PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN MIKRO SYARIAH DI …eprints.walisongo.ac.id/9076/1/full.pdf · Tugas...

131
i PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN MIKRO SYARIAH DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG KERTEK WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syariah Oleh : Aprilia Ari Setiyaningsih 1505015081 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2018

Transcript of PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN MIKRO SYARIAH DI …eprints.walisongo.ac.id/9076/1/full.pdf · Tugas...

i

PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN MIKRO SYARIAH

DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG KERTEK

WONOSOBO

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syariah

Oleh :

Aprilia Ari Setiyaningsih

1505015081

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018

ii

iii

iv

MOTOO

ت أ ي ء ام نوال اٱلذين ل كمب اأ م كلو أ ي ه أ ن ب طلإل ن كمبٱل و

منكم ت كون ت ر ةع نت ر اض ت ق اأ نفس كم ت لو و ل ك ان إنٱلله

٩٢ا ر حيم بكم

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-

suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh

dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu”.

v

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan terimakasih, Tugas Akhir ini saya

persembahkan kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan banyak nikmat, iman,

Islam serta kesehatan dan Yang telah menuntun setiap

langkah sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

2. Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa menjadi tauladan

bagi umatnya, semoga shalawat serta salam senantiasa selalu

mengiringi beliau.

3. Bapak dan Ibuku tercinta bapak Agus Maryadi dan Ibu

Darmini yang telah memberikan do’a serta dukungan,

motivasi yang luar biasa serta kasih sayang yang takkan

pernah mampu untuk terbalaskan.

4. Bapak Drs. H. Hasyim Syarbani, M.M terimakasih atas

bimbingannya sehingga mampu menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

5. Kepada Ibu Nabila Ibrahim, Ibu Wien Arum Dhani, Ibu Yuli

Widiyanti , Mbak Rani Wijayanti, Mbak Arisna yang telah

membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Untuk Elviana, Riana, Anjik vita, Nina, Anik, Rizal

terimakasih sudah menjadi teman yang baik dan selalu

memberi semangat.

vi

7. Untuk teman- teman magang Wonosobo, Nina, Arif, Ina,

Fitriana, lisa, Siti Nurhayati, D ewi, Alan, Sofiyan, Joko,

zainut, Alfian, Arya, Titis terimakasih sudah menjadi teman

yang sangat baik dan menjadi penyemangat saat magang di

Wonosobo.

8. Semua Pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan

Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. .

vii

viii

ABSTRAK

Produk pembiayaan mikro syariah adalah salah satu produk

pembiayaan di KSPPS Tamzis Bina Utama . Produk ini sangat

membantu bagi usaha-usaha kecil maupun menengah. Bagi para

pengusaha mikro yang merasa membutuhkan dana untuk memenuhi

kebutuhan dalam usahanya , masyarakat dapat mengajukan

pembiayaan di KSPPS Tamzis Bina Utama dan dana dapat dicairkan .

Sebelum dana dapat dicairkan ada beberapa prosedur yang harus

dilakukan dan ada juga beberapa syarat dan ketentuan dalam

pembiayaan mikro syariah ini.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian

dengan metode kualitatif, yaitu menganalisis secara langsung terhadap

objek yang akan diteliti yaitu BMT Tamzis Cabang Kertek

Wonosobo. Data-data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang

terdiri dari data primer dan sekunder. Data-data diperoleh melalui

metode dokumentasi, observasi, dan wawancara. Data-data yang telah

terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode

deskriptif analisis, yaitu menggambarkan keadaan perusahaan

berdasarkan data dan informasi yang sebenarnya.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis

lakukan, penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan,

diantaranya : pertama syarat dan ketentuan produk pembiayaan mikro

syariah adalah sudah menjadi anggota Tamzis, harus ada objek

usahanya, usaha yang dibiayai berjalan minimal satu tahun dan sudah

dikategorikan usaha yang berjalan lancar. Kedua, prosedur pemberian

pembiayaan mikro syariah yang benar, pembiayaan mikro syariah

menggunakan empat akad, yaitu mudharabah, murabahah, qardh dan

ijarah. Dalam penerapannya sehari-hari di tamzis itu berbeda antara

teori dan prakteknya. Menurut penilaian saya penerapannya sehari-

hari di Tamzis itu berbeda antara teori dan praktiknya, hal itu boleh

saja dilakukan asalkan pembiayaan tersebut dapat berdaya guna untuk

masyarakat, tidak menghilangkan prinsip ke syariahannya,

pembiayaan ini harus jelas digunakan untuk apa uangnya.

Kata kunci : Pembiayaan Mikro Syariah, Prosedur Pemberian Dana

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

taufiq, hidayah, serta inayah-Nya. Tak lupa shalawat serta salam

senantiasa untuk Rasulullah Muhammad SAW sehingga penulis

mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul, “Prosedur

Pemberian Pembiayaan Mikro Syariah di KSPPS Tamzis Bina Utama

Cabang Kertek Wonosobo. Tugas Akhir ini disusun dalam rangka

memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan Diploma

III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas

Islam Negeri Walisongo Semarang.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa

proses penyusunan tidak lepas dari kesulitan dan hambatan, tetapi

berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka penyusunan

Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada

waktunya, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibin, M.Ag., selaku Rektor UIN

Walisongo Semarang.

2. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

3. Bapak Johan Arifin, S.Ag., M.M., selaku ketua Jurusan D3

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

Walisongo Semarang.

x

4. Bapak Drs. H. Hasyim Syarbani M.M selaku Dosen

Pembimbing.

5. Seluruh dosen pengajar Program Studi Diploma III Perbankan

Syariah UIN Walisongo Semarang.

6. Ibu Nabila Ibrahim, Ibu Wien Arum Dhani, Ibu Yuli

Widiyanti , Mbak Rani Wijayanti, Mbak Arisna dan seluruh

staf dan karyawan KSPPS Tamzis Bina Utama yang telah

membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

7. Orangtua yang selalu memberikan dukungan moral dan

finansial dengan kasih sayangnya yang tidak terbatas.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih

jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun teknik. untuk

itu demi kesempurnaan Tugas Akhir ini penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Akhirnya, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi dunia Perbankan Syariah dan ilmu pengetahuan lain.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 02 juli 2018

Aprilia Ari Setiyanigsih

1505015081

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................iii

HALAMAN MOTTO ...............................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................v

HALAMAN DEKLARASI ......................................................vii

HALAMAN ABSTRAK ...........................................................viii

KATA PENGANTAR ...............................................................ix

DAFTAR ISI ..............................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................1

A. Latar Belakang Masalah .................................................1

B. Perumusan Masalah ........................................................6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................6

D. Tinjauan Pustaka ............................................................7

E. Metode Penelitian............................................................9

F. Sistematika Penulisan .....................................................11

xii

BAB II LANDASAN TEORI....................................................... 13

A. Baitul Mal wa Tamwil (BMT)........................................... 13

1. Pengertian BMT.......................................................... 13

2. Peran BMT ................................................................. 16

3. Fungsi BMT ............................................................... 17

B. Pembiayaan …....................................................................18

1. Pengertian Pembiayaan .............................................. 18

2. Landasan Hukum Pembiayaan ................................... 19

3. Prinsip Pembiayaan..................................................... 19

4. Unsur-Unsur Pembiayaan ......................................... 20

5. Tujuan Pembiayaan …................................................ 21

6. Fungsi Pembiayaan .................................................... 23

7. Akad-Akad Dalam Pembiayaan ................................. 25

C. Akad Mudharabah ............................................................ 25

1. Pengertian Akad Mudharabah .................................. 29

2. Landasan Hukum Akad Mudharabah ....................... 30

3. Rukun dan Syarat Akad Mudharabah ...................... 32

xiii

4. Jenis- Jenis Akad Mudharabah ................................ 34

5. Ketentuan Hukum Pembiayaan Mudharabah ........... 36

D. Akad Murabahah .............................................................. 37

1. Pengertian Akad Murabahah ..................................... 37

2. Landasan Hukum Akad Murabahah .......................... 38

3. Rukun dan Syarat Akad Murabahah ......................... 39

E. Akad qardh….………………………………….……….. 42

1. Pengertian Akad qardh………………..…………… 42

2. Landasan Hukum Akad qardh……………………… 43

3. Sasaran Pembiayaan..………………….…………… 45

F. Akad Ijarah…..………………………………………..… 45

1. Pengertian Akad Ijarah………………………...…… 45

2. Landasan Hukum Akad Ijarah…………………..… 47

BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS Tamzis Bina Utama 47

A. Profil KSPPS Tamzis Bina Utama ................................... 49

1. Sejarah KSPPS Tamzis Bina Utama .......................... 49

2. Profil dan Identitas KSPPS Tamzis Bina Utama ....... 50

xiv

3. Mukaddimah, Manajemen, dan Pelayanan ............... 52

4. Program-program KSPPS Tamzis Bina Utama ......... 55

5. Struktur pengurus KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang

Kertek……………………………………………… 59

B. Produk dan Layanan KSPPS Tamzis Bina Utama ........... 62

1. Simpanan.................................................................... 62

2. Pembiayaan ............................................................... 69

3. Jasa ............................................................................. 78

BAB IV PEMBAHASAN............................................................ 80

A. Syarat dan Ketentuan Pembiayaan Mikro Syariah di KSPPS

Tamzis Bina Utama Cabang Kertek, Wonosobo ............. 80

B. Menganalisis Prosedur Pemberian Pembiayaan Mikro Syariah

Apakah Sudah Sesuai Dengan Teori atau Tidak……….. 83

BAB V PENUTUP ….................................................................. 90

A. Kesimpulan ....................................................................... 90

B. Saran..................................................................................

xv

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri keuangan Islam dunia telah dimulai

sejak tahun 1970-an. Tahun 1970-1980 adalah periode di

mana industri keuangan Islam mulai muncul dan terbatas pada

kebutuhan umat Islam, terutama untuk pembiayaan

perdagangan dan modal kerja dengan metode yang masih

mereplikasi mekanisme kerja di perbankan konvensional.

Periode 1980-2000, laju perkembangan industri keuangan

Islam semakin menggembirakan. Periode ini dikenal sebagai

periode kebangkitan. Lembaga keuangan syariah semakin

beragam mulai dari perbankan, asuransi, sampai dengan pasar

modal. Hal ini mengindikasikan bahwa bentuk industri

keuangan Islam mulai terstruktur dengan berbagai macam

produk perbankan yang bebas bunga, leasing, pasar modal,

dan asuransi. Kondisi ini menunjukkan bahwa industri

keuangan Islam semakin relevan dalam ekonomi modern

sehingga mampu menarik non Muslim yang sedang mencari

ethical investment.1

Ekspansi industri keuangan syariah global terus berjalan di

mana rentang tahun 2000-2010 berkembang menjadi lembaga

1 Darsono, dkk, Perbankan Syariah di Indonesia Kelembagaan dan

Kebijakan Serta Tantangan ke Depan, Jakarta : PT RajaGrafindo, 2017, h.19

2

investasi, aset manajemen, broker, dan pasar modal. Industri

keuangan syariah telah mampu menjadi institusi bernilai

tambah tinggi (full value added). Selain itu, pada periode ini,

industri keuangan syariah telah mampu menawarkan produk

yang lebih sophisticated, dan bersaing dengan produk

konvensional. Kondisi ini telah mendorong industri keuangan

syariah semakin efisien dan produktif sebagai lembaga

intermediasi, sehingga industri keuangan syariah semakin

diakui secara global sebagai genuine alternative pada

keuangan modern saat ini.

Di zaman yang modern ini, dunia bisnis berkembang

semakin pesat. Bisnis yang ada bukan hanya satu macam

tetapi berbagai macam bisnis didirikan. Dunia bisnis menjadi

tolak ukur suatu perekonomian Negara. Semakin berkembang

pesat suatu bisnis, maka perekonomian suatu Negara semakin

baik. Perusahaan yang berdiri terdiri dari berbagai macam

perusahaan dan berbagai macam usaha. Walaupun berbeda,

antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya pasti ada

ketergantungan terutama dalam hal modal. Modal sangat

dibutuhkan untuk berjalannya suatu usaha, maka yang paling

dibutuhkan dalam hal ini adalah perusahaan yang bergerak di

bidang keuangan.

Bukan hanya perusahaan saja yang membutuhkan lembaga

keuangan, tetapi masyarakat pada umumnya juga

membutuhkan lembaga keuangan untuk menyimpan dana

3

mereka. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga jika ada

kebutuhan mendadak di masa yang akan datang. Selain itu,

mereka menyimpan uang di lembaga keuangan juga untuk

berinvestasi. Saat ini banyak berdiri lembaga keuangan di

Indonesia.

Di Indonesia lembaga keuangan tidak hanya bank umum

saja melainkan koperasi atau BMT yang diawasi langsung

oleh dinas koperasai yang tugasnya menghimpun dan

menyalurkan dananya ke masyarakat. BMT adalah lembaga

ekonomi atau keuangan syariah nonperbankan yang sifatnya

informal karena lembaga ini didirikan oleh Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan lembaga

keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya.2

BMT adalah lembaga keuangan mikro syariah (LKMS)

yang tumbuh dari masyarakat dan berkembang sangat pesat

sehingga telah menjangkau hampir di seluruh tanah air

Indonesia. Perkembangan tersebut tidak hanya dari sisi jumlah

BMT (ribuan) tetapi juga dari sisi perkembangan organisasi

(termasuk aset) maupun peranannya dalam memberdayakan

masyarakat khususnya masyarakat lapisan bawah, serta

peranannya menjauhkan masyarakat dari praktik ribawi.

2 Nurul Huda, Baitul Mal Wa Tamwil Sebuah Tinjauan Teoretis,

Jakarta : Amzah, 2016, h.35

4

Dengan perkembangan yang luar biasa tersebut, saat ini BMT

telah menjadi sorotan dunia internasional.3

Tingkat kemiskinan di Indonesia dinilai masih relatif tinggi

dan masih diperlukan upaya-upaya untuk mereduksinya.

Berkaitan dengan hal ini, maka BMT perlu untuk

meningkatkan peranannya. Itu artinya BMT perlu

dikembangkan lebih jauh sehingga peranannya maksimal.

Untuk keperluan tersebut diperlukan Sumber daya manusia

(SDM) yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas.

Maksudnya peningkatan kualitas SDM BMT perlu dilakukan

secara terus menerus, dan penambahan jumlah SDM yang

berkualitas juga diperlukan. Peningkatan kualitas SDM

tentunya memerlukan referensi yang memadai.4

Keberadaan BMT selain bisa dianggap sebagai media

penyalur pendayagunaan harta ibadah, seperti zakat, infak,

dan sedekah, juga bisa dianggap sebagai institusi yang

bergerak di bidang investasi yang bersifat produktif seperti

layaknya bank. Selain berfungsi sebagai lembaga keuangan,

BMT juga bisa berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai

lembaga keuangan, ia bertugas menghimpun dana dari

masyarakat (anggota BMT) dan menyalurkannya kepada

masyarakat (anggota BMT). Sebagai lembaga ekonomi, ia

3 Widiyanto bin Mislan Cokrohadisumarto, dkk, BMT Praktik dan

Kasus, Jakarta : Rajawali Pers, 2016, h.5 4 Widiyanto bin Mislan Cokrohadisumarto, dkk, BMT…,h.6

5

juga berhak melakukan kegiatan ekonomi, seperti

perdagangan, industri, dan pertanian.

KSPPS Bina Utama Tamzis cabang kertek wonosobo

adalah salah satu BMT yang memiliki usaha dalam

penyediaan pembiayaan mikro, salah satunya adalah

pembiayaan mikro syariah, pembiayaan mikro syariah adalah

pembiayaan yang digunakan untuk investasi atau modal kerja

yang diberikan kepada anggota yang memiliki usaha mikro.

Keberhasilan penyaluran pembiayaan tidak terlepas dari

cara pengelolaan pembiayaan yang diberikan oleh BMT untuk

anggota. Oleh karena itu BMT harus memberikan prosedur

seperti pengajuan pembiayaan, pengisian beberapa formulir,

wawancara, persetujuan atas pinjaman yang diajukan oleh

anggota sampai dana dapat dicairkan. Adanya prosedur ini

akan memberikan keamanan dalam proses penyaluran

pembiayaan sehingga pihak BMT dapat mengelola dan

mengawasinya dengan baik, lancar dan tertib. Pemberian

pembiayaan dapat menimbulkan masalah apabila calon

anggota dan pihak BMT tidak bias bekerja sama dengan baik

ataupun tidak melakukan sesuai dengan ketentuan prosedur.

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis akan

membahas lebih dalam mengenai prosedur pemberian

pembiayaan mikro syariah yang ada di KSPPS Tamzis Bina

Utama dengan judul : Prosedur Pemberian Pembiayaan

6

Mikro Syariah di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang

Kertek Wonosobo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan oleh

penulis diatas, maka penulis mengangkat rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana syarat dan ketentuan pembiayaan mikro

syariah di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kertek

Wonosobo ?

2. Bagaimana prosedur pemberian pembiayaan mikro

syariah yang benar di KSPPS Tamzis Bina Utama

Cabang Kertek Wonosobo ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari laporan

Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi tugas dan persyaratan guna

memperoleh gelar Ahli Madya Ilmu Perbankan

Syariah di D3 Perbankan Syariah Universitas Islam

Negeri Walisongo Semarang.

2. Untuk mengetahui prosedur pemberian pembiayaan

mikro syariah di KSPPS Tamzis Bina Utama cabang

kertek wonosobo

7

3. Untuk mengetahui bagaimana syarat dan ketentuan

pembiayaan mikro syariah di KSPPS Tamzis Bina

Utama cabang kertek wonosobo.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan baru tentang prosedur pemberian

pembiayaan mikro syariah di KSPPS Tamzis Bina

Utama cabang kertek wonosobo.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat digunakan untuk menilai hasil

dari prosedur pemberian pembiayaan mikro syariah di

KSPPS Tamzis Bina Utama cabang kertek wonosobo.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian Tugas Akhir yang berkaitan dengan prosedur

pemberian pembiayaan mikro syariah sudah banyak diteliti

oleh para mahasiswa. Salah satunya adalah penelitian yang

berjudul prosedur pemberian kredit mikro pada PT BPR

“CHARIS UTAMA” Jatirogo Tuban yang diteliti oleh Nurul

Zahrotul Fitriya dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas

Surabaya pada tahun 2016. Penelitian ini berisi tentang, dalam

pemberian kredit mikro tidak bisa diberikan begitu saja dan

8

harus melalui proses yang teliti dan hati-hati dan harus sesuai

dengan prosedurnya.5

Penelitian lain yaitu tentang analisis prosedur pemberian

pembiayaan musyarakah pada Bank Syariah Mandiri cabang

Malang yang diteliti oleh Vera Ikawaty dari Universitas

Muhammadiyah Malang pada tahun 2011. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pembiayaan pada

Bank Syariah Mandiri cabang Malang ada delapan tahap

yaitu: tahap-tahap permohonan, tahap solisitasi, tahap

investigasi, tahap analisa, tahap persetujuan, tahap pencairan,

tahap monitoring, dan tahap pembayaran. Dari delapan tahap

tersebut terdapat kekurangan atau kelemahan pada tahap

investigasi, tahap analisa, tahap persetujuan dan pencairan.

Adanya peran Manager Pemasaran yang kurang efektif dalam

prosedur pembiayaan ini.6

Penelitian yang dilakukan oleh Asmawati mahasiswa

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada

tahun 2011 tentang prosedur pemberian kredit konsumtif pada

PD BANK BPR Rokan Hilir. Dari penelitian yang dilakukan

5 Nurul Zahrotul Fitriya, Prosedur Pemberian Kredit Mikro pada PT

BPR “CHARIS UTAMA” Jatirogo Tuban, Diploma (D3) thesis STIE

Perbanas Surabaya. http://eprints.perbanas.ac.id/1151/ diakses pada 06 April

2018. 6 Vera Ikawaty, Analisis Prosedur Pemberian Pembiayaan

Musyarakah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang, Other Thesis

Universitas Muhammadiyah Malang. http://eprints.umm.ac.id/30704/ diakses

pada 06 April 2018.

9

terdapat beberapa tahapan dalam pemberian kredit konsumtif

yaitu : pengajuan permohonan kredit konsumtif, wawancara,

on the spot, penganalisaan kredit, keputusan kredit, penanda

tanganan akad kredit, realisasi kredit / penarikan kredit.7

E. Metodologi Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan pada KSPPS Tamzis Bina Utama

cabang kertek wonosobo.

Jenis penelitian

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis melakukan

penelitian dengan metode kualitatif, yaitu menganalisis

secara langsung terhadap objek yang akan diteliti yaitu

BMT Tamzis cabang kertek wonosobo. Penulis meneliti

tentang prosedur pemberian pembiayaan mikro syariah di

Kertek Wonosobo.

2. Sumber Data

a. Data Primer (Observasi lapangan)

Penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data

dengan cara observasi (pengamatan) dan wawancara

yang akan dijadikan objek penelitian. Penulis

mengamati langsung kinerja karyawan dalam

7 Asmawati, Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif Pada PD. Bank

BPR Rokan Hilir, Laporan Thesis Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau. http://repository.uin-suska.ac.id/119/ diakses pada 06 April

2018.

10

melakukan prosedur pemberian pembiayaan di BMT

Tamzis, dan penulis melakukan wawancara terhadap

karyawan di KSPPS Tamzis Bina Utama cabang

kertek wonosobo.

b. Data Sekunder (Telaah Pustaka)

Penulis mempelajari, mencatat dan mengutip dari

buku-buku yang ada di perpustakaan yang

berhubungan dengan penelitian, dengan membaca

literatur, makalah, surat kabar dan mencari informasi

dari situs web resmi BMT Tamzis.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Metode wawancara

Penulis mewawancarai beberapa karyawan BMT

Tamzis cabang kertek wonosobo mengenai Prosedur

pemberian pembiayaan mikro syariah.

b. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk mengamati langsung

bagaimana Prosedur pemberian pembiayaan mikro

syariah di KSPPS Tamzis Bina Utama cabang kertek

wonosobo.

c. Metode Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang

dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan

gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu

media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau

11

dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan

(Herdiansyah, 2009). Dalam penelitian ini penulis

melihat catatan harian.8

d. Metode Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif analisis, yaitu menggambarkan keadaan

perusahaan berdasarkan data dan informasi yang

sebenarnya.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari 5 bab yang saling berkaitan antara

bab 1 dengan yang lainnya. Adapun sistematika penulisannya

adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang

latar belakang, rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : Landasan Teori. Bab ini menguraikan

tentang pengertian, Peran, Fungsi BMT,

Pengertian pembiayaan, Akad pembiayaan

dalam BMT Tamzis yaitu Mudharabah,

Murabahah, Qard, Ijarah.

8 Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu

sosial, Cetakan ketiga, Jakarta:Salemba Humanika, 2012, h.143

12

BAB III : Gambaran umum KSPPS Tamzis Bina

Utama Wonosobo. Bab ini penulis akan

menguraikan mengenai sejarah KSPPS

Tamzis Bina Utama, sistem produk, prosedur

pemberian pembiayaan mikro syariah dengan

menggunakan akad Mudharabah, Murabahah,

Qardh dan Ijarah.

BAB IV : Analisis Pembahasan. Bab ini membahas

mengenai hasil penelitian yaitu menganalisis

prosedur pemberian pembiayaan mikro syariah

apakah sudah sesuai dengan teori atau tidak.

BAB V : Penutup. Bab ini merupakan bab akhir dalam

Tugas Akhir yang berisi tentang Kesimpulan

dan Saran.

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Baitul Mal wa Tamwil (BMT)

1. Pengertian BMT

Nama Baitul Maal berasal dari bahasa Arab, yaitu dari

kata bait artinya “rumah”, dan al-maal yang berarti

“harta”. Baitul Maal berarti rumah untuk mengumpulkan

atau menyimpan harta.1

BMT merupakan lembaga

keuangan mikro syariah yang pada awalnya didirikan dan

dikembangkan dengan menyesuaikan kondisi hukum dan

kebutuhan pasar. Secara kelembagaan, badan hukum

BMT berbentuk koperasi. BMT menumbuhkembangkan

bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat

derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum

fakir miskin. Sebagai lembaga keuangan mikro syariah,

pendirian BMT merupakan salah satu upaya untuk

mengurangi kemiskinan. Dengan demikian, target

nasabah utama BMT tidak semata-mata kaum miskin,

namun juga golongan masyarakat yang berada pada

tingkat kemiskinan yang paling bawah (poorest of the

poor).

1 Widiyanto bin Mislan Cokrohadisumarto, dkk, BMT Praktik dan

Kasus, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2016, h.31

14

Keberadaan BMT sebagai salah satu perintis lembaga

keuangan dengan prinsip syariah di Indonesia dimulai dari

ide para aktivis Masjid Salman ITB, Bandung yang

mendirikan Koperasi Jasa Keahlian Teknosa pada tahun

1980. Koperasi inilah yang menjadi cikal bakal BMT

yang berdiri pada tahun 1984. Lembaga keuangan seperti

BMT sangat diperlukan untuk menjangkau dan

mendukung para pengusaha mikro dan kecil di seluruh

pelosok Indonesia yang belum dilayani oleh perbankan

yang ada pada saat ini. Sebagai gambaran, usaha mikro

kecil (BMT) yang terdiri atas sektor formal dan informal,

menurut data Bappenas mencapai kekayaan lebih dari Rp.

40.000.000,00. Peluang pengembangan BMT di Indonesia

sesungguhnya sangat besar, mengingat usaha mikro

dengan skala pinjaman di bawah Rp. 5.000.000,00 adalah

segmen pasar yang dapat dilayani dengan efektif oleh

lembaga ini.2 Di sisi lain, keberadaan perbankan yang

mampu melayani segmen ini sangat terbatas jumlahnya.

BMT memilki dua fungsi yaitu: baitul maal dan baitul

tamwil.3

1. Baitul maal (bait=rumah, maal=harta) lebih mengarah

pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana

2 Nurul Huda, dkk, Baitul Mal wa Tamwil Sebuah Tinjauan Teoritis,

Jakarta : Amzah, 2016, h.36 3 Nurul Huda, dkk , Baitul,,,.h.37

15

yang non profit. Baitul Maal menerima titipan dana

zakat, infak, dan sedekah serta mengoptimalkan

distribusinya sesuai dengan pengelolaan berdasarkan

prinsip syariah.

2. Baitul tamwil (bait=rumah, attamwil=pengembangan

harta) melakukan kegiatan pengembangan usaha-

usaha produktf dan investasi dalam meningkatkan

kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama

dengan mendorong kegiatan menabung dan

menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

Di dalam sistem keuangan Indonesia, lembaga

keuangan (baik yang konvensional maupun syariah)

cukup bervariasi dan masing-masing menyasar segmen

masyarakat berdasarkan kemampuan ekonominya.

Kelompok masyarakat usaha besar dilayani oleh bank

umum komersial dan pasar modal, kelompok masyarakat

usaha mikro-kecil dilayani oleh lembaga keuangan mikro

(termasuk BMT), dan kelompok masyarakat yang berada

pada tingkat kemiskinan yang paling bawah (poorest of

the poor) dilayani oleh lembaga keuangan sosial

(termasuk program pemerintah). Dalam menjalankan

fungsi sebagai Baitul Maal, BMT turut menyasar

kelompok poorest of the poorse sebagai target sasaran

untuk pengentasan kemiskinan.

16

2. Peran BMT

a. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non

syariah

Aktif melakukan sosialisasi di tengah masyarakat

tentang arti penting melakukan sosialisasi di tengah

masyarakat tentang arti penting sistem ekonomi

islam. Hal ini bisa dilakukan dengan pelatihan

mengenai cara-cara interaksi yang islami, dilarang

curang dalam menimbang, jujur terhadap konsumen

sebagainya.

b. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil

BMT harus bersikap aktif menjalani fungsi sebagai

lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan

pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan

pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah dan

masyarakat umum.

c. Melepaskan ketergantungan rentenir

Masyarakat yang masih tergantung rentenir

maupun memenuhi keinginan masyarakat dalam

memenuhi dana dengan segera. Maka BMT harus

mampu melayani masyarakat lebih baik, misalnya

selalu tersedia dana setiap saat, birokrasi yang

sederhana, dan lain sebagainya.

d. Menjadi keadilan ekonomi masyarakat dengan

distribusi yang merata

17

Fungsi BMT langsung berhadapan dengan

masyarakat yang merata kompleks dituntut untuk

melakukan evaluasi dalam rangka pemetaan skala

prioritas yang harus diperhatikan, misalnya dalam

masalah pembiayaan, BMT harus memperhatikan

kelayakan nasabah dalam hal golongan nasabah dan

jenis pembiayaan.

3. Fungsi BMT4

a. Penghimpun dan penyalur dana

b. Pencipta dan penyalur likuiditas

BMT menciptakan alat pembayaran yang sah yang

mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi

kewajiban suatu lembaga atau perorangan.

c. Sumber pendapatan

BMT dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan

member pendapatan kepada para pegawainya.

d. Pemberi informasi

BMT memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai risiko, keuntungan, dan peluang yang ada

pada lembaga tersebut.

e. Sebagai lembaga keuangan mikro syariah

BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah dapat

memberikan pembiayaan bagi usaha kecil, mikro,

4 Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia,

Jakarta : Pramedia Group, 2012, h.322

18

menengah dan juga koperasi dengan tidak meminta

jaminan yang memberatkan bagi usaha kecil, mikro,

menengah dan koperasi.

B. Pembiayaan

1. Pengertian pembiayaan

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujun

atau kesepakatann antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan

uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil .

Istilah pembiayaan pada dasarnya dari pengertian i

belive, i trust, yaitu saya percaya atau saya menaruh

kepercayaan. Perkataan pembiayaan yang artinya

kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh

kepercayaan kepada seorang untuk melaksanakan

amanah yang diberikan oleh bank selaku shahibul maal.

Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan

harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas

serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.5

5 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking Sebuah Teori,

Konsep dan Aplikasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010, cet.ke-1, h.698

19

2. Landasan hukum pembiayaan

Surat An-Nisa‟ (4) ayat 29 :

ي تأٱأي ها ل ءامنوا أم كلو لذين طلب لٱنكمب لكمبو ات إل تكون ت راضأن عن منكم رة تق ا ت لو ول

أنفسكم ٩٢ا رحيم للوكانبكمٱإن

“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha

penyayang kepadamu”.

3. Prinsip Pembiayaan

Prinsip pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, yaitu :

a. Character artinya sifat atau karakter nasabah

pengambil pinjaman.

b. Capacity artinya kemampuan nasabah untuk

menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman

yang diambil.

c. Capital artinya besarnya modal yang diperlukan

peminjam.

20

d. Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang

diberikan peminjam kepada bank.

e. Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek

atau tidak.6

4. Unsur-unsur pembiayaan7

a. Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan

(shahibul maal) dan penerima pembiayaan

(mudharib).

b. Adanya kepercayaan shahibul maal kepada mudharib

yang didasarkan atas prestasi, yaitu potensi mudharib.

c. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan shahibul

maal dengan pihak lainnya yang berjanji membayar

dari mudharib kepada shahibul maal.

d. Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari

shahibul maal kepada mudharib.

e. Adanya unsur waktu.

f. Adanya unsur risiko baik dari pihak shahibul maal

maupun di pihak mudharib.

6 Muhamad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP

YKPN, 2002, h.261 7 Rivai dan Arifin, Islamic…, h.701

21

5. Tujuan pembiayaan8

Secara umum, tujuan pembiayaan dibedakan menjadi

dua kelompok besar yaitu tujuan pembiayaan tingkat

makro dan tingkat mikro.

Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk :

a. Peningkatan ekonomi umat

b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha

c. Meningkatkan produktivitas

d. Membuka lapangan kerja baru

e. Terjadi distribusi pendapatan

Secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk :

a. Upaya mengoptimalkan laba

b. Upaya meminimalkan laba

c. Pendayagunaan sumber ekonomi

d. Penyaluran kelebihan dana

Sehubungan dengan aktivitas bank islam, maka

pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank

8 Rivai dan Arifin, Islamic…, h.681

22

islam, sehingga tujuan pembiayaan bank islam adalah

untuk memenuhi kepentingan stakeholder, yakni :

a. Pemilik, mengharapkan akan memperoleh

penghasilan akan dana yang ditanamkan pada bank

tersebut.

b. Karyawan, mengharapkan memperoleh kesejahteraan

dari bank yang dikelolanya.

c. Masyarakat pemilik dana mengharapkan dari dana

yang diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil, bagi

masyarakat debitur yang bersangkutan mereka

terbantu guna menjalankan usahanya (pembiayaan

produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang

yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif).

d. Pemerintah, terbantu dalam pembiayaan

pembangunan negara, disamping itu akan diperoleh

pajak (berupa pajak penghasilan atas keuntungan

yang diperoleh bank dan juga perusahaan-

perusahaan).

e. Bank, hasil dari penyaluran pembiayaan, yang

diharapkan bank dapat meneruskan dan

mengembangkan usahanya agar tetap bertahan dan

23

meluas jaringan usahanya, sehingga semakn banyak

masyarakat yang dapat dilayaninya.

6. Fungsi pembiayaan9

a. Meningkatkan daya guna uang

Para penabung penyimpan uang di bank dalam

bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang tersebut

dalam presentase tertentu ditingkatkan kegunaannya

oleh bank guna suatu usaha peningkatan

produktivitas. Secara mendasar melalui pembiayaan

terdapat suatu usaha peningkatan produktivitas secara

menyeluruh.

b. Meningkatkan daya guna barang

1) Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat

mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi

sehingga utility dari bahan tersebut.

2) Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat

memindahkan barang dari suatu tempat yang

kegunaannya kurang ke tempat lebih bermanfaat.

Seluruh barang-barang yang dikirim atau

dipindahkan dari suatu daerah lain yang

9 Rivai dan Arifin, Islamic…, h.683

24

kemanfaatan barang itu lebih terasa, pada

dasarnya meningkatkan utility barang itu.

c. Meningkatkan peredaran uang

Melalui pembiayaan, peredaran uang kartal

maupun uang giral akan lebih berkembang karena

pembiayaan menciptakan kegairahan berusaha

sehingga penggunaan uang akan bertambah baik

secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

d. Menimbulkan kegairahan berusaha

Permintaan akan terus bertambah bilamana

masyarakat telah memulai melakukan penawaran.

Timbullah kemudian efek kumulatif oleh semakin

besarnya permintaan sehingga secara berantai

kemudian menimbulkan kegairahan yang meluas di

kalangan masyarakat untuk sedemikian rupa

meningkatkan produktivitas, masyarakat tidak perlu

khawatir kekurangan modal, karena masalahnya dapat

diatasi oleh bank dengan pembiayaan.

e. Stabilitas ekonomi

Untuk menekan arus inflasi dan terlebih-lebih lagi

untuk usaha pembangunan ekonomi maka

25

pembiayaan bank memegang peran yang sangat

penting.

f. Sebagai jembatan untuk menngkatkan pendapatan

nasional

Para usahawan yang memperoleh pembiayaan

tentu saja berusaha untuk meningkatkan usahanya dan

peningkatan profit keuntungan. Jika pendapatan yang

terus meningkat berarti pajak perusahaan akan terus

bertambah. Apabila rata-rata pengusaha, pemilik

tanah, pemilik modal, dan buruh/karyawan

mengalami peningkatan pendapatan, maka

pendapatan negara via pajak akan bertambah,

penghasilan devisa bertambah dan penggunaan devisa

untuk urusan konsumsi berkurang, sehingga langsung

atau tidak langsung, melalui pembiayaan, pendapatan

nasional akan bertambah.

7. Akad-akad dalam pembiayaan

Akad-akad dalam hubungannya dengan penyaluran

dana atau kegiatan usaha bank syariah berupa pembiayaan

sebagaimana dijelaskan dalam kodifikasi produk

perbankan syariah yang diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia tersebut dan sebagaimana di Fatwa DSN, serta

26

UU Perbankan Syariah berkenaan dengan masing-masing

akad syariah yang bersangkutan, antara lain :10

a. Pembiayaan berdasarkan akad mudharabah

Pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, bank

syariah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul

maal) yang menyediakan dana dengan fungsi sebaga

modal kerja, dan nasabah bertindak sebagai pengelola

dana (mudharib) dalam kegiatan usahanya.

b. Pembiayaan berdasarkan akad musyarakah

Pembiayaan berdasarkan akad musyarakah bank

dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra

usaha dengan bersama-sama menyediakan dana

dan/atau barang untuk membiayai suatu kegiatan

usaha tertentu.

c. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah

Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, bank

bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam

kegiatan transaksi murabahah dengan nasabah dalam

jual beli.

10

Wangsawidjaja, Pembiayaan Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta :

PT Gramedia Pustaka Utama, 2012, h.192

27

d. Pembiayaan berdasarkan akad salam

Pembiayaan berdasarkan akad salam, bank

bertindak sebagai penyedia dana dalam kegiatan

transaksi salam dengan nasabah dalam bentuk jual

beli pesanan.

e. Pembiayaan berdasarkan akad istishna

Pembiayaan berdasarkan akad istishna, bank

bertindak sebagai penyedia dana dalam kegiatan

transaksi istshna dengan nasabah, dan pembayaran

oleh bank kepada nasabah tidak boleh dalam bentuk

pembebasan utang nasabah kepada bank atau dalam

bentuk piutang bank.

f. Pembiayaan berdasarkan akad ijarah

Pembiayaan berdasarkan akad ijarah, bank

bertindak sebagai penyedia dana dalam transaksi

ijarah dengan nasabah. Dalam pembiayaan ini bank

wajib menyediakan dana untuk merealisasikan

penyediaan objek sewa yang dipesan nasabah.

28

g. Pembiayaan berdasarkan akad ijarah muntahiya

bittamlik

Transaksi berdasarkan akad ijarah muntahiya

bittamlik, selain bank sebagai penyedia dana dalam

kegiatan transaksi ijarah dengan nasabah, bank juga

bertindak sebagai pemberi janji (wa‟ad) antara lain

untuk memberikan opsi pengalihan hak penguasaan

objek sewa kepada nasabah sesuai kesepakatan.

h. Pembiayaan berdasarkan akad qard

Pembiayaan berdasarkan akad qard, bank

bertindak sebagai penyedia dana untuk memberikan

pinjaman (qard) tanpa tambahan apapun kepada

nasabah berdasarkan kesepakatan.

i. Pembiayaan multijasa

Pembiayaan multijasa berdasarkan akad kafalah,

bank bertindak sebagai pemberi jaminan atas

pemenuhan kewajiban nasabah terhadap pihak ketiga.

29

C. Akad Mudharabah

1. Pengertian akad mudharabah11

Al Mudharabah yaitu suatu perjanjian usaha antara

pemilik modal dengan pengusaha, di mana pihak pemilik

modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan

pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha.

Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai dengan

kesepakatan pada waktu akan pembiayaan di

tandatangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah

misalnya 70:30; 65:35; apabila terjadi kerugian dan

kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis (bukan

penyelewengan atau keluar dari kesepakatan) maka pihak

penyedia dana akan menanggung kerugian managerial

skill dan waktu serta kehilangan nisbah keuntungan bagi

hasil yang akan diperolehnya.

Dalam fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000

tentang mudharabah dijelaskan ketentuan yang

menyatakan bahwa keuntunga mudharabah adalah

jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal dan

11

H. Karnaen A. Perwataatmadja dan Drs, MPA dan H. Muhammad Syafi’I Antonio, M.Ec, Apa dan Bagaimana Bank Islam Ser Ekonomi Islam no. 01, Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1992, h.21

30

pada ketentuan lain menyatakan bahwa biaya operasional

dibebankan kepada mudharib.12

2. Landasan hukum akad mudharabah

Pada dasarnya mudharabah dapat dikategorikan ke

dalam salah satu bentuk musyarakah, namun para

cendekiawan fiqh islam meletakkan mudharabah dalam

posisi yang khusus dan memberikan landasan hukum

tersendiri.

Al-Qur‟an Surat Al-Muzammil (73) ayat 20 :

يع۞ ربك أد إن ت قوم أنك ن ل ث لثي ل لٱمن

ئفة وطاۥوث لثوۥفو ونص معكٱمن رٱو لذين ي قد للو

و لٱ تح لن هارٱل لن أن علي علم ف تاب كم صوه

قٱف من ت يسر ما منكم ءان قر لٱرءوا سيكون أن علم

يضضى مر وءاخرون ف من ضيب أر لٱربون ت غون

فض ي ق ٱل وءاخرون للو سبيل ف ما قٱف للوٱتلون رءوا

من ه ت يسر لصلو ٱوأقيموا وءاتوا وأقلزكو ٱة ة للوٱرضوا

12

Darsono, dkk, Perbankan Syariah di Indonesia Kelembagaan dan Kebijakan Serta Tantangan ke Depan, Jakarta : PT RajaGrafindo, 2017, h.225

31

حسن قر من ا ضا لنفسكم موا ت قد ر خي وما

عند خيٱتدوه ىو وأع ر للو أج ا ا ر ظم

٩٢ رحيم للوغفورٱإن للوٱفروا تغ سٱو

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu

berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam,

atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian

pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu.

Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah

mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat

menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia

memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa

yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui

bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit

dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari

sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi

berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah

(bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang,

tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah

pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu

perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh

(balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling

baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah

ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Hadist tentang Mudharabah

عنصهيب،قال:قالرسولاهللصلىاهللعليووسلم:ثالث

بالشعري، الب ركة،الب يعإلأجل،والمقارضة،وأخالطالب ر فيهن

32

لب يعللب يتلل .

Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak

secara tunai, muqaradhah (mudharabah) dan

mencampur jewawut dengan gandum untuk keperluan

rumah tangga, bukan untuk dijual. ((HR Ibnu Majah,

2289)

3. Rukun dan syarat akad mudharabah13

a. Dua orang yang berakad yang terdiri dari pemodal

dan pengelola. Mereka disyaratkan baligh dan

berakal, artinya sudah cukup hukum.

b. Sesuatu yang diakadkan (al-maqud‟alaih) yang terdiri

dari modal, pekerjaan, dan keuntungan.

1) Modal disyaratkan :

a) Berupa uang, emas atau perak yang

distempel secara resmi.

b) Diserahkan secara tunai.

c) Jelas jumlah, jenis, dan ukurannya.

d) Merupakan hak pemilik modal, bukan

barang jaminan atau piutang.

13

Rozainda, Fikih Ekonomi Syariah (Prinsip dan Implementasi

pada Sektor Keuangan), Jakarta : PT Raja Grafindo, 2016, cet.ke-11, h.210

33

e) Jelas modalnya dan diketahui ketika akad agar

tidak terjadi perselisihan di kemudian hari.

2) Pekerjaan, disyaratkan :

a) Pengusaha bebas dalam pekerjaannya dan

tidak disyaratkan berserikat dengan orang

lain.

b) Pekerjaan itu tidak dibatasi oleh jenis usaha

dan tempat tertentu.

3) Keuntungan, disyaratkan :

a) Pembagian keuntungan harus dinyatakan

dalam bentuk dan ukuran tertentu seperti

seperdua, sepertiga, seperempat, dan

sejenisnya.

b) Keuntungan harus dipisahkan dari modal

sehingga, pekerja menerima bagian dari laba

bukan dari modal.

c) Bagian antara pemodal dan pekerja menurut

ukuran yang disepakati.

d) Keuntungan untuk setelah pekerja

mengembalikan seluruh dana.

34

c. Lafal akad (shighat) yang terdiri dari ijab dan qabul.

Tidak disyaratkan lafal tertentu, tetapi jelas

menunjukkan pengertian mudharabah, seperti

perkataan pemodal, “ambillah harta ini secara

mudharabah, laba menjadi milik berdua, seperdua,

sepertiga, seperempat, dan sejenisnya”. Lalu perkataan

pekerja “aku ambil, aku ridhai atau aku terima”.

4. Jenis-jenis akad mudharabah14

Mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah Mutlaqah adalah dimana pemilik

dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana

dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini

disebut juga investasi tidak terikat. Dalam

mudharabah mutlaqah, pengelola dana memiliki

kewenangan untuk melakukan apa saja dalam

pelaksanaan bisnis bagi keberhasilan tujuan

mudharabah itu. Jenis mudharabah ini tidak

ditentukan masa berlakunya, di daerah mana usaha

tersebut akan dilakukan. Namun kebebasan ini bukan

kebebasan yang tak terbatas. Modal yang ditanamkan

14

Rozainda, Fikih…, h.211

35

tetap tidak boleh digunakan untuk keperluan yang

diharamkan dalam islam seperti untuk keperluan

spekulasi, perdagangan minuman keras, peternakan

babi ataupun berkaitan dengan riba dan lain

sebagainya. Namun apabila ternyata pengelola

melakukan kelalaian atau kecurangan, maka

pengelola dana harus bertanggung jawab atas

konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan. Apabila

terjadi kerugian atas usaha bukan karena kelalaian dan

kecurangan pengelola dana maka kerugian akan

ditanggung oleh pemilik dana.

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah adalah dimana pemilik

dana memberikan batasan kepada pengelola dana

antara lan mengenai dana, lokasi, cara, dana sektor

usaha. Misalnya, tidak mencampurkan dana yang

dimiliki oleh pemlik dana dengan dana lainnya, tidak

menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan

cicilan tanpa penjaminan atau mengharuskan

pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri

tanpa melalui pihak ketiga. Mudharabah jenis ini

disebut juga investasi terikat. Apabila pengelola dana

bertindak bertentangan dengan syarat-syarat yang

diberikan oleh pemilik dana, maka pemilik dana harus

36

bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi

yang ditimbulkannya, termasuk konsekuensi

keuangan.

c. Mudharabah Musytrarakah

Mudharabah Musytrarakah adalah mudharabah di

mana pengelola dana menyertakan modal atau danaya

dalam kerjasama investasi. Diawal kerjasama, akad

yang disepakati adalah akad mudharabah dengan

modal 100% dari pemilik dana, setelah berjalannya

operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan

kesepakatan dengan pemilik dana. Pengelola dana

ikut menanamkan modalnya dalam usaha tersebut.

Jenis mudharabah ini disebut mudharabah

mustytarakah merupakan perpaduan antara akad

mudharabah dan akad musyarakah.

5. Ketentuan hukum pembiayaan mudharabah

Ada beberapa ketentuan hukum pembiayaan

mudharabah dalam fatwa DSN-MUI yaitu :

a. Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.

b. Kontrak tidak boleh dikaitkan dengan sebuah kejadian

di masa depan yang belum terjadi.

37

c. Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti

rugi, karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah,

kecuali dari akibat kesalahan, kesengajaan, kelalaian,

atau pelanggaran kesepakatan.

d. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya

atau jika terjadi perselisihan diantara kedua belah

pihak, maka penyelesaiannya di lakukan melalui

Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai

kesepakatan melalui musyawarah.

D. Akad Murabahah

1. Pengertian akad murabahah15

Murabahah berarti pembelian barang dengan

pembayaran ditangguhkan (1 bulan, 3 bulan, 1 tahun).

Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang

diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan

kebutuhan produksi (inventory). Pembiayaan murabahah

mirip dengan Kredit Modal Kerja yang biasa diberikan

oleh bank-bank konvensional, dan karenanya pembiayaan

murabahah berjangka waktu di bawah satu tahun (short

run financing).

15

A. Perwataatmadja dan Antonio, Apa…, h.25

38

2. Landasan hukum akad murabahah16

Pembolehan penggunaan murabahah didasarkan pada Al-

Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi :

يأٱ لذين لرب و ٱكلون ي قوم كما إل ي قومون ل لذيي تخبطوٱا

ط لشيٱ من بأن همذ مس لٱن ا قالو لك إن ا

مث ب لٱ ع وأ الرب و ٱل ٱحل وحرم ب لٱللو ع

ماسلفۥف لونت هى ٱفۦمنربو عظة موۥءه فمنجا الرب و ٱ

ۥ ره وأم فأول ومن للوٱإل أص عاد ح ئك لنارٱب

٩٧٢لدونفيهاخ ىم

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang

kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan

mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu

sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual

beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah

sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus

berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang

telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan

urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali

(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

16

Darsono, dkk, Perbankan…, h.222

39

Hadis Nabi Muhammad saw :

ب يعإلأنالنبصلىاهللعليووآلووسلمقال:ثالثفيهنالب ركة:ال

بالشعريللب يتلللب يع)رواهابنماجو أجل،والمقارضة،وخلطالب ر

(عنصهيب

“Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung

berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah

(mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut

untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.‟”

(HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).

3. Rukun dan syarat akad murabahah17

a. Pelaku akad, yaitu penjual (Bank atau LKS) dan

pembeli (nasabah).

Pelaku akad disyaratkan sudah baligh, berakal,

sudah cakap hukum dan tidak ada paksaan. Jika

pelaku akad belum menikah maka harus ada

persetujuan dari wali pelaku akad.

b. Objek akad

Objek akad meliputi barang dan harga yang

diperjual belikan. Terkait dengan barang, fatwa DSN

17

Rizal Yahya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta :

Salemba Empat, 2014, h.158

40

No 4 menyatakan bahwa dalam jual beli murabahah

barang yang diperjualbelikan bukanlah barang yang

diharamkan oleh syariah islam. DSN mensyaratkan

Bank atau LKS membeli barang yang diperlukan oleh

nasabah dengan atas nama Bank atau LKS dan Bank

atau LKS harus menyampaikan semua hal yang

berkaitan dengan pembelian kepada nasabah,

misalnya jika pembelian dilakukan secara tunai.

Menurut fatwa DSN, Bank harus memiliki terlebih

dahulu aset yang akan dijualnya kepada nasabah.

Pemilikan barang dapat dilakukan sebelum adanya

pesanan maupun setelah pesanan.

Dalam menjual barang dengan harga jual Fatwa

DSN No 4 mensyaratkan Bank atau LKS harus

memberi tahu secara jujur harga pokok barang kepada

nasabah, berikutnya biaya yang diperlukan.

Selanjutnya, nasanah membayar harga barang tersebut

berdasarkan jangka waktu dan metode pembayaran

yang telah disepakati.

Apabila nasabah melakukan kecurangan dengan

sengaja menunda-nunda pembayaran kebajibannnya

sesuai dengan Fatwa DSN No 17 tahun 2000 Bank

diperbolehkan memberikan denda. Denda bertujuan

untuk mendidik kedisplinan nasabah dan tanggung

jawab nasabah. Dana denda tidak boleh masuk

41

kedalam pendapatan Bank atau LKS. Dana tersebut

dimasukan kedalam dana qardul hasan dan kemudian

disalurkan kepada masyarakat.

c. Ijab dan Qabul

Ijab dan Qabul merupakan pernyataan kehendak

para pihak yang berakad, baik secara lisan, tertulis,

atau secara diam-diam. Akad murabahahi memuat

semua hal yang terkait dengan posisi mengikat bagi

kedua belah pihak dan mencantumkan berbagai hal,

antara lain sebagai berikut :

1) Nama notaris serta informasi tentang waktu dan

tempat penandatanganan akad.

2) Indentitas pighak pertama, dalam hal ini pihak

yang akan mewakili Bank atau LKS (biasanya

kepala cabang).

3) Identitas pihak kedua, dalam hal ini nasabah yang

akan membeli barang dengan didampingi oleh

suami/istri yang bersangkutan sebagai ahli waris.

4) Bentuk akad beserta penjelasan akad. Beberapa

hal yang dijelaskan terkait akad murabahah

adalah definisi perjanjian pembiayaan

murabahah,syariah, barang, pemasok,

pembiayaan, harga beli, margin keuntungan,

surat pengakuan pembayaran, masa berlakunya

42

surat pembayaran, dokumen jaminan, jangka

waktu perjanjian, hari kerja bank, pembukuan

pembayaran, dokumen jaminan, jangka waktu

perjanjian, hari kerja bank, pembukuan

pembiayaan, surat penawaran, surat permohonan

realisasi pembiayaan, cedera janji, dan

pengggunaan fasilitas pembiayaan.

5) Kesepakatan-kesepakatan yang disepakati,

meliputi kesepakatan tentang fasilitas

pembiayaan dan penggunaanya, pembayaran dan

jangka waktu, realisasi fasilitas pembiayaan,

pengutamaan pembayaran, biaya dan

pengeluaran, jaminan, syarat-syarat penarikan

fasilitas pembiayaan, peristiwa cedera janji,

pernyataan dan jaminan, kesepakatan untuk tidak

berbuat sesuatu, penggunaan fasilitas

pembiayaan, pajak-pajak, dan penyesuaian

sengketa.

E. QARDH

1. Pengertian akad qardh

Pembiayaan qardhul hasan adalah perjanjian

pembiayaan antara bank dengan nasabah yang dianggap

layak menerima yang diprioritaskan bagi pengusaha kecil

43

pemula yang potensial akan tetapi tidak mempunyai

modal apapun selain kemampuan berusaha, serta

perorangan lainnya yang berada dalam keadaan terdesak,

dimana penerima kredit hanya diwajibkan

mengembalikan pokok pinjaman pada waktu jatuh tempo

dan bank hanya membebani nasabah atas biaya

administrasi.18

Fatwa DSN-MUI No. 19/DSN-MUI menjelaskan

prinsip qardh boleh digunakan sebagai akad pinjaman

dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan

dana yang diterima kepada perbankan pada waktu yang

telah disepakati bersama.

2. Landasan hukum akad qardh19

Landasan syariah untuk qardh adalah firman Allah SWT :

ذا يقٱمن لذي قرللٱرض حسن و ف يض ضا ۥ ولوۥلوۥعفوا

١١ كرمي ر أج

“siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah

pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan

(balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan

18

A. Perwataatmadja dan Antonio, Apa…, h.106 19

Darsono, dkk, Perbankan…, h.231

44

memperoleh pahala yang banyak. (QS Al-Hadid [57]:

ayat 11)

Seruan untuk “meminjamkan kepada Allah Swt”.

Artinya untuk membelanjakan harta di jalan Allah Swt.

Hal ini juga selaras dengan seruan kita untuk

“memnjamkan kepada sesama manusia”, sebagai bagian

dari kehidupan bermasyarakat (Antonio, 2011: 132)

Kemudian Rasulullah Saw menegaskan bahwa Muslim

harus dapat memberikan bantuan kepada saudara Muslim

yang lannya berupa pinjaman karena ganjaran qardh di

akhirat adalah baik, sebagaimana sabda beliau :

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu „anhu bahwa Nabi

Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

ن يا،ن فساهللعنوكربةمنكرب منن فسعنمؤمنكربةمنكربالدن ياوالخرة،واهللي ومالقيامة،ومنيسرعلىمعس ريسراهللعليوفالد

.فعونالعبدماكانالعبدفعونأخيو

“Barangsiapa menghilangkan suatu kesusahan dari

seorang muslim dari kesusahan-kesusahan dunia,

niscaya Allah akan menghilangkan darinya kesusahan

dari kesusahan-kesusahan akhirat. Dan barangsiapa

yang memberi kemudahan kepada orang yang mu‟sir

(kesulitan membayar hutang), niscaya Allah akan

memudahkannya di dunia dan di akhirat. Dan Allah

selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut

menolong saudaranya.”[1]

45

3. Sasaran pembiayaan :

a. Pengusaha kecil dan sektor informal

b. Masyarakat lain menghadapi problem modal dengan

prospek usaha yang layak

Jangka waktu pembiayaan / kredit :

a. Jangka pendek, kurang dari satu tahun

b. Jangka menengah, satu sampai tiga tahun

c. Jangka panjang, lebih dari tiga tahun

F. IJARAH

1. Pengertian akad ijarah20

Kata ijarah berasal dari kata al-„Ajr yang berarti

kompensasi (compensation), substitusi (substitute),

pertimbangan (consideration), imbalan (return), atau

counter value (al-„Iwad) (Ayub, 2007: 279). Ijarah berarti

lease contract dan juga berarti hire contract. Dalam

konteks perbankan syariah, ijarah adalah suatu lease

contract di mana suatu bank atau lembaga keuangan

syariah menyewakan peralatan (equipment), sebuah

bangunan, barang-barang seperti mesin-mesin, pesawat

20

A. Perwataatmadja dan Antonio, Apa…, h.29

46

terbang, dan lain-lain kepada salah satu nasabahnya

berdasarkan pembebanan biaya sewa yang sudah

ditentukan sebelumnya secara pasti (fixed charge) (Saleh,

1985: 97).

Menurut Fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000

tanggal 13 April 2000 tentang Pembiayaan Ijarah, yang

dimaksudkan dengan ijarah adalah pemindahan hak pakai

atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui

pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

Dengan demikian, dalam ijarah tidak hanya barang

yang dapat menjadi objek ijarah tetapi juga jasa. Selain

itu, tidak terjadi perubahan kepemilikan atas objek ijarah,

tetapi hanya terjadi perpindahan hak pakai dari pemilik

yang menyewakan barang atau jasa kepada penyewa.

Dengan demikian, perjanjian ijarah atau leasing, tidak

bedanya dengan kegiatan leasing yang dikenal dalam

sistem keuangan yang tradisional. Dalam transaksi ijarah,

bank adalah phak yang menyewakan dan nasabah adalah

penyewa.

Secara umum timbulnya ijarah disebabkan oleh

adanya kebutuhan akan barang atau manfaat barang oleh

nasabah yang tidak memiliki kemampuan keuangan.

47

21Dengan kata lain, apabila nasabah memliki kemampuan

keuangan, maka pemenuhan kebutuhan barang atau

manfaat barang akan dilakukan langsung oleh nasabah

kepada pemilik barang (produsen) tanpa melalui bank

syariah.

2. Landasan hukum akad ijarah22

Landasan hukum akad ijarah adalah Al-Qur‟an At Talaq :

6)

من أس وج حي كنوىن من سكنتم ول دكم ث

كنأول ىن روىنلتضي قواعلي تضا فأنفقوا ل تحموإن

حت علي حم يضعىن لكم ضع أر فإن لن ن ن

ف وأ أجورىن ب اتوىن بع تروا روف نكم وإن

٦رى أخۥ ضعلو فست ت ت عاسر

“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu

bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan

janganlah kamu menyusahkan mereka untuk

menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka

(isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil,

maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga

mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan

21

Ascarya, Akad…, h.223 22

A. Perwataatmadja dan Antonio, Apa…, h.30

48

(anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada

mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara

kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu

menemui kesulitan maka perempuan lain boleh

menyusukan (anak itu) untuknya.”

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

ث ناسفيانعنأبب ردةقالأخب رنجدي ث ناممدبنيوسفحد حد

أبوب ردةعنأبيوأبموسىالشعريرضياللوعنوقال

بصلىاللوعليووسلمالازنالمنيالذيي ؤديماأمربوطيبةقالالن

ن فسوأحدالمتصدقني

BUKHARI – 2100) : Telah menceritakan kepada kami

Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami

Sufyan dari Abu Burdah berkata, telah mengabarkan

kepada saya kakekku Abu Burdah dari Bapaknya Abu

Musa Al Anshariy berkata; Nabi bersabda: “Bendahara

yang terpercaya yang menunaikan tugas yang

diembannya dengan baik adalah terhitung salah satu Al

Mutashaddiqin (orang yang bersedekah).”

49

BAB III

GAMBARAN UMUM KSPPS TAMZIS BINA UTAMA

CABANG KERTEK

A. Profil KSPPS Tamzis Bina Utama

1. Sejarah Berdirinya KSPPS Tamzis Bina Utama

TAMZIS dibentuk oleh sekelompok anak muda

terdidik pada tahun 1992 di kecamatan Kertek,

Kabupaten Wonosobo - Jawa Tengah. Modal yang kecil,

pengalaman yang minim serta letak geografis yang relatif

berada bukan di sentra kegiatan ekonomi tidak

menyurutkan tekad anak-anak muda ini untuk

membangun perekonomian yang lebih adil sesuai syariah.

Pada tanggal 14 November 1994, TAMZIS mendapat

status badan hukum dengan nomor

12277/B.H/VI/XI/1994 dari Departemen Koperasi.

Berkat ijin Allah SWT melalui ketekunan, keyakinan dan

kemampuannya berkomunikasi dengan masyarakat dan

berbagai pihak, TAMZIS kini memiliki lebih dari dua

puluh ribu anggota. Pelayanan kepada masyarakat yang

semula hanya di garasi pengurusnya, kini telah memiliki

kantor pusat yang representatif dengan beberapa kantor

cabang dan kantor pembantu.

50

Pada tahun 2003 dengan prestasi dan kinerja yang

terus meningkat, TAMZIS mendapat izin dari

Departemen Koperasi Republik Indonesia untuk

membangun cabang di berbagai kota di Indonesia. Selain

di Wonosobo Jawa Tengah (kota asal didirikan),

TAMZIS saat ini memiliki kantor di beberapa area,

antara lain: Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Banyumas,

Magelang, Klaten, Semarang dan akan terus

mengembangkan diri ke kota-kota lain.

2. Profil dan identitas KSPPS Tamzis Bina Utama

Adapun profil dan identitas KSPPS Tamzis Bina

Utama adalah sebagai berikut :

Nama Lembaga : Koperasi Simpan Pinjam dan

Pembiayaan Syariah Tamzis Bina

Utama (KSPPS).

Motto : “Berkembang Penuh Barokah”

Berdiri : 22 juli 1992

Badan Hukum : 12277/B.H/XI/1994 14 November

NPWP : 1.606.549.2-524

No. Telp : 0286-325303

51

Fax : 0286-325064

Email :[email protected]/[email protected]

Website : www.tamzis.com

Berikut ini adalah Visi, Misi dan Tujuan serta

Corporate culture KSPPS Tamzis Bina Utama :

a. Visi

“ Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Utama, Terbaik dan Terpercaya”

b. Misi

1. Membantu dan memudahkan masyarakat

mengembangkan kegiatan ekonomi produktifnya.

2. Mendidik masyarakat untuk jujur,

bertanggungjawab, profesional dan bermatabat.

3. Menjaga kesucian ummat dari praktek riba yang

menindas dan dilarang agama.

4. Membangun dan mengembangkan sistem

ekonomi yang adil, sehat dan sesuai syariah.

5. Menciptakan sistem kerja yang efisien dan

inovatif.

52

c. Tujuan

Umum :

Ikut aktif dan memudahkan masyarakat

mengembangkan kegiatan ekonomi produktifnya.

Khusus :

1) Meningkatkan kesejahteraan anggota.

2) Meningkatkan usaha koperasi yang ditunjukan

dengan peningkatan asset, bertambahnya jumlah

anggota yang dilayani, bertambahnya revenue

dan bertambahnya cabang.

3) Meningkatkan kesehatan koperasi.

4) Meningkatkan manfaat dengan mengembangkan

kegiatan baitul maal.

5) Meningkatkan dan mengembangkan operasional

dengan sistem syariah.

3. Mukaddimah, Manajemen, dan Pelayanan KSPPS

Tamzis Bina Utama

a. Mukaddimah

Indonesia adalah negara dengan sejuta karunia

dari Allah SWT yang maha kaya. Luasnya lautan dan

daratan, beraneka tambang, ribuan ragam hayati serta

ratusan juta sumber daya manusia, adalah karunia dari

53

sang pencipta. Pengelolaan negeri ini secara amanah

akan memberikan berkah yang melimpah. Menyadari

hal itu, maka dibentuklah Baitul Maal Tamzis yang

berperan sebagai agen perubahan masyarakat.

Sasarannya (kaum dhuafa) dengan memberi solusi

yang terbaik, agar mereka bisa mandiri dan menjadi

lebih bermartabat. Program-program kami meliputi

pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi

pertanian atau peternakan dan peduli bencana.

Untuk mendukung berbagai program tersebut,

kami melayani penghimpunan, pengelolaan, serta

penyaluran dana sedekah/infak, zakat, wakaf dan dana

sosial lainnya. Dana- dana tersebut berasal dari

karyawan, anggota, perusahaan maupun masyarakat

pada umumnya. Dengan jiwa yang simpati (peduli),

memberi solusi, dan membengun sinergi, insyaallah

cita-cita menggapai peradapan ummat ini bisa tercapai

berkat ridho illahi.

b. Manajemen

Tamzis dikelola oleh tenaga-tenaga terdidik,

amanah dan profesional dengan sistem rekruitmen

yang ketat. Kegiatan operasional Tamzis sehari-hari

dilaksanakan oleh manajemen yang bertanggungjawab

54

kepada pengurus. Pengawasan anggaran dan

pengawasan syariah dilakukan oleh pengurus

sehingga dalam hal ini pengurus juga berfungsi

sebagai penentu arah dan pengawas.

c. Pelayanan

Dengan prinsip ingin menciptakan kemudahan

pengembangan ekonomi, Tamzis melayani anggota

dan masyarakat dengan sistem jemput bola.

Pembayaran dan pengumpulan dana dapat dilakukann

di tempat anggota. Selain itu proses pencairan dana

diusahakan secepat dan sepraktis mungkin dengan

tetap berpegang pada azaz profesionalitas. Untuk

menjamin keamanan dana dan surat-surat berharga

milik anggota dari pencurian, kebakaran atau musibah

lainnya, kantor Tamzis dilengkapi brangkas dan

peralatan standar perbankan lainnya. Sebagai bagian

dari pelayanan kepada masyarakat, manajemen

Tamzis menggunakan sistem informasi secara integral

(integrated accounting system) yang memadukan

program simpanan dan pembiayaan dengan program

pembukuan sehingga mampu menampilkan informasi

keuangan baik neraca maupun laba rugi secara cepat

dan akurat.

55

4. Program-program KSPPS Tamzis Bina Utama

a. Bina siswa cerdas

Sejak tahun 2006 kami telah menyalurkan

beasiswa kepada 1.350 siswa mulain tingkat TK

hingga SMA/SMK/MA dan Perguruan Tinggi.

Wilayah kerja program Bina Siswa Cerdas

tersebar mulai Klaten, Yogyakarta, Magelang,

Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara,

Purwokerto, Cilacap, Bandung serta Jakarta.

Semangat ummat untuk mendapatkan pendidikan

yang layak makin meyeruak termasuk di

kalangan dhuafa. Namun kenyataanya berbagai

biaya (alat-alat sekolah, transpotasi, seragam)

sering menjadi kendala bagi mereka. Melalui

program Bina Siswa Cerdas ini kami berusaha

membantu biaya pendidikan siswa dhuafa.

Peserta juga mendapatkan pembinaan intensif,

agar mereka tidak terjerumus kepada pergaulan

negatif yang bisa menghambat pendidikannya.

b. BeTa (Beasiswa Ustadz/Ustadzah)

BeTa akronim dari Beasiswa Ustadz, adalah

sebuah program yang berupaya membantu biaya

sekolah/ kuliah ustadz aktivis TPA/TPQ serta

56

guru madrasah yang kurang mampu/dhuafa. Di

samping mendapatkan beasiswa, para ustadz

BeTa juga mendapatkan pendampingan secara

intensif guna mendapatkan solusi atas masalah

pendidikannya serta masalah di TPA/TPQ atau

madrasah tempatnya berbakti Di wilayah

pedesaan serta pinggiran kota masih banyak

guru/ustadz TPA/TPQ dan madrasah yang hidup

kekurangan, skaligus memiliki pendidikan yang

pas-pasan. Sehingga kondisi ini berdampak

melahirkan santriwan santriwati yang kurang

berkualitas.

c. Mosque Boy Empowering (MBE)

Mosque Boy Empowering (MBE) adalah

sebuah upaya menjaga kebersihan, kerapian dan

keramahan Masjid. Lewat program ini kami

menyediakan tenaga kebersihan masjid yang

sudah terlatih rajin, sopan dan ramah. Manfaat

lainnya disamping mendapatkan pekerjaan maka

pemuda yang menjadi tenaga Mosque Boy juga

akan bisa terjaga iman, kepribadian serta

akhlaknya. Kebersihan adalah sebagian dari

iman. Masjid yang bersih merupakan cermin

kaimanan para pengelola dan jama’ahnya. Untuk

57

menjaga kebersihan masjid dibutuhkan tenaga

kerja yang professional. Penjaga kebersihan

masjid bukanlah pekerja sambilan. Namun

mereka adalah seorang tenaga kerja tetap yang

rajin, amanah, serta ramah menyapa jama’ah.

d. Pujasera (Pusat Jajan Selama Ramadhan)

Kegiatan yang bernama pujasera (Pusat

Jajanan Selama Ramadhan) ini dilakukan setahun

sekali. Melalui program ini diharapkan sektor

mikro akan bisa mendapatkan modal kerja yang

40 murah dan mudah, terfasilitasi kebutuhan-

kebutuhannya, sehingga semakin eksis dan

berkembang. Sektor mikro memiliki beberapa

kelemahan yang nyaris permanen. Diantaranya

yaitu permodalan yang kecil, dan manajemen

yang lemah. Guna turut membantu keberadaan

sektor mikro, setiap bulan ramadhan, kami

memfasilitasi mereka dengan modal kerja, alat

berjualan, perijinan serta bantuan promosi

melalui brosur, spanduk dan radio.

e. Ummat Sehat

Pernah timbul pameo di masyarakt yaitu

“orang miskin dilarang sakit” hal itu terjadi

58

karena pihak rumah sakit tidak mau merawat

orang miskin sebelum ada yang menjamin biaya.

Ummat sehat merupakan program peduli

kesehatan bagi ummat yang kurang mampu.

Karena mencegah lebih baik dari pada

mengobati. Maka program ini mengutamakan

unsur edukasi kesehatan serta upaya-upaya

menjaga kesehatan kaum dhuafa sedini mungkin,

dengan upaya yang murah dan mudah dilakukan

oleh kaum dhuafa.

f. Tebar Hewan Kurban

Tebar Hewan Kurban merukan program

penghimpuan hewan kurban dari daerah surplus

untuk disebar kedaerah-daerah yang merupakan

kantong kemiskinan, sehingga hewan kurban bisa

terdistribusikan secara merata dan seluruh ummat

bisa merasakan bahagia di hari raya idul adha.

Berkurban di hari raya idul adha merupakan

ibadah yang sangat dianjurkan. Di daerah

perkotaan serta yang suah makmur penduduknya,

kesadaran berkurban relatif tinggi, sehingga

sering terjadi penumpukan hewan kurban.

Sebaliknya, di daerah yang masih miskin,

terutama di daerah plosok yang jauh dari

59

perkotaan, anggota masyarakat yang bisa makan

daging setiap harinya bisa dihitung dengan jari.

g. Tamaddun Dissaster Care

Tidak seorangpun yang ingin tertimpa

musibah. Namun musibah sering datang tanpa

diduga. Gempa bumi, tsunami, banjir dan erupsi

gunung berapi adalah sebagian bencana yang

mungkin terjadi. Dissater Care merupakan aksi

kepedulian terhadap para korban bencana.

Bantuan bisa berupa obar-obatan, bahan

makanan, pakaian tenaga kerja (ralawan) serta

keuangan. Diharapkan dengan adanya Dissaster

Care beban penderitaan korban bencana bisa

berkurang.

5. Struktur organisasi KSPPS Tamzis Bina Utama

Cabang Wonosobo

KSPPS Tamzis Bina Utama dijalankan dan

dikelola oleh beberapa staf atau karyawan yang

sebelumnya sudah dibimbing dan didik menjadi staf

atau karyawab yang profesional, cerdas, amanah dan

bertanggung jawab. Dalam menjalankan tugasnya staf

atau karyawan Tamzis diawasi oleh pengawas dan

60

diurusi oleh pengurus. Berikut adalah struktur

organisasi KSPPS Tamzis Bina Utama :

PENGAWAS.

Ketua Pengawas : Ir. Sholeh Yahya

Anggota :H. Aswandi Danoe Atmadja,

S.Sos. MM

Anggota : H. Subakdo

Anggota : H. Mudasir Chamid

Anggota : H. Yusuf Effendi, S.Ag

PENGAWAS SYARIAH

Ketua Pengawas Syariah : H. Teguh Ridwan , BA

Anggota : H. Habib Maufur

Anggota : Misbahun Munawar

PENGURUS

Ketua Pengurus : Ir. H. Saat Suharto Amjad

Sekertaris : Budi Santoso, SE

Bendahara : H. Tri Supriyowijiyanto, SE

61

Susunan pengurus tersebut yang berada di Kantor

Pusat Wonosobo membawai beberapa cabang area

termasuk area Wonosobo dan cabang area lainnya.

Berikut struktur organisasi KSPPS Tamzis Bina

Utama Cabang Kertek :

Struktur Organisasi

Area

62

B. Produk dan layanan KSPPS Tamzis Bina Utama

Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syari’ah (KSPPS)

Tamzis Bina Utama sebagai lembaga keuangan syari’ah

dalam usahanya bertindak selaku lembaga komersial yang

dijalankan secara syariah, hal ini kami lakukan agar dapat

bertindak dan menjalankan usaha secara profesional.

Sedangkan kegiatan-kegiatan lain seperti Amil (sosial) kami

menyerahkannya kepada lembaga lain dengan manajemen

terpisah yaitu Tamaddun (Baitul Mal TAMZIS).

Produk yang dikembangkan selalu disesuaikan dengan

keadaan danpermintaan anggota / pasar. Produk ini

mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, dan selalu

kami usahakan untuk dapat memenuhi aturan syar’i. Secara

garis besar ada tiga jenis produk yang kami kembangkan

yaitu:

1. Simpanan

Produk simpanan yang dikembangkan oleh KJKS

Baituttamwil TAMZIS ada beberapa jenis simpanan, yaitu

Simpanan Mutiara yang dapat digunakan sebagai

Simpanan Qurban, Simpanan Haji, Simpanan Aqiqah,

Simpanan Pendidikan, dan Simpanan Walimahan. Produk

ini menggunakan akad Wadi’ah Yad Dhamanah. Produk

simpanan yang paling diminati anggota adalah simpanan

63

Mutiara, dimana KJKS Baituttamwil TAMZIS

menyediakan tenaga (marketing) untuk melayani anggota

baik penyetoran maupun penarikan simpanan secara

harian. Nasabah/anggota simpanan mutiara ini sebagian

besar adalah pedagang pasar. Produk simpanan lainnya

yang juga banyak diminati terutama oleh pegawai adalah

Deposito dengan nama Ijabah (Investasi Berjangka

Mudharabah).

a. Simpanan Mutiara

Mutiara adalah simpanan dana anggota

perorangan/kelompok/ perusahaan dengan

menggunakan akad wadi’ah yang dapat

dicairkansewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan

anggota.

Karakteristik :

1) Dapat diambil sewaktu-waktu sesuai kebutuhan

usaha.

2) Setoran dan penarikan dapat dilayani di tempat

usaha, setoran.

3) pertama Rp 5.000,- selanjutnya minimal Rp 1.000,-

dengan saldo minimal Rp 5.000,-.

64

4) Dapat menyetor dan mengambil di semua kantor

cabang.

5) Tidak dikenakan biaya administrasi bulanan.

6) Kehilangan buku tabungan dikenakan biaya

pengganti sebesar Rp. 5000,-

7)

8) Insentif (atthaya) diberikan setiap bulan

9) Menggunakan prinsip wadi’ah yang akan datang

yad dhamananah yaitu TAMZIS menerima titipan

dari anggota masyarakat kemudian diputarkan

dalam usaha yang produktif.

Manfaat :

1) Dapat digunakan sebagai pembayaran listrik,

telepon, air, pajak kendaraan

2) Sangat cocok untuk mereka yang memiliki usaha

perdaganagn di pasar maupun sentra usaha lainnya.

3) Dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan.

65

b. Simpanan Qurma (Qurban, Walimah dan Aqiqah)

Adalah simpanan anggota dengan menggunakan

akad wadi’ah yang dirancang khusus untuk

mempersiapkan ibadah qurban, walimah, aqiqah.

Karakteristik :

1) Dapat dicairkan pada saat hari raya idhul

adha,acara walimah ataupun acara aqiqah

2) Menggunakan prinsip wadi’ah muthlaqah

3) Setoran pertama minimal Rp 5.000,- selanjutnya

minilam Rp 1.000,-

4) Dapat disetorkan langsung/didatangi di

rumah/tempat usaha.

Manfaat :

1) Sangat membantu memudahkan niat anggota untuk

ibadah berqurban, walimah maupun aqiqah.

2) Bagi hasil diberikan setiap bulan.

66

c. Simpanan haji

Adalah simpanan dana anggota dengan

menggunakan prinsip wadi’ah yang bertujuan dalam

merencanakan ibadah haji atau umroh.

Karakteristik :

1) Membantu mempersiapkan biaya haji dengan cara

menabung.

2) Menggunakan prinsip wadi’ah muthlaqoh.

3) Setoran pertama min Rp 20.000 selanjutnya

minimal Rp 5.000,-.

4) Dapat disetor langsung atau didatangi di

rumah/tempat usaha.

5) Sangat cocok bagi umat Islam yang serius untuk

mempersiapkan

6) kewajiban haji sedini mungkin.

Manfaat :

1) Mewujudkan niat anggota untuk menunaikan

ibadah haji.

67

2) Dapat dijadikan sebagai fasilitas untuk

mendapatkan dana talangan haji.

3) Bagi hasil diberikan setiap bulan.

d. Simpanan pendidikan

Adalah simpanan anggota dengan memnggunakan

akad wadi’ah yang bertujuan untuk membantu anggota

mewujudkan cita-cita dalam biaya pendidikan anak.

Karakteristik :

1) Simpanan mutiara pendidikan khusus untuk siswa

sekolah.

2) Setoran bisa dilakukan setiap saat, dan penarikan

hanya boleh.

3) dilakukan sekali dalam setahun pada saat

pergantian tahun ajaran baru.

4) Menyiapkan biaya pendidikan pada tahun ajaran

berikutnya.

5) Melatih siswa untuk hemat, dengan cara

menabung.

6) Mudah, siswa tidak harus ke kantor, petugas

datang ke sekolah.

68

Manfaat :

1) Ikut berperan dalam pemberdayaan ekonomi

produktif yang halal.

2) karena jaminan pemanfaatan atas saldo simpanan.

3) Sasaran investsi jangka panjang sebelum

digunakan untuk.

4) mewujudkan cita-cita.

e. Ijabah (Investasi Berjangka Mudharabah)

Adalah simpanan investasi berjangka dengan

menggunakan akad mudharabah, dimana anggota dapat

menentukan jangka waktu yang dikehendaki dan atas

investasi ini anggota berhak atas bagi hasil sesuai

nisbah.

Karakteristik :

1) Sangat tepat sebagai sarana investasi yang sesuai

dengan syari’ah.

2) Menggunakan akad mudharabah.

3) Jumlah minimal Rp 1.000.000 dan kelipatannya.

4) Dapat diperpanjang secara otomatis.

69

5) Dapat dirancang untuk membiayai suatu proyek

tertentu (sesuai syarat yang tertuang pada akad).

Manfaat :

1) Bagi hasil didapatkan setiap bulan.

2) Sebagai sarana investasi jangka pendek sebelum

digunakan untuk mengembangkan usaha.

2. Pembiayaan

Dari dana yang dapat kami himpun untuk selanjutnya

kami salurkan kepada masyarakat melalui beberapa produk

pembiayaan, seperti Pembiayaan Kios, Pembiayaan

Kendaraan Bermotor, Pembiayaan Pengusaha Menengah

(UKM), dan Pembiayaan Pedagang Pasar (Mikro).

Penyaluran dana terbesar diberikan kepada pedagang pasar

dengan pertimbangan bagi hasil / profit margin yang tinggi

serta lebih aman. Dengan menerapkan pola jemput bola,

mingguan dan bulanan untuk angsuran, maka pembiayaan

yang kami salurkan kepada pedagang dapat kami pantau

terus perkembangannya. Selain itu jika terjadi

keterlambatan angsuran karena sepi, pedagang dapat

mendobel angsurannya pada saat sudah ramai, sehingga

kolektibilitasnya lancar.

70

1) Pembiayaan Mikro Syariah

pembiayaan yang didedikasikan bagi pelaku usaha

mikro yang tangguh dan terpercaya, untuk

meningkatkan kapasitas dan keuntungan usahanya,

sehingga pembiayaan lebih berdaya guna. Pembiayaan

mikro syariah menggunakan beberapa prinsip akad

seperti akad mudharabah, murabahah, qard dan ijarah.

Jumlah pembiayaan yang diberikan lebih dari Rp.

25.000.000,- pembiayaan ini mempunyai bagi hasil

yang kompetitif dan menguntungkan.

Prosedur Pemberian Pembiayaan Mikro Syariah di

KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kertek Wonosobo

Sebelum melakukan pembiayaan ada beberapa hal

yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut :

a) Anggota Tamzis mengajukan surat permohonan

pembiayaan yang diisi sendiri dan diketahui oleh

suami/istri bagi yang sudah menikah dan diketahui

oleh salah satu keluarga bagi yang belum menikah.

Anggota harus melengkapi berkas dengan syarat :

(1) Menyerahkan foto copy KTP Suami Istri bagi

yang sudah menikah, dan menyerahkan foto copy

KTP sendiri bagi yang belum menikah.

(2) Menyerahkan foto copy KK.

(3) Menyerahkan foto copy surat nikah.

71

(4) Menyerahkan foto copy jaminan.

(5) Menyerahkan foto copy NPWP.

(6) Menyerahkan foto copy legalitas usaha (SIUP,

TDP, HO).

b) Setelah mengajukan surat permohonan pembiayaan

dan melengkapi berkas diatas, bagian admin akan

memverifikasi kelengkapan berkas. Dan jika berkas

dinyatakan sudah lengkap langkah selanjutnya akan di

lakukan survei.

c) Pelaksanaan survei dan analisa kelayakan jaminan

usaha untuk pembiayaan di atas 25 juta dilakukan oleh

surveyor dan analis. Hasil survei dan analisa

kelayakan jaminan usaha untuk pengambilan

keputusan bagi komite pembiayaan adalah :

(1) Disetujui atau tidak permohonan pembiayaan

yang diajukan.

(2) Menentukan besar kecilnya plafon pembiayaan.

(3) Menentukan jangka waktu pembiayaan.

(4) Mengetahui tingkat kemampuan bayar nasabah.

(5) Metode penghimpunan setoran.

Komite hasil survei ada dua yaitu :

(1) Jika hasil pengajuan pembiayaan di setujui oleh

kantor cabang (MMC atau AO) dan

menyampaikan hasil komite ke anggota dan

melakukan penawaran nisbah bagi hasil. Dan jika

72

terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil maka kantor

cabang akan membuat jadwal akad dan pencairan

dana.

(2) Jika hasil pengajuan pembiayaan tidak disetujui

maka kantor cabang harus memberikan

konfirmasi kepada anggota melalui surat ataupun

telepon.

d) Setelah survei selanjutnya adalah pelaksanaan akad

(1) Akad pembiayaan dilakukan oleh pengurus

tamzis.

(2) Akad pembiayaan dilaksanakan setelah mendapat

persetujuan dari komite pembiayaan.

(3) Pengurus yang melakukan akad dengan anggota

harus bertatap muka dan memastikan bahwa

anggota calon penerima pembiayaan adalah benar

anggota yang mengajukan permohonan

pembiayaan.

(4) Penandatanganan akad oleh anggota tidak boleh

diwakilkan.

(5) Penandatanganan akad harus dilakukan di

hadapan saksi.

(6) Akad pembiayaan bersifat mengikat para pihak

sampai berakhir pembiayaan.

(7) Akad pembiayaan di atas 25 juta Rupiah harus

ada pengesahan dari notaris.

73

e) Pencairan dana

Setelah survei dilakukan dan hasil survei disetujui

maka selanjutnya adalah akad dan proses pencairan

dana. Petugas pencairan harus memastikan penerima

pencairan dana adalah benar anggota yang

mengajukan permohonan pembiayaan. Saat pencairan,

anggota tidak boleh diwakilkan kepada orang lain.

Petugas pencairan bisa menunda pencairan apabila

terdapat ketidaksesuaian data antara saat pengajuan

pembiayaan dengan data kenyataan. Pencairan dana

pembiayaan adalah tanggung jawab Manager

Administrasi Cabang (MAC), namun dapat juga

diwakilkan kepada pihak lain yaitu Manager

Marketing Cabang (MMC) dan Account Officer

(AO). Tapi untuk pembiayaan diatas 25 juta dilakukan

oleh Manager Area (MA).

Setelah melakukan hal-hal diatas, selanjutnya proses

pencairan dana. Berikut adalah proses pencairan dana

:

(1) Anggota datang ke kantor dan jika berhalangan

datang ke kantor, anggota wajib

mengonfirmasikan kepada petugas pencairan

(MAC) dan pencairan dapat dilakukan di rumah

anggota atau tempat lain yang sudah disepakati

sebelumnya.

74

(2) Anggota diharuskan datang bersama keluarga

untuk menjadi saksi saat pencairan dana

dilakukan. Jika pencairan dilakukan di luar

kantor maka harus ada keluarga inti yang

mendampingi saat proses pencairan dana

berlangsung.

(3) Sebelum akad dibacakan anggota dan keluarga

harus menunjukkan KTP Asli yang masih

berlaku.

(4) Anggota dan keluarga membaca seluruh akad dan

menandatangani akad tersebut. Tanda tangan ini

bertujuan untuk sebagai bukti jika anggota

menerima dana sesuai dengan pembiayaan yang

diajukan dan bersedia membayar biaya-biaya

untuk pencairan dana tersebut serta anggota

setuju membayar angsuran pembiayaan sesuai

dengan tanggal jatuh tempo yang telah disepakati

sebelumnya. Dan keluarga menandatangani akad

tersebut bertujuan untuk sebagai saksi bahwa

akad dan proses pencairan dana telah

dilangsungkan dan anggota menerima sejumlah

dana sesuai dengan pembiayaan yang telah

diajukan.

(5) Saat proses pencairan dana berlangsung petugas

pencairan dana mengambil dokumentasi anggota

75

untuk menjadi bukti dikemudian hari bahwa

anggota telah melakukan pencairan dana.

(6) Setelah akad selesai dibacakan kemudian

penyerahan dana yang sesuai dengan pengajuan

pembiayaan anggota. Jika pencairan dilakukan

secara tunai, maka uang harus dihitung oleh

kedua belah pihak untuk memastikan kecocokan

antara catatan pembiayaan dengan pisik uang.

(7) Petugas pencairan dana harus menyerahkan

seluruh dana yang diajukan, meskipun nantinya

anggota akan mengambil dana tersebut untuk

pembayaran biaya pencairan dana.

Jenis pembiayaan mikro syariah antara lain :

a) Pembiayaan usaha bagi hasil (mudharabah)

Produk pembiayaan usaha bagi hasil adalah

produk pembiayaan yang diberikan kepada

anggota dengan semua modal berasal dari KSPPS

Tamzis Bina Utama dan atas keuntungan yang

diperoleh dari hasil usaha pembagian keuntungan

(nisbah) disepakati bersama diawal. Pembiayaan

ini menggunakan akad mudharabah dan

diperuntukan bagi usaha produktif yang memiliki

keuntungan yang baik. Pembiayaan ini dirancang

76

khusus bagi anggota yang berkeinginan untuk

mengembangkan usahanya supaya lebih maju,

dengan pola bagi hasil sehingga ada unsur

keadilan dalam kerjasama. Pembiayaan ini

disesuaikan dengan kebutuhan dana anggota

dengan pola pengembalian secara angsuran

sesuai jangka waktu yang disepakati.

b) Pembiayaan jual beli atau pengadaan barang

(murabahah)

Pembiayaan jual beli atau pengadaan barang

diperuntukan membantu anggota masyarakat

yang membutuhkan barang untuk keperluan

perdagangan, alat produksi ataupun konsumsi.

Pembiayaan ini dirancang khusus bagi anggota

yang berkeinginan memiliki suatu barang untuk

memenuhi kebutuhannya dan mendukung

pengembangan usahanya dimana Pihak KSPPS

Tamzis Bina Utama terlebih dahulu membeli

barang-barang yang dikehendaki anggota sesuai

spesifikasinya yang di inginkan, kemudian di jual

kepada anggota dengan pola angsuran atau tunai

sesuai dengan harga yang telah dilakukan

kesepakatan dan jangka waktu yang diinginkan.

Setelah penandatanganan akad, barang langsung

77

menjadi milik anggota. Pembiayaan ini

menggunakan akad murabahah dimana Tamzis

sebagai penjual dan anggota sebagai pembeli.

c) Pembiayaan Sewa (Ijarah)

Pembiayaan sewa ini dirancang khusus bagi

anggota yang berkeinginan menggunakan suatu

barang untuk memenuhi kebutuhannya atau

mendukung pengembangan usahanya akan tetapi

anggota tidak berniat untuk memiliki barang

tersebut. Dalam hal ini Tamzis menyediakan

barang sesuai dengan yang diinginkan anggota,

kemudian Tamzis menyewakan kepada anggota

dengan pembayaran sewa secara angsuran/cicilan

sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.

Pembiayaan sewa menggunakan akad ijarah

dengan margin yang kompetitif dan

menguntungkan.

d) Pembiayaan Talangan Haji

Pembiayaan porsi haji Tamzis merupakan

pinjaman dana dari Tamzis kepada anggota

khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk

memperoleh seat/porsi haji. Tamzis akan

membantu pengurusan perolehan seat/porsi haji

78

anggota lewat bank yang ditunjuk oleh Kemenag.

Dan sebagai jasa pengurusan itu anggota

membayar ujroh atau sering disebut fee (biaya)

kepada pengurus Tamzis. Pembiayaan talangan

haji Tamzis menggunakan ijarah wal qardh.

Tamzis akan membantu menjelaskan kepada

anggota proses cara mendapatkan porsi haji.

Kemudian Tamzis siap menyediakan jasa

pengurusan perolehan porsi haji anggota lewat

bank yang ditunjuk oleh Kemenag, sebagai jasa

pengurusan tersebut anggota membayar ujroh

(fee/biaya) kepengurusan kepada Tamzis.

Kemudian muncul total biaya yang harus

dikeluarkan oleh anggota terkait biaya porsi haji

maupun jasa pengurusannya. Untuk proses

pengurusan tersebut menggunakan akad qardh.

Sementara akad ijarah di gunakan sebagai

fasilitas pemberian dana pinjaman guna

mendapatka porsi haji anggota.

3. Jasa

Produk fasilitas jasa meliputi jasa pembayaran

rekening listrik, air dan telepon. Dimana KSPPS Tamzis

Bina Utama mendapatkan jasa atas pengelolaan

pembayaran rekening tersebut, pembayaran rekening

79

tersebut dapat diambilkan dari simpanan mutiara anggota.

Produk fasilitas jasa ini menggunakan akad Kafalah.

80

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Syarat dan ketentuan pembiayaan mikro syariah di

KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kertek

Wonosobo

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di

KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kertek Wonosobo

tentang prosedur pemberian pembiayaan mikro syariah

adalah sebagai berikut :

Pembiayaan mikro syariah adalah pembiayaan yang

didedikasikan bagi pelaku usaha mikro yang tangguh dan

terpercaya, untuk meningkatkan kapasitas dan

keuntungan usahanya, sehingga pembiayaan lebih

berdaya guna.

Pembiayaan mikro syariah terdiri dari pembiayaan

mikro syariah satu dan mikro syariah dua. Disini penulis

akan membahas tentang pembiayaan mikro syariah dua.

Pembiayaan mikro syariah dua adalah pembiayaan di atas

Rp 25 juta. Pembiayaan tersebut hanya diberikan kepada

anggota yang memiliki jaminan/agunan. Tamzis

memungkinkan memberikan dua pembiayaan mikro

syariah secara bersamaan kepada seorang anggota dengan

syarat anggota tersebut memiliki karakter baik, memiliki

sejarah pembiayaan yang baik, memiliki kesanggupan

81

bayar dan nilai jaminan yang diserahkan ke Tamzis

mampu mengcover kedua pembiayaan tersebut.

Berikut ini adalah syarat pembiayaan mikro syariah

dua di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kertek

Wonosobo :

1. Menjadi anggota Tamzis.

2. Pengusaha mikro (harus memiliki usaha).

3. Usaha yang dibiayai berjalan minimal satu tahun

dan sudah dikategorkan usaha yang berjalan

lancar.

4. Untuk pembiayaan dua diharuskan mempunyai

legalitas usaha (SIUP, TDP, HO).

Berikut ini adalah ketentuan pembiayaan mikro

syariah dua di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang

Kertek Wonosobo (pembiayaan di atas 25 juta) :

1. Anggota Tamzis.

2. Mengajukan surat formulir permohonan

pembiayaan yang diisi sendiri dan diketahui oleh

suami/istri bagi yang sudah menikah dan

diketahui oleh salah satu keluarga inti bagi yang

belum menikah.

3. Menyerahkan foto copy KTP yang masih berlaku

suami istri apabila sudah menikah dan foto copy

KTP sendiri apabila belum menikah.

4. Menyerahkan foto copy Kartu Keluarga.

82

5. Menyerahkan foto copy surat nikah bagi yang

sudah menikah.

6. Menyerahkan foto copy jaminan.

7. Menyerahkan foto copy NPWP.

8. Menyerahkan foto copy legalitas usaha (SIUP,

TDP, HO).

9. Menyerahkan bisnis plan dan rencana

penggunaan dana pembiayaan.

10. Menyerahkan foto copy laporan keuangan tiga

bulan terakhir.

11. Menyerahkan foto copy ijin praktek.

12. Menyerahkan foto copy sertifikat/SPPT/STTS.

13. Menyerahkan foto copy BPKB, Kuitansi, Faktur.

14. Menyerahkan foto copy bukti penguasaan kios

pasar.

15. Menyerahkan foto copy bukti penjualan

pembelian.

16. Bersedia di survei.

17. Bersedia menandatangani akad pembiayaan dan

menghadirkan saksi dari salah satu keluarga inti.

18. Bersedia membayar biaya administrasi.

19. Bersedia ikut serta dalam program penjaminan.

20. Bersedia membayar simpanan wajib.

83

B. Menganalisis Prosedur Pemberian Pembiayaan Mikro

Syariah Apakah Sudah Sesuai Dengan Teori Atau

Tidak

Pembiayaan mikro syariah menggunakan empat akad,

yaitu akad mudharabah, murabahah, qardh dan ijarah.

Dalam penerapannya sehari-hari di tamzis itu berbeda

antara teori dan prakteknya.

1. Akad mudharabah, dalam teori akad mudharabah

adalah suatu perjanjian usaha antara pemilik

modal dengan pengusaha, di mana pihak pemilik

modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan

dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas

usaha. Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai

dengan kesepakatan pada waktu akan pembiayaan

ditandatangani yang dituangkan dalam bentuk

nisbah misalnya 70:30, 65:35, apabila terjadi

kerugian dan kerugian tersebut merupakan

konsekuensi bisnis (bukan penyelewengan atau

keluar dari kesepakatan) maka pihak penyedia

dana akan menanggung kerugian managerial skill

dan waktu serta kehilangan nisbah keuntungan

bagi hasil yang akan diperolehnya.

Dalam fatwa DSN-MUI No. 07/DSN-

MUI/IV/2000 tentang mudharabah dijelaskan

ketentuan yang menyatakan bahwa keuntungan

84

mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai

kelebihan dari modal dan pada ketentuan lain

menyatakan bahwa biaya operasional dibebankan

kepada mudharib.

Sedangkan dalam praktik sehari-hari akad

mudharabah di Tamzis digunakan untuk

pemberian modal kerja usaha kepada anggota

dimana semua modal berasal dari KSPPS Tamzis

Bina Utama dan atas keuntungan yang diperoleh

dari hasil usaha pembagian keuntungan (nisbah)

disepakati bersama diawal. Sedangkan dalam

praktik sehari-hari akad mudharabah di Tamzis

tidak hanya modal berasal dari KSPPS Tamzis

Bina Utama semua, karena dalam syarat

pembiayaan mikro syariah usaha yang dibiayai

berjalan minimal satu tahun dan sudah

dikategorikan usaha yang berjalan lancar. Yang

dimaksud dalam penerapannya ini adalah tidak

hanya pembiayaan baru saja yang dibiayai tapi

pembiayaan lama juga bisa dibiayai asalkan

berjalan dengan baik dan tidak bertentangan

dengan syariat islam boleh saja dilakukan

walaupun secara teori dan praktik di dunia nyata

berbeda. Pembiayaan ini menggunakan akad

mudharabah dan diperuntukkan bagi usaha

85

produktif yang memiliki keuntungan yang baik.

Pembiayaan ini dirancang khusus bagi anggota

yang berkeinginan untuk mengembangkan

usahanya supaya lebih maju, dengan pola bagi

hasil sehingga ada unsur keadilan dalam

kerjasama. Pembiayaan ini disesuaikan dengan

kebutuhan dana anggota dengan pola

pengembalian secara angsuran sesuai jangka

waktu yang disepakati.

2. Akad murabahah, dalam teori akad murabahah

adalah pembelian barang dengan pembayaran

ditangguhkan (1 bulan, 3 bulan, 1 tahun).

Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang

diberikan kepada nasabah dalam rangka

pemenuhan kebutuhan produksi (inventory).

Pembiayaan murabahah mirip dengan Kredit

Modal Kerja yang biasa diberikan oleh bank-bank

konvensional, dan karenya pembiayaan

murabahah berjangka waktu di bawah satu tahun

(short run financing).1

Sedangkan dalam praktik sehari-hari akad

murabahah digunakan untuk pembelian barang

dimana Tamzis menyediakan barang sesuai

dengan yang diinginkan, kemudian menjualnya

1A. Perwataatmadja dan Antonio, Apa…, h.25

86

kepada anggota dengan cara pembayaran

angsuran atau tunai sesuai dengan harga yang

disepakati bersama dan jangka waktu yang

diinginkan. Setelah penandatanganan akad,

barang langsung menjadi milik anggota. Namun

di Tamzis penggunaan akad murabahah tidak

hanya dengan pembelian barang saja namun juga

bisa dilakukan dalam wujud uang tapi dengan

menggunakan akad wakalah dimana Tamzis

memberikan uang kepada anggota, dan uang

tersebut dapat digunakan oleh anggota untuk

membeli barang sendiri, setelah anggota tanda

tangan akad wakalah di kantor kemudian anggota

membeli barang sesuai dengan keinginannya,

setelah itu maksimal dikasih waktu satu minggu

untuk menyerahkan bukti kwitansi pembayaran

barang, kemudian akad murabahah bisa

dilaksanakan oleh Tamzis dan anggota, cara

pembayaran angsuran atau tunai sesuai dengan

harga yang disepakati bersama dan jangka waktu

yang diinginkan, Setelah penandatanganan akad,

barang langsung menjadi milik anggota.

3. Akad qardh, dalam teori akad qard adalah

perjanjian pembiayaan antara bank dengan

nasabah yang dianggap layak menerima yang

87

diprioritaskan bagi pengusaha kecil pemula yang

potensial akan tetapi tidak mempunyai modal

apapun selain kemampuan berusaha, serta

perorangan lainnya yang berada dalam keadaan

terdesak, dimana penerima kredit hanya

diwajibkan mengembalikan pokok pinjaman pada

waktu jatuh tempo dan bank hanya membebani

nasabah atas biaya administrasi.

Fatwa DSN-MUI No. 19/DSN-MUI

menjelaskan prinsip qardh boleh digunakan

sebagai akad pinjaman dengan ketentuan bahwa

nasabah wajib mengembalikan dana yang

diterima kepada perbankan pada waktu yang

telah disepakati bersama. Sedangkan dalam

praktik sehari-hari akad qardh di Tamzis

digunakan untuk jasa pengurusan perolehan porsi

haji anggota lewat bank yang ditunjuk oleh

Kemenag, sebagai jasa pengurusan tersebut

anggota membayar ujroh (fee/biaya)

kepengurusan kepada Tamzis.

4. Akad ijarah, dalam teori akad ijarah adalah

dimana suatu bank atau lembaga keuangan

syariah menyewakan peralatan (equipment),

sebuah bangunan, barang-barang seperti mesin-

mesin, pesawat terbang, dan lain-lain kepada

88

salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan

biaya sewa yang sudah ditentukan sebelumnya

secara pasti.

Menurut fatwa DSN-MUI No. 09/DSN-

MUI/IV/2000 tanggal 13 April 2000 tentang

Pembiayaan Ijarah, yang dimaksudkan dengan

ijarah adalah pemindahan hak pakai atas suatu

barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui

pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

Dengan demikian, dalam ijarah tidak hanya

barang yang dapat menjadi objek ijarah tetapi

juga jasa. Selain itu, tidak terjadi perubahan

kepemilikan atas objek ijarah, tetapi hanya terjadi

perpindahan hak pakai dari pemilik yang

menyewakan barang atau jasa kepada penyewa.

Dalam transaksi ijarah, bank adalah pihak yang

menyewakan dan nasabah adalah penyewa.

Sedangkan dalam praktik sehari-hari akad

ijarah di Tamzis digunakan sebagai bagi anggota

yang berkeinginan menggunakan suatu barang

untuk memenuhi kebutuhannya atau mendukung

pengembangan usahanya akan tetapi anggota

tidak berniat untuk memiliki barang tersebut.

Dalam hal ini Tamzis menyewakan kepada

89

anggota dengan pembayaran sewa secara

angsuran/cicilan sesuai dengan jangka waktu

yang disepakati. Pembiayaan sewa menggunakan

akad ijarah dengan margin yang kompetitif dan

menguntungkan. Akad ijarah di Tamzis dapat

juga digunakan untuk pembiayaan talangan haji,

dimana akad ijarah di gunakan sebagai fasilitas

pemberian dana pinjaman guna mendapatka porsi

haji anggota.2

2Wawancara dengan Ibu Nabila Ibrahim selaku Manager

Administrasi Cabang di KSPPS Tamzis Bina Utama pada tanggal 16 Maret

2018 pada pukul 14.30.

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah

dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik

kesimpulan bahwa :

1. Syarat dan ketentuan pembiayaan mikro syariah di

KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kertek Wonosobo :

Pembiayaan mikro syariah terdiri dari pembiayaan

mikro syariah satu dan mikro syariah dua. Disini penulis

membahas tentang pembiayaan mikro syariah dua.

Pembiayaan mikro syariah dua adalah pembiayaan di atas

Rp 25 juta.

Berikut ini adalah syarat pembiayaan mikro syariah

dua di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kertek

Wonosobo :

a. Menjadi anggota Tamzis.

b. Pengusaha mikro (harus memiliki usaha).

c. Usaha yang dibiayai berjalan minimal satu tahun

dan sudah dikategorkan usaha yang berjalan

lancar.

d. Untuk pembiayaan dua diharuskan mempunyai

legalitas usaha (SIUP, TDP, HO).

91

Sedangkan ketentuan pembiayaan mikro syariah dua

di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kertek Wonosobo

(pembiayaan di atas 25 juta) :

a. Anggota Tamzis.

b. Mengajukan surat formulir permohonan

pembiayaan yang diisi sendiri dan diketahui oleh

suami/istri bagi yang sudah menikah dan diketahui

oleh salah satu keluarga inti bagi yang belum

menikah.

c. Menyerahkan foto copy KTP yang masih berlaku

suami istri apabila sudah menikah dan foto copy

KTP sendiri apabila belum menikah.

d. Menyerahkan foto copy Kartu Keluarga.

e. Menyerahkan foto copy surat nikah bagi yang

sudah menikah.

f. Menyerahkan foto copy jaminan.

g. Menyerahkan foto copy NPWP.

h. Menyerahkan foto copy legalitas usaha (SIUP,

TDP, HO).

i. Menyerahkan bisnis plan dan rencana penggunaan

dana pembiayaan.

j. Menyerahkan foto copy laporan keuangan tiga

bulan terakhir.

k. Menyerahkan foto copy ijin praktek.

l. Menyerahkan foto copy sertifikat/SPPT/STTS.

92

m. Menyerahkan foto copy BPKB, Kuitansi, Faktur.

n. Menyerahkan foto copy bukti penguasaan kios

pasar.

o. Menyerahkan foto copy bukti penjualan

pembelian.

p. Bersedia di survei.

q. Bersedia menandatangani akad pembiayaan dan

menghadirkan saksi dari salah satu keluarga inti.

r. Bersedia membayar biaya administrasi.

s. Bersedia ikut serta dalam program penjaminan.

t. Bersedia membayar simpanan wajib.

2. Kedua, prosedur pemberian pembiayaan mikro syariah

yang benar, pembiayaan mikro syariah menggunakan

empat akad, yaitu mudharabah, murabahah, qardh dan

ijarah. Dalam penerapannya sehari-hari di tamzis itu

berbeda antara teori dan prakteknya. Menurut penilaian

saya penerapannya sehari-hari di Tamzis itu berbeda

antara teori dan praktiknya, hal itu boleh saja dilakukan

asalkan pembiayaan tersebut dapat berdaya guna untuk

masyarakat, tidak menghilangkan prinsip ke

syariahannya, pembiayaan ini harus jelas digunakan

untuk apa uangnya. Di Lembaga Keuangan Syariah

sekarang memang kebanyakan teori dan praktiknya

berbeda, karena kalau kita menerapkan harus sesuai dan

sama persis dengan teori masih sulit untuk dilakukan

93

karena memang kehidupan dan kebutuhan masyarakatnya

pun berbeda juga, hal itu boleh saja dilakukan walaupun

secara teori dan praktik di dunia nyata berbeda.

B. Saran

1. Untuk para pegawai KSPPS Tamzis Bina Utama

Cabang Kertek Wonosobo lebih ditingkatkan lagi

motivasi dan kedisiplinannya dalam bekerja.

2. Selalu menjaga hubungan baik dan keharmonisan

baik untuk anggota, teman seprofesi maupun atasan.

C. Penutup

Demikianlah akhir dari penyusunan Tugas Akhir ini

dengan judul “Prosedur Pemberian Pembiayaan Mikro

Syariah Di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kertek

Wonosobo” sebagai tugas dan melengkapi syarat guna

memperoleh gelar Ahli Madya (D3) dalam bidang ilmu

perbankan syariah. Dengan mengucapkan syukur

Alhamdulillah atas segala nikmat yang telah diberikan Allah

SWT. Penulis menyadari bahwasannya tugas akhir ini masih

kurang sempurna, yang mana semua itu karena keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan sehingga masih dalam proses

penyempurnaan.

Oleh sebab itu, penulis berharap mendapat kritk dan saran

yang bersifat membangun agar dapat menyempurnakan

penulisan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat

94

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

A. Perwataatmadja H. Karnaen, dkk, M.Ec, Apa dan

Bagaimana Bank Islam Ser Ekonomi Islam no. 01,

Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1992

Asmawati, Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif Pada PD.

Bank BPR Rokan Hilir, Laporan Thesis Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011

Darsono, dkk, Perbankan Syariah di Indonesia Kelembagaan

dan Kebijakan Serta Tantangan ke Depan, Jakarta : PT

RajaGrafindo, 2017

Fitriya Nurul Zahrotul, Prosedur Pemberian Kredit Mikro

pada PT BPR “CHARIS UTAMA” Jatirogo Tuban,

Diploma (D3) thesis STIE Perbanas Surabaya, 2016

Herdiansyah Haris, Metode Penelitian Kualitatif untuk ilmu-

ilmu sosial, Cetakan ketiga, Jakarta:Salemba Humanika,

2012

Huda Nurul, Baitul Mal Wa Tamwil Sebuah Tinjauan

Teoretis, Jakarta : Amzah, 2016,

Cokrohadisumarto Widiyanto bin Mislan, dkk, BMT

Praktik dan Kasus, Jakarta : Rajawali Pers, 2016

Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di

Indonesia, Jakarta : Pramedia Group, 2012

Muhamad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP

AMP YKPN, 2002

Rivai Veithzal dan Arifin Arviyan, Islamic Banking Sebuah

Teori, Konsep dan Aplikasi, Jakarta : PT Bumi Aksara,

2010

91

Rozainda, Fikih Ekonomi Syariah (Prinsip dan Implementasi

pada Sektor Keuangan), Jakarta : PT Raja Grafindo,

2016

Vera Ikawaty, Analisis Prosedur Pemberian Pembiayaan

Musyarakah Pada Bank Syariah Mandiri Cabang

Malang, Other Thesis Universitas Muhammadiyah

Malang, 2011

Wangsawidjaja, Pembiayaan Pembiayaan Bank Syariah,

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2012

Wawancara dengan Ibu Nabila Ibrahim selaku Manager

Administrasi Cabang di KSPPS Tamzis Bina Utama pada

tanggal 16 Maret 2018 pada pukul 14.30.

Yahya Rizal, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta :

Salemba Empat, 2014

LAMPIRAN

1. Produk-Produk KSPPS Tamzis Bina Utama

2. Pembiayaan

3. Formulir Pengajuan Pembiayaan

4. LembarAkad

5. Bukti Pencairan Akad

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aprilia Ari Setiyaningsih

Tempat Tanggal Lahir : Sragen, 04 April 1998

Alamat Asal : Ds. Mantup RT 005, Kelurahan

Bendo, Kecamatan Sukodono,

Kabupaten Sragen

Email : [email protected]

No HP : 085729796856

Pendidikan :

1. MI Nurul Islam Bendo Lulus Tahun 2009

2. SMP Negeri 2 Sukodono Lulus Tahun 2012

3. SMK Negeri 1 Sragen Lulus Tahun 2015

4. UIN Walisongo Semarang sekarang.

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya

untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yang menyatakan,

Aprilia Ari Setiyaningsih