PENJERNIHAN DAN PERBAIKAN KUALITAS AIR SUMUR ...repository.uinjambi.ac.id/2839/1/FADLAN...
Transcript of PENJERNIHAN DAN PERBAIKAN KUALITAS AIR SUMUR ...repository.uinjambi.ac.id/2839/1/FADLAN...
PENJERNIHAN DAN PERBAIKAN KUALITAS AIR SUMUR
MENJADI LAYAK MINUM SERTA MEMANFAATKAN
POTENSI ALAM DENGAN METODA KOMBINASI
LAPISAN MULTI MEDIA - FILTER SABUT
TANDAN SAWIT (LMM - FSTS)
DI PERUMAHAN VALENCIA
MUARO JAMBI
SKRIPSI
FADLAN MU’ARIF
NIM. TB. 150959
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
i
PENJERNIHAN DAN PERBAIKAN KUALITAS AIR SUMUR
MENJADI LAYAK MINUM SERTA MEMANFAATKAN
POTENSI ALAM DENGAN METODA KOMBINASI
LAPISAN MULTI MEDIA - FILTER SABUT
TANDAN SAWIT (LMM - FSTS)
DI PERUMAHAN VALENCIA
MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
FADLAN MU’ARIF
NIM. TB. 150959
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.
Revisi
Tgl.
Revisi
Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 - 1 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Fadlan Mu‟arif
NIM : TB. 150959
Judul Skripsi : Penjernihan Dan Perbaikan Kualitas Air Sumur Menjadi Layak
Minum Serta Memanfaatkan Potensi Alam Dengan Metoda
Kombinasi Lapisan Multi Media - Filter Sabut Tandan Sawit
(LMM - FSTS) Di Perumahan Valencia Muaro Jambi
Telah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Biologi.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat
dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.
Revisi
Tgl.
Revisi
Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 - 2 dari 2
Hal : Nota Dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Fadlan Mu‟arif
NIM : TB. 150959
Judul Skripsi : Penjernihan Dan Perbaikan Kualitas Air Sumur Menjadi Layak
Minum Serta Memanfaatkan Potensi Alam Dengan Metoda
Kombinasi Lapisan Multi Media - Filter Sabut Tandan Sawit
(LMM - FSTS) Di Perumahan Valencia Muaro Jambi
Telah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Biologi.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat
dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
iv
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya
merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
vi
PERSEMBAHAN
Sujud syukur kusembahkan kepada Tuhan yang Maha Agung, Maha
Tinggi, Maha Adil dan Maha Penyayang, atas takdir Mu telah jadikan aku
manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani
kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk
meraih cita-citaku.
Teruntuk kedua orang tuaku ayahanda Drs. Syamsurijal dan ibunda
Halimah, adikku M. Taufik Hidayat dan Hikmatun Nazilah, yang selama ini telah
banyak memberi semangat, doa, dorongan, nasehat, dan kasih sayang serta
pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap
rintangan yang ada didepanku.
Tanpa dosen ataupun guruku saya tidak akan bisa mencapai titik ini.
Terimakasih atas bimbingan, motivasi, dan telah sabar membimbing saya. Maaf
selama membimbingku banyak merepotkan atau pun pernah berbuat salah.
Semoga atas ilmu yg di berikan ini memberi berkah sehingga bisa manjadi amal di
akhirat nanti.
Tanpamu teman saya tak berarti, tanpamu teman saya bukan siapa-siapa
yang takkan jadi apa-apa, buat sahabatku Posko 100 Tokyo terimakasih atas
segala bantuan dan motivasinya, kalian adalah tempatku bersandar, jikalau aku
bersedih, spesial doa untuk kalian semua semoga kalian sukses dan takkan pernah
melupakanku.
Hanya sebuah rangkaian kata-kata yang sederhana ini yang dapat
kupersembahkan. Terimakasih yang dapat ku ucapkan untuk motivasi bahkan
setiap bantuan dari keluarga, dosen, dan sahabatku.
vii
MOTTO
( فإذا فرغت فا ٦( إن مع العسر يسرا)٥فإن مع العسر يسرا )... {٧–٥(... }الشرح: ٧نصب)
Artinya:
“...Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (5),
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (6),Maka apabila engkau
telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan
yang lain) (7)...(Anonim Alqur‟an dan Terjemahan, 2005: hlm 596)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdillah puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha „Alim yang
kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajukannya atas ridhonya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW
pembawa risalah pencerahan dan ilmu pengetahuan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan pihak-pihak
yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, tidak lupa pula
peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M,Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, S.Pt, M,Pd Selaku Ketua Prodi dan Bapak Fery Kurniawan,
M.Si selaku Sekretaris Prodi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak/Ibu dosen jurusan Tadris Biologi
5. Bapak Drs. Alfian, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Deliza, M.Si
selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan
mencurahkan pemikirannya demi pengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Kepala Laboratorium Biologi UIN STS Jambi dan Kepala Laboratorium Air
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas yang telah
memberikan izin untuk mengadakan riset penelitian dan memberikan
kemudahan kepada penulis untuk memperoleh data di lapangan.
7. Sahabat-sahabat mahasiswa Tadris Biologi angkatan 2015 yang telah menjadi
patner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
ix
ABSTRAK
Nama : Fadlan Mu‟arif
Jurusan : Tadris Biologi
Judul : Penjernihan Dan Perbaikan Kualitas Air Sumur Menjadi Layak
Minum Serta Memanfaatkan Potensi Alam Dengan Metoda
Kombinasi Lapisan Multi Media – Filter Sabut Tandan Sawit
(LMM-FSTS) Di Perumahan Valencia Muaro Jambi
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat. Sampai saat
ini masalah air bersih masih banyak dijumpai baik di daerah perkotaan maupun di
daerah pedesaan, permasalahan air bersih ini juga di alami warga perumahan
Valencia Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini bertujuan Agar Metoda
Kombinasi LMM – FSTS dapat di aplikasikan untuk masyarakat dan dapat
menjadi teknologi yang efektif, efisien, sederhana dan murah dalam mengatasi
permasalahan lingkungan, sebagai sistem alternatif pengolahan air sumur yang
merupakan masukan dalam upaya menanggulangi dampak masalah kualitas air.
Pada penelitian ini akan di lakukan perakitan alat LMM-FSTS dengan
menggunakan campuran material tanah vulkanik, arang, serbuk besi, sabut tandan
sawit yang di bungkus dalam karung goni yang kemudian disusun dalam boks
seperti susunan batu bata di selingi zeolit antara bata tersebut. Dengan
mempelajari pengaruh kecepatan laju alir (10, 20, 30, 60) ml/menit, secara aerasi
dan non aerasi. Pada penelitian ini tingkat efisiensi paling tinggi dari Ph, Warna,
Fe berturut adalah pada perlakuan aerasi dengan laju alir 60 ml/menit (25%), 10
ml/menit (31%), 10 ml/menit (83%) sedangkan yang paling rendah yaitu pada non
aerasi dengan laju alir 10 ml/menit (10%), 60 ml/menit (25%), 60 ml/menit
(67%). Secara non aerasi tidak mengalami penurunan Escherichia coli,
sedangkan perlakuan secara aerasi di peroleh bakteri Escherichia coli sebesar 0
sel/100 ml, artinya memenuhi syarat air layak minum.
Kata kunci: LMM-FSTS, laju alir, aerasi, non aerasi
x
ABSTRACT
Name : Fadlan Mu‟arif
Study Program : Tadris Biology
Title : Purification And Improvement Of Well Water Quality To
Be Worthy Of Drinking And Utilizing The Potential Of
Nature With The Method Of Combining Multi Media
Layering – Plam Oil Bunches Filter (LMM-FSTS) At
Residents Valencia Muaro Jambi
Clean water is a very vital requirement for the community. To date, the problem
of clean water is still prevalent in both urban and rural areas, the problem of clean
is also experienced by residents of Valencia district Muaro Jambi. This is study
aims to apply the combination method LMM-FSTS to the community and can be
an effective, effecient, simple and in expensive technology in overcoming
environmental problems. As an alternative system of well water treatment which
is an input an effort to overcome the impact of water quality problems. In this
reaserch, LMM-FSTS equipment will be assembled using a mixture of volcanic
soil material, charcol, iron powder, plam oil bunches wrapped in goni sacks wich
are then arranged in boxes such as bricks in the zeolit between the bricks. By
studying the effect of the speed of the flow rate (10, 20, 30, 60) ml/minute, in
aeration and non aeration, in this study the highest level of efficiencywas pH,
color, Fe, respectively, in the treatment of aeration with a flow rate of 60
ml/minute (25%), 10 ml/minute (31%), 10 ml/minute (83%), while the most low
in non aeration with a flow rate of 10 ml/minute (10%), 60 ml/minute (25%), 60
ml/minute (67%). Non aeration did not experience a decrease in Escherichia coli,
while the treatment of aeration was obtained by Escherichia coli by 0 cels/100 ml,
meaning that it fulfilled the requirements for dringking water.
Keywords: LMM-FSTS, flow rate, eration, non aeration
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
MOTTO ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
ABSTRACT ................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
E. Kegunaan Penelitian........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ................................................................................... 6
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 31
C. Alat dan Bahan ................................................................................... 31
D. Prosedur Kerja/Langkah-Langkah Kerja ........................................... 32
E. Analisis Data ...................................................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ................................................................................................... 43
B. Pembahasan ........................................................................................ 51
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................ 57
B. Saran ................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Syarat Kualitas Air Minum .............................................................. 9
Tabel 2. Studi Relevan ................................................................................... 29
Tabel 3. Hasil Analisis Air Sumur Menggunakan Sistem LMM-FSTS ........ 45
Tabel 4. Tingkat Efisiensi Air Sumur Setelah Perlakuan Aerasi ................... 51
Tabel 5. Tingkat Efisiensi Air Sumur Setelah Perlakuan Non Aerasi ........... 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kelapa Sawit ............................................................................. 13
Gambar 2.2. Gunung Kerinci ......................................................................... 15
Gambar 2.3. Arang Tempurung Kelapa ......................................................... 16
Gambar 2.4. Zeolit ......................................................................................... 17
Gambar 2.5. Besi ............................................................................................ 19
Gambar 3.1. Rangkaian Alat Kombinasi Multi Soil Layering (MSL) ........... 32
Gambar 3.2. Rangkaian Permiable Layering (PL) ......................................... 32
Gambar 4.1. Sampel Air Sumur ..................................................................... 43
Gambar 4.2. Air Setelah Perlakuan Aerasi dan Non Aerasi .......................... 44
Gambar 4.3. Grafik Efisiensi Ph Aerasi dan Non Aerasi ............................... 53
Gambar 4.4. Grafik Efisiensi Warna Aerasi dan Non Aerasi ........................ 54
Gambar 4.5. Grafik Efisiensi Fe Aerasi dan Non Aerasi ............................... 55
Gambar 4.6. Grafik Efisiensi E. Coli Aerasi dan Non Aerasi........................ 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Bahan LMM-FSTS dan PL
Lampiran 2. Perakitan LMM-FSTS dan PL
Lampiran 3. Alat LMM-FSTS dan PL
Lampiran 4. Sumber Sampel
Lampiran 5. Sampel Air Sumur
Lampiran 6. Hasil Perlakuan Secara Aerasi dan Non Aerasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam surah Az-Zumar ayat 21, Allah menjelaskan dan memberi isyarat
peran alam (makhluk hidup dan kimiawi):
أنزل من السماء ماء فسلكه ينابيع في الرض ثم يخرج ...ألم تر أن الل
ا ثم يجعله حطاما إن في به زرعا مختلفا ألوانه ثم يهيج فتراه مصفر
لك لذكرى لولي اللباب ... )الزمر:١٢( ذ
Artinya: “...Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah
menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi
kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-
macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan,
kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal...” (Anonim, 2005: hlm 368)
Dalam ayat itu tidak disebut bakteri atau fungi yang menghancurkan bahan
organik , tetapi diebutkan “pelajaran bagi ulul albab”. Hal inilah yang menjadi
kewajiban muslim untuk mempelajarinya. Kajian dekomposisi materi di alam
yang melibatkan mikroorganisme (bakteri dan jamur) tentu di kaji dalam sains.
(Subandi dan MP, 2014)
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
dapat bertahan hidup lebih dari empat sampai lima hari tanpa minum air. Volume
air dalam tubuh manusia rata-rata 65 % dari total berat badannya, dan volume
tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi
antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang
2
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
mengandung banyak air, antara lain otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot
75, 6%, dan darah 83%.(Kesehatan & Kemenkes, 2011)
Gusdi et al., (2017) “Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital
bagi masyarakat. Sampai saat ini masalah air bersih masih banyak dijumpai baik
di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan”. Mendalo darat merupakan salah
satu desa yang terletak di Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi,
Provinsi Jambi. Mendalo Darat sebagian besar masyarakatnya merupakan
mahasiswa. Terdapat 2 Universitas terbesar di Provinsi Jambi di desa Sungai
Duren dan Mendalo Darat. Dua Universitas tersebut yaitu Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Jambi dan Universitas Jambi. Sebagian besar mahasiswa
dari dua Universitas tersebut bertempat tinggal di desa Mendalo Darat.
Masyarakat setempat pada umumnya menggunakan air dari PDAM, namun
terbatasnya penyediaan serta jangkauan pelayanan dari PDAM, untuk memenuhi
kebutuhan air penduduk menggunakan air sumur.
Perumahan Valencia merupakan salah satu dari beberapa perumahan di
Mendalo Darat. Perumahan Valencia dahulunya merupakan rawa, dimana airnya
berwarna kekuningan sampai kemerahan, cenderung keruh dan berminyak,
bersifat asam, bila terkena kulit seperti terasa bergetah dan sedikit berbau yang
ada pada badan perairan, sehingga air sumurpun demikian, oleh sebab itu perlu
adanya pengolahan air sumur sebelum dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Dampak dari hal ini, masyarakat harus membuat filter air secara manual guna
menyaring air namun tidak efisien, tetap saja keruh dan berbau kemudian
penggunaan tawas, kebanyakan penggunaan tawas itu juga berbahaya terhadap
penggunanya.
Sebagian besar sumur rumah penduduk di Perumahan Valencia warnanya
keruh dan berbau. Dalam penelitian ini saya tidak mengambil sampel di seluruh
Perumahan Valencia melainkan hanya satu sumur saja. Sumur yang di teliti
berada salah satu rumah di blok J Perumahan Valencia.
Sampel yang akan di teliti sengaja kami ambil salah satu perumahan desa
Mendalo darat. Pada dasarnya bisa saja mengambil sampel di Kota Jambi atau di
daerah lainnya. Alasan memilih perumahan Valencia karena lokasinya dekat
3
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
dengan Kampus Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan
banyak mahasiswa yang berdomisili di Mendalo Darat. Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin yaitu Kampus tempat saya menimba ilmu. Dengan saya
meneliti di sekitar kampus berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi
lingkungan kampus dan sekitarnya.
Sistem pemurnian air telah lama dipraktekkan dalam memurnikan air
sumur yang keruh. Pemurnian air secara konvesional biasanya memiliki
keterbatasan seperti drum pengendapan dan drum penyaring harus selalu
dibersihkan, jika aliran air yang keluar kurang lancar. Bahan-bahan yang
digunakan seperti ijuk, kerikil, potongan bata, pasir harus dicuci bersih, kemudian
dijemur sampai kering, arang tempurung biasanya paling lama 3 bulan sekali
harus diganti dengan yang baru dan tidak bisa digunakan untuk menyaring air
yang mengandung bahan- bahan kimia seperti air buangan dari pabrik, karena cara
ini hanya untuk menyaring air keruh, tapi bukan menyaring air yang mengandung
zat kimia tertentu. (Herman, 2018)
Metode MSL telah di uji oleh peneliti Jepang dan di Thailand untuk
pengolahan air sungai yang tercemar dengan efisiensi penurunan rata-rata 70-
95%. Di indonesia metode MSL telah di uji dan di teliti untuk pengolahan limbah
cair industri kelapa sawit, tahu, dan limbah domestik dengan efisiensi penyisihan
rata-rata 70-100% (Sofyan, Salmarizal Sy, 2009).
Pada penelitian ini akan di lakukan perakitan alat MSL dengan
menggunakan campuran material tanah vulkanik, arang, serbuk besi, sabut tandan
sawit yang di bungkus dalam karung goni yang kemudian disusun dalam boks
seperti susunan batu bata di selingi zeolit antara bata tersebut. Dengan
mempelajari pengaruh kecepatan alir, sistem aerasi dan non aerasi. Pada
penelitian ini menggunakan air sumur masyarakat perumahan Valencia, Desa
Mendalo Darat yang keruh, kuning dan berbau. Dalam penelitin ini di lakukan
analisis air sumur sebelum dan sesudah di alirkan ke alat MSL dengan parameter
pH, Warna, Fe dan E.Coli. Hasilnya di bandingkan dengan buku mutu air minum
menurut Permenkes RI No 492/Menkes/Per/IV/2010.
4
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
B. Fokus Penelitian
Untuk penelitian ini dalam mengolah air di wilayah perumahan Valencia
desa Mendalo Darat yang tidak layak minum, maka penelitian ini di fokuskan
pada metoda kombinansi Lapisan Multi Media – Filter Sabut Tandan Sawit
(LMM-FSS) agar air bisa layak minum.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:
1. Apakah metoda kombinasi Lapisan Multi Media – Filter Sabut Tandan
Sawit (LMM-FSS) dapat menjernihkan air dan memperbaiki kualitas air
sumur menjadi layak minum dengan parameter yang telah ditentukan ?
2. Apakah laju alir yang diterapkan dalam penggunaan metoda kombinasi
Lapisan Multi Media – Filter Sabut Tandan Sawit (LMM-FSS)
mempengaruhi nilai efisiensi dari masing-masing parameter pengolahan
air sumur hingga air sumur layak minum ?
3. Bagaimana cara mengembangkan Metoda Kombinasi Lapisan Multi
Media – Filter Sabut Tandan Sawit (LMM-FSS) yang efisien ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari Penelitian ini adalah :
1. Menjernihkan air dan memperbaiki kualitas air sumur menjadi layak
minum dengan parameter yang telah ditentukan menggunakan metoda
kombinasi Lapisan Multi Media – Filter Sabut Tandan Sawit (LMM-FSS).
2. Mempelajari variasi laju alir (10, 20, 30, dan 60 ml/menit) dan pengaruh
aerasi maupun non aerasi terhadap nilai efisiensi dari masing-masing
parameter pengolahan air sumur hingga air sumur layak minum.
3. Mengembangkan Metoda Kombinasi Lapisan Multi Media – Filter Sabut
Tandan Sawit (LMM-FSS) yang efisien
5
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Agar Metoda Kombinasi LMM – FSTS dapat di aplikasikan untuk
masyarakat yang lebih besar dengan menggunakan reaktor yang akan
dirancang dalam penelitian ini.
2. Dapat menjadi teknologi yang efektif, efisien, sederhana dan murah
dalam mengatasi permasalahan lingkungan, sebagai sistem alternatif
pengolahan air sumur yang merupakan masukan dalam upaya
menanggulangi dampak masalah kualitas air.
3. Dapat menjadi studi relevan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
mengembangkan penelitian ini.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
Dalam surah Az-Zumar ayat 21, Allah menjelaskan dan memberi isyarat
peran alam (makhluk hidup dan kimiawi):
أنزل من السماء ماء فسلكه ينابيع في الرض ثم يخرج ...ألم تر أن الل
ا ثم يجعله حطاما إن في به زرعا مختلفا ألوانه ثم يهيج فتراه مصفر
لك لذكرى لولي اللباب ... )الزمر:١٢( ذ
Artinya: “...Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah
menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air
di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman
yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu
melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur
berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal...” (Anonim,
2005: hlm 368)
Dalam ayat itu tidak disebut bakteri atau fungi yang menghancurkan bahan
organik , tetapi diebutkan “pelajaran bagi ulul albab”. Hal inilah yang menjadi
kewajiban muslim untuk mempelajarinya. Kajian dekomposisi materi di alam
yang melibatkan mikroorganisme (bakteri dan jamur) tentu di kaji dalam sains.
(Subandi dan MP, 2014)
Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan
air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan. Menurut tempatnya, air dapat
berada di permukaaan tanah di sebut dengan air permukaan dan dapat berada di
dalam tanah, dan air ini di sebut dengan air tanah. Air hujan yang jatuh di tanah
sebagian meresap kedalam tanah dan sabagian lain dapat menggenang di
7
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
permukaan tanah, hal ini bergantung pada kondisi tanah. Air senantiasa
berhamburan di udara, lebih lebih di udara yang mengatasi tanah yang berdebu.
Setiba di tanah, air menjadi lebih cemar lagi karena sisa-sisa makhluk hidup
(sampah), kotoran dari hewan maupun manusia, dan mungkin juga dari kotoran
dari pabrik-pabrik. (Dwidjoseputro, 1994)
Moh Rifa‟i (2014), Dalam agama Islam menjelaskan mengenai macam-
macam air. Air yang dapat di pakai bersuci adalah air yang bersih (suci dan
menyucikan) yaitu air yang turun dari langit atau keluar dari bumi yang belum di
pakai untuk bersuci, air tersebut yaitu:
1. Air hujan
2. Air sumur
3. Air laut
4. Air sungai
5. Air salju
6. Air telaga
7. Air embun
Ditinjau dari segi hukumnya, air itu dapat di bagi empat bagian:
1. Air suci dan menyucikan yaitu air mutlak artinya air yang masih murni,
dapat di gunakan untuk bersuci dengan tidak makruh (air mutlak artinya
air yang sewajarnya)
2. Air suci dan dapat menyucikan tetapi makruh di gunakan yaitu air
musyammas (air yang di panaskan dengan matahari) ditempat logam yang
bukan emas.
3. Air suci tapi tidak menyucikan seperti air musta‟mal (air yang telah di
gunakan untuk bersuci) untuk menghilangkan hadats atau najis walaupun
tidak berubah warna, bau atau rasa.
4. Air mutanajis yaitu air yang kena najis (kemasukan najis), sedang
jumlahnya kurang dari dua kulah, maka maka air yang semacam ini tidak
suci dan tidak dapat menyucikan. Jika lebihndari dua kulah dan tidak
berubah sifatnya, maka sah untuk bersuci.
8
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Manusia memperoleh air yang di perlukan untuk minum, masak, mandi
dan cuci dari air hujan, dari air yang menggenang di permukaan tanah seperti
waduk, kubangan, atau daru sungai, maupun dari sumur. Air yang mengandung
mikroorganisme itu disebut air yang kena kontaminasi, jadi air itu tidak steril.
Beberapa penyakit menular dapat sewaktu-waktu meluas mejadi wabah karena air
yang tercemar.
Air minum untuk sebagian besar daerah tempat tinggal dan kota diperoleh
dari sumber permukaan seperti sungai, kali dan danau. Persediaan air alamiah
semacam itu terutama kali dan sungai, kemungkinan besar tercemar oleh sampah
domestik, pertanian dan industri. Banyak penduduk kota tidak menyadari bahwa
air yang mereka pakai itu telah digunakan sebelumnya. Penggunaan kembali air
merupakan suatu proses alamiah, sebagaimana di perlihatkan dalam siklus
hidrologis. Tetapi di masa kini ada pandangan baru mengenai penggunaan
kembali air. Meningkatnya jumlah penduduk, adanya kebutuhan akan air dalam
jumlah banyak untuk keperluan industri maupun untuk irigasi daerah pertanian,
telah menciptakan tuntunan baru terhadap sumber air yang tersedia. Sejalan
dengan hal tersebut, telah timbul minat terhadap pengembangan metode-metode
yang dapat di terima untuk membuat air menjadi aman dan dan sesuai untuk di
gunakan kembali. (Michael dan Chan, 1988)
Air mungkin saja terlihat jernih, tak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak
aman untuk di minum. Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang
bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak
kesehatan. Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat-zat kimia berarti air
tersebut mengalami polusi dan tidak dapat di minum. (Michael dan Chan, 1988)
Air tanah mengandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik dan oleh
karena itu merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme.
Mikroorganisme-mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama di
dalam air yang mengandung zat-zat anorganik. Sel-sel yang mati merupakan
bahan organik yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme–mikroorganisme
yang heterotrof. Temperatur turut menentukan populasi dalam air. Temperatur
sekitar 30oC atau lebih sedikit baik sekali bagi kehidupan bakteri patogen yang
9
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
berasal dari hewan maupun manusia. Sinar matahari, terutama sinar ultra
ungunya, memang dapat mematikan bakeri, akan tetapi daya tembus sinar ultra
ungu ke dalam air tidak seberapa. Air yang mengalir deras dan bergolak karena
menerjang batu-batuan kurang baik bagi kehidupan bakteri. Air sumur ( hal ini
bergantung kepada lingkungan) pada umumnya lebih bersih dari pada air
permukaan, karena air merembes ke dalam tanah itu telah tersaring oleh lapisan
tanah yang di lewatinya. (Dwidjoseputro, 1994)
Berikut syarat kualitas air minum dapat di lihat pada Tabel 1:
Tabel 1.
Syarat Kualitas Air Minum
No Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
yang Diperbolehkan
1 Parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
1. Escherichia coli Jumlah per 100
ml sampel 0
2. Total Bakteri Koliform Jumlah per 100
ml sampel 0
b. Kimia an-organik
1. Arsen Mg/I 0,01
2. Fluorida Mg/I 1,5
3. Total Kromium Mg/I 0,05
4. Kadmium Mg/I 0,003
5. Nitrit, (Sebagai NO2) Mg/I 3
6. Nitrat ( Sebagai NO3) Mg/I 50
7. Sianida Mg/I 0,07
8. Selenium Mg/I 0,01
2 Parameter yang tidak langsung
berhubungan dengan kesehatan
10
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
a. Parameter Fisik
1. Bau Tidak berbau
2. Warna TCU 15
3. Total zat padat terlarut Mg/I 500
(Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010, 2010)
Sistem MSL merupakan metoda pengolahan air yang memanfaatkan
kemampuan tanah sebagai media utama dalam menyisihkan parameter
pencemaran dalam meningkatkan kemampuan tanah tersebut dengan memperbaiki
strukturnya. Sistem MSL di bentuk pada sebuah konstruksi atau reaktor yang
tersusun atas lapisan campuran tanah dan lapisan batuan yang di bentuk seperti
susunan batu bata. Lapisan campuran tanah terdiri dari tanah terpilih, arang
sebagai unsur karbon, material organik dan material tambahan lain seperti biji
besi. Lapisan batuan yang bisa di gunakan seperti kerikil, zeolit, perlit, kombinasi
zeolit perlit dan lain-lain tergantung jenis batuan yang ada.(Sofyan, Salmarizal Sy,
2009)
Sistem MSL diatur dalam pola seperti bata dan dikelilingi oleh partikel air
permeabel, seperti zeolit dan kerikil. Pemanfaatan sistem MSL mudah dan murah
dikembangkan karena berasal dari sumber daya lokal, seperti tanah, serbuk
4. Kekeruhan NTU 5
5. Rasa Tidak berasa
6. Suhu oC ±3
b. Parameter kimiawi
1. Aluminium Mg/I 0,2
2. Besi Mg/I
0,3
3. Kesadahan Mg/I
500
4. Kholorida Mg/I
250
5. Mangan Mg/I
0,4
6. pH
6,5-8,5
11
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
gergaji, besi, arang, zeolit dan bahan alternatif lainnya. (Tsuigiyuki Masunaga,
Sato, Zennami, & Fujii, n.d.)
1. Sabut Tandan Sawit
Andi Haryanti, dkk (2014) Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu
jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting dalam sektor
pertanian dan sektor perkebunan. Kelapa sawit merupakan komoditi andalan
Indonesia yang perkembangannya demikian pesat. Lahan yang optimal untuk
kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor yaitu lingkungan, sifat fisik lahan
dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Tanaman kelapa sawit di
perkebunan komersial dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 24-28oC.
Untuk memperoleh hasil maksimal dalam budidaya kelapa sawit perlu
memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di antaranya struktur tanah dan
drainase tanah baik. Bahan organik seperti sabut tandan sawit dapat
meningkatkan mikroba aktivitas dan berfungsi sebagai pemasok hidrogen
selama proses denitrifikasi.(Chen, Luo, Sato, Wakatsuki, & Masunaga, 2009)
Morfologi tanaman sawit adalah sabagai berikut:
1. Akar
Kelapa sawit termasuk tanaman yang mempunyai perakaran yang
dangkal (akar serabut), sehingga mudah mengalami cekaman
kekeringan. Pada tanaman kelapa sawit yaitu akar serabut, yang terdiri atas
akar primer, sekunder, tersier, dan kuartieryang.
2. Batang
Batang pada kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak memiliki kambium
dan umumnya tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pase
muda terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan
internodia (Sunarko,2007).
3. Daun
Pada daun tanaman kelapa sawit memiliki ciri yaitu membentuk
susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun-daun
kelapa sawit disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang lebih 9
12
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
meter. Jumlah anak daun di setiap pelepah sekitar 250-300 helai sesuai
dengan jenis tanaman kelapa sawit. Daun muda yang masih kuncup
berwarna kuning pucat. Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam
satu susunan yang melingkari batang dan membentuk spiral. Pohon
kelapa sawit yang normal biasanya memiliki sekitar 40-50 pelepah daun.
4. Bunga
Tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar 12-14
bulan. Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti
bunga jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan
yang sama. Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk silang ataupun
menyerbuk sendiri karena memiliki daun jantan dan betina. Biasanya
bunganya muncul dari ketiak daun.
5. Biji
Setiap jenis kelapa sawit biasanya memiliki ukuran dan bobot biji yang
berbeda. Jenis biji dura panjangnya sekitar 2-3 cm dan bobot rata-rata
mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli
memiliki bobot 13 gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki
bobot 2 gram per biji.
13
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Gambar 2.1 Kelapa Sawit (Eleais sp)
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit)
2. Tanah Vulkanik
Tanah terdiri atas hancuran batu-batuan. Partikel-partikel itu ada yang
sebesar butir-butir pasir, ada pula yang sangat halus yang lebih kecil dari pada
0,02 mm, yaitu yang merupakan lumpur. Hancuran yang halus itu merupakan
suatu sistem koloid dalam air, ingat sajalah akan air yang berwarna keruh
14
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
(coklat) karena mengandung lumpur. Sifat-sifat tanah bergantung pada besar
kecilnya partikel-partikel yang merupakan komponen-komponen tanah
tersebut misalnya, tanah pasir berbeda dengan tanah liat dalam kemampuan
menahan air, kemampuan mengurung udara dan karenanya juga berbeda
dalam manahan panas. (Dwidjoseputro, 1994)
Di dalam tanah terdapat air kimia, yaitu air yang bersatu dalam partikel;
air kapiler, yaitu air yang berada di sela-sela partikel tanah, dan air gravitasi
yaitu air yang berkumpul sebagai genangan di atas lapisan tak tembus air.
Tanah mengandung mineral. Elemen-elemen yang ada di dalam tanah dapat
berbentuk ion, dan ion-ion mempengaruhi keasaman atau kebasahan tanah.
Lazimnya keasaman atau kebasahan tanah itu di nyatakan dengan pH
(konsentrasi ion-ion H+); pH 7 berarti netral, pH kurang dari 7 berarti asam,
pH lebih dari 7 berarti basa. Air kapur adalah basa, dan air yang banyak
mengandung sampah-sampah biasanya asam. (Dwidjoseputro, 1994)
Tia Rostaman, dkk (2011) Abu vulkanik merupakan bahan material
vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara pada saat terjadi letusan. Secara
umum komposisi abu vulkanik terdiri atas Silika dan Kuarsa. Abu vulkanik
mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman dengan
komposisi total unsur tertinggi yaitu Ca, Na, K dan Mg, unsur makro lain
berupa P dan S, sedangkan unsur mikro terdiri dari Fe, Mn, Zn, Cu. Tanah abu
vulkanik kaya bahan organik yang diklasifikasikan ke dalam Andisol
(Tsugiyuki Masunaga et al., 2007)
15
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Gambar 2.2. Gunung Kerinci
(Sumber: )
3. Arang
Zat karbon merupakan elemen penting dalam kehidupan makhluk.
Karbohidrat (gula,tepung), protein, lemak, vitamin-vitamin, semuanya
mengandung zat karbon. Elemen ini di udara berupa suatu senyawa CO2, dan
gas ini merupakan hanya kurang lebih 0,03% dari udara. (Dwidjoseputro,
1994)
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95%
karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan
pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar
tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan
yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak
teroksidasi.(Meilita Tryana Sembiring, 2003)
16
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Meilita Tryana Sembiring (2003) Arang selain digunakan sebagai bahan
bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap
ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi
lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan aktif faktor
bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi.
Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan
kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Penambahan arang di
SMB dapat meningkatkan biologis dekomposisi dan kapasitas adsorpsi dari
sistem.(Chen et al., 2009)
Arang bisa digunakan untuk menghilangkan bau dan warna pada air.
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon,
dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan
pada suhu tinggi. Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup
dapat menahan air.(Kesehatan & Kemenkes, 2011)
Gambar 2.3. Arang Tempurung Kelapa
(Sumber: http://www.bebeja.com/syarat-arang-tempurung-kelapa/)
17
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
4. Zeolit
Zahrina (2007) Zeolit alam banyak ditemukan di beberapa daerah di
Indonesia dalam jumlah yang besar serta kualitas yang baik dan umumnya
mengandung mineral mordenit dan clinoptilolit. Zeolit alam banyak
dimanfaatkan di berbagai bidang, seperti: bidang pertanian digunakan sebagai
pupuk, di bidang lingkungan untuk pengolahan air dan di bidang industri
sebagai penukar kation, adsorben dan katalis. Zeolit dengan diameter 1–5mm,
yang bisa meningkatkan distribusi air, dan ukurannya harus seragam mungkin
untuk mengurangi risiko tersumbat.(Chen et al., 2009)
Gambar 2.4. Zeolit
(Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Zeolite#/media/File:ZeolitesUSGOV.jpg)
5. Serbuk Besi
Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum)
dan nomor atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama. Ini
adalah unsur paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian
18
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
besar bagian inti luar dan dalam bumi. Besi adalah unsur keempat terbesar
pada kerak bumi. Kelimpahannya dalam planet berbatu seperti bumi karena
melimpahnya produksi akibat reaksi fusi dalam bintang bermassa besar, di
mana produksi nikel-56 (yang meluruh menjadi isotop besi paling umum)
adalah reaksi fusi nuklir terakhir yang bersifat eksotermal.
Akibatnya, nikel radioaktif adalah unsur terakhir yang diproduksi sebelum
keruntuhan hebat supernova. Keruntuhan tersebut menghamburkan prekursor
radionuklida besi ke angkasa raya.
Seperti unsur golongan 8 lainnya, besi berada pada rentang tingkat
oksidasi yang lebar, −2 hingga +6, meskipun +2 dan +3 adalah yang paling
banyak. Unsur besi terdapat dalam meteorit dan lingkungan rendah oksigen
lainnya, tetapi reaktif dengan oksigen dan air. Permukaan besi segar tampak
berkilau abu-abu keperakan, tetapi teroksidasi dalam udara normal
menghasilkan besi oksida hidrat, yang dikenal sebagai karat. Tidak seperti
logam lain yang membentuk lapisan oksida pasivasi, oksida besi menempati
lebih banyak tempat daripada logamnya sendiri dan kemudian mengelupas,
mengekspos permukaan segar untuk korosi.
Logam besi telah digunakan sejak zaman purba, meskipun paduan
tembaga, yang memiliki titik lebur lebih rendah, yang digunakan lebih awal
dalam sejarah manusia. Besi murni relatif lembut, tetapi tidak bisa didapat
melalui peleburan. Materi ini mengeras dan diperkuat secara signifikan oleh
kotoran, karbon khususnya, dari proses peleburan. Dengan proporsi karbon
tertentu (antara 0,002% dan 2,1%) menghasilkan baja, yang lebih keras dari
besi murni, mungkin sampai 1000 kali. Logam besi mentah diproduksi
di tanur tinggi, dimana bijih direduksi dengan batu bara menjadi pig iron, yang
memiliki kandungan karbon tinggi. Pengolahan lebih lanjut dengan oksigen
mengurangi kandungan karbon sehingga mencapai proporsi yang tepat untuk
pembuatan baja. Baja dan paduan besi berkadar karbon rendah bersama
dengan logam lain (baja paduan) sejauh ini merupakan logam yang paling
umum digunakan oleh industri, karena lebarnya rentang sifat-sifat yang
didapat dan kelimpahan batuan yang mengandung besi. (Chen et al., 2009)
19
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Besi memainkan peranan penting dalam biologi, membentuk kompleks
dengan oksigen molekuler dalam hemoglobin dan myoglobin; kedua senyawa
ini adalah protein pengangkut oksigen dalam vertebrata. Besi juga logam pada
bagian aktif sebagian besar enzim redoks yang berperan dalam respirasi
seluler serta oksidasi dan reduksi dalam tumbuhan dan hewan. Serbuk besi
bisa sangat meningkatkan kapasitas adsorpsi fosfat dari sistem MSL.(Chen et
al., 2009)
Gambar 2.5. Besi
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Iron_electrolytic_and_1cm3_cube.jpg)
6. Mikroorganisme Tanah
Berdasarkan penelitian dengan memakai perhitungan plate dan
perhitungan langsung dari mikroskop jumlah sel bakteri berkisar antara 106
sampai 108 sel pada setiap cm
3 tanah. Jumlah paling banyak pada rhizoplane,
semakin berkurang seiring jarak yang semakin jauh dari akar. Perbandingan
jumlah bakteri pada rhizoplane atau rhizosfer dengan tanah yang tidak berakar
bervariasi berdasarkan jenis tanaman. Pada tanaman kacang-kacangan R/S 24,
20
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
pada jagung 3 dan pada gandum 6. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri lebih
subur hidupnya pada tanah yang di tanami famili Leguminoceae daripada
tanaman famili Grammineae. (Subandi dan MP, 2014)
a) Bakteri Fiksasi Nitrogen
NO3- NO2
- NO N2
(pada kondisi aerobik)
Pengikatan (fiksasi nitrogen), yaitu penggabungan gas nitrogen bebas
dengan unsur lain menjadi nitrogen yang terikat dalam molekul (senyawa
yang mengandung unsur nitrogen). Pengikatan nitrogen merupakan fase
dari siklus nitrogen. Nitrogen bebas di atmosfer di ikat secara enzimatik.
Enzim di keluarkan oleh mikroorganisme nitrogen udara bebas diikat
menjadi senyawa nitrogen. Proses yang sangat penting ini merupakan
tahap di kembalikannya unsur nitrogen yang dilepaskan pada proses
denitrifikasi atau pada saat nitrogen terbasuh (launching) atau di gunakan
oleh tumbuhan. Dengan adanya pengikatan nitrogen oleh enzim
mikroorganisme tanah berarti nitrogen di kembalikan ke dalam tanah
mengganti nitrogen yang terangkat keluar dari tanah.(Subandi dan MP,
2014)
Pengikatan nitrogen di bantu oleh 2 jenis mikroba, yaitu yang bersifat
nonsimbiaotik, mikroorganisme yang hidup bebas. Seperti anggota dari
genus Azobacter, Beijerinckic, Clostridium dan Cyanobacter. Bakteri-
bakteri tersebut menggunakan gas nitrogen sebagai sumber nitrogen. Sifat
yang dimiliki mikroorganisme ini adalah kemampuan bertahan pada
kondisi stres atau cekaman air dengan cara membentuk dinding sel yang
tebal sehingga membentuk kista. Kista ini tahan terhadap penyunaran
ultraviolet yang kering tetapi tidak tahan panas. Jenis mikroba yang lain
adalah mikroba yang hidup bersama organisme lain secara simbiosis.
21
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Bakteri ini adalah adalah dari anggota genus Rhizobium. (Subandi dan MP,
2014)
b) Mikroba Pelarut fosfat
Mikroba pelarut fosfat dari jenis bakteri dan jamur, berperan penting
dalam menyediakan hawa fosfor yang larut dalam tanah dan bermanfaat
bagi tanaman. Sebagian besar P dalam tanah baik organik maupun yang
bersifat anorganik berada dalam bentuk terikat sehingga tidak tersedia bagi
tanaman. Kehadiran mikroba pelarut fosfat akan mempercepat dan
meningkatkan ketersediaan P dari pupuk organik dan sumber P lainnya,
yaitu fosfat alam.
Residu tanaman yang di tambahkan ke tanaman dapat terintegrasi
dalam biomassa mikroba. Penelitian lain menunjukkan bahwa fosfor dapat
terintegrasi dalam biomassa mikroba dan selanjutnya dapat di lepaskan
kembali kelarutan tanah. Mikroba pelarut fosfat pada ekosistem lahan
sawah, antara lain Pseudomonas sp, Bcillus sp, Aspergilus sp, Penicillium
sp, Streptomycetes sp, dan lain-lainnya. (Subandi dan MP, 2014)
c) Mikoriza
Cendawan mikoriza adalah fungi yang bersimbiosis dengan sistem
perakaran tanaman yang mampu memperluas zona eksploitasi akar,
meningkatkan ketersediaan hara dan air serta berperan sebagai pelindung
biologis bagi tanaman. Pada ekosistem lahan kering, peranan mikoriza
tersebut mampu meningkatkan hasil berbagai tanaman hingga 100%.
Peranan cendawan mikoriza pada lahan sawah belum layak di teliti.
Potensi yang memiliki ekosistem kombinasi lahan basah dan kering perlu
di teliti secara intensif untuk mengidentifikasi dan mendapatkan isolat
unggul yang cocok pada ekosistem. (Subandi dan MP, 2014)
22
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
d) Bakteri Preduksi Sulfat
Bakteri preduksi sulfat yang terdiri atas genera desulforibrio
desulfotomaculum, desulfosarcina, dan desulfociccus. Bakteri produksi
sulfat merupakan perombak bahan organik utama dalam sedimen anaerob
dan berperan penting dalam merealisasikan sulfur organic dalam produksi
Fe dan P mudah larut. (Subandi dan MP, 2014)
e) Rizobakteri
Nitrogen bebas merupakan 79% dari udara. Unsur N2 hanya dapat di
manfaatkan oleh tumbuhan, umumnya dalam bentuk nitrat, dan
pengambilannya khususnya lewat akar. Terbentuknya nitrat itu karena
jasa-jasa mikroorganisme. Penyusunan nitrat di lakukan secara bertahap
oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik. (Dwidjoseputro, 1994)
Beberapa genera bakteri yang hidup bebas di dalam tanah mampu
untuk mengikat molekul-molekul nitrogen guna di jadikan senyawa-
senyawa pembentuk tubuh mereka, misalnya protein. Jika sel-sel itu mati,
maka timbullah zat-zat hasil urai seperti CO2 dan NH3 (gas amoniak).
Sebagian dari amoniak terlepas di dalam udara, dan sebagian lain dapat
pergunakan oleh genus bakteri untuk membentuk nitrit. Nitrit dapat di
pergunakan oleh genus bakteri yang lain untuk memperoleh energi dari
padanya. Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan oksidasi nitrit menjadi nitrat
berlangsung di dalam lingkungan yang aerob. Peristiwa seluruhnya disebut
nitrifikasi. Tahap pertama, yaitu pengoksidasia amoniak menjadi nitrit
dilakukan oleh Nitrosomonas, Nitrosococcus dan beberapa spesies
lainnya, sedang pengoksidasian nitrit menjadi nitrat di lakukan oleh
Nitrobacter. (Dwidjoseputro, 1994)
Rozobakteria, pemacu pertumbuhan tanaman terdiri atas Genus
rhizobium, Azobacter, Azospirillum, Bacillus, Athrobacter, Bacterium,
Mycobacterium, dan Pseudomonas. Rizobakteri Azotobacterdan
Azospirillum dapat memproduksi hormon sekaligus memfiksasi N2 setara
23
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
dengan 20 - 40 kg N ha'. (Ir. Nana Danapriatna, Dr. Ir. Reginawanti
Hindersah, 2010)
f) Mikroba Penambah Bahan Organik
Mikroba perombak bahan organic bahan organic terdiri atas
Trichoderma reesei, T. harizianum, T. kohingii,, Pharerocheta
crysospurium, Cellumonas.
g) Jenis Genus Mikroba Penyubur Tanah
(1) Azobacter (ditemukan oleh Beyerinck, 1901) sifatnya pleomorfik,
bentuk sel-sel ada yang hampir bulat seperti kokus dan ada pula
yang panjang seperti basil, flagel peritik, hidup di lingkungan
netral dalam tanah yang basah, berudara serta mengandung cukup
zat-zat organik. Penambahan nitrogen dilakukan giat pada waktu
pembelahan, hal ini perlu untuk penyusunan bahan bagi sel-sel
baru. (Dwidjoseputro, 1994)
(2) Clostridium pasteurianum (ditemukan oleh Winogradsky, 1893)
dan beberapa spesies lainnya dapat hidup dalam berbagai kondisi
tanah dan oleh karena itu lebih banya terdapat di tanah dari pada
Azobacter. Clostridium hidup di lingkungan anaerob.
(Dwidjoseputro, 1994)
(3) Rhodospirillum (suatu spesies yang mengadakan fotosintesis)
danbeberapa spesies bakteri lainnya di ketahui pula
kemampuannya untuk mengikat N2 bebas, setelah di adakan
eksperimen-eksperimen dengan menggunakan isotop N15
.
(Dwidjoseputro, 1994)
(4) Rhizobium ( yang di kenal ialah Rhizobium leguminosarum) adalah
basil yang garam negatif yang merupakan penghuni biasa di dalam
tanah. Bakteri ini masuk melalui bulu-bulu akar berbua polongan
dan menyebabkan jaringan agar tumbuh berlebih-lebihan hingga
terjadi kutil-kutil. Bakteri ini hidup dalam sel akar dan memperoleh
24
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
makannya dari sel-sel tersebut. Biasanya jenis spesies
Actinomycetes kedapatan bersama-sama dengan Rhizobium dalam
satu sel. (Dwidjoseputro, 1994)
Tubuh manusia perlu mineral dan zat besi, tetapi zat besi yang terlalu
tinggi juga tidak baik bagi kesehatan, karena akan menyebabkan gangguan pada
ginjal dan lain-lain. Berdasarkan Permenkes RI No : 416/MENKES/PER/IX/1990
tentang persyaratan kualitas air bersih yang menerangkan bahwa kadar besi dalam
air maksimum diperbolehkan 1,0 mg/l.
Kelebihan zat besi bisa menyebabkan keracunan di mana terjadi muntah,
kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, mudah marah, cacat
lahir, gusi berdarah, kanker, sirosisginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah
lelah, kulit kehitam-hitaman, sakit kepala, gagal hati, hepatitis, mudah emosi,
hiperaktif, hipertensi, infeksi, insomnia, sakit liver, masalah mental, rasa logam di
mulut, mudah gelisah dan iritasi, rematik, keras kepala, gangguan penyerapan
vitamin dan mineral(Kesehatan & Kemenkes, 2011)
Fe dalam tubuh makhluk hidup berperan penting dalam sel darah merah.
Besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan hemoglobin. Banyaknya Fe di
dalam tubuh dikendalikan pada fase absorbs. Tubuh manusia tidak dapat
mengekpresikan Fe, karenanya mereka yang sering mendapat transfusi darah,
warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe (Kesehatan & Kemenkes,
2011)
Penyakit karena Fe adalah anemia atau kekurangan sel darah merah.
Penyakit anemia terjadi karena konsumsi zat besi pada tubuh tidak seimbang atau
kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikro elemen yang esensial
bagi tubuh, yang sangat diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam
hemoglobin (Hb). Kadar besi yang berlebihan dalam tubuh manusia dapat
merusak dinding usus dan sering mengakibatkan kematian(Kesehatan &
Kemenkes, 2011)
Sebagian besar penyakit berasal dari makanan, di sebabkan oleh
mikroorganisme yang memasuki dan meninggalkan inangnya lewat rute mulut
25
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
usus. Infeksi semacam ini di sebut juga infeksi enterik karena ususlah yang
terinfeksi. Penyakit yang berasal dari air terjadi karena minuman air tercemar.
Sebenarnya sumber infeksi itu bukanlah airnya. Melainkan tinja yang berasal dari
manusia (atau hewan) yang telah mencemari air tersebut. Tinja tersebut
mengandung patogen-patogen enterik bila berasal dari orang sakit atau penular
penyakit. Bila air yang mengandung patogen tersebut mencemari makanan, maka
infeksi ini dapat pula menjadi infeksi asal makanan). (Michael dan Chan, 1988)
Dalam air yang tercemar dapat menimbulkan berbakai macam penyakit,
air juga dapat menjadi sarana penyakit menular. Temperatur yang optimum
sepanjang tahun di Indonesia ini menyebabkan air di alam terbuka selalu
mengandung mikroorganisme. Air yang menghijau di sebabkan karena banyaknya
alga yang tumbuh di situ, air yang semacam ini tidak baik bagi kesehatan
manusia. Hasil metabolisme alga sering memberikan bau tertentu kepada air. Sel-
sel ganggang yang mati merupakan persediaan makanan bagi bakteri sprofit.
Kecuali itu air juga dapat mengandung protozoa dan bakteri patogen, meskipun
bakteri patogen itu umumnya tidak dapat bertahan lama dalam perairan bebas.
Namun pengalaman membuktikan bahwa air dapat merupakan wahana bagi
berbagai penyakit seperti disentri, tipus dan kolera. (Dwidjoseputro, 1994)
Dwidjoseputro (1994), menyebutkan beberapa mikroorganisme patogen
yang dapat dibawa oleh air:
1. Slmonella typhosa adalah basil yang tidak begitu panjang, garam negatif,
bergerak, fagel peritik, tidak membentuk spora, lekas mati di dalam terik
matahari, tidak dapat bertahan lama di dalam perairan bebas. Bakteri ini
penyebab penyakit tipus.
2. Shigella dysenterie adalah basil yang gram negatif, tidak bergerak. Bakteri
ini penyebab penyakit disentri (mejan). Spesies yang lain seperti S. sonnei
dan S. paradysenterie menyebabkan penyakit disentri pula.
3. Entamoeba histolytica bukan bakteri melainkan tergolong protozoa.
Spesies ini dan beberapa spesies lainnya dari genus ini menyebabkan
penyakit disentri pula.
26
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
4. Vibrio comma adalah bakteri yang bentuknya agak melengkung, gram
negatif, monotrik. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera yang endemis
di Indonesia dan sewaktu-waktu berjangkit dan makan korban banyak.
5. Clostridium tetani adalah basil yang hidupnya anaerob, membentuk spora,
menghasilkan toksin yang menyebabkan penyakit “rahang kejang”
(tetanus). Infeksi dari basil ini kepada manusia hanya lewat luka-luka.
Dalam penentuan kualitas air layak konsumsi ada beberapa ketentuan yaitu
sebagai berikut :
1. Penentuan kekeruhan
Tim Media Cipta Guru SMK (2017) Kekeruhan adalah sifat fisik air yang
tidak membahayakan, tetapi mempengaruhi dalam penggunaannya karena
tidak di senangi tampilannya. Kekeruhan ini disebabkan oleh air yang
mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga merubah
bentuk tampilan jadi berwarna kotor dan berlumpur. Untuk menetapkan
kekeruhan air dan air limbah dengan nefelometer. Kekeruhan maksimum yang
dapat diukur dalam pengujian ini adalah 40 Nefelometrik Turbidity Unit
(NTU), apabila contoh uji mempunyai kekeruhan lebih dari 40 NTU maka
contoh harus diencerkan. (Standar Nasional Indonesia 06-6989.25, 2005)
2. Penentuan kadar Nitrit
Untuk penentuan nitrit, NO2_N dalam air dan air limbah secara
spektrofotometri pada kisaran kadar 0,01 mg/L sampai dengan 1,00 mg/L
NO2_N. Jika menggunakan kuvet 1 (satu) cm dalam penetuan kadar nitrit,
NO2_N dapat diperoleh kadar sampai dengan 0,18 mg/L NO2_N. Untuk
meningkatkan ketelitian pembacaan dapat digunakan kuvet yang lebih panjang
lintasannya (5 cm atau 10 cm). (Standar Nasional Indonesia 06-6989.9, 2004)
3. Penentuan E.coli
Luh, Manik, & Ristiati (1995) Faktor-faktor biotik yang terdapat dalam air
terdiri dari : bakteria, fungi, mikroalgae, protozoa, virus serta sekumpulan
hewan ataupun tumbuhan air lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba.
Kehadiran mikroba di dalam air mungkin akan mendatangkan keuntungan
27
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
tetapi juga akan mendatangkan kerugian. Penentuan jumlah E. coli pada air
layak kosumsi adalah 0/100 ml sampel. (Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492/Menkes/Per/IV/2010, 2010)
4. Penentuan pH
Tim Media Cipta Guru SMK (2017) pH merupakan suatu pernyataan dari
konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air. Besarnnya dinyatakan dalam
minus logaritma dari konsentrasi ion H. Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan
lingkungan yang asam sedangkan nilai di atas 7 menunjukkan lingkungan
yang basa (alkalin), dan pH=7 di sebut netral. Cara uji derajat keasaman (pH)
air dan air limbah dengan menggunakan alat pH meter, pH air layak konsumsi
yaitu 6,5-8,5.(Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990,
1990; Standar Nasional Indonesia 06-6989.11, 2004)
5. Penentuan warna
Menentukan warna air alam, air minum dan air limbah secara
spektofotometri pada panjang gelombang 450 nm sampai 465 nm dengan
kisaran serapan 0,005-0,8. Apabiala warna memberikan serapan lebih besar
dari 0,8 maka lakukan pengenceran. (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2014)
6. Penentuan logam
Said (2012) Besi merupakan logam berat yang dibutuhkan dimana zat ini
dibutuhkan dalam proses untuk menghasilkan oksidasi enzim cytochrome dan
pigmen pernapasan (haemoglobin). Logam ini akan menjadi racun apabila
keadaannya terdapat dalam konsentrasi di atas normal. Berdasarkan sudut
pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis
pertama adalah logam berat esensial di mana keberadaannya dalam jumlah
tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang
berlebihan dapat menimbulkan efek racun, contoh logam berat ini adalah Fe.
Sedangkan jenis kedua adalah logam berat non esensial atau beracun, dimana
keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan
dapat bersifat racun seperti Pb. Secara alamiah timbal dapat masuk ke dalam
badan perairan melalui pengkristalan timbal di udara dengan bantuan air
28
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
hujan. Penentuan logam mangan (Mn) total dan terlarut dalam air dan air
limbah secara Spektrofotometri Serapan Atom Nyala (SSA) pada kisaran
kadar Mn 0,1 mg/L sampai dengan 10 mg/L dengan panjang gelombang 279,5
nm.(“Air dan air limbah – Bagian 5 : Cara uji mangan ( Mn ) Secara
Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ) –Nyala,” 2009)
7. Penentuan Escherichia coli
Escherichia coli adalah nama yang tidak asing lagi bagi orang yang
berkecimpung dalam bidang mikrobiologi, karena Escherichia coli atau
Bacterium coli commune adalah sebuah nama bakteri yang diambil dari nama
orang yang menemukannya yaitu Theodor Escherich. Escherichia coli praktis
selalu ada dalam saluran pencernaan hewan dan manusia karena secara
alamiah Escherichia coli merupakan salah satu penghuni tubuh. Penyebaran
secara pasif dapat terjadi melalui makanan atau minuman. (Melliawati, 2009)
Di dalam uji analisis air, Escherichia coli merupakan mikroorganisme
yang dipakai sebagai indikator untuk menguji adanya pencemaran air oleh
tinja. Di dalam kehidupan kita Escherichia coli mempunyai peranan yang
cukup penting yaitu selain sebagai penghuni tubuh ( di dalam usus besar) juga
Escherichia coli menghasilkan kolisin yang dapat melindungi saluran
pencernaan dari bakteri patogenik. Escherichia coli akan menjadi patogen bila
pindah dari habitatnya yang normal kebagian lain dalam inang, misalnya, bila
E. coli di dalam usus masuk ke dalam saluran kandung kemih kelamin dapat
menyebabkan sistitis, yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ
tersebut. Escherichia sekarang dianggap sebagai genus dengan hanya satu
spesies yang mempunyai beberapa ratus tipe antigenik. Tipe-tipe ini dicirikan
menurut kombinasi yang berbeda-beda antara antigen 0 (antigen
lipoporisakaride somatik di dalam dinding sel ), K ( antigen polisakaride
kapsul) dan H (antigen protein flagela). tambahan pula antigen K dibagi
menjadi antigen L, A atau B berdasarkan pada ciri fisiknya yang berbeda-
beda. Galurgalur tertentu dari Escherichia coli mampu menyebabkan
gastroenteristis taraf sedang sampai parah pada manusia dan
hewan.(Melliawati, 2009)
29
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Melliawati (2009), Meskipun Escherichia coli merupakan mikroorganisma
indikator yang dipakai di dalam analisis air untuk menguji adanya pencemaran
oleh tinja, tetapi pemindah sebarannya tidak selalu melalui air, melainkan
dipindah sebarkan melalui kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan
pasif melalui makanan atau minuman. Ciri-ciri umum Escherichia coli
a. Bentuk bulat cenderung ke batang panjang
b. Bentuk batang, biasanya berukuran 0,5 x 1 - 3 μ
c. Terdapat sendiri sendiri, berpasang-pasangan dan rangkaian pendek
d. Bergerak atau tidak bergerak
e. Bergerak dengan menggunakan flagella peritrik
f. Biasanya tidak berbentuk kapsul
g. Tidak membentuk spora Gram negative
h. Aerob, anaerob fakultatif
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Studi relevan yakni memuat hasil hasil penelitian sebelumnya yang
relevan dengan penelitian penelitian yang di lakukan oleh peneliti lain, dengan
maksud untuk menghadiri duplikasi. Di samping itu untuk menunjukkan bahwa
topik yang akan di teliti dalam konteks yang sama.
Permasalahn yang akan penulis teliti sudah pernah di teliti oleh beberapa
orang sebelumnya di antaranya:
Tabel 2.
Studi Relevan No Judul Penulis Perbedaan
1
The efficiency of
a multi-soil-
layering system
on domestic
wastewater
treatment during
the ninth and
tenth years of
operation
S. Luanmanee,
dkk (2001)
Sistem MSL terdiri dari tanah
yang dicampur dengan serasah,
partikel besi dan ijuk yang
digerus dengan rasio masing-
masing 60: 10: 15: 15 menurut
beratnya. Campuran tanah diatur
dalam kotak plastik tahan lama
1,75 × 2,5 × 1,2 m3 sebagai blok
sehingga membentuk pola
lapisan seperti bata dengan
zeolit antar lapisan.
2 Effect of
intermittent
P. Boonsook,
dkk (2002)
Penelitian ini meneliti efek
aerasi dari sistem multi-soil-
30
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
aeration
regulation of a
multi-soil-
layering system
on domestic
wastewater
treatment in
Thailand
layering (MSL) pada air limbah
domestik pengobatan. Sistem
MSL dibangun dalam tangki
beton 100 × 200 × 150 cm.
Tanah liat dicampur dengan
serbuk gergaji dan potongan besi
dengan perbandingan 75:10:15,
berdasarkan berat kering.
Campuran tanah diisi ke dalam
tangki sebagai blok, sehingga
membentuk pola lapisan seperti
batu bata. Ruang hampa di
antara blok tanah diisi dengan
zeolit. Gabungan air limbah
toilet dan kafetaria dituang
secara berkala ke sistem MSL.
Efisiensi penyingkiran SRP
mencapai masing-masing 87,4,
53,2 dan 80,3%. Namun, pada
tingkat aerasi ini, efisiensi
penghapusan total nitrogen (TN)
menurun menjadi -26,7%.
3
Characterization
of ‟Ikeatment
Processes and
Mechanisms of
COD,
Phosphorus and
Nitrogen
Removal in a
Multi-Soil-
Layering System
Kuniaki Sato,
dkk (2004)
Karakteristik proses perawatan
di dalam sistem MSL diselidiki
dengan menggunakan sistem
MSL skala laboratorium, yang
dipasang dalam kotak akrilik
dengan perbandingan 10 x 60 x
73 cm melampirkan "blok
campuran tanah" bergantian
dengan lapisan zeolit permeabel.
Delapan puluh persen COD
telah dihapus di lapisan tanah
pertama di antara 6 lapisan, dan
laju pemindahan meningkat saat
air bergerak turun dan akhirnya
mencapai 90% pada lapisan
terakhir sistem. Konsentrasi
fosfor lebih rendah di bawah
lapisan campuran tanah daripada
di bawah lapisan permeabel,
mungkin karena P teradsorpsi
terutama oleh tanah dan
campuran besi partikel.
Konsentrasi P dalam air secara
bertahap menurun.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini yaitu penelitian Eksperimen Kualitatif
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Terpadu UIN STS Jambi dan
Laboratorium Air Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas.
Penelitian ini akan di mulai bulan Februari sampai dengan bulan April 2019.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Multi Soil
Layering (MSL), oven (jamato), pH meter (trans instruments), stopwach,
neraca analitik, buret, aerator, pompa vakum, botol winker, botol sampel,
jerigen, spektofotometer UV-VIS (UV-2600 Shimadzu), serta alat-alat gelas.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah vulkanik gunung
Kerinci, zeolite, serbuk besi, sabut tandan sawit, batu kerikil, pasir, dan air
sumur salah satu warga di perumahan Valencia, Ds. Mendalo Darat, Kec.
Jambi Luar Kota, Kab. Muaro Jambi, Prov. Jambi. Bahan kimia yang di
gunakan produksi merek Germany: H2SO4 98%, kalium hydrogen ptalat
(KHC8H4O4), dihidrogen fosfat (KH2PO4), dll
32
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
D. Prosedur Kerja/Langkah-Langkah Kerja
Rancangan LMM dan PL
Gambar 3.1. Rangkaian Alat Kombinasi Multi Soil Layering (MSL)
Gambar 3.2. Rangkaian Permiable Layering (PL)
33
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Tanah Gunung Kerinci
Serbuk Besi
Arang
34
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Serbuk Tandan Sawit
Timbang Berdasar Berat Kering Dengan Perbandingan (75:10:10:5)%.
35
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Campur Tanah, Serbuk Besi, Arang dan Sabut Tandan Sawit yang Sudah
Di Timbang Berat Keringnya
Bungkus Adonan Dengan Karung Goni Ukuran (12x7x4) cm Berat 200 gr
Sebanyak 26 Bata Dan Ukuran (12x4x4) cm Berat 150 gr Sebanyak 8 Bata
36
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Reaktor LMM Dengan Dimensi 33x33x36 cm Terbuat Dari Jerigen Bekas. Jarak
Antara Bata 2 Cm Dan Jarak Lapisan Satu Ke Lapisan Berikutnya 4 cm.
Pipa Aerasi Berdiameter 2 cm dan Panjang 34,5 cm, Pada Badan Pipa Di Lobangi
37
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Pasang Keran Air dan Pipa Aerasi pada Jerigen
Masukkan Batu Kerikil untuk Lapisan Dasar LMM
38
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Masukkan Zeolite Untuk Lapisan Setelah Kerikil
Masukkan Bata dan Diselingi Zeolite Lalu Lapisi Lagi Zeolite, Diatasnya Susunan
Lagi Bata Secara Zigzag dengan Bata Dibawahnya Lakukan Seperti itu Hingga
Lapisan Terakhir Ditutupi Zeolite
39
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Perakitan Alat PL
Pipa Paralaon Atas Bediameter 2 Cm Dan Panjang 24 Cm, Pada Badan Pipa Di
Lobangi Lalu Letakkan Diatas LMM Pengalir Air Keseluruh LMM.
40
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Bungkus Sabut Tandan Sawit Menggunakan Karung Goni Dengan
Diameter 18 cm tinggi 4 cm
Kerikil
Sabut Tandan Sawit
Pasir
41
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Kerikil (Tinggi 4 cm)
Sabut Tandan Sawit (Tinggi 4cm)
Pasir (Tinggi 8 cm)
Sabut Tandan Sawit (Tinggi 4cm)
Kerikil (Tinggi 4 cm)
42
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Pengoperasiaan Alat
Pengoperasian dan perakitan alat di lakukan di Laboratorium Terpadu UIN
STS jambi. Langkah-langkah pengoperasian yaitu:
1. Susun bertingkat dari atas ember sampel, LMM, dan PL.
2. Cuci LMM menggunakan air bersih dengan cara mengalirkan air ke LMM
sempai bersih.
3. Setelah di cuci diamkan alat selama 30 menit sampai air tidak menetes lagi
dari alat
4. Masukan air sumur ke dalam ember sampel
5. Atur kecepatan laju alir pada keran ember secara bergantian 10, 20,30,60
ml/menit, hal ini di lakukan bergantian pula secara aerasi dan non aerasi.
6. Air mengalir dari ember sampel masuk ke LMM lalu masuk ke PL
Air yang keluar dari PL yang akan di analisis di Laboratorium Universitas
Andalas.
E. Analisis Data
Air sumur yang telah di ambil, di analisis terlebih dahulu kualitas airnya
dengan parameter fisik seperti warna, dan berbagai parameter kimia seperti pH,
Logam, E.Coli pada air tersebut. Lalu di lakukan analisis sesudah menggunakan
reaktor MSL untuk mengetahui kemajuan kualitas air menggukanakan raktor
MSL. Pengaturan kecepatan alir dengan mengatur putaran keran laju pengaliran
sampel dengan kecepatan 10, 20, 30, 60 ml/menit.
Tingkat efisiensi dapat di hitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan : A : Sebelum
B : Sesudah
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berikut merupakan sampel air sumur di perumahan Valencia Muaro
Jambi:
Gambar 4.1. Sampel Air Sumur
(Sumber: Dokumen Pribadi)
44
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Gambar 4.2. Air Setelah Perlakuan Aerasi dan Non Aerasi
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Hasil analisis air sumur di perumahan Valencia Kabupaten Muaro Jambi
perlakuan Aerasi dan Non Aerasi menggunakan metoda kombinasi Lapisan Multi
Media – Filter Sabut Tandan Sawit (LMM-FSTS) dapat di lihat pada Tabel 3
berikut:
45
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Tabel 3.
Hasil Analisis Air Sumur Menggunakan Sistem LMM-FSTS
Dari Tabel 3 dapat diketahui hasil analisis air sumur di perumahan Valencia dengan dua perlakuan yang pertama secara aerasi
dan yang kedua secara non aerasi. Dari data tersebut di ketahui kualitas air sebelum dan sesudah di analisis. Dari data Tabel 3 dapat
di cari tingkat efesiensi air sumur yang sudah di beri perlakuan menggunakan Lapisan Multi Media- Filter Sabut Tandan Sawit,
berikut perhitungan analisis data tingkat efisiensi :
PARAMETER SATUAN AIR SUMUR
SEBELUM
PERLAKUAN
AIR SUMUR SETELAH
PERLAKUAN AERASI
DENGAN VARIASI LAJU
ALIR
AIR SUMUR SETELAH
PERLAKUAN NON
AERASI DENGAN
VARIASI LAJU ALIR
PERMENKE
S RI NO.
492/MENKE
S/PER/IV/20
10
10 ml/
menit
20 ml/
menit
30 ml/
menit
60 ml/
menit
10 ml/
menit
20 ml/
menit
30 ml/
menit
60 ml/
menit
pH - 6,49 7,7 7,8 8 8,1 7,2 7,2 7,3 7,3 6.5 – 8.5
WARNA TCU 22 15,2 15,3 15,5 15,9 16,1 16,2 16,3 16,6 15
FE mg/L 1,2 0,2 0,24 0,25 0,36 0,245 0,35 0,38 0,4 0,3
E. Coli mg/L 3 0 0 0 0 3 3 3 3 0
46
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
1. pH
a. Aerasi
1) 10 ml/menit
= 19%
2) 20 ml/menit
= 20%
3) 30 ml/menit
=23%
4) 60 ml/menit
= 25%
b. Non Aerasi
1) 10 ml/menit
= 11%
2) 20 ml/menit
= 11%
47
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
3) 30 ml/menit
= 12%
4) 60 ml/menit
= 12%
2. Warna
a. Aerasi
1) 10 ml/menit
=31%
2) 20 ml/menit
=30%
3) 30 ml/menit
= 30%
4) 60 ml/menit
= 28%
b. Non Aerasi
1) 10 ml/menit
=27%
48
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
2) 20 ml/menit
= 26%
3) 30 ml/menit
=26%
4) 60 ml/menit
= 25%
3. Fe
a. Aerasi
1) 10 ml/menit
= 83%
2) 20 ml/menit
= 80%
3) 30 ml/menit
= 79%
49
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
4) 60 ml/menit
= 70%
b. Non Aerasi
1) 10 ml/menit
= 80%
2) 20 ml/menit
= 71%
3) 30 ml/menit
= 68%
4) 60 ml/menit
= 67%
4. E.Coli
a. Aerasi
1) 10 ml/menit
= 100%
50
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
2) 20 ml/menit
= 100%
3) 30 ml/menit
= 100%
4) 60 ml/menit
= 100%
b. Non Aerasi
1) 10 ml/menit
= 0%
2) 20 ml/menit
= 0%
3) 30 ml/menit
= 0%
4) 60 ml/menit
= 0%
51
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Hasil perhitungan tingkat efisiensi air sumur dapat di lihat pada Tabel 4
dan Tabel 5 berikut:
Tabel 4.
Tingkat Efisiensi Air Sumur Setelah Perlakuan Aerasi
Tabel 5.
Tingkat Efisiensi Air Sumur Setelah Perakuan Non Aerasi
B. Pembahasan
Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat.
Sampai saat ini masalah air bersih masih banyak dijumpai baik di daerah
perkotaan maupun di daerah pedesaan. Gusdi et al., (2017) Dalam penelitian ini
kami mencoba mengolah air tidak layak minum menjadi layak minum
menggunakan Lapisan Multi Media-Filter Sabut Tandan Sawit (LMM-FSTS) dan
PARAMETER
VARIASI LAJU ALIR
SATUAN 10
ml/menit
20
ml/menit
30
ml/menit
60
ml/menit
pH 19 20 23 25 %
WARNA 31 30 30 28
FE 83 80 79 70
E.Coli 100 100 100 100
PARAMETER
VARIASI LAJU ALIR
SATUAN 10
ml/menit
20
ml/menit
30
ml/menit
60
ml/menit
pH 11 11 12 12
%
WARNA 27 26 26 25
FE 80 71 68 67
E.Coli 0 0 0 0
52
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
PL. Dalam menentukan air tersebut sudah layak minum atau belum ada setandar
yang sudah di tetapkan oleh Menteri Kesehatan dan telah di atur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010. Peraturan Menteri kesehatan
tersebut dapat di lihat pada Tabel 1.
Di dalam air terapat bermacam kandungan bahan kimia dan mikroba.
Materi mikroskopik tersebut ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan
bagi tubuh. Apabila kandungan materi tersebut berlebihan dapat merugikan tubuh.
Berikut materi yang di analisis dalam penelitian ini yaitu kadar FE dan
Escherichia coli. Selain materi mikroskopik juga menganalisis kadar pH, Warna
dan kekeruhan air.
Pada penelitian ini penulis mengambil sampel air sumur salah satu warga
di Perumahan Valencia, Kabupaten Muaro Jambi yang berdasar obsevasi air nya
berwarna dan berbau. Sampel tersebut di beri perlakuan menggunakan LMM-
FSTS dan PL lalu di aplikasikan pada sampel dengan laju alir 10, 20, 30, 60
ml/mnt secara Aerasi dan Non Aerasi. Aerasi merupakan proses penambahan
udara/oksigen kedalam air dengan menambahkan udara kedalam reaktor LMM-
FSTS dapat mempercepat laju alir air sehingga meningkatkan tingkat efisiensinya.
Berikut penjelasan analisis dan tingkat efisiensi penelitian ini:
1. Analisis pH
pH merupakan indikator tingkat asam atau basa pada air yang di nilai
dengan skala 0-14. Air yang netral memiliki kandungan pH 7, air asam
memiliki pH kurang dari 7 dan air basa lebih dari 7. Air dengan pH yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah, masing masing memiliki efek samping. Air
yang sangat asam dapat menimbulkan korosi atau bahkan menghancurkan
logam, sedangkan air yang terlalu basa dapat menimbulkan endapan.
Berdasarkan PerMenKes RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 kadar maksimum
pH layak minum adalah 6,5-8,5. Kadar sampel setelah di analisis yaitu 6,49
yang artinya tidak memenuhi syarat kadar maksimum pH. Setelah di beri
perlakuan kadar pH air berturut dengan laju alir (10,20,30,60) ml/menit
secara aerasi 7,7; 7,8; 8; 8,1 dan non aerasi 7,2; 7,2; 7,3; 7,3. Dari data hasil
53
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
air yang sudah mengalami perlakuan dengan LMM-FSTS dan PL memenuhi
syarat kadar pH maksimum. Berikut gambar tingkat efisiensi setelah
perlakuan:
Gambar 4.3. Grafik Efisiensi pH Aerasi dan Non Aerasi
Dari gambar 4.3. dapat di ketahui bahwa tingkat efisiensi aerasi lebih
tinggi dari pada non aerasi. Aerasi ataupun non aerasi kadar pH terjadi
peningkatan efisiensi dari laju alir (10,20,30,60) ml/menit artinya semakin
besar laju alir semakin besar tingkat efisiensinya. Pada penelitian ini tingkat
efisiensi paling tinggi adalah perlakuan aerasi dengan laju alir 60 ml/menit
yaitu 25% dan yang paling rendah adalah perlakuan non aerasi dengan laju alir
10 ml/menit yaitu 10%.
2. Analisis Warna
Berdasarkan PerMenKes RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 kadar
maksimum warna air layak minum adalah 15 TCU. Berdasarkan analisis
kadar sampel menunjukkan hasil 22 TCU yang artinya tidak lolos kadar
mksimum air layak minum. Setelah di beri perlakuan kadar pH air berturut
dengan laju alir (10,20,30,60) ml/menit secara aerasi 15,2; 15,3; 15,5; 15,9
dan non aerasi 16,1; 16,2; 16,3; 16,6. Dari data hasil air yang sudah
0
5
10
15
20
25
30
10 20 30 60
AERASI NON AERASI
Laju Alir (ml/menit)
Efis
ien
si P
H (
%)
54
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
mengalami perlakuan terdapat perbedaan antara aerasi dan non aerasi. Air
yang di beriperlakuan secara aerasi menunjukkan layak minum sedangkan
non aerasi tidak layak minum sesuai ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan.
Berikut gambar tingkat efisiensi setelah perlakuan:
Gambar 4.4. Grafik Efisiensi Warna Aerasi dan Non Aerasi
Dari gambar 4.4. dapat di ketahui bahwa tingkat efisiensi aerasi lebih
tinggi dari pada non aerasi. Aerasi ataupun non aerasi kadar warna terjadi
penurunan efisiensi dari laju alir (10,20,30,60) ml/menit artinya semakin besar
laju alir semakin kecil tingkat efisiensinya. Pada penelitian ini tingkat efisiensi
paling tinggi adalah perlakuan aerasi dengan laju alir 10 ml/menit yaitu 31%
dan yang paling rendah adalah perlakuan non aerasi dengan laju alir 60
ml/menit yaitu 25%.
3. Analisis Fe
Fe merupakan simbol dari unsur kimia besi, Fe sifatnya sukar larut dalam
air. Penyebab tingginya kadar Fe dalam air yaitu rendahnya pH air <7.
Berdasarkan PerMenKes RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 kadar maksimum
Fe air layak minum adalah 0,3 mg/L. Berdasarkan analisis kadar sampel
menunjukkan hasil 1,2 mg/L yang artinya tidak lolos kadar mksimum air
0
5
10
15
20
25
30
35
10 20 30 60
AERASI NON AERASI
Laju Alir (ml/menit)
Efis
ien
si W
arn
a (%
)
55
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
layak minum. Setelah di beri perlakuan kadar Fe air berturut dengan laju alir
(10,20,30,60) ml/menit secara aerasi 0,2; 0,24; 0,25; 0,36 dan non aerasi 0,26;
0,35; 0,38; 0,4. Dari data hasil air yang sudah mengalami perlakuan dengan
LMM-FSTS dan PL memenuhi syarat kadar pH maksimum kecuali non
aerasi dengan laju alir 60 ml/menit. Berikut gambar tingkat efisiensi setelah
perlakuan:
Gambar 4.5. Grafik Efisiensi Fe Aerasi dan Non Aerasi
Dari gambar 4.5. dapat di ketahui bahwa tingkat efisiensi aerasi lebih
tinggi dari pada non aerasi. Aerasi ataupun non aerasi kadar kekeruhan terjadi
penurunan efisiensi dari laju alir (10,20,30,60) ml/menit artinya semakin kecil
laju alir semakin besar tingkat efisiensinya. Pada penelitian ini tingkat
efisiensi paling tinggi adalah perlakuan aerasi dengan laju alir 10 ml/menit
yaitu 83% dan yang paling rendah adalah perlakuan non aerasi dengan laju alir
60 ml/menit yaitu 67%.
4. Analisis Escherichia coli
Didalam air terdapat bakteri E. Coli, jenis bakteri ini di temukan di dalam
usus hewan dan manusia. Bakteri Escherichia coli dalam air berasal dari
pencemaran atau kontaminasi dari kotoran hewan dan manusia. Bakteri
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
10 20 30 60
AERASI NON AERASI
Laju Alir (ml/menit)
Efis
ien
si F
E (%
)
56
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS JAMBI
Escherichia coli dapat tumbuh dalam kondisi aerobik maupun non aerobik.
Berdasarkan Tabel 1 kadar maksimum Escherichia coli layak minum adalah
0/100ml sampel. Panjang Escherichia coli 2.0-6,0 µm dan lebar 1,1-1,5 µm,
Escherichia coli tumbuh pada suhu 10-40oC, dengan suhu optimum 37
oC, pH
pertumbuhan Escherichia coli adalah 4,0-9,0. Analisis bakteri Escherichia coli
dalam air sumur dapat di lihat pada gambar berikut:
Gambar 4.6. Grafik Efisiensi Escherichia coli Aerasi dan Non Aerasi
Hasil analisis kadar MPN (Most Probablity Number) Escherichia coli
sebelum pengolahan menggunakan metoda LMM-FSTS mempunyai rata-rata 3
sel/100 ml. Setelah mengalamai perlakuan sistem LMM-FSTS secara non
aerasi dengan variasi laju alir (10,20,30,40) ml/menit memperoleh nilai yang
sama dengan sebelum di beri perlakuan LMM-FSTS yaitu 3 sel/100 ml, artinya
secara non aerasi tidak mengalami penurunan Escherichia coli. Sedangkan
perlakuan secara aerasi menggunakan sistem LMM-FSTS dengan laju alir
(10,20,30,60) ml/menit di peroleh bakteri Escherichia coli sebesar 0 sel/100
ml, artinya memenuhi syarat air layak minum berdasarkan Berdasarkan
PerMenKes RI No 492/Menkes/Per/IV/2010.
0
20
40
60
80
100
120
10 20 30 60
AERASI NON AERASI
Laju Alir (ml/menit)
Efis
ien
si E
sch
eric
hia
co
li (
%)
57
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari peneitian yang telah dilakukan tentang penjernihan dan perbaikan
kualitas air sumur menjadi layak minum serta memanfaatkan potensi alam dengan
metoda kombinasi Lapisan Multi Media – Filter Sabut Tandan Sawit (LMM-
FSTS) di Perumahan Valencia Muaro Jambi di dapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Metoda kombinasi Lapisan Multi Media – Filter Sabut Tandan Sawit
(LMM-FSTS) secara aerasi dapat menjernihkan dan memperbaiki kualitas
air sumur menjadi layak minum berdasarkan parameter pH, Warna, Fe,
dan Escherichia coli.
2. Laju alir yang di tetapkan dalam penggunaaan metoda kombinasi Lapisan
Multi Media – Filter Sabut Tandan Sawit (LMM-FSTS) mempengaruhi
efisiensi air, semakin besar laju alir maka semakin kecil efisiensinya
begitu juga sebaliknya.
3. Dalam pengembangan metoda kombinasi Lapisan Multi Media – Filter
Sabut Tandan Sawit (LMM-FSTS) paling efisiennya di tambahkan sistem
aerasi. Pada penelitian ini peneliti menguji coba menggunaan sabut tandan
sawit sebagai salah satu komponen dalam bata LMM dan hasilnya
berhasil.
B. Saran
Saran yang dapat di ambil pada peneliian ini adalah :
1. Bagi masyarakat yang menjernihkan air menggunakan tawas, filter pasir,
dll beralihlah menggunkan metoda kombinasi Lapisan Multi Media _
Filter Sabut Tandan Sawit (LMM-FSTS) yang lebih efisien, murah, tahan
lama, dan ramah lingkungan.
2. Bagi calon peneliti yang ingin mengembangkan lagi metoda kombinasi
LMM-FSTS sebelum menginstal alat agar memperhatikan kebersihan alat
dan bahan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2005). Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Bandung: CV Penerbit
Diponegoro. Hlm. 296
Air dan air limbah – Bagian 5 : Cara uji mangan ( Mn ) Secara Spektrofotometri
Serapan Atom ( SSA ) –Nyala. (2009), i-9 dari 9.
Andi Haryanti, Norsamsi, Putri Suci Fanny Sholiha, N. P. P. (2014). Studi
Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit, 3(2), 20–29.
Chen, X., Luo, A. C., Sato, K., Wakatsuki, T., & Masunaga, T. (2009). An
Introduction of a Multi-Soil-Layering System : a Novel Green Technology
for Wastewater Treatment in Rural Areas. Water and Environment Journal,
23, 255–262. https://doi.org/10.1111/j.1747-6593.2008.00143.x
Dwidjoseputro Dr. D. Prof. (2010). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Djambatan
Gusdi, R., Wita, H., & Septiana, U. (2017). Pembuatan Alat Penyaringan Air
Sederhana Dengan Metode Fisika. Jurnal Nasional Ecopedon, 4(1), 19–21.
Retrieved from http://www.perpustakaan.politanipyk.ac.id
Herman, W. (2018). Pemanfaatan Tanah Vulkanik dalam Sistem Multiple Soil
Layering ( MSL ) Terhadap Pemurnian Air Irigasi Terpolusi, 2(2), 49–59.
Indonesia, P. M. K. R. (2014). Higiene Sanitasi Depot Air Minum, 2008.
Ir. Nana Danapriatna, Dr. Ir. Reginawanti Hindersah, dan D. Y. S. (2010).
Pengembangan Pupuk Hayati Azotobacter dan Azospirillum Untuk
Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi Penggunaan Pupuk N di atas 15%
Pada Tanaman Padi. KKP3T, 315–316.
Kesehatan, J., & Kemenkes, L. (2011). Uji Coba Arang Sekam Padi Sebagai
Media Filtrasi Dalam Menurunkan Kadar Fe Pada Air Sumur Bor. Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Manado, 1, 49–53.
Luh, N., Manik, P., & Ristiati, N. P. (1995). Analisis Kualitatif Bakteri Koliform
Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali Qualitative Analysis
59
Of Coliform Bacteria At Some Shops Refilled Drinking Water In Singaraja
Bali, 3, 64–73.
Masunaga, T., Sato, K., Senga, Y., Seike, Y., Inaishi, T., Kudo, H., & Wakatsuki,
T. (2007). Characteristics of CO 2 , CH 4 and N 2 O Emissions From a
Multi-Soil-Layering System During Wastewater Treatment. Soil Science and
Plant Nutrition, 53(2), 173–180. https://doi.org/10.1111/j.1747-
0765.2007.00118.x
Masunaga, T., Sato, K., Zennami, T., & Fujii, S. (n.d.). Direct Treatment Of
Polluted River Water By The Multi-Soil-Layering Method, 97–104.
Meilita Tryana Sembiring, T. S. S. (2003). Arang Aktif, 1–9.
Melliawati, R. (2009). Escherichia coli Dalam Kehidupan Manusia. Bio Trends,
4(1), 10–14.
Michael J. Pelczar, Chan E.C.S. (1988). Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990. (1990). Syarat-Syarat
Dan Pengawasan Kualitas Air, (416).
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010. (2010).
Persyaratan Kualitas Air Minum. Depkes, (492), 9.
Said, I. (2012). Analisis Logam Timbal ( Pb ) Dan Besi ( Fe ) Dalam Air Laut Di
Wilayah Pesisir Pelabuhan Ferry Taipa Kecamatan Palu Utara, 1(November),
181–186.
Sofyan, Salmarizal Sy, dan A. (2009). Kombinasi Sistem Anaerobik Filter dan
Multi Soil Layering (MSL) Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Cair
Industri Kecil Menengah Makanan.
Standar Nasional Indonesia 06-6989.11. (2004). Air dan Air Limbah – Bagian 11 :
Cara Uji Derajat Keasaman ( pH ) Dengan Menggunakan Alat pH Meter, i-3
dari 3.
Standar Nasional Indonesia 06-6989.25. (2005). Air dan Air Limbah – Bagian 25 :
60
Cara Uji Kekeruhan dengan Nefelometer, i-5 dari 5.
Standar Nasional Indonesia 06-6989.9. (2004). Air dan Air Limbah – Bagian 9:
Cara uji Nitrit (NO 2_ N) Secara Spektrofotometri, (2), i-9 dari 9.
Subandi H.M, MP Ir.,. (2014). Mikrobiologi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tia Rostaman, Antonius Kasno, dan L. A., & Peneliti. (2011). Perbaikan Sifat
Tanah dengan Dosis Abu Vulkanik Pada Tanah Oxisols, (12), 357–368.
Tim Media Cipta Guru SMK. (2017). Pengelolaan Kualitas Air. Yogyakarta:
Indopublika
Zahrina, I. (2007). Pemanfaatan Abu Sabut Dan Cangkang Sawit Sebagai Sumber
Silika Pada Sintesis Zsm-5, 6(September), 31–34.
Lampiran 1. Bahan LMM-FSTS dan PL
Gambar Tanah Gunung Kerinci
Gambar Serbuk Tandan Sawit
Gambar Arang Batok Kelapa
Gambar Serbuk Besi
Gambar Zeolit
Gambar Kerikil
Gambar Pasir
Lampiran 2. Perakitan LMM-FSTS dan PL
Lampiran 3. Alat LMM-FSTS dan PL
Lampiran 4. Sumber Sampel (Sumur Rumah Warga Di Perumahan Valencia)
Lampiran 5. Sampel Air Sumur
Lampiran 6. Hasil Perlakuan Secara Aerasi dan Non Aerasi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Fadlan Mu‟arif
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/tgl lahir : Pelawan, 28-05-1997
Alamat Asal : Ds. Pasar Pelawan, Kec. Pelawan, Kab. Sarolangun,
Prov. Jambi
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 082279815430
Pengalama-Pengalaman Pendidikan Formal
1. SD N 48 Pelawan II Tahun Tamat 2009
2. MTs N Sarolangun Tahun Tamat 2012
3. MAN Model Jambi Tahun Tamat 2015
4. Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun Tamat ....
Motto hidup: “Yakin lh setelah kesulitan ada kemudahan, badai pasti kan berlalu,
tetap fokuslah pada tujuan.”