Prosiding - simdos.unud.ac.id · Pengaruh Penggantian Ransum Komersial dengan Ampas Tahu terhadap...
-
Upload
vuongkhanh -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of Prosiding - simdos.unud.ac.id · Pengaruh Penggantian Ransum Komersial dengan Ampas Tahu terhadap...
i
Prosiding Seminar Nasional Ternak Babi dan Kongres I AITBI Sumbangan Peternakan Babi dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Nasional dan Mendorong Peluang Ekspor Denpasar, 4-5 Agustus 2015 Penyunting: Komang Budaarsa I Gede Mahardika I Wayan Suarna N. Sadra Dharmawan I. B. Komang Ardana I N. Tirta Ariana N. N. Suryani N. L. P. Sriyani N. L.G Sumardani
Diterbitkan Oleh:
Fakultas Peternakan Universitas Udayana Denpasar – Bali 80232
Telp./Fax. (0361) 222096-235231 email: [email protected]
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA 2016
ii
Prosiding Seminar Nasional Ternak Babi dan Kongres I AITBI Sumbangan Peternakan Babi dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Nasional dan Mendorong Peluang Ekspor Fakultas Peternakan Universitas Udayana Denpasar – Bali 80232 Telp./Fax. (0361) 222096-235231 email: [email protected] Isi prosiding dapat disitasi dengan menyebutkan sumbernya
Dicetak di Denpasar, Bali, Indonesia
Penyunting : Komang Budaarsa, I Gede Mahardika, I Wayan Suarna, N. Sadra Dharmawan, I. B. Komang Ardana, I N. Tirta Ariana, N. N. Suryani, N. L. P. Sriyani, N. L.G Sumardani Prosiding Seminar Nasional Ternak Babi dan Kongres I AITBI, diselenggrakan di Denpasar, 4-5 Agustus 2015 vii + 353 halaman ISBN: 978-602-294-106-4
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNya Prosiding Seminar Nasional Ternak Babi dan Kongres I AITBI
(Asosiasi Ilmuwan Ternak Babi Indonesia) tahun 2015 dengan tema
“Sumbangan Peternakan Babi dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan
Nasional dan Mendorong Peluang Ekspor” dapat diselesaikan dengan baik.
Seminar Nasional Ternak Babi dan Kongres I AITBI dilaksanakan pada tanggal 4
– 5 Agustus 2015 oleh Fakultas Peternakan Universitas Udayana dalam rangka
Dies Natalis Universitas Udayana ke-53 dan HUT Fakultas Peternakan
Universitas Udayana ke-53.
Prosiding Seminar Nasional Ternak Babi dan Kongres I AITBI ini
merangkum rumusan seminar nasional, rumusan kongres I AITBI, makalah
lengkap dari pemakalah seminar yang dibagi menjadi tiga kelompok bidang ilmu
yaitu Kelompok Bidang Produksi Ternak Babi, Kelompok Bidang Nutrisi Ternak
Babi, dan Kelompok Bidang Kesehatan Ternak Babi.
Panitian Seminar Nasional Ternak Babi dan Kongres I AITBI
mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada Rektor Universitas
Udayana, Dekan Fakultas Peternakan dan Direktur Pasca Sarjana Universitas
Udayana atas fasilitas dan bantuan yang diberikan sehingga seminar nasional dan
kongres I AITBI dapat terselenggara dengan baik. Terimakasih juga disampaikan
kepada sponsor, keynote speaker, pemakalah, peserta seminar dan semua anggota
panitia yang banyak membantu dari persiapan sampai terselenggaranya Seminar
Nasional Ternak Babi dan Kongres I AITBI ini dengan baik. Semoga dengan
diterbitkannya Prosiding ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan Seminar
Nasional selanjutnya dan sebagai ajang pertukaran ilmu khususnya mengenai
ternak babi
Denpasar, Pebruari 2016 Ketua Panitia
Dr. Ni Luh Putu Sriyani, S.Pt, MP
iv
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. iv RUMUSAN SEMINAR NASIONAL .......................................................... 1 RUMUSAN KONGRES I AITBI .................................................................. 3 MAKALAH KEYNOTE SPEAKER
Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Ditjennak Keswan Departemen Pertanian RI) ..........................
31
Dr. Ir. Saulan Sinaga, MS (Presiden Asosiasi Monogastrik Indonesia/Pakar dan Peneliti Senior Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran) ............................................................................................
37
Dr. Ir. Rachmawati Wahyuningsih, M.Sc.Agr (Pakar dan Peneliti Senior Fakultas Peternakan Universitas Jendral Soedirman) ...............
42 KUMPULAN MAKALAH MAKALAH KELOMPOK I : PRODUKSI TERNAK BABI ....................... 47 Kinerja Usaha Pembibitan Babi Skala Rumah Tangga di Kabupaten
Tabanan Bali I Made Rai Yasa, N L G Budiari, dan I N Adijaya ...............................
48
Babi Bali Mutiara yang Terpendam I W. Suarna, N.N. Suryani, dan A.A.A.S. Trisnadewi ...........................
62
Transfer Embrio pada Babi sebagai Sarana Penelitian (Experimental Tool) D.K. Harya Putra ..................................................................................
73
Korelasi Ukuran Testis Terhadap Kualitas Semen Babi NLG Sumardani, IG Suranjaya, IGNA Manik, dan IW Suberata .........
81
Perilaku Peternak Babi dalam Menangani Limbah di Desa Tua Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan Bali N.W. Tatik Inggriati, I.W. Alit Artha Wiguna, I.N. Suparta, dan I.G. Suarta ....................................................................................................
89
Analisis Finansial Usaha Penggemukan Babi Bali yang Menggunakan Ransum Non Konvensional I W. Sukanata, I P. Ari Astawa., I K., Sumadi., K.M. Budaarsa, M. Budiasa, dan A.A.P. Putra Wibawa ......................................................
109 MAKALAH KELOMPOK II : NUTRISI TERNAK BABI .......................... 119 Perbandingan Performans Ternak Babi yang Mengkonsumsi
Konsentrat Pabrikan Komersial dan Lokal
v
J. F. Umboh, C. A. Rahasia, dan Ch. J. Pontoh ...................................
120
Simulasi Biplot untuk Menentukan Laju Pertumbuhan Dimensi Tubuh Babi Bali I Putu Sampurna, Tjok Sari Nindhia dan I Ketut Suatha ......................
131
Dampak Penggunaan Asap Cair terhadap Kualitas Fisik dan Sensori Dendeng Daging Babi Miwada, IN.S., M. Hartawan, S.A. Lindawato, I.A. Okarini dan IK. Sukada ...................................................................................................
148
Dasar-Dasar Pelestarian dan Peningkatan Mutu Genetik Babi Bali Warmadewi, D.A., I.G.L. Oka, dan I. N. Budiana ................................
156
Recahan Karkas Babi Landrace Umur 5 Bulan yang Diberikan Pakan Komplit dengan Tingkat Serat Kasar Berbeda Luh Suariani, Ni Made Yudiastari, I Nyoman Kaca, Yan Tonga, dan Ni Made Ayu Gemuh R.A.......................................................................
168
Kualitas Fisik dan Profil Mikroba Daging Babi yang Ditambahkan Starbio pada Ransumnya Ariana INT., I Gd. Suarta, I Gd. Suranjaya, Md. Dewantari, IN. Ardika, dan N.L.P. Sriyani ...................................................................
182
Pengaruh Penggunaan Minyak Kelapa dalam Ransum Babi Grower terhadap Kecernaan Energi dan Protein Ransum M. Najoan, F. N. Sompie, Y.H.S. Kowel, dan J. F. Umboh ..................
190
Pemanfaatan Khamir Pendegradasi Serat (Aktivitas Cmc-Ase) sebagai Inokulan Fermentasi untuk Mengatasi Antinutrisi Dedak Padi sebagai Pakan Ternak Monogastrik Bidura, I.G.N.G. dan I. A. Putri Utami .................................................
202
Pengaruh Lama Pemberian Bungkil Inti Sawit (Bis) dalam Ransum Terhadap Kualitas Karkas Babi Landrace Tjokorda Istri Putri ...............................................................................
218
Pemanfaatan Ampas Tahu untuk Mengganti Sebagian Ransum Komersial Ternak Babi K. Budaarsa, G. E. Stradivari, I.P.G.A.S Kencana Jaya, I.G. Mahardika A.W.Puger, I M. Suasta, dan I P. Ari Astawa ...................
226
Pengaruh Penggantian Sebagian Ransum dengan Umbi dan Brangkasan Ketela Rambat terhadap Pertumbuhan Babi Umur 2-6 Bulan Ni Ketut Etty Suwitari, Ni Ketut Sri Rukmini, Ni Ketut Mardewi, I G A D. Seri Rejeki dan D. N. Sudita ..........................................
240
vi
Pengaruh Penggantian Ransum Komersial dengan Ampas Tahu terhadap Kecernaan Nutrien pada Babi Ras Puger, A.W., I M. Suasta, P.A. Astawa dan K. Budaarsa .....................
254
Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) dari Perairan Tercemar dalam Ransum dan Pengaruhnya terhadap Penampilan Babi Landrace I W. Sudiastra, I G. Mahardika, I N.S. Dharmawa dan K. Budaarsa
262
Pengaruh Penggantian Ransum Komersial dengan Ampas Tahu terhadap Komponen Organ Babi Ras Puger, A.W., I M. Suasta, P.A. Astawa dan K. Budaarsa .....................
271
MAKALAH KELOMPOK III : KESEHATAN TERNAK BABI ................ 278 Pengaruh Pemanfaatan Ampas Sagu dan Limbah Udang sebagai
Sumber Serat dalam Ransum terhadap Performa dan Kadar Kolesterol Daging Babi Tabita N Ralahalu, Kartiarso, A. Parakkasi, K.G.Wiryawan, dan R.Priyanto .............................................................................................
279
Pengaruh Pemacu Tumbuh terhadap Pertumbuhan Babi Peranakan Landrace yang diberikan Pakan Limbah Hotel di Kabupaten Badung Ni Luh Gede Budiari dan I Made Rai Yasa ..........................................
292
Karakterisasi secara Histopatologi Babi Penderita Kolibasilosis (Kajian Retrospektif) I Ketut Berata, dan I Made Kardena ....................................................
300
Peran Kolostrum Formula Sapi Komersial (Pigstrum®) sebagai Immun Factor dan Growth Factor dalam Mengatasi Kejadian Diare dan Pertumbuhan Anak Babi Pra Sapih I.B.K. Ardana, D.K. Harya Putra, W.S. Yupardi, N.L.G. Sumardani, I.G.A. Arta Putra dan I.G. Suranjaya ...................................................
308
Molecular Genetic Characterization: As The Basis of Desicion Making on Conservation of Indigenous Pig in Bali I Ketut Puja ...........................................................................................
319
Penambahan Tepung Kunyit (Curcuminoid) dalam Ransum Tradisional untuk Meningkatkan Produktivitas Babi Bali I Putu Ari Astawa, I Gede Mahardika, Komang Budaarsa, I Ketut Sumadi, I Ketut Mangku Budiasa dan G.A.M Kristina Dewi ...............
324
Pengaruh Tingkat Penggunaan Limbah Hotel dalam Ransum terhadap Bobot Potong dan Komposisi Karkas Babi Bali Tjok. Gde Oka Susila, Tjok Gde Belawa Yadnya dan Tjok Istri Putri
335
vii
LAMPIRAN JADWAL ACARA ............................................................................... 348 DAFTAR JADWAL PRESENTASI .................................................... 349
218
PENGARUH LAMA PEMBERIAN BUNGKIL INTI SAWIT (BIS) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS KARKAS
BABI LANDRACE
TJOKORDA ISTRI PUTRI Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jln. PB. Soedirman, Denpasar-Bali
Email:[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji pemanfaatan bungkil inti sawit (BIS) dalam ransum terhadap kualitas karkas babi Landrace. Sebanyak 12 ekor babi Landrace kebiri umur 36 minggu dengan bobot potong homogen kg dan 2 macam ransum, yaitu R I (tanpa BIS) dan R II (22% BIS) digunakan dalam penelitian ini. Kandungan energi dan protein ransum masing-masing perlakuan untuk R I adalah 3.313 kcal DE/kg dan 12,32% CP dan R II adalah 3329 kcal DE/kg dengan 13,26% CP. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan R I 6 (R I selama 6 minggu), R I 4 R II 2 (R I Selama 4 minggu dan R II selama 2 Minggu ), R I 2 R II 4 (R I selama 2 minggu dan R II selama 4 minggu) dan R II6 (R II selama 6 minggu) dengan tiga ulangan masing-masing ulangan satu ekor babi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot karkas dan persentase karkas pada keempat perlakuan berkisar antara 71,10-74,41 kg, dan 74,01-78,07% (P>0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemberian BIS selama enam minggu penelitian dapat meningkatkan persentase daging karkas, sebaliknya memberikan lemak punggung yang lebih tipis.
Kata kunci: Bungkil inti sawit, karkas, daging, lemak punggung THE EFFECT OF THE DIET USING PALM KERNEL MEAL
ON THE CARCASS QUALITY OF BARROW LANDRACE
ABSTRACT
Utilization of palm kernel meal in the diet was evaluated on the carcass quality of pig. Twelve of 36 weeks old landrace barrow, average weight gain 93 - 97 kg was used in this experiment. Two diets R I without palm kernel meal and R II with 22 % palm kernel meal were applied to the animals. Energy and crude protein content of R I and R II were 3313 kcal DE/kg and 12,32% CP and 3329 kcal DE/kg and 13,26% CP respectively. The experiment was carried out in a complitely randomized design with four treatments i.e. R I 6 (the animals were fed RI for 6 weeks period ), R I4 R II2 (the animals were fed R I for 4 weeks and R II for the last 2 weeks ), R I2 RII 4 (the animals were fed R I for the first 2 weeks and RII for the last 4 weeks) and RII6 (the animals were fed RII for 6 weeks period). Each treatment was replicated three times with one pigs for each replicated. There was no significantly difference in carcass weight and dressing persentage between the four treatments at the end of the experiment. The average
219
carcass weights and dressing persentage were between 71,10-74,41 kg and 74,01- 78,07% (P > 0,05). The animals were fed RII for 6 weeks period increased persentage of carcass meat and decreased thickness of back fat. It was concluded offered of palm kernel meal in diets entire six week on Landrace barrow was increased percentage of carcass meat, but decreasing back fat
Key word: Palm kernel meal, carcass, meat, back fat.
PENDAHULUAN
Babi landrace merupakan salah satu ternak penghasil daging. Tujuan
utama beternak babi disamping meningkatkan produksi daging, kualitas karkas
perlu diperhatikan yaitu menghasilkan karkas dengan persentase daging lebih
tinggi dari pada lemak dan tulang. Tebal lemak punggung merupakan salah satu
parameter untuk menggambarkan kualitas karkas babi (Budaarsa, 2012). Ukuran
tebal lemak punggung secara langsung menggambarkan produksi lemak/daging.
Lemak punggung babi yang tipis memberi persentase daging yang tinggi dan
sebaliknya, lemak punggung yang tebal menghasilkan persentase daging yang
rendah. Kualitas karkas dipengaruhi oleh genetik, jenis kelamin dan pakan.
Para peternak babi pada umumnya memberikan ransum fase akhir
penggemukan dengan komposisi ransum yang tersusun dari 10 % konsentrat babi
dewasa (KBD) 45% jagung dan 45% dedak padi. Komposisi kimia ransum
tersebut adalah 13.29% protein kasar; 8,42% lemak kasar; 8,98% serat kasar;
1,14% Ca dan 0,92% P (Anon., 1993). Jagung merupakan sumber energi yang
baik dan mudah dicerna. Pemberian jagung pada fase akhir penggemukan
disamping menurunkan kualitas karkas juga menyebabkan penurunan
pembentukan daging lebih sedikit dibandingkan dengan lemak (Parakkasi, 1983).
Oleh karena itu, akan lebih baik bila jagung jangan digunakan selama kira-kira
sebulan sebelum penggemukan berakhir (BoGohl, 1981). Lebih lanjut juga
dikatakan penggunaan dedak dikurangi minggu-minggu terakhir menjelang
pemotongan. Salah satu alternatif yang memungkinkan untuk mengganti jagung
dan mengurangi pemakaian dedak adalah dengan memanfaatkan bungkil inti
sawit (BIS), karena BIS merupakan limbah pembuatan minyak sawit yang
mengandung serat kasar tinggi sehingga dapat meningkatkan persentase daging.
Indonesia merupakan penghasil BIS yang cukup besar yaitu 641473 sampai
220
705620 ton per tahun untuk sumber bahan pakan ternak (Manurung et al., 1991).
Kandungan nutrien BIS adalah 85-91 % bahan kering; 12,5-21,3% protein kasar;
12,5-21,3% lemak kasar; 11,9-20,8% serat kasar; 0,2 - 0,4% Ca; 0,3 - 0,7% P dan
1600 - 2900 kcal ME / kg (Aritonang, 1985). Menurut Bo Gohl ( 1981 )
pemberian BIS 20-30% pada babi sedang tumbuh menunjukkan hasil yang baik.
Putri (2004) mendapatkan pemberian ransum yang mengandung bungkil inti sawit
selama 2, 4, dan 6 minggu tidak berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan,
konsumsi ransum, maupun konversi ransum, tetapi ada kecendrungan pemberian
bungkil inti sawit selama dua minggu akhir penelitian meningkatkan efisiensi
ransum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pemberian
bungkil inti sawit dalam ransum terhadap kualitas karkas (persentase karkas, tebal
lemak punggung, dan persentase daging karkas) babi Landrace .
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di perusahaan peternakan babi PT, Puri Agrindo
Indah, Desa Tunjuk Kabupaten Tabanan Bali, selama enam minggu. Pemeriksaan
terhadap bobot karkas dan bobot bagian karkas serta tebal lemak punggung
dilakukan di Aroma Meat Procesing jalan Mertayasa IT/2 Denpasar. Ternak yang
digunakan adalah babi Landrace jantan kebiri dengan bobot badan awal 65,66 ±
2,71 kg sebanyak 36 ekor, sedangkan yang dipotong 12 ekor dengan bobot potong
93 -97 kg, Ransum digunakan dua macam yaitu R I dan R II dengan kandungan
protein dan energi masing-masing 12,33% dan 3313 kcal DE/kg untuk R I,
13,26% dan 3329 kcal DE/kg untuk RII. Komposisi dan kandungan nutrien
ransum R I dan R II dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi dan kandungan nutrien pakan perlakuan
Komposisi ( % ) Ransum
R1 R2
Konsentrat KBD 10.00 10.00 Jagung giling 45,00 - Bekatul padi 45,00 27,00 Tepung gaplek - 33.00 Bungkil inti sawit ( BIS ) - 22.00 Bungkil kedele - 800 Jumlah 100 100
221
Kandungan nutriena Energi ( kcal DE/kg)b 3313 3329 Protein kasar ( % ) 12,32 13,26 Lemak kasar ( % ) 5,91 6.26 Serat kasar ( % ) 10,14 9,92 Kalsium ( % ) 0,52 0,62 Fosfor total ( % ) 0,73 0,58 Keterangan:a. Anon. (1993) b . NRC. (1979)
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat
perlakuan yaitu pemberian ransum R I 6 (R I selama enam minggu), R I 4 R II 2
(R I selama empat minggu dan R II selama dua minggu), R I 2 R II 4 (R I selama
dua minggu dan R II selama empat minggu) dan R II 6 (R II selama enam
minggu), Masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan dan setiap ulangan
menggunakan satu ekor babi.
Bobot karkas diperoleh dengan menimbang bagian tubuh babi setelah
dipotong dan dihilangkan bulu, kepala, dan organ-organ tubuh bagian dalam serta
kaki bagian bawah (kg/ekor), sedangkan persentase karkas diperoleh dengan
membagi bobot karkas dengan bobot potong dikalikan 100%. Untuk memperoleh
bagian-bagian karkas, maka karkas dibelah menjadi dua bagian menurut garis
punggung (Pond dan Maner, 1984). Tebal lemak punggung diukur pada tiga
tempa,t yaitu pada bagian tulang rusuk I, tulang rusuk terakhir, dan pada bagian
lumbar terakhir. Nilai tebal lemak punggung adalah rata-rata dari ketiga hasil
pengukuran tersebut. Bobot daging dan tulang karkas diperoleh dengan
menimbang semua daging/tulang karkas (kg/ekor), sedangkan persentasenya
dihitung berdasarkan berat karkas.
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, selanjutnya bila
terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) dilakukan uji jarak berganda dari Duncan
(Steel dan Torrie, 1989).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot dan Persentase Karkas
Bobot dan persentase karkas babi yang diberi ransum mengandung
bungkil inti sawit (BIS) berkisar 71,10 sampai 74,41 kg/ekor dan 74,01 sampai
76,46 (Tabel 2), sedangkan yang diberi ransum tanpa BIS secara berturutan
222
adalah 73,83 kg dan 78,07% berbeda tidak nyata(P >0,05). Ini menunjukan bahwa
lama pemberian ransum yang mengandung bungkil inti sawit (BIS) tidak
berpengaruh terhadap bobot dan persentase karkas. Hal ini disebabkan karena
ransum tanpa BIS dan yang menggunakan BIS menghasilkan bobot potong dan
bobot karkas yang sama (Putri, 2004) yang menyebabkan persentase karkas
semua perlakuan berbeda tidak nyata. Hal ini tidak bertentangan dengan pendapat
Pond dan Maner (1984) yang menyatakan bahwa semakin tinggi berat potong,
maka semakin tinggi pula berat karkasnya. Pond dan Maner ( 1984 ) juga
menyatakan bahwa babi dengan bobot badan berkisar antara 60 - 100 kg yang
diberi pakan dengan kandungan protein 13% dan energy 3195 kkal/ kg ME,
menghasilkan persentase karkas sebesar 75,6%.
Tabel 2. Bobot dan persentase karkas, tebal lemak punggung, persentase daging
dan tulang karkas babi yang diberi ransum yang mengandung bungkil inti sawit.
Parameter Perlakuan SEM R I6 R I 4 R II2 R I 2 R II
4 R II6
Bobot karkas (kg/ekor ) 73,83a 74,26 a 74,41 a 71,10 a 2.51 Persentase karkas (%) 78,07a 76,29a 76,46a 74,01 a 1,10 Tebal lemak punggung (cm) 4,08ab 4,30a 3,73bc 3,55c 0,13 Persentase daging karkas (%) 50,49ab 49,57a 52,08bc 52,74c 0,53 Persentase tulang karkas (%) 13,28a 14,38a 13,74a 13,95a 0,47 Keteranagn:
R I 6 (Ransum tanpa BIS selama enam minggu ) R I4 R II 2 (Ransum tanpa BIS empat minggu dan ransum dengan BIS dua minggu ) R I2 R II 4 (Ransum tanpa BIS dua minggu ransum dan dengan BIS empat minggu) R II 6 (Ransum dengan BIS selama enam minggu ) Nilai dengan huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata (P > 0,05) SEM: Standard Error of the Treatment Mean
Tebal Lemak Punggung
Tebal lemak punggung kelompok babi yang diberi ransum mengandung
BIS berkisar antara 3,55-4,30 cm. Tebal lemak punggung perlakuan RI6 (tanpa
BIS ) adalah 4,08 cm berbeda nyata (P>0,05) perlakuan RI4 RII2 dan RI2 RII4
(Tabel 2). Tebal lemak punggung perlakuan RII6 (ransum dengan BIS selama 6
minggu) 12,99% lebih tipis P<0,05) dibandingkan perlakuan RI6 (ransum tanpa
BIS 6 minggu). Tebal lemak punggung yang lebih tipis disebabkan karena aspek
lemak punggung 14,98% lebih padat. Hal ini sesuai dengan pendapat Bo Gohl
223
(1981), yang menyatakan bahwa penggunaan BIS dalam ransum akan dapat
memperbaiki kualitas lemak tubuh yaitu terbentuknya lemak yang lebih padat.
Menurut Bundy (1976) tebal lemak punggung babi landrace adalah 3,33 cm dan
menurut Pond dan Maner (1984) pada bobot potong yang sama tebal lemak
punggung antara babi jantan, kebiri dan betina dara tidak sama. Pada bobot
potong 95 kg tebal babi jantan sebesar 3,8 cm, babi kebiri 4,5 cm dan babi betina
4,0 cm. Tebal lemak punggung babi semua perlakuan lebih tebal yaitu berkisar
dari 3,55 - 4,30 cm. Hal ini disebabkan babi penelitian adalah babi landrace
kebiri. Dalam penelitian ini pemberian ransum yang mengandung BIS selama 6
minggu sebelum dipotong dapat menyebabkan lemak punggung lebih tipis.
Persentase Daging Karkas
Persentase daging karkas perlakuan dengan BIS berkisar antara 49,57-
52,74% (Tabel 2 ). Persentase daging perlakuan BIS (RI6 ) 50,49% berbeda tidak
nyata dengan perlakuan RI4 RII2 dan RI2 RII4 sedangkan persentase daging
perlakuan RII6 (ransum dengan BIS selama 6 minggu) 4,45% nyata lebih tinggi
dari perlakuan RI6 (ransum tanpa BIS selama 6 minggu). Hal ini disebabkan
karena konsumsi protein perlakuan RII6 nyata lebih tinggi daripada perlakuan RI6
(Putri, 2004), Menurut Cunha (1977) faktor yang mempengaruhi jumlah daging
karkas babi yaitu disamping faktor genetik dan bobot potong, juga dipengaruhi
oleh konsumsi dan kuantitas protein di dalam pakan.
Persentase Tulang Karkas
Pada keempat perlakuan diperoleh persentase tulang karkas yang berkisar
antara 13,28-14,38% (Tabel 2) dan tidak menunjukkan perberbedaan yang nyata
(P>0,05). Lama pemberian ransum yang mengandung BIS tidak berpengaruh
terhadap persentase tulang karkas. Hal ini mungkin disebabkan karena tersedianya
Ca dan P pada keempat perlakuan untuk proses pembentukan tulang sama,
disamping itu babi penelitian berumur 36 minggu sehingga proses pembentukan
tulang sudah mulai lambat. Rook dan Thomas (1983) menyatakan bahwa ternak
setelah mencapai umur dewasa tidak terjadi perubahan bentuk dan ukuran tulang,
akan tetapi kekuatan tulang berubah. Pond dan Maner (1984) menyatakan makin
224
berat bobot babi pada saat dipotong, makin rendah persentase tulang yang
dihasilkan. Babi keempat perlakuan bobot potongnya berbeda tidak nyata
(P>0,05) dan hal ini akan terkait dengan persentase bobot tulang karkas yang
berbeda tidak nyata. (P>0,05).
SIMPULAN
Pemberian ransum yang mengandung bungkil inti sawit selama 6 minggu
akhir penelitian meningkatkan persentase daging karkas dan lemak punggung
lebih tipis, sedangkan pemberian ransum yang mengandung bungkil inti sawit
selama 2, 4, dan 6 minggu, tidak berpengaruh terhadap bobot karkas, persentase
karkas, dan tulang karkas.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dirjen Dikti, Depdikbud
Jakarta atas dana dana untuk penelitian ini. Ucapan yang sama disampikan kepada
Basuki Sucahyo Dpl, Ing, Agr. selaku Direktur PT. Puri Agrindo Indah, Tabanan
Bali yang telah memberikan fasilitas penelitian. Terima kasih juga kepada
Adrianto Mulia selaku Direktur Utama dan semua PT Aroma Duta Rasa Prima,
jalan Merta Yasa II/2 Denpasar telah mengijinkan untuk melakukan penelitian
serta pemotongan karkas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 1993. Hasil Analisis Kimia. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak,
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Aritonang, D. 1985. Potensi Perkebunan Kelapa Sawit, Sebagai Sumber Bahan Makanan Ternak di Indonesia Majalah Pertanian. 33 (1): 21 -28.
Budaarsa, I. K. 2012. Babi Guling Bali. Penerbit Buku Arti, J. Pulau Kawe, Denpasar
Bo Gohl. 1981. Tropical Feeds. Food and Agriculture Organization of the United Nation, Rome.
Bundy, C.E., R.V. Diggins and V.M. Cristensen. 1976. Swine Production. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs. New Jersey.
Cunha. T.J. 1977. Swine Feeding and Nutrition. Academic Press, New York, San Fransisco, London.
225
Manurung A., M Chairani, dan S. Lubis, 1991. Prakiraan Perkembangan Perluasan Areal Kelapa Sawit dan Kebutuhan Bahan Tanaman dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua. Buletin Perkebunan, 22.94: 221 – 230.
Morgan, J.T. D. Lewis. 1962. Nutrition of Pig and Poultry. William Clowes and Sons Ltd.. London and Becele.
NRC., 1979. Nutrients Requirements of Swine. Eight Revised edition. National Academy of Science, Washington.
Parakkasi, A., 1983. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa, Bandung.
Pond, W.G. and J.H. Maner. 1984. Swine Production and Nutrition. AOI Publishing Company, Inc., Westport connest, USA.
Putri T.I. 2004. Pengaruh Lama Pemberian Bungkil Inti Sawit (BIS) dalam Ransum terhadap Penampilan Babi Landrace, Majalah Ilmiah Peternakan, Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Denpasar. Volume 7 Nomor 1.
Rook, J.A.F, and P.C. Thomas, 1983. Nutritional Physiology of Farm Animals. Longman Inc., New York.
Steel, R.G.D. and J.H. Tirrie, 1980. Principle and Procedure of Statistics. McGraw- Hill Book Company, Inc., New York , Toronto, London.