PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI...

120
PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI KOMPARATIF TAFSIR AL- MANĀR DAN AL-JAWĀHIR AL-TAFSĪR AL- QUR’ĀN AL-KARĪM) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh: Hadi Asrori NIM: 11140340000094 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN &TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Transcript of PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI...

Page 1: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM

MASA (STUDI KOMPARATIF TAFSIR AL-

MANĀR DAN AL-JAWĀHIR FĪ AL-TAFSĪR AL-

QUR’ĀN AL-KARĪM)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Hadi Asrori

NIM: 11140340000094

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN &TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam
Page 3: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam
Page 4: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam
Page 5: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

v

ABSTRAK

HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam Enam Masa,

“Studi Komparatif Tafsīr al-Manār dan al-Jawāhir fī al-Tafsīr al-

Qur’ān al-Karīm.”

Skripsi ini membahas penafsiran tentang penciptaan alam dalam

enam masa dengan membandingkan penafsiran Muhamamd Rasyīd Riḍā

dan Ṭanṭāwi Jauharī dalam kitab tafsir mereka masing-masing. Topik ini

menarik untuk dibahas karena lafaẓ sittati ayyām masih membutuhkan

penjelasan lebih, terutama dari beragam kitab tafsir yang memiliki metode

dan corak penafsiran yang berbeda, seperti tafsir al-Manār dan Tafsir

Jawāhir yang muncul sebagai respon sarjana Muslim terhadap munculnya

diskursus modern yang mengiringi pesatnya kemajuan dalam bentuk

temuan-temuan mutakhir di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara

umum, terutama perkembanagan sains menyangkut proses penciptaan

alam semesta yang juga disinggung di dalam al-Qur’an.

Dalam menjawab pertanyaan tentang bagaimana perbandingan

penafsiran antara kedua kitab tafsir tersebut, penulis menggunakan metode

library research dengan mengumpulkan data-data terkait untuk membantu

menyelsaikan penelitian ini. Sumber data primer dalam penelitian ini

adalah penafsiran ayat al-Qur’an yang ditulis oleh Rasyīd Riḍā yang

berjudul al-Manār dan Ṭanṭāwi Jauharī yang berjudul al-Jawāhir fī al-

Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm. Sedangkan sumber data sekunder, peniliti

mengambil buku-buku dan jurnal terkait dengan tema judul pembahasan

yaitu proses penciptaan yang dituliskan oleh intlektual muslim maupun

intlektual barat.

Setelah melakukan kajian analisis terhadap penafsiran kedua tokoh

ini ditemukanlah kesimpulan sebagai hasil penelitian bahwa perbedaan

pandangan mengenai lafaẓ sittati ayyām merupakan permasalahan yang

terjadi dikarenakan Rasyīd Riḍā dalam menafsirkan lafaẓ sittati ayyām

dalam proses penciptaan merujuk kepada QS. al-Haj: 47 dan QS. al-

Fussilat: 9-12, bahwa satu hari dalam proses penciptaan itu setara dengan

seribu tahun, dan pada hari pertama adalah penciptaan bumi. Sedangkan

menurut Ṭanṭāwi Jauharī satu hari itu merupakan satu kali perputaran

bumi (revolusi bumi) dan penciptaan pertama itu berupa matahari.

Perbedaan ini didasari pada sumber penafsirannya, yang mana Rasyīd

Riḍā bersumber dengan al-Qur’an atau bil ma’ṡur, sedangkan Ṭanṭāwi

Jauharī lebih kepada ijtihadnya (rasional) atau bi al-Ra’yi.

Kata Kunci: Tafsir Ilmiah (saintifik) al-Quran, Teori Penciptaan

Semesta.

Page 6: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

vi

KATA PENGANTAR

Bismillāhirrahmānirrahīm

Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam yang telah

memberikan kenikmatan jasmani maupun rohani, serta Rahmat dan

hidayah-Nya, dan kemudahan serta kesabaran dalam menghadapi berbagai

rintangan dan kesulitan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

kuliah ini (Skripsi) berkat pertolongan-Nya. Sholawat beserta salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi kita, yaitu Nabi

agung Muhammad Saw, dengan satu harapan semoga kita semua sebagai

umat muslim mendapatkan syafa’at al-‘uẓma di yaumil qiyamah nanti.

Terlebih dahulu saya sembahkan bakti do’a dan rasa terima kasih

kepada kedua orang tua saya, ibu dan bapak saya, yang mana dalam setiap

sujud mereka selalu mendo’akan kesuksesan anak-anaknya. Mereka yang

telah bersabar dalam mengasuh dan mendidik, memberikan kasih sayang,

dan tentunya selalu ikhlas mendoʻakan setiap langkah anak-anaknya demi

tercapai cita-cita yang mulia. Mereka juga yang selalu memotivasi saya

untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Semoga Allah senantiasa mengampuni dan memaafkan segala khilaf dan

salahnya dan menempatkan mereka derajat kedudukan yang paling tinggi.

`Amȋn.

Selanjutnya saya sampaikan rasa terima kasih saya yang setinggi-

tingginya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, M.A. selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

vii

3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’n

dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan bapak Fahrizal Mahdi, Lc.

MIRKH. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu al-Qur’n dan Tafsîr. Serta

seluruh dosen dan staf akademik fakultas Ushuluddin, khususnya

jurusan ilmu al-Qur’n dan tafsîr yang telah membagikan waktu,

tenaga dan ilmu pengetahuan juga pengalaman yang berharga kepada

penulis.

4. Bapak Anwar Syarifuddin, M.Ag.selaku dosen pembimbing penulis

yang telah memberikan arahan, saran dan dukungan kepada penulis,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Mohon maaf yang sebesar-

besarnya jika selama proses bimbingan penulis banyak merepotkan.

Semoga bapak senantiasa diberikan kesehatan, dan kelancaran dalam

segala urusan. Amȋn.

5. Kedua Kakak ku tersayang Lina Rofidah, SE dan Arfiyana, S.Kom

serta kedua kakak iparku M. Ghufran Sakhazuro S.Pd dan M. Fadhlu

Ar-Rabbani yang selalu memberikan arahan dan semangat kepada

punulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Semoga

Allah Swt senantiasa memberikan kesehatan jasmani dan rohani,

panjang umur serta diberkahkan rezekinya dan selalu dalam

lindungan Allah Swt. Amin.

6. Nur Hafidoh, yang telah setia menemani penulis dalam proses

penyelesaian skrisi ini. Hadirmu sungguh memberi semangat penulis

dan melupakan segala lelah yang dilalui dalam menyelesaikan skripsi

ini. Terimakasih atas segala waktuya. Semoga Allah mempermudah

urusan kita. Amin.

7. Sahabat Dayu Aqrominas S.Ag, yang telah banyak memberikan

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

kemudian Sahabat M. NurCholidin yang telah meminjamkan

Page 8: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

viii

laptopnya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas

akhir ini. Terimakasih banyak sahabat, semoga Allah membalas

kebaikanmu berlipat ganda. Amin.

8. Teman-teman seperjuangan jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

angkatan 2014, khususnya teman-teman setongkrongan (Aldi, Buaya,

Irfan (benjol), Alwi (Boim), Qbel, Ubed, Khubab). Terima kasih atas

kerja sama selama ini semoga kita semua dilancarkan oleh Allah

dalam segala urusan. `Amȋn.

9. Serta masih banyak lagi pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam

proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Semoga Allah Swt. membalas semua kebaikan yang telah diberikan,

dan semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

khususnya dan umumnya bagi para pembaca agar selalu berpegang pada

ajaran-ajaran Rasulullh Saw. `Amȋn.

Jakarta, 22 Januari 2020

Hadi Asrori

Page 9: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ......................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

TRANSLITERASI ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................ 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 9

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10

F. Metodologi Penelitian ....................................................................... 13

1. Jenis Penelitian ............................................................................ 13

2. Sumber Data ................................................................................ 15

3. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 15

4. Langkah Penelitian ...................................................................... 15

5. Metode Penulisan ........................................................................ 16

G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 16

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROSES PENCIPTAAN

ALAM DALAM ENAM MASA

A. Pengertian Alam Semesta .................................................................. 18

B. Teori Penciptaan Alam ...................................................................... 21

1. Menurut Ahli Astronomi ............................................................. 21

Page 10: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

x

2. Menurut Filsafat Islam ................................................................ 25

C. Term Penciptaan dalam al-Qur’ān .................................................... 27

1. Kata Khalaqa ............................................................................... 27

2. Kata Ja’ala .................................................................................. 32

BAB III MENGENAL PROFIL KEDUA MUFASSIR DAN KITAB

TAFSIRNYA (TAFSĪR AL-MANĀR DAN TAFSĪR AL-JAWĀHIR FĪ

TAFSĪR AL-QUR’ĀN AL-KARĪM)

A. Mengenal Rasyid Ridha dan Kitab Tafsirnya ................................... 36

1. Riwayat Hidup dan Karya-karyanya ........................................... 36

2. Latar Belakang Penulisan Kitab al-Manār.................................. 41

3. Corak dan Metode Penulisan Tafsīr al-Manār ............................ 45

4. Pandangan Ulama Terhadap Kitab al-Manār ............................. 47

B. Mengenal Ṭanṭāwi Jauharī dan Kitab Tafsirnya ............................... 49

1. Riwayat Hidup dan Karya-karyanya ........................................... 49

2. Latar Belakang Penulisan Kitab al-Jawāhir ............................... 53

3. Corak dan Metode Penulisan Tafsīr al-Jawāhir ......................... 56

4. Pandangan Ulama Terhadap Kitab al-Jawāhir ........................... 59

BAB IV KOMPARASI PENAFSIRAN RASYID RIDHA DAN

ṬANṬĀWI JAUHARĪ TENTANG PENCIPTAAN ALAM DALAM

ENAM MASA

A. Klasifikasi Ayat-ayat Mengenai Proses Penciptaan Alam dalam

Enam Masa ........................................................................................ 63

B. Asbāb al-Nuzūl dan Munāsabah antar Ayat ...................................... 65

C. Penafsiran Rasyid Ridha tentang Enam Masa ................................... 71

1. QS. al-A’rāf [7]: 54 ..................................................................... 71

2. QS. Yūnus [10]: 3 ........................................................................ 77

3. QS. Hūd [11]: 7 ........................................................................... 78

D. Penafsiran Ṭanṭāwi Jauharī tentang Enam Masa ............................... 81

1. QS. Yūnus [10]: 3 ........................................................................ 81

Page 11: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

xi

2. QS. al-A’rāf [7]: 54 ..................................................................... 84

3. QS. al-Furqān [25]: 59 ................................................................ 87

E. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Rasyid Ridha dan Ṭanṭāwi

Jauharī ................................................................................................ 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 94

B. Saran .................................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 96

Page 12: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini

berpedoman pada hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan

Nomor: 0543b/U/1987.

1. Konsonan

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak ا

dilambangkan

Ba B Be ب

Ta T Te ت

Ṡa ṡ Es (dengan ث

titik di atas)

Jim J Je ج

Ḥa ḥ Ha (dengan ح

titik di bawah)

Kha Kh ka dan ha خ

Dal D De د

Żal ż Zet (dengan ذ

titik di atas)

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy es dan ye ش

Ṣad ṣ es (dengan ص

titik di bawah)

Page 13: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

xiii

Ḍad ḍ de (dengan ض

titik di bawah)

Ṭa ṭ te (dengan titik ط

di bawah)

Ẓa ẓ zet dengan ظ

titik di bawah)

ain ‘ koma terbalik‘ ع

(di atas)

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Ki ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

ـه Ha H Ha

Hamzah ' Apostrof ء

Ya Y Ye ي

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk

vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fathah A A

Kasrah I I

Page 14: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

xiv

Dhammah U U

Adapun untuk vocal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah

sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

ي Fathah dan

ya

Ai a dan i

و Fathah dan

wau

Au a dan u

Contoh:

kaifa- ك ي ف

haula- ه و ل

3. Vokal Panjang/ Maddah

Ketentuan alih aksara vocal panjang (maddah), yang dalam bahasa

Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Harakat

dan huruf

Nama Huruf dan

tanda

Nama

ا ي... Fathah dan

alif atau ya

Ā a dan garis

di atas

ي ى Kasrah dan

ya

Ī I dan garis

di atas

Dhammah ى ـو

dan wau

Ū u dan garis

di atas

Page 15: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

xv

Contoh:

ال ق -qāla

ىم ر -ramā

ل ي ق -qīla

4. Ta’ Marbūṭah

Transliterasi untuk Ta’ Marbūṭah ada dua:

a. Ta’ Marbūṭah hidup

Ta’ Marbūṭah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan

ḍommah, transliterasinya adalah “t”.

b. Ta’ Marbūṭah mati

Ta’ Marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya

adalah “h”.

c. kalau pada kata terkahir dengan Ta’ Marbūṭah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah maka

Ta’ Marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

No Kata Arab Alih Aksara

rauḍah al-aṭfāl ر و ض ة الأ ط ف ال 1

ل ة 2 د ين ة الف اض al-madīnah al-fāḍilah الم

م ة 3 al-ḥikmah الح ك

Page 16: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

xvi

5. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam system tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda ( ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:

rabbanā- ر بـن ا

nazzala- ن ـزل

ر al-birr- الب

al-ḥajj– الح ج

Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh

huruf kasrah ( ـى ـــــــــــــــ ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (ī).

Contoh:

Alī (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)‘ : عل ى

Arabī (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)‘ : ع ر ب

Page 17: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

xvii

6. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu ال. Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang

ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika dia diikuti oleh huruf

syamsiyah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi

huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata

yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-),

Contohnya:

al-rajulu- الرج ل

al-sayyidu- السي د

al-syamsu- الشم ش

al-qalamu- الق ل م

al-badĭ’u- أل ب د ي ع

al-jalālu- ال لا ل

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (') hanya berlaku

bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah

terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia

berupa alif. Contohnya:

Page 18: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

xviii

ta'murūna : ت م ر و ن

'al-nau : النـو ء

syai'un : ش ي ئ

umirtu : أ م ر ت

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah

atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah

atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan

bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa

Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya

kata Al-Qur’an (dari al-Qur'ān), sunnah, khusus, dan umum. Namun bila

kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka

mereka harus ditransliterasi secara utuh. contoh:

Kata Arab Alih Aksara

Fī Ẓilāl al-Qur'ān ف ظ لا ل الق ر آن

و ي ن Al-Sunnah qabl al-tadwīn الس نة ق ـب ل الت د

ب ص و ص الع با ر ة ب ع م و م الل ف ظ ل السب ب

Al-‘ibārāt bi ‘umūm al-lafẓ lā bi

khuṣūṣ al-sabab

Page 19: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

xix

9. Lafẓ al-jalālah (الله)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf

lainnya atau berkedudukan sebagai mudāf ilaih (frasa nominal),

transliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh:

dīnullāh : د ي ن الله

الله ب : billāh

Adapun ta marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-

jalālah, ditransliterasi dengan huruf (t). Contoh :

hum fī rahmatillāh : ه م ف ر ح ة الله

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf capital (All Caps),

dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang

penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia

yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menulis

huruf awal nama dari (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada

permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka

yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,

bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka

huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-).

Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi

yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks

maupun dalam catatan rujukan (CK,DP,CDK, dan DR). Contoh:

Page 20: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

xx

Kata Arab Alih aksara

Wa mā Muḥammadun illā rasūl- و م ا م مد إ ل ر س و ل

ع ل لناس ل با ر كا لذ ي ب ب كة م إ ن أ ول ب ـي ت و ض -Inna awwala baitin wuḍi’a linnāsi

bi Bakkata mubārakan

ر ر م ض ان لق ر آن الذي أ ن ز ل ف ي ه اش ه -Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh

al-Qur'an

ي ي الد ي ن الطرو س Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī- ن ص

Abū Naṣr al-Farābī- أ ب ـو ن ص ر الف ر اب

Al-Gazālī- الغ ز ال

ن ق ذ م ن الد ل ل Al-Munqiż min al-Ḍalāl- الم

Page 21: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan sebuah dokumen untuk umat manusia.1 Di

dalamnya berisi tentang himpunan wahyu Allah yang diturunkan kepada

Nabi Muḥammad Saw. Ia merupakan kitab suci bagi agama Islam yang

berisikan tuntunan-tuntunan dan pedoman-pedoman bagi umat manusia

dalam menata kehidupan, untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan

akhirat.2

Al-Qur’an yang terdiri atas 114 surat dan 6236 ayat itu menguraikan

berbagi persoalan hidup dan kehidupan dan juga menyangkut alam raya

dan fenomenanya. Uraian-uraian tersebut biasa disebut ayat-ayat kauniyah

(penguat). Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas menguraikan hal-

hal tentang kehidupan, hampir seperdelapan dari kandungan ayat itu

menegur orang-orang mukmin untuk mempelajari alam semesta, untuk

berfikir, menggunakan penalaran yang sebaik-baiknya, dan untuk

menjadikan kegiatan ilmiah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari

kehidupan manusia.3

Kajian tentang asal-usul alam semesta (dunia) dan berbagai aspek

yang terkandung di dalamnya telah menarik perhatian para filosof sejak

dahulu kala. Thales, misalnya mengatakan bahwa alam semesta berasal

dari air. Kemudian Anaximandros mengatakan bahwa alam semesta

1Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Qur’ān, penerjemah Anas Mayudin (Bandung:

Pustaka, 1993), 1. 2 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’ān(Bandung: Mizan, 1994), 51. 3 Muhammad Nor Ichwan, Memasuki Dunia Al-Qur’ān (Semarang: Lubuk

Raya, 2001), 5.

Page 22: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

2

berasal dari uap, dan Anaximenes mengatakan bahwa alam semesta

berasal dari aperion.4

Kemudian banyak timbul pertanyaan bagaimanakah alam semesta

ini terbentuk? Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan dan keteraturan

jagat raya ini berkembang? Bagaimanakah bumi ini menjadi tempat

tinggal yang tepat dan terlindung bagi kita?

Aneka pertanyaan seperti ini telah menarik perhatian sejak ras

manusia bermula. Para Ilmuan dan Filusuf yang mencari jawaban dengan

kecerdasan dan akal sehat mereka sampai pada kesimpulan bahwa

rancangan dan keteraturan alam semesta merupakan bukti keberadaan

pencipta Mahatinggi yang menguasai seleruh jagat raya ini.

Allah Swt menciptakan alam semesta ini dengan haq, tidak untuk

diciptakan dengan main-main dan tidak pula dengan palsu, sebagaimana

dijelaskan dalam QS. Al-Anbiyā’ [21]:16,

ماء وٱلر عبين وما خلقنا ٱلس ن هما ل ض وما ب ي

Artinya : “Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala

yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.”(QS. Al-Anbiyā’ [21]:

16).

Alam semesta dan segala isinya berikut sistem kerjanya adalah

sebagai ayat atau tanda-tanda bagi keesaan dan kekuasaan Allah SWT.5

البحر ر ال ل هار و ال ت والرض واختلف اليل والن و م ان ف خلق السها م ا وب ي مو اء اح يا ب ه الرض ب ع ماء م م م الس ع الناس وما ان زل الل با ي ن

م اء والرض ليت لقوم ي عقل ون ر بين الس حاب المسخ تصريف الريح والس كل دابة و

4 Mohammad Hatta, Berkenalan dengan Filsafat Yunani (Jakarta: Gramedia,

1980), 14 5 M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’ān: Ditinjau Dari Aspek Kebahasaan

Isyarat Ilmiah, Dan Pemberitaan Ghaib (Bandung: Mizan, 1998), 21.

Page 23: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

3

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan tata kerja langit dan bumi,

silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut

membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan

dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati

(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan

pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi;

sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum

yang memikirkan. (QS. Al-Baqarah/02: 164).

Al-Qur’an sebagai kitab suci tidak hanya berbicara masalah akidah,

fiqih dan hukum saja, Al-Qur’an adalah kitab suci yang menyimpan

semua informasi tentang berbagai hal. Al-Qur’an juga merupakan kitab

penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Maka karena Al-Qur’an

merupakan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya boleh jadi al-

Qur’an juga menyajikan apa yang belum tersedia di kitab-kitab

sebelumnya, terutama dari hal yang erat kaitannya dengan ilmu

pengetahuan.

Di dalam al-Qur’an ada beberapa ayat yang menganjurkan manusia

untuk berfikir, meneliti dan mengkaji pencptaan alam semesta serta

hukum-hukum yang berlaku di dalamnya. Ditegaskan juga terhadap

kajian penciptaan alam beserta hukm-hukumnya yang berlaku merupakan

usaha pemenuhan kebutuhan manusia itu sendiri. Sebab manusia akan

mendapat banyak manfaat dari kegiatan tersebut. Setiap kali penilitian

yang dilakukan manusia untuk mengungkap rahasia-rahasia hukum alam,

semakin disadari betapa rapi, teratur dan menakjubkan penciptaan alam

tersebut. Hal inilah sekaligus akan menyadarkan manusia betapa Allah

maha bijaksana dan maha luas pengetahuannya.6

Penciptaan alam semesta merupakan salah satu perkara penting,

tidak hanya termasuk pemikir Islam, akan tetapi juga dalam ilmu

6 Abdul Rahman Dahlan, Kaidah-kaidah Penafsiran al-Qur’ān(Bandung:

Mizan, 1997), 231-232.

Page 24: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

4

pengetahuan kosmologi. Dengan memperlihatkan langit dan bumi,

dapatlah manusia meyakinkan bahwa alam ini tidak dijadikan Allah

dengan main-main, melainkan mengandung faidah yang mendalam dari

segi keimanan.

Menurut Quraish Shihab, Al-Qur’an membicarakan mengenai

tanda-tanda sains di alam, yakni bagaimana kita diperintahkan untuk

membaca (meneliti dan menganalisa) semua ayat-ayat-Nya bukan saja

yang tertulis dalam kitab suci tetapi juga yang terlihat dan nampak di

alam. Hal ini menurutnya dapat ditemukan dalam surat pertama yang

diturunkan kepada Nabi Muḥammad SAW yang berbunyi :7

الذ خلق ) اق رأ بسم نسان م علق )1رب الكرم )2( خلق ال ( الذ 3( اق رأ وربنسان ما ل ي علم 4علم بلقلم ) (5)( علم ال

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang

menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar

(manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa

yang tidak diketahuinya”. (Q.S. al-‘Alaq: 1-5).

Dalam karyanya “Ayat-ayat Semesta” Agus Purwanto menjelaskan

bahwa umat ini terlalu sibuk dengan urusan-urusan fiqh dan ukhrawi,

seringkali mereka melupakan apa-apa yang terlihat di depan mereka

tentang ciptaan Tuhan. Mereka tidak mencoba memperhatikan peredaran

bulan, perputaran bumi dan matahari, bintang yang kelap kelip, udara,

hewan dan tumbuhan, kesemua hal tersebut jika dicermati dengan

seksama justru akan membawa pemahaman mendalam hamba pada nilai-

nilai kebesaran tuhan.8

7 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’ān: Tafsir Maudhu’I atas berbagai

Persoalan Umat, cet VII (Jakarta: Mizan, 1998), 433. 8 Agus Purwanto, Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi al-Qur’ān yang Terlupakan, cet-3

(Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009), 24.

Page 25: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

5

Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang berbicara tentang alam yang

hampir tidak dikutip oleh para mufassir. Ada sekitar 1.108 ayat yang

berbicara tentang alam dan beserta klasifikasinya, terutama ayat-ayat yang

berbicara tentang sesuatu yang bersifat materi. Ayat-ayat tersebut

memang tidak langsung menunjukan tanda-tanda ilmiah, tetapi ada

banyak tema tentang alam yang beragam dalam bahasa al-Qur’an.

Keragaman ini menunjukan bahwa memang ada rahasia yang sepertinya

harus diungkap.9

Mengapa alam semesta harus kita bahas? Sebagaimana diketahui

bahwa alam semesta itu masih banyak menyimpan misteri yang belum

mampu terjawab oleh manusia. Banyak ayat yang berbicara tentang alam

namun banyak pula yang memahaminya secara implisit tanpa mencari

tahu tentang tanda dan sebab penciptaannya. Hal demikian hanya

dipahami bahwa Allah telah menciptakannya (alam) tanpa percuma.

Seorang filusuf yang bernama John Leslie menggambarkan keadaan

ketika para ilmuan menemukan alam semesta memiliki beberapa ciri khas

kosmos yang secara menakjubkan tertata dengan baik sesuai dengan

keberadaan manusia. Andaikata parameter-parameter fisik yang

membentuk alam semesta tersusun secara asal-asalan, kemungkinan

terciptanya kehidupan dan munculnya kecerdasan disejumlah waktu dan

ruang akan amat sangat kecil.10

Alam semesta dalam karyanya Osman Bakar “Tauhid dan Sains”

mengatakan, bahwa alam adalah sumber berbagai jenis pengetahuan. Hal

ini karena sebagai sebuah dunia dan dipandang dalam totalitasnya, realitas

9Agus Purwanto, Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi al-Qur’ân yang Terlupakan, 25. 10 Nidhal Guessoum, Islam dan Sains Modern, terjemahan Maufur, cet-1

(Bandung: PT. Mizan Pustaka 2011), 411.

Page 26: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

6

alam semesta mencakup berbagai aspek. Setiap fenomena di alam dapat

dikaji dan menjadi jenis ilmu pengetahuan tertentu.11

Al-Qur’an mengandung berbagai permasalahan, ternyata

penjelasannya dalam satu permasalahan tidak tersusun secara sistematis

seperti yang dikenal dalam buku-buku ilmiah. Metode pengungkapan al-

Qur’an pada umumnya bersifat universal, bahkan tidak jarang al-Qur’an

menampilkan suatu masalah dalam prinsip-prinsip pokok saja. Inilah yang

menjadi salah satu perbedaan al-Qur’an dengan buku-buku ilmu

pengetahuan, karena yang diutamakan adalah tujuan yang hendak dicapai,

yakni kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam hal ini bukan berarti al-

Qur’an menipiskan ilmu pengetahuan kapan pun dan dimana pun,

melainkan al-Qur’an menempatkan ilmu pengetahuan pada peringkat

yang tinggi.

Demikian juga halnya dengan informasi alam semesta dalam al-

Qur’an. permasalahan ini tidaklah terhimpun pada satu kesatuan, akan

tetapi ilmu pengetahuan diungkapkan dalam berbagai ayat yang terdapat

pada beberapa surat dalam al-Qur’an.

Adapun di dalam al-Qur’an ayat-ayat yang mejelaskan tentang

penciptaan alam semesta berjumlah kurang lebih 53 ayat, akan tetapi

dalam hal ini penulis hanya meneliti tujuh ayat tentang penciptaan alam

yang berkaitan dengan masa (sittati Ayyām). Pertama QS. Al-A’rāf ayat

54, QS. Yūnus ayat 3, QS. Hūd ayat 7, QS. Al-Furqān ayat 59, QS. Al-

Sajadah ayat 4, QS. Qāf ayat 38, QS. Al-Hadīd ayat 4.

Ayat-ayat yang berkaitan dengan proses penciptaan alam terkhusus

megenai enam hari (sittati ayyām) masih menjadi problem bagi mereka

11 Osman Bakar, Tauhid dan Sains; Persfektif Islîam tentang Agama dan Sains,

terjemahan Yuliani Liputo dan M.S Nasrullah, cet-1 (Jakarta: Pustaka Hidayah 2008),

150.

Page 27: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

7

yang meninggikan akal sehat. Di dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa alam

ini diciptakan dalam kurun waktu enam hari, bagi mereka yang

menggunakan akal sehat pasti akan menolak pernyataan tersebut,

bagaimana mungkin alam semesta yang sangat luas ini diciptakan dalam

kurun waktu enam hari?.

Dalam penelitian ini penulis menyuguhkan penjelasan dari mufassir

yang mempunyai keahlian dalam bidang sains untuk mencoba

merasionalisasikan ayat tersebut. Yang menjadikan menarik dalam

penelitian ini bahwa perkembangan kebanyakan para ulama tafsir dalam

menafsirkan sittati ayyām tidak dijelaskan secara mendetail baik itu

menggunakan sumber ma’ṡur atau rasional. Masih terdapat perdebatan

antara lain ada mufassir yang mengatakan satu hari dalam sittati ayyām

itu setara dengan seribu tahun, kemudian juga ada yang mengatakan satu

hari itu jauh dari hari-hari manusia. Dari kedua mufassir yang penulis

ambil dalam penelitian ini menyuguhkan hegemoni masing-masing,

Rasyīd Riḍā dalam kitabnya al-Manār memberikan hegemoni quranik,

sedangkan Ṭanṭāwi Jauharī dalam kitabnya al-Jawāhir berhegemoni

rasional serta memberikan penjelasan yang sistematis.

Dalam penelitian ini, perlu dijelaskan kenapa penulis memilih tafsīr

Al-Manār karya Muḥammad ‘Abduh dan Rasyīd Riḍā dan Al-Jawāhir fī

al-Tarsīr Al-Qur’ān Al-Karīm karya Imam Ṭanṭāwi Jauharī, dikarenakan

karena kajian ini merupakan kajian ilmiah, maka sudah pasti penulis akan

mengambil tokoh yang sesuai dengan keahliannya. Kemudian yang

menjadikannya lebih menarik bahwa kedua tokoh yang penulis ambil

yaitu Rasyīd Riḍā dan Ṭanṭāwi Jauharī mempunyai sanad keilmuan yang

sama, yakni keduanya merupakan murid dari Muḥammad ‘Abduh. Akan

tetapi walaupun mempunyai sanad keilmuan yang sama, dalam

menafsirkan ayat yang berkaitan dengan enam hari (sittati ayyām) terjadi

Page 28: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

8

perbedaan. Adapun perbedaannya Rasyīd Riḍā lebih tendensi ke

tradisionalis sedangkan Ṭanṭāwi Jauhari lebih ke rasional (ilmiah).

Kemudian ketertarikan penulis selanjutya adalah bagaimana kajian-

kajian kealaman yang didasarkan pada ayat-ayat al-Qur’an, kebanyakan

orang hanya mengenal ayat al-Qur’an sebagai produk hukum saja atau ia

hanya berbicara tentang surga neraka, pahala dosa, halal haram, dan tanpa

mereka sadari bahwa al-Qur’an juga menyuguhkan hal lain bahwasannya

al-Qur’an juga berbicara sisi lain, sisi yang mana berbicara mengenai

penampakan atau proses alam ini terjadi.

Dari pemaparan di atas, bahwasannya penulisan ini bermaksud

untuk memberikan pemahaman bagaimana alam semesta ini diciptakan

dalam perspektif al-Qur’an menurut pemahaman dari tafsir al-Manār dan

tafsir al-Jawāhir fī al-Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm. Oleh karena itu, penulis

memilih judul “Proses Penciptaan Alam dalam Enam Masa (Studi

Komparatif Tafsir al-Manār dan al-Jawāhir Fī al-Tafsīr al-Qur’ān al-

Karīm)”.

B. Identifikasi Masalah

1. Terjadi perbedaan interpretasi dan sumber penafsiran (maṣādir al

tafsīr) Ṭanṭāwi Jauharī dengan Rasyīd Riḍā dalam menafsirkan

ayat-ayat yang berkaitan dengan proses penciptaan alam.

2. Terdapat kurang lebih 53 ayat yang berkaitan dengan proses

penciptaan alam semesta.

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas, supaya pembahasan

lebih terarah maka penulis membatasi masalah dengan pembahasan yang

hanya difokuskan pada perbandingan penafsiran antara tafsir Al-Manār

Page 29: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

9

karya Muḥammad ‘Abduh dan Rasyīd Riḍā dan tafsir Al-Jawāhir karya

Ṭanṭāwi Jauharī tentang proses penciptaan alam dalam enam masa.

kemudian dari 53 ayat yang berkaitan dengan proses penciptaan alam

semesta penulis hanya fokus pada tujuh ayat yang berkaitan dengan enam

masa (sittati ayyām) yaitu QS. al-A’rāf ayat 54, QS. Yūnus ayat 3, QS.

Hūd ayat 7, QS. al-Furqān ayat 59, QS. al-Sajadah ayat 4, QS. Qāf ayat

38 dan QS. al-Hadīd ayat 4. Dari ketujuh ayat tersebut yang ditafsirkan

oleh mufassir hanya 4 ayat saja, yaitu QS. al-A’rāf ayat 54, QS. Yūnus

ayat 3, QS. Hūd ayat 7, dan QS. al-Furqān ayat 59.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana

perbandingan penafsiran Muhamamd Rasyīd Riḍā dan Ṭanṭāwi Jauharī

tentang proses penciptaan alam dalam enam masa?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan dapat mencapai

beberapa sasaran sebagai tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui

perbandingan penafsiran antara tafsir Al-Manār dan Al-Jawāhir tentang

proses penciptaan alam semesta dalam Enam Masa. Dan juga untuk

menganalisis perbandingan proses penciptaan alam menurut tafsir al-

Manār dan tafsir Al-Jawāhir tentang proses penciptaan alam semesta

dalam al-Qur’an.

Dalam penelitian ini penulis berharap tulisan ini tidak menjadi

pajangan belaka, akan tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat. Adapun

manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 30: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

10

1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pemahaman

terhadap kajian tentang proses penciptaan alam dalam al-Qur’an.

2. Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana dari UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Untuk memperluas khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang

tafsir al-Qur’an yang sangat penting guna menjawab persoalan-

persoalan yang muncul.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini bertujuan sebagai pembeda antara penelitian

terdahulu dengan penelitian yang penulis teliti. Dalam dunia akademis

kampus, kajian dan penelitian terkait proses penciptaan alam dalam al-

Qur’an itu cukup banyak diangkat untuk dijadikan tema atau topik utama.

Tulisan skripsi terdahulu akan dijadikan referensi bagi penulis agar dapat

membedakan masalah yang diangkat, objek dan tujuan penelitian. Berikut

beberapa skripsi yang berhubungan dengan topik yang penulis teliti dalam

skripsi ini.

1. Skripsi yang disusun oleh Mu’adz D. Fahmi dengan judul “The

Qur’an and the Big Bang Teory: A Comparative Study On the

Creation”12. Skripsi ini membahas mengenai penciptaan alam

menurut ilmu sains dan al-Qur’an. Adapun ilmu sains di sini

menggunakan teori Big Bang. Jadi dalam skripsi ini membahas

bagaimana awal mula alam ini terbentuk melalui sudut pandang

sains dan al-Qur’an.

2. Skripsi yang disusun oleh Nida’ Ul Khusna dengan judul “Konsep

penciptaan alam semesta (Studi Komparatif antara tafsīr Ilmi

Penciptaan Jagat Raya Kementrian Agama RI dengan teori M

12 Mu’adz D. Fahmi, The Qur’an and the Big Bang Teory: A Comparative Study

On the Creation, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Jakarta tahun, 2011).

Page 31: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

11

Stephen Hawking”.13 Skripsi ini membahas bagaimana konsep awal

mula penciptaan alam ini terbentuk dengan menggunakan metode

komparatif tafsir ilmi Kementrian Agama RI dan teori M Stephen

Hawking.

3. Skripsi yang disusun oleh Fitri Kurniati dengan judul “Studi

Analisis Pandangan Stephen Hawking tentang berawalnya Semesta

dalam tinjauan Islam”.14 Skripsi ini membahas mengenai awal mula

proses penciptaan alam dengan menggunakan perbandingan antara

pandangan Stephen Hawking dengan pandangan Islam.

4. Skripsi yang disusun oleh Muḥammad Rusli dengan judul “Konsep

Penciptaan Alam Semesta dalam Tafsīr Al-Miṣbaḥ”.15 Skripsi ini

membahas tentang konsep penciptaan alam semesta menurut

pandangan ilmuan dan Quraish Shihab. Keduanya memiliki

pandangan yang berbeda. Menurut ilmuan bahwa alam ini tidak ada

awal dan tidak ada akhir sedangkan menurut Quraish Shihab, awal

alam ini dimulai penciptaannya selama enam hari dan berakhir pada

hari kiamat.

5. Jurnal yang ditulis oleh Ahmad Atabi dengan judul “Konsep

Penciptaan Alam: Studi Komparatif-Normatif Antar Agama-

Agama”.16Artikel ini membahas berbagai pendapat tentang asal usul

kejadian alam. Dimulai dari konsep penciptaan alam secara umum,

kemudian konsep-konsep agama-agama, seperti Islam (al-Qur’an),

13 Nida’ Ul Khusna, Konsep penciptaan alam semesta; Studi Komparatif antara

Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya Kementerian Agama RI dengan teori M Stephen

Hawking, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta tahun, 2013). 14 Fitri Kurniati, Studi Analisis Pandangan Stephen Hawking tentang

berawalnya Semesta dalam tinjauan Islam, (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, UIN Jogja

tahun, 2003). 15 Muhammad Rusli, Konsep Penciptaan Alam Semesta dalam Tafsir Al-

Misbah, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Sultan Syarif Kasim, 2013). 16 Ahmad Atabi, Konsep Penciptaan Alam: Studi Komparatif-Normatif Antar

Agama-Agama.Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan. Vol. 3, 1, 2015.

Page 32: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

12

Kristen (al-Kitab), dan konsep-konsep agama-agama lain seperti

Hindu dan Budha.

6. Skripsi yang disusun oleh Ahmad Harfa dengan judul

“Keseimbangan Penciptaan Bumi menurut Al-Qur’an dan Sains”.17

Skripsi ini membahas tentang keselarasan dan keharmonisan antara

al-Qur’an dan sains mengenai penciptaan bumi. Mustahil bila al-

Qur’an bertentangan dengan ilmu pengetahuan sains.

7. Skripsi yang ditulis oleh Cici Zulaika dengan judul “Penciptaan

Alam menurut Imam Al-Ghazali”.18 Skripsi ini membahas tentang

pandangan Imam Ghazali mengenai Alam. Bahwa menurutnya alam

itu baru dan setiap yang baru pasti memiliki kesudahan. Alam itu

baru karena diciptakan oleh Tuhan yang Maha Pencipta. Sesuatu

yang diciptakan tidak bisa berkehendak sendiri jika bukan karena

kehendak Tuhan.

8. Skripsi yang ditulis oleh Jamiluddin dengan judul “Komparasi

Konsep Kosmologi dalam Perspektif Buddha dengan Kosmologi

Sains Modern”.19 Skripsi ini membahas tentang Konsep Kosmologi

Buddha dengan sains modern bahwasanya para pakar ilmu

pengetahuan sekarang meyakini bahwa alam semesta adalah suatu

sistem yang berdenyut, yang setelah mengembang secara maksimal,

lalu menciut dengan segala energi yang ditekan pada suatu bentukan

masa sedemikian besar sehingga menyebabkan ledakan yang

disebut Big Bang yang berakibat pelepasan energi.

17 Ahmad Harfa, Keseimbangan Penciptaan Bumi menurut Al-Qur’ân dan Sains,

(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011). 18Cici Zulaika, Penciptaan Alam menurut Imam al-Ghazali (Skripsi S1 Fakultas

Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018). 19 Jamiluddin, Komparasi Konsep Kosmologi dalam Perspektif Buddha dengan

Kosmologi Sains Modern (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2016).

Page 33: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

13

9. Skripsi yang ditulis oleh Mursyidah dengan judul “Konsep

Penciptaan Alam menurut Ibnu Rusyd”.20 Skripsi ini membahas

tentang pemikiran falsafi Ibn Rusyd mengenai konsep penciptaan

alam. Menurut Ibn Rusys alam ini diciptakan Tuhan melalui konsep

al-Khalq min al-Syay’. Alam ini tercipta bukan dari ketiadaan tapi

dari ada menjadi ada dalam bentuk lain. Ibn Rusyd mengemukakan

bahwa alam ini azali, yaitu Tuhan dan alam ini. Hanya saja bagi Ibn

Rusyd keazalian Tuhan itu berbeda dari keazalian alam, sebab

keazalian Tuhan lebih utama dari keazalian alam.

10. Skripsi yang ditulis oleh Moh. Sandiawan dengan judul “Konsepsi

Penciptaan Alam Semesta dan Makhluk Hidup dalam al-Qur’an

dan al-Kitab.”21 Skripsi ini membahas tentang bagaimana konsep

alam semesta ini tercipta menurut al-Qur’an dan al-Kitab.

Setelah penulis membacanya, penelitian diatas berbeda dengan apa

yang akan penulis teliti. Adapun penelitian yang akan penulis teliti adalah

mengkomparatifkan antara ulama sains yaitu Rasyīd Riḍā dan Ṯanṯâwi

Jauharī mengenai lafadz sittatu Ayyām dalam proses penciptaan alam

yang terdapat dalam ayat-ayat yang penulis teliti.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

a. Analisis data merupakan upaya untuk mencari dan menata secara

sistematis data yang terkumpul untuk meningkatkan pemahaman

penulis tentang kasus yang diteliti dan dikaji. Penulis menggunakan

20Mursyidah, Konsep Penciptaan Alam menurut Ibn Rusyd, (Skripsi S1 Fakultas

Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018). 21Moh. Sandiawan, Konsepsi Penciptaan Alam Semesta dan Makhluk Hidup

dalam al-Qur’an dan al-Kitab, (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2016).

Page 34: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

14

metode deskriptif dan metode analisis isi (content analysis).22 Oleh

karena itu, penulis berusaha mendeskripsikan pendapat Rasyīd Riḍā

dan Ṭanṭāwi Jauharī dalam menafsirkan lafadz sittati Ayyām dengan

analisis isi, sehingga diperoleh gambaran pemikiran yang jelas dan

mendalam.

b. Metode Komparatif (Muqarran) yaitu membandingkan penafsiran

Rayid Ridha dan penafsiran Ṭanṭāwi Jauharī. Dari perbandingan

tersebut dapat diketahui persamaan dan perbedaan serta kelebihan dan

kekurangan masing-masing.

c. Metode Tematik (Maudhu’i) yaitu dengan cara membahas bentuk-

bentuk pengungkapan dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan proses

penciptaan alam dalam enam masa. Menurut al-Farmawi metode

maudhu’i adalah menghimpun atau mengumpulkan ayat-ayat al-

Qur’an yang mempunyai tujuan satu dalam surah al-Qur’an yang sama

membahas topik atau judul tertentu dan menertibkannya sedapat

mungkin dengan masa turunnya, selaras dengan masa turunnya,

kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-

penjelasan yang berhubungan dengan ayat lain kemudian menisbatkan

hukum-hukum.23 Adapun langkah-langkah dari metode ini antara lain:

1) Menetapkan atau memilih tema yag akan dikaji secara maudhu’i.

2) Melacak dan mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan

dengan tema tersebut.

3) Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologis

masa turunnya, kemudian disertakan tentang sebab-sebab turunya.

22Metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks atau penelitian yang

bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis. 23 Abd Al Hayy al Farmawi, Metode Tafsīr Maudhu’i Suatu Pengantar, Terj.

Sufyan A. Jamrah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), 45-46.

Page 35: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

15

4) Menjelaskan munasabah atau korelasi ayat-ayat tersebut di dalam

masing-masing surahnya.

5) Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis,

sempurna dan utuh.

6) Melengkapi penjelasan ayat dengan hadits-hadits Nabi, bila

dipandang perlu, sehingga pembahasan menjadi semakin sempurna

dan gamblang.

2. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

kategori, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber

data primer meliputi al-Qur’an dan terjemahannya, tafsir al-Manār dan

tafsir al-Jawāhir. Sedangkan data sekunder adalah data-data yang dicari

dari sumber-sumber kepustakaan berupa kitab-kitab tafsir, buku-buku,

majalah, artikel, jurnal dan lain-lain yang berkaitan dengan tema

penelitian.

3. Metode Pengumpulan Data

Mengingat penelitian ini adalah library research, maka metode

yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu dengan mencari dan

mengumpulkan berbagai data yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu

melakukan penelusuran kepustakaan, kemudian mengkaji dan menelaah

berbagai buku dan tulisan, baik berupa kitab-kitab (tafsir) sebagai

referensi utama maupun tulisan-tulisan para pakar dan ahli yang

mempunyai relevansi dengan kajian penelitian ini.

4. Langkah Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian ini terdapat beberapa langkah yaitu

penulis menganalisis data agar dapat menghantarkan pada inti

permasalahan. Dalam menganalisis data, penulis mengumpulkan data-data

Page 36: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

16

lalu membandingkan penafsiran Rasyīd Riḍā dan Ṭanṭāwi Jauharī yang

berkaitan dengan tema penelitian ini. Kemudian menentukan kesimpulan

dengan cara analogi yang mengacu kepada komparatif penafsiran Rasyīd

Riḍā dan Ṭanṭāwi Jauharī tentang Proses Penciptaan Alam dalam al-

Qur’ān pada surat Al-A’rāf ayat 54, surat Yūnus ayat 3, surat Hūd ayat 7,

surat Al-Furqān ayat 59, surat Al-Sajadah ayat 4, surat Qāf ayat 38 dan

surat Al-Hadīd ayat 4.

5. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada keputusan

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017 tentang

pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Agar skripsi yang disusun tersusun rapi dan mudah dipahami,

penulis membuat sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing

bab. Penulis membaginya menjadi lima bab, yang masing-masing bab

terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab

tersebut. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, pendahuluan merupakan otak atau induk dari

tema yang diajukan dalam skripsi ini. Kemudian dari adanya pendahuluan

ini menjadi dasar munculnya bab-bab selanjutnya sehingga pada bab I ini

berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi, Pembatasan

dan Perumusan masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi

Penelitian, Kajian Pustaka dan Sistematika Penulisan.

Bab II menjelaskan tinjauan umum mengenai proses penciptaan

alam dalam al-Qur’ān. Tinjauan umum ini bertujuan sebagai pengantar

Page 37: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

17

atau rujukan yang nantinya dapat menjadi bahan pembanding dalam

penelitian ini. Bab ini berisikan tentang pengertian alam semesta, teori

sains penciptaan alam semesta, teori filsafat Islam dan term-term

penciptaan alam dalam al-Qur’an.

Bab III menjelaskan tentang profil kedua tafsir. Tujuannya adalah

untuk memperkenalkan tokoh mufassir dan nama tafsir yang akan penulis

gunakan dalam penelitian ini. Adapaun profil tersebut berisi biografi

singkat mufassir, metode dan corak penafsirannya, dan sistematika

penulisannya.

Bab IV menjelaskan tentang hasil dari penelitian mengenai

Penafsiran kedua Mufassir terkait ayat-ayat penciptaan alam semesta dan

analisa atau perbandingan antara penafsiran kedua mufassir mengenai

ayat-ayat terkait proses penciptaan alam dalam enam masa. Tujuan pada

bab ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dengan

menggunakan studi komparatif. Dari kedua mufassir ini memiliki

kesinambungan dengan bab II yang menjelaskan tentang teori sains yang

digunakan oleh para ulama dan tokoh intlektual sais terkait tema ini.

Bab V Setelah melakukan analisis lebih jauh pada bab IV, maka

pada bagian bab ini menjelaskan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan

dalam skripsi. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran dari penulis

mengenai hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini.

Page 38: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

18

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PROSES PENCIPTAAN ALAM

SEMESTA DALAM AL-QUR’ĀN

A. Pengertian Alam Semesta

Alam semesta adalah segala yang ada, mulai dari makhluk terkecil

di bumi hingga struktur terjauh dan terbesar di antariksa. Alam semesta

merupakan tempat yang dinamis. Semua yang ada di dalamnya patuh

kepada daur hidup, baik manusia yang berusia 70-80 tahun, atau bintang

yang berumur sampai 10 miliar tahun. Daur ini terus sinambung. Di alam

semesta selalu ada objek baru yang hadir atau lahir, hidup untuk sementara

waktu dan kemudian mati.1

Umumnya para ahli astronomi percaya bahwa alam semesta lahir

sekitar 13 miliar tahun silam, melalui suatu ledakan besar yang disebut big

bang (ledakan dahsyat). Dalam sekejap mata, dalam waktu yang terlalu

singkat untuk dihitung, alam semesta tercipta. Mula-mula alam semesta

merupakan kumpulan energi yang luar biasa termampat di dalam ruang

yang teramat kecil. Namun, dalam waktu sepersekian detik alam semesta

berkembang luas. Alam semesta mengalami pemekaran secara tiba-tiba,

dari ruang sekecil ujung jarum menjadi ruang yang lebih besar dari sebuah

galaksi.2

Segala sesuatu di alam semesta sedang bergerak. Bumi perpusar

pada porosnya, sekali putaran perhari, dan terjadilah siang dan malam.

Selama siang, kita bermandi cahaya matahari, sepanjang malam, kita

1Etty Indriati dkk, “Visual Dictionary”, Ensiklopedia Iptek Bumi Ruang dan

Waktu (Jakarta: Lentera Abadi, 2004), 50. 2Etty Indriati dkk, Ensiklopedia Iptek Bumi Ruang dan Waktu, 52.

Page 39: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

19

bersua dengan kegelapan. setiap planet dan bulan, sepenggal batu terkecil

di antariksa, bahkan setiap bintang, berpusar di sumbunya sendiri.3

Para astronom yang mempelajari asal mula alam semesta disebut

ahli kosmologi. Mereka juga menaruh perhatian kepada nasib alam

semesta di masa depan. Ada yang berpendapat bahwa alam semesta akan

mengembang, bertambah besar, dan kian mendingin. Akhirnya semua

bintang akan mati dan alam semesta akan dingin dan gelap. Kita tahu

bahwa ketika galaksi-galaksi bergerak saling menjauh, gravitasi dari

galaksi yang satu akan menarik galaksi yang lain sehingga melambatkan

laju pengembangan atau pemekaran.4

Namun beberapa ahli kosmologi lain menduga bahwa dalam waktu

beberapa triliun tahun, gravitasi akan melambatkan dan mengehentikan

laju pemekaran galaksi, sehingga nantinya akan berhenti pada batas

ukuran tertentu. Gravitasi akan menarik galaksi-galaksi sehingga saling

merapat. Alam semesta akan menyusut seluruhnya menuju satu titik.

Ketika semua materi terkumpul kian rapat, suhu akan meninggi. Akhirnya

isi alam semesta akan saling membentur dan runtuh dengan dahsyatnya ke

arah dalam, yaitu mengalami remukan dahsyat (big crunch). Segalanya

akan musnah dan riwayat alam semesta tamat. Namun, peristiwa ini akan

segera diikuti oleh big bang baru, yang mengawali sejarah alam semesta

baru pula.5

Kemudian dalam islam kata alam berasal dari bahasa arab ‘alm satu

akar kata dengan ‘ilm (pengetahuan) dan alamat (pertanda). Kenapa

disebut demikian karena jagad raya ini adalah pertanda (dapat sebagai

pertanda) adanya sang Maha Pencipta, yaitu Tuhan yang Maha Esa.

3Etty Indriati dkk, Ensiklopedia Iptek Bumi Ruang dan Waktu, 51. 4Etty Indriati dkk, Ensiklopedia Iptek Bumi Ruang dan Waktu, 53. 5Etty Indriati dkk, Ensiklopedia Iptek Bumi Ruang dan Waktu, 53.

Page 40: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

20

Dalam bahasa Yunani alam jagad raya ini disebut cosmos yang berarti

serasi, harmonis.6 Alam sebagai pertanda adanya pencipta, sejalan dengan

pandangan Fazlur Rahman yang menyatakan bahwa alam semesta adalah

sebuah pertanda yang menunjukan kepada sesuatu yang berada di atasnya

dan bahwa tanpa sesuatu itu alam semesta beserta sebab-sebab alamiahnya

tidak pernah ada. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat dipahami

bahwa alam ini adalah makhluk ciptaan Allah.7

Hakikat alam semesta menurut al-Qur’an, dalam berbagai tempat

pada surat-surat al-Qur’an disinggung tentang apa itu alam semesta. Al-

Qur’an terkadang menunjuk apa itu alam semesta secara lebih abstrak.

Misalnya ayat al-Qur’ān surat al-Anbiyā’ ayat 30 menyebutkan, jagad

raya ini adalah sebuah massa atau susunan unsur-unsur yang berada dalam

perbentangan. Sehingga alam semesta dalam persfektif al-Qur’an dapat

dipahami sebagai perbentangan unsur-unsur yang saling mempunyai

keterkaitan. Sedang jagad raya; dimana alam semesta yang terbentang ini

mempunyai atau mencakup pula hukum-hukum atau sebab-sebab

alamiahnya.

Jadi pada hakikatnya, alam semesta haruslah dipahami sebagai

wujud dari keberadaan Allah SWT, keesaan-Nya, kebesaran-Nya,

kemahakuasaan-Nya, dan belas kasih-Nya, sebab alam semesta dan

seluruh isinya serta hukum-hukumnya tidak ada tanpa keberadaan Allah

yang Maha Esa.8

6 Nurcholish Majid, Islam Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Paramadina, 1992),

289. 7 Fazlur Rahman, “Major Themes of the Qur’an”, terj. Anas Mahyudin,

(Bandung: Pustaka, 1983), 100. 8 Ade Jamarudin, “Konsep Alam Semesta Menurut Al-Qur’an”, Jurnal

Ushuluddin, vol. XVI, no.2, (Juli 2010): 137-138.

Page 41: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

21

B. Teori Penciptaan Alam

1. Menurut Ahli Astronomi

Seabad yang lalu, penciptaan alam semesta merupakan sebuah

konsep yang terabaikan oleh para ahli astronomi. Alasannya, karena

penerimaan umum atas gagasan bahwa alam ini telah ada sejak waktu tak

terbatas. Dalam mengkaji alam semesta, ilmuan beranggapan bahwa jagad

raya hanyalah akumulasi materi dan tidak mempunyai awal. Tidak ada

momen penciptaan, yakni momen ketika alam semesta dan segala isinya

muncul.9

Tahun 1920-an adalah tahun yang penting dalam perkembangan

astronomi modern, pada tahun 1922, ahli fisika Rusia, Alexandra

Friedman, menghasilkan perhitungan yang menunjukan struktur alam

semesta dan bahwa impulus kecil pun mungkin cukup untuk menyebabkan

struktur keseluruhan mengambang atau mengerut, menurut teori

Relativitas Einsten, George Lemaitre adalah orang pertama yang

menyadari apa arti perhitungan friedman. Berdasarkan perhitungan ini,

Astronomer Belgia Lemaitre, menyatakan bahwa alam semesta

mempunyai permulaan, dan bahwa ia mengembang sebagai akibat dari

sesuatu yang telah memicunya. Dia juga menyatakan bahwa tingkat

radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai ukuran dari akibat

(aftermath) dari sesuatu itu.10

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

hingga ini, ada beberapa teori yang menjelaskan tentang proses penciptaan

alam, diantaranya:

9 Harun Yahya, The Creation of Universe, terj. Ari Nilandari (Bandung: Dzikra,

2003), 7. 10 Harun Yahya, the creation of Universe, 9.

Page 42: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

22

a. Teori Kabut (Nebula)

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swendenborg

pada tahun 1793, kemudian disempurnakan oleh Emanuel Kant pada tahun

1775 dan teori serupa juga dikembangkan oleh Peirre Simon de Laplace

secara independen pada tahun 1796, dalam teori ini dijelaskan bahwa alam

semesta ini berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin dalam jagat raya,

karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola

yang besar, semakin kecil bola itu semakin cepat putarannya.11

Dengan proses tersebut mengakibatkan bentuk bola memepet pada

kutubnya dan melebar di bagian ekuatornya, bahkan sebagian masa dari

kabut gas menjauh dari gumpalan intinya dan mebentuk gelang-gelang di

sekeliling bagian utama kabut, gelang-gelang tersebut kemudian

membentuk gumpalan padat yang disebut planet, sedangkan bagian yang

berpijar tetap berbentuk gas pijar yang sekarang disebut matahari.12

b. Teori Planetesimal

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Thomas Chamberlindan

Forest Moultonpada pada tahun 1900. Teori ini menjelaskan bahwa tata

surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat

dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan

tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan

bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari

matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan

spiral yang memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi

tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat

dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut Planetesimal

11 Maskufa, Ilmu Falak, Cet. I (Jakarta: Gaung Persada Press), 30. 12 Maskufa, Ilmu Falak, 30.

Page 43: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

23

dan beberapa yang besar sebagai Protoplanet. Objek-objek tersebut

bertabrakan dari waktu ke waktu dan mementuk planet dan bulan,

sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.13

c. Teori Pasang Surut atau Tidal

Teori pasang surut ini pertama kali dikemukakan oleh Sir James H

Jeans dan Haarold Joffers pada tahun 1919. Menurut teori ini bahwa

sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga

pasang surutnya air laut di bumi dan kemudian bintang tersebut

menghilang. Kemudian pada saat itu sebagian masa matahari itu tertarik

dan lepas sehingga membentuk seperti cerutu yang menjorong ke arah

matahari yang satunya dan mengakibatkan cerutu itu terputus-putus

membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang

berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian membentuk planet-

planet.14

Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah

seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa,

sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Adanya

kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk

cerutu itu, maka besarnya planet itu berbeda-beda.15

d. Teori Dentuman Besar / Ledakan Besar (Big Bang)

Teori ini pada awalnya dicetuskan oleh ahli Fisika Rusia Alexandra

Friedman pada tahun 1922, ketika itu ia menghasilkan perhitungan yang

menunjukan bahwa struktur alam semesta secara keseluruhan

mengambang atau mengerut, menurut teori Relativitas Einstein. Kemudian

13 http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya diakses pada tanggal 5 Agustus 2019 14 Maskufa, Ilmu Falak, 31. 15 Maskufa, Ilmu Falak, 31.

Page 44: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

24

pada tahun 1927 adalah George Lemaitre orang pertama yang menyadari

apa arti dari perhitungan Friedman. Berdasarkan perhitungan ini,

Astronomer Belgia Lemaitre, menyatakan bahwa alam semesta mempunya

permulaan, dan bahwa ia mengambang sebagai akibat dari sesuatu yang

telah memicunya.16

e. Teori Kondensasi (Protoplanet)

Teori ini pertama kali dicetuskan oleh G.P. Kuiper pada tahun 1950.

Dalam teori ini dijelaskan bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan

awan gas dan debu. Gumpalan awan tersebut mengalami pemampatan,

pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu itu tertarik ke bagian

pusat awan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin kemudian

membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian

tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan

menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi

matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga

terpecah-pecah menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini

berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planet-planet.17

f. Teori Bintang Kembar

Bahwasannya teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun

1956. Menurut teori ini, awalnya ada dua bintang yang berdekatan

(bintang kebar), salah satu bintang tersebut meledak dan berkeping-keping

akibat pengaruh gravitasi dari bintang kedua (matahari yang sekarang),

maka keping-keping ini bergerak mengelilingi bintang tersebut dan

16 Harun Yahya, The Creation of Universe, 9. 17 http://www.kompasiana.com/jucky/teori-terbentuknya-alam-semesta-tata-

surya-dan-bumi_550097b5a33311376f5118bd diakses pada tanggal 5 Agustus 2019

Page 45: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

25

berubah menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak

adalah matahari.18

Pemikiran teoritis dari kedua ilmuan di atas tidak menarik banyak

perhatian atau bahkan akan begitu saja terlupakan kalau saja tidak

ditemukan bukti pengamatan baru. Pada tahun 1929 Edwin Huble, seorang

Astronomer Amerika yang bekerja di Observatorium Mount Wilson

California, membuat penemuan penting dalam sejarah astronomi. Ketika

mengamati sejumlah bintang melalui teleskop raksasa, dia menemukan

bahwa cahaya bintang-bintang itu bergeser ke arah ujung merah spektrum

dan bahwa pergeseran itu berkaitan langsung dengan jarak bintang-bintang

dari bumi.19

Menurut aturan Fisika yang diketahui, spektrum cahaya yang

mendekati titik observasi cenderung kearah ungu, sedangkan spektrum

cahaya yang menjauuhi titik observasi cenderung kearah merah.

Pengamatan Hubble menunjukan bahwa menurut hukum ini benda-benda

luar angkasa menjauh dari kita. Tidak lama kemudian Hubble menemukan

penemuannya lagi, bintang-bintang tidak hanya menjauh dari bumi saja,

mereka juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya kesimpulan yang bisa

diturunkan dari alam semesta dimana segala sesuatunya saling menjauhi

adalah bahwa alam semesta dengan konstan mengambang.20

2. Menurut Filsafat Islam

Dalam teori ini terbagi menjadi dua madzhab, yang pertama teori

Kreasi (dari tidak ada menjadi ada), dan teori emanasi (yang bersumber

pada Nūr Muhammad).

18 Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Cet. 19 (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2011), 118. 19 Harun Yahya, The Creation of Universe, 10. 20 Harun Yahya, The Creation of Universe, 11.

Page 46: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

26

a. Teori Kreasi

Teori ini dipopulerkan oleh Al-Kindi, menurutnya Alam ini

dijadikan oleh Allah dari tidak ada (creatio ex nihilo) kepada ada. Di

samping itu, Allah juga tidak hanya menjadikan alam, tetapi juga

mengendalikan dan mengaturnya serta menjadikan sebgaiannya menjadi

sebab bagi yang lain. Alam ini diciptakan Allah dari tiada. Dari

pernyataan tersebut, Al-Kindi menyanggah teori mengenai keqadiman

alam. menurut al-Kindi bahwa di alam ini terdapat berbagai gerak, antara

lain gerak menjadikan dan gerak merusak. adapun gerak demikian

mempunyai beberapa sebab, yakni sebab material, formal, pembuat dan

sebab tujuan. sebab-sebab tersebut pada akhirnya bertemu pada “sebab

pertama” yang menyebabkan segala kejadian dan kemusnahan pada alam

ini, yaitu Allah.21

b. Teori Emanasi

Teori ini dicetuskan oleh Al-Farābi, menurutnya bahwa alam

diciptakan bukan dari tiada, melainkan dari sesuatu yang ada, maka alam

ini qadim. Proses penciptaan alam melalui teori emanasi terjadi melalui

pemikiran Allah tentang zat-Nya yang menjadi sebab dari adanya alam ini.

Maksud dari al-Farābi mengemukakan teori emanasi adalah untuk

menghindarkan arti banyak dalam diri Allah, karena Allah tidak bisa

secara langsung menciptakan alam yang banyak jumlah unsurnya. Jadi

jika Allah berhubungan langsung dengan alam yang plural ini, maka tentu

dalam pemikiran Allah terdapat hal yang plural. Hal ini merusak citra

tauhid (tidak ada yang qadim kecuali Allah).22

21Muhaemin, “Teori Emanasi dalam Hubungannya dengan Sains Modern”. Al-

Fikr, Vol.XX, no.3 (2016): 321. 22Muhaemin, “Teori Emanasi dalam Hubungannya dengan Sains Modern”, 322.

Page 47: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

27

C. Term Penciptaan di dalam al-Qur’an

Di dalam al-Qur’ān term proses penciptaan ditemukan berbeda-

beda, salah satu contoh penulis mengambil derivasi khalaqa dan ja’ala.

Kedua kata ini meskipun secara etimologi memiliki kesamaan yaitu

menciptakan tetapi secara konteksnya memiliki perbedaan.

1. Kata Khalaqa

Di dalam kitab Mu’jam Maqāyis al-Lugah kata khalaqa mempunyai

makna penetapan sesuatu. Dalam bahasa Arab kata khalaqa yaitu memulai

sesuatu dari perumpamaan yang tidak didahului oleh sesuatu tersebut, dan

setiap sesuatu Allah menciptakannya, maka pemulaiannya setiap selain

perumpamaan yang didahului oleh sesuatu tersebut.23 Kata khalaqa

menunjukan kemahakuasaan dan kehebatan ciptaan Allah yang tiada

taranya.24 Kata khalaqa terdapat 266 pengulangan dalam al-Qur’an.25

Penulis akan memberikan beberapa contoh kata khalaqa dalam al-Qur’an

sesuai dengan objeknya.

a. Kata khalaqa yang mempunyai objek Penciptaan Langit dan Bumi

Dalam al-Qur’an surah al-An’ām [6]:1

ت وٱلنور ثه ٱلهذين كفروا برب ض وجعل ٱلظلم رح ت وٱلح و د لله ٱلهذي خلق ٱلسهم مح مح ٱلح

دلون ي عح

23 Ibnu Manzur, Lisān al-‘Arāb (Kairo: Al-Mu’assasah al-Misriyyah al-

‘Ammah), 1243. 24 M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur’ān: Kajian Kosa Kata, Cet. 1

(Jakarta: Lentera Hati, 2007), 458. 25 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras li al-Faẓ al-Qur’ān al-

Karīm (Beirut: Dar al-Fikr, 1987), 241.

Page 48: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

28

Artinya: “Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan

bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir

mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka”.

Firman Allah ض رح ت وٱلح و yang telah menciptakan“ ٱلهذي خلق ٱلسهم

langit dan bumi.” Allah memberitahukan tentang kekuasaan, pengetahuan,

dan kehendaknya.

Allah berfirman, “yang telah menciptakan, yakni menemukan,

mengadakan dan membuat (langit dan bumi)”. Sebab kata al-Khalq

(menciptakan) itu terkadang mengandung makna al-Ikhtirā’ (menemukan

atau menciptakan) dan terkadang pula mengandung makna at-Taqdir

(menentukan). Firman Allah Swt tersebut merupakan dalil bahwa langit

dan bumi itu baru. Allah meninggikan langit tanpa tiang, menjadikannya

lurus tanpa kebengkokan, menciptakan padanya matahari dan bulan

sebagai sebuah tanda kekuasaannya, menghiasinya dengan bintang-

bintang, dan menciptakan padanya awan dan mendung sebagai tanda

kekuasaanya.26

Dalam tafsīr al-Miṣbāḥ dijelaskan bahwa kata khalaqa

(menciptakan) langit dan bumi, untuk menekankan betapa hebat dan

agungnya penciptaan itu. Adapaun ketika menguraikan kata gelap dan

terang, maka kata yang digunakannya adalah ja’ala (menjadikan). ini

bukan karena gelap dan terang dalam kehidupan sehari-hari muncul akibat

adanya sesuatu sebelumnya, melainkan untuk mengisyaratkan bahwa

manusia harus dapat meraih manfaat dari keadiran gelap dan terang.27

Apabila matahari mengirimkan sinarnya, bukanlah matahari itu yang

harus dipuji, melainkan hendaklah pujian diberikan kepada yang

26 Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsīr al-Qurthubi (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008),

912. 27 M.Quraish Shihab, Tafsīr al-Miṣbāḥ: Pesan, Kesan dan Keserasian al-

Qur’ān, Jilid 4 (Jakarta: Lentera Hati, 2000), 7.

Page 49: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

29

menciptakan matahari itu. Maka langit dan bumi itu Allah lah yang

menciptakan. Setelah dia menciptakan langit dan bumi, ia adakan pula

yang gelap-gelap dan cahaya. Maka disebutkanlah yang lebih dahulu

dijadikan ialah langit dan bumi, artinya seluruh alam setelah ada seluruh

alam, Allah pun mengadakan yang gelap-gelap, dan setelah ada yang

gelap-gelap, baru Allah menjadikan yang terang, yaitu cahaya.28

Di dalam surah lainnya yang mempunyai objek penciptaan langit

dan bumi ialah surah al-Baqarah [2]: 29, surah al-An’ām [6]: 73, 101,

surah al-A’rāf [7]: 54, surah at-Taubah [9]: 36, surah Yūnus [10]: 3,5,6,

surah Hūd [11]: 7, surah Ibrāhīm [14]: 19, 32, surah an-Nahl [16]: 3, 81,

surah al-Isrā [17]: 99, surah Ṭāhā [20]: 4, surah al-Furqān [25]: 59, surah

al-Naml [27]: 60, surah al-Ankabūt [29]: 44, 61, surah al-Rūm [30]: 8,

surah Luqmān [31]: 10, 11, 25, surah al-Sajadah [32]: 4, surah Yāsīn [36]:

81, surah al-Zumar [39]: 5, 38, surah Fushilat [41]: 9, surah al-Zukhruf

[43]: 9, surah al-Jāsiyah [45]: 22, surah al-Ahqāf [46]: 33, surah al-Hadīd

[57]: 4, surah al-Taghābun [64]: 3, surah at-Thalāq [65]: 12, surah al-

Mulk [67]: 3, surah Nūh [71]: 15.

b. Kata khalaqa yang mempunyai objek Penciptaan Manusia

Dalam surah al-Rahmān [55]: 14

نسان من صلصال كالفخهار خلق ال

Artinya: “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”.

Lafadz ن نس dia menciptakan manusia” ketika Allah“ خلق ٱلح

menyebutkan penciptaan alam yang besar ini yang terdiri dari langit, bumi

dan segala isinya, yang di dalamnya terdapat tanda-tanda keesaan dan

28 Hamka, Tafsīr al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), 111

Page 50: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

30

kekuasaannya, Allah pun menyebutkan penciptaan alam kecil, ن خلق نس .ٱلحSesuai kesepakatan para ahli takwil bahwa yang dimaksud adalah

penciptaan Nabi Adam as.

Ayat ini menjelaskan tentang penciptaan kedua yakni makhluk yang

menjadi mitra bicara ayat ini. Firman Allah: “dia telah menciptakan

manusia yakni Adam as. Atau jenis manusia dari tanah kering seperti

tembikar, dan dia menciptakan jin yakni iblis atau jenis jin dari nyala api

yag murni. Maka nikmat Tuhan pemelihara kamu wahai manusia dan jin

manakah yang kamu berdua ingkari. Kata shalshal adalah tanah kering

yang bila diketuk akan mengeluarkan suara. Al-Qur’an menyebut berbagai

materi penciptaan manusia.29

Surah lainnya yang mempunyai objek penciptaan manusia ialah

surah al-Baqarah [2]: 228, surah al-Nisā’ [4]: 10, surah al-Mâidah [5]: 18,

surah al-Nahl [16]: 4, surah al-Furqān [25]: 54, surah al-Rahmān [55]: 14,

surah al-Mulk [67]: 14, surah al-Qiyamah [75]: 38, surah al-Alaq [96]: 2.

c. Kata khalaqa yang mempunyai objek Penciptaan Mati dan Hidup.

Dalam al-Qur’an surah al-Mulk [67]: 2

ز زي ع ل و ا لا وه م ن ع س ح م أ يك م أ وك ل ب ي اة ل وت والي م ل ق ا ل ي خ الهذور ف غ ل ا

Artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,

siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi

Maha Pengampun”

Firman Allah Swt ة ي وت وٱلح موح yang menjadikan mati dan“ ٱلهذي خلق ٱلح

hidup”. Mengutip salah satu pendapat bahwa makna firman ini adalah

29 M.Quraish Shihab, Tafsīr al-Misbāḥ: Pesan, Kesan dan Keserasian al-

Qur’an, 504.

Page 51: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

31

“Dia menciptakan kalian untuk kematian dan kehidupan”. Maksudnya

adalah untuk kematian di alam dunia dan kehidupan di akhirat.

Dalam hal ini kematian disebutkan terlebih dahulu daripada

kehidupan, sebab kematian itu lebih identik dengan pemaksaan,

sebagaimana anak perempuan terlebih dulu disebutkan dari pada anak

laki-laki. Allah berfirman : “Dia memberikan anak perempuan kepada

siapa Dia menghendaki”. (QS. al-Asyūara [42]: 49. Menurut salah satu

pendapat bahwa Allah lebih dulu menyebutkan kematian karena kematian

itu memang lebih dulu. Sebab segala sesuatu itu pada mulanya berada

dalam hukum kematian, seperti sperma, tanah dan yang lainnya.30

Hemat penulis, kematian disebutkan terlebih dahulu dari pada

kehidupan karena mempunyai tujuan. Tujuannya adalah sebagai

peringatan terhadap manusia bahwa hidup ini tidak berhenti di dunia saja.

Ini merupakan peringatan terhadap manusia agar mereka insyaf.

Dalam tafsīr al-Miṣbāḥ, kematian manusia dalam pentas bumi ini

bukanlah ketiadaan. Ia masih wujud tetapi berpindah ke alam lain. Itulah

alasan salah satu yang diisyaratkan oleh kata menciptakan kematian. Ada

juga yang memahami mati dalam arti ketiadaan wujud. Yang memahami

demikian, memahami ayat di atas dalam arti Allah menciptakan sebab-

sebab kematian.31

Hemat penulis, kata khalaqa itu bermakna membuat dengan melalui

proses yang tidak dapat diganggu gugat. Kata khalaqa merupakan kata

kerja yang tidak dihubungkan pada proses manusiawi, proses penciptaan

30Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsīr al-Qurthubi, 6 31M.Quraish Shihab, Tafsīr al-Miṣbāḥ: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,

343.

Page 52: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

32

yang terkandung dalam makna khalaqa adalah murni hak preogatif Allah

Swt.

2. Kata Ja’ala

Kata ja’ala bermakna menciptakan atau menjadikan dari sesuatu,

sesuatu yang lain oleh karenanya kata ja’ala membutuhkan dua objek.

Tidak jarang ditemukan kata ja’ala hanya menggunakan satu objek, ketika

itu ia semakna dengan khalaqa.32 Kata ja’ala menunjukan bahwa

penciptaan itu dari materi yang sudah ada yakni nafs wāḥidat.33

Kata ja’ala dalam al-Qur’ān disebut 346 kali, terdapat dalam 66

surah.34 Penulis akan memberikan beberapa contoh kata ja’ala dalam al-

Qur’an sesuai dengan objeknya.

a. Kata ja’ala yang mempunyai objek penciptaan bumi dan langit

QS. al-Baqarah [2]: 22

اءا اء م م ن السه زل م ن اءا وأ ن اء ب م ا والسه راشا م الرض ف ك ل ل ع ي ج الهذون م ل ع م ع م ن ا وأ ااا د ن وا لله أ ل ع ل ت ف م ك رات رزقاا ل ن الثهم ه م رج ب خ أ ف

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan

langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia

menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki

untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi

Allah, padahal kamu mengetahui”.

Firman Allah Swt ٱلهذي جعل“Dialah yang menjadikan”. maknanya

adalah shayyara, artinya kata kerja yang mebutuhkan dua maf’ul (objek).

bisa bermakna khalaqa sebagai contoh firman Allah Swt “Dan Allah

32M.Quraish Shihab, Kaidah Tafsīr, Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut

Anda Ketahui dalam Memahami al-Qur’an (Tangerang: Lentera Hati, 2013), Cet. II, h.

133. 33M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur’ān: Kajian Kosa Kata, Cet. I

(Jakarta: Lentera Hati, 2007), 458. 34M. Quraish Shihab, Ensiklopedia al-Qur’ān: Kajian Kosa Kata, 368.

Page 53: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

33

mengadakan gelap dan terang” (QS. al-An’ām [6]: 1. Kata ja’ala juga bisa

bermakna akhadza (mulai). Terkadang kata ja’ala hanya tambahan.35

Thahir Ibn Asyur menjelaskan bahwa memahami makna ja’ala

dalam arti menjadikan yakni mewujudkan sesuatu dari bahan yang telah

ada sebelumnya, yakni memberi isyarat bahwa bumi yang dihuni telah

mengalami perubahan dan berpindah dari keadaan yang lain hingga

menjadi seperti sekarang.36

Ayat ini mempunyai tujuan, yakni menyuruh agar kita berfikir dan

merenung, diikuti dengan merasakan bahwasannya semuanya itu pasti ada

yang menciptakan, itulah Allha Swt. Tidak mungkin ada kekuasaan lain

yang dapat membuat aturan setertib dan seteratur itu. Oleh karenanya

maka datanglah ujung ayat yang mengatakan tidaklah patut kita

menyembah kepada Tuhan yang lain, selain Allah Swt.37 Surah lain yang

mempunyai objek penciptaan bumi dan langit adalah surah Yūnus [10]: 5,

surah Ṭāhā [20]: 53, surah al-Furqān [25]: 61, surah al-Naml [27]: 61,

surah al-Mu’minūn [23]: 64, surah al-Zukhruf [43]: 10, surah al-Mulk

[67]: 15, surah Nūh [71]: 19.

b. Kata Ja’ala yang mempunyai objek Penciptaan Istri

Dalam QS. an-Nahl [16]: 72

ن ازواجكم بني وحفدةا وهرزقكم ن ان فسكم ازواجاا وهجعل لكم م جعل لكم م ن والل م الطهيبت افبالباطل ي ؤمن ون وبنعمت الل هم يكفرون

Artinya: “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri

dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-

35Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsîr al-Qurthubi, 521. 36M.Quraish Shihab, Tafsîr al-Misbâh: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,

122. 37Hamka, Tafsîr al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), 183.

Page 54: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

34

cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah

mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?"

Firman Allah Swt ن ان فسكم ازواجاا جعل لكم م Allah menjadikan“ والل

bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri”. Ja’ala dalam ayat ini

maksudnya menciptakan dan telah jelas “bagi kamu istri-istri dari jenis

kamu sendiri”. Maksudnya, Adam dan diciptakan darinya Hawa. Ada juga

yang berpendapat makna نح أنفسكمح adalah bahwa dari jenismu جعل لكم م

dan macammu serta sebagaimana penciptaanmu.38

Dalam tafsīr al-Miṣbāḥ dikatakan bahwa selain anugrah dan rezeki

Allah juga mejadikan bagi kamu pasang-pasangan dari istri, yakni jenis

kamu sendiri agar kamu dapat merasakan ketenangan hidup dan

menjadikan bagi kamu dari hasil hubungan kamu dengan pasang-pasangan

kamu itu, anak-anak kandung dan menjadikan dari anak-anak itu cucu-

cucu baik lelaki maupun perempuan. Tidak hanya itu, Dia juga memberi

rezeki aneka anugerah dan rezeki yang baik-baik, yakni yang sesuai

dengan kebutuhan dan tidak membawa dampak negatif, baik berupa

benda, pangan dan lain-lain yang memelihara kelanjutan dan kenyamanan

hidup.39

Surah lainnya yang mempunyai objek penciptaan istri ialah surah al-

A’rāf [7]: 189, surah al-Ahzāb [33]: 4, surah al-Zumar [39]: 6.

c. Kata Ja’ala yang mepunyai objek Penciptaan Hewan

Dalam surah al-Maidah [5]: 60 وغضب عليه وجعل من لك مث وبةا عند الل من لهعنه الل ن ذ راة قل هل ان بئكم بشر م هم ال

ك شر مهكانا وهاضل عن ىء السهبيل والنازي ر وعبد الطهاغوت اول

سوا

38Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsîr al-Qurthubi, 352. 39M.Quraish Shihab, Tafsîr al-Miṣbâh: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,

287.

Page 55: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

35

Artinya: Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang

orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu

disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara

mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah

thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan

yang lurus.”

Pada ayat ini apakah bentuk rupa mereka saja yang dijadikan atau

diubah menjadi kera atau bahkan hati dan pikiran mereka juga. Karena

binatang yang ditunjuk oleh Allah ini merupakan salah satu binatang yang

selalu terlihat auratnya. Sementara orang yahudi yang dikecam oleh al-

Qur’an tidak tunduk dan taat kecuali dijatuhi sanksi atau ancaman.

kemudian Babi adalah binatang yang tidak memiliki sedikitpun rasa

cemburu, walau betinanya ditunggangi oleh yang lain. Ini juga merupakan

sifat dari sebagian orang yahudi. Tidak adanya cemburu walau istrinya

berdansa dengan pria lain.40

Dalam surah yang lain yang mempunyai objek penciptaan hewan

adalah surah al-Māidah [5]: 103 dan surah al-Mu’minūn [23]: 79.

Hemat penulis, kata ja’ala berbeda dengan kata khalaqa dalam segi

konteks. Kata ja’ala yang pada prosesnya meyertakan pekerjaan-pekerjaan

kemanusiaan. Jika sebuah kalamullah menggunakan kata ja’ala, maka

berarti manusia turut dilibatkan dalam proses pengerjaannya.

40M.Quraish Shihab, Tafsīr al-Misbāḥ: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,

141.

Page 56: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

36

BAB III

MENGENAL PROFIL KEDUA MUFASSIR DAN KITAB

TAFSIRNYA (TAFSĪR AL-MANĀR DAN TAFSĪR AL-JAWĀHIR)

A. Mengenal Sayyid Muhammad Rasyīd Riḍā

1. Riwayat Hidup dan Karya-Karyanya

Sayyid Muhammad Rasyīd Riḍā dilahirkan di Qalamun wilayah

pemerintahan Tarablus Syam pada tahun 1282 H/1865 M. Qalamun adalah

sebuah desa yang terletak di pantai laut tengah , sekitar tiga mil dari kota

Libanon.Saat itu Libanon merupakan bagian dari wilayah kerajaan Turki

Usmani.1

Sayyid Muhammad Rasyīd Riḍā merupakan tokoh reformis terkenal.

Nama lengkapnyaadalah Muhammad Rasyīd Riḍā bin‘Ali Ridha bin

Muhammad Syamsuddin bin Muhammad Baha al-Dinbin Manla ‘Ali

Khalifah. Ia dilahirkan pada tanggal 27 Jumadil Awwal 1282 H.

Bertepatan dengan tanggal 23 September 1865 M. Ia adalah putra dari

pasangan Sayyid ‘Ali Ridha bin Sayyid Muhammad Syamsuddin bin

Sayyid Muhammad Baha al-Din bin Sayyid ‘Ali al-Baghdadi dan

Fatimah.2

Masa kecil (usia tujuh tahun), Rasyīd Riḍā dimasukan oleh orang

tuanya ke madrasah tradisional di desanya, Qalamun. Rasyīd Riḍā juga

belajar kepada banyak guru pada masa pembentukan karakter

(kepribadiannya). Pendidikan pertamanya dimulai di kampungnya yang

ketika itu dinamai dengan Madrasah al-Kuttab, di sana Ia belajar

membaca al-Qur’ān, menulis, dan dasar-dasar berhitung. Berbeda dengan

anak-anak seusianya, Rasyīd Riḍā kecil lebih sering menghabiskan

1 A. Athaillah, Konsep Teologi Rasional dalam Tafsīr al-Manār (Jakarta:

Erlangga, 2006), 26. 2 Mani’ Abd al-Halim Mahmud, Manhaj al Mufassirin, Terj. Faisal Saleh dan

Syahdianor (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006), 271.

Page 57: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

37

waktunya untuk belajar ketimbang bermain dengan teman-teman seperti

seusianya.3

Setelah menyelesaikan pendidikan di kampung halamannya, Ia

dikirim oleh orang tuanya ke Tripoli (Libanon) untuk belajar di Madrasah

Ibtida’iyah yang mengajarkan ilmu Nahwu, Ṣorof, Aqidah, Fiqh,

berhitung dan Ilmu bumi dengan bahasa pengantar yang menggunakan

bahasa Turki, karena Madrasah ini adalah milik pemerintah yang

bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang akan menjadi

pegawai pemerintah Turki Usmani saat itu. Mengingat saat itu Libanon

merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Turki Usmani. Akan tetapi Rasyīd

Riḍā tidak tertarik pada sekolah tersebut, setahun kemudian Ia pindah ke

sekolah Islam Negeri Madrasah Waṭāniyyah Islāmiyyah yang merupakan

sekolah terbaik pada saat itu, dengan bahasa Arab sebagai bahasa

pengantar, tak hanya bahasa Arab, bahasa Turki dan Prancisjuga diajarkan

pada sekolah itu. Sekolah ini dipimpin oleh ulama besar Syam ketika itu,

yaitu Syaikh Husain al-Jisr yang kelak mempunyai andil besar terhadap

perkembangan pemikiran Rasyīd Riḍā, karena hubungan keduanya tidak

berhenti meskipun kemudian sekolah ini ditutup oleh pemerintah Turki.

Dari Syaikh Husain al-Jisr inilah Rasyīd Riḍā mendapat kesempatan

menulis dibeberapa surat kabar Tripoli yang kelak mengantarnya

memimpin majalah al-Manār.

Sayyid Muhammad Rasyīd Riḍā Wafat pada tanggal 23 Jumadil Ula

1354 H / 22 Agustus 1935 M setelah mengalami kecelakaan mobil yang

mengakibatkannya gegar otak yang merenggut nyawanya.4

Adapun guru-guru dari Rasyīd Riḍā adalah:5

3 A. Athaillah, Konsep Teologi Rasional dalam Tafsīr al-Manār, 26. 4 A. Athaillah, Konsep Teologi Rasional dalam Tafsīr al-Manār, 26-27. 5 A. Athaillah, Konsep Teologi Rasional dalam Tafsīr al-Manār, 28.

Page 58: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

38

- Syaikh Husein al-Jisr. Ia adalah seorang ulama ahli bahasa,

sastra dan filsafat.

- Syaikh Mahmud Nasyabāh. Ia adalah seoarang ulama yang ahli

di bidang hadits.

- Syaikh Muhammad al-Qawijī., seorang ulama yang ahli dalam

bidang hadits.

- Syeikh Abdul Ghānī al-Rāfi’

- Al-Ustādz Muḥammad Al-Husaini

- Syeikh Muḥammad Kāmil Rāfi’

- Syeikh Muḥammad ‘Abduh

Sayyid Muhammad Rasyīd Riḍā merupakan mufassir dan

pembaharu Islam yang cukup terkenal. Ia bisa disetarakan dengan

Muḥammad ‘Abduh dan Jamaluddin al Afghaniy. Banyak karya-karya

yang telah Ia hasilkan yang menjadi khazanah umat saat ini. Di kalangan

umat Islam Indonesia, Rasyīd Riḍā memang identik dengan tafsīr al-

Manār, namun selain itu masih banyak karya yang telah Ia hasilkan baik

dalam bidang tauhid, fiqh, dan lainnya. Diantara karya-karya Ia adalah :6

- Al-Hikmah Al-Syar’iyyah fī Muhakamat Al-Dadiriyah wa Al-

Rifa’iyah. Buku ini adalah karya pertamanya ketika Ia masih belajar,

isinya adalah bantahan kepada Abdul Hadyi Ash-Shayyad yang

mengecilkan tokoh sufi besar Abdulkadir Al-Jailani, juga

menjelaskan kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan oleh para

penganut tasawuf, tentang busana muslim, sikap meniru non

muslim, Imam Mahdi, masalah dakwah dan kekeramatan.

6 Quraish Shihab, Studi Kritis Tafsīr Al-Manār (Bandung: Pustaka Hidayah,

1994), 66.

Page 59: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

39

- Al-Azhar dan Al-Manār. Buku ini berisi sejarah Al-Azhar,

perkembangan dan misinya, serta bantahan terhadap sementara

ulama Al-Azhar yang menentang pendapat-pendapatnya

- Tarikh Al-Ustadz Al-Imam, berisi tentang riwayat hidup

Muḥammad ‘Abduh dan perkembangan masyarakat Mesir pada

masanya.

- Nida’ li Al-Jins Al-Lathif, berisi uraian tentang hak dan kewajiban-

kewajiban wanita.

- Zikra Al-Maulid An-Nabawi

- Risālatu Al-Hujjah Al-Islām Al-Ghazali

- Al-Sunnah wa Al-Syi’ah

- Al-Waḥdah Al-Islāmiyah

- Haqiqah Al-Riba

- Majalah al-Manār, yang terbit sejak 1315 H / 1898 M sampai

dengan 1354 H / 1935 M.

- TafsīrAl-Manār

- Tafsīr Surah-surah Al-Kausar, Al-Kafirun, Al-Ikhlaṣ dan Al-

Mu’awidzatain

Selain sebagai seorang mufassir dan penulis, Rasyīd Riḍā juga

mempunyai ide-ide pembaruan yang bertujuan mengembalikan ajaran

islam kepada al-Qur’ān dan Hadits. Ide pembaruan Rasyīd Riḍā meliputi

bidang agama, pendidikan dan politik.7

a. Bidang Agama

Rasyīd Riḍā berpendapat, faktor utama yang menyebabkan umat

Islam lemah adalah karena tidak mengamalkan ajaran Islam yang

sebenarnya. Islam banyak dipengaruhi oleh bid’ah yang menghambat

7 Akhmad Taufik, dkk, Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), 103.

Page 60: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

40

perkembangan dan kemajuan umat, diantaranya adalah ajaran-ajaran

syeikh-syeikh thariqat tentang tidak pentingnya hidup di dunia, dan

pengkultusan pada syeikh dan wali.

Ia berpendapat bahwa salah satu penyebab mundurnya umat Islam

adalah paham fatalisme, karena paham tersebut menyebabkan manusia

tidak memiliki etos kerja dan sering pasrah terhadap keadaan. Jadi umat

Islam harus menggali kembali teks al-Qur’an tanpa harus terikat dengan

pendapat ulama terdahulu, sebab akal dapat memberikan iterpretasi

(penafsiran) ulang terhadap teks-teks al-Qur’an dan Hadits yang tidak

mengandung arti tegas, atau bersifat ẓanni apalagi persoalan yang tidak

terkandung dalam al-Qur’an dan Hadits.

Demi menghindari sifat fanatik terhadap pendapat ulama terdahulu,

Rasyīd Riḍā menganjurkan adanya toleransi dalam bermadzhab, yaitu

hanya ajaran dasar yang harus disamakan pemahamannya, sedangkan

selain ajaran dasar tersebut, umat boleh memilih mana yang disetujui

selama tidak melenceng dari kebenaran.

b. Bidang Pendidikan

Rasyīd Riḍā merasa perlunya dilaksanakan ide pembaruan dalam

bidang pendidikan. Untuk itu perlu ditambahkan dalam kurikulum mata

pelajaran teologi, pendidikan moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah, ilmu

kesehatan, dan lain-lain.

Menurut Rasyīd Riḍā membangun sarana dan prasarana pendidikan

lebih penting dari pada membangun masjid, karena masjid tidak akan

berfungsi optimal jika yang mengisinya hanya orang-orang bodoh. Tapi

jika sarana dan prasarana pendidikan dibangun maka akan menghapuskan

kebodohan, sehingga urusan duniawi dan ukhrawi menjadi baik.

Pemekiran ini Ia wujudkan dengan membangun sekolah “misi Islam”

bernama al-Da’wāt wa al-Irsyād di Kairo pada tahun 1912 M.

Page 61: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

41

Lulusan dari sekolah ini akan dikirim ke berbagai dunia islam yang

membutuhkan bantuan mereka. Sekolah ini tidak berumur lama, karena

harus ditutup pada waktu pecahnya Perang Dunia I.

c. Bidang Politik

Sewaktu masih berada di tanah airnya, Rasyīd Riḍā pernah

bergabung dalam dunia politik. Namun atas nasehat dan gurunya

Muḥammad ‘Abduh, Ia menjauhi panggung politik. Setelah gurunya

wafat, maka Rasyīd Riḍā kembali terjun ke dunia politik, dengan

keinginan untuk menghapuskan pemerintahan yang otoriter.

Rasyīd Riḍā berpendat bahwa salah satu faktor yang menyebabkan

kemunduran umat Islamadalah perpecahan. Karena itu, untuk

memperbaikinya perlu adanya penghimpunan umat islam dalam kesatuan

bangsa, agama, hukum, persaudaraan, kewarganegaraan, peradilan, dan

bahasa. Kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan atas dasar keyakinan

yang sama, bukan atas dasar kesatuan bahasa dan bangsa semata.

Kedaulatan umat berada ditangan rakyat dan berdasarkan musyawarah,

karena itu bentuk pemerintahan yang dianjurkan adalah bentuk

kekhalifahan. Rasyīd Riḍā mengatakan, apapun bentuk pemerintahan yang

paling penting adalah membumikan ajaran-ajaran Islam.8

2. Latar Belakang penulisan Kitab Tafsīr Al-Manār

Secara mendetail tidak ada referensi atau penjelasan mengenai sebab

penulisan tafsīr al-Manār. Namun dari beberapa pengamat menyebutkan

bahwa pada dasarnya penulisan tafsīr al-Manār bermula dari gagasan

pemikiran dari tiga tokoh pembaharu dalam Islam yaitu Jamaludin al-

Afghani, Syeikh Muḥammad ‘Abduh dan Sayyid Muhammad Rasyīd

8 Akhmad Taufik, dkk, Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam, 104-

105.

Page 62: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

42

Riḍā. Meski mereka sepakat mengatakan bahwa penulis karya tafsīr al-

Manār ini adalah hasil tokoh yang ketiga.9

Pada dasarnya, al-Manār merupakan nama sebuah majalah masyhur

yang bertujuan sama dengan majalah al-‘Urwah al-Wusqa, antara lain

mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, sosial dan ekonomi,

memberantas tahayyul dan bid’ah yang masuk kedalam tubuh Islam,

menghilangkan paham fatalisme yang terdapat di kalangan umat Islam dan

paham-paham yang salah yang dibawa oleh tarekat-tarekat tasawuf,

meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat Islam terhadap

permainan politik-politik Negara Barat.10

Menurut Harun Nasution dalam bukunya “Pembaharuan dalam

Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan”, yang mengutip pandangan

Muhamad Abduh dalam bukunya al-Islam Din al-‘Ilm wa al-Madinah

menyebutkan bahwa kondisi umat Islam saat itu adalah kondisi jumud,

statis(tidak berkembang). Kondisi ini disebabkan oleh masuknya orang-

orang non Arab yang kemudian merampas puncak kekuasaan politik di

dunia Islam. Dengan masuknya mereka ke dalam Islam, adat istiadat dan

faham-faham animistis mereka turut mempengaruhi umat Islam yang

mereka perintah. Di samping itu mereka berasal dari bangsa yang jahil,

tidak kenal padailmu pengetahuan dan tidak mementingkan pemakaian

akal seperti yang dianjurkan dalam Islam.11

Di sisi lain, penafsiran al-Qur’an saat itu lebih merupakan suatu

masalah akademisi. Tafsir-tafsir ditulis oleh para ulama untuk ulama-

ulama lain. Memahami sebuah tafsir memerlukan pengetahuan yang detail

9 Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di Timur Tengah (Jakarta: Djambatan,

1995), 48. 10 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan

Gerakan, Cet. 12, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), 70. 11 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan

Gerakan, 62.

Page 63: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

43

terhadap kata-kata teknis dan istilah tata bahasa Arab, hukum dan dogma

Muslim, sunnah Nabi dan para sahabatnya, serta biografi Nabi. Tafsīr-

Tafsīral-Qur’ān merupakan ensiklopedi-ensiklopedi dari ilmu tersebut

atau lebih merupakan kutipan-kutipan dari ensiklopedi tersebut.

Karenanya Diperlukan energi intelektual yang besar untuk

mempelajari pengetahuan yang tertimbun di dalam tafsir-tafsir yang ada,

yang membicarakan segala sesuatu menyangkut makna al-Qur’an .12

Muḥammad ‘Abduh telah merintis kebangkitan ilmiah dan

memberikan buahnya kepada murid-muridnya. Kebangkitan ini berpusat

pada kesadaran Islam, dan upaya untuk mendapatkan pemahaman

sosiologis Islam dan pemecahan agama terhadap problematika kehidupan

masa kini. Benih-benih kebangkitan itu sebenarnya sudah dimulai dengan

gerakan Jamaludin al-Afghani, yang kepadanya Muḥammad ‘Abduh

berguru.

Abduh memberikan mata kuliah Tafsīr di Universitas al-Azhar dan

mendapat sambutan baik dari murid dan mahasiswanya. Muhammad

Rasyīd Riḍā adalah murid yang paling tekun mempelajari matakuliah

tersebut, paling semangat dan mencatatnya dengan teliti. Maka dapatlah

dikatakanbahwa ia adalah ahli waris tunggal bagi ilmu-ilmu Syaikh

Muḥammad ‘Abduh.13

Ia melihat perlu diadakan tafsir modern dari al-Qur’an, yaitu tafsiran

yang sesuai dengan ide-ide gurunya. Ia selalu menganjurkan kepada

Muhamad Abduh supaya menulis tafsir modern, namun sang guru tidak

sepaham dengan hal ini. pada akhirnya Muḥammad ‘Abduh setuju untuk

memberikan kuliah mengenai tafsir al-Qur’an di al-Azhar karena selalu

didesak oleh sang murid.

12 J. J. G. Jansen, Diskursus Tafsīr Al-Qur’ān Modern (Yogyakarta: Tiara

Wacana Yogya, 1997), 27-28. 13 A. Athaillah, Konsep Teologi Rasional dalam Tafsīr al-Manār, 45.

Page 64: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

44

Kuliah ini dimuli pada tahun 1899 M dan dihadiri oleh Rasyīd Riḍā.

Keterangan-keterangan yang disampaikan oleh Muhamad Abduh dicatat

dan kumpulkan dalam sebuah karangan yang sistematis. Apa yang Ia tulis

kemudian Ia serahkan kepada Muḥammad ‘Abduh untuk diperiksa.

Setelah diteliti dan mendapat persetujuan dari Muḥammad ‘Abduh,

karangan tersebut disiarkan dalam al-Manār. Dengan demikian timbulah

apa yang kemudian dikenal dengan tafsīr al-Manār.

Muḥammad ‘Abduh memberikan kuliah-kuliah tafsir sampai Ia

meninggal di tahun 1905 M. Ia sempat memberikan tafsiran sampai

dengan ayat 125 dari surat al-Nisā’ (413 ayat). Sepeninggalnya, Rasyīd

Riḍā melanjutkan penulisan tafsir sesuai dengan jiwa dan ide yang

dicetuskannya.Ia melanjutkan penulisannya dari surat al-Nisā ayat 125

sampai surat Yūsuf ayat 111 (930 ayat), kemudian dirampungkan oleh

Bahjah al-Baytars.14

Tafsīr al-Manār merupakan kitab tafsir yang disusun sesuai dengan

surat dan ayat mushaf Utsmani. kitab ini terbagi menjadi dua belas jilid

yang berisi dua belas surat dalam al-Qur’an yakni dimulai dari surat al-

Fātihah hingga surat Yūsuf. ia terdiri dari 6117 halaman, untuk lebih

jelasnya kita lihat tabel berikut:

Tabel 3.1. Susunan nama surah dalam kitab al-Manār

No Juz Isi Jumlah

Halaman

1 I Al-Fatihah Tafsīr al-Qur’ān al-Adzim,

Muqaddimah Tafsir al-Fatihah: 1-7, Tafsīr surat

al-Baqarah: 1-141

496

2 II Tafsir surat al-Baqarah: 142-252 496

3 III Tafsir surat al-Baqarah: 253-286 dan surat Ali

Imron: 1-92

376

4 IV Tafsir surat Ali Imran: 93-200 dan surat An- 481

14 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan

Gerakan, 71.

Page 65: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

45

Nisa: 1-23

5 V Tafsir surat An-Nisa: 24-146 476

6 VI Tafsir surat An-Nisa: 147-174 dan surat al-

Maidah: 1-84

492

7 VII Tafsir surat al-Maidah: 85-183 dan surat al-

An’am: 1-109

673

8 VIII Tafsir surat al-An’am: 110-166 dan surat Al-

A’raf: 1-86

533

9 IX Tafsir surat al-A’raf: 86-205 dan surat al-Anfal:

1-40

668

10 X Tafsir surat al-Anfal: 41-75 dan surat at-

Taubah:1-93

591

11 XI Tafsir surat at-Taubah: 94-129 dan surat Yunus:

1-107

511

12 XII Tafsir surat Hud: 1-123 dan surat Yusuf: 1-52 324

Jumlah 6117

3. Corak dan Metode Penafsiran Tafsīr al-Manār

Secara umum dapat dikemukakan bahwa Muḥammad ‘Abduh hidup

dalam suatu masyarakat yang tengah disentuh oleh berbagai

perkembangan yang ada di Eropa, dimana masyarakat sangat kaku, beku

dan menutup pintu ijtihad, hal ini muncul karena adanya kecenderungan

umat yang merasa cukup dengan produk-produk ulama terdahulu,

sehingga akal mereka beku (jumud), sementara di Eropa sendiri sedang

berkembang baik pola kehidupan yang mendewakan akal.

Berdasarkan kondisi di atas, Muḥammad ‘Abduh bermaksud dalam

setiappenuangan pikirannya termasuk dalam kitab tafsirnya berkeinginan

untuk selalu mengingatkan sekaligus menyadarkan umat untuk kembali

kepada al-Qur’an dan Hadits.

Mengenai metode yang digunakan oleh Sayyid Muhammad Rasyīd

Riḍā dalam penulisan kitab al-Manār, Ia menggunakan metode tahlili

(analisis) yang bercorak adab wa al-Ijtimā’i (sastra dan kemasyarakan)

dalam tafsirnya.

Page 66: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

46

Hal ini dapat dilihat dari adanya penafsiran dan penjelasan dari ayat

per ayat, dengan menjelaskan makna yang terkandung dalam kata perkata

ataupun perayat yang dimaksud, sebagaimana yang terdapat dalam metode

tahlili pada penafsiran sebelumnya.

Ia menggunakan kerasionalitasannya dalam memahami dan

menjelaskan suatu ayat dengan memperhatikan beberapa aspek yang

termuat dari seorang mufassir dan juga memperhatikan beberapa kitab

tafsir terdahulu untuk dijadikan bahan rujukan dalam menafsirkan

karyanya. Jenis tafsir seperti ini biasa juga disebut tafsīr tajzi’ah. 15

Walaupun secara umum tafsir ini menggunakan metode tahlili

sebagaimana yang terdapat pada penafsiran-penafsiran sebelumnya,

namun terdapat titik penekanan yang menjadikan tafsir ini berbeda dengan

metode pada tafsir yang ada. Dimana pada tafsir-tafsir sebelumnya

menitik beratkan pada pemaknaan terhadap makna linguistik yang terdapat

pada ayat, hal ini berbeda dengan tafsīr al-Manār, karena karya Rasyīd

Riḍā ini tidak hanya menitikberatkan pada sisi linguistik saja, melainkan

juga menekankan keterkaitan makna ayat dengan aspek-aspek atau

persoalan yang muncul pada zaman sekarang, atau biasa disebut dengan

corak Adab wa al-Ijtimā’i. Sehingga al-Qur’an bukan lagi dianggap

sebagai kitab suci yang memiliki sastra tinggi, namun al-Qur’an dapat

berfungsi sebagaimana fungsi utamanya bagi masyarakat (umat Islam),

yakni sebagai petunjuk dalam hidup. Hal ini yang menjadikan titik

perbedaan yang menjadikan kitab tafsīr al-Manār sebagai bibit tafsir

modern.16

Tafsir al-Manār sendiri dalam penafsirannya mengambil beberapa

referensi dari berbagai kitab terdahulu, seperti: Al-Kasysyāf, Al-Jami’ fī

15 Muhammad Baqr Shadr, Sejarah dalam Perspektif Al-Qur’an, Cet. I

(Jakarta:Pustaka Hidayah, 1993), 12. 16 Fachruddin Faiz, Hermeneutika Qur’ān (Yogyakarta: Qalam, 2002), 64.

Page 67: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

47

Ahkām al-Qur’ān , Tafsīr al-Ṭabari, Tafsīr Mafātih al-Ghaib, Ta’wil

Musykil al-Qur’ān , Tafsīr al-Alūsi, Tafsīr Al-Bahr al-Muhiṭ, Tafsīr Ibn

Katsīr, al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur’ān , Mabāhits fī‘Ulūm al-Qur’ān, Lubab

al-Nuqūl fī Asbab al-Nuzūl, Asbab al-Nuzūl karya al-Wāḥidi, I’jāz al-

Qur’ān , dan al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’ān .17

4. Pandangan Ulama Terhadap Kitab Al-Manār

Muhammad Husein al-Dzahabi dalam karyanya al-Tafsīr wa al-

Mufassirūn menyatakan bahwa Abduh dengan metodenya telah

melahirkan aliran atau corak baru dalam sejarah penafsiran al-Qur’ān.

Aliran ini menurutnya adalah corak al-adabi al-Ijtimā’i yang diberi

pengertian sebagai mengkaji al-Qur’an dengan usaha untuk menunjukan

kecermatan ungkapan bahasa, dilanjutkan dengan merajut berbagai makna

yang dimaksud dengan cara yang lebih menarik, kemudian diusahakan

eksplorasi penerapan naṣ kitab suci dalam kenyataannya sesuai dengan

hukum-hukum yang berlaku dalam kehidupan masayarakat dan untuk

membangun peradaban.

Al-Dzahabi menilai bahwa aliran yang diprakasai oleh Abduh

disamping memiliki kebaikan-kebaikan juga mempunyai cacat. Kebaikan-

kebaikan yang dengan terus terang ditunjukannya adalah:

a) Tidak terpengaruh oleh madzhab

b) Bersikap kritis terhadap riwayat-riwayat israilliyat

c) Tidak tertipu oleh hadits-hadits ḍa’if dan mauḍū’

d) Menjauhkan tafsīr dari istilah teknis keilmuan (bahasa arab)

Disamping itu dia menyebutkan kebaikan lain yang dimiliki aliran

ini, yaitu metode semantik sosial yang digunakannya. Melalu metode ini

Muhammad ‘Abduh dengan alirannya berusa untuk:

17 Nasir Baidan, Perkembangan Tafsir al-Qur’an di Indonesia, Cet. I (Solo: PT.

Tiga Serangkai, 2002), h. 77.

Page 68: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

48

a) Mengungkapkan keindahan bahasa dan kemukjizatan al-Qur’ān

b) Menjelaskan makna dan maksud-maksudnya

c) Menujukan hukum-hukum yang berlaku di alam raya dan

masyarakat manusia

d) Menawarkan solusi bagi problem-problem yang dihadapi kaum

muslimin pada khususnya dan bangsa-bangsa di seluruh dunia pada

umumnya

e) Mempertemukan kebaikan dunia dan akhirat

f) Memaduka al-Qur’ān dengan teori-teori ilmu pengetahuan yang

valid sedangakan kejelekannya menurut al-Dzahabi adalah

memberikan kebebasan yang besar terhadap akal.18

Kemudian manna al-Qattān dalam kitabnya Mabāits fī Ulūm al-

Qur’ān memberikan komentar terhadap Tafsīr al-Manār bahwa tafsir

tersebut adalah sebuah tafsir yang penuh dengan pendapat para sahabat

dan tabi’in dan penuh dengan uslub-uslub bahasa arab dan penjelasan

tentang sunnatullah yang berlaku dalam kehidupan umat manusia, dengan

menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan gaya bahasa yang menarik dan

menyajikan pemahaman kandungan makna dengan redaksi yang mudah

dipahami, penjelasan terhadap berbagai persoalan diurai secara jelas dan

tuntas, membantah terhadap tuduhan dan kesalahpahaman terhadap islam

dengan tegas dan memberikan petunjuk qur’ani untuk mengobati

penyakit-penyakit masyarakat. dan Rasyīd Riḍā menjelaskan bahwa tujuan

pokok tafsirnya ialah untuk memahami kitabullah sebagai sumber ajaran

agama yang mebimbing umat manusia kearah kebahagiaan hidup di dunia

dan hidup di akhirat.19

18Muhammad Husein al-Dzahabi, al-Tafsīr wa al-Mufassirūn (Beirut: Daar al-

Hadits, 2005), 57. 19Mannā Qalil al-Qattān, Mabahits fī ‘Ulum al-Qur’ān (Jakarta: Lentera

Antarnusa, 1992), 512.

Page 69: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

49

B. Mengenal Ṭanṭāwi Jauharī

1. Riwayat Hidup dan karya-karyanya

Syaikh Ṭanṭāwi Jauharī bin Jauharī al-Misri dilahirkan di desa Kifr

‘Iwadhillah hijazi tahun 1287 H/ 1870 M. dan wafat pada tahun 1358

H/1940 M. Desa Kifr terletak di timur kota Mesir. Kondisi sosial ekonomi

desa tersebut berjalan sebagaimana mestinya desa di sekitar kota Mesir,

begitu pula aktifitas yang dilakukan oleh penduduknya, yaitu dengan

bekerja keras membanting tulang untuk mencukupi kehidupan mereka

masing-masing. Di antara mata pencarian yang paling menonjol pada saat

itu adalah pekerjaan sebagai seorang petani. Ṭanṭāwi Jauharī dilahirkan

dalam sebuah keluarga petani, sehingga aktifitas masa kecilnya sering

membantu orang tuanya sebagai petani.20 Ṭanṭāwi Jauharī adalah ulama

moderat yang dikenal sebagai seorang cendekiawan muslim yang berasal

dari Mesir yang terkenal karena kegigihannya dalam gerakan

pembaharuan untuk menumbuhkan dan memotivasi umat Islam terhadap

penguasaan ilmu pengetahuan.21

Dalam kesehariannya, sejak kecil ia dikenal sebagai sosok yang

sangat rajin dan juga mencintai agamanya. Meskipun dilahirkan dari

kalangan keluarga petani yang bisa dikatakan sangat sederhana, namun hal

tersebut tidak mengurungkan semangatnya untuk terus berjuang dalam

menuntut ilmu. Pendidikannya dimulai di Desa al-Ghār, dan bahkan

semangat untuk belajarnya dari waktu ke waktu semakin menggebu. Di

sisi lain ia juga turut membantu orang tuanya sebagai petani di desanya.

Tanṯawi tidak hanya belajar di sekolahnya saja, melainkan juga belajar

20 Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam di Indonesia (Jakarta: Anda Utama,

1992/1993), 11. 21 Mannā Khalil al-Qattān, Studi Ilmi-ilmu Qur’ān (Bogor: Litera Antar Nusa,

2013), 510.

Page 70: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

50

kepada orang tuanya sendiri beserta pamannya, yakni Syaikh Muhammad

Syalabi.22

Selain sebagai petani, orang tua Ṯanṯāwi Jauharī merupakan

seorang tokoh agama di desanya, sehingga orang tuanya sangat

memperhatikan pendidikan yang ditempuh anaknya. Tidak cukup sampai

di situ, orang tua Ṭanṭāwi Jauharī menginginkan anaknya tumbuh sebagai

orang yang berpredikat terpelajar. Karena itu, setelah menamatkan

pendidikan formal di kota kelahirannya, ia dikirim ke Universitas al-Azhar

Kairo Mesir untuk mendalami ilmu-ilmu agama. Di jenjang pendidikan

inilah, Ṭanṭāwi Jauharī dipertemukan dengan berbagai tokoh pembaharu

terkemuka di Mesir. Dan di antara sekian banyak tokoh pembaharu

tersebut, yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadiannya

adalah Muḥammad ‘Abduh, atau yang dikenal sebagai salah satu

pengarang tafsīr al-Manār. Bagi Ṭanṭāwi Jauharī, Abduh tidak hanya

dianggap sekedar guru saja, melainkan juga sebagai mitra dialog. Sebab,

pemikiran Abduh sangat berpengaruh besar terhadap pemikiran Ṭanṭāwi

Jauharī selanjutnya, terutama keilmuannya dalam bidang tafsir.

Sebagai akademisi, Ṭanṭāwi Jauharī selalu aktif untuk mencermati

serta meneliti setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan dilakukan

secara massif dengan menggunakan cara yang beragam, mulai dari

membaca buku, menelaah artikel di media massa, sampai menghadiri

berbagai seminar keilmuan pada masa itu. Dari sekian banyak jenis

keilmuan yang dipelajari, Ṭanṭāwi Jauharī lebih tertarik dan tergila-gila

dengan ilmu tafsir. Di samping itu, Ṭanṭāwi Jauharī Juga fasih berbicara

tentang ilmu fisika. Menurutnya, ilmu itu harus dikuasai oleh umat islam.

22 Zaghlul an-Najjar, Tafsīr Al-ayatul Kauniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm, jilid 3

(al-Qathirah: Maktabah as-Syarqiyyah ad-Dauliyyah, 2007), 467.

Page 71: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

51

Dengan cara itu maka anggapan bahwa islam adalah agama yang

menentang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat ditepis.23

Setelah menyelesaikan pendidikannya di al-Azhar, kemudian

Ṯanṯāwī Jauharī melanjutkan pendidikannya di Dar al- Ulum, dan

menyelesaikannya pada tahun 1311 H. atau 1893 M. Atas bimbingan

Muḥammad ‘Abduh, yang telah membuka cakrawala pemikirannya

sehingga demikian luas ketika menempuh studi di Al-Azhar. Setelah

menyelesaikan pendidikannya, Ṭanṭāwi Jauharī memulai perjuangannya

sebagai pengajar. Pada awalnya, Ia menjadi guru madrasah ibtida‘iyyah

dan tsanawiyyah, kemudian juga mengajar di Universitas Dār al-Ulūm,

tempat belajarnya duhulu.24

Oleh sebab itu, ia terus belajar ilmu tafsir dengan sangat cermat

dan teliti. Dan pada gilirannya, bentuk kecintaan dan kepeduliannya

terhadap ilmu tafsīr tersebut kemudian dibuktikan dengan memunculkan

sebuah karya tafsīr, yaitu Al-Jawāhir Fī Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm.

Karena memang Ṭanṭāwi Jauharī mahir di bidang sains atau ilmu

pengetahuan, tafsir yang dihasilkannya pun lebih bercorak ilmu

pengetahuan (tafsir ilmi). Dengan segenap kemampuannya, ia berusaha

menafsirkan al-Qur’an dengan corak khasnya tersebut yang memang

sangat dibutuhkan seluruh umat Islam pada masa kini.25 Adapun beberapa

karya dari Ṭanṭāwi Jauharī antara lain: Jawāhir al-Ulum (Mutiara-mutiara

Ilmu); Niẓām al-‘Alam wa al-Umam (Tata dunia dan umat manusia); al-

Taj al-Arsy (Mahkota yang bertahta); Jamal al-‘Alam (Keindahan alam);

al-Islām wa al-Niẓām (Islam dan Sistem); al-Hikmah wa al-Hukamā’

23 Abdul Ghaffar, “Isra’ Mi’rajdalam Tafsir‘Ilmi“ (Studi Komparatif Penafsiran

al-Razi dan Tanthawi Jauhari terhadap QS. Al-Isra: 1 dan QS. Al-Najm: 13-15” (Skripsi

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), 44. 24 Andi Rosadisastra, Metode Tafsīr Ayat-Ayat Sains dan Sosial (Jakarta:

Amzah, 2007), 152-157. 25 Zaghlul an-Najjar, Sains dalam hadits, Mengungkap Fakta Ilmiah dan

Kemukjizatan Hadits Nabi, terj. Zainal Abidin, dkk(Jakarata: Amzah, 2011), 288.

Page 72: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

52

(Kebijaksanaan dan orang-orang yang bijaksana); dan al-Jawāhir fī Tafsīr

al-Qur’ān al-Karīm (Mutiara-mutiara dalam tafsīr al-Qur’ān yang mulia).

Di antara berbagai karya yang dihasilkan Ṭanṭāwi Jauharī, karya

yang paling fenomenal adalah kitab tafsīr yang diberi nama “al-Jawāhir fī

Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm.26 Karena di dalam tafsīr ini mengandung

berbagai informasi secara lebih komprehensif. Selain menyajikan

penafsiran ayat-ayat al-Qur’ān secara tahlili (urutan penafsiran

berdasarkan urutan mushaf), penjelasannya juga sangat bagus, yang

memadukan tafsir al-Qur’an dengan penjelasan ilmu pengetahuan modern

(sains). Bahkan di dalam tafsirnya dijelaskan pula gambar-gambar

tumbuhan, hewan, pemandangan-pemandangan alam, eksperimen ilmiah,

dan semacamnya sebagai pendukung atas tafsir yang dikemukakannya.

Dalam karyanya, Ṭanṭāwi Jauharī berusaha mengkonsultasikan

ayat-ayat al-Qur’an dengan keajaiban alam. Ia menyarikan hasil ilmu

kealaman dari al-Qur’an bahkan merekonsilasikan teori-teori sains yang

belum pasti dengan ilmu al-Qur’an. Ṭanṭāwi Jauharī dalam kitab Tafsirnya

banyak memuat kajian-kajan ilmiah yang merupakan kajian baru dalam

penafsiran, termasuk pengetahuan-pengetahuan kontemporer sehingga

kajian-kajian tidak terbatas masalah fiqh dan tauhid saja. Dalam

muqaddimahnya ia menjelaskan bahwa tafsir ini merupakan tiupan

rabbani isyarat suci dan informasi simbolik yang didapatkan melalui

ilham.27 Menurut Ṭanṭāwi Jauharī ayat-ayat yag membahas fiqh tidak

lebih dari 150 ayat, sedangkan dalam ilmu alam terdapat 750 ayat.28 Tanpa

menghilangkan rasa hormatnya kepada seorang imam dan mufassir klasik

26 Muhammad Husein Adz-Dzahabi, al-Tafsīr wa al-Mufassirūn, jilid I (Kairo:

Dar al-Hadits, 2005), 442. 27 Ṭanṭāwi Jauharī, al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān, Juz 1 (Beirut: Dar el-Fikr,

1350 H), 3. 28Ṭanṭāwi Jauharī, al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān, 53.

Page 73: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

53

sebelumnya, ia mengeluhkan begitu banyak para mufassir berlomba-

lomba menyusun kitab tafsir fiqh dibanding menyusun tafsir ilmi.

2. Latar Belakang Penulisan Kitab Tafsīr al-Jawāhir fī Tafsīr al-

Qur’ān al-Karīm

Nama kitab al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm. Karya dari

Ṭanṭāwi Jauharī, Ia memberi nama dengan istilah ‘’mutiara’’ (Jawāhir).29

Kitab ini ditulis dengan mengikuti mushaf al-Imām (Rasm al-Usmani),

yakni dalam menafsirkan ayat dan surat, mufassir mendasarinya pada

urutan sebagaimana urutan mushaf al-Qur’ān , tidak berdasarkan urutan

ayat. Kitab al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm adalah sebuah karya

tafsir yang disusun pada abad ke 20, di mana kecanggihan teknologi

semakin memperkaya wacana keilmuan di bidang eksak. Ṭanṭāwi Jauharī

yang memiliki semangat tinggi untuk melakukan rasionalisasi ilmiah

terhadap wacana tafsir, tidak sedikit mengadopsi perkembangan ilmu-ilmu

mutakhir untuk mengungkap kandungan al-Qur’an sehingga kitab ini

memuat demikian banyak macam pembahasan, dan tentunya sangat logis

jika kandungan isi kitab ini mempunyai informasi lebih dibandingkan

kitab tafsir ilmi yang beredar sebelumnya.

Kitab ini memiliki metode pembahasan yang amat berbeda dari

kitab-kitab tafsir lainnya, cirinya yang menonjol adalah: 1) Banyaknya

merangkum kembali tulisan-tulisannya yang pernah ditulisnya; 2) Dalam

pendahuluannya ia mengedepankan alasan mengapa ia menulis kitab ini,

yaitu agar umat Islam menyadari betapa pentingnya penguasaan ilmu pada

umat Islam seperti fisika, pertanian, pertambangan, matematika ilmu ukur,

ilmu falak, ilmu kedokteran, dan lain sebagainya; 3) Dalam menafsirkan

29 Abdul Majid Abd as-Salam al-Muhtasim, Visi dan Paradigma Tafsir al-

Qur’ān Kontemporer, terj. M. Minzhftir Wabid (Bangil: al-Izzah, 1997), 273.

Page 74: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

54

ayat-ayat yang berhubungan hal alamiah, ia melengkapinya dengan

kelengkapan gambar dan foto-foto.30

Kemudian juga ada juga beberapa faktor lain yang mendorong

Ṭanṭāwi Jauharī menulis kitab tafsir ini, di antaranya adalah sebagai

berikut: pertama, Minimnya orang-orang yang berfikir tentang alam dan

keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalamnya. Keuda, Dalam al-Qur’an

terdapat ayat-ayat tentang sains lebih dari 750 ayat sementara ilmu-ilmu

yang berkaitan dengan hukum fiqih tidak lebih dari 150 ayat.31

Tujuan dari penulisan kitab ini adalah untuk menghilangkan

kejumudan umat Islam dari ilmu pengetahuan serta mendorong agar umat

Islam bangkit dan mampu mengungguli Eropa di bidang argaris, medis,

pertambangan, matematika, arsitektur, astronomi serta sains dan

perindustrian.32

Mengenai isi dari kitab al-Jawāhir, dalam tafsir ini terkandung

pembahasan-pembahasan unik yang menjadikannya berbeda dengan

kebiasaan pembahasan kitab tafsir yang lain. Misalnya di dalam

menafsirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan alamiah Ṭanṭāwi Jauharī

perlu melengkapinya dengan foto-foto dan gambar tumbuh-tumbuhan,

hewan, pemandangan alam, eksperimen ilmiah, tabel-tabel ilmiah spesialis

dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang transparan kepada

pembaca seolah fakta tersebut benar-benar riil di depannya layaknya fakta

empiris.

Al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm, terdiri dari tiga belas

jilid, dua puluh enam juz dengan isi surat tiap jilid adalah sebagai berikut:

30 Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam di Indonesia(Jakarta: Anda Utama,

1992/1993), 308. 31Tanthawi Jauhari, al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an, 2-3. 32Ṭanṭāwi Jauharī, al-Jawâhir fî Tafsîr al-Qur’ân, 3.

Page 75: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

55

Tabel 3.2. Susunan nama surah dalam kitab al-Jawāhir

NO JILID JUZ NAMA SURATī

1 1 1 Al-Fātihah, Al-Baqarah

2 1 2 Al-‘Imrān

3 2 3 Al-Nisā’, Al-Mā’idah

4 2 4 Al-An’ām, Al-A’rāf

5 3 5 Al-Anfāl, Al-Taubah

6 3 6 Yūnus, Hūd

7 4 7 Yūsuf, Al-Ra’ad, Ibrāhim

8 4 8 Al-Hijr, Al-Nahl

9 5 9 Al-Isrā’, Al-Kahfi

10 5 10 Maryam, Ṯāhā, Al-Anbiyā’

11 6 11 Al-Haji, Al-Mu’minūn

12 6 12 An-Nūr, Al-Furqān

13 7 13 Al-Syu’arā’, Al-Naml

14 7 14 Al-Qasas, Al-Ankabūt

15 8 15 Al-Rūm, Luqmān, Al-Sajadah

16 8 16 Al-Ahzāb, Sabā’

17 9 17 Fātir, Yāsīn

18 9 18 As-Sāffāt, Sād, Az-Zumar

19 10 19 Al-Mu’min, Hamim as-Sajadah

20 10 20 Asy-Syūra, Al-Zukhruf

21 11 21 Al-Dukhān, Al-Jāsiyah, Al-Ahqāf,

Muhammad

22 11 22 Al-Fath, Al-Hujarāt

23 12 23 Qāf, Al-Zāriyāt, Al-Ṯūr, Al-Najm, Al-

Qomar

24 12 24 Al-Rahmān, Al-Wāqiah, Al-Hadīd, Al-

Mujādilah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah,

As-Saff, Al-Jumu’ah, Al-Munāfiqūn, Al-

Taghābun, At-Talāq, At-Tahrīm, Al-

Mulk, Al-Qalam, Al-Hāqqah, Al-Ma’ārij,

Nūh, Al-Jinn, Al-Muzammil, Al-

Muddassir, Al-Qiyāmah, Ad-Dahr, Al-

Mursalāt

Page 76: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

56

25 13 25 Al-Nabā’, Al-Nāzi’āt, Abasa, At-

Takwīr,Al-Infiṯār, Al-Tatfīf, Al-Insyiqāq,

Al-Burūj, At-Ṯāriq, Al-A’lā, Al-

Ghāsyiyah, Al-Fajr, Al-Balad, Asy-

Syams, Al-Layl, Ad-Duhā, Al-Insyirah,

Al-Tīn, Al-Alaq, Al-Qodr, Al-Bayyinah,

Al-Zillat, Al-‘Ādiyāt, Al-Qāri’ah, Al-

Takāsur, Al-‘Asr, Al-Humazah, Al-Fīl,

Al-Quraisy, Al-Mā’ūn, Al-Kausar, Al-

Kāfirūn, Al-Nasr, Al-Lahab, Al-Ikhlās,

Al-Falaq, An-Nās

26 13 26 Mulkhaq Juz awal33

3. Corak dan Metode Penafsiran Tafsīr al-Jawāhir fī Tafsīr al-

Qur’ān al-Karīm

Kitab Tafsīr Al-Jawāhir disusun ketika Ia berumur 60 tahun, kitab

ini banyak merangkum kembali tulisan-tulisannya yang sudah beredar

sebelumnya, di dalam pendahuluan tafsirnya, Ṭanṭāwi Jauharī

mengemukakan alasan yang mendorongnya untuk menulis yaitu agar umat

Islam sadar untuk mengejar dan menuntut berbagai macam ilmu dalam arti

yang seluas-luasnya, yakni ilmu fisika, biologi, ilmu kalam, ilmu ukur,

falak dan lain sebagainya.34

Secara umum penafsiran al-Qur’an itu dilakukan dengan dua cara

yaitu: bil ma’qul yang disebut juga dengan bil riwayat atau tafsīr bil

ma’ṡur, dan penafsiran bi al-mardud yang disebut juga dengan tafsīr bil al

ra’yi, akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya menurut Subki Shalih

dua caratersebut cenderung terpadu, dari perpaduan itulah lahir beberapa

metode yaitu Tahlili, Ijmali, Muqorrin dan Maudhu’i.35

33Ṭanṭāwi Jauharī, Al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm, 221. 34 Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam di Indonesia (Jakarta: Direktorat

Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Peningkatan Prasarana dan Saran

Perguruan Tinggi Agama /IAIN, 1992/1993), 1188. 35 Muhammad Ali Ash Shobuni, Ikhtiyar Ulumul Qur’ān Praktis, terj. M.

Qodirun Nar, (Jakarta: Pustaka Imani, 1988), 86.

Page 77: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

57

a. Metode Tahlili, yaitu salah satu metode tafsīr dengan menjelaskan

kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai aspeknya. Mufassir

yang menggunakan metode ini umumnya menafsirkakn ayat secara

tertib dari al-Fatihah sampai al-Nas sesuai dengan urutan mushaf

Ustmani. Melalui metode ini seorang mufassir juga dituntut

menjelaskan kandungan ayat secara luas dan terperinci. Sehingga ia

harus mampu menguraikan kosa kata dan lafadz, ijaz dan

balaghahnya, munāsabah dan asbābun nuzūl, juga aspek-aspek tafsir

lainnya. Oleh karena itu, penafsiran dengan metode ini akan

menghasilkan penafsiran yang luas dan mendalam.

b. Metode Ijmali, yaitu metode menafsirkan kandungan ayat-ayat al-

Qur’an dengan menyampaikan makna globalnya saja. Dengan

metode ini mufassir hanya menyampaikan makna pokok dari ayat

yang ditafsirkan dan menghindari hal-hal yang dianggap diluar

makna pokok tersebut. Sehingga penafsiran dengan metode ini

umumnya sangat singkat dalam penjelasannya.

c. Metode Muqaran, sesuai dengan namanya, metode tafsir ini

menekankan kajian pada aspek perbandingan (komparasi) tafsir al-

Qur’an. Perbandingan dimaksud dapat berupa ayat dengan ayat,

surat dengan surat, al-Qur’an dengan hadits atau perbandiangan

antar mufassir sebelumnya.

d. Metode Maudhu’i, metode tafsir yang pembahsannya didasarkan

tema-tema tertentu dalam al-Qur’an. Sehingga metode ini sering

disebut metode tematis.36

Dari bebrapa metode tersebut yang digunakan Ṭanṭāwi Jauharī ini

adalah metode tahlili yaitu suatu metode yang mufassirnya berusaha

36 Rasyid Ridha, Konsep Theologi Rasional dalam Tafsîr al-Manâr (Jakarta: PT.

Erlangga, 2006), 31.

Page 78: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

58

menjelaskan makna dan kandungan ayat al-Qur’an dari seluruh aspeknya,

di dalam tafsirnya penafsir mengikuti runtutan ayat sebagaimana yang

telah tersusun dalam mushaf, penafsir memulai uraiannya dengan

mengemukakan arti kosa kata diikuti dengan penjelasan mengenai arti

global ayat. Ia juga menggunakan munāsabah (korelasi) ayat-ayat serrta

menjelaskan hubungan maksud ayat tersebut satu sama lain, begitu pula

penafsir membahas mengenai asbāb al-nuzūl (latar belakang turunnya

ayat) dan dalil-dalil yang berasal dari Rasul, atau sahabat, atau para tabi’in

yang kadang-kadang bercampur baur dengan pendapat penafsir itu sendiri

dan diwarnai oleh latar belakang pendidikannya.37

Jika kita mencermati secara detail, semua yang digunakan oleh

Ṯanṯāwī Jauharī dalam menafsirkan al-Qur’an adalah dengan

menggunakan penalaran atau pemikiran (tafsir bi al-ra’yi). Kita tahu

bahwa cara Ia dalam menafsirkan al-Qur’an adalah dengan menyuguhkan

dan memberi keterangan berupa gambar-gambar dan penjelasan yang

berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Selain itu, dalam menafsirkan suatu

ayat, Ṭanṭāwi Jauharī murni menggunakan pemikirannya sesuai dengan

kemampuan yang dimilikinya, kecuali hanya sedikit yang mengutip

pendapat para ulama.

Tafsir bi al-Ra’yi adalah jenis penafsiran al-Qur’an melalui

pemikiran atau ijtihad. Bentuk tafsir ini banyak berkembang pesat dan

muncul di kalangan ulama-ulama mutaakhkhirin, sehingga abad modern

ini lahir tafsir menurut tinjauan sosiologis dan sains, di antaranya adalah

tafsir al-Manār dan al-Jawāhir. Berbeda dengan penafsiran al-Qur’an

37 Abd Al Hayy al Farmawi, Metode Tafsīr Maudhu’i Suatu Pengantar, Terj.

Sufyan A. Jamrah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), 12.

Page 79: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

59

dengan bentuk al-ma’ṡur, karena bentuk penafsiran al-ma’ṡur sangat

bergantung dengan riwayat.38

Setelah dilakukan penelitian secara seksama terhadap kitab al-

Jawāhir ternyata corak penafsiran tafsir al-Jawāhir adalah bercorak Ilmi.

Kenapa dikatakan demikian, karena Ia dalam penafsirannya didasarkan

pada pengalaman ilmu pengetahuan yang mana ilmu tersebut menjadi

keahliannya dalam menafsirkan ayat.

Tafsir Ilmi adalah, sebuah metode penafsiran al-Qur’an yang

menjelaskan isi-isi ayat al-Qur’an berdasarkan ayat-ayat sains. Mufassir

memberikan penafsiran terhadap lafaẓ dari ayat-ayat al-Qur’an secara

singkat dan sekedar cukup. Kemudian langsung memasuki pembahasan

ilmiah dari berbagai ilmu pengetahuan yang dibahas secara panjang lebar

disertai pendapat-pendapat para ahli, baik dari pakar-pakar yang adadi

dunia timur maupun di dunia barat.39

4. Pandangan Ulama terhadap Kitab Tafsīr al-Jawāhir fī Tafsīr al-

Qur’ān al-Karīm

Banyaknya bahasan yang dimuat dalam kitab ini membuat

sebagian ulama memandang kitab al-Jawāhir fī al-Tafsīr al-Qur’ān al-

Karīm tersebut bukan sebagai kitab tafsir lagi. Hal ini disebabkan

kecenderungan penulisannya berbeda dengan tafsir-tafsir lainnya.

Pemikiran Ṭanṭāwi Jauharī yang memandang bahwa al-Qur’an

memuat banyak tentang ilmu pengetahuan alam yang kemudian ia

tuangkan dalam tafsirnya dengan pembahasan yang sangat luas,

membuatnya diperdebatkan dan bahkan ditolak. Penolakan yang keras

adalah yang dilakukan oleh raja Arab Saudi, Abdul Azīz ‘Ali al-Su’udi

38 Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsīr (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

2005), 376. 39 M. Nur Ikhwan, Tafsīr Ilmi Memahami Al-Qur’ān Melalui Pendekatan Sains

(Jogjakarta: Menara Kudus Jogja, 2004), 127.

Page 80: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

60

yang melarang kitab tafsirnya. Hal ini juga dimungkinkan karena

pemikirannya yang menyerang para ulama fiqih yang tuduhannya telah

melalaikan ayat-ayat tentang ilmu pengetahuan dalam arti luas.40

Al-Dzahabi dalam kitab al-Tafsīr wa al-Mufassirūn menjelaskan

bahwa metode yang dipergunakan oleh Ṭanṭāwi Jauharī di dalam

tafsirannya adalah memberikan tafsiran-tafsiran secara lafẓi dan kemudian

dilanjutkan dengan kajian-kajian yang bersifat ilmiah. Pembahasan-

pembahasan tersebut menurut al-Dzahabi merupakan akumulasi dari

pendapat para pemikir barat dan timur zaman modern. Kajian-kajian yang

bersifat keilmuan menurut al-Dzahabi juga ditransfer oleh Ṭanṭāwi Jauharī

dari Injil Barnabas yang dianggap sebagai Injil yang paling Sahih, juga

dari Plato dan Ikhwan al-Safa dalam risalahnya. Ṭanṭāwi Jauharī juga

menggunakan teori-teori ilmiah modern pada saat menafsirkan ayat-ayat

al-Qur’ān, dimana teori-teori tersebut belum pernah ada di Arab pada

masa sebelumnya.41

Abdul Majid Abdussalam al-Muhtasib yang merupakan salah

seorang doktor ahli tafsir yang telah mengkaji sejumlah kitab tafsir ilmiah

kontemporer dengan kesimpulan bahwa ia tidak membenarkan praktik

menundukan ayat-ayat al-Qur’an pada ilmu pengetahuan alam. Pandangan

tersebut berdasarkan pada pernyataan bahwa kitab al-Qur’an bukan buku

ilmu pengetahuan, tetapi ia adalah kitab Islam yang berisi aqidah yang

menjadi interaksi manusia dengan khaliqnya, dengan dirinya dan atas

sesamanya dalam bermu’amalah. Abdul Majid Abdussalam al-Muhtasib

melihat bahwa tafsir ilmiahnya Ṭanṭāwi Jauharī dipandang telah

melampaui batas makna ayat, sehingga banyak realitas yang terhimpun di

40 Fuad Taufiq Imron, “Konsep Gunung Dalam Kitab al-Jawāhir fī Tafsīr al-

Qur’ān al-Karīm” (Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits Universitas Islan

Negeri Walisongo Semarang tahun 2016), 81. 41 Muhammad Husein Al-Dzahabi, al-Tafsīr wa al-Mufassirūn, jilid I (Beirut:

Dar al-Hadits, 2005), 508-509.

Page 81: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

61

dalamnya. Walaupun demikian ia memandang bahwa sesungguhnya

Ṭanṭāwi Jauharī sendiri telah memakai jalan yang seharusnya dilaluinya

untuk membangkitkan umat Islam dengan kebangkitan baru dalam bidang

saintis.42

Di samping itu, juga ada pihak-pihak yang memberikan respon

yang baik terhadap kitab al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm.

Diantaranya adalah Muhammad Ibrahim Syeikh Kujin (ketua utusan

China di Universitas Al-Azhar) yang mengatakan dalam suratnya bahwa,

Ṭanṭāwi Jauharī adalah salah satu seorang ulama modern yang mengarang

kitab tafsīr dengan gaya bahasa yang indah dan berdasarkan pandangan-

pandangan ilmiah modern.43

Abu Abdullah al-Zarjani dari golongan Syi’ah juga mengatakan

bahwa selama ini banyak pertentangan antara ilmu sains modern dengan

agama. Namun setelah membaca kitab tersebut menjadi terang dan yakin

(tidak ada pertentangan), di samping itu ustad Murtada al-Hasani salah

seorang ulama Syi’ah juga menyampaikan pujiannya terhadap kitab ini.44

42Abdul Majid Abd as-Salam al-Muhtasib, Visi dan Paradigma Tafsīr al-Qur’ān

Kontemporer, Terj. Moh Magihfur Wachid, (Bangil: al-Izzah, 1997), 192. 43Ṭanṭāwi Jauharī, Mulhaq al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm, Juz I,

(Mesir: Musthafa al-Bab al-Halabi, 1350), 269. 44Ṭanṭāwi Jauharī, Mulhaq al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm, 269-271.

Page 82: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

62

BAB IV

KOMPARASI PENAFSIRAN ṬANṬĀWI JAUHARĪ DAN

RASYĪD RIḌĀ TENTANG PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM

MASA

Pada bab ini penulis memaparkan tentang penafsiran Rasyīd Riḍā

dalam kitabnya al-Manār dan Ṭanṭāwi dalam kitabnya al-Jawāhir tentang

proses penciptaan alam dalam enma masa. Penelitian ini menggunakan

metode komparatif yang bertujuan untuk mengetahui argumen-argumen

yang dibangun dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan proses

penciptaan alam dalam enam masa. Sebelum masuk kajian lebih jauh,

penulis memberikan langkah-langkah dalam menentukan ayat yang

berkaitan tentang judul ini. Sehingga kajian ini memiliki pembatasan dan

fokus agar tidak terjadi pemaparan-pemaparan yang lebih luas dan keluar

dari konteks judul ini.

Dalam menentukan langkah-langkah ini, penulis menggunakan

metode tematik yang dikembangkan oleh al-Farmawi antara lain:

Pertama, menetapkan atau memilih tema yang akan dikaji secara

maudhu’i. Tema yang digunakan adalah proses penciptaan alam dalam

enam masa. Kedua, melacak dan mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an yang

berkaitan dengan judul yang penulis teliti. Dalam melacak ayat-ayat

tentang judul ini, penulis menggunakan kamus al-Qur’an yang berjudul

Mu’jam al-Mufahras li alfaẓ al-Qur’ān dan kitab Faturrohman. Term

yang didapati dalam kajian ini yaitu Lafadz sittati ayyām. Ketiga,

menjelaskan munāsabah (korelasi) dan asbāb al nuzūl ayat-ayat tersebut

di dalam setiap surahnya.

Page 83: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

63

Setelah menjelaskan langkah-langkah dalam penentuan ayat, maka

selanjutnya penulis memaparkan dan menganalisis argumen-argumen

yang dibangun oleh Rasyīd Riḍā dan Ṭanṭāwi tentang tema ini.

A. Klasifikasi Ayat-ayat Mengenai Proses Penciptaan Alam dalam Enam

Masa

1. Surat al-A’rāf ayat 54 ام ث م ام تو ى ع لى وام ة أ ي إأنام ربامك م للام لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض فأ تأ

رأهأ أ ى سامرتث مر ولج ي لىاميل ل امهار يطى ب ه حثأيثا ولشاممس و ل لعرشأ ي غشأ ت بارك للام ربج لعالمأي ر يل له لىق ول

Artinya: “Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang

menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia

bersamayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang

yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan

bintang-bntang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala

penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha suci Allah, tuhan

seluruh alam”.(QS. al-A’rāf[7]:54)

2. Surat Yūnus ayat 3

ام ث م ام تو ى ع لى لعرشأ وامة أ ي إأنام ربامك م للام لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض فأ تأ يفل تذكامر ون لأك م للام ربجك م فالب د وه ذع ن ب عدأ إأذنأهأ ن شفأيعث إألام أ ا أ ر ي دب أر ل

Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang

menciptakan langit dan bumi dalam enam masa kemudian Dia

bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala

urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada

izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah

kamu tidak mengambil pelajaran?(QS. Yūnus[10]:3)

Page 84: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

64

3. Surat Hūd ayat 7

ى ىك م أ لأي ب ام ث وكان ل رش ه لى لما وامة أ ي وه ى لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض فأ تأ ىلنام لامذأين ك فر و ن ب عدأ لمىتأ لي ب ع ىث ىن أ ولئأن ق ىت إأنامك م ييجك م يحسن لمل

بأين حرن ذ إألام تأ إأن هعArtinya: “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam

enam masa, dan ‘Arsy-Nya di atas air, agar dia menguji siapakah

diatara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada

penduduk makkah), “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah

mati,” niscaya orang kafir itu akan berkata, “ini hanyalah sihir yang

nyata”.(QS. Hūd[11]:7)

4. Surat al-Furqān ayat 59

ام ث م ام تو ى ع لى لعرشأ وامة أ ي ه ما فأ تأ لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض وا ب ي خبأي بأهأ فاتأل لرامحعن

Artinya: “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada

diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam

di atas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pengasih, maka tanyakanlah

(tentang Allah) kepada orang yang lebih mengetahui

(Muḥammad)”. (QS. al-Furqān [25]: 59)

5. Surat Al-Sajadah ayat 4

ام ث م ام تو ى ع لى لع رشأ وام ة أ ي ه ما فأ تأ للام لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض وا ب ي يفل ت وذكامر ون ن ولأ ث ول شفأيعث ن د ونأهأ أ ا لك م أ

Artinya: “Allah yang menciptakan langt dan bumi dan apa

yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia

bersemayam di atas ‘Arsy. Bagimu tidak ada seorang pun

penolong maupun pemberi syafaat selain Dia. Maka apakah kau

tidak memperhatikan? (QS. as-Sajadah [32]:4)

Page 85: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

65

6. Surat Qāf ayat 38

ن ل غ ىبث ام ث وا ساما أ وامة أ ي ه ما فأ تأ ا لسامماوتأ ولرض وا ب ي د خى ول

Artinya: “Dan sungguh, kami telah menciptakan langit dan bumi

dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami

tidak merasa letih sedikit pun”. (QS. Qāf [50]: 38)

7. Surat Al-Hadīd ayat 4

ام ث م ام تو ى ع لى لعرشأ وامة أ ي ه ى لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض فأ تأ وه ى أ وا ي عر ج فأيها ن لسام ما ها وا ي زأل أ ي عىم ا يىأج فأ لرضأ وا ير ج أ

ين ا ت عمى ىن بيأ وللام مأ و م عك م يين ا ك Artinya: “dialah yang meciptakan langit dan bumi dalam

enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia

mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar

dadri dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke

sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah

Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.(QS. al-Hadīd [57]: 4)

B. Asbāb Nuzūl dan Munāsabat Antar Ayat

1. Asbābun Nuzȗl

Dari tujuh ayat yang penulis teliti, penulis hanya menemukan satu

ayat yang memiliki Asbab al-Nuzūl yaitu QS. Qāf ayat 38. Menurut

Suyuthi surah Qāf memiliki Asbab al-Nuzūl yang diambil dari al-Hākim

meriwayatkan riwayat yang dinilainya shahih dari Ibn Abbas bahwa suatu

ketika orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah menanyakan

penciptaan langit dan bumi. Rasulullah lalu bersabda, “Allah menciptakan

bumi pada hari ahad dan senin; menciptakan gunung dan hal-hal yang

bermanfaat di dalamnya pada hari selasa; menciptakan pepohonan, air,

madain, bahan-bahan pembangunan dan perusakan pada hari rabu;

menciptakan langit pada hari kamis; dan pada hari jumat hingga tersisa

tiga jam terakhir menciptakan bintang-bintang, matahari, bulan dan

malaikat. Dari tiga jam yang tersisa itu, pada jam pertama diciptakan ajal

Page 86: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

66

untuk seluruh makhluk, pada jam kedua diciptakan kerusakan yang akan

mengakhiri seluruh hal yang dimanfaatkan manusia, sedangkan pada jam

ketiga diciptakan Adam lalu dimasukan kedalam surga lalu iblis disuruh

untuk sujud kepadanya serta pada penghujung waktu itu juga iblis diusir

dari dalam surga.”

Setelah mendengar jawaban Rasulullah, orang-orang Yahudi itu lalu

bertanya, “setelah itu apalagi wahai Muḥammad?” Rasulullah menjawab,

“selanjutnya Allah bersemayam di ‘Arsy.” Orang-orang Yahudi itu lalu

berkata, “Jawaban engkau akan benar sekiranya engkau sempurnakan.”

Mereka lalu berkata, “setelah semua pekerjaan itu, Allah beristirahat.”

Mendengar ucapan tersebut, Rasulullah menjadi sangat marah. Setelah itu

turunlah ayat, “Dan sesungguhnya telah kami ciptakan langit dan bumi

serta apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, dan kami

sedikitpun tidak ditimpa keletihan.1

2. Munāsabah ayat

Dalam subbab ini penulis menjelaskan munasabah setiap ayat yang

diteliti. dalam hal ini penulis memberikan kolerasi dengan cara melihat

pertema ayat sesuai rujukan primer tafsīr dan terjemahnya Kementerian

Agama RI. Pertama, QS.al- A’rāf ayat 54, pada ayat-ayat yang laluAllah

menggambarkan keadaan orang-orang kafir di akhirat dan penyesalan

mereka karena telah mengikuti anjuran pemimpin-pemimpin dan setan-

setan. Sedangkan rasul-rasul Allah telah datang dan mengajak mereka agar

menganut agama tauhid. Maka pada ayat berikut Allah menjelaskan

bahwa dia adalah pencipta langit dan bumi dan bagaimana besarnya

kekuasaan-Nya dan bagaimana hebat dan rapih ciptaan-Nya, untuk

menjadi bukti bagi manusia bahwa Dia sajalah Tuhan yang berhak

1 Jalaludin Al-Suyuthi, Lubab al-Nuqûl fî Asbab al-Nuzûl, terj. Tim Abdul

Hayyie (Jakarta: Gema Insani, 2008), 532-533.

Page 87: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

67

disembah dan dipanjatkan doa kepada-Nya.2 Ayat ini merupakan ayat

tentang tauhid rububiyyah yaitu keyakinan tentang keesaan Allah dan

Allah lah pencipta dan pemelihara alam semesta. Maka pada ayat-ayat

selanjutnya diterangkan tentang tauhid Uluhiyyah yang hanya kepada

Allah lah manusia menyembah dan memohon pertolongan, dan Allah

adalah tempat pengabdian dalam beribadah. Berdoa adalah kunci ibadah.

Maka berdoa itu hanya langsung kepada Allah semata.3

Kedua,QS. Yūnus ayat 3, ayat-ayat yang lalu menjelaskan bahwa al-

Qur’ān mempunyai hikmah, tetapi orang kafir tidak mau percaya bahwa

al-Qur’ān itu dari sisi Allah, diturunkan kepada rasul-Nya Muḥammad

dengan perantaraan malaikat Jibril AS. Mereka mengatakan bahwa al-

Qur’ān itu sihir dan Muḥammad adalah tukang sihir.

Ayat ini merupakan bukti atau dalil untuk membantah pendapat dan

anggapan orang-orang kafir tersebut, dan menetapkan bahwa al-Qur’an

yang dibacakan oleh Nabi Muḥammad benar-benar dari Tuhan yang

menciptakan seluruh alam beserta isinya, dan memberi syafaat dengan

seizin-Nya, juga yang mengurus dan mengatur seluruh alam dan wajib

disembah oleh makhluk-Nya.4

Ayat ini juga menerangkan bahwa Allah dalam penciptaan langit

dan bumi itu tidak dibantu oleh siapapun, Allah itu Esa dan harus diesakan

oleh makhuknya, hanya Dia-Lah yang berhak disembah, dan tidak

dipersekutukan dengan yang lain. Kemudian ayat setelahnya

menerangkanprinsip pokok ajaran tauhid lainnya, yaitu adanya hari

2 Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, Jilid 1(Jakarta:

Lentera Abadi, 2010), 356. 3 Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, 362. 4 Kementrian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, Jilid 4 (Jakarta:

Lentera Abadi, 2010), 251-252.

Page 88: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

68

kebangkitan disertai dengan bukti dan hikmah Allah mengadakan hari

kebangkitan.5

Ketiga,QS. Hūd ayat 7, ayat sebelumnya menerangkan kekuasaan-

Nya yang meliputi segala sesuatu, Allah mengetahui apa yang

tersembunyi dalam hati hambanya. Maka pada ayat ini Allah

mengemukakan apa yang seharusnya menjadi perhatian manusia

sehubungan dengan kekuasaan dan ilmu-Nya serta apa yang berhubungan

dengan hidup,maupun kehidupan manusia yang beraneka ragam.

Kemudian Allah menerangkan bahwa Dia-lah yang menciptakan alam

semesta. Kesemuanya itu diciptakan untuk menguji manusia, agar mereka

mengetahui siapa diantara mereka yang lebih baik amalnya dan siapa yang

paling banyak mengambil manfaat dari alam semesta itu untuk

kebahagiaan hidup mereka di dunia dan akhirat.6

Ayat ini merupakan ayat yang menerangkan penciptaan langit dan

bumi untuk menguji manusia apakah mereka mensyukuri nikmat Allah

atau megingkarinya. Pada ayat selanjutnya Allah menerangkan tabiat

manusia pada umumnya, yaitu apabila mereka di Anugerahi nikmat oleh

Allah kemudian nikmat itu dicabut, ia bersikap putus asa. Apabila ia diberi

nikmat setelah mengalami bencana dan kesulitan, maka timbulah

kesombongan dan kebanggaan. Demikian tabiat manusia pada umumnya,

kecuali orang-orang sabar yang selalu mensyukuri nikmat Allah dan

berbuat amal saleh.7

Keempat, QS.al-Furqān ayat 59, pada ayat-ayat yang lalu, Allah

menjelaskan tanda-tanda keesaan-Nya di alam ini dan keindahan ciptaan-

Nya, yang penuh berisi hikmah dan kebijaksanan. Pada ayat-ayat ini,

Allah menerangkan sikap dan perbuatan kaum musyrikin yang tetap saja

5 Kementrian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, 255. 6 Kementrian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, 386. 7Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, 389.

Page 89: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

69

berpaling dari petunjuk dan kebenaran, bahkan tetap menyembah berhala

yang tidak memberi manfatat dan kemudaratan apa-apa.8 Ayat-ayat ini

merupakan ayat yang menerangkan tentang sifat-sifat orang kafir yang

tidak mau patuh dan taat kepada perintahnya serta enggan bersujud

kepadanya. kemudian pada ayat-ayat selanjutnya Allah menerangkan sifat-

sifat orang mukmin yang benar-benar beriman dan berhak diberi julukan

“hamba Allah yang Maha Pengasih, Penyayang” karena ketaatan dan

ketinggian akhlaknya yang patut menjadi contoh teladan bagi manusia

sebagai hamba Allah yang akan memperoleh kemuliaan di akhirat.9

Kelima, QS. al-Sajadah ayat 4, pada ayat-ayat yang lalu diterangkan

kebenaran al-Qur’ān sebagai kalamullah dan kebenaran risalah

Muḥammad Saw sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan kepada

orang-orang musyrik. Pada ayat-ayat ini diterangkan bukti-bukti

kekuasaan dan keesaan Allah yang terdapat pada penciptaan langit dan

bumi pada permulaannya, kemudian penciptaan manusia dari tanah dan

keturunannya dari sari pati air yang hina, kemudian Allah

menyempurnakannya sebagai manusia.10 Ayat-ayat ini merupakan ayat

yang menerangkan bahwa Allah mengutus Muḥammad saw sebagai nabi

dan rasulnya untuk menyampaikan peringatan kepada manusia, dan untuk

membuktikan bahwa yang berhak disembah itu hanyalah Allah yang Maha

Esa yang menciptakan langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya.

Kemudian pada ayat-ayat selanjutnya diterangkan bukti-bukti adanya

kebangkitan dan sikap orang-orang kafir yang tertunduk lesu, menyesali

perbuatan di dunia, dan mengetahui tempat kembalinya berupa neraka.11

8 Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, Jilid 7 (Jakarta:

Lentera Abadi, 2010), 39-40. 9 Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, 47. 10 Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, 580. 11Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, 586-587.

Page 90: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

70

Keenam, QS. Qāf ayat 38, pada ayat-ayat yang lalu, Allah

memberikan gambaran kepada orang-orang yang beriman dengan akan

datangnya balasan yang penuh dengan kenikmatan. Pada ayat-ayat berikut

ini, Allah memberikan peringatan tentang adanya azab di dunia yang dapat

dilihat dan disaksikan dalam sejarah orang-orang yang dahulu, yang

mendustakan para rasul yang menyeru mereka kepada agama tauhid.

Umat-umat dahulu jika dibandingkan kekuatan fisiknya, jauh lebih kokoh

daripada umat sekarang. Mereka yang telah dibinasakan itu pernah

menjelajahi beberapa negeri, akan tetapi kekuatan dan keangkuhan mereka

tidak dapat menolak datangnya azab Allah. Semestinya bagi orang yang

mempunyai akal atau menggunakan pendengaran, peristiwa itu menjadi

peringatan yang membawa kepada kesadaran.12 Ayat ini merupakan ayat

menerangkan tentang hari kabangkitan disertai dengan dalil-dalilnya yang

meyakinkan, akan tetapi orang-orang musyrik tetap juga bersikap ingkar.

Dan pada ayat-ayat selanjutnya dijelaskan soal kebangkitan dengan cara

yang lebih serius lagi, yaitu diadakan sumpah . Sumpah Allah yang

dijumpai dalam al-Qur’an itu semuanya dimaksudkan untuk

memperlihatkan kekuasaan Allah yang sempurna dan agar isi uraian

setelah sumpah itu benar-benar diperhatikan. Sebab setiap pembicaraan

yang dimulai dengan sumpah, tentu menarik perhatian.13

Ketujuh, QS. Al-Hadīd ayat 4 pada akhir surat al-Waqi’ah

diterangkan kedahsyatan sakaratulmaut dan nasib manusia yang berbeda-

beda, serta perintah untuk bertasbih. Pada ayat-ayat ini menerangkan

bahwa seluruh makhluk bertasbih kepada Allah.14 Ayat ini merupakan

ayat yang menyatakan bahwa Dia Maha Kuasa, Maha Esa, Maha Tahu,

12Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, 448-449. 13 Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, Jilid 9(Jakarta:

Lentera Abadi, 2010), 456. 14Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, 664.

Page 91: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

71

Maha Besar dan menyatakan bahwa lagit dan bumi serta seluruh isinya

berada dalam genggamannya. Dia mengatur segala sesuatu menurut

hikmah kebijaksanaannya, dari yang besar sampai kepada yang sehalus-

halusnya, semuanya agar diperhatikan dan dijadikan iktibar. Pada ayat

selanjutnya Allah menyatakan beberapa kewajiban agama serta

memerintahkan agar setiap manusia mempunyai iman yang sempurna

yang dapat menjauhkannya dari perbuatan maksiat dan membiasakan

dirinya mengerjakan amal saleh, serta megakui keesaan Allah dan

kebenaran rasulnya.15

C. Penafsiran Rasyīd Riḍā

Di antara tujuh ayat mengenai masa penciptaan alam (sittati ayyām),

Rasyīd Riḍā hanya menafsirkkan 3 ayat saja, yaitu surat Al-A’rāf ayat 54,

surat Yūnus ayat 3 dan surat Hūd ayat 7, dikarenakan sebelum Rasyīd Riḍā

menyelesaikan karya tafsirnya, ajal telah menjemput dan memaksa ia tak

bisa menyelesaikan karyanya tersebut, karya tafsirnya ini dimulai dari QS.

al-Fātihah sampai dengan QS. Yūsuf ayat 111. Sedangkan ayat-ayat yang

penulis kaji antara lain surat al-A’rāf ayat 54, surat Yūnus ayat 3, surat

Hūd ayat 7, surat al-Furqān ayat 59, surat al-Sajadah ayat 4, surat Qāf

ayat 38 dan surat al-Hadīd ayat 4.

1. Surat al-A’rȃf ayat 54

ام ث م ام تو ى ع لى ل عرشأ وام ة أ ي إأنام ربامك م للام لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض فأ تأ يل له رأهأ أ ى سامرتث مر ولج ي لىاميل ل امهار يطى ب ه حثأيثا ولشاممس ول ي غشأ

ت بارك للام ربج لعالمأي ر لىق ول Artinya: “Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan

langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersamayam di atas ‘Arsy.

Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat.

(Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bntang tunduk kepada

15Kementerian Agama RI, Tafsir al-Qur’an dan Terjemahnya, 670-671.

Page 92: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

72

perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-

Nya. Maha suci Allah, tuhan seluruh alam”. (QS. al-A’raf [7]:54).

Dalam kitab al-Manār, Rasyīd Riḍā menjelaskan sebagai berikut:

ماله يكىن فيه، ل لسوة فهي ن الله لتي يوحدد ليى ها بعمل ن لوا هذه ن لذي يمواز فيه ن غيه كا وياز ا م فان ليى ا يحدها ن لىر ف لىغة هى لز

ت ين يذكر ولظل ، و لعرب ما كان فيها ن لحرب وليا ، و الله لتي ير ى ه بها ا لد ربك كالف تقى ة نعمه لىيهم، وقد قال تعالى )وإن يى ة مما ، يي يزل يعل ن ووصف يى لياة بىله )ف يى كان دره خمسي لف تة ( و (تعدونفكيف هذه ل ن رضا، فان هذه ل نما وجدت بعد خىق هذه لرضتكىن

ىرة )حم وصف تعالى خىها وخىق لسما ف تيكىن يصل خىها ف ها. وقد ىرة ما يدل لى هذه ل ، ووصف صل تكىيهما وحال ادتهما ف ت لسدة( لنبيا.

Penafsiran yang dilakukan oleh Rasyīd Riḍā berbeda dengan

Ṭanṭāwi Jauharī. Terlihat sekali pada ayat pertama Rasyid Rida memulai

penafsiran dengan pembahasan definisi sittati ayyām (enam hari). Secara

metodologis Rasyīd Riḍā melakukan penafsiran yang mengkoneksi satu

ayat dengan ayat lain di dalam al-Qur’an. Hal ini nampak ketika ia

menjelaskan makna enam masa di dalam ayat ini. Enam hari penciptaan

menurut Rasyīd Riḍā ialah hari-hari yang dibatasi dengan sebuah proses

penciptaan. Alasannya adalah kerena hari secara bahasa adalah masa atau

waktu yang membedakan suatu proses dengan proses yang lain. Ini

dijelaskan lebih lanjut seperti perbedaan pada hari-hari yang kita alami

saat ini yang dibatasi dengan waktu terang dan waktu gelap. Orang Arab

menyebut hari-hari mereka dengan mengaitkannya pada sebuah

peperangan atau hari yang berkaitan dengan kenikmatan yang Allah

Page 93: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

73

berikan kepada mereka (orang Arab) seperti kenikmatan yang diberikan

kepada nabi Musa as.16

Dalam menjelaskan durasi waktu hari disisi Allah, Rasyīd Riḍā

menerangkannya sebagai kurun waktu yang setara dengan seribu tahun

menurut perhitugan manusia. Ini dikuatkan dengan Firman Allah dalam

surah al-Haj ayat 47.17

ا لأد رب أك كألفأ تة ممأاما وإأنام ي ى لعذبأ ولن ي ىأف للام ولده ى ىنك بأ أ ويسو ع ت ع دجون

Artinya, “Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu

disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-

Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu

tahun menurut perhitunganmu”.

Ini menjadi bukti bahwa Rasyīd Riḍā menekankan intratektulitas

dalam menafsirkan suatu ayat, di mana satu ayat ditafsirkan dengan ayat

yang lain di bagian lain al-Qur’an (tafsīr al-Qur’ȃn bī al-Qur’ȃn).

Menurutnya, tidak rasional jika enam hari penciptaan tersebut

ditafsirkan sama dengan hari-hari yang dialami oleh manusia, dimana hari-

hari yang dialami ini dibatasi oleh siang dan malam dengan rentang waktu

24 jam seperti yang dialami oleh manusia saat ini, termasuk penulis.

Mengapa demikian? Karena hari-hari yang dialami saat ini tercipta jauh

setelah terciptanya bumi dan sangat mustahil itu menjadi dasar atas

kesamaan antara enam hari-Nya Allah dengan kita.18

Dalam hal ini Allah telah memberikan gambaran tentang penciptaan

langit dan bumi pada surat Fussilat ayat 9-12 dan pada surat al-Anbiyā’

ayat 30.

16 Muḥammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Tafsir al-Manâr, jilid 8(Mesir: Daar al-

Manâr, 1947), 445. 17 Muḥammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Tafsir al-Manâr, 445. 18Muḥammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Tafsir al-Manâr, 445.

Page 94: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

74

لامذأي خىق لرض فأ ي ىيأ وت عى ىن له يندد ذلأك ربج ق ل يئأامك م لوكف ر ون بأام ث ن ف ىقأها وبرك فأيها وقدام ر فأيها يق ىتها فأ يرب ع ة أ ي ي أ لعالمأي )9( وجعل فأيها روتأال ل ا ولألأرضأ أئوأيا طىلا ي د خانن ف أ وهأ لأىسامائأىأي )10( م ام تو ى إألى لسامما تىث ا ىتث فأ ي ىيأ و يوح فأ ك ل أ ضاه نام تبع ا طائأعأي )11( ف يو كرها قالوا يت ي

دأ ير لعزأيزأ لعىأيمأ )12 فظا ذلأك ت ن ي ا مأيابأيح وحأ لدج رها وزي اماما لسامما ي(9) Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu ingkar kepada

Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan

pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itu adalah Rabb semesta alam". (QS.

Fussilat [41]:9)

(10) Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang

kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya

kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa.

(Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.

(QS. Fussilat [41]:10)

(11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan

langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan

kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku

dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang

dengan suka hati". (QS. Fussilat [41]:11)

(12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.

Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi

langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami

memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan

Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fussilat [41]:12)

أ ن ل ما وجعىا أ ا اه ا ف فو يول ي ر لامذأين كفر و ينام لسامماوتأ ولرض كان وا رت ىن يفل ي ؤأ حي ث

ث ك لام شيArtinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak

mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah

suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan

dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah

mereka tiada juga beriman?” (QS. al-Anbiyā’ [21]:30)

Page 95: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

75

Dari ayat-ayat di atas bisa ambil beberapa pembahasan, yang

pertama material yang digunakan untuk penciptaan langit dan bumi adalah

benda sejenis asap sebagaimana yang disampaikan oleh al-Raghib dalam

kitabnya mufradat al-Qur’an. Kemudian al-Suyūṭi menafsirkan bahwa

asap tersebut adalah uap yang berterbangan dan al-Baidawi menafsirkan

bahwa asap tersebut ialah mutiara gelap yang tersusun daripada butiran-

butiran kecil.

Kedua, material yang berupa uap ini dahulunya menyatu kemudian

Allah pisahkan sebagian dari yang lainnya, kemudian Allah ciptakan dari

pisahan-pisahan tersebut langit yang tinggi dan bumi.

Ketiga, bahwa penciptaan bumi terjadi selama dua hari dan

dibentuklah daratan dan gunung-gunung, kemudian diciptakannya sumber

makanan berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan dalam dua hari

sehingga sempurnalah empat hari. Dan pembahasan yang terakhir, bahwa

seluruh tumbuhan hidup dan juga hewan-hewan diciptakan dari air.19

Penafsiran Rasyīd Riḍā mengenai ayat ini didukung oleh ulama

tafsir lainnya, seperti al-Maraghi, ia menjelaskan bahwa penciptaan langit

dan bumi itu adalah berasal dari asap atau seperti uap.20 Kemudian Hamka

dalam kitabnya Tafsir al-Azhar menjelaskan bahwa zaman pertama,

semuanya masih merupakan uap dan kabut.21

Maka dapat diambil kesimpulan dari keempat pembahasan tersebut,

bahwa hari pertama adalah penciptaan bumi dari asap setelah

dipecahkannya gumpalan asap tersebut. Dan dari pecahan asap itu pula

diciptakanlah segala sesuatu secara langsung maupun tidak langsung. Dan

pada hari kedua diciptakanlah air yang sebelumnya berbentuk uap atau

19 Muḥammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Tafsir al-Manâr, 446. 20 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, jilid 7 (Kairo: Mustafa al-

Babi al-Halabi, 1974), 170. 21Hamka, Tafsir al-Azhar, Jilid 7 (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), 251.

Page 96: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

76

asap. Kemudian pada hari ketiga terbentuklah daratan dan dari daratan itu

munculah gunung-gunung. Pada hari keempat munculah jenis-jenis

kehidupan yang berasal dari air, diantaranya tumbuh-tumbuhan dan juga

hewan-hewan. Dan itu merupakan empat fase dari penciptaan makhluk

yang saling berhubungan. Adapaun penciptaan langit yang dimana langit

tersebut merupakan alam yang tinggi bagi penduduk bumi, dan telah

disempurnakan bentuk fisiknya yang asalnya adalah asap selama dua

hari.22

Dalam hal ini, Rasyīd Riḍā menolak hadits yang memberikan

spesifikasi hari tentang enam masa ( وامة أ ,dalam proses penciptaan alam (تأ

hal ini seperti yang diungkapkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh

Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah. Abu Hurairah berkata:

“Rasulullah memegang tanganku lalu bersabda, “Allah

menciptakan tanah pada hari sabtu, menciptakan bukit-bukit pada

hari ahad, menciptakan pohon pada hari senin, menciptakan hal-hal

yang tidak baik pada hari selasa, menciptakan cahaya pada hari rabu,

menciptakan gunung-gunung pada hari kamis dan menciptakan

Adam pada hari jum’at sesudah ashar, merupakan ciptaan terakhir,

pada saat terakhir itu antara waktu ashar dan permulaan malam”.

(Riwayat Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah)

Hadits ini ditolak oleh para ahli hadits karena bertentangan dengan

naṣ al-Qur’an. dari segi sanad pun matannya. Karena hadits ini merupakan

hadits yang lemah karena diriwayatkan oleh Hajjad bin Muḥammad al-

Ajwar dari Juraij yang sudah tidak waras di akhir hayatnya.23

Menurutnya, hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah merupakan

hadits Israilliyat.24 Sehingga hadits ini menjadi tidak shohih. alasannya

22Muḥammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Tafsir al-Manâr, 447. 23Kementerian Agama RI, Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya, Jilid 8 (Jakarta:

Lentera Abadi, 2010), 359-360. 24Israilliyat adalah cerita yang dikisahkan dari sumber Israil, yang dinisbatkan

kepada Ya’kub dan Ishaq bin Ibrahim As. Yang memiliki 12 keturunan dan dinyatakan

Page 97: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

77

bahwa seribu tahun itu mencakupi seluruh hari tanpa memberikan

spesifikasi hari di dalam seribu tahun tersebut. hadits palsu (ḍaif/mauḍū’)

ini merupakan al-dakhīl fī al-Tafsīr yang merupakan sumber-sumber luar

yang tidak bisa diterima sebagai tafsīr yang benar dan autentik. 25

2. Surat Yūnus ayat 3

ي دب أ ر ام ث م ام تو ى ع لى لعرشأ وامة أ ي إأنام ربامك م للام لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض فأ تأ يفل تذكامر ون لأك م للام ربجك م فال ب د وه ذع ن ب عدأ إأذنأهأ ا أن شفأيعث إألام أ ر ل

Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang

menciptakan langit dan bumi dalam enam masa kemudian Dia

bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan.

Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah

Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil

pelajaran?” (QS. Yūnus[10]:3)

Dalam kitab al-Manār, Rasyīd Riḍā menjelaskan sebagai berikut:

لىف لسي لىقت لذي يحده حدث يحدث فيه، ون كان ي فان ليى ف لىغة هىر قدرها فان ن هذه لرض لفىكيه لتي وجدت بعد خىها، يي وجدها كىها مادي

لىق ف لىغة لودير.Pada ayat ini tidak jauh berbeda dengan interpretasi ayat sebelumnya

yang dimulai dengan pembahasan defenisi hari. menurut Rasyīd Riḍā hari

disini menurut bahasa adalah waktu yang dibatasi oleh kejadian yang

terjadi pada waktu tersebut. Dan adapun hari pada ayat ini setara dengan

ribuan tahun sesuai perhitugan bumi yang didapati setelah penciptaan

bumi.26 Pernyataan ini sangat berbeda dengan Ṭanṭāwi Jauharī

dikarenakan maṣādir al-tafsīr (sumber-sumber interpretasi) merekalah

sebagai Yahudi serta Bani Israil. Muḥammad Husein al-Dzahabi, Israiliat dalam Tafsir

dam Hadits, Terj. Didin Hafiduddin, (Jakarta: Lentera Antar Nusa, 1987), 7. 25Muḥammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Tafsīr al-Manâr, Jilid 8 (Mesir: Dar al-

Manar, 1947),449-450. 26Muḥammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Tafsir al-Manâr, jilid 11 (Mesir: Dar al-

Manar, 1947), 295.

Page 98: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

78

yang menjadi titik pembeda. Ṭanṭāwi Jauharī menggunakan rasionalitas

sedangkan Rasyīd Riḍā menggunakan teks to teks (interpretasi tektualis).

Secara implisit ketika dianalisis menggunakan metodologi ta’wil

penafsiran Ṭanṭāwi Jauharī dan Rasyīd Riḍā memiliki kesamaan yaitu

mendefenisikan enam hari dengan masa waktu yang lama. Tetapi yang

menjadi perbedaan adalah dalam memberikan Maṣādir al-Tafsīr (sumber-

sumber tafsir) sehingga ketika menggunakan kategorisasi siapa yang benar

dan salah maka hemat penulis Rasyid Ridah masih dalam lingkup benar

atau dikenal dengan teori al-aṣil fī tafsīr27 (sumber utama) yang berupa bī

al-Maṡur (ayat dengan ayat) sedangkan Ṭanṭāwi Jauharī bisa

dikategorikan salah karena menghadirkan rasionalitas yang tidak memiliki

batasan sehingga bisa disebut dengan al-dakhīl fī tafsīr28 (sumber luar).

3. Surat Hȗd ayat 7

ى ىك م أ لأي ب ام ث وكان ل رش ه لى لما وامة أ ي وه ى لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض فأ تأ ىلنام لامذأين كفر و إأ ن ن ب عدأ لمى تأ لي ب ع ىث ىن أ ولئأن ق ىت إأنامك م ييجك م يحسن لمل

بأين حرن ذ إألام تأ هعArtinya: “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi

dalam enam masa, dan ‘Arsy-Nya di atas air, agar dia menguji

siapakah diatara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata

(kepada penduduk makkah), “Sesungguhnya kamu akan

dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang kafir itu akan berkata, “ini

hanyalah sihir yang nyata”. (QS. Hȗd [11]:7)

27 al-aṣil fī tafsīr secara etimologi berasal dari bahasa Arab al-aṣl yang berarti

asal, valid, dasar, pokok, dan sumber. Dalam bahasa Inggris al-aṣil sepadan dengan kata

authentic yang berarti asli, orisinal, valid, dan genuine. Dalam bahasa Arab dikatakan

syay’un aṣīlun berarti sesuatu yang memiliki asal usul kuat, rajulun aṣīlun adalah

pemuda yang memiliki asal usul yang jelas dan memiliki akal yang kuat dan sehat. Dr.

Muḥammad Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhīl fī al-Tafsīr (Jakarta: QAF, 2019), 48. 28 al-dakhīl fī tafsīr secara terminologis, fāyed mendefinisikan al-dakhīl dengan

penafsiran al-Qur’an yang tidak memiliki sumber, argumentasi dan data yang valid dari

agama. Dengan kata lain, al-dakhīl adalah penafsiran yang tidak memiliki landasan yang

valid dan ilmiah, baik dari al-Qur’an, hadits ṣahih, pendapat sahabat dan tabi’in, maupun

dari akal sehat yang memenuhi kriteria dan persyaratan ijtihad. Dr. Muḥammad

Ulinnuha, Metode Kritik Ad-Dakhīl fī al-Tafsīr (Jakarta: QAF, 2019), 52.

Page 99: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

79

ghghghDalam kitab al-Manār, Rasyīd Riḍā menjelaskan sebagai

berikut:

ا شا ن لطىر، ل ن ا ف ه ده لدر لتي ن الله تعالى ف لىق وتكىين ولغافىىن لن هذ وجدت بهذلىق ل قبىه، فل ييح ين تدر الله بها كما تىها ا لد ربك كالف تة مما تعدون( وقىله ا يؤيده ن قىله )وإن يى لملئكة ولروح عرج ت)و

ىكية ن غي ليه ف يى كان دره خمسي لف تة ( وقد ثبت ف لىم ليئة لفطىلا، لرض ن لدرري لوابعة لظا شمسا هذه تخوىف لن هذه لرض فىين بخىه ن بحسب خولف ادير يجرها ويبعادها وتر لوها ف دورنها، وين لوك

ليى ها لىف لسدم شمىتا ضيئة ، توبعها كىكب ية، يدر بلدخان لمعبر له تىري للىف ن تيا بل سني ترلة لىر ييضا، وقد تبق ثل هذه لجمىة ف

للرف و يىنس.

Pada kasus ini, Rasyīd Riḍā dan Ṭanṭāwi Jauharī memiliki kesamaan

dalam menginterpretasikan ayat ini. Bahwa satu hari proses penciptaan

memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan satu hari yang

dirasakan oleh manusia di bumi. Bahasa yang digunakan Rasyīd Riḍā satu

harinya Allah bagi makhluk merupakan bentuk fase dan bukan seperti hari

saat ini yang terjadi di muka bumi yang keberadaannya menurut

perhitungan makhluk di bumi dan bukan sebelum diciptakannya bumi.

Maka tidak benar jika hari-hari Allah disamakan dengan hari-hari kita

sebagaimana yang disangkakan oleh orang-orang lalai. Dan diantara yang

menguatkan hal tersebut adalah firmannya Allah dalam surat al-Hajj ayat

47 dan surat al-Ma’arij ayat 4.

Rasyīd Riḍā juga menambahkan tentang ilmu astronomi bahwa hari-

hari pada planet selain bumi seluruhnya memiliki perbedaan dengan hari

yang ada di bumi sesuai dengan perbedaan ukuran bentuk fisiknya dan

juga jarak serta kecepatan perputarannya. Adapun hari-hari penciptaan

asap menjadi matahari dan juga bintang-bintang yang menyala, Maka satu

Page 100: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

80

hari tersebut setara jutaan tahun menurut perhitungan kita. Dan telah

lampau pembahasan ini pada surat al-A’rāf ayat ayat 54.29

Dari pembahasan penafsiran tafsīr al-manār tentang ام وامة أ ي dapat تأ

disimpulkan bahwa, konsep enam hari tidak bisa samakan dengan masa

yang dibumi sebab enam hari di dalam teks ayat ini tidak bisa

dirasionalkan karena tidak bisa dijangkau oleh akal. Ia juga memberikan

penjelasan bahwa penciptaan dengan ketentuan hari-hari juga tidak

dibenarkan seperti penciptaan bumi dihari jumat menurutnya ini

merupakan periwayatan yang tidak benar karena merupakan israiliyat. Ia

menolak rasionalitas dan hadits-hadist yang membicarakan spesifikasi

enam hari secara tak langsung ia berpegang dengan masādir al-tafsīr

(sumber penafsiran) utama yaitu al-aṣīl fī tafsīr (sumber dasar) baik itu bi

ma’ṡur dan bi al-ra’yi. Inferensinya (kesimpulan), Rasyid Rida nantinya

berbeda dalam memberikan sumber penafsiranya dengan Ṭanṭāwi Jauharī.

Untuk memperjelas bagaimana proses atau tahapan penciptaan alam

dalam enam masa menurut Rasyīd Riḍā dan Ṭanṭāwi Jauharī, penulis

mengahdirkan tabel agar lebih mudah dipahami.

Tabel 4.3. Perbedaan tahapan penciptaan

Rasyīd Riḍā Ṭanṭāwi Jauharī

1. Penciptaan bumi

2. Penciptaan air

3. Penciptaan daratan dan dari

daratan itu muncul gunung-

gunung.

4. Penciptaan jenis-jenis

1. Penciptaan matahari

2. Penciptaan bumi

3. Penciptaan air

4. Penciptaan tumbuh-tumbuhan

5. Penciptaan hewan

6. Penciptaan manusia

29Muḥammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Tafsīr al-Manār, Jilid 12 (Mesir: Dar al-

Manar, 1947),15-16.

Page 101: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

81

kehidupan yang berasal

dari air.

Dan hari kelima dan keenam

penciptaan langit.

D. Penafsiran Ṭanṭāwi Jauharī

Ayat-ayat yang membicarakan tentang ام وامة أ ي (enam hari) تأ

ditemukan di dalam al-Qur’an sebanyak tujuh ayat. hanya saja Ṭanṭāwi

Jauharī tidak menafsirkan semua ayat ini dikarenakan memiliki

interpretasi yang sama. ayat-ayat yang diinterpretasikan oleh Ṭanṭāwi

Jauharī ada tiga ayat, yaitu surat Al-A’rāf ayat 54, surat Yūnus ayat 3 dan

surat Al-Furqān ayat 59. Sedangkan empat ayat yang lain merujuk kepada

ayat-ayat yang telah diinterpretasi di dalam ayat-ayat sebelumnya, di

antaranya: QS. As-Sajadah ayat 4, QS. Qāf ayat 38 dan QS. Al-Hadīd ayat

4 merujuk kepada QS. al-Furqān ayat 59, sedangkan QS. Hūd ayat 7

merujuk kepada interpretasi QS. Yūnus ayat 3.

1. Surat Yūnus ayat 3

ام ث م ام تو ى ع لى وام ة أ ي إأنام ربامك م للام لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض فأ تألأ ك م للام ربجك م فالب د وه ذع ن ب عدأ إأذنأهأ ن شفأيعث إألام أ ا أ ر ي دب أر ل لعرشأ

يفل تذكامر ون Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang

menciptakan langit dan bumi dalam enam masa kemudian Dia

bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala

urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada

izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah

kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Yūnus [10]: 3)

Dalam kitab al-Jawāhir, Ṭanṭāwi Jauharī menjelaskan sebagai

berikut:

Page 102: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

82

سها وكانت فاذ نظرنا لهل لرض رييا ليى لدهم لبارة لن دورتها رة وحدة حىل نفان يخر ينها بسبب تي لشمس حىل لرض كل يى هذه وليىة ن لمدة عوبرة ف ز

رض لى حرروها لشرق لى لغروب فىما تبي بطلن هذ تور لى نه بسبب دورن لي كىكب عىل سوعدون ين يبىى ين يكىن ليى در مدر تنفسها. فاذن يهل ل

ثابوة فانه حىل كىكب خرو با لىيه لى لوبرناه كذلك ونظرنا لكىكب ن لكىكب لثات للف ولف للفقديوم كما تد ف دورته ف ثات لسي بل ف لفها و

ا لد ربك كالف تة ىضع ن هذ لوفسي. فاذ قرينا ف لري مما تعدون( ن )وإن يىفانا نىل ن وقرينا )ف يى كان دره خمسي لف تة ( ونظرنا ف لىم لفىك لحديث

قبل ذلك ون ل يكن لدنا كذلك ولعل لنسانىليى ذ لوبرناه ن هذه لاحية لمذكىرة ف تكىن تىك ل تابا قىا ن ليى قد يكىن لف للف ن لسي وذن

توة صدق لرين لوفوح لعىل لى لبحث فاذ ع لاس ن الله خىق لعال فىن وكذب وشك يكثر لموعىمي وتركى لذين وصبحى ف حي ة وف شك ن لجهل لؤ

ليل لجهالة ظىم.Dalam meletakkan posisi ayat, penulis menyusun sesuai dengan

penjelasan Rasyīd Riḍā yang dimulai dengan penjelasan defenisi dan

durasi hari. di dalam tafsir Ṭanṭāwi Jauharī, ia menjelaskan defenisi sittati

ayyām secara eksplisit dimuat dalam QS. Yūnus [10]: 3. Sehingga

penempatan ayat, penulis tidak mengikuti sistematika nomor surah.

Dalam ayat ini Ṭanṭāwi Jauharī menjelaskan mengenai defenisi

tentang enam hari. Metodologi yang ia bangun juga berdasarkan

rasionalitas dan hasil ijtihad pemikiran pribadi. Ia menjelaskan

bahwasannya satu hari bagi penduduk bumi merupakan satu kali putaran

bumi (revolusi bumi) seperti yang kita ketahui saat ini. Kemudian beliau

juga mencantumkan pendapat para ahli ‘uqul bahwasannya satu hari itu

bisa diartikan jarak antara bintang dengan bintang. Ia juga mengutip dalam

al-Qur’ān mengenai defenisi enam hari bahwa sesungguhnya satu hari di

Page 103: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

83

sisi tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. Pada

ayat lain Allah juga mengatakan dalam satu hari yang kadarnya lima puluh

ribu tahun. dalam hal ini Ṭanṭāwi Jauharī tidak mengikuti diktum yang

dibawa oleh al-Qur’an sebab ayat-ayat mengenai hal ini memiliki unsur-

unsur mutasyabihāt (antroformisme), sehingga dalam menafsirkan

membutuhkan pentakwilan makna. Makna yang diberikan oleh Ṭanṭāwi

Jauharī juga tidak jauh beda dengan diktum al-Qur’an. Kesamaannya

adalah enam hari ini memiliki masa yang cukup lama dan tidak bisa

diukur oleh sesuatu. Al-Qur’an memberikan penjelasan satu hari sama

dengan ribuan tahun di bumi, sedangkan Ṭanṭāwi Jauharī menafsirkan satu

hari sama dengan putaran bumi. Sehingga secara implisit memliki

inferensi yang sama yaitu waktu yang lama dan membutuhkan masa

ribuan tahun di bumi. Sebagai penguat argumentasi Ṯanṯāwi Jauharī ia

juga memberikan pendapat ilmu falak (astronomi) modern. Pandangan

ilmu falak kita akan mengatakan bahwa satu hari bisa diartikan ribuan

tahun. Dan perhitungan hari tersebut di dalam al-Qur’an bertujuan agar

membuka jalan pikiran kita untuk melakukan penelitian.30

Ṭanṭāwi Jauharī dalam memberikan rasionalitas terhadap

menafsirkan ayat ini tidak didasari dengan kemauan hawa nafsunya.

Tetapi ia berpijak dan berlandasan dengan ayat-ayat al-Qur’an yang

mendorong untuk melakukan pintu ijtihad dalam menafirkan ayat-ayat

sehingga tidak terjadi mis-interpretasi bagi pembaca dan kalangan awam.

inilah maksud dan tujuan agama untuk menjadikan sebuah keraguan

sebagai dasar penelitian dan pembahasan yang di mana hal tersebut

melahirkan hikmah dan juga falsafah hingga terlahirlah orang-orang yang

cerdas. dan ini lah yang menjadikan Ṭanṭāwi Jauharī untuk melakukan

30 Ṭanṭāwi Jauharī, al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān, Jilid 6 (Beirut: Dar el-Fikr,

1350 H), 5.

Page 104: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

84

analisa pada ayat ini, karena memberikan faidah penciptaan langit dan

bumi dalam enam hari secara berangsur sebagaimana yang kita fahami. 31

Hebatnya, ia tidak hanya stagnasi dalam memberikan diktum-diktum

ini saja, ia juga memberikan referensi di luar Islam seperti dogma dalam

pembaharuan (kitab Injil). Dalam kitab Injil dijelaskan mengenai proses

penciptaan yang cukup berbeda dengan interpretasi Ṭanṭāwi Jauharī. Di

antaranya: Penciptaan pertama allah menciptakan langit dan bumi,

kemudian setelah itu Allah sebarkan cahaya dan kegelapan, malam dan

siang, sedangkan bumi masih berbentuk reruntuhan. Dan ruh Allah berada

di atas permukaan air dan dari air tersebut Allah ciptakan kulit dan jadilah

langit. Dan dari langit tersebut Allah ciptakan sore dan pagi (masa). Dan

dari sisa air yang lain berada di bawah langit dan berkumpul disatu

tempat. Dan sisa tanah yang lain menjadi kering hingga menumbuhkan

rerumputan, tetumbuhan dan pepohonan. Lalu Allah ciptakan bulan,

matahari, dan bintang-bintang di langit. Dan Allah ciptakan dari air

tersebut binatang melata yang memiliki nyawa kemudian burung-burung

serta binatang-binatang yang lain, setelah itu Allah menciptakan manusia

laki-laki dan perempuan. Kemudian diakhiri dalam pembaharuan tersebut

dengan sebuah pernyataan bahwa Allah melihat segala sesuatu yang Dia

lakukan begitu indah dan itu terjadi pada sore hari dan pagi hari pada akhir

hari ke enam.32

2. Surat al-A’rāf ayat 54

ام ث م ام تو ى ع لى وام ة أ ي إأنام ربامك م للام لامذأي خىق لسامماوتأ ول رض فأ تأ رأهأ أ ى سامرتث مر ولج ي لىاميل ل امهار يطى ب ه حثأيثا ولشاممس و ل لعرشأ ي غشأ

ت بارك للام ربج لعالمأي ر يل له لىق ول

31Ṭanṭāwi Jauharī, al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān, Jilid 6 (Beirut: Dar el-Fikr,

1350 H), 5. 32Ṭanṭāwi Jauharī, al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān, Jilid 6 (Beirut: Dar el-Fikr,

1350 H), h. 6.

Page 105: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

85

Artinya: “Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang

menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia

bersamayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang

yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan

bintang-bntang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala

penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha suci Allah, tuhan

seluruh alam”. (QS. al-A’rāf[7]:54)

Dalam kitab al-Jawāhir, Ṭanṭāwi Jauharī menjelaskan sebagai

berikut:

لذ قىوه هى ولنظن ينلد ذكرت ف تفسي ل لسوة ما ياتب لعىم لحديث لىكأنات وهي لموعي ونما هي صىرة ن ليىرلمحومىة فانا نعىم ين هاك لمادة لصىية

عدن ونبات وحيىن ونسان ل ف توة فهده توة يلما لثي م كانت شمىس ورضىن وا تيك ان، ويال ين يول ا خىق الله لىم م لىىح فكوب فيه ا كان و اخىق ىن يز وا هى خالق لى يى لياة م خىق لظىمة ولىر م خىق لعرش م خىق لسما ن درة وا فيها ن نجى وشمس وقمر م د لرض بيضا م خىق لتربة م خىق لسمىت و

وب وغي ذلك افيها ن جبال وشر ودوبسطها ن لتربة لتي خىها ول م خىق جمع لرض ر لىق ف خر تالة ن تالات يى لجمعة و فيه هبط لى م خىق د خ

لعىما.فوكال جميع لىق ف توة ي كل يى دره يلف تة وهذ قىل يكثر

Dalam ayat ini Ṭanṭāwi Jauharī menjelaskan mengenai substansi

enam hari penciptaan. Sehingga kesalahan yang terjadi adalah ia tidak

memberikan definitif di awal penafsiran tentang hari. substansi yang ia

berikan di dalam tafsirnya adalah tentang derivasi ام وامة أ ي sebagai masa تأ

penciptaan alam. Enam masa yang ia tafsirkan memiliki substansi

berbeda-beda, di antaranya: pertama penciptaan matahari, kedua

penciptaan bumi, ketiga penciptaan air, keempat penciptaan tumbuh-

tumbuhan, kelima penciptaan hewan dan keenam penciptaan manusia.

pendapat ini ia hadirkan dengan menggunakan metodologi rasional

sebagai bentuk hasil ijtihad yang ia lakukan sendiri. diktum ini tidak

ditemukan di dalam penafsiran-penafsiran ulama lainnya, dikarenakan

Page 106: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

86

pola ijtihad rasional setiap mufasir berbeda-beda begitupun dalam

penafsiran Rasyid rida memiliki perbedaan yang signifikan dalam

memberikan substansi di dalam enam hari.

Sebagai pembeda ia kemudian memberikan penjelasan derivasi وامة أ تأام dengan mengutip pendapat para Ulama lain yaitu hari pertama yang ي

diciptakan oleh Allah adalah al-Qalām (pena) dan al-Lauh (lembaran),

kemudian Allah tulis di dalamnya apa yang sudah terjadi dan apa yang

akan terjadi sampai hari kiamat. Pada hari kedua Allah menciptakan

kegelapan dan cahaya. Pada hari ketiga Allah menciptakan ‘Arsy. Pada

hari keempat Allah menciptakan langit dari mutiara-mutiara putih lalu

menciptakan butiran debu dilanjutkan dengan menciptakan langit-langit

serta apa yang ada di dalamnya seperti bintang-bintang, matahari dan juga

bulan. Pada hari kelima Allah membentangkan bumi dan juga

menghamparkannya dari butiran debu yang sudah diciptakan dari

sebelumnya (hari keempat). Kemudian dilanjutkan dengan menciptakan

apa yang ada di dalamnya seperti gunung-gunung, pepohonan dan juga

binatang-binatang melatah. Dan pada hari keenam Allah menciptakan

manusia pertama yaitu Nabi Adam as yang menjadi ciptaan terakhir pada

waktu terakhir di hari jumat. Dan pada hari itu pula Nabi Adam di

turunkan ke bumi. Maka sempurnalah penciptaan makhluk ini seluruhnya

dalam enam hari, yang pada setiap harinya setara seribu tahun. Dan ini

merupakan pendapat mayoritas ulama.33

Pada kasus ini, Ṭanṭāwi Jauharī dalam menafsirkan substansi enam

hari tidak berpihak kepada diktum mayoritas para ulama. Ia menafsirkan

secara independen yang sesuai dengan rasionalitas dan ijtihad ia sendiri.

dengan menghadirkan diktum pendapat mayoritas ulama di dalam

33Ṭanṭāwi Jauharī, al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān, Jilid 4 (Beirut: Daar el-Fikr,

1350 H), h. 173.

Page 107: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

87

penafsirannya maka bisa dibuktikan bahwa secara implisit ia mengakui

interpretasi yang ia bangun sangat berbeda dengan para ulama lain.

3. Surat al-Furqān ayat 59

ام ث م ام تو ى ع لى لعرشأ وامة أ ي ه ما فأ تأ لامذأي خىق لسامماوتأ ولرض وا ب ي لرامحعن فاتأل بأهأ خبأي

Artinya: “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada

diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di

atas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pengasih, maka tanyakanlah

(tentang Allah) kepada orang yang lebih mengetahui (Muḥammad)”.

(QS. al-Furqān[25]:59)

Dalam kitab al-Jawāhir, Ṭanṭāwi Jauharī menjelaskan sebagai

berikut:

تى لرفت ا تأذكره لك توفدت تبب خو يار لسوة فالىم ف لوىرة ولنجيل وول لعدد ين لعدد كىه ركب ن لىحد لن ضافة وحد لى وحد يكىن ثي ولثان

ه كل ي ف وحد فالىحد خاص بلمبدإ لول لذ يشعر بلوعدد ول تعددلن لعدد لزوج ولفرد لىجىد ولثان ول لعدد ولثلثة ول لعدد لفرد وجميع للدد لتخىى ن

وهكذ تكىنت لدك 2و 2و 2إذن هي قسمان زوج ويفرد. فاذ يضفت لى وحد تكىنت لزوج 2و 2و 2للدد لفردية كىها لى ا ل نهاية لا. وذ ضفت لى ثي

كىها.

)ثلثة ذ فهمت ذلك فالىم ين لعدد لزوج ولعدد لفرد جميعا يسم لىوهى لدد يزيد مجمىع ضاريبه 12وا ناقص وا كال فالزئد ثل لدد يقسا ( إا زئد ( ولعدد 12وهي يكثر ن ) 16ولمجمىع 6-4-3-2-1هي 12له. فمضاريب

( 4-2-1لن ضاريبه ) 8لك ثل لدد لاقص هى ا نيت مجمىع ضاريبه له ذ ( ولعدد لكال هى ا يساو جميع ضاريبه وذلك8وهي ينص ن ) 7وهذه لد ها فهى لدد 28وكذلك لدد 6لتي مجمىلها 3-2-1فان ضاريبه هي 6ثل لعدد

(.28هى لدد ) 14-7-4-2-1كال لن مجمىع ضاريبه وهي

Page 108: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

88

Setelah melakukan penjelasan substansi dan definisi enam hari,

kemudian ia memberikan elaborasi hikmah dan alasan Allah memberikan

diktum enam hari dalam proses penciptaan. Pada dasarnya, yang

dilakukan oleh Ṭanṭāwi Jauharī dalam menafsirkan ayat tidak terlepas dari

rasionalitas, sehingga pola penafsiran yang ia berikan sangat bergam

dalam memberikan sumber-sumber rasional, baik itu filsafat, logika

maupun ilmu sains. Yang menjadi kesulitan dalam membaca

penafsirannya adalah ketika ia memberika hikmah dibalik angka enam di

dalam ayat ini. ia memberikan disiplin ilmu matimatika dan tentunya ini

sangat jauh berbeda dengan ulama-ulama yang belum pernah memberikan

displin ilmu seperti ini.

Sebagai contoh pola penafsiran Ṭanṭāwi Jauharī dalam memberikan

sumber sains dengan gambaran mengapa dipilihnya angka 6 oleh Allah.

Beliau berkata bahwasannya seluruh bilangan tersusun dari angka 1 (satu),

karena dengan menggabungkan satu dengan satu maka terlahirlah bilangan

2 (dua). Kemudian angka dua ini adalah bilangan pertama, mengapa

demikian? Karena bilangan hanya bisa diketahui dengan kelipatan. Karena

bilangan satu merupakan spesifikasi permulaan pertama untuk segala

bentuk (eksistensi) sehingga ketika bilangan satu merupakan permulaan

pertama maka bilangan yang lain bisa diposisi bilangan pertama seperti

bilangan dua diposisi pertama, bilangan tiga diposisi pertama dari

kesatuan, sehingga apabila semua bilangan ini diakumulasikan maka tidak

ditemukan bilangan yang memiliki posisi berkelipatan dan posisi

kesatuan. Ia menambahkan bahwa bilangan itu memiliki dua bentuk

pertama, bilangan kesatuan dan kedua bilangan berkelipatan. Sebagai

contoh apabila bilangan dimulai dari 2, 2, 2 maka memiliki makna

Page 109: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

89

kesatuan, sedangkan bila digabungkan dengan cara berkelipatan maka

permulannya adalah 2+2+2=6.34

Apabila bilangan kesatuan dan bilangan berkelipatan ini

digabungkan maka menurut Tanṯawi memiliki tiga klasifikasi. Pertama,

adakalanya bilangan bertambah (ziyadāh) sebagai contoh angka 12 apabila

1+2+3+4+6 maka jumlahnya lebih banyak dari bilangan 12. Kedua,

adakalanya bilangan kurang (naqis) sebagai contoh bilangan 8 apabila

1+2+4 hasilnya 7 maka ini kurang dari bilangan 8. Ketiga, bilangan yang

sempurna (kamil)yaitu dengan cara mengabungkan bilangan yang setara,

sebagai contoh 1+2+3 maka hasilnya adalah 6 atau menggunakan langkah

2+2+2=6, dan contoh hasil dari bilangan 28 sebagai algoritmenya adalah

1+2+4+7+14 maka hasilnya 28. Hemat penulis dari pernyataan Ṯanṯāwi

Jauharī mengenai derivasi ام وامة أ ي Dengan kesimpulam bahwa angka 6 تأ

merupakan bilangan yang sempurna (kamil) yang memiliki perbedaan

dengan bilangan ziyādah dan nāqiṣ sehingga apabila mengunakan

algoritma tambahan dengan angka yang sama maka hasilnya adalah 6.35

Hemat penulis, dari penjelasan Ṭanṭāwi Jauharī tentang ayat masa

penciptaan alam tendensi merujuk kepada rasional (ilmiah). Ini terbukti

ketika ia menafsirkan ayat-ayat tersebut dengan menambahkan ilmu-ilmu

logika, filsafat dan ilmu falak (astronomi). Ia juga menjelaskan tentang

hikmah bilangan angka enam dan informasi tentang bilangan enam. Tetapi

ia tidak memberikan referensi bi al-Ma’ṡur (al-Qur’ān dan hadits).

Berbeda sekali dengan Rasyīd Riḍā yang masih memberikan penjelasan

dengan mengutip referensi bial-Ma’ṡur itu berupa ayat al-Qur’ān. Setelah

melakukan analisis diktum kedua tokoh ini, tentunya pandangan mereka

34Ṭanṭāwi Jauharī, al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān, Jilid 12 (Beirut: Daar el-Fikr,

1350 H), h. 207. 35Ṭanṭāwi Jauharī, al-Jawāhir fī Tafsīr al-Qur’ān, Jilid 12 (Beirut: Daar el-Fikr,

1350 H), h. 208.

Page 110: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

90

berdua sangat berbeda sekali mengenai penafsiran Sittati Ayyām.

perbedaan yang fundamental (mendasar) Ṭanṭāwi Jauharī dalam

menafsirkan ayat-ayat enam hari dengan menggunakan Maṣādir al-Tafsīr

(sumber penafsiran) berupa rasionalitas, sedangkan Rasyīd Riḍā

sebaliknya. Namun dalam hal ini, Rasyid rida tidak menolak rasionalitas,

melainkan harus sesuai dengan jalur penggunaan rasionalitas. Tetapi yang

dilakukan oleh Ṭanṭāwi Jauharī menggunakan rasionalitas yang jauh

berbeda, terlihat sekali ketika ia memberikan diktum sains, filsafat, dan

lainnya.

Adapun permasalahan tentang menentukan proses penciptaan di

dalam enam hari, penulis menghadirkan tabel menurut penafsiran Ṯanṯāwi

Jauharī agar lebih mudah dipahami.

Tabel 4.4. Perbedaan tahapan penciptaan

Ṭanṭāwi Jauharī Mayoritas Ulama

1. Penciptaan matahari

2. Penciptaan bumi

3. Penciptaan air

4. Penciptaan tumbuh-

tumbuhan

5. Penciptaan hewan

6. Penciptaan manusia

1. al-Qalām (pena) dan al-Lauh

(lembaran)

2. Menciptakan kegelapan dan

cahaya.

3. Menciptakan ‘Arsy

4. Menciptakan langit dari

mutiara-mutiara putih.

5. Membentangkan bumi dan

juga menghamparkannya.

6. Menciptakan manusia

pertama yaitu Nabi Adam as.

Page 111: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

91

E. Persamaan dan Perbedaan Penafsiran Rasyīd Riḍā dan Ṭanṭāwi

Jauharī

Dalam memaparkan persaman dan perbedaan penafsiran Rasyīd

Riḍā dan Ṭanṭāwi Jauharī, penulis menghadirkan tabel agar lebih mudah

untuk dipahami.

Tabel 4.5. Analisis penafsiran Rasyīd Riḍā dan Ṭanṭāwi Jauharī

Perbedaan Persamaan

1. Di dalam Tafsir al-Manār

kata sittati ayyām

diinterpretasikan dengan

menggunakan riwayat (bi al-

ma’ṡur). Sedangkan di dalam

tafsir al-Jawāhir Ṭanṭāwi

menafsirkannya dengan

menggunakan rasional yang

terbukti dengan

menghadirkan ilmu logika,

filsafat, astronomi dan

lainnya.

2. Proses waktu enam hari

menurut Rasyīd Riḍā dalam

kitabnya al-Manār ialah hari

pertama penciptaan bumi dari

asap. hari kedua penciptaan

air yang sebelumnya

berbentuk uap atau asap.

Kemudian pada hari ketiga

1. Dalam menjelasakn durasi,

keduanya mempunyai

maksud yang sama yaitu

sama-sama menunjukan

waktu yang lama.

Page 112: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

92

terbentuklah daratan dan dari

daratan itu munculah gunung-

gunung. Pada hari keempat

munculah jenis-jenis

kehidupan yang berasal dari

air, diantaranya tumbuh-

tumbuhan dan juga hewan-

hewan. kemudian hari kelima

dan keenam penciptaan langit

yang dimana langit tersebut

merupakan alam yang tinggi

bagi penduduk bumi.

Sedangkan menurut Ṭanṭāwi

dalam kitabnya al-Jawāhir

proses dalam enam hari

diartikan dengan hari pertama

penciptaan matahari, kedua

penciptaan bumi, ketiga

penciptaan air, keempat

penciptaan tumbuh-

tumbuhan, kelima penciptaan

hewan dan keenam

penciptaan manusia.

3. Di dalam menafsirkan lafaẓ

sittati ayyām menurut

Ṭanṭāwi, ia memberikan

hikmah penyebutan angka

enam, sedangkan di dalam

Page 113: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

93

tafsir al-Manār tidak

memberikan hikmah

penyebutan angka enam,

sebab di dalam tafsir al-

Manar ketika menafsirkan

lafaẓ sittati ayyām tidak

menghadirkan referensi yang

rasional.

Page 114: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis di atas, maka dapat disimpulkan

beberapa hal di antaranya: pertama, proses penciptaan alam dari kedua

mufasir memiliki perbedaan yang signifikan dalam menenukan

tahapan. Ṭanṭāwi menginterpretasikan tahapan dalam enam hari adalah

pertama penciptaan matahari, kedua penciptaan bumi, ketiga

penciptaan air, keempat penciptaan tumbuh-tumbuhan, kelima

penciptaan hewan dan keenam penciptaan manusia. Sedangkan Rasyid

Ridha menafsirkan tahapan proses penciptaan merujuk kepada QS. al-

Fussilat:9-12, bahwa proses penciptaan alam pertama adalah

penciptaan bumi dari uap. hari kedua diciptakanlah air yang

sebelumnya berbentuk uap atau asap. hari ketiga terbentuklah daratan

dan dari daratan itu munculah gunung-gunung. hari keempat munculah

jenis-jenis kehidupan yang berasal dari air. dan dua hari setelahnya

penciptaan langit tinggi bagi penduduk bumi yang disempurnakan

dengan bentuk fisiknya berasal dari asap.

Kedua, perbedaan ini terjadi dikarenakan berbeda dalam

memberikan maṣādir al-tafsīr (sumber penafsiran) sehingga

berpengaruh kepada substansi isi. Ṭanṭāwi dihegemoni dengan

rasionalitas, sedangkan Rasyid Rida dihegemoni dengan tekstuallis (bi

al-ma’ṡur).

Ketiga, dalam interpretasi kata enam hari (sittati ayyām)

Ṭanṭāwi dan Rasyid Ridha memiliki kesamaan. Pandangan Ṭanṭawi

mengelaborasikan bahwa satu hari sama dengan satu putaran bumi

Page 115: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

95

(revolusi bumi), sedangkan pandangan Rasyid Ridha memberikan

referensi ma’tsur bahwa satu hari sama dengan seribu tahun di bumi.

kesamaannya adalah memiliki makna masa waktu yang sangat lama.

B. Saran

Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis menyadari masih

banyak kekurangan atau masih jauh dari kata cukup apalagi sempurna.

Sehingga penulis meyakini bahwa penelitian ini masih meninggalakan

banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Karena itu penelitian

belum bisa dikatakan telah selesai, sehingga masih banyak hal yang

dapat dikaji dalam penelitian ini.

Penulis berharap penelitian ini masih ada yang mau melanjutkan

karena dalam penelitian ini penulis hanya menyuguhkan penafsiran

lafadz sittati ayyām dalam proses penciptaan alam menurut dua

mufassir saja. Jadi masih bisa disuguhkan dengan penafsiran mufassir

lain.

Page 116: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

96

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhammad dan Rasyid Ridha. Tafsir al-Manār. Mesir: Daar al-

Manar, 1947.

Ali, Mukti. Alam Pikiran Islam Modern di Timur Tengah. Jakarta:

Djambatan, 1995.

Atabi, Ahmad. Konsep Penciptaan Alam: Studi Komparatif-Normatif

Antar Agama-Agama. dalam Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi

Keagamaan. Vol. 3, 1, 2015.

Aṯaillah, Ahmad. Konsep Teologi Rasional dalam Tafsir al-Manār.

Jakarta: Erlangga, 2006.

Baidan, Nasir. Perkembangan Tafsîr al-Qur’ān di Indonesia. Cet. I. Solo:

PT. Tiga Serangkai, 2002.

Bakar, Osman. Tauhid dan Sains: Persfektif Islam tentang Agama dan

Sains. Terjemahan Yuliani Liputo dan M.S Nasrullah.Cet I.

Jakarta: Pustaka Hidayah, 2008.

Baqi, Muhammad Fuad Abdul. Al-Mu’jam al-Mufahras li alfaẓ al-Qur’ān

al-Karīm. Beirut: Dar al-Fikr. 1987.

Dahlan, Abd. Rahman. Kaidah-kaidah Penafsiran al-Qur’an. Bandung:

Mizan, 1997.

Departemen Agama RI. Ensiklopedi Islam di Indonesia. Jakarta:

Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek

Peningkatan Prasarana dan Saran Perguruan Tinggi Agama IAIN.

1992.

Dewan Redaksi. Ensiklopedia Islam di Indonesia. Jakarta: Anda Utama,

1992.

al-Dzahabi, Muhammad Husein. al-Tafsīr wa al-Mufassirūn. Beirut: Daar

al-Hadits, 2005.

Faiz, Fachruddin. Hermeneutika Qur’an. Yogyakarta: Qalam, 2002.

al-Farmawi, Abd Al Hayy. Metode Tafsīr Maudhu’i Suatu Pengantar.

Terjemahan Sufyan A. Jamrah. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1999.

Page 117: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

97

Ghaffar, Abdul, “Isra’ Mi’rajdalam Tafsir ‘Ilmi (Studi Komparatif

Penafsiran al-Razi dan Tanthawi Jauhari terhadap QS. Al-Isra: 1

dan QS. Al-Najm: 13-15” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010.

Guessoum, Nidhal. Islam dan Sains Modern. Terjemahan Maufur. Cet.

I.Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2011.

Hamka. Tafsir al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.

Harfa, Ahmad. Keseimbangan Penciptaan Bumi menurut Al-Qur’an dan

Sains. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011.

Hatta, Mohammad. Berkenalan dengan Filsafat Yunani. Jakarta:

Gramedia, 1980.

Ikhwan, M. Nur. Memasuki Dunia Al-Qur’an. Semarang: Lubuk Raya,

2001.

_______, M. Nur. Tafsîr Ilmi Memahami Al-Qur’an Melalui Pendekatan

Sains. Jogjakarta: Menara Kudus Jogja, 2004.

Imron, Fuad Taufiq. “Konsep Gunung Dalam Kitab Al-Jawāhir Fī al-

Tafsīr al-Qur’ān al-Karīm” Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan

Tafsîr Hadits Universitas Islan Negeri Walisongo Semarang, 2016.

Indriati, Etty dkk. Ensiklopedia Iptek Bumi Ruang dan Waktu. Jakarta:

Lentera Abadi, 2004.

Jamarudin, Ade. “Konsep Alam Semesta Menurut Al-Qur’ān” Jurnal

Ushuluddin. Vol. XVI, no. 2 (Juli 2010): 137-138.

Jamiluddin. Komparasi Konsep Kosmologi dalam Perspektif Buddha

dengan Kosmologi Sains Modern. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Jansen, J. J. G. Diskursus Tafsir Al-Qur’an Modern. Yogyakarta: Tiara

Wacana Yogya, 1997.

Jasin, Maskoeri. Ilmu Alamiah Dasar.Cet. 19. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2011.

Page 118: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

98

Jauharī, Ṭanṭāwi. al-Jawāhir fī al-Tafsīr al-Qur’ān. Beirut: Daar el-Fikr,

1350 H.

Kementerian Agama RI. Tafsīr al-Qur’ān dan Terjemahnya. Jakarta:

Lentera Abadi, 2010.

Ul-Khusna, Nida’, Konsep penciptaan alam semesta; Studi Komparatif

antara Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya Kementerian Agama RI

dengan teori M Stephen Hawking. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin

UIN Jakarta, 2013.

Kompasiana. “Teori Terbentuknya Alam Semesta” diakses pada tanggal 5

Agustus 2019 dari http://www.kompasiana.com/jucky/teori-

terbentuknya-alam-semesta-tata-surya-dan-

bumi_550097b5a33311376f5118bd

Kurniati, Fitri. Studi Analisis Pandangan Stephen Hawking tentang

berawalnya Semesta dalam tinjauan Islam. Skripsi S1 Fakultas

Tarbiyah, UIN Jogja, 2003.

Mahmud, Mani’ Abd Halim. Manhaj al Mufassirīn. Terjemahan Faisal

Saleh dan Syahdianor. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006.

Majid, Nurcholish. Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina,

1992.

Manzur, Ibnu. Lisān al-‘Arab. Kairo: Al-Mu’assasah al-Misriyyah al-

‘Ammah, 1990.

al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir al-Maraghi. Juz 7. Kairo: Mustafa al-

Babi al-Halabi, 1974.

Muhaemin. “Teori Emanasi dalam Hubungannya dengan ains Modern.”

Jurnal Al-Fikr. vol. XX, no. 3 (2016): 321-322.

al-Muhtasim, Abdul Majid Abd as-Salam. Visi dan Paradigma Tafsir al-

Qur’an Kontemporer. Terjemahan M. Minzhftir al-Shouwi,

Ahmade dkk.Mu’jizat Al-Qur’an dan as Sunnah Tentang Iptek.

Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Mursyidah. Konsep Penciptaan Alam menurut Ibn Rusyd. Skripsi S1

Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

Page 119: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

99

an-Najjar, Zaghlul. Sains dalam hadits, Mengungkap Fakta Ilmiah dan

Kemukjizatan Hadits Nabi. Terjemahan Zainal Abidin

dkk.Jakarata: Amzah, 2011.

_______, Zaghlul. Tafsir Al-ayatul Kauniyyah fî al-Qur’ān al-Karīm. jilid

3. al-Qathirah: Maktabah as-Syarqiyyah ad-Dauliyyah, 2007.

Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan

Gerakan. Cet. 12. Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

Purwanto, Agus. Ayat-ayat Semesta Sisi-sisi al-Qur’an yang Terlupakan.

Cet. III.Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009.

al-Qattān, Mannā Khalīl. Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: Lentera

Antarnusa, 1992.

al-Qurṯubi, Syaikh Imam. Tafsir al-Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam,

2008.

Rahman, Fazlur. Tema Pokok Al-Qur’an. Terjemahan Anas Mayudin.

Bandung: Pustaka, 1993.

Rosadisastra, Andi. Metode Tafsir Ayat-Ayat Sains dan Sosial. Jakarta:

Amzah, 2007.

Rusli, Muhammad. Konsep Penciptaan Alam Semesta dalam Tafsîr Al-

Misbah. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Sultan Syarif

Kasim, 2013.

al-Sabûni, Muhammad Ali. Ikhtiyar Ulūmul Qur’ān Praktis. Terjemhan

M. Qodirun Nar. Jakarta: Pustaka Imani, 1988.

Sadr, Muhammad Baqr. Sejarah dalam Perspektif Al-Qur’an. Cet.

I.Jakarta:Pustaka Hidayah, 1993.

Sandiawan, Moh. Konsepsi Penciptaan Alam Semesta dan Makhluk Hidup

dalam al-Qur’an dan al-Kitab. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Shihab, M. Quraish. Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosa Kata. Cet. I.

Jakarta: Lentera Hati, 2007.

_______.Membumikan AL-Qur’an. Bandung: Mizan, 1994.

Page 120: PROSES PENCIPTAAN ALAM DALAM ENAM MASA (STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50095... · 2020. 2. 6. · v . ABSTRAK . HADI ASRORI. Proses Penciptaan Alam dalam

100

_______.Mukjizat al-Qur’an: Ditinjau Dari Aspek Kebahasaan Isyarat

Ilmiah Dan Pemberitaan Ghaib.Bandung: Mizan, 1998.

_______.Studi Kritis Tafsir Al-Manar.Bandung: Pustaka Hidayah. 1994.

_______.Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas berbagai Persoalan

Umat. Cet. VII. Jakarta: Mizan, 1998.

_______.Kaidah Tafsir, Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut Anda

Ketahui dalam Memahami al-Qur’an. Cet. II. Tangerang: Lentera

Hati, 2013.

_______.Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jilid

4. Jakarta: Lentera Hati, 2000.

al-Suyūṭi, Jalaludin. Lubābun Nuqūl fi Asbābin Nuzūl. Terjemahan Abdul

Hayyie dkk. Jakarta: Gema Insani, 2008.

Taufik, Akhmad dkk. Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Ulinnuha, Muḥammad. Metode Kritik Ad-Dakhīl fī al-Tafsīr. Jakarta:

QAF, 2019.

Wikipedia. “Tata Surya” diakses pada tanggal 5 Agustus 2019 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya

Yahya, Harun. The Creation of Universe. Terjemahan Ari Nilandari.

Bandung: Dzikra, 2003.

Zulaika, Cici. Penciptaan Alam menurut Imam al-Ghazali. Skripsi S1

Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.