Prosedur Ruangan Operasi

10
1. Prosedur Ruangan Operasi A. Bagian Kamar Operasi Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area 4 : a. Area bebas terbatas (unrestricted area) Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar operasi. b. Area semi ketat (semi restricted area) Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi. c. Area ketat/terbatas (restricted area). Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan melaksanakan prosedur aseptik. Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu : topi, masker, baju dan celana operasi serta melaksanakan prosedur aseptik. B. Alur Pasien, Petugas dan Peralatan 4 a. Alur Pasien - Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. - Pintu masuk pasien dan petugas berbeda.

Transcript of Prosedur Ruangan Operasi

Page 1: Prosedur Ruangan Operasi

1. Prosedur Ruangan Operasi

A. Bagian Kamar Operasi

Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area4:

a. Area bebas terbatas (unrestricted area)

Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus

kamar operasi.

b. Area semi ketat (semi restricted area)

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang

terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi.

c. Area ketat/terbatas (restricted area).

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi

lengkap dan melaksanakan prosedur aseptik. Pada area ini petugas wajib mengenakan

pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu : topi, masker, baju dan celana operasi

serta melaksanakan prosedur aseptik.

B. Alur Pasien, Petugas dan Peralatan4

a. Alur Pasien

- Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda.

- Pintu masuk pasien dan petugas berbeda.

Page 2: Prosedur Ruangan Operasi

Gambar 5. Alur Pelayanan Pasien Di Kamar Operasi (OK) Kelompok 1.1

Page 3: Prosedur Ruangan Operasi

Gambar 6. Alur Pelayanan Pasien Di Kamar Operasi (OK) Kelompok 2.1

b. Alur Petugas

Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

c. Alur Peralatan

Pintu keluar masuknya peralatan bersih dan kotor berbeda.

C. Persyaratan Kamar Operasi

Kamar operasi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 4

- Bentuk:

Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai, dinding, langit-langit berbentuk

lengkung, warna tidak mencolok.

Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang rata, kedap air, mudah

dibersihkan dan menampung debu.

- Ukuran:

1) Minimal 5,6 m x 5,6 m (= 29,1 m2).

2) Khusus/besar 7,2 m x 7,8 (= 56 m2).

Page 4: Prosedur Ruangan Operasi

- Letak kamar operasi berada ditengah-tengah rumah sakit berdekatan dengan

unit gawat darurat (IRD), ICU dan unit radiology.

- Dilengkapi dengan preparation room, scrub up. recovery room, access ke

ICU, access terpisah untuk instrument steril dan non steril, pintu sebaiknya

automatic/manual sliding, ada koridor semi steril dan non steril, ada ruang

ganti perawat dan dokter yang dipisahkan antara pria dan wanita, ada ruang

dokter dan perawat yang memadai, ada ruang linen bersih, ada ruang

penyimpanan obat dan lain-lain.

(http://www.konsultanrumahsakit.com/home/index.php?

page=detail&cat=3&id=186)

- Sistem Ventilasi

a. Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat control dan

penyaringan udara dengan menggunakan filter. Idealnya, menggunakan

sentral AC.

b. Pertukaran dan sirkulasi udara harus berbeda.

- Suhu dan Kelembaban.

a. Suhu ruangan antara 190 – 220 C.

b. Kelembaban 55 %

- Sistem Penerangan

a. Lampu Operasi

Menggunakan lampu khusus, sehingga tidak menimbulkan panas, cahaya

terang, tidak menyilaukan dan arah sinar mudah diatur posisinya.

b. Lampu Penerangan

Menggunakan lampu pijar putih dan mudah dibersihkan.

Page 5: Prosedur Ruangan Operasi

1.3. Prosedur Bangsal Bedah Mulut

1.3.1. PENJADWALAN

Dalam menjadwalkan suatu kasus bedah mulut harus dilengkapi data yang akurat mencakup

status bedah (mendesak atau tidak), diagnosis, prosedur, jenis anestesi (lokal, lokal

terkontrol dengan sedasi, oro- atau nasoendotrakeal), perkiraan durasi operasi, dan

pertimbangan khusus (kasus sepsis, penderita dengan penyakit sistemik serius, dan lain-

lain).7

1.3.2. PERSONEL

Tim kamar bedah terdiri dari scrub nurse dan seorang sirkulator. Scrub nurse (sterilization

member) bertugas memberikan peralatan steril yang dibutuhkan selama operasi berlangsung

pada dokter bedah, melakukan retraksi, mengirigasi, menjalankan peralatan suction.7

Sirkulator (unsterilization member) bertugas memasang dan menggeser lampu kepala,

menghubungkan peralatan-peralatan tertentu, seperti handpiece, gergaji, dermatom, dan

cutter.

Secara bersama- sama, scrub nurse dan sirkulator bertugas menjaga ketersediaan spons,

jarum, menghitung jumlah cairan irigasi yang digunakan, menghitung volume darah yang

hilang, dan melengkapi teknik kamar bedah yang baik.7

1.3.3. ANESTESI

Ahli anestesi bertanggung jawab penuh mempertahankan jalan nafas selama pembedahan,

memantau tekanan darah pasien secara intravenous, memantau tanda-tanda vital, kadar gas

darah arteri (ABG), dan parameter fisiologis lainnya dengan pearalatan elektonik canggih.7 \

1.3.4. TINDAKAN PRABEDAH

Sebelum memasuki ruang bedah, ahli bedah melepas pakaian luar dan memakai pakaian

bedah yang steril, termasuk sepatu dan penutup kepala. Ahli bedah juga menggunakan

masker dan pelindung mata. Kemudian mencuci tangan selama 5 sampai 10 menit untuk

mengurangi kontaminasi bakteri sebelum mengenakan sarung tangan. Dengan

menggunakan sabun bedah atau sabun antibakteri dan sikat steril, tangan dan lengan bawah

Page 6: Prosedur Ruangan Operasi

disikat hingga mencapai tepat diatas siku. Setelah penyabunan, tangan dan lengan dibilas

hingga bersih. Kuku jari tangan dibersihkan menggunakan kikir kuku dibawah air mengalir.

1.3.5. PERSIAPAN DAN PENUTUPAN

Persiapan. Petugas OK mempersiapkan, menyelubungi, dan mengisolasi daerah yang akan

dibedah dengan handuk steril. Untuk prosedur yang dilakukan dirongga mulut, muka bagian

bawah dan daerah servikal atas pertama-tama digosok.

Penutup. Langkah awal, daerah operasi diisolir dengan menggunakan handuk, kain atau

kertas.

1.3.6. GAUN DAN SARUNG TANGAN BEDAH

Gaun dari kertas sat ini merupakan standar. Operator dapat memakainya sendiri dengan

cara memegang gaun dan memasukkan bagian lengan terlebih dahulu. Gaun bedah ini

dikancingkan dengan bantuan sirkulator non steril. Kemudian operator menggunakan

sarung tangan.

1.3.7. PERTIMBANGAN KHUSUS

Prosedur Bedah Mulut

Ada pertimbangan-pertimbangan khusus dalam prosedur bedah mulut. Sebagai contoh,

kepala harus stabil. Keadaan ini dicapai dengan menempatkan satu penyangga kepala

berbentuk seperti donat (gulungan spons) atau bantalan karet busa. Ahli bedah harus bisa

melakukan operasi dari kedua sisi wajah pasien, yang mengharuskan penempatan kedua

lengan di atas meja di bawah penutup. Untuk mendapatkan jalan masuk ke lambung atau

sebagai jalan pemberian makan nantinya. Meski tidak terbatas hanya pada prosedur bedah

mulut, kateter kandung kemih harus tersedia jika lama operasi diperkirakan melebihi 3

sampai 4 jam.7

Page 7: Prosedur Ruangan Operasi

Gambar 8. Salah Satu Contoh Prosedur Bedah Mulut pada Operasi Bibir Sumbing.

1.3.8. AKHIR PROSEDUR

Aturan Penyelesaian

Pada akhir pembedahan, dipasang pembalut dan penutup dilepas. Anggota tim steril

melepas gaun bedah terlebih dahulu, dan meletakkannya dalam keranjang yang telah

disediakan. Sarung tangan kemudian dilepas tanpa menyentuh bagian luar, permukaan

operasi dan kemudian dibuang. Alat pemantau dilepas, selang iv dilepas, dan kantung atau

botol cairan intravena dan kantung kateter urine dipindah ke kereta. Pasien dipindah ke

kereta dorong dengan ahli anestesi selalu berada di sebelah kepala pasien. Salah seorang

ahli bedah biasanya berdiri di bagian kaki untuk membantu memindahkan pasien ke ruang

pemulihan.7

1.3.9. RUANG PEMULIHAN ATAU PERAWATAN INTENSIF

Laporan

Setelah pasien sampai pada ruang pemulihan, ahli anestesi memberikan kepada perawat

yang bertanggung jawab terhadap pasien, catatan anastesi dan laporan lisan terperinci yang

menggambarkan kondisi pasien pada akhir pembedahan, yaitu meliputi tanda-tanda vital,

tingkat kesadaran dan pertimbangan khusus lainnya. Perawatan di ruang pemulihan

dilakukan dengan menyediakan satu perawat khusus bagi satu pasien, dan kemajuan pasien

direkam secara cermat pada catatan perawat. Ahli anestesi dan ahli bedah berbagi tanggung

jawab selama pasien dalam pemulihan. Pemberian oksigen, pendukung pernafasan

Page 8: Prosedur Ruangan Operasi

(pengguanaan ventilator), entubasi endotrakeal, dan pemindahan dari ruang pemulihan

merupakan tanggung jawab ahli anestesi.7

Gambar 4 : Ruangan Pemulihan Pasca Bedah

(www.marinador.com/imagenes/ceme/03medicina.jpg)

Perawatan Intensif

Karena sifat prosedur yang dijalani, lama operasi atau komplikasi yang terjadi, atau karena

kondisi pasien sangat lemah, beberapa pasien ditempatkan di ruang perawatan intensif

(ICU) atau ruang perawatan bedah intensif (SICU). Kemampuan pemantauan dan

kelengkapan petugas jaga dari fasilitas semacam ini memberikan pelayanan atau perawatan

maksimum yang terus menerus bagi pasien pasca-bedah yang sangat lemah. Sebagaimana di

ruang pemulihan, perawatan yang dilakukan adalah satu perawat untuk satu pasien,

pemantauan dan pengamatan dilakukan terus menerus. SICU seperti ruang pemulihan,

biasanya terletak dekat dengan ruang bedah.7