PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS...

75
PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BANK JATENG CABANG PEMBANTU SYARIAH SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah Oleh: RIZKI SECONDITA PUTRI 1605015049 D3 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019

Transcript of PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS...

Page 1: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL

MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BANK JATENG

CABANG PEMBANTU SYARIAH SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah

Oleh:

RIZKI SECONDITA PUTRI

1605015049

D3 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2019

Page 2: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

ii

Page 3: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

iii

Page 4: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

iv

MOTTO

ا ين تعش حر أقل الد

“Sedikitkan Hutangmu, Niscaya akan hidup Merdeka”

(Prof. Dr. H. Mujiyono Abdillah, M.A.)

Page 5: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

v

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, dan dengan penuh rasa

terimakasih, Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orangtuaku. Bapakku Mulyadi dan Ibuku Ira Manuvita yang telah

memberikan do’a terindahnya, motivasi terbaik, seluruh kasih sayangnya

kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

tersampaikan.

2. Kakakku, Dita Mahardika Putri yang telah memberikan semangat dalam

mengerjakan tugas akhir ini.

3. Segenap keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dari jauh.

4. Keluarga Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga yang telah

memberikan banyak ilmunya dan memberi dorongan agar terselesaikan

tugas akhir ini.

5. Teman-teman seperjuangan di Perbankan Syariah UIN Walisongo.

Khususnya kelas PBS B angkatan 2016.

6. Serta, semua pihak yang telah membantu dalam mengerjakan tugas akhir

ini.

Page 6: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

vi

Page 7: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

vii

ABSTRAK

Seiring dengan banyaknya pertumbuhan lembaga keuangan di berbagai

wilayah, semakin mudah pula masyarakat memilih untuk memenuhi

kebutuhannya di lembaga keuangan manapun tanpa memikirkan jangka

panjangnya. Padahal, suku bunga pada lembaga keuangan konvensional di setiap

bulannya selalu berubah (fluktuatif) sesuai dengan pasar yang sedang terjadi.

Berbeda dengan pembiayaan murabahah di lembaga keuangan syariah yang

marginnya sudah ditetapkan di awal akad sesuai kesepakatan kedua belah pihak

sehingga nasabah akan mengangsur dengan nominal yang sama di setiap

bulannya.

Ketika nasabah menyadari akan hal tersebut, maka nasabah dari lembaga

keuangan konvensional mempunyai niat untuk mengalihkan hutangnya ke

lembaga keuangan syariah. Pengalihan hutang dikenal dengan istilah take over.

Terkait informasi pembiayaan take over dengan menggunkan akad qardh wal

murabahah masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas hingga saat ini

maka penelitian ini difokuskan pada pembahasan mengenai prosedur dan risiko

penggunaan akad qardh wal murabahah pada pembiayaan take over. Prosedur dan

risiko penggunaan akad ini perlu disosialisasikan dan dipublikasikan dari pihak

perbankan.

Sesuai latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah : Bagaimana prosedur pembiayaan take over menggunakan akad qardh

wal murabahah pada Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga? Apa saja

risiko yang dialami bank maupun nasabah dalam pelaksanaan take over di Bank

Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga? dan Bagaimana cara mengantisipasi

risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan take over di Bank Jateng Cabang

Pembantu Syariah Salatiga?

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research),

oleh karena itu data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari Bank Jateng

Cabang Pembantu Syariah Salatiga dengan menggunakan jenis penelitian

Kualitatif-Deskriptif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis dapat

menyimpulkan bahwa pembiayaan take over mempunyai risiko yang beragam,

namun risiko yang paling utama yaitu belum adanya jaminan dari nasabah pada

saat permohonan pembiayaan yang dikarenakan jaminan masih berada di pihak

lembaga keuangan konvensional. Prosedur pembiayaan take over dilakukan oleh

nasabah dengan lembaga keuangan syariah seperti melakukan pembiayaan biasa.

Adapun cara untuk mengatasi risiko yang dihadapi Bank Jateng Cabang Pembantu

Syariah Salatiga adalah dengan cara melakukan pemantauan dan pengawalan oleh

petugas sejak pencairan pembiayaan hingga beralihnya jaminan dari Lembaga

Keuangan Konvensional ke Bank Jateng Syariah.

Kata Kunci : take over, akad qardh wal murabahah, prosedur, risiko

Page 8: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

viii

KATA PENGANTAR

Assamalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan segala rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya. Tak lupa kita panjatkan shalawat dan salam kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir

yang berjudul : “PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH

WAL MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BANK

JATENG CABANG PEMBANTU SYARIAH SALATIGA”. Tugas akhir ini

disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan

D III pada jurusan Perbankan Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan tugas akhir ini dapat

selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, bimbingan dan dorongan serta

perhatiannya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor UIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

3. Bapak Johan Arifin, S.Ag., MM., selaku ketua Jurusan D3 Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

4. Bapak H. Muchammad Fauzi, SE., MM selaku Dosen Pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktu , tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam menyusun tugas akhir ini.

5. Bapak Drs. Wahab Zainuri, M.M selaku Dosen Wali yang telah

memberikan motifasi, arahan dan bimbingan kepada penulis.

6. Seluruh dosen pengajar Program Studi Diploma III Perbankan Syariah

UIN Walisongo Semarang.

Page 9: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

ix

7. Bapak Cahya Imanuddin Firmansyah selaku Pincapem Bank Jateng KCPS

Salatiga serta karyawan yang telah bersedia memberikan informasi dan

ilmunya.

8. Orang tua, kakak dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan

moral dengan kasih sayangnya yang tiada batas sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan tepat waktu.

9. Sahabat-sahabat serta teman-teman seperjuangan keluarga besar PBS B

angkatan 2016 yang saya sayangi dan selalu memebrikan dukungan dan

motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,

sehingga penulis akan sangat berterimakasih atas kritik dan saran yang bersifat

membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 07 Mei 2019

Rizki Secondita Putri

NIM. 1605015049

Page 10: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

HALAMAN DEKLARASI .................................................................................... vi

HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 6

E. Metodologi Penelitian .................................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ................................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Bank Syariah ................................................................................................ 13

B. Akad ............................................................................................................. 14

C. Akad Qardh .................................................................................................. 16

D. Akad Murabahah .......................................................................................... 21

E. Pembiayaan ................................................................................................... 28

1. Definisi Pembiayaan ............................................................................... 28

2. Pembiayaan Take Over .......................................................................... 31

Page 11: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

xi

3. Fatwa DSN-MUI tentang Take Over .................................................... 32

F. Prosedur ........................................................................................................ 35

G. Risiko ............................................................................................................ 36

BAB III GAMBARAN UMUM BANK JATENG SYARIAH

A. Sejarah Berdirinya Bank Jateng Syariah ...................................................... 37

B. Visi dan Misi Bank Jateng Syariah .............................................................. 38

C. Nilai Budaya Bank Jateng Syariah ............................................................... 38

D. Jaringan Kantor ............................................................................................ 39

E. Data Lembaga ............................................................................................... 40

F. Struktur Organisasi ....................................................................................... 40

G. Ruang Lingkup Usaha .................................................................................. 44

BAB IV PRAKTIK AKAD QARDH WAL MURABAHAH PADA

PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BANK JATENG CABANG PEMBANTU

SYARIAH SALATIGA

A. Prosedur Take Over ...................................................................................... 51

1. Prosedur Permohonan Pembiayaan Take Over ..................................... 51

2. Ketentuan Take Over .............................................................................. 55

3. Prosedur Penggunaan Akad Qardh wal Murabahah pada Pembiayaan

Take Over ............................................................................................... 56

B. Risiko Penggunaan Akad Qardh wal Murabahah pada Pembiayaan Take

Over .............................................................................................................. 58

C. Cara Mengantisipasi Risiko Penggunaan Akad Qardh wal Murabahah pada

Pembiayaan Take Over ................................................................................. 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 62

B. Saran ............................................................................................................. 63

C. Penutup ......................................................................................................... 63

Page 12: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

xii

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 65

LAMPIRAN .................................................................................................................... 68

BIODATA ...................................................................................................................... 74

Page 13: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Bank Jateng KCPS Salatiga ................................. 41

Gambar 2. Alur Proses Pembiayaan Take Over Bank Syariah ............................. 51

Gambar 3. Praktik Pengalihan Utang Alternatif 1 yang digunakan Bank Jateng

Cabang Pembantu Syariah Salatiga ...................................................................... 57

Page 14: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

xiv

Page 15: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di industri perbankan telah terjadi persaingan yang sangat ketat di setiap

harinya. Hal tersebut di tandai dengan marak berdirinya lembaga keuangan baru yang

nantinya akan berlomba-lomba mencari nasabah. Disamping itu, masyarakat dengan

kebutuhan yang meningkat di setiap tahunnya juga membutuhkan jasa perbankan

untuk mencukupi semua kebutuhan hidup baik sekunder, primer, maupun tersier.

Seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terdapat

sebagian orang yang belum bisa membeli barang dengan cara tunai atau secara

langsung. Oleh karena itu bank membantu masyarakat untuk mewujudkan

keinginannya untuk memiliki sesuatu yang menjadi kebutuhan dengan cara

memberikan beraneka macam kredit maupun pembiayaan.

Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.1

Bank syariah berperan sebagai lembaga perantara (intermediary) antara

satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mempunyai

kelebihan dana (surplus unit). Melalui bank kelebihan-kelebihan dana-dana tersebut

dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat

kepada kedua belah pihak.2

Dalam kegiatan transaksi jual beli, bank bertindak sebagai perantara antara

penjual dan pembeli baik jual beli secara tunai maupun secara diangsur. Bank

menyediakan berbagai produk dan jasa untuk mempermudah masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan. Cara kerja bank adalah dengan menghimpun dana dari pihak

yang keebihan dana dan kemudian dana tersebut disalurkan kepada pihak yang

kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Semakin banyaknya lembaga keuangan yang ada di sekitar, maka masyarakat

bebas dalam menentukan pilihannya dimana akan mengajukan kredit atau

pembiayaan di lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Namun, tidak sedikit

pula masyarakat yang tidak mempertimbangkan secara hati-hati pada saat mereka

mengambil keputusan untuk mengajukan pembiayaan. Oleh karena itu ada pula yang

1 UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, h. 91.

2 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen bank Syariah, Jakarta : Pustaka Alfabet, 2006, h. 46.

Page 16: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

2

awalnya memiliki angsuran di bank konvensional ingin angsurannya menjadi halal

dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Yang demikian tersebut solusinya

adalah mengalihkan kredit dari bank konvensional menjadi pembiayaan di bank

syariah dengan syarat-syarat tertentu dan melalui prosedur yang telah di tetapkan.

Sebagian orang telah menyadari akan adanya riba jika melakukan kredit di

bank konvensional. Riba merupakan penetapan bunga atau melebihkan jumlah

pinjaman saat pengembalian berdasarkan presentase tertentu dari jumlah pinjaman

pokok yang dibebankan kepada peminjam. Kecenderungan masyarakat menggunakan

sistem bunga (interest ataupun usury) lebih bertujuan untuk mengoptimalkan

pemenuhan kepentingan pribadi, sehingga kurang mempertimbangkan dampak yang

ditimbulkannya. Berbeda dengan sistem bagi hasil (profit-sharing), sistem ini

berorientasi pemenuhan kemaslahatan hidup manusia.

Selain karena masalah kehalalan suatu kredit maupun pembiayaan sebenarnya

ada sebagian nasabah bank konvensional yang sudah menjalani angsuran tetapi

merasa keberatan jika angsuran berubah menjadi lebih tinggi dari sebelumnya karena

suku bunga yang fluktuatif sesuai pergerakan pasar yang sedang terjadi dan nasabah

tersebut ingin mengalihkan ke bank syariah agar angsuran tetap stabil. Dalam kasus

seperti ini nasabah dapat menempuh jalan mengalihkan kreditnya menjadi

pembiayaan ke bank syariah.

Dengan melakukan pengalihan hutang dari bank konvensional ke bank syariah

maka nasabah akan terhindar dari risiko fluktuasi bunga dan risiko ketidakpastian. Hal

ini dikarenakan pada bank syariah harga jual sudah ditentukan/ disepakati di awal

masa pembiayaan dan akan stabil sampai dengan selesainya masa angsuran

pembiayaan dengan angsuran yang tetap setiap bulannya.

Dalam menghadapi suku bunga yang fluktuatif yang berdampak besar bagi

kelangsungan pembiayaan akan membuat nasabah berfikir ulang dalam meneruskan

kredit di bank konvensional. Lebih aman jika kredit dialihkan menjadi pembiayaan

bank syariah yang memang pada awalnya nasabah perlu menyelesaikan biaya-biaya

pengajuan pembiayaan baru lagi, namun kedepannya akan lebih ringan dan lebih

pasti.

Pembiayaan sering diibaratkan sebagai tulang punggung utama bagi sebuah

industri perbankan syariah. Untuk menarik minat nasabah baru dalam hal

kemaslahatan dan untuk menjaga persaingan di industri perbankan, maka Bank Jateng

Cabang Pembantu Syariah Salatiga memberikan layanan pembiayaan take over yang

Page 17: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

3

nantinya akan di manfaatkan oleh nasabah dalam mengalihkan hutangnya dari bank

konvensional dengan syarat dan prosedur tertentu yang pastinya sesuai dengan prinsip

syariah serta sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Pengalihan hutang atau biasa yang disebut take over yaitu suatu istilah dalam

dunia bisnis perbankan yang dipakai dalam hal pihak ketiga memberi kredit kepada

debitur yang bertujuan untuk melunasi hutang debitur kepada kreditur awal dan

memberikan kredit baru kepada debitur sehingga kedudukan pihak ketiga ini

menggantikan kedudukan kreditur awal.3

Take over itu sendiri sebenarnya bisa dilaksanakan dengan beberapa alternatif

akad. Menurut fatwa DSN-MUI NO 31/ DSN-MUI/ VI/ 2002 tentang pengalihan

hutang, akad yang digunakan dalam pelaksanaan take over diantaranya adalah yaitu

menggunakan akad al-Qardh al-Bai’wa Murabahah, menggunakan akad al-Syirkah

al-Milk wa Murabahah, menggunakan akad al-Qardh wa al-Ijarah dan menggunakan

akad al-Qardh al-Bai’ wa al-Ijarah Muntahiya Bi al-Tamlik (IMBT).4 Keempat akad

tersebut tentunya memiliki mekanisme dan prosedur yang berbeda satu sama lain dan

memiliki resiko masing-masing.

Pada saat pelaksanaan take over mungkin ada beberapa risiko yang mungkin

terjadi dan seharusnya dapat di antisipasi sejak dini sebelum terlaksananya

pembiayaan take over baik dari pihak nasabah maupun bagi pihak bank syariah.

Risiko tersebut ada karena pengalihan hutang dari bank satu ke bank lainnya yang

mungkin berbeda prosedur maupun risiko dari jaminan itu sendiri.

Kali ini penulis akan menganalisis prosedur take over dengan mengambil

salah satu alternatif akad qardh wal murabahah. Penulis mengambil salah satu akad

tersebut dikarenakan objek penelitian yang akan dituju adalah Bank Jateng Cabang

Pembantu Syariah Salatiga yang mekanisme take over nya menggunakan akad qardh

wal murabahah. Maka penulis akan mengulas lebih dalam kembali mengenai

prosedur dan resiko yang mungkin terjadi apabila menggunakan akad tersebut.

Terkait informasi pembiayaan take over dengan menggunakan akad qardh wal

murabahah masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas hingga saat ini.

Sehingga penelitian ini akan difokuskan pada pembahasan mengenai prosedur

penggunaan akad qardh wal murabahah yang digunakan dalam pembiayaan take

3 Liestiyowati, Definisi dan Mekanisme Take Over (Subrogasi) dalam Dunia Perbankan, http://akuntan-

si.blogspot.com/2013/09/definisi-dan-mekanisme-takeover.html, diakses 11 Maret 2019 4 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor : 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pengalihan Utang, h.4

Page 18: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

4

over. Sebab akad ini merupakan akad yang perlu disosialisasikan dan lebih

dipublikasikan dari pihak perbankan, karena keberadaannya belum banyak diketahui

oleh masyarakat umum diantara akad lain yang juga digunakan untuk pembiayaan

take over pada perbankan syariah di Indonesia.

Sebagian masyarakat belum mengetahui bagaimana mekanisme untuk

mendapatkan pembiayaan take over pada Bank Jateng Syariah. Selain itu, masyarakat

juga perlu untuk mengetahui risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan take

over. Maka dari itu, penulis merasa penting untuk memberikan wawasan mengenai

take over dengan akad qardh wal murabahah ini melalui penyusunan tugas akhir ini.

Dari latar belakang masalah diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian

mengenai “Prosedur dan Risiko Penggunaan Akad Qardh wal Murabahah pada

Pembiayaan Take Over di Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka berikut perumusan masalah yang akan

digunakan sebagai kajian penelitian adalah :

1. Bagaimana prosedur pembiayaan take over menggunakan akad qardh wal

murabahah pada Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga?

2. Apa saja risiko yang dialami bank maupun nasabah dalam pelaksanaan take over

di Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga?

3. Bagaimana cara mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan

take over di Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Berdasarkan perumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian adalah sebagai

berikut :

a. Mengetahui bagaimana prosedur pembiayaan take over menggunakan akad

qardh wal murabahah pada Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga

b. Mengetahui risiko yang dialami bank maupun nasabah dalam pelaksanaan

take over di Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga.

c. Mengetahui langkah yang tepat guna mengantisipasi risiko dalam pelaksanaan

take over di Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga.

2. Adapun manfaat penelitian ini bagi beberapa pihak, yaitu :

a. Bagi Bank

Page 19: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

5

Dengan adanya penelitian ini, bank dapat mengantisipasi resiko yang

mungkin terjadi apabila dilaksanakannya take over menggunakan akad qardh

wal murabahah.

b. Bagi peneliti

Dengan melakukan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai prosedur dan risiko take over dengan menggunakan akad qardh wal

murabahah.

c. Bagi khalayak umum

Untuk mengetahui prosedur dan risiko take over, sehingga masyarakat dapat

mempertimbangkan risiko yang akan terjadi apabila melaksanakan take over.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan deskripsi rangkuman tentang kajian penelitian

yang sudah dilakukan sebelumnya seputar masalah yang akan diteliti sehingga dengan

adanya tinjauan pustaka ini terlihat jelas bahwa tidak ada pengulangan, duplikasi

ataupun plagiasi mengenai penelitian yang sudah ada. Penulis menelusuri kajian

pustaka yang memiliki kemiripan dengan penelitian ini. Adapun kjian pustaka

tersebut adalah :

Pertama, skripsi atas nama Millaturofi’ah Fakultas Syariah UIN Walisongo

Semarang dengan judul : “Analisis Pengalihan Hutang (Take Over) di Bank Jateng

Cabang Syariah Semarang”. Yang menjadi fokus dalam penelitian tersebut adalah

hukum dalam penggunaan alternatif akad dalam pembiayaan take over. Terdapat

kerancuan dalam penggunaan akad take over di Bank Jateng Cabang Pembantu

Semarang bahwa yang semula di peraturan Bank Indonesia menggunakan akad

hiwalah namun dalam fatwa DSN-MUI menggunakan 4 alternatif akad yaitu akad al-

Qardh al-Bai’wa Murabahah, akad al-Syirkah al-Milk wa Murabahah, akad al-Qardh

wa al-Ijarah dan menggunakan akad al-Qardh al-Bai’ wa al-Ijarah Muntahiya Bi al-

Tamlik (IMBT).

Kedua. skripsi atas nama Siti Ni’matul Hidayah Fakultas Ekonomi dan

Syariah UIN Sultan Syarif Kasim Riau dengan judul : “Pembiayaan Take Over pada

PT. BNI Syariah Cabang Pekanbaru Menurut Perspektif Islam”. Yang menjadi fokus

dalam penelitian ini adalah tinjauan ekonomi islam mengenai pembiayaan take over

ini hukumnya boleh (mubah), karena pada pembiayaan ini menggunakan prinsip

hiwalah, syirkah al-milk dan murabahah yang sesuai dengan syariah islam.

Page 20: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

6

Ketiga, skripsi atas nama Esi Aprilia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga drngan judul : “Analisis Pembiayaan KPR Take Over pada Bank Muamalat

Indonesia Cabang Salatiga”. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah

kesesuaian fatwa DSN-MUI dengan praktik di Bank Muamalat Indonesia. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa akad qardh dan musyarakah mutanaqishah yang

digunakan oleh Bank Muamalat Indonesia tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI

mengenai pengalihan hutang dengan alas an kurang relevan.

Keempat, skripsi atas nama Harfi Dwi Zulita Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam UIN Raden Intan Lampung dengan judul “Analisis Kesesuaian Akad

Pengalihan Hutang (Take Over) menurut Fatwa DSN-MUI (Studi pada Bank BRI

Syariah KCP Pringsewu)”. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah

kesesuaian fatwa DSN-MUI dengan praktik yang dilakukan oleh Bank BRI Syariah.

Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan take over pada Bank BRI Syariah

menggunakan alternative pertama yaitu menggunakan akad qardh dan murabahah.

Kelima, jurnal yang ditulis oleh Juwita Anggraini dan Siti Mardiah, Dosen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang dengan judul

“Analisis Kinerja Pembiayaan Take Over Pada BTN Syariah di Tahun 2014-2015”.

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah kinerja dari pembiayaan take over itu

sendiri adakah perubahan setelah adanya revisi kebijakan. Hasilnya, penerapan PBI

no17/10/PBI/2015 pada pembiayaan Take Over memiliki pengaruh yang signifikan

baik secara kualitas maupun kuantitas pembiayaan yaitu adanya penambahan jumlah

pembiayaan di tahun 2015 serta adanya perbaikan nilai NPF.

E. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah cara-cara yang sistematik untuk mendapatkan informasi

atau pengetahuan5. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi atau

pengetahuan mengenai apa yang akan di teliti nantinya.

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan penulis lakukan ini merupakan penelitian lapangan yang

bersifat kualitatif. Penelitin kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan

social, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana

5 Zulganef, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, Cet. I, h.8

Page 21: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

7

dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya.6 Penelitian lapangan ini

berarti sumber informasi berasal dari data lisan, tertulis maupun dokumentasi

langsung terjun ke lapangan. Sedangkan maksud dari penelitian bersifat kualitatif

adalah penelitian ini lebih bersifat untuk mengembangkan suatu teori, sehingga

akan menemukan teori baru dan dilakukan sesuai dengan kaidah non statistik.

Jadi, penelitian ini merupakan penjabaran mengenai suatu masalah dengan

mendapat sumber dari pengamatan dan wawancara secara langsung.

2. Sumber Data

Untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan penelitian ini maka penulis

menggunakan beberapa sumber data, diantaranya :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang paling utama didapatkan oleh

penulis dari objek penelitian. Dalam hal ini, maka proses pengumpulan

datanya perlu dilakukan dengan memerhatikan siapa sumber utama yang akan

dijadikan objek penelitian7. Dengan demikian penulis mengambil data primer

ini langsung dari Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga. Sumber

data primer merupakan bagian yang penting dalam penelitian guna untuk

mengambil keputusan.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga

penulis hanya mengumpulkan data tersebut. Data sekunder yang digunakan

yaitu bersumber dari beberapa literature seperti mencari beberapa istilah dan

mengutip isi buku-buku yang tersedia di perpustakaan. Selain itu juga tersedia

jurnal maupun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian dan

akan menjadi bahan perbandingan oleh penulis.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka metode yang

penulis gunakan adalah :

a. Wawancara

6 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik, Jakarta : PT Bumi Aksara, Cet. 3, h. 85

7 Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2006, h.129

Page 22: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

8

Wawancara adalah teknik untuk mengumpulkan data yang akurat

untuk keperluan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data.8

Dalam penelitian ini penulis akan memperoleh data-data primer dengan cara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian

kepada pihak yang kompeten di Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah

Salatiga.

b. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dari seorang peneliti baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti9. Pada metode

ini peneliti melakukan pengamatan langsung di Bank Jateng Cabang

Pembantu Syariah Salatiga terhadap penerapan akad qardh wal murabahah

dalam take over. Sehingga peneliti mendapatkan data yang akurat melelui

pengamatan ini. Pada saat pelaksanaan observasi, peneliti dapat secara

langsung ikut berpartisipasi dalam proses pelaksanaan pembiayaan take over

dan juga dapat juga hanya mengamati prosesnya.

c. Dokumentasi

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode

pengumpulan data dengan cara dokumentasi. Dokumentasi adalah setiap

proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang

bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.10

Dokumentasi merupakan

pencarian data dari dokumen-dokumen arsip yang tersedia maupun catatan-

catatan yang relevan dengan penelitian ini yaitu mengenai take over dengan

menggunakan akad qardh wal murabahah. Dokumen yang dijadikan

dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, maupun karya-karya monumental

seseorang.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu penelitian

dilakukan untuk memberikan gambaran lebih detail mengenai suatu gejala atau

fenomena.11

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu

8 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 151.

9 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 150

10 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik, Jakarta : PT Bumi Aksara, Cet. 3, h. 175

11 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo, ed.

Ke-1, 2006, h. 42.

Page 23: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

9

menganalisis data dengan cara sedetail mungkin agar dapat memberikan informasi

kepada pembaca sebanyak mungkin. Pada saat penulis sudah mendapatkan

beberapa sumber data yang relevan baik data primer maupun data sekunder

kemudian penulis akan mengolah data tersebut sesuai dengan tema penelitian.

Selanjutnya penulis akan menganalisis data yang telah dikumpulkan dari

wawancara, observasi maupun dokumentasi dan dianalisis sesuai dengan teori-

teori mengenai prosedur dan risiko pembiayaan take over menggunakan akad

qardh wal murabahah.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh suatu penelitian yang sistematis, penulis akan menguraikan secara

menyeluruh setiap bab yang meliputi beberapa sub bab di dalamnya, yaitu sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang Latar Belakang Penelitian, Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi

Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi mengenai Bank Syariah, Akad, Akad Qardh, Akad

Murabahah, Pembiayaan yang meliputi pembiayaan Take Over,

Prosedur, dan Risiko

BAB III : GAMBARAN UMUM BANK JATENG SYARIAH

Berisi mengenai Sejarah Berdirinya Bank Jateng Syariah, Visi dan

Misi Bank Jateng Syariah, Jaringan Kantor, Data Lembaga, Struktur

Organisasi Bank Jateng Syariah, Produk dan Jasa Bank Jateng

Syariah, dan Layanan Jasa Bank Jateng Syariah.

BAB IV : PRAKTIK AKAD QARDH WAL MURABAHAH PADA

PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BANK JATENG CABANG

PEMBANTU SYARIAH SALATIGA

Berisi mengenai Prosedur Permohonan Pembiayaan Take Over,

Prosedur Penggunaan Akad Qardh Wal Murabahah pada

Pembiayaan Take Over, Ketentuan Take Over, Risiko dalam

Pembiayaan Take Over dan Cara Mengantisipasi Risiko pada

Pembiayaan Take Over.

Page 24: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

10

BAB V : PENUTUP

Berisi mengenai Kesimpulan, Saran dan Penutup

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 25: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bank Syariah

1. Definisi Bank Syariah

Menurut (Undang Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah) Bab

1 Pasal 1 Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.1

Dalam pasal 1 angka 7 UU No. 10 Tahun 2008 disebutkan : bank syariah

adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan

menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah.2 Kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah meliputi

kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur riba, maisir, gharar, haram, dan

zalim.3

2. Tujuan bank syariah

Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan syariah ini adalah

sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan

ekonominya berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah.4

3. Dasar hukum bank syariah

a. Dalil Ayat Al-Qur’an

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan

berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat

keberuntungan” (QS. Ali Imran : 130)

b. Dalil Hadis

1 Edi Susilo, Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah Jilid 1, Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar,

2017, Cet 1, h.29 2 Ahmad Dahlan, Bank Syariah : Teoritik, Praktik, Kritik, Yogyakarta : Penerbit Teras, 2012, Cet 1, h.101

3 Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2012, h.16

4 Edi Susilo, Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah Jilid 1, Yogyakarta : Penerbit Pustaka

Pelajar, 2017, Cet 1, h.29

Page 26: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

12

ر بن حرب وعثمان بن أب شيبة قالوا حد باح وزهي د بن الص ث نا مم ث نا هشيم حدأخب رنا أبو الزب ي عن جابر قال لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم آكل الربا

ومؤكله وكاتبه وشاهديه وقال هم سواء )مسلم(

Dikatakan Muhammad ibn ash-shobbah dan zuhairu ibn harb dan utsmann

ibn abi syaibah mereka berkata diceritakan husyaim dikabarkan abu zubair

dari jabir r.a beliau berkata : Rasulullah SAW mengutuk makan riba,

wakilnya dan penulisnya, serta dua orang saksinya dan beliau mengatakan

mereka itu sama-sama dikutuk.(Muslim)

B. Akad

1. Definisi Akad5

Kata akad berarti ikatan, tanggungan, jaminan, persetujuan, bukti, kata,

mengesahkan. Dalam ensiklopedi Hukum Islam, disebutkan akad berarti perjanjian

dan pemufakatan (al-ittifaq), pertalian (tie), mengikat secara bersama-sama.

Musthafa al-Zarqa’ mendefinisikan akad dengan mengikat. Wahbah al-

Zuhaili menjelaskan akad bermakna mengikat sesuatu secara konkritatau abstrak, dari

satu atau dua pihak.

Kata ijab dan qabul dalam akad menjadi indikator kunci juga dijelaskan oleh

al-Syawkani, akad sebagai pertemuan ijab yang diberikan oleh satu pihak dengan

qabul yang diterima oleh pihak lainnyasecara sah menurut hukum syar’I dan

menimbulkan akibat pada obyeknya.

Dari beberapa pengertian diatas , akad merupakan suatu ikatan, kesepakatan

atau perjanjian antara dua belah pihak yang akibat hukum dari akad tersebut ditandai

dengan ijab dan qabul dalam bentuk suatu ungkapan/ ucapan.

2. Pentingnya Akad dalam Perbankan Syariah.6

Pembiayaan di bank syariah tidak sama dengan kredit di bank konvensional,

perbedaan ini terletak pada akad, tujuan maupun substansinya. Kredit yang berarti

memberikan kepercayaan pada nasabah untuk menggunakan dana yang diperoleh dari

bank mempunyai banyak tujuan. Pada perbankan konvensional perbedaan tujuan ini

hanya diklasifikasi dengan bentuk produk yang berbeda, tetapi akadnya tetap sama

yaitu akad perjanjian kredit.

5 Ahmad Dahlan, Bank Syariah : Teoritik, Praktik, Kritik, Yogyakarta : Teras, 2012, Cet 1, h.103

6 Edi Susilo, Praktikum Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah Jilid 2, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2017, h.67

Page 27: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

13

Pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan memilah dan memilih

objek serta tujuan penghgunaan dananya. Pengajuan pembiayaan di bank syariah

mempunyai tujuan penggunaan yang berbeda. Perbedaan penggunaan dana ini akan

memunculkan klausul akad yang berbeda. Maka di bank syariah dikenal berbagai

akad sesuai tujuan penggunaan dananya.

3. Rukun Akad7

Dalam menyusun akad berdasarkan prinsip-prinsip syariah, yang harus

diperhatikan adalah rukun dan syarat akad. Rukun akad adalah sesuatu kewajiban

yang tidak boleh tidak harus ada, ketiadaan salah satu darinya akan mengakibatkan

batalnya akad. Sedangkan syarat akad adalah sesuatu yang menimbulkan hukum,

ketiadaan syarat akan mengakibatkan ketiadaan hukum itu sendiri.

Menurut para Ulama’ rukun akad terdiri dari :

a. Pihak yang berakad.

Pihak yang berakad adalah para pihak ( dua pihak atau lebih ) yang mengadakan

kesepakatan perjanjian atau kerja sama berdasarkan prinsip syariah.

b. Objek Akad

Objek Akad adalah barang/ jasa/ sesuatu yang di transaksikan dalam akad.

c. Tujuan pokok akad

Tujuan pokok akad adalah sesuatu yang menjadi tujuan diadakannya kerja sama/

akad antara dua pihak atau lebih.

d. Kesepakatan

Kesepakatan adalah segala hal berkaitan dengan ketentuan dan hal-hal yang

dipersyaratkan dalam akad yang telah disepakati oleh para pihak.

C. Akad Qardh

1. Definisi Akad Qardh

Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau

diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan

imbalan. Dalam literatur fiqih klasik, qardh dikategorikan dalam akad tathawwu

atau saling membantu dan bukan transaksi komersial.8

Pinjaman qardh biasanya diberikan oleh bank kepada nasabahnya sebagai

fasilitas pinjaman talangan pada saat nasabah mengalami kondisi darurat

(overdraft). Fasilitas qardh ini mempermudah nasabah bertransaksi. 7 Edi Susilo, Praktikum Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah Jilid 2, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2017, h.68 8 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta : Penerbit Ekonisa, 2004, h.74

Page 28: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

14

Menurut Bank Indonesia, qardh adalah akad pinjaman dari Bank (muqridh)

kepada pihak tertentu (muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang

sama sesuai pinjaman.

Sifat al qard tidak memberi keuntungan finansial9 . Karena itu, pendanaan

al qard dapat diambil menurut kategori :

1) Al qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan

berjangka pendek. Talangan dana diatas dapat diambilkan dari modal bank.

2) Al qardh yang diperlukan untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan

social, dapat bersumber dari dana zakat, infaq, dan shadaqah.

Dalam perbankan, akad al qard biasanya diterapkan sebagai berikut10

:

1) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan

bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang

relative pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah

uang yang dipinjamnya itu.

2) Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat sedangkan ia tidak bisa

menarik dananya karena misalnya tersimpan dalam bentuk deposito.

3) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil, atau membantu

sektor social. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk

khusus yaitu al ardh al hasan.

2. Landasan Hukum Akad Qardh

Transaksi yang menggunakan akad qardh diperbolehkan oleh para ulama

berdasarkan hadits riwayat Ibnu Majjah dan ijma’ ulama. Allah telah senantiasa

memerintahkan kita agar selalu saling tolong menolong dan meminjamkan sesuatu

untuk agama Allah11

.

a. Al-Qur’an

قرضا حسىا فضاعفه له وله أجر كرم مه ذا الري قرض للا

9 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan, Jakarta : Tazkia Institute, 1999,

h.201 10

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan, Jakarta : Tazkia Institute, 1999,

h.201 11

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan, Jakarta : Tazkia Institute, 1999,

h.199

Page 29: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

15

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka

Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan

memperoleh pahala yang banyak.” (Q.S. Al Hadid : 11)

Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita diseur untuk

“meminjamkan kepada Allah” artinya untuk membelanjakan harta di jalan

Allah. Maka selaras dengan meminjamkan kepada Allah maka kita juga diseur

untuk meminjamkan harta kepada manusia, makkhluk yang telah diciptakan

oleh Allah. Sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat (civil society).

b. Al- Hadits

ه وسلم قال ما مه مسلم قرض مسلما قرضا عل صلى للا عه ابه مسعىد أن الىب

ة قال كرلك أوبأو ابه مسعىد ه إل كان كصدقتها مر ت مر

Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa: Nabi berkata : “Bukan seorang muslim

(mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya

adalah (senilai) shadaqah” (H.R Ibnu Majah - no. 2421, kitab Al Ahkam-;

Ibnu Hibban, dan Baihaqi).

c. Ijma

Para ulama telah menyepakati bahwa qardh boleh dilakukan12

.

Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa

pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorangpun yang memiliki

segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah

menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini.dan Islam adalah agama yang

sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya.

3. Fatwa DSN-MUI mengenai Akad Qardh13

Ketentuan-ketentuan mengenai perihal qardh ini diatur dalam fatwa DSN NO:

19/DSN-MUI/IV/2001 tentang qardh yang mengatur hal-hal berikut ini:

a. Ketentuan umum al-qardh

1) Al-qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh)

yang memerlukan.

12

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah bagi Bankir & Praktisi Keuangan, Jakarta : Tazkia Institute,

1999, h.201 13

Dewan Syariah Nasional, Fatwa Dewan syariah Nasional NO : 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Qardh, Jakarta

: Dewan Syariah Nasional, 2001

Page 30: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

16

2) Nasabah al-qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada

waktu yang telah disepakati bersama.

3) Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.

4) Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat meminta jaminan kepada

nasabah bilamana dipandang perlu.

5) Nasabah al-qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan

sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.

6) Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh

kewajibanya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan

ketidakmampuanya, LKS dapat:

a) Memperpanjang jangka waktu pengembalian.

b) Menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibanya.

b. Sanksi

1) Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan mengembalikan sebagian

atau seluruh kewajibanya dan bukan karena ketidakmampuanya, LKS

dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah.

2) Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana dimaksud butir 1

dapat berupa dan tidak terbatas pada penjualan barang jaminan.

3) Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi

kewajibanya secara penuh.

c. Sumber dana

Dana al-qardh dapat bersumber dari :

1) Bagian modal LKS

2) Keuntungan LKS yang disisihkan

3) Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaq

lembaga lainya kepada LKS.

d. Ketentuan lain

1) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibanya atau jika terjadi

perselisihan diantara para pihak, maka penyelesaianya dilakukan melalui

Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui

musyawarah.

Page 31: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

17

2) Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika

dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan

disempurnakan sebagaimana semestinya.14

4. Rukun dan Ketentuan Syariah Qardh

a. Rukun qardh

1) Pelaku yang terdiri dari pemberi (muqridh) dan penerima pinjaman

(muqtaridh).

2) Objek akad, berupa uang yang dipinjamkan.

3) Ijab kabul atau serah terima

b. Ketentuan syariah

1) Pelaku harus cakap hukum dan baligh.

2) Objek akad

a) Jelas nilai pinjamanya dan waktu pelunasanya.

b) Peminjam diwajibkan membayar pokok pinjaman pada waktu yang

telah disepakati, tidak boleh diperjanjikan akan ada penambahan atas

pokok pinjamanya. Namun peminjam diperbolehkan memberikan

sumbangan secara sukarela.

c) Apabila memang peminjam mengalami kesulitan keuangan maka

waktu peminjaman dapat diperpanjang atau menghapuskan sebagian

atau seluruh kewajibanya. Namun jika peminjam lalai maka dapat

dikenakan denda.

d) Ijab qabul adalah pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela diantara

pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal atau tertulis.

D. Akad Murabahah

1. Definisi Akad Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah,

penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia

mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu. Pada perjanjian murabahah, bank

membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli

barang itu dari pemasok dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga

14

Dewan Syariah Nasional, Fatwa Dewan syariah Nasional NO : 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang qardh, Jakarta

: Dewan Syariah Nasional, 2001

Page 32: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

18

yang ditambah keuntungan atau di mark-up. Dengan kata lain, penjualan barang

kepada nasabah dilakukan atas dasar keuntungan dari penambahan biaya (cost-plus

profi)t.15

2. Landasan Hukum Akad Murabahah

a. Al-Quran

بوا م ٱلر ه ٱلبيع وحر وأحل ٱلل

“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Q.S Al

Baqarah : 275 )

b. Al-Hadits

“dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal yang di

dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah

(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan

rumah, bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah)

c. Ijma

Akad yang menerangkan khusus tentang murabahah tidak dicantumkan

di dalam al-Qur’an maupun Hadits Nabi karena, di dalam al-Qur’an maupun

Hadits Nabi akad murabahah diterangkan di akad jual beli secara umum.

Jadi untuk mengetahui secara pasti landasan hukum tentang akad

murabahah, maka ada yang namanya akad ghoiru musamma yaitu, akad yang

tidak disebut secara eksplisit baik di dalam al-Qur’an maupun Hadits Nabi,

dan akad tersebut dibahas oleh para fuqaha dalam kitab-kitab mereka antara

lain: akad murabahah yaitu akad jual beli dimana penjual menentukan margin

laba kepada pembeli suatu barang yang disepakati antara kedua belah pihak.16

3. Fatwa DSN-MUI tentang Akad Murabahah17

Ketentuan-ketentuan mengenai perihal murabahah ini diatur dalam Fatwa DSN

No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah yang mengatur hal-hal berikut ini:

a. Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syariah

1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah islam.

15

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta : Penerbit Ekonisa, 2004, h.62 16

Siti Mujibatun, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang : Elsa, Cet I, 2012, h.110 17

Dewan Syariah Nasional, Fatwa Dewan syariah Nasional No : 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah,

Jakarta : Dewan Syariah Nasional, 2000

Page 33: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

19

3) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah

disepakati kualifikasinya.

4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,

serta pembelian ini harus sah dan bebas riba.

5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,

misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)

dengan harga jual senilai harga beli, plus keuntungannya. Dalam kaitan

ini, bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada

nasabah berikut biaya yang diperlukan

7) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada

jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,

pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

9) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari

pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang

secara prinsip menjadi milik bank.

b. Ketentuan murabahah kepada nasabah

1) Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu barang

atau aset kepada bank.

2) Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih

dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

3) Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah

harus menerima (membelinya) sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakatinya karena secara hukum, perjanjian tersebut mengikat;

kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

4) Dalam jual beli ini, bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar

uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.

5) Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil Bank

harus dibayar dari uang muka tersebut.

6) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh

bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah.

7) Jika uang muka memakai kontrak, urbun sebagai alternatif dari uang

muka, maka:

Page 34: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

20

a) Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal

membayar sisa harga.

b) Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank,

maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat

pembatalan tersebut; dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah

wajib melunasi kekurangannya.

c. Jaminan dalam murabahah

1) Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan

pesannya.

2) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat

dipegang

d. Utang dalam murabahah

Secara prinsip, penyelesaian utang nasabah dalam transaksi murabahah tidak

ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak

ketiga atas barang tersebut.

1) Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau

kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada

bank.

2) Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia

tidak wajib segera melunasi seluruh angsuran.

3) Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus

menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh

memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu

diperhitungkan.

e. Penundaan pembayaran dalam murabahah

1) Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda

penyelesaian utangnya.

2) Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja atau jika salah

satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya

dilakukan melalui badan arbitrasi syariah, setelah tidak tercapai

kesepakatan melalui musyawarah.

f. Bangkrut dalam murabahah

Page 35: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

21

Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutangnya, bank

harus menunda tagihan hutang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau

berdasarkan kesepakatan.18

4. Rukun dan Syarat Murabahah

a. Rukun murabahah

1) Penjual dan pembeli, adapun syarat-syarat penjual dan pembeli adalah

sebagai berikut:

a) Berakal, agar tidak mudah tertipu, karena orang yang gila termasuk

tidak sah jual belinya.

b) Dengan kehendak sendiri dan bukan karena paksaan.

c) Tidak mubazir.

d) Baligh.

2) Uang dan benda yang diperjual-belikan, syaratnya yaitu:

a) Suci, barang yang najis tidak sah untuk diperjual-belikan.

b) Ada manfaatnya.

c) Barang itu dapat diserahkan.

d) Barag tersebut merupakan kepunyaan si penjual

e) Ijab qobul, ijab adalah perkataan penjual, sedangkan qobul adalah

ucapan pembeli.

b. Syarat-syarat murabahah

1) Pihak yang berakad

a) Tidak menyalahi hukum syariah yang disepakati

Maksudnya bahwa perjanjian yang diadakan oleh para pihak itu

bukanlah perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau perbuatan

yang melawan hukum syariah, sebab perjanjian yang bertentangan

dengan hukum syariah adalah tidak sah dan dengan sendirinya tidak ada

kewajiban bagi masing-masing pihak lain, apabila isi perjanjian itu

merupakan perbuatan yang melawan hukum (hukum syariah), maka

perjanjian yang diadakan dengan sendirinya batal demi hukum.

b) Terjadinya perjanjian atas dasar saling ridho

Dalam hal ini tidak boleh ada unsur paksaan dalam membuat perjanjian

tersebut. Maksudnya, bahwa dalam melakukan akad jual beli haruslah

18

Dewan Syariah Nasional, Fatwa Dewan syariah Nasional No : 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah,

Jakarta : Dewan Syariah Nasional, 2001

Page 36: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

22

didasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak, yaitu masing-masing

pihak ridha atau rela akan isi perjanjian tersebut atau dengan kata lain,

harus merupakan kehendak bebas dari masing-masing pihak. Jual beli

yang dilakukan bukan atas dasar kehendak sendiri tidak sah.

c) Isi perjanjian harus jelas dan gamblang

Maksudnya apa yang diperjanjikan oleh kudua belah pihak harus jelas

dan gamblang tentang apa isi di dalam perjanjian tersebut, sehingga

tidak mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman diantara para pihak

tentang apa yang telah mereka perjanjikan dikemudian hari.

2) Objek yang diperjual-belikan

a) Telah ada pada waktu akad diadakan

Jual beli atas suatu barang yang belum di tangan (tidak berada dalam

penguasaan penjual) dilarang, sebab bisa jadi barang tersebut rusak atau

tidak sesuai dengan pesanan ketika diserahkan sebagaimana telah

diperjanjikan di dalam akad, karena hukum dan akibat akad tidak

mungkin bergantung pada suatu yang belum berwujud.

b) Dapat menerima hukum akad

Maksudnya adalah barang yang diperjualbelikan harus merupakan

benda bernilai bagi pihak-pihak yang mengadakan akad jual beli.

c) Dapat ditentukan dan diketahui

Objek akad harus dapat ditentukan dan diketahui oleh dua belah pihak

yang melakukan akad. Karena ketidakjelasan objek akan mudah

menimbulkan sengketa kemudian hari sehingga tidak memenuhi syarat

menjadi objek akad.

d) Dapat diserahkan pada waktu akad terjadi

Yang dimaksud mampu menyerahkan adalah, baik penjual maupun

pemilik atau sebagai kuasa dapat menyerahkan barang yang dijanjikan

sebagai objek jual beli dengan bentuk dan jumlah yang diperjanjikan.

Pada waktu penyerahan barang kepada pembeli.

3) Akad atau sighat

a) Serah (ijab) atau penawaran

Ijab adalah permulaan penjelasan yang keluar dari salah seorang yang

berakad buat memperlihatkan kehendaknya dalam mengadakan akad.

b) Terima (kabul) atau penerimaan

Page 37: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

23

Kabul adalah jawaban pihak yang lain sesudah adanya ijab buat

menyatakan persetujuannya. Yang dimaksud dengan sighat akad adalah

dengan cara bagaimana ijab dan kabul yang merupakan rukun-rukun

akad itu dinyatakan. Sighat akad dapat dilakukan dengan cara lisan,

tulisan, isyarat maupun perbuatan yang telah menjadi kebiasaan dalam

ijab dan kabul.19

E. Pembiayaan

1. Definisi Pembiayaan

Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,

baik dilakukan sendiri maupun lembaga.20

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbaan atau bagi hasil.21

Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan dana

atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah

b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna‟.

d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

Landasan Syariah Pembiayaan

a. Al-Qur’an

“Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu” (QS. An-Nisa : 12)

19

Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009,

h.122 20

Binti Nur Asiyah,. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : Kalimedia, 2015, h.2 21

Binti Nur Asiyah,. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : Kalimedia, 2015, h.2

Page 38: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

24

“dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikatitu sebagian

mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang

beriman dan mengerjakan amal yang shaleh, dan amat sedikitlah mereka ini”

(QS. Shad : 24)

b. Dari Abu Hurairah, rasulullah saw bersabda: “sesungguhnya Allah SWT

berfirman: „Aku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah

satunya tidak menghianati temannya” (H.R. Abu Dawud No. 2936, dalam kitab

Al Buyu dan Hakim).

Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: tujuan

pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro.

Secara makro dijelaskan bahwa pembiayaan bertujuan :

a) Peningkatan ekonomi umat

b) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha

c) Meningkatkan produktivitas

d) Membuka lapangan kerja baru

e) Terjadinya distribusi pendapatan.

Adanya secara mikro, pembiayaan bertujuan untuk :

a) Upaya memaksimalkan laba

b) Upaya memaksimalkan resiko

c) Pendayagunaan sumber ekonomi

d) Penyaluran kelebihan dana

Sedangkan, pembiayaan yang diselenggarakan oleh bank syariah secara umum

berfungsi untuk:

a) Meningkatkan daya guna uang

b) Meningkatkan daya guna barang

c) Meningkatkan peredaran uang

d) Menimbulkan kegairahan berusaha

e) Stabilitas ekonomi

f) Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional

Prinsip pembiayaan

Page 39: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

25

Prinsip dasar pembiayaan pada Bank Syariah adalah22

:

a) Mempertahankan Nasabah (Retain Customer)

Dalam praktiknya, mempertahankan nasabah jauh lebih sulit daripada

mendapatkan nasabah baru. Nasabah lama mempunyai nilai plus daripada nasabah

yang baru. Karena dari nasabah lama, kita tahu track record-nya.

b) Meningkatkan Kualitas (Repeat Order)

Repeat Order (Pengulangan) nasabah yang telah melunasi pembiayaannya

kemudian mengajukan kembali pembiayaan setelah rekam jejak angsurannya

terlihat performe (baik) merupakan bukti kualitas dari proses penanganan nasabah

yang berhasil.

c) Mendapatkan Nasabah (Acquisition)

Bank dalam operasionalnya selalu melakukan ekspansi dengan berusaha

mendapatkan nasabah baru yang baik dan layak (Bankable), tidak jarang bank

mendapatkan nasabah dari bank lain.

d) Mitigasi Risiko (Risk Mitigation)

Mitigasi risiko pembiayaan adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan

guna memperkecil risiko pembiayan. Bagaimana mengidentifikasi, mengukur,

mengelola dan memperkecil risiko.

e) Optimalisasi Pendapatan (Return Optimalization)

Pendapatan yang tinggi dalam pembiayaan berbanding lurus dengan risiko yang

dihadapi. Artinya semakin tinggi peluang pendapatan bank, maka risiko yang

dihadapinya akan semakin besar.

Jenis pembiayaan di Bank Syariah sebagaimana dalam bukunya

Adiwarman A. Karim yang berjudul Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan

adalah sebagai berikut :

a) Pembiayaan modal kerja syariah

b) Pembiayaan investasi syariah

c) Pembiayaan konsumtif syariah

d) Pembiayaan sindikasi

e) Pembiayaan berdasarkan take over

f) Pembiayaan letter of credit

22

Edi Susilo, Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah Jilid, Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar,

2017, Cet. 1, h.111

Page 40: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

26

2. Pembiayaan Take Over

a. Definisi Pembiayaan Take Over

Take Over atau pengalihan hutang adalah pemindahan utang nasabah dari

bank/ lembaga keuangan konvensional ke bank/lembaga keuangan syariah.23

Bank syariah melakukan pengambil alihan hutang nasabah di bank

konvensional dengan cara memberikan jasa hiwalah atau dapat juga

menggunakan qardh, disesuaikan dengan ada tidaknya unsur bunga dalam

hutang nasabah kepada bank konvensional. Setelah nasabah melunasi

kewajibannya kepada bank konvensional, transaksi yang terjadi adalah

transaksi antara nasabah dengan bank syariah.

Yang dimaksud dengan pembiayaan berdasarkan take over adalah

pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari take over terhadap transaksi

nonsyariah yang telah berjalan yang dilakukan oleh bank syariah atas

permintaan nasabah.24

Dalam pembiayaan take over ini, bank syariah

mengklasifikasikan hutang nasabah menjadi dua macam25

:

b. Hutang pokok plus bunga

Dalam memberikan take over hutang pokok plus bunga, bank syariah

memberikan jasa qardh tidak terbatas untuk menalangi hutang termasuk

yang berbasis bunga.

c. Hutang pokok

Dalam memberikan take over hutang pokok saja, bank syariah

memberikan jasa hiwalah, (pengalihan hutang)

Terkait akad yang digunakan, disesuaikan dengan apakah take oer dengan

jasa hiwalah tadi berupa pembiayaan modal, investasi atau konsumsi.

3. Fatwa DSN-MUI tentang Take Over

a. Ketentuan Umum

Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan:

1) Pengalihan utang adalah pemindahan utang nasabah dari bank/lembaga

keuangan konvensional ke bank/lembaga keuangan syariah;

23

Dewan Syariah Nasional, Fatwa Dewan syariah Nasional No : 31/DSN-MUI/IV/2002 tentang Pengalihan

Utang, Jakarta : Dewan Syariah Nasional, 2002 24

Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2017, h.

248 25

Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : Penerbit Kalimedia, 2015, h.23

Page 41: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

27

2) Al-qardh adalah akad pinjaman dari LKS kepada nasabah dengan ketentuan

bahwa nasabah wajib mengembalikan pokok pinjaman yang diterimanya

kepada LKS pada waktu dan dengan cara pengembalian yang telah

disepakati.

3) Nasabah adalah (calon) nasabah LKS yang mempunyai kredit (utang)

kepada Lembaga Keuangan Konvensional (LKK) untuk pembelian asset,

yang ingin mengalihkan utangnya ke LKS.

4) Aset adalah aset nasabah yang dibelinya melalui kredit dari LKK dan belum

lunas pembayan kreditnya.

b. Ketentuan Akad

Akad dapat dilakukan melalui empat alternatif berikut:

Alternatif I

1) LKS memberikan qardh kepada nasabah. Dengan qardh tersebut nasabah

melunasi kredit (utang)-nya; dan dengan demikian, asset yang dibeli dengan

kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh

2) Nasabah menjual aset dimaksud angka 1 kepada LKS, dan dengan hasil

penjualan itu nasabah melunasi qardh-nya kepada LKS.

3) LKS menjual secara murabahah aset yang telah menjadi miliknya tersebut

kepada nasabah, dengan pembayaran secara cicilan.

4) Fatwa DSN nomor: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh dan Fatwa

DSN nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah berlaku pula dalam

pelaksanaan Pembiayaan Pengalihan Utang sebagaimana dimaksud

alternatif I ini.

Alternatif II

1) LKS membeli sebagian aset nasabah, dengan seizin LKK; sehingga dengan

demikian, terjadilah syirkah al-milk antara LKS dan nasabah terhadap asset

tersebut.

2) Bagian asset yang dibeli oleh LKS sebagaimana dimaksud angka 1 adalah

bagian asset yang senilai dengan utang (sisa cicilan) nasabah kepada LKK.

3) LKS menjual secara murabahah bagian asset yang menjadi miliknya

tersebut kepada nasabah, dengan pembayaran secara cicilan.

4) Fatwa DSN nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah berlaku pula

dalam pelaksanaan Pembiayaan Pengalihan Utang sebagaimana dimaksud

dalam alternative II ini.

Page 42: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

28

Alternatif III

1) Dalam pengurusan untuk memperoleh kepemilikan penuh atas aset, nasabah

dapat melakukan akad Ijarah dengan LKS, sesuai dengan Fatwa DSN-MUI

nomor 09/DSN-MUI/IV/2002.

2) Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi kewajiban nasabah

dengan menggunakan prinsip al-qardh sesuai Fatwa DSN-MUI nomor

19/DSN-MUI/IV/2001.

3) Akad Ijarah sebagaimana dimaksudkan angka 1 tidak boleh dipersyaratkan

dengan (harus terpisah dari) pemberian talangan sebagaimana dimaksudkan

angka 2.

4) Besar imbalan jasa Ijarah sebagaimana dimaksudkan angka 1 tidak boleh

didasarkan pada jumlah talangan yang diberikan LKS kepada nasabah

sebagaimana dimaksudkan angka 2.

Alternatif IV

1) LKS memberikan qardh kepada nasabah. Dengan qardh tersebut nasabah

melunasi kredit (utang)-nya; dan dengan demikian, asset yang dibeli dengan

kredit tersebut menjadi milik nasabah secara penuh.

2) Nasabah menjual aset dimaksud angka 1 kepada LKS, dan dengan hasil

penjualan itu nasabah melunasi qardh-nya kepada LKS.

3) LKS menyewakan asset yang telah menjadi miliknya tersebut kepada

nasabah, dengan akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik.

4) Fatwa DSN nomor: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh dan Fatwa

DSN nomor: 27/DSN-MUI/III/2002 tentang al- Ijarah al-Muntahiyah bi al-

Tamlik berlaku pula dalam pelaksanaan Pembiayaan Pengalihan Utang

sebagaimana dimaksud dalam alternatif IV ini.

c. Ketentuan Penutup

1) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi

perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan

melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui

musyawarah.

Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari

ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

D. Prosedur

Page 43: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

29

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal (tulis, menulis, menggandakan,

menghitung, membandingkan antara data sumber dengan data pendukung kedua belah

pihak), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi

secara berulang-ulang.26

Prosedur juga dapat di artikan sebagai suatu proses, langkah–langkah atau

tahapan– tahapan dari serangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya, prosedur juga biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departmen di

dalam perusahaan.

Kata prosedur mengindikasikan rangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah-

langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan proses-proses, yang

dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang

diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur biasanya

mengakibatkan sebuah perubahan.27

Setiap kegiatan terdapat suatu prosedur, dalam pembahasan kali ini akan

mengupas mengenai prosedur penggunaan akad qardh wal murabahah pada

pembiayaan take over yang mana merupakan suatu proses, langkah–langkah atau

tahapan– tahapan dari serangkaian kegiatan take over yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya menggunakan akad qardh wal murabahah.

E. Risiko28

Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu potensi terjadinya suatu peristiwa

(events) yang dapat menimbulkan kerugian. Risiko yaitu suatu kemungkinan akan

terjadinya hasil yang tidak diinginkan , yang dapat menimbulkan kerugian apabila

tidak diantisipasi serta tidak dikelola semestinya.

Risiko dalam bidang Perbankan merupakan suatu kejadian potensial baik yang

dapat diperkirakan (anticipated) maupun tidak dapat diperkirakan (unanticipated)

yang berdampak negative pada pendapatan maupun permodalan bank. Risiko-risiko

tersebut tidak dapat dihindari namun dapat dikelola dan dikendalikan.

26

Mulyadi, Sistem Akuntansi, Jakarta : Salemba Empat, 2001. h. 5 27

Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Prosedur. diakses pada 2 Mei 2019 28

Edi Susilo, Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah Jilid 1, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2017,

h.60

Page 44: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

30

BAB III

GAMBARAN UMUM BANK JATENG SYARIAH

A. Sejarah Bank Jateng Syariah

Bank Jateng Syariah merupakan Unit Bisnis yang dibentuk oleh Bank Jateng

guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa perbankan berbasis

syariah. Unit Usaha Syariah Bank Jateng resmi dibuka pada tanggal 26 April 2008,

berkantor pusat di Kota Semarang yaitu di Gedung Grinatha Lt. IV, Jl. Pemuda No.

142 Semarang.

Pada awal operasionalnya, Bank Jateng Syariah membuka Kantor Cabang

Syariah pertama di Surakarta dan mulai operasional pada tanggal 21 Mei 2008 di Jl.

Slamet Riyadi No. 236 Surakarta. Sampai dengan bulan Oktober 2016, Bank Jateng

Syariah telah mengoperasionalkan 4 (empat) Kantor Cabang Syariah, 9 (Sembilan)

Kantor Cabang Pembantu Syariah, 7 (tujuh) Kantor Kas Syariah, 145 Layanan

Syariah (Office Chanelling) yang tersebar diseluruh wilayah Jawa Tengah.

Selain itu Nasabah-nasabah Bank Jateng Syariah juga dapat melakukan

transaksi tarik-setor rekening tabungan di Seluruh Kantor Cabang, Kantor Cabang

Pembantu maupun Kantor Kas Bank Jateng di Seluruh Wilayah Jawa Tengah.

Disamping kemudahan akses layanan dimaksud, beragam produk dan jasa keuangan

perbankan dengan prinsip syariah juga dapat dinikmati oleh nasabah, baik produk

pembiayaan, pendanaan maupun jasa lainnya dengan fitur dan layanan yang sangat

bersaing.

Berhubung praktikan ditempatkan di Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah

Salatiga maka sedikit sejarah mengenai KCPS Salatiga. KCPS salatiga launching

pada tanggal 9 Februari 2018 dan memulai operasionalnya pada tanggal 12 Februari

2018.

Page 45: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

31

B. Visi dan Misi Bank Jateng Syariah1

Visi : Menjadi Bank Syariah yang terpercaya dan menjadi kebanggaan masyarakat.

Yang mempunyai pengertian bahwa :

1. Bank Terpercaya: Kami memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi lembaga

keuangan yang diyakini berintegrasi tinggi, memiliki reputasi paling baik, paling

kuat, paling aman dan paling menguntungkan.

2. Menjadi Kebangggaan Masyarakat: Kami memiliki keinginan yang kuat agar

masyarakat merasa ikut memiliki dan menjadikan Bank Jateng sebagai pilihan

utama dalam memenuhi kebutuhan jasa perbankan dimanapun kami berada.

Misi :

1. Memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perolehan laba Bank Jateng.

2. Menyediakan produk-produk dan jasa perbankan syari’ah dengan layanan prima

untuk memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi nasabah dan masyarakat

sehingga mampu menggerakkan sektor riil sebagai pilar pertumbuhan ekonomi

regional.

3. Menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait untuk membangun sinergi dalam

pengembangan bisnis.

4. Memberikan peluang dan dorongan bagi seluruh karyawan dengan

mengembangkan seluruh potensi dirinya untuk kesejahteraan diri dan

keluarganya, nasabah serta masyarakat pada umumnya.

C. Nilai-Nilai Bank Jateng Syariah

1. Prinsip

Nilai-nilai budaya Bank Jateng merupakan “prinsip” yang selalu dipegang teguh

oleh seluruh stakeholder Bank Jateng dalam berperilaku sehari-hari

2. Profesional

Bekerja dengan tanggung jawab dan komitmen memberikan hasil yang terbaik.

3. Integritas

Sikap berani menyatakan kebenaran, bertindak jujur, bermoral tinggi, serta

konsisten sesuai standar etika.

4. Inovasi.

1 http://syariah.bankjateng.co.id/tentang_kami/. Diakses pada 15 Maret 2019

Page 46: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

32

Memiliki gagasan, ide-ide kreatif, smart serta melakukan perubahan yang terus

menerus untuk pengembangan perusahaan.

5. Kepemimpinan

Memotivasi dan mempengaruhi orang lain untuk bekerja mencapai tujuan

bersama dan berperilaku sebagai teladan.

Meaning Statement : “Bangga berperan membangun Jawa Tengah”.

Yang mempunyai arti memiliki rasa syukur dan bangga sebagai karyawan Bank

Jateng karena berperan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jawa Tengah.

D. Jaringan Kantor

Guna meningkatkan pelayanan kepada nasabah-nasabah Bank Jateng Syariah,

pada tanggal 12 Maret 2010 telah dibuka Kantor Cabang Syariah di Semarang yang

berlokasi di Gedung Grinatha Lantai III, Jl. Pemuda No.142 Semarang.

Disamping itu juga telah dibuka beberapa jaringan kantor Bank Jateng

Syariah, saat ini Bank Jateng Syariah telah memiliki 187 jaringan kantor yang

tersebar di Jawa Tengah dan Yogyakarta, terdiri atas 4 kantor cabang di Semarang,

Solo, Purwokerto, dan Pekalongan. Ditambah 9 kantor cabang pembantu syariah, 7

kantor kas, dan 145 layanan syariah di kantor cabang dan kantor cabang pembantu

Bank Jateng konvensional.

E. Data Lembaga2

Nama Unit Usaha : Bank Jateng Syariah

1. Kantor Pusat : Gedung Grinatha Lt. IV, Jl. Pemuda No. 142 Semarang.

Telepon : (024) 3554025, (024) 3547541

Website : www.bankjateng.co.id

Email : [email protected]

Didirikan : 28 April 2008

2. Kantor Cabang Syariah (KCS) Semarang

Alamat : Gedung Grinatha Lt. 1, Jl Pemuda No. 142 Semarang

Telepon : (024) 3554025

Fax : (024) 3566987

3. Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) Salatiga

2 www.bankjateng.co.id diakses pada 03 April 2019

Page 47: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

33

Alamat : Jl. Patimura no.19 Ruko Kaloka, Salatiga

Telepon : (0298) 3432313, 3432382

Fax : (0298) 3432500

Email : [email protected]

F. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagian yang sangat penting dari suatu organisasi,

struktur ini yang akan menyetir jalannya perusahaan. Baik buruknya struktur

organisasi akan mempengaruhi juga terhadap perkembangan perusahaan. PT. BPD

Jateng Divisi Syariah mempunyai struktur organisasi yang dibuat untuk

mempermudah kinerja dalam mencapai tujuan, target dan sasaran yang

ditetapkan/direncanakan oleh perusahaan.3

Berikut struktur organisasi Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga:

Gambar 1. Struktur Organisasi Bank Jateng KCPS Salatiga

1. Pimpinan Cabang Pembantu : Cahya Imanuddin Firmansyah

Tugas :

a. Bertugas dalam mengotorisasi dan meyetujui semua kegiatan yang ada di bank.

b. Mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi tugas-tugas bawahannya.

c. Mengawasi jalannya operasional di unit pelayanan yang menjadi tanggung jawab

bawahannya.

3 Sumber data Organisasi Bank Jateng Divisi Syariah

Cahya Imanuddin Firmansyah

Pincapem

Titik Triswani

Kanit Pelayanan

Satrio Adi Nugroho

Teller

Wiwit Dwiana

Customer Service

Rifky Muhammad Akbar

Kanit Pemasaran

Septhian Fajar Maulana

Analis

Muhammad Bangkit Pamungkas

Pemasar

Novia Khoirunnisa

Admin

Page 48: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

34

d. Melakukan fungsi manajemen personalia seperti pendelegasian wewenang,

penilaian karyawan, dan pengendalian lingkungan kerja.

2. Kepala Unit Pelayanan : Titik Triswani

Tugas :

a. Bertugas dalam mengotorisasi yang berkaitan dengan operasional dan pelayanan

sebelum diajukan ke pimpinan.

b. Menyusun anggaran atau rencana kerja pada bidang operasional.

c. Melaksanakan program kerja sesuai dengan rencana anggaran kantor.

d. Mengawasi dan mengendalikan operasi bank agar terlaksana dengan baik.

e. Menjalankan fungsi kepemimpinan pada bagian operasional.

3. Kepala Unit Pemasaran : Rifky Muhammad Akbar

Tugas :

a. Bertugas dalam menyetujui mengenai pengajuan pembiayaan dan pemasaran

b. Memimpin seluruh jajaran Marketing sehingga tercipta tingkat efisiensi,

efektivitas, dan produktivitas setinggi mungkin.

c. Menciptakan, menumbuhkan, dan memelihara kerja sama yang baik dengan

konsumen.

d. Merumuskan target penjualan.

e. Mengesahkan Prosedur dan Instruksi Kerja Marketing.

f. Memberikan persetujuan pembiayaan dalam batas – batas yang wajar.

g. Melakukan analisa perilaku pasar / konsumen sebagai dasar dalam menentukan

kebijakan pemasaran.

h. Melakukan tugas – tugas lain yang ditetapkan oleh atasan sehubungan dengan

fungsi di bidang Marketing.

4. Teller : Satrio Adi Nugroho

Tugas :

a. Bertugas melayani nasabah dalam bertransaksi di bank.

b. Teller bertanggungjawab penuh terhadap transaksi pelayanan di depan (frontliner)

c. Memeriksa kelengkapan transaksi yang sedang ditangani.

d. Memeriksa saldo uang tunai teller pada cash box.

e. Melayani nasabah dalam transaksi financial yang bersifat fisik.

Page 49: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

35

f. Pengaturan uang tunai dan penyelesaian proses transaksi.

g. Verifikasi atau pencocokan tanda tangan pada formulir dengan dokumen asli

untuk memastikan tanda tangan tersebut sah.

h. Memeriksa kelengkapan formulir transaksi, keaslian dan pengisian warkat (cek

atau bilyet giro) yang dilakukan oleh nasabah.

5. Customer Service : Wiwit Dwiana

Tugas :

a. Bertugas Memberikan sosialisasi pada nasabah / calon nasabah terkait produk

bank

b. Memberikan solusi terbaik jika ada permasalahan yang dialami nasabah

c. Melayani pendaftaran produk bank dan membantu menjawab pertanyaan nasabah

mengenai produk atau jasa yang ada di bank bersangkutan.

d. Melayani dan memenuhi harapan nasabah dengan memberikan pelayanan yang

cepat dan tepat.

e. Melakukan beberapa pekerjaan administrasi seperti melakukan sistem filying atas

berkas-berkas yang ada dalam tanggung jawab bank bersangkutan dengan benar

dan rapi agar dapat dengan cepat ditemukan ketika suatu saat diperlukan.

6. Pemasar/ Marketing : Muhammad Bangkit Pamungkas

Tugas :

a. Melakukan pemasaran dengan sosialisasi dan mencari nasabah pembiayaan atau

calon nasabah penabung.

b. Mempromosikan, mengenalkan, dan memasarkan produk bank, dengan cara

memperluas jangkauan relasi antar bank ataupun yang diluar bank tersebut.

c. Mencari nasabah (pihak ketiga) yang ingin menyimpan dananya di bank, dengan

menawarkan produk dari bank yang bersangkutan. Misalnya seperti, simpanan

giro, simpanan tabungan, atau simpanan deposito.

7. Analis Pembiayaan : Septhian Fajar Maulana

Tugas :

a. Bertugas dalam menganalisis pembiayaan yang masuk di bank apakah memenuhi

syarat dan kedepannya bisa prospek positif atau tidak

b. Menilai kelayakan usaha calon peminjam

Page 50: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

36

c. Menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan

d. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.

8. Admin Pembiayaan : Novia Khoirunnisa

Tugas :

a. Bertugas dalam mempersiapkan proses pencairan pembiayaan

b. Mempersiapkan proses pelepasan jaminan

c. Melakukan penutupan asuransi dan membantu klaim asuransi

d. Membuat laporan SID (eksternal), Laporan jatuh tempo pembiayaan, jatuh tempo

asuransi dan jaminan, laporan realisasi pencairan, laporan back to back, laporan

FPN dll

e. Membuat surat keterangan barang yang dijaminkan

f. Melayani permintaan BI Checking

g. Melakukan penyimpanan dokumen dan data

h. Mengupdate FPN kolektibilitas dan dilaporkan kepada divisi terkait

G. Ruang Lingkup Usaha4

PT. Bank Pembangunan Daerah Bank Jateng dalam pengelolaan usaha

perbankannya mempunyai berbagai produk diantaranya produk penghimpun dana,

produk penyaluran dana dan jasa.

Produk Pembiayaan

1. iB Griya (Wujudkan Rumah Idaman Dengan Angsuran Pasti)

Pembiayaan pemilikan atau perbaikan rumah, villa, apartemen, dan rusun, dengan

akad murabahah atau istishna.

Keunggulan dari iB Griya adalah:

a. Tidak ada pembatasan plafond pembiayaan.

b. Jangka waktu pembiayaan hingga 15 tahun.

c. Angsuran tetap tidak berubah selama jangka waktu pembiayaan.

d. Uang muka hanya 20% untuk pembelian bangunan dengan luas maksimum 70

m2. Tanpa uang muka untuk pembelian material renovasi atau pendirian

bangunan.

4 Jurnal SOP Bank Jateng Syariah

Page 51: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

37

e. Bebas memilih lokasi, baik di perumahan atau diluar perumahan.

f. Agunan berupa objek yang dibiayai, atau dengan kuasa potong gaji khusus

bagi pegawai dan anggota TNI/Polri.

g. Sumber penghasilan bisa Joint Income.

2. iB Multiguna (Anda Pilih Barangnya, Kami Siap Mewujudkannya)

Pembiayaan dengan akad murabahah untuk pembelian barang konsumtif seperti

peralatan elektronik, perabot rumah tangga, dan kendaraan bermotor baru atau

bekas, yang tidak bertentangan dengan syariah.

Adapun keunggulan dari iB Multiguna yaitu :

a. Plafond pembiayaan hingga Rp300 juta.

b. Jangka waktu pembiayaan maksimal 5 tahun, atau 10 tahun bila angsuran

dilakukan dengan potong gaji melalui bendahara.

c. Angsuran tetap tidak berubah selama jangka waktu pembiayaan.

d. Uang muka hanya sebesar 20% dari harga barang.

Agunan berupa jaminan tunai, atau jaminan fisik, atau jaminan pembayaran

dengan potong gaji.

3. iB Modal Kerja (Bersama Membangun dan Mengembangkan Usaha Anda).

Pembiayaan modal kerja dengan akad murabahah, mudharabah, atau musyarakah

untuk memenuhi kebutuhan usaha nasabah seperti: pembelian persediaan bahan

baku untuk proses produksi, pembelian persediaan barang dagangan, atau modal

kerja pelaksanaan proyek berdasarkan kontrak kerja.

Keunggulan dari iB Modal kerja adalah:

a. Plafond pembiayaan sesuai kebutuhan.

b. Jangka waktu pembiayaan hingga 5 tahun.

c. Angsuran atau bagi hasil ringan.

d. Pemohon dapat berupa badan usaha (PT, Yayasan, Koperasi, BUMN, BUMD,

CV, UD) atau perorangan.

4. iB Investasi (Solusi Kemajuan Usaha Anda) Pembiayaan dengan akad murabahah

atau istishna bagi pengadaan barang investasi yang mendukung usaha produktif

nasabah seperti pembangunan gedung sekolah, rumah sakit, ruko, pembelian

peralatan, mesin, kendaraan bermotor atau alat berat.

Page 52: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

38

Keunggulan iB Investasi adalah:

a. Plafond pembiayaan sesuai kebutuhan.

b. Jangka waktu pembiayaan fleksibel.

c. Angsuran ringan. Pokok Pembiayaan bisa dibayar secara bulanan, atau

triwulanan, atau semesteran, sesuai ketentuan.

d. Uang muka hanya 20%.

e. Pemohon dapat berupa badan usaha (PT, Yayasan, Koperasi, BUMN, BUMD,

CV, UD) atau perorangan.

5. iB KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah)

Pembiayaan mudharabah dengan pola executing untuk membantu KJKS

melakukan ekspansi usahanya.

Adapun keunggulan dari iB KJKS adalah:

a. Plafond pembiayaan hingga sepuluh kali modal koperasi.

b. Jangka waktu hingga 5 tahun.

c. Agunan berupa cessie piutang, dan asset tetap sebesar 10% dari plafond.

6. iB Modal Kerja BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)

Pembiayaan mudharabah untuk membantu memperbesar skala usaha BPRS

dengan pola executing.

Keunggulan dari iB Modal kerja BPRS:

a. Plafond pembiayan hingga 12 kali modal disetor.

b. Jangka waktu pembiayaan hingga 5 tahun.

c. Agunan berupa cessie piutang, dan asset tetap sebesar 10% dari plafond.

7. iB Rahn Emas (Solusi Cerdas Kebutuhan Dana Tunai Tanpa Was-Was)

Gadai Emas Syariah (Rahn) adalah produk dimana Bank memberikan fasilitas

pinjaman (qardh) kepada nasabah dengan agunan berupa barang/harta (berupa

emas) milik nasabah dengan mengikuti prinsip gadai. Barang/harta dimaksud

ditempatkan dalam penguasaan dan pemeliharaan Bank, dan atas pemeliharaan

tersebut Bank mengenakan biaya sewa atas dasar prinsip Ijarah. Fasilitas

pembiayaan dengan akad qardh untuk kebutuhan dana tunai dengan jaminan

emas.

Adapun keunggulan dari iB Rahn Emas adalah:

a. Plafond pembiayaan hingga Rp250 juta.

Page 53: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

39

b. Jangka waktu pembiayaan 120 hari dan dapat diperpanjang hingga 360 hari.

c. Fleksibel, emas yang dijaminkan dapat berupa perhiasan atau batangan.

d. Proses cepat dan mudah.

e. Biaya ringan.

Produk Tabungan

1. Tabungan iB Bima

Tabungan dalam mata uang rupiah yang memberikan keleluasaan dalam

melakukan setoran dan penarikan melalui ATM Bank Jateng dan jaringan ATM

Prima.

Manfaat dari Tabungan iB Bima adalah:

a. Transaksi online di seluruh kantor Bank Jateng dan Bank Jateng Syariah.

b. Mendapatkan kartu ATM yang berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu debit di

jaringan ATM Bank Jateng dan ATM Prima.

c. Penarikan melalui ATM hingga Rp 10.000.000,00/hari.

d. Bagi hasil yang kompetitif.

e. Terjamin dan aman.

2. iB Tabungan Haji

Tabungan dalam mata uang rupiah untuk persiapan menunaikan ibadah haji.

Adapun manfaat iB Tabungan Haji adalah:

a. Transaksi online di seluruh kantor Bank Jateng dan Bank Jateng Syariah.

b. Pendaftaran haji secara online dengan Siskohat Kementerian Agama di seluruh

kantor Bank Jateng dan Bank Jateng Syariah.

c. Nasabah iB Tabung Haji bisa mengajukan talangan haji.

d. Bebas biaya administrasi.

e. Mendapatkan bonus atas saldo yang mengendap diatas Rp1.000.000,00.

f. Terjamin dan aman.

3. Tabungan iB Amanah

Tabungan dalam mata uang rupiah yang memberikan keleluasaan dalam

melakukan setoran dan penarikan melalui ATM Bank Jateng dan jaringan ATM

Prima.

Manfaat Tabungan iB Amanah adalah:

a. Transaksi online di seluruh kantor Bank Jateng dan Bank Jateng Syariah.

Page 54: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

40

b. Mendapatkan kartu ATM yang berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu debit di

jaringan ATM Bank Jateng dan ATM Prima.

c. Penarikan melalui ATM hingga Rp 10.000.000,00/hari.

d. Mendapatkan bonus atas saldo yang mengendap.

e. Terjamin dan aman.

4. iB Talangan Umroh (Mewujudkan Niat Suci Anda Beribadah Umroh)

Pembiayaan dengan akad ijarahuntuk melunasi biaya perjalanan umroh.

Keunggulan dari iB Talangan Umroh adalah:

a. Plafond pembiayaan hingga 90% dari Biaya Perjalanan Umroh.

b. Jangka waktu pembiayaan hingga 24 bulan.

c. Bebas memilih Biro Travel Umroh yang telah menjadi rekanan Bank Jateng

Syariah.

d. Dapat diajukan untuk biaya perjalanan umroh bagi Kerabat atau saudara.

e. Angsuran ringan.

5. Giro iB Bank Jateng

Rekening dalam mata uang rupiah yang memberikan kemudahan transaksi

keuangan usaha nasabah dengan menggunakan cek dan bilyet giro.

Adapun manfaat Giro iB Bank Jateng adalah:

a. Transaksi online di seluruh kantor Bank Jateng dan Bank Jateng Syariah.

b. Mendapatkan bonus giro sesuai kebijakan bank.

c. Setoran dan penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu melalui cek atau bilyet

giro.

6. Deposito iB Bank Jateng

Produk simpanan dana berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah.

Adapun Manfaat Deposito iB Bank Jateng adalah:

a. Investasi deposito dapat dilakukan di seluruh kantor Bank Jateng dan Bank

Jateng Syariah.

b. Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif.

c. Bagi hasil dapat menambah pokok deposito atau dipindah bukukan.

d. Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.

e. Terjamin dan aman.

Page 55: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

41

Layanan Jasa5

Bank Jateng Syariah telah mengembangkan layanan dalam bentuk on-line

tarik maupun setor rekening tabungan diseluruh kantor Cabang Syariah diwilayah

Jawa Tengah. Disamping itu nasabah juga menikmati pelayanan produk-produk

syariah dengan memanfaatkan layanan syariah yang telah ada diseluruh kantor

Cabang Bank Jateng. Adapun bentuk layanan yang diberikan oleh Unit Usaha Syariah

Bank Jateng meliputi:

1. Penyetoran dan penarikan on-line di Kantor Bank Jateng diseluruh Jawa Tengah.

2. Setoran dan penarikan cek / bilyet goiro melalui kliring.

3. Transfer dan inkaso.

4. Pembuatan surat referensi dan dukungan Bank

Penerbitan surat jaminan Bank ( khafalah ) yang terdiri dari jaminan penawaran,

jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan

5 Brosur Bank Jateng Syariah

Page 56: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

42

BAB IV

PRAKTIK TAKE OVER DI BANK JATENG KCPS SALATIGA

A. Prosedur Take Over

1. Permohonan Pembiayaan Take Over

Proses pengajuan permohonan pembiayaan sampai dengan pencairan pada Bank

Jateng KCPS Salatiga adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Alur Proses Pembiayaan Take Over Bank Syariah

1

Keterangan :

1 Bersumber dari Analis Pembiayaan Bapak Septhian Fajar Maulana pada tanggal 10 Mei 2019

Page 57: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

43

1) Nasabah dari Lembaga Keuangan Konvensional mengajukan permohonan

pembiayaan take over kepada Bank Jateng Syariah dengan cara mengisi formulir

permohonan pembiayaan individual yang telah di persiapkan berisi data pemohon,

data pribadi pemohon, data pekerjaan, data suami/ istri, data keuangan, data

kekayaan, simpanan/ rekening di bank, pinjaman lain, data jaminan, dan

referensi.2

2) Customer Service menerima berkas, bila berkas belum lengkap, dikembalikan

kepada nasabah untuk dilengkapi, bila sudah lengkap berkas siap untuk diproses.

3) Account Officer menganalisis permohonan dengan cara :3

a. Melakukan wawancara awal dan investigasi untuk memastikan bahwa nasabah

memiliki karakter dan kejelasan data sesuai dengan berkas pengajuan.

b. Pihak Bank Jateng Syariah mengecek debet di Lembaga Keuangan

Konvensional tempat mengajukan kredit awal. Dengan cara pihak Bank Jateng

Syariah menghubungi lembaga keuangan konvensional menanyakan apakah

benar saudara pemohon pembiayaan mempunyai kredit di tempat tersebut dan

menanyakan berapa debet atau sisa angsurannya.

c. Mengecek SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) nasabah di Aplikasi

yang diberikan khusus oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk Lembaga

Keuangan. SLIK atau Sistem Layanan Informasi Keuangan adalah sistem

informasi yang pengelolaannya jadi tanggung jawab OJK yang bertujuan

untuk melaksanakan tugas pengawasan dan pelayanan informasi keuangan,

yang salah satunya berupa penyediaan informasi debitur atau IDI Historis.4

SLIK ini digunakan untuk mengecek sisa pokok angsuran pada bank awal dan

mengecek track record kredit sebelumnya.

4) Bila Account Officer telah memastikan bahwa nasabah memiliki karakter yang

baik dan kemampuan yang cukup berdasarkan analisis awal, maka Account

Officer melanjutkan proses pembiayaan untuk melakukan survey bersama. Bila

nasabah dinyatakan tidak layak, maka pengajuan pembiayaan ditolak dan proses

selesai.

5) Account Officer dan administrasi pembiayaan mengadakan survey, investigasi

dan analisis pembiayaan. Survey bisa melibatkan Pimpinan sesuai kewenangan

2 Bersumber dari observasi dan dokumentasi

3 Bersumber dari Analis Pembiayaan Bapak Septhian Fajar Maulana pada 10 Mei 2019 pukul 12.00

4https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Sistem-Layanan-Informasi-Keuangan-SLIK.aspx

Page 58: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

44

pencairan. Account Officer dan Admin Pembiayaan membuat laporan hasil survey

dan analisis untuk dipresentasikan di komite pembiayaan. Apabila pengajuan

pembiayaan diatas 500 juta maka harus sampai kepada Komite Pembiayaan,

namun jika kurang dari 500 juta dapat di selesaikan di dalam Kantor Cabang

Pembantu.

6) Account Officer dan Admin Pembiayaan mempresentasikan hasil survey dan

analisisnya kepada komite pembiayaan. Komite pembiayaan menganalisis

mendalam atas pengajuan dan memutuskan pengajuan pembiayaan nasabah.

7) Rapat komite memutuskan pengajuan pembiayaan nasabah. Bila berdasarkan

rapat komite menolak pengajuan nasabah, maka Account Officer memberitahukan

penolakan melalui telepon, sms atau surat penolakan. Bila komite menyatakan

layak, komite menyerahkan proses kelanjutannya kepada Admin Pembiayaan.

Dalam realisasi suatu pembiayaan terdapat resiko yang melekat, yakni

pembiayaan bermasalah hingga kondisi terburuknya menjadi macet. Guna

menghindari resiko demikian, kiranya dalam setiap pengambilan keputusan suatu

permohonan pembiayaan, baik di kantor pusat maupun kantor-kantor cabang/

cabang pembantu, dapat dihasilkan keputusan yang obyektif. Keputusan mana

hanya diperoleh jika prosesnya melibatkan suatu tim pemutus-Komite

Pembiayaan, berapapun besar plafon/ limit pembiayaan yang dinilai/ diputus.5

8) Pimpinan membuat MPP ( Memo Pencairan Pembiayaan) yang berisi :

a. Jumlah plafon yang disetujui

b. Jaminan dan pengikatan jaminan

c. Jangka waktu

d. Besarnya margin atau nisbah bagi hasil

e. Pola angsuran

9) Bila nasabah menolak Memo Pencairan Pembiayaan, nasabah bisa mengajukan

keringanan sesuai yang diminta untuk direvisi. Bila nasabah setuju maka proses

dilanjutkan dengan pengakadan.

10) Admin Pembiayaan menyiapkan akad dan order notaris untuk pengikatan jaminan,

membuat jadwal pencairan dan memberitahukan kepada nasabah dan notaris.

Peran notaris dalam take over adalah mengubah roya jaminan. Akad, pengikatan

dan administrasi lainnya didokumentasikan oleh Admin Pembiayaan dan diarsip.

5 Binti Nur Asiyah, Manjamen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : Penerbit Kalimedia, 2015, h.44

Page 59: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

45

Permohonan pembiayaan take over juga melibatkan beberapa pihak terkait. Pihak

terkait adalah perseorangan atau perusahaan/ badan yang mempunyai hubungan

pengendalian dengan bank, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui

hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan atau keuangan6.

11) Teller mencairkan pembiayaan berdasarkan memo yang telah diaproval (disetujui)

oleh Pimpinan. Proses pencairan pembiayaan take over langkah pertama menulis

di slip CNDN (Credit Nota Debit Nota) sejumlah sisa pokok pada bank.

Kemudian dana ditarik menggunakan nota pembayaran, proses selanjutnya di

transfer ke rekening nasabah pemohon pembiayaan menggunakan transfer kliring

apabila dibawah 100 juta dan menggunakan RTGS (Real Time Gross Settlement)

apabila transaksi diatas 100 juta dan pencairan pada hari itu juga.

12) Pembiayaan cair, nasabah menerima dana dari teller dengan menandatangani slip

dan dokumen yang diberikan oleh teller. Pada saat melakukan pelunasan maka

nasabah berhak mengambil jaminan yang diberikan nasabah kepada Lembaga

Keuangan Konvensional pemberi kredit awal akan dialihkan ke Bank Jateng

Syariah. Pelunasan dan pengambilan jaminan harus dikawal oleh pihak Bank

Jateng Syariah dari pencairan pembiayaan sampai dengan pelunasan dan

pengambilan jaminan pada lembaga keuangan konvensional.

2. Ketentuan Take Over7

1) Nasabah tidak termasuk dalam daftar hitam penarik cek / giro kosong ke

rekening yang ditutup.

2) Laporan iDeb nasabah tidak termasuk dalam kredit bermasalah / macet pada

saat akad pembiayaan.

3) Menyerahkan SK asli pensiun dan asli KARIP (Kartu Identitas Pensiun) atas

nama pemohon (Apabila mengajukan pembiayaan iB Multiguna Pensiun) atau

menyerahkan Jaminan pada saat pelunasan pada bank awal.

4) Pencairan untuk diblokir 3x angsuran selama gaji pensiunan belum masuk ke

rekening Bank Jateng Syariah (Apabila mengajukan pembiayaan iB Multiguna

Pensiun)

5) Melunasi fasilitas pembiayaan di bank awal

6) Pemohon suami/ istri tandatangan di akad pembiayaan.

6 PBI No7/3/PBI/2005 pasal 1 ayat 5

7 Lembar Pelaksanaan Akad pada nasabah pembiayaan Take Over

Page 60: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

46

7) Angsuran tertib dan lancar sesuai jadwal, baik di Bank Jateng Syariah atau di

bank lain

8) Bersedia mengikuti asuransi personal accident

9) Realisasi pembiayaan disalurkan lewat rekening Bank Jateng Syariah atas

nama pemohon.

10) Menyerahkan kuitansi pembelian barang dan bukti transfer pelunasan

pembiayaan di bank awal dan diserahkan ke Bank Jateng Syariah.

11) Bank berhak mendebet rekening nasabah guna pembayaran angsuran maupun

biaya yang timbul

12) Debitur bersedia untuk dilaporkan ke dalam system layanan informasi

keuangan SLIK OJK.

3. Prosedur Penggunaan Akad Qardh Wal Murabahah pada Take Over

Take over dapat dilaksanakan dengan beberapa alternatif akad. Menurut

fatwa DSN-MUI NO 31/ DSN-MUI/ VI/ 2002 tentang pengalihan hutang, akad

yang digunakan dalam pelaksanaan take over diantaranya adalah menggunakan

akad al-Qardh al-Bai’wa Murabahah, menggunakan akad al-Syirkah al-Milk wa

Murabahah, menggunakan akad al-Qardh wa al-Ijarah dan menggunakan akad

al-Qardh al-Bai’ wa al-Ijarah Muntahiya Bi al-Tamlik (IMBT).8

Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga menggunakan alternatif

pertama, yaitu menggunakan akad Qardh wal Murabahah. Prosedur penggunaan

akad Qardh wal Murabahah yaitu :9

8 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor : 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pengalihan Utang , h.4

9 Hasil Wawancara dengan Pimpinan Cabang Bank Jateng KCPS Salatiga Bapak Cahya Imanuddin Firmansyah

pada 10 Mei 2019 pukul 11.00

Page 61: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

47

Gambar 3. Praktik Pengalihan Utang Alternatif 1 yang digunakan Bank Jateng Cabang Pembantu

Syariah Salatiga

1) Prosedur pertama adalah Bank Jateng Syariah memberikan pinjaman dananya

kepada nasabah untuk melunasi pinjaman kredit di Lembaga Keuangan

Konvensional.

Perlu diketahui bahwa :

Dana yang dipinjamkan Bank Jateng Syariah merupakan dana qardh. Dana

qardh berasal dari penalty, penagihan ta’zir dan ta’widh. Pinjaman dana ini

hanya boleh dipinjamkan selama satu hari dan setelah itu harus dikembalikan

di Bank Jateng Syariah. Bank hanya bisa memberikan pinjaman kepada

nasabah sejumlah sisa pokok angsuran di bank awal. Sehingga tidak

diperbolehkannya memberi pinjaman untuk pembayaran diluar sisa pokok

angsuran, misalnya denda yang diberikan bank konvensional kepada nasabah.

2) Setelah mendapatkan pinjaman dari Bank Jateng Syariah, maka nasabah

melakukan pelunasan pada Lembaga Keuangan Konvensional.

3) Dengan pelunasan tersebut, aset yang dibeli dengan kredit pada Lembaga

Keuangan Konvensional menjadi milik nasabah secara penuh.

4) Nasabah menjual aset yang sudah dibeli tersebut kepada Bank Jateng Syariah.

5) Kemudian setelah aset dimiliki oleh Bank Jateng Syariah, maka Bank Jateng

Syariah menjual kembali secara murabahah aset yang telah menjadi miliknya

tersebut kepada nasabah.

6) Prosedur yang terakhir yaitu nasabah melunasi qardh-nya kepada Bank Jateng

Syariah secara angsuran setelah diperhitungkan margin yang disepakati.

Berdasarkan data arsip pembiayaan dari bulan Februari tahun 2018 (awal

berdirinya bank) hingga penelitian ini dilaksanakan nasabah pengajuan

Page 62: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

48

pembiayaan take over di Bank Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga

berjumlah 42 nasabah. Dari 42 nasabah tersebut sebagian hanya mengalami risiko

dipersulitnya pelunasan di lembaga keuangan konvensional. Sedangkan di Bank

Jateng Syariah itu sendiri dapat mengantisipasi risiko take over, sehingga dalam

kurun waktu 1 tahun tidak terjadi kendala apapun.

B. Risiko Penggunaan Akad Qardh wal Murabahah pada Pembiayaan Take Over

1. Risiko yang dapat dialami oleh Bank Syariah pemberi take over, diantaranya : 10

a. Nasabah berrisiko melarikan dana qardh karena tanpa jaminan.

Terdapat kemungkinan uang yang diberikan kepada nasabah untuk

pelunasan di Lembaga Keuangan Konensional akan dilarikan oleh nasabah

jika tanpa pengawasan dan pengkawalan. Telah kita ketahui banyak terdapat

ragam pembiayaan di Bank Jateng Syariah. Yang membedakan antara

pembiayaan biasa dengan pembiayaan take over adalah jaminan. Jaminan

pembiayaan biasa akan diikat oleh Bank Jateng Syariah pada saat akad

dilaksanakan atau sebelum pencairan dilaksanakan, namun pada pembiayaan

take over jaminan belum bisa diikat oleh Bank Jateng Syariah meskipun

pencairan pembiayaan sudah terlaksana. Jaminan yang akan diberikan sebagai

jaminan take over masih berada di Lembaga Keuangan Konvensional awal

dan belum bisa di tarik sebelum pelunasan, maka dari itu pembiayaan take

over lebih berrisiko untuk bank syariah.

b. Duplikat jaminan

Terdapat kemungkinan adanya duplikat jaminan yang diberikan

kepada lebih dari satu bank. Dalam pembiayaan iB Multiguna Pensiun hal ini

dapat mengakibatkan pihak taspen salah mengirim dana pensiun ke Lembaga

Keuangan Konvensional yang lama.

c. Pungutan illegal dari oknum vendor

Terdapat kemungkinan bahwa oknum vendor meminta pungutan dana

secara illegal kepada nasabah mengatasnamakan bank.

2. Risiko yang dialami oleh nasabah pemohon take over :

a. Dipersulitnya Proses Pelunasan

10

Bersumber dari wawancara dengan Pemasar Bank Jateng KCPS Salatiga, Bapak Muhammad Bangkit

Pamungkas pada 10 Mei 2019

Page 63: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

49

Sulitnya proses pelunasan pada Lembaga Keuangan Konvensional

awal pemberi kredit, biasanya LKK awal pemberi kredit akan mempersulit

nasabah untuk lepas dari kreditnya dengan cara memperpanjang proses

otorisasi dari pihak atasan dengan alasan bahwa pimpinan sedang tidak berada

di tempat dalam kurun waktu yang tidak menentu sehingga tidak dapat

melakukan persetujuan.

b. Dikenakan Denda

Lembaga Keuangan Konvensional mengenakan denda kepada nasabah

yang melakukan pelunasan dalam tempo yang tidak sesuai dengan perjanjian

di awal. Padahal Bank Jateng Syariah tidak memberikan pinjaman untuk

biaya-biaya yang dikenakan kepada nasabah diluar sisa pokok angsuran.

C. Cara mengantisipasi Risiko Penggunaan Akad Qardh wal Murabahah pada

Pembiayaan Take Over

1. Cara Bank Jateng Syariah mengantisipasi risiko :

a. Pemantauan dan Pengawalan oleh Petugas

Terkait dengan collateral risk yaitu resiko yang terkait dengan

pemenuhan collateral (jaminan) yang diberikan oleh debitur kepada bank

untuk mengover pinjaman yang diterimanya. Risiko jaminan yang masih

berada pada bank awal pemberi kredit dan belum bisa di ambil alih oleh bank

pemberi take over. Pada saat melakukan pencairan sampai dengan pelunasan

nasabah akan dilakukan pengawalan langsung oleh bank pemberi take over

guna untuk menghindari nasabah melarikan uang yang telah diberikan oleh

Bank Jateng Syariah. Nasabah bisa saja dengan mudah membawa lari uang

karena jaminan masih berada di bank semula dan belum dipindah tangankan

ke Bank Jateng Syariah. Sehingga dengan cara pemantauan dan pengkawalan

maka akan meminimalisasi tindakan nasabah membawa lari uang yang

seharusnya untuk pelunasan pada Lembaga Keuangan Konvensional.

b. Mengecek Keaslian Jaminan

Terkait dengan legal risk yaitu resiko yang terkait dengan aspek

dokumentasi dan administrasi pembiayaan, yang dapat mempunyai implikasi

hukum jika tidak dilaksanakan dengan tertib dan sesuai dengan undang-

Page 64: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

50

undang yang berlaku.11

Untuk risiko yang menggandakan jaminan maka pihak

analis pembiayaan dari bank syariah pemberi take over harus mengecek

keaslian jaminan yang diberikan dengan cara menghubungi pihak yang

mengeluarkan jaminan tersebut. Contohnya jaminan berupa SK Pensiun

berarti harus mengecek keasliannya pada Badan Kepegawaian Negara,

jaminan berupa sertifikat tanah maka mengecek keasliannya pada Badan

Pertanahan Nasional

c. Pelaporan Oknum Vendor

Terkait berrisikonya oknum vendor yang melakukan pemungutan

tanpa seizin bank maka bank harus meneliti vendor yang telah bekerja sama

dengan bank apakah bekerja sesuai dengan SOP atau melakukan

penyimpangan. Apabila pada saat pengecekan dan terbukti bahwa ada oknum

dari pihak vendor yang melakukan pungutan tanpa izin perusahaan maka akan

dilakukan pelaporan ke perusahaan yang berakhir pada pemberian sanksi.

2. Cara mengantisipasi risiko yang dialami nasabah dalam melakukan take over :

a. Datang Langsung ke Lembaga Keuangan Konvensional

Risiko dipersulitnya permohonan pelunasan sebelum waktunya oleh

bank pemberi kredit maka nasabah seharusnya menyelesaikan persyaratan

yang di berikan dan datang langsung ke Lembaga Keuangan Konvensional,

bila perlu meminta untuk bertemu dengan pimpinan secara langsung di meja

kerjanya.

b. Pembayaran Denda

Terkait denda yang dikenakan oleh Lembaga Keuangan Konvensional

kepada nasabah yang dikarenakan nasabah telah melakukan pelunasan

angsuran kredit lebih cepat dari persetujuan diawal maka hal tersebut tidak

dapat di hindari. Namun nantinya setelah dilakukan take over maka biaya yang

ditanggung nasabah akan lebih ringan dikarenakan margin yang ditetapkan

oleh bank syariah lebih rendah dibandingkan suku bunga pada Lembaga

Keuangan Konvensional yang tidak menentu.

11

Ikatan Bankir Indonesia (IBI) dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP), Mengelola Bisnis

Pembiayaan Bank Syariah : Modul Sertifikasi Pembiayaan Syariah I, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, Cet I,

h. 74

Page 65: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan mengenai prosedur dan risiko

penggunaan akad qardh wal murabahah pada pembiayaan take over di Bank Jateng

Cabang Pembantu Syariah Salatiga, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

Pembiayaan take over merupakan pembiayaan yang diberikan oleh Bank

Jateng Syariah atas pengalihan utang dari lembaga keuangan konvensional.

Pengalihan utang terjadi dikarenakan beberapa alasan, diantaranya adalah suku bunga

di lembaga keuangan konvensional tidak menentu yang mengakibatkan mahalnya

angsuran kredit dibandingkan dengan margin yang ditawarkan oleh Bank Jateng

Syariah.

Akad yang digunakan dalam pelaksanaan pembiayaan take over di Bank

Jateng Cabang Pembantu Syariah Salatiga adalah akad qardh wal murabahah.

Prosedur penggunaan akad qardh wal murabahah yaitu dimana Bank Jateng Syariah

memberikan pinjaman qardh kepada nasabah untuk melunasi hutangnya di Lembaga

Keuangan Konvensional. Kemudian setelah barang dimiliki sepenuhnya oleh nasabah,

bank membeli barang tersebut dan menjualnya kembali kepada nasabah dengan cara

murabahah dan nasabah membayar secara cicilan (angsuran).

Penggunaan akad qardh wal murabahah ini tentunya memiliki risiko yang

mungkin terjadi. Di bank syariah yang menggunakan akad tersebut ditemukan salah

satu risiko yang sangat vital yaitu berupa jaminan yang masih tertahan di lembaga

keuangan konvensional, sedangkan nasabah harus segera mencairkan pembiayaannya

di bank syariah guna melunasi sisa hutangnya di Lembaga Keuangan Konvensional.

Maka bank syariah akan mengabulkan permohonan pembiayaan tanpa jaminan.

Cara Bank Jateng Syariah dalam mengantisipasi risiko tersebut yaitu dengan

melakukan pemantauan dan pengawalan langsung oleh petugas pada saat nasabah

melakukan pelunasan pada lembaga keuangan konvensional. Serta, pihak dari Bank

Jateng Syariah harus meminta bukti pelunasan kredit di lembaga keuangan

konvensional kepada nasabah.

B. Saran

Page 66: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

52

Sesuai dengan judul Tugas Akhir dan berdasarkan penelitian yang penulis lakukan

maka penulis menyampaikan saran terkait prosedur dan risiko penggunaan akad

qardh wal murabahah pada pembiayaan take over di Bank Jateng Cabang Pembantu

Syariah Salatiga adalah sebagai berikut :

1. Bank Jateng Syariah harus selalu mempromosikan dan mensosialisasikan terkait

produk dengan pembiayaan maupun produk penghimpunan dana lainnya agar

masyarakat mempunyai daya tarik untuk menginvestasikan dananya maupun

memilih pembiayaan syariahnya.

2. Bank Jateng Syariah harus mempertahankan produk-produk yang sesuai dengan

syariah dan mengembangkannya menjadi berbagai sektor yang luas.

3. Dalam melakukan realisasi pembiayaan, Bank Jateng Syariah harus selalu

melakukan pengawasan dan selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian serta tetap

berpedoman pada manajemen risiko.

4. Bank Jateng Syariah harus mempertahankan Profesional, Integritas, Inovasi, dan

Kepemimpinannya.

C. Penutup

Alhamdulillah pada akhirnya tugas akhir yang sederhana ini telah

terselesaikan tanpa adanya halangan suatu apapun. Penulis menyadari bahwa tugas

akhir ini masih memerlukan banyak kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki

tugas akhir ini karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi bahasa

maupun dari isi yang penulis sampaikan sehingga jauh dari kesempurnaan.

Semoga, tugas akhir yang telah penulis selesaikan ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan para pembaca pada umumnya dan tetap mendapatkan ridho Allah SWT.

Aamiin Ya Robbal ‘alamiin

Page 67: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. 1999. Bank Syariah : Bagi Bankir & Praktisi Keuangan.

Jakarta : Tazkia Institute

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema

Insani Press

Arifin, Zainul. 2006. Dasar-Dasar Manajemen bank Syariah. Jakarta : Pustaka Alfabet

Asiyah, Binti Nur. 2015. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta : Kalimedia

Dahlan, Ahmad. 2012. Bank Syariah : Teoritik, Praktik, Kritik. Yogyakarta : Teras

Darsono, Ali Sakti, Ascarya dkk. 2017. Perbankan Syariah di Indonesia : Kelembagaan dan

Kebijakan Serta Tantangan ke Depan. Jakarta : Rajawali Pers

Gunawan, Imam. 2015. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta : PT Bumi

Aksara

Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama

Ikatan Bankir Indonesia. 2015. Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah : Modul

Sertifikasi Pembiayaan Syariah I LSPP - IBI. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Ismail MBA. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta : Prenadamedia Group

Karim, Adiwarman A. 2017. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. Depok : PT Raja

Grafindo Persada

Muhammad. 2006. Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Jakarta : Salemba Empat

Mujibatun, Siti. 2012. Pengantar Fiqh Muamalah. Semarang : Elsa

Prasetyo, Bambang. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Susilo, Edi. 2017. Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah Jilid 1. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Sudarsono, Heri. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta : Penerbit

Ekonisa

Susilo, Edi. 2017. Praktikum Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syari’ah Jilid 2.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sutedi, Adrian. 2009. Perbankan Syariah, Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum. Jakarta:

Ghalia Indonesia

Page 68: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

Syahdeini, Sutan Remy. 1999. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti

Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indeks

Wangsawidjaja Z. 2012. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Widiyono, Try. 2006. Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia :

Simpanan, Jasa, dan Kredit. Bogor : Ghalia Indonesia

Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu

Soft Print :

Fatwa DSN-MUI No : 31/ DSN-MUI/VI/2002 tentang Pengalihan Utang

Fatwa DSN-MUI No: 90/DSN-MUI/XII/2013 tentang Pengalihan Pembiayaan Murabahah

antar Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

Fatwa DSN-MUI No: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Qardh

Fatwa DSN-MUI No : 79/DSN-MUI/III/2011 tentang Qardh dengan Menggunakan dana

Nasabah

Fatwa DSN-MUI No : 111/ DSN-MUI/ IX/ 2017 tentang Akad Jual Beli Murabahah

UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan

PBI No7/3/PBI/2005 pasal 1 ayat 5

Lembar Pelaksanaan Akad pada nasabah pembiayaan Take Over

Sumber data Organisasi Bank Jateng Divisi Syariah

Jurnal SOP Bank Jateng Syariah

Website :

http://syariah.bankjateng.co.id . diakses pada 04 April 2019

www.bankjateng.co.id . diakses pada 03 April 2019

Liestiyowati, Definisi dan Mekanisme Take Over (Subrogasi) dalam Dunia

Perbankan,http://akuntan-si.blogspot.com/2013/09/definisi-dan-mekanisme-

takeover.html, diakses 11 Maret 2019

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Sistem-Layanan-Informasi-Keuangan-

SLIK.aspx

Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Prosedur. diakses pada 2 Mei 2019

Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah. Diakses pada 24 April 2019

Page 69: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

LAMPIRAN

Page 70: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan
Page 71: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan
Page 72: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan
Page 73: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan
Page 74: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan
Page 75: PROSEDUR DAN RISIKO PENGGUNAAN AKAD QARDH WAL …eprints.walisongo.ac.id/10657/1/1605015049_TUGAS AKHIR.pdf · kepadaku serta selalu memberikan dukungan agar apa yang ku cita-citakan

BIODATA MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rizki Secondita Putri

Alamat : Jl. Harjono RT/RW 03/02, Dusun Ngronggi, Desa

Grudo, Kec. Ngawi, Kab. Ngawi, Prov. Jawa

Timur

Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 15 Desember 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : WNI

Agama : Islam

No. Hp : 082334645062

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. RA Perwanida Ngronggi Ngawi

2. MIN Ngronggi Ngawi

3. MTsN Ngawi

4. MAN Ngawi

5. UIN Walisongo Semarang

Demikian daftar riwayat hidup yang saya buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 07 Mei 2019

Hormat saya,

Rizki Secondita Putri

NIM. 1605015049