusun ke dalam rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP). Tema yangdipilih dalam siklus I tentang materipenjumlahan meliputi; penjumlahan dua angkadengan penjumlahan dua angka jalan ke bawah,penjumlahan dua angka dengan tiga angka jalankebawah, penjumlahan tiga angka dengan tigaangka jalan kebawah dan penjumlahan denganpenyelesaian soal cerita. Berdasarkan tema yangtelah dipilih tersebut kemudian dilanjutkandengan penyusunan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP). Masing-masing RPPdiberikan alokasi waktu sebanyak 2 x 35 menit,artinya setiap RPP disampaikan dalam 1 kalitatap muka. Dengan demikian, selama siklus Iterjadi 2 kali tatap muka. b. Pembentukankelompok-kelompok belajar Pada siklus I, siswadalam satu kelas dibagi menjadi 4 kelompokkecil dengan memperhatikan heterogenitasbaik kemampuan, gender. Pelaksanaan tindakanpada siklus I dapat dideskripsikan sebagai

berikut: a.Pelaksanaan Tatap Muka, Tatap mukaI dan II dengan RP tentang materi penjumlahan.Alat peraga yang digunakan adalah alatsederhana dari karton dengan panduan LembarKerja Siswa ( LKS). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut; 1). Guru secaraklasikal menjelaskan strategi pembelajaran yangharus dilaksanakan siswa.2)Secara kelompoksiswa mencari dan menemukan pecahan denganpanduan Lembar Kerja Siswa (LKS).3).Secarakelompok siswa berdiskusi menyelesaikanLKS.4).Secara kelompok siswa bertanya jawabantar kelompok untuk mempresentasikan hasilkerjanya.5)Guru memberi umpan balik hasilpemahaman siswa terhadap materi pecahandengan mengadakan evaluasi berupa tes.6)Gurumenilai hasil evaluasi.7)Guru memberikantindak lanjut.

Sekilas gambaran proses pembelajaranpada siklus I, guru tidak lagi mentransfer materipada siswa, tapi siswa secara aktif bekerja samadalam kelompok untuk mencari materi sertamendiskusikannya . Siswa tampak aktif danbergairah dalam pembelajaran. Dalam kegiatanini mereka saling bekerja sama danbertanggung jawab untuk berkompetisi dengankelompok lain dalam menyelesaikan lembarkerja siswa .Suasana pembelajaran lebihmenyenangkan nampak semua siswa bergairahdalam mengikuti pelajaran. b. Wawancaradilaksanakan pada saat kegiatan tatap mukasetelah selesai diskusi. Kegiatan wawancaradilaksanakan oleh guru terhadap beberapaanggota kelompok. Wawancara diperlukanuntuk mengetahui sejauh mana perasaan siswadalam memahami materi penjumlahan padapelajaran matematika dengan menggunakandengan menggunakan alat peraga dari buah

Page 81: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peningkatan Hasil Belajar Kelas III Materi Penjumlahan ... 65

buahan. Hasil wawancara juga digunakansebagai bahan refleksi.c.Observasi dilaksanakanpada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalamhal ini observasi dilakukan oleh 2 (dua)observer yaitu guru kelas (teman sejawat) padaSD Negeri Lueng Tahe. Observasi dilaksanakanuntuk mengetahui secara detail keaktifan,kerjasama, kecepatan dan ketepatan siswa

dalam memahami materi penjumlahan matapelajaran matematika. Hasil observasidigunakan sebagai bahan refleksi dan untukmerencanakan rencana tindakan pada siklus II.Hasil pengamatan pada siklus I dapatdideskripsikan seperti pada Tabel 3 berikut ini.Untuk memperjelas data hasil tes siklus I dapatdilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Hasil Rekap Nilai Tes Siklus INo Hasil (Angka) Hasil (Huruf) Arti Lambang Jumlah Siswa Persen1 85-100 A Sangat baik 1 10 %2 75-84 B Baik 30 %3 65-74 C Cukup 3 20 %4 55-64 D Kurang 5 40 %5 <54 E Sangat Kurang - -

Jumlah 20 100 %Sumber: Hasil Tabulasi Data November 2013

Dari hasil tes siklus I, menunjukkanbahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik)adalah 1 siswa (10%), sedangkan yangmendapat nilai B (baik) adalah 4 siswa atau(30%), sedangkan dari jumlah 20 siswa yangmasih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak10 siswa (20 %) , sedangkan yang mendapatnilai D (kurang) ada 5 siswa (40%), sedangkanyang mendapat nilai D (sangat kurang) tidak adaatau 0% .Berdasarkan hasil tes kemampuanawal dengan hasil tes kemampuan siklus I dapatdilihat adanya pengurangan jumlah siswa yangmasih di bawah Kriteria ketuntasan Minimal.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I,maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapatdideskripsikan sebagai berikut.Perencanaantindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagaiberikut:a.Pemilihan materi dan penyusunanrencana pelasaksanaan pembelajaran. Dalamsiklus II, pada hakikatnya merupakan perbaikanatas kondisi siklus I. Materi pelajaran dalamsiklus II adalah pecahan. Atas dasar materipelajaran tersebut kemudian dilanjutkan denganpembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP). Alokasi waktu yang dibutuhkan untukkegiatan tersebut adalah 2 x 35 menit dengan 2

kali tatap muka. b.Pembentukan kelompoksiswa.

Pada siklus II, strategi pembelajaran yangdigunakan adalah alat peraga dari karton.Pelaksanaan tindakan pada siklus II dapatdideskripsikan sebagai berikut: a.PelaksanaanTatap Muka I dan II dengan RPP tentang materi.alat pembelajaran yang digunakan adalahpembelajaran dengan alat peraga. Wawancaradilaksanakan pada saat siswa melakukankegiatan pembelajaran. Wawancara diperlukanuntuk mengetahui sejauh mana kemampuansiswa dalam memahami, memadukan denganmata pelajaran lain. Disamping itu, wawancaradigunakan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Hasilwawancara digunakan sebagai bahan refleksia.Observasi dilaksanakan pada keseluruhankegiatan tatap muka, dalam hal ini observasidilakukan oleh 2 (dua) observer yaitu gurukelas II dan I. Observasi dilaksanakan untukmengetahui aktivitas siswa secara langsungdalam proses pembelajaran. Hasil observasidigunakan sebagai bahan refleksi. Hasilpengamatan pada siklus II dapat dideskripsikanseperti pada Tabel 4. berikut ini.

Page 82: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

66 Nurmasyitah

Tabel 4. Hasil Rekap Nilai Tes Siklus II

No Hasil (Angka) Hasil(Huruf) Arti Lambang Jumlah

Siswa Persen

1 85-100 A Sangat Baik 1 5%2 75-84 B Baik 14 70%3 65-74 C Cukup 5 25%4 55-64 D Kurang - -5 <54 E Sangat Kurang - -

Jumlah 20 100%Sumber : Tabulasi Data Desember 2013

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwayang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah5% atau 1 siswa, sedangkan yang terbanyakyaitu yang mendapat nilai baik (B) adalah 70%atau 14 siswa. Dan yang mendapat nilai C

(cukup) adalah 25% atau sebanyak 5 siswa.Sedangkan yang mendapat nilai D dan E tidakada. Sedangkan nilai rata-rata kelas 7,66.Ketuntasan belajar pada siklus II dapatditabulasikan.

Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa

No Ketuntasan BelajarJumlah Siswa

Jumlah Persen1. Tuntas 16 88,89 %2. Belum Tuntas 2 11,11 %

Jumlah 18 100 %

Berdasarkan data tersebut di atas diketahuibahwa siswa yang mencapai ketuntasansebanyak 16 siswa ( 88,88%) yang berarti sudahada peningkatan .

Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilaihasil siklus II dapat diketahui bahwapembelajaran kooperatif learning model team

group tournament dapat meningkatkan hasilbelajar matematika, khususnya kompetensidasar keragaman kenampakan alam dan sukubunga serta budaya Indonesia. Untuk lebihjelasnya pada Tabel 6 berikut dipaparkan hasilrefleksi pada siklus I dan II.

Tabel 6. Hasil refleksi pada siklus I dan II

No Hasil TesJumlah Siswa yang Berhasil

Siklus I Siklus II1 A (85 -100) 2 42 B (75-84) 9 123 C (65-74) 6 24 D (55-64) 1 -5 E (< 54) - -

Jumlah 18 18Sumber : Hasil Tabulasi Data Oktober 2007.

Jika dibandingkan antara keadaan kondisiawal , siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwaadanya peningkatan hasil beljar siswa kelas IIIterhadap materi penjumlahan dengan

menggunakan alat peraga dari buah buahan.Untuk lebih jelas tingkat peningkatannya dapatdilihat data yang tertera pada Tabel 7 berikutini.

Tabel 7. Perbandingan Hasil Tes Pra siklus, siklus I dan Siklus II

No Hasil LambangAngka Hasil Evaluasi Arti Lambang Pra tindakan Model

Siklus IModel

Siklus II1 85-100 A Sangat Baik - 1 12 75-84 B Baik 1 4 143 65-74 C Cukup 4 10 54 55-64 D Kurang 10 5 -

Page 83: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peningkatan Hasil Belajar Kelas III Materi Penjumlahan ... 67

No Hasil LambangAngka Hasil Evaluasi Arti Lambang Pra tindakan Model

Siklus IModel

Siklus II5 <54 E Sangat Kurang 5 - -

Jumlah 20 20 20

Tabel 8. Perbandingan ketuntasan nilai rata-rata Pra siklus,siklus I dan siklus II

No UraianJumlah siswa

Rata-RataTuntas Belum Tuntas

1 Kondisi Awal 3 anak 15 anak 40,832 Siklus I 12 anak 6 anak 60,673 Siklus II 16 anak 2 anak 70,66

Berdasarkan hasil penelitian dapatdinyatakan bahwa pembelajaran denganmenggunakan alat peraga kingkri buah buahandapatmeningkatkan hasil belajar Matematika.Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahassebagai berikut:

Pada awalnya nilai rata- rata siswapelajaran matematika rendah khususnya padakompetensi pecahan. Yang jelas salah satunyadisebabkan karena luasnya kompetensi yangharus dikuasainya dan perlu daya ingat yangsetia sehingga mampu menghafal dalam jangkawaktu lama. Sebelum dilakukan tindakan gurumemberi tes . Berdasarkan ketuntasan belajarsiswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 3 atau16,66 % yang baru mencapai ketuntasan belajardengan skor standar Kriteria KetuntasanMinimal. Sedangkan 15 siswa atau 83,34%belum mencapai kriteria ketuntasan minimaluntuk kompetensi dasar keragaman kenampakanalam Indonesia yang telah ditentukan yaitusebesar 6,5. Sedangkan hasil nilai pra siklus Iterdapat nilai tertinggi adalah 8, nilai terendah2, dengan rata-rata kelas sebesar 4,83.

Proses pembelajaran pada pra siklusmenunjukkan bahwa siswa masih pasif, karenatidak diberi respon yang menantang. Siswamasih bekerja secara individual, tidak tampakkreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul.Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairahkarena pembelajaran selalu monoton.

Hasil Tindakan pembelajaran pada siklusI, berupa hasil tes dan non tes.Berdasarkan hasilobservasi yang dilakukan oleh peneliti terhadappelaksanaan siklus I diperoleh keterangansebagai berikut :Dari hasil tes siklus I,menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai

A (sangat baik) adalah 2 siswa (11,1 %),sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah9 siswa atau (50,0 %), sedangkan dari jumlah18 siswa yang masih mendapatkan nilai C(cukup) sebanyak 6 siswa (33,3 %) , sedangkanyang mendapat nilai D (kurang) ada 1 siswa(5,6 %), sedangkan yang mendapat nilai D(sangat kurang) tidak ada atau 0 %.Berdasarkanketuntasan belajar siswa dari sejumlah 18 siswaterdapat 7 atau 38,88 % yang sudah mencapaiketuntasan belajar. Sedangkan 11 siswa atau61,11% belum mencapai ketuntasan. Adapundari Hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwaperolehan nilai tertinggi adalah 8 , nilai terendah2, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 6,67.Proses pembelajaran pada siklus I sudahmenunjukkan adanya perubahan, meskipunbelum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatanpembelajaran . Hal ini dikarenakan kegiatanyang bersifat kelompok ada anggapan bahwaprestasi maupun nilai yang di dapat secarakelompok . Dari hasil pengamatan telah terjadikreatifitas dan keaktifan siswa secara mentalmaupun motorik , karena kegiatan pembelajaranyang dilakukan dengan permainan serta perlukecermatan dan ketepatan . Ada interaksi antarsiswa secara individu maupun kelompok , sertaantar kelompok. Masing-masing siswa adapeningkatan latihan bertanya dan menjwab antarkelompok, sehingga terlatih ketrampilanbertanya jawab. Terjalin kerjasama inter danantar kelompok. Ada persaingan positif antarkelompok mereka saling berkompetisi untukmemperoleh penghargaan dan menunjukkanuntuk jati diri pada siswa.

Hasil antara kondisi awal dengan siklus Imenyebabkan adanya perubahan walau belum

Page 84: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

68 Nurmasyitah

bisa optimal, hal ini ditandai denganpeningkatan jumlah siswa yang mencapaiketuntasan belajar . Dari hasil tes akhir siklus Iternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat

ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal atausebelum dilakukan tindakan. Perbandingantersebut dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 9. Perbandingan kegiatan dan hasil pada pra siklus dan siklus I.No Pra Siklus Siklus I

1 Tindakan TindakanPembelajaran konvensional , tanpamenggunakan alat peraga

Penerapan Pembelajaran alat peraga kongkrit buahbuahan dipandu dengan LKS

2 Hasil Belajar Hasil Belajar Ketuntasan Ketuntasan~ Tuntas : 3 ( 16,66%) ~ Tuntas : 7 ( 38,88%)~ Belum tuntas : 15( 83,66%) ~ Belum tuntas : 11( 61,11%)

Nilai Tertinggi :8 Nilai Tertinggi : 9 Nilai terendah :2 Nilai terendah :4 Nilai rata- rata : 4,83 Nilai rata- rata : 6,67

RefleksiNilai rata- rata meningkat 1,84= 1,84/4,83 x100% =38,09%

3 Proses belajar Proses belajar Proses pembelajaran pasif Proses pembelajaran ada perubahan , siswa mulai

aktif Siswa kurang terlibat dalam proses

pembelajaran Siswa terlibat langsung dalam proses

pembelajaran Siswa hanya mendengarkan , kadang

mencatat Siswa mencari dan menemukan materi,mencatat

dan mengkomunikasikan antar teman dalamkelompok maupun antar kelompok

Belum memanfaatkan mediapembelajaran yang tepat

Sudah memanfaatkan media pembelajaran sesuaimateri

Belum tumbuh kreatifitas dan kerjasamaantar teman

Kreatifitas, kerjasama, tanggung jawab mulaitampak

Sebagian kecil indera yang aktif Sebagian besar alat indera aktif

Dari hasil refleksi siklus I dapatdisimpulkan bahwa melalui penerapanpembelajaran alat peraga buah buahan siswamengalami peningkatan baik dalam mencapaiketuntasan belajar yaitu dari 15 siswa belumtuntas pada pra siklus 7 siswa yang belumtuntas. Sedangkan nilai rata – rata kelas adakenaikan sebesar 38,09 % .

Pada siklus I ini belum semua siswamencapai ketuntasan karena ada sebagian siswaberpandangan bahwa kegiatan yang bersifatkelompok , penilaiannya juga kelompok.Hasiltindakan pembelajaran pada siklus II berupahasil tes dan non tes, Berdasarkan hasilobservasi yang dilaksanakan oleh penelititerhadap pelaksanaan siklus II diperolehketerangan sebagai berikut.Dari pelaksanantindakan siklus II dapat diketahui bahwa yangmendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 22,2

% atau 4 siswa, sedangkan yang terbanyak yaituyang mendapat nilai baik (B) adalah 66,7 %atau 12 siswa. Dan yang mendapat nilai C(cukup) adalah 11,1 % atau sebanyak 2siswa.Sedangjkan yang mendapat nilai D dan Etidak ada. Sedangkan nilai rata-rata kelas7,66.Proses pembelajaran pada siklus II sudahmenunjukkan semua siswa terlibat aktif dalamkegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakansekalipun kegiatan bersifat kelompok namunada tugas individual yang harus dipertanggungjawabkan, karena ada kompetisi kelompokmaupun kompetisi individu.. Dari hasilpengamatan telah terjadi kreatifitas dankeaktifan siswa secara mental maupun motorik,karena kegiatan pembelajaran yang dilakukandengan permainan perlu kecermatan danketepatan . Ada interaksi antar siswa secaraindividu maupun kelompok , serta antar

Page 85: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Peningkatan Hasil Belajar Kelas III Materi Penjumlahan ... 69

kelompok. Masing- masing siswa adapeningkatan latihan bertanya jawab dan bisamengkaitkan dengan mata pelajaran lainmaupun pengetahuan umum, sehinggadisamping terlatih ketrampilan bertanya jawab ,siswa terlatih berargumentasi. Ada persainganpositif antar kelompok untuk penghargaan danmenunjukkan jati diri pada siswa.

Hasil antara siklusI dengan siklus II adaperubahan secara signifikan , hal ini ditandaidengan peningkatan jumlah siswa yangmencapai ketuntasan belajar . dari hasil tes akhirsiklus II ternyata lebih baik dibandingkandengan tingkat ketuntasan belajar siswa padasiklus I. Peningkatan hasil belajar maupunketuntasan tersebut dapat disajikan pada tabel10 dibawah ini :

Tabel 10. Perbandingan kegiatan dan hasil pada siklus I dan siklus IINo Siklus I Siklus II1 Tindakan Tindakan

Pembelajaran dengan alat peraga buah buahan ,didesain dengan panduan LKS

Penerapan Pembelajara menggunakan alat peraga buahbuahan dipandu dengan kuis kompetitif

2 Hasil Belajar Hasil Belajar Ketuntasan Ketuntasan~ Tuntas : 7 (38,88%) ~ Tuntas : 16 ( 88,89%)~ Belum tuntas : 11( 61,11%) ~ Belum tuntas : 2( 11,,11%)

Nilai Tertinggi :9 Nilai Tertinggi : 10 Nilai terendah :4 Nilai terendah :6 Nilai rata- rata : 6,67 Nilai rata- rata : 7,66

RefleksiNilai rata- rata meningkat 0,99= 0,99/6,67 x100% =14,84%

3 Proses belajar Proses belajar Proses pembelajaran ada perubahan, siswa

mulai aktif Proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif serta

cekatan Siswa terlibat langsung dalam proses

pembelajaran Siswa terlibat langsung dalam proses

pembelajaran, dan masing- masing siswa punyatugas mandiri

Siswa mencari dan menemukan materi,mencatat serta mengkomunikasikan antarteman dalam kelompok maupun antarkelompok

Siswa mencari dan menemukan materi,mencatatdan mengkomunikasikan dan mendemontrasikanhasil penyelesaian secara kompetitif antar temandalam kelompok maupun antar kelompok

Belum memanfaatkan media pembelajaransesuai materi

Sudah memanfaatkan alat peraga pembelajaransesuai materi yaitu penjumlahan yang diperagakan

Kreatifitas, kerjasama ,tanggung jawabmulai tampak.

Kreatifitas, kerjasama, tanggung jawab dan ide,kecermatan, ketepatan dan kecepatan muncul

Sebagian besar alat indera aktif Semua alat alat indera aktif, baik mental maupunfisik

Dengan melihat perbandingan hasil tessiklus I dan siklus II ada peningkatan yangcukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasanbelajar maupun hasil perolehan nilai rata- ratakelas. Dari sejumlah 18 siswa masih ada 2siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal inimemang kedua siswa tersebut harusmendapatkan pelayanan khusus, namunsekalipun 2 siswa ini belum mencapaiketuntasan, di sisi lain tetap bergairah dalambelajar.Sedangkan ketuntasan ada peningkatansebesar 228,62% dibandingkan pada siklus I.

Sedangkan nilai tertinggi pada siklus I sudahada peningkatan dengan mendapat nilai 10sebanyak 4 siswa, hal ini karena ke-empat anaktersebut disamping mempunyai kemampuancukup , didukung rasa senang dan dalam belajar,sehingga mereka dapat nilai yang optimal. Darinilai rata- rata kelas yang dicapai pada siklus IIada peningkatan sebesar 24,84 % dibandingkannilai rata- rata kelas pada siklus I. Secara umumdari hasil pengamatan dan tes sebelum prasiklus, hingga siklus II, dapat disimpulkanbahwa melalui penggunaan alat peraga buah

Page 86: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

70 Nurmasyitah

buahan dapat meningkatkan hasil belajarMatematika kompetensi dasar operasi hitungpenjumlahan dalam memecahkan masalahsehari hari sebesar 158,59%. Dari hasilpenelitian, dapat dilihat dan telah terjadipeningkatan hasil belajar pada melaluipengunaan.Peningkatan nilai rata- rata yaitu4,83 pada kondisi awal menjadi 6,67 pada siklusI dan menjadi 7,66 pada siklus II. Nilai rata-ratasiklus I meningkat 38,09 %dari kondisi awal,nilai rata-rata siklus II meningkat 24,84 % darisiklus I. Sedangkan ketuntasan belajar padasiklus I ada peningkatan sebesar 233,37 % darikondisi awal, siklus II meningkat 228,62 %darisiklus II. Peningkatan nilai rata-rata kelas secarakeseluruhan sebesar 158,59% .

Pada akhir pembelajaran terdapatperubahan positif pada siswa mengenaipemahaman materi penjumlahan. Denganmenggunakan alat peraga kongkrit buah buahanternyata mampu meningkatkan hasil belajarmatematika pada kompetensi operasipenjumlahan dalam menyelesaikan masalahsehari hari.

KESIMPULANPenggunaan alat peraga dari buah buahan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa materipenjumlahan pelajaran matematika. Hal initerbukti dari hasil analisis siklus I dan siklus IIdiketahui bahwa Dari hasil tes siklus I,menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilaiA (sangat baik) adalah 1 siswa (10%),sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah4 siswa atau (30%), sedangkan dari jumlah 20siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup)sebanyak 10 siswa (20 %) , sedangkan yangmendapat nilai D (kurang) ada 5 siswa (40%),sedangkan yang mendapat nilai D (sangatkurang) tidak ada atau 0% .

Sedangkan hasil analisis siklus IIdiketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangatbaik (A) adalah 5% atau 1 siswa, sedangkanyang terbanyak yaitu yang mendapat nilai baik(B) adalah 70% atau 14 siswa. Dan yangmendapat nilai C (cukup) adalah 25% atausebanyak 5 siswa.Sedangjkan yang mendapatnilai D dan E tidak ada. Sedangkan nilai rata-rata kelas 7,66.

DAFTAR PUSTAKAAnitah, 2008. Strategi Pembelajaran di SD.

Jakarata. Universitas Terbuka.Anita, Lie. 2002. Coorperative Learning.

Jakarta Grasindo.Arikunto, Suharsini, 1991. Prosedur Penelitian:

Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta RinekaCipta.

BNSP, 2007. Standar Kompetensi dankompeternsi Dasar . Jakarta. Depdiknas.

BNSP , 2007. Pedoman Penilaian HasilBelajardi SD . Jakarta. Depdiknas.

Budimansyah Dasim. 2002 ModelPembelajaran dan Penilaian. Siliwangi.HDB.

BNSP, 2007. Pedoman Penilaian HasilBelajardi SD . Jakarta. Depdiknas.

Dahar, RW. 1998. Teori – teori Belajar. Jakarta.Depdikbud.

Dimyati dan Mudjiono, 1992. Strategi BelajarMengajar. Jakarta. Depdikbud.

Dinas Prop Jateng, 2004. Model- modelPembelajaran dan Penilaian. Makalahdisampaikan pada Bintek Guru SMPbidang studi Fisika.

Hadari, Nawawi. 2001. Metodologi PenelitianBidang Sosial. Yogyakarta. Gajah MadaUniversity Press.

Hidayat Komarudin,2002.Active Learning.Yogyakarta. Yappendi.

Pahyono, dkk. 2005. Strategi Pembelajaranefektif , Model pembelajaranKooperatifLearning. Makalah disampaikan padadiklat guru kurikulum KBK di LPMPJawa Tengah.

Oemar Hamalik. 1993. Metode Mengajar danKesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:Tarsito.

Page 87: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

71

KERAGAMAN TUMBUHAN HERBA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARANBIOLOGI DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH

MarlinaSMA Negeri 5 Banda Aceh

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian tentang “Keragaman Tumbuhan Herba di Pekarangan SMAN 5 Banda Aceh SebagaiMedia Pembelajaran Biologi ” telah dilaksanakan pada bulaan Mei 2016. Penelitian ini bertujuanmengetahui jenis-jenis tumbuhan herba dan keragamannya yang terdapat di pekarangan SMAN 5Banda Aceh yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran Biologi. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metode eksplorasi dengan cara penjelajahan dan metode kuadrat denganmembuat petak contoh dengan luas 1 x 1 m. Penempatan plot secara subjektif yang terdiri atas 3stasiun. Setiap stasiun diletakkan 5 plot penelitian. Analisis data mengunakan rumus Shannon-Wiener. Hasil penelitian ditemukan 31 spesies dari 14 familia dengan tingkat keragaman herbatergolong sedang, dengan indeks keanekaragaman (H')=2.417025. Tumbuhan herba di pekaranganSMAN 5 Banda Aceh layak digunakan sebagai media pembelajaran biologi di sekolah tersebut..

Kata Kunci: Keragaman, Tumbuhan Herba, Media Pembelajaran

PENDAHULUANumbuh-tumbuhan yang ada di bumi inimerupakan ciptaan Allah swt yangditurunkan dengan berbagai jenis,

Allah swt dalam Qur’an Surah Thaha (53),berfirman yang artinya : “Yang telah

menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan

dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu

jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air

hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan

itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang

bermacam-macam” (AlQur’anul Karim).Berdasarkan perawakan (habitus),

tumbuhan dikelompokkan menjadi empat yaitu:(1) Pohon, merupakan tumbuhan yangmempunyai batang keras, besar dan cabangterbentuk dari berkayu, pohon memiliki batangutama yang tumbuh tegak, menopang tajukpohon. Contoh: Pohon Jati (Tectona grandis);(2) Perdu, merupakan tumbuhan berkayu yangbercabang-cabang, tumbuh rendah dekat denganpermukaan tanah, dan tidak mempunyai batangyang tegak. Contoh Sambang Darah(Excoecaria cochinchinensis); (3) Semak,merupakan tumbuhan seperti perdu, tetapi lebihkecil dan rendah, hanya cabang utamanya yangberkayu. Contoh Nilam (Pogostemon menthe);

(4) Tumbuhan herba (herbaceous), merupakanjenis tumbuhan dengan batang basah yangmengandung air, memiliki sedikit jaringan kayu(tidak ada) dan tumbuhan yang dapat tumbuhberdiri tegak contoh bayam duri (Amaranthus

spinosus ). Familia yang tergolong ke dalamtumbuhan herba antara lain Poaceae, Araceae,Musaceae, dan Zingiberaceae (Hasanuddin,2006:59).

Tumbuhan herba adalah jenis tumbuhanyang memiliki sedikit jaringan kayu (tidak ada),mempuyai batang basah karena banyakmengandung air, menumbuhkan tajuk baru padapermulaan musim hujan dan umurnya relatifpendek (Tjitrosomo, 1985:24). Tumbuhanherba juga memiliki daya tahan terhadaplingkungan yang kurang menguntungkan,sehingga golongan tumbuhan ini dapat hidupdimana-mana. Sifat umum yang dimilikitumbuhan herba antara lain: (1) cepatberkembang biak; (2) periode pembungaancukup lama; (3) bunga umumnya bertipemajemuk; (4) berbiji banyak; (5) sifat dormanyang lama; (6) daya adaptasi yang luas; (7)pembentukan biji berlainan umur. Selain haltersebut, keanekaragaman jenis tumbuhan herba

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 88: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

72 Marlina

di alam juga dipengaruhi oleh faktor biotik danabiotik. Faktor biotik antara lain, hewan danmikroorganisme. Sedangkan faktor abiotikantara lain tanah, air, udara, cahaya, suhu, pHtanah, serta unsur hara. Kedua faktor tersebutbegitu besar pengaruh tehadap pertumbuhan danperkembangan suatu tumbuhan herba sehinggaterjalin interaksi sesamanya (Darmajo,1989:20).

Keanekaragaman adalah keseluruhanvariasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dansifat yang dapat ditemukan pada mahklukhidup. Keanekaragaman mengarah kepadabanyaknya spesies yang terdapat di dalamgenus. Faktor yang berpengaruh terhadapkeanekaragaman jenis adalah faktor fisik,kimiawi, kompetisi antar individu dalam spesiesatau antar individu dalam spesies yang berbeda.Keanekaragaman juga diterjemahkan sebagaivariabilitas antar makhluk hidup dari semuasumberdaya termasuk di daratan dan perairan.Keanekaragaman dapat terjadi akibatdipengaruhi oleh faktor genetik dan faktorlingkungan. Faktor lingkungan adalah faktordari luar makhluk hidup yang meliputilingkungan fisik, lingkungan kimia, danlingkungan biotik. Lingkungan biotik misalnyasuhu, kelembapan cahaya, dan tekanan udara.Lingkungan kimia misalnya makanan, mineral,keasaman, dan zat kimia buatan. Lingkunganbiotik misalnya mikroorganisme, tumbuhan,hewan, dan manusia. Keanekaragaman makhlukhidup atau keanekaragaman hayati memiliki artipenting untuk menjaga kestabilan ekosistem.Tumbuhan merupakan produsen yang menjadisumber energi dalam suatu daur kehidupan dansebagai bioindikator kondisi suatu lingkungan,ekosistem merupakan tempat semua makhlukhidup bergantung.

Keanekaragaman hayati (biodiversity)dapat ditinjau tiga tingkat, yaitu: (1) Tingkatgen dan kromosom yang merupakan pembawasifat keturunan; (2) Tingkat spesies yaituberbagai golongan makhluk hidup yangmempuyai susunan gen tertentu; (3) Tingkatekosistem atau ekologi yaitu tempat jenis ituberlangsung. Keseluruhan tumbuhan biji yang

terdiri dari pohon, perdu, dan herba merupakanpenyusun suatu ekosistem. Ekosistemmerupakan tempat dimana makhluk hidupberhubungan timbal balik dengan sesamanya.Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 BandaAceh memiliki pekarangan yang banyakditumbuhi oleh tumbuhan herba. Keragamantumbuhan herba tersebut dapat dimanfaatkansebagai media pembelajaran biologi pada materiDunia tumbuhan, termasuk di dalamnyaklasifikasi dan identifikasi. Namun,kenyataannya belum maksimal dimanfaatkanoleh guru. Hal ini disebabkan, karena para gurubiologi di SMAN 5 belum mengenal nama-nama jenis tumbuhan herba tersebut. Untuk ituperlu dilakukan penelitian dengan tujuan (1)Mengetahui jenis-jenis tumbuhan herba yangterdapat di pekarangan SMAN 5 Banda Aceh;(2) Mengetahui keanekaragaman tumbuhanherba yang terdapat di pekarangan SMAN 5Banda Aceh. Setelah penelitian ini selesaidilakukan, hasilnya diharapkan dapat bergunasebagai data tertulis atau referensi dalam bentukbuku saku tentang keanekaragaman tumbuhanherba di pekarangan SMAN 5 Banda Acehsebagai media pembeajaran biologi di sekolah.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan di pekarangan

SMAN 5 Banda Aceh pada bulan Mei 2016.Objek penelitian adalah semua tumbuhan herbayang tumbuh di pekarangan tersebut. Alat yangdigunakan dalam penelitian ini adalah: alat tulis,camera digital, hygrometer (mengukurkelembapan). Bahan yang digunakan: lembarobservasi jenis, buku identifikasi, alkohol, dankantong specimen.

Parameter PenelitianParameter lingkungan yang diamati

meliputi seluruh tumbuhan herba yang adadilokasi penelitan dan suhu udara.

Teknik Pengumpulan Data1. Metode Eksplorasi

Eksplorasi dilakukan untuk mengetahuikeberadaan tumbuhan herba yang terdapat di

Page 89: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Keragaman Tumbuhan Herba Sebagai Media Pembelajaran ... 73

pekarangan SMAN 5 Banda Aceh. Setiap jenisherba yang dijumpai langsung dicatat nama .Apabila ada spesies yang belum diketahui namailmiah, difoto dan dicabut dimasukkan ke dalamkantong plastik dan diberikan alkohol,selanjutnya dibawa ke laboratorium Biologiuntuk diidentifikasi.

2. Metode KuadratMetode kuadrat digunakan untuk membuat

petak contoh untuk pencatatan disetiap sampelsecara langsung dengan luas kuadrat 1 x 1 muntuk herba, dengan menempatkan plot secarasubjektif yang terdiri atas 3 stasiun (halamandepan, halaman tengah, dan halaman belakang).Setiap stasiun diletakkan 5 plot penelitian.

3. Teknik Analisis DataUntuk memperoleh data kuantitatif

vegetasi yang diamati, maka setiap jenistumbuhan yang tercatat dalam tabel pengamatanakan dihitung nilai kerapatan, kerapatan relatif,frekuensi, frekuensi relatif, serta nilai penting(INP). Rumus-rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :NP = Nilai pentingKr = Kerapatan relatifFr = Frekuensi relatif.

Untuk menghitung indeks keragaman (H’)digunakan rumus indeks keragaman jenis dariShannon-Wiener yaitu :

(H’) = -Σ Pi ln PiKeterangan :H’ = Indeks diversitas

ni = Nilai penting untuk tiap spesies

N = Total nilai pentingpi = Peluang nilai penting untuk tiap spesies.

Kriteria yang digunakan adalah sebagaiberikut : Bila indeks keragaman bernilai 0-2,maka keanekaragaman spesies tersebut kurang.Bila bernilai 2-4, maka keragamannya sedang.Bila indeks keragamannya bernilai 4-7, makakeragaman spesies tersebut tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASANJenis Tumbuhan Herba di PekaranganSMAN 5 Banda Aceh

Berdasarkan hasil penelitian pada seluruhlokasi pengamatan terdapat 31 spesies herbadari 14 familia. Kelompok tumbuhan herbayang dominansi daerah penelitian adalah darifamilia Asteraceae dan Poaceae. Hal ini dapatdimengerti karena kelompok Asteraceae danPoacea merupakan tumbuhan yang memilikidaya adaptasi tinggi terhadap keadaan kurangair. Tumbuhan herba mudah tumbuh padaberbagai macam jenis tanah dan besarnyaintersepsi cahaya mulai dari tempat terbukahingga teduh, dan dari kondisi tanah lembabhingga kering (Gilliland et al., 1971). MenurutYatim (2003:203), herba adalah tumbuhanpendek (0-3 Meter) sedikit memiliki jaringankayu (tidak ada), berbatang basah karenabanyak mengandung air dan tersebar dalambentuk kelompok, akar dan batang umumnya didalam tanah, individu atau soliter pada berbagaikondisi habitat seperti tanah yang lembab atauberair, tanah yang kering, pada batu-batuan danpada habitat- habitat dengan naungan yang rapat

Pada saat penelitian dilakukan,kelembaban tanah 85, 75 %,, kelembaban udara44, 87 %, pH tanah 6 oC, dan suhu 35, 62 oC .Keadaan tersebut merupakan faktor abiotikyang sangat berpengaruh terhadap frekuensikehadiran tumbuhan herba pada lokasipenelitian. Ini sesuai pernyataan Lakitan(2004:15) bahwa, pertumbuhan dan penyebarantumbuhan herba sangat dipengaruhi olehkelembaban tanah, kelembaban udara, pHtanah, dan suhu di lingkungan mendukung,

Page 90: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

74 Marlina

maka frekuensi kehadiran herba akan lebihbanyak.

Stasiun 2 (halaman tengah sekolah) yangpaling banyak ditemukan jenis tumbuhan herbayaitu 22 spesies dengan indeksKeanekaragaman H’ = 2.7251. Kehadirantumbuhan herba dikawasan tersebut disebabkanoleh area yang masih luas, dan faktorlingkungan seperti suhu, pH tanah, dankelembaban tanah yang mendukung untukpertumbuhan. Tumbuhan yang mendominasiarea adalah familia poaceae.

Jenis tumbuhan herba yang ditemukanpada lokasi penelitian stasiun 1 (pekarangandepan sekolah) 13 spesies dengan indekskeanekaragaman H’ = 2.4337, pada stasiun 3kawasan pekarangan belakang sekolahditemukan 14 spesies dengan indekskeanekaragaman H’ = 2.4016.

Dengan demikian, dapat dikemukakanbahwa tumbuhan herba yang memiliki nilaipenting tertinggi merupakan spesies yangmendominansi areal penelitian. Besar kecilnyanilai penting suatu tumbuhan menunjukkantingkat penguasaan dalam suatu komunitas. Halini disebabkan karena tumbuhan tersebut dapatberadaptasi dengan lingkungannya.

Tumbuhan herba yang terdapat dipekarangan SMAN 5 Banda Aceh llayakdigunakan sebagai media pembelajaran biologi.Media pembelajaran merupakan alat bantudalam proses belajar mengajar, baik yangdilakukan di dalam maupun di luar kelas gunamencapai suatu tujuan pembelajaran. Sadiman(2008:17) menyebutkan empat fungsi khusus

media pembelajaran visual yaitu: (1) Fungsiatensi media visual merupakan inti, yaitumenarik dan mengarahkan perhatian siswauntuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yangberkaitan dengan maksud visual yangditampilkan atau menyertai teks pelajaran; (2)Fungsi afektif media visual dapat terlihat daritngkat kenikmatan siswa ketika belajar ataumembaca teks yang bergambar. Gambar ataulambang dapat menggugah emosi dan sikapsiswa; (3) Fungsi kognitif media visual dapatmempelancar pencapaian tujuan untukmemahami dan mengingat informasi atau pesanyang terkandung dalam gambar; (4) Fungsikonpensatoris yaitu media visual yangmemberikan konteks untuk memahami teksmembantu siswa yang lemah dalam membacauntuk mengagornisasikan informasi dalam teksdan mengingat nya kembali.

Dengan demikian, media sangatdiperlukan dalam pembelajaran. Guru akanlebih mudah memberikan penjelasan kepadasiswa mengenai materi yang akan diajarkan.Media dapat digunakan agar lebih memberikanpengetahuan yang konkrit dan tepat serta mudahdipahami.

Nilai Penting Tumbuhan Herba di KampusIAIN Ar-Raniry

Nilai penting dapat diketahui dari jumlahkeseluruhan nilai kerapatan relatif, frekuensirelatif dan dominansi relatif. Nilai pentingmenunjukkan penguasaan suatu jenis tumbuhanterhadap suatu habitat. Nilai penting kelompokherba dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Nilai Penting Tumbuhan Herba di Pekarangan SMAN 5 Banda Aceh

No Nama SpesiesJlh

spesies Km Kr Total Fm Fr INP

1 Amaranthus spinosus. L 4 0.1481 0.41797 3 0.11111 1.382488 1.800461

2 Typhonium flagelliforme. Lodd. 2 0.0741 0.20899 1 0.03704 0.460829 0.669816

3 Mikania micrantha. L 2 0.0741 0.20899 2 0.07407 0.921659 1.130645

4 Vernonia cinerea 22 0.8148 2.29885 6 0.22222 2.764977 5.063828

5 Bidens pilosa. L 27 1 2.82132 5 0.18519 2.304147 5.125464

6 Elephanthus scaber. L 24 0.8889 2.50784 7 0.25926 3.225806 5.733643

7 Eclipta alba. L. Hassk 3 0.1111 0.31348 1 0.03704 0.460829 0.774309

8 Emilia sonchifolia. L 51 1.8889 5.32915 9 0.33333 4.147465 9.476619

Page 91: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Keragaman Tumbuhan Herba Sebagai Media Pembelajaran ... 75

No Nama Spesies Jlhspesies Km Kr Total Fm Fr INP

9 Spilanthes acmella. Murr 13 0.4815 1.35841 3 0.11111 1.382488 2.7409

10 Wedelia biflora. DC 1 0.037 0.10449 1 0.03704 0.460829 0.565323

11 Ipomoea aquatica. Forsk. 4 0.1481 0.41797 2 0.07407 0.921659 1.339632

12 Ipomea pescaprae. L 2 0.0741 0.20899 2 0.07407 0.921659 1.130645

13Citrullus lanatus. Thunb.Matsum 1

0.037 0.10449 1 0.03704 0.460829 0.565323

14 Phyllanthu niruri. Linn 69 2.5556 7.21003 14 0.51852 6.451613 13.66164

15 Euphorbia hirta. L 126 4.6667 13.1661 24 0.88889 11.05991 24.22605

16 Mimosa pudica. Lour 40 1.4815 4.17973 21 0.77778 9.677419 13.85715

17 Ludwigia hyssopifolia. L 16 0.5926 1.67189 6 0.22222 2.764977 4.436868

18 Oxalis barrelieri. L 2 0.0741 0.20899 1 0.03704 0.460829 0.669816

19 Passiflora foetida L. 6 0.2222 0.62696 5 0.18519 2.304147 2.931107

20 Chloris barbata 160 5.9259 16.7189 25 0.92593 11.52074 28.23965

21 Imperata cylindrica L. Beauv. 69 2.5556 7.21003 15 0.55556 6.91244 14.12247

22 Cyperus rotundus. L 126 4.6667 13.1661 22 0.81481 10.13825 23.30439

23 Cynodon dactylon 7 0.2593 0.73145 2 0.07407 0.921659 1.653111

24 Axonopus compressus. Beauv. 35 1.2963 3.65726 10 0.37037 4.608295 8.265557

25 Rhynchosia tomentosa. L 5 0.1852 0.52247 3 0.11111 1.382488 1.904955

26 Andropogon aciculatus 79 2.9259 8.25496 8 0.2963 3.686636 11.9416

27 Eleusin indica. L 12 0.4444 1.25392 3 0.11111 1.382488 2.636407

28 Borreria leavis 18 0.6667 1.88088 4 0.14815 1.843318 3.724196

29 Physallis angulata. Linn 7 0.2593 0.73145 4 0.14815 1.843318 2.57477

30 Centella asiatica. L. Urban 8 0.2963 0.83595 1 0.03704 0.460829 1.296775

31 Hedyotis corymbosa. L. Lamk. 16 0.5926 1.67189 6 0.22222 2.764977 4.436868

Jumlah 35.44 100 217 8.037 100 200

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan data Tabel 4.2 di atas dapatdiketahui bahwa nilai penting tumbuhan herbapada seluruh titik pengamatan tumbuhan herbayang sangat dominan adalah (Chloris barbata)hal tersebut dilihat dari Indeks Nilai Pentingyaitu 28.23965 %. Indeks keragaman jenistumbuhan herba pada semua titik pengamatandengan nilai rata-rata adalah sedang (H') =2.417025, berdasarkan perhitungan (H') = -∑Pi

Ln Pi dari keseluruhan tumbuhan herba yangterdapat di pekarangan SMAN 5 Banda Aceh.Hal ini sesuai dengan pernyataan ShannonWinner yang menyatakan bahwa apabila indekskeragaman berinilai 0-2, maka keragamanspesies tersebut kurang. Bila bernilai >2-4,maka nilai tersebut tergolong kedalamkeragaman sedang. Bila indeks keragaman

bernilai 4-7, maka keragaman spesies tersebuttinggi.

Keragaman jenis adalah suatu karakteristiktingkatan komunitas berdasarkan organisasibiologinya serta dapat digunakan untukmenyatakan struktur komunitas. Keragamansedang bermakna, tidak ada jenis tumbuhanyang mendominasi lokasi penelitian.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan analisis dataterhadap keragaman tumbuhan herba dipekarangan SMAN 5 Banda Aceh, dapatdisimpulan bahwa: (1) terdapat 31 spesiestumbuhan herba yang tergolong 14 familia. (2)Keanekaragaman jenis herba disemua stasiunpengamatan tergolong sedang, dengan indekskeragaman H’ = 2.417025.

Page 92: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

76 Marlina

DAFTAR PUSTAKAAl-‘Alim, Al-Qur’an dan Terjemahan. 2011.

Edisi Ilmu Pengetahuan, Bandung : PTMizan Bunaya Kreativa.

Amien, 1998. Mengajar Ilmu PengetahuanAlam Dengan Mengunakan MetodeDiscoveri Dan Inquiry, Jakarta:Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Darmajo. 1989. Buku pokok Alam Dasar,Jakarta : Kronika

Espig G. Bitner A. 1998. Ekologi, Jakarta :Yayasan Obor Indonesia.

Hasanuddin. 2006. Taksonomi TumbuhanTinggi, Banda Aceh : Universitas SyiahKuala Press.

Kimball. J. W. 1999. Biologi Jilid Dua, Jakarta:Erlangga.

Lakitan.B. 2004. Dasar-dasar FisiologiTumbuhan, Jakarta : Raja Grafindo.

Sadiman. Arif. 2008. Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tjirosomo. Sutarmi. 1993. Botani Umum,Bandung : Angkasa.

Van Steenis, C.G.G.J. 2005. Flora UntukSekolah di Indonesia, Jakarta : PT PradnyaParamita.

Yatim. Wildan, Kamus Biologi, Jakarta :Yayasan Obor Indonesia, 2003

Yudianto. S. 2005. Lingkungan Adalah Guru-Guruku, Jakarta : Penebar Swadaya.

Page 93: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

77

MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA DIKALANGANMAHASISWA DALAM MENGHADAPI MEA

AmrusiFKIP Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar mahasiswa bercita-cita setelah selesai kuliah menjadipegawai negeri. Untuk menjadi pegawai negeri pada masa kini sangat sulit dan persaingan yangsangat ketat, serta jumlah yang diterimapun sangat sedikit. Untuk itu berwirauasaha adalahsolusinya. Rendahnya minat berwirausaha dikalangan mahasiswa, membuat pola pikir merekasenantiasa tidak berorientasi pada kegiatan berwirausaha. Oleh karenanya, perlu ditumbuhkanminat dan jiwa berwirausaha pada mahasiswa agar mereka termotivasi untuk menjalankan usahayang diinginkan. Keuntungan yang didapat dari berwirausaha, yaitu: adanya harga diri,berpenghasilan yang layak, ide dan motivasi, masa depan yang baik, dan otonom dalam bekerja.

Kata Kunci: Minat Berwirausaha, Mahasiswa, MEA

PENDAHULUANuara dari melanjutan studi ke perguruantinggi adalah untuk mendapatpekerjaan. Sebuah penelitian yang

dilakukan oleh Kasmir tahun 2005menyimpulkan bahwa 76% mahasiswa setelahselesai kuliah adalah untuk menjadi pegawai,baik pegawai negeri maupun swasta, dan hanyasekitar 4% yang menyatakan inginberwirausaha.

Gambaran di atas terindikasi bahwa paramahasiswa setelah lulus kuliah berkeinginanuntuk mencari pekerjaan, dan bukan untukmembuka lapangan kerja. Ini jelas terlihat padasetiap tahun, orang yang mendaftar sebagaicalon pegawai negeri sangat banyak. Banyakyang memperjuangkan nasibnya serta berharapuntuk menjadi pegawai negeri sipil. Namunsayangnya, kouta penerimaan pegawai negerisangat sedikit tidak sebanding dengan jumlahlulusan sarjana. Hal ini akan menyebabkantingginya angka pengangguran di Indonesiasemakin bertambah dari tahun ketahun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik,jumlah penduduk yang mengalamipengangguran terbuka di Indonesia tahun 2016sebanyak 7,02 juta jiwa atau setara dengan 5,5persen. Jumlah pengangguran tersebut sudahmengalami penurunan dari tahun sebelumnya

sebanyak 0,31 persen. Walaupun demikianangka pengangguran di Indonesia tersebutrelatif tinggi.

Keadaan ini menjadi sebuah tantanganbagi mahasiswa yang harus dihadapai dalam eraglobalisasi saat ini. Untuk mengatasi jumlahpengangguran, salah satu alternatif soslusi yangpaling tepat adalah dengan berwirausaha.Dengan berwirausaha berarti tidak hanyamembuka usaha untuk diri sendiri. Akan tetapijuga membuka lapang kerja untuk orang lain.

PENGERTIAN WIRAUSAHAWirausaha (entrepreneur) adalah orang–

orang yang pandai dalam membaca atau melihatpeluang usaha serta mengiplementasikanmenjadi usaha nyata yang memiliki nilaitambah. Hal ini sesuai dengan yangdikemukakan Kasmir (2013: 19) wirausahawan(entrepreneur) adalah seorang berjiwa beranimengambil resiko membuka usaha dalamberbagai kesempatan. Berjiwa beranimengambil resiko artinya bermental mandiridan berani memulai usaha tanpa diliputi rasatakut dan cemas sekalipun dalam kondisi yangtidak pasti. Lebih lanjut (Nasution, 2007: 2)menjelaskan bahwa wirausaha adalah orangyang pandai atau berbakat dalam mengenali

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 94: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

78 Amrusi

produk baru, menentukan cara produksi baru,menyusun operasi untuk pengadaan produkbaru, memasarkan produk yang dihasilkan danmengatur permodalan operasinya. Kemudian(Hamdani, 2010: 43) menjelaskan bahwawirausaha adalah suatu sikap, jiwa, dankemampuan untk menciptakan sesuatu yangbaru, bernilai dan berguna bagi dirinya danorang lain.

Untuk menjalankan usaha seorangentrepreneur harus memiliki kemampuan dalammempergunakan sumber-sumber daya faktorproduksi lainnya seperti modal, tenaga kerja,tanah dan teknologi. Kemapuan seorangpengusaha dalam mendirikan, menjalankan danmengembangkan suatu usaha dinamakankewirausahaan atau entrepreneurship (Sukirno,2006:8).

Seorang wirausaha harus mempunyaikemampuan yang kreatif dan inovatif dalammenciptakan berbagai ide. Setiap ide danlangkah seorang wirausahawan adalah bisnis.Bahkan mimpi seorang usahawanpun dapatdijadikan suatu ide untuk berkreasi dalammenciptakan bisnis-bisnis baru. Wirausahadapat dijalankan secara individual maupunkolektif. Secara individual bermakna membukausaha dengan menggunakan modal sendiri.Sedangkan secara kolektif bermakna membukausaha secara bersama yang terdiri dari duaorang atau lebih Caranya adalah masing –masing mereka menyetor modal usaha dankeahliannya sesuai dengan kesepakatan yangtelah disepakati sebelumnya.

KESEMPATAN BERWIRAUSAHABerwirausaha merupakan kegiatan

berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupmanusia. Motivasi yang mendasar yangmenimbulkan kecendrungan seeorang untukmembuka usaha yaitu: Pertama, untukmewujudkan barang-barang yang akan dimintamasyarakat. Pengusaha akan menyediakanbarang guna memenuhi kebutuhan konsumen.Dan kedua, untuk memperoleh pendapatan dankeuntungan dari usaha tersebut. Tujuan utamadidirikan sebuah bisnis adalah untuk

mendapatkan keuntungan. Motivasi mencarikeuntungan ini memiliki peranan sangat pentingdalam menjalankan usaha. Keutungan yangdiperoleh setiap usaha tidak dengan segera,namun diperoleh dan dinikmati pada masa akandatang. Seorang pengusaha harus jeli melihatadanya kebutuhan-kebutuhan tersebut sertaperubahan-perubahan terhadap kebutuhanmasyarakat. Timbulnya kebutuhan baru atauperubahan terhadap kebutuhan yang telah adaadalah peluang bisnis yang dapatdiekspliotasikan secara baik danmenguntungkan.

Kesempatan bisnis akan muncul darikebutuhan dan keinginan mayarakat yang terusmeningkat. Perkembangan jumlahpenduduk,peningkatan pendapatan, bertambahnyapendidikan, kesehatan yang baik dan lain-lainadalah menjadi peluang untuk menjalankanbisnis. Para wirausahawan dapatmengembangkan bisnis mulai dari industri hulusampai ke hilir yang meliputi usaha jasa,perbankan, perdagangan besar (grosir),perdagangan eceran besar (depertement store,swalayan), eceran kecil (retail), eksportir,importir, dan bebagai bentuk usaha lainnyadalam berbagai jenis komoditi. Lebih lanjutGitosudarto (2000:3) menjelaskan kegiatanbisnis dapat dibedakan atas bisnis ekstraktif,bisnis agraris, bisnis, industri, dan bisnis jasa.Bisnis harus perpandangan jauh ke depan.Bisnis didirikan bukan untuk sementara, tetapiuntuk selamanya, seumur hidup pemilik danterus dilanjutkan oleh ahli warisnya. Olehkarena itu dunia bisnis harus menjaga faktorkontinuitas usaha (likuiditas, solvabilitas,

soliditas, rentabilitas, dan credied

waardigheid), yang membuat landasan usahayang kuat menuju masa depan yang penuhdengan tantangan (Alma, 2009: 15).

Dalam menjalankan sebuah usaha adabeberapa langkah yang harus ditempuh olehseorang pengusaha. Langkah pertama yangharus dimiliki adalah sikap berani. Beranimemiliki ide serta menjalankannya dan beranimengambil resiko. Seorang pengusaha harustegar dalam menghadapi resiko yang menimpa

Page 95: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Menumbuhkan Minat Berwirausaha di Kalangan Mahasiswa ... 79

padanya, dan terus coba dan coba lagi. Langkahkedua adalah memiliki pengetahuan tentangmanajerial, akuntansi, keuangan dan pemasaran.Dengan memiliki pengetahuan kewirausahaan,maka usaha dapat dikelola dengan baik danberjalan lancar.

MENUMBUHKAN MINATBERWIRAUSAHA

Berwirausaha tidak selamanyamenjanjikan hasil yang sesuai dengan harapanserta keinginan pengusaha. Banyak usahawanyang mengalami kegagalan dalam usaha merekadan akhirnya bangkrut. Namun banyak pulayang meraih sukses dalam kegiatan bisnisnya.Bahkan tidak sedikit yang dulunya hidupsederhana menjadi sukses dan kaya.Keberhasilan atas bisnis yang ditekunimerupakan harapan bagi semua pengusaha.Bagi mereka yang sukses dalam kegiatan bisnis,maka semakin menarik dalam kehdupnnya.Tetapi masalahnya adalah rendahnya minatuntuk berwirausaha pada mahasiswa dangenerasi muda. Mereka berpendapat bahwaberwirausaha tidak terhormat, tidak menjaminmasa depan, penghasilan rendah, tidak jujur danlain-lain.

Oleh karena itu para dosen perlumendorong mahasiswa untuk mempelajaribisnis dan membuka usaha guna membukalapang kerja untuk orang lain. Saat inipemerintah, melalui lembaga pendidikan tinggitelah memasukkan mata kuliah kewirausahaansebagai salah satu mata kuliah yang wajibdipelajari oleh mahasiswa. Hal ini dimaksudkanagar mahasiswa memiliki pengetahuan tentangkewirausahaan dan diharapkan dapattermotivasi untuk melaksanakan wirausaha.Sehingga pola pikir yang selama ini telahmelekat pada diri mereka bahwa menjadipegawai adalah harapan utama mereka, akanbisa berubah menjadi beroreantasi pada bisnis.Padahal untuk jadi pegawai negeri di zamansekarang sangat sulit, dikarenakan persainganyang sangat ketat. Ditambah lagi dengansegudang persyaratan seperti dipersyaratkandalam batas nilai IPK, harus mengikuti dan

lulus tes, pandai bergaul, berpenampilan baik,dll. Bahkan tidak jarang calon pegawai dimintapembayaran yang ilegal dalam jumlah tertentu. .Anehnya, banyak orang yang mengeluarkanuang untuk menjadi pegawai tersebut. Padahal,jika uang tersebut digunakan untuk melakukanwirausaha, jumahnya sudah jauh dari cukup. Disamping itu, perkembangan penghasilan yangditerima juga relatif kecil. Sedangkan syaratuntuk menjadi seorang pengusaha relatif lebihmudah. Syarat utama yang harus dimiliki adalahkemauan, kemudian keberanian, danselanjutnya adalah kemampuan (Kasmir,2006:6).

Justru itu para mahasiswa didorong untukmengenal keuntungan dan penyebab gagalnyaberwirausaha. Dengan demikian diharapkanakan tumbuh minat dan jiwa wirausahawanpada pribadi mereka. Disamping itu harus diberipandangan bahwa berwirausaha adalahpekerjaan yang mulia dan bangsa yang besaradalah bangsa yang banyak memilikiwirausahawan. Beberapa keuntungan yangbakal didapat dari berwirausaha, yaitu: 1) hargadiri, 2) penghasilan, 3) ide dan motivasi, 4)masa depan, dan 5) otonom.

Dengan membuka usaha atauberwirausaha, harga diri seseorang tidak turun,tetapi sebaliknya meningkat. Si pengusahamenjadi kelas tersendiri di masyarakat dandianggap memiliki wibawa tertentu, sepertidisegani dan dihormati. Bila dulunyamasyarakat malu jika tidak menjadi pegawaiatau karyawan, tetapi sekarang tidak lagi.Banyak pengusaha yang berhasil dan suksesdalam kegiatan usahanya dan mampumenciptakan kesempatan kerja bagi masyrakatDilihat dari hal penghasilan, mempunyai usahasendiri dapat memberikan penghasilan yangjauh lebih baik bila dibandingkan denganmenjadi pegawai atau karyawan. Penghasilanpegawai atau karyawan besarnya relatif samasetiap bulan dan ditetapkan oleh derektur.Sedangkan besar kecilnya penghasilan seorangpengusaha sangat tergantung dari usaha yangdijalankan. Kadang-kadang bisa memperolehpenghasilan yang sangat besar dan tidak

Page 96: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

80 Amrusi

mengenal batas waktu. Apalagi jika bisnisnyasudah maju dan berkembang. Tentu akanmendapat penghasilan yang sangat menjanjikan.Biasanya para wirausaha selalu memiliki ideyang begitu banyak untuk menjalankan kegiatanusahanya. Setiap yang dilihat, didengar selalumemberikan isnpirasi untuk menangkap setiappeluang yang ada untuk dijadikan peluangusaha. Pengusaha juga memiliki motivasi yangtinggi untuk maju dibandingkan dengan menjadipegawai. Motivasi untuk maju dan semakinbesar akan selalu melekat dalam hati seorangpengusaha. Setiap waktu selalu timbul ide untukmenjadikan sesuatu menjadi uang.

Masa depan pengusaha yang sukses relatifjauh lebih baik dibanding pegwai. Seorangwirusahawan tidak penah pensiun dan usahayang dijalankan dapat diteruskan generasiselanjutnya secara turun temurun seperti tidakpernah putus. Selanjutnya otonom, yang berartibahwa berwirausaha dimana pengelola sendiriyang jadi bos dan tidak diperintah oleh oranglain.

Akan tetapi tidak sedikit pula pengusahayang gagal dengan berbagai sebab. Salahsatunya adalah salah dalam pengelolaanpenrusahaan. Seorang pengusaha dituntut beranimegambil risiko, baik uang maupun waktu.Sehubungan dengan ini Menurut Zimmer dalamSuryana (2013: 44-45) faktor yangmenyebabkan wirausahawan gagal dalammenjalakan usaha adalah sebagai berikut.1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak

kompeten atau tidak memiliki kemampuandan pengetahuan mengelola usahamerupakan faktor penyebab utama yangmembuat perusahaan kurang berhasil.

2. Kurang berpengalaman baik dalamkemampuan mengkoordinasikan,keterampilan mengelola sumber dayamanusia, maupun kemampuanmengintegrasikan operasi perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik,faktor yang paling utama dalam keuanganadalah memelihara aliran kas. Mengaturpengeluaran dan penerimaan secara cermat.

Kekeliruan dalam memelihara aliran kasakan menghambat operasional persahaan danmengakibatkan perusahaan tidak lancar.

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaanmerupakan titik awal dari suatu kegiatan,sekali gagal dalam perencanaan maka akanmengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi uasahayang strategis merupaka faktor yangmenentukan keberhasilan usaha.

6. Kurangnya pengawasan peralatan.Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensidan efektifitas. Kurang pengawasan dapatmengakibatkan penggunaan alat tidak efisiendan efektif.

Kemudian Kasmir (2013:30-32)menjelaskan beberapa ciri-ciri wirausahawanyang berhasil dan sukses yaitu:1. Memiliki visi serta tujuan yang jelas. Ini

berguna untuk menentukan kemana arahyang dituju, sehingga dapat diketahui apayang dapat dilakukan oleh pengusaha.

2. Inisiatif dan selalu pro aktif. Ini adalah ciriyang mendasar bahwa pengusaha tidakhanya menunggu sesuatu terjadi, tapi harusmemulai dan mencari peluang usaha.

3. Beroreantasi pada prestasi. Pengusaha yangsukses harus mengejar prestasi yang lebihbaik dari yang sebelumnya. Kualitas produk,pelayanan yang diberikan dan kepuasankonsumen menjadi fokus utamanya.

4. Berani mengambil resiko, merupakan sifatyang harusada pada seorang usahawan.Kapanpun dan dimanapun siap mengahadapisegala macam resiko baik dalam bentukuang maupun harta.

5. Kerja keras. Jam kerja seorang usahawantdak terbatas pada waktu, tapi dimana adapeluang disitu ia datang. Ide-ide harussenantiasa mendorongnya untuk bekerjakeras merealisasinya.

6. Bertanggung jawab terhadap segala kegiatanyang dijalankan, baik sekarang maupun yangakan datang.

7. Mengembangkan dan memelihara hubunganbaik dengan berbagai pihak, baik yangberhungan langsung dengan usaha yang

Page 97: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Menumbuhkan Minat Berwirausaha di Kalangan Mahasiswa ... 81

dijalankan seperti dengan pelanggan,pemasok, masyarakat luas dan lain-lain,maupun tidak berhubungan langsung.

8. Komitmen pada berbagai pihak. Komitmenuntuk melakukan sesuatu merupakanmerupakan sesuatu yang harus ditepati dandirealisasi.

PENUTUPKenyataan menunjukkan bahwa para

mahasiswa setelah lulus kuliah berkeinginanuntuk mencari pekerjaan dan bukan untukmembuka lapangan kerja. Hal ini dapat dilihatdari banyaknya para lulusan sarjana yangmendaftar menjadi calon pegawai negeri padasetiap tahunnya. Padahal di era ini, untukmenjadi pegawai negeri sangat sulit, karenakuota penerimaan sangat rendah. Akibatnyatimbullah pengangguran di kalangan paralulusan sarjana. Untuk mengatasi hal tersebut,solusinya adalah dengan berwirausaha.

Dalam berwirausaha, dibutuhkankeberanian dan minat yang kuat agar wirausahatersebut bisa dijalankan dengan baik. Olehkarenanya, perlu ditumbuhkan minat dan jiwaberwirausaha pada mahasiswa agar merekatermotivasi untuk menjalankan usaha yangdiinginkan. Disamping itu perlu digambarkantentang keuntungan berwiausaha dan penyebabgagalnya suatu usaha. Keuntungan yangdidapat dari berwirausaha, yaitu: adanya hargadiri, berpenghasilan yang layak, ide danmotivasi, masa depan yang baik, dan otonomdalam bekerja.

Banyak bidang usaha yang dapatdijalankan melalui hal-hal yang kecil sepertiberjualan online, nasi goreng, pulsa, roti bakar,dan lainnya. Dari hal-hal yang kecil inilah akanmenjadi usaha yang besar seperti mendirikangrosir, swalayan, enjadi eksportir, dansebagainya.

DAFTAR PUSTAKAAlma, Buchari. 2009. Pengantar Bisnis.

Bandung: Alfabeta.Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Pengantar Bisnis

Edisi Dua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.Hamdani. 2010. Entrepreneurship: Kiat Melihat

dan Memberdayakan Potensi Bisnis.Yogyakarta: Star Books.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

_______. 2013. Kewirausahaan. Jakarta: PTRaja Grafindo Persada.

Nasution, Arman Hakim, dkk. 2007.Entrepreneurship: Membangun SpiritTeknopreneurship. Yogyakarta: Andi.

Sukirno, Sadono, dkk. 2006. Pengantar Bisnis.Jakarta: Kencana.

Suryana, Yunus dan Kartib Bayu. 2013.Kewirausahaan: Pendekatan KarakteristikWirausahawan Sukses. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Page 98: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

82

KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWAPADA MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN

Hartono D. MamuProgram Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi FMIPA UNG

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian pendahuluan ini bertujuan mendeskripsikan profil kemampuan berpikir tingkat tinggimahasiswa pada matakuliah ekologi hewan berdasarkan perbedaan kemampuan akademik, dangender. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif, dilakukan diprogram studi pendidikanbiologi FKIP Untad. Populasinya adalah mahasiswa yang memprogram matakuliah ekologi hewan(Kelas A, B, dan C). Penentuan sampel secara purposive sampling, dan menetapkan satu kelaspenelitian yang memenuhi kriteria perbedaan kemampuan akademik dan gender. Pembelajarannyadilakukan dengan kooperatif tipe STAD. Instrumennya berupa tes berpikir tingkat tinggi, yaituanalisis, evaluasi, dan kreasi. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan reratanilai kemampuan berpikir tingkat tinggi (analisis, evaluasi, kreasi) mahasiswa berbeda ditinjau dariaspek kemampuan akademik (atas dan bawah), dan gender (laki-laki dan perempuan).

Kata Kunci: Berpikir Tingkat Tinggi, Kemampuan Akademik, Gender, Ekologi Hewan

PENDAHULUANerkembangan ilmu pengetahuan danteknologi (IPTEK) di era globalisasidewasa ini telah merambat begitu

cepat ke semua sektor kehidupan masyarakatyang heterogenitasnya sangat tinggi. Dalamkehidupan di era globalisasi, kecakapan berpikirmenjadi salah satu tuntutan kompetensi yangharus dimiliki oleh generasi abad 21. Abad 21merupakan abad pengetahuan dan eraglobalisasi yang menuntut ketangguhan dalamhal berpikir tingkat tinggi. Pada abadpengetahuan diperlukan sumber daya manusiadengan kualitas tinggi yang memiliki keahlianberpikir tingkat tinggi antara lain berpikir kritis,kreatif dan sebagainya (Trilling dan Hood,1999).

Kecakapan berpikir tingkat tinggi bagisetiap individu menjadi filter awal masuknyainformasi yang kebenarannya masih perludipertanyakan. Bagi siswa atau mahasiswa,kemampuan berpikir tingkat tinggi akanmenentukan kemampuannya dalam menyusunstrategi dan taktik untuk meraih peluangmemenangkan persaingan global (Liliasari,2001). Mahasiswa sebagai individu dan anggotamasyarakat perlu dibekali dengan kecakapan

berpikir tingkat tinggi melalui pembelajaranbiologi, agar mereka memiliki danmemanfaatkan potensi tersebut dalamkehidupannya. Menurut Susilo (2015),pembelajaran biologi memiliki peran sebagaiwahana untuk mendidik “warga negara global”yang memiliki kecakapan hidup abad 21.Pembelajaran biologi era globalisasi sebaiknyadisesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutankompetensi generasi abad 21.

Pembelajaran ekologi hewan sebagairumpun dari ilmu biologi di perguruan tinggi,dapat memfasilitasi pengembangan potensiberpikir tingkat tinggi dari mahasiswa. Prosespembelajaran ekologi hewan memfokuskanpada pemberian pengalaman secara langsungpada peserta didik dalam memahami danmenerapkan konsep, prinsip, fakta, dan temuanuntuk mengkaji masalah-masalah ekologihewan di alam sekitar melalui proses berpikirdan bekerja ilmiah. Proses pembelajaran ekologihewan dapat menjadi wahana untuk melatih danmemberdayakan potensi berpikir tingkat tinggimahasiswa. Oleh karena itu, pembelajaranekologi hewan perlu direncanakan dandirancang dengan sengaja untuk

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 99: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Kemampuan Tingkat Tinggi Berpikir Mahasiswa ... 83

mengembangkan potensi berpikir yangdimaksud.

Pembelajaran yang dapat berkontribusiterhadap pemberdayaan potensi berpikir tingkattinggi belum terimplementasikan dengan baik diIndonesia saat ini. Beberapa penelitianmenunjukkan, siswa sekolah dasar sampaiperguruan tinggi kurang mampu berpikir tingkattinggi (Prayitno, 2010). Menurut Tindangen(2006), potret pembelajaran khususnya bidangstudi sains biologi, memberikan gambaranbahwa ternyata guru tidak pernahmemperhatikan kemampuan berpikir tingkattinggi anak dan hasil belajar kognitif. Padaakhirnya berpikir menjadi masalah pada siswa.Dalam evaluasi formatif maupun sumatif,materi pertanyaan tes yang digunakan tidakrepresentatif untuk mengukur kemampuanberpikir tingkat tinggi, karena kebanyakanberkisar pada kriteria C1, C2, dan C3 yangtergolong berpikir tingkat rendah (Mamu,2013;Tindangen, 2006). Berdasarkan fakta-faktatersebut dapat diduga bahwa kompetensiberpikir tingkat tinggi pada anak, termasukmahasiswa pendidikan biologi belumberkembang secara maksimal.

Pengembangan kemampuan berpikirtingkat tinggi pada mahasiswa dalampembelajaran dipengaruhi oleh berbagai aspek,antara lain kemampuan akademik, dan jeniskelamin (gender). Hasil penelitian Prayitno(2010) menunjukkan bahwa siswaberkemampuan akademik atas lebih berpotensidalam mengembangkan kemampuan berpikirtingkat tinggi dibandingkan dengan siswaberkemampuan akademik bawah. Pada aspekgender, Crawford (2005, dalam Mahanal, 2012)membuktikan pengaruh gender terhadapberpikir kritis siswa. Crawford menyatakanbahwa siswa perempuan mempunyaikemampuan bertanya lebih tepat dan kredibeldibandingkan siswa laki-laki yang berarti siswaperempuan mempunyai potensi berpikir kritislebih tinggi dibanding siswa laki-laki. Perihalefek kemampuan akademik dan gender terhadappotensi berpikir tingkat tinggi mahasiswaperludiketahui oleh dosen. Hal ini menjadi sangat

dalam menentukan kegiatan perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi proses dan hasilpembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuandari penelitian pendahuluan pada artikel iniadalah untuk mendeskripsikan kemampuanberpikir tingkat tinggi mahasiswa ditinjau dariaspek kemampuan akademik dan gender.Informasi ini diharapkan dapat menjadi bahanrefleksi bagi pendidik maupun calon pendidik,dalam merancang pembelajaran yang dapatmemberdayakan potensi berpikir tingkat tinggimahasiswa.

METODE PENELITIANPenelitian pendahuluan ini merupakan

jenis penelitian deskriptif kualitatif untukmendeskripsikan potensi berpikir tingkat tinggimahasiswa yang berbeda kemampuan akademikdan jenis kelaminnya. Populasinya adalahseluruh mahasiswa yang memprogrammatakuliah ekologi hewan tahun ajaran2015/2016 sebanyak 3 kelas, berjumlah 96orang. Sampel penelitian 1kelas berjumlah 35orang. Penentuan sampel dilakukan secarapurposive sampling, dengan pertimbanganperbedaan kemampuan akademik dan gender.Strategi yang diterapkan dalam pembelajaranadalah kooperatif tipe STAD.

Instrumen yang digunakan dalampenelitian adalah tes atau soal kemampuanberpikir tingkat tinggi yang meliputi aspekanalisis, evaluasi, dan kreasi (mencipta). Bentuksoal essay test sebanyak 9 butir soal. Tesdiberikan diawal pembelajaran (pretes) dansetelah pembelajaran dilaksanakan (postes). Teskemampuan berpikir tingkat tinggi mengacupada materi bahan ajar ekologi hewan.Instrumen tes sebelum digunakan diuji validitas,reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan dayapembeda. Data tentang kemampuan berpikirtingkat tinggi mahasiswa dianalisis secaradeskriptif untuk melihat N-Gain menggunakanrumus menurut Hage (Hasanuddin, 2013),dengan ketentuan: N-Gain >70 (kategori tinggi);30≤ N-Gain ≤ 70 (sedang); dan N-Gain <30(Rendah).

Page 100: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

84 Hartono D. Mamu

Data tentang gain ternormalisasi (N-Gain)digunakan untuk membandingkan kemampuanberpikir tingkat tinggi mahasiswa berdasarkanperbedaan kemampuan akademik (atas danbawah), serta berdasarkan perbedaan jeniskelamin atau gender (laki-laki dan perempuan).

HASIL DAN PEMBAHASANKemampuan Berpikir Tingkat TinggiBerdasarkan Kemampuan Akademik

Pada pembelajaran ekologi hewan yangdilaksanakan dengan strategi kooperatif STAD

dapat diketahui potensi berpikir tingkat tinggidari mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari nilaipretes, postes, selisih nilai pretes postes, danpersentase peningkatan nilai pretes ke postes,serta nilai gain ternormalisasi (N-Gain).Berdasarkan perbedaan kemampuan akademikdapat dideskripsikan secara rinci potensiberpikir tingkat tinggi mahasiswaberkemampuan akademik atas (AA) danberkemampuan akademik bawah (AB)sebagaimana divisualisasikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa AA dan AB

Data pada Gambar 1 diatas menunjukkankemampuan berpikir tingkat tinggi pada matakuliah ekologi hewan kelompok mahasiswaberkemampuan AA dan yang berkemampuanAB mengalami peningkatan yang ditandaidengan perolehan nilai postes dan N-Gain. Padakelompok mahasiswa yang berkemampuan AArerata nilai postes dan N-Gain lebih tinggi darirerata nilai postes dan N-Gain pada kelompokmahasiswa berkemampuan AB. Namun,berdasarkan selisih dan % peningkatan reratanilai pretes ke-postes menunjukkan nilaikemampuan berpikir tingkat tinggi yang lebihtinggi terdapat pada kelompok mahasiswa yangberkemampuan AB.

Peningkatan rerata nilai potensi berpikirtingkat tinggi pada kedua kelompok mahasiswayang berbeda kemampuan akademiknya tidaklepas dari kontribusi strategi pembelajarankooperatif STAD. Strategi pembelajaran inimemiliki karakter yang berbeda dengan strategi

lainnya. Menurut Lie (2008) strategi kooperatifSTAD memiliki karakter yaitu (1) Salingketergantungan positif antar anggota; (2)Kelompok bertanggung jawab merencanakandan mencapi tujuan; (3) Anggota kelompokbekerja sama memahami materi dengan salingmemberikan dukungan dan bantuan; (4)Mendorong terjadinya pembelajaranketerampilan sosial; (5) Anggota kelompoksaling berdiskusi untuk mencapai tujuan.

Pembelajaran terhadap materi ekologihewan yang dilakukan dengan strategikooperatif STAD, memungkinkan mahasiswaberkemampuan akademik berbeda (AA dan AB)belajar saling membantu, saling berdiskusi danbertukar pikiran atau gagasan untukmemecahkan masalah secara bersama. Prayitno(2010) menyatakan strategi STAD memfasilitasisetiap anggota kelompok saling berdiskusi dansaling membelajarkan untuk meningkatkanpemahaman mereka. Kegiatan diskusi pada

Page 101: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Kemampuan Tingkat Tinggi Berpikir Mahasiswa ... 85

strategi STAD berpotensi menghadirkanperluasan konflik kognitif, akibatnya pesertadidik terbiasa berpikir tingkat tinggi.

Pada hasil penelitian ini, persentasipeningkatan rerata nilai kemampuan berpikirtingkat tinggi (pretes ke-postes) lebih tinggipada kelompok mahasiswa yang berkemampuanAB. Fakta ini menunjukkan bahwapembelajaran ekologi hewan dengan strategipembelajaran kooperatif STAD mampumeningkatkan potensi berpikir tingkat tinggimahasiswa berkemampuan AB setara denganmahasiswa yang berkemampuan AA. Dalampembelajaran kooperatif STAD berlangsungproses scaffolding, yang dapat memfasilitasimahasiswa berkemampuan AA yang lebih dulumampu berpikir tingkat tinggi memberikan

tutorial kepada mahasiswa yang berkemampuanAB selama pembelajaran. Dengan demikianaktivitas kooperatif seperti saling bekerja sama,saling membantu, dan saling membelajarkanpada strategi kooperatif STAD akan mengurangikesenjangan dalam berpikir tingkat tinggi,antara kedua kelompok mahasiswa yangberbeda kemampuan akademiknya.

Dalam Taksonomi Bloom menurutAnderson dan Krathwohl (2001), aspek yangtergolong dalam kemampuan berpikir tingkattinggi adalah analisis, evaluasi dan kreasi(mencipta). Berdasarkan ketiga aspek tersebut,dapat ditunjukkan kemampuan berpikir tingkattinggi mahasiswa yang berbeda kemampuanakademiknya dalam pembelajaran ekologihewansebagaimana terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kemampuan Analisis, Evaluasi, dan Kreasi Mahasiswa Berdasarkan KemampuanAkademik

IndikatorAnalisis Evaluasi Kreasi

AA AB AA AB AA ABPretes 20.06 18.13 22.18 21.17 24.29 22.35Postes 27.64 26.92 31.46 30.76 31.75 30.92N-Gain 76.25 74.05 72.39 69.34 69.65 67.75

Berdasarkan data pada Tabel 1, dapatdiketahui bahwa potensi berpikir tingkat tinggipada aspek analisis, kelompok mahasiswa yangberkemampuan AA dan yang berkemampuanAB termasuk kategori tinggi. Hal iniditunjukkan dengan N-Gain kelompokmahasiswa yang berkemampuan AA lebihtinggi 3,00% dari N-Gain kelompok mahasiswaberkemampuan AB. Pada aspek evaluasi, N-Gain kelompok mahasiswa yang berkemampuanAA berada pada kategori tinggi, dan lebih tinggi4.39% dari N-Gain kelompok mahasiswaberkemampuan AB yang berkategori sedang.Selanjutnya pada aspek kreasi atau mencipta, N-Gain kelompok mahasiswa berkemampuan AAlebih tinggi 2.80% dari N-Gain kelompokmahasiswa berkemampuan AB. N-Gainkeduanya termasuk dalam kategori sedang.

Dari ketiga aspek berpikir tingkat tinggiyang dievaluasi dalam pembelajaran ekologihewan, kelompok mahasiswa yangberkemampuan AA lebih mampu berpikir

analisis dan evaluasi, namun kurang mampudalam aspek kreasi atau mencipta. Kelompokmahasiswa berkemampuan AB hanya mampuberpikir analisis, namun kurang mampu berpikirevaluasi dan kreasi. Fakta ini menunjukkanbeberapa aspek berpikir tingkat tinggi padakedua kelompok mahasiswa yang berbedakemampuan akademiknya dalam pembelajaranekologi hewan masih perlu ditingkatkan. Salahsatunya dengan lebih banyak memberikanlatihan menyelesaikan masalah melalui bahanajar, LKM dan evaluasi yang dapatmemberdayakan potensi berpikir tingkat tinggidari mahasiswa.

Kemampuan Berpikir Tingkat TinggiBerdasarkan Gender

Berdasarkan gender, dapat ketahui potensiberpikir tingkat tinggi dari mahasiswa. Secaradeskriptif, potensi berpikir tingkat tinggi darikedua kelompok mahasiswa yang berbeda jeniskelaminnya dibandingkan berdasarkan nilai

Page 102: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

86 Hartono D. Mamu

pretes dan postes, selisih nilai pretes dan postes,peningkatan nilai pretes ke postes (%), dan N-Gain. Perbandingan potensi berpikir tingkat

tinggi mahasiswa berdasarkan gender terdapatpada Gambar 2.

Gambar 2. Perbandingan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa Berdasarkan Gender(Jenis Kelamin)

Berdasarkan data pada gambar 2, dapatdiketahui bahwa secara umum potensi berpikirtingkat tinggi mahasiswa pada mata kuliahekologi hewan berada pada kategori tinggi.Hasil analisis menunjukkan potensi berpikirtingkat tinggi kelompok mahasiswa perempuandan mahasiswa laki-laki mengalamipeningkatan yang ditandai dengan peningkatannilai postes dan N-Gain dari hasil teskemampuan berpikir tingkat tinggi. Peningkatannilai postes dan N-Gain merupakan dampak dariproses pembelajaran yang menerapkan sintaksdari strategi pembelajaran kooperatif STAD.Mahasiswa perempuan dan laki-laki belajarbersama dalam kelompok kerja. Merekaberdiskusi, bertukar ide dan argumen dalammenyelesaikan masalah yang berkaitan denganmateri ekologi hewan. Menurut Prayitno (2010),strategi pembelajaran kooperatif STADmemfasilitasi setiap anggota kelompok salingberdiskusi dan saling membelajarkan untukmeningkatkan pemahaman mereka. Kegiatandiskusi pada strategi pembelajaran kooperatifSTAD berpotensi menghadirkan perluasan dankonflik kognitif, akibatnya siswa terbiasaberpikir tingkat tinggi.

Potensi berpikir tingkat tinggi kelompokmahasiswa perempuan lebih tinggi darikelompok mahasiswa laki-laki dalam hal reratanilai postes, selisih dan % peningkatan reratanilai pretes ke-postes, serta N-Gain. Faktor

penyebabnya terletak pada sikap belajar baikmahasiswa perempuan maupun laki-laki. Faktayang sering terjadi dalam pembelajaran ekologihewan baik di dalam kelas maupun saatpraktikum di lapangan, sikap belajar mahasiswaperempuan dan laki-laki berbeda. Umumnyamahasiswa perempuan menunjukkankesungguhan dan keseriusan dalam belajar,termasuk mengerjakan setiap tahapan kegiatanpraktikum lapangan hingga penyusunan laporanpraktikum. Pada kelompok mahasiswa laki-laki,sebagian besar belum menunjukkankesungguhan dan keseriusan dalam belajar.

Temuan dalam penelitian ini relevandengan pernyataan Harris (1998; dalamNurmaliah, 2009) bahwa laki-laki danperempuan mempunyai perbedaan dalam sikapbelajar. Perempuan biasanya menggunakanstrategi belajar yang lebih banyak dibandingkanlaki-laki. Pada aspek gender, Crawford (2005,dalam Mahanal, 2012) telah membuktikanpengaruh gender terhadap berpikir kritis siswa,dimana berpikir kritis merupakaan berpikirtingkat tinggi. Crawford menyatakan bahwasiswa perempuan mempunyai kemampuanbertanya lebih tepat dan kredibel dibandingkansiswa laki-laki yang berarti siswa perempuanmempunyai potensi berpikir kritis lebih tinggidibanding siswa laki-laki. Demikian pula hasilpenelitian Nurmaliah (2009), menyimpulkanpeserta didik perempuan lebih mampu dalam

Page 103: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Kemampuan Tingkat Tinggi Berpikir Mahasiswa ... 87

berpikir kritis dan mengatur cara berpikirnyasehingga hasil belajar juga akan lebih tinggi.Dalam mengerjakan tes umumnya peserta didikperempuan lebih tekun dan lebih berkonsentrasi,sedangkan peserta didik laki-laki lebih banyakbermain. Dalam kegiatan pembelajaran,perempuan lebih banyak bertanya, berani dalamkegiatan diskusi maupun dalammempresentasikan hasil pengamataan.

Kaitannya dengan komponen berpikirtingkat tinggi yang terdiri dari analisis, evaluasi

dan kreasi (mencipta) dalam Taksonomi Bloommenurut Anderson dan Krathwohl (2001), hasilpenelitian menunjukkan perbedaan antarakemampuan berpikir tingkat tinggi kelompokmahasiswa perempuan maupun mahasiswa laki-laki pada mata kuliah ekologi hewan. Secararinci rerata nilai kemampuan berpikir tingkattinggi berdasarkan kriteria aspek analisis,evaluasi, dan kreasi (mencipta) divisualisasikanpada Tabel 4.

Tabel 4. Kemampuan Analisis, Evaluasi, dan Kreasi Mahasiswa Berdasarkan Perbedaan Gender(Jenis Kelamin)

IndikatorAnalisis Evaluasi Kreasi

Pr Lk Pr Lk Pr LkPretes 19.39 15.83 21.67 21.26 20.69 20.34Postes 28.31 26.97 32.11 30.89 30.44 29.98N-Gain 84.07 78.61 78.31 70.08 68.13 65.77

Secara umum nilai N-Gain ternormalisasiuntuk kemampuan analisis dan evaluasi padakedua kelompok mahasiswa lebih besar dari 70atau berada pada kategori tinggi. Pada aspekkemampuan analisis, kelompok mahasiswaperempuan memperoleh rerata nilai 6.94% lebihtinggi dari rerata nilai dari kelompok mahasiswalaki-laki. Pada aspek kemampuan mengevaluasi,kelompok mahasiswa perempuan memperolehrerata nilai 11.74% lebih tinggi dari rerata nilaidari kelompok mahasiswa laki-laki. Dan padaaspek kreasi, kelompok mahasiswa perempuanmemperoleh rerata nilai 3.59% lebih tinggi darirerata nilai dari kelompok mahasiswa laki-laki,dimana kemampuan kreasi kedua kelompokmahasiswa perempuan dan laki-laki berada padakategori sedang.

Kelompok mahasiswa perempuanmemiliki rerata nilai kemampuan berpikirtingkat tinggi (analisis, evaluasi dan kreasi )yang relatif lebih tinggi dari kelompokmahasiswa laki-laki. Dari ketiga aspek berpikirtingkat tinggi yang dievaluasi dalampembelajaran ekologi hewan, kelompokmahasiswa perempuan dan kelompokmahasiswa laki-laki lebih mampu berpikiranalisis dan evaluasi, namun kurang mampudalam aspek kreasi atau mencipta.

Secara umum potensi berpikir tingkattinggi mahasiswa yang berjenis kelaminperempuan memperoleh rerata nilai yang lebihtinggi dibandingkan dengan rerata nilaimahasiswa laki-laki. Hal ini sangat berkaitandengan kemampuan dalam berpikir kritis dankemampuan mengatur cara berpikir pada diriperempuan. Seseorang yang memilikikemampuan dalam berpikir kritis dan mengaturcara berpikir (metakognisi), proses belajarnyamenjadi lebih baik, sehingga hasil belajar jugamenjadi lebih tinggi.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,dapat diambil simpulan sebagai berikut:1. Berdasarkan kemampuan akademik, rerata

nilai berpikir tingkat tinggi mahasiswaberkemampuan AA lebih tinggi darimahasiswa berkemampuan AB.

2. Mahasiswa berkemampuan AA lebih mampudalam aspek analisis dan evaluasi, dankurang mampu dalam aspek kreasi.Mahasiswa berkemampuan AB, hanyamampu dalam aspek analisis, dan kurangmampu dalam aspek evaluasi dan kreasi.

3. Berdasarkan perbedaan jenis kelamin, reratanilai berpikir tingkat tinggi mahasiswa

Page 104: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

88 Hartono D. Mamu

perempuan lebih tinggi dari mahasiswa laki-laki.

4. Mahasiswa perempuan maupun laki-lakilebih mampu dalam aspek analisis danevaluasi, namun kurang mampu dalam aspekkreasi.

SARANBerdasarkan kesimpulan di atas, dapat

disarankan beberapa hal sebagai berikut:1. Perlu diupayakan melatih dan

memberdayakan potensi berpikir tingkattinggi pada mahasiswa melalui pembelajaran

kooperatif yang berbasis masalah, sehinggamahasiswa tidak hanya mampu berpikir padatingkat rendah (lower-order thinking), tetapimampu berpikir tingkat tinggi (higher-order

thinking).2. Keberagaman peserta didik (mahasiswa)

dalam berbagai hal, termasuk kemampuanakademik dan perbedaan jenis kelamin(gender) menjadi lebih bermakna jikadifasilitasi melalui pembelajaran kooperatifseperti STAD, TPS, Jigsaw, Reciprocal

Teaching dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKAAnderson Lorin W.,Krathwohl, David R.,

Airasian, Peter W. 2001. A taxonomy forLearning, Teaching, and Assessing, ARevision of Bloom’s Taxonomy ofEducational Objectives. New York:Addison Wesley Longman, Inc.

Hasanuddin, 2013. Pengaruh PembelajaranReading Questioning and AnsweringDipadu Think Pair Share Berbasis LessonStudi Terhadap Keterampilan Metakognisidan Hasil Belajar Kognitif MahasiswaPada Matakuliah Anatomi Tumbuhan.Disertasi tidak diterbitkan. Malang:Universitas Negeri Malang.

Liliasari, 2001. Model Pembelajaran IPA untukMeningkatkan Keterampilan BerpikirTingkat Tinggi Calon Guru SebagaiKecenderungan Baru Pada EraGlobalisasi. Jurnal Pengejaran IPA 2 (1).Hlm. 55-56.

Lie, A. 2008. Cooperatif Learning:mempraktikan Cooperatif Learning diRuang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Mahanal, S. 2012. Strategi PembelajaaranBiologi, Gender dan Pengaruhnyaterhadap Kemampuan Berpikir Kritis.Makalah Prosiding Seminar Nasional IXPendidikan Biologi Vol. 9, No.1

Mamu, H.D. 2014. Profil Keterampilan BerpikirKritis dan Metakognisi Siswa dalamPembelajaran IPA Biologi di SMP. JurnalPendidikan, Kebudayaan dan Seni“Kreatif” Vol. 17, No. 3, September-Desember. Hal: 38-48

Nurmaliah, C. 2009. Keterampilan BerpikirKritis, Metakognisi, dan Hasil BelajarBiologi Siswa SMP Negeri di KotaMalang. Disertasi tidak diterbitkan.Malang: Universitas Negeri Malang.

Prayitno, B.A. 2010. Pengembangan PerangkatPembelajaran IPA Biologi SMP BerbasisInkuiri Terbimbing di Padu KooperatifSTAD Serta Pengaruhnya TerhadapKemampuan Berpikir Tingkat Tinggi,Metakognisi, Keterampilan Proses Sainspada Siswa Akademik Atas dan Bawah.Disertasi tidak diterbitkan. Malang:Universitas Negeri Malang.

Susilo, H. 2015. Peran Pembelajaran Biologi diEra Globalisasi. Makalah disampaikanPada Seminar Nasional PendidikanBiologi yang diselenggarakan olehProgram Studi Pendidikan Biologi FKIPPMIPA Untad. Palu 14 November 2015.

Tindangen, M. 2006. ImplementasiPembelajaran Kontekstual dengan PetaKonsep pada Siswa dengan KemampuanAwal Berbeda Serta PengaruhnyaTerhadap Hasil Belajar Kognitif danKemampuan Berpikir Tingkat TinggiSains SMP. Disertasi tidak diterbitkan.Malang: Universitas Negeri Malang.

Trilling, B. & Hood, P. 1999. Learning,Technology, and Education Reform in theKnowledge Age or “we’re Wired,Webbed, and Windowed, Now What?Educational Technology. Mai-June 5-18.

Page 105: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

89

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DENGAN

METODE HOME EXPERIMENT DI KELAS XMAN DARUSSALAM ACEH BESAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Muslem Ilyas1), M. Nasir Mara2), dan Latifah Hanum3)

1)Program Studi Magister Pendidikan IPA PPs Universitas Syiah Kuala2,3)Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa, guru dan orang tua siswa dalampembelajaran kimia melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI)menggunakan metode home experiment. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan subjekpenelitian adalah siswa kelas X1 yang diambil secara acak terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 20siswa perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan lembar angket danlembar observasi. Hasil penelitian diperoleh data tanggapan siswa dengan persentase tanggapanpositif yang diberikan siswa, guru, dan orang tua siswa terhadap penerapan model pembelajarangroup investigation (GI) dengan metode home experiment pada materi larutan elektrolit dannonelektrolit berturut-turut adalah 90,90, 100,00, dan 96,96% dan aktivitas siswa kelas X1 adalah83,75%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaranGroup Investigation (GI) berbasis bahan alami dengan menggunakan metode home experimentdapat membantu siswa mempelajari materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, sehingga disarankanuntuk dapat digunakan pada kegiatan belajar mengajar pada materi yang memerlukan percobaan.

Kata Kunci: Group Investigation, Home Experiment Berbasis Bahan Alami, Larutan Elektrolit danNonelektrolit

PENDAHULUANimia merupakan salah satu bagian dariilmu pengetahuan alam (IPA), yangsangat berperan dalam kehidupan kita,

yang mempelajari tentang materi, carapembentukannya, keteraturannya, sifatnya danpenggunaannya (Burhan, 2008). Sebagian besarsiswa mengangap materi kimia sulit dipahami,sehingga siswa kurang tertarik dalammempelajarinya. Hal ini dapat dilihat darijumlah siswa yang aktif bertanya selama prosespembelajaran kimia, hanya 7% dari 40 orangsiswa. Proses pembelajaran didominasi olehguru. Dalam pembelajaran kimia dengan topikyang berisi hitungan, 75% siswa mampumenyelesaikan soal yang sejenis dengan contohyang diberikan guru, tetapi hanya 5% dari siswayang mampu menyelesaikan soal yang telahdimodifikasi. Ada beberapa siswa terlihatkebingungan pada saat guru menerangkankonsep yang relatif lebih sulit. Selanjutnya

ketersediaan sumber belajar seperti buku, LKS,dan referensi lain sudah cukup memadai, tetapisiswa belum mampu mengoptimalkanpemanfaatannya dalam menunjang prosespembelajaran (Harjono, 2010).

Berdasarkan hasil observasi penulis padaMAN Darussalam Aceh Besar dengan gurubidang studi kimia, terlihat berbagai masalahsalah satunya adalah rendahnya pemahamansiswa terhadap konsep pembelajaran, hasilbelajar tidak mencapai kriteria ketuntasanminimum pada tahun sebelumnya pada materilarutan elektrolit dan nonelektrolit. Pada materitersebut masih banyak siswa yang mengalamikesulitan dalam memahami konseppembelajaran pada materi larutan elektrolit dannonelektrolit. Oleh karenanya perlu adanyaperhatian khusus terhadap materi tersebut.Beberapa upaya sudah dilakukan guru untukmeningkatkan hasil belajar, salah satunya

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 106: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

90 Muslem Ilyas, dkk

adalah memberikan tugas atau soal-soal yangharus dikerjakan siswa, baik di rumah maupundi sekolah. Namun upaya tersebut belummenunjukkan perubahan, untuk mengatasikendala tersebut perlu ada upaya agar materimengidentifikasi sifat larutan elektrolit dannonelektrolit tetap dapat terlaksana. Salah satuupaya yang dapat dilakukan adalah denganmenggunakan bahan-bahan yang mudahdijumpai di lingkungan sekitar siswa.Keuntungan yang didapatkan dari indikator iniadalah menggunakan bahan-bahan alam yangada di sekitar. Selain bahannya mudahdidapatkan, lebih ekonomis, juga dapatmemanfaatkan lingkungan sebagai sumberbelajar.

Salah satu upaya untuk mencapai tujuanmata pelajaran kimia pada materi larutanelektrolit dan nonelektrolit adalah denganpembelajaran kooperatif tipe group

investigation (GI) dengan metode home

experiment. Menurut Suprijono, (2008) modelpembelajaran kooperatif tipe (GI) merupakanpembelajaran di mulai dengan membagikankelompok dan selanjutnya guru memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan yang dapatdi kembangkan dari topik itu. Melalui model inisiswa dapat melakukan kegiatan investigasiberupa praktikum yang dilakukan di rumahdengan menggunakan bahan alam yang ada disekitar rumah masing -masing. Group

investigation atau disebut juga investigasikelompok merupakan model pembelajarankooperatif yang paling kompleks dan palingsulit untuk diterapkan. Dalam pembelajaransiswa terlibat langsung dalam perencanaan baiktopik yang dipelajari maupun cara penyelidikan.Pembelajaran ini memerlukan pengelolaan kelasyang sulit dibandingkan pembelajaran yangberpusat pada guru. pembelajaran ini jugamemerlukan mengajar siswa keterampilankomunikasi (Trianto, 2009).

Model pembelajaran GI mempunyaiBeberapa kelebihan diantaranya memberikebebasan kepada siswa untuk berpikir secaraanalitis, kritis, kreatif, reflektif dan produktif(Nurhayati 2007). Dengan pembelajaran ini

kemampuan siswa baik kognitif maupunpsikomotorik dapat lebih berkembang. MenurutSuprijono (2012) pembelajaran GI sangat cocokuntuk pelajaran sains yang bertujuan untukmelibatkan siswa dalam penyelidikan ilmiahdan mendorong siswa untuk berkontribusi padapembelajaran di dalam kelas. Model Group

Investigation (GI) dapat mendorong siswamemperoleh suatu penemuan melalui kerjasama kelompok dan penyelidikan.

Kinerja kelompok yang melibatkan setiapsiswa untuk mengamati percobaan dapatmemberi hal baru bagi mereka, salah satunyadengan melakukan percobaan di rumah siswamampu menemukan hal baru. Hal ini sesuaiJohar (2010), metode eksperimen (percobaan)merupakan penyajian pelajaran, dimana anakdidik melakukan percobaan dengan mengalamidan membuktikan sendiri sesuatu yangdipelajari. Dengan penugasan melakukanpercobaan di rumah guru dapat mengatasiketerbatasan waktu, tepat, dan bahan yangdigunakan dalam proses pembelajaran.

Menurut Puspita (2012), pembelajaran GIsangat cocok untuk pelajaran sains yangbertujuan untuk melibatkan siswa dalampenyelidikan ilmiah dan mendorong siswa untukberkontribusi pada pembelajaran di dalam kelas.Melalui kerja sama kelompok dan penyelidikan,model GI mendorong siswa dapat memperolehsuatu penemuan. Namun penerapan model inisangat cocok pada materi yang melakukanekperimen (percobaan) baik di laboraturiummaupun di rumah. Salah satu materi yangmembutuhkan eksperimen di SMA/MA untukmemperjelas konsepnya adalah mengidentifikasisifat larutan elektrolit dan non elektrolit.Kendala yang sering dihadapi guru untukmengajar materi tersebut, terbatasnyaketersediaan alat dan bahan penunjangpraktikum di sekolah . Berdasarkan latarbelakang permasalahan, maka saya tertarikmelakukan penelitian dengan judul “PenerapanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) pada Materi LarutanElektrolit dan Nonelektrolit MenggunakanBahan Alami dengan Metode Home Experiment

Page 107: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) ... 91

di Kelas X MAN Darussalam Aceh BesarTahun Pelajaran 2012/2013”.

METODE PENELITIANJenis penelitian yang digunakan ialah

deskriptif. Penelitian berfokus pada tanggapansiswa, guru dan orang tua siswa serta aktivitassiswa (i) terhadap penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) dengan menggunakan metodeHome Experiment pada materi larutan elektrolitdan nonelektrolit berbasis bahan alami.Penelitian ini dilakukan di MAN DarussalamAceh Besar dan di rumah setiap anggotakelompok. Pemilihan sampel penelitiandilakukan secara purposif sampling, yaitu padakelas X-1 yang berjumlah 33 orang siswa, yangterdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 24 orangsiswa perempuan. Teknik analisis data berupaUntuk melihat tanggapan siswa, guru danoarang tua diberikan angket yang berisi pilihan“Ya” dan “Tidak”. Menghitung persentasejawaban responden dalam bentuk tabel tunggalmelalui distribusi frekuensi dan persentase,dengan menggunakan rumus (Sudijono, 2005):

Keterangan:P = Persentase f = Frekuensi dataN= Jumlah sampel yang diolah

Serta lembar obsesvasi siswa untukmelihat aktivitas siswa dalam prosespembelajaran Adapun pendeskripsian skorkeaktifan selama kegiatan pembelajaran adalah(1) = kurang, (2) = cukup, (3) = baik, dan (4) =sangat baik (Tim Pustaka Yustisia, 2008). Datayang diperoleh dari pengamatan akan dianalisisberdasarkan hasil skor rata-rata pengamatan,dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Dengan interpretasi:Nilai = 0-29. Sangat kurangNilai = 30-49. KurangNilai = 50-69. CukupNilai = 70-89. BaikNilai = 90-100. Sangat baik

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, populasi dalam penelitian ini terdiriseluruh siswa (i) kelas X MAN Darussalam.Kemudian sampel diambil secara purposifsampling yaitu kelas X-1 dengan jumlah 33siswa (i) sebagai sampel. Dari data yangdiperoleh deskripsi Tanggapan siswa terhadapPenerapan Model Pembelajaran GI denganmetode Home Experiment sebagai berikut.

Tabel 1. Tanggapan siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran GI dengan metode HomeExperiment.

No(1)

Pertanyaan(2)

Frekuensi (f) Persentase (%)Ya(3)

Tidak(4)

Ya(5)

Tidak(6)

1 Apakah anda mengidentifikasi topik yang diberikanguru kepada anda mengenai larutan elektrolit dannonelektrolit berbasis bahan standar laboraturium danbahan yang ada di lingkungan dengan melakukanpercobaan?

33 0 100,00 0,00

2 Apakah dengan penerapan model pembelajarankooperatif tipe group investigation (GI) yang di sertaipelaksanaan praktikum dirumah dapat memotivasi Andauntuk lebih giat dalam belajar?

32 1 96,96 3,03

3 Apakah anda dan kelompok anda merencanakanbagaimana cara melakukan percobaan dirumah mengenaiidentifikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit berbasisbahan standar laboraturium dan bahan yang ada dilingkungan anda?

33 0 100 0,00

Page 108: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

92 Muslem Ilyas, dkk

No(1)

Pertanyaan(2)

Frekuensi (f) Persentase (%)Ya(3)

Tidak(4)

Ya(5)

Tidak(6)

4 Apakah Anda mencari informasi mengenai bahan apasaja yang ada di lingkungan anda yang dapat digunakandalam percobaan identifikasi larutan elektrolit dannonelektrolit?

33 0 100 0,00

5 Apakah anda mendapatkan kendala dalam menyiapkanlaporan akhir setelah melakukan percobaan dirumahdengan menggunakan bahan standar laboraturium danbahan yang ada di sekitar anda?

4 29 12,12 87,87

6 Apakah anda siap untuk mempresentasikan laporankinerja anda jika itu diperlukan satu saat? 33 0 100 0,00

7 Apakah anda dapat berbagi wawasan yang telah andadapatkan kepada kelompok lain dengan pengalamanefektif anda?

33 0 100 0,00

8 Apakah melakukan percobaan dirumah denganmenggunakan bahan standar laboraturium dan bahanyang ada disekitar rumah sehingga anda mendapatkaninformasi yang lebih banyak daripada hanya mendengarpenjelasan dari guru anda?

33 0 100 0,00

9 Apakah anda bertanggung jawab kepada kelompokanda dengan mencari informasi untuk membuatkesimpulan dalam percobaan yang dilakukan dirumahdengan bahan standar laboraturium dan bahan yang adadi sekitar anda?

33 0 100 0,00

10 Apakah anda telah merencanakan bagaimana dan apayang akan dilaporkan kepada guru anda setelahmelakukan percobaan dirumah dengan bahan standarlaboraturium dan bahan yang ada disekitar anda?

33 0 100 0,00

Persentase Respon Positif 90,90Persentase Respon Negatif 9,09

Adapun tanggapan guru terhadap Penerapan Model Pembelajaran GI dengan metode Home

Experiment di kelas X-1 di tunjukkan hasil dari tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 2. Tanggapan guru terhadap Penerapan Model Pembelajaran GI dengan metode HomeExperiment.

No(1)

Pertanyaan(2)

Frekuensi (f) Persentase (%)Ya(3)

Tidak(4)

Ya(5)

Tidak(6)

1 Apakah bapak/ibu guru setuju terhadap pemberian tugasdengan mengidentifikasi topik (larutan elektrilit dannonelektrolit) kepada siswa (i) dengan menggunakanbahan standar laboratorium dan bahan yang ada dilingkungan sekitar untuk melakukan percobaan dirumah?

3 0 100,00 0,00

2 Apakah tanggapan bapak/ibu guru terhadappenyelidikan topik (larutan elektrilit dan nonelektrolit)berbasis bahan standar laboratorium dan bahan yang adadi lingkungan sekitar dengan melakukan percobaandirumah?

3 0 100,00 0,00

Page 109: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) ... 93

No(1)

Pertanyaan(2)

Frekuensi (f) Persentase (%)Ya(3)

Tidak(4)

Ya(5)

Tidak(6)

3 Apakah menurut bapak/ibu guru, dengan penugasan yangdiberikan kepada siswa (i) untuk melakukan percobaandi rumah pada materi identifikasi larutan elektrolit dannonelektrolit berbasis bahan standar laboratorium danbahan yang ada dilingkungan sekitar akan memberiinformasi baru dalam penarikan kesimpulan?

3 0 100,00 0,00

4 Apakah menurut bapak/ibu guru, dengan menyiapakanlaporan akhir terhadap percobaan yang dilakukan dirumah pada materi identifikasi larutan elektrolit dannonelektrolit berbasis bahan standar laboratorium danbahan yang ada di lingkungan akan memberi wawasanbaru kepada siswa (i)?

3 0 100,00 0,00

5 Apakah pendapat bapak/ibu guru, denganmempresentasikan hasil percobaan yang telahdilakukan dirumah, siswa (i) dari setiap kelompok lainmemperoleh tanggapan dan reaksi aktif mengenai materiidentifikasi larutan elektrolit dan nonelektrolit berbasis3bahan standar laboratorium dan bahan yang ada dilingkungan sekitar?

3 0 100,00 0,00

6 Apakah menurut bapak/ibu guru, melalui pemberiantugas kepada siswa (i) dengan melakukan percobaan dirumah mengenai materi identifikasi larutan elektrolit dannonelektrolit berbasis bahan standar laboratorium danbahan yang ada di lingkungan depat meningkatkan hasilbelajar siswa (i) melalui evaluasi yang diberikan?

3 0 100,00 0,00

Persentase Respon Positif 100,00Persentase Respon Negatif 0,00

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan 100%guru memberikan tanggapan positif, gurumenyukai penerapan model GI berbasis metodehome eksperiment untuk mengembangkanbahan alami.

Adapun tanggapan orang tua Siswaterhadap Penerapan Model Pembelajaran GIdengan metode Home Experiment yang diberikan kepada siswa (i) hasilnya dapat dilihatdi dalam Tabel 3.

Tabel 3. Tanggapan orang tua Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran GI dengan metodeHome Experiment.

No(1)

Pertanyaan(2)

Frekuensi (f) Persentase (%)Ya(3)

Tidak(4)

Ya(5)

Tidak(6)

1 Apakah menurut bapak/ibu dengan pemberian tugaskepasa siswa (i) untuk menyelidiki topik terhadapmateri identifikasi larutan elektrolit dan nonelektrolitdengan melakukan percobaan di rumah akan memberipengetahuan baru kepada mereka?

33 0 100,00 0,00

2 Apakah tanggapan bapak/ibu terhadap penugasan yangdi berikan guru kepada siswa (i) dengan melakukanpercobaan dirumah seputar topik larutan elektrolit dannonelektrolit dengan bahan yang ada di sekitar rumahmereka akan meningkatkan memotivasi mereka?

30 3 90,90 9,09

Page 110: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

94 Muslem Ilyas, dkk

No(1)

Pertanyaan(2)

Frekuensi (f) Persentase (%)Ya(3)

Tidak(4)

Ya(5)

Tidak(6)

3 Apakah menurut bapak/ibu siswa (i) mampumenganalisa data untuk menghasilkan laporan dankesimpulan terhadap tugas yang di berikan guru untukmelakukan percobaan di rumah dengan memanfaatkanbahan yang ada di sekitar mereka untuk mengidentifikasilarutan elektrolit dan nonelektrolit?

33 0 100,00 0,00

4 Apakah siswa (i) siap untuk melaporkan hasilpercobaan yang telah dilakukan di rumah mengenaimateri larutan elektrolit dan nonelektrolit berbasis bahanstandar laboratorium dan bahan yang ada di lingkungansekitar kepada gurunya dengan baik dan benar?

32 1 96,96 3,03

5 Apakah siswa (i) aktif dalam melakukan percobaan dirumah bersama kelompoknya untuk mengidentifikasilarutan elektrolit dan nonelektrolit dengan memanfaatkanbahan yang ada di sekitar mereka?

31 2 93,93 6,06

6 Apakah menurut bapak/ibu, siswa (i) berbagi informasikepada teman–temannya setelah melakukan percobaan dirumah dengan memanfaatkan bahan yang ada disekitarnya untuk mengidentifikasi larutan elektrolit dannonelektrolit?

33 0 100,00 0,00

Persentase Respon Positif 96.96Persentase Respon Negatif 3,03

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan96,96% orang tua siswa (i) memberikantanggapan positif, orang tua siswa (i) sangat

tertarik dengan cara pembelajaran denganmelakukan percobaan di rumah denganmenggunakan bahan alami.

Tabel 4. Aktivitas Siswa Kelas X-1 MAN Darussalam Aceh Besar Pada Penerapan Model GroupInvestigation (GI) pada Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit berbasis bahan alamidengan metode home experiment.

No Aspek yang DiamatiObserver

Rata-Rata KategoriI II

1 Fase persiapan kelompoka. Siswa menjawab salam guru. 3 3 3b. Siswa duduk dalam kelompok masing-masing.

4 4 42 Fase pelaksanaan model

a. Siswa siswa mendengarkan topikpembelajaran.

4 3 3,5

b. Siswa menerima topik yang dibagikan guru. 3 4 3,5c. Siswa bekerja sama dengan anggota

kelompoknya untuk merencanakan tugas.3 3 3

d. Siswa melaksanakan identifikasi terhadaptopik yang telah dibagikan guru.

3 3 3

e. Siswa memilih bahan alami yang dapat di ujielektrolit dan nonelektrolitnya.

4 4 3

f. Siswa melakukan percobaan dirumah bersamakelompoknya.

4 3 3,5

3 Penutupa. Siswa mengumpulkan hasil percobaan yang

telah didapatkan.3 3 3

b. Siswa menyiapkan laporan akhir bersamakelompok.

3 3 3

Page 111: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) ... 95

Berdasarkan data Tabel 4.4 menunjukkanhasil aktivitas siswa kelas X.1 MANDarussalam Aceh Besar pada materi larutanelektrolit dan nonelektrolit berbasis bahan alamidengan metode home experiment adalah83,75%, hasil ini termasuk ke dalam kategoribaik. Keaktifan siswa terlihat pada saat modelpembelajaran GI dan metode Home Experiment

diterapkan mulai dari guru membagikan siswadalam kelompok, pemberian topik kepadasiswa, merencanakan, melaksanakan identifikasiterhadap topik, memilih bahan alami danmelaksanakan percobaan. Selanjutnya siswamelakukan diskusi bersama pasangannyamasing-masing tentang konsep yang ditemukan,baik pada saat melaksanakan percobaan maupunkonsep lain yang ditemukan dari hasil diskusibersama pasangannya. Disinilah terjadi interaksiantara siswa yang satu dengan yang lainnyasaling menukar informasi dalam menemukankonsep-konsep baru. Hal ini didukung olehpenelitian yang dilakukan Azizah (2012)terhadap penerapan model pembelajaran group

investigation untuk meningkatkan kreativitassiswa pada pelajaran produktif dan terlihathasilnya menunjukkan peningkatan kreativitas

siwa serta peningkatan rasa percaya diri siswasaat persentase di depan kelas.

Berdasarkan hasil penelitian Ratih PuspitaDewi (2012) siswa menjadi lebih banyakmelakukan aktivitas dan suasana saatpembelajaran lebih menyenangkan dan tidakmembosankan. Hal ini karena siswa bekerjasecara kelompok untuk menemukan sendiripengetahuan yang diperlukan. Guru hanyasebagai fasilitator dan motivator serta sebagaipengawas. Selain itu 97% siswa senang dantertarik belajar berkelompok dan dapat bertukarpengetahuan. Belajar berkelompok untukmemecahkan masalah bersama dapatmeningkatkan minat siswa dalam belajar.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa penerapan modelpembelajaran Group Investigation (GI) berbasisbahan alami dengan menggunakan metode home

experiment dapat membantu siswa mempelajarimateri larutan elektrolit dan nonelektrolit,sehingga disarankan untuk dapat digunakanpada kegiatan belajar mengajar pada materiyang memerlukan percobaan.

DAFTAR PUSTAKAAchmad, H. 2001. Kimia Larutan. Bandung: PT

Citra aditya bakti.Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta.Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.Burhan, P. 2008. Prospek Pengembangan

Materi Pendidikan Kimia Masa Depan.Jurnal pendidikan IPA, VI (6): 1-70.

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-KonsepInti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Harjono. 2010. Meningkatkan KompetensiSiswa dalam Pembelajaran Kimia MelaluiPembelajaran Kooperatif STAD. JurnalPenelitian Pendidikan, 27 (1): 1-13.

Nur,Asma. 2006. Model PembelajaranKooperatif. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Nurhayati. 2007. Pendidikan Bagi AnakBerkesulitan Belajar, Jakarta: RinekaCipta.

Petrucci, R. H. 1985. Kimia Dasar Prinsip DanTerapan Medern Edisi Keempat Jilid 1.Jakarta: Erlangga.

Puspita Dewi, R. 2012. Penerapan Model GroupInvestigation Terhadap Hasil BelajarMateri Bahan Kimia Di Smp. UnnesScience Education Journal,I (2): 1-8.Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran(Mengembangkan Frofesionalisme Guru).Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Jumlah 34 33 33,5 -Rata-Rata 3,4 3,3 3,35 -Persentase (%) 85 82,5 83,75 Baik

Page 112: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

96 Muslem Ilyas, dkk

Sudijono, A. 2005. Pengantar StatistikPendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Suprijono, D. 2008. Belajar dan Faktor-Faktoryang Mempengaruhinya. Jakarta: PTRineka Cipta.

Trianto. 2009. Berbagai Pendekatan dalamProses Belajar Mengajar, Jakarta: BinaAksara.

Yustisia, Tim pustaka. 2008. PanduanPenyusunan KTSP lengkap ( kurikulumTingkat Satuan Pendidikan.). SD, SMP,

dan SMA. Jakarta: Buku Kita.

Page 113: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

97

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWPADA KONSEP EKSRESI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

IrdalisaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jabal Ghafur

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep ekskresi di SMP Negeri 1 Delima. Populasidalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Delima terdiri dari 4 ruang denganjumlah siswa 96 orang. Sampel dalam penelitian ini kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dan kelasVIIIB sebagai kelas kontrol, jumlah siswa pada kelas VIIIA berjumlah 21 siswa dan kelas VIIIB

berjumlah 22 siswa. Metode yang yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatanstruktural. Pengumpulan data dilakukan dengan teknis tes dan pengolahan data menggunakan uji-t. Hasilpenelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai thitung lebih besar darinilai ttabel (2,05>1,68). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasilbelajar siswa pada konsep ekskresi di kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dapat meningkatkanpenguasaan konsep ekskresi dibandingkan metode pembelajaran konvensionalyang dilakukan di kelasVIIIB sebagai kelas kontrol pada SMP Negeri 1 Delima.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Jigsaw, Ekskresi

PENDAHULUANtrategi belajar mengajar merupakancara guru untuk mengoptimalkaninteraksi antar peserta didik dengan

komponen dalam sistem intruksi pembelajaran.Strategi yangdipilih oleh guru dalam pemberianmateri sangat berpengaruh bagi hasil belajarsiswa. Dalam pelajaran IPA terpadu perludiperhatikan model yang digunakan dalammengajar karena model pembelajaran yangserasi akan mempercepat keberhasilan prosesbelajar mengajar.

Model Pembelajaran merupakan suatupendekatan yang digunakan termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkunganpembelajaran dan pengelolaan kelas (Arendsdalam Suprijono, 2013). Model pembelajaranadalah suatu perencanaan yang digunakansebagai pedoman dalam merencanakanpembelajaran di kelas. Model tersebutmerupakan pola umum perilaku pembelajaranuntuk mencapai kompetensi atau tujuanpembelajaran yang diharapkan. Joyce, B. et al(2009) menyatakan bahwa model pembelajaranmerupakan gambaran suatu lingkungan

pembelajaran yang meliputi perilaku guru saatmodel diterapkan.

Model pembelajaran tipe Jigsaw

merupakan model pembelajaran kooperatif,siswa belajar dalam kelompok kecil yangberjumlah anggota 4-5 orang denganmemperhatikan keheterogenannya, bekerjasamadengan positif dan setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari masalah tertentu darimateri yang diberikan dan menyampaikanmateri tersebut kepada anggota kelompok yanglain.Menurut Suhana (2009:54) “keunggulankooperatif tipe Jigsaw mampu meningkatkanrasa tanggung jawab siswa terhadappembelajaran sendiri dan juga pembelajaranorang lain”. Siswa tidak hanya mempelajarimateri yang diberikan, tetapi mereka harus siapmemberi dan mengajarkan kepada anggotakelompoknya yang lain. Siswa tidak hanyamempelajari materi yang diberikan, tetapimereka juga harus siap memberikan danmengajarkan materi tersebut pada anggotakelompoknya yang lain, meningkatkankerjasama secara kooperatif untuk mempelajarimateri yang ditugaskan.

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 114: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

98 Fastawa, dkk.

Model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw dirasa mampu mengembangkanpengetahuan siswa karena disini siswa dapatmemiliki tanggung jawab dan kerja sama yangpositif dan saling ketergantungan untukmendapatkan informasi dan memecahkanmasalah yang diberikan, jadi hasil belajar siswadapat dipengaruhi oleh model pembelajaranyang dipilih.

METODE PENELITIANMetode penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Delima terdiri dari 4ruang dengan jumlah siswa 96 orang. Sampeldalam penelitian ini kelas VIIIA sebagai kelaseksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelaskontrol, jumlah siswa pada kelas VIIIA

berjumlah 21 siswa dan kelas VIIIB berjumlah22 siswa. Metode yang yang digunakan adalah

metode deskriptif dengan pendekatan struktural.Pengumpulan data dilakukan dengan teknis tesdan pengolahan data menggunakan Uji-t.

HASIL DAN PEMBAHASANNilai yang diperoleh siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model pembelajarankooperatif tipeJigsawuntuk meningkatkan hasilbelajar siswa pada materi ekskresi di kelas VIIISMP Negeri 1 Delima adalah sebagai berikut:

Untuk nilai post-test siswa kelaseksperimen dan kelas kontrol adalah sebagaiberikut: Nilai siswa kelas eksperimen adalah:

30, 30, 35, 40, 50, 50, 60, 65, 70,70, 70, 80,80, 85, 85, 85, 90, 90, 90, 95, 95

Nilai siswa kelas kontrol adalah:30, 30, 35, 35, 35, 40, 45, 50, 50, 50, 55, 55,55, 60, 60, 65, 70, 70, 75, 80, 80, 85

Tabel 4.1 Nilai Tes Awal dan Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen (VIIIA )No Nama Siswa Kelas VIIIA

(Kelas Eksperimen) Nilai Pre-tes Nilai Post-tes

1 2 3 41 Ahlul Wahyudi 30 402 Amaral Mukmin 70 853 Anita Zahara 75 904 Firdaus Akbar 40 505 Hayaturrahmi 60 706 Ikhwani 70 807 Izatul Jannah 80 958 Khairun Nisah 75 909 Misratul Husna 30 3510 Misra Dewi 70 8011 Muhammad Iqraq 75 8512 Muhtadin 35 5013 Multazam 55 7014 Muhammad Ahzar 85 9515 Muhammad Akbar 30 3016 Munawar 65 9017 Nurhafizah 30 3018 Royhalis 55 6519 Uswatun Hasanah 50 6020 Wildatur Rahmi 65 7021 Zaharatul Jannah 75 85

Jumlah 1220 1445Rata-rata 58,09 68,80

Page 115: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Komposisi Jenis dan Kepadatan Populasi Porifera ... 99

Pembelajaran Jigsaw guru membagi 2kelompok, yaitu kelompok asli dan ahli.Kelompok asli yang terdiri dari 5 kelompok,kelompok ahli terdiri dari 5 kelompok dan 5materi. Setiap kelompok asli mengirimkanwakilnya untuk belajar ke kelompok ahli untukmempelajari suatu materi dengan kelompoklain, setelah selesai masing-masing wakilkembali dan menceritakan kepada temannyasecara bergantian apa yang sudah didapat dikelompok ahli. Sedangkan Pembelajarankonvensional guru berceramah didepan untukpenyampaian materi sedangkan peserta didikmendengarkan dan mencatat.

Setelah melakukan penelitian ini, aktivitasdan kompetensi siswa khususnya kelaseksperimen dalam pembelajaran dapatmeningkat, sebagaimana hasil pengamatan daribeberapa pertemuan. Meningkatnya aktivitasdan kompetensi siswa dalam pembelajarandengan model pembelajaran Jigsaw, berartimasalah dalam pembelajaran IPA Biologi diSMP Negeri 1 Delima pada pokok bahasanmengenai ekskresi dapat diatasi denganpenerapan model pembelajaran Jigsaw

Berdasarkan hasil pengujian hipotesisdengan menggunakan uji-t pada taraf signifikanα = 0,5dan derajat kebebasan (dk) = 41 ternyatathitung> ttabelyaitu 2,05 > 1,68, karena pada tarafsignifikan 5% menunjukkan bahwa penguasaankonsep ekskresi yang diajarkan denganpenerapan pembelajaran kooperatif tipeJigsawlebih baik dari pada siswa yang diajarkandengan penerapan metode pembelajarankonvensional, maka penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw untukmeningkatkan hasil belajar siswa pada konsepekskresi di kelas VIIIA dan kelas VIIIBmemberihasil yang berbeda dalam perolehan nilaisebagai peningkatan penguasaan materi. Siswakelas VIIIAyang diajarkan dengan metodekooperatif tipe Jigsaw lebih baik hasilnyadibandingkan kelas VIIIByang diajarkan denganmenggunakan metode konvensional,perbandingan tersebut dapat dibuktikan darinilai rata-rata lebih besar kelas eksperimen yaitu

68,52 dibandingkan dengan kelas kontrol yaitunilai rata-rata 55.

Hal ini sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Kristi Wardani (2013:6). Metodepembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sangattepat digunakan guru karena denganpembelajaran kooperatif, ketergatungan siswaakan guru sebagai sumber utama dalam belajarakan berangsur-angsur kurang, menambahkepercayaan berfikir sendiri, mengembangkankemampuan siswa mengungkapkan pendapatdan membandingkan, menyadariketerbatasannya dan menerima segalaperbedaan, meningkatkan kemampuan siswamenggunakan informasi dan kemampuanbelajar abstrak menjadi nyata, meningkatkankepekaan dan kesetiakawanan, oleh karena itupendekatan kooperatif tipe Jigsaw dapatdigunakan sebagai salah satu pilihan metodedalam pembelajaran materi Biologi ekskresikarena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis,maka pada kelas eksperimen siswa memilikimotivasi yang tinggi sehingga dapatmeningkatkan hasil belajar pada materiekskresi, bahkan hasil belajar siswa sangatmeningkat. Sedangkan pada kelas kontrol siswakurang memiliki motivasi dalam proses belajarmengajar, karena guru hanya menggunakanmetode konvensional. Pencapaian prestasibelajar yang kurang maksimal ini dikarenakanpembelajaran yang berlangsung terlalu pasif,terlihat bahwa pembelajaran cenderung berpusatpada guru, sehingga siswa tidak dapatmengembangkan kemampuan awal yangdimilikinya dan membuat siswa kurangtermotivasi dalam pembelajaran. Berdasarkanhasil observasi yang dilakukan, ternyata ketikaguru menyampaikan materi pada pelajaranBiologi, guru menyampaikan materi denganmenggunakan metode konvensional, gurukurang dapat melibatkan siswa dalam prosespembelajaran ini. Hal ini menyebabkan banyaksiswa yang ngobrol sendiri, bermain handphone,bahkan ada yang tidur pada saat prosespembelajaran berlangsung, akhirnya siswakurang dapat memahami materi yang

Page 116: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

100 Fastawa, dkk.

disampaikan oleh guru. Aktivitas siswa sepertibertanya, mengajukan pendapat, menyanggahpendapat dari guru dan menjawab pertanyaantidak muncul gejala aktif dari siswa. Hal inimenjadikan siswa kurang kreatif dan kurangbisa mengembangkan diri serta sukar untukmengaplikasikan apa yang telah diperolehnyadalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan data-data yang diperoleh darites kemampuan awal (pre-test), tes kemampuanakhir (post-test) yang dilaksanakan dikelas VIIISMP Negeri 1 Delima, peneliti menyimpulkanbahwa penerapan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasilbelajar siswa pada konsep ekskresi di kelasVIIIAsebagai kelas eksperimen dapatmeningkatkan penguasaan konsep ekskresi dari

pada tanpa menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Jigsaw yang dilakukan di kelasVIIIB sebagai kelas kontrol pada SMP Negeri 1Delima.

KESIMPULANHasil pengolahan data diperoleh nilai thitung

lebih besar dari nilai ttabel (2,05>1,68).Penerapan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswapada konsep ekskresi di kelas VIIIA sebagaikelas eksperimen dapat meningkatkanpenguasaan konsep ekskresi dibandingkanmetode pembelajaran konvensionalyangdilakukan di kelas VIIIB sebagai kelas kontrolpada SMP Negeri 1 Delima.

DAFTAR PUSTAKAJoyce, B., Marsha W., dan Emily C. 2009.

Model of Teaching. Yogyakarta: PustakaBelajar.

Kristi Wardani. 2013. Implementasi ModelPembelajaran Kooperatif Tipe JigsawUntuk Meningkatkan KualitasPembelajaran IPS di Kelas V SDNNgingkrik Slamen.JurnalPendidikan.Universitas Sarjana Wiyata

Taman Siswa Yogyakarta. Volume II No.2 Edisi Maret- Agustus 2013.

Suprijono, A. 2013. Cooperative Learning(Teori dan Aplikasi PAIKEM).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suhana. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif.Jakarta: Rosda Karya.

.

Page 117: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 118: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

EKOLOGIDAN

BIODIVERSITAS

Page 119: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 120: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

101

POPULASI KANGKARENG PERUT PUTIH (Anthracoceros albirostris)DI KAWASAN HUTAN LAMBIRAH KECAMATAN SUKAMAKMUR

KABUPATEN ACEH BESAR

Rizky Ahadi1),Samsul Kamal2) dan Nursalmi Mahdi3)

1) Magister Pendidikan Biologi Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh2,3)Program Studi Pendidikan Biologi FITK Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi burung kangkareng perut putih (Anthracocerosalbirostris) yang terdapat di Kawasan Hutan Lambirah Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar.Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2012, dengan menggunakan metode IPA (Index PointAbundance) yang dikombinasikan dengan metode kuadrat dengan luas area penelitian 6 Ha. Teknikpengumpulan data dengan cara observasi yang ditujukan langsung ke objek penelitian. Pengamatandilakukan selama 6 hari mulai dari pukul 06.00-09.00 WIB, dan dilanjutkan sore hari dari pukul 17.00-19.00 WIB. Parameter yang diamati yaitu kepadatan populasi Anthracoceros albirostris. Hasilpenelitian menunjukan kepadatan populasi Anthracoceros albirostris tergolong rendah, dengan rata-rata1 ekor/Ha..

Kata Kunci: Populasi, Kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris), Hutan Lambirah.

PENDAHULUANurung merupakan salah satu satwa yangdapat dijadikan sebagai bioindikatorlingkungan, mereka sangat peka

terhadap berbagai stimulus. Sifat dan populasisuatu spesies burung sangat dipengaruhi olehkondisi habitat tempat burung tersebut berada.Disamping itu keberadaan burung pada suatuhabitat berperan aktif dalam penyebaran bijitumbuhan. Anthracoceros albirostris (bahasaInggris: Oriental Pied Hornbill)adalah salahsatu jenis burung rangkong yang tergolongmemiliki ukuran tubuh sedang diantara family

Bucerotidae lainnya, dengan ukuran tubuh 55-60 cm, berat tubuh 567–879 g dan berwarnaputih hitam. Tanduk besar di kepala berwanaputih kuning, seluruh tubuhnya berbulu warnahitam, bercak putih di bagian bawah mata, perutbawah, paha dan ekor bawah putih (HBW,2013).

Sebagian besar burung rangkong ini hidupdi hutan hujan tropis dan hanya beberapa jenissaja yang hidup di daerah kering seperti diAfrika. Indonesia merupakan rumah bagi 14jenis burung rangkong yang tersebar di hutanhujan tropis, tiga diantaranya bersifat endemik.

Mayoritas, rangkong banyak ditemukan didaerah hutan dataran rendah, hutan perbukitan(0 – 1000 mdpl). Namun daerah pegunungan(>1.000 mdpl) rangkong sudah mulai jarangditemukan. Pulau Sumatera menempati jumlahterbanyak dengan 9 jenis, di susul denganKalimantan dengan 8 jenis (Iskandar: 1989).

Hutan Lambirah merupakan salah satuhutan berbukit yang berada di KecamatanSukamakmur Kabupaten Aceh Besar ProvinsiAceh, merupakan daerah hutan hujan tropisjajaran pegunungan bukit barisan dengan luas ±60 Ha, yang terletak pada ketinggian tempat500 – 1.000 mdpl. Daerahnya mempunyaitopografi bergelombang sampai dengan berbukitterjal yang dimayoritasi oleh pohon-pohonberukuran besar. Kawasan hutan Lambirahberada 1,5 km dari pemukiman pendudukGampong Lambirah. Sebagian besar darikawasannya telah dijadikan sebagai lahanperkebunan penduduk serta ilegal loging. Halini berkaitan dengan faktor utama yang palingmentukan dan mempengaruhi populasiAnthracoceros albirostris ini pada suatuwilayah yaitu ketersedian pakan dan struktur

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 121: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

102 Rizky A, dkk.

habitat yang semakin lama semakin kecil danmemprihatinkan. Belum lagi baru-baru inisangat gencar dilakukan perburuan rangkonguntuk dijadikan hewan peliharaan. Denganadanya perubahan struktur habitat tersebut makaakan sangat mempengaruhi populasi burungrangkong dan dalam jangka waktu lamadikhawatirkan akan mengalami kepunahan.Berdasarkan permasalahan tersebut maka perludilakukan suatu penelitian untuk memperolehinformasi mengenai populasi kangkareng perutputih (Anthracoceros albirostris) di KawasanHutan Lambirah Kecamatan SukamakmurKabupaten Aceh Besar.

METODE PENELITIANPengamatan dilakukan dengan

menggunakan metode IPA (Index Point

Abundance) yang dikombinasikan denganmetode kuadrat. Metode IPA digunakan untukmenghitung titik pada lokasi pengamatan(Fandeli: 1995). Metode kuadrat digunakanuntuk mengetahui jumlah dan dihitungkeberadaan burung rangkong yang terdapat padasatu petak kuadrat. Pengumpulan data penelitiandilakukan pada Maret 2012 mulai dari pukul06.00-09.00 WIB, dan dilanjutkan sore hari daripukul 17.00-19.00 WIB.

Gambar 1. Lokasi Penelitian Kawasan HutanLambirah Kecamatan SukamakmurKabupaten Aceh Besar

Analisis DataPengolahan data yang didapat diolah

dengan menghitung kepadatan populasi denganpaduan metode IPA dan survey eksploratif.Untuk menghitung rata-rata Anthracoceros

albirostris yang terdapat di kawasan hutanLambirah digunakan rumus nilai tengahpopulasi yaitu bila gugus data X1, X2, X3,….Xn,

menyusun sebuah populasi tertinggi berukuranN, maka nilai tengah populasinya adalah:

K =

Untuk menghitung rata-rata kangkarengperut putih yang hidup di hutan kawasan DesaLambirah digunakan rumus nilai tengahPopulasi yaitu :

M =Dimana :M = Nilai tengah / Populasi rata-rata

= Jumlah seluruh perhitunganN = Pengulangan (Walpole: 1990)

HASIL DAN PEMBAHASANPopulasi Anthracoceros albirostris

Berdasarkan hasil pengamatan di KawasanHutan Lambirah, Kecamatan SukamakmurKabupaten Aceh Besar hanya ditemui 2individu Anthracoceros albirostris. Haldisebabkan oleh berbagai faktor, baikdipengaruhi oleh aktifitas manusia dalam usahapembukaan lahan perkebunan maupun kondisihutannya sendiri. Grafik sebaran jumlahindividu pada setiap titik hitung dapat dilihatpada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Sebaran Spesies Kangkareng PerutPutih (Bucerotidae) pada setiap TitikHitung (TH).

Titik hitung 6 merupakan satu-satunyatitik yang dijumpai keberadaan Anthracoceros

X

0 1 2 3

TH 1

TH 2

TH 3

TH 4

TH 5

TH 6

Anthracocerosalbirostris

N

X

2int mihabitatLuas

ratarataJumlah

Page 122: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Populasi Kangkareng Perut Putih... 103

albirostris (2 individu), hal ini diasumsikankarena vegetasi hutannya masih sangat baikuntuk kelangsungan hidupnya. Titik hitung 1hinggat 5 tidak dijumpai aktifitas dankeberadaan Anthracoceros albirostris ini.Perbedaan jumlah yang mencolok antara titikhitung 6 dengan titik hitung lainnya dapatdisebabkan oleh berbedanya vegetasi habitatakibat pengaruh tangan manusia, hal ini sangatjelas terlihat pada titik hitung 1 dan titik hitung2 yang berada pada lahan perkebunan warga.Perbedaan dalam struktur habitat pada masing-masing tipe habitat menyebabkan bervariasinyasumber pakan yang ada dalam suatu habitat(Hasmar Rusmendro: 2009). Pada titik hitung 6terdapat cukup banyak jenis tumbuhan biji,seperti jenis tumbuhan Ficus (Ara) dan Lontar(Iboeh) sehingga menjadi objek kunjunganfavorit dan menjadi tempat bersarang bagisebagian jenis burung rangkong. KeberadaanAnthracoceros albirostris sangat sulit dijumpaiakibat pengaruh gangguan habitat oleh manusia,baik perambahan hutan maupun perburuan

untuk dijadikan hewan peliharaan. Burungrangkong sangat peka terhadap perubahankeadaan lingkungan, sehingga membuat merekamelakukan perpindahan ke habitat lain bahkanlebih parah lagi keberadaanya akan hilang darisuatu lokasi.

KESIMPULANBerdasarkan hasil pengamatan di Kawasan

Hutan Lambirah, Kecamatan SukamakmurKabupaten Aceh Besar, hanya ditemui 2individu Anthracoceros albirostris denganjumlah kepadatan populasi 1 ekor/Ha. IndividuAnthracoceros albirostris hanya dijumpai padatitik pengamatan 6. Melihat sangat sedikitnyapopulasi Anthracoceros albirostris di KawasanHutan Lambirah Kecamatan SukamakmurKabupaten Aceh Besar, maka penulismenyarankan untuk lebih menjagakelangsungan hewan langka tersebut serta perludibuat peraturan daerah yang tegasagarmelarang perburuan burung jenis inikhususnya dan jenis fauna lain umumnya.

DAFTAR PUSTAKAAnwar, J. dkk. 1984. Ekologi Ekosistem

Sumatra. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity.

Brotowidjoyo, D.M. 1994. Zoologi Dasar.Yogyakarta: Erlangga.

Boughey. 1973. Ecology of Population. NewYork: Macmilian Publishing Corporation.

Biby, C. 1998. Bird Surveys. Bogor: Bird LifeInternational.

Fandeli, C. 1995. Analisis Mengenai DampakLingkungan Prinsip Dasar danPemapanannya Dalam Pembangunan.Yogyakarta: Liberty.

Hanum, P. P. 2009. Jurnal Fauna IdentitasBurung Rangkong. Jakarta: Balai KliringKeanekaragaman Hayati Nasional.

__________Fauna Identitas(Bucerotiadae(Tamminek)). (Jakarta: Balai KliringKeananekaragaman Hayati Nasional).

Iskandar, J. 1989.Jenis Burung Yang Umum DiIndonesia. Jakarta: Jambatan.

Leopald. 1979. Dunia Pustaka Life EdisiBurung. Jakarta: Tira Pustaka.

Linnaeus, C. 1766. Handbook of the Bird of theWorld (HBW) (Alive): Pied Hornbill,(Online),(http://www.hbw.com/species/oriental-pied-hornbill-anthracoceros-albirostris diakses 13 Januari 2011).

Mackinnon, J. 1992.Burung-burung diSumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan.Bogor: LIPI-Seri Panduan Lapangan.

Poerwati. 1994.Keanekaragaman JenisRangkong di Jawa.Bogor: InstitutPertanian Bogor.

Rusmendro, H. 2009.PerbandinganKeanekaragaman Burung Pada Pagi danSore Hari di Empat Tipe Habitat diWilayah Pangandaran, Jawa Barat.Jakarta: Fakultas Biologi UniversitasNasional.

Page 123: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

104

MAKROZOOBENTHOS YANG BERASOSIASI DENGAN EKOSISTEM MANGROVEDI SUNGAI REULENG, KABUPATEN ACEH BESAR

Afkar1) dan Nadia Aldyza2)

1,2)Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Gunung Leuser Aceh.Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) Jumlah spesies makrozoobenthos yang berasosiasidengan ekosistem mangrove dan (2) spesies makrozoobenthos yang dominan ditemukan di SungaiReuleng, Kabupaten Aceh Besar. Penelitian dilakukan pada Mei sampai Juni 2016, pada 3 stasiunpengamatan yaitu di kawasan hulu, aliran dan kawasan muara Sungai Reuleng Leupung, KabupatenAceh Besar. Pengambilan spesies makrozoobenthos dan spesies mangrove menggunakan metodeQuadrat Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies makrozoobenthos yang berasosiasidengan ekosistem mangrove di Sungai Reuleng sebanyak 18 spesies, dan terdapat 2 spesiesmakrozoobenthos yang paling dominan ditemukan di lokasi pengamatan yaitu Faunus ater danCerithidae cingulata. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah (1) Jumlah spesies makrozoobenthosyang berasosiasi dengan ekosistem mangrove di Sungai Reuleng sebanyak 18 spesies. (2) Spesiesmakrozoobenthos yang dominan ditemukan di Sungai Reuleng Leupung, Kabupaten Aceh Besaradalah 2 spesies.

Kata Kunci: Makrozoobenthos, Asosiasi, Sungai Reuleng

PENDAHULUANangrove adalah ekosistem yang khas disuatu perairan yang memiliki perananekologi, sosial budaya, dan peranan

sosial ekonomi. Peranan ekologi diantaranyamenjaga stabilitas pantai dari abrasi, sumberbiota perairan dan keanekaragaman hayati.Disamping itu mangrove berperan sebagaisumber kayu bangunan, kayu bakar, yangmemiliki fungsi konservasi, pendidikan,ekoturisme dan fungsi budaya (Setyawan,2006).

Pada saat ini, ekosistem mangrovesemakin terancam kehidupannya (Daru et al.,

2013). Ekosistem mangrove harus tetap dijagauntuk perlindungan suatu kawasan lindung(Tornroos et al., 2013), karena secara globalpenting bagi produktivitas lingkungan pesisir(Ponnambalam et al., 2012). Selain itu,ekosistem mangrove berfungsi sebagai habitatberbagai jenis biota, diantaranya biota penempelpada pohon, membenamkan diri dan biota yangmerangkak didasar perairan. Kesemua biota initermasuk kedalam kelompok makrozoobenthos(Tapilatu dan Pelasula, 2012).

Makrozoobenthos merupakan kelompokbenthos yang memiliki ukuran lebih dari 1 mmdan pertumbuhan dewasanya memiliki ukuran 3mm sampai 5 mm (Vernberg, 1981 dalam

Fachrul, 2007). Makrozoobenthos hidupmenempel, melata (sesile), meliang danmembenamkan diri baik di dasar perairanmaupun di permukaan dasar perairan (Arief,2003). Makrozoobenthos yang umum ditemui dikawasan mangrove adalah makrozoobenthosdari Class Crustacea, Polychaeta, Bivalvia dan

Gastropoda.

Makrozoobenthos mempunyaikemampuan beradaptasi yang bervariasiterhadap kondisi lingkungan. Lingkungan fisikmempengaruhi aktivitas makrozoobenthos dandistribusinya terkait dengan pengerukan tanahyang merupakan tindakan fisik dalam sedimen,seperti gelombang, pasang surut, dan arus(Sassa et al., 2011). Selain itu tingkatkeanekaragaman makrozoobenthos yangterdapat di lingkungan perairan dapat digunakansebagai indikator pencemaran (Fadli et al.,2012). Keanekaragaman makrozoobenthosdapat meningkat dengan kelimpahan yang

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 124: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Makrozoobenthos yang Berasosiasi... 105

meningkat seiring dengan bertambahnya umurspesies mangrove yang di rehabilitasi (Onrizalet al., 2008).

Sungai Reuleng merupakan salah satusungai yang terdapat di Kecamatan LeupungKabupaten Aceh Besar dengan panjang ± 2.300m dan lebar ± 80 m. Sungai Reuleng melintasidua gampong, yaitu Gampong MeunasahMesjid dan Meunasah Lamsenia. Hulu SungaiReuleng terletak di kawasan Gunung Reulengyang merupakan gugusan pengunungan bukitbarisan dan bermuara ke Sungai ReulengLeupung (Ali, 2010).

Hasil studi pendahuluan bulan Maret 2016di kawasan Sungai Reuleng terdapatpemukiman penduduk dan memiliki ekosistemmangrove diantaranya Nypa Fruticans (nipah),Acrostichum aureum (wikakas), Sonneratia alba

(berumbang), Fimbristylis sp. (rumput payau),Thespesia populnea (waru laut), danAcrostichum speciosum (piai lasa). Setiaptumbuhan penyusun ekosistem mangrove hidupberbagai biota pesisir yang berasosiasi dengantumbuhan tersebut.

Berdasarkan informasi masyarakat yangtinggal di kawasan Sungai Reuleng, bahwasebagian masyarakat berprofesi sebagai nelayanpencari kerang. Masyarakat memanfaatkan biotaperairan dan makrozoobenthos di SungaiReulung yang berasosiasi dengan ekosistemmangrove untuk pemenuhan hidupnya. Setiapspesies makrozoobenthos memiliki cara hiduptertentu pada ekosistem mangrove. Hidupnyaada yang menempel, ternaungi danmendapatkan makanan dari tumbuhan penyusunekosistem mangrove. Kehidupanmakrozoobenthos dipengaruhi oleh tumbuhanpenyusun mangrove diantaranya berumbang,nipah, waru laut, wikakas dan rumput payau.Hal ini menunjukkan bahwa sebagian darimakrozoobenthos berasosiasi dengan spesiesmangrove.

Informasi tentang asosiasimakrozoobenthos dengan ekosistem mangrovedi kawasan Sungai Reuleng KecamatanLeupung belum diketahui dengan pasti danbelum terdata maka perlu dilakukan penelitian

di perairan ini. Penelitian ini bertujuan (1) untukmengetahui jumlah spesies makrozoobenthosyang berasosiasi dengan ekosistem mangrove diSungai Reuleng Leupung, Kabupaten AcehBesar, dan (2) spesies makrozoobenthos yangmendominasi kawasan perairan di SungaiReuleng Leupung, Kabupaten Aceh Besar.

METODE PENELITIANPenelitian dilakukan di Sungai Reuleng,

Kabupaten Aceh Besar. Kegiatan penelitiandilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juni2016. Kawasan penelitian dibagi ke dalam 3stasiun yaitu (1) Hulu sungai (2) Kawasan aliransungai dan (3) Muara sungai.

Pengambilan data spesiesmakrozoobenthos dan data spesies mangrovemenggunakan metode sampel kuadrat (Quadrat

Sampling) (Fachrul, 2007). Pengambilanmakrozoobenthos di ekosistem mangrovediambil pada 3 stasiun yaitu, hulu sungai, alirandan muara sungai. Pengamatan dilakukan pada5 spesies mangrove yaitu Nypa fruticans,

Sonneratia alba, Acrostichum aureum,

Thespesia populnea dan Frimbistylis littoralis.Luas stasiun pengamatan setiap spesies

mangrove sebesar 10 m x 5 m. Pengambilansampel makrozoobenthos menggunakan petakkuadrat ukuran 1 m x 1 m dengan teknikpurposive sampling di ekosistem mangrove.Pengambilan sampel makrozoobenthosdilakukan dengan 5 kali pengulangan danmakrozoobenthos yang di temukan di arealumpur disaring dengan menggunakan ayakanuntuk memisahkan spesies makrozoobentosdengan lumpur. Setelah disaringmakrozoobenthos kemudian dicuci bersih dandimasukkan ke dalam kantong plastik yangtelah diberi label. Setiap kantong plastik yangberisi sampel diberi alkohol 70 %, untukdiidentifikasi di Laboratorium PendidikanBiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Syiah Kuala. Untuk identifikasispesies makrozoobenthos antara lainmenggunakan buku Dharma (2005) danidentifikasi spesies mangrove menggunakanbuku Rusila et al. (2006).

Page 125: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

106 Afkar & Nadia Aldyza

HASIL DAN PEMBAHASANMakrozoobenthos yang Berasosiasi denganEkosistem Mangrove

Hasil penelitian yang telah dilakukanpada bulan Mei sampai bulan Juni 2016,ditemukan sebanyak 18 spesies

makrozoobenthos pada ekosistem mangrove diSungai Reuleng. Spesies makrozoobenthos yangberasosiasi dengan ekosistem mangrove diSungai Reuleng Leupung, Kabupaten AcehBesar disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Makrozoobenthos berasosiasi dengan mangrove di Sungai Reuleng, Kabupaten AcehBesar.

No Spesies Makrozoobenthos No Asosiasi dengan Mangrove

1. Geloina erosa

1.11.21.31.41.5

Nypa fruticansSonneratia alba

Acrostichum auremThespesia populnea

Fimbristylis littoralis

2. Faunus ater

2.12.22.32.4

Nypa fruticansSonneratia alba

Thespesia populneaFimbristylis littoralis

3. Pomaceae canaliculata 3.1 Sonneratia alba

4. Modiolus auriculatus

4.14.24.34.4

Nypa fruticansSonneratia alba

Thespesia populneaFimbristylis littoralis

5. Crassostrea sp.5.15.25.3

Nypa fruticansSonneratia alba

Acrostichum aurem

6. Nerita maxima6.1 Sonneratia alba

7. Neritina semiconica

7.17.27.37.47.5

Nypa fruticansSonneratia alba

Acrostichum auremThespesia populnea

Fimbristylis littoralis

8. Neritina gagates

8.18.28.38.48.5

Nypa fruticansSonneratia alba

Acrostichum auremThespesia populnea

Fimbristylis littoralis

9. Septaria lineata9.19.2

Nypa fruticansThespesia populnea

10. Theodoxus vespertinus10.110.2

Nypa fruticansSonneratia alba

11. Clithon corona-Yellow11.111.2

Sonneratia albaThespesia populnea

12. Clithon corona-Black

12.112.212.312.412.5

Nypa fruticansSonneratia alba

Acrostichum auremThespesia populnea

Fimbristylis littoralis13. Clithon spinosus 13.1 Nypa fruticans

14. Cerithidae cingulata14.114.2

Sonneratia albaFimbristylis littoralis

15. Thiara winteri

15.115.215.315.4

Nypa fruticansSonneratia alba

Thespesia populneaFimbristylis littoralis

16. Melanoides admirabilis 16.1 Acrostichum aurem17. Panaeus indicus 17.1 Nypa fruticans

Page 126: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Makrozoobenthos yang Berasosiasi... 107

No Spesies Makrozoobenthos No Asosiasi dengan Mangrove

17.2 Thespesia populnea

18. Uca sp.18.118.218.3

Nypa fruticansSonneratia alba

Acrostichum aurem

Tabel 1 dapat dilihat bahwa spesiesmakrozoobenthos ada yang berasosiasi dan adayang tidak berasosiasi dengan spesies mangrovetertentu. Spesies makrozoobenthos yangbeasosiasi dengan ke 5 spesies mangrove yangterdapat dilokasi penelitian yaitu Geloina erosa,

Neritina semiconica, N. gagates dan C. corona-

Black. Selama dilakukan pengamatan, sebagiandari spesies makrozoobenthos juga cenderungditemukan dalam kondisi menempel padaspesies mangrove dan membenamkan diri padasubstrat.

Spesies makrozoobenthos pada mangrovetertentu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Talib(2008) bahwa “Keeratan hubungan antaraspesies mangrove dengan spesiesmakrozoobenthos tertentu ditentukan denganbanyaknya jumlah individu makrozoobenthosyang ditemukan pada lokasi spesies mangrove”.

Kawasan estuari umumnya terdapatbeberapa spesies mangrove yang menjadisumber nutrien dan bahan organik yangmerupakan sumber makanan bagi biota perairanmaupun makrozoobenthos di sekitarnya. Ulfahet al. (2012) menyatakan bahwa ekosistemestuari memiliki biodiversitas yang cukuptinggi, termasuk makrozoobenthos yang hidupdi dalam maupun di atas sedimen perairan danrelatif hidup menggali lubang, merayap danmenempel.

Makrozoobenthos di Perairan SungaiReuleng

Hasil penelitian yang telah dilakukan padabulan Mei sampai bulan Juni 2016,makrozoobenthos yang terdapat di SungaiReuleng sebanyak 18 spesies disajikan padaTabel 2.

Tabel 2. Spesies makrozoobenthos yang ditemukan di Sungai Reuleng Leupung, Kabupaten AcehBesar.

No. Kelas No. Famili No. Nama Spesies

1. Bivalvia

1.1 Corbiculoidae 1.1.1 Geloina erosa

1.2 Mytilidae 1.2.1 Modiolus auriculatus

1.3 Ostreidae 1.3.1 Crassostrea sp.

2.1 Pachyllidae 2.1.1 Faunus ater

2.2 Pillidae

2.2.1 Pomaceae canaliculata

2.3.1 Nerita maxima

2. Gastropoda

2.3.2 Neritina semiconica

2.3.3 Neritina gagates

2.3 Neritidae

2.3.4 Theodoxus vespertinus

2.3.5 Clithon corona-Yellow

2.3.6 Clithon corona-Black

2.3.7 Clithon spinosus

2.4 Septaridae 2.4.1 Septaria lineata

2.5 Potamididea 2.5.1 Cerithidae cingulate

2.6 Thiaridae2.6.1 Thiara winteri

2.6.2 Melanoides admirabilis

3. Crustaceae 3.1 Penaeidae 3.1.1 Panaeus indicus

4. Malacostraca 4.1 Ocypodidae 4.1.1 Uca sp.

Page 127: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

108 Afkar & Nadia Aldyza

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa18 spesies makrozoobenthos yang ditemukan dilokasi penelitian dikelompokkan dalam 4 kelasdan 11 famili. Makrozoobenthos yang paling

banyak ditemukan adalah kelas Gastropoda,dengan komposisi masing-masing spesiesmakrozoobenthos tertera pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik persentase komposisi spesies makrozoobenthos di Sungai Reuleng, KabupatenAceh Besar

Gambar 2 menunjukkan bahwa komposisispesies makrozoobenthos yang paling tinggiadalah Faunus ater sebesar 17 % dan Cerithidae

cingulata sebesar 15 %, sedangkan spesiesmakrozoobenthos yang terendah adalah 1 %yaitu Pomaceae canaliculata, Thiara winteri,

Melanoides admirabilis, Panaeus indicus danUca sp.

Berdasarkan hasil penelitian, spesiesmakrozoobenthos yang dominan ditemukan diperairan Sungai Reuleng adalah Faunus ater

sebanyak 17 %. Faunus ater ini hidup dengancara merayap pada batang dan akar mangrove diperairan yang salinitasnya rendah. Hal ini jugasesuai dengan pernyataan Houbrick (1991)dalam Francis et al. (2011) menyatakan bahwaFaunus ater umumnya ditemukan di perairanpayau yang salinitasnya rendah. KelimpahanFaunus ater sangat baik bagi kehidupanmasyarakat, sebab masyarakat Leupung padaumumnya memanfaatkan spesies tersebut untukdikonsumsi. Hal ini sesuai dengan pernyataanSuarni (2011) bahwa Faunus ater merupakansalah satu sumber makanan hewani yangmengandung nilai protein dan gizi yang tinggisehingga diminati untuk dikonsumsi.

Spesies lain yang dominan dan palingtinggi keberadaannya di ekosistem mangroveSungai Reuleng Leupung adalah Cerithidae

cingulata sebanyak 15 %. Spesies tersebuthidupnya merayap pada batang dan daunmangrove. Cerithidae cingulata yang termasukke dalam Kelas Gastropoda ini, juga merupakanspesies yang mendominasi dan cenderungditemukan merayap di atas permukaan tanahyang berlumpur. Hal ini sesuai denganpernyataan Reksodihardjo et al. (1986) dalam

Sujarno et al. (2013) menyatakan bahwa salahsatu Gastropoda yang mendominasi arealmangrove adalah Famili Potamididae(Cerithidae cingulata) yang hidup di daerahpasang surut serta menyukai areal yangberlumpur.

KESIMPULANKesimpulan dalam penelitian ini adalah

(1) jumlah spesies makrozoobenthos yangberasosiasi dengan ekosistem mangrove diSungai Reuleng sebanyak 18 spesies dan (2)Spesies makrozoobenthos yang dominanditemukan di Sungai Reuleng Leupung,Kabupaten Aceh Besar adalah 2 spesies.

6

[]

1

9

5 5 57 8

2

7 7

2

15

1 1 1 102468101214161820

Persentase(%)

Spesies Makrozoobenthos

PERSENTASE KOMPOSISI SPESIES MAKROZOOBENTHOS

Page 128: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Makrozoobenthos yang Berasosiasi... 109

DAFTAR PUSTAKAAli, M, S. 2010. Pengelolaan Kerang Mangrove

Geloina erosa (Solander 1786)Berdasarkan Aspek Biologi di KawasanPesisir Barat Kabupaten Aceh Besar.Disertasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Arief, A. 2003. Hutan Mangrove. Kanisius,Yogyakarta.

Daru, B .H., Yessoufou, K., Mankga, L. T.,Davies, T. J. 2013. A Global TrendTowards the Loss of EvolutionarilyUnique Species in Mangrove Ecosystems.PLoS ONE, 8(6): e66686.

Dharma, B. 2005. Recent and Fossil IndonesianShells. PT. Ikrar Mandiriabadi, Indonesia.

Fachrul, M. 2007. Metode Sampling Bioekologi.Bumi Aksara, Jakarta.

Fadli, N., Setiawan, I., Fadhilah, N. 2012.Keragaman Makrozoobenthos di PerairanKuala Gigieng Kabupaten Aceh Besar.Jurnal Depik, 1 (1): 45-52.

Francis, A. S. L. Lok1, W. F. Ang1, P. X. Ng1,Beatrice Y. Q. Ng1 and S. K. Tan. 2011.Status and Distribution of Faunus ater(Linnaeus, 1758) (Mollusca: Cerithioidea)in Singapore. Journal of Nature inSingapore, 4: 115-121.

Onrizal, Simarmata, F. SP., Wahyuningsih, H.2008. Keanekaragaman Makrozoobenthospada Hutan Mangrove yang Direhabilitasidi Pantai Timur Sumatera Utara. Dikti,11(2) : 94-103.

Ponambalan, K., Chokkalingam, L.,Subramaniam V., Ponniah, JM., 2012.Mangrove Distribution and MorphologyChanges In the Mullipallam Creek, SouthEastern Coast of India. InternasionalJournal of Conservation Science, 3(1): 51-60.

Rusila, N., Y., Khazali, I. N. N. Suryadiputra.2006. Panduan Pengenalan Mangrove diIndonesia. PHKA & WI-IP, Bogor.

Sassa S, Watabe Y, Yang S, Kuwae T. 2011.Burrowing Criteria and Burrowing ModeAdjustment in Bivalves to VaryingGeoenvironmental Conditions in IntertidalFlats and Beaches. PLoS ONE, 6(9):e25041.

Setyawan, A. D. 2006. Pemanfaatan LangsungEkosistem Mangrove di Jawa Tengah danPenggunaan Lahan di Sekitarnya;Kerusakan dan Upaya Restorasinya.Jurnal Biodiversitas, 7(3) : 282-291.

Suarni, E. 2011. Deteksi adanya Gen toxR, tdh,trh Vibrio parahaemolyticus padaSampelBatissa violacea L dan Faunus aterLinn. Jurnal Syifa Medika, 1(2): 84-95.

Sujarno, MD., Ibrahim., Tuarita, H. 2013.Kajian Struktur Komunitas GastropodaSebagai Data Awal untuk PengembanganEkowisata di Hutan Mangrove CengkrongDesa Karanggandu Kabupaten Trenggalek.Jurnal online. (http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/ artikel4 DEED1E00FF31930390105 C1EE61 E261docx.,diakses tanggal 12 Juni 2014).

Tapilatu, Y., Pelasula, D. 2012. Biota Penempelyang Berasosiasi Dengan Mangrove diTeluk Ambon bagian Dalam. Jurnal Ilmudan Teknologi Kelautan Tropis, 4(2): 267-279.

Talib, M. F. 2008. Struktur dan Pola Zonasi(Sebaran) Mangrove SertaMakrozoobenthos yang Berkoeksistensi, diDesa Tanah Merah dan Oebelo KecilKabupaten Kupang. Skripsi. InstitutPertanian Bogor, Bogor.

Tornroos, A., Nordstrom, M. C., Bonsdorff, E.2013. Coastal Habitats as Surrogates forTaxonomic, Functional and TrophicStructures of Benthic FaunalCommunities. PLoS ONE, 8(10): e78910.

Ulfah, Y., Widianingsih., Zainuri, M. 2012.Struktur Komunitas Makrozoobenthos diPerairan Wilayah Morosari Desa BedonoKecamatan Sayung Demak. Journal OfMarine Research, 1(2): 188-196.

Page 129: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

116

POPULASI BEBERAPA JENIS NYAMUK DI DAERAHBANDA ACEH DAN ACEH BESAR

Razali1), Hamdani2), Al Azhar3) dan Teuku Reza Ferasyi4)

1,2,3,4) Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala, Banda AcehEmail: [email protected]

ABSTRAK

Semakin meningkatnya insidensi beberapa penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, upayapengendalian dengan cara identifikasi jenis dan pengendalian populasi nyamuk sebagai vektormerupakan tindakan yang sangat penting. Penelitian ini akan dilakukan untuk mendapatkaninformasi mengenai jenis dan perbandingan populasi nyamuk penyebar penyakit malaria, filariasisdan demam berdarah (DBD) di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Penelitian ini dilakukanselama 3 bulan menggunakan 500-1000 jentik nyamuk yang dikoleksi dari kawasan endemikmalaria, filariasis dan DBD di Banda Aceh dan Aceh Besar. Penentuan jenis nyamuk dilakukanberdasarkan identifikasi jentik sedangkan perbandingan populasi nyamuk dilakukan berdasarkanperbandingan setiap jenis jentik dengan jumlah keseluruhan jentik yang dikoleksi dalam beberapapengambilan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian di Banda Aceh menunjukkan bahwa sebesar13% jentik adalah Anopheles dan 86,6% didominasi oleh Culex. Akan tetapi di Aceh Besardiperoleh bahwa semua jentik didominasi oleh Culex.

Kata Kunci: Jentik, Nyamuk, Malaria, Aceh Besar, Banda Aceh,

PENDAHULUANyamuk adalah organisme hidup yangterdapat melimpah di alam hampirsemua tempat, dianggap merugikan

karena gigitannya mengganggu kehidupanmanusia, yaitu menyebabkan dermatitis danmenularkan berbagai penyakit. Spesies nyamukyang dapat menjadi penular penyakit,diantaranya genus anopheles,Culex, Aedes danMansonia yang menularkan malaria, filaria,demam berdarah, Japanese encephalitis danlainnya.

Secara khusus, Aceh merupakan salah satuprovinsi yang endemik malaria, filariasis danDBD. Data menunjukkan bahwa pada tahun2009 Aceh menduduki posisi ke-18 dan 16 dari33 propinsi di Indonesia dengan kasus DBD dankematian akibat DBD tertinggi (Depkes RI,2010). Sejak tahun 2014 beberapakabupaten/kota di Aceh telah dinyatakan bebasmalaria, namun perlu upaya pengendalian yangberkesinambungan agar situasi ini tetap terjaga.

Pencegahan, pengendalian danpemberantasan penyakit bersumber nyamukyang paling efektif adalah pengendalianlangsung di sumber penyebar agen patogen

penyebab dengan tindakan yang ramahlingkungan. Populasi nyamuk di daerah tertentusangat terkait dengan suhu dan lingkungansehingga dapat berubah dengan adanyapembangunan fasilitas umum seperti kawasanindustri atau waduk (Priadi dkk., 1991;Soekirno, 2010).

Dengan meningkatnya kepentingan akanmosquito-borne diseases jika dikaitkan denganfaktor sosioekonomi dan pariwisata, identifikasijenis nyamuk penyebar (vektor) kini menjadilebih penting dari sebelumnya. Akan tetapiupaya identifikasi nyamuk ini belum dilakukansecara baik dan menyeluruh di daerah Acehakibat belum tersedianya panduan identifikasiyang lengkap serta sumber daya yang terbatas.Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu penelitianawal untuk melakukan identifikasi jenis dandistribusi alami nyamuk penyebar penyakitinfeksi secara sederhana (pada tingkatan genus)di daerah Aceh dengan kasus penyakitbersumber nyamuk tinggi, yaitu Banda Acehdan Aceh Besar. Diharapkan hasil penelitian inidapat memberikan informasi yang dapatdigunakan untuk melakukan pengendalian jentik

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 130: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Populasi Beberapa Jenis Nyamuk ... 117

dan nyamuk dewasa secara tepat dan terarah.Tujuan penelitian ini adalah memperoleh datamengenai jenis nyamuk yang terdapat di KotaBanda Aceh dan Aceh Besar dan jugamengetahui informasi awal mengenaiperbandingan kasar sebaran alami nyamukpenyebar penyakit infeksi di kawasan BandaAceh dan Aceh Besar.

METODE PENELITIANLokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di duakabupaten/kota dengan kasus mosquito borne

diseases tertinggi di Aceh, yaitu Banda Acehdan Aceh Besar. Lokasi pengambilan sampel diKota Banda Aceh dilakukan di Taman HutanKota BNI Tibang dan Kopelma Darussalam,sedangkan pengambilan sampel di KabupatenAceh Besar dilakukan di Desa Santan.Penghitungan jumlah dan identifikasi jenisjentik yang dikoleksi dilakukan di LaboratoriumParasitologi Fakultas Kedokteran HewanUniversitas Syiah Kuala Darussalam, BandaAceh.

Sampel PenelitianJentik nyamuk sebanyak 300–500 ekor

dikoleksi dari tempat yang sudah ditetapkan.Sampel jentik yang diperoleh dimasukkan kedalam botol yang sudah disiapkan dan segeradibawa ke Laboratorium Parasitologi FakultasKedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeriksaanlebih lanjut.

Pemeriksaan Galur NyamukPenentuan galur nyamuk yang

terdapat pada setiap lokasi dilakukanberdasarkan posisi tubuh jentik di dalam airpada saat menghirup oksigen dari udara dipermukaan (Priadi dkk., 1991)

Analisis DataUji-t sampel independen digunakan untuk

membandingkan jumlah setiap jenis nyamukyang terdapat di Kota Banda Aceh danKabupaten Aceh Besar.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian di Taman

Hutan Kota Banda Aceh dan komplek pelajarmahasiwa (kopelma), bahwa dari 150 jumlahjentik yang diperoleh terdapat sejumlah 20 atau13,3% dinyatakan sebagai Anopheles dansebanyak 130 atau 86,6% sebagai Culex.Perolehan jentik tersebut berasal dari daerahrawa, kolam, bak toilet, bak penampungan air,selokan, pembuangan air dan rawa bakau yangberada di sekitar taman tersebut dan kopelma.

Sedangkan jumlah jentik yang didapat dariAceh Besar khususnya dari desa Santan didapatbahwa semua jenis yang berjumlah 350 adalahCulex. Pengambilan jentik tersebut berasal daribak mandi, bak penampungan air mushalla DesaSantan dan desa Pagar Air dan juga dari selokanpembuangan air seperti pada tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Identifikasi Jumlah Jentik Nyamuk di Banda Aceh dan Aceh Besar

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakanbahwa sebagian besar populasi nyamuk dikawasan Banda Aceh dan Aceh Besar adalahjenis Culex dan sebagian kecil terdapat jenisnyamuk Anopheles. Identifikasi jenis nyamukdengan metode sederhana dan dapat diterapkan

di lapang adalah dengan cara mengamati posisilarva pada permukaan air yang diambil. Larvaejenis Culex dan Aedes memiliki ciri dimanakantong udara (air sac) nya tenggelam daripermukaan air. Sedangkan larvae dariAnopheles tidak terlihat adanya corong respirasidari permukaan air seperti gambar berikut :

LokasiJumlah Jentik

Jumlah%

Anopheles%

CulexAnopheles Culex AedesTaman Hutan KotaKopelma

20 130 - 150 13,3 86,6

Desa Santan - 350 - 350Jumlah 20 480 - 500

Page 131: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

118 Razali, dkk.

Gambar 1. Bentuk Telur, Larva, Pupa dan nyamukdewasa Culex, Anopheles dan Aedes

KESIMPULANPopulasi nyamuk di wilayah penelitian

Aceh Besar dan Kota Banda Aceh didominasioleh nyamuk Cullex, hanya sebahagian kecilterdapat populasi nyamuk anopheles.

DAFTAR PUSTAKAAnonymous, 2015. Mosquitos and other biting

Diptera-World Health Organization.http://www.who.int/water_sanitation_health

Depkes RI 2010. DBD di Indonesia tahun1968–2009. Buletin Jendela Epidemiologi2: 1-15.

Gratz NG. 2004. Critical review of the vectorstatus of Aedes albopictus. Med VetEntomol. 18 (3): 215-27.

Loria, K. 2014. 11 Reasons Mosquitoes Are TheMost Horrible Creatures On Earth.Bussines insider Indonesia online.www.bussinesinsider.co.id

Pangribowo Priadi, Dody., I.S. Noer, dan D.Djuchaifah. 1991. Populasi dan aktivitasbeberapa jenis nyamuk di daerah ProyekPLTA Cirata. Buletin PenelitianKesehatan 19 (3).

Soekirno, M. 2010. Jenis-jenis Nyamuk diDaerah Kawasan Industri Sidangoli,Halmahera dan Maluku Utara. JurnalOnline Perhimpunan EntomologiIndonesia Vol 7 No 1 April 2010.

Sukowati, S 2010. Masalah vektor demamberdarah dengue (DBD) danPengendaliannya di Indonesia. BuletinJendela Epidemiologi 2: 26-30.

Page 132: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

119

KEANEKARAGAMAN BURUNG RANGKONG (BUCEROTIDAE) YANGTERDAPAT DI PEGUNUNGAN GUGOP PULO ACEH

Hedriansyah1), Syahrul Ramadhan2), Samsul Kamal3) dan Nursalmi Mahdi4)

1)Magister Pendidikan Biologi Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala2,3,4)Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry

Email: [email protected]

ABSTRAK

Burung rangkong adalah salah satu spesies burung yang dilindungi, burung ini memiliki wilayahsebaran yang luas, termasuk wilayah kepulauan. Penelitian tentang keanekaragaman burungrangkong di kepulauan belum pernah dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan BiologiUIN Ar-Raniry dan referensinya masih sangatlah minim, sehingga perlu dikaji dengan suatupenelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui spesies dan indeks keanekaragamanburung rangkong (Bucerotidae) yang terdapat di pegunungan Gugop Kecamatan Pulo AcehKabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahkombinasi antara metode titik hitung (point counts) dengan metode line transect. Data dianalisissecara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan cirimorfologi dari spesies burung rangkong, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan rumusindeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Hasil penelitian ditemukan 3 spesies burung rangkongyaitu; kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris), rangkong papan (Buceros bicornis) dankangkareng hitam (Anthracoceros malayanus). Indeks keanekaragaman burung rangkong(Bucerotidae) di pegunungan Gugop tergolong sangat rendah, hal tersebut ditandai oleh H’= 0,78.

Kata Kunci: Keanekaragaman, Burung Rangkong (Bucerotidae), Pegunungan Gugop

PENDAHULUANndonesia memiliki 1.594 jenis burungdari 10.000 jenis yang ada di dunia.Jumlah ini menempatkan Indonesia

sebagai pemilik burung urutan ke-5 terbanyak didunia (Ani, P., 2013). Kerusakan hutan sepertipenebangan liar dapat menyebabkan penurunankeanekaragaman burung.

Burung rangkong dikenal juga sebagaijulang, enggang, dan kangkareng atau bahasaInggris disebut hornbill merupakan namaburung yang tergabung dalam FamilyBucerotidae. Burung rangkong mempunyai cirikhas pada paruhnya yang menyerupai bentuktanduk sapi. Bucerotidae adalah nama ilmiahdari burung rangkong yang memiliki arti“tanduk sapi” dalam bahasa Yunani. Burungrangkong terdiri atas 57 spesies yang tersebar diAsia dan Afrika. 14 jenis diantaranya terdapat diIndonesia (Ulfa, R., 2009).

Data keanekaragaman jenis burungrangkong yang terdapat di kepulauan Indonesia,khususnya Provinsi Aceh termasuk kawasankepulauan yang terdapat di Aceh masih sangat

minim. Pulo Aceh merupakan salah satu dari 23kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Besardan merupakan satu-satunya kecamatankepulauan di Kabupaten Aceh Besar(Kecamatan Pulo Aceh, 19 Maret 2013).Kawasan Pulo Aceh memiliki keragaman hayatitumbuhan yang mendukung keberadaan burung,khususnya burung rangkong. Salah satukawasan yang memiliki keragaman vegetasihutan yang tinggi adalah pegunungan Gugop.Hasil pengamatan pada bulan Februari danbulan April 2013 yang dilakukan di pegununganGugop terdapat beberapa spesies burungrangkong. Kondisi keanekaragaman spesiesburung rangkong di pegunungan GugopKecamatan Pulo Aceh belum diketahui danbelum pernah diteliti.

Hasil diskusi dengan dosen pengasuh matakuliah Ornitologi, diperoleh informasi bahwaKegiatan penelitian tentang keanekaragamanburung rangkong di kepulauan Gugop belumpernah dilaksanakan serta minimnya Referensiyang membahas tentang keanekaragaman

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 133: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

120 Hedriansyah, dkk

burung Rangkong di kawasan Pulo Aceh, olehkarena itu penulis tertarik untuk meneliti“Keanekaragaman Burung Rangkong(Bucerotidae) yang Terdapat di PegununganGugop”.

METODE PENELITIANPengamatan ini dilakukan menggunakan

metode IPA (Index Point Abundance) yang

dikombinasikan dengan metode line transek.Metode IPA digunakan untuk menghitung titikpada lokasi pengamatan. Metode line transekdigunakan untuk mengetahui jumlah spesiesburung rangkong yang terdapat pada kawasanline transek. Pengumpulan data penelitiandilakukan pada 29 April – 4 Mei 2014 mulaidari pukul 07.00-10.00 WIB, dan dilanjutkansore hari dari pukul 16.00-18.00 WIB.

Gambar 1. Peta Topografi Lokasi Titik Hitung Kawasan Pegunungan Gugop, Pulo Aceh

Data yang diperoleh dari penelitian akandianalisis secara kualitatif dengan caramendeskripsikan ciri morfologi dari spesiesburung rangkong. Data ditampilkan dalambentuk gambar dan tabel, denganmencantumkan nama ilmiah dan nama daerah.Indeks keanekaragaman (diversity index)digunakan untuk mengetahui keanekaragamanhayati burung yang diteliti. Indekskeanekaragaman dianalisis dengan rumusindeks keanekaragaman Shannon-Wienerdengan formula: H’= -Σ pi ln pi, Dimana: 1)H’=indeks keanekaragaman Shannon-Wiener;2) pi= ni/N; 3) ni= jumlah individu ke-I; 4) N=jumlah seluruh individu (Hadinoto, Mulyadi, A.,dan Siregar, YI., 2012). Adapun tingkatkeanekaragaman dianalisis berdasarkan yaitu: a)Sangat tinggi H> 3,0; b) Tinggi jika H> 2,0; c)Sedang jika 1,6<H< 2,0; d) Rendah jika 1,0<H<1,5; e) Sangat rendah jika H< 1,0 (Hening, S.,Bambang, I., dan Sucipto, H., 2013) . Hasil

penelitian ini disajikan dalam bentuk buku saku,yang menyajikan deskripsi morfologi danklasifikasi burung rangkong.

HASIL DAN PEMBAHASANSpesies Burung Rangkong (Bucerotidae)yang Terdapat di Pegunungan Gugop

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahuibahwa spesies burung rangkong (Bucerotidae)yang terdapat di pegunungan GugopKemukiman Pulo Breuh Selatan KecamatanPulo Aceh Kabupaten Aceh Besar ProvinsiAceh yaitu sebanyak 3 spesies yaitu;kangkareng perut putih (Anthracoceros

albirostris), rangkong papan (Buceros bicornis)dan kangkareng hitam (Anthracoceros

malayanus). Jumlah jenis tersebut tergolongdalam katagori kurang begamam, hal tersebutdikarenakan kawasan penelitian merupakanwilayah kepulauan. Kondisi wilayah tersebut

Page 134: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Keanekaragaman Burung Rangkong (Bucerotidae) ... 121

menjadi faktor pembatas aktivitas perpindahanburung rangkong.

Faktor lain yang mempengaruhikeberadaan burung rangkong akibat aktivitasmanusia yang sangat tinggi; pembukaan lahanbaru dengan cara membakar hutan untukdijadikan perkebunan, pemburuan untukdijadikan hewan peliharaan dan dikosumsiseperti burung kangkareng perut putih(Anthracoceros albirostris), dan ditambah lagidengan aktivitas pengambilan batu gajah (galianC) untuk dijadikan tanggul pemecah ombakpada proyek pelabuhan baru, sehinggatumbuhan yang berukuran besar sebagai tempataktivitas kebanyakan burung rangkong sudahberkurang. Kerusakan hutan dapat

mempengaruhi habitat burung rangkong danberpidah ke habitat lain.

Indeks Keanekaragaman dan FisiognomiHabitat Burung Rangkong (Bucerotidae) diPegunungan Gugop

Berdasarkan hasil analisis data denganmenggunakan rumus indeks keanekaragamanShannon-Wiener diketahui indekskeanekaragaman burung rangkong(Bucerotidae) di pegunungan Gugop tergolongsangat rendah, hal tersebut ditandai oleh H’=0,78. Indeks keanekaragaman burung rangkong(Bucerotidae) di pegunungan Gugop dapatdilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Indeks Keanekaragaman Burung Rangkong (Bucerotidae) di Pegunungan Gugop

No Nama Indonesia Nama Ilmiah Jumlah Pi ln Pi

1 Kangkareng Perut Putih Anthracoceros albirostris 52 -0.342 Rangkong Papan Buceros bicornis 44 -0.363 Kangkareng Hitam Anthracoceros malayanus 2 -0.08

Jumlah 98 -0.78Indeks Keanekaragaman H' = - ∑ Pi ln Pi= 0,78

Indeks keanekaragaman burung rangkong(Bucerotidae) di pegunungan Gugop tergolongsangat rendah terdapat pada titik hitung yangpadat aktivitas manusia, seperti aktivitaspengambilan batu gajah (galian C). Jumlah

kehadiran spesies burung rangkong(Bucerotidae) pada tiap titik hitungpengamantan di pegunungan Gugop bervariasi,keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Grafik Jumlah Kehadiran Spesies Burung Rangkong (Bucerotidae)pada Tiap Titik Hitung.

Hasil analisis indeks keanekaragamanpada masing-masing titik pengamatanmemberikan informasi bahwa indeks

keanekaragaman tergolong sangat rendah.Perbandingan indeks keanekaragaman burungrangkong (bucerotidae) pada masing-masing

Page 135: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

122 Hedriansyah, dkk

titik hitung dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini:

Gambar 3. Grafik Indeks KeanekaragamanBurung Rangkong (Bucerotidae)pada Masing-Masing TitikHitung.

Indeks keanekaragaman burung rangkongyang terdapat di pegunungan Gugop tergolongsangat rendah yaitu 0,78. Sangat rendahnyaindeks keanekaragaman dikarenakan kondisihabitat pada berbagai kawasan pergununganGugop sudah mengalami perubahan, misalnyaterdapat aktivitas manusia yang sangat tinggi,seperti pembukaan lahan dengan cara membakarhutan untuk dijadikan kebun dan ditambah lagidengan aktivitas pengambilan batu gajah (galianC) untuk dijadikan tanggul pemecah ombakpada proyek pelabuhan baru, sehinggatumbuhan yang berukuran besar sebagai tempataktivitas kebanyakan burung rangkong sudahberkurang.

Tingkat indeks keanekaragaman yangsangat rendah terdapat pada titik hitung 3 yaitu0,56. Sangat rendahnya indeks keanekaragamanpada titik hitung 3 ini dikarenakan terdapat

aktivitas pembukaan lahan perkebunan yangcukup luas sehingga tumbuhan yang berukuranbesar sebagai tempat aktivitas kebanyakanburung rangkong sudah berkurang.

Tingkat indeks keanekaragaman tertinggiterdapat pada titik hitung 5 yaitu 0,86.Tingginya tingkat indeks keanekaragaman padatitik hitung 5 tersebut dikarena hutannya yangmasih alami dan tergolong ke dalam hutanprimer. Pada titk hitung 5 ini banyak terdapatjenis tumbuhan yang berukuran besar sebagaitempat beraktivitas burung rangkong, baikuntuk mencari pakan maupun beristirahat. Padatitik ini juga terdapat beberapa Ficus sebagaipakan utama burung rangkong.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian tentang

keanekaragaman burung rangkong(Bucerotidae) yang terdapat di pegununganGugop dapat disimpulkan bahwa Burungrangkong (Bucerotidae) yang terdapat dipegunungan Gugop berjumlah 3 spesies yaitu;kangkareng perut putih (Anthracoceros

albirostris), rangkong papan (Buceros bicornis)dan kangkareng hitam (Anthracoceros

malayanus), dengan Indeks keanekaragamanburung rangkong yang terdapat di pegununganGugop tergolong sangat rendah yaitu 0,78,adapun pemanfaatan hasil penelitian tentangkeanekaragaman burung rangkong(Bucerotidae) yang terdapat di pegununganGugop sebagai referensi dalam pembelajaranmata kuliah Ornitologi yang disajikan dalambentuk buku saku untuk memudahkan mahsiswadalam mempelajari burung rangkong.

DAFTAR PUSTAKAAceh Besarkab.Go.Id, Kecamatan Pulo Aceh,

t.t. Diakses pada tanggal 19 Maret 2013darisitus:http://www.acehbesarkab.go.id/acehbesar/index.php?option=isi&task=view&id=171&Itemi d=221&limit=1&limitstart=1.

Ani Purwati, Burung di Indonesia PalingTerancam Punah di Dunia, 11 Januari

2011. Diakses pada tanggal 16 Maret 2013dari situs: http://www.ksdasulsel.org/more- about-joomla/berita-internasi-onal/151- burung-di indonesia-paling-terancam-punah-di-dunia-

Hadinoto, Mulyadi, A., dan Siregar, YI.,“Keanekaragaman Jenis Burung di HutanKota Pekanbaru Jurnal Ilmu Lingkungan,

Page 136: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Keanekaragaman Burung Rangkong (Bucerotidae) ... 123

Riau: Program Studi Ilmu LingkunganPPS Universitas Riau, 2012 h. 28. Vol. 6,No. 1.

Hening Swastikaningrum, Bambang Irawan,dan Sucipto Hariyanto, “Keanekara-gaman Jenis Burung pada BerbagaiTipe Pemanfaatan Lahan di KawasanMuara Kali Lamong, Perbatasan

Surabaya-Gresik”, Jurnal Ilmiah Biologi,Surabaya: Fakultas Biologi UniversitasAirlangga, Januari 2013, h. 5. Vol. 1,No. 1.

Ulfa Rosyida “Mengenal Burung Enggang danPenyebarannya”, Media InformasiBKSDA Kalimantan Timur, Samarinda,Desember 2009, h. 5.

Page 137: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

124

KEKAYAAN SPESIES DAN KELIMPAHAN MOLLUSCA (Gastropoda dan Bivalvia)DI PANTAI LAWEUNG KECAMATAN MUARA TIGA KABUPATEN PIDIE

Ulia Hanum1), Eliyanti2), dan Surya Chandra3)

1,3)Program Studi Pendidikan/Tarbiyah Biologi FTIK UNMUHA2)Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi UIN Ar-Raniry

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kekayaan spesies Mollusca (Gastropoda dan Bivalvia) di Pantai Laweung Kecamatan Muara TigaKabupaten Pidie. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui kekayaan spesies danKelimpahan Mollusca (Gastropoda dan Bivalvia) yang terdapat di pantai Laweueng KecamatanMuara Tiga Kabupaten Pidie. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakanadalah transek dengan survey exploratif atau pengamatan dengan menjelajahi area penelitiandisepanjang garis transek yang terbagi dalam stasiun-stasiun penelitian. Data dianalisis secaradeskriptif. Kelimpahan Relatifnya dianalisis dengan menggunakan rumus. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa hewan Mollusca (Gastropoda dan Bivalvia) yang terdapat di pantai LaweungKecamatan Muara Tiga tepatnya di Desa Keupula sebanyak 1074 individu dari 16 spesies yangterdiri dari 10 Ordo dan 14 familia. Kekayaan spesies Mollusca dari Kelas Gastropoda ditemukansebanyak 7 spesies, yaitu: Trochus maculatus, Gibbula Sp., Cassis cornuta, Cerithidea obtusa,Conus geographus, Polinices mammilla, dan Erosaria erosa. Adapun Kekayaan spesies Molluscadari Kelas Bivalvia sebanyak 9 spesies, yaitu: Astarte borealis, Trifaricardium nomurai,Maoricardium setosum, Barbatia candida, Dosinia variegata, Abra aequalis, Crassostrea gigas,Yoldia solenoides, dan Aulacomya atra. Kelimpahan Relatif tertinggi adalah dari spesies Yoldiasolenoides sebesar 160 individu (14,898 %). Diikuti dengan spesies Crassostrea gigas sebesar 150individu (13,966 %) dan spesies Cerithidea obtusa sebesar 130 individu (12,104 %). Adapunspesies dengan Kelimpahan relatif terendah adalah Cassis cornuta yaitu 6 individu (0,559 %).

Kata Kunci: Kekayaan Spesies dan Kelimpahan, Mollusca, Pantai Laweung

PENDAHULUANkosistem pesisir dan laut merupakanekosistem alamiah yang produktifmempunyai nilai ekologis dan nilai

ekonomis yang tinggi selain menghasilkanbahan dasar untuk pemenuhan kebutuhanpangan, keperluan rumah tangga, industri.ekosistem pesisir dan laut juga memiliki fungsi-fungsi ekologis penting diantaranya sebagaipenyedia nutrien, tempat pengasuhan dantumbuh besar, serta tempat mencari makananbagi beragam biota laut.

Ekosistem pesisir memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat besar, tersebardisepanjang pantai atau wilayah pesisir.Disepanjang pantai tersebut memilikikeanekaragaman hayati yang sangat tinggidengan berbagai tipe ekosistem yangmempunyai ciri dan sifat yang khas Ekosistempantai dipengaruhi oleh siklus harian pasangsurut air laut. Daerah paling atas pantai hanya

terendam saat pasang tinggi. Daerah ini dihunioleh beberapa jenis ganggang, moluska danremis yang menjadi konsumsi bagi kepiting danburung pantai. Daerah tengah pantai terendamsaat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerahini dihuni oleh ganggang, porivera, anemon laut,remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora,kepiting, landak laut, bintang laut dan ikan-ikankecil. Daerah pantai terdalam terendam saat airpasang maupun surut. Daerah ini dihuni olehberagam inventebrata dan ikan serta rumput laut(I.T. Webster PW. 2003).

Pantai Laweung merupakan pantai yangterdapat di perairan selat malaka dengan posisigeografis pada koordinat antara 95o52’30”E –5o30’50”N. Pantai Laweung berada diKecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie denganjarak tempuhnya ± 28 km dari ibukotakabupaten. Memiliki batas-batas wilayah, yaitu:sebelah Timur berbatasan dengan Gampong

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 138: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Kekayaan dan Kelimpahan Spesies Mollusca (Gastropoda dan Bivalvia) ... 125

Kulee Kecamatan Batee, sebelah Baratberbatasan dengan Gampong LeungahKecamatan Seulimuem Aceh Besar, sebelahUtara berbatasan dengan selat malaka, sebelahSelatan berbatasan dengan Saree/GunungSeulawah Dara Aceh Besar(Bakosurtanal Aceh,2013).

Pantai Laweung memiliki profil pantaiyang landai dengan vegetasi pantai beragamjuga terdapat sedikit komunitas manggrove.Perbedaan profil pantai juga terlihat padasubstrat dasar perairan yaitu batu berkarang,berpasir dan pasir berlumpur. Dengan demikiankomunitas biota dasar perairan misalnyaMollusca (Gastropoda dan Bivalvia) jugaberagam. Dengan kondisi pantai berbeda-beda,maka keberadaan jenis serta penyebaranGastropoda dan Bivalvia akan berbeda pula,dikarenakan pengaruh dari faktor biotik danabiotik pada habitat tersebut berbeda.

Ekosistem pantai Laweungmemperlihatkan berbagai jenis sumber dayaalam yang dapat dimanfaatkan bagi masyarakatsekitar untuk berbagai keperluan, mulai darisumber pangan hingga industri. Beragam biotalaut hidup di dalamnya seperti ikan, karang,Echinodermata dan Mollusca.

Hewan dari Filum Mollusca (Latin;mollis: lunak) memiliki tubuh lunak tidakbersegmen. Mollusca tersebar luas secarageografis dan geologis; hewan ini terdiri lebihdari 40.000 spesies. Sebagian besar molluscahidup di laut, hidup di sepanjang pantai danperairan dangkal, tetapi beberapa spesiesmenempati perairan yang sangat dalam, danbeberapa spesies yang lain berenang di lautterbuka (Storer, 2010).

Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan,ekosistem pantai dengan keanekaragaman biotalaut di dalamnya merupakan laboratorium alamiyang menarik untuk dipelajari dan dikaji. Salahsatu biota laut atau fauna laut yang pentingdalam membentuk ekosistem pantai Laweungdan menarik untuk dikaji serta dipelajari adalahhewan Mollusca khususnya dari KelasGastropoda dan Bivalvia (Pelecypoda).Hendrickx et al (2007) dalam Rahmasari et al

(2015) menyatakan bahwa Gastropoda danBivalvia merupakan penyusun komunitasmakrozoobentos di kawasan pesisir pantai.

Keberadaan Gastropoda dan Bivalviasebagai salah satu komunitas penghuni pantaiLaweung Kecamatan Muara tiga kabupatenPidie secara tidak langsung terkait dengankualitas perairan di kawasan tersebut. Molluscasecara umum memiliki peranan penting dalamekosistem, yaitu terlibat dalam siklus rantaimakanan. Sebagian besar spesies-spesiesnyadapat dimanfaatkan manusia sebagai sumberprotein hewani (Cappenberg, 2006). HasilPenelitian Yuniarti (2012) dalam Rahmasari et

al (2015) menunjukkan bahwa kondisilingkungan perairan memengaruhikeanekaragaman dan kelimpahan Gastropoda.Jumlah Mollusca (Gastropoda dan Bivalvia)yang ditemukan dipengaruhi oleh perbedaankarakteristik substrat dan habitat serta aktivitasmanusia.

Berdasarkan uraian di atas, mengingatpentingnya peranan Mollusca di ekosistempantai, dan minimnya informasi keberadaanMollusca khususnya dari Kelas Gastropoda danBivalvia di pantai laweung Kecamatan MuaraTiga Kabupaten Pidie, maka perlu dilakukanpenelitian Kekayaan Spesies dan KelimpahanMollusca (Gastropoda dan Bivalvia) di PantaiLaweung Kecamatan Muara Tiga KabupatenPidie. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui kekayaan spesies dan KelimpahanMollusca (Gastropoda dan Bivalvia) yangterdapat di pantai Laweueng Kecamatan MuaraTiga Kabupaten Pidie.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan dari tanggal 20

Desember 2014 sampai dengan Tanggal 05Januari 2015 di pantai Laweueng KecamatanMuara Tiga Kabupaten Pidie. Jenis penelitianini adalah penelitian deskriptif. Metode yangdigunakan adalah transek dengan survey

exploratif atau pengamatan dengan menjelajahiarea penelitian disepanjang garis transek yangterbagi dalam stasiun-stasiun penelitian.

Page 139: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

126 Ulia Hanum, dkk

Penelitian dilakukan pada stasiun-stasiunpenelitian yang dibedakan berdasarkanperbedaan habitat. Stasiun Penelitian I (SP I)adalah area sepanjang tepi pantai yangbersubstrat pasir dan berbatu karang. StasiunPenelitian II (SP II) adalah daerah payau ataubakau yang bersubstrat pasir berlumpur. SetiapSP dibuat garis transek dengan ukuran 60 x 10meter (60 m sepanjang garis tepi pantai dan 10m ke arah laut), dengan pengulangan 3 kali yangmerupakan satu kesatuan hitung tersendiridalam beberapa kali pengulangan di setiapstasiun penelitian.

Hewan Mollusca khususnya dari kelasGastropoda dan kelas Bivalvia yang ditemukandi sepanjang garis transek disortir (diambildengan menggunakan tangan atau dengan caramemungut langsung), baik itu hewan yangmasih hidup atau bekas kehidupannya(cangkang). Selanjutnya dihitung jumlah setiapjenisnya. Dari setiap jenis diambil 2 – 3 individuuntuk diawetkan dalam botol koleksi yang telahdiberi label dan diisi larutan alkohol 70%.Selama pengambilan sampel, faktor fisiklingkungan seperti suhu Udara, Suhu air,Kelembaban Udara, salinitas dan pH diukur.

Data yang diperoleh dari penelitian inidianalisis secara deskriptif yaitu denganmenampilkan keseluruhan data dalam bentuktabel yang terdiri dari nama umum, namailmiah. kelimpahan relatifnya dianalisis denganmenggunakan rumus (Odum, 1993):

%100N

nKR i

Dimana :KR Kelimpahan Relatifin Jumlah individu spesies ke-i dalam tiap

samplingN Jumlah seluruh individu dalam tiap unit

sampling.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil penelitian dan identifikasi

Gastropoda dan Bivalvia di pantai LaweuengKecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidietepatnya di Gampong Keupula, ditemukan 16spesies Mollusca. Enam belas (16) spesiesmollusca tersebut masuk dalam 2 Klassis dari10 Ordo dan 14 familia. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Spesies Mollusca yang ditemukan di Pantai Laweueng

No Klassis Bangsa (Ordo) FamiliaSpesies

Nama Ilmiah Nama Umum1 Bivalvia Carditoida Astartidae Astarte borealis Remis Lumpur2 Bivalvia Veneroida Cardiidae Trifaricardium nomurai Kerang Laut (Putih)3 Bivalvia Veneroida Cardiidae Maoricardium setosum Kerang laut (kemerahan)4 Bivalvia Arcoida Arcidae Barbatia candida Perahu-Janggut Putih5 Bivalvia Veneroida Veneridae Dosinia variegata Remis Laut (kemerahan)6 Bivalvia Veneroida Semelidae Abra aequalis Kerang Abra7 Bivalvia Ostreoida Ostreidae Crassostrea gigas Tiram Pasifik8 Bivalvia Nuculanoida Yoldiidae Yoldia solenoides Remis laut (putih)9 Bivalvia Mytiloida Mytilidae Aulacomya atra Kepah Beruas

10 Gastropoda Vetigastropoda Trochidae Trochus maculatus Keong Puncak-I11 Gastropoda Vetigastropoda Trochidae Gibbula Sp. Keong Puncak-II12 Gastropoda Littorinimorpha Cassidae Cassis cornuta Keong Kepala Kambing13 Gastropoda Caenogastropoda Potamididae Cerithidea obtusa Siput Belitung14 Gastropoda Neogastropoda Conidae Conus geographus Keong Kerucut15 Gastropoda Littorinimorpha Naticidae Polinices mammilla Keong putih16 Gastropoda Littorinimorpha Cypraeidae Erosaria erosa Keong Erosa

Spesies-spesies gastropoda dan Bivalviatersebut 13 diantaranya didapatkan di zona

bentik/ zona intertidal berpasir (SP I),sedangkan lima (5) spesies lainnya dijumpai di

Page 140: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Kekayaan dan Kelimpahan Spesies Mollusca (Gastropoda dan Bivalvia) ... 127

area hutan bakau (SP II) juga didapatkan dizona bentik. Spesies-spesies yang ditemukan diSP I adalah: Astarte borealis, Trifaricardium

nomurai, Dosinia variegata, Abra aequalis,

Crassostrea gigas, Yoldia solenoides,

Aulacomya atra, Trochus maculatus, Gibbula

Sp., Conus geographus, Polinices mammilla,

Erosaria erosa, Cassis cornuta. Adapunspesies-spesies yang ditemukan di SP II adalah:Astarte borealis, Maoricardium setosum,

Barbatia candida, Aulacomya atra, Cerithidea

obtusa.Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa

kekayaan jenis spesies di area sepanjang tepipantai yang bersubstrat pasir dan berbatu karanglebih tinggi dibandingkan pada komunitas payauatau bakau yang bersubstrat pasir berlumpur.Hal ini diduga disebabkan kurangnya variasivegetasi penyusun hutan mangrove di areapenelitian ini, sehingga memengaruhi rendahnyajumlah jenis Gastropoda dan Bivalvia di SP II.Rahmasari et al (2015) menyatan bahwaGastropoda sebagai pemakan detritusmembutuhkan vegetasi dengan jumlah yangmencukupi pada habitatnya.

Kekayaan spesies Mollusca dari KelasGastropoda ditemukan sebanyak 7 spesies,yaitu: Trochus maculatus, Gibbula Sp., Cassis

cornuta, Cerithidea obtusa, Conus geographus,

Polinices mammilla, dan Erosaria erosa.

Adapun hewan Mollusca dari Kelas Bivalviasebanyak 9 spesies, yaitu: Astarte borealis,

Trifaricardium nomurai, Maoricardium

setosum, Barbatia candida, Dosinia variegata,

Abra aequalis, Crassostrea gigas, Yoldia

solenoides, dan Aulacomya atra.Kekayaan spesies Mollusca (Gastropoda

dan Bivalvia) dipengaruhi oleh substrat dasarperairan. Nybakken & Bertness (2005)menyatakan bahwa ukuran partikel suatusubstrat berkaitan dengan penyebaranorganisme dan kelimpahannya terletak padaretensi air dan kesesuaiannya untuk digali. Halini sesuai dengan penelitian Cappenberg (2006)yang melaporkan bahwa substrat sebagai tempathidup dari Mollusca khususnya Gastropoda danBivalvia sangat memengaruhi jumlah jenisnyaKehadiran setiap spesies (16 spesies) hewanMollusca (Gastropoda dan Bivalvia) dariseluruh stasiun penelitian di pantai LaweuengKecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie dilihatberdasarkan banyaknya individu yang berada dilokasi penelitian(tabel 2). Berdasarkan tabel 2terlihat bahwa total jumlah individu hewanMollusca (Gastropoda dan Bivalvia) yangditemukan dari seluruh stasiun penelitian dipantai Laweueng Kecamatan Muara TigaKabupaten Pidie adalah sebanyak 1074individu.

Tabel 2. Kelimpahan Mollusca di Pantai LaweuengNo. Spesies Jumlah Individu Kelimpahan Relatif (%)

1. Astarte borealis 68 6,3312. Trifaricardium nomurai 100 9,3113. Maoricardium setosum 59 5,4934. Barbatia candida 50 4,6555. Dosinia variegata 10 0,9316. Abra aequalis 105 9,7777. Crassostrea gigas 150 13,9668. Yoldia solenoides 160 14,8989. Aulacomya atra 30 2,79310. Trochus maculatus 85 7,91411. Gibbula Sp. 67 6,23812. Cassis cornuta 6 0,55913. Cerithidea obtusa 130 12,10414. Conus geographus 15 1,39715. Polinices mammilla 20 1,86216. Erosaria erosa 19 1,769

Total 1074 100

Page 141: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

128 Ulia Hanum, dkk

Kelimpahan Relatif (KR) Gastropoda danBivalvia di pantai Laweung Kecamatan MuaraTiga Kabupaten Pidie yang tertinggi adalah dariYoldia solenoides 14,90% diikuti Crassostrea

gigas, Cerithidea obtusa, Abra aequalis, danTrifaricardium nomurai berturut-turut dengannilai KR 13,97%, 12,10%, 9,78%, dan 9,31%.Mollusca dengan Kelimpahan Relatif terendahadalah Cassis cornuta 0,56%.

Tinggi atau rendahnya kelimpahan suatuorganisme di suatu lokasi dipengaruhi olehberbagai faktor biotik maupun abiotik. Misal,ketersediaan kondisi dan sumber daya yangmendukung bagi keberlangsungan hidupmollusca di lingkungan habitat yang ia tempati.Hasil pengukuran faktor fisik lingkungan dilokasi penelitian masih sesuai untuk menunjangkehidupan biota laut, khususnya Gastropoda danBivalvia. Suhu udara berkisar antara 29o – 33oC,suhu perairan antara 28o – 30oC, kelembabanudara 52 % - 61 %, dan salinitas perairan 33‰.

Spesies Gastropoda dan Bivalviadianggap predominan apabila memilikikelimpahan relatif lebih besar dari 5%dibandingkan spesies lain (Irmler, 2003 dalamHanum, 2006). Berdasarkan hasil analisiskelimpahan relatif diketahui bahwa sebagianbesar Mollusca di pantai Laweueng KecamatanMuara Tiga Kabupaten Pidie adalahpredominasi terhadap spesies lainnya.

Suhu dan faktor fisik lainnya merupakanfaktor pembatas bagi pertumbuhan dan

distribusi makhluk hidup karena berpengaruhterhadap proses metabolisme organisme (Odum,1993). Mollusca dapat melakukan prosesmetabolisme secara optimal pada kisaran suhu25o – 35oC (Storer, 2010).

KESIMPULANSpesies mollusca (Gastropoda dan

Bivalvia) di pantai Laweueng Kecamatan MuaraTiga Kabupaten Pidie ada 16 Jenis yang terdiridari 10 Ordo dan 14 familia. Kekayaan spesiesMollusca dari Kelas Gastropoda ditemukansebanyak 7 spesies, yaitu: Trochus maculatus,

Gibbula Sp., Cassis cornuta, Cerithidea obtusa,

Conus geographus, Polinices mammilla, danErosaria erosa. Kekayaan spesies Mollusca dariKelas Bivalvia sebanyak 9 spesies, yaitu:Astarte borealis, Trifaricardium nomurai,

Maoricardium setosum, Barbatia candida,

Dosinia variegata, Abra aequalis, Crassostrea

gigas, Yoldia solenoides, dan Aulacomya atra.Hewan Mollusca yang paling

melimpah di pantai Laweueng KecamatanMuara Tiga Kabupaten Pidie adalah dari kelasBivalvia yaitu spesies Yoldia solenoides

(14,90%). Kelimpahan terendah dari kelasGastropoda yaitu spesies Cassis cornuta

(0,56%). Hasil analisis Kelimpahan Relatif jugamenunjukkan beberapa spesies merupakanpredominasi terhadap spesies lainnya.

DAFTAR PUSTAKACania, B dan Setyaningrum. E. Uji efektivitas

larvasida ekstrak daun Legundi terhadaplarva Aedes aegypty. Medical Journal ofLampung University: 2 (4) :58

Anonimous, Keanekaragaman Hayati Laut AsetPembangunan Berkelanjutan Indonesia,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1998.

Cappenberg, H. A. W. Pengamatan KomunitasMoluska di Perairan Kepulauan DerawanKalimantan Timur. Oseonologi danLimnologi di Indonesia. 2006.

Dharma, B. Siput dan Kerang Indonesia,Jakarta: PT Sarana Graha, 1988.

Hadari Nawawi, Mimi Martini, PenelitianTerapan, Yogyakarta: Gajah MadaUniversiti Press, 2005.

Hanum,U. Perbandingan KeanekaragamanFauna di Lokasi yang berbeda pascaTsunami di Aceh. Tesis Program Magister,Institut Teknologi Bandung, Bandung2006.

Hendrickx, M. E.. Brusca, R. C., Mercedes, C.,& German, R. R. Marine and Brackish-water Molluscan Biodiversity in the Gulfof California , Mexico. Scientia Marina.2007.

Page 142: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Kekayaan dan Kelimpahan Spesies Mollusca (Gastropoda dan Bivalvia) ... 129

Nana Sudjana, Metode Statistik, Cet.v, Bandung: Tarsito, 1986.

Odum, E.P. Basic Ecology, Saunders CollegePublishing, New York 1993.

Rahmasari, T., T. Purnomo., Ambarwati R.Keanekaragaman dan KelimpahanGastropoda di Pantai Selatan Kabupaten

Pamekasan, Madura. Biosaintifika;Journal of Biology and Biology Education.2015.

Storer, T. I., dan Usinger, R. L., Dasar-dasarZoologi, (Tangerang Selatan: BinarupaAksara Publisher, 2010).

Page 143: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

130

KEANEKARAGAMAN FLORA JALAN JANTHO-LAMNO (SEPANJANG 60 KMYANG DIBANGUN SEBAGAI JALAN ALTERNATIF

MENUJU KABUPATEN ACEH BARAT)

DjufriProgram Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala

Email: [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian berjudul “Keanekaragaman Flora Jalan Jantho-Lamno (Sepanjang 60 kmyang dibangun sebagai Jalan Alternatif menuju Kabupaten Aceh Barat”, Penelitian bertujuan untukmemperoleh informasi tentang komposisi spesies dan nilai kuantitatif masing-masing spesies yangditemukan disepanjang pembangunan jalan jantho-Lamno. Penelitian menggunakan metode kuadratdengan membuat plot-plot pengamatan dengan luas sesuai dengan strata pertumbuhan. Parameter yangdiamati meliputi Frekuensi, Kepadatan, dan Dominansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strataherba dijumpai sebanyak 18 spesies dengan Nilai Penting (NP) tertinggi adalah Andropogon aciculatus(NP = 30,32), dan Eleusine indica (NP = 24,02), strata perdu dijumpai sebanyak 6 spesies dengan NPtertinggi adalah Eupatorium odoratum (NP = 60,85), dan Vernonia cinerea (NP = 59,52), dan stratapohon dijumpai sebanyak 16 spesies dengan NP tertinggi Toona seruni (NP = 41,13), dan Arechacatechu (29,91). Hasil perhitungan Indeks keanekaragaman diketahui bahwa strata herba dengan H’ =2,086, perdu dengan H’ = 1,867, dan pohon dengan H’ = 2,048. Berdasarkan hasil penelitian tersebutdapat disimpulkan bahwa : (a). Komposisi spesies baik strata herba, perdu, maupun pohon tergolongberagama, namun tidak dijumpai adanya spesies yang tergolong dilindungi, dan (b). Nilaikeanekaragaman yang dihasilkan baik strata herba, perdu, dan pohon termasuk dalam kategori sedang,oleh karenanya perlu mendapat perhatian terkait dengan pembangunan jalan Jantho-Lamno.

Kata Kunci: Keanekaragaman, Flora, Jantho - Lamno

PENDAHULUANpaya peningkatan jalan provinsi kewilayah barat perlu segera dilakukan,mengingat sampai saat ini hanya ada satu

jalan menunju daerah tersebut yaitu melalui BandaAceh melewati gunung Geuruete. Jalan yangdimaksud adalah Jalan Jantho-Lamno sepanjang60 km. Tujuan pembangunan jalan ini adalahsebagai jalan alternatif untuk menuju wilayahBarat Aceh. Meskipun pembangunan jalantersebut sangat diperlukan bagi masyarakat Acehsecara umum, namun tidak dapat diabaikan bahwadalam pembangunan tersebut tentumemotong/menghilangkan beberapa spesiestumbuhan baik kelompok Schizophyta,Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta, danSpermatophyta. Oleh karenanya sebelumdilakukan pembangunan jalan tersebut, diperlukankajian terhadap vegetasi yang akan hilang akibatkegiatan tersebut, sehingga diperoleh informasiapakah spesies yang hilang tergolong ke dalam

spesies langka atau spesies yang umum dijumpaidibeberapa wilayah lainnya.

Berdasarkan studi pendahuluan yangdilakukan diketahui bahwa ada sejumlah spesiesbaik kelompok herba, perdu, maupun pohonyang ditemukan disepanjang jalan Jantho-Lamno diantaranya; medang (Litsea cubeba),baros (Manglitia glauca), pasang (Castanopsis

argentia), dan lain sebagainya. Oleh karenanyauntuk memperoleh gambaran secarakomprehensif tentang kondisi vegetasidisepanjang pembangunan jalan Jantho-Lamnoperlu dilakukan penelitian.

Tujuan penelitian adalah untukmemperoleh informasi tentang komposisispesies dan nilai kuantitaf masing-masingspesies yang ditemukan disepanjangpembangunan jalan jantho-Lamno.

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 144: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Keanekaragaman Flora Jalan Jantho – Lamno ... 131

METODE PENELITIANProsedur Sampling Vegetasi

Sebelum dilakukan pengambilan sampel,terlebih dahulu dilakukan observasi danpembuatan stasiun pengamatan (segmentasi).Selanjutnya pada setiap stasiun pengamatandicuplik sampel sebanyak 20 kuadrat. Jumlahplot sampel didasarkan pada tingkathomogenitas vegetasi yang diamati danpeletakan plot dilakukan secara subjektif.Penentuan jumlah plot sampling didasarkanpada Kurva Minimum Area, dan Lokasipengamatan adalah di sepanjang jalan Jantho-Lamno.

Variabel yang diamati mencakup jumlahspesies, nilai Kerapatan Mutlak (KM),Frekuensi Mutlak (FM), dan Dominansi Mutlak(DM). Identifikasi tumbuhan menggunakanbuku Backer & Bakhuizen (1963, 1965, 1968).Untuk menghitung Nilai Penting (NP) setiapspesies digunakan rumus menurut Cox (2002);sebagai berikut : NP = Frekuensi Relatif (FR) +Kerapatan Relatif (KR) + Dominansi Relatif(DR). Hasil perhitungan nilai pentingselanjutnya digunakan sebagai nilai untukmengetahui besarnya Indeks KeanekaragamanSpesies (H’) (Barbour et al., 1987; Krebs,2001). Agar nilai Indeks KeanekaragamanSpesies (H’) Shanon-Wienner dapat ditafsirkanmaknanya maka digunakan kriteria sebagaiberikut : Nilai H’ biasanya berkisar dari 0-7.Jika H’ 1 kategori sangat rendah, Jika 1 < H’ 2 kategori rendah, Jika 2 < H 3 kategorisedang (medium), Jika 3 < H’ 4 kategoritinggi, dan jika H’ > 4 kategori sangat tinggi.(Djufri, 2002; 2005).

Penentuan Petak SamplingPengambilan data yang luas arealnya

belum diketahui, paling efektif menggunakancara transek. Cara ini paling baik untukmempelajari perubahan stratifikasi vegetasimenurut topografi dan elevasi. Pada arealsampling dibuat transek yang terdiri atas petakukur per transek (Gambar 1). Transek dibuatmemanjang memotong topografi dengan jarakantara transek 100 meter. Setiap transek dibagi

dalam petak-petak ukur 20 m x 20 m,selanjutnya petak ukur dibagi dalam empatbagian yang sama besar, setiap bagian dilakukanpengukuran pada semua tingkatan bentukpertumbuhan sebagai berikut : Petak contoh berukuran 10 m x 10 m

digunakan untuk tingkat pohon (diameterpohon > 20 cm), liana epifit, parasit, sertapohon inang.

Petak contoh berukuran 5 m x 5 mdigunakan untuk tingkat perdu.

Petak contoh berukuran 2 m x 2 m,digunakan untuk tingkat herba untuk tinggitumbuhan < 1,5 cm) dan tumbuhan bawahpenutup tanah.

Parameter-parameter yang dicatat adalahnama spesies tumbuhan, densitas spesies,frekuensi spesies, dan dominasi spesies.

Gambar 1. Desain Kalur Pengamatan Vegetasidengan Kombinasi Metode Transekdan Kuadrat

Keterangan : Jalur A (lebar 2 m) dengan petak-petak 2 m

x 2 m Jalur B (lebar 5 m) dengan petak-petak 5 m x

5 m Jalur C (lebar 10 m) dengan petak-petak 10

m x 10 m Jalur D (lebar 20 m) dengan petak-petak 20

m x 20 m

HASIL DAN PEMBAHASANSecara umum bentang alam kawasan

lokasi pembangunan jalan Jantho-Lamnomerupakan vegetasi dataran tinggi (ketinggian >1500 m dpl) (Gambar 2) yang didominasi olehmedang kecil (Laurus nobilis), rasamala(Altingia exelsa), baros (Manglitia glauca) danlawang hutan (Litsea cubeba).

Page 145: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

132 Djufri

Gambar 2. Fisiognomi Vegetasi Dataran Tinggi> 1500 mdpl

Vegetasi dataran tinggi di lokasi studiberupa hutan primer (ketinggian > 1000 m dpl)seperti terlihat dalam Gambar 3 yangdidominasi oleh spesies non budidaya, antaralain; simantuk (Difterocarpus caudiferus),pasang (Castanopsis aregentea) rambungtampuk besar (Ficus callophylla), dan uru batu(Quercus lutea).

Gambar 3. Fisiognomi Vegetasi padaketinggian > 1000 m dpl

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatdikemukakan bahwa secara umum padakawasan pembangunan jalan Jantho-Lamnomasih dijumpai tipe hutan primer terutama dikawasan hutan lindung sepanjang 19 Km dankawasan hutan gunung batu pada km 35 dariarah jantho-Lamno yang harus dijagakelestariannya karena hutan primer tersebutberada pada kemiringan lereng >40% karenafungsinya sebagai pemelihara/pengendalihidrologi, sebagai habitat beberapa satwa, danuntuk memelihara siklus biogeokimia dalammempertahankan tingkat kesuburan bagiwilayah di sekitarnya. Namun karena di daerahsekitar masih dijumpai hutan yang sangat luasdan areal rencana pembangunan jalan relatiftidak luas yaitu sekitar 60 km panjangnya danlebarnya 12 m. Dengan demikian bila ditinjaudari aspek fungsi hutan, maka kawasanpembangunan jalan Jantho-Lamno dapat

dilakukan dengan beberapa catatan sehinggatidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Bila kegiatan pembangunan jalan Jantho-Lamno dikaitkan dengan kehilangan spesiestumbuhan akibat pembangunan jalan tersebutrelatif kecil karena luas jalan yang diperlukanrelatif kecil, dan hasil pendataan spesiestumbuhan diperoleh fakta bahwa tidakditemukan spesies langka dan yang dilindungidi kawasan studi. Dengan demikian ditinjau darikehilangan spesies tidaklah mengkhawatirkandipandang dari aspek konservasi spesies.Dikaitkan dengan luas penutupan vegetasi,maka hutan yang tersisa jauh lebih luasdibandingkan dengan hutan yang digunakan,dengan demikian bila dikaitkan denganpenutupan lahan, maka pembangunan jalanJantho-Lamno tidak mengkhawatirkanmengingat fungsi hutan masih berlangsungsebagaimana mestinya.

Selain komunitas hutan, hasil surveimenunjukkan bahwa di sepanjang jalan Jantho-Lamno melewati tipe komunitas perkebunanmasyarakat dengan luas penutupan lahanmencapai 70% dibandingkan dengan tipekomunitas hutan. Tanaman perkebunan yangdijumpai antara lain; kopi (Coffea arabica),kakao (Theobroma cacao), pinang (Areca

catechu), pisang (Musa paradisiaca), dankemiri (Aleurites moluccanus). Berhubungkarena pembangunan jalan Jantho-Lamnodilakukan pada jalan yang sudah ada, makajumlah spesies budidaya yang terkena dampakpembangunan jalan tersebut tergolong kecilyaitu dengan luasan sekitar 5 meter sebagaitambahan jalan yang sudah ada. Diperkirakanspesies yang ditebang sebanyak 10-15 individupersatuan luas 10 m2. Jumlah ini dianggap keciljika dibandingkan dengan jumlah tanaman yangmasih tersisa. Karakter dan fisiognomi tanamanbudidaya di lokasi disajikan pada Gambar 4.

Page 146: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Keanekaragaman Flora Jalan Jantho – Lamno ... 133

Gambar 4. Fisiognomi Tanaman Budidaya diLokasi Studi

Kelompok HerbaBerdasarkan hasil sampling vegetasi di lokasistudi, maka diperoleh data tentang jumlahspesies, nilai penting, dan indekskeanekaragaman spesies herba, sebagaimanadisajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Spesies, Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman Kelompok Herba

Keterangan: NP = Nilai Penting, H’ = Indeks Keanekaragaman Spesies, Ind. = Indonesia, J = Jawa

Berdasarkan data pada Tabel 1 diketahuibahwa kelompok tumbuhan herba yangmendominasi jalan lintas Jantho-Lamno adalahfamilia Poaceae 27,70%, kemudian Asteraceae22,22%. Sedangkan yang lainnya hanyadiwakili oleh 2 spesies (11,11%) dan 1 spesies(5,55%). Kelompok familia Poaceae danAsteraceae yang dijumpai di jalur jalan Jantho-Lamno merupakan spesies umum yang banyakdijumpai di tempat lain, dan bukan merupakanspesies yang dilindungi. Dengan demikian bilakawasan tersebut jadi dibuat jalan dipandangdari aspek keanekaragaman dan konservasitidak menjadi masalah terkait dengankehilangan spesies.

Bila ditinjau dari aspek Nilai Penting (NP)maka kelompok herba yang mendominasi jalanlintas Jantho-Lamno adalah Andropogon

aciculatus, (30,32), Eleusine indica (24,02) dan

dan Sporobulus diander (21,58). Secara ekologike tiga spesies tersebut di atas paling berperandalam menentukan dinamika spesies di tempattersebut, namun bila ditinjau dari aspekperanannya dalam mempertahankan erosi tanah,maka ke tiga spesies tersebut mempunyaikemampuan relatif sama dengan spesieslainnya. Dengan demikian bila dikaitkan denganrencana pembuatan jalan lintas Jantho-Lamnotidaklah membahayakan mengingat lebar danbadan yang jalan yang direncanakan hanyasekitar 12 meter lebarnya dan 60 kmpanjangnya.

Bila ditinjau dari aspek nilaiKeanekaragaman spesies (H’) kelompok herbadi jalan lintas Jantho-Lamno tergalong dalamketegori sedang (2,806). Secara teori kawasanini mempunyai komposisi spesies dengan nilaiIndeks Keanekaragaman cukup baik dan perlu

Page 147: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

134 Djufri

dipertahankan. Namun karena spesies penyusunpada kawasan tersebut tidak ada satupun yangtermasuk dalam kelompok spesies yang perludilindungi dan semua spesies yang dijumpaibanyak ditemui di tempat lain maka jika rencanapembangunan jalan lintans Jantho-Lamno jadidibangun maka pemusnahan spesies di tempattersebut tidak akan membahayakan nilai

keanekaragaman khususnya pada kawasantersebut, dan umumnya di tempat lainnya.

Kelompok PerduBerdasarkan hasil sampling vegetasi di lokasistudi, maka diperoleh data tentang jumlahspesies, nilai penting, dan indekskeanekaragaman spesies perdu, sebagaimanadisajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Spesies, Nilai Penting, dan Indeks Keanekaragaman Kelompok Perdu

Keterangan: NP = Nilai Penting, H’ = Indeks Keanekaragaman Spesies, Ind. = Indonesia, J = Jawa

Berdasarkan data pada Tabel 2 diketahuibahwa untuk kelompok perdu di jalan lintasJantho-Lamno didominasi oleh familiaAsteraceae (33,33%), sedangkan familia yanglainnya hanya dijumpai 1 spesies (16,67%).Familia Asteraceae merupakan spesies yangbanyak dijumpai di kawasan lainnya, dankelompok ini tidak termasuk spesies yangdilindungi. Namun spesies Euphorbia Spbelakangan ini menjadi perhatian para ilmuanterkait dengan peranannya sebagai spesiesalternatif dibidang biosel. Karena jumlah yangdimusnahkan tidak banyak untuk kebutuhanrencana pembuatan jalan lintas Jantho-Lamnomaka hal tersebut dapat ditolerir, karena spesiestersebut saat ini sedang giat-giatnyadibudidayakan dibeberapa daerah. Secara umumbila rencana pembangunan jalan Jantho-Lamnodirealisasikan maka kelompok tumbuhan perduyang ada pada wilayah studi tidak menjadihambatan untuk dimusnahkan, mengingatsemua komposisi tumbuhan penyusunnyamerupakan spesies yang umum dijumpai ditempat lain.

Bila ditinjau dari aspek Nilai Penting (NP)maka kelompok perdu yang mendominasi jalan

lintas Jantho-Lamno adalah Eupatorium

odoratum (60,85%) dan Vernonia cineria

(59,52). Secara ekologi ke dua spesies tersebutpaling berperan dalam menentukan dinamikaspesies di tempat tersebut, namun bila ditinjaudari aspek peranannya dalam mempertahankanerosi tanah, maka ke dua spesies tidak penting.

Dengan demikian bila dikaitkan denganrencana pembuatan jalan lintas Jantho-Lamnotidaklah membahayakan mengingat lebar danbadan yang jalan yang direncanakan hanyasekitar 12 meter lebarnya dan 60 kmpanjangnya.

Bila ditinjau dari aspek nilaiKeanekaragaman spesies (H’) kelompok Perdudi jalan lintas Jantho-Keumala tergalong dalamketegori rendah (1,867). Secara teori kawasanini mempunyai komposisi spesies dengan nilaiIndeks Keanekaragaman rendah. Dengandemikian bila dikaitkan dengan rencanapembangunan jalan lintas Jantho-Lamno tidakmenjadi permasalahan.

Kelompok PohonHutan di wilayah Kabupaten Aceh Besar

masuk dalam tipe hutan hujan tropika yang

Page 148: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Keanekaragaman Flora Jalan Jantho – Lamno ... 135

didominasi oleh jenis meranti (Shorea sp),kapur (Dianobalanops sp) dan keruing(Dipterocarpus sp) Disamping itu dijumpai pulajenis-jenis komersil lainnya seperti : nyatoh(Palaquium sp), medang (Litsea sp), dan jabon(Anthocephalus cadamba), sentang dansemantuk.

Selain dan jenis-jenis kayu komersiltersebut di atas, pada areal kerja DinasKehutanan Kabupaten Aceh Besar masihterdapat hasil hutan nir-kayu, baik pada hutanbekas tebangan maupun hutan primer sehinggadapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarhutan, antara lain : damar, dan rotan.

Kelompok kayu yang bernilai ekologisdan dilindungi antara lain: Jelutung(Dyeracostulata). Jenis tersebut merupakanjenis yang keberadaannya langka sertaberpengaruh terhadap kehidupan satwa liar(karena beberapa jenis pohon tersebut dijadikansebagai tempat bersarang dan buahnya dapatdijadikan sumber pakan satwa liar), (DinasKehutanan Aceh Besar, 2004). Namun Jelutung

ini dijumpai pada kawasan dalam hutan dantidak terdapat pada lintasan jalan yang disurvei.Berdasarkan data pada Tabel 3 diketahui bahwauntuk kelompok pohon di jalan lintas Jantho-Lamno didominasi oleh Moraceae (25,00%),sedangkan familia yang lainnya hanya dijumpai1 spesies (16,67%). Moraceae merupakanspesies yang banyak dijumpai di kawasanlainnya, dan kelompok ini tidak termasukspesies yang dilindungi. Dengan demikiansecara umum bila rencana pembangunan jalanJantho-Lamno jadi direalisasikan makakelompok tumbuhan pohon yang ada padawilayah studi tidak menjadi hambatan untukdimusnahkan, mengingat semua komposisitumbuhan penyusunnya merupakan spesiesyang umum dijumpai di tempat lain.

Berdasarkan hasil sampling vegetasi dilokasi studi, maka diperoleh data tentang jumlahspesies, nilai penting, dan indekskeanekaragaman spesies pohon, sebagaimanadisajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Spesies, Nilai Penting, dan Indeks Keanekaragaman Kelompok Pohon

Keterangan: NP = Nilai Penting, H’ = Indeks Keanekaragaman Spesies, Ind. = Indonesia, J = Jawa

Bila ditinjau dari aspek Nilai Penting (NP)maka kelompok pohon yang mendominasi jalanlintas Jantho-Lamno adalah Areca catechu

(29,91%) dan Toona serunii (41,13%). Secara

ekologi ke dua spesies tersebut di atas palingberperan dalam menentukan dinamika spesies ditempat tersebut, namun bila ditinjau dari aspekperanannya dalam mempertahankan erosi tanah,

Page 149: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

136 Djufri

maka ke dua spesies tersebut tidak penting.Dengan demikian bila dikaitkan dengan rencanapembuatan jalan lintas Jantho-Lamno tidaklahmembahayakan mengingat lebar dan badanyang jalan yang direncanakan hanya sekitar 12meter lebarnya dan 60 km panjangnya.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa : (a). Komposisi spesies

baik strata herba, perdu, maupun pohontergolong beragama, namun tidak dijumpaiadanya spesies yang tergolong dilindungi, dan(b). Nilai keanekaragaman yang dihasilkan baikstrata herba, perdu, dan pohon termasuk dalamkategori sedang, oleh karenanya perlu mendapatperhatian terkait dengan pembangunan jalanJantho-Lamno.

DAFTAR PUSTAKABacker C.A., Bakhuizen V.D.B.Jr.R.C., (1968)

Flora of Java (Spermatophyte Only) Vol.III. Nordhoff. Groningen. 761 pp.

Barbour M. G., Burk J. H., Pitts W. D., GilliamF. S., Schwartz M. W., 1999. Terrestrialplant ecology, third Edition. BenjaminCummings, Menlo Park, California. 634pp.

Cox G.W., 2002 Laboratory Manual of GeneralEcology. WM.C. Brown. USA. 272 pp.

Djufri, 2002 [Determination of distributionpattern, association, and interaction ofplant species in grassland of BaluranNational Park, East Java]. Biodiversitas3(1): 181-188 [In Indonesian].

Page 150: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

137

PREFERENSI PAKAN BURUNG RANGKONG DI PENANGKARANTAMAN RUSA DESA LAMTANJONG,KECAMATAN

SUKAMAKMUR, KABUPATEN ACEH BESAR

Nanda Yustina1), Abdullah2), dan Devi Syafrianti3)

1,2,3)Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah KualaEmail: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk melestarikan satwa adalah melalui penangkaran.Penangkaran merupakan konservasi satwa diluar habitat aslinya. Dalam kegiatan penangkaran adabeberapa komponen yang harus diperhatikan yaitu air, pakan, naungan, dan ruang, dari keempatkomponen tersebut pakan merupakan komponen yang sangat penting karena berhubungan dengantumbuh dan berkembangnya satwa serta kelangsungan hidup satwa tersebut, karena satwa tersebuttidak dapat mencari makan sendiri. Burung Rangkong merupakan salah satu dari beberapa jenisburung yang dilindungi, dan salah satu penangkaran yang memelihara Burung Rangkong adalahpenangkaran Taman Rusa yang berada di kawasan Aceh Besar. Di penangkaran Taman Rusasemua Burung Rangkong diberikan pakan yang sama baik dari kualitas maupun kuantitas (tomat,mentimun, pepaya, pisang). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data daninformasi ilmiah tentang preferensi pakan dan komposisi jumlah pakan (berat) dari masing-masingpakan yang dikonsumsi burung rangkong di penangkaran Taman Rusa, hal ini dikarenakan beratpemberian pakan pada masing-masing burung rangkong di taman rusa diseragamkan semuanya,padahal jumlah konsumsi burung rangkong terhadap masing-masing pakan akan berbeda antarasatu dengan yang lainnya. Penelitian ini dilakukan selama 14 hari terhadap 4 Burung Rangkongdengan menggunakan free choice feeding untuk mengetahui jumlah konsumsi pkan. Pemberianpakan ini dilakukan dua kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari. Hasil yang diperoleh menunjukkanbahwa preferensi pakan dan jumlah konsumsi pakan pada masing-masing burung rangkongmenunjukkan perbedaan terhadap pakan pepaya, tomat, mentimun dan pisang. Konsumsi pakanyang tertinggi ditunjukkan pada pakan pepaya oleh semua Burung Rangkong, sedangkan yangterendah ditunjukkan pada pakan mentimun oleh Burung Rangkong 1, 2, 3, sementara burungRangkong 4 menunjukkan jumlah konsumsi pakan terendah pada pakan pisang. Rata-rata konsumsipakan tertinggi terdapat pada Burung Rangkong 3 dengan pakan pepaya sebanyak 621 gram,sedangkan konsumsi pakan terendah terdapat pada Burung Rangkong 2 dengan pakan mentimunsebanyak 9 gram.

Kata Kunci: Preferensi Pakan, Burung Rangkong, Taman Rusa

PENDAHULUANeberadaan satwa burung di Indonesiasemakin hari semakin menurun (Setio,2006:47). Salah satu burung yang

populasinya sudah dalam kondisi hampirterancam punah (near threatened) sampaiterancam punah (endangered) adalah jenis darifamili Bucerotidae (IUCN, 2015). Hal inidikarenakan hutan sebagai kawasan tempatburung rangkong hidup atau sebagai habitatnyayang merupakan suatu ekosistem berupahamparan lahan yang berisi sumber daya alamhayati yang didominasi oleh pepohonan besertaalam lingkungan, sebagian besar menghadapiancaman kritis. Adanya penebangan liar,

perubahan peruntukan, sangat berpengaruhdalam mempercepat rusaknya hutan. Pohon-pohon besar seperti Ficus sp merupakan sasaranutama oleh penebang liar, padahal pohon-pohonbesar tersebut merupakan tempat rusting tree dihutan-hutan yang menjadi habitat burungrangkong (Rahayuningsih, 2013:15).

Selain tekanan terhadap habitatnya,burung rangkong juga mendapatkan ancamanlainnya seperti perburuan liar untukdiperdagangkan sebagai binatang peliharaan,dan sebagai hiasan rumah. Bahkan balung dariRangkong Gading (Buceros vigil) telah diekspor ke China sebagai simbol keberuntungan,

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 151: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

138 Nanda Yustina, dkk

dan balung dari Rangkong Papan (Buceros

bicornis) yang dimanfaatkan sebagai tropi ataupiala. (IUCN, 2015).

Karena keterancaman di habitat aslinya,maka konservasi ex situ sangat dianjurkan salahsatunya melalui penangkaran dengan tujuandapat mempelajari dan memahami sifat-sifatbiologisnya seperti kebutuhan pakan, dan jenis-jenis pakan alternatif yang disukai,pertumbuhan, pola reproduksi, dan keragamangenetiknya. Keberhasilan suatu penangkarandiharapkan dapat diarahkan untuk budidayayang diperuntukan sebagai tujuan penelitianmaupun komersial, sehingga penangkapan dialam dapat dicegah (Wirdateti, 2001:2). Dipenangkaran salah satu perilaku yang palingutama adalah perilaku makan, karena makanandibutuhkan untuk hidup, tumbuh danberkembang biak burung sehingga makananharus selalu tersedia secara terus menerus dalamkuantitas dan kualitas yang cukup. (Setio,2006:54).

Salah satu penangkaran yang memeliharaburung rangkong adalah penangkaran TamanRusa yang berada di desa Lamtanjong. Dipenangkaran ini semua burung rangkongdiberikan pakan yang sama baik dari kualitasmaupun dari kuantitas yaitu (tomat, mentimun,pepaya, dan pisang). Namun dari keempatpakan yang diberikan oleh pihak pengelolaanpenangkaran Taman Rusa belum diketahuijumlah konsumsi pakan pada masing-masingburung rangkong, sehingga pemberian pakandisamakan pada setiap rangkong. Padahalkuantitas dan kualitas pakan yang dibutuhkansatwa burung umumnya bervariasi menurutjenis kelamin, status fisiologis, dan musim,sehingga kuantitas dari masing-masing pakanpada setiap burung rangkong pasti akanberbeda-beda (Setio, 2006: 54).

Selain dari pakan, komponen lainnya yangharus dipenuhi di suatu penangkaran adalah air,naungan, dan ruang. Dalam pengelolaanpenangkaran juga perlu diperhatikan tatacaradan peraturan yang berlaku. Tatacarapemeliharaan burung dapat mengacu kepadaperaturan yang dikeluarkan depertemen

kehutanan (khususnya untuk regulasipersyaratan dan perijininan) dan departemenpertanian (khususnya karantina hewan (Setio,2006:59). Dalam rangka mendukung upayakonservasi burung, khususnya melaluipenangkaran maka dilakukan kegiatanpenelitian yang berkaitan preferensi pakan.

METODE PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei2016 selama 2 minggu. Penelitian ini dilakukandi penangkaran Taman Rusa DesaLamtanjong,Kecamatan SukaMakmur, Kabupaten AcehBesar.

Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah timbangan, pisau, baskom, kamera, danalat tulis. Bahan yang digunakan adalah pepaya,tomat, mentimun dan pisang.

Tata Kerja1. Pemberian Pakan

Pemberian pakan untuk burung rangkongdilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pagihari dan juga sore hari. Pemberian pakandilakukan dengan cara (free choice feeding),yaitu dengan memberikan beberapa pilihan jenispakan untuk suatu periode tertentu (Hidayat,2012:12). Burung rangkong diberi kebebasanmemilih jenis pakan yang diberikan yaitumentimun, pepaya, tomat dan pisang padawaktu yang bersamaan

2. Penimbangan PakanSebelum pakan diberikan untuk burung

rangkong dilakukan penimbangan berat pakanterlebih dahulu, penimbangan pakan jugakembali dilakukan sesudah burung rangkongmengkonsumsi pakan. Rata-rata jumlahkonsumsi pakan pagi hari dijumlahkan denganjumlah konsumsi pakan sore hari sehinggadiperoleh jumlah keseluruhan konsumsi pakanuntuk satu hari.

Page 152: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Preferensi Pakan Burung Rangkong di Penangkaran Taman Rusa ... 139

3. Perhitungan Jumlah Konsumsi PakanJumlah keseluruhan konsumsi masing-

masing pakan harian pada setiap burungrangkong yang diamati selama 2 minggudijumlah secara keseluruhan untuk didapatkanrata-rata jumlah konsumsi masing-masing pakanpada setiap burung rangkong.

HASIL DAN PEMBAHASANJumlah Konsumsi Pakan

Jumlah konsumsi pakan adalah banyaknyamakanan yang dikonsumsi oleh hewan.Konsumsi pakan merupakan faktor dasar untukhidup dan menentukan produksi, beberapafaktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiadalah jenis makanan yang diberikan, danlingkungan tempat hewan dipelihara. Pakanyang diberikan untuk burung rangkong dipenangkaran taman rusa adalah pepaya, tomat,mentimun dan pisang.

Jumlah konsumsi pakan yang tertinggiditunjukkan pada pakan pepaya oleh semuaburung rangkong, sedangkan yang terendahditunjukkan pada pakan mentimun oleh burungrangkong1, 2, dan 3, sementara burungrangkong 4 menunjukkan jumlah konsumsipakan terendah pada pakan pisang.

Hasil rata-rata konsumsi pakan pepaya,tomat, mentimun dan pisang pada burungrangkong yang telah diamati selama dua minggudisajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-Rata Jumlah Konsumsi PakanSelama 14 Hari.

Bedasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwarata-rata konsumsi pakan tertinggi terdapat padaburung rangkong 3 dengan pakan pepayasebanyak 621 gram, sedangkan konsumsi pakanterendah terdapat pada burung rangkong 2dengan pakan mentimun sebanyak 19 gram.Penelitian terdahulu juga menyatakan bahwajumlah konsumsi pakan pada burung rangkongberukuran kecil di Thailland (Annohinus

tickelli) adalah sebanyak 39,9 gram hingga227.6 gram buah Ficus Setiap hari (Mardiastuti,2001).

Proporsi Pakan PepayaPakan pepaya merupakan pakan yang

paling banyak dikonsumsi oleh keempat burungrangkong. Namun semua burung rangkongmenunjukkan tingkat konsumsi pakan pepayayang bervariasi. Pada Gambar 4.2 kita bisa lihatbahwa proporsi pakan pepaya yang paling tinggiadalah 32% pada rangkong 3, kemudianrangkong 2 dengan proporsi 28%, rangkong 121%, dan yang terendah rangkong 4 denganproporsi 19%.

Gambar 2. Proporsi Pakan Pepaya

Konsumsi pakan pepaya menunjukkankonsumsi pakan yang tertinggi dibandingkandengan pakan lainnya pada keempat burungburung rangkong dikarenakan pepaya memilikitekstur yang lunak dan memiliki kandungan airyang cukup tinggi yang menyebabkan burungrangkong tidak melakukan aktivitas minum,tetapi air diperoleh dari pakan yang dikonsumsi,selain itu menurut (Warsito,2012) pepaya lebihdisukai karena mempunyai rasa yang manis danmemiliki kadar air yang tinggi yang dapatmembantu burung untuk proses metabolismetubuh.

Page 153: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

140 Nanda Yustina, dkk

Proporsi Pakan TomatPada pakan tomat burung rangkong 1

menunjukkan proporsi konsumsi pakan tomatyang paling tinggi yaitu 37%, sedangkan burungrangkong 2 menunjukkan proporsi pakan tomatyang paling rendah yaitu 18%. Pada burungrangkong 3 proporsi pakan tomat menunjukkanurutan kedua yang paling tinggi yaitu 24 %,sedangkan pada burung rangkong 4menunjukkan proporsi konsumsi pakan tomatyang paling sedikit yaitu sekitar 21%. Proporsipakan tomat pada semua burung rangkong dapatdilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Proporsi Pakan Tomat

Proporsi Pakan MentimunTingkat presentase konsumsi pakan

mentimun menunjukkan perbedaan yang sangatsignifikat antar burung rangkong, pada burungrangkong 1 presentase konsumsi pakan hanya10%, sedangkan pada burung rangkong 2menunjukkan presentase konsumsi pakan yangterendah yaitu hanya 6%, burung rangkong 318%, dan yang paling tinggi tingkatpresentasenya adalah pada burung rangkong 4yang mencapai 66%.

Gambar 4. Proporsi Pakan Mentimun

Perbedaan yang mencolok antara jumlahkonsumsi pakan burung rangkong 4 denganburung rangkong lainnya dikarenakan burungrangkong 4 dibiasakan mengkonsumsi pakanmentimun pada awal pemeliharaan di tempatpenangkaran sedangkan yang lainnya tidak,sehingga pada saat burung rangkong disediakanpakan maka jenis pakan dikonsumsi adalahpakan yang sudah dikenalinya dari awal baikmelalui warna maupun bentuknya karenamenurut (Prijono, 2002) burung memilikipenglihatan yang tajam, tetapi lidahnya kurangpeka terhadap rasa, karena itu jenis pakan yangdimakan adalah pakan yang sudah dikenalinya,baik warna maupun bentuknya, tetapi bukanbedasarkan rasa atau baunya.

Proporsi Pakan PisangPada pakan pisang proporsi konsumsi

yang paling tinggi adalah pada burung rangkong3 yaitu 30%, sedangkan proporsi konsumsipisang terendah terdapat pada burungrangkong 4 dan burung rangkong 1 yaitu sama-sama 23%. Sedangkan pada burung rangkong 2proporsi pakan sebesar 24%.

Gambar 5. Proporsi Pakan Pisang

Proporsi makan burung rangkong terhadappakan pisang tidak menunjukkan perbedaanyang signifikat antara satu dengan yang lainnya,hal ini disebabkan pemberian pakan pisanguntuk keempat burung rangkong sudahdibiasakan semenjak burung rangkong berada dipenangkaran dan juga pisang memiliki rasayang manis dengan karbohidrat yang tinggisebesar 25,8 % (Wirdateti, 2001).

Page 154: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Preferensi Pakan Burung Rangkong di Penangkaran Taman Rusa ... 141

KESIMPULANBerdasarkan penelitian yang telah

dilakukan mengenai preferensi pakan burungrangkong di penangkaran Taman rusa DesaLamtanjong, Kecamatan Sukamakmur,Kabupaten Aceh Besar dapat diambilkesimpulan bahwa jumlah konsumsi pakan yangtertinggi ditunjukkan pada pakan pepaya olehsemua burung rangkong, sedangkan yangterendah ditunjukkan pada pakan mentimun

oleh burung rangkong1, 2, dan 3, sementaraburung rangkong 4 menunjukkan jumlahkonsumsi pakan terendah pada pakan pisang.Rata-rata jumlah konsumsi pakan tertinggiterdapat pada burung rangkong 3 dengan pakanpepaya sebanyak 621 gram, sedangkankonsumsi pakan terendah terdapat pada burungrangkong 2 dengan pakan mentimun sebanyak19 gram.

DAFTAR PUSTAKAAnonymus. 2015. The IUCN Red List of

Threatened Species, (Online),((http://www.iucnredlist.org).

Hidayat., Tris, A. 2012. Palatabilitas BeberapaHijauan Pakan pada Kelinci. Jurnal SainPeternakan Indonesia, 4(1): 11-16.

Mardiastuti, A., Rahmat, S, L,O., Mulyani, Y,A. 2001. Perilaku Makan RangkongSulawesi pada Dua Jenis Ficus di SuakaMargasatwa Lambusango, ButonProsiding. Bogor: Jurusan KonservasiSumberdaya Hutan Fakultas KehutananIPB.

Prijono., Handini. 2002. Memelihara,menangkar dan melatih nuri. Cetakan ke-IV. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahayuningsih, M., Nugroho, E, K. 2013. ProfilHabitat Julang Emas (Aceros Undulatus)

Sebagai Strategi Konservasi Di GunungUngaran, Jawa Tengah. IndonesianJournal of Conservation, 2 (1): 14-22.

Setio, P ., Takandjandji, M. 2006. KonservasiEx Situ Burung Endemik Langka MelaluiPenangkaran. Prosiding Ekspose Hasil-hasil Penelitian. Padang: Konservasi danRehabilitasi Sumberdaya Hutan.

Warsito, H., Bismark, M. 2012. Preferensi danKomposisi Pakan Kasuari Gelambir Ganda(Casuarius casuarius Linn 1758) DiPenangkaran. Jurnal Penelitian Hutan danKonservasi Alam, 9 (1): 012-031.

Wirdateti., Wartika, R, F., Dahrudin, H. 2001.Uji Palatabilitas pada Kukang (Nycticebuscoucang) di Penangkaran. Zoo Indonesia,28: 1-7.

Page 155: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 156: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

BIOLOGI FUNGSI

Page 157: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Page 158: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

142

PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL PADA IBU PASCA MELAHIRKANDI DESA LAMBIHEU ACEH BESAR

Tuti Marjan FuadiDosen FKIP Biologi Universitas Abulyatama, Jl. Blang Bintang Lama, Km 8.5,

Aceh Besar 23372, Aceh, IndonesiaEmail :[email protected]

ABSTRAK

Gampong Lambihue Lambaro Angan merupakan salah satu desa yang masyarakatnya masihmelaksanakan pengobatan dengan menggunakan tumbuhan obat tradisional pada ibu pascamelahirkan.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi terkait pemanfaatan tumbuhan obattradisional pada ibu pasca melahirkan di Desa Lambiheu Lambaro Angan Kecamatan DarussalamKabupaten Aceh Besar.Jenis penelitian kualitif dengan metode in-depth interview.Informan dalampenelitian ini adalah ibu yang sedang dalam masa nifas (ibu pasca melahirkan), ibu yang pernahmelahirkan serta memanfaatkan tumbuhan obat tradisional pasca melahirkan, dan dukun bayi yang telahberpengalaman dalam meracik dan meramu tumbuhan menjadi obat tradisional yang dikonsumsi olehibu pasca melahirkan.Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik content analysis (analisisisi) yang disajikan dalam bentuk narasi.Hasil penelitian menunjukkan terdapat 44 jenis tumbuhan yangdigunakan untuk dikonsumsi pasca melahirkan selama 44 hari dan dimulai pada hari pertama pascamelahirkan.Terdapat juga obat luar yang diracik untuk diolesi pada bagian perut, dahi, lengan sertapaha.Masyarakat desa Lambiheu percaya dengan menggunakan obat tradisional pasca melahirkan dapatmelancarkan keluarnya darah nifas, menyembuhkan luka pada rahim dan vagina, sebagai alatkontrasepsi, mengembalikan kebugaran dan kesehatan pada tubuh ibu pasca melahirkan sertamenurunkan berat badan.

Kata Kunci: Tumbuhan , Obat Tradisional, Pasca Melahirkan

PENDAHULUANampir diseluruh penjuru dunia,

komunitass dan orang-orang memilikipengetahuan lokal (local knowledge),

pengetahuan etnobotani (ethnobotanical

knowledge) yang diturunkan dari generasikegenerasi.Pengetahuan tersebut dikembangkandan dilestarikan dengan cara-cara tradisional(tradisional manner).Pengetahuan tradisionaldapat ditemukan dalam semua lapangankehidupan yang relevan denganmasyarakat.pengetahuan tradisional terutamamenyangkut pemenuhan kebutuhan dasar untukkelangsungan hidup seperti obat danpengobatan, makanan serta pertanian.

Menurut Daulay (2011: 34) pengetahuantentang obat dan pengobatan merupakan salahsatu bidang terpenting dari pengetahuantradisional yang dimiliki oleh semua masyarakatasli dan komunitas lokal.Masyarakat lokal diIndonesia sudah berabad-abad menggunakankeanekaragaman hayati sebagai ramuan untuk

mengobati penyakit dan menjaga kesehatan.Seperti halnya masyarakat Lambiheu LambaroAngan, Kecamatan Darussalam KabupatenAceh Besar, memiliki pengetahuan etnobotanidalam proses menyembuhan ibu pascamelahirkan.

Pemanfaatan tumbuhan obat tradisionaldalam proses penyembuhan ibu pascamelahirkan masih dilaksanakan sampai saat ini.Namun penelitian tentang hal ini belumdilakukan dengan serius.Sehingga perludilakukan penelitian terhadap pengetahuanetnobotani masyarakat Lambihue yang telahdipercaya dan dilaksanakan secara turuntemurun.Dengan adanya penelitian terhadappemanfaatan tumbuhan obat tradisional pada ibupasca melahirkan diharapkan dapat menambahhazanah pengetahuan tumbuhan obat Indonesiadan menjadi dasar untuk penelitian berikutnyaseperti fitokimia, fisiologi dan instansi-instansiterkait dalam pelestarian tumbuhan obat.

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 159: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Pemanfaatan Tumbuhan Obat ... 143

METODE PENELITIANJenis penelitian yang digunakan adalah

kualitatif.Penelitian dilaksanakan di DesaLambiheu Lambaro Angan KecamatanDarussalam Kabupaten Aceh Besar. Penelitiandilaksanakan sejak bulan Agustus sampaidengan Oktober tahun 2016. Pemilihaninforman dilakukan berdasarkan kriteria yaituibu yang pernah melahirkan dan mengetahuitentang tumbuhan obat tradisional pada ibupasca melahirkan. Dukun bayi yakni orang yangmemiliki pengetahuan dan kemampuan dalammeramu dan membuat obat tradisional.Pengumpulan data diperoleh dari data primerdan data sekunder. Data primer diperoleh darihasil wawancara yang mendalam (indepth

interview).

Analisis DataPengolahan data dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis data dan disajikandalam bentuk narasi.

HASIL DAN PEMBAHASANSetelah proses melahirkan selesai, ibu

mulai menjalankan pantangan-pantangan. Masapantangan selama 44 hari (selama masa nifas).Masa pantang ini ibu dilarang keluar rumah dantidak boleh banyak jalan. Selama masa nifas ini,ibu hanya dibolehkan memakan nasi putihdengan lauk pauk yang diolah secara khusussehingga bebas dari lemak (direbus, dikukus,atau dipanggang). Minuman yang dibolehkanadalah air putih dan tidak dianjurkan untukminum terlalu banyak. Selain pantangan, ibujuga mendapatkan perawatan pasca persalinan.Perawatan ini dilakukan dengan menggunakandaun dan rempah-rempah khusus yangbermanfaat untuk kesehatan.

Menurut Kalsum (2013) “Obat tradisionalyang digunakan untuk ibu yang sedang nifasberfungsi membantu memperbaiki organ-organreproduksi agar pulih seperti sebelum hamil.Tumbuhan obat tradisional yang digunakanpasca melahirkan ada yang diminum dan adapula yang digunakan sebagai obat luar(dioleskan). Berikut ini akan disebutkanberbagai tumbuhan obat yang digunakan dalampengobatan ibu pasca melahirkan.

Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisionalpada Ibu Pasca Melahirkan sebagai ObatMinum.

Desa Lambiheu Lambaro Angan, para ibupasca melahirkan memanfaatkan tumbuhan obattradisional dalam proses penyembuhan. Adapunnama tumbuhan obat tradisional yang digunakanoleh ibu pasca melahirkan untuk diminumantara lain: kulit manis, kulit lawing, kulitsrapat, buah meusui, kulit salasari, daunseunamaki, jenggot jin, gambir, sere,lampuyang, pucok, kolmus, gadung, kunyitmungli, buah genoe, buah ganti, lengkuas, halia,akar manis, cekur, camcuruih, ketumbar, bajisesawi, biji kedawong, biji apiun buah pala,kelabat, bunga lawing keeling, jintan hitam,jintan putih, jintan kusani, jeumuju, buahseputa, buah maja keeling, buah manjakani,serantuk, merica hitam, merica putih, kapu laga,kembang mangkok, safran, bunga baroeeh, buahpasma sari, cengkeh, temu lawaak, gala garu,hinggu, dan kemukus.

Adapun proses pengolahan tumbuhan obattersebut dilakukan dengan cara; semuatumbuhan obat tradisional di atas direbussampai mendidih. Air rebusan tumbuhan obattersebut dapat langsung dikonsumsi, namun adajuga yang menjadikan ramuan tersebut kedalambentuk pil kecil. Untuk membuat menjadi pill,tumbuhan obat yang direbus akan ditambahkandengan manisan tebu dan direbus hingga airnyamengering. Kemudian dedak dari tumbuhanobat yang telah direbus akan dibuat butiran-butiran kecil. Selanjutnya butiran tersebutdijemur hingga kering dan siap dikonsumsi

Pemanfaatan tumbuhan obat tradisionalpada ibu pasca melahirkan sebagai obat luar/oles.

Adapun Tumbuhan obat yang digunakanuntuk dioles pada bagian muka ibu pascamelahirkan adalah daun asam jawa, tepungketan, kunyit dan tulang sotong. Adapun prosespengolahannya adalah dengan cara menggilingsemua bahan dengan halus dan selanjutnyamengolesnya pada bagian wajah ibu. Semuabahan yang digunakan untuk wajah ini,dipercaya mengandung manfaat untukmembersihkan dan mengencangkan kulit wajahibu.

Page 160: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

144 Tuti M.F.

Sedangkan tumbuhan obat yang digunakanuntuk dioles pada bagian dahi antara lain; daunasam jawa, tepung ketan, kunyit, dan buah pala.Adapun proses pengolahannya adalah dengancara menghaluskan semua bahan, danmengolesnya pada bagian dahi. Obat dahi inidipercaya mampu menghilangkan sakit padabagian kepala dan mencegah naiknya darah kekepala.

Tumbuhan obat yang digunakan untukdioles pada bagian lengan dan paha antara lain:daun asam jawa, tepung ketan, kunyit, buahpala, dan bunga seulanga. Proses pengolahannyajuga tidak berbeda dengan sebelumnya, yaknimenggiling sampai halus semua bahan danselanjutnya mengoleskan bahan obat tersebutdibagian lengan dan paha ibu.

Selanjutnya tumbuhan obat yangdigunakan untuk bagian perut antara lain; daunasam jawa, tepung ketan, kunyit, buah pala,bunga seulanga, jeruk nipis, kapur sirih.Namunada juga yang hanya menggunakan dua macambahan saja yaitu jeruk nipis dan kapur sirih.Proses pengolahan obat perut ini dilakukandengan cara mengambil perasan air jeruk danmencampurnya dengan kapur. Setelah diadukrata, ramuan obat tersebut dioleskan padabagian perut ibu. Obat perut ini dipercayabermanfaat untuk mengencangkan kulit perutyang telah mengendur akibat melahirkan,melancarkan proses keluarnya darah nifas sertamencengah masuknya angin keperut ibu(mencegah perut kembung).

Tabel 1. Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan obat bagi ibu pasca melahirkan

No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yangdigunkan

CaraPenggunaan Kegunaan

1 Cinnamomumburmannii

Kulit Manis Kulit batang Rebus dandiminum

Mengurangi kolesterol,mengontrol gula darah, obatdiet, anti infeksi danmengurangi sakit rematik

2 Illicium verum Kulit lawing Kulit batangdan buah

Rebus dandiminum

Melancarkan saluran urin,sakit sendi, obat batuk, danmual

3 Parameriaberbataschumun

Serapat Kulit batang Rebus dandiminum

Menyembuhkan lukarahim,mengencangkanvagina, otot, menghaluskankulit, membuang toksin,melancarkan peredarandarah

4 Massoia aromatica/Oleum masoyi

Mesoyi/ masoi Buah Rebus dandiminum

Mengobati nyeri Rahimpasca melahirkan,menyembuhkan luka, dankeputihan

5 Alyxia stellata Salasari/pulosari

Kulit bantang Rebus dandiminum

Menyembuhkan luka

6 Cassia surattensis Seunamaki Daun Rebus dandiminum

Menyembuhkan luka

7 Usnea Sp Jenggot jin/kayu angin

Daun Rebus dandiminum

Anti bakteri gram positif,melarutkan lemak,memperbaiki saluranpencernaan

8 Uncaria roxb Gambir Buah Rebus dandiminum

Antioksidan

Page 161: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Pemanfaatan Tumbuhan Obat ... 145

No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yangdigunkan

CaraPenggunaan Kegunaan

9 AndropogonnardusL.

Sere Batang Rebus dandiminum

Antioksidan, pengobatanpasca melahirkan,menghangatkan badan

10 Zingiber zerumbet Lampunyang Batang Rebus dandiminum

Antibakteri

11 Saussurea lappa Pucok Daun Rebus dandiminum

Menyembuhkan asma dankolera

12 Azerus alamus Kolmus Buah Rebus dandiminum

-

13 Dioscorea hispida Gadung Buah Rebus dandiminum

Menyembuhkan luka,menurangi kejang perut,menghilangkan nanah dariluka

14 Rhizoom zingibercassumunar

Kunyit Buah Rebus dandiminum

Peluruh lemak, obatlangsing, dan meningkatkanstamina

15 Cyperus tuberosus Geunoe/rumput teki

Buah Rebus dandiminum

Melancarkan haid,keputihan, melancarkanbuang air, mengurangi rasasakit, menurunkan tekanandarah dananti diabetes.

16 Ligusticum wallichii Ganti Daun Rebus dandiminum

Menyehatkan jantung,melancarkan sirkulasidarah, menguatkan kinerjajantung, dan antifibrosis

17 Rhizoomalpiniagalangal

Lengkuas Buah Rebus dandiminum

Mengurangi rasa sakit,memberikan rasa nyamandiperut, menurunkandemam, dan melancarkansistem pernafasan.

18 Rhizoom zingiber Halia Buah Rebus dandiminum

Meningkatkan penyerapanmakanan dan nutrisi,mencengah deman dansalesema, menyehatkankondisi perut, mengurangirasa sakit dan peradanganserta melancarkan sistempernafasan.

19 Glicyrhiza glabra Akar manis Akar Rebus dandiminum

Mengobati darah tinggi,danmenyehatkan lambung.

20 Kaempferia galanga Cekur Buah Rebus dandiminum

Menyehatkan Rahim pascamelahirkan, melancarkanhaid, mengurangi batuk,mengencangkan Rahim,mengurangi bengkak danmencengah sakit pada uratsaraf.

Page 162: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

146 Tuti M.F.

No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yangdigunkan

CaraPenggunaan Kegunaan

21 Lepidium sativum L. Camcuruih Daun Rebus dandiminum

Mengobati disentri,mengobati infeksi,melancarkan darah nifasdan haid.

22 CoriandrumsativumL.

Ketumbar Buah Rebus dandiminum

Memperlancar pencernaan,mengeluarkan angina dalamtubuh, melancarkan ASI,menambah nafsu makan,mencengah mual-mual,mencengah radanglambung.

23 Brassica rugossa Sawi Biji Rebus dandiminum

Menguatkan tulang,mencengah kanker,menyembuhkan dibetes,menyehatkan kulit danrambut, membantu agardapat tidur dengan nyaman.

24 Parkia roxburghii Kedawung Biji Rebus dandiminum

Menurunkan panas selamamasa nifas, menyembuhkanbatuk, menyembuhkannyeri perut saat haid danpasca melahirkan,membunuh mikroba yangmerugikan, sertamelancarkan sistempencernaan.

25 Papaver somniferum Opium Kelopak bunga Rebus dandiminum

Penghilang rasa sakit padaotot yang kejang sertamenyembuhkan keracunan.

26 Myristica fragrans Pala Buah dan biji Rebus dandiminum

Menyembuhkan sakit perut,mengobati sakit kepala,mengeluarkan angin,melancarkan sistempencernaan, melancarkansirkulasi darah,memudarkan flek danmemperbaiki sertamelembabkan kulit.

27 Trigonilla funumgraecum

Klabat Biji Rebus dandiminum

Meningkatkan kerjahormone untukmelancarkan ASI,mengurangi serangan virus,menghilangkan demam,radang sendi dan hipertensi.

28 Nigella sativa Jintan hitam Buah Rebus dandiminum

Menghilangkan rasa sakit,anti bakteri, anti inflasi, antimaag, anti hipertensi, antioksidan dan anti virus.

29 Cominum cyminum Jintan putih Buah Rebus dandiminum

Membantu menurunkanberat badan, melancarkanperedaran darah, mengobatisakit perut, merilekskan

Page 163: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Pemanfaatan Tumbuhan Obat ... 147

No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yangdigunkan

CaraPenggunaan Kegunaan

otot, dan melancarkansistem pencernaan,memperbaiki struktur kulitdan mencengah penuaan.

30 Vermenisanthelminteca

Jintan kusani Buah Rebus dandiminum

Mengobati luka pada Rahimdan menyehatkan tubuh

31 Carum copticumL. Jeumuju Buah Rebus dandiminum

Mempercepat penyembuhanterhadap luka

32 Helicteres isora Seputa/ kayuules

Buah Rebus dandiminum

Sebagai obat tonik pascamelahirkan, mengandunghipnotik, membangkitkannafsu makan, anti bakteri,obat kejang perut, danmenurunkan demam.

33 Terminalia catappaL

Majakeling Buah Rebus dandiminum

Mengandung protein,mengobati infeksi padarahim

34 Quercus lusitanica Majakani Buah Rebus dandiminum

Sebagai alat KB, merawatorgan kewanitaan, danmembersihkan jamur sertabakteri

35 Sindora sumatrana Saparantu Buah Rebus dandiminum

Mengobati pendarahan padarahim, keguguran, dansariawan

36 Capsicumfrumtesgens

Merica hitam Buah Rebus dandiminum

Mencengah kanker, antioksidan, memperlancarproses pencernaan,menurunkan berat badandan mereda perut kembung

37 Capsicumfrumtesgens

Merica putih Buah Rebus dandiminum

Menurunkan berat badan,menyembuhkan sakitkepala, batuk, danmencengah luka lambungserta menjaga kesehatanjantung.

38 Cardemen Kapulaga Buah Rebus dandiminum

Menurunkan resiko kanker,mengontrol tekanan darah,mengontrol kolesterol, danmengobati kejang otot.

39 Schima premmacordifolia

Kembangmangkok

Buah Rebus dandiminum

Menyembuhkan luka,menyembuhkan radangpayudara, dan melancarkanbuang air kecil.

40 Crebus sativus Safran Buah Rebus dandiminum

Mengandung lemak,karbohidrat dan protein

41 Prema cordifolia Bunga baroeeh Bunga Rebus dandiminum

Menurunkan kadar gulaadarah

Page 164: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

148 Tuti M.F.

No Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yangdigunkan

CaraPenggunaan Kegunaan

42 Raffelissia patma Rastom Buah Rebus dandiminum

Menyembuhkan sakit perut,dan menyembuhkan luka

43 zingiberaceae Temulawak Buah Rebus dandiminum

Menjaga kesehatan hati,melancarkan pencernaan,dan mengurangi radangsendi

44 Piper betle Sirih Daun Rebus dandiminum

Menghilangkan bau badan,menyembuhkan keputihan

45 Ruta angusttifolia Inggu Buah Rebus dandiminum

Meredam rasa nyeri,menurunkan demam panas,menetralkan racun,mengatasi kejang padaanak, mempercepatpenyembuhan luka.

46 Tamarindus indica Asam jawa, Daun Digiling dandioles

Menurunkan panas tubuh,menyehatkan tubuh.

47 Oryza glutinosa Ketan Buah Digiling dandioles

Mengatur aktifitas hormonetiroid, mencengah penyakitjantung, menyehatkan kulitdan mencengah menuaan.

48 Cananga odorata Seulanga Bunga Digiling dandioles

Mengatasi batuk, merawatkesehatan tubuh

49 Citrus aurantifolia Jeruk nipis Perasan buah Diperas dandioles

Mengandung vitamin Cyang tinggi

50 Kapur Kapur sirih Kapur Digiling dandioles

Untuk kecantikan dankesehatan kulit

51 Jarak pagar Daun Digiling dandioles

Mengurangi nyeri padaperut, mempercepatmenyembuhan luka,memperlancar prosespencernaan,

KESIMPULANTercatat 73 jenis tumbuhan yang

digunakan oleh masyarakat setempat sebagaibahan obat tradisional dalam perawatan ibupasca melahirkan Di desa Lambiheu LambaroAngan Kecamatan Darussalam Kabupaten AcehBesar. Dalam pemanfaatannya terdapat duaklasifikasi, antara lain obat minum sebanyak 46

jenis tumbuhan dan obat oles diluar sebanyak 8jenis tumbuhan. Dibutuhkan analisis komponenkimia tumbuhan obat secara intensif untukmengetahui peranannya dalam prosespenyembuhan. Serta diperlukan kajian yangmendalam terkait kandungan zat danpengaruhnya bagi tubuh yangmengkonsumsinya.

DAFTAR PUSTAKAPurwaningsih.(2013). Jamu, Obat Tradisional

Asli Indonesia Pasang SurutPemanfaatannya di Indonesia.JurnalDepartemen Farmasi. Vol. 1 (2): 85-89.

Page 165: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Pemanfaatan Tumbuhan Obat ... 149

Rahayu, M. (2006).Pemanfaatan TumbuhanObat Secara Tradisional oleh MasyarakatLokal di Pulau Wawonii, SulawesiTenggara Traditon.Jurnal Biodiversitas.Vol 7: 245-250.

Sari, L. O. R. (2006). Pemanfaatan ObatTradisional dengan Pertimbangan Manfaatdan Keamanannya. Jurnal IlmuKefarmasian. Vol, 39. (1): 01-07.

Sibagariang, E. E, dkk.(2010). Kesehatanreproduksi wanita. Jakarta: Trans InfoMedia

Suryadarma.(2007). Konservasi TumbuhanObat Usada Bali dalam PerspektifEkowisata.Prosiding Seminar.Yogyakarta: UNY.

Suryadarma. (2010). KonservasiKeanekaragaman Hayati dan PengetahuanLokal Herbal.Makalah Seminar Nasional.Yogyakarta: Persatuan Biologi Indonesia.

Suryawati, C. (2007). Faktor Sosial Budayadalam Praktik Perawatan Kehamilan,Persalinan, dan Pasca Persalinan (Studi diKecamatan Bangsri Kabupaten Jepara).Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol.2 (2): 21-31.

Usemahu, K. M. (2013). Perilaku PenggunaanObat Tradisional pada Ibu PascaMelahirkan di Desa Kailolo KabupatenMaluku Tengah.FKM UniversitasHasanuddin.

Page 166: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

157

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK SIPATAH-PATAH (Cissusquadrangularis Salisb)PADA DENSITAS TULANGFEMUR DAN VERTEBRE LUMBAL

TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL OVARIEKTOMI

Debby Novita Ayumi1), Putri Dewi1) Mustafa Sabri2), M. Jalaluddin2, Hamny2)

1Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh2Laboratorium Anatomi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, BandaAceh

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tanaman Sipatah-patah terhadapgambaran histopatologi tulang femur dan tulang vertebre lumbal tikus putih yang diovariektomi.Hewan coba yang digunakan adalah 12 ekor tikus putih yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuandengan 3 ulangan. K0 adalah tikus yang diovariektomi tanpa diberikan ekstrak Sipatah-patah(ESP); K1, K2, K3 adalah tikus diovariektomi dan diberikan ekstrak Sipatah-patah dengan dosisbertingkat 500 mg/Kg BB, 700 mg/Kg BB, dan 900 mg/Kg BB selama 30 hari. Pada hari ke-31tikus dieutanasia menggunakan kloroform dan diambil tulangfemur dan tulang vertebre lumballaludibuat preparat histologi. Pada tikus kelompok K0 terjadi penurunan densitas tulang yang ditandaidengan penipisan struktur trabekula, sel osteoklas ditemukan sangat banyak di tepi trabekula, sertadensitas osteoblas aktif dan osteoblas pasif yang lebih rendah. Tikus kelompok K1 dan K2memperlihatkan perbaikan stuktur trabekula, osteoklas yang lebih rendah dibandingkan denganK0, disertai dengan adanya osteoblas aktif walaupun masih banyak terlihat osteoblas pasifsedangkan kelompok tikus K3 terlihat perbaikan struktur trabekula yang paling padat dan kompakdengan densitas sel osteoblas aktif yang paling banyak dibandingkan dengan kelompok lain. Hasilpenelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak Sipatah-patah dosis 900 mg/Kg BBmenunjukkan densitas trabekula dan osteoblas aktif yang lebih tinggi dibandingkan dengankelompok kontrol, K1 dan K2 pada tulang femur dan tulang vertebre lumbal tikus putih yangdiovariektomi

Kata Kunci: Tikus putih, Ovariektomi, Ekstrak Sipatah-patah, Tulang Femur, Tulang VertebreLumbal Trabekula, Sel Osteoklas, Sel Osteoblas.

PENDAHULUANulang adalah organ keras yangberfungsi sebagai alat gerak pasif,menjadi tempat pertautan otot, tendo

dan ligamentum (Leeson dkk., 1996). MenurutMartin (1993), tulang selain berfungsi sebagaikerangka penopang sistem muskulo-skeletal,pendukung lokomotif dan pelindung organ vital,juga berfungsi sebagai tempat penyimpanansebagian besar kalsium (Ca) tubuh, berperanmempertahankan Ca darah dalam kisarannormal melalui keseimbangan antara resorpsitulang oleh osteoklas dan pembentukan tulangoleh osteoblas selama proses remodeling tulang.

Sepanjang hidup, tulang secara berkalaakan mengalami pembentukan kembali(remodeling). Proses ini meliputi resorbsi danformasi. Pada saat resorbsi, tulang yang tuaakan hancur dan akan dipindahkan oleh sel

osteoklas. Pada saat formasi, jaringan tulangyang baru akan menggantikan tulang yang telahrusak, dan hal ini dilakukan oleh sel osteoblas.Fungsi osteoklas dan osteoblas diatur olehkalsitonin, hormon paratiroid, vitamin D,estrogen dan testosteron (Trihapsari, 2009).

Estrogen mempengaruhi kehilangan massatulang baik secara langsung dengan mengikatreseptor pada tulang dan secara tidak langsungdengan memengaruhi hormon pengatur kalsium(PTH dan Vitamin D) dan sitokin interleukin(IL-1 , IL-6 dan TNF-α) (Potu dkk., 2009).Menurut Sabri (2011), estrogen yang menurunmempengaruhi penurunan penyerapan kalsiumpada usus yang berdampak pada gangguankeseimbangan kalsium dalam darah. Kalsiumdarah turun mengakibatkan reabsorsi kalsiumpada tulang meningkat.

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 167: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

158 Debby N.A., dkk.

Organ penghasil hormon estrogen antaralain adalah ovarium, korteks adrenal, dan padasel-sel adiposit dimana pada organ tersebut akanmenghasilkan estrogen pada saat ovarium tidakmemproduksi estrogen (Nelson dan Bulun,2001). Hartiningsih dan Irkham (2010),mengemukakan bahwa proses ovariektomidapat menurunkan kadar hormon estrogen, halini dikarenakan ovarium sebagai penghasilutama hormon estrogen tidak berfungsi,sehingga kadar estrogen pada tikus modelovariektomi akan menurun secara drastis.

Sejak dahulu, masyarakat telah mengenalbeberapa tanaman untuk mengobati berbagaimacam penyakit. Di India, Sri Lanka, danMalaysia Cissus qudrangularis Linn (Cq)banyak dipakai untuk mengatasi sakit sendi,penyakit kelamin, dan osteoporosis (Shirwaikardkk., 2003).

Sipatah Patah (Cissus quadrangularis

Salisb) merupakan tanaman tradisional yangditemukan di aceh. Tanaman ini mengandungkalsium, fosfat, dan fitoestrogen yang sangatmujarab dipakai sebagai obat patah tulang(Sabri dkk., 2009). Mengingat besarnya potensitanaman Sipatah-patah dan khasiat yangdikandungnya sebagai obat patah tulang, C.

quadrangularis Salisb yang ada di Aceh didugaberpotensi juga sebagai antiosteoporosis, sepertihalnya Cq yang ada di India (Shirwaikar dkk.,2003).

Penelitian sebelumnya yang telahdilakukan oleh Sabri (2011), menunjukkanbahwa tulang tibia-fibula dari tikus yangdiberikan ekstrak etanol daun Sipatah-patahdengan dosis 750 mg/kg BB selama 150 harimemiliki densitas osteoblas yang lebih tinggi,namun kepadatan osteoklas yang lebih rendahdibanding dengan tikus kelompok lain yangdiberikan ekstrak Sipatah-patah dengan dosislebih rendah.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuipengaruh pemberian ekstrak Sipatah-patahberbagai dosis terhadap gambaran histopatologidensitas tulang femurdan tulang vertebre lumbaltikus putih model ovariektomi. Penelitian inidiharapkan dapat memberikan informasi

bagaimana pengaruh ekstrak Sipatah-patah(Cissus quadrangularis Salisb) sebagai terapipada kasus osteoporosis.

METODE PENELITIANTempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulanDesember 2015 hingga April 2016. Pembuatanekstrak Sipatah-patah (ESP) dilakukan diLaboratorium Farmakologi dan pembuatanpreparat Histologi tulang femur dilakukan diLaboratorium Histologi Fakultas KedokteranHewan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,Provinsi Aceh.

Alat dan Bahan PenelitianAlat yang digunakan adalah timbangan

digital, vacuum rotary evaporator, erlenmeyer

100 ml, spuit 3 cc, sonde lambung, wadah stok,kertas saring, scalpel, gunting, jarum, benangcat gut, needle holder, klem arteri, tampon,cover glass, object glass, microtome rotary,

slide warmer 37°C, kertas label, oven 60° C,botol spesimen dan waterbath. Selanjutnyauntuk pengamatan hasil penelitian digunakanmikroskop cahaya, dan untuk pemotretandigunakan alat mikrofotografi.

Bahan yang digunakan dalam perlakuanadalah batang Sipatah-patah, etanol 96%,ketamin, iodin tincture, alkohol 70%. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat preparatHistologi adalah larutan BNF 10%, akuades,silol, alkohol dengan konsentrasi bertingkat(70%, 80%, 90%, 95%, dan absolut), NaClfisiologis 0,95%, parafin (Merck®), pewarnaHematoksilin Eosin (HE), Entellan®.

Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan 12 ekor tikus

putih betina (Rattus norvegicus) umur 5 bulandari galur Sprague Dawleys dengan bobot badan250 g, seluruh tikus dalam kelompok diberikanperlakuan ovariektomi.Hewan coba terdiri dari4 kelompok perlakuan dengan 3 ulangan. ESPdiberikan dengan dosis bertingkat seperti didalam Tabel 1. Pada akhir masa perlakuan,seluruh tikus di eutanasia menggunakan

Page 168: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Efek Pemberian Ekstrak Sipatah-Patah (Cissusquadrangularis Salisb)... 159

klorofom, dilakukan pembedahan dan diambiltulang femur tulang vertebre lumbalis,kemudian dilakukan pembuatan preparathistologi dan pewarnaan Hemaktosilin-Eosin(HE). Kemudian diamati dibawah mikroskopdengan pembesaran 4 kali dan 100 kali.

Pembuatan Ekstrak Sipatah-patah.Pembuatan ESP dilakukan di

Laboratorium Farmakologi Fakultas KedokteranHewan Unsyiah. Tanaman Sipatah-patah(Cissus quasrangularis Salisb) di ambil dariDesa Neuhen, Kecamatan Mesjid Raya,Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Bagiantanaman Sipatah-patah yang diambil adalahbatang yang kemudian dipotong-potongsepanjang sekitar 1 cm, lalu diangin-anginkanhingga kering, dalam penelitian ini diperlukan 5kg batang kering tanaman Sipatah-patah.Setelah kering, batang Sipatah-patah kemudiandihaluskan dengan penggilingan sehinggamenjadi serbuk. Serbuk ini kemudiandimaserasi dengan menggunakan etanol 96%.Ekstrak cair Sipatah-patah tersebut selanjutnyadikentalkan dengan rotavapor (Hahnvapor HS-2005 S®Korea) pada suhu 65oC sehinggamendapatkan ekstrak Sipatah-patah yang kentalsebanyak 50,25 gram. Ekstrak tersebutkemudian dicampur dengan bahan pengikatCMC 1% dengan pembanding sesuai dengandosis perlakuan.

Persiapan Hewan CobaHewan coba yang digunakan pada

penelitian ini adalah 12 ekor tikus putih betina(Rattus norvegicus) umur 5 bulan dari galurSprague Dawleys dengan bobot badan 250 g,terdiri dari 4 kelompok perlakuan dengan 3ulangan dan 1 ekor tikus normal sebagaipembanding (kontrol positif). Seluruh tikusdalam kelompok dilakukan ovariektomi.Ovariektomi dilakukan melalui sayatan kulitpada sisi lateral kearah dorsal. Anastesidilakukan dengan menggunakan Ketamin dosis50-150 mg/kg BB secara intramuskular.

Selanjutnya rambut di area bedah dicukurpada sisi lateral tubuh tikus, pada daerah

sayatan dilakukan desinfeksi dengan alkohol70% dan iodin tincture. Sayatan dilakukan padaarea bedah yaitu 2 cm mengikuti tulangbelakang dan berjarak 1,5 cm dari tulangbelakang, dicari ovarium kemudian ikat denganbenang cat gut. Ovarium yang telah diikatlakukan pemotongan kemudian disisihkan.Langkah selanjutnya menjahit otot dengancromik cat gut dengan tipe jahitan sederhanaterputus dan menjahit kulit dengan benang silk

dengan tipe jahitan sederhana terputus. Untukpemulihan luka pada tikus berlangsung selama10 hari dan diberikan gentamicine sebagaiantibiotik.

Perlakuan Pemberian Ekstrak Sipatah-patah(Cissus quadrangula Salisb)

Ekstrak Sipatah-patah (ESP) diberikanper-oral menggunakan sonde lambungdenganvolume pemberian masing-masing 1 ml, dengandosis pada Tabel 1.

Tabel 1.Dosis ekstrak Sipatah-patah yangdiberikan pada setiap tikusPerlakuan/hari.

Keterangan : K0 : Kontrol (0); K1 : EkstrakSipatah-patah dengan dosis 500 mg/kg BB; K2 :dosis 700 mg/kg BB dan K3 : dosis 900 mg/kgBB.

Pembuatan Preparat Histologis TulangFemur dan Vertebre Lumbal

Pada akhir masa perlakuan (hari ke 31)semua tikus di-euthanasia denganmenggunakan klorofom, kemudian dilakukanpembedahan dan diambil tulang femur dantulang vertebre.Tahapan pembuatan preparathistologi meliputi proses fiksasi, dekalsifikasi,

dehidrasi, clearing, infiltrasi, embedding, dan

Page 169: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

160 Debby N.A., dkk.

sectioning. Untuk membuat preparat histologi,tulang yang telah difiksasidengan larutan BNFselama 2x24 jam. Kemudian dilakukan prosesdekalsifikasi menggunakan asam nitrat 5%selama 3 minggu dan stopping point dalamalkohol 70% selama 12 jam, lalu dilakukandehidrasidengan alkohol bertingkat 80%, 90%,95%, dan alkohol absolut masing-masingselama 2 jam. Jaringan kemudian dijernihkan(Clearing) dalam cairan silol I, silol II, dan silolIII masing-masing selama 45 menit.Selanjutnya jaringan diinfiltrasi dalam parafincair I, parafin cair II, dan parafin cair IIImasing-masing selama 45 menit, kemudiandilakukan proses embeddingdalam parafin blok.Jaringan di dalam blok parafin disayat denganketebalan 5 μm dan irisan diletakkan padatissue

bath, lalu diambil dengan object glass untukselanjutnya diinkubasikan kedalam slide

warmer.

Proses Pewarnaan Hemaktosilin-Eosin (HE)Pewarnaan dimulai dengan proses

deparafinisasi menggunakan silol I selama 5menit dan silol II selama 2 menit. Kemudiandilanjutkan dengan proses rehidrasi denganalkohol menurun dari alkohol absolut I dan II,alkohol 96% I dan II, alkohol 90% masing-masing selama 2 menit, selanjutnya dimasukkankedalam air mengalir. Kemudian dimasukkankedalam larutan hematoksilin selama 5 menit,lalu dimasukkan kedalam air mengalir dandimasukkan kedalam acid alkohol satu kalicelup dan kemudian dimasukkan air. Setelah itudimasukkan kedalam larutan eosin selama 5menit. Kemudian dilakukan proses dehidrasikembali dengan alkohol 96% I dan II, absolut Idan II masing masing dua kali celup. Setelah itudilakukan proses clearing dengan silol I, II, danIII selama 3 menit. Lalu dilakukan mounting

dengan Entellan. Pengamatan dilakukandengan mikroskop cahaya Olympus dandilanjutkan dengan pembuatan foto mikrograf(Kiernan, 1990).Preparat hasil pewarnaandiamati di bawah mikroskop dengan perbesaran4 kali dan 100 kali untuk mengukur tingkatkepadatan pada tulang tikus.

Analisis DataData hasil penelitian efek pemberian

ekstrak Sipatah-patah (Cissus quadrangularis

Salisb) pada densitas tulang femur dan vertebrelumbal tikus putih (Rattus norvegicus) modelovariektomi di analisa secara deskriptif dandisajikan dalam bentuk gambar.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil pemeriksaan densitas tulang femur

dan vertebre lumbal tikus yang diovariektomidibandingkan dengan tikus normalmemperlihatkan gambaran trabekula, selosteoblas aktif, sel osteoblas pasif dan selosteoklas yang berbeda.Gambaran histopatologitulang femur tikus menunjukan adanyaperbedaan struktur trabekula, pada kelompokkontrol ovariektomi (K0) terjadi penurunandensitas tulang dibandingkan dengan tikusnormal, kelompok tikus perlakuan K1, K2 danK3. Hal ini ditandai dengan penipisan strukturtrabekula, jarak yang lebar antara satu trabekuladengan trabekula lain, dan rongga sumsumtulang yang lebih luas (Gambar 1B)

Menurut Hartiningsih dan Dhirgo(2012), rongga sumsum tulang yang lebih luasdiduga terkait dengan rendahnya konsentrasiestrogen pada tikus ovariektomi. Woo dkk.,(2005) menyatakan bahwa ovariektomi dapatmenimbulkan efek pengeroposan tulangterutama pada daerah trabekula.

Menurut Kusec dkk., (1998) dan Nilssondkk., (1999) estrogen bekerja langsung padapertumbuhan tulang longitudinal danpembentukan tulang melalui Reseptor Estrogenα (ERα) dan Reseptor Estrogen β (ERβ) yangterdapat pada permukaan tulang trabekula.Syeddkk., (2008) melaporkan bahwa defisiensiestrogen menyebabkan hilangnya atau tidakadanya struktur trabekula. Pada kondisidefisiensi estrogen terjadi ketidakseimbanganremodeling tulang, dan proses resorpsi tulangoleh sel osteoklas lebih dominan daripadaproses pembentukan tulang oleh sel osteoblas(Baziad, 2003).

Page 170: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Efek Pemberian Ekstrak Sipatah-Patah (Cissusquadrangularis Salisb)... 161

Gambar 1. Gambaran densitas trabekula femur tikus,T (Trabekula). (A) Tikus Normal (tikus yang tidakdiovariektomi dan tidak diberikan ekstrak Sipatah-patah), (B) Tikus kontrol ovariektomi (tikus yangdiovariektomi dan tidak diberikan ekstrak Sipatah-patah), (C) Tikus perlakuan ovariektomi denganpemberian ekstrak Sipatah-patah dosis 500 mg/kg BB,(D) Tikus perlakuan ovariektomi dengan pemberianekstrak Sipatah-patah dosis 700 mg/kg BB, (E) Tikusperlakuan ovariektomi dengan pemberian ekstrakSipatah-patah dosis 900 mg/kg BB dengan pembesaranlensa objektif 4 kali.

Gambaran trabekula tulang femur yangdiberikan Cq dosis 500 mg/kg BB (K1) dandosis 700 mg/kg BB (K2) memperlihatkanperbaikan stuktur trabekula (Gambar 1C dan1D), yang ditandai dengan rongga yangterbentuk diantara trabekula lebih sempitdibandingkan dengan kelompok tikus normaldan tikus kontrol (1A dan 1B). Pada kelompokK3 (dosis 900 mg/kg BB) terlihat perbaikanstruktur trabekula yang paling padat, kompak,mulai menyambung dan membentuk garistrayektori yang terlihat menuju arah proksimaldari tulang femur (Gambar 1E) dibandingkankelompok tikus normal, tikus kontrolovariektomi, kelompok perlakuan K1 dan K2.

Ekstrak C. quadrangularis dapatmeningkatkan ketebalan kortikal dan trabekulapada tulang femur fetus tikus (Rao dkk., 2007).Kualitas tulang pada tikus ovariektomi dapatmeningkat dengan adanya peningkatanketebalan kortikal dan trabekula tulang. Ekstrak

batang Sipatah-patah dapat membantu prosesosteogenesis dan perbaikan jaringan tulang(Ceriana dkk., 2014).

Pertumbuhan tulang secara mikroskopisdapat dilihat berdasarkan densitas osteoblas danosteoklas. Osteoblas dan osteoklas dapatdijadikan petunjuk kondisi apakah terjadi prosesmodeling atau remodeling (Sabri, 2013). Padatikus kontrol ovariektomi (K0) sel osteoklasterlihat sangat banyak di tepi trabekula,beberapa sel osteoklas terlihat memfagosittrabekula sehingga menyebabkan strukturtrabekula yang menipis dan membentuk ronggasumsum tulang yang lebar (Gambar 2A dan3A). Tikus kelompok K0 juga memperlihatkandensitas osteoblas aktif dan osteoblas pasif yanglebih rendah dibandingkan dengan tikus normal,kelompok tikus perlakuan K1, K2 dan K3.

Menurut Prasetya dkk., (2012) penurunandensitas tulang dikarenakan adanya peningkatandari aktivitas sel osteoklas yang dipengaruhioleh penurunan kadar hormon estrogen dalamtubuh sehingga faktor aktivasi sel osteoklasakan terus muncul. Sedangkan sel osteoblastidak dapat mengimbangi peningkatan aktivitasdari sel osteoklas. Osteoporosis terjadi ketikadilakukan pengangkatan ovarium (ovariektomi),sebab pada kondisi hilangnya ovarium, hormonestrogen akan mengalami penurunan dan dapatmempengaruhi peningkatan penyerapan kalsiumtulang. Semakin lama inkubasipaskaovariektomi, maka akan semakin parahkerusakan dari struktur dan densitas dari tulang.

Defisiensi estrogen yang menyebabkanterjadinya osteoklastogenesis akibatpeningkatan sekresi sitokin seperti: Interleukin-1 (IL-1), Interleukin-6 (IL-6) dan Tumor

Necrosis Factor-Alpha (TNF-a), merupakansitokin yang berfungsi dalam penyerapan tulang(Masyitha, 2006). Ketika terjadi defisiensiestrogen, maka monosit tidak bisamenghentikan kerja dari faktor-faktor aktivasiosteoklas. Osteoklas akan mengalamipeningkatan aktifitas sehingga akan mengalamidiferensiasi dan akan teraktivasi. Kemudianakan melakukan fagosit sel tulang olehosteoklas sehingga tulang akan menjadi keropos

Page 171: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

162 Debby N.A., dkk.

dan terjadi penurunan densitas tulang (Pratomodkk., 2012).

Kelompok tikus dengan perlakuan K1memperlihatkan densitas osteoklas yang lebihrendah dibandingkan dengan K0, yang disertaidengan terdapatnya osteoblas aktif walaupunmasih banyak terlihat osteoblas pasif (Gambar2B dan 3B). Pada tikus kelompok K2 terlihatdensitas tulang yang menyerupai densitas tulangpada tikus normal, terlihat dari strukturtrabekula yang sama dengan tikus normaldengan densitas osteoklas yang lebih rendah dandensitas osteoblas aktif yang lebih tinggidibandingkan dengan tikus K0 dan K1 (Gambar2C dan 3C). Hal ini menunjukkan bahwapemberian ekstrak Sipatah-patah dosis 700mg/kg BB selama 60 hari memberikan hasilyang baik dan sesuai dengan hasil penelitianFefridayanti (2012) yang menyatakan bahwapemberian ekstrak Sipatah patah(Cissus

quadrangularis Salisb) dengan dosis 700 mg/kgBB menunjukkan densitas osteoblas yang lebihtinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Gambar 2. Gambaran sel osteoblas aktif, osteoblaspasif, dan sel osteoklas pada tulang femur tikus putihdengan pembesaran lensa objektif 100 kali. (A) Tikuskontrol ovariektomi yang tidak diberikan ekstrakSipatah-patah, (B)Tikus perlakuan ovariektomi denganpemberian ekstrak Sipatah-patah dengan dosis 500mg/kg BB, (C)Tikus perlakuan ovariektomi denganpemberian ekstrak Sipatah-patah dengan dosis 700mg/kg BB, (D) Tikus perlakuan ovariektomi denganpemberian ekstrak Sipatah-patah dengan dosis 900mg/kg BB. Osteoblas aktif ( ), Osteoblas pasif ( ),dan osteoklas ( ).

Gambar 3.Gambaran mikroskopis tulang vertebraelumbal tikus ovariektomi yang diberi ekstrak Cissusquadrangula Salisb dengan dosis 500, 700, 900mg/kg/BB/hari. (A): Tikus kontrol dengan jumlah selosteoklas yang meningkat, (B) 500 mg/kg/BB/hari selosteoklas yang rendah dan osteoblas pasif meningkat,(C) 700 mg/kg/BB/hari sel osteoblas aktif meningkat,dan (D) 900 mg/kg/BB/hari sel osteoblas aktif semakinmeningkat. (a) Osteoklas, (b) osteoblas aktif, dan (c)osteoblas pasif. Pewarnaan HE. Pembesaran lensaobjektif 100 kali, Skala Bar: 20µm.

Djuwita dkk., (2012), melaporkan bahwaekstrak batang Sipatah-patah dapat membantuproses osteogenesis dengan terjadinyaproliferasi dan diferensiasi sel tulang menjadiosteoblas. Kandungan fitoestrogen yang tinggipada tanaman Sipatah-patah dapat berikatanlebih banyak pada reseptor estrogen sehinggamenstimulasi osteoblas untuk mensekresikanfaktor pertumbuhan (Growth factor/GF) padatulang yang mengakibatkan proliferasi osteoblas(Anggraini, 2008).

Sel osteoblas memiliki reseptor estrogenalpha dan betha (ERα dan ERβ) di dalamsitosol, dan estrogen bekerja pada kondrositlempeng pertumbuhan melalui ERα dan ERβ(Weise dkk., 2001). Di sisi lain estrogen akanmerangsang ekspresi dari osteoprotegerin(OPG) dan TGF-b (Transforming GrowthFactor-b) pada sel osteoblas dan sel stroma,yang lebih lanjut akan menghambat penyerapantulang dan meningkatkan apoptosis dari selosteoklas (Bell, 2003).

Proses remodeling berawal dari selosteoblas mulai mensintesis dan mensekresikanosteoid yang menghasilkan kolagen. Selamaawal osifikasi intramembrenous, osteoblas

Page 172: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Efek Pemberian Ekstrak Sipatah-Patah (Cissusquadrangularis Salisb)... 163

dikelilingi oleh sebagian matriks yangdimineralisasi dan berisi serabut kolagen.Osteoid banyak diproduksi, diikuti olehmineralisasi lengkap sehingga sebagianosteoblas menjadi terisolasi di lakuna danmenjadi osteosit. Didalam osteosit terjadiakumulasi ion kalsium dijaga dalam bentukdihidroksiapatit, dan akan kembali dilepasdalam darah ketika Ca darah turun. Dari pusatosifikasi osteosit kemudian menyebar kebeberapa arah membentuk trabekular(Samuelson, 2007).

Densitas osteoblas aktif yang lebih tinggidisebabkan karena adanya proses modeling danremodeling yang masih berjalan akibatpengaruh fitoestrogen dalam ekstrak Sipatah-patah yang berpengaruh pada aktifitas osteoblasdan osteoklas (Sabri, 2011). Kandungansenyawa fitoestrogen dalam tanaman Cq didugaberfungsi menggantikan aktifitas estrogendalam tubuh pada saat terjadi defisiensi kadarestrogen (Wirakusumah, 2003). Selain itu,fitoestrogen yang ada dalam Cissus

quadrangularis tersebut juga berperan dalammeningkatkan densitas osteoblas (Jainu dkk.,2006).

Kelompok tikus dengan perlakuan K3memperlihatkan densitas sel osteoblas aktifyang paling banyak dibandingkan dengankelompok lain. Sel osteoblas pasif dan selosteoklas sangat jarang dan hampir tidak terlihatditepi trabekula (Gambar 2D dan 3D). Hal inimenunjukkan bahwa semakin tinggi dosis terapiyang diberikan semakin tinggi pula sel osteoblasaktif yang terlihat ditepi trabekula yangmengakibatkan perbaikan struktur trabekulayang lebih baik, dan dosis terapi 900 mg/kg BBmerupakan dosis yang menunjukkan perubahan

struktur yang paling baik dan paling padatdibandingkan dengan kelompok tikus perlakuanlainnya.

Sejalan dengan penelitian Samuels dkk.,(2000) dosis estrogen yang tinggi akan semakinmeningkatkan fisiologi osteogenesis melaluireseptor estrogen. Fitoestrogen dapat terikatpada reseptor estrogen dan menstimulasiproliferasi sel esteoblas (Yamaguchi, 2002).Walaupun dosis 900 mg/Kg BB dapatmemberikan hasil yang paling baik danmenunjukkan densitas tulang yang lebih padatdibandingkan dengan kelompok tikus lainnya,akan tetapi dosis tersebut belum dapat dikatakansebagai dosis maksimal yang aman sebagaidosis terapi karena belum dilakukan penelitianterhadap dosis letal dan efek samping dari dosistersebut. Seperti yang dinyatakan olehCunningham (1992) bahwa kondisi kalsiumdapat dikatakan optimum jika pemberian ESPsecara terus menerus tidak meningkatkan kadarkalsium dalam darah, melainkan mendeposisikalsium pada tulang atau kelebihan kalsiumyang diekskresikan melalui ginjal.

KESIMPULANHasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pemberian ekstrak Sipatah-patah dosis 900mg/Kg BB menunjukkan densitas trabekula danosteoblas aktif yang lebih tinggi dibandingkandengan kelompok kontrol, K1 dan K2 padatulang femur dan tulang vertebre lumbal tikusputih yang diovariektomi. Perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut mengenai efek pemberianekstrak Sipatah-patah berbagai dosis terhadapgambaran histopatologi ginjal.

DAFTAR PUSTAKAAnggraini, W. 2008. Fitoestrogen sebagai

Alternatif Alami Terapi Sulih HormonUntukpengobatan Osteoporosis Primerpada Wanita Pascamenopouse. M.I.Kedokteran Gigi 23(1)25-31.

Baziad, A. 2003. Menopause danAndropause. Edisi ke-1. Yayasan BinaPustaka, Jakarta.

Bell, N.H. 2003. Rank Ligand and theRegulation of Skletal Remodeling.JClin Invest 111(1120-1122.

Page 173: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

164 Debby N.A., dkk.

Ceriana, R., I. Djuwita, dan T. Wresdiyati.2014. Ekstrak Batang Sipatah-patahMeningkatkan Proliferasi danDiferensiasi sel Punca MesenkimalSumsum Tulang. Jurnal Veteriner 15(4)436-445.

Cunningham, J.G. 1992. Texbook ofVeterinary Physiology. W.B. SaundersCompany, Philadelphia.

Djuwita, I., A.P. Irma, W. Adi, dan M. Sabri.2012. Proliferasi dan Diferensiasi SelTulang Tikus dalam Medium Kultur InVitro yang Mengandung Ekstrak BatangCissus Quadrangula Salisb (Sipatah-patah). Jurnal Kedokteran HewanUnsyiah. 6(2) 75-80.

Fefridayanti, D. 2012. Pemberian EkstrakTanaman Sipatah-patah (Cissusquadrangularis Salisb terhadapGambaran Histologi dan DensitasTulang Lumbal Tikus Putih (Rattusnorvegicus) yang Diovariektomi.Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan,Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Hartiningsih., D.A, dan W. Irkham. 2010.Pengaruh panhisterektomi dankonsumsi suplemen 1,25-Dihidroksivitamin D3 selama 1,5 bulanterhadap retensi kalsium pada tikuswistar. Lembaga Penelitian UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta.

Hartiningsih, D.A. dan D. Aji. 2012.Respons Metafisis Tulang FemurDistalis Tikus Ovariektomi yangMengkonsumsi Kalsitriol. JurnalKedokteran Hewan 6(2) 92-98.

Jainu, M., K. Vijaimohan, and D.C.S.Shyamala. 2006. Gastroprotective effectof Cissus Quadrangularis Extract inRats with Experimentally InducedUlcer. J. Ethnopharmacol 123 (6) 799-806.

Kiernan, J. A. 1990. Histological andHistochemical Method:Theory andPractice. 2nd ed. Pergamon Press, NewYork.

Kusec, V., A.S. Virdi, R. Prince, and J.T.Triffitt.1998. Localization Of EstrogenReceptor-Alpha in Human and RabbitSkeletal Tissues. JCEM. 83(7) 2421-2428.

Leeson, R.C., T.S. Leeson , dan A.A.Paparo. 1996.Buku Ajar Histologi EdisiVII. Terjemahan Tambayong et al, EGC,Jakarta.

Mahaputra, L. 2002. Reseptor estrogen padaMencit Menopause dan MasihBersiklus Reproduksi. J.B.P.2(4) 65-68.

Masyitha, D. 2006. Struktur MikroskopikTulang Mandibula pada TikusOvarektomi dan Pemberian Pakan RasioFosfat/Kalsium Tinggi. MediaKedokteran Hewan 22(2) 112-117.

Martin, T.J. 1993. Hormones in theCoupling of Bone Resorption andFormation. Osteoporosis Int. 3(1) 121-125.

Nelson, N.L, and S.E. Bulun. 2001.Estrogen production and Action. J.Am. Acad Dermatol. 45(3): 116-124.

Nilsson, S.K., M.S. Dooner, H.U. Weier, B.Frenkel, J.B. Lian, G.S. Stein, P.J.Quesenberry. 1999. Cells Capable OfBone Production Engraft From WholeBone Marrow Transplants inNonablated Mice. J. Exp. Med. 189(4)729-734.

Potu, B.K., M.R.B. Kumar, M.S. Rao, G.K.Nampurath, M.R. Chamallamudi, S.R.Nayak, and M.S. Muttigi. 2009.Petroleum ether extract of Cissusquadrangularis (Linn.) enhances bonemarrow mesenchymal stem cellproliferation and facilitatesosteoblastogenesis. Clinical Science64(10):993-998.

Prasetya, R.O., Aulanni’am, K.W.Dyah.2012. Studi Pemberian TepungTulang Ikan Tuna Madidihang(Thunnus albacares) Pada HewanModel Ovariektomi Tikus (Rattusnorvegicus) Terhadap GambaranHistopatologi Dan Ekspresi Il – 1 ΒDari Caput Humeri. Skripsi. ProgramStudi Kedokteran Hewan, UniversitasBrawijaya, Malang.

Pratomo, F.A.,C.P. Masdiana, dan P.W.M.Agung. 2012. Efek Pemberian TepungTulang Ikan Tuna Madidihang(Thunnus Albacares) Pada Tikus Putih(Rattus Norvegicus) Model OvariektomiBerdasarkan Histopatologis Tulang

Page 174: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Efek Pemberian Ekstrak Sipatah-Patah (Cissusquadrangularis Salisb)... 165

Femur Dan Ekspresi Tnf-Α. Skripsi.Program Studi Pendidikan DokterHewan, Universitas Brawijaya, Malang.

Rao, M.S., B. Kumar, V.B.N. Swamy, and N.G.Kutty. 2007. Cissus quadrangularisplant extract enhances the developmentof cortical bone and trabecular in thefetal femur. Pharmacologyonline (3)190-202.

Sabri, M., Nurhidayat, K. Sigit, B.P.Priosoeryanto, dan W. Manalu. 2009.Analysis of phytochemical and mineralcontent of Sipatah-patah plant (Cissusquadrangularis) from Aceh asosteoporosis premedication. JurnalRona Lingkungan 1(2): 109-117.

Sabri, M. 2011. Aktivitas EkstrakEtanol Batang Sipatah-patah(Cissus quadrangularis Salisb) SebagaiAntiosteoporosis Pada Tikus (Rattusnorvegicus). Disertasi. Program StudiSains Veteriner, Sekolah Pascasarjana.IPB, Bogor.

Sabri, M. 2013. Administration’s effects ofethanol extract of cissus of lumbal bonein ovariectomized rats. ovariectomizedrats. Jurnal Natural 13(2) 48-54.

Samuels, A., M.J. Perry, A.E. Goodship, W.D.Fraser, and Tobias. 2000. Is high-doseestrogen-induced osteogenesis in themouse mediated by an estrogenreceptor?. Bone 27(1): 41-46.

Samuelson,D.A. 2007. Textbook of VeterinaryHistology. Elsevier health Sciences,London.

Shirwaikar, A., S. Khan, and S. Malini.2003. Antiosteoporotic effect of ethanolextract of Cissus quadrangularis Linn.on ovariectomized rat. J.Ethnopharmacol. 89(2)245-250.

Syed, F.A., M.J. Oursler, T.E. Hefferan, J.M.Peterson, B.L. Riggs, and S. Khosla.2008. Effects of estrogen therapy onbone marrow adipocytes inpostmenopausal osteoporotic women.Osteoporos Int. 19(9)1323-1330.

Trihapsari, E. 2009. Faktor-faktoryang Berhubungan denganDensitas Mineral Tulang Wanita ≥ 45Tahun Di Departemen PendidikanNasional Jakarta Pusat Tahun 2009.Skripsi. Program Studi KesehatanMasyarakat, Universitas Indonesia.

Weise, M., S. De-Levi, K.M. Barnes, R.I.Gafni, V. Abad, and J. Baron. 2001.Effects of estrogen on growth platesenescence and epiphyseal fusion.PNAS 98(12) 6871-6876.

Wirakusumah, E.S. 2003. Tips Dan Solusi GiziUntuk Tetap Sehat, Cantik dan BahagiaDi Masa Menapouse dengan TerapiEstrogen Alami. Penerbit PT GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Woo, D.G., C.Y.Ko, T.W. Lee, H.S. Kim, andB.Y. Lee. 2005. Long-Term Study forthe Effect of Ovariectomy on Rat Bone- Use of In-Vivo Micro-CT. JournalWorld Academy of Science, Engineeringand Technology. 921-924.

Yamaguchi, M. 2002. Isoflavone and BoneMetabolism: Its Cellular Mechanismand Preventive Role in Bone Loss.Journal of Health Science: 48 (3) 209-222.

Page 175: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

166

TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA TANAM BERPENGARUHTERHADAP BOBOT SEGAR JAMUR TIRAM PUTIH (Ostreatus pleurotus).

Yunizar HendriSMAN Harapan Persada Aceh Barat Daya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit sebagai media tanamberpengaruh terhadap bobot segar jamur tiram putih. Perlakuan media sebanyak 5 kg didapatkan 10baglog. Komposisi perlakuan adalah 8 % serbuk gergaji kayu (0,4 kg) + 75% tandan kosongkelapa sawit (3,75 kg) + 15 % dedak (0,75 kg) + 2% kapur (0,1 kg). Sedangkan kontrol terdiri dariserbuk gergaji sebanyak 83% serbuk gergaji kayu ( 4,15 kg) + 15 % dedak (0,75 kg) + 2% kapur(0,1 kg ). Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata pada taraf signifikansi0,05. Pada perlakuan B (tandan kosong kelapa sawit) menunjukkan bobot segar jamur lebih besardibanding dengan perlakuan A (kontrol). Hal ini menunjukkan bahwa tandan kosong kelapa sawitmampu menggunakan media sendiri untuk meningkatkan bobot segar jamur. Meningkatknyapertumbuhan dalam pembentukan sel-sel tubuh buah yang banyak tidak terlepas dari adanyakandungan senyawa yang dibutuhkan oleh jamur pada media tanam dalam jumlah yang cukupbanyak, sehingga media dengan menggunakan tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkanbobot segar jamur tiram putih.

Kata Kunci: Jamur tiram putih, Tandan kosong kelapa sawit, Media

PENDAHULUANamur tiram dalam bahasa Yunanidisebut Pleurotus, artinya bentuksamping atau posisi menyamping

antara tangkai dengan tudung. Sedangkansebutan nama tiram, karena bentuk atau tubuhbuahnya menyerupai kulit tiram atau cangkangtiram (Sunanto, 2000). Jamur tiram putih inipopular dengan nama oyster mushroom. Bentuksomatiknya berupa filamen bersekat, berpori,mempunyai inti dikarion memiliki clam

connection, yaitu kait yang terdapat pada hifasomatik yang berperan untuk membantupembelahan mitosis, dan kait ini bersifatpermanen (Alexopoulus at al, 1979). Nutrisiutama yang dibutuhkan oleh jamur tiram putihadalah karbon dan nitrogen. Karbon dibutuhkanbanyak untuk kegiatan metabolisme sebagaipenghasil energi dalam bentuk rantai gula yangpanjang yaitu selulosa dan lignin. Sedangkannitrogen dibutuhkan dalam sintesis proteinpenyusun sel (Riyati, 2002).

Pada umumnya media yang digunakandalam budidaya jamur tiram adalah medialignoselulose yaitu yang mengandung selulosa,

hemiselulosa dan lignin. Senyawa inimerupakan bahan utama penyusun dinding seltumbuhan. Tandan kosong kelapa sawitmerupakan limbah lignoselulose yang berasaldari tandan buah segar yang mengandung seratdan jumlahnya sangat melimpah. Terdiri ataskandungan bahan organik 41,4% selulose, 22%hemiselulosa, 18,3% lignin dari persentase beratbasah juga mengandung berbagai unsur haramakro dan mikro yang sangat penting bagipertumbuhan tanaman, antara lain: 42,8% C;2,9% K2O; 0,8% N; 0,22% P2O5; 0,30% MgO,23 ppm Cu, dan 51 ppm Zn (Singh, at al. 1989).Tandan kosong kosong kelapa sawit merupakankomponen limbah sawit yang sulit didegradasisehingga menimbulkan masalah terutama untuklingkungan. Pemanfaatan limbah ini sebagaipenutup tanah atau sebagai penggembur tanah(Soil Conditioner) maupun sebagai pupukorganik kurang berhasil dari kegunaannyameskipun setelah melalui pengomposan. Hal inidisebabkan limbah tandan kosong kelapa sawitcukup lama dalam proses pembusukannyasehingga harus dipertimbangkan baik dari segi

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 176: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media Tanam ... 167

biaya, tenaga maupun keefektifannya. Padaproses pembakaran limbah tandan kosongkelapa sawit sebaliknya akan dihasilkan polusiterbuka sebagai akibat diproduksinya karbonmonoksida ke udara (Kume, at al. 1993).Beberapa usaha kearah pemanfaatan tandankosong kelapa sawit yang dapat mengurangibeban limbah lingkungan antara lain ialahpenggunaan limbah ini untuk berbagai tujuanantara lain sebagai media tanam jamur danpemanfaatan sisa media jamur sebagaitambahan pakan ternak ruminansia. Mediajamur dari tandan kosong kelapa sawit dapatdiwadahi dalam kantong plastik (bag log)ukuran 1-1,5 kg. Pembuatan media jamurdiawali dengan proses pengomposan limbahpadat pengolahan kelapa sawit yang merupakanperuraian senyawa polisakarida melalui prosesmikrobiologi, kimia dan fisik. Dengan prosesperuraian atau fermentasi ini senyawapolisakarida yang kompleks akandisederhanakan melalui beberapa senyawasederhana seperti hemiselulosa, pati, dan gula-gula sederhana sebagai sumber energi mikroba(Kirk, at al. 1980).

Berdasarkan latar belakang tersebut makapenelitian ini bertujuan, tandan kosong kelapasawit sebagai media tanam berpengaruhterhadap bobot segar jamur tiram putih.

METODE PENELITIANPerlakuan media sebanyak 5 kg

didapatkan 10 baglog. Komposisi perlakuanadalah 8% serbuk gergaji kayu (0,4 kg) + 75%tandan kosong kelapa sawit (3,75 kg) + 15 %dedak (0,75kg) + 2% (0,1kg) kapur. Sedangkankontrol terdiri dari serbuk gergaji sebanyak83% Serbuk gergaji kayu ( 4,15kg) + 15 %dedak (0,75kg) + 2% kapur (0,1 kg ).Serbuk gergaji sebelum dicampur denganbahan-bahan yang lainnya terlebih dahuludiayak. Pengayakan dilakukan agar serbukgergaji yang kasar tidak ikut serta. Tandankosong kelapa sawit berupa serat kasar yangharus dikeringkan hingga kering sekali sebelumdigunakan. Setelah itu direndam selama 2 jam,supaya tandan kosong lunak. Tujuannya untuk

memudahkan kita pisahkan seratnya, lalupotong kecil-kecil. Kemudian campur denganbahan- bahan dedak dan kapur.

Adonan diaduk dengan menggunakansekop. Adonan yang sudah merata selanjutnyadiberi air sampai diperoleh kadar air adonan 45-60% dengan kadar air dalam mediadiperkirakan cukup. Selain kadar air, pH atautingkat keasaman adonan media tanam harusdiatur sehingga mencapai angka antara 6-7.Kemudian dikompos selama 2 x 24 jam. Setelahmedia selesai di komposkan, maka untukmasing-masing perlakuan tersebut dimasukkandalam kantong plastik tahan panas ukuran17x35 cm sampai padat. Setelah pembungkusanselesai, sterilisasi media selama 6-7 jam padasuhu 80-90 oC dengan menggunakan drum.Media yang sudah disterilkan kemudiandidinginkan selama 24 jam. Inokulasi bibitdalam ruangan yang sudah disterilkan denganmembuka penutup baglog dan ujung dari baglogdidekatkan dalam media bibit, kemudiansemprotkan alkohol 70% ke pengait stenlesbakar di atas api bunsen. Inokulasi ini dilakukandengan teknik taburan, yaitu penanaman bibitjamur dengan cara menaburkan bibit ke ataspermukaan media tanam secukupnya danditutup dengan karet gelang. Inkubasi dengancara menyimpan pada ruang khusus dengankondisi tertentu.

Analisi DataAnalisis dalam penelitian ini

menggunakan Uji berganda Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASANBobot Segar Jamur

Hasil analisis variansi data bobot segarjamur menunjukkan bahwa terdapat perbedaanyang nyata antara perlakuan media dengankontrol yang di uji pada taraf signifikan 0,05 (Fhitung ≥ F tabel) terhadap bobot segar jamur.Rata-rata bobot segar jamur dapat dilihat padaGambar 1. dan setelah dilanjutkan dengan ujiberganda Duncan maka hasilnya dapat di lihatpada Tabel 1.

Page 177: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

168 Yunizar H.

Gambar 1. Grafik Bobot Segar Jamur (g)

Tabel 1.1.Perlakuan A Berbeda Nyata denganPerlakuan B.

No Perlakuan Rerata bobot segar(X±SD)

12

AB

122 ± 34,58 a

200 ± 74,54 b

Keterangan: Huruf yang berbeda pada super skripmenunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan padataraf signifikans 0,05.

Gambar 2. Jamur pada Media Tandan Kosong KelapaSawit (b), (a) Perlakuan Kontrol.Keterangan: (1) Media Tandan KosongKelapa Sawit, (2) Tudung Jamur dan (3)Media Serbuk Gergaji (Kontrol).

Gambar 1. di atas telihat bahwa adanyaperbedaan nyata terhadap bobot segar jamur,perlakuan A (122g) sebagai kontrol berbedanyata dengan perlakuan B (200 g). Bobot segarjamur tiram yang dihasilkan selama masa panenmerupakan parameter yang digunakan untukkualitas fisik. Hasil penimbangan jamur dalamsatu baglog menunjukkan bahwa bobot segarjamur paling tinggi pada perlakuan denganmedia tandan kosong kelapa sawit dibandingkankontrol. Hal ini berarti tandan kosong kelapasawit mampu menggunakan media sendiri untukmeningkatkan bobot segar jamur.Meningkatknya pertumbuhan dalampembentukan sel-sel tubuh buah yang banyaktidak terlepas dari adanya kandungan senyawayang dibutuhkan oleh jamur pada media tanam

dalam jumlah yang cukup banyak. Nutrisi yangdibutuhkan untuk pertumbuhan jamur tirammerupakan komponen utama dari dinding selyaitu selulosa, hemiselulosa, lignin dan jugaprotein.

Lignoselulosa dibutuhkan oleh jamurtiram sebagai sumber karbon yang digunakanuntuk membentuk senyawa organik penyusunsel jamur tersebut. Menurut Riyati (2002) jamurtiram mempunyai enzim lignoselulase sehinggamampu merombak selulosa, lignin danpolisakarida lainnya. Meningkatnya kadar isi selakibat terakumulasinya senyawa-senyawa yangmengandung nitrogen ke dalam isi sel. Senyawayang telah terdekomposisi ini akanmenghasilkan nutrisi yang dibutuhkan olehjamur. Hal ini menunjukkan bahwa mediatanam sangat berperan aktif untuk mensuplaibahan yang dibutuhkan, dimana enzim-enzimyang disekresikan oleh jamur dapat melakukanmetabolisme pada komponen dinding sel.Semakin banyak nutrisi yang tersedia dalammedia tanam maka akan menghasilkan bobotsegar jamur yang lebih besar.

Pada tubuh jamur mempunyai cadanganenergi yang cukup yang nantinya akanmenghasilkan berat segar yang optimal. Hal inijuga bisa disebabkan karena persediaankarbohidrat, protein, kalori, fosfor, asam aminodan air di dalam media cukup tinggi. Unsur-unsur tersebut diperlukan untuk berbagai prosesmetabolisme sel dalam rangka menghasilkanenergi tinggi dalam bentuk ATP untukpertumbuhan (Sumiati dkk 2005). Darlina(2008) menyatakan,” bahwa berat tubuh buahjamur dipengaruhi juga oleh adanyapeningkatan kadar isi sel. Meningkatnya kadarisi sel akibat terakumulasinya senyawa-senyawayang mengandung nitrogen ke dalam isi seldisamping produk hasil degradasi lignin”.

Pada perlakuan kontrol bobot segar jamurhanya 122 gram dalam satu baglog, sangat jauhdibandingkan dengan perlakuan pada tandankosong kelapa sawit. Hal ini disebabkanbeberapa unsur yang terdapat di dalam mediakontrol belum seluruhnya terdekomposisisecara merata, sehingga jamur tidak dapat

Page 178: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media Tanam ... 169

berperan lebih aktif untuk menguraikansenyawa kompleks yang ada menjadi senyawayang lebih sederhana yang dapat dimanfaatkanoleh jamur untuk mendukung pertumbuhan danperkembangannya. Oleh karena itu, pada saattahap produksi jamur masih mendegradasinutrisi yang terdapat pada media, sehinggaenergi yang dibutuhkan belum cukup,pertumbuhannya menjadi lambat danmengakibatkan berat basah menjadi lebihkecil. Kandungan selulosa dan lignin dalammedia merupakan komponen penting yangmenentukan hasil pembentukan tubuh buah.Media yang kaya selulosa merupakan mediayang baik untuk pertumbuhan jamur.Kandungan selulosa yang tinggi akanmeningkatkan produksi enzim selulase danproduksi enzim ini mempunyai hubungan positifdengan pembentukan tubuh buah. Aktivitasselulosa pada media dilaporkan menghasilkanpanen jamur yang lebih tinggi (Sivaprakasam et

al, 1994). Faktor lingkungan juga berperandalam pertumbuhan jamur antara lain kosentrasi

oksigen, cahaya dan kelembaban udara. Tubuhbuah yang tidak sempurna sering disebabkanoleh kegagalan mempertahankan kondisilingkungan yang sesuai dan stabil. Dalam hal iniyang perlu diperhatikan adalah tahappertumbuhan miselium dan tahap pembentukantubuh buah memerlukan kondisi lingkunganberbeda, bahkan beberapa ada yang berlawan(Oie, 1996).

KESIMPULANJamur tiram putih yang ditanam pada

media tandan kosong kelapa sawit menunjukkanperbedaan yang nyata terhadap bobot segarjamur. Pada media tandan kosong kelapa sawitmenunjukkan bobot segar jamur lebih besardibandingkan dengan kontrol, hal inimenunjukkan limbah tandan kosong kelapasawit dapat dimanfaatkan sebagai media untuktumbuhnya jamur tiram putih.

DAFTAR PUSTAKAAlexopoulus, C. J., C. W. Mims, and

Blackwell. 1996. Introductory micology.John Willey & Son’s Inc. New York.

Darlina. E dan I. Darliana. 2008. PengaruhDosis Dedak dalam Media TanamTerhadap Pertumbuhan dan Hasil JamurTiram Putih. Majalah Ilmiah bulanan

Kopertis Wilayah IV, 10 (6) : 32-38.Kirk, T. K. T., Hirubuchi and H. M. Chang.

1980. Lignin Biodegradation. Chemical

and Potential Application CRC Press Inc.Florida 378p.

Kume,T. S., Matsuhashi and S. Hashimoto.1993. Untilization Of Agro- resources byRadiation Tretmant Production OfAnimal Food From Oil Palm Wastes.Radiat Phys Chem 42 (4-6) 727-730.

Oei, P. 1996. Mushroom Cultivation : withspecial emphasis on appropriatetechniques for developing countries.Leiden Tool Publications.

Riyati, R., dan S. Sumarsih. 2002. PengaruhPerbandingan Bagas dan Blotongterhadap Pertumbuhan dan ProduksiJamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Agrivet.2(8):1-6.

Singh, G., Manoharan, S. dan Toh, T. S. 1989.United plantations approach to palm oilmill by product management andutilization. Proceedings of International

Palm Oil Development Conference, PalmOil Research Institute of Malaysia, KualaLumpur, 225-234.

Sivaprakasam, S. Doraisamy and K.Seetharaman. 1994. Factors InfluencingThe Sporophore Production in Oyistermushroom eith Special Reference toPlerotus sajor-caju. Dalam Nair, M.C(ed). Advances in MushroomBiotechnology. Scientific Publ. India. P.134-138.

Page 179: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

170 Yunizar H.

Sumiati, E., E. Suryaningsih, dan Puspitasari.2005. Perbaikan Jamur Tiram PutihPleurotus ostreatus Strain Florida denganModifikasi Bahan Baku UtamaSubstrat.Balai Tanaman SayuranLembang- Bandung. J. Hort 16 (2): 96-17.

Soenanto, H. 2000. Budidaya Jamur Tiram,

Edisi 1. CV . Aneka Ilmu , AnggotaIKAPI. Semarang.

Page 180: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

171

KARAKTERISTIK LETAK SORUS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN GUNUNGPAROY KECAMATAN LHOONG KABUPATEN ACEH BESAR

Ainol MardiyahProgram Studi Magister Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Email: [email protected]

ABSTRAK

Sorus pada tumbuhan paku merupakan bagian dari alat perkembangbiakan yang sangat penting untukregenerasi. Karakteristik sorus merupakan suatu bagian penting yang harus diketahui sebelummempelajari perkembangbiakan tumbuhan paku tersebut. Penelitian tentang “Karakteristik Warna SorusTumbuhan Paku di Kawasan Gunung Paroy Kecamatan Gunung Paroy Kabupaten Aceh Besar” telahdilakukan pada bulan Februari 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik letak sorusyang terdapat di kawasan Gunung Paroy Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksploratif dengan teknik purposive sampling yangtelah ditentukan dilokasi penelitian meliputi alur sungai, kebun warga, hutan, lembah, pinggiran jalan.Hasil penelitian ditemukan bahwa di Gunung Paroy Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar terdapat14 jenis tumbuhan paku dengan karakteristik letak sorus pada anak tulang daun, ibu tulang daun, tepidaun, tulang bawah daun, tepi bawah daun, ujung cabang, sepanjang anak daun, tersebar di bawah daun..Kata Kunci: Karakteristik, Letak Sorus, Tumbuhan Paku

PENDAHULUANumbuhan paku tersebar di seluruh

dunia kecuali di daerah bersalju abadidan daerah kering (gurun). Total

spesies yang diketahui hampir 10.000(diperkirakan 3.000 di antaranya hidup diIndonesia). Tumbuhan paku dapat tumbuh ditempat yang lembab, di bawah pepohonan, dipinggir jalan maupun sungai, melihat caratumbuhnya, paku di alam cukup beragam, adayang menempel di batang pohon, batu atautumbuh di tanah.

Tumbuhan paku telah memiliki sistempembuluh sejati tetapi masih menggunakan sporasebagai alat perbanyakan generatifnya. Akartumbuhan paku pada awalnya berasal dari embriokemudian lenyap dan diganti dengan akar sepertikawat atau rambut, berwarna gelap, sertajumlahnya banyak.

Daun tumbuhan paku yang menghasilkanspora disebut Sporofil, sedangkan daun yang tidakmenghasilkan spora dan berfungsi sebagai tempatberlangsungnya fotosintesis disebut Tropofil. Ciriutama dalam pengenalan Pteridophyta adalahspora. Ciri-ciri lain sebagai pembeda taksonomiberupa sporangium, sorus, indusia, dan venasinya(Gembong, 2007). Spora tumbuhan paku dibentuk

dalam kotak spora yang disebut Sporangium..Sporangium tumbuh berkelompok dalam suatubentukan yang disebut Sorus.

Kumpulan sorus disebut Sori. Sorusmemiliki peranan penting untuk melindungikotak-kotak spora tumbuhan paku sampai sporaitu siap untuk dilepaskan. Banyak jenis tumbuhanpaku memiliki karakteristik sorus yangberanekaragam. Karakteristik sorus berupa bentuk,warna, tempat sorus, ada tidaknya annulus padasporangium, ada tidaknya indusium, merupakanciri pengenal yang sangat penting. Hal ini dapatmempengaruhi penyebaran spora pada masing-masing jenis tumbuhan paku. Pengaruhlingkungan sangat berperan dalam pecahnya sorustumbuhan paku. Letak dan bentuk Sorus padaberbagai jenis tumbuhan paku berbeda-beda.Sorus bentuknya bermacam-macam. Letak soruspada tepi atau dekat tepi daun, dapat pula padaurat-urat, berbentuk garis, memanjang dan bulat(Gembong, 2007).

Kawasan Gunung Paroy merupakan salahsatu kawasan Gunung yang terletak di KecamatanLhoong, Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh,kawasan pegunungan ini kaya flora dan fauna.Hutannya termasuk hutan sekunder, masyarakat di

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 181: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

172 Ainol M.

kawasan tersebut memanfaatkan untuk bercocoktanam. Banyak tumbuhan herba yang tumbuh dikawasan tersebut, kanopi pohon memiliki celahsehingga memungkinkan cahaya tembus ke lantaihutan. Keadaan hutan yang memiliki tingkatkelembapan yang tinggi, menjadikankeanekaragaman hayati dari jenis tumbuhan paku.Hal ini menjelaskan bahwa setiap hutan memilikiberbagai jenis tumbuhan paku yang dapatdimanfaatkan sebagai pembelajaran dalam materiperkuliahan atau bahan dalam melakukan kegiatanpraktikum.

Pengklasifikasian tumbuhan jugaberdasarkan sorus, selain itu pada masing-masingtumbuhan paku memiliki letak sorus berbeda-beda, sorus tersebut dapat menjadi ciri khaskhusus untuk mengetahui kekerabatan dan jenistumbuhan paku. Penelitian tentang karakteristiksorus perlu untuk dilakukan, mengingatbanyaknya berbagai jenis tumbuhan paku yangterdapat di Kawasan pegunungan Paroy, tentunyamenjadikan lokasi penelitian tentang sorustumbuhan paku akan sangat menarik.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di kawasan

Gunung Paroy Kecamatan Lhoong KabupatenAceh Besar, pada bulan Februari 2015. Populasidalam penelitian ini adalah semua sorus padatumbuhan paku yang terdapat di kawasanPegunungan Paroy Kecamatan Lhoong AcehBesar, sampel sebagai sumber data primer yangdipilih secara Purposive Sampling. Sampelnyaadalah tumbuhan paku yang sudah terlihat sorusdi bawah permukaan daun, yang terdapat padastasiun yang telah ditentukan.

Metode yang digunakan adalah metodesurvey eksploratif dengan teknik purposive

sampling, yaitu diambil tumbuhan paku yangsudah terlihat sorus pada permukaan bawahdaun. Pengamatan dan pengambilan sampeldilakukan dengan menentukan 5 lokasi meliputialur sungai, kebun, hutan, jalur pinggiran jalanBanda Aceh–Meulaboh, lembah gunung.Sampel yang diambil yaitu yang terdapat padamasing-masing lokasi sebagai perwakilan daritumbuhan paku yang terdapat di kawasanpegunungan Paroy.

Penentuan lokasi berdasarkan kondisifaktor abiotik, lalu diambil gambar sebagaidokumentasi. Jenis tumbuhan paku yangditemukan langsung diambil denganmenggunakan peralatan yang sudah disediakandan dipotong bagian daun tumbuhan paku yangterdapat sorus, selanjutnya tumbuhan tersebutdiambil dan dimasukkan ke dalam kantongplastik yang sudah disediakan dan dibawa keLaboratorium Biologi UIN Ar-Raniry BandaAceh untuk dilihat karakteristik.

Pengukuran faktor abiotik yang meliputiintensitas cahaya dengan Lux meter, suhu udaradengan Thermometer, kelembaban udara denganHigrometer, dan pH tanah dengan Soil Tester.

Analisis DataData yang diperoleh dianalisis secara

deskriptif dalam bentuk table, dimana databerisi nomor, nama spesies (nama daerah)tumbuhan paku, penjelasan karakteristik.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil identifikasi diperoleh 14 jenis

tumbuhan paku dengan karakteristik sorusberbeda yang disajikan pada Tabel. 1 berikut:

Tabel 1. Jenis Tumbuhan Paku yang Terdapat di Kawasan Gunung Paroy, Kecamatan Lhong AcehBesar

No Nama Daerah/Nama Spesies Karakteristik Letak Sorus Jumlah

1 Paku Sarang Burung (Asplenium nidus Linn.) anak tulang daun 17

2 Paku Rasam (Gleichenia linearis (Burm. f.) ibu tulang daun 42

3 Paku Hata (Lygodium circinnatum Burm.f) tepi daun 109

4 Paku Pedang (Pteris ensiformis Bl.) tepi daun 63

Page 182: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Karakteristik Letak Sorus Tumbuhan Paku ... 173

No Nama Daerah/Nama Spesies Karakteristik Letak Sorus Jumlah

5 Paku Kijang (Phegopteris connectilis (Michx.) Watt.) tepi daun 178

6 Paku Kadal (Cyclosorus acuminata Houtt.) tepi daun 95

7 Paku Lubang (Blechnum indicum Burm) tulang bawah daun 31

8 Paku Sepat (Nephrolepis obliterata Sw.) tepi daun bawah 411

9 Paku Kenying (Asplenium macrophyllum Sw.) anak tulang daun 41

10 Paku Rane (Selaginella caudata S.) di ujung cabang 235

11 Paku Sayur (Diplazium dilatatum Blume.) sepanjang anak daun 41

12 Paku Ekor Merak (Pteris longifolia L.) di tepi bawah daun 49

13 Paku Kikir (Tectaria heracleifolia Holtt.) tersebar di bawah daun 27

14 Paku Perak (Pityrogramma tartarea. Link) di tepi bawah daun 7

Berdasarkan Tabel. 1 di atas menunjukkanbahwa terdapat variasi jenis tumbuhan paku dikawasan Gunung Paroy Kecamatan LhoongAceh Besar pada seluruh stasiun penelitianadalah 14 jenis dari variasi jenis tersebutterdapat perbedaan letak. Letak sorus anaktulang daun, ibu tulang daun, tepi daun, tulangbawah daun, tepi bawah daun, di ujung cabang,sepanjang anak daun, tersebar di bawah helaiandaun.

Tumbuhan paku yang paling mendominasidi kawasan gunung Paroy rata-rata kelompoktumbuhan paku yang mampu beradaptasidengan lingkungan yang ekstrim, hal inidisebabkan bahwa gunung Paroy secara kasatmata telah mengalami kerusakan baikdisebabkan oleh bencana alam atau ulah tanganmanusia yang menebang hutan secaraberlebihan, sehingga berefek terhadap banyakatau sedikitnya jenis tumbuhan paku di tempattersebut.

Menurut Sastrapradja (1985), masing-masing jenis atau kelompok tumbuhan memilikilingkungannyan sendiri. Keadaan lingkunganmempengaruhi terhadap keberadaan tumbuhanpaku. Sesuai pernyataan Sastrapradja (1980),kelembaban yang tinggi, banyaknya aliran airdan adanya kabut serta banyaknya curah hujanpun mem mempengaruhi jumlah paku yangdapat tumbuh.

Karakteristik sorus tumbuhan paku yangditemukan di kawasan Gunung Paroy meliputi:paku sarang burung (Asplenium nidus Linn),memiliki warna sorus coklat berbentuk garis

letak pada anak tulang daun. Paku rasam(Gleichenia linearis Burm. F), warna soruskuning, bentuk bulat letak di pada ibu tulangdaun, paku hata (Lygodium circinnatum

Burm.f), warna sorus hitam seperti bantalanletak pada tepi daun. Paku pedang (Pteris

ensiformis Bl), sorus berwarna coklat gelapbergaris, letak di tepi daun. Paku kijang(Phegopteris connectilis Michx. Watt), sorusbulat dengan warna sorus coklat letak di tepidaun, paku kadal (Cyclosorus acuminata Houtt),warna sorus hitam berbentuk cakram letak sorusdi tepi daun. Paku lubang (Blechnum indicum

Burm), warna sorus bulat, bentuk seperti garis,letak di tulang bawah daun, paku sepat(Nephrolepis obliterata Sw), warna sorus coklatbentuk hampir menyerupai ginjal, letak di tepibawah daun, paku kenying (Asplenium

macrophyllum Sw), warna sorus coklatberbentuk garis, letak pada anak tulang daun.Paku rane (Selaginella caudata S.) spora tidakberkumpul menyerupai sorus, namun berbentukstrobilus yang letak di ujung cabang daun.

Karakteristik spesifik dari sorus dari segibentuk, letak, warna akan mempengaruhi prosespenyebaran tumbuhan paku. Hal ini selarasdengan pernyataan (Bambang: 2002) padaumumnya penyebaran tumbuhan pakudilakukan oleh spora. Organ ini sangat efisienuntuk kepentingan penyebaran karena dapatmencapai tempat-tempat yang jauh denganbantuan angin serta diproduksi dalam jumlahyang banyak. Menurut Jamsuri (2007: 24), polapenyebaran tumbuhan paku tergantung sifat

Page 183: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

174 Ainol M.

fisik kimia lingkungan maupun keistimewaanbiologis masing-masing individu.

Faktor kualitas udara juga mempengaruhiwarna dari sorus. Udara mengandung banyaksenyawa kimia yang berasal dari kendaraan,pabrik maupun hasil pembakaran barang-barangbekas. Penyerapan zat-zat kimia pada tumbuhanpaku salah satunya dibantu oleh daun,ketingginya penyerapan zat kimia di udara yang

dilakukan oleh daun akan berefek bagiperubahan organ-organ yang terdapat pada dauntumbuhan paku, salah satunya muncul variasiwarna dari sorus tumbuhan paku.

Gambar letak sorus tumbuhan paku diKawasan Pegunungan Paroy, KecamatanLhoong Aceh Besar dapat dilihat pada gambarberikut:

a. Letak Sorus pada Anak Tulang Daun Bagian Bawah, Tepi Daun, Tersebar di bawahPermukaan Daun

(a) (b)

Gambar 1. (a) Sorus Paku Sarang Burung (Asplenium nidus L.), (b) Sorus Paku Pedang (Pteris

ensiformis Bl.

(a) (b)Gambar 2. (a) Sorus Paku Kenying (Asplenium macrophyllum Sw.), (b) Sorus Paku Lubang

(Blechnum indicum Burm.)

Page 184: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Karakteristik Letak Sorus Tumbuhan Paku ... 175

(a) (b)Gambar 3. (a) Sorus Paku Sepat (Nephrolepis obliterata Sw.), (b) Sorus Paku Kijang (Phegopteris

connectilis Watt.)

(a) (b)Gambar 4. (a) Sorus Paku Perak (Pityrogramma tartarea Link.), (b) Sorus Paku Ekor Merak

(Pteris longifolia L.)

Gambar 5. Sorus Paku Kikir (Tectaria heracleifolia Holtt.)

Page 185: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

176 Ainol M.

b. Letak Sorus di Tepi Daun, Tepi Bawah Anak Daun

(a) (b)Gambar 6. (a) Sorus Paku Hata (Lygodium circinnatum Burm.F), (b) Sorus Paku Kadal

(Cyclosorus acuminata Houtt.)

(a) (b)Gambar 7. (a) Sorus Paku Sayur (Diplazium dilatatum Blume.) dan (b) Sorus Paku Rasam

(Gleichenia linearis Burm. F)

c. Letak Sorus di Ujng Cabang

Gambar 4.9 (a) Sorus Paku Rane (Selaginella caudata S.)

Page 186: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Karakteristik Letak Sorus Tumbuhan Paku ... 177

KESIMPULANTerdapat variasi jenis tumbuhan paku di

kawasan Gunung Paroy Kecamatan LhoongAceh Besar pada seluruh stasiun penelitianadalah 14 jenis dari variasi jenis tersebutterdapat perbedaan letak. Letak sorus anaktulang daun, ibu tulang daun, tepi daun, tulang

bawah daun, tepi bawah daun, di ujung cabang,sepanjang anak daun, tersebar di bawah helaiandaun. Karakteristik sorus tumbuhan paku yangditemukan di kawasan Gunung Paroy sangatberagam dari segi tata letaknya.

DAFTAR PUSTAKAAl Imam Abu Fida Ismail Ibnu Katsir. 1990.

Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid

V, Surabaya: PT Bina Ilmu.Arief S. Sadiman, Rahardjo, dan Anung

Haryono, 2006. Media Pendidikan,

Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali Pers.Ance Gunarsih, 2004. Klimatologi Pengaruh

Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman,Jakarta: Bumi Aksara.

Biologi East Borneo, Buku Ajar Taksonomi

Tumbuhan, 20 September 2011, Diaksespada tanggal 11 Maret 2015 dari situs:http://biologyeastborneo.com/wpcontent/uploads/2011/09/Buku-ajar Taksonomi-Tumbuhan.pdf

Christenhusz, Marteen J.M., dan W. chaseMark. 2013. Trends and Concepts In FernClassification”. Annals Of BotanyJournal, Vol.1, No.1, November.

Diah Irawati, dan Julianus Kinho. 2012.Keragaman Jenis Tumbuhan Paku(Pteridophyta) Di Cagar Alam GunungAmbang Sulawesi” Jurnal Penelitian dan

Konservasi Hutan, Vol. 2, No. 1, Juni.

Gembong Tjitrosopoemo. 1994. Taksonomi

Tumbuhan, Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Hasanuddin. 2014. Botani Tumbuhan Rendah,Banda Aceh: Ar-Raniry Press.

Jamsuri. 2007. Keanekaragaman TumbuhanPaku Di Sekitar Curug Cikaracak, Skripsi,Bogor: Fakultas Sains dan Teknologi UINSyarif Hidayatullah.

Julianus Kinho. 2009. Mengenal Beberapa Jenis

Tumbuhan Paku Di Kawasan Hutan

Payahe Taman Nasional Aketajawe

Lolobata Maluku Utara, Manado: BalaiPenelitian Kehutanan Manado.

Lovelless. 1999. Prinsip-Prinsip Biologi

Tumbuhan Untuk Daerah Tropik, Jakarta:PT Gramedia.

Campbell, N.A. 2003. Biologi, Jakarta:Erlangga.

Chand, S. 2000. Botany For Degree

Pteridophyta, New Delhi: Scandgroup.Nunuk Nurchayati. 2010. Hubungan

Kekerabatan Beberapa Spesies TumbuhanPaku Familia Polypodiaceae Ditinjau dariKarakter Morfologi sporofit danGametofit”. Jurnal Ilmiah Progressif,Vol. 7, No. 19, April.

Page 187: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

178

STUDI VARIASI TANAMAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Duch.)BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI BATANG, DAUN,

DAN BUAH DI 6 KABUPATEN PROVINSI ACEH

ZufahmiProgram Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jabal Ghafur

Email: [email protected]

ABSTRAK

Labu kuning (Cucurbita moschata) merupakan tumbuhan alternatif pengganti pangan yang memilikikandungan gizi yang tinggi karena mudah dicerna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanyaperbedaan karakterisasi tanaman labu kuning berdasarkan karakter morfologi daun, bunga danbiji.Penelitian ini dilakukan secara ekploratif langsung. Pengambilan sampel dikhususkan pada labukuning varietas lokal yang terdapat di 6 kabupaten di Provinsi Aceh dengan mengamati morfologibatang, daun, dan buah. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan software UPGMA NTSYSuntuk memperoleh dendogram hubungan kekerabatan. Terdapat 9 variasi tanaman labu kuning yangditemukan di 6 kabupaten Provinsi Aceh yang terdiri dari variasi bulat, bulat ceper, pir, bulat lonjong,bulat melintang, segiempat, bulat panjang, botol, dan silinder. Koefisien kemiripan 0,64 kesembilanvarian labu kuning terbagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 terdiri dari varian bulat (I), bulatlonjong(IV), botol (VIII), silinder (IX), bulat ceper (II), dan bulat melintang (V). Kelompok 2 terdiri darivarian pir (III) dan segiempat (VI), sedangkan kelompok 3 terdiri dari varian bulat panjang (VII).

Kata Kunci: Curcubita moschata, Karakter Morfologi, Eksploratif, UPGMA

PENDAHULUANabu kuning (Cucurbita moschata)merupakan salah satu tumbuhan sumberpangan yang memiliki kandungan gizi

yang tinggi dan berserat halus sehingga mudahdicerna. Memiliki daya adaptasi yang tinggi, makadapat tumbuh di mana saja baik di dataran rendahmaupun tinggi. Jenis tumbuhan ini dapat tumbuhdengan baik pada daerah yang kering dengancurah hujan sedang, dan pada ketinggian 1000-3000 meter diatas permukaan laut (Purba, 2008).

Bagian yang dimakan adalah pucuk daundan daging buah yang dapat diolah menjadi sup,pie, rebusan, dan roti (Doymaz, 2007). Tanamanini mengandung komponen kimia seperti air,protein, lemak, dan serat. Jun, Lee dan Kim(2006) menemukan pada Cucurbita moschata

kaya akan pektin, mineral, garam, karoten,vitamin dan substansi lain yang bermanfaat bagikesehatan manusia.

Tanaman ini juga dilaporkan banyakdigunakan sebagai obat tradisional sebagai antidiabetes, anti hipertensi, anti tumor,immunomodulasi, dan anti bakteri karenabanyak mengandung nutrisi dan senyawa

bioaktif seperti fenolat, flavonoid, vitamin(termasuk vitamin β-karoten, vitamin A, vitaminB2, α-tokoferol, vitamin C, dan vitamin E),asam amino, karbohidrat dan mineral (terutamakalium), kandungan energi rendah (sekitar 17 gKcal/100 labu segar) dan serat dalam jumlahyang besar (Valenzuela et al., 2011).

Pemanfaatan labu kuning di Provinsi Acehbelum optimal dan hanya diolah sebagaimakanan tradisional saja. Hal ini disebabkankarena kurangnya pengetahuan masyarakat akanmanfaat yang terdapat pada tumbuhan labukuning. Oleh karena itu perlu dilakukanpenelitian karakteristik labu kuning berdasarkankarakter morfologi batang, daun, dan buah yangbertujuan untuk mengetahui keragamantumbuhan labu kuning yang memiliki karakteryang baik sehingga dapat dikembangkansebagai makanan alternatif.

Karakterisasi morfologi telah banyakdilakukan untuk mengetahui perbedaan danpersamaan morfologi beberapa spesies tanamanseperti Lolium multiforum (Lopes et al., 2009),Brassica juncea (Weerakoon dan Somaratne,

Prosiding Seminar Nasional MPBIO 2016 ISBN 978-602-1270-56-1

Page 188: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Studi Variasi Tanaman Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch.) ... 179

2010), Mangifera indica (Lopez et al., 2010),Ficus carica (Caliskan dan Polat, 2012),Capsicum annuum (Luitel at al., 2012), danSalvia plebeia (Shirsat et al., 2012).

METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan pada bulan

Agustus 2013 sampai Februari 2014. Tempatpengambilan sampel terdiri dari 6 Kabupatenyang meliputi Kabupaten Aceh Besar, Pidie,Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara dan AcehTimur. Pengambilan sampel dikhususkan padalabu kuning varietas lokal yang terdapat padalokasi penelitian. Pengambilan sampel untukkarakter morfologi dilakukan pada saatberbunga dengan mengamati organ batang, daundan buah.

Data hasil karakterisasi morfologi batang,daun dan buah tanaman labu kuning dianalisisdengan menggunakan software UPGMA-NTSYS untuk memperoleh dendogramhubungan kekerabatan

HASIL DAN PEMBAHASANKarakterisasi morfologi tanaman labu

kuning dilakukan dengan mengamati organtanaman seperti batang, daun, dan buah.Pengamatan morfologi batang meliputi bentuk,warna, diameter, panjang ruas dan jumlah bulu

batang. Pengamatan morfologi daun terdiri daribentuk, warna, diameter, panjang, lebar,panjang tangkai, pertulangan dan jumlah buludaun. Selanjutnya pengamatan morfologi buahmeliputi bentuk, warna kulit, warna daging,panjang, diameter, dan tebal daging buah.

Hasil karakterisasi morfologi tanamanlabu kuning yang dilakukan di 6 kabupatenProvinsi Aceh ditemukan 9 varian tanaman labukuning dengan bentuk buah berbeda yangmeliputi bentuk buah bulat, bulat ceper, pir,lonjong, bulat melintang, segiempat, bulatpanjang, botol dan silinder.

Morfologi BatangBatang merupakan organ tumbuhan yang

sangat penting berfungsi sebagai pendukungorgan tumbuhan yang ada di atas tanah, tempatpenimbun makanan dan transportasi air, zatmakanan dan hasil fotosintesis. Batang yangdiamati adalah ruas batang yang ke 10 daritumbuhnya pucuk daun. Hal ini disebabkanuntuk memperoleh ukuran batang yang besardan stabil.

Hasil karakterisasi morfologi batangtanaman labu kuning menunjukkan bahwa tidakada perbedaan pada bentuk dan warna batang,tetapi terdapat perbedaan pada ukuran diameter,panjang ruas, dan jumlah bulu (Tabel 1).

Tabel 1. Karakter Morfologi Batang Tanaman Labu Kuning di 6 Kabupaten Provinsi Aceh

No VarianKarakter Morfologi Batang

Bentuk Warna Diameter(cm)

PanjangRuas (cm)

JumlahBulu/cm2

1. Bulat ceper Segilima Hijau 1,08 16,9 31,22.3.

Bulat melintang Segilima Hijau 0,3 13 30,4Bulat panjang Segilima Hijau 0,96 17,8 54,4

4. Botol Segilima Hijau 0,66 11,2 16,45. Bulat Segilima Hijau 1 17,8 18,66.7.

Bulat lonjong Segilima Hijau 0,72 18 19,2Silinder Segilima Hijau 1,14 11,22 13,4

8.9.

Segiempat Segilima Hijau 1,5 19,2 93Pir Segilima Hijau 1,38 20 91,2

Page 189: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

180 Zufahmi

Morfologi DaunTanaman labu kuning memiliki daun yang

berwarna hijau dengan pertulangan daunmenjari. Hasil karakterisasi morfologi daun labukuning ditemukan variasi labu kuning berbentukbulat panjang memiliki bentuk daun yangberbeda dengan variasi labu kuning lainnya.Perbedaan morfologi daun pada sembilan varianlabu kuning di 6 kabupaten Provinsi Aceh dapatdilihat pada Tabel 2.

Umumnya daun labu kuning berbentukbulat (orbicularis), tetapi yang membedakanbentuk daun labu kuning bulat panjang denganlainnya adalah tepi daun yang berlekuk dalamdisebut tepi daun berbagi. Rata-rata daun labukuning memiliki ujung daun yang runcing,tetapi labu kuning berbentuk bulat panjangmemiliki ujung daun yang tumpul (Gambar 1).

Tabel 2. Karakter Morfologi Daun Tanaman Labu Kuning di 6 Kabupaten Provinsi Aceh

No. Varian

Karakter Morfologi Daun

Bentuk Warna Pertulangan Tepi UjungDiameter

(cm)

Panjang

(cm)

Lebar

(cm)

Panjang

Tangkai

(cm)

Jumlah

bulu/

cm2

1. Bulat ceper Bulat Hijau Menjari Berlekuk Runcing 31,6 27,94 31,26 39,54 36,8

2. Bulat melintang Bulat Hijau Menjari Berlekuk Tumpul 30,26 31 29 31,06 13,6

3. Bulat panjang Bulat Hijau Menjari Berbagi Rompang 28 27,7 27,1 31,02 18

4. Botol Bulat Hijau Menjari Berlekuk Tumpul 27,84 28,06 27,02 11,5 14,6

5. Bulat Bulat Hijau Menjari Berlekuk Runcing 26,96 28,84 25,06 18,14 21,8

6. Bulat lonjong Bulat Hijau Menjari Berlekuk Tumpul 28,04 28,86 27,28 18,18 28,2

7. Silinder Bulat Hijau Menjari Berlekuk Tumpul 30,32 31,26 29,38 16,36 24,2

8. Segiempat Bulat Hijau Menjari Berlekuk Tumpul 25,98 32,7 31,82 23,7 26,6

9. Pir Bulat Hijau Menjari Berlekuk Runcing 30,38 31,52 30,44 20,68 31,2

Gambar 1. Morfologi Daun Cucurbita moschata di 6 Kabupaten Provinsi Aceh; (I) Bulat, (II)Bulat Ceper, (III) Pir, (IV) Bulat Lonjong, (V) Bulat Melintang, (VI) Segiempat, (VII)Bulat Panjang, (VIII) Botol, dan (IX) Silinder

Morfologi BuahHasil pengamatan ditemukan 9 variasi

buah yang tersebar di 6 Kabupaten ProvinsiAceh meliputi bentuk bulat, bulat ceper, bulat

panjang, bulat lonjong, bulat melintang, bentukpir, botol, silinder dan segiempat.

Bentuk buah yang memiliki alur yang jelasterdapat pada buah berbentuk bulat ceper,

Page 190: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Studi Variasi Tanaman Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch.) ... 181

segiempat dan bulat melintang, sedangkan alurbuah yang tidak jelas ditemukan pada buahberbentuk bulat, bulat panjang, bulat lonjong,

pir, botol, dan silinder. Morfologi buah dan bijilabu kuning dapat dilihat pada Gambar 2.

Tabel 3. Karakter Morfologi Buah Tanaman Labu Kuning di 6 Kabupaten Provinsi Aceh

No Tempat Variasi

Karakter Morfologi BuahBentuk Warna

KulitWarnaDaging

Panjang(cm)

Diameter(cm)

TebalDaging(cm)

1. AcehBesar

Bulat ceper Bulat, alurjelas,bercak

Orange Orange 12,2 20,2 3,54

2. Pidie Bulatmelintang

Lonjong, alurtidak jelas, tidakbercak

Orange Orange 21,34 20,02 3,06

Bulatpanjang

Memanjang, alurtidak jelas, bercak

Hijau Orange 40,26 18,16 3,42

3. PidieJaya

Botol Memanjang, alurtidak jelas, bercak

Orange Orange 35,64 11,02 2,04

4. Bireuen Bulat Bulat, alut tidakjelas, tidak bercak

Orange Orange 21,14 22,26 3,5

5. AcehUtara

Bulatlonjong

Lonjong, alurtidak jelas, tidakbercak

Orange Orange 23,78 16,36 3,04

Silinder Memanjang, alurjelas, tidak bercak

Orange Orange 29,62 12,54 2,44

6. AcehTimur

Segiempat Lonjong, alurjelas, bercak

Orange Orange 17,66 18,24 3,42

Pir Botol, alur tidakjelas, bercak

Orange Orange 21,56 21,4 4,16

Gambar 2. Morfologi Buah Cucurbita moschata di 6 Kabupaten Provinsi Aceh; (I) Bulat, (II)Bulat Ceper, (III) Pir, (IV) Bulat Lonjong, (V) Bulat Melintang, (VI) Segiempat, (VII)Bulat Panjang, (VIII) Botol, dan (IX) Silinder

Page 191: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

182 Zufahmi

Pengukuran panjang buah, diameter buahdan ketebalan daging buah menunjukkan bahwaterdapat perbedaan. Panjang buah berkisar 12,2-40,26 cm. Bentuk buah bulat panjang yangditemukan di kabupaten Pidie memiliki ukuranpaling panjang (40,26 cm), sedangkan buahberbentuk bulat ceper memiliki ukuran palingpendek (12,2 cm). Diameter buah paling besarditemukan pada buah berbentuk bulat,sedangkan diameter paling kecil ditemukanpada buah berbentuk botol. Selain memilikidiameter paling kecil, buah berbentuk botol jugamemiliki daging buah yang sangat tipis.

Hubungan Kekerabatan Labu KuningBerdasarkan Karakter Morfologi Batang,Daun dan Buah

Kesamaan karakter yang teramati darisembilan jenis labu kuning dalam penelitian inidapat menunjukkan kedekatan dalam hubungankekerabatan yang dimiliki oleh sembilan varianlabu kuning tersebut. Analisis hubungankekerabatan yang dimiliki oleh sembilan varianCucurbita moschata dapat dilihat pada Gambar3. Hubungan kekerabatan dianalisis denganmemberikan nilai 1 apabila tanaman memilikisifat karakter morfologi yang diamati dan diberinilai 0 apabila tidak memiliki karakter yangdiamati. Dendrogram yang terbentuk merupakandendrogram dari hasil NTSYS.

Gambar 2. Dendogram Hubungan Kekerabatan 9 Varian Cucurbita moschata di 6 KabupatenProvinsi Aceh Berdasarkan Karakter Morfologi Batang, Daun, dan Buah. (I) Bulat, (II)Bulat Ceper, (III) Pir, (IV) Bulat Lonjong, (V) Bulat Melintang, (VI) Segiempat, (VII)Bulat Panjang, (VIII) Botol, dan (IX) Silinder

Hasil dendrogram yang diperoleh darianalisis kluster menunjukkan bahwa padakoefisien 0,58 dapat diketahui bahwa labukuning berbentuk bulat panjang (VII) terpisahdari 8 varian lainnya. Hal ini disebabkan karenavarian bulat panjang memiliki karaktermorfologi daun yang berbeda dengan variasilainnya. Menurut Cahyarini (2004) menyatakanbahwa tingkat kemiripan dikatakan jauh apabilakurang dari 0,60 atau 60%. Semakin mendekatiangka 1, maka tingkat kemiripan semakinsempurna, sedangkan semakin mendekati angka0, maka tingkat kemiripan semakin jauh.

Pada koefisien kemiripan 0,64, dendogramterbagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 terdiridari varian bulat (I), bulat lonjong(IV), botol(VIII), silinder (IX), bulat ceper (II), dan bulatmelintang (V). Kelompok 2 terdiri dari varianpir (III) dan segiempat (VI), sedangkankelompok 3 terdiri dari varian bulat panjang(VII).

Labu kuning yang berbentuk pir (III) dansegiempat (VI) mengelompok dalam kelompokyang sama pada koefisien 0,83 yang merupakantingkat kemiripan tertinggi artinya kedua jenistersebut memiliki kekerabatan paling dekat jikadilihat dari persamaan morfologinya. Hal ini

Coefficient0.49 0.58 0.66 0.74 0.83

I

IV

VIII

IX

II

V

III

VI

VII

Page 192: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Studi Variasi Tanaman Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch.) ... 183

juga disebabkan karena kedua varian labukuning ini ditemukan pada lokasi yang samadengan faktor fisik yang sama pula.

Menurut Sitompul dan Guritno (1995),pengaruh faktor lingkungan seperti iklim, suhu,jenis tanah, kondisi tanah, ketinggian tempatdan kelembaban akan menyebabkan variasimorfologi tumbuhan. Variasi bentuk labukuning yang ditemukan pada lokasi penelitianyang berbeda menyebabkan perbedaan ukuran,panjang, lebar, diameter maupun jumlah bulupada batang dan daun. Hal ini disebabkankarena pengaruh faktor lingkungan yangberbeda. Suranto (2001b) menyatakan bahwaapabila faktor lingkungan memberikanpengaruh lebih kuat daripada faktor genetik,

maka tumbuhan di tempat yang berbeda dengankondisi yang berbeda akan menunjukkanperbedaan morfologi.

KESIMPULANHasil karakter morfologi batang, bunga

dan biji labu kuning menunjukkan adanyavariasi. Koefisien kemiripan 0,64 kesembilanvarian labu kuning terbagi menjadi 3 kelompok.Kelompok 1 terdiri dari varian bulat (I), bulatlonjong(IV), botol (VIII), silinder (IX), bulatceper (II), dan bulat melintang (V). Kelompok 2terdiri dari varian pir (III) dan segiempat (VI),sedangkan kelompok 3 terdiri dari varian bulatpanjang (VII),

DAFTAR PUSTAKAAdelina, E., Yohanis T., Tati B., dan Endang M.

2006. Identifikasi Keragaman KultivarNangka Berdasarkan Ciri Morfologi danAnalisis Isoenzim. Jurnal Agrisains 7 (3):150-155.

Cahyarini, R.D., A. Yunus, dan E. Purwanto.2004. Identifikasi Keragaman GenetikBeberapa Varietas Lokal Kedelai Di JawaBerdasarkan Analisis Isozim. JurnalAgrosains 6(2): 79-83.

Caliskan, O. and A.A. Polat. 2012.Morphological Diversity among Fig(Ficus carica L.) Accesions Sampled fromThe Eastern Mediterranean Region ofTurkey. Turkey Journal of Agriculture 36:179-183.

Doymaz, I. 2007. The Kinetics of ForcedConvertive Air-Drying of Pumpkin Slices.Jurnal of Food Engineering 79: 243-248.

Hutapea, J.R. 1994. Labu Kuning (Cucurbitamoschata Dutch). CCRC. Farmasi UGM.Yogyakarta

Jun, H., Lee, C.H., Song, G.S., and Kim, Y.S.2006. Characterization of The PecticPolysaccharides From Pympkin Pell.Elsevier 39: 554-561

Lopez, D.G., M.S. Figueroa. L.A. Anaya andN.M. Perez. 2010. MorphologicalCharacterization of Native Mangos fromChiapas, Mexico. Subtropical PlantScience 62: 18-26.

Luitel, B.P., P.B. Adhikari, S.L. Shrestha, andW.H. Kang. 2012. MorphologicalCharacterization of Anther Derived Plantsin Minipaprika (Capsicum annuum L.).Korean Journal of Breeding Science44(4): 450-461.

Purba, J.H. 2008. Pemanfaatan Labu KuningSebagai Bahan Baku Minuman KayaSerat. Skripsi. IPB. Bogor.

S.R.Weerakoon and S.Somaratne. 2010. Agro-Morphological Characterizations andRelationship amoung Mustard Germplasm(Brassica juncea [L.] Czern and Coss) inSrilanka: A Classification ThreeApproach. The Journal of AgriculturalSciences 5(2): 89-97.

Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1995. FisiologiTumbuhan Jilid 2. ITB. Bandung.

Shirsat, R., P. Kokate. and S. Surdakar. 2012.Morphological and AnatomicalCharacterization of Salvia pleibea fromMaharashtra (India). Bioscience Discovery3(2): 165-168.

Sitompul, S.M., dan B. Guritno. 1995. AnalisisPertumbuhan Tanaman. Gadjah madaUniversity Press. Yogyakarta

Suranto. 2001. Pengaruh Lingkungan TerhadapBentuk Morfologi Tumbuhan: Could TheEnviromental Influences Determine ThePlant Morphology. Enviro 1 (2): 772-775.

Page 193: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MPBIO 2016 - …uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/8f34d1b015eab5fe446423... · Peran dan Tantangan Guru dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

184 Zufahmi

V.Lopes. A.Reis. A.Barata and E. Nunes. 2009.Morphological Characterization ofPortuguese Italian Ryegrass Landraces.Journal of Central European Agriculture10(1): 89-100.

Valenzuela, N.J., J.J.Z. Morales, J.A.G.Infanze,et.al. 2011. Chemical andPhysicochemical Characterization ofWinter Squash (Cucurbita moschata D.).Notulae Botanicae Horti Agrobotanici39(1): 3