KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara...

136
KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama RI) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S. Th. I) Oleh Nidaa UlKhusna Nim: 109034000062 PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Transcript of KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara...

Page 1: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

(Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking

dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama RI)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S. Th. I)

Oleh

Nidaa UlKhusna

Nim: 109034000062

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

(Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking

dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama RI)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S. Th. I)

Oleh

Nidaa UlKhusna

Nim: 109034000062

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 3: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 12 Mei 2014

Nidaa UlKhusna

Page 4: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

(Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking

dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama RI)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I.)

Oleh

Nidaa UlKhusna

109034000062

Pembimbing,

Moh. Anwar Syarifuddin, S.Ag, MA.

NIP. 197205181998031003

PROGRAM STUDI TAFSIR-HADIS

FAKULTAS USHULUDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 5: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama
Page 6: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

i

ABSTRAK

Nidaa UlKhusna

Konsep Penciptaan Alam Semesta (Studi Komparatif antara Teori-M

Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya Kementrian

Agama RI)

Pertanyaan terkait siapa pencipta alam semesta dan usaha untuk

mengetahui bagaimana proses penciptaannya sudah sangat lama

diperbincangkan dan diperdebatkan. Antara pendukung materialisme maupun

yang mengakui adanya pencipta, sampai pada akhirnya dimenangkan oleh

agama, bahwa alam semesta ini mau tidak mau diciptakan oleh Tuhan. Karna

usaha materialis memiliki satu kekurangan serius, yaitu singularitas, kapan

tepatnya penciptaan alam semesta ini terjadi? waktu nol. Bahkan sampai hari

inipun ilmu pengetahuan tidak dapat menemukan titik awal penciptaan alam

semesta. Maka diterapkanlah teori Kuantum, untuk menjawab awal semesta.

Bermula dengan usaha menggabungkan empat partikel pembawa gaya (gravitasi,

elektromagnetik, gaya nuklir lemah dan gaya nuklir kuat). Maka dihasilkan

berturut-turut dimulai dari, teori elektrodinamika kuantum (quantum

electrodynamics, QED), kromodinamika kuantum (quantum chromodynamics,

QCD), teori terpadu agung (grand unified theory, GUT), teori dawai (string

theory), hingga ditemukan Teori-M merupakan teori gravitasi supersimetris yang

paling umum dan merupakan satu-satunya kandidat teori alam semesta yang

lengkap. Teori yang dipercaya menjadi model alam semesta yang menciptakan

dirinya sendiri, walaupun belum dibuktikan. Di sini akan dibandingkan antara

teori-M Stephen Hawking dengan, konsep penciptaan yang ditawarkan Tafsir Ilmi

Page 7: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

ii

Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama RI. Akan sangat menarik, karna

dalam tafsir Ilmi pun melibatkan ilmuwan dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia).

Page 8: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

iii

KATA PENGANTAR

ثسم هللا الس حمه السحيم

Alhamdulillāhirabbil „ālamīn puji syukur yang tak terhingga kepada Allah

Swt. Dzat yang memiliki cinta abadi dan dzat yang Maha Berkehendak. Atas

kehendak dan ketentuan-Nya skripsi ini bisa terwujud, meski melalui perjalanan

yang sangat panjang dan banyak liku-liku kehidupan yang memberikan pelajaran

yang sangat berarti.

Shalawat dan salam senantiasa penulis haturkan kepada tauladan sempurna

pemimpin yang sangat cinta kepada tauladan sempurna pemimpin yang sangat

cinta kepada umatnya Nabi Muhammad Saw., juga untukk keluarga dan sahabat

beliau. Semoga syafā‟at beliau sampai kepada kita. Āmīn

Tersusunnya skripsi yang berjudul “Konsep Penciptaan Alam Semesta

(Studi Komparatif antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi

Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama RI)” tidaklah berarti apa-apa tanpa

adanya bantuan dan do‟a dari orang-orang yang tercinta, dan akhirnya ribuan

terimakasih penulis ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor), Prof. Dr. Zainun Kamaluddin

Fakih, MA (Dekan Fakultas Ushuluddin), Dr. Bustamin, M. Si (Ketua

Jurusan Tafsir Hadis), dan Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA (Sekjur Tafsir

Hadis).

2. Bapak Moh. Anwar Syarifuddin, S. Ag., MA. Selaku dosen pembimbing

yang dengan ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis hingga selesai

skripsi ini.

Page 9: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

iv

3. Segenap dosen Fakultas Ushuluddin, khususnya dosen-dosen di Jurusan

Tafsir Hadis yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis.

4. Yang tercinta Ayahanda Noviono dan Ibunda Futikhati yang senantiasa

mencurahkan kasih saying dan perhatian dengan segenap hati dan selalu

mendo‟akan ananda untuk mencapai kesuksesan di masa depan, semoga

penulis selalu mendapat ridha mereka dan berbakti kepadanya.

5. Yang Tersayang suamiku Prayoga Permana yang senantiasa membantu,

membimbing, dan tak henti-hentinya memotivasi penulis di setiap

keadaan.

6. Kakanda Fadli Bahtian Saputra dan Yudistira Adi Saputra, serta adinda

Furqon Abdillah, yang selalu men-support penulis hingga selesainya

skripsi ini.

7. Sepupu, Rahmatika Akmalia. Yang telah menemani dan membantu

penulis selama di jogja, sehingga mendapatkan referensi yang sangat

dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Paman, Afuqoha dan yayu‟ yang selalu memotivasi, mengarahkan dan

membantu penulis. Serta om Raharjo yang sudah mencari dan memberikan

referensi utama dalam skripsi ini dengan suka rela.

9. Untuk teman-teman UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Ria, salina, farida,

mahfudoh, sarah dll) yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini.

Serta teman-teman dumay yang tergabung dalam komunitas Sains dan

Teknologi, (Om Pembawa kabar, Zainun Neo Aja dll) sehingga penulis

mendapatkan banyak informasi dalam perkembangan sains dan menuntun

penulis cara mengkonter pemahaman yang salah.

Page 10: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

v

10. Perpustakaan Umum, Perpustakaan Fakultas Ushuludin dan Saintek,

Perpustakaan Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, serta Pusat Studi Al-Qur‟ān. Yang

darinyalah penulis mendapatkan referensi.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, mudah-

mudahan bantuan bimbingan, arahan, motivasi dan do‟a yang telah kalian berikan

menjadi amal sholih serta mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Swt.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan umumnya. Āmīn.

Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi

ini masih terdapat kekurangan dan bahkan tidak menutup kemungkinan di

dalamnya terdapat kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan sarannya untuk penulisan yang lebih baik serta untuk

pengembangan kajian ke depan.

Jakarta, 13 November 2013

Ttd,

Nidaa UlKhusna

Penulis

Page 11: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

E. Kajian Pustaka/Studi Review ................................................................ 9

F. Metodologi Penelitian ............................................................................ 11

G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 12

BAB II PANDANGAN STEPHEN HAWKING TENTANG KONSEP

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

A. Biografi Stephen Hawking .................................................................... 14

a. Riwayat Hidup Stephen Hawking ................................................... 14

b. Karya-karya Stephen Hawking ....................................................... 20

B. Gagasan Hawking tentang Big Bang .................................................... 22

C. Teori Segalanya ..................................................................................... 27

D. Gagasan Hawking tentang Teori-M ...................................................... 37

Page 12: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

vii

BAB III PENAFSIRAN TAFSIR „ILMI PENCIPTAAN JAGAT RAYA

KEMENTRIAN AGAMA RI TENTANG KONSEP

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

A. Mengenal Kitab Tafsir Ilmi Kementrian Agama RI ............................ 52

1. Sejarah Singkat Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI .......................... 52

2. Tafsir „Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Qur‟ān Badan Litbang dan Diklat Kementrian

Agama RI ......................................................................................... 54

B. Penciptaan Alam Semesta Menurut Tafsir „Ilmi Penciptaan

Jagat Raya Kementrian Agama RI ........................................................ 60

1. Asal Mula Penciptaan Alam Semesta ............................................... 60

2. Proses Penciptaan Alam Semesta...................................................... 73

C. Peran Tuhan dalam Penciptaan Alam Semesta ..................................... 102

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 115

B. Saran ..................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 119

Page 13: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

viii

PEDOMAN TRANSLITRASI

q = ق z = ش Tidak dilambangkan = ا

k = ك s = س b = ة

l = ل sy = ش t = ت

m = م s = ص ts = ث

n = ن d = ض j = ج

w = و t = ط h = ح

h = ه z = ظ kh = خ

ʼ = ء „ = ع d = د

y = ي g = غ dz = ذ

f = ف r = ز

A. Vokal

Vokal Tunggal : كتت : kataba

su‟ila : سئل

yadzhabu : يرهت

Vokal Panjang : قبل : qāla

qīla : قيل

yaqūlu : يقول

Vokal Rangkap : او/اي : ai/au

kaifa : كيف

haula : حول

Page 14: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

ix

B. Lain-lain

- Transliterasi syaddah atau tasydid ( ۜ ) dilakukan dengan menggandakan

huruf yang sama

- Transliterasi ta’ marbutah ( ة ) adalah “h”, termasuk ketika ia diikuti oleh

kata sandang “al” ( ال ), kecuali transliterasi ayat al-Qur‟ān.

- Kata sandang “ال” ditransliterasikan dengan “al” diikuti dengan kata

penghubung “-“, baik ketika bertemu dengan huruf qamariyyah maupun

huruf syamsiyyah, kecuali dalam transliterasi ayat al-Qur‟ān.

- Transliterasi ayat al-Qur‟ān dilakukan sesuai dengan bacaan aslinya dengan

mengabaikan pemisahan antar kata.

Contoh:

dibaca Ihdinās-siratal-mustaqīm, bukan اهدوب الصسط المستقيم

Ihdinā al-sirat al-mustaqīm

- Transliterasi kata “هللا” dilakukan sesuai dengan bacaan aslinya dengan

mengabaikan pemisahan antar kata.

Contoh:

dibaca Kitābullah, bukan كتبة هللا

Kitab Allah

- Nama-nama dan kata-kata yang telah ada versi populernya dalam tulisan

latin, secara umum dituliskan berdasarkan versi populrenya, kecuali tidak

ada keseragamannya, seperti macam-macam bacaan dalam tajwid tetap

ditulis berdasarkan transliterasi, contoh mad, izhar, dan lainnya.

Page 15: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

x

- Terjemahan al-Qur‟ān mengutip dari al-Qur’ān dan terjemah Departemen

Agama, sedangkan penulisan al-Qur’ān di atas merupakan terjemahan dari

Qira’at ‘Asim.

Page 16: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap ilmu, konsep atau teori, pasti merupakan produk dari masyarakat,

atau bangsa yang memiliki peradaban dan pandangan hidup (worldview).

Pandangan hidup suatu masyarakat adalah cara pandang mereka terhadap alam

dan kehidupan.1 Ada beberapa faktor penyang membuat pandangan hidup

manusia, dan yang terpenting adalah faktor kepercayaan terhadap Tuhan. Faktor

ini penting karena mempunyai implikasi konseptual. Masyarakat atau bangsa yang

percaya pada wujud Tuhan akan memiliki pandangan hidup berbeda dari yang

tidak percaya pada Tuhan. Bagi masyarakat atau bangsa yang tidak percaya pada

Tuhan menganggap bahwa nilai moralitas adalah kesepakatan manusia (human

convention), yang standarnya adalah kebiasaan, adat, norma atau sekedar

kepantasan. Demikian pula realitas hanyalah fakta-fakta yang bersifat empiris

yang dapat diindera atau difahami oleh akal sebagai kebenaran. Kekuatan

disebalik realitas empiris, bagi mereka, tidak riil dan tidak dapat difahami dan

dibuktikan kebenarannya meskipun sejatinya akal dapat memahaminya.

Pandangan hidup dalam Islam tidak hanya sebatas pandangan terhadap alam dan

kehidupan nyata, tapi keseluruhan realitas wujud. Karena wujud Tuhan adalah

wujud yang mutlak dan tertinggi sedangkan alam semesta seisinya adalah bagian

1Para pengkaji peradaban, filsafat, sains, dan agama telah banyak menggunakan

worldview sebagai matrik atau framework. Ninian Smart menggunakannya untuk mengkaji agama.

Syed Muhammad Naquib al-Attas, al-Mawdudi, Sayyid Qutb, memakainya untuk menjelaskan

bangunan konsep dalam islam. Alparslan Acikgence memakainya untuk mengkaji sains.Atif Zayn

memakainya untuk perbandingan ideologi.Thomas F. Wall untuk kajian filsafat.Dan, Thomas S.

Khun dengan konsep paradigma sejatinya menggunakan worldview bagi kajian sains.Lihat, Dr.

Hamid Fahmi Zarkasyi, Membangun Peradaban Dengan Ilmu. (Jakarta: Kalam Indonesia, 2010)

h. 142-144.

Page 17: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

2

dari wujud itu, maka konsep Tuhan sangat sentral dalam pandangan hidup Islam

dan sudah tentu memiliki konsekuensi konseptualnya. Namun tidak semua

masyarakat yang percaya pada Tuhan memiliki worldview yang sama. Sebab

konsep dan pengertian Tuhan berbeda antara satu agama dengan agama lain.2 Jadi

pihak yang mengakui adanya Sang Pencipta yang menciptakan serta mengatur

kehidupan, pasti berbeda dengan pihak yang tidak mengakuinya, yaitu dalam

memahami konsep asal-muasal penciptaan alam semesta, namun tidak berarti

berbeda dalam hal proses penciptaannya. Seperti dalam islam, tidak ada dikotomi

antara al-Qur‟ān dan Sains. Keduanya berhubungan erat dan saling bersinergi.

Kalaupun terjadi perbedaan bukan al-Qur‟ānnya yang salah, namun penemuan

sains itulah yang keliru. Karna al-Qur‟ān bersifat mutlak kebenarannya, berasal

dari Sang Pencipta.

Penulis membandingkan dua konsep tentang penciptaan alam semesta yang

berangkat dari worldview yang berbeda. Yaitu konsep yang ditawarkan al-Qur‟ān

dengan konsep salah satu Ilmuwan Barat. Al-Qur‟ān yang dimaksud di sini adalah

kitab suci umat islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. dengan

perantaraan Malaikat Jibril.3 Di mana penulis mengkonsentrasikan pembahasan

pada Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama RI. Dan ilmuan Barat

yaitu Stephen Hawking4 adalah seorang ahli fisika teoritis yang menawarkan

teori-M.5

2Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi. Menguak Nilai Dibalik Hermeneutika. Jurnal ISLAMIA, thn

1 No. 1/Muharram 125. Hlm. 17. 3Lihat: QS. al-Najm/53: 4-5; al-A‟raf/7: 52 dan al-Ra‟d/13: 37.

4Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8

Januari1942; umur 71 tahun), adalah seorang ahli fisika teoretis. Ia adalah seorang profesor

Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius

College, Cambridge. Ia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama karena

teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.

Page 18: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

3

Penafsiran ayat-ayat al-Qur‟ān tentang penciptaan alam raya masih belum

memberikan titik temu. Perbedaan itu, ada yang berkisar pada prosesnya,6

sebagaimana terjadinya perbedaan pada asal-usulnya. Lalu disempurnakan dengan

membahas tentang keduanya, yakni proses dan asal-usul alam raya berdasarkan

metode tafsir ayat-ayat sains (al-manhaj fit tafsīr al-‘ilmi al-kaunī) yang

memperhatikan hubungan dua sudut pandang, yaitu paradigma ilmu dengan

paradigma tafsir al-Qur‟ān, selanjutnya mengemukakan tentang sintesa

kosmologis atas tema tersebut.7

Sedangkan dalam Tafsir „Ilmi Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama

RI, berkisar pada proses.

Dalam Ilmu pengetahuan kosmologi yang bersifat empiris,8 ditemukan

konsep penciptaan alam semesta yang berubah-ubah. Perubahan ini tergantung

Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di

Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut Pada tahun 2010 Hawking bersama

Leonard Mladinow menyusun buku The Grand

Design.http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking, diakses pada tanggal 28 November 2012. 5Teori-M (M-theory) yang dianggap sebagai calon teori segalanya. Maksud teori

segalanya adalah teori yang mampu mengungkap awal-mula penciptaan banyak alam semesta

yang kompleks. Teori ini bukan merupakan teori tunggal, melainkan kumpulan aneka teori yang

masing-masing menjabarkan pengamatan dalam kisaran situasi fisik tertentu. Meskipun masing-

masing teori tersebut berbeda satu dengan yang lain, bisa jadi semuanya memiliki aspek-aspek

teori dasar yang sama. Mengenai huruf M pada Teori-M, belum ada yang tahu apa

kepanjangannya. Ada yang menganggapnya sebagai master (majikan), miracle (mukjizat), dan

mystery(misteri). http://erlanggaad.blogspot.com/2011/03/teori-stephen-hawking-tuhan-

bukanlah.html. diakses pada tanggal 28 November 2012. 6Sirajuddin Zar misalnya, ia menyususn proses penciptaan alam semesta menurut Al-

Qur‟ān dengan susunan ayat-ayat berikut: proses penciptaan alam semesta yang pertama dengan

berdasarkan kepada analisis ayat-ayat al-Qur‟ān yang memuat lafal khalaqa, bada‟a atau fathara,

kemudian berturut-turut Surah al-Anbiya‟ (21): 31, Fussilat (41): 9-12, Adz-Dzariyāt (51): 47, Hūd

(11): 7, As-Sajdah (32): 4. Lihat Sirajuddin Zar, Konsep Penciptaan Alam dalam Pemikiran Islam,

Sains, dan Alqur’an, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, Cet.1, hlm. 134-139. Sedangkan

menurut Abu Abdullah Zanjani, sebagaimana dinukil oleh Sirajuddin Zar, bahwa proses

penciptaan alam adalah sesuai dengan susunan ayat berikut: Hūd (11): 7, Al-Anbiya‟ (21): 30, As-

Sajdah (32): 4, Adz-Dzāriyāt (51): 47, Fussilat (41): 9-12, dan Surah At-Talāq (65): 12. Abu

Abdillah Al-Zanjani, Tarikh Al-Qur’ān, Mizan, Bandung, 1986, terj. Oleh: Marzuki Anwar, hlm.

70-78. 7Andi Rosadisastra, Metode Tafsir Ayat-ayat Sains dan Sosial. (Jakarta: Amzah, Cet. 1,

2007) hlm. 196-221. 8Sirajuddin Zar. Konsep Penciptaan Alam dalam Pemikiran Islam, Sains dan Al-Qur’ān.

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994) h. 7-8

Page 19: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

4

pada tingkat kecanggihan alat-alat atau sarana observasinya dan kemajuan ilmu

pengetahuan itu sendiri. Pergeseran konsep tersebut dapat disarikan menjadi dua:

1. Konsep Kosmologi pra abad ke-20 cenderung berkesimpulan bahwa alam

semesta ini kadim dan langgeng, tidak diciptakan (steady state universe).

Menurut pandangan mereka, jagat raya selain tak terbatas dan besarnya tak

terhingga, juga tidak berubah keadaannya semenjak waktu tak terhingga

lamanya yang telah lampau sampai waktu tak terhingga lamanya yang akan

datang. Ketetapan ini didasarkan atas pengamatan mereka di laboraturium

bahwa materi kekal adanya. Konsep ini berasal dari Newton, kemudian

dipertegas oleh Lavoisier dengan kekekalan massa dan selanjutnya diperluas

oleh Einstein, pakar kawakan Yahudi, menjadi kekekalan massa dan energy

atau secara singkat kekekalan materi.

2. Konsep kosmologi abad ke-20 cenderung berkesimpulan bahwa alam semesta

diciptakan. Perubahan konsep secara radikal ini dilahirkan oleh observasi

Hubble pada tahun 1929 dengan teropong raksasanya melihat bahwa galaksi-

galaksi di sekitar Bima Sakti berada dalam keadaan menjauhi kita dengan

kelajuan yang sebanding dengan jauhnya dari bumi; yang lebih jauh

kecepatannya lebih besar. Keseluruhan alam semesta berekspansi (expanding

universe). Observasi inilah yang mengharuskan para kosmolog berkesimpulan

bahwa jagat raya bertambah setiap saat. Dari perhitungan perbandingan jarak

dan kelajuan gerak masing-masing galaksi mati para pakar sains menarik

kesimpulan bahwa alam semesta ini semula teremas (terkerut) menjadi sangat

kecil, yang disebut dengan singularitas. Karena goncangan kevakuman dan

tekanan gravitasi negative menimbulkan suatu dorongan eksplosif keluar dari

Page 20: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

5

singularitas, yang mengakibatkan terjadinya ledakan yang maha dahsyat

sekitar 15 milyar tahun yang lalu; peristiwa ini terkenal sebagai “dentuman

besar” (Big Bang). Kesimpulan ini diperkuat oleh hasil observasi radio

astronomi Arno Penzias dan Robert Wilson (pemenang hadiah nobel 1978)

pada tahun 1964 mengungkapkan keberadaan gelombang mikro yang

mendatangi bumi dari segala penjuru alam secara uniform sebagai kilatan

alam semesta yang tersisa dari peristiwa Big Bang. Peninggalan era Big Bang

ini pada dasarnya dapat diamati melalui radiasi gelombang mikro bersuhu 3 K

(-270 ) yang sampai sekarang membanjiri kosmos.

Fisika yang berkembang sampai ahir abad ke-19 dikenal sebagai fisika

klasik dan mempunyai dua cabang utama yaitu mekanika klasik Newtonian dan

teori medan elektromagnetik Maxwellian. Ciri utama fisika klasik adalah sifatnya

yang common sense dan deterministik.9 Fisika klasik terdiri atas bidang-bidang

teori mekanika Newton dan gejala-gejala yang dapat dijelaskan dengan teori

tersebut, teori Maxwell tentang elektromagnetik dan penggunaannya,

termodinamika, dan teori kinetik gas.10

Fisika quantum, yang muncul setelahnya. Tepatnya lahir pada seperempat

pertama abad ini, mendominasi fisika modern dewasa ini. Ia berasal dari suatu

upaya untuk menjelaskan sejumlah besar fakta yang diamati secara experimental

mengenai atom-atom dan radiasi, fakta-fakta yang tidak sanggup dijelaskan oleh

9Agus Purwanto, DSc. Fisika Kuantum. (Jogjakarta: Gava Media, Cet. 1, 2006) h. 1

10 Prof. Drs. Kusminarto, Ph. D. Esensi Fisika Modern. (Yogyakarta: CV. Andi Offset,

2011) h. 2

Page 21: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

6

fisika Newtonian. Tetapi keberhasilan ini dibarengi implikasi-implikasi

konseptual revolusioner atas persepsi kita mengenai dunia fisik.11

Jadi, fisika klasik dan fisika modern bukan terkait dengan masalah zaman.

Kapanpun zaman berjalan, fisika klasik akan tetap fisika klasik dan fisika modern

tetap fisika modern. Fisika klasik dan fisika modern terkait dengan objek yang

kita pelajari. Objek yang dipelajari dalam fisika klasik adalah objek yang

ukurannya sedang-sedang saja dan kecepatannya juga sedang-sedang saja.

Sedangkan objek yang dipelajari dalam fisika modern, ukurannya sangat-sangat

kecil dan kecepatannya sangat-sangat cepat (mungkin mendekati kecepatan

cahaya 300.000 km per detik).12

Inti dari perdebatan di kalangan Ilmuwan Barat yaitu apakah alam ini

diciptakan atau ada dengan sendirinya. Sampai muncullah teori dentuman besar,

sehingga mereka berkesimpulan bahwa alam semesta ini diciptakan. Jika

diciptakan, lalu siapa yang menciptakan? Ilmuan kondang Abad ini, Stephen

Hawking melontarkan teori yang kontroversial dalam buku terbarunya yang

diselesaikan bersama dengan Leonard Mlodinow, berjudul “The Grand Design”.

Ia menganggap hukum alam sebagai penyebab alam semesta terbentuk, bukan

Tuhan. Di sini Hawking menjabarkan proses penciptaan alam dengan

menggunakan fisika quantum. Pemaparan Hawking ini terbilang mencengangkan

dan tampak bertolak belakang dengan karya sebelumnya maupun berdasarkan

pemaparan ilmuwan lain. Dalam buku sebelumnya, “A Brief History of Time.”

11

Pervez Hoodbhoy, Islam dan Sains; Pertarungan Menegakkan Rasionalitas, terj. Islam

and Science Religion Orthodoxy and the Battle for Rationality, oleh Luqman, (Bandung: Pustaka,

1997) H. 21 12

Agus Mulyono dan Ahmad Abtokhi. Fisika dan Al-Qur‟an. (Malang: UIN Malang

Press) h. 14

Page 22: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

7

Hawking pun tidak mengesampingkan kemungkinan itu. Para Ilmuan seperti

Newton, yang menciptakan teori gravitasi, pernah mengatakan bahwa penjelasan

ilmiahnya itu hanya bisa menerangkan perilaku jagat raya, bukan pada

penciptanya.“Gravitasi menjelaskan pergerakan planet-planet, namun tidak bisa

menjelaskan siapa yang menggerakkan planet-planet itu,” tulis Newton.13

Berdasarkan pemikirannya ini, sudah bisa dipastikan bahwa rancangan

agung yang dimaksud Hawking adalah suatu rancang yang terlepas dari kuasa

Tuhan. Maka dari itu, teori-Mnya ini bisa saja mempengaruhi pemikiran

seseorang supaya tidak yakin lagi bahwa alam semesta ini bukan diciptakan oleh

Tuhan, melainkan terbentuk karena adanya hukum fisika yang sejak awal sudah

ada. Kalau pun tetap meyakini Tuhan, bisa jadi yang dimaksud adalah Tuhan

sains. Di sini penulis tertarik membandingkan teori Stephen Hawking dengan

Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama RI. Berkaitan dengan hal

itu, penulis menganggap perlu melakukan penelitian untuk membandingkan antara

konsep penciptaan alam semesta menurut Tafsir „Ilmi Penciptaan Jagat Raya

Kementrian Agama RI dan menurut Stephen Hawking. Karena itu, pada skripsi ini

penulis mengambil judul:

“KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

(Study Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir „Ilmi

Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama RI).”

13

http://erlanggaad.blogspot.com/2011/03/teori-stephen-hawking-tuhan-bukanlah.html.

Diakses pada tanggal 28 November 2012.

Page 23: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan

skripsi ini, maka penulis membatasi masalah dengan pembahasan yang hanya

akan difokuskan pada konsep penciptaan alam semesta menurut seorang scientis

fisikawan dan salah satu tafsir al-Qur‟ān serta kajian studi komparatif terhadap

pandangan keduanya.

Judul penelitian ini didukung oleh dua pembahasan yang perlu dibatasi

sebagai pegangan dalam kajian lebih lanjut. Kedua pembahasan tersebut adalah

penciptaan alam semesta menurut Teori-M Stephen Hawking dan Tafsir Ilmi

Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama RI.

Penelitian Ilmiah yang khusus mengkaji masalah penciptaan alam semesta

sudah banyak dilakukan baik dalam al-Qur‟ān maupun yang dilakukan para

ilmuan-ilmuan, atau membandingkan antara keduanya. Namun penulis belum

menemukan penelitian yang membandingkan antara Ilmuan modern abad ini yaitu

Stephen Hawking, penulis memfokuskan pada karyanya yang berjudul “The

Grand Design” dengan teori-Mnya. Dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya

Kementrian Agama RI.

Maka dirumuskan persoalan sebagai berikut: Bagaimana Perbandingan

Konsep Penciptaan Alam Semesta Menurut Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya

Kementrian Agama RI dengan Teori-M Stephen Hawking?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan awal terjadinya semesta menurut Tafsir Ilmi Penciptaan

Jagat Raya Kementrian Agama RI

Page 24: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

9

2. Untuk menjelaskan awal terjadinya semesta menurut Stephen Hawking.

3. Untuk menganalisis perbandingan tentang konsep penciptaan alam semesta

menurut Stephen Hawking dan Tafsir „Ilmi Penciptaan Jagat Raya Kementrian

Agama RI.

D. Manfaat Penenlitian

Berdasarkan rumusan/pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat diketahui manfaat dari penulisan skripsi ini antara lain:

1. Menambah keyakinan kita kepada Sang Pencipta atas keagungan ciptaan-Nya.

2. Menambah wawasan mengenai proses terjadinya alam semesta.

3. Menambah informasi kepada pembaca tentang sebagain kecil ilmu

pengetahuan dalam al-Qur‟ān.

E. Kajian Pustaka/Study Review

Dalam lingkup akademisi kampus, kajian dan penelitian terkait konsep

dasar penciptaan alam semesta yang membandingkan konsep islam dan konsep

barat cukup banyak diangkat sebagai sebuah tema/topic utama. Dari UIN Syarif

Hidayatullah sendiri, khususnya dari fakultas Ushuludin, Tafsir Hadis, penulis

dapat menghimpun dua skripsi terdahulu yang sejalan dengan yang diteliti penulis

pada skripsi ini dan satu skripsi penulis temukan dari UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Skripsi terdahul tersebut dijadikan sebagai referensi bagi penulis agar

dapat membedakan masalah yang diangkat, objek, dan tujuan penelitian. Berikut

ini table skripsi yang berhubungan dengan topic yang penulis angkat dalam

skripsi ini:

Page 25: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

10

No Nama Peneliti Judul Ket/Hasil Penelitian

1. Mu‟adz D. Fahmi

Skripsi S1Tafsir

Hadis Ushuludin

dan Filsafat, UIN

Jkt,2011

The Qur‟ān and The

Big Bang Teory: A

Comparative Study

On The Creation.

Membandingkan penciptaan

alam semesta antara teori Big

Bang dengan Al-Qur‟ān.

2. Abdul Hamid

Skripsi S1Tafsir

Hadis Ushuludin,

UIN Jkt

2010

Studi Komparatif

Antara Teori Big

Bang George

Gamow dengan

Tafsir al-Maraghi.

Membandingkan teori Big

Bang menurut George Gamo

dengan Tasir al-Maraghi

3. Fitri Kurniati

Skripsi S1 Tadris

Pendidikan Fisika,

Tarbiyah, UIN

Jogja

2003

Studi Analisis

Pandangan Stephen

Hawking Tentang

Berawalnya Semesta

dalam Tinjauan

Islam.

Membandingkan pandangan

Stephen Hawking dengan

pandangan Islam tentang alam

semesta. (Penulis

memfokuskan penelitian pada

pemikiran Hawking tentang

Big Bang dan Lubang Hitam)

Dan berikut ini adalah table yang menunjukan skripsi penulis sebagai penjelas

perbedaan beberapa skripsi di atas dan skripsi karya penulis:

Page 26: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

11

Nama Penulis Judul Keterangan

Nidaa UlHusna

Skripsi S1 Tafsir

Hadis

Ushludin,

UIN Jkt 2013

Konsep Penciptaan Alam

Semesta (Study Komparatif

Antara Tafsir Ilmi

Penciptaan Jagat Raya

Kementrian Agama RI

dengan Teori-M Stephen

Hawking).

Membandingkan

penciptaan Alam semesta

menurut Teori-M-

Stephen Hawking dengan

Tafsir Ilmi Penciptaan

Jagat Raya Kementrian

Agama RI.

Dengan adanya table skripsi terdahulu dan table skripsi karya penulis di

atas maka dapat dilihat jelas perbadaan dan keunikan skripsi penulis dari skripsi-

skripsi yang telah selesai di tahun-tahun sebelumnya. Studi review diatas juga

dapat menjadi informasi tambahan bagi penulis judul serupa selanjutnya untuk

membedakan skripsinya dengan karya-karya yang telah ada.

F. Metodologi Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metodologi komparatif,

yaitu pemecahan masalah yang menekankan pada data-data dan informasi

sebanyak-banyaknya dari dua persepektif yang diteliti, untuk kemudian

membandingkan kedua pendapat tersebut. Adapun jenis penelitian yang penulis

gunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat normative

yang di-combine dengan data dan fakta yang bersifat empiris, Pada studi

Page 27: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

12

kepustakaan ini mengharuskan penulis mencari data-data dari literature-literatur

dan referensi yang berhubungan dengan judul skripsi diatas.

Pada skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah data primer juga data

skunder, dimana data akan dibawa pada penelitan kualitatif. Sedangkan teknik

pengumpulan datanya berwujud studi dokumentasi naskah (studi pustaka).

Dalam mengolah dan menganalisis data penulis menggunakan metode

kualitatif untuk mendistribusikan permasalahan yang dibahas dengan mengambil

materi-materi yang relevan dengan permasalahan, lalu dikomparasikan untuk

mendapatkan hasil/kesimpulan sebagaimana yang terdapat dalam rumusan

masalah.

Adapun metode penulisan dalam skripsi ini, penulis menggunakan buku

Pedoman penulisan Skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Ushuludin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

G. Sistemtika Penulisan

Agar skripsi yang disusun tersusun rapi, sistematis, dan akhirnya mudah

dipahami, penulis membuat sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing

bab. Penulis membaginya menjadi 5 (Lima) bab, yang masing-masing bab terdiri

dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun

sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut :

Bab I yang terdiri dari pendahuluan berisi tentang uraian tentang Latar

Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Page 28: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

13

Penelitian, Kajian Pustaka/ Review Terdahulu, Metodologi Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

Bab II yang terdiri dari biografi Stephen Hawking, dilanjutkan dengan

penjabaran tentang penciptaan alam menurut teori-M Stephen Hawking, dimana

dijelaskan pandangan Hawking tentang Big Bang, Teori Segalanya, dan Gagasan

Teori-Mnya. Sehingga tergambar tentang konsep penciptaan alam semesta

menurut pandangan Stephen Hawking.

Bab III yang terdiri dari profil Tafsir „Ilmi Penciptaan Jagat Raya

Kementrian Agama RI, dilanjutkan dengan penjabaran tentang asal mula

penciptaan alam semesta, proses penciptaan alam semesta menurut tafsir

Kementrian Agama RI dan diakhiri dengan Peran Tuhan dalam Penciptaan Jagat

Raya.

BAB IV merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam

skripsi. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis mengenai hal-hal

yang dibahas dalam skripsi ini

Page 29: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

14

BAB II

PANDANGAN STEPHEN HAWKING

TENTANG KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

A. Biografi Stephen Hawking

1. Riwayat Hidup Stephen Hawking

Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania

Raya, 8 Januari 1942; umur 71 tahun, adalah seorang ahli fisika teoretis. Ia

adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas

Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge. Ia

dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama karena

teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam,

dan radiasi Hawking. Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time,

yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama

237 minggu berturut-turut. Pada tahun 2010 Hawking bersama Leonard

Mladinow menyusun buku The Grand Design.1 Ia menjadi Lucasian

Profesor of Mathematics di University of Cambridge selama tiga puluh

tahun, dan telah menerima banyak penghargaan, yang paling baru adalah

Presidential Medal of Freedom. Buku-bukunya untuk pembaca umum

antara lain buku klasik A Brief History of Time, kumpulan esai Black Holes

and Baby Universes, The Universe in a Nutshell, A Briefer History of Time,

dan The Grand Design (Rancangan Agung, GPU, 2011).2

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking. Diakses pada tanggal 16 Mei 2013

2Stephen Hawking. “Tentang Penulis” dalam A Brief History of Time. Terj. Zia Anshor.

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013).

Page 30: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

15

Stephen Hawking lahir pada 8 Januari 1942 dari pasangan Dr. Frank

Hawking, seorang biolog, dan Isobel Hawking. Ia memiliki dua saudara

kandung, yaitu Philippa dan Mary, dan saudara adopsi, Edward.3 Ayah

Hawking berasal dari Yorkshire. Ia bersekolah di Kedokteran Universitas

Oxford, dan sesudah lulus terjun ke penelitian penyakit-penyakit tropis.

Sedangkan ibunya lahir di Glasgow, Skotlandia, anak kedua dari tujuh

bersaudara dari pasangan yang berprofesi dokter. Ia juga bersekolah di

Oxford ia mencoba terjun ke bermacam-macam pekerjaan, termasuk

menjadi petugas pajak. Setelah itu ia menjadi seorang sekertaris. Di situlah

ia bertemu dengan Frank dan kemudian menikah dengannya.

Kelauarga Hawking tinggal di Highgate, sebelah utara London.

Mary, adik perempuannya lahir delapan belas bulan sesudah kelahirannya,

yang kemudian menjadi seorang dokter. Adik perempuannya yang lain,

Philippa, lahir ketika usia Hawking hampir lima tahun. Edward, adik laki-

lakinya lahir ketika Hawking berusia empat belas tahun.4

Kelahiran Stephen Hawking datang pada saat yang tidak tepat bagi

orang tuanya, yang tidak memiliki banyak uang. Iklim politik juga tegang,

seperti Inggris berurusan dengan Perang Dunia II dan serangan bom

Jerman. Dalam upaya untuk mencari tempat yang lebih aman untuk

memiliki anak pertama mereka, Frank memindahkan istrinya yang sedang

hamil dari rumah mereka di London ke Oxford.5 Tentara Jerman setuju

untuk tidak membom Oxford dan Cambridge, karena kedua tempat tersebut

3 http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking. Diakses pada tanggal 16 Mei 2013

4 Stephen Hawking, Lubang Hitam dan Jagat Bayi, dan Esai-esai lain, (Jakarta:

Gramedia, 1995) h. 2 5 http://www.biography.com/people/stephen-hawking-9331710. Diakses pada tanggal 16

Mei 2013

Page 31: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

16

memiliki kekayaan arsitektur yang tak ternilai; sebagai gantinya pasukan

Sekutu setuju untuk tidak membom kota-kota historis Jerman: Heidelberg

dan Gottingen. Hawking lahir bertepatan dengan hari kematian Galileo,

yang terjadi tepat tiga ratus tahun sebelumnya yaitu tahun 1642. Pertanda

astrologi semacam ini bagi seorang astronom dianggap sangat baik.6

Setelah Hawking lahir, keluarga mereka kembali ke London.

Ayahnya lalu mengepalai divisi parasitologi di National Institute for

Medical Research. Pada tahun 1950, Hawking dan keluarganya pindah ke

St Albans, Hertfordshire. Di sana ia bersekolah di St Albans High School

for Girls dari tahun 1950 hingga 1953 (pada masa itu, laki-laki dapat masuk

ke sekolah perempuan hingga usia sepuluh tahun).7 Namun baru satu

semester, ayahnya bertugas ke Afrika dan diperkifrakan sampai empat

bulan. Kemudian Isobel Hawking mengajak anak-anaknya mengunjungi

temannya di Deya, sebuah pulau milik Spanyol. Mereka tinggal di sana dan

Hawking belajar pada William, seorang guru privat.

Setelah kembali dari Deya, Frank menginginkan Stephen masuk ke

sekolah Wetminster, salah satu sekolah “negeri” yang terkemuka. Di

sekolah ini Stephen berada pada tingkat sedang, tetapi teman-teman

kelasnya menjulukinya sebagai Einstein. Ketika tinggal dua tahun lagi, ia

mengambil spesialisasi matematika dan fisika, yang didukung Mr. Tahta,

seorang guru matematika. Namun ayahnya sangat menentang dan

menginginkannya masuk kedokteran.8

6 Paul Stratheren, Stephen Hawking dan Lubang Hitam, (Surabaya: Ikon Teralitera, 2004)

h. 7 7 http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking. Diakses pada tanggal 16 Mei 2013

8 Stephen Hawking, Lubang Hitam........h. 10-11

Page 32: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

17

Hawking selalu tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia terinspirasi dari

guru matematikanya yang bernama Dikran Tahta untuk mempelajari

matematika di universitas. Ayahnya ingin agar Hawking masuk ke

University College, Oxford, tempat ayahnya dulu bersekolah. Hawking lalu

mempelajari ilmu pengetahuan alam. Ia mendapat beasiswa, dan lalu

berspesialisasi dalam fisika.9

Pada ujian akhir Stephen kurang belajar, maka dia berencana hanya

akan mengerjakan soal-soal fisika teoritis dan melepaskan pertanyaan-

pertanyaan yang menyangkut masalah-masalah praktis. Dia tidak bisa tidur

pada malam sebelum ujian karena tegang, dan akibatnya tidak dapat

menjalaninya dengan baik. Nilainya terletak di batas nilai antara first dan

second degree, sehingga harus diwawancarai oleh para penguji untuk

menentukan ia termasuk dalam golongan mana. Dalam wawancara itu

mereka menanyakan rencana-rencana Stephen di masa mendatang. Stephen

menjawab bahwa dia ingin terjun ke penelitian. Jika mereka

memasukkannya ke first degree, ia akan melanjutkan ke Cambridge.

Sedangkan bila hanya mendapat second degree, akan tetap di Oxford.

Ternyata mereka memberinya first degree.

Stephen merasa bahwa ada dua bidang fisika teoritis fundamental

yang dapat dijadikan pilihan dalam penelitian, yaitu kosmologi dan partikel

elementer. Pada waktu itu belum ada penelitian tentang kosmologi di

Oxford. Sedangkan di Cambridge ada Fred Hoyle, astronom Inggris yang

terkenal pada masa itu. Oleh karena itu Hawking mendaftar untuk meraih

9 http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking. Diakses pada tanggal 16 Mei 2013

Page 33: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

18

Ph. D di Cambridge dengan Hoyle sebagai pembimbing. Permohonannya

untuk melakukan penelitian di Cambridge diterima karena ia mendapatkan

first degree di Oxford, namun harus kecewa karena pembimbingnya bukan

Hoyle, melainkan Denis Sciama yang tidak seterrkenal Hoyle. Dan itulah

yang terbaik baginya, karena Hoyle sering pergi ke luar negeri, sebaliknya

Denis selalu di tempat dan selalu bersemangat dalam membimbingnya,

walaupun gagasan-gagasannya sering tidak sesuai dengan Stephen.10

Segera setelah tiba di Cambridge, gejala sklerosis lateral amiotrofik

(ALS) yang akan membuatnya kehilangan hampir seluruh kendali

neuromuskularnya mulai muncul. Pada tahun 1974, ia tidak mampu makan

atau bangun tidur sendiri. Suaranya menjadi tidak jelas sehingga hanya

dapat dimengerti oleh orang yang mengenalnya dengan baik. Pada tahun

1985, ia terkena penyakit pneumonia dan harus dilakukan trakeostomi

sehingga ia tidak dapat berbicara sama sekali. Seorang ilmuwan Cambridge

membuat alat yang memperbolehkan Hawking menulis apa yang ingin ia

katakan pada sebuah komputer, lalu akan dilafalkan melalui sebuah voice

synthesizer'.11

Stephen Hawking disebut sebagai seorang kosmologi relativistik,

karena dia mempelajari alam semesta sebagai suatu sistem terpadu

(kosmologis) dengan menggunakan teori relativitas (relativistik) sebagai

basis utama. Stephen Hawking menghabiskan seluruh kariernya awal 1960-

10

Stephen Hawking, Lubang Hitam dan....., h. 15 11

http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking. Diakses pada tanggal 16 Mei 2013

Page 34: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

19

an hingga pertengahan 1990-an sebagai seorang fisikawan teoretis yang

berkutat dengan relativitas umum Einstein.12

Pada awal tahun 1960-an, saat Hawking masuk Cambridge, “ajaran”

yang masih diyakini adalah teori tentang jagat raya yang masih berada

dalam keadaan tetap (steady state theory), tidak berubah, yang diusulkan

oleh Hoyle, yang menyatakan bahwa jagat raya tidak memiliki awal dan

tidak memiliki akhir, tetapi akan selalu ada.13

Saat ketenaran Hawking mulai tersebar, dia membentuk sebuah

kelompok yang terdiri dari sejumlah penelitian berbakat, dan mereka

bekerja sama dalam melekukan penyelidikan dalam lubang hitam. Pada

tahun 1971, Hawking memperoleh gagasan bahwa setelah peristiwa Big

Bang, sejumlah “lubang hitam berukuran mini” terbentuk.14

Pada tahun 1973, Hawking memutuskan untuk berbalik 180 derajat

dan memandang lubang hitam lewat kacamata mekanika kuantum. Itulah

usaha pertama yang serius dan berhadil yang pernah dilakukan orang untuk

menggabungkan teori besar abad ke-20: relativitas dan mekanika kuantum.

Penggabungan itu merupakan rintangan yang sangat sulit untuk

mendapatkan teori segala sesuatu.15

Pada tahun 1974, Hawking dan

kelompoknya berhasil membuktikan “teorema tanpa rambut” yang

dikemukakan oleh Wheeler.16

12

J.P McEvoy dan Oscar Zarate. Mengenal Hawking For Beginners. Terj. Ahmad

Baiquni (Bandung: Mizan, Cet. 2, 1999) h. 10 13

Paul Strathern, Op. Cit, h. 34 14

Paul Strathern, Op. Cit, h. 42 15

Kitty Ferguson, Op. Cit, h. 92 16

Menurut teorema ini sebuah lubang hitam dengan cepat memasuki keadaan stasioner,

dimana hanya tiga parameter yang berlaku, yaitu: masa, pergerakan siku-siku dan muatan listrik.

Apapun yang masuk kedalam lubang hitam, hanya ketiga parameter tersebut yang masih tetap

bertahan. Michael Harwood, the Universe and Dr. Hawking, dalam Kitty Ferguson, Op. Cit, h. 114

Page 35: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

20

Pada tahun 1974, Hawking dilantik menjadi anggota Royal

Society.17

Saat itu usianya tiga puluh dua tahun, dan termasuk paling muda

untuk menerima kehormatan itu. Reputasi Hawking berkembang di dunia

Internasional. Ia diundang untuk tinggal selama satu tahun di Institute

Teknologi California sebagai penerima beasiswa Sherman Fairchild

Distinguished Scholar. Penghargaan terus berdatangan: enam hadiah

internasional utama dan enam gelar doktor kehormatan pada akhir 1970-an

dan awal tahun 1980-an, antara lain: Albert Einsttein Award di Amerika,

gelar kehormatan dari Oxford, CBE (Commander of the British Empire)

yang dianugrahkan oleh Ratu Elizabeth. Dan pada tahun 1979 Hawking

memperoleh gelar Mahaguru Lukasian di bidang Matematika dari

Universitas Cambridge.18

2. Karya-Karya Stephen Hawking

Sebagai seorang ilmuwan, Stephen Hawking telah menghasilkan

banyak karya, baik yang berupa buku, yang diterbitkan maupun yang tidak

diterbitkan, dan makalah-makalah; baik yang disampaikan dalam seminar-

seminar di Universitas Cambridge maupun tingkat Internasional. Diantara

karya-karya tersebut antara lain:

A Brief History of A Brief History, Popular Science, Agustus, 1989

A Brief History of Time; From The Big Bang To Black Hole, London:

Bantam Press, 1988

A Short History, Tanpa tanggal, Tidak diterbitkan

17

Salah satu organisasi ilmuwan paling bergengsi di dunia. Newton juga salah satu

ilmuwan yang menjadi anggota dalam organisasi tersebut, bahkan tanda tangannya ada di halaman

pertama. 18

Kitty Ferguson, Op. Cit, h. 115

Page 36: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

21

Baby Universe II, Modern Physics Latter, 1990

Black Hole and Their Children, Baby Universe, tanpa tanggal. Tidak

diterbitkan

The Edge of Spacetime, Cambridge University Press

Is Everything Determined?, Tidak diterbitkan, 1990

Is The End in Sight for Theoritical Physics? Makalah dalam pidato

pelantikan sebagai Mahaguru Lukasian di bidang Matematika, April,

1980

My Experience with Motor Neurone Disease, Tidak diterbitkan. Tanpa

tanggal

The Quantum Mekanics of Black Hole, Scientific American, January,

1977

Wormholes in Spacetime, Tidak diterbitkan. Tanpa tanggal

Black Hole and Baby Universe, and Other Essays, Bantam: 1993

The Theory of Everything: The Origin and Fate of the Universe, New

Millenium Press, 2002.

The Illustrated Brief History of Time, Updated and Expended Edition,

Bantam: 1996

The Universe in A Nutshell, Bantam: 2001

The Future of Space Time, Pricenton University Press, 2000.19

A Brief History of Time, USE: Bantam Books, 2005

The Grand Design, Unitetd States: Bantam Books. 2010

19

Fitri Kurniati, “Studi Analisis Pandangan Stephen Hawking tentang Berawalnya

Semesta dalam Tinjauan Islam”. 2005, Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta.

Page 37: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

22

B. Gagasan Hawking tentang Big Bang

Gagasan Ledakan Besar tak disukai semua orang. Malah, istilah “big

bang” (“Ledakan Besar”) sendiri diciptakan pada tahun 1949 oleh ahli

astrofisika asal Universitas Cambridge Fred Hoyle yang tidak percaya

dengan teori ini. Hoyle bahkan percaya bahwa alam semesta terus

mengembang selamanya dan ia membuat istilah “big bang” untuk

mengejek.20

Pengamatan langsung pertama yang mendukung gagasan

tentang ledakan besar belum ada sampai 1965, ketika didapati penemuan

latar gelombang mikro samar di seantero antariksa. Radiasi latar gelombang

mikro kosmik (cosmic microwave background radiation, CMBR)21

ini

sama dengan yang ada di dalam oven gelombang mikro, tapi jauh lebih

lemah. Radiasi itu ditemukan secara kebetulan oleh Arno Penzias dan

Robert Wilson, ilmuwan Bell Labs22

yang mencoba melenyapkan statik

dari antena gelombang mikro mereka. Awalnya mereka menganggap statik

20

Dengan teori “steady-state”-nya, Hoyle menerima bahwa alam semesta mengalami

perluasan, tetapi tetap berkeras bahwa alam semesta tidak terbatas dalam skalanya dan tanpa awal

maupun akhir. Menurut model ini, ketika alam semesta meluas, materi muncul secara spontan dan

dalam kuantitas sebesar yang dibutuhkan. Teori ini, yang berlandasakan pada premis-premis yang

sangat tidak praktis atau sulit, dan yang diajukan dengan kepentingan tunggal untuk mendukung

gagasana “alam semesta tak terbatas tanpa awal atau akhir”, bertolak belakang dengan teori Big

Bang. Padahal teori Big Bang secara ilmiah telah terbukti dengan sejumlah besar pengamatan.

Hoyle dan yang Selainnya terus mengingkarinya, namun semua perkembangan ilmu alam

menyatakan sebaliknya. Harun Yahya, Keajaiban Pada Atom, (Bandung: Dzikra, Cet. I, 2003) h.

6 21

CMBR adalah radiasi sisa alam semesta awal yang amat panas dan mampat, tak lama

sesudah Ledakan Besar. Lihat

http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_latar_belakang_gelombang_mikro_kosmis,

http://en.wikipedia.org/wiki/Cmbr 22

Bell Labs itu kepanjangan dari Bell Laboratory yang cikal bakalnya digagas oleh

Alexander Graham Bell penemu telepon di Washington DC sekitar 1880. Namanya berubah-ubah,

hingga kemudian secara formal dibangun pada 1925 di lokasinya sekarang di New York City dan

sebagian di New Jersey, dikenal dengan nama Bell Labs sekarang. Lihat di sini perkembangannya.

http://en.wikipedia.org/wiki/Bell_Labs. diakses pada tanggal 27 Oktober 2013.

Page 38: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

23

itu mungkin datang dari kotoran merpati yang bersarang di alat mereka, tapi

ternyata aasal usul masalah mereka lebih menarik.23

Gambaran awal dari tahap dini yang panas dari jagat raya ini

dikemukakan oleh ilmuwan George Gamow pada tahun 1948 dalam sebuah

makalah yang ditulis bersama muridnya, Ralph Alpher dan seorang

ilmuwan nuklir Hans Bethe.24

Dalam makalah ini mereka mengemukakan

ramalan bahwa radiasi (dalam bentuk foton) dari tahap dini jagat raya yang

sangat panas masih ada sampai sekarang, namun temperaturnya telah

menurun menjadi hanya beberapa derajat di atas nol mutlak (-273ºC)

karena pemuaian jagat raya.25

Para ahli astronomi juga telah menemukan jejak-jejak lain yang

mendukung gambaran alam semesta awal yang panas dan kecil setelah

Ledakan Besar. Contohnya, pada sekitar satu menit pertama, alam semesta

kiranya lebih panas daripada pusat bintang biasa. Sepanjang masa itu

keseluruhan alam semesta kiranya bertindak sebagai reaktor fusi nuklir.

Reaksi-reaksinya kiranya ketika alam semesta sudah cukup mengembang

dan mendingin, dan teori memprediksi bahwa masa itu akan menghasilkan

alam semesta yang tersusun atas sebagian besar hidrogen dan 23 persen

helium dan segelintir lithium (semua unsur yang lebih berat terbentuk

sesudahnya, di dalam bintang-bintang).26

23

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 137 24

Dengan demikian penulis makalah itu menjadi “Alpher, Bethe, Gamow” yang mirip

dengan tiga huruf pertama Yunani; alfa, beta dan gama. 25

Ini merupakan penjelasan radiasi latar gelombang mikro yang ditemukan Penzias dan

Wilson pada tahun 1965. Stephen Hawking, A Brief History....hlm. 125 26

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 138

Page 39: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

24

Pada Ledakan Besar, alam semesta dianggap berukuran nol, dan luar

biasa panas. Tapi selagi alam semesta mengembang, suhu radiasinya

berkurang. Satu detik sesudah Ledakan Besar, suhu alam semesta turun

menjadi sepuluh miliar derajat. Pada waktu itu alam semesta itu alam

semesta berisi sebagian besar foton, elektron, dan neutrino27

berikut

antizarahnya, juga beberapa proton dan neutron. Kemudian energi diubah

menjadi partikel dalam unsur yang akan menjadi bahan dasar pembentukan

bintang, planet dan galaksi.28

Sekitar seratus detik sesudah Ledakan Besar, suhu alam semesta

kiranya turun sampai satu miliar derajat, suhu di dalam bintang-bintang

terpanas. Pada suhu setinggi itu, proton dan neutron bakal tak lagi punya

cukup energi untuk lepas dari tarikan gaya nuklir kuat, dan mulai

bergabung membentuk inti atom deutrerium (hidrogen berat) yang

mengandung satu proton dan satu neutron. Inti deuterium kemudian

bergabung dengan makin banyak proton dan neutron untuk membentuk inti

helium, yang mengandung dua proton dan dua neutron, juga sejumlah kecil

unsur-unsur lebih berat, lithium dan beryllium. Bisa dihitung bahwa dalam

model Ledakan Besar panas, sekitar seperempat proton dan neutron

menjadi inti helium, bersama sejumlah kecil hidrogen berat dan unsur-

unsur lain. Sisa neutron meluruh menjadi proton, yang merupakan inti atom

hidrogen biasa.29

27

Zarah sangat ringan yang hanya diperlukan oleh gaya nuklir lemah dan gravitasi. 28

Stephen Hawking. A Brief History of Time. Terj. Zia Anshor (Jakarta: PT. Gramedia,

2013) h. 115 29

Stephen Hawking. A Brief History of Time. Terj. Zia Anshor (Jakarta: PT. Gramedia,

2013) h. 116

Page 40: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

25

Pengukuran kelimpahan helium dan CMBR menyediakan bukti

meyakinkan yang mendukung gambaran awal alam semesta menurut teori

Ledakan Besar, tapi walau gambaran Ledakan Besar bisa dianggap

penjabaran yang shahih atas awal alam semesta; teori Einstein menganggap

Ledakan Besar yang memberi gambaran sejati asal-usul alam semesta

adalah hal yang keliru. Alasannya, relativitas umum memprediksi ada suatu

saat ketika suhu, kerapatan, dan kelengkungan alam semesta semuanya

bernilai tak terhingga, situasi yang oleh ahli matematika disebut singularitas

(singularity). Bagi ahli fisika, hal itu berarti bahwa teori Einstein buyar

pada titik itu, dan karena itu tak bisa digunakan untuk memprediksi

bagaimana alam semesta berawal, sebaliknya hanya bisa dipakai untuk

memprediksi bagaimana alam semesta berkembang sesudahnya. Jadi walau

kita bisa menggunakan persamaan-persamaan relativitas umum dan

pengamatan kita atas alam semesta untuk mempelajari alam semesta pada

umur sangat muda, gambaran Ledakan Besar tak boleh dipegang terus

sampai awal.30

Untuk meramalkan bagaimana jagat raya itu seharusnya bermula,

diperlukan hukum-hukum yang berlaku pada awal waktu. Jika teori klasik

relativitas umum itu benar, teorema singularitas31

yang dibuktikan Hawking

dan Roger Penrose menunjukan bahwa awal waktu itu merupakan titik

rapatan tak terhingga dan kelengkungan ruang-waktu yang tak terhingga

30

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 138 31

Teorema singularitas itu adalah kondisi batas jagat raya, bahwa jagat raya itu tidak

mempunyai tapal batas. Jika jagat raya dalam keadaan tanpa tapal batas (n0-boundary-state),

hukum-hukum sains secara murni menentukan kemungkinan-kemungkinan setiap sejarah yang

mungkin terjadi, dan pada prinsipnya kita dapat menentukan dengan pasti bagaimana jagat raya

semestinya berperilaku, hingga batas-batas yang diperbolehkan oleh asas ketidakpastian. (Stephen

Hawking, Lubang Hitam...hlm. 93)

Page 41: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

26

besarnya. Semua hukum sains yang dikenal akan runtuh pada titik semacam

itu.

Sebenarnya, apa yang dinyatakan oleh teorema singularitas adalah

bahwa medan gravitasi menjadi begitu kuat sehingga efek gravitasi kuantum

menjadi penting: teori klasik tidak lagi merupakan pemerian yang baik

mengenai jagat raya. Jadi harus digunakan suatu teori kuantum gravitasi

untuk membahas tahapan-tahapan saat awal dari jagat raya. Sebagaimana

dalam teori kuantum,32

hukum-hukum sains dapat dimungkinkan berlaku

dimana-mana, termasuk pada awal waktu: tidak perlu untuk

mempostulatkan hukum-hukum baru untuk singularitas, karena dalam teori

kuantum tidak diperlukan singularitas apapun.33

Sebenarnya Big Bang tidak sesederhana itu. Jagat raya mulai

mengembang dalam rangkaian sangat teratur dengan sekelompok konstanta

dan hukum matematis yang mengatur perkembangan berikutnya, menjadi

jagat raya yang kita lihat sekarang. Di dalamnya sudah ada rangkaian

hukum-hukum kuantum yang sangat kompleks, yang mengatur berbagai

kemungkinan interaksi partikel-partikel elementer, dan jagat raya dibentuk

oleh hukum-hukum tersebut. Terdapat kemungkinan untuk mencapai “teori

segala sesuatu” (theory of everything), yang merupakan hukum-hukum

umum yang mencakup seluruh proses fisis. Namun seandainya memang

mungkin, maka hukum itu akan mencakup ratusan hukum turunannya,

mengatur gerakan zarah elementer yang mungkin ada dipelbagai tahapan

dalam perkembangan kosmos.

32

Teori Kuantum (kuantum theory) adalah teori yang menyatakan benda tak punya

sejarah tunggal. 33

Stephen Haking, Abrief History...hlm. 141

Page 42: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

27

Hukum-hukum itu meliputi seluruh kemungkinan dalam seluruh

partikularitasnya yang sangat kompleks. Dan hukum itu benar-benar ada

pada titik awal waktu semesta, maka seseorang akan mendapat hipotesis

yang sama rumitnya bahwa hukum-hukum itu mengada dalam waktu,

namun seluruhnya terpadu secara menakjubkan untuk menghasilkan jagat

raya yang koheren.34

C. Teori Segalanya

Hawking mulai bekerja secara serius tentang alam semesta awal,

masalah yang terus digelutinya hingga kini. Dalam makalah yang disajikan

di Vatican, dia memperkenalkan Model Tanpa Ujung, gagasan terakhirnya

dan paling radikal. Inilah upaya untuk menerapkan mekanika kuantum35

dalam persoalan singularitas pada permulaan alam semesta.

Dalam model dentuman besar alam semesta, teori relativitas umum

memberikan gambaran meyakinkan tentang evolusi alam semesta dari

beberapa saat setelah t=0 hingga hari ini. Namun, Hawking bisa

menunjukan bahwa pada titik mula itu relativitas umum meramalkan suatu

titik singularitas dan di titik itu teori relativitas umum menjadi runtuh. Ini

merupakan teori klasik. Ruang dan waktu tidak dapat digambarkan lagi

dengan persamaan Einstein ketika materi runtuh dengan kerapatan tak

berhingga. Bagaimana mungkin fisika dapat meramalkan alam semesta jika

34

Hukum-hukum itu merupakan ide dasar pembentukan sistem yang saling

mengandalkan, sehingga jika hukum-hukum itu dilepaskan hubungannya satu dari yang lain, tidak

mempunyai makna (Riswanto, Sistem-sistem Metafisika Barat Dari Aristoteles Sampai Derrida,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, hlm. 149) 35

Mekanika Kuantum adalah cabang fisika yang sesuai dengan fenomena sub

mikroskopik seperti gerak partikel tunggal dalam foton, (William J Kaufirmann, Universe, thirh

edition, New York: Freemen and Company, 1991, hlm. 576-577)

Page 43: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

28

semua hukum fisika runtuh pada saat dentuman besar? Teori kuantum harus

diterapkan.36

Berpijak dari persoalan ini, Hawking dan rekannya, Jim Hartle dari

Universitas California menggunakan Model Tanpa Ujung untuk

membangun suatu gagasan baru dalam Kosmologi Kuantum. Berbeda

dengan pendekatan terdahulu, Hawking dan Hartle menggunakan variable

waktu imajiner37

untuk mempelajari singularitas dentuman besar.

Pada saat lahir, seluruh alam semesta dalam keadaan kuantum. Jadi

Hawking dan Hartle memperlakukan alam semesta sebagai suatu sistem

kuantum tunggal untuk menentukan fungsi gelombangnya. Dengan kata

lain, mereka menerapkan prinsip mekanika kuantum standar pada seluruh

alam semesta “sebelum” dentuman besar terjadi. Pencarian ini disebut

gravitasi kuantum atau TOE, theory of everything.38

Sehingga muncul

gagasan teori-M sebagai calon teori segalanya, yang baru digagas dengan

Leonard Mlodinow, dalam bukunya “The Grand Design”. Yang akan

menjadi pembahasan utama di sini.

Di awal pembahasan terkait Teori segalanya, Hawking memulai

dengan pernyataan sekaligus pertanyaan bahwa alam semesta dapat

dimengerti karena diatur hukum-hukum sains; artinya, perilakunya dapat

digambarkan dengan model. Tapi apa sebenarnya hukum atau model?

36

J.P McEvoy dan Oscar Zarate. Mengenal Hawking For Beginners. Terj. Ahmad

Baiquni (Bandung: Mizan, Cet. 2, 1999) h. 152-153 37

Waktu dibagi menjadi dua komponen terpisah: waktu imajiner dan waktu real. Berbeda

dengan waktu real, waktu imajiner tidak hilang ketika dentuman besar terjadi. Dengan demikian,

teori ini bisa diterapkan di titik singularitas. (J.P McEvoy dan Oscar Zarate. Mengenal Hawking

For Beginners. Terj. Ahmad Baiquni (Bandung: Mizan, Cet. 2, 1999) h. 157) 38

J.P McEvoy dan Oscar Zarate. Mengenal Hawking For Beginners. Terj. Ahmad

Baiquni (Bandung: Mizan, Cet. 2, 1999) h. 154

Page 44: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

29

Dijelaskan perjalanan hukum fisika, dimulai dari hukum gravitasi

Newton, gaya elektromagnetisme Orsted, medan gaya (force field) Faraday,

cahaya gelombang elektromagnetik Maxwell, sampai pada teori relativitas

Einstein.

Walau sama-sama merevolusi fisika, teori elektromagnetisme

Maxwell dan teori gravitasi Einstein –relativitas umum- sama-sama teori

klasik seperti fisika Newton. Artinya, kedua teori itu merupakan model

yang menganggap alam semesta punya sejarah tunggal dan pada tingkat

atom dan sub-atom model-model tersebut tak cocok dengan pengamatan.

Sebaliknya, harus digunakan teori kuantum yang menyatakan alam semesta

bisa memiliki sejarah apapun yang mungkin, masing-masing dengan

intensitas atau amplitudo probabilitas sendiri-sendiri. Untuk perhitungan

praktis yang melibatkan dunia sehari-hari, kita bisa terus menggunakan

teori klasik, tapi jika ingin mengerti perilaku atom dan molekul, kita perlu

versi kuantum teori elektromagnetisme Maxwell; dan jika ingin mengerti

awal alam semesta, ketika segala zat dan energi di alam semesta

termampatkan dalam volume kecil, maka kita harus punya versi kuantum

teori relativitas umum.39

Untuk benda-benda yang bergerak sangat cepat

dan memiliki ukuran yang kecil (yang sesuai dengan fisika partikel

modern) maka menggunakan kombinasi dua buah teori yaitu teori

relativitas yang dikombinasikan dengan prinsip-prinsip kuantum, ini adalah

mekanika kuantum relativistik yang saat ini dikenal dengan nama teori

39

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 110

Page 45: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

30

medan kuantum, yang ditemukan pada tahun 30 dan 40-an, tetapi hingga

saat ini teori tersebut belum bisa dianggap sebagai teori yang sempurna.40

Gaya-gaya yang sudah dikenal di alam bisa dibagi menjadi empat

kelas:

1. Gravitasi. Inilah gaya terlemah diantara empat kelas gaya, tapi

berjangkauan jauh dan berlaku sebagai gaya tarik bagi segala hal di

alam semesta. Artinya bagi benda-benda besar gaya gravitasi

menumpuk dan bisa mengalahkan semua gaya lain.

2. Elektromagnetisme. Gaya ini juga berjangkauan jauh dan jauh lebih

kuat daripada gravitasi, tapi hanya berlaku bagi zarah bermuatan listrik,

bersifat tolak menolak bagi muatan sejenis dan tarik menarik bagi

muatan berlainan jenis. Artinya gaya listrik antara benda-benda besar

saling meniadakan, tapi mendominasi pada skala atom dan molekul.

Gaya elektromagnetik bertanggungjawab atas segenap kimia dan

biologi.

3. Gaya nuklir lemah (weak nuclear force). Gaya ini menyebabkan

radioaktivitas dan berperan penting pada pembentukan unsur-unsur di

bintang-bintang dan awal alam semesta. Tapi kita tak menemui gaya ini

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Gaya nuklir kuat (strong nuclear force). Gaya ini menyatukan proton

dan neutron dalam inti atom. Gaya ini juga menjaga keutuhan proton

dan neutron sendiri, yang diperlukan karena keduanya terbuat dari

zarah-zarah yang lebih kecil lagi, kuark. Gaya kuat adalah sumber

40

http://kurniafisika.wordpress.com/2009/08/20/apakah-elektrodinamika-itu-dan-

bagaimana-letaknya-dalam-fisika. Diakses pada tanggal, 23 September 2013

Page 46: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

31

energi matahari dan nuklir, tapi sebagaimana gaya lemah, kita tak

berhubungan langsung dengannya.41

Gaya pertama yang mendapat versi kuantum adalah

elektromagnetisme. Teori kuantum medan elektromagnetik, disebut

elektrodinamika kuantum (quantum electrodynamics, QED) adalah teori

medan kuantum relativistik tentang elektrodinamika. Teori ini menjelaskan

bagaimana cahaya dan materi berinteraksi dan merupakan teori pertama

yang mencapai kesesuaian antara mekanika kuantum dan relativitas khusus.

QED menggambarkan secara matematis semua fenomena yang melibatkan

partikel bermuatan listrik. Salah satu pendiri teori QED, Richard

Feynman,42

yang dikembangkan pada tahun 1940-an.

Memang Feynman menyediakan bantuan amat besar bagi para ahli

fisika untuk menggambarkan dan menghitung peluang proses-proses yang

dijabarkan QED. Tapi diagram Feynman tak mengatasi satu kekurangan

penting teorinya: Kalau sumbangan dari beraneka sejarah yang tak

terhingga dijumlahkan, hasilnya tak terhingga juga. (jika nilai

sumbangannya mengecil cukup pesat, mungkin saja hasil penjumlahannya

terhingga, tapi sayangnya itu tak berlaku di sini.) kalau diagram-diagram

Feynman dijumlahkan, jawabannya seolah menyiratkan bahwa elektron

punya massa dan muatan tak terhingga. Itu absurd karena kita bisa

41

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 111 42

http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrodinamika_kuantum. Diakses pada tanggal, 23

September 2013

Page 47: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

32

mengukur massa dan muatannya, dan nilainya terhingga. Untuk mengatasi

ketakterhinggaan, dikembangkan prosedur yang disebut renormalisasi.43

Keberhasilan renormalisasi dalam QED menggalakkan upaya

mencari teori medan kuantum yang menjabarkan tiga gaya lain di alam.

Tapi pembagian gaya-gaya alam menjadi empat kelas barangkali bersifat

artifisial dan disebabkan ketidakpahaman kita. Oleh karena itu orang telah

mencari-cari teori segalanya (theory of everything) yang akan

mempersatukan empat kelas itu dalam satu hukum yang cocok dengan teori

kuantum. Kiranya itulah yang paling dicari-cari dalam fisika.44

Satu tanda bahwa pemersatuan adalah pendekatan yang benar

berasal dari teori gaya lemah. Teori medan kuantum yang menjabarkan

gaya lemah saja tak bisa direnormalisasi; artinya, dalam teori itu ada nilai

tak terhingga yang tak bisa ditiadakan dengan mengurangi sejumlah

terhingga besaran seperti massa dan muatan. Namun pada tahun 1967

Abdus Salam dan Steven Weinberg secara terpisah mengajukan satu teori

yang mempersatukan elektromagnetisme dan gaya lemah, dan mendapati

bahwa pemersatuan itu membereskan masalah masalah nilai tak terhingga.

Gaya hasil pemersatuan itu disebut gaya elektrolemah (elektroweak force).

Teorinya dapat direnormalisasi, dan memprediksi tiga zarah baru yang

disebut , , dan . Gaya kuat bisa direnormalisasi sendiri dalam

teori yang disebut kromodinamika kuantum (quantum chromodynamics,

43 Proses renormalisasi melibatkan pengurangan besar-besaran yang didefinisikan

terhingga dan ngatif dengan cara sedemikian, sehingga dengan perhitungan matematis saksama,

hasil penjumlahan nilai-nilai tak terhingga negatif dan positif yang muncul dalam teori nyaris

saling meniadakan, menyisakan selisih kecil, nilai massa dan muatan yang terhingga dan teramati.

(Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta: Gramedia

Pustaka, 2010) h. 115-116 44

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 117

Page 48: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

33

QCD). Menurut QCD, proton, neutron, dan banyak zarah dasar zat lain

terbuat dari quark, yang punya sifat menakjubkan yang oleh para ahli fisika

disebut warna.45

Sesudah mempersatukan gaya lemah dan elektromagnetik, ahli-ahli

fisika pada tahun 1970-an mencari cara memasukkan gaya kuat ke dalam

teori itu. Ada sejumlah teori terpadu agung (grand unified theory, GUT)

yang mempersatukan gaya kuat dengan gaya lemah dan elektromagnetisme,

tapi kebanyakannya memprediksi bahwa proton, bahan pembangun kita,

seharusnya meluruh (decay) sesudah rata-rata tahun. Itu masa hidup

yang panjang sekali, mengingat alam semesta saja baru berumur

tahun. Tapi dalam fisika kuantum, ketika kita berkata rata-rata masa hidup

zarah adalah tahun, artinya bukanlah sebagian besar zarah ada selama

sekitar tahun, serta sebagian lebih panjang dan sebagian lebih pendek

umurnya. Sebaliknya, yang dimaksudkan adalah bahwa tiap tahun tiap

zarah punya peluang meluruh 1 per .46

Karena bukti pengamatan terdahulu juga telah gagal menyokong

GUT, maka sebagian besar ahli fisika menggunakan teori sementara yang

disebut model standar (standard model), yang terdiri atas teori

elektromagnetik dan gaya lemah yang sudah dipersatukan dan QCD

sebagai teori gaya kuat. Tapi dalam model standar, gaya elektrolemah dan

gaya kuat bertindak terpisah dan tak benar-benar dipersatukan. Model

standar amat berhasil dan cocok dengan semua bukti pengamatan yang ada

45

Color maknanya diistilahkan “kromodinamika”, walau “warna” kuark hanyalah label

praktis tak ada hubungan dengan warna yang bisa dilihat. Stephen Hawking, Leonard Mlodinow.

The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2010) h. 117 46

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 119-120

Page 49: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

34

sekarang, tapi pada akhirnya tak memuaskan karena, selain belum

menyatukan gaya elektromagnetik dan gaya kuat, model itu juga belum

mencakup gravitasi.47

Boleh jadi memadukan gaya kuat dengan gaya elektromagnetik dan

gaya lemah itu terbukti sukar, tapi perkara barusan tidak ada apa-apanya

dibanding perkara menggabungkan gravitasi dengan ketiga gaya lain, atau

menciptakan teori gravitasi kuantum yang berdiri sendiri. Pada 1976

ditemukanlah satu kemungkinan cara pemecahan masalah itu. Namanya

supergravitasi (supergravity).48

Gagasan supersimetri adalah kunci penemuan supergravitasi, tapi

konsep itu sebenarnya berawal bertahun-tahun sebelumnya ketika para ahli

teori mempelajari teori baru bernama teori dawai (string theory). Menurut

teori dawai, zarah bukan berupa titik, melainkan pola getaran yang punya

panjang tapi tak punya tinggi dan lebar, seperti utas dawai yang tak

terhingga tipisnya, teori dawai juga mengarah kepada ketakterhinggaan,

tapi dipercaya bahwa dalam versi tepatnya ketakterhinggaan dalam teori

tersebut akan saling meniadakan. Ada lagi satu sifat luar biasa

ketakterhinggaan dalam teori dawai: hanya konsisten apabila ruang-waktu

punya sepuluh dimensi, bukan hanya empat. Jika sepuluh dimensi benar

47

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 120-121 48

Awalan “super” bukan ditambahkan karena para ahli fisika menganggap teori gravitasi

kuantum tersebut “super” dan ampuh. “Super” merujuk kepada jenis simetri yang ada dalam teori

itu disebut supersimetri (supersymetry). (Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand

Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2010) h. 123)

Page 50: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

35

ada, maka mengapa kita tak melihatnya? Menurut teori dawai, sepuluh

dimensi melengkung menjadi ruang berukuran amat kecil.49

Selain persoalan dimensi, teori dawai diganggu persoalan

merepotkan lain. Tampaknya ada minimal lima teori berbeda dan jutaan

cara dimensi ekstra bisa tergulung, terlalu banyak kemungkinan bagi

mereka yang menyatakan bahwa teori dawai adalah teori segalanya yang

unik. Lalu, sekitar tahun 1994, orang mulai menemukan dualitas, bahwa

berbagai teori dawai, dan berbagai cara menjabarkan fenomena yang sama

dalam empat dimensi. Selain itu, mereka menemukan bahwa supergravitasi

juga berhubungan dengan cara demikian dengan teori-teori lain. Para

pemikir teori dawai sekarang yakin bahwa lima teori dawai yang berbeda

dengan supergravitasi hanyalah pendekatan yang berbeda-beda terhadap

satu teori yang lebih mendasar, dan masing-masingnya sah dalam situasi

berbeda.50

Teori dawai menyatakan bahwa quark dan lepton51

bekerja karena

adanya dawai energi yang menjadi struktur internal penghubung keduanya.

Dawai energi tersebut berosilasi dengan frekuensi tertentu dan menurut

teori ini perbedaan frekuensi itulah yang menyebabkan adanya karakter

unik pada partikel-partikel fundamental. Massa dan muatan dari partikel

juga termasuk dalam kategori karakter yang unik yang diatur oleh frekuensi

osilasi dawai.

49

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 124-125 50

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 126 51

Quark adalah partikel fundamental yang memiliki muatan listrik kelipatan pecahan dari

muatan listrik elektron. Lepton adalah merupakan salah satu golongan partikel fundamental yang

terdiri dari elektron, muon, dan tau, serta tiga jenis neutrino. Lihat http://www.fisikanet.lipi.go.id,

diakses pada tanggal 30 Oktober 2013.

Page 51: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

36

Target utama teori dawai adalah penyatuan fenomena mikro dan

makroskopik. Meskipun teori ini sempat berkembang pesat dengan adanya

pembuktian matematis dari beberapa fisikawan pada tahun 1980an,

sekarang teori ini mengalami banyak kemunduran usai keluarnya teori M

yang mengoreksi begitu banyak kontroversi dalam teori dawai.

Yang pertama adalah teori ini membutuhkan begitu banyak dimensi

untuk dipahami. Teori dawai membutuhkan 10 dimensi untuk dapat

dipahami. Yakni, dimensi ruang–waktu dan enam dimensi tambahan.

Sedangkan teori M membutuhkan 11 dimensi untuk menjelaskan

matematikanya. Memang sulit untuk memahaminya dalam realita

kehidupan sehari-hari. Masalahnya adalah dimensi itu sendiri dibuat

melalui pengolahan matematis yang rumit dan juga sampai saat ini belum

ada alat yang membantu kita meneropong cakrawala dimensi tambahan

tersebut. Jadi hanya manipulasi matematis yang mengintegrasikan seluruh

dimensi yang diperlukan dalam memahami teori dawai energi ini.

Yang kedua, dengan skala kerja 10-33

meter, teori ini menjadi

sesuatu yang sangat sulit dibuktikan. Pasalnya, daerah jarak kerja fisika

partikel hanya mencapai orde femto -yakni sekitar 10-15

meter. Skala ini

merupakan subatomik terkecil yang mampu diaplikasikan dan

diorientasikan dengan komputer supercanggih yang memiliki flop orde tera

sekalipun.52

Kasus terakhir adalah Superconducting Super Collider (SSC) yang

merupakan laboratorium tumpuan bagi pembuktian prediksi teori

52

http://visitfisika.wordpress.com/2008/02/25/teori-segalanya-part-1-teori-dawai. Diakses

pada tanggal 23 September 2013

Page 52: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

37

superdawai. Pada 1993, kongres Amerika membuat keputusan untuk

menghentukan SSC tersebut sehingga pupuslah harapan untuk menguji

kebenaran teori superdawai. Meskipun demikian, sebagian ahli masih terus

mengembangkan teori yang sangat indah secara matematis ini, dan teori

superdawai menjadi teori teori kuasi keyakinan. Artinya, setiap ahli dapat

mempunyai rumusan sendiri dan masing-masing boleh bertahan dan merasa

benar dengan gagasannya sepanjang lgika matematisnya dipenuhi karena

memang tidak ada hakim berupa laboratorium yang memutuskan gagasan

mana yang sesungguhnya benar.53

D. Gagasan Hawking Tentang Teori-M

Tak seorangpun yang tampaknya tahu apa arti “M”, tapi bisa saja

“master” (majikan), “miracle” (mukjizat), atau “mystery” (misteri).

Mungkin tiga-tiganya sekaligus. Orang-orang masih mencoba menguraikan

hakikat teori-M, tapi boleh jadi itu juga mustahil. Bisa saja harapan

tradisional ahli fisika akan suatu teori tunggal bagi alam tak dapat terwujud,

dan tidak ada rumusan tunggal. Boleh jadi untuk menjabarkan alam

semesta kita harus menggunakan teori yang berbeda-beda dalam berbagai

situasi. Tiap teori mungkin punya realitas versi sendiri, yang bisa diterima

sepanjang prediksi teori-teorinya seragam bila saling tumpang tindih, yaitu

ketika beberapa teori bisa diterapkan sekaligus.54

Oleh karena itu, hukum-hukum teori-M memperkenankan adanya

berbagai alam semesta dengan berbagai hukum yang bisa diketahui,

53

Agus Purwanto, D.Sc. Nalar Ayat-ayat Semesta. (Bandung: Mizan, 2012) h. 56 54

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 126-127

Page 53: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

38

tergantung bagaimana kelengkungan ruang internal. Teori-M punya solusi

yang memungkinkan berbagai ruang internal, barangkali sampai

alam semesta yang berbeda, masing-masing dengan hukum-hukumnya

sendiri.55

Baik teori-M ada sebagai rumusan tunggal maupun sekedar jejaring,

kita sudah tahu beberapa sifatnya. Pertama, teori-M punya sebelas dimensi

ruang-waktu, bukan sepuluh. Para pemikir teori dawai sudah lama menduga

bahwa prediksi sepuluh dimensi mungkin harus disesuaikan, dan penelitian

terkini menunjukan bahwa satu dimensi memang selama ini terlewatkan.

Selain itu, teori-M tak hanya bisa berisi dawai bergetar tapi juga zarah titik,

lembar dua dimensi, gumpalan tiga dimensi, dan benda-benda lain yang

lebih sukar dibayangkan dan menempati makin banyak dimensi ruang,

sampai sembilan. Benda-benda itu disebut p-brane (dengan p berkisar

antara nol sampai sembilan).56

Menurut teori-M, ruang-waktu punya sepuluh dimensi ruang dan

dimensi waktu. Tujuh dimensi ruang dianggap tergulung amat kecil

sehingga tak diperhatikan oleh kita, sehingga kita melihat ilusi bahwa yang

ada hanya tiga dimensi besar yang akrab dengan kita. Satu pernyataan

penting yang belum terjawab dalam teori-M adalah: Mengapa, di alam

55

untuk mendapat gambaran akan banyaknya, pikirkan begini: jika ada makhluk yang

dapat menganalisis hukum-hukum yang diprediksi bagi tiap alam semesta dalam satu milidetik

saja dan mulai bekerja pada saat Ledakan Besar, maka sekarang makhluk itu bakal

barumenyelesaikan dan itu tanpa istirahat. (Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The

Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2010) h. 128) 56

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 127

Page 54: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

39

semesta kita, tidak ada lebih banyak dimensi besar, dan mengapa dimensi

lainnya tergulung?57

Kosmologi dari atas ke bawah justru (top down)58

memprediksi

bahwa jumlah dimensi ruang yang besar tidak ditetapkan kaidah fisika

apapun. Akan ada amplitudo peluang kuantum untuk tiap jumlah dimensi

ruang besar dari nol sampai sepuluh.

Jumlahan Feynman memperkenankan semua itu, untuk semua

kemungkinan sejarah alam semesta, tapi pengamatan bahwa alam semesta

kita punya tiga dimensi ruang besar memilih kelompok sejarah yang punya

sifat seperti yang kita amati. Dengan kata lain, peluang kuantum alam

semesta punya lebih banyak atau lebih sedikit daripada tiga dimensi ruang

besar tak relevan karena kita sudah menentukan bahwa kita ada dalam alam

semesta dengan tiga dimensi ruang besar. Jadi sepanjang amplitudo

probabilitas59

tiga dimensi ruang besar tidak tepat nol, tidak penting

seberapa kecilnya itu dibanding amplitudo probabilitas jumlah dimensi

lain.60

Bagaimana dengan dimensi-dimensi yang tergulung? Ingat bahwa

dalam teori-M bentuk persis dimensi-dimensi lain yang tergulung, ruang

internal, menentukan nilai besaran fisik seperti muatan elektron dan hakikat

interaksi antar zarah dasar, yaitu gaya-gaya di alam. Kiranya urusan kita

lebih singkat jika teori-M hanya memperkenankan satu atau sedikit bentuk

57

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 150 58

Pendekatan dari atas ke bawah (top down) dalam kosmologi, pendekatan penelusuran

sejarah dari “atas ke bawah”, yaitu mundur dari zaman sekarang. 59

Amplitudo probabilitas (probability amplitude), dalam teori kuantum, angka kompleks

yang kuadrat nilai absolutnya memberi nilai peluang. 60

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 151

Page 55: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

40

untuk dimensi-dimensi tergulung, yang bisa disisihkan satu per satu

sehingga tinggal tersisa satu kemungkinan hukum alam yang diketahui.

Justru ada amplitudo probabilitas untuk mungkin hingga ruang

internal yang berbeda, masing-masing menghasilkan hukum-hukum dan

nilai-nilai konstanta fisik yang berbeda.61

Asumsi biasa dalam kosmologi adalah bahwa alam semesta punya

sejarah tunggal dan pasti. Hukum fisika bisa digunakan untuk menghitung

bagaimana sejarah itu berjalan seiring waktu. Kita sebut itu pendekatan

“bawah ke atas” (bottom up)62

terhadap kosmologi. Tapi karena kita harus

pertimbangkan sifat kuantum alam semesta sebagaimana dinyatakan

jumlahan sejarah Feynman, amplitudo probabilitas alam semesta berada

dalam keadaan tertentu sekarang dicapai dengan menjumlahkan kontribusi

semua sejarah yang memenuhi syarat kondisi tanpa perbatasan dan

mencapai keadaan yang sedang dipertimbangkan. Tapi akan ada berbagai

sejarah bagi berbagai kemungkinan keadaan alam semesta pada waktu

sekarang. Akibatnya muncul pandangan yang amat beda atas kosmologi,

serta hubungan antara sebab dan akibat. Semua sejarah yang berkontribusi

kepada jumlahan Feynman bukan ada secara independen, melainkan

bergantung kepada apa yang diukur. Kita menciptakan sejarah lewat

pengamatan, bukan sejarah yang menciptakan kita.63

61

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 152 62

Pendekatan dari bawah ke atas (Bottom upproach ) dalam kosmologi, gagasan yang

berdasar asumsi bahwa sejarah alam semesta itu tunggal dengan titik awal yang jelas dan keadaan

alam semesta hari ini adalah hasil perkembangan dari titik awal itu. 63

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 149

Page 56: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

41

Satu dampak penting pendekatan dari atas ke bawah (top down)

adalah bahwa hukum-hukum alam yang diketahui bergantung kepada

sejarah alam semesta. Banyak ilmuwan percaya bahwa ada teori tunggal

yang menjelaskan hukum-hukum itu berikut berbagai konstanta fisik

alam64

, seperti massa elektron atau dimensi-dimensi ruang-waktu. Tapi

kosmologi dari atas ke bawah menuntut bahwa hukum alam yang diketahui

akan berbeda-beda untuk sejarah yang berbeda-beda.65

Jika sejarah dibangun dari bawah ke atas, maka tak ada alasan alam

semesta harus memiliki ruang internal untuk interaksi zarah yang benar-

benar kita amati, model standar (interaksi zarah dasar). Tapi pada

pendekatan dari atas ke bawah kita menerima bahwa ada segala alam

semesta dengan segala kemungkinan ruang internal. Di beberapa alam

semesta, berat elektron setara dengan berat bola golf dan gaya gravitasi

lebih kuat daripada magnetisme. Di alam semesta kita, berlaku model

standar dengan segala parameternya. Bisa dihitung amplitudo probabilitas

untuk ruang internal yang mengarah kepada model standar berdasarkan

kondisi tanpa perbatasan. Sedangkan mengenai peluang adanya alam

semesta dengan tiga dimensi ruang besar, tidak penting seberapa kecil

amplitudo probabilitasnya dibanding kemungkinan-kemungkinan lain

karena kita sudah mengamati bahwa model standar menjabarkan alam

semesta kita.66

64

Konstanta kosmologis (cosmological constant) merupakan satu parameter dalam

persamaan Einstein yang memberi kecenderungan inheren ruang-waktu untuk mengembang. 65

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h.150 66

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 152

Page 57: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

42

Di alam semesta awal waktu alam semesta cukup kecil untuk bisa

diatur relativitas umum dan teori kuantum sekaligus secara efektif ada

empat dimensi ruang dan belum ada dimensi waktu. Artinya ketika kita

bicara mengenai “awal” alam semesta, kita menghindari perkara sulit

bahwa ketika kita menerawang balik menuju awal alam semesta, waktu

sebagaimana kita ketahui belum ada! Harus kita terima bahwa gagasan

biasa kita mengenai ruang dan waktu tak berlaku bagi alam semesta awal.

Keadaan ketika itu berada di luar pengalaman kita, tapi tak di luar imajinasi

atau matematika kita. Jika pada awal alam semesta keempat dimensi

berperilaku seperti ruang, maka apa yang terjadi pada awal waktu?67

Kesadaran bahwa waktu bisa berperilaku seperti arah baru dalam

ruang berarti bisa kita singkirkan masalah awal waktu sebagaimana kita

menyingkirkan gagasan ujung dunia. Anggap awal alam semesta ibarat

Kutub Selatan Bumi, dan derajat lintang berperan sebagai waktu. Selagi

bergerak ke utara, lingkaran-lingkaran lintang, yang mewakili ukuran alam

semesta, bakal melebar. Alam semesta bakal bermula sebagai titik di Kutub

Selatan, tapi Kutub Selatan sama saja dengan semua titik lain. Menanyakan

apa yang terjadi sebelum awal alam semesta jadi tak bermakna, karena

tidak ada yang berada di sebelah selatan Kutub Selatan. Dalam gambaran

itu ruang-waktu tak punya batas, hukum alam yang sama berlaku di Kutub

Selatan dan semua tempat lain. Begitu pula, bila teori relativitas umum

dipadukan dengan teori kuantum, pertanyaan apa yang terjadi sebelum

permulaan alam semesta menjadi tak bermakna. Gagasan bahwa sejarah

67

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 144

Page 58: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

43

mesti berupa permukaan tertutup tanpa batas disebut kondisi tanpa

perbatasan (no-boundary condition). Kesadaran bahwa waktu berperilaku

seperti ruang menyajikan alternatif baru. Gagasan itu menghilangkan

penolakan lama terhadap awal alam semesta, tetapi juga berarti awal alam

semesta diatur hukum-hukum sains dan tidak perlu diawali geraknya oleh

suatu anggapan yang bersifat ilahi.68

Kesimpulan inilah yang membedakan

Hawking dari kelompok fisikawan dalam tim mufassir Departemen Agama

yang mendukung teori big bang sebagai penjabaran dari proses penciptaan

alam semesta dari tiada menjadi ada.

Meskipun begitu, hal di atas menurut hemat penulis bukanlah

penolakan terhadap teori big bang itu sendiri. Jadi, bukan seperti Hoyle

yang menciptakan istilah big bang, tapi menolak teori ini menulis, “Saya

tak percaya ilmuwan manapun yang memeriksa buktinya bakal tidak

menyimpulkan bahwa hukum-hukum fisika nuklir sengaja dirancang

dengan mempertimbangkan konsekuensi yang dihasilkannya dalam

bintang-bintang.” Ketika itu belum ada orang yang cukup paham fisika

nuklir untuk memahami banyaknya kebetulan yang menghasilkan hukum-

hukum fisika yang tepat demikian. Tapi selagi menyelediki keabsahan

kaidah antropik kuat, baru-baru ini para ahli fisika mulai bertanya kepada

diri sendiri, seperti apa kiranya alam semesta jika hukum alam berbeda.

Kini kita bisa membuat model komputer yang memberitahu kita bagaimana

hubungan laju reaksi tripel alfa dengan kekuatan gaya-gaya dasar alam.

Perhitungan menunjukkan bahwa perubahan sekecil 0,5 persen pada

68

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 144-145

Page 59: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

44

kekuatan gaya nuklir kuat, atau 4 persen pada gaya listrik, bakal

memusnahkan hampir semua karbon atau semua oksigen di semua bintang,

sehingga musnah pula peluang adanya kehidupan sebagaimana kita kenal.

Ubah aturan alam semesta kita sedikit saja, dan kondisi di mana kita bisa

adapun sirna!69

Menurut hawking, kemunculan struktur-struktur rumit yang mampu

menopang pengamat cerdas tampaknya sangat rapuh. Hukum alam

membentuk sistem yang tersetel sangat pas, dan hanya sedikit hukum fisika

yang bisa diotak-atik tanpa memusnahkan peluang perkembangan

kehidupan sebagaimana kita ketahui. Tampaknya, andai bukan karena

serangkaian kebetulan mengejutkan dalam rincian hukum fisika, manusia

dan bentuk-bentuk kehidupan menyerupainya tak bakal ada.70

Penemuan penyetelan sangat pas dengan banyak sekali hukum alam

bisa membuat setidaknya sebagain di antara kita kembali ke gagasan tua

bahwa rancang agung ini merupakan karya suatu Perancang Agung. Di

Amerika Serikat, karena Konstitusi melarang pengajaran agama di sekolah,

tipe gagasan itu disebut rancangan cerdas (intelligent design), dengan

pemahaman tak dinyatakan, namun tersirat bahwa sang perancang ialah

Tuhan.71

Tapi, menurut Hawking, bukan itu jawaban sains modern. Bahwa

alam semesta kita tampaknya hanya satu di antara banyak alam semesta

69

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 170 70

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 172 71

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 176

Page 60: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

45

yang masing-masing memiliki hukum yang berbeda. Gagasan banyak alam

semesta bukan gagasan yang dibuat untuk menjelaskan mukjizat penyetelan

pas. Gagasan tersebut merupakan konsekuensi kondisi tanpa perbatasan dan

banyak teori kosmologi modern lain. Tapi jika gagasan banyak alam

semesta itu benar, maka kaidah antropik kuat bisa dianggap efektif setara

dengan kaidah antropik lemah, menyamakan penyetelan pas hukum fisika

dengan faktor lingkungan, sehingga berarti habitat kosmik kita, seluruh

alam semesta yang bisa diamati sekarang, hanyalah satu di antara banyak,

sebagaimana tata surya kita hanyalah satu di antara banyak. Artinya

sebagaimana kebetulan keadaan lingkungan tata surya kita jadi tak

istimewa karena ada miliaran tata surya lain di luar sana, penyetelan pas

pada hukum alam bisa dijelaskan dengan keberadaan banyak alam semesta.

Banyak orang sepanjang zaman telah menghubungkan keindahan dan

kerumitan alam, yang pada zaman mereka tampak tak punya penjelasan

ilmiah, dengan Tuhan. Tapi sebagaimana Darwin dan Wallace menjelaskan

bagaimana rancang bentuk kehidupan yang terlihat seperti mukjizat bisa

muncul tanpa campur tangan sosok mahakuasa, konsep banyak alam

semesta bisa menjelaskan penyetelan pas tanpa memerlukan Pencipta Maha

Pengasih yang membuat alam semesta untuk kita.72

Sejak Newton, dan khususnya sejak Einstein, tujuan fisika adalah

menemukan kaidah-kaidah matematis sederhana seperti yang dibayangkan

Kepler, dan menggunakan kaidah-kaidah itu untuk menciptakan teori

segalanya yang utuh dan bakal menjelaskan tiap perincian zat dan gaya

72

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 177

Page 61: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

46

yang kita amati di alam. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20,

Maxwell dan Einstein mempersatukan teori listrik, magnetisme, dan

cahaya. Pada tahun 1970-an diciptakan model standar, teori tunggal gaya

nuklir kuat, lemah, dan elektromagnetik. Teori dawai dan teori-M lantas

muncul dalam upaya melibatkan gaya yang belum disatukan, gravitasi.

Tujuannya bukan hanya menemukan satu teori yang menjelaskan segala

gaya, tapi juga teori yang menjelaskan angka-angka fundamental yang telah

kita bicarakan, seperti kekuatan masing-masing gaya dan massa serta

muatan zarah dasar. Seperti kata Einstein, harapannya adalah supaya bisa

menyatakan “alam tersusun sedemikian sehingga secara logis mungkin

menetapkan hukum-hukum sangat terdeterminasi sehingga dalam hukum

itu, hanya ada konstanta-konstanta yang sepenuhnya ditentukan secara

rasional (artinya bukan konstanta yang nilainya bisa diubah tanpa

menghancurkan teori).” Teori yang unik kiranya mustahil punya penyetelan

pas yang memperkenankan kita ada. Tapi jika dengan mempertimbangkan

kemajuan terkini kita tafsirkan impian Einstein sebagai teori unik yang

menjelaskan alam semesta ini dan yang lainnya, dengan berbagai macam

hukum, maka teori-M bisa menjadi teori itu. Tapi apakah teor-M unik, atau

dituntut oleh kaidah logis sederhana apapun? Bisakah kita menjawab

pertanyaan, mengapa teori-M?73

Perilaku benda-benda di Bumi amat rumit dan terkena banyak

pengaruh sehingga peradaban-peradaban awal tak mampu menangkap pola

atau hukum yang mengatur fenomenanya. Namun berangsur-angsur

73

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 178.

Page 62: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

47

hukum-hukum baru ditemukan dibidang-bidang selain astronomi, dan

akibatnya muncullah gagasan determinisme sains74

. Hukum-hukum itu

harus berlaku di mana saja dan kapan saja; kalau tidak, tak pantas disebut

hukum. Tak mungkin ada pengecualian atau mukjizat. Dewa atau iblis tak

dapat campur tangan dalam jalannya alam semesta. Waktu determinisme

sains pertama kali diajukan, hukum yang sudah diketahui baru hukum

gerak dan gravitasi Newton. Kemudian kedua hukum itu diperluas oleh

Einstein dalam teori relativitas umumnya, dan bagaimana hukum-hukum

lain ditemukan mengatur aspek lain alam semesta.75

Hukum-hukum alam memberitahu kita bagaimana alam semesta

berperilaku, tapi tak menjawab pertanyaan-pertanyaan:

Mengapa ada sesuatu, bukan ketiadaan?

Mengapa kita ada?

Mengapa ada set hukum alam tertentu, bukan yang lain?

Beberapa orang akan mengklaim bahwa jawaban pertanyaan-

pertanyaan itu adalah keberadaan Tuhan yang memilih menciptakan alam

semesta dengan cara demikian. Menanyakan siapa atau apa yang

menciptakan alam semesta itu masuk akal, tapi jika jawabannya adalah

Tuhan, maka pertanyaannya sekedar bergeser menjadi siapa yang

menciptakan Tuhan. Dalam pandangan demikian diakui bahwa ada sesuatu

yang tak perlu pencipta, dan sesuatu itu disebut Tuhan. Argumen demikian

dikenal dengan argumen sebab pertama (first cause) yang mendukung

74

Determinisme sains maksudnya, pasti ada set hukum lengkap, yang dengan mengetahui

keadaan alam semesta pada waktu tertentu, bakal menetapkan bagaimana alam semesta akan

berjalan sesudah waktu itu. 75

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 181

Page 63: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

48

keberadaan Tuhan. Tapi Hawking nyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan

itu semuanya bisa dijawab dalam ranah sains saja, tanpa perlu membawa-

bawa sosok Ilahi.76

Menurut gagasan realisme bergantung model,77

otak kita

menafsirkan masukan dari organ indera dengan membuat model dunia luar.

Kita membentuk konsep-konsep mental atas rumah kita, pepohonan, orang

lain, listrik yang mengalir dari stop kontak di dinding, atom, molekul, dan

alam-alam semesta lain. Konsep-konsep mental itulah satu-satunya realitas

yang bisa kita ketahui. Tidak ada uji realitas yang bebas model. Artinya

juga, suatu model yang dibangun dengan baik menciptakan realitasnya

sendiri.78

Set hukum apa pun yang menjabarkan dunia sinambung seperti

dunia kita akan punya konsep energi, yang merupakan besaran kekal,

artinya tak berubah sepanjang waktu. Energi ruang hampa akan konstan,

tanpa terpengaruh waktu dan posisi. Energi vakum yang konstan itu bisa

disisihkan dengan mengukur energi volume ruang apapun relatif terhadap

ruang hampa bervolume sama, jadi konstanta itu boleh dianggap nol. Satu

syarat yang mesti dipenuhi hukum alam apa pun adalah bahwa energi

badan terisolasi yang dikelilingi ruang hampa bersifat positif, artinya harus

dilakukan kerja untuk menyusun badan tersebut. Itu karena jika energi

76

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 182 77

Realisme bergantung model (model-dependent realism): gagasan bahwa suatu teori

fisika atau gambaran terhadap dunia adalah suatu model (biasanya bersifat matematis) dan set

aturan yang menghubungkan unsur-unsur model dengan pengamatan. Pandangan itu memberi

kerangka untuk menafsirkan sains modern. Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand

Design.....h. 45. 78

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 182-183

Page 64: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

49

suatu badan terisolasi bersifat negatif, maka ia bisa diciptakan dalam

keadaan bergerak sehingga energi negatifnya diimbangi energi positif dari

gerak. Jika demikian, maka kiranya tak ada alasan benda tak bisa muncul di

mana saja dan di mana-mana. Karena itu ruang hampa bakal tak stabil. Tapi

jika untuk menciptakan badan terisolasi diperlukan energi, maka

ketidakstabilan tak bisa terjadi, karena, seperti telah kita katakan, energi

alam semesta harus tetap konstan. Itulah yang diperlukan agar alam

semesta setabil pada tingkat lokal agar benda tidak mendadak muncul dari

ketiadaan di mana-mana.79

Jika total energi alam semesta harus selalu tetap nol, dan diperlukan

energi untuk menciptakan benda, maka bagaimana cara alam semesta

tercipta dari ketiadaan? Itulah sebabnya mesti ada hukum seperti gravitasi.

Karena gravitasi bersifat menarik, maka energi gravitasi itu negatif: Harus

dilakukan kerja untuk memecah suatu sistem yang terikat gravitasi, seperti

Bumi dan Bulan. Energi negatif itu bisa mengimbangi energi positif yang

diperlukan untuk menciptakan zat, tapi tak sesederhana itu. Contohnya,

energi gravitasi negatif Bumi kurang daripada sepersemiliar energi positif

zarah zat yang menyusun Bumi. Benda seperti bintang akan punya energi

gravitasi negatif lebih besar, dan makin kecil ukurannya (makin dekat

berbagai bagiannya satu sama lain), maka akan makin besarlah energi

gravitasi negatifnya. Tapi sebelum energi negatif itu bisa menjadi lebih

besar daripada energi positif zat, bintang keburu runtuh menjadi lubang

hitam, dan lubang hitam punya energi positif. Itulah sebabnya ruang hampa

79

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 192

Page 65: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

50

stabil. Benda seperti bintang atau lubang hitam tak bisa mendadak muncul

dari ketiadaan. Tapi alam semesta utuh bisa.80

Karena gravitasi membentuk ruang dan waktu, maka gravitasi

memperkenankan ruang-waktu stabil secara global. Pada skala keseluruhan

alam semesta, energi positif zat bisa diimbangi oleh energi negatif gravitasi,

jadi tak ada pembatasan pada penciptaan alam semesta utuh. Karena ada

hukum seperti gravitasi, alam semesta bisa dan akan menciptakan dirinya

sendiri dari ketiadaan. Penciptaan spontan adalah alasan ada sesuatu, bukan

ketiadaan, alasan alam semesta ada, alasan kita ada. Tak perlu

menghadirkan Tuhan untuk memulai alam semesta.81

Mengapa hukum-hukum dasar berupa seperti yang kita jabarkan?

Teori pamungkas mesti konsisten dan mesti memprediksi hasil terhingga

bagi besaran-besaran yang bisa kita ukur. Telah kita lihat bahwa harus ada

hukum seperti gravitasi, supaya teori gravitasi memprediksi besaran

terhingga, teori itu harus punya apa yang disebut supersimetri antara gaya-

gaya di alam dan zat yang dipengaruhinya. Teori-M adalah teori gravitasi

supersimetri yang paling umum. Berdasarkan alasan-alasan itu, teori-M

adalah satu-satunya kandidat teori alam semesta yang lengkap. Jika teori-M

terhingga, dan ini belum dibuktikan, maka teori tersebut akan menjadi

model alam semesta yang menciptakan dirinya sendiri. Menurut Hawking,

80

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 192 81

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 193

Page 66: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

51

kita harus menjadi bagian alam semesta itu karena tak ada lagi model lain

yang konsisten.82

Teori-M adalah teori pemersatu yang Einstein ingin temukan. Fakta

bahwa kita sebagai manusia, yang berupa kumpulan zarah dasar alam, telah

mampu sampai sedekat itu dengan pemahaman akan hukum-hukum yang

mengatur kita dan alam semesta kita merupakan prestasi hebat. Tapi

barangkali keajaiban sebenarnya adalah pertimbangan logis abstrak bisa

mengarah ke teori unik yang memprediksi dan menjabarkan alam semesta

nan luas penuh aneka ragam yang kita saksikan. Jika telah dibuktikan

kebenarannya lewat pengamatan, maka teori itu akan menjadi akhir

gemilang pencarian yang telah berlangsung selama 3.000 tahun lebih. Kita

akan berhasil menemukan rancang agung.83

82

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 193 83

Stephen Hawking, Leonard Mlodinow. The Grand Design, terj. Zia Ansor. (Jakarta:

Gramedia Pustaka, 2010) h. 194

Page 67: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

52

BAB III

PENAFSIRAN TAFSIR DEPARTEMEN AGAMA RI

TENTANG PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

A. Mengenal Kitab Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama

Republik Indonesia

1. Sejarah Singkat Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’ān Badan Litbang

dan Diklat Kementrian Agama RI

Sebagai wujud perhatian pemerintah untuk menjamin kesucian teks

al-Qur‟ān dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam penulisan al-

Qur‟ān tersebut, pada tahun 1957 dibentuk suatu lembaga kepanitiaan yang

bertugas mentashih (memeriksa/mengoreksi) setiap mushaf al-Qur‟ān yang

akan dicetak dan diedarkan kepada masyarakat Indonesia. Lembaga tersebut

diberi nama Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān. Namun keberadaan

lembaga ini tidak muncul dalam struktur tersendiri, dan hanya merupakan

semacam panitia adhoc. Lembaga tersebut menjadi bagian dari Puslitbang

Lektur Keagamaan, bahkan dalam PMA no. 3 tahun 2006 tentang organisasi

dan Tata Kerja Departemen Agama Nomenklatur Lajnah tidak disebut sama

sekali, meskipun tugasnya terurai dalam tugas pokok dan fungsi (tupoksi).

Padahal Lajnah mengemban tugas yang berat dan penting dengan volume

dan cakupan pekerjaan yang luas, serta tanggung jawab yang besar, karena

terkait dengan kajian dan pemeliharaan kitab suci Al-Qur‟ān.

Tugas-tugas Lajnah semakin berkembang sejalan dengan

perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1982 keluar

Page 68: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

53

Peraturan Menteri Agama Nomor 1 tahun 1982, yang isinya antara lain

menyebut tugas-tugas Lajnah Pentashih, yaitu (1) meneliti dan menjaga

mushaf Al-Qur‟ān, rekaman bacaan Al-Qur‟an, terjemah dan tafsir Al-

Qur‟ān secara preventif dan represif; (2) mempelajari dan meneliti

kebenaran mushaf Al-Qur‟ān, Al-Qur‟ān untuk tunanetra (Al-Qur‟ān

Braille), bacaan Al-Qur‟ān dalam kaset, piringan hitam dan penemuan

elektronik lainnya yang beredar di Indonesia; dan (3) Menyetop peredaran

Mushaf Al-Qur‟ān yang belum ditashih oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al-

Qur‟ān.1

Hingga tahun 2007, tugas-tugas Lajnah masih sebatas mentashih

Al-Qur‟ān dengan segala macam produknya. Namun belakangan ini tugas-

tugas Lajnah menjadi semakin luas. Sehubungan dengan itu, sebagai tindak

lanjut pelaksanaan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama dan

untuk meningkatkan dayaguna dan hasil-guna pelaksanaan tugas di bidang

pentashihan dan pengkajian Al-Qur‟ān terbitlah Peraturan Menteri Agama

RI Nomor 3 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān.

1 Drs. H. Muhammad Shohib, MA., (DKK.). Profil Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia. (Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI, Cet. 1, 2013) h. 2-3

Page 69: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

54

Di dalam peraturan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2007 Bab 1

pasal 1, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān adalah Unit Pelaksanaan

Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan

Pelatihan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan

Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI.

Sejak terbitnya PMA tersebut, Organisasi dan Tata Kerja Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān turut berubah sesuai dengan tugas dan

fungsi Lajnah dalam dictum tersebut, sehingga organisasi ini mencakup 3

bidang, yaitu (1) Bidang Pentashihan, (2) Bidang Pengkajian Al-Qur‟ān,

dan (3) Bidang Bayt Al-Qur‟ān dan Dokumentasi.2

2. Tafsir ‘Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

Qur’ān Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI.

Berdasarkan fungsi Lajnah, Tafsir „Ilmi termasuk pada bidang

pengkajian Al-Qur‟ān yang muncul karena masyarakat islam Indonesia

tidak saja memerlukan mushaf Al-Qur‟ān yang shahih dan benar dari sisi

penulisannya, tetapi juga shahih dan benar dari sisi pemahamannya. Bidang

pengkajian Al-Qur‟ān bertugas menyusun rencana dan program,

melaksanakan program; melaksanakan pengembangan dan pengkajian Al-

2 Drs. H. Muhammad Shohib, MA., (DKK.). Profil Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia. (Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI, Cet. 1, 2013) h. 4

Page 70: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

55

Qur‟ān, penerbitan mushaf, terjemah, dan tafsir Al-Qur‟ān, serta melakukan

sosialisasi dan pelaporan hasil pengkajian Al-Qur‟ān.3

Kegiatan Bidang Pengkajian Al-Qur‟ān, selain menyusun Tafsir

Tematik yang membahas tema-tema social, politik, budaya, dan ekonomi,

Bidang Pengkajian Al-Qur‟ān juga melakukan kegiatan Kajian dan

Penyusunan Tafsir Ayat-ayat Kauniyah, yang juga dikenal dengan sebutan

Tafsir „Ilmi. Tafsir ini mengeksplorasi ayat-ayat AL-Qur‟ān yang

berbicara mengenai alam dan fenomenanya, diantaranya penciptaan jagat

raya, bumi, dan semisalnya.

Metode yang diterapkan dalam kajian ini hampir sama dengan

yang digunakan dalam tafsir tematik, yaitu dengan menghimpun ayat-ayat

yang terkait dengan sebuah persoalan dan menganalisisnya sehingga dapat

ditemukan pandangan Al-Qur‟ān yang utuh menyangkut persoalan

tersebut. Bedanya, tafsir tematik yang sedang dikembangkan oleh

kementrian agama saat ini lebih fokus pada persoalan akidah, akhlak,

ibadah dan social, sementara tafsir „ilmi fokus pada kajian saintifik

terhadap ayat-ayat kauniyah.

Dalam beberapa tahun terakhir telah terwujud kerjasma yang baik

antara Kementrian Agama dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI) dalam upaya menjelaskan ayat-ayat kauniyah dalam rangka

penyempurnaan buku Al-Qur‟ān dan Tafsirnya, (Kementrian Agama RI.

Al-Qur‟ān dan Tafsirnya, Edisi yang disempurnakan. Jakarta: Kementrian

3 Drs. H. Muhammad Shohib, MA., (DKK.). Profil Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia. (Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI, Cet. 1, 2013) h. 42

Page 71: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

56

Agama RI, 2012) . Hasil kajian ayat-ayat kauniyah itu dimasukkan ke

dalam tafsir tersebut sesuai tempatnya sebagai tambahan penjelasan atas

tafsir yang ada, yang disusun berdasarkan urutan mushaf.4

Yang menghasilkan beberapa hasil kajian terhadap ayat-ayat

kauniyah yang disusun secara tematik, dengan cara menghimpun ayat-ayat

yang terkait dengan satu persoalan dan mengkajinya secara komprehensif

dengan pendekatan ilmiah. Tema-tema tersebut yaitu:

a. penciptaan jagat raya dalam perspektif Al-Qur‟ān dan Sains,

dengan pembahasan: 1) Enam Hari Penciptaan; 2) Tujuh Langit:

Mengungkap Struktur Alam Semesta; 3) Fenomena Alam; 4) Akhir Alam

Semesta

b. penciptaan bumi dalam perspektif Al-Qur‟ān dan sains, dengan

pembahasan: 1) pendahuluan ; 2) awal penciptaan Bumi; 3) Anatomi

Bumi; 4) Proses Geologi; 5) Bumi yang dinamis; 6) Laut dan Samudra.

c. penciptaan manusia dalam perspektif al-Qur‟ān dan sains,

dengan pembahasan: 1) asal muasal kehidupan; 2) Asal muasal manusia;

3) Catatan Al-Qur‟ān tentang Evolusi kesadaran Insani Manusia; 4)

Penciptaan Adam; 5) Al-Qur‟ān, Reproduksi, dan kehidupan manusia; 6)

Manusia sebagai Khalifah.5

4 Drs. H. Muhammad Shohib, M. A., “Kata Pengantar” dalam Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat

Raya dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān,

2010) h. xi 5 Drs. H. Muhammad Shohib, M. A., “Kata Pengantar” dalam Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat

Raya dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān,

2010) h. xii

Page 72: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

57

Dalam melakukan kegiatan ini Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

Qur‟ān bekerja sama dengan tim dari lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) yang memiliki kapasitas ilmu yang memadai dalam

mengeksplorasi tema-tema yang dikaji. Mereka ini biasa disebut sebagai

Tim Kauni. Sementara itu, untuk menggali arti kosakata dan makna Al-

Qur‟ān yang berhubungan dengan tema yang dibahas, Lajnah menyertakan

tim penafsir atau dikenal dengan sebutan Tim Syar‟i yang bertugas

mengungkap kosakata dan makna ayat yang memiliki kesesuaian dengan

tema yang dibahas. Keduannya bersinergi dalam membentuk ijtihad

jama‟i (ijtihad kolektif) untuk menjelaskan ayat-ayat kauniyah dalam Al-

Qur‟ān.6

Kegiatan yang diinisiasi sejak tahun 2009 tersebut hingga kini

sudah melahirkan 10 judul buku, yaitu:

Tahun 2010:

1. Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains

2. Penciptaan Bumi dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains

3. Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sians

Tahun 2011:

1. Air dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains

2. Tumbuhan dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains

6 Drs. H. Muhammad Shohib, MA., (DKK.). Profil Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia. (Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI, Cet. 1, 2013) h. 52

Page 73: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

58

3. Kiamat dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains

Tahun 2012:

1. Kisah para Nabi Pra-Ibrahim dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains

2. Seksualitas dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains

3. Hewan dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains

4. Manfaat Benda-benda Langit dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains.7

Adapun yang menjadi rujukan utama dalam skripsi ini adalah

“Tafsir „Ilmi, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan

Sains”.

Tim kajian ayat-ayat kauniyah terdiri dari para pakar dengan latar

belakang keilmuan yang berbeda dan dapat dibedakan dalam dua kategori

besar. Pertama, mereka yang menguasai persoalan kebahasaan Al-Qur‟ān

dan hal-hal lain yang terkait dengan penafsiran, seperti asbabun nuzul,

munassabatul ayat, riwayat-riwayat dalam penafsiran, dan ilmu-ilmu

keislaman lainnya. Kedua, mereka yang menguasai persoalan saintifik

seperti fisika, kimia, biologi, geologi, astronomi, dan lainnya. Kelompok

pertama dapat disebut sebagai Tim Syar‟i, dan kelompok kedua dapat

disebut sebagai Tim Kauni. Keduanya bersinergi dalam bentuk ijtihad

jama‟i (ijtihad kolektif) untuk menjelaskan ayat-ayat kauniyah dalam Al-

Qur‟ān.

7 Drs. H. Muhammad Shohib, MA., (DKK.). Profil Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia. (Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI, Cet. 1, 2013) h. 54-55

Page 74: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

59

Tim penyusun tafsir „ilmi tahun 2009 terdiri dari:

1. Kepala badan litbang dan Diklat Kementrian Agama RI.

Pengarah

2. Kepala lajnah pentashihan mushaf al-Qur‟ān

Pengarah

3. Prof. Dr. H. Hery Harjono

Ketua

4. Dr. H. Muchlis M. Hanafi, MA.

Wakil Ketua

5. Dr. H. Muhammad Hisyam

Sekretaris

6. Prof. Dr. Arie Budiman

Anggota

7. Prof. Dr. H. Syamsul Farid Ruskanda

Anggota

8. Prof. Dr. H. Hamdani Anwar, MA.

Anggota

9. Prof. Dr. H. Salim Umar, MA.

Anggota

10. Prof. Dr. Thomas Djamaluddin

Anggota

11. Prof. Dr. H. Sibli Sardjaya, LML.

Anggota

12. Dr. H. Hoemam Rozie Sahil

Page 75: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

60

Anggota

13. Dr. H. A. Rahman Djuwansyah

Anggota

14. Ir. H. Dudi Hidayat, M.Sc.

Anggota

15. Abdul Aziz Sidqi, M. Ag.

Anggota

STAF SEKRETARIAT:

1. Dra. Endang Tjempakasari, M. Lib.

2. Muhammad Musadad, S.Th.I

3. Zarkasi, MA.

Bertindak sebagai narasumber tetap dalam kajian tersebut adalah

Prof. Dr. H. Umar Anggara Jenie, Apt., M.Sc.; Dr. H. Ahsin Sakho

Muhammad, MA.; Dr. H. Mudji Raharto, dan Dr. H. Sumanto Imam

Hasani.8

B. Penciptaan Alam Semesta Menurut Tafsir ‘Ilmi Penciptaan Jagat Raya

Kementrian Agama RI

1. Asal Mula Penciptaan Alam Semesta

Al-Qur‟ān adalah pedoman yang bukan hanya ditujukan kepada

manusia, tetapi juga ditujukan kepada seluruh ciptaan Allah SWT. Dalam

banyak ayat Allah sendiri bersumpah atas nama berbagai ciptaan-Nya.

8 Drs. H. Muhammad Shohib, M. A., “Kata Pengantar” dalam Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat

Raya dalam Perspektif Al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an,

2010) h. xii

Page 76: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

61

Seperti matahari, bulan, dan bermacam-macam buah-buahan, sehingga Alah

menyuruh manusia agar melihat “kebijaksanaan luar biasa” yang terdapat

dalam ciptaan-Nya. Itulah sebabnya, baik ayat-ayat al-Qur‟ān maupun

fenomena alam yang ada dalam jiwa manusia maupun ciptaan-Nya sebagai

tanda atau isyarat yang mengabarkan hakekat atau realitas Allah.

Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami

di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi

mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa

Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS.

Fushshilat: 53)

Dalam al-Qur‟ān terdapat 750 ayat yang merujuk kepada fenomena

alam. Hampir seluruh ayat ini memerintahkan manusia untuk mempelajari

kitab (hal-hal yang berhubungan) dengan penciptaan dan merenungkan

isinya.9

Penulis akan mengungkapkan pengertian bermulanya penciptaan

alam semesta dalam al-Qur‟ān, dengan menjelaskan makna lafal khalaqa

yang terdapat dalam beberapa ayat yang berhubungan dengan penciptaan

jagat raya, kemudian dilanjutkan dengan tafsiran lafad “kun fa yakun“ dan

makna rataqa yang ada dalam surat QS. Al-Anbiya‟: 30.

9Abdul Rahman Abdullah, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam (Rekonstruksi

Pemikiran dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam), UII Press, Yogyakarta, 2002. H. 153

Page 77: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

62

Kata khalaqa merupakan bentuk kata kerja lampau yang berarti

„telah menciptakan‟. Dari kata ini, kita dapati pula kata khalq (penciptaan),

khaliq (pencipta), dan makhluq (ciptaan). Para ulama kalam (teolog islam)

berpendapat bahwa yang dimaksud dengan penciptaan dalam kata ini

merupakan af‟al (perbuatan) khusus hanya untuk Allah saja, dan tidak untuk

yang lain. lihat surah Al-A‟raf/7: 5410

(……Ingatlah! Segala penciptaan dan

urusan menjadi hak-Nya. Maha suci Allah, Tuhan seluruh alam)

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan

bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia

menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan

(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-

masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan

memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.”

(Al-A‟rāf: 54).

10

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

3

Page 78: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

63

Proses penciptaan ini, menurut mereka, dari sesuatu yang

sebelumnya tidak ada, seperti yang termaktub dalam kalimat Al-Qur‟ān :

kun fayakun (“Jadilah, maka terjadilah”).11

Lafal كن di dalam al-Qur‟ān yang ditujukan dengan konteks

penciptaan alam – secara umum – disebut sebnayak 6 (enam) kali, yaitu Al-

Baqarah: 117, Ali Imrān: 47, Al-An‟ām: 73, An-Nahl: 40, Mu‟mīn: 68, dan

Yāsīn: 82. Sebagaimana dapat terbaca pada ayat-ayat berikut.

“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk

menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:

"Jadilah!" lalu jadilah ia.” (Al-Baqarah: 117)

“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. dan

benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu

terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala

ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. dan Dialah yang

Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.” (Al-An‟ām: 73)

11

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

3

Page 79: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

64

“Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak,

Padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah

berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan

apa yang dikehendaki-Nya. apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu,

Maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah Dia”.

(Ali Imrān: 47)

“Sesungguhnya Perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami

menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)",

Maka jadilah ia.” (An-Nahl: 40)

“Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila Dia

menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: "Jadilah", Maka

jadilah ia.” (Al-Mu‟mīn: 68)

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah

berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.” (Yāsīn: 82).

Allah adalah Maha pencipta. Dia menciptakan sesuatu dengan tidak

mencontoh kepada apa yang telah ada, tidak menggunakan suatu bahan atau

alat yang telah ada. Allah menciptakan dari yang tidak ada. Demikianlah

Allah menciptakan langit dan bumi, dari semula tidak ada menjadi ada.

Page 80: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

65

Dengan kalimat ini, yang menurut hemat penulis menjadi inti dari

pandangan para mufassir Depag tentang kosmogoni dan proses penciptaan

alam semesta, maka secara umum dapat dikatakan bahwa Tafsir Kementrin

Agama menganut Teori Kreasi. Menurut bunyi ayat, Allah menciptakan

sesuatu dengan perkataan “Kun” (jadilah), ungkapan ini adalah simplikasi

atau penyederhanaan tentang Maha besarnya kekuasaan Allah, apa saja yang

dikehendaki untuk ditetapkan semua terjadi dengan mudah. Sedang yang

dimaksud dengan menciptakan hanyalah sekedar misal saja, agar mudah

dipahami oleh hamba-hamba-Nya. Tentang cara Allah mengadakan sesuatu

dan bagaimana proses terjadinya sesuatu, hanya Allah Yang Maha

Mengetahui. Kata “fa yakūn”, yang berarti “maka jadilah” di sini tidak mesti

diartikan bahwa sesuatu itu terjadi seketika itu juga, melainkan melalui

tahapan proses yang memerlukan waktu. Setiap tahapan proses yang

berlangsung dalam alam ini pasti akan berlaku hukum alam yakni ketentuan-

ketentuan Allah atas sunatullah.12

Perintah kun bukanlah perintah tanpa

hikmah. Perintah kun selalu diikuti fi‟il mudōri‟ yakūn setelah dijeda fa.

Sebagai fi‟il mudōri‟, yakūn dapat dipandang sebagai proses yang mungkin

rumit atau sebaliknya sangat sederhana.13

Pada keenam ayat tersebut juga,

terdapat penggunaan lafal qāla dengan berbagai derivasinya yang masing-

masing dapat bermakna: “perintah berproses” (amara bil kaif). Makna

“perintah berproses” untuk lafal qāla tersebut dipilih karena berbagai kata

kerja sebelum lafal qāla pada keenam ayat di atas dapat bermakna sama pula

12

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 1. h. 183 13

Agus Purwanto. Nalar Ayat-ayat Semesta, Menjadikan Al-Qur‟ān Sebagai Basis

Konstruksi Ilmu Pengetahuan. Bandung: Mizan. Cet. 1. 2012. H. 220

Page 81: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

66

sesuai dengan konteksnya, yaitu makna “menghendaki terjadinya” (arāda

bil sairūrah).14

Tafsiran yang terdapat pada surat al-Baqarah: 117 dan surat Al-

An‟ām: 73, di mana yang dibicarakan adalah penciptaan langit dan bumi.

Sedangkan pada surat lainnya, seperti pada surat Ali-Imrān: 47, pada ayat ini

Allah membicarakan tentang penciptaan anak tanpa ayah yaitu melalui

Maryam. Allah menjelaskan bahwa kelahiran demikian akan terjadi

bilamana Allah menghendaki-Nya, Allah menciptakan apa yang

dikehendaki-Nya. Jika Allah berkehendak menetapkan sesuatu maka hanya

cukup berkata kepadanya “jadilah engkau”, lalu jadilah dia.15

Begitupun

pada surat an-Nahl: 40, Yāsīn: 82, al-Mu‟mīn: 68. Ketiga ayat ini

membicarakan tentang penciptaan mahluk, dalam konteks menghidupkan

atau mematikan. Dalam tafsirannya diterangkan,16

Allah swt menerangkan

bahwa terwujudnya sesuatu yang dikehendaki itu tidaklah memerlukan

waktu yang lama, akan tetapi cukup dalam waktu yang singkat. Allah swt

berfirman:

“Dan perintah Kami hanyalah satu Perkataan seperti kejapan mata.” (al-

Qamar: 50)

14

Rosadisastra, Andi. Metode Tafsir Ayat-ayat Sains dan Sosial. Jakarta: Amzah. 2007. H.

210 15

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 1. h. 508 16

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 5. h. 322-323

Page 82: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

67

Allah juga menjelaskan bahwa membangkitkan orang-orang yang

telah mati bagi-Nya sama halnya dengan menciptakan satu jiwa. Allah swt

berfirman:

“Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur)

itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa

saja. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.”(An-Nahl:

28).

Jika dilihat terdapat pertentangan antara tafsiran satu ayat dan yang

lainnya. Di satu ayat menyatakan bahwa makna “kun fa yakūn” berarti

memerlukan proses, tidak serta merta jadi. Namun di ayat lainnya

menegaskan ketiadaan proses. Penulis menyimpulkan dari pemaparan di

atas, bahwa adanya proses yang memerlukan waktu itu pada ayat-ayat yang

berkaitan dengan penciptaan langit dan bumi, namun ketika membicarakan

mahluk-makhluk-Nya cukup atau setelah penciptaan langit dan bumi, cukup

berfirman, “jadilah” maka dengan serta merta terwujudlah makhluk itu.

Karna dimaklumi, menciptakan dan mengatur alam raya (makrokosmos) ini

jauh lebih rumit dan kompleks daripada menciptakan manusia yang hanya

disebut mikrokosmos. Dan yang terpenting dari penjabaran di atas pula

dapat disimpulkan bahwa tafsir Kementrian Agama RI mendukung teori

kreasi, yaitu bahwa Allah menciptakan sesuatu dari tiada menjadi ada,

terlepas melalui proses ataupun langsung.

Page 83: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

68

Sementara para filosof muslim, mempunyai pendapatyang berbeda.

Menurut mereka, sesuai dengan informasi Al-Qur‟an, penciptaan

merupakan proses menjadikan sesuatu dari materi yang sudah ada. Pendapat

ini didasarkan pada Surah Fussilat/41: 11 (Kemudian Dia menuju ke langit,

dan (langit) itu masih berupa asap….).17

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih

merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:

"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau

terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

(Fusshilat: 11)

Kata khalq yang berarti penciptaan dalam al-Qur‟ān. Kata khalq

merupakan bentuk dan tafsiran dalam kumpulan wahyu Allah (Al-Qur‟ān).

Kata khalq disebut dalam al-Qur‟an sebanyak 261 kali yang terdapat dalam

75 surat. Kata tersebut apabila obyeknya selain alam semesta, seperti

manusia, jin, atau iblis dan hewan disebutkan secara eksplisit bahwa ia

diciptakan dari materi yang sudah ada. Tapi bila obyeknya alam semesta,

maka al-Qur‟an tidak menjelaskan secara rinci. Apakah tercipta dari materi

17

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

3

Page 84: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

69

yang sudah ada atau dari ketiadaan, pada dasarnya pemakaian kata ini

menunjukkan ada kehebatan ciptaan Allah yang sulit di nalar sebab-

sebabnya oleh manusia. Selain itu, kata khalq ini mengandung maksud

penciptaan fisika atau materi, bukan non fisik.18

Masa pertama menjelaskan awal pembentukan alam semesta dengan

ungkapan “apakah penciptaanmu lebih hebat ataukah langit yang telah

dibangun-Nya” (lihat Surat an-Nazi‟at: 27). Berdasarkan analisis astronomi

kosmologi, ledakan besar terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu.

Ledakan dimana dimulainya tercipta ruang dan waktu, dari kondisi

singularitas yang belum ada apa-apa, termasuk belum ada hukum-hukum

fisika. Ruang alam semesta tercipta demikian cepatnya sehingga disebut

sebagai ledakan. Penciptaan pertama kali adalah energy dan partikel foton.

Dari partikel foton terbentuk proton, netron, dan electron, serta partikel lain

yang tidak dikenal (sains menggolongkannya sebagai materi gelap). Dari

proton dan elektron terbentuk hydrogen sebagai unsur pertama pembentuk

bintang. Unsur-unsur lainnya terbentuk dari proses fusi nuklir di dalam

bintang.

Berbagai hasil pengamatan dianalisis dengan dukungan teori-teori

fisika untuk mengungkapkan asal-usul alam semesta. Teori yang kini

diyakini bukti-buktinya menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari

ledakan besar (Big Bang). Semua materi dan energi yang kini ada di alam

terkumpul dalam satu titik tak berdimensi yang berkerapatan tak berhingga.

18

Sirajuddin Zar, Menafsirkan Kosmologi al-Qur‟an, Ulumul Qur‟ān, Jakarta, No.

3, Vol. 5, 1995, h. 51

Page 85: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

70

Tetapi ini jangan dibayangkan seolah-olah titik itu berada di suatu tempat di

alam yang kita kenal sekarang ini. Yang benar, baik materi, energy, maupun

ruang yang ditempatinya seluruhnya bervolume amat kecil, hanya satu titik

tak berdimensi.

Tidak ada suatu titk pun di alam semesta yang dapat dianggap

sebagai pusat ledakan. Dengan kata lain ledakan besar alam semesta tidak

seperti ledakan bom yang meledak dari satu titik ke segenap penjuru. Hal ini

karena pada hakekatnya seluruh alam turut serta dalam ledakan itu. Lebih

tepatnya, seluruh alam semesta mengembang tiba-tiba secara serentak .

ketika itulah mulainya terbentuk materi, ruang, dan waktu.

Materi alam semesta yang pertama terbentuk adalah hydrogen yang

menjadi bahan dasar bintang dan galaksi generasi pertama. Dari reaksi fusi

nuklir di dalam bintang terbentuklah unsur-unsur berat seperti karbon,

oksigen, nitrogen, dan besi. Kandungan unsur-unsur berat dalam komposisi

materi bintang merupakan salah satu “akte” lahir bintang. Bintang-bintang

yang mengandung banyak unsur berat berarti bintang itu “generasi muda”

yang memanfaatkan materi-materi sisa ledakan bintang-bintang tua. Materi

pembentuk bumi pun diyakini berasal dari debu dan gas antar bintang yang

berasal dari ledakan bintang di masa lalu. Jadi, seisi alam ini memang

berasal dari satu kesatuan.

Alam semesta kemudian mulai terisi bintang-bintang yang

terkelompok dalam galaksi-galaksi. Perkembangan selanjutnya terbentuk

nebula, planet, dan benda-benda langit lainnya. Dalam bahasa Al-Qur‟ān

Page 86: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

71

asal usul langit dan bumi dari satu kesatuan materi dan prose situ

diungkapkan dalam Surah Al-Anbiya‟/21: 3019

sebagai berikut:

“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit

dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami

pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang

hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Al-Anbiyā‟: 30)

Ratqan adalah bentuk masdar dari lafal rataqa yang berarti

menyatukan atau menggabungkan. Ar-Ratqa artinya adalah ”perempuan

yang memiliki bibir kemaluan yang rapat.” Ayat ini menjelaskan bahwa

langit dan bumi pada awalnya merupakan sesuatu yang padu dan menyatu,

kemudian Allah pecahkan menjadi langit dan bumi. Beberapa ulama

membuat penafsiran tentang rataqa ini. Sebagian berpendapat bahwa

awalnya langit dan bumi menyatu, kemudian Allah mengangkat langit ke

atas dan membiarkan bumi seperti apa adanya. Sebagian berpendapat bahwa

awalnya langit dan bumi menyatu, kemudian Allah mengangkat langit ke

atas dan membiarkan bumi seperti apa adanya. Sebagian berpendapat bahwa

pemisahan antara keduanya melalui penciptaan angin. Sebagian berpendapat

pemisahan langit dengan hujan dan bumi dengan tumbuh-tumbuhan. Yang

19

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

22-23

Page 87: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

72

pasti, hampir semuanya sepakat bahwa langit dan bumi awalnya bersatu. Ini

sejalan dengan teori big bang (ledakan besar) yang menyatakan bahwa

dahulu sebelum ada langit dan bumi, alam ini merupakan suatu gumpalan

yang padu, kemudian meledak dan berpisah menjadi planet dan bintang-

bintang.20

Waktu dentuman diambil sebagai titik awal waktu, titik waktu nol.

Para ahli kemudian membuat keadaan awal yang mampu dibanyangkan dan

dipikirkan. Energy tertinggi partikel yang dapat kita pikirkan adalah energy

ketika gravitasi sekuat gaya lemah, gaya elektromegnetik, dan gaya kuat.

Energy ini dikenal sebagai energy Planck, besarnya 2,33 x (23 miliar

300 juta triliun triliun) GeV yang setara dengan (sepuluh juta triliun)

massa proton. Pada saat temperatur jagat raya ini (seratus juta triliun

triliun) Kelvin, gaya gravitasi memisah dari ketiga gaya lainnya. Kejadian

ini berlangsung pada 5,38 x (538 per seratus juta triliun triliun triliun)

detik setelah Dentuman Besar. Ruang-waktu terus mengalir, mengembang,

dan membesar. Sejalan dengan pengembangan ini temperature jagat raya

pun menurun. Gaya kuat yang sebelumnya bersatu dengan dua gaya lainnya,

gaya elektromagnetik dan gaya lemah, kemudian terpisah pada energy

(sepuluh ribu triliun) GeV atau temperature (seratus ribu triliun triliun)

Kelvin. Peristiwa terpisahnya gaya kuat ini terjadi pada waktu (satu

per seratus triliun triliun triliun) detik setelah The Big Bang.21

20

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 6. h. 250 21

Agus Purwanto. Nalar Ayat-ayat Semesta, Menjadikan Al-Qur‟ān Sebagai Basis

Konstruksi Ilmu Pengetahuan. Bandung: Mizan. Cet. 1. 2012. H. 221

Page 88: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

73

Dan dari penjabaran di atas dapat terlihat jelas bahwa Tafsir Ilmi

Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama RI menganut Creatio Ex

Nihilo.22

Yaitu ditandai dengan pernyataannya bahwa alam semesta ini

bermula dari dentuman besar (Big Bang) dan alam semesta ini terus

mengalami pengembangan.

2. Proses Penciptaan Alam Semesta

Allah menciptakan langit, bumi dan isinya yang merupakan bagian

dari jagat raya selama enam masa. Hal ini dijelaskan di dalam al-Qur‟ān,

dan ternyata penjelasan tentang masalah ini beragam dan terdapat dalam

berbagai ayat yang tersebar dalam beberapa surah. Ada di antara ayat itu

yang menyatakan bahwa penciptaan selama enam masa itu meliputi langit,

bumi, dan isinya. Namun, ada juga ayat yang menerangkan tentang

penciptaan langit saja yang berlangsung selama dua masa, dan penciptaan

bumi saja yang juga berlangsung selama dua masa. Kemudian dijelaskan

22

Penciptaan alam semesta ditinjau dari sudut asal-usulnya:

a. Creatio Ex Nihilo; pandangan kosmologi modern (abad ke-20), cenderung berkesimpulan

bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Hal ini dimulai dari hasil observasi Hubble pada

tahun 1929. Perkembangan tersebut diperkuat lagi dengan observasi yang dilakukan Edward

Tryon pada tahun 1973 dan Stephen W. Hawking pada tahun 1974 yang menghasilkan pandangan

bahwa alam semesta muncul dari ketiadaan. Pandangan ini juga pernah dikemukakan kalangan

theology dari Al-Asy‟ariyah yang juga berkesimpulan bahwa alam semesta dicipta dari ketiadaan,

berbeda dengan Mu‟tazilah yang menganggap alam semesta dari materi yang sudah ada.

b. Emanasi; Konsep kosmologi (penciptaan alam) kaum filosof islam dapat dicari dari

filsafat emanasi (al-Faidh). Kaum filosof berpegang pada pendapat yang diwarisi dari masa

Yunani bahwa alam adalah kadim sebagaimana didukung oleh pendapat Aristoteles (384-322 SM).

Sementara Plato (427-347 SM) dengan kurang Tuhanlah yang mengaturnya.

c. Evolusi; Pemikiran tentang asal muasal alam raya bahwa asal mula alam raya ini terdiri

dari empat unsure yaitu udara, api, air, dan tanah yang masing-masing memiliki sifat dingin,

panas, basah dan kering. Pikiran ini diungkapkan oleh Empedokles (490-430 SM). Dan Charles

Darwin (1809-1882 SM) dengan teori-evolusinya yang sangat terkenal. NN, “Studi Komparatif

Tentang Penciptaan Alam dalam Perjanjian Lama dan Al-Qur‟an.” Skripsi S1 Fakultas

Ushuludin dan Filsafat, IAIN Walisongo Semarang, 2004.

Page 89: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

74

pula bahwa penciptaan bumi dan isinya selama empat masa. Sehingga bila

disatukan, maka akan dapat disimpulkan bahwa waktu penciptaan langit,

bumi, dan isinya adalah enam masa.

Al-Qur‟ān menyebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi terjadi

selama enam masa. Informasi demikian diungkapkan sebanyak tujuh kali

dalam Kitab Suci ini. Di antara ayat yang menjelaskan hal ini adalah Surah

Yunus/10: 3, yaitu:

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi

dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur

segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali

sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu,

Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?

(Yunus: 3)

Pada permulaan ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dialah yang

menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa). Hari yang dimaksud

sebagai rentang waktu penciptaan, bukan seperti hari yang dipahami

manusia saat ini, yaitu hari sesudah terciptanya langit dan bumi. Dengan

Page 90: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

75

demikian yang dimaksud dengan hari pada ayat ini adalah masa sebelum itu.

Hari atau masa yang disebut dalam ayat ini, dalam tuntunan agama, hanya

Allah saja yang mengetahuiberapa lamanya.

Sedangkan di dalam tafsir Depag RI menafsirkan, dari surat al-

Furqān: 59, ”yaum” yang diterjemahkan sebagai “hari”, tetapi “hari” dalam

ayat ini bukanlah hari yang lamanya 24 jam, tetapi yaum diartikan sebagai

“masa”.23

Dalam surat Fushshilat: 9, yang dimaksud dengan “hari atau

masa” dalam ayat ini adalah waktu, karena hari dan malam belum ada di

saat langit dan bumi diciptakan.24

Sedang dalam surat as-Sajdah: 4, maksud

enam masa dalam ayat ini bukanlah hari (masa) yang dikenal seperti

sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum adanya langit dan bumi.25

Jadi

makna yaum adalah masa dalam bentuk waktu dan terjadi sebelum adanya

langit dan bumi. Adapun mengenai lamanya sehari menurut agama hanya

Allah yang mengetahui, sebab dalam Al-Qur‟ān sendiri ada yang

diterangkan bahwa sehari di sisi Allah sama dengan seribu tahun, dalam

firman-Nya yang disebutkan:

23

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 7. h. 41 24

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 8. h. 595 25

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 7. h. 582

Page 91: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

76

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, Padahal

Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari

disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.” (al-Hajj:

47)

Dan ada pula yang diterangkan lima puluh ribu tahun seperti dalam

firman-Nya:

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan

dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahdan un.” (al-Ma‟ārij: 4).26

Lebih sempurna dijelaskan pada tafsiran surat Al-A‟rāf: 54 yang

mengambil pendapat Marconi (2003) penjelasan keenam masa tersebut

sebagai berikut: Masa Pertama, yakni masa sejak „Dentuman Besar‟ (Big

Bang) dari Singularity, sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya

Tunggal (Superforce), ruang-waktu mulai memisah. Namun Komitmen

Ruang-Waktu yang lahir masih berujud samar-samar, dimana energi-materi

dan ruang-waktu tidak jelas bedanya. Masa Kedua, masa terbentuknya

inflasi Jagad Raya, namun Jagad Raya ini masih belum jelas bentuknya, dan

disebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos). Gaya Nuklir-Kuat memisahkan

diri dari Gaya Elektro-Lemah, serta mulai terbentuknya materi-materi

fundamental: quarks, antiquarks, dan sebagainya. Jagad Raya mulai

mengembang. Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya

ini. Gaya Nuklir-Lemah mulai terpisah dengan Gaya Elektromagnetik. Inti-

26

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 3. h. 358-359

Page 92: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

77

inti atom seperti proton, netron, dan meson tersusun dari quark-quark ini.

Masa ini dikenal sebagai masa pembentukan inti-inti atom

(Nucleosyntheses). Ruang, waktu serta materi dan energi, mulai terlihat

terpisah. Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk, namun masih

dalam keadaan bebas, belum terikat oleh inti-atom untuk membentuk atom

yang stabil. Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya

materi dan radiasi, dan Jagad Raya, terus mengembang dan mulai nampak

transparan. Masa Keenam, Jagad Raya terus mengembang, atom-atom mulai

membentuk aggregat menjadi molekul-molekul, molekul-molekul,

kemudian membentuk proto-galaksi, galaksi-galaksi, bintang-bintang, tata-

surya tata surya, dan planet-planet.27

Dan di bawah ini adalah penggabungan

dari periode yang diilustrasikan Stephen Hawking (The Universe in The

Nutshell, 2001) tentang terbentuknya Jagat Raya (bumi dan langit) yang

terdiri dari sembilan periode.

Periode I: Era Plank (t = 0 sampai dengan 10-43 detik), yaitu sejak

terjadinya Dentuman Besar (Big Bang) dari Singularity sampai waktu 10-43

detik. Absolute Unknown Era, exotic law of physics.

Periode II: Era Grand Unified Theory (10-43-35 detik). Dimulai

ketika umur jagat raya baru sekitar 10-43 detik. Pada Era ini, keseimbangan

materi dan anti-materi akan dimenangkan oleh materi.

Periode-III: Era Gaya Nuklir-Lemah (Electro-weak Era) (10-35 – 10-

10 detik). Dimulai ketika umur jagat raya 10-35 detik. Pada Era ini mulai

terbentuk materi-materi fundamental: quarks dan antiquarks.

27

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 3. h. 357-358

Page 93: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

78

Periode IV: Era Hadron-Lepton (10-10 – 1 detik). Diawali ketika jagat

raya berumur 10-10 detik. Quark mengalami aggregasi sesamanya

membentuk materi penyusun inti-atom: proton, netron, meson dan barysons.

Periode-V: Era Nucleosyntheses (1 detik – 3 menit). Dimulai ketika

jagat raya berumur 1 detik. Dimana proton, netron saling bergabung

membentuk inti-inti atom (atomic nuclei).

Periode VI: (3 menit – 300.000 tahun) dimulai ketika jagat raya

berumur 3 mennit. Pada periode ini, terbentuklah untuk pertama kalinya inti

atom yang stabil: serta terjadinya kopling materi dan radiasi.

Periode VII: (300.000 tahun-1000 juta tahun). Dimulai ketika jagat

raya berumur 300.000 tahun. Pada periode ini terjadi pemisahan materi dan

energi. Jagat raya menjadi transparan untuk radiasi kosmis.

Periode VIII: (1000 juta – 15.000 juta tahun). Dimulai ketika umur

jagat raya mencapai 1000 juta tahun. Klaster-klaster materi membentuk

quarsar, bintang-bintang, serta proto-Galaksi. Bintang-bintang mulai

mensintesis materi-materi berat.

Periode-IX: Dimulai ketika umur jagat raya mencapai 15.000 juta

tahun. Galaksi-galaksi baru mulai membentuk tata-surya tata-surya. Atom-

atom bergabung membentuk molekul-molekul kompleks, sebagai awal

kehidupan.

Dari sini Marconi menggabungkan periode-I dan II dari Hawking

sebagai Masa Pertama. Dan Periode-IV, V, dan VI sebagai Masa Ketiga.28

28

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama RI

dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya Dalam

Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H. 12-13

Page 94: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

79

Sebagaimana yang dijabarkan di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa

Markoni di dalam penjabarannya terkait periode setelah Big Bang juga

merujuk Hawking, terdapat elemen-elemen penjelasan Hawking dalam

Tafsir ‟Ilmi Kementrian Agama RI. Meskipun kemudian pendapat itu

dimodifikasi agar sesuai dengan tuntunan al-Qur‟ān, terutama terkait dengan

proses penciptaan yang dikonsepsikan sebagai 6 masa, bukan 9 periode

seperti kata Hawking. Dengan bukti ini, terlihat bahwa kedua pendapat itu

sama saja, hanya kemudian Markoni “mengislamkannya”.

Sedangkan dalam Surah an-Nāzi‟āt: 27-32 diungkapkan secara

kronologis enam masa penciptaan tersebut sebagai berikut:

1. Masa pertama: apakah penciptaan kamu yang lebih hebat

ataukah langit yang telah dibangun-Nya? (ayat 27). Ayat ini menjelaskan

tentang penciptaan alam semesta dengan peristiwa “Big Bang”, ledakan

besar sebagai awal lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi.

2. Masa kedua: Dia telah meninggikan bangunannya lalu

menyempurnakannya (ayat 28). Ayat ini menjelaskan tentang

pengembangan alam semesta, sehingga benda-benda langit makin berjauhan

yang dalam bahasa awam berarti langit makin tinggi. Lalu

menyempurnakannya, dalam arti pembentukan benda langit bukanlah proses

sekali jadi, tetapi proses evolutif (perubahan bertahap) dari awan antar

bintang, menjadi bintang, lalu nanti akhirnya mati dan digantikan generasi

bintang-bintang baru.

3. Masa ketiga: dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan

menjadikan siangnya (terang benderang) (ayat 29). Ayat ini bercerita khusus

Page 95: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

80

tentang tata surya yang juga berlaku pada bintang-bintang lain. Masa ini

adalah masa penciptaan matahari yang bersinar dan bumi (serta planet-

planet lainnya) yang berotasi sehingga ada fenomena malam dan siang.

Adanya matahari sebagai sumber cahaya, bumi berotasi menjadikan malam

dan siang.

4. Masa keempat: Dan setelah itu bumi Dia hamparkan (ayat 30).

Ayat ini menjelaskan proses evolusi di planet bumi. Setelah bulan terbentuk

dari lontaran sebagai kulit bumi karena tumbukan benda langit lainnya,

lempeng benua besar (Pangea) kemudian “dihamparkan” yang menjadikan

benua-benua mulai terpisah membentuk 5 benua plus Antariksa.

5. Masa kelima: Darinya Dia pancarkan mata air, dan

(ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya (ayat 31). Ayat ini menjelaskan awal

penciptaan kehidupan di bumi (mungkin juga di planet lain yang disiapkan

untuk kehidupan) dengan menyediakan air.

6. Masa keenam: Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan

teguh. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu

(ayat 32 dan 33). Ayat ini menjelaskan lahirnya gunung-gunung akibat

evolusi geologi dan mulai diciptakannya hewan dan kemudian manusia.29

Mengenai surat an-Nāzi‟āt: 27-33 Bucaille berpendapat. Ada dua hal

yang dibicarakan: kelompok kejadian-kejadian samawi, dan kelompok

kejadian-kejadian di bumi yang diterangkan dengan waktu. Menyebutkan

hal-hal tersebut mengandung arti bahwa bumi harus sudah ada ketika

29

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI DENGAN Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

20-21

Page 96: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

81

sebelum digelar dan bahwa bumi itu sudah ada ketika Tuhan membentuk

langit. Dapat kita simpulkan bahwa evolusi langit dan bumi terjadi pada

waktu yang sama, dengan kait mengait antara fenomena-fenomena. Oleh

karena itu tak perlu member arti khusus mengenai disebutkannya bumi

sebelum langit atau langit sebelum bumi dalam penciptaan alam. Tempat

kata-kata tidak menunjukkan urutan penciptaan, jika memang tak ada

penentuan dalam hal ini pada ayat-ayat lain.30

Penciptaan langit dan bumi dalam enam masa ini juga

disebutkan dalam beberapa ayat lain, seperti yang terdapat pada surah

Hud/11: 7, sebagai berikut:

“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan

adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji

siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata

(kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan

sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak

lain hanyalah sihir yang nyata". (Hūd: 7)

30

Maurice Bucaille. Bibel, Qur‟ān dan Sains Modern. Terj. H. M. Rasjidi. (Jakarta: Bulan

Bintang, 2001) H.165

Page 97: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

82

Bila diperhatikan, ungkapan penciptaan langit dan bumi dalam enam

masa pada ayat ini, dikaitkan dengan informasi bahwa „Arsy Allah berada di

atas air. Artinya, air ternyata sudah ada ketika langit dan bumi diciptakan.

Dengan kata lain, air telah ada pada saat awal penciptaan. Keterangan ini

merupakan isyarat bahwa air adalah unsur pokok dalam penciptaan makhluk

hidup. Karena dalam kenyataannya, semua makhluk hidup memang

memerlukan air. Selanjutnya diterangkan pula bahwa tujuan dari semua

penjelasan itu adalah untuk menguji siapa di antara manusia yang lebih baik

perbuatannya.31

Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Dia adalah Pemilik dan

Pengatur seluruh alam dan isinya. Hal ini merupakan ungkapan yang logis.

Pencipta sesuatu adalah pemilik dan pengaturnya, dan ini pula yang hendak

ditegaskan Allah tentang masalah yang terkait dengan alam semesta ini.

Selain itu, penegasan ini juga untuk menunjukkan bahwa Dialah yang

Mahakuasa. Karena itu, hanya Dia yang berhak disembah oleh semua

makhluk di alam ini.

Ketika Rasulullah SAW ditanya tentang „Arsy, beliau mengatakan:

Bersabda Rasulullah, “Dahulu, Allah telah ada, dan belum ada

sesuatupun sebelum-Nya dan adalah „Arsy-Nya di atas air, kemudian Dia

menciptakan langit dan bumi, dan menulis segala sesuatu di Lauh Mahfūz.”

(Riwayat al-Bukhari dalam Kitab at-Tauhid).32

31

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

5 32

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 4. h. 252

Page 98: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

83

Namun Ahmad Baiquni berpendapat bahwa makna “ma‟” tidak

sesederhana memaknainya dengan air, namun “ma‟” bermakna fluida,

dengan alasan berangkat dari makna “‟Arsy”. “‟Arsy” tak akan ditafsirkan

sebagai singgasana, untuk menghindarkan gambaran yang bukan-bukan,

melainkan dapat kita beri pengertian yang lebih luas yaitu: Kerajaan atau

Pemerintahan; sebab, singgasana adalah lambang kekuasaan dan

pemerintahan. Seorang raja yang turun tahta dalam realitas melepaskan

seluruh kekuasaannya. Suhu dan kerapatan materi dan radiasi yang sangat

tinggi yang ada waktu itu, memungkinkan mereka saling berinteraksi , dan

berubah yang satu menjadi yang lain, dan bersifat sebagai zat alir yang

sangat panas; para fisikawan menamakannya “sop kosmos”. Dalam kondisi

seperti tersebut di atas tidaklah mungkin kata “ma‟” diartikan sebagai air;

lebih tepat bila ia dipahami sebagai “suatu bentuk fluida” saja, zat alir yang

amat panas. Jadi, bila dikatakan bahwa Tahta-Nya tegak di atas “ma‟”, maka

pernyataan itu mengandung makna bahwa Pemerintahan-Nya ditegakkan

pada seluruh isi alam yang pada waktu itu masih berbentuk fluida; zat alir.

Semua peraturan yang ditetapkan-Nya, yang mengatur sifat dan kelakuan

alam semesta, seawal itu telah diberlakukan terhadap apa yang dinamakan

“sop kosmos”; bentuk alam semesta pada suhu yang amat tinggi sekali. 33

Ayat yang membicarakan pula tentang air yaitu pada surat al-Anbiya‟:

30

33

Prof. Achfmad Baiqunu, Msc. Phd. Al-Qur‟ān dan Ilmu Pengetahuan Kealaman.

(Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997) h. 231-232.

Page 99: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

84

“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya

langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian

Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu

yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Al-Anbiyā‟:

30)

Bumi sebelum menjadi tempat hidupnya berbagai makhluk hidup

adalah sebuah satelit yaitu benda angkasa yang mengitari matahari. Satelit

bumi yang semula panas sekali ini karena berputar terus menerus maka lama

kelamaan menjadi dingin dan berembun. Embun yang lama menjadi

gumpalan air. Inilah yang menjadi sumber kehidupan makhluk.

Menurut para ilmuan sains dan teknologi, ada tiga pendapat yang

terkait dengan kehidupan yang dimulai dari air, yaitu: Pertama, kehidupan

dimulai dari air, dalam hal ini laut. Teori modern tentang asal mula

kehidupan belum secara mantap disetujui sampai sekitar dua atau tiga abad

yang lalu. Sebelum itu, teori yang mengemuka mengenai asal mula

kehidupan adalah suatu konsep yang diberi nama “generasi spontan”. Dalam

konsep ini disetujui bahwa makhluk hidup ada dengan spontan ada dari

ketidakadaan. Teori ini kemudian ditentang oleh beberapa ahli di sekitar

tahun 1850-an, antara lain oleh Louis Pasteur. Dimulai dengan penelitian

Page 100: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

85

yang dilakukan oleh Huxley dan sampai penelitian masa kini, teori lain

ditawarkan sebagai alternatif.

Teori ini percaya bahwa kehidupan muncul dari rantai reaksi kimia

yang panjang dan kompleks. Rantai kimia ini dipercaya dimulai dari dalam

air laut, karena kondisi atmosfer saat itu belum berkembang menjadi

kawasan yang dapat dihuni makhluk hidup karena radiasi ultraviolet yang

terlalu kuat. Diperkirakan, kehidupan bergerak menuju daratan pada 425

juta tahun yang lalu saat lapisan ozon mulai ada untuk melindungi

permukaan bumi dari radiasi ultraviolet.

Kedua, peran air bagi kehidupan dapat juga diekspresikan dalam

bentuk bahwa semua benda hidup, terutama kelompok hewan, berasal dari

cairan sperma. Diindikasikan bahwa keanekaragaman binatang “datangnya”

dari air tertentu (sperma) yang khusus dan menghasilkan yang sesuai

dengan ciri masing-masing binatang yang dicontohkan.

Ketiga, pengertian ketiga adalah bahwa air merupakan bagian yang

penting agar makhluk dapat hidup. Pada kenyataannya, memang sebagian

besar bagian tubuh makhluk hidup terdiri dari air. Misalnya saja pada

manusia, 70% bagian berat tubuhnya terdiri dari air. Manusia tidak dapat

bertahan lama apabila 20% saja dari sediaan air yang ada di tubuhnya

hilang. Manusia dapat bertahan hidup selama 60 hari tanpa makan, akan

tetapi mereka akan segera mati dalm waktu 3-10 hari tanpa minum. Juga

diketahui bahwa air merupakan bahan pokok dalam pembentukan darah,

Page 101: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

86

cairan limpa, kencing, air mata, cairan susu dan semua organ lain yang ada

di dalam tubuh manusia.34

Menurut terminology sains, makna air merupakan; kumpulan unsure

kimiawi berupa oksigen (O) dan hydrogen (H). Unsure pertama yaitu

oksigen dibutuhkan oleh umat manusia dan makhluk hidup lainnya, sedang

hydrogen (H) dapat memunculkan atau mengakibatkan terjadinya ledakan

besar.35

Dalam surat Hud: 7 makna al-ma‟ yang lebih tepat diartikan dengan

zat alir atau sop kosmos karena pembicaraannya dikaitkan dengan fase

penciptaan alam semesta. Sedangkan dalam surat al-Anbiya‟: 30

pembicaraan tentang al-ma‟ titik tekannya pada sangat sentralnya ia

diperlukan oleh kehidupan. Ini berarti al-ma‟ yang dimaksud oleh surat al-

Anbiya‟: 30 adalah yang terdiri dari atom oksigen dan atom-atom hitrogen.

Karenanya al-ma‟ di sini berbeda dengan al-ma‟ dalam surat Hud: 7, lebih

tepat diartikan dengan air. Hal ini sesuai dengan isyarat ayat yang

menghubungkan pembicaraan al-ma‟ dengan telah sempurnanya proses

penciptaan alam semesta.36

Dalam surah al-Hadid/57: 4 disebutkan bahwa penciptaan langit dan

bumi dalam enam masa ini dikaitkan dengan pengetahuan Allah tentang hal-

hal lain. Ayat itu adalah sebagai berikut:

34

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 6. h. 251-252 35

Rosadisastra, Andi. Metode Tafsir Ayat-ayat Sains dan Sosial. Jakarta: Amzah. 2007. H.

205 36

Sirajuddin Zar. Konsep Penciptaan Alam dalam Pemikiran Islam, Sains dan Al-Qur‟ān.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1994. H. 128-129

Page 102: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

87

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa:

kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk

ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari

langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan Dia bersama kamu di mama saja

kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-

Hadid: 4)

Keterangan yang ditambahkan setelah pernyataan penciptaan langit

dan bumi dalam enam masa adalah bahwa Allah mengetahui apa yang

masuk dan keluar dari bumi serta apa yang turun dan naik ke langit. Selain

itu, Allah juga mengetahui secara rinci apa yang diperbuat manusia.

Penjelasan ini untuk menegaskan bahwa sebagai Pencipta, Allah

mengetahui segala apa yang terjadi pada ciptaan-Nya. Tidak satupun

peristiwa yang luput dari pengetahuan-Nya.37

Dalam surah al-Furqon/25: 59 disebutkan bahwa penciptaan langit dan

bumi dalam enam masa ini dikaitkan dengan penjelasan tentang sifat Allah.

Perhatikan bunyi ayat berikut:

37

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

5

Page 103: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

88

“Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara

keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy,

(Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang Allah) kepada

yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” (Furqaan: 59)

Ayat ini mengaitkan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa

dengan salah satu sifat Allah, yaitu Maha Pengasih. Ungkapan ini

menjelaskan bahwa Allah Sang Pencipta sangat kasih kepada semua

makhluk yang telah diciptakan-Nya. Penciptaan itu sendiri telah

menunjukkan bahwa Dia memang Mahakasih. Selanjutnya, Dia pula yang

akan selalu memiliki, menjaga, dan memelihara semua ciptaan-Nya.38

Penciptaan langit dan bumi dalam enam masa juga dikaitkan dengan

sifat Allah yang lain, yaitu pelindung dan penolong. Perhatikan Surah as-

Sajadah/32: 4 berikut ini:

38

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama RI

dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya Dalam

Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H. 6

Page 104: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

89

“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di

antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas

'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun

dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak

memperhatikan?” ('as-Sajdah: 4)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa setelah menciptakan semua yang ada,

maka Allah juga yang akan selalu melindungi dan menolong para makhluk.

Inilah bentuk kasih saying Allah kepada makhluknya. Dia tidak akan

meninggalkan ciptaan-Nya dalam satu kesulitan. Karena itu, bila ada

makhluk yang mengalami kekurangan atau hal lain, Dia menganjurkan

untuk meminta atau memohon kepada-Nya, dan Dia pasti akan

mengabulkan (lihat juga surah Gafir/40: 60 dan Surah al-Baqarah/2: 186).39

Dalam ayat lain, penciptaan langit dan bumi dalam enam masa juga

dikaitkan dengan sifat Allah yang tidak pernah letih, meski telah mencipta

sedemikian banyak makhluk. Hal ini disebutkan dalam surah Qaf/50: 38

berikut:

39

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

6

Page 105: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

90

“Dan Sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada

antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa

keletihan.” (Qaf: 38)

Ayat ini menginformasikan bagaimana keperkasaan Allah yang tidak

pernah ditimpa keletihan atau kelelahan. Walaupun telah melakukan

kegiatan yang sangat hebat, yaitu mencipta tujuh langit, bumi, dan segala

isinya, namun Dia tetap perkasa. Inilah salah satu hal yang membedakan

Allah dari manusia yang selalu merasa letih atau lelah setelah bekerja berat.

Penting untuk diperhatikan, meski yang disebut dalam ayat-ayat di

atas hanya langit dan bumi, tetapi yang dimaksud adalah semua yang ada di

ala mini. Sebab, yang dimaksud dengan langit adalah semua hal yang ada di

atas, dan yang dimaksud dengan bumi adalah semua hal yang di bawah.

Dalam kaitan ini, termasuk pula seluruh makhluk yang ada di antara

keduanya. Makna demikian sebagaimana dijelaskan dalam Surah al-

Furqan/25: 59.40

Pada beberapa surat yang disebutkan di atas terdapat penyebutan

kata khalaqa dan khalaqna. Menjadi pertanyaan, mengapa al-Qur‟an

menggunakan bentuk plural yaitu kami untuk Allah.

Perlu diketahui bahwa diantara uslub (metode) bahasa Arab adalah

bahwa seseorang dapat menyatakan tentang dirinya dengan kata ganti

'nahnu' (kami) untuk menunjukkan penghormatan. Atau dia menyebut

40

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

6-7

Page 106: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

91

dirinya dengan dhamir (kata ganti) 'أنا' (saya) atau dengan kata ganti ketiga

seperti هو' (dia). Ketiga metode ini terdapat dalam Al-Qurān dan Allah

Ta'ala menyampaikan kepada bangsa Arab apa yang dipahami dalam bahasa

mereka.41

Allah SWT terkadang menyebutkan dirinya dengan sighah mufrad (sendiri)

secara nampak atau mudhmar (tersembunyi). Tekadang dengan shigah

jama‟. Seperti firman-Nya. Dan tidak pernah menyebutkan nana-Nya

dengan shighoh tatsniyah (bentuk dua). Karena shigoh jama‟ mengandung

pengagungan yang layak bagi-Nya. Terkadang menunjukkan makna nama-

nama-Nya. Sementara sighah tatsniyah (bentuk dua) menunjukkan bilangan

tertentu. Dan Dia tersucikan dari itu.42

Lafaz ( إنا ) dan ( نحن ) atau selainnya termasuk bentuk jamak, tapi

dapat diucapkan untuk menunjukkan seseorang yang mewakili

kelompoknya, atau dapat pula disampikan mewakili seseorang yang agung.

Sebagaimana dilakukan oleh sebagian raja apabila mereka mengeluarkan

keputusan atau ketetapan, maka dia berkata, "Kami tetapkan…" atau

semacamnya, padahal dia yang menetapkan itu hanyalah satu orang. Akan

tetapi diungkapkan demikian untuk menunjukkan keagungan. Maka yang

paling berhak diagungkan oleh setiap orang adalah Allah Azza wa Jalla.

Maka jika Allah mengatakan dalam Kitab-Nya, ( إنا ), sesungguhnya Kami,

atau ( نحن ), kami, itu adalah bentuk pengagungan, bukan menunjukkan

bilangan.

41

Fatawa Lajnah Daimah, 4/143. 42

Ibnu Taymiyah. „Al-Aqidah At-Tadmuriyah. hal. 75.

Page 107: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

92

Bermakna juga kata “Kami” bahwa dalam mengerjakan tindakan

tersebut, melibatkan unsur-unsur makhluk (selain diri-Nya sendiri). Dalam

kasus nuzulnya al-Qur‟ān, makhluk-makhluk yang terlibat dalam

pewahyuan dan pelestarian keasliannya adalah sejumlah malaikat, terutama

Jibril; kedua Nabi sendiri; ketiga para pencatat/penulis wahyu; keempat,

para huffadz (penghafal) dll.43

Dan yang terakhir bias juga bermakna bahwa yat yang menggunakan

kata Kami biasanya menceritakan sebuah peristiwabesar yang berada di luar

kemampuan jangkauan nalar manusia, seperti penciptaan Adam, penciptaan

bumi, dan langit. Di sini, selain peristiwa itu sendiri yang bernilai besar,

Allah sendiri ingin menokohkan/member kesan “Kemahaan-Nya” kepada

manusia, agar manusia dapat menerima/mengimani segala sesuatu yang

berada di luar jangkauan nalar/rasio manusia.44

Setelah mengetahui makna yaum dan hakikat enam masa, muncul

pertanyaan, apakah langit, bumi dan segala isinya diciptakan secara

bersamaan atau terpisah? Hasil telaah dan penelitian menyimpulkan bahwa

proses penciptaan langit dan bumi terjadi secara terpisah. Enam masa

terbagi menjadi tiga tahapan, seperti yang diterangkan dalm surat Fussilat:

43

http://bin99.wordpress.com/about/penggunaan-kata-kami-dalam-al-quran/. Diakses pada

tanggal 12 Mei 2014. 44

http://bin99.wordpress.com/about/penggunaan-kata-kami-dalam-al-quran/. Diakses pada

tanggal 12 Mei 2014.

Page 108: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

93

9-12. Langit dua masa, bumi dua masa, dan segala isi bumi dua masa.45

Yaitu sebagai berikut:

a. Penciptaan Tujuh Langit dalam Dua Masa

Uraian di atas menjelaskan bahwa enam masa itu meliputi

penciptaan langit, bumi dan isinya. Pertanyaannya, apakah langit, bumi

dan segala isinya diciptakan secara bersamaan atau terpisah? Hasil telaah

dan penelitian menyimpulkan bahwa proses penciptaan langit dan bumi

terjadi secara terpisah. Berikut penjelasan dari masing-masing

penciptaan.

Penciptaan tujuh langit itu terjadi dalam dua masa. Allah

memberikan informasi yang demikian, sebagaimana yang disebutkan

dalam surah Fussilat/41: 12, yaitu:

“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia

mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit

yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami

memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang

Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.” (Fusshilat: 12)

45

Ringkasnya secara urut sebagai berikut: penciptaan bumi 2 hari, penciptaan isi bumi dan

makanan penduduknya 2 hari (dari dua proses tersebut di atas: penciptaan bumi 2 hari dan

penciptaan isinya 2 hari, maka total proses penciptaan bumi + isinya adalah 4 hari) penciptaan

langit 2 hari sehingga, 2+2+2 = 6.

Page 109: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

94

Ayat ini menerangkan bahwa Allah menyempurnakan kejadian

langit dan menjadikannya tujuh lapis dalam dua masa. Masa yang

dimaksud, sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, adalah dua periode

yang rentang waktunya sangat panjang. Pada awalnya, Allah

menciptakan langit pertama, dan kemudian disempurnakan menjadi tujuh

lagit yang berlapis-lapis. Dalam surah al-Baqarah/2: 29 disebutkan:

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk

kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya

tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (AL-Baqarah:

29).

Setiap langit memiliki fungsi dan keadaan yang berbeda. Masing-

masing langit mempunyai kegunaan yang berbeda untuk kepentingan

makhluk yang ada di bawahnya, misalnya: langit yang berfungsi

memperkuat gaya tarik planet-planet sehingga benda-benda tetap

bergerak pada orbitnya, tidak oleng, atau menyimpang yang mungkin

bisa menyebabkan tabrakan antara satu dengan lainnya.

Langit yang terdekat dengan bumi, dihiasi dengan bintang-bintang

yang gemerlapan. Ada bintang yang bercahaya sendiri, dan ada pula yang

hanya memantulkan cahaya sinar matahari atau bintang lainnya. Karena

itu, cahayanya terlihat berbeda antara bintang yang satu dengan lainnya.

Dan ketidaksamaan cahaya ini menimbulkan keindahan yang tiada

taranya.

Page 110: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

95

Semua ini merupakan ciptaan Allah Yang Maha kuasa, dan tunduk

pada ketetapan-Nya. Tidak ada satupun yang menyimpang dari ketentuan

yang telah digariskan. Inilah kekuasaan Dia Yang Mahakuasa.46

b. Penciptaan Bumi dalam Dua Masa

Penciptaan bumi sebagaimana penciptaan langit, terjadi dalam dua

masa pula. Allah mengisyaratkan hal ini dalam surah Fussilat/41: 9

sebagai berikut:

“Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang

menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu

bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".

(Fussilat: 9)

Ayat ini memberikan informasi tentang penciptaan bumi dalam dua

periode. Sebagian ahli tafsir berpendapat, maksud penciptaan bumi pada

ayat ini adalah menciptakan wujudnya dalam dua masa. Disimpulkan

demikian, karena pada waktu diciptakan langit dan bumi, hari atau siang

dan malam seperti yang diketahui sekarang belum ada. Sedang menurut

pandangan ilmiah, maksudnya adalah pembentukan bumi dalam dua

46

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

7-8

Page 111: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

96

masa. Ini berarti bahwa pembentukan bumi dari awal sampai pada

keadaannya seperti sekarang mengalami proses dalam dua periode.

Hari atau periode pertama dari masa penciptaan bumi, adalah

rentang waktu sekitar miliaran tahun yang lalu, adalah rentang waktu

sekitar miliaran tahun yang lalu, yaitu ketika yang ada hanya awan debu

dan gas yang mengapung di angkasa yang mulai mengecil. Materi pada

pusat awan itu mengumpul menjadi matahari. Sedang sisa gas dan

debunya memipih berbentuk cakram di sekitar matahari. Kemudian butir-

butir debu dalam awan itu saling melekat dan membentuk planetisimal

yang kemudian saling bertabrakan membentuk planet. Di antara planet-

planet itu adalah bumi.

Hari atau periode kedua diawali ketika proses pemanasan akibat

peluruhan radioaktif menyebabkan proto bumi meleleh, dan bahan-bahan

yang berat seperti besi tenggelam ke perut bumi, sedang yang ringan

seperti air dan karbondioksida beralih keluar. Planet bumi kemudian

mendingin. Kemudian sekitar 2,5 miliar tahun, bumi mulai terlihat

seperti yang kita temukan saat ini.47

Makna pembentukan bumi dalam waktu dua hari, dapat

ditafsirkan secara ilmiah bahwa pembentukan bumi ini terjadi pada dua

periode atau dua masa. Hari pertama adalah masa ketiga sekitar 4,6

miliar yang lampau, awan debu dan gas yang mengapung di ruang

angkasa mulai mengecil. Materi pada pusat awan itu mengumpul menjadi

47

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

9

Page 112: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

97

matahari dan sisa gas dan debunya memipih berbentuk cakram di sekitar

matahari. Kemudian butir-butir debu dalam awan itu saling melekat dan

membentuk planetisimal yang kemudian saling bertabrakan membentuk

planet, di antaranya adalah bumi. Hari kedua diawali ketika proses

pemanasan akibat peluruhan radioaktif menyebabkan proto bumi

meleleh, dan bahan-bahan yang berat seperti besi tenggelam ke pusat

bumi sedangkan yang ringan seperti air dan karbondioksida beralih ke

luar. Planet bumi kemudian mendingin dan sekitar 2,5 miliar tahun yang

lampau bumi terlihat seperti apa yang kita lihat sekarang ini.48

c. Penciptaan Isi Bumi dalam Dua Masa

Setelah Allah menciptakan langit dalam dua masa, dan bumi dalam

dua masa pula, selanjutnya diciptakan makhluk-makhluk lain yang akan

mengisi bumi dan langit atau ruang yang terdapat di atas bumi. Proses ini

merupakan penyempurnaan dari ciptaan-Nya. Tujuannya, memperindah

bumi ini dengan gunung-gunung, beragam tumbuhan, dan hal-hal yang

diperlukan bagi kehidupan manusia serta makhluk lain. Dalam surah

Fussilat/41: 10, dijelaskan sebagai berikut:

“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di

atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar

makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu

sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.”(Fussilat: 10)

48

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 8. h. 596

Page 113: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

98

Allah menciptakan bumi dan gunung-gunung yang ada dalam dua

masa. Tujuannya, memperlihatkan keindahan penciptaan dan hukum

yang berlaku pada bumi. Dengan adanya gunung-gunung, permukaan

bumi menjadi indah, tidak monoton, dan tidak membosankan.

Keberadaan gunung menjadi sebagian bumi dataran tinggi, sedang

lainnya sebagai lembah dan dataran rendah. Kesemuanya membentuk

keharmonisan hamparan bumi ciptaan Allah.

Allah juga melingkupi bumi seisinya dengan keberkahan bagi

makhluk-Nya, termasuk manusia. Bumi diisi dengan segala keperluan

makhluk, dari makanan yang berupa tumbuhan dan hewan, udara untuk

bernafas, lautan yang luas dengan segala isinya, barang tambang yang

terpendam di perut bumi, dan lain sebagainya.

Penciptaan bumi dengan segala isinya ini terjadi dalam empat masa.

Jika pada ayat sebelumnya (lihat Fussilat/41: 9) dijelaskan bahwa bumi

diciptakan dalam dua masa, maka bisa dipahami bahwa penciptaan isi

bumi terjadi dalam dua masa pula. Dengan demikian, empat masa dalam

ayat ini merupakan rentang waktu penciptaan bumi dan semua yang ada

padanya, baik yang ada di atas permukaan, maupun yang ada di dalam

perutnya.49

Allah menerangkan bahwa Dia menciptakan bumi dan gunung-

gunung yang ada padanya dalam dua masa dan menciptakan keperluan-

keperluan, makanan, dan sebagainya dalam dua masa pula. Semuanya

49

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama

RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir Ilmi, Penciptaan Jagat Raya

Dalam Perspektif Al-Qur‟ān dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010. H.

10-11

Page 114: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

99

dilakukan dalam empat masa. Dalam waktu empat masa itu, terciptalah

semuanya dan dasar-dasar dari segala sesuatu yang ada di ala mini,

sesuai dengan masa dan keadaan dalam perkembangan selanjutnya.

Tafsiran ilmiah empat hari, bisa jadi tercermin empat masa dalam

kurun waktu geologi yakni: Proterozoikum, dimana kehidupan masih

sangat tidak jelas; Paleozoikum di mana kehidupan mulai jelas yang

ditandai antara lain oleh amfibi, reptile, ikan-ikan besar, dan tumbuhan

paku; Mesozoikum, kehidupan pertengahan yang ditandai dengan

berlimpahnya vegetasi dan binatang laut, antara lain hewan laut, komodo,

pohon daun lebar; dan Kenozoikum, kehidupan baru, dimana ditandai

oleh banyaknya kehidupan di zaman Kenozoikum yang punah. Pada

masa Kenozoikum ditandai oleh munculnya gajah, dan pepohonan

semakin berkembang dan paling penting adalah kemunculan manusia.50

Menurut teori ilmu pengetahuan, ayat di atas (Fussilat: 11)

menggambarkan mengenai permulaan alam semesta. ilmu kosmologi

modern, baik dari pengamatan maupun teori, secara jelas

mengindikasikan bahwa pada suatu saat, seluruh alam semesta terdiri

hanya dari awan dari “asap” yang terdiri atas komposisi gas yang padat

dan sangat panas. Kumpulan ini terdiri atas sejumlah besar kekuatan

atom yang saling berkaitan dan berada di bawah tekanan yang sangat

kuat. Jari-jari kumpulan yang berbentuk bola ini diperkirakan sekitar 5

juta kilometer. Cairan atom pertamanya berupa ledakan dahsyat (yang

biasa disebut Big Bang), dan mengakibatkan terbentuk dan terpencarnya

50

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 8. h. 597

Page 115: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

100

berbagai benda langit. Hal ini sudah menjadi prinsip yang teruji dan

menjadi dasar dalam kosmologi modern. Karena bumi dan langit di

atasnya (matahari, bulan, bintang, planet, galaksi, dan sebagainya)

terbentuk dari “asap” yang sama, maka para pakar menyimpulkan bahwa

bumi dan isi langit seluruhnya adalah satu kesatuan sebelumnya. Dari

material “asap” yang sama ini, kemudian mereka terpisah satu sama lain.

Seolah-olah Allah menerangkan bahwa bumi lebih dahulu diciptakan dari

langit dengan segala isinya, termasuk di dalamnya matahari, bulan, dan

bintang-bintang. Ayat yang lain menerangkan bahwa Allah menciptakan

langit lebih dahulu dari menciptakan bumi. Oleh karena itu, ada sebagian

mufassir yang mencoba mengompromikan kedua ayat ini. Menurut

mereka, dalam perencanaan, Allah lebih dahulu merencanakan bumi

dengan segala isinya. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, Allah

menciptakan langit dengan segala isinya lebih dahulu, kemudian sesudah

itu baru menciptakan bumi dengan segala isinya.51

Kemudian Allah

menyempurnakan kejadian langit itu dengan menjadikan tujuh langit

dalam dua masa yang dijelaskan dalam surat Fussilat: 12.

Dari pembahasan di atas, dimulai dengan asal mula alam semesta

dibuktikan dalam makna lafal khalaqa, kun fa yakūn, pemisahan langit

dan bumi, meluasnya alam semesta sampai pada proses penciptaannya.

Semua tidak bertentangan dengan sains yang berkembang di Barat,

malah saling melengkapi. Namun yang perlu diperhatikan untuk melihat

perbandingan antara dua konsep ini, yaitu usaha Hawking untuk

menemukan teori segalanya adalah berangkat dari partikel yang sangat

51

Kementrian Agama RI.Al-Qur‟ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan). (Jakarta:

Kementrian Agama RI. 2012) Jilid 8. h. 598

Page 116: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

101

kecil yang dikenal dengan quark. Dalam al-Qur‟ān telah disebutkan

tentang konsep atom dan konsep bahwa ada yang lebih kecil dari atom

seperti disebutkan dalam al-Qur‟ān surat an-Nisā‟: 40.

“Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar

zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan

melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang

besar.” (an-Nisā‟: 40)

“Kamu tidak berada dalam suatu Keadaan dan tidak membaca suatu

ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan,

melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya.

tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom)

di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula)

yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang

nyata (Lauh Mahfuzh).” (Yunus: 61)

Page 117: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

102

Terdapat beberapa jenis quark, dan sedikitnya ada enam flavor,

yang disebut up, down, stange, charmed, bottom, dan top. Setiap flavor

terdiri dari tiga warna, yakni merah, hijau dan biru. Perlu ditekankan

bahwa istilah-istilah seperti flavor dan khususnya warna hanya

merupakan label atau pengenal saja. Quark jauh lebih kecil dari panjang

gelombang cahaya tampak sehingga tidak akan memiliki warna dalam

keadaan yang sebenarnya. Proton dan netron terdiri dari tiga quark

dengan warna yang berbeda. Proton tersusun atas dua quark up dan satu

quark down, sedangkan netron tersusun dari dua quark down dan satu

quark up.

Kalau ternyata proton dan netron dapat dibagi menjadi partikel-

partikel yang lebih elementer, maka partikel elementer apakah yang

merupakan penyusun dasar semua benda di semesta? Oleh karenanya

pencarian partikel elementer ini akan terus berlangsung.52

Dan usaha

pencarian itupun sampai pada teori-Mnya Hawking yang sudah di bahas

di bab sebelumnya.

C. Peran Tuhan dalam Penciptaan Alam Semesta

Stephen Hawking termasuk salah satu ilmuwan yang percaya bahwa

jagat raya ini diciptakan dari suatu ketiadaan, yang ditandai dengan suatu

peristiwa yang menakjubkan yang disebut sebagai Big Bang. Ia adalah

seorang saintis yang paling kontemporer yang bisa disejajarkan dengan nama-

52

Agus Mulyono dan Ahmad Abtokhi. Fisika dan Al-Qur‟ān. (Malang: UIN Malang Press,

2006) h. 110

Page 118: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

103

nama seperti Einstein maupun Newton, dalam tulisannya A Brief History of

Time (1988) memberikan kesaksian mengenai hal itu.53

Hawking juga percaya

dengan temuan terkini tentang pemuaiaan jagat raya yang dikemukakan oleh

Hubble, yang sekaligus menggugurkan pandangan tentang jagat raya statis

(Steady State Theory).

Secara logis, pertanyaan apakah waktu semesta ini memang ada titik

awalnya tidaklah relevan dengan pertanyaan apakah semesta diciptakan, atau

ada tanpa pencipta. Pertanyaan tetap sama, entah waktu memang punya titik

awal atau waktu selalu ada. Pertanyaannya adalah, apa yang dapat

menjelaskan keberadaan ruang dan waktu, atau tidak ada penjelasan sama

sekali?

Stephen Hawking, tidak biasanya, agak naif ketika dia mengatakan,

“Sejauh semesta ada titik awalnya, kita dapat mengira ada penciptanya.

Namun, seandainya semesta benar-benar sepenuhnya mencukupi pada dirinya

sendiri, tidak memiliki batas atau titik ujung, semesta tidak memiliki baik titik

awal maupun akhir: semesta hanya sekedar ada. Kalau begitu di mana tempat

bagi Sang Pencipta?” Dia menyajikan gambaran tentang semesta tanpa ruang

bagi Tuhan, yang telah didepak ke luar dari alam semesta oleh hukum-hukum

alam universal. Hawking kemudian menyarankan bahwa mungkin Tuhan

memiliki pijakan kaki terakhir pada realitas: mungkin Dia dibutuhkan untuk

memulai seluruh proses itu. Namun, kata Hawking, jika alam semesta tidak

53

Berdasarkan Hawking, A Brief History of Time. From Big Bang to Black Holes, London,

Bantam Press, 1988, h. 50. Dalam keseluruhan tulisan yang menjadi best-seller itu Hawking

dengan sangat meyakinkan menguraikan adanya awal dan akhir dari alam semesta, tetapi di sini

Hawking tidak membahas implikasi filosofis dan metafisis realitas dalam sains tersebut, yaitu

mengenai kemungkinan penciptaan dan eksistensi Allah. Agaknya dia secara ketat ingin tetap

berdiri dalam posisinya sebagai seorang saintis.

Page 119: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

104

memiliki titik awal, Tuhan sudah diusir dari tempat persembunyian-Nya yang

terakhir, dan karena itu gagasan tentang Tuhan mubazir.54

Hawking mengambil posisi agnostik dalam masalah agama. Ia telah

menggunakan kata “Tuhan” (secara metaforis) untuk menggambarkan poin

dalam buku-buku dan pidatonya. Mantan istrinya, Jane, menyatakan saat

proses perceraian bahwa Hawking adalah seorang ateis. Hawking menyatakan

bahwa ia “tidak religius secara akal sehat” dan ia percaya bahwa “alam

semesta diatur oleh hukum ilmu pengetahuan. Hukum tersebut mungkin

dibuat oleh Tuhan, tetapi Tuhan tidak melakukan intervensi untuk melanggar

hukum.” Hawking membandingkan agama dan ilmu pengetahuan pada tahun

2010, menyatakan: “Terdapat perbedaan mendasar antara agama, yang

berdasarkan pada kewenangan, [dan] ilmu pengetahuan, yang berdasarkan

pada observasi dan alasan. Ilmu pengetahuan akan menang karena memang

bekerja.”55

Bermula dari serangan terhadap teori Big Bang, yaitu adanya

singularitas. Dimana hukum fisika runtuh pada saat dentuman besar. Maka

Hawking menerapkan teori Kuantum, untuk menjawab awal semesta.

Sehingga muncul teorinya yang sangat fenomenal, yaitu Teori-M adalah teori

gravitasi supersimetris yang paling umum dan merupakan satu-satunya

kandidat teori alam semesta yang lengkap. Teori yang dipercaya menjadi

model alam semesta yang menciptakan dirinya sendiri, walaupun belum

dibuktikan.

54

Keith Ward. Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu. Terj. Larasmoyo. (Bandung: Mizan, 2002)

h. 40 55

http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking. Diakses pada tanggal 16 Mei 2013

Page 120: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

105

Namun, pernyataan Keith Ward terkait pada teori kuantum, yaitu

bahwa ia tidak bermaksud menggantungkan realitas kebebasan pada

ketidakpastian kuantum. Apa yang disyaratkan kebebasan adalah,

sederhananya, bahwa tidak seluruh peristiwa fisik ditentukan secara memadai

sebelumnya. Ada alasan-alasan lain selain ketidakpastian kuantum. Misalnya,

karena banyak hukum fisika berlaku lebih sebagai batas-batas kendala

ketimbang hukum-hukum yang secara memadai menentukan segalanya. Bisa

juga karena tidak seluruh peristiwa fisik terjadi seturut proses-proses yang

dapat diukur dan keteraturan universal, seperti yang digambarkan secara ideal

dalam hukum-hukum fisika. Ada alasan yang baik bagi keberadaan

ketidakpastian kuantum sehingga ketidak pastian itu tidak bertentangan

dengan postulat ilmiah bahwa ada penjelasan mengapa segalanya ada seperti

adanya sekarang.

Argumen ini menunjukan bahwa tidak ada alasan, misalnya, mengapa

atom radium tertentu meluruh pada waktu tertentu, bukan pada waktu yang

lain, itulah salah satu artikel ketidakpastian. Walau begitu, suatu penjelasan

dapat diberikan mengapa ada proses-proses yang tak tentu, dan dibatasi oleh

suatu himpunan probabilitas yang jelas dan tertentu. Ada alasan mengapa

sesuatu itu seperti itu, walau ini tidak berarti ada alasan bagi setiap peristiwa

tertentu. Itulah hakikat semesta yang penuh dengan kemungkinan, semesta

yang tampaknya kita diami. Ini sama sekali berbeda dengan semesta yang

sepenuhnya acak, atau semesta tempat tidak ada alasan sama sekali.56

Sains

didasarkan pada postulat bahwa seseorang harus senantiasa mencari alasan

56

Keith Ward. Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu. Terj. Larasmoyo. (Bandung: Mizan, 2002)

h. 47

Page 121: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

106

mengapa segala hal ada sebagaimana adanya. Seandainya, suatu waktu,

sesuatu begitu saja terjadi tanpa alasan sama sekali, termasuk alasan-alasan

probabilistik, sains akan mencapai titik akhirnya.57

Kaum theis akan

berkebaratan pada penegasan bahwa segala sesuatu dapat dipahami oleh

pikiran manusia. Realitas, seorang theis dapat mengatakan, secara intrinsik

dapat dipahami, namun hanya dapat dipahami secara utuh oleh akal yang

maha sempurna dari Tuhan. Boleh jadi pemahaman total atas segala sesuatu

terlalu berlebihan bagi otak manusia yang kecil.58

Sains modern berawal dari pemahaman bahwa seseorang dapat

melakukan abstraksi dari rangkaian elemen-elemen partikular yang unik ini,

dan mengonstruksikan rumusan umum yang mencerminkan relasi antara

kelompok elemen-elemen yang dialami. Misalnya, rumus matematika

sederhana, seperti E=m (energi setara dengan massa dikalikan kuadrat

kecepatan cahaya) dapat menampilkan relasi abstrak yang berlaku bagi

seluruh kasus yang tercakup dalam simbol E dan m (yakni, segala hal yang

memiliki energi dan massa). Abstraksi seperti itu sangat penting bagi

pemahaman manusia, dan telah membuka pemahaman atas proses-proses

alamiah secara menakjubkan. Namun jangan lupa, itu hanyalah abstraksi.

Artinya itu hanya benar sejauh seseorang dapat membedakan dan memisahkan

secara persis elemen-elemen khusus dalam pengalaman, dan menemukan

relasi-relasi umum di antara elemen-elemen itu.

57

Keith Ward. Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu. Terj. Larasmoyo. (Bandung: Mizan, 2002)

h. 49 58

Keith Ward. Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu. Terj. Larasmoyo. (Bandung: Mizan, 2002)

h. 53

Page 122: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

107

Tugas ilmiah pertama adalah memisahkan elemen-elemen itu hingga

dapat dikuantifikasi dan dihubung-hubungkan, dalam fisika Newton, elemen-

elemennya adalah massa, posisi, dan waktu. Alam sangat baik pada kita,

karena mengandung elemen-elemen yang saling terhubung dalam relasi-relasi

konstan dan secara matematis dapat dikuantifikasikan. Ini memampukan kita

mencapai kemampuan prediksi dan kontrol atas proses-proses fisik. Ketika

seseorang menegaskan relasi-relasi seperti itu, misalnya dalam persamaan

fundamental fisika, ia sesungguhnya sedang mengabstraksikan elemen-elemen

tertentu, demi tujuan tertentu pula (misalnya, “melihat bagaimana cara kerja

sesuatu, lalu bagaimana memanipulasinya”). Khususnya dalam konstruksi

matematika canggih seperti teori medan kuantum, memang mungkin untuk

mengonstruksikan skema-skema matematis yang benar-benar abstrak, yang

memiliki nilai prediksi tinggi bagi situasi eksperimental yang sangat khusus

dan dikontrol ketat. Namun, seorang filosof dan matematikawan, A. N.

Whitehead menunjukkan, bahwa hal ini gampang tergelincir ke dalam apa

yang disebutnya fallacy of misplaced concreteness.59

Ini ironi terbesar sains

modern, yang bermula dari upaya untuk menjelaskan dan memahami dunia

konkret yang kaya dan partikular seperti yang dialami manusia, namun

berakhir dengan melihat dunia fenomenal itu sebagai ilusi. Realitas-

sebenarnya lalu menjadi dunia entitas-entitas abstrak.60

59

Fallacy of misplaced concreteness, maksudnya yaitu seseorang dapat begitu terkesan

dengan keanggunan matematis dan kemampuan prediksi konstruksinya sehingga ia memandang

bahwa hal itu sebagai realitas yang sesungguhnya, sementara gejala-gejala pengalaman yang

darinya konstruksi tersebut dibangun dipandang sebagai sekedar ilusi subjektif. 60

Keith Ward. Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu. Terj. Larasmoyo. (Bandung: Mizan, 2002)

h. 54-55

Page 123: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

108

Pada model Hartle/Hawking, ruang-waktu klasik menjadi ranah

semesta tempat banyak tiga-ruang dapat dengan halus disatukan, yakni kondisi

fungsi “Y” maksimal. Ada banyak ranah tempat waktu yang kita kenal tidak

ada. Namun, apakah ini berarti, seperti diklaim Hawking, “Semesta akan

sepenuhnya berisi dirinya sendiri dan tidak dipengaruhi oleh apapun di

luarnya. Semesta tidak akan pernah diciptakan atau dihancurkan?” jelas tidak.

Pertanyaannya tetap sama: apa yang menyebabkan himpunan kompleks tiga-

ruang dan seluruh interelasinya ini, tempat ruang-waktu yang ada sekarang

hanya menjadi bagiannya? Hanya karena Hawking mengasumsikan bahwa

“penciptaan” berarti “titik awal waktu” yang menyebabkan dia mengatakan

bahwa semesta tidak diciptakan. Hanya karena dia tidak bertanya mengapa

hukum-hukum kuantum ada sebagaimana adanya sekarang, hingga dia dapat

mengatakan bahwa semesta tidak dipengaruhi oleh apa pun di luar

parameternya. Kita sama sekali tidak mungkin membayangkan berapa banyak

dan masing-masing berbeda, himpunan hukum-hukum kuantum yang

mungkin ada selain yang kita kenal sekarang. Dan bahkan dengan himpunan

hukum-hukum kuantum yang telah kita kenal, eksistensi aktual ruang-waktu

ini tampaknya mewujud bukan secara pasti, cepat atau lambat, tetapi tetap

suatu kemungkinan. Eksistensi fisik semesta ini, sekalipun menurut teori

gravitasi kuantum seperti yang diajukan Hawking yang masih hangat

diperdebatkan, terjadi entah karena kebetulan yang luar biasa atau pilihan dari

kemungkinan struktur-struktur matematis yang sangat persis. Keniscayaan

kuasimatematis tidak dapat pada dirinya sendiri melahirkan semesta yang

aktual. Hipotesis kebetulan membawa orang kembali pada hipotesis pertama

Page 124: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

109

tentang asal-muasal semesta yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sekali

lagi, argumen yang ada sesungguhnya lebih menunjukkan pada pilihan yang

cerdas ketimbang keniscayaan buta, pada keberadaan akal yang merancang

semesta ketimbang realitas kuasimatematis yang entah bagaimana membentuk

tubuh fisiknya. Hipotesis keniscayaan, sekali lagi, perlu ditambah dengan

hipotesis teistik, tentang keberadaan wujud yang niscaya, Tuhan, yang dengan

bebas menciptakan semesta bagi tujuan tertentu.61

Abstraksi merupakan kemampuan menakjubkan dari pikiran manusia,

yang telah melahirkan bahasa dan sains modern. Namun, hal ini perlu

diseimbangkan dengan perhatian pada partikularitas dan kekonkretan yang

didorong oleh seni dan, yang paling baik, oleh agama. Jika tidak, abstraksi

dapat menjadi penghalang dalam pencarian kebenaran utuh segala hal, dan

dalam arti itu membatasi pikiran manusia.

Keterbatasan manusia yang sangat penting adalah bahwa intelek

bekerja secara diskursif. Maksudnya, intelek tidak dapat menangkap hal-hal

dalam satu pengalaman yang melingkupi segalanya. Intelek harus

mempertimbangkan satu demi satu, membuat kaitan dengan menarik

kesimpulan dan ekstrapolasi, serta bergerak secara teratur dari satu unsur ke

unsur lainnya. Suatu intelek yang komprehensif, seperti milik Tuhan, mampu

memahami segala hal dalam satu tindakan intuitif, non diskursif. Tuhan tidak

perlu menarik kesimpulan atau membuat ekstrapolasi, karena Dia mengetahui

segalanya dalam partikularitas penuhnya melalui pemahaman langsung.

Pengetahuan seperti itu tidak mungkin bagi manusia. Jadi, inilah aspek lain

61

Keith Ward. Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu. Terj. Larasmoyo. (Bandung: Mizan, 2002)

h. 73-74

Page 125: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

110

ketika pikiran manusia tidak akan pernah mampu memahami segalanya secara

utuh, dalam seluruh kepenuhannya, seperti yang sesungguhnya.

Akhirnya tampak jelas bahwa mungkin ada banyak semesta, artinya

ruang-waktu terbatas, dan bentuk-bentuk eksistensi selain yang ada dalam

ruang-waktu ini. Jika Tuhan tidak terbatas, dapat ditebak ada banyak hal yang

harus dipahami sebelum segalanya dapat dimengerti. Tak mungkin ada cara

ketika kita dapat memperoleh pengetahuan tentang semesta lain (karena, per

definisi, semesta lain itu tidak memiliki kaitan spesial maupun temporal

dengan kita, yang berarti menutup segala bentuk pengetahuan), dan tidak

mungkin ada cara ketika pikiran manusia yang terbatas mampu melingkupi

sekelompok data yang tak terbatas (kecuali, kalau dapat diketahui bahwa itu

merupakan pengulangan tak terbatas dari kelas data yang terbatas, yang

memang tidak mungkin). Jadi, tampaknya setelah semua pertimbangan itu,

jika segala hal mau dipahami, hanya Tuhan yang mampu memahaminya.62

Apabila penemu listrik telah berusaha agar seluruh dunia mengenal

dirinya, nama, riwayat hidup, dan kisah penemuannya, apakah pencipta

matahari lalai sehingga tidak memberitahukan kepada kita bahwa Dia-lah

penciptanya? Dan apakah ada kekuatan lain (di luar manusia) yang

menciptakannya, tidak logiskah apabila Dia mengumumkan tentang jati

dirinya? Kenyataannya sampai sekarang tidak ada seorangpun (makhluk) yang

mengaku sebagai pencipta langit, bumi, dan manusia, kecuali Allah Swt.

Berikut ini firman Allah Swt dengan nada menentang:

62

Keith Ward. Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu. Terj. Larasmoyo. (Bandung: Mizan, 2002)

h. 60-61

Page 126: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

111

“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu

perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-

kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu

menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah

mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang

menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah.” (Al-Hajj: 73)

Tantangan Allah ini akan terus dan tetap berlaku sampai hari kiamat.

Meskipun pakar-pakar ilmiah seluruh dunia berkumpul dan bekerjasama,

mereka tidak akan mampu untuk menciptakan seekor lalatpun. Manusia telah

sampai ke bulan, Mars, dan beberapa waktu kemudian mungkin jauh

melampauinya; akan tetapi mereka tetap tidak akan mampu untuk

menciptakan seekor lalat. Firman Allah Swt:

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang

menciptakan (diri mereka sendiri)?” (Ath-Thūr: 35).

Apabila segala sesuatu dalam ala mini ciptaan Allah Swt, maka secara

otomatis hokum dan peraturan alam yang berlaku juga ketetapan Allah,

Page 127: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

112

kecuali yang Allah berikan kuasa kepada manusia untuk dapat dilakukan

pilihan.63

Al-Qur‟ān mengajak manusia untuk menyaksikan eksistensi Tuhan

melalui ciptaan-Nya, menyingkap tabir kegaiban-Nya melalui perhatian

mendalam akan realitas konkret yang terhampar luas di langit dan di bumi.

Inilah apa yang seharusnya dilakukan oleh ilmu pengetahuan, yakni

melakukan observasi untuk kemudian menarik dan menemukan hukum-

hukum alam yang diperoleh dari hasil observasi dan eksperimen. Dengan kata

lain, ilmu pengetahuan dapat menggapai Sang Pencipta melalui observasi

yang teliti dan tepat tentang hukum-hukum yang mengatur fenomena alam itu.

Dan dalam hal ini, Al-Qur‟ān menunjukkan adanya Realitas Intelektual Yang

Agung, yakni Allah Swt. Lewat penelitian yang cermat dan mendalam akan

semua ciptaan-Nya.64

Semua proses penciptaan alam semesta ini sepenuhnya berada dalam

kendali dan perintah Sang Khalik yang telah memberikannya sebuah bentuk

yang sempurna. Hukum-hukum dan fenomenanya menunjukan keteraturan

dan presisi yang meliputi baik ruang angkasa yang sedemikian luas maupun

partikel-partikel renik dalam alam semesta. Semuanya diatur sedemikian tepat,

cermat dan mengikuti sebuah susunan dan pola yang sama. Sungguh, Allah-

lah yang menciptakan alam semesta ini dengan berjuta-juta galaksi yang

terdiri atas bintang-bintang dan planet-planet yang tunduk pada aturan yang

telah ditetapkan-Nya untuk mereka secara sempurna. Kestabilan dan

63

Prof. Dr. M. Mutawalli Asy-Sya‟rawi. Bukti-bukti Adanya Allah. (Jakarta: Gema Insani

Press, 1993) h. 21 64

Afzalur Rahman, Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Qur‟ān: Rujukan Terlengkap Isyarat-

isyarat Ilmiah dalam Al-Qur‟ān. (Bandung: Mizan, 2007) hlm. 21-22

Page 128: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

113

kesempurnaan ini, menurut al-Qur‟ān, merupakan refleksi dari sifat-sifat Allah

seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali

tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak

seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang

tidak seimbang? kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu

akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan

penglihatanmu itupun dalam Keadaan payah”. (Al-Mulk: 3-4).

Tidak sebatas menciptakan, namun Allah SWT jugalah yang

memeliharanya, lihat firman-Nya:

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.”

(Az-Zumar: 62)

Dari uraian di atas, dapat terlihat bagaimana kebenaran sains ternyata

tidak tunggal, mutlak dan abadi. Kebenaran-kebenaran dalam sains ternyata

terus berdialektis. Jika semua ini dilihat dalam perspektif historis maka

tampak bahwa sejarah sains ternyata tidak statis, melainkan sangat dinamis.

Dan yang tidak pernah sepi dalam sains adalah kandungan dan muatan

Page 129: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

114

problematika filosofis yang ada di dalamnya. Maka ternyata sains merupakan

sumber pikiran filosofis. Sains memang tidak membuktikan eksistensi Allah

lewat metodologinya, namun sains dengan jelas mengorientasikan penegasan

akan Allah. Perkembangan sains juga telah membantu kita untuk

menempatkan Kitab Suci sebagai wahyu dalam proporsinya. Kitab suci tidak

berpretensi menjadi “buku pintar” yang hendak menjawab segala persoalan

yang ada di dunia ini. Kitab suci bukan sumber jawaban atas berbagai

persoalan ilmu alam, sejarah, dan lingkungan masa sekarang. Kesadaran juga

semakin tumbuh bahwa unsur wahyu Ilahi tentang Allah dan kehendak Allah

mengenai manusia dalam Kitab Suci merupakan rimba mahalebat yang tidak

akan dapat diketahui secara tuntas oleh manusia itu sendiri. Kemajuan sains

memberikan arti positif dalam eksegese dengan mempertajam interpretasi

Kitab Suci dalam tingkat signifikasi religius.65

65

Greg Soetomo. Sains dan Problem Ketuhanan. (Yogyakarta: Kanisius, 1995) h. 131-132

Page 130: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

115

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah penulis sampaikan pada bab-bab terdahulu maka

penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil observasi para Ilmuwan kealaman menunjukan bahwa alam semesta

diciptakan dari ketiadaan (creation ex nihilo), tidak ada ruang dan waktu,

tidak ada energy dan materi. Karena goncangan kevakuman melahirkan

singularitas yang kemudian meledak dalam ledakan yang sangat dahsyat

yang disebut Big Bang. Singularitas, dimana hukum fisika runtuh pada

saat dentuman besar. Maka diterapkanlah teori Kuantum, untuk menjawab

awal semesta. Bermula dengan usaha menggabungkan empat partikel

pembawa gaya (gravitasi, elektromagnetik, gaya nuklir lemah dan gaya

nuklir kuat). Maka dihasilkan berturut-turut dimulai dari, teori

elektrodinamika kuantum (quantum electrodynamics, QED),

kromodinamika kuantum (quantum chromodynamics, QCD), teori terpadu

agung (grand unified theory, GUT), teori dawai (string theory), hingga

ditemukan Teori-M merupakan teori gravitasi supersimetris yang paling

umum dan merupakan satu-satunya kandidat teori alam semesta yang

lengkap. Teori yang dipercaya menjadi model alam semesta yang

menciptakan dirinya sendiri, walaupun belum dibuktikan. Maka Stephen

Hawking dengan teori-Mnya ini, menganggap bermulanya alam semesta

Page 131: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

116

dari ketiadaan, yang menciptakan dirinya sendiri tanpa menghadirkan

Tuhan.

2. Al-Qur‟ān menjelaskan proses penciptaan alam semesta dengan

menjelaskan bahwa Allah menciptakan sesuatu yang padu, kemudian

memisahkannya dan terjadilah ruang alam (al-sama’) dan materi (al-ārdh)

beserta alam-alam lainnya, yang kemudian memuai. Al-Qur‟ān secara

eksplisit membagi proses penciptaan alam semesta dengan enam tahapan

atau periode: dua periode penciptaan bumi, dua periode penciptaan isi

bumi dan dua periode penciptaan langit. Al-Qur‟ān juga menyebutkan

dalam penciptaan alam dilengkapi dengan hukum-hukumnya (sunnatullāh)

yang tidak mengalami perubahan dan penyimpangan. Dan Tafsir Ilmi

Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama RI menganut teori kreasi,

bahwa Allah Swt yang telah menciptakan semua kejadian di alam semesta

ini.

3. Perbandingan antara teori-M Stephen Hawking dan Tafsir Ilmi Penciptaan

Jagat Raya Kementrian Agama RI, sama-sama penganut creation exnihilo

yaitu menciptakan tanpa menggunakan sesuatu, menciptakan dari yang

tidak ada. Dibuktikan dengan sama-sama mendukung teori Big Bang,

yaitu bermulanya alam semesta ini dari ledakan yang sangat besar. Namun

berbeda dalam hal siapa pencipta alam semesta, jika Tafsir Ilmi meyakini

bahwa Allah SWT lah yang menciptakan alam semesta, sedangkan

Hawking menganggap alam semesta menciptakan dirinya sendiri karna

adanya hukum Fisika yang bekerja, yaitu dengan teori-Mnya yang

dipercaya sebagai satu-satunya kandidat teori alam semesta yang lengkap.

Page 132: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

117

Jika dilihat dari pembahasan dalam skripsi ini, konsep penciptaan alam

semesta yang dihasilkan oleh sains tidak bertentangan dengan apa yang

disebutkan dalam al-Qur‟ān. Perlu digaris bawahi perbedaan antara siapa

pencipta alam semesta dengan bermulanya alam semesta dan proses

penciptaannya. Jika melihat siapa pencipta alam semesta pasti terdapat

perbedaan, namun jika melihat bermulanya alam semesta dan proses

penciptaannya terdapat kesesuaian antara informasi Tuhan dan penjelasan

yang diberikan para ilmuwan melalui telaah dan penelitiannya.

Keberhasilan sains tersebut tidak terlepas dari adanya hukum alam ciptaan

Allah tanpa mengalami perubahan dan penyimpangan yang disebutkan

dalam al-Qur‟ān. Keniscayaan hukum alam yang disebut al-Qur‟ān dengan

sunnatullah, dapat diketahui sains dengan menelitinya secara berulang-

ulang.

B. SARAN

Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah penulis uraikan di depan, maka

penulis mengemukakan beberapa saran:

1. Mengkaji sains dari sudut pandang islam, bukan berarti „memaksa‟ untuk

mendapatkan hasil bahwa apa yang ditemukan sains ternyata telah

dinyatakan dalam Al-Qur‟ān jauh sebelum sains dapat mengungkapnya.

Agama dan Ilmu Pengetahuan (sains) saling melengkapi. Peran masing-

masing tidak dapat digantikan yang lain. Maka untuk bias memahami

agama kita perlu sains, begitu juga sebaliknya.

Page 133: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

118

2. Al-Qur‟ān adalah sumber ilmu pengetahuan, melalui al-Qur‟ān, Allah

telah menerangkan banyak hal, meskipun hanya secara garis besar.

Berangkat dari situ, manusia diharapkan dapat mengkaji lebih terperinci

dengan menggunakan akal fikiran yang telah dimilikinya, dengan harapan

dapat menambah tingkat keimanan, tidak lantas menjadi bangga dan lupa

diri. Karena sikap yang demikian akan dapat mengantarkan kita kepada

kemusyrikan, yang tidak lagi mengakui bahwa Allah Kuasa Atas Segala

Sesuatu.

3. Rumus-rumus dalam fisika klasik tidak akan dapat mendiskripsikan atau

menjelaskan fenomena yang ada dalam fisika modern. Lebih jelasnya

kalau ada fenomena yang objeknya sangat-sangat kecil, maka dengan

menggunakan rumus-rumus yang ada dalam lingkup fisika modern masih

memungkinkan untuk mendiskripsikan dan atau menjelaskan fenomena

yang objeknya ada dalam fisika klasik. Jadi tidak cukup kita hanya belajar

fisika klasik tapi sangat perlu juga mempelajari fisika modern untuk lebih

dapat memahami fenomena alam, serta sebagai sikap untuk lebih membuat

bijaksana.

Page 134: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

119

DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, Achmad Baiqunu. Al-Qur’ān dan Ilmu Pengetahuan Kealaman.

Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa. 1997.

Bucaille, Maurice. Bibel, Qur’ān dan Sains Modern. Terj. H. M. Rasjidi. Jakarta:

Bulan Bintang. 2001.

Ferguson, Kitty. Stephen Hawking; Pencarian Teori Segala Sesuatu, Jakarta:

Pustaka Utama Graifiti. 1995.

Hambali, Slamet. 2012. Pengantar Ilmu Falak, Menyimak Proses Pembentukan

Alam Semesta. Banyuwangi: Bismilah Publisher.

Harwood, Michael. the Universe and Dr. Hawking, dalam Kitty Ferguson, Op.

Cit.

Hawking, Stephen dan Mlodinow, Leonard. The Grand Design, terj. Zia Ansor.

Jakarta: Gramedia Pustaka. 2010.

, Lubang Hitam dan Jagat Bayi, dan Esai-esai lain. Jakarta:

Gramedia. 1995.

, A Brief History of Time. Terj. Zia Anshor. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. 2013.

Hoodbhoy, Pervez Hoodbhoy. Islam dan Sains; Pertarungan Menegakkan

Rasionalitas, terj. Islam and Science Religion Orthodoxy and the Battle for

Rationality, oleh Luqman. Bandung: Pustaka. 1997.

Kaufirman J, William, Universe, thirh edition, New York: Freemen and

Company. 1991.

Kementrian Agama RI. Al-Qur’ān dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan).

Jakarta: Kementrian Agama RI. 2012.

Kurniati, Fitri. “Studi Analisis Pandangan Stephen Hawking tentang Berawalnya

Semesta dalam Tinjauan Islam.” 2005, Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, UIN

Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 2005.

Kusminarto. Esensi Fisika Modern. Yogyakarta: CV. Andi Offset. 2011.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian

Agama RI DENGAN Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tafsir

Page 135: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

120

Ilmi, Penciptaan Jagat Raya Dalam Perspektif Al-Qur’ān dan Sains.

Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟ān. 2010.

Muhammad, Ahsin Sakho. Jurnal Studi Al-Qur’ān. Volume 1, No. 3. 2006

Mulyono, Agus. Abtokhi, Ahmad. Fisika dan Al-Qur’an. Malang: UIN Malang

Press. 2006.

Purwanto, Agus. DSc. Fisika Kuantum. Jogjakarta: Gava Media. 2006.

Rahman, Afzalur, Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Qur’ān: Rujukan Terlengkap

Isyarat-isyarat Ilmiah dalam Al-Qur’ān. Bandung: Mizan. 2007.

Riswanto, Sistem-sistem Metafisika Barat Dari Aristoteles Sampai Derrida,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998.

Rosadisastra, Andi. Metode Tafsir Ayat-ayat Sains dan Sosial. Jakarta: Amzah.

2007.

Soetomo, Greg. Sains dan Problem Ketuhanan. Yogyakarta: Kanisius. 1995.

Stratheren, Paul Stratheren. Stephen Hawking dan Lubang Hitam, Surabaya: Ikon

Teralitera. 2004.

Asy-Sya‟rawi, Prof. Dr. M. Mutawalli. Bukti-bukti Adanya Allah. Jakarta: Gema

Insani Press. 1993.

Shohib, Muhammad, (DKK.). Profil Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia.

Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. 2013.

Taymiyah, Ibnu. ‘Al-Aqidah At-Tadmuriyah.

Ward, Keith. Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu; Argumen Bagi Keterciptaan

Alam Semesta. Terj: God, Chance, and Necessity, oleh: Larasmoyo.

Bandung: Mizan. 2002.

Yahya, Harun. Keajaiban Pada Atom, Bandung: Dzikra. 2003.

Al-Zanjani, Abu Abdillah. Tarikh Al-Qur’ān. terj. Oleh: Marzuki Anwar.

Bandung: Mizan. 1986.

Zar, Sirajuddin. Konsep Penciptaan Alam dalam Pemikiran Islam, Sains, dan

Alqur’an. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994.

Zarate, Oscar dan J.P McEvoy. Mengenal Hawking For Beginners. Terj. Ahmad

Baiquni. Bandung: Mizan. 1999.

Zarkasy, Dr. Hamid Fahmi. Membangun Peradaban Dengan Ilmu. Jakarta: Kalam

Indonesia. 2010.

Page 136: KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi …...KONSEP PENCIPTAAN ALAM SEMESTA (Studi Komparatif Antara Teori-M Stephen Hawking dengan Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya, Kementrian Agama

121

, Menguak Nilai Dibalik Hermeneutika. Jurnal

ISLAMIA, thn 1 No. 1/Muharram 125.

http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking,

http://erlanggaad.blogspot.com/2011/03/teori-stephen-hawking-tuhan-

bukanlah.html.

http://www.biography.com/people/stephen-hawking-9331710.

http://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_latar_belakang_gelombang_mikro_kosmis,

http://en.wikipedia.org/wiki/Cmbr

http://en.wikipedia.org/wiki/Bell_Labs.

http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hawking.

http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrodinamika_kuantum.

http://www.fisikanet.lipi.go.id,

http://visitfisika.wordpress.com/2008/02/25/teori-segalanya-part-1-teori-dawai.

http://kurniafisika.wordpress.com/2009/08/20/apakah-elektrodinamika-itu-dan-

bagaimana-letaknya-dalam-fisika.

http://bin99.wordpress.com/about/penggunaan-kata-kami-dalam-al-quran.