Proses Penciptaan Alam Menurut
-
Upload
dede-achmad-basofi -
Category
Documents
-
view
266 -
download
2
description
Transcript of Proses Penciptaan Alam Menurut
MAKALAH AGAMA ISLAM
PROSES KEJADIAN MANUSIA DAN ALAM SEMESTAMENURUT PANDANGAN SAINS DAN AL QURAN
DI SUSUN OLEH:
Fawaid Akbar NIM :I11112029
Chandra NIM :I11112028
Ridhallah NIM :I11112079
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, manusia dan
berbagai hal dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai kalangan. Hampir semua
lemabaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya
sendiri, masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya. Para ahli telah mencetuskan
pengertian manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini belum ada kata sepakat tentang
pengertian manusia yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari banyaknya sebutan untuk manusia,
misalnya homo sapien (manusia berakal), homo economices (manusia ekonomi) yang
kadangkala disebut Economical Animal (Binatang ekonomi), dan sebagainya.
Al-Qur'an adalah sumber dari segala ilmu, suatu ungkapan yang tidak hanya
terdengar dikalangan umat Islam saja, tetapi juga sering terucap juga oleh para cendikiawan
dan ilmuan barat, dalam menghadapi situasi tertentu dan tidak seorang pun dapat menyangkal
bahwa dalam Al-Qur'an tidak hanya diletakkan dasar-dasar peraturan kehidupan manusia
dalam hubungan ibadah dengan Tuhan-Nya dan Tindakan dengan alam sekitarnya, tetapi juga
dinyatakan tentang ciptaan alam termasuk manusia di dalamnya. Dan ini semua tidak lepas
dari tujuan Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya pada manusia agar manusia bisa berpikir
dan menemukan hakekat penciptaan alam dan dirinya sendiri.
"sesungguhnya dalam penciptaan tata kerja langit dan bumi, malam dan siang,
bahtera yang berlayar dilaut dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan
air itu dia hidupkan bumi sesudah matinya dan dia sebarkan di bumi segala jenis hewan dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sesungguhnya terdapat
tanda-tanda ke-Esaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir".(Qs. Al-Baqaroh : 164).
Di makalah ini penulis akan menjelaskan tentang Kejadian Manusia dan Alam
Semesta menurut pandangan sainstis dan Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
Disini hal-hal yang akan kami bahas meliputi :
1. Kejadian manusia menurut pandangan saintis dan Al Qur’an
2. Kejadian alam semesta menurut pandangan saintis dan Al Qur’an
3. Manusia menurut ajaran Islam
4. Hubugan Manusia dan Agama
C. Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas agama islam dan menjawab
rumusan-rumusa masalah yang ada
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis
dan pembaca tentang kejadian manusia, kejadian alam semestas, yang kesemuanya di tinjau
dari dua aspek yaitu pandangan sainstis dan Al-Qur’an, hubungan manusia dan agama serta
manusia menurut ajaran islam.
D. Metode Penulisan
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain
seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan
bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan
dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab
pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan kejadian manusia, kejadian
ala yang kesemuanya dilihat dari dua aspek pandangan yaitu sainstis dan Al-Qur’an.
Kemudian manusia menurut ajaran islam serta hubungan agama dan manusia, bab penutup
terdiri atas kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Kejadian Manusia Menurut Pandangan Sainstis.
Manusia telah hidup di bumi sejak 4 juta tahun yang lalu. banyak ilmuwan
mempercayai, kehidupan manusia berawal dari terpisahnya sebuah spesies hominid
dari garis evolusi primata yang akan menurunkan simpanse dan gorila. Kemudian,
hominid ini berkembang dan menurunkan manusia modern, Homo sapiens.
pernyataan ini dipengaruhi oleh teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.
Teori evolusi adalah suatu teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup pada masa
lampau, beradaptasi dan mengalami perubahan bentuk bagian-bagian tubuhnya.
biasanya, proses ini terjadi dalam waktu yang sangat lama. Proses ini disebut evolusi.
Teori evolusi mengatakan bahwa manusia merupakan keturunan dari hominid.
Hominid adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri diantara manusia dan kera.
Banyak fosil-fosil hominid ini tersebar di seluruh bagian dunia. Fosil hominid tertua
yang pernah ditemukan adalah Australopithecus africanus. Hominid ini ditemukan di
Afrika. Australopithecus memiliki kapasitas otak sebesar 450 cc. Hominid ini sudah
bisa berjalan dengan posisi tegak. Posisi tegak ini sangat penting karena, posisi ini
memberikan beberapa keuntungan bagi hominid ini. Contohnya hominid ini sudah
bisa melihat benda dalam jarak yang jauh dan ia sudah bisa memindahkan berat ke
tangan.
Sekitar 2 juta tahun yang lalu, muncullah Homo habilis, spesies ini
diperkirakan merupakan keturunan dari Australopithecus africanus. Homo habilis
sudah memiliki kemampuan untuk membuat peralatan-peralatan kasar dari batu-
batuan dan tulang hewan. Mereka bertahan hingga sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.
Kemudian, merekadigantikan oleh Homo Erectus.
Homo erectus adalah jenis hominid yang kemungkinan besar merupakan
keturunan dari Homo Habilis. Homo erectus memiliki kapasitas otak yang lebih besar
daripada Homo habilis. Mereka sudah mampu membuat peralatan yang lebih halus
dan rapi dari bebatuan dan tulang hewan.
Kemudian, Homo erctus menurunkan Homo Neanderthalensis. Homo
Neanderthalensis hidup di gua-gua dan telah bisa mengubur orang mati. Di beberapa
wilayah, mereka mampu bertahan sampai 40.000 tahun yang lalu. Akan tetapi,
mereka punah daan digantikan Homo sapiens, manusia modern.
B. Proses Kejadian Manusia Menurut Pandnagan Al-qur’an
Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka
sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur yang
paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
"Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib....." (QS. Al Baqarah (2) :
2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu
berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan
mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama
yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya
tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam
menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan,
diperkirakan, dsb. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang
mereka nyatakan.
Tahapan kejadian manusia :
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah
yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya.
Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.
Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia
pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah
saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah".
(HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu
dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini
dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari
apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An
Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat
banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR.
Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah
usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat
semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan
yang akan meneruskan generasinya.
c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa
kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an
dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara
terperinci melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.
Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian
selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu
pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa
malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat
kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)."
(HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi
bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ
jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati
berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-
sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang
kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya
menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual),
maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di
dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang
sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara
bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al
Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat
mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr.
Keith Moore, beliau mengatakan : "Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan
Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain iti beliau juga mengatakan,
"Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan)
sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel
tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma
(sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan
eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang
dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai
akhir abad ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia
(Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan
sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa
selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya
yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis
amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam
selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok
dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam
selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
C. Proses Kejadian Alam Semesta Menurut Pandangan Sainstis
1. Teori Kabut
Teori ini disebut istilah Nibualai teori yang bertitik tolak dari adanya suatu kumpulan
kabut yang berputar perlahan-lahan, bagian kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi
kumpulan gas yang kemudian menjadi struktur alam semesta ini.
Ferre Simon De Lap Lace, mengatakan bahwa alam semesta berasal dari kabut panas
berpilin, karena pilinannya itu gumpalan kabut membentuk bentulan bulat seperti bola
yang besar dimana makain kecil bola itu makin cepat pilinannya akibatnya bentuk
bola itu memepat pada kutubnya dan melebar pada bagian equatornya, bahkan
kemudian sebagian masa gas di equatornya itu menjauhi dari gumpalan Intinya
sehingga membentuk struktur alam semesta.
2. Teori Pasang Surut
Jeans dan Jeffri melukiskan bahwa terjadinya alam semesta merupakan masa matahari
yang lepas membentuk bentukan cerutu yang mencorok kearah bintang akibatnya
bintang makin menjauhi masa, masa tersebut terputus-putus dan membentuk
gumpalan gas disekitar matahari gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku
menjadi struktur pelengkap susunan alam semesta.
3. Teori Ledakan
Teori ini disebut dengan istilah Bang teori, bertitik tolah pada asumsi adanya suatu
masa yang sangat besar meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Masa itu
kemudian berserakan dan mengembangkan dengan sangat cepatnya menjauhi pusat
ledakan.
Gamo Alfhor dan Herman mengatakan pada saat ledakan Maha dahsyat itu terjadi
semua materi terlempar ke seluruh jagat raya kesemua arah yang kemudian
membentuk bintang-bintang dan glaksi, karena tidak mungkin materi seluruh alam itu
berkumpul di suatu tempat dalam ruang tanpa gaya grafitasi yang sangat kuat. Maka
disimpulkan kemudian bahwa "Ledakan Besar" itu terjadi ketika seluruh materi
Cosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi, alam
semesta lahir dari singolaritas fisis dengan keadaan ekstern.
4. Teori Ekspansi Dan Kontraksi
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta,
yaitu masa-ekspansi dan masa kontruksi yang diduga siklus tersebut berlangsung
dalam durasi 30.000 juta tahun. Dalam masa depang ekspansi kemudian terbentuklah
galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenga yang
bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur
lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk
meredup dan unsur-unsur yang terbentuk menyusul mengeluarkan tenaga berupa
panas yang tinggi-tinggi.
Teori ini juga dikemukakan oleh Edwin Hubble, dia menyatakan bahwa alam semesta
memuai seperti gelembung gas panas yang secara tiba-tiba melepas dari ruang hampa.
Dia melakukan sebuah percobaan melalui teropong bintang raksasa pada tahun 1929
bahwa disitu menunjukkan adanya pemuaian adanya alam semesta. Ini berarti alam
semesta merekspansi dan ekaspansi itu menurut Gamau melahirkan sekitar 100
miliyar galaksi yang masing-masing galaksi rata-rata memiliki 100 miliyar bintang.
5. Teori Awan Debu
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl Font Wisaiker
mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori awan debu yang
mengemukakan bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.
Lebih 5000 juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami
pemanpatan. Pada proses pemanpatan itu partikel-partikel debu tertarik kebagian
pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan
gumpalan gas itu memipih bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan tipis
dibagian tepinya bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian
tepinya. Partikel-partikel dibagian tengah itu kemudian saling menekan sehingga
menimbulkan panas dan menjadi pijar bagian inilah yang kemudian menjadi matahari
sedangkan bagian luar berpusing sangat cepat, sehingga terpecah menjadi gumpalan
gas dan debu yang lebih kecil. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi
sturuktur alam semesta.
6. Teori Planetesimal
Pada tahun 1843 sampai 1928 seorang ahli biologi bernama Thomas C. Chamberlin
dan Fores R. Molton mengemukakan bahwa matahari telah ada sebagai salah satu dari
bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa ada sebuah bintang berpapasan pada
jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya terjadilah peristiwa pasang naik pada
permukaan matahari maupun bintang yang sebagian dari masa matahari itu tertari
kearah bintang.
Pada waktu bintang menjauhi sebagian masa dari matahari itu jatuh kembali
kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar
matahari. Hal inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian menjadi struktur
alam semesta.
D. Proses Kejadian Alam Semesta Menurut Pandangan Al-Qur’an
Dari kedua teori yang sudah disebutkan di atas, kaitannya dengan isyarat Allah dalam
Al-Qur'an bahwa alam semesta tadinya merupakan satu gumpalan, dia berfirman
dalam surat Al-Anbiya' ayat 30.
Artinya : "Tidakkah orang kafir memperhatikan bahwa langit dan bumi tadinya
merupakan satu yang padu (gumpalan) kemudian kami memisahkannya, kami jadikan
air segala sesuatu yang hidup, maka mengapa mereka tidak juga beriman?"
Al-Qur'an tidak menjelaskan secara detail bagaimana terjadinya pemisahan itu, namun
apa yang dikemukakan di atas tentang perpaduan alam semesta ini dibenarkan oleh
para ilmuan yang telah terkenal dengan teori ledakan besar atau Big-Bang.
Juga tentang meluasnya alam semesta, Al-Qur'an mengungkapkan dalam surat Adz-
Zariyah ayat 47 yaitu :
Artinya : "Dan langit kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kai
benar-benar meluaskan / mengembangkannya"
Dewasa ini, meluasnya alam semesta dikenal dengan istilah "The Expanding
Universe" seperti diketahui bahwa alam semesta yang penuh dengan gugusan bintang
dan galaksi tersebut berjualan tahun perjalanan cahaya dari bumi.
Edwin P. Hubble merumuskan bahwa galaksi-galaksi tersebut disamping berotasi juga
bergerak menjauhi bumi, sebelumnya penemuan tersebut dianggap sebagai suatu
kesalahan, tapi lam kelamaan bisa diterima oleh banyak ilmuan. Menurut "The
Expanding Universe" alam semesta bersifat seperti balon atau gelombang karet yang
sedang ditiup ke segala arah dengan kecepatan luar biasa. Ini sesuai dengan
pemaparan Al-Qur'an dalam surat Al-Ghasyiyah ayat : 17-18.
Artinya : "Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana unta diciptakan dan langit
ditinggikan".
Kekuatan yang terlibat dalam pembangunan alam ini tidak dapat dibayangkan, yaitu
kira-kira terdiri dari 10.000 milyar bintang yang masing-masing masanya
sekitar massa matahari. Dan kenyataan ini menggusarkan para fisikawan pada
umumnya karena penciptaan alam ini dari ketiadannya memerlukan adanya yang
maha pencipta.Maka disinilah letak perbandingan konsepsi fisika tentang penciptaan
alam dengan ajaran yang ada didalam Al-Qur'an.
E. Manusia Menurut Ajaran Islam
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah,
alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang
memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas
karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian
manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-
prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-
Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr
28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini
dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure
kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya,
al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat
diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam
dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses
penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya
dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-
benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat
terjadi.
Akan tetapi ada sebagian umat islam yang berpendapat bahwa Adam bukan manusia
pertama. Pendapat tersebut didasarkan atas asumsi bahwa:
Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti
bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal
itu seperti pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah, karena
tidak semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut diserap oleh tumbuh-tumbuhan,
tetapi sebagian saja. Oleh karena itu bahan-bahan pembuk manusia yang disebut
dalam al-Quran hanya merupakan petunjuk manusia yang disebut dalam al-Quran ,
hanya merupakan petunjuk dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk manusia
yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk kemudian bereaksi
kimiawi. Jika dinyatakan istilah “Lumpur hitam yang diberi bentuk” (mungkin yang
dimaksud adalah bahan-bahan yang terdapat pada Lumpur hitam yang kemudian
diolah dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai tembikar yang
dibakar , maka maksudnya adalah bahwa proses kejadiannya melalui oksidasi
pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang memungkinkan terjadinya sintesa cukup
banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan sinar ultraviolet.
Ayat yang menyatakan ( zahir ayat ) bahwa jika Allah menghendaki sesuatu jadi
maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang
dikehendaki Allah pasti akan terwujud seketika. Dalam hal ini harus dibedakan antara
kalimat kun fayakun dengan kun fa kana. Apa yang dikehendaki Allah pasti terwujud
dan terwujudnya mungkin saja melalui suatu proses. Hal ini dimungkinkan karena
segala sesuatu yang ada didunia juga mengalami prosi yang seperti dinyatakan antara
lain dalam surat al-A’la 1-2 dan Nuh 14.
Jika diperhatikan surat Ali Imran 59 dimana Allah menyatakan bahwa penciptaan Isa
seperti proses penciptaan Isa seperti proses penciptaan Adam, maka dapat
menimbulkan pemikiran bahwa apabila isa lahir dari sesuatu yang hidup, yaitu
maryam, maka Adam lahir pula dari sesuatu yang hidup sebelumnya. Hal itu karena
kata “tsumma” yang berarti kemudian, dapat juga berarti suatu proses.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan
langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena
masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa
diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi
memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-
Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli kimi, biologi, dan
lain-lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara
harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh Allah,
diharapkan menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran Allah ). Status manusia
sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata
khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata
khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Kebanyakan umat
Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya dihubunkan
dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat , baik
pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-‘Abbasiah.
Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada waktu
dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau mengucapkan inni
khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah rasulillah. Dalam
pidatonya setelah diangkat oleh umat islam, abu bakar antara lain menyatakan
“selama saya menaati Allah, maka ikutilah saya, tetapi apabila saya menyimpang ,
maka luruskanlah saya”. Jika demikian pengertian khalifah, maka tidak setiap
manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya. Hal itu karena
kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau memilih ajaran Allah.
Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai kelengkapan
dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al-Anbiya’ : 8, Shad :
34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain); Nafs (al-Baqarah
48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan
lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad
adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafs adalah jiwa , Aqal
adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai
dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-
Ma’arif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi
54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain
sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafs , sedang yang dapat
mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb. Tetapi jika hanya dengan
aqal dan qolb, kecenderungan tersebut belum sepenuhnya dapat terkendali, karena
subyektif. Yang dapat mengendalikan adalah wahyu, yaitu ilmu yang obyektif dari
Allah. Kemampuan seseorang untuk dapat menetralisasi kecenderungan negatif
tersebut ( karena tidak mungkin dihilangkan sama sekali ) ditentukan oleh kemauan
dan kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu.
Berdasarkan ungkapan pada surat al-Baqarah 30 terlihat suatu gambaran bahwa Adam
bukanlah manusia pertama, tetapi ia khalifah pertama. Dalam ayat tersebut, kata yang
dipakai adalah jaa’ilun dan bukan khaaliqun. Kata khalaqa mengarah pada penciptaan
sesuatu yang baru, sedang kata ja’ala mengarah pada sesuatu yang bukan baru,dengan
arti kata “ memberi bentuk baru”. Pemahaman seperti ini konsisten dengan ungkapan
malaikat yang menyatakan “ apakah engkau akan menjadikan di bumi mereka yang
merusak alam dan bertumpah darah?” ungkapan malaikat tersebut memberi
pengertian bahwa sebelum adam diciptakan, malaikat melihat ada makhluk dan jenis
makhluk yang dilihat adalah jenis yang selalu merusak alam dan bertumpah darah.
Adanya pengertian seperti itu dimungkinkan, karena malaikat tidak tahu apa yang
akan terjadi pada masa depan, sebab yang tahu apa yang akan terjadi dimasa depan
hanya Allah.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia
pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar
adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang
keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh,
kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu. Ayat berserak, tetapi
dengan bantuan ilmu pengetahuan dapat dipahami urutannya. Dengan demikian,
pemahaman ayat akan lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu pengetahuan.
Oleh karena al-Quran tidak bicara tentang manusia pertama. Biarkanlah para saintis
berbicara tentang asal-usul manusia dengan usaha pembuktian yang berdasarkan
penemuan fosil. Semua itu bersifat sekedar pengayaan saint untuk menambah
wawasan pendekatan diri pada Allah. Hasil pembuktian para saintis hanya bersifat
relatif dan pada suatu saat dapat disanggah kembali, jika ada penemuan baru.
Misalnya, mungkinkah penemuan baru itu dilakukan oleh ulama islam?
Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain
Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-
kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia
adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat,
dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas.
Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja
mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan
manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70.
Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia
mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-
Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka
sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-
An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan
makhluk lainny.
Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi.
Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti
binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ).
Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).
F. Hubungan Manusia dan Agama
Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena
kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau
degradasi nilai-nilai keimanannya.
Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :
1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan
film-film yang berbau porno.
2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar
aurat
3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru
berprilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama.
4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan
kepentingan kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.
Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak
menguntungkan bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam
sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi
umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan
bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri.
Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi
“Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara
utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan
dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan
teknologi). Mereka diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan
ibadah ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti : pengendalian diri, sabar, amanah, jujur,
sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai tidak suka menyakiti atau
menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu
menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminalaah) dengan
ibadag ghair mahdlah (hamlumminanas) dalam rangka membangun “Baldatun
thaibatun warabun ghafur” Negara yang subur makmur dan penuh pengampunan
Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua paparan di depan kami dapat menyimpulkan bahwa kemukjizatan Al-
Qur'an benar-benar ada, terbukti dengan adanya kesingkronan antara penjelasan Al-Qur'an
tentang ilmu alam dan penelitian-penelitian para ilmuan barat yang sudah menemukan bukti-
bukti nyatanya, nah, disinilah dpat kita yakini bahwa Al-Qur'an itu memang benar-benar
murni wahuu dan firman Allah, bukan semata-mata buatan Nabi Muhammad seperti
anggapan non Islam pada umumnya, melainkan Al-Qur'an adalah wahyu Allah kepada Nabi
Muhammad sebagai mu'jizat dan bukti kenabiannya.
Dalam Al-Qur'an terdapat banyak ilmu, ilmu fiqih, ilmu bahasa, ilmu kalam, ilmu
etika, dan ilmu-ilmu lainnya, dimana memang dari tujuannya Al-Qur'an adalah sebagai
pembimbing dan penuntut umat manusia, terutama umat Islam sendiri sebagai pemilik Al-
Qur'an.
Dan meskipun Al-Qur'an tidak menjelaskan secara detail bagaimana terjadinya
penciptaan alam semesta, namun apa yang ada dan yang disampaikan Al-Qur'an dalam ayat-
ayatnya sudah dibenarkan diakui oleh para ilmu barat. Sehingga banyak para fisikawan yang
tertarik untuk mempelajari Al-Qur'an lebih dalam karena meskipun Al-Qur'an sudah 15 abad
yang lalu diturunkannya tapi Al-Qur'an selalu bisa menyesuaikan teks-teksnya dengan
zaman, dan sampai sekarang belum ada yang bisa mengalahkan satu ayat pun yang ada
didalam Al-Qur'an.
Diantara ayat-ayat yang menjelaskan tentang kejadian alam dalam Al-Qur'an sedikit
sudah kami sebutkan di depan yaitu tentang awal penciptaan dunia, yang bersangkut paut
dengan teori-teori ahli astronomi dan teori-teori ilmuah lain seperti Einstein, Newton, Edwin
P. Hubble dan Gamow, namun terdapat beberapa perbedaan dalam teori mereka, dan yang
sepenuhnya benar hanyalah Al-Qur'an itu sendiri.
Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk Allah SWT yang memiliki
unsur dan jiwa yang arif, bijaksana, berakal, bernafsu, dan bertanggung jawab pada Allah
SWT. Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan
panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir,
akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Al
Mukminun : 12-14)
B. Saran
Untuk lebih memahami tentang kejadian manusia dan alam semesta lebih dalam,
sebaiknya mencari literatur juga dalam, dikarenakan semakin banyak literatir yang di pakai
maka akan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Makmur, Tanodijaja, Bumi Dan Antariksa, Jakarta Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
1995.
Baikuni, Ahmad, Al-Qur'an Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jakarta : PT.Dana Bhakti
Primayasa, 1996.
Baikuni, Ahmad, Al-Qur'an Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jakarta : PT. Dana Bhakti
Primayasa, 1995.
Mustofa, Agus, Ternyata Akhirat Tidak Kekal, Bandung : Patma Press, 2005.
Shihab, M. Qurays, Mu'jizat Al-Qur'an. Bandung : Mizan 2003
Susanto, Edi, Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar, Pamekasan : STAIN Pamekasan, 2006.
Depag, Pendidikan Agama Islam Dan Ilmu Pengetahuan Teknologi, Depag RI., 2006.
Purwanto, Agus, Keterpaduan Materi Pendidikan Agama Islam Dan IPTEK.Bandung : PT.
Remaja Rosda 2005.
Cony, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Remaja Rosda Karya : 2002.Abdul Wadud, Qur'an Hadist, Semarang : PT Karya Thoha Putra, 1997.
Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Shihab, M. Quraish. 2007. Wawasan Al-Quran. PT Mizan Pustaka : Bandung.