Proses Penciptaan Alam Menurut

30
MAKALAH AGAMA ISLAM PROSES KEJADIAN MANUSIA DAN ALAM SEMESTA MENURUT PANDANGAN SAINS DAN AL QURAN DI SUSUN OLEH: Fawaid Akbar NIM :I11112029 Chandra NIM :I11112028 Ridhallah NIM :I11112079 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012

description

jkl

Transcript of Proses Penciptaan Alam Menurut

Page 1: Proses Penciptaan Alam Menurut

MAKALAH AGAMA ISLAM

PROSES KEJADIAN MANUSIA DAN ALAM SEMESTAMENURUT PANDANGAN SAINS DAN AL QURAN

DI SUSUN OLEH:

Fawaid Akbar NIM :I11112029

Chandra NIM :I11112028

Ridhallah NIM :I11112079

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2012

Page 2: Proses Penciptaan Alam Menurut

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, manusia dan

berbagai hal dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai kalangan. Hampir semua

lemabaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya

sendiri, masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya. Para ahli telah mencetuskan

pengertian manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini belum ada kata sepakat tentang

pengertian manusia yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari banyaknya sebutan untuk manusia,

misalnya homo sapien (manusia berakal), homo economices (manusia ekonomi) yang

kadangkala disebut Economical Animal (Binatang ekonomi), dan sebagainya.

Al-Qur'an adalah sumber dari segala ilmu, suatu ungkapan yang tidak hanya

terdengar dikalangan umat Islam saja, tetapi juga sering terucap juga oleh para cendikiawan

dan ilmuan barat, dalam menghadapi situasi tertentu dan tidak seorang pun dapat menyangkal

bahwa dalam Al-Qur'an tidak hanya diletakkan dasar-dasar peraturan kehidupan manusia

dalam hubungan ibadah dengan Tuhan-Nya dan Tindakan dengan alam sekitarnya, tetapi juga

dinyatakan tentang ciptaan alam termasuk manusia di dalamnya. Dan ini semua tidak lepas

dari tujuan Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya pada manusia agar manusia bisa berpikir

dan menemukan hakekat penciptaan alam dan dirinya sendiri.

"sesungguhnya dalam penciptaan tata kerja langit dan bumi, malam dan siang,

bahtera yang berlayar dilaut dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan

air itu dia hidupkan bumi sesudah matinya dan dia sebarkan di bumi segala jenis hewan dan

pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sesungguhnya terdapat

tanda-tanda ke-Esaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir".(Qs. Al-Baqaroh : 164).

Di makalah ini penulis akan menjelaskan tentang Kejadian Manusia dan Alam

Semesta menurut pandangan sainstis dan Al-Qur’an.

Page 3: Proses Penciptaan Alam Menurut

B.     Rumusan Masalah

Disini hal-hal yang akan kami bahas meliputi :

1.     Kejadian manusia menurut pandangan saintis dan Al Qur’an

2.     Kejadian alam semesta menurut pandangan saintis dan Al Qur’an

3.     Manusia menurut ajaran Islam

4. Hubugan Manusia dan Agama

C.     Tujuan Dan Manfaat

Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas agama islam dan menjawab

rumusan-rumusa masalah yang ada

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis

dan pembaca tentang kejadian manusia, kejadian alam semestas, yang kesemuanya di tinjau

dari dua aspek yaitu pandangan sainstis dan Al-Qur’an, hubungan manusia dan agama serta

manusia menurut ajaran islam.

D. Metode Penulisan

Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.

Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain

seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan

bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan

dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab

pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan kejadian manusia, kejadian

ala yang kesemuanya dilihat dari dua aspek pandangan yaitu sainstis dan Al-Qur’an.

Kemudian manusia menurut ajaran islam serta hubungan agama dan manusia, bab penutup

terdiri atas kesimpulan dan saran.

Page 4: Proses Penciptaan Alam Menurut

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Kejadian Manusia Menurut Pandangan Sainstis.

Manusia telah hidup di bumi sejak 4 juta tahun yang lalu. banyak ilmuwan

mempercayai, kehidupan manusia berawal dari terpisahnya sebuah spesies hominid

dari garis evolusi primata yang akan menurunkan simpanse dan gorila. Kemudian,

hominid ini berkembang dan menurunkan manusia modern, Homo sapiens.

pernyataan ini dipengaruhi oleh teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.

Teori evolusi adalah suatu teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup pada masa

lampau, beradaptasi dan mengalami perubahan bentuk bagian-bagian tubuhnya.

biasanya, proses ini terjadi dalam waktu yang sangat lama. Proses ini disebut evolusi.

            Teori evolusi mengatakan bahwa manusia merupakan keturunan dari hominid.

Hominid adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri diantara manusia dan kera.

Banyak fosil-fosil hominid ini tersebar di seluruh bagian dunia. Fosil hominid tertua

yang pernah ditemukan adalah Australopithecus africanus. Hominid ini ditemukan di

Afrika. Australopithecus memiliki kapasitas otak sebesar 450 cc. Hominid ini sudah

bisa berjalan dengan posisi tegak. Posisi tegak ini sangat penting karena, posisi ini

memberikan beberapa keuntungan bagi hominid ini. Contohnya hominid ini sudah

bisa melihat benda dalam jarak yang jauh dan ia sudah bisa memindahkan berat ke

tangan.

Sekitar 2 juta tahun yang lalu, muncullah Homo habilis, spesies ini

diperkirakan merupakan keturunan dari Australopithecus africanus. Homo habilis

sudah memiliki kemampuan untuk membuat peralatan-peralatan kasar dari batu-

batuan dan tulang hewan. Mereka bertahan hingga sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.

Kemudian, merekadigantikan oleh Homo Erectus.

Homo erectus adalah jenis hominid yang kemungkinan besar merupakan

keturunan dari Homo Habilis. Homo erectus memiliki kapasitas otak yang lebih besar

Page 5: Proses Penciptaan Alam Menurut

daripada Homo habilis. Mereka sudah mampu membuat peralatan yang lebih halus

dan rapi dari bebatuan dan tulang hewan.

 Kemudian, Homo erctus menurunkan Homo Neanderthalensis. Homo

Neanderthalensis hidup di gua-gua dan telah bisa mengubur orang mati. Di beberapa

wilayah, mereka mampu bertahan sampai 40.000 tahun yang lalu. Akan tetapi,

mereka punah daan digantikan Homo sapiens, manusia modern.

B. Proses Kejadian Manusia Menurut Pandnagan Al-qur’an

Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka

sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya literatur yang

paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.

"Kitab (Al Qur’an) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang

bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib....." (QS. Al Baqarah (2) :

2-3)

Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu

berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan

mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama

yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya

tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam

menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan,

diperkirakan, dsb. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang

mereka nyatakan.

Tahapan kejadian manusia :

a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)

Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah

yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya.

Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.

Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :

"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai

penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)

Page 6: Proses Penciptaan Alam Menurut

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering

(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)

Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia

pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah

saw bersabda :

"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah".

(HR. Bukhari)

b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu

dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah

berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini

dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :

"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari

apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak

mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)

Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An

Nisaa’ ayat 1 yaitu :

"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu

dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada

keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat

banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)

Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :

"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR.

Bukhari-Muslim)

Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak

langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah

usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat

semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan

yang akan meneruskan generasinya.

Page 7: Proses Penciptaan Alam Menurut

c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)

Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa

kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an

dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.

Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara

terperinci melalui firman-Nya :

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati

(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)

dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal

darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging

itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan

daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha

Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).

Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :

"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.

Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya

(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian

selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu

pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa

malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat

kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)."

(HR. Bukhari-Muslim)

Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi

bahan penelitian bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ

jasad manusia. Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati

berasal dari tanah" sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-

sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang

kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya

menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual),

maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di

dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang

sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).

Page 8: Proses Penciptaan Alam Menurut

Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara

bertahap pada tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al

Qur’an dan Hadits yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat

mengagumkan bagi salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr.

Keith Moore, beliau mengatakan : "Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan

Al Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain iti beliau juga mengatakan,

"Dari ungkapan Al Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan)

sekarang untuk mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel

tunggal (zygote) yang terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma

(sel kelamin jantan). Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan

eksperimennya pada abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang

dihasilkan dari perencanaan genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai

akhir abad ke-19. Tetapi jauh ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia

(Allah) menciptakannya dan kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan

sifat-sifat dan nasibnya."

Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa

selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya

yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis

amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam

selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok

dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :

"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga

kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam

selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).

Page 9: Proses Penciptaan Alam Menurut

C. Proses Kejadian Alam Semesta Menurut Pandangan Sainstis

1.      Teori Kabut

Teori ini disebut istilah Nibualai teori yang bertitik tolak dari adanya suatu kumpulan

kabut yang berputar perlahan-lahan, bagian kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi

kumpulan gas yang kemudian menjadi struktur alam semesta ini.

Ferre Simon De Lap Lace, mengatakan bahwa alam semesta berasal dari kabut panas

berpilin, karena pilinannya itu gumpalan kabut membentuk bentulan bulat seperti bola

yang besar dimana makain kecil bola itu makin cepat pilinannya akibatnya bentuk

bola itu memepat pada kutubnya dan melebar pada bagian equatornya, bahkan

kemudian sebagian masa gas di equatornya itu menjauhi dari gumpalan Intinya

sehingga membentuk struktur alam semesta.

2.      Teori Pasang Surut

Jeans dan Jeffri melukiskan bahwa terjadinya alam semesta merupakan masa matahari

yang lepas membentuk bentukan cerutu yang mencorok kearah bintang akibatnya

bintang makin menjauhi masa, masa tersebut terputus-putus dan membentuk

gumpalan gas disekitar matahari gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku

menjadi struktur pelengkap susunan alam semesta.

3.      Teori Ledakan

Teori ini disebut dengan istilah Bang teori, bertitik tolah pada asumsi adanya suatu

masa yang sangat besar meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Masa itu

kemudian berserakan dan mengembangkan dengan sangat cepatnya menjauhi pusat

ledakan.

Gamo Alfhor dan Herman mengatakan pada saat ledakan Maha dahsyat itu terjadi

semua materi terlempar ke seluruh jagat raya kesemua arah yang kemudian

membentuk bintang-bintang dan glaksi, karena tidak mungkin materi seluruh alam itu

berkumpul di suatu tempat dalam ruang tanpa gaya grafitasi yang sangat kuat. Maka

disimpulkan kemudian bahwa "Ledakan Besar" itu terjadi ketika seluruh materi

Page 10: Proses Penciptaan Alam Menurut

Cosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi, alam

semesta lahir dari singolaritas fisis dengan keadaan ekstern.

4.      Teori Ekspansi Dan Kontraksi

Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta,

yaitu masa-ekspansi dan masa kontruksi yang diduga siklus tersebut berlangsung

dalam durasi 30.000 juta tahun. Dalam masa depang ekspansi kemudian terbentuklah

galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenga yang

bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur

lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk

meredup dan unsur-unsur yang terbentuk menyusul mengeluarkan tenaga berupa

panas yang tinggi-tinggi.

Teori ini juga dikemukakan oleh Edwin Hubble, dia menyatakan bahwa alam semesta

memuai seperti gelembung gas panas yang secara tiba-tiba melepas dari ruang hampa.

Dia melakukan sebuah percobaan melalui teropong bintang raksasa pada tahun 1929

bahwa disitu menunjukkan adanya pemuaian adanya alam semesta. Ini berarti alam

semesta merekspansi dan ekaspansi itu menurut Gamau melahirkan sekitar 100

miliyar galaksi yang masing-masing galaksi rata-rata memiliki 100 miliyar bintang.

5.      Teori Awan Debu

Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl Font Wisaiker

mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori awan debu yang

mengemukakan bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.

Lebih 5000 juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami

pemanpatan. Pada proses pemanpatan itu partikel-partikel debu tertarik kebagian

pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan

gumpalan gas itu memipih bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan tipis

dibagian tepinya bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian

tepinya. Partikel-partikel dibagian tengah itu kemudian saling menekan sehingga

Page 11: Proses Penciptaan Alam Menurut

menimbulkan panas dan menjadi pijar bagian inilah yang kemudian menjadi matahari

sedangkan bagian luar berpusing sangat cepat, sehingga terpecah menjadi gumpalan

gas dan debu yang lebih kecil. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi

sturuktur alam semesta.

6.      Teori Planetesimal

Pada tahun 1843 sampai 1928 seorang ahli biologi bernama Thomas C. Chamberlin

dan Fores R. Molton mengemukakan bahwa matahari telah ada sebagai salah satu dari

bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa ada sebuah bintang berpapasan pada

jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya terjadilah peristiwa pasang naik pada

permukaan matahari maupun bintang yang sebagian dari masa matahari itu tertari

kearah bintang.

Pada waktu bintang menjauhi sebagian masa dari matahari itu jatuh kembali

kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar

matahari. Hal inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian menjadi struktur

alam semesta.   

D. Proses Kejadian Alam Semesta Menurut Pandangan Al-Qur’an

Dari kedua teori yang sudah disebutkan di atas, kaitannya dengan isyarat Allah dalam

Al-Qur'an bahwa alam semesta tadinya merupakan satu gumpalan, dia berfirman

dalam surat Al-Anbiya' ayat 30.

Artinya : "Tidakkah orang kafir memperhatikan bahwa langit dan bumi tadinya

merupakan satu yang padu (gumpalan) kemudian kami memisahkannya, kami jadikan

air segala sesuatu yang hidup, maka mengapa mereka tidak juga beriman?"

Al-Qur'an tidak menjelaskan secara detail bagaimana terjadinya pemisahan itu, namun

apa yang dikemukakan di atas tentang perpaduan alam semesta ini dibenarkan oleh

para ilmuan yang telah terkenal dengan teori ledakan besar atau Big-Bang.

Juga tentang meluasnya alam semesta, Al-Qur'an mengungkapkan dalam surat Adz-

Zariyah ayat 47 yaitu :

Page 12: Proses Penciptaan Alam Menurut

Artinya : "Dan langit kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kai

benar-benar meluaskan / mengembangkannya"

Dewasa ini, meluasnya alam semesta dikenal dengan istilah "The Expanding

Universe" seperti diketahui bahwa alam semesta yang penuh dengan gugusan bintang

dan galaksi tersebut berjualan tahun perjalanan cahaya dari bumi.

Edwin P. Hubble merumuskan bahwa galaksi-galaksi tersebut disamping berotasi juga

bergerak menjauhi bumi, sebelumnya penemuan tersebut dianggap sebagai suatu

kesalahan, tapi lam kelamaan bisa diterima oleh banyak ilmuan. Menurut "The

Expanding Universe" alam semesta bersifat seperti balon atau gelombang karet yang

sedang ditiup ke segala arah dengan kecepatan luar biasa. Ini sesuai dengan

pemaparan Al-Qur'an dalam surat Al-Ghasyiyah ayat : 17-18.

Artinya : "Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana unta diciptakan dan langit

ditinggikan".

Kekuatan yang terlibat dalam pembangunan alam ini tidak dapat dibayangkan, yaitu

kira-kira terdiri dari 10.000 milyar bintang yang masing-masing masanya

sekitar massa matahari. Dan kenyataan ini menggusarkan para fisikawan pada

umumnya karena penciptaan alam ini dari ketiadannya memerlukan adanya yang

maha pencipta.Maka disinilah letak perbandingan konsepsi fisika tentang penciptaan

alam dengan ajaran yang ada didalam Al-Qur'an.

E. Manusia Menurut Ajaran Islam

Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah,

alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang

memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas

karunia yang telah diberikan Allah Swt.

Page 13: Proses Penciptaan Alam Menurut

Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian

manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-

prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-

Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr

28, dan Al-Hajj 5.

Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan

bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini

dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure

kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya,

al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat

diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam

dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses

penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.

Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya

dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-

benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat

terjadi.

Akan tetapi ada sebagian umat islam yang berpendapat bahwa Adam bukan manusia

pertama. Pendapat tersebut didasarkan atas asumsi bahwa:

Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti

bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal

itu seperti pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah, karena

tidak semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut diserap oleh tumbuh-tumbuhan,

tetapi sebagian saja. Oleh karena itu bahan-bahan pembuk manusia yang disebut

dalam al-Quran hanya merupakan petunjuk manusia yang disebut dalam al-Quran ,

hanya merupakan petunjuk dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk manusia

yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk kemudian bereaksi

kimiawi. Jika dinyatakan istilah “Lumpur hitam yang diberi bentuk” (mungkin yang

dimaksud adalah bahan-bahan yang terdapat pada Lumpur hitam yang kemudian

diolah dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai tembikar yang

dibakar , maka maksudnya adalah bahwa proses kejadiannya melalui oksidasi

pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang memungkinkan terjadinya sintesa cukup

banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan sinar ultraviolet.

Page 14: Proses Penciptaan Alam Menurut

Ayat yang menyatakan ( zahir ayat ) bahwa jika Allah menghendaki sesuatu jadi

maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang

dikehendaki Allah pasti akan terwujud seketika. Dalam hal ini harus dibedakan antara

kalimat kun fayakun dengan kun fa kana. Apa yang dikehendaki Allah pasti terwujud

dan terwujudnya mungkin saja melalui suatu proses. Hal ini dimungkinkan karena

segala sesuatu yang ada didunia juga mengalami prosi yang seperti dinyatakan antara

lain dalam surat al-A’la 1-2 dan Nuh 14.

Jika diperhatikan surat Ali Imran 59 dimana Allah menyatakan bahwa penciptaan Isa

seperti proses penciptaan Isa seperti proses penciptaan Adam, maka dapat

menimbulkan pemikiran bahwa apabila isa lahir dari sesuatu yang hidup, yaitu

maryam, maka Adam lahir pula dari sesuatu yang hidup sebelumnya. Hal itu karena

kata “tsumma” yang berarti kemudian, dapat juga berarti suatu proses.

Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan

langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena

masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa

diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi

memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-

Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.

Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli kimi, biologi, dan

lain-lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara

harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh Allah,

diharapkan menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran Allah ). Status manusia

sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata

khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata

khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Kebanyakan umat

Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya dihubunkan

dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat , baik

pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-‘Abbasiah.

Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada waktu

dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau mengucapkan inni

khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah rasulillah. Dalam

Page 15: Proses Penciptaan Alam Menurut

pidatonya setelah diangkat oleh umat islam, abu bakar antara lain menyatakan

“selama saya menaati Allah, maka ikutilah saya, tetapi apabila saya menyimpang ,

maka luruskanlah saya”. Jika demikian pengertian khalifah, maka tidak setiap

manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya. Hal itu karena

kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau memilih ajaran Allah.

Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai kelengkapan

dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al-Anbiya’ : 8, Shad :

34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain); Nafs (al-Baqarah

48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan

lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad

adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafs adalah jiwa , Aqal

adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai

dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-

Ma’arif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi

54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain

sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafs , sedang yang dapat

mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb. Tetapi jika hanya dengan

aqal dan qolb, kecenderungan tersebut belum sepenuhnya dapat terkendali, karena

subyektif. Yang dapat mengendalikan adalah wahyu, yaitu ilmu yang obyektif dari

Allah. Kemampuan seseorang untuk dapat menetralisasi kecenderungan negatif

tersebut ( karena tidak mungkin dihilangkan sama sekali ) ditentukan oleh kemauan

dan kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu.

Berdasarkan ungkapan pada surat al-Baqarah 30 terlihat suatu gambaran bahwa Adam

bukanlah manusia pertama, tetapi ia khalifah pertama. Dalam ayat tersebut, kata yang

dipakai adalah jaa’ilun dan bukan khaaliqun. Kata khalaqa mengarah pada penciptaan

sesuatu yang baru, sedang kata ja’ala mengarah pada sesuatu yang bukan baru,dengan

arti kata “ memberi bentuk baru”. Pemahaman seperti ini konsisten dengan ungkapan

malaikat yang menyatakan “ apakah engkau akan menjadikan di bumi mereka yang

merusak alam dan bertumpah darah?” ungkapan malaikat tersebut memberi

pengertian bahwa sebelum adam diciptakan, malaikat melihat ada makhluk dan jenis

makhluk yang dilihat adalah jenis yang selalu merusak alam dan bertumpah darah.

Adanya pengertian seperti itu dimungkinkan, karena malaikat tidak tahu apa yang

Page 16: Proses Penciptaan Alam Menurut

akan terjadi pada masa depan, sebab yang tahu apa yang akan terjadi dimasa depan

hanya Allah.

Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia

pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar

adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang

keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh,

kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu. Ayat berserak, tetapi

dengan bantuan ilmu pengetahuan dapat dipahami urutannya. Dengan demikian,

pemahaman ayat akan lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu pengetahuan.

Oleh karena al-Quran tidak bicara tentang manusia pertama. Biarkanlah para saintis

berbicara tentang asal-usul manusia dengan usaha pembuktian yang berdasarkan

penemuan fosil. Semua itu bersifat sekedar pengayaan saint untuk menambah

wawasan pendekatan diri pada Allah. Hasil pembuktian para saintis hanya bersifat

relatif dan pada suatu saat dapat disanggah kembali, jika ada penemuan baru.

Misalnya, mungkinkah penemuan baru itu dilakukan oleh ulama islam?

Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain

Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-

kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia

adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat,

dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas.

Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja

mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan

manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70.

Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang

diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia

mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-

Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka

sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-

An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan

makhluk lainny.

Page 17: Proses Penciptaan Alam Menurut

Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi.

Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti

binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ).

Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).

F. Hubungan Manusia dan Agama

Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena

kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau

degradasi nilai-nilai keimanannya.

Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :

1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan

film-film yang berbau porno.

2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar

aurat

3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru

berprilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama.

4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan

kepentingan kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.

Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak

menguntungkan bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam

sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi

umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan

bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri.

Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi

“Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara

utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan

dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan

Page 18: Proses Penciptaan Alam Menurut

teknologi). Mereka diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan

ibadah ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan

dalam kehidupan sehari-hari, seperti : pengendalian diri, sabar, amanah, jujur,

sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai tidak suka menyakiti atau

menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu

menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminalaah) dengan

ibadag ghair mahdlah (hamlumminanas) dalam rangka membangun “Baldatun

thaibatun warabun ghafur” Negara yang subur makmur dan penuh pengampunan

Allah SWT.

Page 19: Proses Penciptaan Alam Menurut

BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Dari semua paparan di depan kami dapat menyimpulkan bahwa kemukjizatan Al-

Qur'an benar-benar ada, terbukti dengan adanya kesingkronan antara penjelasan Al-Qur'an

tentang ilmu alam dan penelitian-penelitian para ilmuan barat yang sudah menemukan bukti-

bukti nyatanya, nah, disinilah dpat kita yakini bahwa Al-Qur'an itu memang benar-benar

murni wahuu dan firman Allah, bukan semata-mata buatan Nabi Muhammad seperti

anggapan non Islam pada umumnya, melainkan Al-Qur'an adalah wahyu Allah kepada Nabi

Muhammad sebagai mu'jizat dan bukti kenabiannya.

Dalam Al-Qur'an terdapat banyak ilmu, ilmu fiqih, ilmu bahasa, ilmu kalam, ilmu

etika, dan ilmu-ilmu lainnya, dimana memang dari tujuannya Al-Qur'an adalah sebagai

pembimbing dan penuntut umat manusia, terutama umat Islam sendiri sebagai pemilik Al-

Qur'an.

Dan meskipun Al-Qur'an tidak menjelaskan secara detail bagaimana terjadinya

penciptaan alam semesta, namun apa yang ada dan yang disampaikan Al-Qur'an dalam ayat-

ayatnya sudah dibenarkan diakui oleh para ilmu barat. Sehingga banyak para fisikawan yang

tertarik untuk mempelajari Al-Qur'an lebih dalam karena meskipun Al-Qur'an sudah 15 abad

yang lalu diturunkannya tapi Al-Qur'an selalu bisa menyesuaikan teks-teksnya dengan

zaman, dan sampai sekarang belum ada yang bisa mengalahkan satu ayat pun yang ada

didalam Al-Qur'an.

Diantara ayat-ayat yang menjelaskan tentang kejadian alam dalam Al-Qur'an sedikit

sudah kami sebutkan di depan yaitu tentang awal penciptaan dunia, yang bersangkut paut

dengan teori-teori ahli astronomi dan teori-teori ilmuah lain seperti Einstein, Newton, Edwin

P. Hubble dan Gamow, namun terdapat beberapa perbedaan dalam teori mereka, dan yang

sepenuhnya benar hanyalah Al-Qur'an itu sendiri.  

Page 20: Proses Penciptaan Alam Menurut

Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk Allah SWT yang memiliki

unsur dan jiwa yang arif, bijaksana, berakal, bernafsu, dan bertanggung jawab pada Allah

SWT. Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan

panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir,

akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)

dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang

kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah

itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,

lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk

yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Al

Mukminun : 12-14)

B. Saran

Untuk lebih memahami tentang kejadian manusia dan alam semesta lebih dalam,

sebaiknya mencari literatur juga dalam, dikarenakan semakin banyak literatir yang di pakai

maka akan semakin baik.

Page 21: Proses Penciptaan Alam Menurut

DAFTAR PUSTAKA

Makmur, Tanodijaja, Bumi Dan Antariksa, Jakarta Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

1995.

Baikuni, Ahmad, Al-Qur'an Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jakarta : PT.Dana Bhakti

Primayasa, 1996.

Baikuni, Ahmad, Al-Qur'an Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jakarta : PT. Dana Bhakti

Primayasa, 1995.

Mustofa, Agus, Ternyata Akhirat Tidak Kekal, Bandung : Patma Press, 2005.

Shihab, M. Qurays, Mu'jizat Al-Qur'an. Bandung : Mizan 2003

Susanto, Edi, Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar, Pamekasan : STAIN Pamekasan, 2006.

Depag, Pendidikan Agama Islam Dan Ilmu Pengetahuan Teknologi, Depag RI., 2006.

Purwanto, Agus, Keterpaduan Materi Pendidikan Agama Islam Dan IPTEK.Bandung : PT.

Remaja Rosda 2005.

Cony, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Remaja Rosda Karya : 2002.Abdul Wadud, Qur'an Hadist, Semarang : PT Karya Thoha Putra, 1997.

Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.

Shihab, M. Quraish. 2007. Wawasan Al-Quran. PT Mizan Pustaka : Bandung.