Proses Kerja Sutradara - BSI
Transcript of Proses Kerja Sutradara - BSI
37
Proses Kerja Sutradara
Sutradara merupakan bagian yang paling atas dari sebuah team work atau
orang yang bertanggung jawab sebagai otak sejak pra hingga pasca produksi.
Seorang sutradara juga harus bisa memimpin timnya dari segala aspek, baik saat
pra produksi, produksi dan pasca produksi.
Menurut Habert Zettl dalam Naratama (2013:7). “Sutradara adalah seorang
yang bertugas memberikan pengarahan kepada pemain atau pengisi acara dan
teknis oprasional. Secara langsung bertanggung jawab memindahkan secara
efektif yang tertulis di dalam naskah kedalam bentuk audio visual.”
Seorang sutradara juga harus bisa memahami karakter host agar dapat
menghasilkan karya yang luar biasa. Selain memahami karakter host sutradara
juga harus bisa menyatukan pikiran terhadap semua tim agar bisa memberikan
arahan atau perintah kepada tim yang bekerja.
Sutradara adalah orang yang berperan besar dalam suatu produksi
program televisi atau film, sebagai pemimpin seorang sutradara harus bisa
menguasai semua konten yang tertulis pada naskah dan menjadikannya
sebuah audio visual. Dan sutradara harus melakukan koordinasi dengan
semua elemen, fasilitas dan orang-orang selama pra produksi, produksi
hingga pasca produksi. Dia memandu dan memberi instruksi penting dan
rinci kepada kru, baik di studio ataupun di luar studio, termasuk tim
produksi, kerabat teknik dan artis atau pengisi acara.
Pra Produksi
Pada saat awal inilah, seorang sutradara harus menunjukan sikap
dan tanggung jawabnya, mulai dari pemilihan jobdesk hingga mencari ide
kreatif. Pra produksi merupakan awalan dari setiap produksi suatu karya.
Produksi karya mampu berjalan dengan lancar dan sukses karena
berangkat dari persiapan pra produksi yang matang.
Menurut Naratama (2013:110). “Sebagai Sutradara, Anda
diwajibkan untuk mengulas semua permasalahan dengan mengacu pada
38
referensi tentang industri televisi. Dengan demikian, Anda telah
mengurangi risiko kesalahan produksi karena klasifikasi yang salah.”
Pada fase ini sebuah proses produksi yang merupakan tahap awal
dari seluruh kegiatan yang akan datang seperti penemuan ide, perencanaan
dan persiapan. Pada tahap ini juga sutradara mulai terlihat aktif mencari
refrensi dan menemukan ide-ide kreatif yang akan di ciptakan. Sutradara
juga harus bisa menentukan sebuah karya yang akan diciptakan dan harus
di rundingkan kepada tim yang telah di tentukan.
Menurut Naratama (2013:40). “Berimajinasilah, berkreasilah,
berkaryalah seliar mungkin. Segila mungkin. Jangan pikirkan batasan.
Biarkan semua inspirasi dan khayalan Anda menerawang menembus batas
dunia. Semakin merdeka inspirasi Anda, semakin merdeka pula karya-
karya visual Anda.”
Menurut Rusman Latief dan Yusiatie Utud (2015:73). “Ide adalah
unsur utama untuk memproduksi program siaran khususnya program
nondrama, tanpa adanya ide, tahapan perencanaan produksi berikutnya
tidak dapat dilaksanakan.”
Produksi
Tahap produksi adalah tahap proses pengambilan gambar di
lapangan (shooting). Selanjutnya tugas sutradara di produksi. Namun
bukan berarti sutradara tidak perlu mengetahui aspek pra produksi dan
pasca produksi. Bila dalam pembuatan sebuah karya, seorang sutradara
bagus dan bertanggung jawab, maka hasil karya yang di hasilkan pun
bagus, namun bila sutradara hanya mementingkan keegoisan dan hanya
memikirkan soal komersilnya saja, tanpa memikirkan kualitas karya yang
dibuatnya, maka hasil karya yang dibuat nya tidak maksimal dan kurang
bagus untuk ditonton oleh masyarakat.
Menurut Naratama (2013:33). “Buatlah suasan bahwa tim produksi
menyukai gaya kepemimpinan Anda walaupun kadang kala mereka
39
mengeluh, namun mereka yakin bahwa tujuan Anda adalah untuk
mencapai kepuasan kreativitas seni yang terbaik. Hindari arogansi yang
berlebihan.”
Disini sutradara diberikan kesempatan bertindak lebih kreatif,
memperhatikan lebih sempurna pada rincian bidang estetik atau
penanganan peralatan. Mengkoordinasikan seluruh kru untuk mencapai
efesiensi kerja dan terjaminnya mutu karya seluruh tenaga kreatif. Wajib
berada pada saat produksi berlangsung dan melakukan penilaian dan
memberikan kata cut atas mutu kerja seluruh unsur pendukung baik secara
teknis maupun artistic.
Lancarnya proses tahapan produksi tercermin dari desain produksi
yang di buat pada pra-produksi. Biasanya semakin detail desain produksi
yang dibuat akan semakin mempermudah tim untuk melakukan produksi.
Desain produksi dijabarkan menjadi peta bagi seseorang yang melakukan
perjalanan pada daerah yang baru dilaluinya. Bentuk kongkret pra-
produksi adalah desain produksi. Desain akan menjadi langkah awal dari
dimulainya fase produksi.
Menurut Naratama (2013:57). “Sutradara Televisi adalah seseorang
yang mempunyai visi mengembangkan nilai-nilai filosofis yang
terkandung dalam pikiran dan kreativitasnya. Sedangkan filosofi dalam
penyutradaraan televisi merupakan sebuah daya pemikiran atas nilai-nilai
seni visual yang diwujudkan dalam kenyataan visual itu sendiri.”
Pasca produksi
Pasca produksi biasanya identik dengan proses editing, pada proses
inilah kemasan hasil akhir dari program ditentukan. Karena pada saat
proses sebelumnya dimungkinkan melakukan perubahan cerita. Maka
sebelum masuk ke proses editing seorang sutradara Magazine Show
melakukan Brain Storming ulang dengan seluruh tim produksi yang
bertugas, termasuk Script Writer dan produser. Setelah disepakati
konsepnya, maka dilakukan editing. Dengan bantuan kreatifitas dan
40
profesionalisme seorang video editor, sutradara merangkai shot dan suara
yang telah direkam pada proses sebelumnya.
Menurut Rusman Latief dan YusiatienUtud (2015:160) “Hal ini
tergantung dari konsep kerja yang mengerjakan program tersebut,dengan
mempertimbangkan karakteristik program dengan melihat efektivitas dan
efesiensi proses editing.”
Pada dasarnya hasil akhir bagaimana seorang sutradara dan editor
harus bekerja sama, di fase ini sutradara melakukan kontrol terhadap
proses edit gambar dan voice over. Sutradara disini harus berfikir pada
jumlah segment, waktu dan aksinya pada saat proses shooting. Pada proses
inilah seorang sutrada dan editor harus memiliki imajinasi yang tinggi dan
layak dituangkan pada karya yang di ciptakan.
Menurut Naratama (2013:59). “Prinsipnya, untuk menjadi
sutradara Anda dituntut untuk mempunyai Jiwa Pertelevisian (The Soul of
Television), bukan hanya persoalan kesenian, melainkan juga persoalan
filosofi, eksistensi, dan loyalitas Anda terhadap dunia pertelevisian itu
sendiri.”
Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Sutradara memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat.
Dilapangan seorang sutradara berperan sebagai manajer, creator dan
sekaligus inspiratory bagi anggota tim produksi dan para pemeran, peran
yang sedemikian besar mengharuskan sutradara memahami benar konsep
program, memahami situasi lingkungan maupun psikologis para pelibat
produksi, dan juga harus memahami bagaimana menjalin hubungan yang
baik dengan semua pelibat produksi. Ibarat tubuh manusia, sutrada adalah
otaknya, dan yang lain adalah seluruh anggota badan , Otak memerlukan
anggota badan untuk mewujudkan gagasan, badan memerlukan otak untuk
mengendalikan.
41
Menurut Habert Zettl dalam Naratama (2013:28). “Zettl
mempunyai pemahaman terhadap kajian yang sangat humanis dengan
menekankan peranan sutradara sebagai psikolog. Artinya sutradara dapat
berperan sebagai seorang ahli ilmu Psikologi yang dapat memayungi
kebutuhan-kebutuhan kejiwaan dari setiap anggota tim produksi dan
pengisi acara.”
Sutradara bertanggung jawab atas aspek-aspek kreatif pembuatan
program Magazine Show, baik interpretatif maupun teknis. Ia menduduki
posisi tertinggi dan memimpin pembuatan program Magazine Show
“bagaimana yang harus tampak informatif” oleh pemirsa. Selain mengatur
konten di depan kamera dan mengarahkan host dan dialog, sutradara juga
mengontrol posisi beserta pergerakan kamera, suara, pencahayaan, dan
hal-hal lain yang menyangkut kepada hasil akhir sebuah program.
Menurut Rusman Latief dan Yusiatie Utud (2015:7). “Program
nondrama adalah format program yang sangat fleksibel, karena terdiri dari
unsur drama dan jurnalistik yang di kombinasikan menjadi satu program.”
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya seorang sutradara
bekerja bersama para crew dan host. Diantaranya penata kamera, penata
kostum, penata artistik dan lain sebagainya. Seorang sutradara terlibat
dalam hampir semua tahapan produksi program yang rumit dan terdiri dari
bebagai macam.
Sutradara bertugas mengarahkan bakat tekhnis operasional. Intinya
bertanggung jawab untuk mengubah naskah kedalam video yang kreatif
dalam bentuk pesan audio visual.
Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Konsep kreatif sutradara dalam program Magazine Show
“INDONESIA TRACKER FOOD” adalah memahami naskah yang
sudah dibuat oleh script writer kemudian membuat director treatment agar
42
mudah membuat dan menentukan konten dalam setiap segment. Dalam hal
ini, sutradara bekerjasama dengan produser dan semua crew dalam
membuat rancangan mulai dari penyusunan jadwal kerja, penentuan
jadwal shooting serta memenuhi perlengkapan untuk produksi.
b. Konsep Produksi
Konsep produksi sutradara dimulai dari melakukan bedah naskah
bersama seluruh tim produksi. Kemudian menguraikannya kedalam
director treatment, dan dilanjutkan dalam membuat script breakdown
sheet. Sebagai sutradara dalam karya ini, penulis menjadikan sutradara tipe
psikolog, artinya sutradara lebih mementingkan kedekatan bersama secara
personal dengan crew maupun seluruh anggota tim produksi dari pada
memikirkan perbedaan kedudukan atau terpandangnya karena jobdesk.
c. Konsep Teknis
Dalam produksi program “INDONESIA TRACKER FOOD” ini
sutradara menggunakan kamera Cannon c100 sebagai kamera utama yang
dipegang oleh Camera Person dan berfungsi untuk mengambil long,
medium, close up dan stock shoot untuk keperluan bagian dari konsep
program.
Dari segi pencahayaan penata cahaya menggunakan 1 buah LED
15 inch dan 2 buah lampu KINO FLO Fluorescent Light, karena tidak
mencukupi dari segi cahaya yang di butuhkan di lokasi serta jenis ini juga
bisa menggunakan baterai yang tanpa perlu sangat khawatir dalam segi
energi listrik pada lokasi shooting. Lampu ini juga terdapat pengaturan
dimmer dan pengaturan kelvin yang dibutuhkan kedalam waktu
pencahayaan menjadi lebih fleksibel. Untuk suara, sutradara menggunakan
2 CLIP ON SYNZHER.
Kendala Produksi dan Solusinya
1. Dari segi pembawa acara, tim sangat susah mendapatkan pembawa
acara yang di inginkan dalam kriterianya. Solusinya tim mengadakan
43
open casting dari beberapa calon yang mengikuti casting tersebut, dan
pada akhirnya kriteria yang penulis inginkan telah dapat dari open
casting tersebut. Lalu langkah selanjutnya untuk lebih mendalami
karakter yang di inginkan penulis melakukan tahap ridding kepada host
dan memberikan arahan serta refrensi yang dimana cara ini semakin
baik dalam membuat jati diri si host lebih bisa mendalami karakter yang
di inginkan.
2. Dari segi produksi karena memakai kamera utama yaitu satu unit
dengan berlatar belakang kebutuhan shot yang lumayan banyak lalu
akhirnya penulis mencoba kemampuan tim untuk produksi perlahan-
lahan tetapi pasti, tehnik pengambilan gambarnya dengan cara cut to cut
master cover seperti adanya tehnik single cam. Dengan cara demikian
penulis lebih fokus terhadap shot yang di ambil oleh penata kamera
dengan tehnik pengambilan gambar seperti itu.
3. Untuk segi waktu produksi penulis meminta tiga hari kepada produser
agar setiap shot dapat selesai maksimal dengan berlatar belakang single
cam. Pemakaian alat dalam produksi “INDONESIA TRACKER
FOOD” cukup memakan waktu dikarenakan shooting di luar ruangan
dengan cuaca yang berubah-ubah.
Lembar Kerja Sutradara
a. Konsep Program
Pola pikir dalam menyutradarai program acara Non Drama
Magazine Show ini cenderung lebih variatif. Karena sajian di dalamnya
menampilkan berbagai macam keunikan, dari segi gambar, cahaya, tata
artistik dan suara, Semua berkesinambungan dengan kemasan yang harus
kreatif serta menimbulkan daya tarik yang kuat kepada penonton.
Audio visual yang di buat oleh tim produksi ini tentunya sangat
membutuhkan kekompakan juga kreativitas dari masing-masing crew.
Maka dari itu penulis selaku sutradara dalam produksi Magazine Show ini
sangat peduli kepada rekan produksi dan tidak menutup kemungkinan
44
untuk menerima atau memberi kesempatan ide-ide kreatif dari rekan-rekan
produksi yang lainnya untuk di tuangkan kedalam konsep.
Penulis sadar bahwa tingkatan posisi atau jobdesk dalam produksi
program Non Drama ini bukan berarti siapa yang paling tinggi dalam
jabatan produksi. Akan tetapi sebagai sutradara berhak untuk menentukan
ide dan masukan dari crew yang lain nya selagi masih dalam konsep juga
kesepakatan bersama. Tidak lupa juga dengan tanggung jawab penulis
sebagai sutradara pada persiapan hingga hasil karya audio visual yang
diciptakan.
Pada era modern jaman sekarang ini, sutradara harus mengenal dan
mengerti gaya hidup yang semakin berkembang, juga tentang tren, warna
baru dan teknik-teknik dari berbagai belahan dunia sehingga menjadi kaya
akan refrensi untuk kebutuh karya yang dibuat. Dan begitu pula hasil
karya audio visual yang telah dibuat akan menjadi tontonan menarik dan
disukai oleh penonton karena sajian dan kemasan yang selalu mengikuti
arus perkembangan zaman.
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
CASTING LIST
45
Production company : Coke Production Producer : Abdul Majid
Project title : Indonesia Tracker Food Program director : Piki Kurniawan
Duration : 24 menit
Tabel III.9
NO Nama
Host
Karakter Calon pemeran
Sifat Fisik
1 Rifki
rifaldi (
Jaseng )
Periang,
ramah,
energik, murah
senyum,
berwawasan
luas, baik hati
Laki laki, mimik
wajah berusia
23-25 tahun,
rambut lurus,
berpenampilan
menarik, kulit
putih, tinggi
badan 165 cm
Gambar.III.4
Production company : Coke production Producer : Abdul Majid
Project title : Indonesia Tracker Food Program director : Piki Kurniawan
Duration : 24 menit
Tabel III.10
No Segment Visual
Location Video Audio Notes Shot size Angle Moving
1 1 Medium
shot
Eye
level
Follow(Hand
Held)
bekasi Host mengendarai
motor di jalan
menuju tempat
yang akan di
kunjungi (VO)
Instrument
2 1 Medium
shot
Eye
level
Hand Held Bekasi Opening
Host memberikan
statement
mengenai tempat
yang dikunjungi
Atmosfer
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
DIRECTOR TREATMENT
46
3 1 Full shot Eye Still Bekasi Host menjelaskan Atmosfer
level mengenai suasana
tempat yang ada
di dalam.
4 1 Medium
shot
Eye
level
Still Bekasi Host duduk di
tempat makan dan
memesan
makanan dan
minuman yang
akan di santap
Atmosfer
5 1 Full shot Eye
level
Follow(hand
held)
Bekasi Waiters
menghampiri host
dan memberi
kertas menu dan
memberikan
rekomendasi
menu makanan
dan minuman
favorit restoran
Atmosfer
47
6 1 Medium
shot
Eye
level
Follow(hand
held)
Bekasi Host bermain-
main dengan
sesuatu yang ada
Instrument
disekitaran resto
sambil menunggu
makanan dan
minuman yang di
pesan
7 1 Close up High
level
Hand held Bekasi Stok shot dan
beauty shot
makanan dan
minuman yang
akan di hidangkan
(VO)
Instrument
8 1 Full shot Eye
level
Still Bekasi Waiters
memberikan
hidangan yang di
pesan oleh host
dan host
menjelaskan
hidangan yang
telah di pesannya
Atmosfer
48
9 1 Close up Eye
level
Still follow Bekasi Host menyantap
makanan yang
menurut
Atmosfer
rekomendasi dari
restoran sunda ini
dan memberi
penjelasan
tentang rasa
makanannya
10 1 Close up Eye
level
Still follow Bekasi Host menyantap
es rekomendasi
restoran sunda ini
dan memberi
sedikit penjelasan
mengenai rasa
dan isi yang ada
di dalam es
tersebut
Atmosfer
49
11 1 Medium
shot
Eye
level
Still Bekasi Host closing
segment pertama
dan memberi info
kepada pemirsa
tentang resto
sunda yang
rekomendasi
Atmosfer
12 2 Medium
shot
Eye
level
Follow(hand
held)
Jakarta Host dan co host
menulusuri
jalanan Jakarta
menuju ke tempat
pembuatan beer
pletok
Instrument
13 2 Medium
shot
Eye
level
Hand held Jakarta Host dan co host
bertemu dengan
ketua sanggar
menanyakan
lokasi tempat
pembuatan beer
pletok
Atmosfer
14 2 Close up High
level
Hand held Jakarta Stock shot
minuman beer
pletok
Instrument
15 2 Medium
shot
Low
level
Hand held Jakarta Stock shot
kesenian beladiri
silat sanggar
manggar kelape
Instrument
50
16 2 Medium Eye Still Jakarta Ketua sanggar Instrument
shot level mengajak host
dan co host
ketempat
pembuatan
minuman beer
pletok
17 2 Close up High
level
Still follow Jakarta Stock gambar
bahan- bahan
untuk pembuatan
beer pletok
Instrument
18 2 Close up Eye
level
Still follow Jakarta Stock satu persatu
bahan-bahan
pembuatan beer
pletok
Instument
19 2 full shot Eye
level
Still Jakarta Host dan co host
berbincang
dengan ketua
sanggar
atmosfer
51
20 2 Medium
shot
Eye
level
Follow(hand
held)
Jakarta Host dan co host
melanjutkan
perjalannya ke
tempat makan
Instrument
selanjutnya (VO)
21 2 Long shot Eye
level
Still Jakarta Host dan co host
berhenti di
pinggir jalan
Atmosfer
22 2 Close up Eye
level
Still Jakarta Co host
berpamitan
dengan host
karena ada
keperluan
mendadak
Atmosfer
23 2 Close up Eye
level
Still Jakarta Host berpamitan
dengan co host
dan melanjutkan
perjalanan sendiri
Atmosfer
24 3 Medium
shot
Eye
level
Follow(hand
held)
Jakarta Host menulusuri
jalanan Jakarta
menuju tempat
selanjutnya (VO)
Instrument
25 3 Long shot
shot
Eye
level
Still follow Jakarta Footage suasana
sekitaran tempat
makan
Instrument
52
26 3 Medium Eye Still Jakarta Opening segment Instrument
shot level host menjelaskan
kesendiriannya
lagi dan mencari
lokasi makan
yang asyik
27 3 medium
shot
Eye
level
Follow(hand
held)
Jakarta Host langsung
bertanya-tanya
dengan penjual
makanan dan
memesan
Atmosfer
28 3 Clsose up high
level
Hand held Jakarta Stock proses
penyajian
makanan gulai
(VO)
Instrument
29 3 medium
shot
Eye
level
Still follow Jakarta Footage Suasana
di sekitaran
tempat makan
(VO)
instument
53
30 3 Medium
shot
Eye
level
Still Jakarta Host menyantap
makanan yang
dipesan dan
menjelaskan rasa
Atmosfer
31 3 Close up low
level
Hand held Jakarta Stock gambar
host sedang
menyantap
makanannya
Instrument
32 3 Medium
shot
Eye
level
Hand held Jakarta Host menutup
acara hingga
closing
Atmosfer
33 3 Full shot Eye
level
Follow(hend
held)
Jakarta Footage (VO) Instrument
54
Production company : Coke production Producer : Abdul Majid
Project title
Duration
: Indonesia Tracker Food
: 24 menit
Program director
Tabel III.11
: Piki Kurniawan
NO LOKASI SET SEGMENT INT/EXT WAKTU CAST WARDROBE PROPERTI MAKE UP
1 Bekasi Jembatan Opening EXT Sore Host Kaos abu-abu,
kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
Helm dan
motor
Natural
2 Bekasi Area resto 1 EXT Sore Host Kaos abu-abu,
kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
Natural
AKADEMI KOMUNIKASI
BINA SARANA INFORMATIKA
BREAKDOWN SHEET
55
3 Bekasi Bale makan 1 INT Malam Host Kaos abu-abu, Natural
restoran kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
4 Jakarta Jalanan kota
Jakarta
1 EXT Malam Host
& co
Host
Kaos abu-abu,
kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
(co host) baju loss
Sabrina kotak-
kotak, celana jeans,
sepatu skate
Helm dan
motor
Natural
5 Jakarta Depan gapura
sanggar
manggar
kelape
2 EXT Malam Host
& co
Host
Kaos abu-abu,
kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
(co host) baju loss
Sabrina kotak-
kotak, celana jeans,
sepatu skate
Helm dan
motor
Natural
56
6 Jakarta Tempat
pembuatan
beer pletok
2 EXT Malam Host
& co
Host
Kaos abu-abu,
kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
Natural
sepatu skate
(co host) baju loss
Sabrina kotak-
kotak, celana jeans,
sepatu skate
7 Jakarta Di depan
sanggar silat
2 EXT Malam Host
& co
Host
Kaos abu-abu,
kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
(co host) baju loss
Sabrina kotak-
kotak, celana jeans,
sepatu skate
Natural
8 Jakarta Halte bus 2 EXT Malam Host
& co
Host
Kaos abu-abu,
kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
(co host) baju loss
Sabrina kotak-
kotak, celana jeans,
sepatu skate
Helm
motor
dan Natural
57
9 Jakarta Jalanan kota 3 EXT Malam Host Kaos abu-abu, Helm dan Natural
Jakarta kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
motor
10 Jakarta Trotoar jalan 3 EXT Malam Host Kaos abu-abu,
kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
Natural
11 Jakarta Di depan
penjual gultik
3 EXT Malam Host Kaos abu-abu,
kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
Natural
12 Jakarta Trotoar
pinggir jalan
3 EXT Malam Host Kaos abu-abu,
kemeja biru, celana
jeans, jam tangan,
sepatu skate
Natural
58