Prosedur diagnostik sistem penglihatan

16
by. Christianto Nugroho S by. Christianto Nugroho S .Kep.Ns .Kep.Ns PROSEDUR PROSEDUR DIAGNOSTIK SISTEM DIAGNOSTIK SISTEM PENGLIHATAN PENGLIHATAN Oleh: Oleh: Chistianto Nugroho Chistianto Nugroho S.Kep.Ns. S.Kep.Ns.

Transcript of Prosedur diagnostik sistem penglihatan

Page 1: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

PROSEDUR PROSEDUR DIAGNOSTIK SISTEM DIAGNOSTIK SISTEM

PENGLIHATAN PENGLIHATAN

Oleh: Oleh:

Chistianto Nugroho S.Kep.Ns.Chistianto Nugroho S.Kep.Ns.

Page 2: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

TES FLUORESINTES FLUORESIN

• Teteskan cairan fluoresin / sentuhan keras Teteskan cairan fluoresin / sentuhan keras fluoresin steril. Bilas dengan cairan fluoresin steril. Bilas dengan cairan fisiologis . Lihat ada tidak warna hijau fisiologis . Lihat ada tidak warna hijau pada kornea ( defek + ). pada kornea ( defek + ).

• Pemeriksaan kebocoran ( tes fluoresin )Pemeriksaan kebocoran ( tes fluoresin )

• Sama seperti diatas, tapi tanpa Sama seperti diatas, tapi tanpa pembilasanpembilasan

• Kebocoran seperti aliran dari arah lubang Kebocoran seperti aliran dari arah lubang yang berwarna hijau. yang berwarna hijau.

Page 3: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

TONOMETRITONOMETRI

• Cara penderita ditidurkan tanpa bantalCara penderita ditidurkan tanpa bantal• Tetesi mata dengan tetes mata pantokainTetesi mata dengan tetes mata pantokain• Bersihka telapak tonometer dengan kasa, yang dibasahi Bersihka telapak tonometer dengan kasa, yang dibasahi

alkohol dan dibiarkan menguap dulu.alkohol dan dibiarkan menguap dulu.• Penderita disuruh membuka kedua matanya dan menatap Penderita disuruh membuka kedua matanya dan menatap

lurus kertas pada ujung jarinya sendiri yang diposisikan lurus kertas pada ujung jarinya sendiri yang diposisikan tepat diatas mata yang tak diukur.tepat diatas mata yang tak diukur.

• Pegang tonometer pada pemegangnya dan dekatkan Pegang tonometer pada pemegangnya dan dekatkan telapatnya dengan hati – hati kepermukaan kornea.telapatnya dengan hati – hati kepermukaan kornea.

• Perlu memperingatkan penderita berulang – ulang supaya Perlu memperingatkan penderita berulang – ulang supaya menatap terus tegak lurus keatas, baca skala yang menatap terus tegak lurus keatas, baca skala yang tertunjuk, kalau perlu ulang 2 – 3 kalitertunjuk, kalau perlu ulang 2 – 3 kali

• Bila skala bergoyang, ambil rata – ratanyaBila skala bergoyang, ambil rata – ratanya• Lihat nilai tekanan dalam daftar konversi untuk beban yang Lihat nilai tekanan dalam daftar konversi untuk beban yang

dipakai.dipakai.

Page 4: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

ANEL TESANEL TES

• Pemeriksaan saluran sistem ekskresi lakrimalPemeriksaan saluran sistem ekskresi lakrimal• Dudukkan penderita dengan kepala setengah menengadah atau tidurkan. Dudukkan penderita dengan kepala setengah menengadah atau tidurkan.

Tetesi pantokain beberapa kaliTetesi pantokain beberapa kali• Sediakan semprit 2 – 5 cc dengan jarum yang sudah ditumpulkan halus. Sediakan semprit 2 – 5 cc dengan jarum yang sudah ditumpulkan halus. • Isi semprit dengan garam fisiologik. Sediakan dilatatorIsi semprit dengan garam fisiologik. Sediakan dilatator• Renggangkan palpebra bawah kearah lateral dan bawah. Renggangkan palpebra bawah kearah lateral dan bawah. • Suruh penderita melihat keatas.Suruh penderita melihat keatas.• Lebarkan pungtum dengan dilatator, mula – mula masukkan tegak lurus Lebarkan pungtum dengan dilatator, mula – mula masukkan tegak lurus

sedalam 2 mm, terhadap margo palpebra, kemudian horisontal arah ke sedalam 2 mm, terhadap margo palpebra, kemudian horisontal arah ke nasal.nasal.

• Masukkan cairan garam fisiologik dengan semprit berjarum tumpul Masukkan cairan garam fisiologik dengan semprit berjarum tumpul kedalam kanalikuli lakrimal, dengan arah seperti dilatasi tadi.kedalam kanalikuli lakrimal, dengan arah seperti dilatasi tadi.

• Penderita akan marasakan cairan masuk kerongkongan, belakang hidung Penderita akan marasakan cairan masuk kerongkongan, belakang hidung bila saluran utuh.bila saluran utuh.

• Cairan akan keluar dari pungtum superior bila ada penyempitan duktus Cairan akan keluar dari pungtum superior bila ada penyempitan duktus nasolakrimal atau cairan dalam semprit sama sekali tak dapat di dorong nasolakrimal atau cairan dalam semprit sama sekali tak dapat di dorong bila ada sumbatan di kanalikuli lakrimal.bila ada sumbatan di kanalikuli lakrimal.

Page 5: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

SNELLEN CHARTSNELLEN CHARTSiapkan kartu snellen Siapkan kartu snellen (snellen chart)(snellen chart)..Atur kursi px. dengan jarak 5 – 6 m dari snellen chart.Atur kursi px. dengan jarak 5 – 6 m dari snellen chart.Atur penerangan yang memadai sehingga kartu bisa dibaca.Atur penerangan yang memadai sehingga kartu bisa dibaca.Beritau px. u/ menutup mata kiri dengan satu tangan.Beritau px. u/ menutup mata kiri dengan satu tangan.Dimulai dari mata kanan dengan cara pasien disuruh membaca mulai Dimulai dari mata kanan dengan cara pasien disuruh membaca mulai huruf yang paling besar menuju huruf yang kecil dan catat tulisan huruf yang paling besar menuju huruf yang kecil dan catat tulisan terakhir yang masih dapat dibaca oleh pasien.terakhir yang masih dapat dibaca oleh pasien.Selanjutnya pemeriksaan mata kiri.Selanjutnya pemeriksaan mata kiri.Hasil pemeriksaan visus ditulis terpisah ( Hasil pemeriksaan visus ditulis terpisah ( OD / OS = ViKa/ViKiOD / OS = ViKa/ViKi ) yang ) yang dinyatakan dengan pembilang/penyebut.dinyatakan dengan pembilang/penyebut.Pembilang Pembilang : jarak antara kartu snellen dengan mata : jarak antara kartu snellen dengan mataPenyebutPenyebut : jarak dimana suatu huruf tertentu harus dapat dilihat : jarak dimana suatu huruf tertentu harus dapat dilihat oleh mata yang normal.oleh mata yang normal.Misal :Misal :VISUS VISUS 5/55/5 berarti : pada jarak 5 m masih dapat melihat huruf yang berarti : pada jarak 5 m masih dapat melihat huruf yang seharusnya dapat dibaca pada jarak 5 m.seharusnya dapat dibaca pada jarak 5 m.Visus Visus X/60X/60 berarti : pada jarak X maksimal yg oleh orang normal masih berarti : pada jarak X maksimal yg oleh orang normal masih dapat dilihat pada jarak 60 m.dapat dilihat pada jarak 60 m.Visus Visus 1/3001/300 berarti : pada jarak 1 m mata hanya dapat melihat gerakan berarti : pada jarak 1 m mata hanya dapat melihat gerakan mata pemeriksa yang pada mata normal seharusnya bisa dilihat dari mata pemeriksa yang pada mata normal seharusnya bisa dilihat dari jarak 300m.jarak 300m.Visus Visus 1/1/ berarti : mata hanya dapat membedakan gelap dan terang. berarti : mata hanya dapat membedakan gelap dan terang.Visus Visus 00 berarti : mata tidak dapat membedakan gelap dan terang. berarti : mata tidak dapat membedakan gelap dan terang.

Page 6: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

TES ISHIHARATES ISHIHARAPetunjuk sudah jelas, dapat dibaca dalam Petunjuk sudah jelas, dapat dibaca dalam buku penuntunnya. Perlu diterangkan buku penuntunnya. Perlu diterangkan disini, bahwa sering penderita telah disini, bahwa sering penderita telah mengetahui urutannya dari orang lain, jadi mengetahui urutannya dari orang lain, jadi periksa secara tidak beraturan, kalau perlu periksa secara tidak beraturan, kalau perlu suruh mengikuti jejak angka-angkanya suruh mengikuti jejak angka-angkanya dengan petunjuk dengan petunjuk

(tilami dengan plastik dulu kartunya). (tilami dengan plastik dulu kartunya). Cahaya perlu terang.Cahaya perlu terang.

Page 7: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

Pemeriksaan Pemeriksaan sensibilitas korneasensibilitas kornea

Sediakan seberkas bulu kapas yg Sediakan seberkas bulu kapas yg sudah dipelintir ujungnya. Katakan sudah dipelintir ujungnya. Katakan pada px. Apa yang dirasakan dan pada px. Apa yang dirasakan dan bandingkan antara kedua mata. bandingkan antara kedua mata. Suruh buka, atau buka dengan Suruh buka, atau buka dengan tangan kita. Sentuhkan ujung kapas tangan kita. Sentuhkan ujung kapas pada kornea yang sehat dulu, pada kornea yang sehat dulu, kemudian sentuhkan pada kornea yg kemudian sentuhkan pada kornea yg sakit. Tanyakan mana yang lebih sakit. Tanyakan mana yang lebih terasa. Dapat juga dengan terasa. Dapat juga dengan memperhatikan kekuatan reflek memperhatikan kekuatan reflek kedip atau menghindar.kedip atau menghindar.

Page 8: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

Pemeriksaan Pemeriksaan Lapang PandangLapang Pandang

Prinsip: Mengenal obyek atau menghilangnya obyek itu di luar dan Prinsip: Mengenal obyek atau menghilangnya obyek itu di luar dan di dalam daerah lapang pandang.di dalam daerah lapang pandang.Mata yang diperiksa harus tetap mengarah pada titik fiksasi Mata yang diperiksa harus tetap mengarah pada titik fiksasi sentral. Obyek yang digerakkan perlu dicatat : Warna, besarnya. sentral. Obyek yang digerakkan perlu dicatat : Warna, besarnya. Demikian juga jarak dari mata ke titik fiksasi sentral (1/3,1,2m).Demikian juga jarak dari mata ke titik fiksasi sentral (1/3,1,2m).Penderita yang kurang mengerti atau kurang kerjasama, sulit Penderita yang kurang mengerti atau kurang kerjasama, sulit untuk diperiksa secara seksama. untuk diperiksa secara seksama. Warna yang umum : putih. Besar obyek : kecil untuk lapang Warna yang umum : putih. Besar obyek : kecil untuk lapang pandangan perifer (5mm atau lebih tergantung derajat persepsi pandangan perifer (5mm atau lebih tergantung derajat persepsi mata).mata).Pengukuran dapat dipakai kampimeter dan perimeter untuk Pengukuran dapat dipakai kampimeter dan perimeter untuk mengukur lapang pandangan perifer, dan tabir Bjerrum untuk mengukur lapang pandangan perifer, dan tabir Bjerrum untuk lapang pandangan sentral. Bidang lengkung yang terutama lapang pandangan sentral. Bidang lengkung yang terutama berguna untuk pemeriksaan lapang pandangan perifer. Bilamana berguna untuk pemeriksaan lapang pandangan perifer. Bilamana dipakai obyek yang digerakkan, pemeriksaan dimulai dari arah dipakai obyek yang digerakkan, pemeriksaan dimulai dari arah tidak tampak menuju ke sentral, sepanjang meridian yang tidak tampak menuju ke sentral, sepanjang meridian yang berpusat di titik fiksasi.Dalam keadaan tertentu, tidak perlu berpusat di titik fiksasi.Dalam keadaan tertentu, tidak perlu sepanjang jalur tersebut. Penderita memberi tanda bila obyek sepanjang jalur tersebut. Penderita memberi tanda bila obyek hilang atau timbul.hilang atau timbul.

Page 9: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

Pemeriksaan lapang pandang Pemeriksaan lapang pandang perifer yang sederhana perifer yang sederhana

(tes konfrontasi).(tes konfrontasi). Jarak pemeriksa ke penderita 60 cm, berhadap-hadapan, sama Jarak pemeriksa ke penderita 60 cm, berhadap-hadapan, sama

tinggi. Tutup sebelah mata masing-masing, yang sehadap. tinggi. Tutup sebelah mata masing-masing, yang sehadap. (Penderita menutup dengan tangannya sendiri atau penutup hitam, (Penderita menutup dengan tangannya sendiri atau penutup hitam, dan pemeriksa memicingkan). Titik fiksasi adalah jari telunjuk dan pemeriksa memicingkan). Titik fiksasi adalah jari telunjuk pemeriksa yang ditetapkan di tengah antara mata masing-masing pemeriksa yang ditetapkan di tengah antara mata masing-masing yang terbuka. Obyek adalah jari telunjuk tangan pemeriksa yang yang terbuka. Obyek adalah jari telunjuk tangan pemeriksa yang sebelahnya, yang digerakkan dari arah perifer kearah jari fiksasi, sebelahnya, yang digerakkan dari arah perifer kearah jari fiksasi, dari segala arah.dari segala arah.

Penilaian : Membandingkan apakah saat pemeriksa sudah melihat Penilaian : Membandingkan apakah saat pemeriksa sudah melihat dari (obyek) yang digerakkan, penderita juga demikian.dari (obyek) yang digerakkan, penderita juga demikian.

Untuk lapang pandang sebelah arah jari fiksasi, ganti peranan dari Untuk lapang pandang sebelah arah jari fiksasi, ganti peranan dari jari, yang jadi titik fiksasi sekarang jadi obyek dan sebaliknya.jari, yang jadi titik fiksasi sekarang jadi obyek dan sebaliknya.

Kampimeter yang sederhana dapat dibuat dari papan tulis dengan Kampimeter yang sederhana dapat dibuat dari papan tulis dengan pembagian lingkaran-lingkaran sesuai sudut 10° 20° dan pembagian lingkaran-lingkaran sesuai sudut 10° 20° dan seterusnya pada jarak 33 cm.seterusnya pada jarak 33 cm.

Page 10: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

Tes Diplopi Tes Diplopi (Penglihatan ganda)(Penglihatan ganda)

Buka kedua mata penderita dan suruh menatap Buka kedua mata penderita dan suruh menatap kearah jari atau lampu senter, yang ditempatkan kearah jari atau lampu senter, yang ditempatkan kira-kira 45 derajat di 6 daerah utama, yaitu kira-kira 45 derajat di 6 daerah utama, yaitu kanan, kiri, temporal atas, temporal bawah, kanan, kiri, temporal atas, temporal bawah, kemudian nasal atas dan nasal bawah.kemudian nasal atas dan nasal bawah.

Di daerah tersebut, hanya satu otot dari masing-Di daerah tersebut, hanya satu otot dari masing-masing mata yang berfungsi bersamaan (Yoke masing mata yang berfungsi bersamaan (Yoke Muscle).Muscle).

Tanyakan di daerah mana diplopi tampak paling Tanyakan di daerah mana diplopi tampak paling nyata, maka satu dari pasangan otot penggerak nyata, maka satu dari pasangan otot penggerak kearah tersebut di atas terganggu.kearah tersebut di atas terganggu.

Page 11: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

Pemeriksaan StereoskopikPemeriksaan Stereoskopik

Perlu diperiksa pada beberapa pekerjaan Perlu diperiksa pada beberapa pekerjaan (misalnya permesinan) untuk menghindarkan (misalnya permesinan) untuk menghindarkan kecelakaan.kecelakaan.

Cara yang paling sederhana ialah dengan Cara yang paling sederhana ialah dengan menempatkan dua lembar benang hitam di menempatkan dua lembar benang hitam di belakang kertas yang dilobangi dengan jarak belakang kertas yang dilobangi dengan jarak yang berbeda terhadap lobang itu. Penderita yang berbeda terhadap lobang itu. Penderita diminta menentukan benang yang sebelah diminta menentukan benang yang sebelah mana lebih jauh. yang lebih sederhana dengan mana lebih jauh. yang lebih sederhana dengan menyuruh penderita memasukkan benang ke menyuruh penderita memasukkan benang ke dalam lobang jarum.dalam lobang jarum.

Page 12: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

Pemeriksaan iregularitas kornea Pemeriksaan iregularitas kornea dengan lempeng “Placido”dengan lempeng “Placido”

Penderita membelakangi sumber Penderita membelakangi sumber cahaya. Pemeriksa dengan mengintip cahaya. Pemeriksa dengan mengintip dari lobang di tengah alat pada jarak dari lobang di tengah alat pada jarak 30cm dari penderita mengamati 30cm dari penderita mengamati bayangan lingkaran-lingkaran alat bayangan lingkaran-lingkaran alat “Placido” pada permukaan kornea. “Placido” pada permukaan kornea. Bayangan akan tampak tidak teratur bila Bayangan akan tampak tidak teratur bila ada irregularitas kornea.ada irregularitas kornea.

Page 13: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

Pemeriksaan penonjolan bola Pemeriksaan penonjolan bola mata dilakukan dengan Hertelmata dilakukan dengan Hertel

Alat Hertel terdiri atas dua buah segitiga yang mengandung cermin Alat Hertel terdiri atas dua buah segitiga yang mengandung cermin dan skala, dihubungkan dengan batang persegi pada mana salah dan skala, dihubungkan dengan batang persegi pada mana salah satu segitiga itu dapat digeserkan. satu segitiga itu dapat digeserkan. Pada batang ada skala jarak Pada batang ada skala jarak antara ujung segitiga yang dipas-kan pada pinggir depan tulang antara ujung segitiga yang dipas-kan pada pinggir depan tulang orbita bagian lateral. Cermin membuat sudut 45 derajat dengan orbita bagian lateral. Cermin membuat sudut 45 derajat dengan batang dan skala tegak lurus pada btang. Di tengah cermin dan di batang dan skala tegak lurus pada btang. Di tengah cermin dan di tengah skala ada garis dan celah yang bila dihubungkan sejajar tengah skala ada garis dan celah yang bila dihubungkan sejajar dengan batang.dengan batang.

Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang sekali. Pas-kan Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang sekali. Pas-kan bagian puncak segitiga yang melekuk pada pinggir lateral tulang bagian puncak segitiga yang melekuk pada pinggir lateral tulang orbita, tahan alat secara merata. orbita, tahan alat secara merata. Suruh penderita melihat lurus Suruh penderita melihat lurus kemuka ambil posisi pengamatan dengan mata kiri, hingga garis kemuka ambil posisi pengamatan dengan mata kiri, hingga garis pada cermin dan celah pada skala tampak berimpit. Baru lihat letak pada cermin dan celah pada skala tampak berimpit. Baru lihat letak puncak korne pada proyeksi skala. Itulah ukuran penonjolannya. puncak korne pada proyeksi skala. Itulah ukuran penonjolannya. Demikian pula mata lainnya. Pada pengukuran ulang, skala pada Demikian pula mata lainnya. Pada pengukuran ulang, skala pada batang harus tetap, sebab bila jarak segitiga dijauhkan, akan batang harus tetap, sebab bila jarak segitiga dijauhkan, akan meninggikan ukuran penonjolan, sebaliknya bila didekatkan. meninggikan ukuran penonjolan, sebaliknya bila didekatkan. Nilai Nilai normal sekitar 12-17. Yang penting perbedaannya, dan perubahan normal sekitar 12-17. Yang penting perbedaannya, dan perubahan pada pemeriksaan ulang.pada pemeriksaan ulang.

Page 14: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

PEMERIKSAAN DENGAN SLIT PEMERIKSAAN DENGAN SLIT LAMP/BIOMIKROSKOPELAMP/BIOMIKROSKOPE

Page 15: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Nsby. Christianto Nugroho S.Kep.Ns

PEMERIKSAAN DENGAN PEMERIKSAAN DENGAN OPTHALMOSKOPEOPTHALMOSKOPE

Page 16: Prosedur diagnostik sistem penglihatan

by. Christianto Nugroho S.Kep.Ns