Proses Terbentuknya Karang Gigi sk 2 stoma 2

8
Proses terbentuknya Karang Gigi (dental calculus) Gigi kita di lapisi oleh lapisan transparan licin yang di sebut Pellicle.Pellicle di colonisasi oleh bakteri dengan mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi.Asam akan terus di produksi oleh bakteri tersebut.Kombinasi bakteri,asam,sisa makanan,dan air liur dalam mulut membentuk suatu substansi berwarna kekuningan yang melekat pada permukaan gigi yang di sebut Plak.Plak bila tidak di bersihkan dapat mengalami pengerasan atau mineralisasi sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi.Permukaan karang gigi menjadi tempat melekatnya bakteri. Penyebab Timbulnya Karang Giginya • Sikat gigi yang tidak benar dan tidak teratur • Kondisi pH air liur yang basa (pH tinggi) akan lebih cenderung membuat endapan air liur • Pada Penderita gagal ginjal yang memiliki kandungan amonium yang tinggi dalam air liurnya yang akan meningkatkan pH air liur sehingga membuat endapan air liur. • Gigi geligi yang tidak pernah di pakai atau di gunakan untuk mengunyah juga cenderung mempunyai endapan karang gigi. • Gigi geligi yang berantakan, berjejal, mengakibatkan sisa makanan tertinggal di sela-sela atau permukaan gigi. • Pemakaian kawat gigi mengakibatkan sisa makanan jadi mudah menempel. Kelainan apa yang sering di sebabkan Karang Gigi (Dental Calculus) Radang gusi (gingivitis) yang di tandai dengan gusi tampak lebih merah,agak membengkak dan gusi sering berdarah saat sikat gigi Radang jaringan penyangga gigi (Periodontitis) yang di tandai dengan rasa gatal pada gusi,keluar nanah diantara gigi dan gusi bila gusi di tekan,gigi goyang,sakit saat mengunyah Migrain (nyeri kepala sebelah) Vertigo Bau Mulut yang tidak hilang Gigi berlubang hingga menyerang syaraf gigi yang dapat menimbulkan rasa ngilu dan sakit yang luar biasa dan menimbulkan bengkak dibawah gusi yang berisi nanah. Mencegah terbentuknya karang gigi, adalah : Menyikat gigi atau membersihkan gigi untuk menghilangkan plak dengan benar dan teratur minimal 2 kali sehari (pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur)

description

..

Transcript of Proses Terbentuknya Karang Gigi sk 2 stoma 2

Proses terbentuknya Karang Gigi (dental calculus)Gigi kita di lapisi oleh lapisan transparan licin yang di sebut Pellicle.Pellicle di colonisasi oleh bakteri dengan mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi.Asam akan terus di produksi oleh bakteri tersebut.Kombinasi bakteri,asam,sisa makanan,dan air liur dalam mulut membentuk suatu substansi berwarna kekuningan yang melekat pada permukaan gigi yang di sebut Plak.Plak bila tidak di bersihkan dapat mengalami pengerasan atau mineralisasi sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi.Permukaan karang gigi menjadi tempat melekatnya bakteri.Penyebab Timbulnya Karang Giginya Sikat gigi yang tidak benar dan tidak teratur Kondisi pH air liur yang basa (pH tinggi) akan lebih cenderung membuat endapan air liur Pada Penderita gagal ginjal yang memiliki kandungan amonium yang tinggi dalam air liurnya yang akan meningkatkan pH air liur sehingga membuat endapan air liur. Gigi geligi yang tidak pernah di pakai atau di gunakan untuk mengunyah juga cenderung mempunyai endapan karang gigi. Gigi geligi yang berantakan, berjejal, mengakibatkan sisa makanan tertinggal di sela-sela atau permukaan gigi. Pemakaian kawat gigi mengakibatkan sisa makanan jadi mudah menempel.

Kelainan apa yang sering di sebabkan Karang Gigi (Dental Calculus) Radang gusi (gingivitis) yang di tandai dengan gusi tampak lebih merah,agak membengkak dan gusi sering berdarah saat sikat gigi Radang jaringan penyangga gigi (Periodontitis) yang di tandai dengan rasa gatal pada gusi,keluar nanah diantara gigi dan gusi bila gusi di tekan,gigi goyang,sakit saat mengunyah Migrain (nyeri kepala sebelah) Vertigo Bau Mulut yang tidak hilang Gigi berlubang hingga menyerang syaraf gigi yang dapat menimbulkan rasa ngilu dan sakit yang luar biasa dan menimbulkan bengkak dibawah gusi yang berisi nanah.

Mencegah terbentuknya karang gigi, adalah : Menyikat gigi atau membersihkan gigi untuk menghilangkan plak dengan benar dan teratur minimal 2 kali sehari (pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur) Makan makanan yang berserat seperti sayur dan buah karena makanan ini bersifat self cleansing (pembersihan) yang membutuhkan proses pengunyahan secara berulang-ulang. Makan makanan yang mengandung gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh Banyak minum air putih Kurangi minuman kopi, teh, soda dan serta berhenti merokok yang dapat menimbulkan lapisan tipis dipermukaan gigi yang disebut stain sehingga warna gigi jadi kusam, kecoklat-coklatan. Lapisan stain yang kasar itu mudah ditempeli sisa-sisa makanan dan kuman, yang akhirnya membentuk plak, jika tidak dibersihkan akan mengeras dan menjadi karang gigi dan bisa merambat ke akar gigi. Akibatnya gigi mudah berdarah, gigi gampang goyah dan mudah tanggal. Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung gula dan tepung Membersihkan sela-sela diantara gigi dengan benang gigi (dental floss) Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi bakteri di dalam mulut,misalnya dengan menggunakan obat kumur yang mengandung Chlorhexidine Pijat gusi dengan menggunakan dental water jet Berhenti Merokok Kontrol ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi (scalling)

Sensasi apa yang di rasakan setelah Pembersihan Karang Gigi (Scalling)Rasa ngilu serta sensasi gigi goyah sering timbul pasca perawatan pembersihan karang gigi.Hal ini merupakan hal yang biasa dimana gigi sebelum perawatan tertutup oleh karang gigi dan saat karang gigi di buang maka gigi dan gusi harus menyesuaikan kondisi lagi sehingga menimbulkan sensasi gigi goyah, rasa ngilu dan perdarahan.

Apakah Pembersihan Karang Gigi dapat Merusak Email dan Gusi ?Alat pembersih karang gigi (Ultrasonic Scaler) bila digunakan dengan cara yang benar dan tepat sesuai pemakaian cukup aman bagi permukaan gigi dan akar,tetapi bila di gunakan dengan penekanan yang berlebihan dapat merusak lapisan email.Proses pembersihan karang gigi dapat mengakibatkan gusi sedikit terbuka sementara, sehingga beresiko sebagai jalan masuk kuman.Tapi jangan khawatir, setelah pembersihan karang gigi dokter gigi anda akan memberikan obat kumur untuk mencegah terjadinya infeksi akibat kuman.

Kenapa Karang Gigi dapat menyebabkan gigi berlubang,rasa ngilu dan sakit yang luar biasa ?Dengan adanya karang gigi, maka akumulasi bakteri akan lebih stabil pada mulut,akibatnya bakteri tersebut memproduksi asam yang dapat melarutkan email (lapisan terluar paling keras dari gigi) sehingga email menjadi lunak dan dentin menjadi terbuka (gigi berlubang) yang berpotensi membawa kuman masuk kedalam syaraf gigi.Mengikuti Proses kerusakan gigi,bakteri terus melakukan kerusakan destruktif sehinga menyerang pembuluh saraf gigi yang mengakibatkan gigi terasa ngilu hingga rasa sakit yang luar biasa dan menimbulkan bengkak dibawah gusi yang berisi nanah.

Kenapa Kalau Gigi tidak Pernah di pakai untuk makan,akan timbul karang gigi dengan cepat ?Pada saat gigi di pakai untuk mengunyah ada efek self cleansing pada saat proses pengunyahan tersebut maka sisa-sisa makanan (serpihan) akan menuju ke sisi gigi yang tidak dipakai untuk mengunyah,sehingga pada sisi gigi yang tidak dipakai untuk mengunyah sisa-sisa makanan akan melekat pada permukaan gigi tersebut.Kombinasi bakteri dengan sisa makanan akan membentuk plak dan plak lama kelamaan akan mengeras menjadi karang gigi,sehingga pada gigi yang tidak pernah di pakai untuk mengunyah akan timbul karang gigi dengan cepat.

Karang gigi biasanya timbul pada usia dewasa, kenapa pada anak jarang sekali karang gigi ini timbul??Di dalam rongga mulut terdapat berbagai mikroorganisme yang secara normal memang ada pada setiap orang untuk membantu proses metabolisme tubuh. Ketika seseorang baru lahir, kondisi rongga mulut belum terkontaminasi. Seiring perjalanan usia, berbagai macam makanan dikonsumsi. Mulailah timbul berbagai gangguan seperti gigi berlubang, radang gusi, gigi membusuk yang dapat menimbulkan bau mulut dan lainnya.Meski telah dibersihkan oleh dokter, karang gigi akan timbul lagi dalam waktu relatif cepat, yakni sekitar 1-2 bulan.

drg. Irvan K. Karang Gigi. 2011. Riau : Dinas Kesehatan Provinsi Riau

Proses pembentukan plak dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu: a. Pembentukan pelikel dental Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal dari pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi atau restorasi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkus, begitu juga dari produk sel bakteri dan pejamu, dan debris. Komponen khas pelikel pada berbagai daerah bervariasi komposisinya. Pengamatan terhadap pelikel enamel baru terbentuk (dua jam) menunjukkan bahwa komposisi asam aminonya berbeda dari komposisi saliva, hal ini berarti bahwa pelikel dibentuk oleh adsorpsi makromolekul sekitar secara selektif. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan terbentuk dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih berkontak dengan ludah dan pada permukaan gigi dan berupa material stein yang terang apabila diwarnai dengan bahan pewarna plak. Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif, yang bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah desikasi (pengeringan jaringan). Selain itu pelikel merupakan substrat tempat bakteri dari sekitarnya melekat. Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi melekat ke permukaan gigi, sedangkan permukaan lainnya merupakan sisi yang melekatkan bakteri pada permukaan gigi. Bakteri dapat melekat ke permukaan gigi diperantarai oleh reseptor berupa lapisan tipis protein saliva dan glikoprotein yang menutupi permukaan gigi yang sering dikenal dengan pelikel. Pelikel dan matriks plak merupakan hasil dari host dan produk bakteri yang terdiri dari beberapa komponen meliputi albumin, lisozim, amilase, imunoglobulin A, prolin yang kaya protein dan mucins. Lapisan pelikel pada permukaan gigi dikolonisasi oleh bakteri Gram positif seperti S.sanguis, S. mutans dan A.viscosus. Komponen bakteri seperti glukosyltransferase dan glucans juga dapat ditemukan dalam pelikel dan memainkan peran yang sangat signifikan dalam hal perlekatan. Suatu ikatan antara adsorbsi dan desorbsi molekul saliva terjadi 90-120 menit setelah menyikat gigi. Setelah 2 jam pelikel pada permukaan lingual terbentuk setebal 20-80 nm sedangkan pelikel di daerah bukal bisa mencapai 200-700 nm. Ketebalan pelikel ini bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pada tempat melekatnya. Pada saat molekul protein saliva berikatan dengan permukaan gigi protein dapat mengalami perubahan. Hal ini merupakan petunjuk adanya reseptor baru untuk perlekatan dimana terjadi aktivitas glukosyltransferase dan menghasilkan glucans dengan struktur yang dimodifikasi. Komposisi molekul dan kimia fisik pelikel merupakan hal yang sangat menentukan bentuk kolonisasi mikroba. Setelah pelikel terbentuk bakteri melekat pada pelikel tersebut dan mengalami proliferasi. Bakteri yang pertama kali melekat apa permukaan pelikel biasanya golongan coccus. Seiring berjalannya waktu plak dikolonisasi oleh bermacam-macam bentuk berupa filamen, flagel dan spiral. Koloni awal yang terdapat pada plak adalah spesies komensal utama meliputi Streptococcus (S. sanguis, S. Gordonii dan S.oralis) dan A.viscosus. Pengkoloni awal tersebut melekat ke permukaan gigi dengan bantuan adhesins yaitu molekul spesifik yang terdapat pada permukaan bakteri. Contoh adhesin ini adalah S. gordonii dapat berikatan dengan bantuan -amylase sedangkan A. naeslundii dan F. nucleatum berinteraksi dengan statherin. S. mutans berikatan dengan glucans protein binding.

b. Kolonisasi awal pada permukaan gigi Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental. Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Actinomices viscosus dan Streptococus sanguis.18-20 Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri. Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Masa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram-negatif.

c. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak Plak akan meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal permukaan gigi melalui dua mekanisme terpisah, yaitu: Multiplikasi dari bakteri yang telah melekat pada permukaan gigi Multiplikasi serta perlekatan lanjut bakteri yang ada dengan bakteri baru Dalam tiga hari, Pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaaan gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, spesies Capnocyttophaga, Fusobakterium nucleatum, dan Porphyromonas gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam massa plak.Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Fase akhir pematangan plak pada hari ke 7 ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya bakteri gram negatif.

Komposisi PlakAda 3 komposisi yang membentuk plak dental yaitu mikroorganisme, matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan komponen anorganik. Kompisisi plak yang terbesar adalah mikroorganisme. Diperkirakan lebih dari 400 spesies bakteri dijumpai dalam plak dental. Mikroorganisme non-bakteri yang dijumpai dalam plak adalah spesies Mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus. Mikroorganisme tersebut berada diantara matriks interseluler yang juga mengandung sedikit jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag, dan leukosit.Suatu penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang dominan dalam semua plak gigi adalah jenis kokus terutama Streptokokus yang dapat menghasilkan asam dengan cepat dari hasil metabolisme karbohidrat. Mikroorganisme tersebut selain mampu membentuk asam (asidogenik) juga tahan asam (asidurik).Matriks interseluler merupakan 20-30% massa plak yang mengandung bahan organik dan abahan anorganik. Komponen organik terdiri dari Bahan organik yang mencakup polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak. Komponen anorganik yang ditemukan terutama kalsium dan fosfor yang terutama berasal dari saliva. Kandungan organik semakin meningkat seiring dengan pembentukan kalkulus.

Bahan Anti-Plak1. Permen karetMengunyah permen karet yang mengandung Xylitol atau sorbitol (pengganti gula), mempunyai efek pengurang plak. Xylitol tidak bisa digunakan oleh bakteri, sehingga membuat bakteri tersebut kelaparan. Begitu bakteri mati, kerusakan gigi juga akan berkurang.2. Pasta gigiPilihlah pasta gigi mengandung komponen pencegah plak. Colgate Total misalnya, mengandung substansi antibakteri bernama triclosan yang diklaim bisa mengurangi plak dan tetap aktif dalam mulut selama 12 jam setelah penggunaan.3. PolifenolTeh hijau, anggur merah dan jus cranberry mengandung substansi yang dikenal dengan polifenol. Komponen ini mengurangi pembentukan plak dan mencegah bakteri penyebab gigi berlubang menempel di gigi.4. Minyak zaitunCobalah membatasi pembentukan plak dan menguatkan gigi dengan menambahkan minyak zaitun ke dalam salad atau masakan Anda. Peneliti menemukan, minyak zaitun mengandung oleuropein, komponen antibakteri yang mencegah bakteri 'gram negative' menempel di gigi. Bakteri 'gram negative' merupakan pemicu penyakit gusi dan penurunan kepadatan tulang.Selain itu, minyak zaitun melapisi gigi dengan molekul-molekul lemak sehingga mencegah pembentukan plak. Diet sumber lemak dan minyak lainnya juga membantu menetralkan asam yang diproduksi bakteri dalam plak. (kalbe.co.id)

FLORA NORMAL RONGGA MULUTFlora rongga mulut terdiri dari kelompok mikrorganisme meliputi: bakteri, fungi, mikoplasma, protozoa serta virus. 2.1 Kokus Gram PositifGram positif bentuk kokus, chains, terkadang berkapsul, non motile, anaerob fakultatif, media: selektif MSA.2.1.1 Genus Streptococus1. Kelompok MutansSpecies utama adalah Streptococcus mutans serotipe c, e, f ; S. sobrinus serotipe d, g; S. rattus serotipe b; S. ferus; Steptococcus downei serotipe h, S. macacae. Karakteristik kultur : konveks, opaque, menghasilkan polisakarida ekstraseluler pada media yang mengandung sukrosa, MSA + bacitracin agar. Keberadaan di RM & infeksi : tooth surface, dental caries2. Kelompok Mitis Spesies utama : Streptococcus.mitis, S. sanguis, S. gordoni, S.oralis, S. crista Karakteristik kultur : koloni tidak melekat (S.mitis & S.oralis ), kecil & elastis (S. sanguis) pd MSA. Keberadaan di RM & infeksi: plak gigi, lidah dan pipi, infeksi endokarditis kecuali S.mitis.3. Kelompok Salivarius Spesies utama : S. salivarius; S.vestibularis. Karakteristik kultur: koloni mukoid dan besar pada MSA, juga menghasilkan fruktan ekstra seluler (polimer dari fruktosa dengan struktur levan). S.vestibularis tidak menghasilkan polisakarida ekstraseluler dari sukrosa menghasilkan urease dan hidrogen peroksida. Keberadaan di RM & infeksi: dorsum lidah & saliva pada umumnya tidak bersifat pathogen4. Anaerobic streptococci (genus Peptostreptococcus)Spesies utama: P. anaerobicus, P. micros, P.magnus. Karakteristik kultur: anaerob, pertumbuhan lambat, biasanya non hemolitik. Keberadaan di RM & infeksi: pada gigi, khususnya karies dentin, abses periodontal &dentoalveolar dalam kultur campur.5. Kelompok AnginosusSpesies utama : Streptococcus constellatus, S. intermedius, S. anginosus. Karakteristik kultur : Tergantung CO2, ukuran kecil, koloni tidak melekat pada MSA. Keberadaan di RM & infeksi: krevikuler gingiva, infeksi dentoalveolar & endodontik.

2.1.2 Genus StomatococcusSpesies utama : Stomatococcus (bentuk Micrococcus) mucilagenosus. Karakteristik kultur : koagulase negatif, koloni besar melekat pada permukaan agar darah, anaerob fakultatif. Keberadaan di RM & infeksi : umumnya pada lidah, krevikuler gingiva, bukan merupakan patogen oportunis.

2.1.3 Genus StaphylococcusGram positif bentuk kokus, bergerombol, tidak berspora, non motile, beberapa strain memiliki kapsul. Spesies utama : Staphylococcus aureus, S. epidermis (S.albus), S. saphrophyticus. Keberadaan di RM & infeksi:Proporsi Staphylococcus aureus lebih banyak terdapat dalam saliva subyek sehat.

2.2 Kokus Gram Negatif

2.2.1 Genus Neisseria diplokokkus gram negativeSpesies utama : Neisseria subflava, N.mucosa, N. sica. Karakteristik kultur : menghasilkan asakharolitik dan non polisakarida, aerob fakultatif. Keberadaan di RM & infeksi: diisolasi dalam jumlah yang lebih sedikit dari lidah, saliva, mukosa rongga mulut dan awal pembenukan plak, mengkonsumsi O2 pada tahap awal pembentukan plak, menyediakan kondisi kondusif untuk pertumbuhan anaerob, jarang berkaitan dengan penyakit.

2.2.2 Genus Veilonella kokkus kecil gram negativeSpesies utama: Veilonella parvula, V. dispar, V. atypical. Karakteristik kultur: anaerob obligat, media selektif Rogosa vancomysin agar, tidak menghasilkan glukokinase dan frukto kinase sehingga tidak bisa memetabolisme karbohidrat. Oleh karena itu ia menggunakan laktat hasil dari bakteri lain & dan pH plak, berhubungan dengan karies gigi. Keberadaan di RM & infeksi: Diisolasi dari permukaan lidah, saliva dan plak gigi, tidak berhubungan dengan penyakit.

Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan dental plakMenurut Carlsson (dalam Klaus, 1989) faktor faktor yang mempengaruhiproses pembentukan dental plak adalah sebagai berikut :1. Lingkungan fisik yang meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringansekitarnya, struktur permukaan gigi, dimana plak akan jelas terlihat setelahdilakukan pewarnaan dengan menggunakan disclosing solution. Pada daerahyang terlindung karena kecembungan permukaan gigi, gigi yang letaknyasalah, permukaan gigi dengan kontur tepi gusi yang buruk, permukaanemail yang cacat dan daerah cemento enamel junction yang kasar, terlihatjumlah plak yang terbentuk lebih banyak.2. Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah pada permukaan gigi yangtidak terlindung dan pemeliharaan kebersihan mulut dapat mencegah ataumengurangi penumpukan plak di permukaan gigi.3. Pengaruh diet terhadap pembentukan plak ada dua aspek yaitu : pengaruhnyasecara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber makanan bagi bakteri di dalamplak. Keras lunaknya makanan mempengaruhi pembentukan plak, plak akanterbentuk apabila kita lebih banyak menkonsumsi makanan lunak. Terutamanya makanan yang mengandung karbohidrat jenis sukrosa karena akan menghasilkan dektran dan levan yang memegang peranan penting dalampembentukan matrik plak.