prosedur-audiometri.ppt

8
Prosedur Audiometri Prosedur Audiometri Dr. Ratna Anggraini A. Dr. Ratna Anggraini A. Sp. THT. Sp. THT.

Transcript of prosedur-audiometri.ppt

Page 1: prosedur-audiometri.ppt

Prosedur AudiometriProsedur Audiometri

Dr. Ratna Anggraini A. Sp. THT.Dr. Ratna Anggraini A. Sp. THT.

Page 2: prosedur-audiometri.ppt

Persiapan AlatPersiapan Alat

• Nyalakan Power Audiometer 10 Menit sebelum pemeriksaan

• Tombol :– Output : untuk memilih earphone (kiri atau kanan), AC

atau BC,– Frekuensi : Memilih nada– Hearing Level : Mengatur Intensitas– Tone : Memberikan Sinyal– Masking : Memberikan bunyi Masking pada NTE

(Non-Test Ear) apabila diperlukan

Page 3: prosedur-audiometri.ppt

Persiapan PasienPersiapan Pasien• Pemeriksaan kemampuan komunikasi Penderita sebelum

pemeriksaan– Telinga mana yang mampu mendengar lebih jelas– Telinga mana yang lebih sering digunakan bertelepon– Pemeriksaan Tinitus– Daya tahan terhadap suara yang keras

• Pemeriksaan Liang Telinga– Periksa dan bersihkan dahulu liang telinga dari serumen

• Memberikan instruksi secara singkat dan sederahana– Penderita menekan tombol (atau mengangkat tangan) saat

mendengar sinyal yang diberikan.– Saat sinyal tidak terdengar, penderita diminta untuk tidak

menekan tombol

Page 4: prosedur-audiometri.ppt

Posisi PemeriksaanPosisi Pemeriksaan

• Penderita duduk dikursi

• Penderita tidak boleh melihat gerakan pemeriksa– Minimal menghadap 30o dari posisi pemeriksa

Page 5: prosedur-audiometri.ppt

Presentasi SinyalPresentasi Sinyal

• Nada harus diberikan selama 1 – 3 detik (bisa diatur dengan “Pulse”)

• Nada harus diberikan secara acak (ireguler)

• Pasien tidak boleh :– Melihat gerakan pemeriksa– Menebak interval waktu pemberian sinyal

Page 6: prosedur-audiometri.ppt

Pemeriksaan Air Conduction (AC)Pemeriksaan Air Conduction (AC)• Mulai pada telinga yang lebih baik• Frekwensi :

– Mulai pada 1000 Hz, kemudian naik setiak 1 oktaf ke 8000 Hz, dan kembali lagi ke 500 Hz dan 250 Hz.

– Sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang pada frekwensi 1000 Hz.• Bila terjadi perubahan 20 dB atau lebih, antar oktaf perlu

dilakukan pemeriksaan pada ½ oktaf.• Intensitas awal diperoleh dengan memberikan sinyal yang

terdengar jelas (50 dB atau 60 dB)– Bila tidak terdengar, naikkan 20 dB secara gradual hingga

memperoleh respon– Bila ada respon, turunkan 10 dB hingga tidak terdengar– Bila telah tidak tidak terdengar, naikkan 5 dB hingga terdengar.– Lakukan berulang hingga diperoleh ambang terendah– Ambang terendah diperoleh pada respon terhadap 2 kali

perangsangan ulangan dengan cara yang sama (turun 10 dB, naik 5 dB)

• Lakukan cara tersebut pada semua frekwensi

Page 7: prosedur-audiometri.ppt

Pemeriksaan Bone Conduction (BC)Pemeriksaan Bone Conduction (BC)

• Hanya dilakukan bila ambang AC meningkat. Bila AC berada dalam batas normal, BC tidak diperlukan

• Vibrator harus dipasang pada mastoid pasien dengan baik, dengan sedikit penekanan

• Cara pemeriksaan sama dengan AC, tetapi dengan frekuensi dan intensitas yang terbatas (500 Hz s.d. 4000 Hz, hanya sampai 45 dB – 80 dB)

Page 8: prosedur-audiometri.ppt

MaskingMasking

• Pada prinsipnya masking perlu dilakukan apabila salah satu telinga normal dan satu teling mengalami gangguan pendengaran (ambang dengan asimetris)– AC : perbedaan lebih besar dari 40 dB antara AC TE dan

AC NTE– BC : Perbedaan lebih besar dari 5 dB antara BC TE dan

BC NTE• Pemeriksaan dimulai pada frekwensi 1000 Hz• Masking berbeda pada setiap frekuensi :

Frekwensi (Hz) 250 500 1000 2000 4000

Intensitas (dB) 60 50 40 40 40