PROSEDUR · STANDA~D PEREN·CAN-AAN PEMOKJMAN...

97
PROSEDUR · . . PEREN·CAN-AAN PEMOKJMAN T,R.ANSMIGRAS1 PEAAN PN GKTOBER 1978 DIREKTORAT TATA KOTA DAN. TATA I)AERAH DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPAR.TEMEN ·. PEKERJAAN UMUM

Transcript of PROSEDUR · STANDA~D PEREN·CAN-AAN PEMOKJMAN...

  • PROSEDUR· STANDA~D . .

    PEREN·CAN-AAN PEMOKJMAN T,R.ANSMIGRAS1

    PEAAN PN

    GKTOBER 1978

    DIREKTORAT TATA KOTA DAN. TATA I)AERAH

    DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    DEPAR.TEMEN ·· .PEKERJAAN UMUM

  • PROSEDUR STANDARD I

    PERENCANAAN PEMOKIMAN T-RANSMIGRASi

    GKTOBER 1978

    DIREKTORAT TATA KOTA DAN TATA DAERAH

    I DIREK-TORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

  • BAGIAN I

    BAGIAN II

    BAGIAN Ill

    I)AFTAR lSI

    PENGANTAR

    INTRODUKSI

    1.1. Dasar · da-.r ·pendekatan 1.2. Hubungan antar' berbapi tingkatan renc~a dan program.

    PROSIDUR PIRENCANAAN MAKRO

    2.1.

    2.2.

    2.3.

    2.5. 2.6. 2.'1.

    lntroduksi Kum;atan Proset I Kumpulan Pro¥t II (Mu,pkan Utama) .Kurppulfn Pro.- 111

    Penetapan JSri.-ia Kebutu~an Penetapan Sft'11ktur Pe .. sembanglll Wi· layah yang fiinginkan •) Perhirunpn 'qaya Tampunf Tranami· yan ') ,

    Kumpulan Pro• IV Petunjuk Kemunpiyn Penaembangan · Kump\al~ Pia~ N . : 1Penyarizpn ~altap I

    Kumpulan Proses VI ' Pen~mu11n )\encana Umum' Janska Panjang (Rzo>

    I

    PROSIDUR PERENCANAAN MIKRO

    J.1. lntroduksi 3.2. Kumpulan Pro~r I : Penyadqan Tahap U 3.3. Kumpulan ~roses II "l Penyurufttln Pl-osram Lima Tahu'nan 3.4. Kumpulan Prosd Ill : • Peny,1u~an Rencana Keranpa SKP ' t 3.5. ·Kumpulao P.,ses IV : Penyartnlan Tahap lit 3.6. Kumpul~ Prosn 'YI : ~ny~ynlfl Rinca'fta TekniJ ~Nan

    Pemukiman

    • '), Vans dlmakludkan' dlllnl hanyalah prpduknya •aja,

    yanr dlperlakukan lllbapl miiU .. n ' ucama

  • PENGANTAR

    Program transmigrasi adalah suatu usaha besar yang kompleks, kirena sasaran- lengkap

    yang hendak dicapai yaitu "kehidupan transmigran" sebenarnya terdiri dari banyak sa-

    saran-sasaran bagian, yang dengan sendirinya membutuhkan berbagai benruk proses-pro-

    ses bagian pula. Dalam pada iru, program transmigrasi hanya akan dinilai berhasil hi-

    la terwujud sasaran -lengkap itu secara utuh, yang memerlukan sinkronisasi iar.gkah-

    langkah penyelenggaraan antar proses- bagian disatu pihak, dan keterpaduan rencana

    dilain p ihak.

    Buku ini mengemukakan secara kerangka dasar, keseluruhan proses-?rosc :- J.ng perlu

    ditempuh di dalam perencanaan transmigrasi, unruk menja;-nw pencapai

  • BAGIAN I

    INTRODUKSI

    1.1. Dasar - dasar Pendekatan

    Usaha pembangunan yang dikaitkan dengan transmigrasi, pada prinsipnya tidak ter-

    lepas dari tujuan nasional pada umumnya, dan khususnya dari usaha besar, yang di-

    arahkan pada terwujudnya keseimbangan dalam hal tin~kat pertumbuhan antar dae-

    rah,

    ~enambahan jumlah penduduk pada dasarnya akan meninggika~ tingkat produksi

    dan konsumsi, yang berakibat meningkatnya kepadatan jasa- distribusi dan memba-

    wa pengaruh peninggian "tingkat ketersediaan" kebutuhan berupa barang-barang dan

    jasa, dengan demikian juga "kesempatan pertumbuhan" dan "daya tarik". Namun

    :d.emikian, kejadian positip ini tidak akan selalu terjadi ataupun tidak begitu terasa

    pengaruhnya apabila prinsip-prinsip pengembangan wilayah diabaikan. Terlebih-lebih

    hubungannya dengan tujuan keseimbangan antar daerah tidak akan mengena, sela-

    ma perencanaan pemukiman tidak menghiraukan adanya mekanisme pengembangan

    yang menjelmakan diri dalam wujudnya SWP- SWP (Satuan Wilayah Pengembangan).

    Perencanaan pemukiman perlll dikaitkan· de~an perencanaan pengembangan SWP - SWP,

    yang diarahkan menuju terwujudnya ~seimbangan antar paerah dalam hal ·tingkat

    pertumbuhannya.

    1.1.1. K e t e r pad u an.

    Pendekatan "terpadu" merupakan konsekwensi logis dari pengakuan atas kenyataan,

  • - 2

    bahwa proses-proses da!.lm kehidupan merupakan kumpulan prose~ yang ~aling bu ~autar:. Dt::ngan df'mikian diperlukan pengamatan yang lengkap t~rhadap faktor-faktor penentu jalannya proses, yang sangat diperh,1kan pula untuk mencapa1 efek-ti,·,l.•~ \fang setinggi-tingginya bagi cara-cara pengendalian atas jalannya proses yang · bersangku tan.

    Keterpaduan usaha dengan demikian selalu diamat! dalam kaltannya dengan t1 'lg-kat keseras1an perwuJudan sao;aran-sasaran dalam mencapai tujuan. Dalam hal pembangunan nas10nal, seJaian dcng.m tujuan nas10nal y.ng hf'ndak dicapai, ditun-tut pengamatan keterpaduan tingkat nasional. Kett>.rpaduan tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam ruang lingkup kehidupan pada seuap tmgkat yang hendak dninjau, ~epert1 dacrah. kuta, dau ~.~· .. :,n ~.t·u.t.l pemuk:man. sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan-tujuan ini bersifat partiil dan Jela~ t1dak akau tt>rlepas dari tujuan totalnya yaitu tujuan nasional: Pembangunan nasional mengenal sederetan tUJUan-tujuan (periksa CBHN .1978), yang pada hakt>katnya tercakup dalam "usaha · besar" mewujudkan keseimbangan · antar daerah dalam hal tingkat perkembangannya. Tujuan ini merupakan pra-kondi;.i hagi tercapamya ''tujuan rdeal" bang~a yang ~daiU dan tiada ·hemi henti· nya d1kejar, yaitu "kehidupan masyarakat yang adil dan makmur" yang disertai dengan "ketahanan nasional" yang tinggi.

    Program transmigrasi aci;Jiah o;alah satu aspek dari keseluruhan pemba~nan nasio-nal, dengan d~,;r1,k1an pada dasarnya sating bertautan dengan aspek-~pek hin ~ari pembangunan. SeJalan dengan pengertian pencapaian tujuan nasional, yang· menjadi. ukuran adalah terwujudnya sasaran -~asaran nasional.

    Namun demikian, program transmigrasi memang mempunyai tekanan pada sasaran-nya sendiri yaitu "kehidupan transm1gran", yang dalam hal ini sifatnya partiil dan tak terlepas dari ikatan tujuan totalnya yaitu tujuan nasional. Dengan demik1an perencanaan yang dikenakan pada prog a-n tran'>M.Q'ra~· ri1da~d.l· kan pada "kehidupan transmigran" dengan pengertian bahwa elemen-eltmen :nau sa,saran partiil dari kehidupan transmigran itu tidak dapat berdiri sendm, melam-kan sahng hertautan dengan yang lain, misalriya peningkatan produksi pangan, ke-seimbangan perkembangan antar d .erah, dan lain-lain tujuan-tujuan nasional.

    Sejalan dengan itu, di dalam perencanaan program transmigrasi diperlukan pula masukan-masukan yang identik dengart yang dibt,tuhkan di dalam perencanaan pe-ngemb:lngan wilayah untuk menuju pencapa1an tujuan keseimbangan perkembangar. an tar daerah.

  • - 3-

    Di antara masukan-masukan itu adalah Struktur Pengembangan Wilayah Tingkat Nasional ( SPWTN ) yang memberitahukan kedudukan tiap Satuan \Vilayah Pengem-bangan ( SWP) dalam pencapaian tujuan, berikut rencana-rencana jangka panjang-nya yang dituangkan scbagai kumpulaD reneana·rencana individuil tiap Wilayah Pe· ngembangan Partiil ( WPP ) .

    . 2. Perkembangan Kehidupan Transmigran

    Setiap warga negara berkeinginan memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesua-tu, baik dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan sendiri secara langsung maupun dalam rangka usaha menghimpun pendapatan, untuk memenuhi juga kebutuhan-ke--butuhan secara tidak langsung. Dalam hal, keseluruhan ata~ sebagian terbesar dari kemampuan itu dicurahkan pada pemenuhan kebutuhan sendiri secara langsung, lazimnya dikatakan bahwa kehidupannya masih berada pada tahapan subsisten.

    Perobahan tahapan kehidupan, menjauhi subsisten, baru terjadi setetah adanya kelebihan basil yang terserap oleh pasar dan memberikan kelebihan pendapatan (Gambar 1; bertolah pada 1). Dengan kelebihan pendapatan ini dipenuhi kebutuh· an-kebutuhan, yang dihasilkan oleh pihak lain atau berasal dari luar daerabnya. Pcnyerapan oleh pasar berlangsung setelab . berlaku "akses" riil (Sa), yaitu saatnya mulai tcrjangkau olcb kegiatan pcrdagangan dan angkutan.

    Walaupun dalam pemilihan daerah baru telah · diperbitungkan faktor akscsibilita$~ namun sifatnya masib potensiil. Sampai s~tnya bertaku akses secara riil dipcrlu· lean waktu dan selama itu berlaku keadaan terisolasi. Sclama itu pula, kelebihan basil . belum membawa manfaat bagi perkembangan.

    Pada saatnya, besarnya nilai kelebihan basil (II) mulai menarik perhatian pihak pe-dagang dan pengusaha angkutan untuk menghampifmya dan de~gan. demikian akscs riil mulai bcrlaku, schingga kclebiban basil mulai pula memberikan kelebiban pen.-dapatan. Pcndapatan ini, mula-mula bisa t!=rjcrumuskan pada pemakaian konsumtif dan tetap bclum mcmbawa pengarub perkembangan pada kegiatan·usahanya. Keja:.. dian scperti itu bukannya tidak mungkin ~langsung, bahkan tergo~ paling mudah.

    Pada saat scbagian dari pendapatan dimanfaatkan untuk keperluan investasi,.,_mulai terjadilab permulaan perkembangan yang ~sunggubnya (Ill). Sebelumnya itu diang· gap sebagai masa peralihan, yang menentukan cepat lambat terjadinya perke~ang-· an.

  • r c .. c. :1

    :'2 --~ c " ~ .. .t: " ....

    1 Gambaran skematis mengenaj perobahan dalam tahapan kehidupan.

    I

    batas permul~an perkembangan

    I r I I I I

    batas kehidupan subsisten

    - terisolasi ---~) r .. , ---- ierbebaskan dari isolasi ----

    ---Waktu---~)

    Sa a Saat mulai berlakunya "akses" secara ri.il

    • Masa peralihan

  • - 4-

    1.1.3. Pemilihan Lokasi Pemukiman Transmigrasi.

    Keientuan tentang pemilihan lokasi Satuan- Satuan Pemukiman (SP) terikat pada ketentuan mengenai SWP - SWP yang dipilih untuk dikembangkan . Sedangkan ta-hap-tahap pengembangannya ditentukan mengikuti ututan "tingkat aksesibilitas" WPP - WPP (Wilayah Pengembangan Partiil), artinya dimulai dahulu dengan penem-patan pemukiman pada Wilayah Pengembangan Partiil yang menunjukkan "tingkat aksesebilitas" tertinggi, pada suatu SWP, baru yang lebih rendah kemudian. Dengan cara ini akan diperoleh effek pengembangan yang cepat.

    Cukup disadari, bahwa kemampuan tanah menentukan tinggi rendahnya produksi. Namun demikian, relatip terhadap fakror aksesebilitas, kemampuan tanah diklasifi-kasi sebagai faktor sekonder dalam penentuan tahap-tahap pengembangan pemu-kiman. Pendekatan ini lebih diperkuat kebenarannya, terutama oleh kenyataan bahwa kemampuan tanah dapat diperbaiki pada umumnya dengan pemberian in-put·teknologi, yang banyak juga tergantung pengadaannya pada tingkat aksesebilitas.

    Dengan hubungan itu, kemampuan - tanah diklasifikasi ke dalam dua golongan, yak-ni A = diatas minimum kemampuan- tanah, dan B = dibawah minimum kemam-puan - tanah. Laban yang tergolong klas B segera disisihkan, sedangkan yang klas A pada dasamya dimanapun bisa dipergunakan, dan tahap-tahap penggu.naannya mengikuti kriteria tingkat aksesebilitas.

    1.1.4. Masa isolasi dan kriteria laban.

    Untuk maksud pemanfaatan secara riil, tanah perlu ditinjau selain dari segi kemam-puan juga sekaligus dari segi jangkauan dalam kegunaannya. Atau dengan kata lain, besarnya kontribusi tanah ditentukan oleh kemampuan - guna dan jangkauan • gu· nanya. Batas jangkauan- guna tanah ditentukan diantaranya oleh besaran dalam pe-ngembangan wilayah, yang disebut tingkat- aksesebilitas.

    Walaupun dalam penentuan tahap-tahap pengembangan pemukiman telah diperhitung· kan tingkat - aksesebilitas, namun sifatnya baru potensiil. Sampai saatnya menjadi riil, yaitu benar-benar terjangkau oleh jasa- distribusi (adanya jalan saja, belum menjamin aksesebilitas), diperlukan waktu. Selama itu, kehidupan di tempat baru itu masih dalam keadaan terisolasi. Mempertimbangkan faktor-faktor teknis, sosial, dan ekonomis lamanya masa- isolasi ini, diusahakan untuk tidak melebih 3 (tiga) tahun.

    Selama masa - isolasi ini, tidak ada pilihan lain bagi para transmigran, yaitu harus

  • - 5-

    dapat menanam tanaman pangan. Tuntutan ini memberikan tambahanl batasan pada kriteria kemampuan - tanah, khususnya yang berhubungan dengan kemiringan

    I laban. Batasan yang dimaksud itu dikaitkan· pertama- tama dengan keperluan~ kon-servasi tanah, yang dianggap masih dalam batas-batas kewajaran dalam kemarhpu-an teknis pelaksanaan serta pembiayaannya. Memperhatikan faktor-faktor isolbi dan konservasi laban, penyediaan laban harus menampung keperluan tanaman pa-ngan dan qibatasi kemiringannya (misalnya sampai dengan k = 8%).

    Walaupun selama masa - isolasi itu dapat berlangsung usaha diversikasi tanaman, namun masih terbatas pada kesanggupan kelompoknya, sehingga sebagian terbesar usaha pertanian masih akan mengisi ke~utuhan pangan (tidak berarti hanya beras). Kenyataan ini dapat dianggap sebagai petunjuk yang penting bagi perencana tanaman, bahwa. pola tanaman yang teliti untuk masa depan dapat disusun selama masa- isolasi ini (penelitian tanah detail, dan sebagainya), sehingga tidak perlu~ merupakan kegiatan yang harus mendahului dan merupakan penghalang untuk .se-gera dimulainya pelaksanaan fisik pembukaan laban untuk pemukiman. Bahkan, usaha penyediaan bibit sebelum datangnya transmigrasi dapat diutamakan pada' b_ibit-bibit tanaman pangan terlebih dahulu, daripada sebaliknya.

    1.1.5. Skala dan Ukuran Penanganan.

    500.000 KK, yang perlu dipindahkan dalam jangka waktu 5 tahun, dan diberikan tempat pemukiman baru di daerah di luar pulau Jawa I Madura I Bali, merupakan jumlah yang cukup besar. Apabila ditinjau dari sudut keperluannya, jumlah ini se-harusnya diperbesar lagi.

    Mengingat akan besarnya jumlah KK yang ditangani, perlu ditegaskan adanya Stan-dard Rata- Rata (SR) dalam penyediaan laban dan input lainnya. Setiap penyimpa-ngan terhadap itu, digolongkan kedalam Standard Tidak Rata- Rata (STR). Dalam pada itu, SR berlaku untuk semua, sedangkan STR berlaku selektip. Selektip dite-tapkan berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti misalnya, memang tidak bisa lain kecuali harus atau sudah masanya menerima STR, misalnya, peningkatan ta-naman ekspor sehingga persoalan transmigrasi menjadi sekonder dan lain-lain.

    Mengingat akan kemampuan penyediaan dana yang belum banyak, SR yang diper-hitungkan untuk tiap KK tentu belum akan tinggi, bahkan diklasifikasi sebagai "minimum". Pengertian "minimum" ditinjau dari sudut kebutuhan pengembangan, yaitu bahwa kehidupan transmigrasi dapat melampaui batas subsistens (hidup pas'\-pasan), namun besamya kelebihan hanya diperhitungkan sejauh mencukupi kebu-

  • - 6-

    blhan untuk mengembangkan inisiatip masing-masing ke arab usaha yang lebih pro-duktip dan memungkinkan perkembangan lebih lanjut.

    Baus kehidupan subsisten pada prinsipnya dapat dicerjemahkan kedalam luas lahan yang harus dikerjakan. Pada kenyataannya kemampuan garap tiap XK umumnya lebih rendah dari luas laban yang diperlukan unruk kehidupan subsisten, sehingga pada prinsipnya diperlukan input. Dengan pengertian bahwa pengairan dan ternak merupakan input yang tergolong Standar Tidak Rata - rata karena biayanya yang relatip maha.l, maka input yang tergolong Standar Rata-rata dibatasi pada : bibit unggul, pupuk serta pestisida. Input yang diberikan ini seyogyanya tidak sekedar. hanya cukup untuk kehidupan subsisten saja, namun barus telah dapat mempero-leb "tabungan" guna pembelian terilak.· Dengan ternak ini telab dapat dijamin b.nwa petani akan menggarap tanah dengan luas yang melebibi keperluan kebi-dupan subsisten.

    Tahun pertama sampai pada saatnya mampu membeli ternak, dianggap kritis. Ditambab lagi, jaminan bidup transmigran hanya berlaku satu tahun, artinya nansmigran diharapkan dapat rnemperoleb basil untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum subsisten, langsung pada tahun pertama. Mengingat akan hal tersebut, perlu diusahakan agar laban yang disediakan dalam keadaan "sesiap mungkin", yai-tu "siap tanam".

    Laban yang harus disediakan itu perlu dibuka sekaligus. jika tidak demikian, bagi-an yang belum "dibebaskan dari hutan ~an merupakan sumber hama dan yang le-bih penting, petani dalam masa kritis tidak dikehendaki I mampu untuk disamping menggarap tanahnya harus juga menyiapkan tanah tambahan. Pada tabun-tahun pertama, bagian laban yang belum tergarap oleh transmigran diusahakan untu.k di· tanami tanaman penutup (cover crop), guna memelihara ataupun m~perbai:ki ke-suburan tananhnya. Sejauh dimungkinkan dipilih tanaman penutup berupa rumput untuk makanan ternak. Ternak mulai dapat diusahakan, dan nanti pada saatnya transmigran memerlukan sudab tersedi~ termasuk makanannya. Sebagian dari ta-naman rumput dapat dibuka kembali untuk menyediakan makanan temak.

    t.J.6. Pembenrukan Saruan Pemukiman.

    Untuk menjamin tersedianya "tingkat kemudahan" ataupun "tingkat aksesibilitas" yang setingg~mungkin, tiap Satwr,n Pemukiman dibentuk sejalan dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam .. Struktur Pengembangan Wilayah", yaitu dengan adanya Satuan Kawasan Pengembangan, Wilayah Pengembangan Partill dan Satuan

  • - 7-

    Wilayah Pengembangan, sebagai variabel- variabel dalam perencanaan tata ruang

    yang bertujuan jelas.

    Laban yang disediakan dalam keadaan "siap tanam,., terbagi ke dalam dua bagian yaitu untuk pekanngan namah dan untuk lahan usaha. Perumahan besena peka-rangan berkelompok membentuk kampu... sedangkan laban -laban usaha disedi-

    akan di luar kampung.

    Sifat "mengelompok" yang dijumpai dalam perkampungan seperti itu, merupakan ciri rata-l'ata perkampungan yang ada di Indonesia. Perobahan terhadap pola per-

    kampungan seperti itu baru akan dilakukan apabila telah ada petunjuk :meyakin-' kan dan benar-benar membawa perbaikan.

    Makin besar jumlah KK yang dapat tertampung dalam tiap kampung dinilai ma-

    kin baik, akan tetapi berakibat memperbesar "jarak terjauh" antara\ p:Ean dan laban- usaha. Nilai optimum jumlah KK ditentukan untuk .. janlk 'adh" maximum yang dapat diterima oleh petani, yang dipengaruhi juga oleh ead.aan

    topograhis kawasannya.

    Perumahan pada setiap kampung terhubungkan oleh jalan-jalan pemukiman. H~ bungan antara kampung dan laban - usaha ditempuh melalui jalan setapak. Hub ng-an antar kampung, didalam suatu Satuan Kawasan Pengembangan, dicapfi melal i jalan poros sedangkan hubungan Satuan Kawasan Pengembangan keluar ·melalui

    I jalan - penghubung.

    1.2. Hubungan antar berbagai tingkatan rencana dan program.

    Kaitan pengembangan pemukiman transmigrasi dengan tujuan pembangunan: nasional yang beruang-lingkup luas dan berjangka panjang ditampung dalam RENC~A JANGKA

    PANJANG 20 TAHUN, yang disingkat R20. R20 bertolak pada masukan (input)

    yang meinberikan gambaran ten tang rencima pengembangan Satuan- Satuan .Wilayah

    Pengembangan (SWP - SWP), yang ditujukan diantaranya untuk mewujudkani keseim-bangan antar daerah dalam hal tingkat pertumbuhannya. Pengembangan SWP - SWP

    yang dimaksudkan itu meliputi berbagai segi kehidupan, termasuk pengcmbangan penduduk, prasarana dan pemukiman penduduk di perkotaan maupun pedesaan, sampai tahun ke - 20.

  • - 8-

    Dalam hubungannya dengan pengembangan pemukiman R20 menyajikan kerangka

    dasar (outline) rencana pengembangan Wilayah -Wilayah Pengembangan Partiil (WPP-

    WPP). Rencana pengembangan WPP, sebagai suatu rencana pengembangan yang bu·

    lat, dinamakan RENCANA INDIVIDUIL dan disingkat Ri. Dengan demikian R2o dapat ditinjau pula sebagai kumpulan dari Ri .

    • Ri memberikan indikasi kedudukan Satuan - Satuan Kawasan Pengembangan (SKP -

    SKP) serta kota yang mengikatnya (dengan kemungkinan proyeksi kota baru), de-

    ngan disertai infonnasi mengenai besarnya daya - tampung penduduk. Dengan mem-

    perhitungkan kebutuhan prasarana serta sarana- sarana, untuk tiap Ri dapat dipero-

    leh gambaran kasar mengenai besamya kebutuhan biaya investasi. Mengenai waktu

    yang diperlukan untuk mewujudkan isi Ri berkisar antara 3 dan 7 tahun.

    Ps Dalam rangka mewujudkan isi Rencana jangka Panjang diperluka.n Program jangka

    Panjang. Namun demikian, menuru~ kenyataan jangka waktu "commitnnent" yang

    effektip, terutama yang menyangkut penyediaan dana, ialah lima tahun. Dengan

    demikian, program yang diperlukan untuk mewujudkan isi R20 ialah PROGRAM

    LIMA TA.HUN a tau tepatnya serangkaian Program Lima Tahun, yang disingkat P 5 "Committment" penyediaan dana mencerminkan pula upaya kearah terwujudnya

    sinkronisasi dalam hal ketatalaksanaan antar berbagai sektor.

    Penyusunan P 5 kurang lebih bertolak pada proses penyaringan dian tara kumpulan

    Ri tersebut yang bersifat optimasi. Ri yang tersaring merupakan rencana-rencana

    yang tergolong "committed" untuk diwujudkan (walaupun selama jangka waktu

    itu masih dapat berlangsung langkah penyesuaian). Dalam pada itu Ri baru berstatus

    kerangka dasar sehingga mendahului pelaksanaan fisik, dalam Program Lima Tahun

    tercakup pula progn.m penyiapan Rencana Detail. Dan mengingat bahwa jangka

    waktu pelaksanaan ~i berkisar antara 3 dan ., tahun, mak3. ·.alam :?5 dapar terca-

    .

  • -9-

    Catatan'

    Untuk mcnurunkan Pra- Rcncana dari Ri dipalukan di&Dcaranya Pcta Topographi bcr-skala 1 : 20.000, scdanskan unaak manbuat Rcncana Detail diperlukan Pcta bcrskala 1 : s.ooo, scrra 1 : 2.000 UDtuk b~ k~mpUJII )' ... topopabiaya sulit dan jllan penpubuftl I jllan poros. Panbuatan Pc11 benkala l ' 5.000 aifamya llltkap ae-lcall ya.IN hanya dlperunNkkan ptmbualln Rtneana Detail bill MF&n 11kunpuna" dari SP sajL Program pcmbuatan Pcta benkala 1 : 5.000 bana dlp&t disusun sctelah Pra • Rcncana disdesaikan.

    ·Reacana Detail merupakan pedomua . u~tuk pelaksanaan fJSik. DcJIIaa dilengkapi per-5yaraun-persyaratan .lain akan diperoleb dokumen tender, dalam hal pdaksanaan fi-sik dikontrakkan, dan diperoleb dokwnen proyek. dalam hal pelaksanaan fiSik dila-kukan secara swa-kelola (in eigen beheer).

    '1 .. Committment .. nyata dari tahun ke tabun ditampung dalam PROGRAM TAHUN-AN, yang disingkat P1. Dalam P1 tertampung .. committmcnt" pelaksanaan fiSik, penyjaPaa rencana detail sena kegiaun pen1111juls Jainnya.

  • - 10-

    BAGIAN II

    PROSEDUR PERENCANAAN MAKRO

    2.1. In t r o d u k s i

    Tahapan makro dalam pelaksanaan perencanaan Transmigrasi dimaksudkan untuk me-

    ninjau permasalahan dalam keseluruhan wujudnya, terutama dalam kaitannya denpn

    program Pembangunan Nasional yang lebih luas dan menyeluruh, sehingga dengan de•

    mikian dapat diperoleh pula bataSan-bausan perspektif program Transmigrasi itu sen-

    diri, termasuk garis besar rencana dan ukuran-ukuran pelaksanaan yang diperlukan.

    Hasil pokok dari proses perencanaan makro adalah Rencana Umum 20 tahun (R20>

    Transmigrasi, yang terpadu dengan Rencana Umum Pembanguaan jangka· PaDjang

    Nasional.

    Peranan tah;apan pe~-encanaan makro terseb~t diperinci lebih lanjut dibawah ini

    2.1.1. Mendudukkan fungsi program Transmipasi di dalam program Pembanpnan Nasio-

    nai.

    - Meningbtkan tanp hidup, merupakan fungsi pokok program Transmigrasi dalam rangka Pembangunan Nasional.

    Hal itu dicapai melalui perencanaan yang terpadu yang memasukkan kemungkin-

    an-kemungkinan peningkatan tarat" hidup transmigran sebagai bagian dari keselu-

  • - 11 -

    ruhan proses peningkatan taraf hidup, baik bagi penduduk wilayah penerima, maupun penduduk yang tinggal di tempat asal.

    - Mengembangkan Wilayah, dalam hal ini _bertumpu pada pengembangan sumber daya alam di wilayah penerima, yang berupa lahan potcnsiil bagi peruni.an. Perpaduan antara sumber daya alam yang Sfd:si dengan keahlian bertani yang sudah dimiliki, ditambah dengan lain-lain uns.ur pengembangan, ditujukan kepa-da pemanfaatan Wilayah Nasional seoptimal mungkin.

    - Perataan penyebaran penduduk, adalah funcsi penting pula dari program Trans-migrasi, dalam rangka r mencapai tujuan tintkat pertumbuhan antar daerah yang semakin seimbang, sebagai pra-kondisi dalam pencapaian tujuan ideal Pembangu-nan Nasional.

    - Lain - lain fungsi, yang merupakan penjabaran langsung dari ketiga fungsi pokok diaw.

    Z.l.Z. Menjabarkan perspektif program dalam jangk:a panjang.

    - Lo~si wilayah penerima~ ditentukan terutama berdasarkan kejelas&n fungsi~fung:si program Transmigrasi. dalam Pembangunin Nasional seperti diutaikan diatas. Dalam hal ini diperlukan masukan-masukan titama dalam bentuk :

    (1) satuan wilayah yang dipakai sebagai variabel dalam perencanaan, dan (2) kriteria untuk mengukur tingkat perkembangan.

    - Besaran-besaran (dimensi-dimensi) program, menyangkut jumlah, penyebaran, dan daya tampung transmigrasi, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kebutuhan pemindahan, serta projeksi perkembangan penduduk setempat, dalam · jangka panjang.

    2.1.3. PetunjukjPengarahan Utaha-usaha lnstitusi I Lembap-lembap yang terlibat.

    Baik daratn proses pelaksanaan perencanaan makro, maupun dalam strukrur R20 yang dihasilkan, ~ranan-peranan kelembagaan yang terlibat langsung maupun tak langsung, dapat diperinci lebih jauh, sehingga benar-benar diperoleh keterpaduan dalam rencana dan sinkronisasi dalam pelaksanaan. sekurang-kurangnya secara pokok.

    Fungsi-fungsi Lembaga yang bertanggung jawab aw penelitian sumber ct*.ya al&m, pengembangan penanian, pembinaan tenap kerja, penyedlaan prasarana '1 dan saraDa.

  • - 12-

    pisik, pemerintahan dalam negeri, dan kesejahteraan rekyac, dalam rangka program transmigrasi dengan demikian dapat didudukkan.

    2.1.4. Pengukuran efektivitas pelaksanaan rencana.

    Dengan dijalankannya suatu proses perencanaan makro yang inenerus dan sema-kin membaik dalam .hal tingkat kelengkapan dan tingkat detail data I informasi yang dipergunakan, secara sekaligus pengukvran-pengukuran dan perbaikan·perba· ikan dalam pelaksanaan pewujudan sasaran·saQran rencana. dan penentuan sasaran i~ sendiri, akan lebih dapat dijamin.

    2.1.S. Gambaran Umum Prosedur (Gambar "il ).

    Proses Perencanaan Makro terdiri dari 6 (enam) Kumpulan Proses berikut:

    Kumpulan Proses I Kumpulan Proses II

    Masing·masing kumpulan proses saling berkaitan satu sama lain, melalui hubungan masukan I keluaran antar berbagai proses- bagian. Terlihat pula, berbagai keluaran dari proses · bagian yang saru, dapat secara langsung menjadi masukan bagi pro· ses · bagian berikutnya, dan secara tidak langsung menjadi masukan bagi proses· bagian yang lebih kebelakang letaknya.

    Hal ini memberikan petunjuk pentingnya suatu sistim penyimpanan dan pemungut• an (storage and retrieval) data I informas~ perencanaan yang tepat dan cepat.

    Secara umum, proses perencanaan makro bertolak pada dua proses masukan kebi-jaksanaan · *) yaitu :

    •) Catatan : Dinamakan masukan kcbijaksanaan untuk mcnunjukkan bahwa dalam kumpulan-kumpulan proses ini pcnctapan-penetapan olch instansi pcngambil keputusan m~ rupakan proses- bagian yang dominan; sudah barang tcntu untuk itu diperlukan juga infonnasi-infonnasi yang terolah m atang terlcbih dahulu. yang bcJdasarkan pada data dan fakta detcrminan.

  • PROSE OUR PERENCANAAN PEMUKIMAN ·TR ANSMIGRASI -

    ,. ~-~-------------· :1 PERUCANAAI MAUO I ' , ... , ... l)ji.N I :::..=::: • ur· I

    J£""' -·JOlts ,--..--..-.. i UIUTUHAN aan:UIIA ~~----------------, r uH•ou"""· • '~''utuNAN 1

    L~---~.........._-----~------.t

    • WILAYAH

    NASIONAI.

    .IUMIIalliiiYA

    ALA W •

    ~r, .. ~· . ._~-~-·-· ·~,·-·-·-:·~· ·-·- ·, .--~ -~----~ ·· - .- :t-.---, u STRUK T u A • i I I'[NGOIIAIGAN ,., ... UkUoiAN I lVI ··---·&~.. · I ., Slsr ... ,u • ..;...,... ~ ..,.Llliol• .. ~ .. ,~~·rc:NCMauwuw · ....... 1-PE-.--AN WILAYAH ! ! I'£NDUDUK TAANit.llllaASI I j ~A-..-...NG I V~ DIINGINKAN 1 ' JY I ~---.. Ll/'_ ............. -.... ~ ........ _,....,_ ._. ____ _..j &...-------... ---------~.-..-J

    PETUH..UC kUAUNGICINAN P£NIZMBAHGAN .

    GA .. AR I

    1

    / / ,

    PELUSAUAI

    ® -- H tiAPLING AUMAH DAN TAANSMIGRAN TAN. AM H OAN l.AHANKAWPI.M~ $1,t.~Df~ r IANGUNAN.....,.. I T A" UN ~ALAN J'OaOI I AAU • E . r . l

    CD -i LAMAN_.... H tiA,.LING @ ~ LAMAN ··"-·-P£WIIIII1AN ~ , ............... _

    r PE RSIAPAN PEMBIUAI

    ® ~ "OLA •) JaY_ .,.,_.,., I'£TA~nas P[J:'G(- sti&~

    TANAHIDnAIL USANA TA,.I 1 •)c•CPI'IOC•tTI•

    "'

    [ . PEIYIAPAI TIUSMIGUI .

    '" ~) PUUUUAI MillO

    y

    I'

    vr.:, ==~:-----:==.::::i:NC=AN=A~ -.~NIC...I. AIM~~~-~ ,.~1-· -..::1 1 ...... '"-"-~ 11-+, ~OG.~A-W. . \1 L.f.-~ t1 aANGitA • ---..-------t-1 - _ __..., 'k!UNGIIA .., • , , . It:•• ·" .· •• ,. .... n

    PEMBIIAU

    T A .N A W TAN A W

    T A•H UN ~ T A H U N

    "'·' """'

    .

    \

    .liOCANA

    L..--l-1'1:-.u>NDAN f'l•TANAN

    T A IN A W l AHA ..

    \A H U N T A H UN «t.IV "'" . ..

    """''' --1'£-II(>CAHAlro

  • - 13 -

    1. Penetapan kriteria kebutuhan transmigran, suaru k.ebijaksanaan tentang kriteria-kriteria yang dijadikan landasan bagi perencanaan pemenuhan kebutuhati tfaft~migran atas laban usaha, lahan perkampungan, perurnahan, subsidi, input kegi-atan usaha, dan lain-lain kebutuhan hidup maupun keburuhan untuk D;)elakukan kegiatan usaha .

    . z. Peneupan stnakaar pefllemba•n wilayah )'&ftl diif11inkan, suatu kebija.Af~a:an tentang struktur pengembangan wilayah Tingkat Nasional (SPWTN) yang hef· dak dicapai, dan dengan demikian melandasi kegiatan-kegiatan program tr·~migrasi pada umumnya.

    Masukan-masukan. kebijaksanaan dari. kedua kumpulan proses diatas, dalam h1nruk-nya sebagai masukan manajemen berupa baik standar, prosedur maupun man~al, kemudian ditampung di dalam proses Penghitungan Daya Tampung Transmig ... si, yang pada dasamya merupakan .. suatt.J proses detcrminan.

    Perhitungan ini bertitik tolak pada pengamatan Wilayah Nasional secara keseluruh-1

    annya, terutama ditinjau dari sumber daya alam (dengan mempertimbangkan kebu-' tuhan perkembangan penduduk lokal) yang tersedia bagi keperluan transmigrasi.

    Keluaran utama dari kumpulan proses ini adalah dua macam :

    1. Penambahan daya tampung penduduk, suatu besaran angka yang menunjukkan proyeksi pertambahan penduduk lokal.

    2. Daya tampung transmigran. suaru besaran angka kesanggupan wilayah dalam menerima jumlah tertentu transmigran.

    Selanjutnya, bersama-sama dengan ketetapan SPWTN yang diinginkan, kedua kelu-aran diatas ·menjadi masukan bagi kumpulan proses penetapan Petunjuk Kemunga kinan Pengembangan, yang pada_ dasarnya akan menghasilkan jumlah dan penye-baran pemukiman transmigrasi yang dimungkinkan oleh faktor-faktor determinan yang ada (laban usaha dan kriteria kebutuhan).

    Gambaran jumlah dan penyebaran pemukiman transmigrasi tersebut, setelah mela-lui suaru proses Pe~yarinpn 1 pada dasamya akan mengeluarkan Rencana Umum jangka Panjang Transmigrasi yang telah diberi dimensi waktu, misalnya 20 tahun, yang dinamakan R20 Transmigrasi.

    Dengan ditetapkannya gambaran R20 Transmigrasi, selesailah satu siklus perenca-naan makro, untuk diikuti dengan siklus-siklus berikutnya menurut kebutuhan perubahan keadaan maupun 'feed-back" hasil-hasil pelaksanaan.

  • - 14 -

    2.2. Kumpulan Proses I Penetapan Kriteria Kebutuhan.

    2.2.1. Produk yang dihasilkan.

    Produk dari kumpulan proses ini adalah ·krireria tentang kebutuhan transmigran, yang dapat dikelompokkan ke dalam

    1. Kelompok Lahan dan Input 2. Kelompok Pemukiman.

    Setelah ditetapkan, kriteria-kriteria ini dapat dituangkan ke dalam bentuk Stan-dard (S), yang menjelaskan besaran-besaran kebutuhan, serta tin-dakan dalam penyediaan pemenuhaimya, maupun tata cara untuk penyediaan kebutuhan.

    Dengan demikian, produksi kumpulan Proses ini adalah berupa

    1. Standard Pemukiman Transmigrasi

    2. Standard Kebutuhan Hidup

    3. Standard Kebutuhan Usaha

    2.2.2. Jalannya Proses.

    2.2.2.1. Gambaran Umum.

    Kumpulan Proses I Penetapan Kriteria Kebutuhan terbagi ke dalam proses-proses bagian :

    I.a. Penetapan jeni~jenis Kebutuhan Hidup. l.b. Fakta dan Kebijaksanaan Pengembanpn Kehidupan. I.e. Penetapan Kriteria Kebutuhan.

    Proses l.a, lebitt bersifat proses detenninan, dalam arti merupakan kegiatan-kegi-atan kompilasi data, menganalisa, dan menarik kesimpulan dari fakta-fakta kebu-tuhan kehiduapan saat kini. Meskipun tekanan transmigrasi adalah pada kehidupan petani dan pertanian, na-mun tak terlepas dan kehidupan masyarakat wilayah umumnya, kehidupan

  • - lS -

    urban khususnya. Dengan demikian proses I.a. ini bisa berbentuk suatu kegiatan yang kompleks, melibatkan berbagai pihak dan bermaeam-maeam bentuk surveyi studi.

    Proses I.b, bersifat campuran antara pengamatan unsur-unsur determinan yang menghasilkan rekomendasi pengembangan, dengan unsur-unsur kebijaksanaan yang menetapkan jalur upaya yang bendak ditempub dalam pengembangan kebidupan. Jika pengolahan fakta-fakta determinan dapat dilimpahkan kcpada institusi peren-eanaan makro rransmigrasi, tidak demikian halnya dengan pengolahan kebijaksana-an, yang memerlukan suatu forum antar instituSi.

    Proses I.e, adalah penyelesaian dari basil-basil proses l.a dan l.b yang menjadi masukannya.

    Keluaran dari Proses I.e ini diharapkan adalah Ketcrapan tentang kriteria kebutuban, dengan demikian menyangkut proses-proses kebijaksanaan. Namun, kebijaksanaan itu hanya dapat diambil setelab adanya proses-proses pengo-laban unsur-unsur determinan .

    . 2.2.2. M o d e I.

    Penetapan kebutuhan-kebutuban tingkat kebidupan transmigrasi yang rill bergantung pada titik perkembangannya seperti digambar l.

    Masa 1solasi, yaitu sebelum titik I tahap (I) tercapai membutubkan laban potens1il minimal yaitu antara titik I tahap subsisten (II) dan Pengembangannya (111), m~mbutubkan kebutuban-kebutuban standard rata-rata (SR) atau standard - standard yang disingkatkan pada tabelllampiran.

    Masa Pengembangan yaitu tahap seterusnya yang d~lami suatu keluarga transmi-grasi disebut sebagai standard tidak rata (STR). · Jalannya Proses-proses akan dipengaruhi aan membutuhkan masukan-masukan yang dapat berbentuk suatu data determinan atau kebija~sanaan.

    Prosedur dan urutan yang diambil adalah :

    Penetapan lahan untuk pemukiman transmigrasi, laban untuk menutup kebutuban bidup dan laban untuk kegiatan usaha, penetapan bubungan dan lokasi antara pe-mukiman dan laban usaba transmi~~:asi.

    Penyusunan kumpulan-kumpulan lah~n usaha dan pcmukimannya akan berbentuk Satuan pemukiman ( SP ) yang akan aibiearakan selanjutnya secara lebih men-detail.

  • - 16-

    Lahan Perkampungan Transmigrasi (L1)

    Standard lahan yang disediakan untuk rumab dan pekarangan untuk kebutuhan

    laban pemukiman transmigran adalab 0,25 ~A I KK.

    Perumahan beserta pekarangan membentuk kampung sedangkan laban usabanya

    disediakan di luar kampung. Kebijaksanaan unrui

  • - 17 -

    Unruk mendapatkan pendapatan yang melebihi pendapatan subsisten ...:engan mt-salnya 30 %, maka standard luas laha.; L 3 dalam HA adalah = .3 K2 HA. Maka pendapatan yang didapat adaiah P 2 = 1 .3 P 1. Olch karena tahun pertama ini adalah masa kritis, Prosedur yang perlu ditekan~ kan untuk menjamin pemenuhan pendapatan subststen, perlu diusahakan ag . .u la-ban yang disediakan dalarr. keadaan sesiap mungkin, yairu "siap tanam"

    Laban seluas K7 Ha iru perlu dibuka ::.ckaligus untuk mencegah bagian yang be-tum dibebaskan dari hutan merupakan sumber harna, kebutuhan input teknologi dalar.l menyiapkan siap tanam laban tana~ akan berbeda dari satu kelain lokasi. Pemilihan lokasi dengan potenstil aksesibilitas yang tinggi merupakan yang penting pula.

    Pada saat aksesibtlitas nil tercapai, maka produk surplus tanam P3 = (P2 - P1) akan mulai sampai ke pasar dan memberikan pendapatan yang melebihi jumlah subsisten.

    Pendapatan tambahan in1 P3 dapat aikonsumsi atau dijadikan modal unruk tahap pcngembangan, yaitu titik tahap pengembangan III. Standard yang tiaak · rata (STR) berlaku secara selektip terhadap lokasi-lokasi yang dianggap tidak dapat

    berkcmbang misalnya tanpa irigasi, pcningkatan tanaman ckspor dan kcbutuhan-

    kebutuhan yang khas dan spesipik terhadap lokasi tersebut.

    Proses-proses diatas jelas bergantung pada masukan-masukan yang berupa kebijak-sanun-kebijaksanaan misalnya :

    Penyusunan pemukiman pada prinsipnya dikelompokkan ke dalam suatu karr.pung dan dipisahkan dengan jarak u 1 dari laban usahanya. Masukan-masukan determinan-pun mempunyai pengaruh yang perlu diperhatikan misalnya tahan seluas K3 Ha I KK dibutuhkan untuk menutup kehidupan kritis transmigrasi.

    Proses-proses seluruhnya menghasilkan kebutuhan lahan potensiil untuk transmigra-si K 8• yang mencakup kebutuhan-kebutuhan untuk pemukirran kehidupan, usa-ha dan pengembangan dimana Kg = L1 + L3 . .................... ( 1 )

  • TABEL 2.2.

    VARIABEL

    DISKRIPSI

    1. Laban Perkampungan Transmigrasi

    2. jarak tetjaub antara Laban Usaha dengan Perumaban

    3. Pendapatan subsisten per Capita

    4. jumlah anggota kduarga I KK

    s. Laban Minimum untuk Keburuban Hidup.

    6. Lahan untuk melebihi pendapatan subsisten (30%).

    7. Pendapatan subsisten I KK

    .

    8. Tingkat Konsumsi Petani I KK

    9. Lahan Usaha

    10. Tingkat Produktivitas Petani

    11. Tingkat Produksi Masyarakat Wilayah

    VARIABEL·VARIABEL DALAM KUMPULAN PROSES I

    PENETAPAN KRITERIA KEBUTUHAN

    MASUKAN PENGOLAHAN

    SIMBOL STANDARD 1978 SUMBER

    L1 0,25 Ha I KK Studi Laban unruk pekarangan dan pcrlwnpungan Univ.

    D1 2,S Km P.U. Berdasarkan survey questionaire lifancan masya-(PTPT) rakat jawa.

    Lihat Srudi Kcpendudukan di "Lampiran IV (Konscp) Program Penyelengganan Transmigrasi 1YH3 I 84".

    Kl 240 Kg berasiCipita "

    K2 S Jiwal KK "

    L2 1.20 Hal KK "

    K3 1.60 kg beras I KKI " Berdasarkan perhitungan pendapatan Transmigra-Tabun si; lihat Studi Pendip&tan di "Lampiran Ill

    (Konsep) Program Penyelenggarun Tra.nsmigras, 1979180- 1983184.

    p1 1.200 kg beras I " P 1 • K1. K2 berdasarkan 3 diataS maka P 1 = KK/Tabun L2, yairu pendipatan yang subsisteD dapat diga·

    rap diatas laban yang luasnya Lr

    c1 1.200 kg berasl " KK ITahun

    ~~

    L3 2.00 Ha/KK "

    c2 Ton beras I KK I " Tabun

    c3 Ton beras I Tabun "

    1-oe

  • VARIABEL

    DISKRIPSI

    12. Maximum Kemirinpn Laban Usaba Transmip'asi

    13. Input tambahan rata·rata (TR)

    14. Luas Lahan maximum yanc dapat disarap dengan temak.

    15. Pendapatan yang diatas subsisten

    16. Lahan yang perlu dibuka untuk mencegah sumber bamL

    17. Pendapatan Surplus

    18. Linskunpn Sosial Ekonomi Perta-nian.

    19. Linskunsan Sosial Ekonomi Wilayah

    20. Taknologi Pcrtanian tingkat dan arab perkanbancan.

    21. Laban Transmigran untuk perkam-pungan dan kegiatan usahL

    MASUKAN SIMBOL STANDARD 1978

    K4 81Jf. Netto Luas

    Ks Input Pertanian

    K6 1.6 Ha/KK

    P2 1.660 KJIKKI Tahun

    K7 2 Hal KK

    I

    p3 360 Kg!KKffahun

    c4

    cs

    c6

    Ka 225 HA/KK

    SUMBER

    Laporan sur-vey& Rek& mcndui

    ..

    ..

    PENGOLAHAN

    Tidak rata-rata berupa bibit ungul, pupuk. ser-ta pestisida.

    P3 .. P2- P1

    ICs • L1 + L3

    -"'()

  • - 20

    2.2.3 .. Masukan- masukan yang Dibutuhkan.

    Bagi Kumpulan Proses I secara keseluruhan, dibutuhkan masukan-masukan sebagai bcrikut, yang oapat dik~lompokkan pula ke dalam masukan-masukan determinan dan masukan-masukan kebijaksanaan.

    Masukan Determinan :

    - Tingkat Konsumsi Petani, C 1 diukur in natura dan dengan uang, menurut je-

    nis, jumlah dan frekwensi.

    - Tingkat Produktivitas Petani, c2 misalnya dalam ton dan rupiah per tenaga kerja, dengan mempertimbangkan kwaliw laban, teknologi, dan · input yang

    ada sekarang.

    - Persoalan- persoalan Lingkungan Sosial Ekonomi Pertanian, c3 misalnya tentang . mekanisme yang membantu dan menghambat penyediaan kebutuhan-kebutuhan

    petani.

    Masukan Kebijaksanaan

    - Pengarahan tingkat pengembangan kehidupan petani, c4 dalam bentuk besaran-bcsaran dan kwalitas yang hendak dicapai, beserta kebijaksanaan-kebijaksanaan

    pencapaiannya.

    - Pengarahan pertumbuhan tingkat teknologi petani, c5.

    Masukan-masukan . determinan diperoleh dari proses-proses penelitian dan studi-

    studi, sedangkan yang berbentuk kebijaksanaan dari proses penyusunan kescpakat-an bersama (forum) berbagai institusi.

  • - 21 -

    '2.3. KumJ>Uian ProseS II : \Stnl.ktur Pengembangan Wilayah yang Diinginkan . • (¥asukan Utama)

    Kumpulan PrQSes ini adalah suaru proses yang berada d~uar prosedur perencana-an trahSJI)igrasi, namun sangat pedtihg sif~tnya karena pada. dasarnya dipara~kan unruk menghasilkan Struktur Pengembangan Wilaya~ Tingkat Nasional (SPWTN)

    yang diingi~kan.

    SPWTN tersebut merupakan II)llsukan ~ltama · bagi pere~QLnaan transmi,grasi karena . .

    memberikan. petunjuk-petunjuk tentang :

    - Jumlah Saruan Wilayah Peng~mbangan (SWP) yang hen

  • - 22 -

    2.4. Kumpulan Proses lli : Peng!aitun~au Daya Tampung Transmigrasi

    2.4.1. Produk Yang Dihasilkan

    Kumpulan proses mi pada dasarnya diharapkan untuk menghasilkan besaran

    daya tampung transmigrasi dalam KK (Kepala Keluarga), terbagi menurut Da-

    erah (administratip) berdasarkan potensi total yang ada.

    Sebagai produk-produk penunjang, dapat diperoleh pula bagi tiap Daerah (ad -

    ministratip), informasi tentang :

    Lokasi dan luas lahan yang dapat dicadangkan bagi keperluan transmigrasi.

    Pertambahan · penduduk lokal, berikut distribusinya

    Pertambahan penduduk total, berikut distribusinya

    lndikasi mengenai kota-kota baru dan pengembangan kota-kota yang aaa

    lndikasi mengenai jaringan transport yang dibutuhkan

    lndikasi pemanfaatan sumber-alam, terutama tanah dan air

    Pada dasarnya keseluruhan produk di atas dapat disajikan pada skala peta/stu-

    di I :250.000, yang memungkinkan gambaran menyeluruh namun masih men-

    cakupi tingkat detail yang memadai.

    2.4.2. Jalannya Proses

    2.4.2.1. Gambaran Umum

    Kumpulan Proses III Penghitur.gan Daya Tampung Transmigrasi terbagi ke da-

    lam proses-proses bagian

    m.a. Pengenalan Potensi Wilayah Nasional

    m.b. Inventarisasi Sumber Daya A1am

    lll.c. Analisa Laban Potensiil

    lli.d. Analisa Penduduk Lokal

    m.e. Pengembangan Penduduk Lokal

    ffi.f. Penambahan Daya Tampung Penduduk

    m.g. Penetapao daya Tampung Tran8migrasi

    Proses m.a. : adalah kompilasi segenap potensi wilayah nasional baik yang

    berupa sumber daya alam, penduduk, maupun kegiatan usaha, sedemikian ru-

    pa sehingga dal.un jangka waktu yang tersedia, diperoleh detail-detail yq

    bcrarti, namun masih memungkinkan gambaran yang menyeluruh.

  • - 23 -

    Namun, masih memungkinkan penggambaran yang menyeluruh.

    Hal ini dilakukan dengan melakukan penyelidikan-penyelidikan kewilayahan pa-

    da skala studi/peta 1:250.000 an tara lain pembuatan analisa ten tang topo-

    gr:•fi. geologi :ingkungJn, penggunaan tanah, jaringan perhubungan, penyebaran

    pendLtduk, kap~1tas tanah, iklim, dan sumber-sumber air.

    Hal ini sangat dimungkinkan baik oleh karena tersedianya peta-peta tematis yang

    ada, maupun dengan teknik survey terpadu memakai methode remote-sensing

    (foto-foto udara dan satelit).

    Di dalam proses ini dilakukan pula inventarisasi wilayah-wilayah bagian yang

    patut diselidiki lebih mendalam, guna keperluan perencanaan transmigrasi.

    Proses III.b. : adalah melakukan analisa lebih mendetail tentang sumber da-

    ya alam yang ada pada tiap-tiap wilayah bagian yang ditunjukkan oleh Pro-

    ses III.a. Pada tingkat ini dibuat penyelidikan berdasarkan peta-peta dengan

    skala lebih besar, misalnya 1:100.000 atau bahkan 1:50.000 bila diperlukan.

    Kelas-kelas topografi, faktor-faktor geologi lingkungan, jenis dan penggunaan

    tanah, struktur jaringan perhubungan, penyebaran penduduk dan arah perkem·

    bangannya, kapasitas tanah bagi bermacam-macam maksud pertanian, . iklim

    dan lokasi serta kapasitas sumber-sumber air, semuanya dapat didaftar de-

    ngan lebih teliti.

    Proses W.c. : merupakan penjabaran lebih lanjut dari potensi-potensi yang

    dikenal melalui Proses III.b. dengan memasukkan kriteria kebutuhan transmi-

    grui (basil Kelompok Proses I) untuk menentukan jumlah, lokasi, dan luasan-

    luasan laban potensill bagi penggunaan transmigrasi.

    Proses III.d. : kegiatan inventarisasi dan analisa jumlah, p~nyebaran, dan

    komposisi penduduk lokal per satuan wilayah administtatif dan secara keselu·

    ruhan. Terpenting diketahui adalah tingkat pertumbuhan penduduk lokal. ti·

    ap satuannya, serta pembagiannya kedalam kelompok-kelompok mata penca-

    harlan pertanian dan non pertanian. Sebagai satuan wilayah analisa terkecil

    dapat digunakan daerah kabupaten. .Kegiatan ini dilakukan pula bagi daerah·

    daerah pengirim transmigrasi, dalam arti penentuan kebutuhannya untuk pe-

    ngurangan penduduk dan kriteria penduduk yang perlu dipindahkan itu.

    Proses UJ.e. : merupakan perumusan proyeksi-proyeksi pengembangan pen-

    duduk lokal, dengan masukan-masukan utama terdiri dari berbagai kebijaksa·

    naan pembangunan setempat.

  • - 24-

    Terpenting bagi perencanaan transmigrasi adalah keterangan mengenai luas jan

    lokasi lahan pertanian yang dibutuhkan bagi penampungan. sebagian penduduk

    Jokal itu sendiri.

    Proses III.f. : kegiatan penghitungan penambahan daya tampung penuuauk

    (total) pada daerah pengirim dan penerima transmigrasi, berdasarkan kntena ·

    kriteria kebutuhan ·yang ditetapkan melalui Kumpulan Proses I. Pad a daerah peneri·

    rna hal ini berarti suatu gambaran tentang daya tampung totalnya berdasar-

    kan kriteria-kriteria tersebut, sedang bagi daerab pengirim hal ini rnenggc.mtar-

    kan luasan laban pertanian yang dapat dibebaskan untuk diadakan kembali re·

    organisasi penggunaan atau pengolabannya. Keseluruhan proses im banyak di

    tentukan oleh masukan kebijaksanaan pendistribusian kembali penduduk selu-

    ruh wilayah nasional.

    Proses III.g. : menyimpulkan keseluruhan basil proses-proses terdahulu keda-

    lam angka-angka global daya tampung transmigrasi pada tiap daerah.

    Di sini digabungkan unsur-unsur kebutuhan untuk memindahkan penduduk,

    dengan kemampuan penampungannya, dilihat dari segi ketersediaan sumber

    daya alam yang memenuhi persyaratan kriteria-kriteria kebutuhan.

    2.4.2.2. M o d e I

    Kumpulan Proses III bertujuan untuk menghitung daya tampung penduduk

    transmigrasi L \, suatu laban WPP i di SWP j. Penj umlaban laban-laban

    terse but untuk suatu SWP E L \j ( i = 1,2 .......... n lahan WPP ), akan memberikan jumlab luas laban potensiil untuk suatu SWP j ( j = 1,2 ...... .

    . . . . . . . . . 14 SWP ).

    Demikian pula penjumlaban laban-laban tersebut untuk seluruh Indonesia

  • - 25-

    migran per SWP j. Jum1ah .1ahan Pij yang ada untuk suatu SWP. Sij dibagi

    o1eh . · s~andar 1ahan yang dibutuhkan untuk transmigrasi niemberi 'jum1ah. daya

    tampung SWP j.

    Penghitilngan di atas dapat dirumuskan sebagai

    dim ana

    t L· ]

    p L ..

    IJ

    -~ ij

    =

    =

    p ' p ~·. L .. - $. c p .. llJ·l.lj

    ~ .. L~ - ~IJ. c J?:1ii 'IJ 1J 01

    . ·~ . . . . . . . . . . . . . . . (2)

    (3)

    = Jum1ah ·1ahan potensill i.mtuk pendudu~ · tr~.smigrasi di · SWP. j.

    = Juin1ah 1ahan potensiil untuk penduduk transmigrasi di Indonesia.

    = Jum1ah 1ahan potensiil untuk pertarnbahan penduduk pa-. . da 1okasi-ioka8i dan propinsi j.·

    = Juro1ah pertarnbahan penduduk dalarn KK pada 1otasi dan propinsi J.

    c = Constant kebutuhan dalam Ha per KK untuk . pert am-

    bahan penduduk pertanian 1okal.

    . . .,~te~si pengembangan sistim pemukiman pend~duk dis~ j (1, 2, ....... · .. 14) mencapai day~ tampung total transmigrasi sebesar 9.941.804· (tabe1 1 dan gam-

    bar 2). . Perincian per SWP untuk tiap propinsi dapat dilihat pada tabe1 2 ' sampai dengan 16,= sedangkan penyebarannya pada tiap SWP dapat diikuti pa-

    da garnbar. 4 sarnpai 21.

    Penarnpungan transmigran 'sarnpai tahun ke 20 untuk sementara ini diproyek-. sllcan sebesar 2.500.000 KK.

    Dengan mengarnbil asumsi ·mensenai tingkat kebenaran angka potensi tersebut . .

    setiriggi SO%; pemilihan sejum18h WPP dibatasi dengan daya tarnpung total se-besar 5.000.000 KK.

  • - 26 -

    Catatan :

    (1) Beberapa SWP di Sumatera Barat. Larnpung, Sulawesi tJtara. menunjukkan angka negatip untuk daya tampung transm1gran

    pada tahun ke 20 aninya t1dak tersedia lagi ' 1.anah umui< transmigrasi, bahkan akan mengalami kekurangan tanah umuk

    menampung perkembangan penduduk lokal.

    (2) Propinsi Bengkulu menunjukkan daya tampung transmigrm se·

    besar 21.000 KK, namun diproyeksikan untuk menampung

    sebesar 50.000 KK. Dalam hal seperti ini baw angka dapat

    diperbesar, namun harus diimbangi dengan peningkatan kon-

    servasi tanah.

    (3) Propinsi-propinsi Jambi dan Sumatera Selatan .. menunjukkan

    day a tampung transrnigran masing-masing 282.700 KK ian 500.000 KK. Dalam hubungan ini selisihnya ditampung

    oleh laban potensiil pasang surut.

    t Maka jumlah daya tampung Tij suatu lokasi atau SWP j dapat dirumuskan

    sebagai

    dim ana

    t T· J = ( 4 )

    Untuk suatu propinsi Sij dan

    = p p

    (~ij Lij ) - ( K9 ) ( KlO ) ( ~j Pij ) I K11 · · . . . . ( 5 )

    = Jumlah daya tampung transmigrasi dalam KK untuk In-donesia dan untuk 'SWP j.

    = Masukan kebijaksanaan, misalnya 60%, jumlah pendu-duk pada tiap SWPi dan SWPj yang akan bertani ..

    = Masukan kebijakS4.itaan 5 Ha/KK untuk transmigrasi

    mengingat bahwa lokasi tidak dapat mempunyai ke-

    miringan lebih dari 8° dan cukup untuk mcr.6flasil -

    kan pendapatiln minimum pada tahun perLc1:1. mem-

    punyai potensiil aksesibilitas yang tinggi (ber~~p

  • -'D-

    K11 :z Masukan kebijaksanaan dan detenninan 5.25 Ha I KK untuk pen.unbahan setiap KK penduduk yang akan

    menjalankan kehidupan pertanian. ( K11 • K8 + K 12 ).

    = Masukan detenninan pertumbuhan penduduk pada SWPi dan SWPj.

    Penyebaran Tt dapat dilihat pada tabel I. :z Kebutuhan-kebutuhan dalim Ha untuk laban pemukim-

    an, kehidupan usaha dan penaembanpn ( 2.25 Ha/KK lib at tabel 2 .2 ).

    Ku = Lahan yang disediakan untuk tanaman keras dan per-kebunan yang ditujukan pula untuk memelihara "iklim mikro" setempat ( 3 Ha/KK ).

  • TABEL : 2.4. VARIABEL • VARIABEL DALAM KELOMPOK PROSES Ill

    DAYA TAMPUNG TRANSMIGRASI ( 1 : 2SO.OOO )

    v·ARJA.·s E L MASUKAN

    DISKRIPSI SIMBOL STANDARD·· 1978 .SUMB£R

    1. T~grafi Kemiringan Kk 1 = 8% luas netto 2 = 8% luas netto

    3 = 8% luas netto

    2. Topografi Flora Kf Kepadatan & Jenis

    Flora 1100 Km2

    3. Topografi Fauna Kb Kepadatan & Jenis

    Fauna I 100 Km2

    4. Topografi Soil Kt Klasifikasi tanah &

    l Jenis yang dominan I 100 Km 2

    S. Topografi geologi Kg Klasifikasi geologi

    laban I 100 Km2

    . 6. Penggunaan tanab KP Klasifikasi pengguna- .

    an tanah I 100 Km2

    7. Sistim transpon & jaringan h Kjk Klasifikasi, jenis &

    perhubungan orde perhubungan.

    PENGOLAHAN

  • TABEL : 2.4. VARIABEL • VARIABEL DALAM KELOMPOK PROSES Ill . a

    DAYA TAMPUNG TRANSMIGRASI ( 1 : 250.000 )

    v·ARI A·s E L ,MASUKAN PENGOLAHAN

    DISKRIPSI SIMBOL STANDARD·, 1978 .SUMBER

    8. Penduduk phij jumlah penduduk

    9. Kepadatan penduduk ph .. I lJ Jumlah penduduk I

    Km2 L

    Ah·· lJ

    10. Kapabilitas tanah Kt Ton I Ha I Tn

    11. Studi mengenai iklim K~. Curah hujan I Km2 IJ

    an demi

    12. Studi mengenai sumber air K~. adaltidak sureber peng-lJ

    gunaan se tahun di da-

    elihara N -.o

    .tuk tanam-

    lam jarak 500 meter luan itu

    U. Jumlah luas laban potensiil t HA L1j untuk penduduk tranmigrasi

    di WPPi dan SWPj

    14. Jumlah luas lahan potensiil p

    Lij HA

    untuk pertambahan penduduk

    di WPPi dan SWP j I

  • TABEL : 2.4.

    DISKRIPSI

    p Mikro.

    V ARIABEL • VARIABEL DALAM KELOMPOK PROSES. Ill

    DAYA TAMPUNG TRANSMIGRASI ( 1 : 250.000 )

    VA R I A'B E L ,MASUKAN

    SIMBOL STANDARD. 1978 . ·.SUMB£R

    ~j Jumlah penduduk

    K9 60

    T~j KK

    K13 2,5 HA I KK

    Kll S HA I KK PU

    (P.T.P.T.)

    K 12

    HA/KK

    PENGOLAHAN

    r = kons~an tahun. untuk per-a batasan.

    an luas lahan

    8% ( luas

    ..,... 0

    I

  • -31-

    2.4.3. Masukan-masukan yang Diperlukan

    Bagi kumpulan Proses Ill : Penghitungan Daya Tampung Transmigrasi, masu-

    an-masukan utama dapat dikelompokkan ke dalam :

    a. Masukan yang menyangkut unsur-unsur determinan, seperti :

    Inventarisasi somber daya alam wilayah nasional, khususnya topografi,

    kapabilitas tanah (global), dan iklim.

    Penduduk

    Kegiatan usaha, khususnya pertanian dan non pertanian

    b. Masukan yang menyangkut unsur-unsur kebijaksanaan, khususnya

    Penataan kembali distribusi penduduk Nasional.

  • - 32 -

    2.5. Kumpulan Proses IV ; Petunjuk Kemungkinan Pengembangan.

    2.5.1. Produk Yang Dihasilkan.

    KumpuJan PtoSL'S ini menghasilkan gambaran "total" mengenai jurnlah, loka:-.i

    dan struktur pemukiman transmigrasi pada seluruh wilayah penerima, berdasarkan

    kapasitas maksimumnya bagi penampungan transm.igran.

    Gambaran total terse but diperoleh langsung dari angka-angka daya tampung trans-

    m.igran tiap bagian wilayah penerima (menurut Kumpulan Proses I dan III) de-

    ngan distribusi lokasi serta pembentukan strukturmengikuti pada dasar yang dile-

    takkan oleh SPWTN (menurut Kumpulan Proses II). Dengan demikian, sesung-

    guhnya telah diperoleh gambaran kasar dari rencana·rencana individuil pada tiap

    wpr·-1-aitu Ri.

    Produk berupa gambarau total itu tersajikan lebih jauh sebagai berikut :

    'OL Luas total areal, gross dan netto, yang diperhitungkan memenuhi syarat, bagi

    penampungan transmigran.

    - Pembagian luas total tersebut kedalam WPP-WPP (Wilayah Pengembangan

    Partiil), menurut pengarahan yang ditetapkan oleh SPWTN yang hendak di·

    capai.

    - Perhitungan besaran jumlah transmigran total tertampung pada tiap WPP.

    • Struktur pemukiman didalam tiap WPP yang hendak dikembangkan melalui

    program transmigrasi tersebut.

    • lndikasi peranan program transmigrasi pada tiap-tiap WPP dalam rangka pen-

    capaian tujuan pengembangan wilayah.

    Produk·produk sedemikian cukup disajikan pada peta berskala 1 : 250.000,

    yang memungkinkan gambaran menyeluruh, namun masih mengandung tingkat

    detail sesuai kebutuhan.

  • 2.5.2. Jalannya Proses.

    2.5.2.1. Gambaran Umum.

    Kumpulan Pros~s IV

    proses-proses bagi:L'l :

    - 33 -

    Pdunjuk Kemun&kinan Pengembangan, terbagi kedalarr.

    IV.a. Petunjuk Pengembangan Sistim Pemukiman Penduduk.

    IV.b. ldentiftkasi Sistim Pemukiman Transmigrasi.

    Proses IV.a. pada dasamya adalah suatu proses penetapan kebijaksanaan tentang

    pengembangan sistim pemukiman penduduk bagi seluruh wilayah Indonesia, S(··

    kalipun dengan demikian juga memberikan petunjuk diwilayah penerima trans-

    migran. Kebijaksanaan sedemikian dapat terbentuk melalui pengamatan unsur-

    unsur determinan penempatan transmigran disatu pihak, dan perkembangan pen·

    duduk pada umumnya, dilain pihak.

    Dengan demikian, Proses IVa ini dapat pula dilihat sebagai proses yang berada di·

    luar perencanaan makro transmigrasi, dalam arti bah wa per an an program trans-

    migrasi disini adalah lebih banyak berupa penyediaan masuka.,·masukan dalam

    bentuk penjabaran kriteria-kriteria kebutuhan kedalam besara.n-besaran luas dan

    kwalitas lahan, serta jumlah dan kwalitas transmigran. (lihat Kumpulan Proses III).

    Pengelolaan sebenarnya akan lebih banyak dilakukan oleh pihak yang ditugasi di-

    bidang Sistim Pemukiman Penduduk bagi Indonesia secara keseluruhan yang di-

    pandang sebagai fungsi-fungsi penataan kota dan daerah, khususnya dalam hal tata

    ruang wilayah. ; ' ,

    Bagi perencanaan makro transmigrasi sendiri, dengan demikian produk Proses IVa

    adalah yang terpenting yaitu yang memberikan pengarahan tentang lokasi (yaitu

    WPP-WPP) dan usaha-usaha penampungan transmigran, untuk diolah selanjutnya

    didalam Proses IVb, ldentifikasi Sistim Pemukiman Transmigran.

    Proses IV.b. mcmperinci lebih lanjut sistim pemukini

  • -H

    Berbagai pengolahan dilakukan pula untuk mendapatkan gambaran umum tentang

    - Orientasi pemasaran tiap WPP;

    - Pusat kota yang menjadi pengikat satuan-satuan pemukiman didalam tiap WPP;

    - Jaringan perhubungan yang dibutuhkan;

    - Besamya peranan atau kontribusi pengembangan WPP tersebut didalam pen-

    capaian sasaran-sasaran yang ditetapkan bagi SWP (Satuan Wilayah Pengem-

    bangan) yang mempengaruhinya.

    2.5.2.2. ~CHiel

    Kumpulan Proses IV

    proses-proses bagian :

    Petunjuk Kemungkinan Pengembangan terbagi kedalam

    Proses Pertama, bertujuan mengidentifikasi setiap WPP-WPP pacta tiap SWP de-

    ngan SKP nya dan daerah yang memenuhi lahan potensiil pengembangan pendu-

    duk. Penetapan petunjuk-petunjuk kemungkinan WPPij dan SKPhij• WPPi dan

    SKPh pada setiap SWPj.

    Proses Kedua, menetapkan proses-proses dan masukan-masukan yang mcmpenga-

    ruhi prosedur untuk pengembangan suatu sistim pernukiman penduduk Transmi-

    grasi.

    Penyusunan suatu jum1ah Struktur SPWTN, SWP-SWP, SPWj (j = 1 ,2, ... 14) se-perti pada gambar 2 yang diinginkan menjadi dasar untuk menyusun Petunjuk

    bagi kemungkinan untuk pengembangannya.

    Prosedur untuk suatu struktur sistim pemukiman penduduk seperti pada lampir-

    an-1ampiran 1 - 15 merupakan suatu persoalan tehnis yang membutuhkan masuk-

    an-masukan seperti yang dapat dilihat pada tabe1 2.4.

    Masukan-masukan pada skala 1:250.000 yang dibutuhkan dan akan mempenga-

    ruhi prosedur untuk mengidentifikasi SKPhij dan WPPij terdiri ·dari :

    1. Struktur jasa distribusi

    2. Pengaruh Koda dan Desa

    3. Volume Trans:port yang diperlih

  • - 35 -

    5. Struktur "jumlah" dan kepadatan penduduk yang akan datang dan p~mu

    k.imannya

    6. Struktur jumlah dan kepadatan tenaga kerja yang akan datang

    7. Jumlah konsumsi tiap settlement

    8. Lokasi tujuan pemasaran

    9. Analisa penggunaan tanah

    I 0. Analisa iklim

    II. Analisa sumber daya alam

    12. Aksesibilitas lahan potensiil

    Analisa susunan SKPhij dan WPPij pada tiap SWPj menghasilkan kumpulan-kum-

    l'ulan pemuk.iman penduduk Transmigrasi yang mempunyai pusat-pusat dan jalan-

    jalan penghubung. Hasil dari analisa tersebut memberi juga informasi mengenai

    perlunya suatu proses pemilihan SWP-SWP dan WPP-WPP yang mempunyai po-

    tensi tinggi untuk pengembangannya.

  • 1.

    2.

    3.

    4.

    5. 6.

    7.

    8.

    9. 10.

    11.

    12.

    13. 14.

    15.

    16.

    17.

    TABEL 2.5. VARIABEL- V ARIABEL DALAM KUMPULAN PROSES IV

    PETUNJUK KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN

    --VARIABEL MASUKAN

    PEN GOLAHAN DISKRIPSI 'SIMBOL

    Tingkat jasa distribusi J

    Tingkat aksesibilitas ke Kota I Desa lk

    Tingkat Arus transport di tempat F

    Adanya Transport sungai T

    Jumlah penduduk pPhij

    Tingkat Kepadatan Penduduk pdh .. IJ Tingkat Konsumsi di tempat c1 Tingkat ProduktivitaS setempat cz Penggunaan tanah di tempat L

    Keadaan lklim E1

    Keadaan Flora E2

    Keadaan Fauna E3

    Keadaan Udara !4

    Keadaan sumb~sumber air Es

    Kegunaan Tanah E6

    Kemiringan Tanah E7

    Sumber Daya Alam E8

    STANDARD 1978

    Ton I tahun

    Index

    Jumlah Mobil/tahun

    = 1 ada = 0 tidak Jumlah jiwa

    Jumlah Jiwa/Km2

    Ton/KK/tahun

    Rp.IKK/tahun

    Klasifikasi kegunaan tanah

    Curah hujan/100 m2

    Kepadatan & jenisl 100m2

    Kepadatan & jenisl 100m2 Jumlah partikeU~ 3 Sampai ke desa

    1-10

    8% netto

    Jenis dan luas/1 00 m2

    SeMBER

    Dit. Jen. Bina Marga- Dit. Bapran

    Dit. Jen. Cipta Karya- Dtt. T1tTD Dit. Bapran

    UniversitaS

    Lk = besar pc d = jan kota I de

    (pP h .. / L h .. ) IJ IJ

    Berdasarkan klasi kepentingan pert:

    nduduk kota/dn, dimana k antara SKP h dengan sa n konstan kalibrari.

    .fikasi tanah (soil) untuk nian

    \N Q\

  • - 37-

    2.S.3. Masukan-masukan Yang Diperlukan

    Secara keseluruhan, berbagai masukan yang dibutuhkan bagi Kumpulan Pro-

    ses IV : Petunjuk Kemungkinan Pengembanpn dapat digolongkan masukan·

    masukan determinan dan masukan-masukan kebijaksanaan.

    Masukan Determinan

    • ldentiflkasi Struktur Pemukiman (kota dan desa) yang ada, dengan tujuan me-

    ngenal penggolongan-penggolongan pemukiman menurut orde fungsionilnya.

    • Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan penduduk tiap pemukiman

    (perbandingan penduduk mban dan penduduk rural)

    • Jumlah dan tingkat pertumbuhan migrasi antar daerah

    • lden tifikasi jaringan perhubungan yang ada

    Masukan Kebijaksanaan

    • Kebijaksanaan tentang "pemerataan" dan ''keseimbangan" pembangunan

    • Kebijaksanaan tentang peranan kehidupan perkotaan (urban) dalam pemba-

    ngunan.

    Mengingat tekanan pengolahan-pengolahan lebih kepada keluasan daripada ke-

    dalaman, maka masukan·masukan diatas dibatasi cukup pada peta·peta atau skala

    studi 1 : 250.000

  • - 38 -

    2.6. Kumpulan Proses V : Penyaringan Tahap I

    2.6.1. Produk Yang Dihasilkan

    Kumpulan Proses V bertindak selaku "penyaring" dari jumlah total WPP-WPP

    yang diidentifikasikan selaku penampung potensiil bagi transmigran seluruhnya,

    kedalam sejumlah WPP-WPP yang akan dikembangkan dalam kurun waktu renca-

    na umum jangka panjang (20 tahun).

    Dengan demikian satu-satunya produk dari Proses ini adalah Rencana Umum

    Jangka Panjang 20 Tahun Transmigrasi (R2o), yang berbentuk "kumpulan" Ren-

    cana-rencana Individuil (Ri) WPP·yang terpilih untuk dikembangkan selama 20 ta-

    hun itu.

    2.6.2. Jalannya Proses

    2.6.;:1. Gambaran Umum

    Inti dari pengolahan disini adalah suatu proses optimasi, untuk memilih kombina-

    si-kombinasi atau set-set mana dari sejumlah total WPP yang potensiil tersebut,

    yang paling optimal akan mencapai tujuan-tujuan pembangunan tingkat nasional,

    dan dengan deniikian akan wajar dilaksanakan terlebih dahulu selama jangka wak-

    tu rencana (20 tahun).

    Untuk maksud tersebut diatas, diperlukan sekurang-kurangnya dua macam kri-

    teria, yaitu :

    I. Kriteria yang menyatakan nilai intrinsik ("intrinsic quality") dari WPP yang

    bersangkutan.

    2. Kriteria yang menyatakan besaran konstribusi pengembangan WPP yang ber-

    sangkutan terhadap kepada tujuan-tujuan pengembangan wilayah tingkat

    Nasional.

    Penggabungan kedua kriteria diatas, melalui cara-cara tertentu, akan menentukan

    urutan masing-masing WPP dalam skala prioritas pengembangan.

  • - 39-

    Sebagai faktor pembatas tambahan, sebenamya dibutuhkan pula penetapan jum-

    lah transmigran yang hendak dipindahkan selama jangka waktu 20 tahun itu,

    namun teoritis hal ini dapat pula dijabarkan sebagai hasil dari Proses V, melalui

    penggunaan teknik simulasi ("simulation techniques").

    Suatu atau beberapa "set" WPP yang terpilih, kemungkinan besar masih perlu

    memasuki proses saringan berikutnya, yang berasal dari optimasi faktor-faktor

    pertimbangan sosial-politis, misalnya pertahanan keamanan negara. Dengan sen-

    dirinya proses sedemikian itu lebih berbentuk proses pengambilan kebijaksanaan,

    melalui forum atau forum-forum tertentu.

    2.6.2.2. Model

    Proses V Penyaringan Pertama bertujuan untuk menetapkan kriteria dan standard

    untuk mengoptimasi allokasi transmigran-transmigran pada WPP i dan SWP j

    dengan dimensi waktu t (t = 1 ,2, ..... 20 tahun).

    Optimasi tersebut membutuhkan masukan-masukan detenninan yang berupa

    data pada skala 1 : 250.000 dan masukan-masukan kebijaksanaan-kebijaksanaan

    yang terdiri dari tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran (objective function) yang ingin

    di-optimasi dan batasan-batasan (Constraints). Variabel-variabel masukan terse-

    but dapat dilihat pada tabel 2.6.

    Sasaran-sasaran adalah masukan-masukan semacam :

    1. Peningkatan keseimbangan antar SWPij

    2. Peningkatan keseimbangan an tar WPPij dalam suatu SWPj

    3. Peningkatan aksesibilitas setiap lahan yang direncanakan untuk pengembangan

    transmigrasi.

    4. Merencanakan dan melaksanakan sistim transmigrasi dalam dana yang disedia-

    kan un tuk transmigrasi.

    Batasan-batasan adalah masukan-masukan semacam :

    1. Lahan WPP potensiil tersebut, WPPij mempunyai daya tampung yang lebih

    besar dari 2000 KK.

    2. WPPij tersebut dalam satu tahun su~ah dapat menghasilkan pendapatan mi-

    nimum yang eksivalen dengan 1200 kg beras/KK.

  • - 40 -

    3. Jumlah maximal transmigran T~0yang dihasilkan oleh optimasi SPWTN, yaitu gambaran allokasi penduduk Pj pada SWPj yang optimal.

    Kebijaksanaan·kebijaksanaan ada1ah masukan·masukan semacam :

    1. Mewujudkan SPWTN yang diinginkan

    2. Mewujudkan jalur-jalur pemerataan.

    Prosedur. optimasi terse but dapat digambarkan sebagai suatu model mathematik

    yang tujuannya adalah untuk memilih sejumlah WPP-WPPi yang dapat menam-

    pung sebagian ~j dari misalnya 2.500.000 KK transmigran r20 pada akhir 20 ta-hun pada WPPi di SWPj dan taltun t (t = 1 ,2, .......... 20), yang memenuhi

    batasan-b~tasan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditetapkan untuk mewu-

    judkan tujuan-tujwtn dan sasaran-sasaran pengembangan wilayah. Ini berarti

    bahwa al1okasi transmigrasi pada WPPij tidak se1alu secara jenuh dan dapat hanya

    sebagiannya saja, yaitu dalam SKPhij·

    Dengan lebih jelasnya masalah optimasi dapat dirumuskan sebagai :

    maximasikan :E ij cij ~j r20 . . . . . . . . . . . . . . . ( 6).

    dengan batasan-batasan :

    ~-·c.. ~· r20 < IJ lJ J - B

    K

  • - 40 -

    3. Jumlah maximal transmigran T~0yang dihasilkan oleh optimasi SPWTN, IJ

    yaitu gambaran allokasi penduduk PJ pada SWPj yang optimal.

    Kebijaksanaan-kebijaksanaan adalah masukan·masukan semacam :

    1. Mewujudkan SPWTN yang diinginkan

    2. Mewujudkan jalur-jalur pemerataan.

    Prosedur. optimasi terse but dapat digambarkan sebagai suatu model mathematik

    yang tujuannya adalah untuk memilih sejumlah WPP-WPPi yang dapat menam-

    pung sebagian ~j dari misalnya 2 .. 500.000 KK transmigran r20 pada akhir 20 ta-hun pada WPPi di SWPj dan tahun t (t = 1 ,2, .......... 20), yang memenuhi

    batasan·b~tasan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditetapkan untuk mewu-

    judkan tujuan-tujWln dan sasaran-sasaran pengembangan wilayah. Ini berarti

    bahwa allokasi transmigrasi pada WPPij tidak selalu secara jenuh dan dapat hanya

    sebagiannya saja, yaitu dalam SKPhij·

    Dengan lebih jelasnya masalah optimasi dapat dirumuskan sebagai :

    maxl·masi·kan oo:o · • c.. X·· r20 (6) .c; IJ IJ IJ " " " " " " " " " " " " " ' " "

    dengan batasan-batasan :

    ~ .. c.. Y •. T20 < 8 IJ IJ ·~J -

    K ::; ~j ~j r2o < r20

    ~j r20 < rt

    Xjj ~ 0

    ~ Xjj =

    dimana B = total dimana/budget yang disediakan untuk transmigi,~i.

    T20 = jumlah total transmigran dalam KK yang akan dikembangkan.

    Xjj = prosentase bagian dari jumlah T20 yang akan diallokasikan

    pada WPPi di SWPj.

    Cij = a) Tidak berarti hanya biaya/uang untuk memukimkan trans-

    migran di WPPi dan SWPj.

  • - 41 -

    b) Manfaat yang akan dihasilkan oleh penempatan transmi-

    grasi di WPPi dan SWPj dari segi peningkatan jasa distribusi

    pada WPPi, contribusi terhadap tingkat keseimbangan an-

    tar SWPi dan SWPj nya sendiri.

    K = Ukuran minimum jumlah transmigrasi (dalam KK) pada suatu

    lokasi yang dapat diselenggarakan pada Tahun t.

    Pemecahan model tersebut adalah suatu persoalan "mathematical linear program-

    ming problem" dengan variabel-variabel dan pembatasan syarat-syarat linear.

    Proscdur-prosedur optimasi tersebut menghasilkan pula keluaran-keluaran yang

    disediakan oleh sub model -sub model yang menghitung berapa tingkat pe-

    ngembangan lai~nya antara. lain tingkat ketersediaan ( Ik ), kemudahan ( Im ) dan aksesibilitas ( Ia ).

  • TABEL 2.6. VARIABEL- VARIABEL DALAM RUMPULAN PROSES IV

    PENY ARINGAN TAHAP I

    VARIABEL MASUKAN ---- ----- -·-·- -·-·--·------r------ _1 ________ --·- --~ _, PENGOLAHAN I. T;n~~::2:::: .. :~::;·~SI~;O_I._f-~~n~::::2 rR -•- ---·--- ---- -.. ------------· 2.

    3. 4.

    s.

    6.

    7.

    Tingkat Kcseimba .. an WPPij dalam

    suatu SWPj

    Tingkat akscsibilitas an tar SWP i

    Tingkat akscsibilitas antar WPP .. IJ

    dalam suatu SWPj

    jumlah dana untuk Ncgara Kcsatuan Indonesia

    Laban tampung minimum untuk Pcngembangan WPP

    Luas l.ahu minimum untuk Pe .. em-bangan SWP

    8. jumlah TransmiJrasi jangka panjang

    20 tahun

    9. Tingkat Biaya dan. manfaat yang di-hasilkan oleh pencrnpatan transmip'an

    10. Bagian dari Jumlah. T20 yang akan dimukimkan dalam 20 tahun di WPP. & SWP.

    I J

    11. Batasan daya tampu .. WPPi di SWPj untuk transmigran

    II~ IJ A

    1 .. •J a ( ..

    IJ

    8

    Lmin

    Ln

    T20

    c .. IJ

    x .. IJ

    i!. " IJ

    pcnduduk/100 km2

    pcnduduk/100 km2

    pcnduduk/100 km2

    Rp. 20,- I th.

    2.000 KK

    11.000 Ha

    25.000.000

    Rp.

    % KK

    KK /SWPj

    Tingkat kcmudahan Tingkat kcterscdiaan

    Tingkat kcmudahan Tingkat kcterscdiaan

    Mclalui molincar mathematical Programming Model

    ~ N

  • - 43 -

    2.6.3. Masukan-masukan Yang Diperlukan

    Bagi kumpulan Proses V : Penyaringan Tahap I dibutuhkan terutama yang ter-

    golong masukan kebijaksanaan, diantaranya yang terpenting:

    - Satu atau beberapa altematif angka jumlah transmigran yang hendak dipindah-

    kan selama 20 tahun.

    - Distribusi umum daripada transmigran itu bagi tiap Propinsi (menyangkut ke-

    bijaksanaan cq. penampungan usul-usul Pemerintah di Daerah).

    - Kebijaksanaan pertahanan keamanan, sepanjang menyangkut pemukiman-

    pemukiman di wilayah-wilayah perbatasan.

    - Kwalitas transmigran, dan migran spontan, yang hendak ditampung sebagai

    bagian in t~gal daJam program transmigrasi.

    - Kebij;tb.maan pengembangan jaringan perhubungan, terutama jaringan jalan

    (melu

  • -44-

    2.1. Kumpulan Proses VI : Perumusan Rencana Umum Jangka Panjang 20 Tahun.

    2.1.1. Produk Yang Dihasilkan.

    Satu-satunya produk dari Kumpulan Proses ini adalah Dokumen Rencana Umum

    Jangka Panjang 20 Tahun Pemukirnan Transmigrasi, yang pada dasamya menun-

    jukkan :

    - Jumlah transmigran yang direncanakan untuk masa 20 tahun.

    - WPP-WPP terpilih, untuk dikembangkan dalam masa 20 tahun yang bersangkut-

    an selaku penampung pemukiman transmigrasi.

    - Pusat Kota di tiap WPP, baik merupakan peningkatan pemukiman lama mau-

    pun pembangunan kota baru.

    - Rencana Jaringan jalan arteri WPP, yang sudah terkait dengan proyeksi jaring-

    an jalan arteri SWP ( Satuan Wilayah Pengembangan).

    - Berbagai Komponen lainnya dari Ri (Rencana lndividuil) tiap WPP, sepanjang

    dimungkinkan oleh data/informasi yang terbaik saat itu.

    - Gambaran tentang kebutuhan biaya investasi.

    - Kerangka dasar sistem informasi perencanaan transmigrasi bagi pendalaman

    penelitian dan penghalusan rencana-rencana selanjutnya.

    Dengan struktur produk semacam itu diharapkan R20 telah memberikan gambar·

    an bagi langkah-langkah selanjutnya menuju penyusunan program dan perencana·

    an detail, termasuk peletakan sistim dasar perencanaan untuk menjamin proses

    penghalusan yang menerus.

    2.7.2. Jalannya Proses

    1. Gambaran Umum

    Pada dasamya, segenap pengarahan-pengarahan kebijaksanaan dan pengolah-

    an unsur-unsur determinan yang diakibatkan oleh kebijaksanaan tersebut,

    telah selesai diolah dan dirumuskan dalam tahapan proses penyaringan (perik-

    sa Kumpulan Proses V: Penyaringan Tahap 1).

  • - 45 -

    Proses penyusunan R2o sendiri, den~n dell)ik~an 3ebih banyak merupakan pe-

    kerjaan tehnis pembuatan domumennya, dengan inforn1asi-in(onna·si yang telfih

    terolah matang melalui Kunipulan-:kumpulan Pros~s schl•luqmya.

    Untuk kdancaran proses.· perlu dihina sistim penyimpanan dan pengolahan infor-' .

    masi berkapasitas besar dan cepat, an tara lain dengan komputerisasi.

    Sekaligus bersamaan dengan penyustman R 2()1> d.ilakukaf\,f)enjajagan-penjajagan pertama · terhadaij rencana-rencana jangka papjang pengembangan/pembangunan

    sektoral. khususnya jaringan perhubungan, 'pertanian. dan industri; untuk m~?rn-1 .

    per.oleh · gambaran kasar 'tent~n·g implikasi R20 :frlfnsmigrasi h:rhadap kl'pada pi:ngcmhangan sektor-scktor fersebut.

    2.7.2.2. Model

    Kumpulan Pro~s VI : Penyusunan RencamJ Umum Jangka Panjang R20.

    1\·nyusunan Ren~ana Umum Jan~a Panjang 20 ta,bun. Rio• bcrlhngsung dengan

    mengikuti pedoman sebelumnya yang dijelaskan secara skcm~tis pada gamtvn l.

    Proses pcnyusunan R20 bcrpijak pada proses-proses kch,ijaksana

  • - 46 -

    I f • •

    Struktur ~engembanga~ WiJayah yang di1p~kan· merupakan masu~an dati Iuas

    lingkup pemukimart transmigraSi yang Q.arus diperhitl.mgkan. Adapv.q jenis-jenis t • . • '

    kebutuban kehidupan, fakta-fakta yang diobservasi serta kebijaksanaan pengem-. . . .

    bangan kehidupan yang dirumtiskan, dibatasi untuk sementara ini pada kehidupan

    petani.

    Sesuai ?~n~an uraian pada · ,.4. 2. yang ber~u~un83:n. dengan Penetapan Lahan ,Potensiil untuk menamp.ung .Pt::nduduk di suatu wilayah kriteria kebutuhan untuk

    ··pemukiihan hidu'p dan usaha tan.t'adalah :

    . . a. dalam rangka standard ra~a-rata disediakan lahan seluas 0,25 Ha/KK untuk

    pemukiman dan I, 7 5 Ha/KK untuk lahan usaha diluar lingkungan dalam ke-

    adaan "&iap tanam'' dengan kemampuan tanah k~as A serta kemiringan lahan

    yang kurang dari 8 7r: (';f. lu;tS netto).

    b. dalam rangka standard tidak rata-rata discdiakan lahan 1,6 Ha/KK yang akhir-

    nya dibulatkan .2 Ha/KK dengan kemiringan lebih dari 8 'k ('frJ luas netto). . .

    Lusanya minimum yang dibutuhkan untuk pengendalian iklim-mikro b:-~gi

    setiap satuan Pcmukiman adalah 30 f1a/KK dan jika luasnya masih kurang

    tcrsedia; perlu (tiambillagi iahan pott!nsiil dengan kemiringan kurartg dari .. 8 %

    (% luas netto ).

    Jumlah kebutuhan bahan tcrsebut lalu digunakan untuk mcnghitung daya tam-

    pung lahan-lahan di WPPi dan SWPj. l>ata l'l\."nyrh~aran lah

  • - 47 -

    Pengembangan sistim pemukiman penduduk memerlukan masukan-masukan yang

    berupa pengembangan penduduk lokal yang dipe~hitungkan untuk tahun ke-20. _

    masukan dasar pula adalah bahwa 60 % dari penduduk tersebut akan bertani dan . . yang 40 % akan dimukimkim dikota-kota dan desa-desa yang ada. Selebihnya

    dari ~ebutuhan pertumbuhan penduduk lokal; yang diambil" sebagai 2$ Ha/KK, • • ' I '

    adalah lahan· poteqsiil untuk tr~sn'Ligrasi. . Lahar:t·lahan ters~but lalu die.valuasi

    da~ dipetakan ·sebagai Satuan Kawasan ·Pemukiman (SKP).

    Penyaringan dan· optimasi lal_u dipergunakan untuk menetapkan dan memilih

    WPPi p'ada SW_Pj dengan kawasan-kawasan yang memnuhi kebutuhan-kebutuhan.

    kebijaksanaan-kebijaksanaan dan batasan-batasan iainnya yang disajikan untuk

    Penyusunail Rencana Jangka Panjang 20 tahun.

    Hasil dari penyaringan pertama · yaitu opteniasi p'ertama menjadi masukan lang-

    sung yang· dipergunakan· untuk penyusunan jangka panjang·20 tahun.

    Penyebaran bagian-bagian T20 pada tiap SKPhij lalu dapat menggambarkan

    uruta~ pengembangan tiap WPPij pada tiap t ( t = 1.2, ........... 20 ). Produk p_roses R20 menghasilkan kera~gka dasar (out~ne) rencana pengemban~

    wHayah-wilayah Partiil, WPPij. yang mencakup Rencana Pengembangan Penduduk

    yang menggambarkan pula Pengembangan Rencana Transmigrasi WPP-WPPi di

    SWPj yang sesuai dengan 2.500.000 KK yang masuk Rencana R20· ·

  • TABEL 1.7. VARIABEL • V ARIABEL DAlAM KUMPULAN PROSES VI

    PENYUSUNAN RENCANA UMUM JANGKA PANJANG 20 TAHUN

    VARIABF.L MASUKAN ----- ---------r--~----

    UISKRIPSI SIMHOL ---------------------------------~-·

    1. Rencana Satuan Kawasan Pemukiman I SKPhij

    2. Rencana lndividuil di WPPi dan SWPj

    3. Rencana Umum 20 tahun

    4. Laban untuk sistim pemukiman penduduk

    s. P~ambahan penduduk

    6. Daya tampufll( transmigrasi suatu swp.

    J

    I

    I

    7. Daya wnpuns transmigrasi (ta.ni) sdj nah Indonesia.

    R .. IJ

    R2o

    p~ IJ

    ~ IJ

    T~ J

    r

    ·--------- I

    STANDARD 1978

    Jumlah KK

    :E (R .. ). IJ

    Ha

    KK

    1.500.000

    SUMBER

    PU (PTPT)

    - --------------PENGQLAHAN

    Aoalisa berdasarkan p~ti. topografi skala 1 : so.ooo

    Rencana Wilayah·wilaya~ Pengcmbangan Partiil yang memberi gambaran dan kedudukan SKP · SKP serta kota pengikatnya ·dan jalan ,pcnghu· bungnya waktu untuk mcwujudkan Ri · adalah 3- 7 tahun.

    :E ij Lij ~ ....... penjumlahan (free) "dari lahan yang kosong dan mempunyai kemiringan 8 % (netto luas).

    4>-0D

  • 2.7.3.

    - 49'-

    Masukan-masukan Yang Diperlukan

    Selain ma~ukan yang berQpa infonnasi terolah matal)g melal\li Kumpulah-kumpul-., -

    an Prose~ terdahulu, ualam ptmYUSUf1an R2o terdapat kehut~1h:in atau masul\31) · . .\. untuk penjabaran implik~i-illlplikasi dari R20 TransmigriW terha~ap rencan~,;,

    rencana sektor pembangunan laitmya.

    Masukan-masukan sedemikian sedapat m~ngkin h~ndaknya ~erbentuk Ren~ana-. . ~ ' . .

    rencana Umum (RU) Jangka Panjang pula, bagi setiap sektor 1an~ terlibat Iango~ . . . sung ma_upun tidak langsung. Diantaranya yang terpenting dari RU sdetoral itu

    adalah :

    - RU Pertanian - RU Jaringan Jalan

    - RU Pengairan

    - RU Perhubungan Laut

    - RU Perindustrian

    - RU F asili tas-f asili tas Kota

    Sebagaimana sifat R20 Trarismigrasi, maka pada RU sektoral yang dibutuhkan itu

    akan: lebih ditelaah mas.Uah aspek loka$i dan distn"busi kegiatan~kegiatannya scla-...

    rna kurun waktu perencaqaan.

  • - 50-

    BAGIAN Ill

    PROSEDUR PERENCANAAN MIKRO

    3.1. lntroduksi

    Tahapan mikro dalam pelC;lksanaan perencanaan transmigrasi dimaksuukan untuk

    mendalami bagian-bagian permasalahan ke-transmigrasi-an se,ara terperinci, sehingga

    dengan demikian dapat dikenal persoalan-persoalan yang ada dan yang akan tim-

    bul, untuk disiat'kan rencana-rencana pemecahannya.

    Hasil pokok d:1ri proses perencanaan niikro adalah Rencana Teknis Satu::m Pemu-

    kiman (RTSP) rransmigrJsi, yang mcrupakaT) m:~t:l ran,tai langsung ke proses p~

    lahanaal'l pe!Tiba'ngunan pemukiman transmigrasi t~rsebut.

    Berhubung sifatnya, pada. proses perencanaan mikro pula terdapat salifig- kaitan

    yang .lebih erat antara program Nasionil trarlsmigrasi dengan re;onca~a-rencana dan aspirasi-aspirasi 'Daerah.

  • - 51 -

    3 2. Kumpulan Proses 11 : Penyaringan Tahap II

    3.2.1. Produk yang Dihasilkan

    Produk dari kumpulan Proses I : Penyarir.gan Tahap II adalah sejumlah WPP- WPP

    yang terpilih unruk dilaksanakan dalam jangka waktu S tahun pertama, yang bcr-

    asal dari kumpulan WPP - WPP seperti tercantum dalam R20 .

    Dengan demikian, kumpulan proses ini juga memberikan batasan-batasan t~nrang

    jumlah, distribusi, dan lokasi transmigran yang diprogramkan untuk penyelengga-

    raan selama 5 tahun iru, termasuk taksiran berupa biaya investasi. Hal ini mem-

    berikan perunjuk kemudian bagi penyempurnaan I perincian Ri setiap WPP terpilih,

    serta petunjuk bagi penyelenggaraan menyeluruh program transmigrasi.

    3.2.2. Jalannya Proses.

    3.2.2.1. Gambaran Umum

    Inti dari pada proses penyaringan ini adalah suatu proses optimasi antara kebu-

    ruhan-keburuhan rencana dengan faktor-faktor pembatas (constraints) yang ada,

    terutama pembiayaan. '·

    Dalam tahapan ini dilakukan pula penampungan usul-usul '(jari Daerah, sehingga

    aspirasi-aspirasi khas dael:ah dapat tertampung sebaik-baik.nya'.·. ' ..

    Dasar dari proses optimasi disini adalah penggunaan sctiap Unit biaya semaksi-

    mal mungkin, atau kebalikannya, hasil semaksimal mungkin hendakHya dapat de-ngan biaya seminimal mungkin.

    Salah saru cara untuk memenuhi persyaratan demikian adalah dengan memar.faat-

    kan WPP- WPP yang terbesar mempunyai potcnsi pengembangan terlebih dahulu, ·

    misalnya \VPP - WPP yang tingkat aksesibilitasn~·a tinggi atau sedang. Sudah ba-

    rang tentu hal ini masih dipengaruhi kemudian oleh persyaratan mencapai tingkat

    pertumbuhan antar daerah yang semakin seimbang. Keseluruhannya mungkin di-

    jaharkan ke dalam bentuk suatu sistim "scoring" yang menunjukkan urutan tiap

    WPP dalam suatu skala prioritas.

    3.2.2.2. M o d e I

    Kumpulan Proses II : Penyaringan-penyaringan untuk Penyusunan Program Li-

    ma Tahun "Ps" adalah penyaringan diantara kumpulan SKPhij atau Ri yang

    bersifat optimal. Variabehariabel masukan untuk proses tersebut dapat dili-

    hat pad a tabel 3. 1.

    Optimal Ri dapat dilakukan dengan menggunakan rumus (6) beserta perubah-

    an-perubahan pada :

  • - 52-

    TS = 625 .. 000 KK I 5 Tahun, dan t = 1, S, .................... 20. Persoalannya ada-lab untuk memilih sejumlah WPP- WPPi pada SWPj yang dapat menampung sebagian Xij dari misalnya 625.000 KK transmigran pada ~hir Program 5 Ta-hun Pertama yang memenuhi batasan-batasa,n dan kebijaksanaan - kt-bijaksanaan yang ditetapkan untuk mewujudkan tujuan~tujuan PtiOlasi dapat dirumuskan

    sebagai :

    maximasikan

    ::E c.. x .. T 5 lJ lJ lJ

    dengan ba tas - ba tas

    ::£ lJ

    K

    X·· lJ

    ::£ lJ

    c.. lJ

    < -

    x .. lJ

    5 < x .. T -lJ ~ x .. lJ

    lj

    1

    T5

    . t T·· lJ

    B

    < Ts -

    dimana masukan - masukan

    B

    X·· lJ

    K

    t T .. lj

    c. lj

    =

    =

    =

    =

    total dana budget yang disediakan untuk transmigrasi selama 5 Tahun.

    Jumlah total transmigran dalam KK yang akan dikembangkan.

    Prosentase dari jumlah T 5 yang akan diallokasikan p¥fa. WPPi di SWPj.

    Daya tamp1,mg minimum per WPP 10.000 KK.

    jumlah transmigran maximal yang dapat ditampung oleh WPPi

    di SWPj.

    a). ongk•s tidak b~rarti hanya. biaya untuk memukimkan trans-migran di WPPi dan SWPj.

    b). manfaat yang dihasilkan oleh penempatan transmigran di WPPi dan SWPj dari segi peningkatan ja:sa distrib\lsi pada WPPi, konstribusi terhadap tingkat keseimbangan antar SWP dan pada SWP-nya sendiri.

  • - 53 -

    Optimasi menghasilkan kumpulan-kumpulan Ri ata~ WPPij yang akan lalu men-

    jadi masukan untuk Proses i'rug:d..li ;,,-na cahun, P5. Selanjutn~·a, prosedur yang

    serupa lalu dilaksanakan untuk mendapatkan I menyelesaikan serangkaian .;. i'ro-gram lima tahun lainnya.

  • TABEL- 3. 2. ·: VARI~BEL-VARIABEL ·KUMPULAN PROSES :I

    PEl\'YAR{NGAN UNllJi< PENYUSUNAN PROGRAM LIMA TAHUN " P S '-' t=l, 5 . . . . 20 ( 1 : SO. 000 )

    VARIABEL MASUKAN PENGOLAHAN.

    DISKRIPSI SIMBOL STANDARD 1978 SUMBER -.. p 1. Tingkat Keseimbangan antar I.. a.ngka

    SWP. lJ J

    2. Tingkat Keseimbangan antar 1.. angka WPP .. dalam tiap SWP. 1J

    lJ . J 3. Tingkat aksesibilitas antar 1.. angka

    SWP. lJ J

    4. Tingkat aksesibilitas antar 1.. angka WPP .. dalam suatu SWP. lJ

    1J J 5. Dana untuk Pengembangan B Rp. /5 tahunan .

    Transmigrasi selama. 5 tahun

    6 .. Lahan Tampung ~linimtun untuk Lmax KK Pengembangan WPP.

    7. Luas lahan Minimum untuk Lmin 2000 KK Pengembangan Wilayah WPP.

    B. J~lah Transmigrasi yang T20 25.000.000 KK. dapat di tamptmg dalam

    I j angka 20 tah:~.m. ~. Jumlah Biaya dan Manfa.at C .. Rp.

    yang dihasilkan oleh penem- lJ patan transmigrasi.

    I

    "" ~ ·I

  • -------·-·-------------------- ___ _ __________ _ _\!_! H I A B E L M A S L1 K A N ~----~

    -- - --·-------T--·---!>ISI\RIPSI - . ---------------· -_ __ ·-----~---1~1~1BOD STANDARD 1 ~-~ -_J_.~t','\ 1 BER --t PFNGOLAHAN

    10. Jumlah transmigrasi yang akan dimukimk.an .dalam · 5 tahun ..

    11. I3agian dari jumlah r 5 yang akan di tampung. d i WPPi dan SWP., . J

    12. Daya tampung minimum per lvrPi

    13. Daya tampung maximum yang dapat ditampung oleh ~PPi dan ·swP.

    J

    14. Hubungan dan j~ringan transport.

    T 5 .

    X .. lJ

    K

    t

    I T i.j I

    T

    ·l I

    625.000 KK I 5 ·tahun

    KK/S tahun di WPPi G SWP.

    J

    .10.000 KK

    KK .

    Ordc

    I I I I I

    I I I

    I

    I I·

    i I

    I

    i I

    ·--------

    VI VI

  • -- 56

    3.2.3. Masukan- masukan yang Dipcrluka11

    Sebagai masuka:n-masu Kah deterrtrlniln dibutuhkan .an tara lain

    - Nilai intrisik t~ap \\·Pj yang termuat dalarri R20 .

    - Tir~gkat. "ksesibiliras · riap· WPP (existihg) ·

    - Taksjra~ biaya iirvesclsi suatu satuan p'enanganan trarismigran.

    - ~ritcria kt;f>utuhan transmigran 'akan lahari dan input.-

    - Berbagaf altematif fwmposisi biaya dengan kegiat.an di dalam setiap satuan pc-

    nangana'n transmigrasi,

    · Sebagai masukan-masukan kebijaksanaan dibutuhkan antara lain :

    - Kebijllksanaan Daerah, sepanjang menyangkut •penempatan dari jumlah rransmJ-

    g'ran yang dapat 'ditampung.

    -.Program _lima tahun sektor-sek~or terutama srktor perhubungart, pertania'n, pem-

    bangunan kota, . industri meneng

  • 3.3.

    3.3. I.

    ~57 -

    Kumpulim- Proses II : ·Penr~urtan Program Lima Tahun . (PS)

    Produk Yang Dihasilkan.

    Produk-produk Kumpulan Proses. ini dapat digolongkan kedalam dua bagian :

    - Kumpulan Ri dari WPP-WPP t~rpilih yang tenn~uk kedalam program peryye-. .

    lenggaraan pad a 5 . tahun pertama, dalam tingkat detail rencana yang ct:~up

    matang untuk dijadikan dasar .pertimbangan-pertimbangan.

    Ri s~qemikian itu mi~alnya adalah _yang te~usun pad~ tingkat skala peta/studi 1-: 50.000, ditunjang d1mana perlu dengan studi kelayakan (feasibility).·

    Dalam P5 dapat pula tercakup Ri yang "sebagian selesai "• . .

    - ·program penyelenggaraan transmigrasi selama 5 tahJ.Jn tersebut, meliputi aspek~

    aspek -organisasi, urutan kegiatan-kegiatan (an tara lain penyiapan transinigran, ·