PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

21
i PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT Makalah Disusun sebagai Uji Kompetensi mata kuliah Agama Katolik Oleh Laurensia Claudia Pratomo K7413090 PROGRAM STUDI EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

description

PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

Transcript of PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

Page 1: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

i

PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT

Makalah

Disusun sebagai Uji Kompetensi mata kuliah Agama Katolik

Oleh

Laurensia Claudia Pratomo

K7413090

PROGRAM STUDI EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kesempatan dan

kemudahan dalam penyusunan makalah ini. Adapun penulisan makalah ini dibuat

sebagai Uji Kompetensi mata kuliah Agama Katolik.

Terimakasih penulis ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

(UNS)

2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

3. Rm. Bagus Dwiko, S. J., selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar

telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

4. Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana selaku pendamping dalam observasi

dan pembuatan makalah.

5. Keluarga dan rekan-rekan seperjuangan, yang telah memberikan dorongan

dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama

mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.

Serta semua pihak yang telah banyak membantu saya dan tidak saya

sebutkan. Dengan terselesaikannya makalah dengan judul “PROSES

SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN”, penulis berharap makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak, baik untuk menginspirasi maupun sebagai apresiasi.

Makalah ini telah penulis selesaikan dengan semaksimal mungkin, namun

apabila terdapat kekurangan. Saya sebagai penulis dengan senang hati menerima

kritik dan saran dari para pembaca.

Surakarta, Desember 2013

Penulis

Page 3: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk individu dan juga makhluk sosial. Agar

dapat menjadi manusia sosial yang sebenarnya, artinya agar dapat hidup

dan berfungsi di tengah sesamanya, seseorang harus belajar menyesuaikan

diri dengan berbagai harapan dan tuntutan yang ada di dalam hidup

pergaulan bersama. Belajar menyesuaikan diri semacam ini disebut belajar

sosial atau proses sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsung melalui

interaksi, hubungan timbal balik antara seseorang dengan bermacam-

macam faktor yang ada di masyarakat, berupa manusia sendiri, kebiasaan,

nilai, pola-pola tingkah laku, kaidah-kaidah perilaku, hukum, dan

sebagainya. Kiranya dapat dimengerti bahwa proses sosialisasi itu

memainkan peran yang penting dalam perkembangan kepribadian

seseorang, dalam mewujudkan potensi manusianya menjadi manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kegiatan sehari-hari anak panti asuhan?

2. Bagaimana hubungan antara anak panti asuhan satu dengan yang

lain?

3. Bagaimana hubungan anak panti asuhan dengan teman

sekolahnya?

4. Bagaimana hubungan anak panti asuhan dengan masyarakat di

sekitar lingkungannya?

5. Bagaimana dampak yang diakibatkan oleh sikap masyarakat dan

teman sekolah karena menyingkirkan anak panti asuhan?

Page 4: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

2

C. Tujuan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengupas masalah nyata yang

dialami anak panti asuhan, seperti masyarakat yang menyingkirkan

mereka. Khususnya dalam makalah ini akan dibahas mengenai faktor

penyebabkan anak panti asuhan yang disingkirkan oleh masyarakat,

dampak yang timbul.

Page 5: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

3

BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Orville G. Brim (1967), “Socialization refers to the process

by which persons acquire the knowledge, skills, and dispositions that

make them more or less able members of their society”. Menurut

beliau tersebut sosialisasi itu adalah proses yang dilakukan orang untuk

memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dalam rangka

menjadi anggota masyarakat yang cakap (mampu hidup di tengah

masyarakat).

Melalui proses sosialisasi seseorang berkembang dari original nature

ke human nature, artinya seseorang berkembang dari individu dalam

keadaan asli yang bersifat nonsosial menjadi pribadi atau makhluk

sosial yang berbudaya.

Proses sosialisasi terjadi dalam kelompok atau lembaga sosial.

Lembaga sosial yang ada dalam masyarakat banyak macamnya, namun

diantaranya yang berperanan pentiang ialah: keluarga, kelompok

sebaya, sekolah, kelompok keagamaan, perkumpulan pemuda,

lembaga politik, lembaga ekonomi, dan media massa.

Bagi anak, kelompok sebaya ialah kelompok anak-anak tertentu yang

saling berinteraksi. Setiap kelompok memiliki peraturan-peraturannya

sendiri, tersurat maupun tersirat; memiliki tata-sosialnya sendiri; dan

mempunyai harapan-harapannya sendiri bagi para anggotanya. Kecuali

itu setiap kelompok sebaya itu juga mempunyai kebiasaan, tradisi,

perilaku, dan bahasa sendiri. Kelompok sebaya mempunyai berbagai

macam fungsi diantaranya; mengajarkan kebudayaan, mengajarkan

mobilitas sosial, dan menyediakan peranan sosial yang baru.

Page 6: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

4

Lembaga sosial yang selanjutnya adalah sekolah. Sekolah berbeda

dengan keluarga dan kelompok sebaya sebagai lembaga sosialisasi

dalam hal: (1) Sekolah mempergunakan standar atau ukuran yang

bersifat obyektif dan ipersonal, (2) Sekolah lebih menekankan pada

penguasaan pengetahuan, (3) Sekolah menangani pencapaian tujuan

jangka panjang. Terdapat kombinasi antara hubungan yang bersifat

efektif (penuh kasih) dan personal (pribadi). Fungsi sekolah

diantaranya meliputi: (1) Perkembangan pribadi dan pembentukan

kepribadian, (2) Transmisi kultural, (3) Integrasi sosial, (4) Inovasi, (5)

Pra-seleksi dan pra-alokasi tenaga kerja.

Page 7: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

5

BAB III

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Komunitas Masyarakat yang Dikunjungi

1. Panti Asuhan Misi Nusantara

Beralamat di Bibis Wetan Rt. 04 Rw. XX Kelurahan Gilingan,

Kecamatan Banjarsari, Solo, Indonesia. Memiliki fasilitas yang

cukup lengkap dalam menunjang kehidupan anak panti asuhan.

Letaknya berdekatan dengan sekolah, sehingga memudahkan

anak panti asuhan menuntut ilmu pendidikan.

a) Sejarah

Sebelum menjadi sebuah panti asuhan yang merawat anak-

anak dari berbagai pelosok daerah di Indonesia, dulunya

tempat tersebut merupakan sebuah gereja Kristen Protestan

yang kemudian beralih fungsi sebagai sebuah panti asuhan

anak.

b) Sistem Kepengurusan

Panti Asuhan Misi Nusantara mengandalkan tenaga kerja

terampil serta didampingi oleh beberapa staff yang

bertanggungjawab dalam mengurus anak-anak.

c) Komunitas masyarakat

Setiap hari terdapat interaksi antara penghuni panti asuhan,

baik anak-anak serta pengurus panti asuhan dengan

masyarakat. Masyarakat terkadang mendatangi panti

asuhan, meski terkadang hanya sekedar berbagi cerita.

Page 8: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

6

2. Panti Asuhan Anak Mandiri

Beralamat di Jalan Sidomukti, Cemani, Grogol, Jawa Tengah,

Indonesia. Memiliki fasilitas yang cukup lengkap dalam

menunjang kehidupan anak panti asuhan. Letaknya yang dekat

dengan pusat kota Solo, memudahkan anak panti asuhan

memperoleh sarana transportasi untuk pergi ke sekolah.

a) Sejarah

Anne Dakin, seorang wanita berkebangsaan Inggris

merupakan kepala asrama sekaligus pendiri Panti Asuhan

Anak Mandiri. Pada mulanya, beliau bekerjasama dengan

rekan-rekannya mengumpulkan dana untuk mendirikan

panti asuhan. Sebelumnya bernama Panti Asuhan Beth-

Shan.

b) Sistem Kepengurusan

Panti Asuhan Anak Mandiri mengandalkan tenaga kerja

terampil serta didampingi oleh beberapa staff yang

bertanggung jawab dalam mengurus anak-anak. Terdapat

beberapa orang staff yang dulunya merupakan salah satu

anak panti asuhan dan memutuskan untuk mengabdikan

dirinya.

c) Komunitas masyarakat

Interaksi dengan masyarakat cenderung tertutup. Bukan

hanya karena letak panti asuhan di jalan yang ramai, namun

juga karena masyarakat sekitar lingkungan panti asuhan

bersifat individualis. Sehingga komunikasi sosial jarang

terjadi, sekalipun hanya bertegut sapa.

Page 9: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

7

B. Analisis Masalah

1. Pembahasan Hasil Analisa Sosial

a) Kegiatan sehari-hari anak panti asuhan

Seperti pada panti asuhan umumnya, mereka memiliki

jadwal khusus yang mengatur kegiatan sehari-hari.

Namun menurut anak-anak, jadwal tersebut tidak

memberatkan mereka, meskipun mereka juga memiliki

tugas sekolah. Selain jadwal yang sudah diatur, mereka

juga memiliki tugas individu yang sudah dibagi

sebelumnya, seperti: memasak, mencuci, membersihkan

kamar, hingga menjaga adik mereka yang masih balita.

Di samping itu, mereka juga memiliki jadwal doa yang

teratur.

b) Hubungan antara anak panti asuhan satu dengan yang

lain serta dengan para staff panti asuhan

Walaupun anak-anak dan para staff di Panti Asuhan

Misi Nusantara serta Panti Asuhan Anak Mandiri tidak

memiliki ikatan darah, namun mereka semua memiliki

hubungan kekeluargaan yang sangat kuat. Anak-anak

sudah menganggap para staff sebagai orang tua mereka,

karena merekalah yang sudah merawat dan mendidik

mereka semenjak kecil. Adanya sikap saling

bertanggung jawab antara anak satu dengan yang lain.

Hubungan rohani mereka juga sangat terasa, terutama

saat mereka melakukan doa bersama.

Page 10: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

8

c) Hubungan anak panti asuhan dengan teman

sekolahnya?

Anak panti asuhan cenderung dijauhi oleh teman

sekolahnya karena dianggap memiliki strata sosial yang

lebih rendah. Hal itu dikarenakan anak panti asuhan

dipandang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan

sekunder dan tersier mereka, karena kebutuhan tersebut

memperlihatkan seberapa tinggi kemampuan ekonomi

seseorang meskipun kebutuhan primer yang (mungkin)

dapat dipenuhi oleh pihak panti asuhan.

d) Bagaimana hubungan anak panti asuhan dengan

masyarakat di sekitar lingkungannya?

Anak panti asuhan dipandang memiliki perbedaan pada

tingkat strata sosial dengan masyarakat umum yang

tinggal di rumah pribadi dan menganggap anak panti

asuhan kurang mampu memenuhi kebutuannya,

terutama kebutuhan sekunder.

e) Bagaimana dampak yang diakibatkan oleh sikap

masyarakat dan teman sekolah karena menyingkirkan

anak panti asuhan?

Perlakuan yang diterima oleh anak panti asuhan bukan

hanya berdampak negatif namun juga berdampak

positif. Dampak negatif berakibat pada perkembangan

mental anak tersebut. Anak yang seharusnya dapat

berkembang dan memiliki semangat yang tinggi

menjadi minder dengan kondisi yang dialaminya.

Namun disisi lain, sikap menyingkirkan yang diterima

oleh anak panti asuhan membuat mereka menjadi

Page 11: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

9

pribadi yang kuat dan menumbuhkan sikap yang lebih

dewasa.

2. Penarikan akar masalah

3. Pembahasan Akar Masalah

Berdasarkan hasil observasi bersama kelompok saya, kami

memperoleh data bahwa anak panti asuhan cenderung

disingkirkan oleh masyarakat, terutama oleh teman sekolahnya.

Mereka dianggap berbeda karena tinggal di panti asuhan.

Selain itu dikarenakan tingkatan sosial yang mereka miliki

tidak setara dengan masyarakat pada umumnya. Ketidaklayaan

mereka dijadikan sebagai olok-olokan bagi teman-temannya.

Kebutuhan primer mungkin mampu dipenuhi oleh pihak panti

asuhan, namun tidak untuk kebutuhan sekunder dan tersier.

Anggapan ini memunculkan pandangan kebutuhan anak panti

Anak panti asuhan jauh dari sosok orang tua kandung

Kebutuhan anak panti asuhan dari segi ekonomi dan afeksi kurang tercukupi dibanding masyarakat pada umumnya

Tingkatan sosial anak panti asuhan dianggap tidak setara dibanding masyarakat pada umumnya

Anak panti asuhan disingkirkan oleh masyarakat

Page 12: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

10

asuhan dari segi ekonomi dan afeksi kurang tercukupi

dibanding masyarakat pada umumnya. Tercukupinya

kebutuhan “mewah” menunjukkan tingkatan sosial dalam segi

ekonomi mereka. Teman sekolah yang kebutuhan “mewah”nya

tercukupi cenderung memandang sebelah mata pada anak panti

asuhan, mereka merasa lebih baik dan layak dibandingkan

mereka. Ketidakmampuan mereka diakibatkan anak panti

asuhan jauh dari sosok orang tua kandung. Selain tugas orang

tua yang seharusnya membesarkan dan mendidik, mereka

jugalah yang dapat memenuhi kebutuhan sekunder maupun

tersier.

Kesimpulannya adalah sosok orang tua kandung sangat penting

untuk anak panti asuhan. Kehadiran sosok orang tua kandung

bukan semata-mata hanya karna untuk memenuhi kebutuhan

sekunder dan tersier anak tersebut, namun kehadiran sosok

orang tua kandung akan memberikan kekuatan pada anak untuk

tumbuh dan berkembang, baik dari segi mental maupun

spiritual. Memberikan perhatian dan juga kasih sayang yang

seharusnya mereka terima seperti halnya anak yang lainnya.

Keberadaan mereka juga lebih bermanfaat untuk menunjang

kehidupan anak, daripada sekadar barang “mewah”.

Page 13: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

11

BAB IV

REFLEKSI IMAN

Selain memperoleh data untuk memenuhi tugas kuliah Agama Katolik,

saya mendapatkan pengalaman dapat bertemu langsung dan mengetahui

banyak hal, terutama mengenai bagaimana mereka menjalani kehidupan

mereka sehari-hari. Sikap semacam apa yang diperlihatkan kepada orang

yang memperlakukan mereka berbeda.

Saya merasa Tuhan menyertai kami dalam kegiatan tersebut. Kami

langsung dapat saling akrab, dengan bermain dan saling berbagi cerita

masing-masing. Adanya sikap terbuka mereka terhadap “orang luar” juga

mempengaruhi proses analisa sosial kami.

Orang yang dipandang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel

(KLMTD) ternyata memiliki sosok kuat dalam menghadapi takdir mereka.

Tidak putus asa menghadapi cobaan dan menerima semuanya dengan

membuktikan kepada orang lain yang menganggap mereka berbeda.

Terkadang kita meresa apa yang kita alami tidak adil, namun bila kita

bercermin kepada mereka, kita akan merasa bersyukur atas hidup yang

diberikan oleh Tuhan karena apa yang kita hadapi tidak sesulit dan seberat

yang mereka rasakan.

Saya berharap masyarakat tidak memandang mereka lebih rendah hanya

karena perbedaan mereka. Meski dalam segi ekonomi dan afeksi berbeda,

mereka juga sama seperti kita. Tuhan melakukan itu semua pasti memiliki

suatu tujuan. Tuhan membentuk mereka agar lebih kuat dalam menjalani

hiudp dan agar membuat mereka lebih dekat dengan Tuhan. Dan kita, yang

ada di sekitar mereka hendaknya lebih malu karena kita sendiri yang

dilahirkan dengan keadaan lebih dari mereka justru tidak dapat berbuat

sesuai dengan jalan Tuhan. Hendaknya kita memperlakukan mereka tanpa

membedakan status sosial.

Page 14: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

12

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Masyarakat memandang mereaka kurang mampu dalam memenuhi

kebutuhan sekunder maupun tersier mereka, sehingga hal inilah yang

menyebabkan faktor disingkirkannya anak panti asuhan.

2. Meskipun kebutuhan primer mereka tercukupi, namun kebutuhan

sekunder dan tersier mereka tidak mampu terpenuhi karena mereka

jauh dari sosok orang tua kandung.

3. Sosok orang tua kandung memiliki peran yang besar dalam

perkembangan anak baik secara mental maupun spiritual.

4. Dampak positif akan mereka dapatkan bila mereka memandang

kondisi mereka sebagai bentuk campur tangan Tuhan, bahwa Tuhan

melakukan itu semua dengan tujuan membentuk mereka menjadi

pribadi yang kuat dan dewasa.

5. Dampak negatif apabila mereka terus menyesali kondisi mereka dan

berakibat pada perkembangan mental mereka karena penyingkiran

tersebut tanpa melakukan perubahan.

B. SARAN

1. Hendaknya masyarakat lebih memahami akan kekurangan sesama dan

menyadari bahwa hidup beriman harus didasari oleh kasih.

2. Hendaknya KLMTD tidak merasa rendah diri dengan kondisi mereka

dan lebih menyadari adanya campur tangan Tuhan atas hidup mereka.

3. Hendaknya kita sebagai seorang beriman mampu memandang

fenomena-fenomena kemanusiaan berdasarkan kacamata iman kita

seperti yang Telah di ajarkan Kristus untuk saling mengasihi.

Page 15: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

13

DAFTAR PUSTAKA

Briin, Orville G, Jr and Wheeler, Starton., Socialization After Childhood, John Wiley & Sons, Inc., New York-London-Sydney, 1967.

Prawira, Purwa A. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru

Jogjakarta: ar-ruzz media

Mahmud, Dimyanti. 1989. Dasar-dasar Sosiologi Pendididkan (Suatu

Penelitian Kepustakaan). Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Page 16: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

14

LAMPIRAN

Daftar Anak Panti Asuhan Anak Mandiri

Desember 2013

NO NAMA P/L UMUR KETERANGAN

1 Endang Iswahyuningsih P 46 th Cacat mental

2 Otniel Prayoga L 21 th SMK

3 Anisa Mega Fortuna P 18 th LULUS SMK

4 Christian Yoseph L 16 th SMK

5 Ghivansa Oeswanda Astari P 14 th SMK

6 Putra Topan Mahardika L 15 th SMK

7 Yabes Alfian Tambunan L 16 th SMK

8 Yohana Novitasasari P 14 th SMK

9 Febi Susanti P 13 th SMP

10 Tamara Ayustina P 14 th SMP

11 Aldian L 14 th SMP

12 Selvin Viducia P 8 th SD

13 Pusparini P 8 th SD

14 Cahaya P 3 th BALITA

15 Putri P 2 th BALITA

16 Valentino L 1 th BALITA

27 Bondan L 2 th BALITA

28 Varrand L 1 th BALITA

29 Natasha Gifta P 6bln BALITA

20 Shara Putri Fransiska Amelya P 5 th BALITA

21 Muhamad Marvel Ramdani L 1 th BALITA

Page 17: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

15

ANALISA SOSIAL KELOMPOK 2

KLMTD : ANAK YATIM PIATU

Data Observasi

1. Tempat : Panti Asuhan Anak Mandiri dan Panti Asuhan Misi

Nusantara

2. Hari, tanggal : Jumat. 6 Desember 2013

3. Waktu : 16.30 – 20.00 WIB

4. Narasumber : Rentang usia antara 7 hingga 18 tahun

Diana, Elny, Sany, Kevin, dkk (Panti Asuhan Misi

Nusantara)

Febi, Yohana, Tamara, Christian, dkk (Panti Asuhan Anak

Mandiri)

Hasil Wawancara

1. Bagaimana kehidupanmu sehari-hari?

Seperti pada panti umumnya, mereka memiliki jadwal khusus untuk

mengatur kegiatan mereka. Namun, menurut anak-anak jadwal tersebut

tidak memberatkan mereka. Selain jadwal yang sudah diatur, mereka juga

memiliki tugas individu yang sudah dibagi sebelumnya seperti memasak,

mencuci, membersihkan kamar hingga menjaga adik mereka yang masih

bayi dan balita. Di samping itu, mereka juga memiliki jadwal doa yang

teratur.

2. Hal-hal apa yang menarik dalam kehidupanmu sehari-hari?

Mereka merasa bahagia ketika bermain bersama dengan anggota panti

yang lain, meskipun mereka tidak pernah pergi jauh meninggalkan panti

(Panti Asuhan Misi Nusantara) sendirian untuk pergi bermain di luar.

Mereka merasa sangat erat hubungan persaudaraannya satu sama lain.

Page 18: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

16

3. Bagaimana prestasimu di sekolah?

Kebanyakan dari mereka mendapat peringkat 10 besar di kelasnya. Hal ini

menjadi kebanggaan tersendiri akan kemampuan mereka yang mandiri

dalam belajar hingga mereka mendapatkan prestasi sedimikian rupa.

Dengan fasilitas teknologi modern (handphone, komputer, dan koneksi

internet) yang bahkan tidak ada, mereka mampu bersaing dengan siswa-

siswa lain di kelasnya.

4. Bagaimana teman-temanmu di sekolah?

Sebagian dari mereka memiliki banyak sahabat, namun ada juga teman

mereka yang mempermasalahkan mengenai status sebagai anak panti.

Namun dengan adanya olokan-olokan semacm itu, mereka menjadi lebih

dewasa dalam menghadapinya. Bahkan mereka menyadari, “Kalau saya

nggak di panti, mau jadi apa saya? Malahan dengan saya ada di panti ini

saya bisa terbentuk”.

5. Sejauh mana Tuhan berperan dalam hidupmu?

Mereka merasa ada campur tangan Tuhan dalam hidup mereka tentang apa

yang telah Ia buat untuk mereka. Dan mereka memandang kondisi ini

bukan sebuah kepahitan, namun kasih Tuhan pada mereka sehingga

mereka kini ada di panti dengan kondisi yang sedemikian baik.

6. Kesimpulan

Mungkin sebagian orang merasa bahwa mereka merupakan kaum yang

lemah dan tersingkir. Memang bisadikatakan demikian karena sebagian

dari mereka disingkirkan dengan sengaja oleh orang tua dan teman-

temannya, namun di lain sisi mereka tidak lemah, karena mereka dapat

mengatasi kondisinya hingga bisa sedemikian mandiri. Dan, mereka tidak

tersingkir, karena Tuhan telah merangkul mereka dan menjadi sebuah

ajaran untuk kita. Kaum lemah dan tersingkir bolehlah dikatakan karena

Page 19: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

17

memang mereka “lemah” dan “tersingkir” menurut pandangan orang lain,

namun tidak bagi diri mereka sendiri karena mereka kuat dan mandiri.

Page 20: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

18

Foto Bersama Anak Panti Asuhan Misi Nusantara

Page 21: PROSES SOSIALISASI ANAK PANTI ASUHAN DI  LINGKUP SEKOLAH DAN MASYARAKAT SOLO

19

Foto Bersama Anak Panti Asuhan Anak Mandiri