Proses Penciptaan Uang

1
1.Zaim Saidi. 2013. Kembali ke Dinar. Delokomotif Dua faktor yang memungkinkan penciptaan uang dari kehampaan - sebagai perpanjangan sistem uang kertas – yaitu rumus cadangan sebagian dan bunga utang. Tanpa bank dan bunga, apabila A meminjamkan uang kepada B sebesar Rp 100 juta, misalnya, maka uang A berpindah tangan kepada B dengan jumlah yang tetap. Pada saat jatuh tempo, maka B akan mengembalikan uang tersebut, tetap sebesar Rp 100 juta, dan selama dipinjam A tidak memiliki uang untuk sementara. Akan tetapi, dengan beroperasinya sebuah bank dan dikenakannya bunga atas uang tersebut, uang yang sama bukan saja akan berpindah tangan, melainkan juga “berputar”, hingga jumlahnya berlipat ganda. Katakanlah Bank K menerima uang Rp 100 juta, maka A akan menerima buku tabungan, buku rekening, atau deposito. Pada saat yang sama, dengan serta merta, bank K “memiliki” uang sebesar Rp 100 juta tersebut, yang sebenarnya milik A. Bank K ini akan meminjamkan uang itu (yang bukan miliknya) kepada nasabah C sebesar Rp 90 juta, karena uang Rp 10 juta harus ditahan sebagai cadangan. Nasabah C kemudian akan mendepositokan atau menyimpannya, kita asumsikan saja hanya ada satu bank, ke bank K juga. Maka bank K memiliki uang tambahan sebesar Rp 90 juta tersebut. Selanjutnya, Bank K dapat meminjamkan uang baru lagi pada nasabah selanjutnya, katakanlah D, sebesar Rp 81 juta. Demikian seterusnya. Maka, dalam putaran ini saja terakumulasi uang sebesar Rp 271 juta. Berapa uang asalnya? Rp 100 juta. Dari mana yang Rp 171 juta? Bit komputer dan catatan angka-angka di atas kertas! Artinya, Rp 171 juta ini merupakan uang fiktif dalam arti harfiah, adanya hanya dalam catatan buku nasabah dan bit komputer di bank-bank tersebut. Hal ini belum lagi ditambahkan dengan hasil bunga yang dibebankan kepada para peminjam yang akan diterima oleh setiap bank, yang akan menambah besar uang fiktif tersebut 1 . Bank K Nasabah A Nasabah D Awal Rp 100 juta Kedua Rp 90 juta Ketiga Rp 81 juta Total Rp 271 juta Rp 90 juta Nasabah C Rp 81 juta

description

Bagaimana terjadinya proses penciptaan uang di bank konvensional

Transcript of Proses Penciptaan Uang

Page 1: Proses Penciptaan Uang

1.Zaim Saidi. 2013. Kembali ke Dinar. Delokomotif

Dua faktor yang memungkinkan penciptaan uang dari kehampaan - sebagai

perpanjangan sistem uang kertas – yaitu rumus cadangan sebagian dan bunga utang.

Tanpa bank dan bunga, apabila A meminjamkan uang kepada B sebesar Rp 100 juta,

misalnya, maka uang A berpindah tangan kepada B dengan jumlah yang tetap. Pada saat

jatuh tempo, maka B akan mengembalikan uang tersebut, tetap sebesar Rp 100 juta, dan

selama dipinjam A tidak memiliki uang untuk sementara. Akan tetapi, dengan

beroperasinya sebuah bank dan dikenakannya bunga atas uang tersebut, uang yang

sama bukan saja akan berpindah tangan, melainkan juga “berputar”, hingga jumlahnya

berlipat ganda.

Katakanlah Bank K menerima uang Rp 100 juta, maka A akan menerima buku tabungan,

buku rekening, atau deposito. Pada saat yang sama, dengan serta merta, bank K

“memiliki” uang sebesar Rp 100 juta tersebut, yang sebenarnya milik A. Bank K ini akan

meminjamkan uang itu (yang bukan miliknya) kepada nasabah C sebesar Rp 90 juta,

karena uang Rp 10 juta harus ditahan sebagai cadangan. Nasabah C kemudian akan

mendepositokan atau menyimpannya, kita asumsikan saja hanya ada satu bank, ke bank

K juga. Maka bank K memiliki uang tambahan sebesar Rp 90 juta tersebut. Selanjutnya,

Bank K dapat meminjamkan uang baru lagi pada nasabah selanjutnya, katakanlah D,

sebesar Rp 81 juta. Demikian seterusnya. Maka, dalam putaran ini saja terakumulasi

uang sebesar Rp 271 juta.

Berapa uang asalnya? Rp 100 juta. Dari mana yang Rp 171 juta? Bit komputer dan

catatan angka-angka di atas kertas! Artinya, Rp 171 juta ini merupakan uang fiktif

dalam arti harfiah, adanya hanya dalam catatan buku nasabah dan bit komputer di

bank-bank tersebut. Hal ini belum lagi ditambahkan dengan hasil bunga yang

dibebankan kepada para peminjam yang akan diterima oleh setiap bank, yang akan

menambah besar uang fiktif tersebut1.

Bank

K

Nasabah

A

Nasabah

D

Awal Rp 100 juta

Kedua Rp 90 juta

Ketiga Rp 81 juta

Total Rp 271 juta

Rp 90 juta

Nasabah

C

Rp 81 juta