PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI PERANGKAT ...repository.uinjambi.ac.id/5161/1/BARONNI...
Transcript of PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI PERANGKAT ...repository.uinjambi.ac.id/5161/1/BARONNI...
-
i
PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI PERANGKAT DESA
BERDASARKAN PERTAURAN DAERAH KABUPATEN
TEBO NOMOR 4 TAHUN 2018
( Studi di Desa Rantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo)
SKRIPSI
Di Susun Oleh :
BARONNI PHALEVY
NIM : SIP. 162252
PEMBIMBING :
Pembimbing I Siti marlina, S.Ag.,M.H.I
Pembimbing II Sigit Hartono. M.A
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020/1441 H
-
i
-
ii
-
iii
-
iv
MOTTO
Artinya: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita),
karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja . (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (
Q.S. Al Qhasas ayat 26 )1
1 Q.S. Al Qhasas ayat 26
-
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur saya persembahkan ke hadirat Mu Ya Allah Subhanahu
Wata‟ala atas segala nikmat yang telah engkau berikan baik kesehatan
jasmani maupun rohani sehingga saya Bisa menyelesaikan skripsi ini,
sholawat beriringan dengan salam tak lupa saya hadiahkan kepada
baginda Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman
Jahilliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
yang saya rasakan saat ini. Terimakasih telah tempatkan saya diantara
kedua malaikat Mu yang setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku,
membimbingku dalam keadaan susah maupun senang, saya selalu dikasihi
dan disayangi dengan baik. Skripsi ini terkhusus saya persembahkan
kepada Lelaki yang tak kenal Lelah, untukmu ayahku (Bambang
Surawan) dan Malaikatku ibunda (Rani Yanti). Terimakasih atas
semangat, jerih payah serta perjuangan kalian yang belum sempat
terbalaskan. Ya Allah, berikanlah syurga Firdaus dan jauhilah kedua
orang tua saya dari siksaan api neraka. Teruntuk kakeku (kamarudin dan
Alm. M. amin nasib) yang selalu mengajarkan sebuah arti kehidupan
tanpa kenal bosan, Terimakasih sudah menjadi contoh yang baik untukku.
Teruntuk Adik ( tegar pamungkas )yang menjadi teman berkelahi ketika
dirumah. Teruntuk keuarga Besar kamarudin dan keluarga besar M. amin
nasib Teruntuk Sahabatku tercinta yang tergabung dalam grup CANDA
TAWA, ( Candra Kurnia, Desri Kurniawan, Prio Giri Lawu, Arip
Pirman Rotani Erlangga ) Terimakasih sudah membersamai selama
perjuangan.
Teruntuk Teman-Temanku Lokal Ilmu Pemerintahan kalian Luar
Biasa
Teruntuk Keluarga 1 Bulanku (Posko 21 tanjung mudo),
Teruntuk Teman seperjuangan (Silvi Ningsih )
Teruntuk sahabat-sahabatku ( Ineke Kusuma Wardani, Raka Putra )
Teruntuk kamu, yang masih Allah Rahasiakan.
-
vi
Dan semua pihak yang maaf tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terimakasih buat segala dukungan dan Do‟anya, hidupku terlalu
berat untuk mengandalkan diri sendiri tapa melibatkan Allah dan Orang
lain. Ya Allah yang Maha segalanya berikanlah mereka kesehatan, rezeki,
kesabaran, kekuatan, ketaqwaan, keimanan dan sebagainya dalam
menjaga kami, sehingga kami sampai pada saat ini. Didalam setiap
langkah-langkah saya berusaha akan mewujudkan harapan-harapan yang
kalian impikan didiriku, meskipun belum semua saya raih insyaAllah atas
dukungan dan do‟a restumu semua mimpi itu akan terjawab dimasa yang
akan datang. Terimakasih saya ucapkan kepada teman-teman saya yang
seperjuangan, Semoga kita semua dalam Ridho Allah Subhanahu
Wata‟ala dunia dan akhirat, aka senantiasa Allah anugerahkan untuk kita
semua, Aamiin Aamiin Aamiin Ya Robbal‟ Alamin
-
vii
ABSTRAK
Baronni Phalevy, SIP 162252 : Proses Seleksi Dan Rekrtumen Perangkat Desa (
Studi Di Desa Rantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo )
Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa dan Pengangkatan
Perangkat Desa, adalah aturan yang digunakan oleh desa Rantau Kembang dalam
menyelnggarakan proses seleksi dan rekrutmen perangkat desa baru pada tahun
2019. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan peraturan yang berlaku
dengan yang terjadi pada saat proses seleksi dan rekrutmen perangkt desa Rantau
Kembang, serta faktor pendukung dan penghambat proses seleksi dan rekrutmen
perangkat desa Rantau Kembang tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan
adalah dengan metode kualitatif dengan pendekatan yuridis empiris. Teknik
pengumpulan data mengunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari
penelitian yang dilakukan menghasilkan bahwa proses pengrekrutan di desa
Rantau Kembang telah memenuhi aspek yang ada dalam undang-undang yang
berlaku. Hasil dari skripsi ini adalah telah dijalankanya aturan yang ada dengan
baik, terpilihnya perangkat desa dan juga staf BPD Yang baru serta terjadinya
komunikasi yang baik antara pemerintah desa dan juga panitia sehingga dapat
menjalankan proses seleksi dengan baik dan benar sesuai dengan undang-undang
yang berlaku. Diharapakan untuk proses seleksi yang akan datang dapat
menjadikan seleksi tahun 2019 menjadi tolak ukur proses seleksi selanjutnya.
Kata Kunci : Desa Rantau Kembang, Proses Rekrutmen Perangkat Desa,
Kantor Desa Rantau Kembang
-
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT atas berkah nikmat dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudulSkripsi ini diberi
judul “Proses Seleksi dan Rekrutmen Perangkat Desa ( Studi di Desa Rantau
Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo ). sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.Sos) pada Program Studi
Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H selaku Dekan Fakultas Syari‟ah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Dr. Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr.
Ruslan Abdul Gani, S.H., M.H selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr. Ishak,
S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Syari‟ah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.Si., MSHS selaku Ketua Prodi Ilmu
Pemerintahan, dan Bapak Yudi Armansyah, S.Th.I., M.Hum selaku Sekretaris
Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
-
ix
5. Ibu Siti marlina, S.Ag.,M.H.I Selaku pembimbing I dan Bapak Sigit Hartono,
S.Pd., MA selaku Pembimbing II yang telah sabar membimbing dan
memberikan saran demi terciptanya skripsi ini. Terimakasih atas semangat dan
moitvasi sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, terimakasih atas ilmu dan waktu yang telah diberikan
kepada penulis selama di Prodi Ilmu Pemerintahan.
7. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua yang membutuhkan,
terutama bagi penulis. Tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saran
yang bersifat membangun penulis harapkan dan akhir kata penulis ucapkan
terima kasih, semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas
segala jasa dan budi baiknya serta melindungi dan meridhoi kita semua.
Aamiin Ya Rabbal Allamiin.
Jambi, September 2020
Penulis,
BARONNI PHALEVY
NIM: SIP162238
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
MOTTO ........................................................................................................ iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Batasan Masalah..................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
F. Kerangka Teori....................................................................................... 7
G. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 18
BAB II : METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ................................................................................... 21
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 21
C. Jenis Penelitian ....................................................................................... 22
D. Lokasi Penelitian .................................................................................... 22
E. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................... 22
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 23
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 25
-
xi
BAB III :GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian .................................................... 28
1. Sejarah Pemerintahan Desa Rantau Kembang ............................. 28
2. Visi Dan Misi Pemerintahan Desa Rantau Kembang .................. 30
3. Wilayah Geografis Desa Rantau Kemban.................................... 32
4. Sosial , Ekonomi, Budaya, Politik, masyarakat Rantau Kembang33
5. Stuktur Perangkat Desa Rantau Kembang ................................... 34
B. Gambaran Umum Panitia Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa
Rantau Kembang ................................................................................... 34
C. Stuktur Organisasi Panitia Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa
Rantau Kembang........ ............................................................................ 35
BAB IV :PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Dasar Hukum Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa Rantau
Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo .......................... .36
B. Proses Pembentukan panitia dan Proses Penyelengaraan Panitia
Rekrutmen
dan Seleksi Perangkat Desa di Rantau Kembang Kecamatan Rimbo
Ilir Kabupaten Tebo ........................................................................... 40
C. Faktor pengaruh dan capaian dalam Penyelenggaraan
Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa di Rantau Kembang
Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.. .......................................... 53
BAB V :PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 64
-
xii
LAMPIRAN
A. Jadwal Penelitian
B. Daftar Informan
C. Daftar foto-foto lapangan
D. Daftar data mentah primer/skunder
DATA INFORMAN
CURICULUM VITAE
-
xiii
DAFTAR SINGKAT
PERMENDAGRI : Peraturan Mentri Dalam Negeri
PERDES : Peraturan Desa
UUD 1945 : Undang-Undang Dasar 1945
KPMD : Kader Pembangunan Masayarakat Desa
BPD : Badan Permusyawaratan Desa
SKCK : Surat Keterangan Catatat Kepolisian
KTP : Kartu Tanda Penduduk
KK : Kartu Keluarga
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2011 desa Rantau Kembang masih menjadi desa
defenitif yang baru diresmikan oleh bupati tebo, dan pada saat itu desa
Rantau Kembang mulai berbenah untuk memperbaiki situasi pemerintahan
yang ada. Namun pada saat itu desa Rantau Kembang masih belum dapat
melakukan seleksi perangkat desa karena terkendala sumber daya manusia
dan juga sumber pembiayaan jadi desa kepala desa yang saat itu memilih
bperangkat desa berdasarkan hasil musyawarah beberapa staf desa dan
tokoh masyarakat. Hal ini disampaikan oleh sekretaris desa Rantau
Kembang yang dulu juga termasuk dalam beberpa perangkat desa yang
ditunjuk oleh kepala desa untuk menjadi perangkat desa pada waktu itu.
Namun terjadi ketidakmaksimalan baik itu pelayanan maupun yang
kinerja yang dilakukan oleh perangkat desa sehingga harus dilakukan
pergantian dari dibebrapa posisi salah satunya sekretaris desa menjadi kasi
pemerintahan dan sekretaris desa ditunjuk oleh kecamatan untuk mengisi
posisi sekretaris desa.
Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri Nomor 67 Tahun
2017, Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu kepala Desa
dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam
1
-
2
sekretariat Desa, dan unsur pendukung tugas kepala Desa dalam
pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan
unsur kewilayahan 2 dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik guna
melakukan tugasnya secara maksimal dan dapat memberikan pelayanan
prima bagi masyarakat desa.
Namun demikian yang terjadi di tingkat pemerintahan terendah
yaitu desa atau kelurahan justru banyak terjadi kejadian-kejadian yang
menyangkut rendahnya pelayanan pemerintahan kepada masyarakat baik
secara kualitas maupun kuantitas.
Masyarakat secara umum masih sering mengeluhkan para aparatur
pemerintah desa yang kurang pengertian pada kebutuhan warga. Agar
memperoleh pelayanan yang sederhana saja masyarakat sering dihadapkan
pada kesulitan, misalnya prosedur yang berbelit-belit.Aparat pemerintah
desa kurang merasa terpanggil untuk meningkatkan efisiensi dan
memperbaiki prosedur kerja.3
Desa Rantau Kembang adalah salah satu desa otonom yang
memiliki strutur pemerintahan serta susunan kelembagaan yang jelas yang
dipimpin oleh seorang kepala desa yang dalam tugasnya kepala desa
dibantu dengan oleh staf-staf yang berkerja sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya masing-masing.
2 peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2017
Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa 3 Ali, Eko Maulana, Kepemimpinan Transformasional Dalam Birokrasi Pemerintahan.
Pt. Multi Cerdas Publishing, 2012
-
3
Sebagai desa yang menjunjung tinggi prinsip good governance
desa Rantau Kembang mengadakan penjaringan perangkat desa guna
mencari sumber daya manusia di desa Rantau Kembang yang memiliki
kemampuan serta pemikiran yang inovatif serta kreatif untuk mengisi
jabatan sebagai kasi Pemerintahan dan juga staf BPD ( badan
permusyaratan desa ).
Proses penjaringan perangkat desa dibuka secara umum bertujuan
untuk menghindari isu dimasyarakat bahwa unusur nepotisme telah ada
sebelum seleksi diadakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
desa Rantau Kembang bapak Kusmedi yang bisa dikatakan sebagai kepala
desa yang baru beliau mengatakan
diadakan proses seleksi perangkat desa untuk mencari
masyarakat di desa Rantau Kembang yang mau ikut andil
dalam membatu desa dan mau menjadi pelayan yang baik bagi
masyarakat desa Rantau Kembang, dan juga seleksi dibuka
untuk siapapun yang memenuhi kriteria dan memenuhi syarat
yang tertera dalam peraturan boleh mengajukan diri. Hal ini
diperlukan karena untuk menghindari terjadinya nepotisme
yang ada di desa Rantau Kembang.4
Saat ini desa Rantau Kembang sedang memerlukan perangkat desa
di posisi kasi pemerintahan dan juga staf BPD ( badan permusyawaratan
desa ) dengan kemampuan serta bertanggung jawab untuk melayani
masyarakat desa dan membantu kepala desa menjalankan tugasnya dengan
tujun membangun desa yang lebih baik.
4Wawancara dengan Kusmedi Kepala Desa Rantau Kembang Tanggal 20 Desember
2019 di Kantor Desa Rantau Kembang
-
4
Selain dari faktor kurangnya kepuasan terhadap pelayanan yang
diberikan oleh pihak desa dalam proses pel;ayanan, masyarakat juga
berfikir ketidakmaksimalan ini terjadi karena adanya nepotisme di dalam
pemerintah desa itu sendiri, masayarakat beranggapan bahwa yang
menjadi perangkat desa adalah orang terdekat dari kepala desa itu ataupun
oaring yang memiliki hubungan baik dan berjasa pada kepala desa yang
duduk di kursi pemerintahan sekarang, 7 dari 10 orang mengatakan bahwa
desa yang akan terpilih dalam rekrutmen dan seleksi perangkat desa kali
ini adalah orang yang memiliki hubungan erat dengan kepala desa,
sedangkan yang lainya mengatakan tidak dan yang lain lagi tidak
menjawab,
Berdasarkan permasalahan yang adadiatas dan permasalahan yang
ada juga menjadi faktor penulis ingin meneliti lebih dalam lagi tentang
“Proses Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa ( Studi Di Desa Rantau
Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo ) “
B. Rumusan Masalah
Mengingat begitu pentinganya perangkat desa yang memiliki
kemampuan dan juga tanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh desa guna memujudkan keberhasilan dalam pembangunan
di sebuah desa maka dalam pembahasan ini akan membatasi pada
pelaksanaan pembahasan“Proses Pengrekrutan Perangkat ( Studi di Desa
Rantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo )” dan agar
-
5
penulisan ini lebih terfokus maka masalahnya dapat dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana Dasar Hukum Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa
Rantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo Tahun
2019 ?
2. Bagaiman Proses Pembentukan Panitia dan penyelenggaraan
Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa di Rantau Kembang
Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo Tahun 2019 ?
3. Apa Faktor yang mempengaruhi dan capaian dalam Penyelenggaraan
Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa di Rantau Kembang
Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo Tahun 2019 ?
C. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi perluasan pada pokok pembahasan dalam
penulisan skripsi ini, maka penulis akan membatasi penelitian dengan
fokus kepada pembahasan tentang proses pengrekrutan pengrekrutan
perangkat desa Rantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo,
yang dilaksanakan pada tahun 2019 dan menjawab stikma masyarakat
tentang .
D. Tujuan Penulisan
Penelitian ini hakekatnya adalah memberikan informasi atau
gambaran yang jelas terhadap mekanisme pengrekrutan perangkat desa
Rantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo melalui analisa
dan telaah data dan informasi yang diperoleh di lapangan. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah:
-
6
1. Ingin mengetahui dasar hukum pengrekrutan perangkat desa
Rantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo.
2. Mengetahui dengan jelas hasil dari proses pembentukan panita
selksi dan juga rekrutmen yang dilaksanakan di desa Rantau
Kembang
3. Ingin mengetahui proses penyelenggaraan rekrutmen di desa
Rantau Kembang.
4. Ingin mengetahui Faktor Penghambat dan Pendukung dalam
Penyelenggaraan Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa di
Rantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo
Tahun 2019
5. Ingin mengatahui Capaian hasil Rekrutmen dan Seleksi
Perangkat Desa di Rantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir
Kabupaten Tebo Tahun 2019
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan sebagai:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan studi danmenjadi salah
satu sumbangsih pemikiran ilmiah dalam melengkapikajian-kajian yang
mengarah pada pengembangan ilmu pemerintahan.Selain itu diharapkan
juga bisa dijadikan bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang
mengambil judul yang sama dan obyek yang berbeda.
-
7
2. Manfaat Praktis :
a. Bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan untuk menganalisis
permasalahan di lapangan tentang proses rekrutmen perangkat desa di
desa Rantau Kembang berdasarkan peraturan daerah Tebo Nomor 4
Tahun 2018 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa dan Pengangkatan Perangkat Desa
b. Sebagai sumbangsih pengetahuan kepada mahasiswa tentang
pengimplementasian proses rekrutmen perangkat desa di desa
Rantau Kembang
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi
stakeholders yang berkaitan langsung maupun tidak langsung,
khususnya mengenai implementasi proses rekrutmen perangkat desa
di desa Rantau Kembang
d. Sebagai bahan untuk memenuhi syarat dalam penyelesaian tingkat
pendidikan guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) jurusan
Ilmu Pemerintahan di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
F. Kerangka Teori
Konsep atau teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang disusun secara sistematis,
secara umum, konsep atau teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk
menjelaskan (eksplanation),meramalkan (prediction) dan pengendalian
(control) suatu gejala.Sedangkan kerangka teoritis didefinisikan sebagai suatu
-
8
model konseptual tentang bagaimana teorisasi dari suatu hubungan antara
masing-masing faktor yang telah didefinisikan sebagai penting untuk
masalah.5
Dari penjelasan di atas, maka untuk melengkapi suatu penelitian
perlunya disusun suatu kerangka teori, agar dapat mendukung konsep
penelitian dan sebagai penjelas konsep tersebut. Untuk itu penulis
memberikan definisi mengenai istilah-istilah yang berkaitan dengan penulisan
skripsi ini, istilah yang berkaitan dengan penulisan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pemerintahan Desa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia,6 pengertian tersebut
tercantum dalam undang undang nomor 6 tahun 2014 pasal 1 tentang
pemerintahan desa.
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, pemerintahan desa terdiri dari berbagai
4. H. Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: CV. Pustaka Setia,
2012), hlm. 73.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 Tahun tentang Administrasi Pemerintahan Desa
-
9
macam komponen atau juga perangkat yang melengkapi suatu organisasi
pemerintahan desa yang terdiri atas perangkat desa dan juga kelembagaan
lain yang menjadi unsur dalam sebuah pemerintahan desa. 7
Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam
penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat
Desa, dan unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan
yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan.
2. Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek
kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan
sumber daya manusia aparatur.
Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak
akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperharui. Reformasi
birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain,
reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur
negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Selain itu
dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi
7 undang undang nomor 6 tahun 2014 pasal 1 tentang pemerintahan desa
-
10
informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis
menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan
dengan dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karena itu harus segera
diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan
sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan efektif dan efisien.
Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang
dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk
upaya dan/atau tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner.
Good governance adalah salah satu unsur dari sebuah reformasi
birokrasi, prinsip good governance antara lain adalah :
a. Partisipasi Masyarakat (Participation)
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui
lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan
mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta
kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif. Partisipasi
bermaksud untuk menjamin agar setiap kebijakan yang diambil
mencerminkan aspirasi masyarakat. Dalam rangka mengantisipasi
berbagai isu yang ada, pemerintah daerah menyediakan saluran
komunikasi agar masyarakat dapat mengutarakan pendapatnya.
Jalur komunikasi ini meliputi pertemuan umum, temu wicara,
-
11
konsultasi dan penyampaian pendapat secara tertulis. Bentuk lain
untuk merangsang keterlibatan masyarakat adalah melalui
perencanaan partisipatif untuk menyiapkan agenda pembangunan,
pemantauan, evaluasi dan pengawasan secara partisipatif dan
mekanisme konsultasi untuk menyelesaikan isu sektora
b. Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of Law)
Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-
perumusan kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan
hukum. Sehubungan dengan itu, dalam proses mewujudkan cita
good governance, harus diimbangi dengan komitmen untuk
menegakkan rule of law dengan karakter-karakter antara lain
sebagai berikut: Supremasi hukum (the supremacy of law),
Kepastian hukum (legal certainty), Hukum yang responsip,
Penegakkan hukum yang konsisten dan non-diskriminatif,
Indepedensi peradilan. Kerangka hukum harus adil dan
diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum-
hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
c. Transparansi (Transparency)
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Prinsip transparansi
menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin
-
12
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan
memadai. Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang
bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan
informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang
berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar
dapat dimengerti dan dipantau. Sehingga bertambahnya wawasan
dan pengetahuan masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan, meningkatnya jumlah masyarakat yang
berpartisipasi dalam pembangunan dan berkurangnya pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan.
d. Peduli pada Stakeholder/Dunia Usaha
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus
berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan. Dalam
konteks praktek lapangan dunia usaha, pihak korporasi mempunyai
tanggungjawab moral untuk mendukung bagaimana good
governance dapat berjalan dengan baik di masing-masing
lembaganya. Pelaksanaan good governance secara benar dan
konsisten bagi dunia usaha adalah perwujudan dari pelaksanaan
etika bisnis yang seharusnya dimiliki oleh setiap lembaga korporasi
yang ada didunia. Dalam lingkup tertentu etika bisnis berperan
sebagai elemen mendasar dari konsep CSR (Corporate Social
Responsibility) yang dimiliki oleh perusahaan. Pihak perusahaan
-
13
mempunyai kewajiban sebagai bagian masyarakat yang lebih luas
untuk memberikan kontribusinya. Praktek good governance
menjadi kemudian guidence atau panduan untuk operasional
perusahaan, baik yang dilakukan dalam kegiatan internal maupun
eksternal perusahaan. Internal berkaitan dengan operasional
perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut bekerja, sedangkan
eksternal lebih kepada bagaimana perusahaan tersebut bekerja
dengan stakeholder lainnya, termasuk didalamnya publik.
e. Berorientasi pada Konsensus (Consensus)
Menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan
melalui proses musyawarah melalui konsesus. Model pengambilan
keputusan tersebut, selain dapat memuaskan semua pihak atau
sebagian besar pihak, juga akan menjadi keputusan yang mengikat
dan milik bersama, sehingga ia akan mempunyai kekuatan
memaksa (coercive power) bagi semua komponen yang terlibat
untuk melaksanakan keputusan tersebut. Paradigma ini perlu
dikembangkan dalam konteks pelaksanaan pemerintahan, karena
urusan yang mereka kelola adalah persoalan-persoalan publik yang
harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Semakin banyak
yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan secara
partisipasi, maka akan semakin banyak aspirasi dan kebutuhan
masyarakat yang terwakili. Tata pemerintahan yang baik
menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi
-
14
terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang
terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin,
konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
f. Kesetaraan (Equity)
Kesetaraan yakni kesamaan dalam perlakuan dan
pelayanan. Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan
memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. Prinsip
kesetaraan menciptakan kepercayaan timbal-balik antara
pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat
dan memadai. Informasi adalah suatu kebutuhan penting
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan daerah.
Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif
memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan
yang disediakannya kepada masyarakat. Pemerintah daerah perlu
mendayagunakan berbagai jalur komunikasi seperti melalui brosur,
leaflet, pengumuman melalui koran, radio serta televisi lokal.
Pemerintah daerah perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang
cara mendapatkan informasi
g. Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency)
Untuk menunjang prinsip-prinsip yang telah disebutkan di
atas, pemerintahan yang baik dan bersih juga harus memenuhi
kriteria efektif dan efisien yakni berdaya guna dan berhasil-guna.
-
15
Kriteria efektif biasanya di ukur dengan parameter produk yang
dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari
berbagai kelompok dan lapisan sosial. Agar pemerintahan itu
efektif dan efisien, maka para pejabat pemerintahan harus mampu
menyusun perencanaan-perencanaan yang sesuai dengan
kebutuhan nyata masyarakat, dan disusun secara rasional dan
terukur. Dengan perencanaan yang rasional tersebut, maka harapan
partisipasi masyarakat akan dapat digerakkan dengan mudah,
karena program-program itu menjadi bagian dari kebutuhan
mereka. Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan
menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah pertangungjawaban pejabat publik
terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk
mengurusi kepentingan mereka. Para pengambil keputusan di
pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat
bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada
lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk
pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya
tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan. Instrumen
dasar akuntabilitas adalah peraturan perundang-undangan yang
ada, dengan komitmen politik akan akuntabilitas maupun
-
16
mekanisme pertanggungjawaban, sedangkan instrumen-instrumen
pendukungnya adalah pedoman tingkah laku dan sistem
pemantauan kinerja penyelenggara pemerintahan dan sistem
pengawasan dengan sanksi yang jelas dan tegas.
i. Visi Strategis (Strategic Vision)
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk
menghadapi masa yang akan datang. Para pemimpin dan masyarakat
memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan
yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang
dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka
juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya
dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
3. Teori Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi),
ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur.8
Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi
8https://www.menpan.go.id/site/ diakses tanggal 2 februari 2020
https://www.menpan.go.id/site/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuan
-
17
birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar
lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional.
4. Reformasi birokrasi desa
Birokrasi jika diartikan secara umum mengandung suatu
pengertian bahwa birokrasi adalah suatu tipe organisasi yang
melaksanakan tata kerja yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan, yang bertugas melakukan pelayanan umum serta dilaksanakan
dengan sepenuhnya.
Konsep birokrasi secara umum ini sudah dipahami dan
dilaksanakan oleh kepala desa dan beberapa perangkat desa di Desa
Sukakerta dan di Desa Setiawangi. Mereka memahami birokrasi sebagai
aparat-aparat pemerintah yang termasuk dalam strukrur organisasi
pemerintah yang bertugas untuk melayani masyarakat
misalnya pelayanan yang berkaitan dengan masalah kependudukan
seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk, Akta Kelahiran, Surat
Kematian dan lain sebagainya. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan tata
cara bagaimana mereka bekerja, mereka bekerja dengan melihat aturan
aturan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Dalam urusan pemerintahan desa
pun kepala desa maupun perangkat desa yang lainnya melihat Peraturan
Pemerintah ini. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan desa adalah:
-
18
(1) Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul
desa;
(2) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang pengaturannya diserahkan kepada desa;
(3) Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota;
(4) Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan
perundangan diserahkan kepada desa. Urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan
pengaturannya kepada Desa adalah urusan pemerintahan yang
secara langsung dapat meningkatkan pelayanan danpem
berdayaan masyarakat.
(5) Sebagai organisasi birokrasi di tingkat desa, pemerintah desa
dipimpin oleh seorang kepala desa yang mempunyai
tugamenyelenggaraka urusan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan.9
G. Tinjauan Pustaka
Dalam Suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui
referensi buku-buku atau referensi peneliti-peneliti terdahulu dalam
meneliti tentang Proses Rekrutmen Pegawai dan Perangkat Desa ini.Hal
9 Reformasi Birokrasi di Tingkat Desa (Studi Komparasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi danPelayanan Publik di Desa Sukakerta dan Desa Setiawangi Kecamatan
Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya) (Edi Kusmayadi, Taufik Nurohman)
-
19
ini dilakukan untuk memenuhi atau mempelajari serta mengutip pendapat-
pendapat dari para ahli yang ada hubungannya dengan permasalahan yang
di teleti.
Sepanjang penelitian-penelitian mengambil buku-buku, skripsi,
tesis dan artikel yang berkaitan dengani implementasi kebijakan
pemerintah Kabupaten Tebo tentang Proses Rekrutmen Pegawai dan
Perangkat Desaditinjau dari peraturan mentri dalam negeri nomor 67 tahun
2017. Dari berbagai penelitian yang telah penulis telusuri yaitu :
Skripsi yang disusun oleh Salman Alfarezi yang berjudul
Pengangkatan Perangkat Desa dalam Pandangan Hukum Islam dan UU
No. 6 Tentang Desa (Study Di Pekon Negeriagung Kec, Talang Padang,
Kab, Tanggamus Tahun 2016 ). Skripsi yang dibuat oleh Salman Alfarizi
berfokus pada pengankatan perangkat desa dengan pandangan hukum
pidana islam serta hukum posistif yang ada yaitu UU No. 6 Tentang Desa,
dan yang menjadi permasalahan pada skirpsi salman alfarizi ini ialah
apakah pengangkatan perangkat desa yang ada di desa Pekon Negeriagung
Kecamatan Talang Padang, Kabupaten, Tanggamus sesuai dengan
Pandangan Hukum Islam dan UU No. 6 Tentang Desa10
Skripsi yang disusun oleh Rohmat Muhibullah yang berjudul
Pengangkatan Perangkat Desa Perspektif Siyasah (Studi Pasal 6 Ayat (2)
9 Salman Alfarezi Skripsi Pengangkatan Perangkat Desa dalam Pandangan Hukum
Islam dan UU No. 6 Tentang Desa (Study Di Pekon Negeriagung Kec, Talang Padang,
Kab, Tanggamus Tahun 2016 )
-
20
Perda Klaten No.10 Tahun 2006 TentangPengangkatan Dan
Pemberhentian Perangkat Desa). Penelitian dalam skripsi ini merupakan
jenis penelitian gabungan antara penelitian lapangan (Field Research),
penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian ini bertujuan untuk
Menjelaskan sistem, proses seleksi, pengangkatan dan pemberhentian
perangkat desa di desaDesa Keputran, Kecamatan Kemalang, Kabupaten
Klaten. Dalam penelitianya penulis mengguanakan peneltian kualtitatif
untuk mencari jawaban atas penelitianya.11
Skripsi yang disusun oleh Zenny Setiyawati yang
berjudulRekrutmen Perangkat Desa Goniasult, Kecamatan Btilu,
Kabupaten Temanggung. Penelitian ini dilakukan di desa Goniasult,
dengan tujuan untuk mengetahiu bagaimana proses rekrtutmen di desa
tersebut dengan metode penelitian kualitatif. Dengan dasar UU Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.Dari berbagai skripsi terdahulu yang telah ditulis
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa adanya perbedaan antara
penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti slakukan diantaranya.
Perbedaan diantara penelitian terdahulu terlerak pada undang-undang yang
digunakan, tempat penelitian dan fokus peneltian itu sendiri. Penelitian ini
befokus pada kesesuain dan juga hambatan apa saja yang dialami selama
proses pengrekrutan ini dilaksanakan. 12
11
Rohmat Muhibullah Skripsi Pengangkatan Perangkat Desa Perspektif Siyasah (Studi
Pasal 6 Ayat (2) Perda Klaten No.10 Tahun 2006 TentangPengangkatan Dan
Pemberhentian Perangkat Desa). 12
Zenny Setiyawati Skripsiberjudul Rekrutmen Perangkat Desa Goniasult, Kecamatan
Btilu, Kabupaten Temanggung
-
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah metode yang digunakan dalam aktivitas
penelitian, misalnya mahasiswa melakukan penelitian guna menyusun
skripsi, tesis, atau disertasi. Dalam penelitiannya, ia menggunakan metode
tertentu, misalnya metode penelitian kualitatif atau kuantitatif, atau
berbagai jenis metode penelitian lainnya, misalnya metode penelitian
deskriptif, studi kasus dan eksploratif.13
Maka dari itu penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian deksriptif kualitatif, dimaksudkan untuk
eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial,
dengan jalan mendeskrifsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan
masalah dan unit yang diteliti.14
B. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini berada didesa Rantau Kembang kecamatan
Rimbo Ilir kabupaten Tebo( kantor desa Rantau Kembang dan sekretariat
panitia penjaringan perangakat desa Rantau Kembang ). Adapun alasan
peneliti memilih lokasi ini dikarenakan peneliti ingin melihat apakah
proses seleksi perangkat desa Rantau Kembang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan dikarenakan desa ini sedang mengadakan penjaringan
13Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian,(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014) hlm.43.
14S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hal. 35.
22
-
23
perangkat desa guna membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas
serta fungsinya sebagai pelayan di tingkat desa.
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Menurut Suharsimi Arikunto) pengertian data primer adalah
data yang dikumpulkan melalui pihak pertama kepada pengumpul
data yang biasanya melalui wawancara, jejak dan lain-lain”.15
Data primer dalam penelitian ini adalah Peraturan Daerah
Kabupaten Tebo Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Pedoaman
Pembentukan Oraganisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa dan
Pengangkatan Perangkat Desa. Regulasi yang tercatum akan di
jadikan patokan peneliti dalam melakukan penelitian, serta data-data
yang mendukung lainnya seperti hasil wawancara dari berbagai
narasumber
b. Data Sekunder
Menurut KBBI data sekunder adalah data yang diperoleh
seseorang peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui
sumber lain, baik lisan maupun tulisan.
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perentara . Data
15Jurnal Riset Akutansi – Volume VIII / No.2 / oktober 2016, hal.11.
-
24
ini diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak
bersifat authentic, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga,
dan seterusnya.16
D. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris yaitu
dengan kata lain adalah jenis penelitian lapangan yang mengkaji
keternyataan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam pernyataan
di masyarakat.17
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun instrument pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah pemilihan, perubahan, pencatatan serangkaian perilaku
dan sesuai yang berkenaan dengan organisme yang sesuai dengan tujuan
empiris.18
Akan tetapi, observasi disini diartikan lebih sempit yaitu
pengamatan dengan cara menggunakan indera penglihatan yang bearti tidak
mengajukan pertanyaan/kuisioner. Maka peneliti mengamati secara
langsung dilapangan. Objek penelitian ini menggunakan observasi
engamatan, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung dalam
situasi sosial dengan subjek penelitian, teknik ini digunakan untuk
mengamati dan memahami peristiwa yang terjadi di lapangan.
16
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2014), hal. 34 17 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia Press, 1986), hlm.51 18
Arikunto,”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta: PT Gramedia
Indonesia, 2001). hlm.118
-
25
b. Wawancara
Wawancara adalah cara mengumpulkan bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak
berhadapan muka. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik
wawancara bearti melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara
pewawancara dengan narasumber dengan maksud menghimpun informasi
dari informan yang dari padanya pengetahuan dan pemahaman diperoleh.19
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara kepada
informan yang telah ditentukan dalam penentuan informan diatas, untuk
mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mencariinformasi sejelas-
jelasnya tentang proses seleksi perangkat desa. Adapun narasumber yang
peneliti wawancarai ialah :
1. Ketua panitia seleksi perangkat desa Rantau Kembang.
2. Anggota panita seleksi perangkat desa Rantau Kembang.
3. Peserta seleksi perangkat desa Rantau Kembang.
4. Tokoh masyarakat desa Rantau Kembang
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
19
Djamaan Satori & Aan K.“Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung:
Alfabeta, 2009). hlm. 65
-
26
seseorang.20
Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan berupa
dokumentasi-dokumentasi baik surat-surat maupun foto-foto lapangan
dalam kegiatan pengumpulan informasi atau data. Cara ini dilakukan
terutama pada studi awal penelitian yang memperjelas masalah yang akan
diteliti. Teknik ini penelaahan terhadap referensi-referensi yang
berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian, dokumen resmi ,
maupun foto-foto.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data kualitatif deskriptif. Analisis data kualitatif merupakan bentuk
penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya
dinyatakan dalam keadaan yang sewajarnya dan sebagaimana adanya.
Ada bebarapa langkah dalam proses analisis data kualitatif, yaitu:
1. Penyusunan data;
2. Klasifikasi data;
3. Pengolahan data;
4. Penyimpulan data.
Berdasarkan pendapat tersebut, dalam kaitannya menganalisis data
kualitatif maka langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
20
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif dan R& D”, (Bandung: Alfabeta),
2009. hlm, 329.
-
27
a. Penyusunan Data
Penyusunan data ini dimaksud untuk mempermudah dalam menilai
apakah data yang dikumpulkan itu sudah memadai atau belum dan data
yang didapat berguna atau tidak dalam penelitian sehingga dilakukan seleksi
penyusunan.
b. Klasifikasi Data
Klasifikasi data dimaksudkan sebagai usaha untuk menggolongkan
data yang didasarkan pada kategori yang diteliti. Penggolongan ini
disesuaikan dengan sub-sub permasalahan yang telah dibuat sebelumnya
berdasarkan analisa yang terkandung dalam penelitian itu sendiri.
c. Pengelolaan Data
Setelah semua data dan fakta dimaksudkan sebagai usaha untuk
menggolongkan data yang didasarkan pada kategori yang diteliti.
Penggolongan ini disesuaikan dengan sub-sub permasalahan yang telah
dibuat sebelumnya berdasarkan analisa yang terkandung dalam masalah itiu
sendiri.
d. Penyimpulan Data
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghubungkan data atau fakta
yang satu dengan yang lain sehingga dapat ditarik kesimpulan dan jelas
kegunaanya. Langkah ini dilakukan dalam analisis data kualitatif yaitu
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
-
28
masih bersifat sementara, dan akan apabila tidak dikemukakan bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.21
Terealisasinya keempat metode analisis data ini setelah semua data-data
yang diperlukan dan dibutuhkan sudah diperoleh, kemudian akan di filter
mana data yang dibutuhkan atau diperlukan untuk menyelesaikan penelitian
ini dan mana yang tidak di perlukan.
21
Ibid., hlm.252
-
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
1. Sejarah Pemerintahan Desa Rantau Kembang
Adapun asal usul Desa Rantau Kembang merupakan
perkembangan wilayah Rantau Langkap tahun 1979/1980,yang asal usul
penduduknya adalah pendatang dari berbagai daerah yaitu Sumatra Utara
dan Jawa,namun Rantau Kembang tidak terlepas dari adanya hubunga
Desa induk dan dan latar belakang penduduk.tokoh masyarakat yang
religious,penduduk yang mendiami Rantau Kembang bahwa nama Rantau
Kembang di ambil dari kata Desa induk yaitu Rantau Langkap.yang di
ambil dari kata „‟Rantau‟‟ untuk kata „‟Kembang‟‟ sendiri merupakan
penjabaran dari penduduk yang mulai pesat perkembangannya dan juga
sudah kesepakatan seluruh warga yakni 17 KK dengan Ketua RT Pertama
Sdr. Kamarudin,yang kala itu Rantau Kembang sendiri masih menjadi
Dusun, sedangkan Desanya masih Rantau Langkap.Kemudian Rantau
Kembang terus bergerak mengalami pergantian kepimpinan Kepala
Dusun. nama-nama Yang pernah Menjabat Dan Menduduki Kepala Dusun
Rantau Kembang Menjelang Desa Persiapan.
1. Suyatno (Alm)
2. Sudarno (Alm)
3. Kasirin
4. Yanto
28
-
29
Berdasarkan undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
otonomi daerah maka undang-undang tersebut membawa dampak kepada
masyarakat terutama pada warga Dusun Rantau Kembang Desa Rantau
Langkap Kecamatan Tebo Ulu.Dan berdasarkan Perda No: 02 tahun 2003
tentang pembentukan Rimbo Ulu,Rimbo Ilir,dan Kecamatan Tengah
Ilir,Bahwa Rantau Kembang masuk wilayah Kecamatan Rimbo
Ilir.Berdasarkan surat edaran dari kepala Bagian Pemerintahan,Dusun
Rantau Kembang menginduk ke Desa Giriwinangun Kecamatan Rimbo
Ilir selama kurang lebih enam bulan lamanya.
Berdasarkan Keputusan Bupati No: 03 Tahun 2011 Dusun Rantau
Kembang Desa Giriwinangun di mekarkan Menjadi Desa Persiapan
Rantau Kembang. Masa lahirnya Desa Rantau Kembang tidak lepas dari
Desa induk yakni Desa Rantau Langkap Kecamatan Tebo Ulu dan Desa
Giriwinangun Kecamatan Rimbo Ilir
Untuk mengisi jabatan Kepala Desa Rantau Kembang maka Bupati
Tebo melalui Camat Rimbo Ilir melakukan seleksi Pejabat Kepala Desa
yakni ada tiga pasangan calon yaitu: 1).Darmawan-Suyatno 2).Ponidi-
Wagiman 3).Kusmedi-Slamet S.ag.Maka dari ketiga pasangan calon
tersebut berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tebo bahwa Kepala Desa
Persiapan Rantau Kembang ditunjuk dan dilantik Sdr.Kusmedi menjadi
Kepala Desa Persiapan Rantau Kembang Berdasarkan Surat Keputusan
BupatiTebo pada dictum kedua bahwa Kepala Desa mempunyai tugas
-
30
melakukan pelayanan kepada masyarakat serta mempersiapkan untuk
pemilihan Kepala Desa yang Definitif.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 0leh Bupati
Tebo bahwasanya Pada tanggal 26 April 2011 Desa Persiapan Rantau
Kembang telah resmi menjadi Desa Rantau Kembang Dengan Kepala
Desa (PJS) Bapak Darmawan yang di hadiri oleh Bupati Tebo H.Madjid
Muaz.MM Camat Rimbo Ilir ,Rimbo Ulu,Dan Camat Rimbo Bujang.22
2. Visi Dan Misi Pemerintahan Desa Rantau Kembang
a. Visi
Visi adalah suatu gambaran ideal tentang keadaan masa
depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa.
Penyusunan Visi Desa Rantau Kembang dilakukan dengan
pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang
berkepentingan di desa seperti Pemerintah Desa, BPD, Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda dan masyarakat
desa pada umumnya. Berdasarkan hasil musyawarah bersama
maka ditetapkan Visi Desa Rantau Kembang adalah “Terwujudnya
Desa Rantau Kembang Yang Lebih Baik,Berkeadilan Dan
Beraklaqul Karimah.”
b. Misi
Selain penyusunan Visi juga ditetapkan misi-misi yang
memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa
22 Arsip Desa Rantau Kembang
-
31
agar Visi desa dapat tercapai. Pernyataan visi ini dijabarkan ke
dalam misi agar dapat dioperasionalkan dan dikerjakan.
Sebagaimana penyusunan visi, misi pun dalam penyusunannya
menggunakan pendekatan partisipatif dan dengan pertimbangan
potensi dan kebutuhan Desa Rantau Kembang.
Sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Rantau
Kembang adalah:
1. Melakukan Reformasi Sistem Kinerja Aparatur Pemerintahan
Desa,Guna Meningkatkatkan Kualitas Pelayanan Masyarakat
Yang Perima,Cepat,Tepat dan Benar.
2. Menyelenggarakan Pemerintah Desa yang Baik dan Benar.
3. Melaksanakan pembangunan dan mengedepankan partisipasi
Masyarakat berdasarkan Kebersamaan,Keadilan ,sesuai
kebutuhan masyarakat.
4. Memperdayakan semua potensi yang ada di masyarakat.
5. Menciptakan suasana rasa aman, tentram, guyup, rukun, gotong
royong dalam kehidupan Masyarakat
6. Menciptakan suasana rasa aman, tentram, guyup, rukun, gotong
royong dalam kehidupan Masyarakat
-
32
3. Wilayah Geografis Desa Rantau Kembang
Gambar 1.0 : denah desa Rantau Kembang 23
Demografi
Keadaan umum Desa Rantau Kembang Saat di mekarkan menjadi
Desa Rantau Kembang menurut Perda Nomor : 06 Tahun 2010 di
Tetapakan Tanggal 15 Desember 2010 meliputi:
Luas Wilayah Kurang Lebih :1832,Ha
Batas Wilayah
a. Sebelah Utara berbatasan Dengan : Desa Rantau Langkap dan
Desa Tegal Arum.
b. Sebelah selatan berbatasan Dengan : Desa Giriwinangun
c. Sebelah Barat berbatasan Dengan : Desa Tegal Arum
d. Sebelah Timur berbatasan Dengan : Desa Rantau Langkap dan
Desa Giriwinangun
Secara umum keadaan topografi Desa Rantau Kembang adalah
daerah dataran Tinggi dan Daratan yang ketinggiannya 90-175
m.dpl.topfografi datar sampai bergelombang slope 0-40-% .Jenis Tanah
terdiri atas : Podsolid Merah Kuning,Latosol dan organosol , letaknya
23 Denah Desa Rantau Kembang
-
33
berada di Jalur lintas Kabupten dan lintas propinsi Jambi. Jarak Desa
Rantau Kembang yang menjadi Pusat Pemerintahan Desa (Kantor Kepala
Desa) Ke Kecamatan : 17 Km, Ke-Kabupaten berjarak 32 Km dan Ke
propinsi Berjarak 268 Km
4. Sosial , Ekonomi, Budaya, Politik, masyarakat Rantau Kembang
Perspektik budaya masyarakat di Desa Rantau Kembang masih
sangat kental dengan budaya Jawa Melayu Jambi, walaupun budaya-
budaya dari suku lain misalnya suku Padang, Suku Batak, Suku Jawa dan
Suku Melayu Jambi,serta suku lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena
hampir semua Desa di Kabupaten Tebo masih kuat pengaruh Kerjaaan
Melayu Jambi.
Dari latar belakang, kita bisa melihat aspek budaya dan sosial yang
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Didalam hubungannya dengan
agama yamg dianut misalnya, Islam sebgai agama mayoritas yang dianut
masyrakat.
-
34
Kasi Pemerintahan
KHOIRIL SAPUTRA
Kaur Keuangan
SUPARJAN.S.Pd
Kaur Umum &
Perencanaan
HERI SUSILO
Dusun Mekar Jaya
ABDUL HADI
Dusun Mekar Asri
KASDI
Kasi Kesejahteraan SITI FATIMAH.S.Pd.I
Kasi Pelayanan
LIDYA WULANDARI.S.Pd
5. Struktur Organisasi Desa Rantau Kembang
B. Gambaran Umum Panitia Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa
Rantau Kembang
Panitia pengerkrutan perangkat desa terbentuk dengan musyawarah antar
perangkat desa dan BPD ( badan permusyawaratan desa ) dengan patokan
undang-undang dengan keputusan panitia terdiri dari perangkat desa, tokoh
masayarakat dan juga lembaga di desa yang berjumlah ganjil dan sesuai
dengan kemampuan anggaran desa dalam melakukan pembiayaan, panitia
terdiri dari ketua, sekretaris, dan juga anggota.
Kepala Desa
KUSMEDI Sekretaris Desa
SUDARTIYO
Dusun Mekar
Sari RISWONO
-
35
C. Stuktur Organisasi Panitia Rekrutmen dan Seleksi Perangkat
Desa Rantau Kembang
Selamet santoso
Ketua
Heri susilo
anggota
Suparjan
sektrtaris
Adam malik
anggota
suryanto
anggota
-
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Dasar Hukum Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa Rantau Kembang
Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo Tahun 2019
Di Indonesia desa adalah pemerintahan tingkat bawah yang sangat
berkontribusi dalam pembangunan diindonesia maka diperlukanya
aturan khusus dalam memilih perangkat desa yang bekompeten dan
juga memiliki tingkat tanggung jawab dan juga profesionalisme dalam
menjalankan roda pemerintahan di tingkat desa maka dari itu
dibutuhkan undang-undang atau regulasi yang menjadi pedoman
untuk memilih perangkat desa sehingga perangkat desa yang terpilih
dapat memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh desa untuk
menjalankan roda pemerintahan yang ada di desa.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah aturan
merupakan aturan yang digunakan sebagai patokan pemilihan
perangkat desa dalam aturan ini belum adanya seleksi dan perangkat
desa masih diangkat dengan kepala desa sehingga dapat
mengakibatkanya peluang nepotisme dalam roda pemerintahan desa
undang-undang nomor 6 Tahun 2014 pasal 48 ayat satu yang
berbunyi
Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat diangkat oleh
Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat atas nama
Bupati/Walikota.24
24 Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa pasal 48 ayat 1
36
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt52e8c12d3ce4a/nprt/lt511c7ca43835e/uu-no-6-tahun-2014-desa
-
37
aturan diatas banyak memiliki kekurangan serta memiliki peluang
terjadinya sebuah kesalahan baik yang disengaja maupun tidak
disengaja, pertaanggung jawaban kerja perangkat desa dalam undang-
undang nomor 6 Tahun 2014 pasal 48 ayat 3 berbunyi
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat 1
Undang-undang diatas diperlukanya amandemen karena sangat
terbukanya peluang terbukanya system yang tidak sehat kepala desa
dapat mengontrol semua perangkat desa dan menunjuk semua
perangkat desa sesuai dengan keinginan sehingga bukan kualitas dan
juga kemampuan dari perangkat desa yang dilihat melainkan hanya
melihat kecocokan antar peramgkat desa dan juga perangkat desa.
Undang-undang haruslah mampu menyesuaikan dengan keadaan
dan juga perkembangan dinamika politik yang ada maka munculah
peraturan yang dapat menggantikan undang-undang nomor 6 Tahun
2014 yaitu peraturan yang lebih spesifik tentang perangkat desa yaitu
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 83 Tahun
2015 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian
Perangkat Desa, dalam aturan ini lebih spesifik mengatur bagaimana
persyaratan dan juga mekanisme penunjukan perangkat desa, mulai
menekankan terjadinya proses seleksi perangkat desa sehingga
-
38
perangkat desa yang dipilih dan duduk di kursi pemerintahan benar-
benar memiliki kompetensi dan juga kemampuan dalam melayani
masyarakat desa, miliki kompetensi dalam bidang teknologi karena
diera sekarang pemerintahan dan teknologi sangatlah membantu dalam
memberikan pelayanan yang lebih maksimal serta menghemat waktu
dan memudahkan dalam pelayanan baik birokrasi maupun melakukan
pelayanan dalam hal lainnya.
PERMENDAGRI memberikan warga dari desa yang melakukan
tahap seleksilah yang berhak duduk di kursi pemerintahan dengan
syarat yang telah berdomisili cukup lama minimal satu tahun, hal ini
tercantum dalam PERMENDAGRI Nomor 83 Tahun 2015 Tentang
Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa pasal 2 ayat 2 ( c )
yang berbunyi
Terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat
tinggal di Desa paling kurang 1 (satu) tahun sebelum
pendaftaran25
Peraturan ini menekankan kepada kemampuan dan juga
profesionalitas dari peserta yang ingin yang mendaftarkan diri
sehingga yang terpilih nanti akan benar-benar mampu melayani
masyarakat dengan baik dan professional.
Amandemen kembali dilakukan pemerintah pada tahun 2017
dengan dikeluarkanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
25 Permendagri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Perangkat Desa
-
39
Indonesia Nomor 67 Tahun 2017 Tentang perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Pengangkatan
Dan Pemberhentian Perangkat Desa, banyak peraturan yang di ubah
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67
Tahun 2017. Perubahan yang paling mencolok dalam amandemen
terbaru ialah berada pada pasal Pasal 6 ayat (2) diubah menjadi
(2) Pemberhentian sementara perangkat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) karena:
a. ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi,
terorisme, makar, dan atau tindak pidana terhadap keamanan
negara;
b. dinyatakan sebagai terdakwa yang diancam dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan register perkara di
pengadilan;
c. tertangkap tangan dan ditahan; dan
d. melanggar larangan sebagai perangkat Desa yang diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan
penegasan dalam pasal ini ialah dalam bentuk pelanggaran yang
ada lebih spesifik dan juga lebih terperinci yang sebelumnya
berbunyi
( 2 ) Pemberhentian sementara Perangkat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) karena:
a) Ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan;
-
40
b) Ditetapkan sebagai terdakwa;
c) Tertangkap tangan dan ditahan.26
Perubahan itu dilakukan karena melihat kondisi yang ada di Indonesia
mulai tahun 2017 karena banyak munculnya isu terorisme radikalisme dan
juga isu makar yang dilakukan untuk menyerang kedaulatan Negara kestuan
republic Indonesia baik dari dalam maupun dari luar indonesia sendiri.
Pada tahun 2019 desa Rantau Kembang yang berada di provinsi jambi
kabupaten tebo juga melaksankan seleksi perangkat desatuntu saja juga
menerapkan aturan yang ditetapkan oleh pemerintahan dengan pedoman
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2017
dan yang menurun pada Peraturan daerah kabuten tebo nomor 4 tahun 2018,
pada peraturan daerah ini lebih detail dalam proses dari langkah yang satu
kelangkah yang lain. Dengan menggunakan hirarki yang jelas mulai dari
tingkat Nasional hingga ke tingkat kabupaten maka memudahkan desa
Rantau Kembang dalam melakukan rekrutmen dan seleksi perangkat desa
pada tahun 2019 ini.27
26 Permendagri Nomor 67 Tahun 2017 Tentang Pengangkatan Dan
Pemberhentian Perangkat Desa 27 dokumentasi
-
41
B. Proses Pembentukan panitia dan Proses Penyelengaraan Panitia
Rekrutmen dan Seleksi Perangkat Desa di Rantau Kembang
Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo Tahun 2019
1. Pembentukan panitia
Dalam aturan yang ada di peraturan deaerah kabupaten tebo
yang menjadi pedoman serta menjadi petunjuk desa dalam melakukan
rekrutmen dan seleksi perangkat desa yang tertera dalam peraturan
yang berada pada pasal 61 tentang pembentukan panitia yang
berbunyi.
a. Penjaringan dan penyaringan calon perangkat desa dilaksanakan
paling lama 2 bulan setelah jabatan perangkat desa kosong atau di
berhentikan.
b. Kepala des membentuk tim seleksi penjaringan perangkat desa
yang ditetapkan dengan keputusan kepala desa.
c. Sususnan keanggotaan tim seleksi penjaringan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 terdiri dari seorang ketua, seorang
sekretaris dan minimal 1 ( satu )
d. Tim seleksi sebagai mana dimaksud pada ayat 1 ( satu )
berjumlah gasal dan disesuaikan dengan keuangan desa. Adapun
unsurnya adalah
1. Unsur perangkat desa
2. Unsur pengurus lembaga kemasyarakatan desa dan
-
42
3. Unsur tokoh masyarakat 28
dengan acuan peraturan daerah Kabupaten tebo nomor 4 tahun
2018 tentang pedoman pembentukan organisasi dan tata kerja
pemerintahan desa dan pengangkatan perangkat desa pasal 61 ayat 4
bahwasanya tim seleksi berjumlah ganjil dan disesuaikan dengan
kemampuan keuangan desa.
Atas dasar peraturan itu maka ditentukanlah 5 nama dari unsur tersebut,
diantaranya
Table 1.0 panitia seleksi dan rekrtumen perangkat desa rantau kembang29
28peraturan daerah Kabupaten tebo nomor 4 tahun 2018 tentang pedoman
pembentukan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa dan pengangkatan perangkat desa
pasal 61 ayat 4 29 Nama panitia seleksi dan rekrtumen perangkat desa rantau kembang
No Nama Unsur Jabatan
1 Selamet santoso Tokoh
masyarakat
Ketua panitia
2 Suparjan Perangkat desa Sekretaris
3 Heri susilo Perangkat desa anggota
4 Adam malik Lembaga adat Anggota
5 Suryanto Lembaga sara‟ anggota
-
43
Gambar 1.0 seluruh panitia seleksi perangkat desa Rantau Kembang 30
Tim yang sudah dibentuk lalu bertugas seuai dengan peraturan
daerah Kabupaten tebo nomor 4 tahun 2018 tentang pedoman pembentukan
organisasi dan tata kerja pemerintahan desa dan pengangkatan perangkat
desa pasal 62, yaitu :
a. Menyusun jadwal penjaringan dan penyaringan
b. Menyusun tata tertib dan penjaringan dan penyaringan calon sesuai
dengan ketentuan dan perlakuan yang berlaku
c. Melakukan sosialisasi lowongan perangkat desa depada masayarakat
d. Melakukan pendaftaran bakal calon perangkat desa
e. Melaksanakan penjaringan dan penyaringan calon perangkat desa
f. Menyiapkan tempat ujian
g. Melaksanakan penilaian hasil ujian
30 seluruh panitia seleksi perangkat desa Rantau Kembang
-
44
h. Melakakukan tertib administrasi pelaksanaan penjaringan dan
penyaringan calon perangkat desa
i. Melaporkan pelaksanaan penjaringan dan penyaringan calon perangkat
desa kepada kepala desa31
Tim panitia yang sudah dibentuk berasal dari musyawarah kepala
desa bersama dengan badan permusyawaratan ( BPD ) desa Rantau
Kembang, Kepala desa Rantau Kembang berharap kepada masyarakat
desa Rantau Kembang yang berkompeten dan memenuhi syarat harap
mengajukan mendafatarkan diri sebagai bentuk sumbangsih
masyarakat desa guna memajukan dan mau mebangun desa agar lebih
baik dari pada sebelumnya.
2. Proses Penyelengaraan Rekrutmen dan Selekasi Perangkat Desa
DiRantau Kembang Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo
Tahun 2019
a. Proses Pendaftaran
Setelah dilaksanakan pembentukan panitia dan juga panitia telah
melaksanakan tugas dan fungsi awalnya sebagai panitia yaitu melaksakan
apa proses sosialisasi yang bertujuan agara semua warga desa mengetahui
bahwa desa membuka lowongan perangkat desa. Panitia membuka
pendaftaran yang akan bertempat di secretariat kepanitiaan, dengan
persyaratan sebagai berikut
1. Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan tanda penduduk;
22Kabupaten Tebo Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintahan Desa dan Pengangkatan Perangkat Desa Pasal 62
-
45
2. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas bermaterai;
3. surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, yang dibuat oleh
yang bersangkutan diatas kertas segel atau bermaterai cukup;
4. ijazah pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir
yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang atau surat pernyataan dari
pejabat yang berwenang;
5. akte kelahiran atau surat keterangan kenal lahir;
6. surat keterangan berbadan sehat dari puskesmas atau petugas
kesehatan yang berwenang; dan
7. surat permohonan menjadi perangkat Desa yang dibuat oleh yang
bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup bagi
perangkat Desa yang diproses melalui penjaringan dan
penyaringan.32
Aturan diatas berdasarkan peraturan menteri dalam negeri republik
indonesia peraturan daerah Tebo Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa dan
Pengangkatan Perangkat Desa, dengan tambahan persyaratan dari panitia
32 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2017 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa
-
46
adalah surat keterangan catatan kepolisian ( SKCK ) dan juga surat
persetujuan dari lembaga yang ada di desa Rantau Kembang.
Panitia yang diberi tugas menerima pendaftaranpun menerima
berkas-berkas persyaratan peserta dan nama-nama peserta yang menjadi
calon perangkat desa yaitu:
Selain perangkat desa lowongan yang dibuka ialah staf badan
permusyawaratan desa ( BPD ) yaitu :
Masing masing lowongan yaitu perangkat desa ( kasi pemerintahan ) dan
juga staf bpd masing-masih dibutuhkan satu.
Berdasarkan wawancara dengan ketua panitia seleksi perangkat desa
dan juga staf badan permusyawaratan desa ( BPD ),
minimnya masayrakat yang mau berpartisipaasi membuat panitia hanya menjadi fasilitator saja bukan sebagai penentu siapa
yang berhak untuk lanjut ketahap berikutnya, karena setelah tahap
penilaian dari tingkat desa maka akan langsung diserahkan pada
Nama : khoiril syahputra
tempat/tanggal lahir : sei. Penjara 13 april 1988
pendidikan terakhir : SLTA/ SMA Sederajat
Alamat : jl. Poros Rantau Kembang RT
05
Nama : Pariska
tempat/tanggal lahir : sei. Penjara 07 april 1986
pendidikan terakhir : SLTA/ SMA Sederajat
Alamat : jl. Poros Rantau Kembang RT
07
Nama : sri agustini
tempat/tanggal lahir :
pendidikan terakhir : SLTA/ SMA Sederajat
Alamat : jl. Poros Rantau
Kembang RT 10
-
47
pihak kecamatan sehingga didapatkanlah siapa yang berhak duduk
di kursi pemerintahan desa.33
b. Proses seleksi
Dalam proses seleksi terdapat 3 ( tiga ) tahap yaitu, ujian tertulis,
ujian kemampuan computer dan juga test wawancara, ujian dilakukan di
kantor secretariat panitia penjaringan perangkat desa dan staf BPD
1. Ujian tertulis
Ujian tertulis menjadi awal dalam proses pertama seleksi kedua
yang didapat diikuti oleh peserta yang lolos dalam seleksi berkas,
ujian tertulis wajib dilakukan karena melihat dari peraturan daerah
kabupaten tebo nooomor 8 tahun 2018 64 ayat 2 yang berbunyi
Meteri ujian tertulis terdiri dari pancasila dan undang-undang
dasar 1945, ketataprajaan dan pemerintahan desa, pengetahuan
umum dan perdesaan 34
Berdasarkan rapat yang panitia lakukan peserta diberikan waktu
sebanyak 120 menit untuk mengerjakan soal-soal yang yang diberikan
oleh panitia, dari pengamatan yang penulis lakukan soal berjumlah
seratus buah pertanyaan yang berisi tentang pengetahuan umum
tentang desa , kecamatan, kabupaten, provinsi dan juga Negara, serta
pertanyaan mengenai undang-undang serta pertanyaan yang
dianggap perlu dalam proses seleksi ini. Menurut keterangan dari
sekretaris panitia suparjan dibuatnya soal seperti ini agar perangkat
desa memiliki wawasan yang luas dan juga memahami apa yang dia
33 Wawancara dengan ketua panitia seleksi perangkat desa dan staf BPD 34
peraturan daerah kabupaten tebo nooomor 8 tahun 2018 64 ayat 2
-
48
akan lakukan nanti hingga ketika sudah duduk di jabatan yang
diinginkan.
Gambar 2.0 proses ujian tertulis.35
2. Ujian Kemampuan Komputer
Ujian computer adalah ujian tambahan dari pihak panitia dan desa
yang dianggap penting. Ujian computer tidak diperintahankan dalam
undang-undang namun hal ini diperbolehkan dan sangat di butuhkan
mengingat kemampuan menguasai bidang teknologi mampu
membantu dan mempermudah pekerjaan bagi para aparatur desa
dalam hal pelayanan terhadap masyarakat dan juga dalam tugas dan
lainnya selaku aparatur desa.
Ujian kemampuan computer dianggap sangat perlu oleh panitia
guna pelaksanaan pekerjaanya apabila lolos menjadi perangkat desa
ataupun staf BPD, semua pekerjaan yang dilakukan pastilah
melibatkan teknologi didalamnya, maka dari itu panitia memutuskan
untuk melakukan ujian kemampuan computer yang materinya ialah
Microsoft word dan juga Microsoft exel, aplikasi itu sangat penting
35 Proses ujian tertulis
-
49
digunakan ketika dalam pekerjaan nanti, ujian kemampuan komputer
adalah ujian tambahan yang diberikan oleh panitia guna menilai
kemampuan peserta dalam bidang IT ( intelegend teknologi ) yang
dimiliki oleh para pesrta sehingga perangkat desa terpilih nanti
memiliki dapat menggunakan teknologi yang ada untuk diaplikasikan
dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya sebagai perangkat desa
yang melayani masyrakat desa sesuai dengan bidang dan bagian kerja
masing-masing.36
Panitia memberikan waktu 90 menit untuk mengerjekan soal-soal
yang diberikan oleh panitia, dalam hal ini para peserta masih sangat
terlihat kesulitan mengerjakan soal-soal yang diberikan panitia
terutma tugas Microsoft exel. 37
Gambar 3.0 proses ujian komputer
3. Test Wawancara
Peserta setelah menyelesaikan tugas-tugas yang diberkan oleh
panitia tahap selanjutnya ialah tahap wawancara. Sama seperti test
lowongan kerja lainya peserta diberi pertanyaan oleh penguji dan peserta
harus menjawab pertanyaan tersebut, selain diberi pertanyaan peserta
36 dokumentasi 37 dokumentasi
-
50
yang semuanya beragama islam juga dilakukan tes kemampuan membaca
al-quran,
Peserta yang nantinya akan duduk sebagai perangkat desa
maupun satf BPD haruslah memiliki nilai lebih dari masayarakat
yang lain sehingga mampu melakukan pelayanan dengan baik
kepada masyarakat desa.38
Gambar 4.0 proses wawancara 39
Penilaian wawancara juga disebut dengan penilaian PDLT ( prestasi,
dedikasi, loyalitas dan tidak tercela ) dalam seleksi ini panitia memberi
pertanyaan tentang hal apapun yang diutuhkan panitia untuk melihat
penilaian PDLT dari masing masing peserta yang, karena PDLT adalah
salah satu penilaian wajib dalam proses seleksi yang harus dilewati oleh
para peserta yang tercantum dalam pasal 64 ayat 1 yang berbunyi
Tim seleksi mengadakan penyaringan melalui ujian tertulis dan
penilaian PDLT terhadap bakal calon perangkat desa yang memenuhi
persyaratan
38Wawancara dengan bapak adam malik ( lembaga sara‟ desa Rantau Kembang )
tanggal 15 januari 2019 di Kantor Desa Rantau Kembang
39 Proses wawancara
-
51
c. Proses Penilaian
Penilaian dilakukan panitia setelah para peserta melakuakan
tahap ujian melalui ujian tertulis dan juga penilaian PDLT, dengan melihat
pasal 64 ayat 3 yaitu bobot ujian tertulis sebesar 70% (tujuh puluh persen)
dan dar bobot PDLT sebesar 30% ( tiga puluh persen )40
, dalam penilaian
ini tim seleksi menetapkan minimal dua orang bakal calon perangkat desa
untuk masing-masing masing jabatan perangkat desa san disampaikan
kepada kepala desa untuk dikonsultasikan dengan camat atas nama bupati.
Tim panitia menetapkan dua orang yaitu saudara khairul
syaputra dan juga saudara pariskan untuk dikonsultasikan dengan
kecamatan, dikarenakan hanya ada dua orang yang mengikuti seleksi
perangkat desa, dan untuk jabatan sebagai staf BPD yang ada hanya satu
orang calon dipastikan lolos menjadi staf BPD yang mana tugasnya nanti
adalah membantu BPD dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas
pemerintahan desa.
Kedua nama calon perangkat desa diserahkan pada kepala desa
untuk dikonsultasikan pada pihak kecamatan, dalam pasal 66 yang
berbunyi
1. Kepala desa mengajukan calon perangkat desa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 64 ayat ( 5 ) kepada camat untu
mendapat persetujuan
40
Peraturan daerah tebo nomor 4 tahun 2018 tentang pedoman penbentukan tata kerja
pemerintah desa dan pengangkatan perangkat desa
-
52
2. Camat memberikan rekomendasi tertulis terhadap calon
perangkat desa selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) hari kerja.
3. Rekomendasi yang diberkan camat berupa persetujuan atau
penolakan berdasarkan persyaratan yang ditentukan,
4. Camat dapat melakukan uji kelayakan terhadap calon perangkat
desa yang disampaikan oleh perangkat desa untuk menyetujui
atau menolak.
5. Dalam hal camay memberikan persetujuan, kepala desa
menetapkan keputusan camat tentang pengangkatan perangkat
desa.
6. Dalam hal rekomendasi dcaman berisi penolakan kepala desa
melakukan penjaringan dan penyaringan kembali calon
perangkat desa.41
Menurut keterangan yang diberikan oleh kedua calon perangkat
desa, pada saat berada di kecamatan Rimbo Ilir mereka dihadapkan
dengan para panitia dari pihak kecamatan Rimbo Ilir yang di
tugaskankan oleh camat Rimbo Ilir untuk melakukan uji kelayakan
pada calon perangkat desa dengan cara melakukan wawancara
secara bergantian, mereka di berikan beberapa pertanyaan mengenai
desa tempat mereka tinggal dan juga pertanyaan pertanyaan umum
yang sering diberikan pada saat ujian wawancara seperti biasanya,
para calon perangkat desa juga di berikan pertanyaan tentang kinerja
41 Peraturan daerah kabupaten tebo nomor 4 tahun 2018 tentang pedoman pembentukan organisasi dan tata kerja pemerintah desa dan pengangkatan perangkat desa
-
53
kepala desa dan dimintai pendapat tentang perbandingan antara
kepemimpina kepala desa yang terdahulu dan juga yang sekarang,
calon perangangkat desa ini secara bergantian diberikan pertanyaan
oleh tiga panitia yang diberikan tugas oleh camat untuk melakukan
proses uji kelayaka.
Berdasarkan peraturan yang digunakan maka pihak dari
kecamatanpun mengeluarkan surat rekomendasi tertulis camat
Rimbo Ilir Nomor 141.4/180/Pem/IX/2019 tertanggal 13 agustus
2019 tentang pengangkatan perangkat desa Rantau Kembang yang
selanjutnya dilaksanakanlah pelatikan oleh pihak desa dengan
dikeluarkanya keputusan kepala desa yang berisi tentang
pengangkatan perangkat desa.42
C. Faktor pengaruh dan capaian dalam Penyelenggaraan Rekrutmen
dan Seleksi Perangkat Desa di Rantau Kembang Kecamatan
Rimbo Ilir Kabupaten Tebo Tahun 2019
1. Faktor penghambat
a. Jumlah Pendaftar yang Sedikit
Partisipasi dari warga masyarakat desa Rantau Kembang
dalam proses seleksi dan rekrutmen ini tentu saja adalah aspek
paling utama untuk mencari masyarakat desa yang benar-benar
berkompeten untuk duduk sebaia aparat desa yang tugasnya adalah
melayani kebutuhan masyrakat sesuai dengan tugas-tugas dan
42 dokumentasi
-
54
kewajibanya selaku orang yang memiliki jabatan ditingkat desa,
namun dalam hal ini hanya sedikit sekali masyrakat desa Rantau
Kembang yang mau berpartisipasi dalam seleksi dan rekrutmen
perangkat desa Rantau Kembang hanya ada 3 orang yang
berpartisipasi dalam seleksi ini, padahal di desa Rantau Kembang
banyak warga masyarakat yang bisa mendaftarkan diri dan juga
memnuhi persyaratan untuk berpartisipasi dalam seleksi perangkat
desa ini, dari hasil obrolan yang sering penulis lakukan dengan
masyarakat desa Rantau Kembang, masyarakat beranggapan
bahwa seleksi yang dilakukan hanyalah sebuah formalitas untuk
menutupi nepotisme yang dilakukan oleh kepala desa.
Pada dasarnya calon perangkat desa yang mendaftarkan diri
adalah dua dari banyaknya pendukung kepala desa dalam
pemilihan kepala desa yang dilakukan pada tahun 2018 yang lalu,
keduanya termasuk pendukung yang besuara keras agar kepala
desa yang mereka dukung dapat terpilih dan menepati kursi
tertinggi di desa Rantau Kembang, namun hal ini di bantah oleh
bapak heri susilo selaku salah satu panitia seleksi dan rekrutmen
perangkat desa Rantau Kembang
Jika memang kepala desa sudah memiliki calon sendiri maka
pemerintaha desa juga malas bersusah payah hingga mengeluarkan
dana untuk melakukan proses ini, pemerintah desa membuka seluas-
luasnya siapa yang memiliki persyaratan untuk mendaftarkan diri,
lagi pula aturan yang ada sudah tidak memungkinkan lagi kepala desa memilih perangkat desa sesuka hati.
43
43 Wawancara dengan heri susilo di kantor desa Rantau Kembang tanggal 02 februari 2020
-
55
b. Latar belakang pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam
setiap pekerjaan pada masa sekarang ini, pendidkan tentu saja
merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh peserta dan juga
untuk panitia dalam melakukan penilaian terhadap peserta yang
mendaftarkan diri, dalam pasal 58 ayat 2c pendidiksn minimal
perangkat desa adalah sekolah menengah umum atau pendidikan
sederajat, dilihat dari pesrta yang mendaftarkan diri 2 orang dari
peserta adalah mereka yang memegang ijazah paket C, namun jika
dilihat lebih lanjut ada puluhan warganya yang lulusan dari
perguruan tinggi baik yang bergelar strata satu ( S1 ) maupun
diploma 3 sangat disayangkan mereka yang memiliki ge