Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

228
Gempa Christchurch NZ, 22-02-2011

description

Perhitungan struktur beton menggunakan SNI 03-1726-2010

Transcript of Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Page 1: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Gempa Christchurch NZ, 22-02-2011

Page 2: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Gempa Jepang, 11.03.2011

Page 3: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut

SNI 03-1726-2010

Steffie Tumilar ir, M.Eng, MBA, IPU(HAKI)

Himpunan Akhli Konstruksi IndonesiaShortcourse, 28 Juli 2011, Hotel Borobudur Jakarta, Indonesia

Page 4: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Pendahuluan(Introduction)

Page 5: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

NEHRP 2003 - FEMA 273 membagi Earthquake Hazard dalam 4 tingkatan, sebagai berikut.

Earthquake Hazard Level (NEHRP 2003 - FEMA 273)

Probabilitas Perioda Ulang Frekuensi

50% dalam kurun waktu 50 tahun 72 tahun Sering (frequent)

20% dalam kurun waktu 50 tahun 225 tahun Kadang-kadang (occasional).

10% dalam kurun waktu 50 tahun 474 tahun Jarang (rare).

2% dalam kurun waktu 50 tahun 2475 tahun Sangat jarang(very rare)

Page 6: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 7: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Operational Life Safety Collapseprevention

ImmediateOccupancy

Earthquake Hazard Level (NEHRP 2003 - FEMA 273)

Page 8: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

1. Peta Zonasi Gempa IndonesiaKementerian Pekerjaan Umum

Juli 2010

Page 9: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Peta Zonasi Gempa 2010

PGA, 2% dalam 50 tahun (redaman 5%)

Page 10: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Peta Zonasi Gempa 2010

Respons Spektra Percepatan pada 0.20 detik, 2% dalam 50 tahun (redaman 5%) - SS

Page 11: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Peta Zonasi Gempa 2010

Respons Spektra Percepatan Pada1.0 detik, 2% dalam 50 tahun (redaman 5%) – S1

Page 12: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

2. Peta Zonasi GempaKota Jakarta

Menentukan nilaiSpektral percepatan-SSSpektral percepatan-S1

Page 13: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 14: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

3. Menentukan Kategori Risiko (Risk Category) Bangunan serta Faktor Keutamaan, Ie

Page 15: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 16: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 17: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 18: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4. Menentukan Kategori Disain Seismik-KDS

(Seismic Design Category -SDC) untuk Jakarta

Page 19: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4.1. Menentukan Koefisien Situs(Site Coefficient), Fa dan FV

untuk Jakarta

Page 20: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 21: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 22: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4.2. Menentukan Spektral Respons Percepatan

(Spectral Response Acceleration) SDS dan SD1

untuk Jakarta

Page 23: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 24: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 25: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 26: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 27: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 28: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 29: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 30: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 31: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4.3. Peta Zonasi GempaKota Surabaya

Menentukan nilaiSpektral percepatan-SSSpektral percepatan-S1

Page 32: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Peta Zonasi Gempa untuk Surabaya 2010

Respons Spektra Percepatan, Surabaya, Pada 0.2 detik, SS ~ 0.65g

Page 33: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Peta Zonasi Gempa untuk Surabaya 2010

Respons Spektra Percepatan, Surabaya, Pada 1.0 detik, S1 ~ 0.225g

Page 34: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4.4 Menentukan Kategori DisainSeismik-KDS

(Seismic Design Category -SDC) untuk Surabaya

Page 35: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4.5. Menentukan Koefisien Situs(Site Coefficient), Fa dan FV

untuk Surabaya

Page 36: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 37: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Untuk Ss = 0.65g

Fa

1.141.281.40

Untuk S1 = 0.225g

Fv

1.5751.9503.100

Page 38: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4.6. Menentukan Spektral Respons Percepatan

(Spectral Response Acceleration) SDS dan SD1

untuk Surabaya

Page 39: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Perencana Seismic di pantai barat Amerika secara tradisional menggunakan groundacceleration dengan perioda ulang 475 tahunan. Di California besaran gempa 2500tahunan dianggap gempa yang terbesar yang mungkin terjadi, dan jika perencanaandidasarkan pada gempa 475 tahunan yang dilakukan dan didetail dengan baik, makastruktur mempunyai margin terhadap keruntuhan sebesar 1.50 terhadap MaximumConsidered Earthquake (MCE).

Pada sisi lain dari Amerika seperti pada daerah patahan New Madrid jika perencanaanmenggunakan dengan perioda ulang 2500 tahunan, maka margin terhadap keruntuhandapat mencapai 4 - 5 kali dari yang direncanakan berdasarkan perioda ulang 475tahunan.

Jadi bangunan gedung di California yang direncanakan berdasarkan gempa denganperioda ulang 475 tahunan memiliki peluang tidak akan runtuh pada level gempa 2500tahunan, dan tidak memiliki peluang yang sama untuk daerah-daerah lainnya.

Untuk tetap memiliki margin terhadap keruntuhan yang seragam maka ASCE 7-05menggunakan spectral response acceleration dengan perioda ulang 2500 tahunanuntuk seluruh daerah Amerika. Demi untuk mendapatkan perencanaan yang setingkat /sejalan dengan praktek saat kini yaitu yang memiliki margin 1.50 terhadap keruntuhanmaka dipergunakan nilai sebesar 2/3 kali (kebalikan dari 1.50) MCE, yaitu 2/3 kali SMS,SM1, SDS dan SD1

Page 40: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 41: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 42: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Menentukan

Page 43: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 44: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Menentukan

Page 45: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 46: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Menentukan

Page 47: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

KESIMPULANKategori Disain Seismik - KDS

(Seismic Design Category – SDC)Untuk Kota SurabayaUntuk Semua Jenis

Pemanfaatan, Semua Kategori Risiko, diperoleh:

Kategori Disain Seismik - KDS(Seismic Design Category – SDC)

D

Page 48: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4.7. Menentukan Kategori DisainSeismik-KDS

(Seismic Design Category -SDC) untuk Yogyakarta

Page 49: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 50: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4.8. Menentukan Koefisien Situs(Site Coefficient), Fa dan FV

untuk Yogyakarta

Page 51: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 52: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4.9. Menentukan Spektral Respons Percepatan

(Spectral Response Acceleration) SDS dan SD1

untuk Yogyakarta

Page 53: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 54: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 55: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 56: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 57: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 58: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 59: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 60: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

KESIMPULANKategori Disain Seismik - KDS

(Seismic Design Category – SDC)Untuk Kota Yogyakarta

Untuk Semua Jenis Pemanfaatan, Semua Kategori

Risiko, diperoleh:Kategori Disain Seismik - KDS

(Seismic Design Category – SDC)

D

Page 61: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Ringkasan Penentuan Kategori Disain Seismik-KDS (Seismic Design Category-SDC)

tersebut diatas dapat dilihat dari diagram berikut.

Risiko Kategori bangunan

Lokasi Bangunan

Faktor Keutamaan Bangunan

Peta kontur percepatan untuk Ss, dan S1

Kondisi tanah (kelas situs) Tentukan: SDs, dan SD1

Kategori Risiko & (SDs atau SD1)Penentuan KDS (SDC)

Page 62: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 63: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

5. Membuat Spectrum Respons Disain(Design Response Spectrum)

Page 64: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 65: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Rumusan tersebut diatas dapat dinyatakan dalam bentuk kurva sebagai berikut, yaitu kurva spektrum

respons disain (design response spectrum)

Page 66: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Sa = (SD1)/T

SNI 03-1726-2002 (Tanah Lunak)

SNI 03-1726-2010 (Tanah Lunak)Jakarta

Page 67: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Surabaya

Page 68: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Yogyakarta

Page 69: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

6.0 MenentukanPerkiraan Perioda Fundamental Alami(Approximate Fundamental period)

Page 70: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Untuk struktur dengan ketinggian tidakmelebihi 12 tingkat di mana sistempenahan gaya seismik terdiri dari rangkapenahan momen beton atau baja secarakeseluruhan dan tinggi tingkat palingsedikit 3 m

Ta = 0,10 N di mana N = jumlah tingkat.

Page 71: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Perioda fundamental pendekatan, Ta , dalam detik untuk struktur dinding geser batu bata atau beton diijinkan untuk ditentukan dari persamaan sebagai berikut:

a n ,W

2xn i

W2B ii 1 i

i

0.0062T h danC

100 h ACA h h1 0.83

D=

=

⎛ ⎞= ⎜ ⎟ ⎡ ⎤⎝ ⎠ ⎛ ⎞+⎢ ⎥⎜ ⎟

⎝ ⎠⎢ ⎥⎣ ⎦

di mana :AB = luas dasar struktur, m2

Ai = luas badan dinding geser “i” dalam m2

Di = panjang dinding geser “i” dalam m hi = tinggi dinding geser “i” dalam m x = jumlah dinding geser dalam bangunan yang

efektif dalam menahan gaya lateral dalam arah yang ditinjau.

Page 72: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Untuk struktur dengan ketinggian lebih dari 12 tingkatPerioda fundamental pendekatan (Ta), dalam detik, harus

ditentukan dari persamaan berikut

xa t nT C h=

di mana hn adalah ketinggian struktur, dalam m, di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur, dan koefisien Ct dan x ditentukan dari tabel-tabel berikut:

TMax = CU Ta

Page 73: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 74: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Contoh: Struktur beton bertulang dengan sistem rangka penahan momen khusus

9.90 M

6.60 M

Setback

Tinggi struktur = 9.90 M,(penthouse tidak diperhitungkandalam menentukan hn untukperhitungan perioda bangunan).Bila setback > 130% makastruktur termasuk verticalgeometric irregularity (Tabel-11).Untuk bangunan > 5 tingkat ataulebih tinggi dari 20.00 M, perludilakukan analisa dinamik.dalammenentukan perioda.

CT = 0.0466 ; x = 0.90Ta = CT(hn)x = 0.046(9.90)0.90

= 0.36 sec

Page 75: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

7. MenentukanSistem Struktur Bangunan

Penahan Gaya Seismik

Page 76: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Sistem Struktur1. Sistem Dinding Penumpu (Bearing Wall Systems)2. Sistem Rangka Bangunan (Building Frame Systems)3. Sistem Rangka Pemikul Momen (Moment Resisting Frame Systems)4. Sistem Ganda dengan Rangka Pemikul Momen Khusus

(Dual Systems with Special Moment Frames Capable of Resisting at Least 25% of Prescribed Seismic Forces).

5. Sistem Ganda dengan Rangka Pemikul Momen Menengah (Dual Systems with Intermediate Moment Frames Capable of Resisting at Least 25% of Prescribed Seismic Forces).

6. Sistem Interaksi Struktur Beton Bertulang Rangka Pemikul Momen Biasa dan Dinding Geser Beton Biasa (Shear Wall–Frame Interactive System with Ordinary Reinforced Concrete Moment Frames and Ordinary Reinforced Concrete Shear Walls)

7. Sistem Kolom Kantilever (Cantilevered Column Systems)8. Sistem Struktur Baja yang Tidak Didetail Khusus Untuk Menahan Gempa, Tidak

Termasuk Sistem Kolom Kantilever. (Steel Systems Not Specifically Detailed For Seismic Resistance, Excluding Cantilever Column Systems)

Page 77: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Pengertian berbagai istilah yang dipakai dalam menentukan kategori

sistem struktur

Page 78: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 79: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

8. Berbagai Parameter SistemStruktur Dengan Batasannya Serta Keterkaitannya Dengan Kategori

Disain Seismik- KDS (SDC)

R = Koefisien Modifikasi Respon (Response Modification Factor)Ω0 = Faktor Kuat Lebih Sistem (System Overstrength Factor)Cd = Faktor Pembesaran Defleksi (Deflection Amplification Factor)

Page 80: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 81: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 82: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 83: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 84: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 85: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 86: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 87: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 88: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 89: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Catatan:

Page 90: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

8.1 Dari Berbagai Tabel Tersebut Diatas, Khusus Untuk Struktur Baja dan Beton

Dapat Diringkas Sebagai Berikut.

Page 91: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 92: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 93: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 94: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Rin

gkas

an P

aram

eter

Sis

tem

Stru

ktur

Bet

on U

mum

Page 95: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Ringkasan Sistem struktur beton untuk KDS (SDC) ≤ B

Catatan: Sistem No.4: Kuat geser dinding geser harus ≥ 75% dan rangka harus ≥ 25%

Page 96: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Ringkasan Sistem struktur beton untuk KDS (SDC) ≤ C

Page 97: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Ringkasan Sistem struktur beton untuk KDS (SDC), D, E, F

Page 98: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

8.2 Sistem Bangunan Yang Diperkenankan Untuk Berbagai

Kategori Disain Seismik

Page 99: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 100: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

8.3 Nilai-nilai R, Cd , Ω0 Untuk Berbagai Kombinasi

Vertikal dan Horisontal

Page 101: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Ref.

IBC

2009

Han

dboo

k

Page 102: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Ref.

IBC

2009

Han

dboo

k

Page 103: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

(1.2 + 0.2 SDS) D + Ω0QE + 0.5 L

(0.9 -0.2 SDS) D + Ω0QENilai Ω0 : 2 ~ 3

Ref.

IBC

2009

Han

dboo

k

Page 104: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

9. Ketidakberaturan Struktur Vertikal

Page 105: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

6 D sampai FTabe

lKet

idak

bera

tura

nst

rukt

urve

rtik

al

Page 106: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Lang

kah-

lang

kah

perb

aika

n

Page 107: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

10. Ketidakberaturan Struktur Horisontal

Page 108: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Tabe

lKet

idak

bera

tura

nst

rukt

urho

rison

tal

Page 109: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Lang

kah-

lang

kah

perb

aika

n

Page 110: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Elemen KolektorElemen yang mampu menyaluran gaya seismik yang berasal dari

bagian lain struktur ke elemen yang menyediakan tahanan terhadap gaya tersebut.

Dalam contoh ini elemenkolektor harus mampumenyalurkan gaya seismik keelemen vertikal (shear wall)penahan gaya seismik, sehinggaelemen vertikal (shear wall)mampu mendisipasi energimelalui deformasi inelastik.

Page 111: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 112: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

11. MenentukanKekakuan Diafragma

Struktur

Page 113: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 114: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

12. MenentukanPerioda Fundamental Alami

(Fundamental period) Untuk Perhitungan Gaya

Geser Dasar

Page 115: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Untuk struktur dengan ketinggian tidakmelebihi 12 tingkat di mana sistempenahan gaya seismik terdiri dari rangkapenahan momen beton atau baja secarakeseluruhan dan tinggi tingkat palingsedikit 3 m

Ta = 0,10 N di mana N = jumlah tingkat.

Sebagaimana telah diuraikan didepan, penentuan pendekatan perioda fundamental alami dari struktur adalah sebagai berikut:

Page 116: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Untuk struktur dengan ketinggian lebih dari 12 tingkatPerioda fundamental pendekatan (Ta), dalam detik, harus

ditentukan dari persamaan berikut

xa t nT C h=

di mana hn adalah ketinggian struktur, dalam m, di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur, dan koefisien Ct dan x ditentukan dari tabel-tabel berikut:

TMax = CU Ta

Page 117: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Hitung TC (dari dynamic analysis) dengan bantuan software

berdasarkan penampang-retak (cracked section) (SIN-03-2847-

2002, Halaman 77).

TC yang dipakai untuk menentukan base shear adalah TCyang tidak lebih besar dari TC-cracked dan tidak lebih kecil dari

TC-uncracked, sebagai berikut:

Page 118: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Con

toh:

Apa

rtmen

t 38

Lant

ai d

enga

n to

tal k

etin

ggia

n =

109.

95 m

se

perti

gam

bar b

erik

ut

Page 119: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Con

toh:

Apa

rtmen

t 38

Lant

ai d

enga

n to

tal k

etin

ggia

n =

109.

95 m

se

perti

gam

bar b

erik

ut

Page 120: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Contoh: Apartment 38 Lantai dengan total ketinggian = 109.95 m seperti gambar berikut

Page 121: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Sistem struktur adalah Sistem ganda dengandinding geser beton bertulang khusus dan rangka pemikul momen khusus, yang mampu menahan paling sedikit

25% gaya seismik yang ditetapkan

RX = 7.00 ; RY =7.00 Ie = 1.00Ω0 = 2.50 SDS = 0.607g V = CSWCd = 5.50 SD1 = 0.500g

= = = =⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠

DSSx Sy

x

e

S 0.607C C 0.0867R 7.00I

1=

⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠

DSx

xx

e

SCRTI

1=

⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠

DSy

yy

e

SCRTI= = =( . )x

a t n ( . )( . ) . secT Ch 0 7500488 10995 1657

= = =max U aT C .T ( . )( . ) . sec140 1657 2 32

T berdasarkan Icrack ; TX = 5.25 sec ; TY = 4.28 sec

T berdasarkan Igross ; TX = 4.26 sec ; TY = 3.81 sec

Yang menentukan/yang dipakai

CSmax::

Page 122: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

= = = =⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠

DSSx Sy

x

e

S 0.607C C 0.0867R 7.00I

( ). .

. .= = =

⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠

D1Sx

xx

e

S 0 50C 0 0168R 4 26 7 0TI

( ). .

. .= = =

⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠

D1Sy

yy

e

S 0 50C 0 0187R 3 81 7 0TI

= ≥==

S min DS eC 0.044.S .I 0.01(0.044 )( 0.607 )( 1.0 )0.0267

Dari serangkaian analisis tersebut diatas terlihat bahwa CS yang menentukan adalah Csmin =0.0267

Sehingga Base-shear yang dipakai adalah Base-shear minimum =0.0267W

Page 123: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Catatan: Jika yang dipakai adalah berdasarkan Icrack , maka diperoleh:

( ). .

. .= = =

⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠

D1Sx

xx

e

S 0 50C 0 0136R 5 25 7 0TI

( ). .

. .= = =

⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠

D1Sy

yy

e

S 0 50C 0 0167R 4 28 7 0TI

Ketentuan CSX CSY

Tmax 2.32 sec; 0.0305 2.32 sec; 0.0305

Igross 4.26 sec; 0.0168W 3.81 sec; 0.0187W

Icrack 5.25 sec; 0.0136W 4.28 sec; 0.0167W

Akhirnya yang menentukan adalah, Base-shear minimum = 0.0267W

Page 124: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Nilai TC yang menentukan tersebut hanyadipakai dalam rangka untuk menentukan gayageser dasar (base shear) bangunan akibatgempa.

2. Untuk perhitungan kekuatan gaya-gaya dalamdan simpangan pada struktur harus didasarkanpada model struktur yang didasarkan padaelemen penampang retak (crack section)

3. Dengan demikian dalam analisis terdapat duamodel yang berbeda, model untuk penetuangaya geser dasar serta model untukperhitungan gaya-gaya dalam dan simpangan.

Page 125: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 126: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

13. MenentukanGaya Geser Dasar

Akibat Gempa

Page 127: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Jakarta

Page 128: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Surabaya

Page 129: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Yogyakarta

Page 130: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Beberapa Contoh Response Spectra

dari Beberapa Kota di Indonesia

Page 131: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 132: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 133: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 134: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 135: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

(Pontianak~Palangkaraya, ~ Banjarmasin)

Page 136: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 137: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 138: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 139: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Kurva untuk struktur yang mempunyaiperioda panjang (long period structures)tidak terdapat pada SNI-03-1726-2010

WARNING

⎛ ⎞⎜ ⎟⎝ ⎠

D1s(max)

E

SC =RTI

Page 140: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Berat Seismik Effektif - WBerat seismik efektif struktur, W, harus menyertakan seluruhbeban mati dan beban lainnya yang terdaftar di bawah ini:

1. Dalam daerah yang digunakan untuk penyimpanan: minimumsebesar 25 persen beban hidup lantai yang diperhitungkan(beban hidup lantai di garasi publik dan struktur parkiranterbuka, serta beban penyimpanan yang tidak melebihi 5persen dari berat seismik efektif pada suatu lantai, tidak perludisertakan).

2. Jika ketentuan untuk partisi disyaratkan dalam disain bebanlantai: diambil sebagai yang terbesar di antara berat partisiaktual atau berat daerah lantai minimum sebesar 0,48 kN/m2.

3. Berat operasional total dari peralatan yang permanen.4. Berat lansekap dan beban lainnya pada taman atap dan luasan

sejenis lainnya.

Page 141: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

14. Tentukan prosedur analisis beban lateral

Page 142: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

r Prosedur Analisis Beban LateralSNI 1726 - 2010 memberikan petunjuk untuk tiga prosedur analisis (lihat pada tabel diatas), yaitu:

• Analisis gaya lateral equivalent (ELF)• Analisis Superposisi Ragam( MSA) • Analisis Riwayat Waktu(RHA)

D1S

DS

ST =S

Page 143: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Batasan Penggunaan Prosedur Analisis Gaya Lateral Ekivalen (ELF)

1. Berlaku hanya untuk struktur seragam (regular) dengan T < 3.5 Ts

2. Kekakuan tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebih dari 30%3. Kekuatan tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebih dari 20%4. Massa pada tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebih dari 50%

D1S

DS

ST =S

Catatan:Jika pembatasan diatas tidak dipenuhi, maka harus digunakan analisis dinamik yang biasanya dilakukan menggunakan analisis ragam spektrum respons. Analisis “riwayat waktu” dapat dipakai, tetapi tidak disyaratkan secara khusus.

Page 144: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

; TS = SD1/SDS

Page 145: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 146: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

15. Kombinasi Beban

Page 147: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Kombinasi Beban Batas :1. 1.4D2. 1.2D + 1.6L + 0.5 (Lr atau R)3. 1.2D + 1.6 (Lr atau R) + (L atau 0.5W)4. 1.2D + 1.0W + L + 0.5 (Lr atau R)5. 0.9D + 1.0W6. 1.2D + 1.0E + L7. 0.9D + 1.0E

Perkecualian:Faktor beban untuk L pada kombinasi 3,4,dan 6 boleh diambil samadengan 0,5 kecuali untuk ruangan garasi, ruangan pertemuan dan semuaruangan yang nilai beban hidupnya lebih besar dari pada 500kg/m2.

Page 148: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Kombinasi Beban Layan (Metoda Tegangan Ijin) :

1. 1.0D2. 1.0D + 1.0L3. 1.0D + 1.0 (Lr atau R)4. 1.0D + 0.75L + 0.75 (Lr atau R)5. 0.6D + 0.6W6. 1.0D + (0.6W atau 0.7E)7. 1.0D + 0.75(0.6W atau 0.7E) + 0.75L+

0.75(Lr atau R)8. 0.6D + 0.7E

Page 149: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Kombinasi dan Pengaruh Beban Seismik:

E = Eh ± Ev

Pengaruh Beban SeismikE = ρQE ± 0.20 SDS D

Pengaruh Gaya Seismik HorisontalEh = ρQE

Pengaruh Gaya Seismik VertikalEv = 0.20 SDS D

Page 150: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Dengan demikian maka persamaan berikut :

1.2D + 1.0E + Lmenjadi:

(1.2 + 0.2 SDS) D + ρQE + 0.5 L(Compression Controlled)

dan0.9D + 1.0E

menjadi:(0.9 -0.2 SDS) D + ρQE

(Tension Controlled)

Page 151: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Kalau memperhitungkan faktor “Kuat –Lebih” Ω0

maka persamaan berubah seperti berikut :

(1.2 + 0.2 SDS) D + ρQE + 0.5 Lmenjadi:

(1.2 + 0.2 SDS) D + Ω0QE + 0.5 L(Compression Controlled)

dan(0.9 -0.2 SDS) D + ρQE

menjadi:(0.9 -0.2 SDS) D + Ω0QE

(Tension Controlled)

Page 152: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

16. Tentukan Faktor Redundansi

Page 153: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Faktor redundansi, ρ , harus dikenakan pada sistem penahangaya seismik pada masing-masing kedua arah ortogonal untuksemua struktur sesuai dengan pasal ini.

Nilai ρ diijinkan sama dengan 1,0 untuk hal-hal berikut ini:

- Struktur dirancang untuk Kategori Disain Seismik B atau C. - Perhitungan simpangan antar lantai dan pengaruh P-delta. - Disain komponen nonstruktural. - Disain struktur non gedung yang tidak mirip dengan bangunan gedung. - Disain elemen kolektor, sambungan lewatan, dan sambungannya di mana kombinasi beban dengan faktor kuat-lebih berdasarkan Pasal 7.4.3 digunakan.

- Disain elemen struktur atau sambungan di mana kombinasi beban dengan faktor kuat-lebih berdasarkan Pasal 7.4.3 disyaratkan untuk disain.

- Beban diafragma ditentukan menggunakan Persamaan (43). - Struktur dengan sistem peredaman - Disain dinding struktural terhadap gaya keluar bidang, termasuk sistemangkurnya

Page 154: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Faktor Redundansi, ρ , untuk Kategori Disain Seismik

D sampai FUntuk struktur yang dirancang untuk Kategori Disain Seismik D, E, atau F, ρharus sama dengan 1,30 kecuali jika satu dari dua kondisi berikut dipenuhi, dimana ρ diijinkan diambil sebesar 1,0:

a. Masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35 % geser dasar dalamarah yang ditinjau harus sesuai dengan Tabel 12

b. Struktur dengan denah beraturan di semua tingkat dengan sistem penahangaya seismik terdiri dari paling sedikit dua bentang perimeter penahan gayaseismik yang merangka pada masing-masing sisi struktur dalam masing-masing arah ortogonal di setiap tingkat yang menahan lebih dari 35 %geser dasar. Jumlah bentang untuk dinding geser harus dihitung sebagaipanjang dinding geser dibagi dengan tinggi tingkat atau dua kali panjangdinding geser dibagi dengan tinggi tingkat untuk konstruksi rangka ringan.

Page 155: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

17. Hitung/komputasi Gaya Lateral

17.1. Analisis Gaya Lateral Ekivalen (ELF)

Page 156: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Distribusi Vertikal Gaya Gempa

x vxF =C V

k

xxvx n

ki i

i=1

w hdan,C =w h

dimana,Cvx = faktor distribusi vertikal, V = gaya lateral disain total atau geser di dasar struktur (kN)wi dan wx = bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau

dikenakan pada tingkat i atau x;hi and hx = tinggi (m) dari dasar sampai tingkat i atau x k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut:

untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 0,5 detik atau kurang, k = 1 untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 2,5 detik atau lebih, k = 2 untuk struktur yang mempunyai perioda antara 0,5 dan 2,5 detik, k harus sebesar 2 atau harus ditentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan 2

Page 157: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Faktor k untuk memperhitungkan pengaruh ragam tinggi

Page 158: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Contoh:Distribusi vertikal beban seismik . Ref. ASCE 7-10; §12.8.3, SNI 03-1726-2010; §12.5.5

Suatu gedung sembilan lantai struktur baja, sistem penahan gaya lateral terdiri dariMoment Resisting Frame.

Tentukan : Distribusi vertikal gaya lateral Fx .

952 kN

1801kN

1801kN

1801kN

2598kN

1877kN

1877kN

1957kN

2068kN

2 31

8.00 M 8.00 MLantai Berat Tingkat

3.60 M

3.60 M

3.60 M

3.60 M

3.60 M

3.60 M

3.60 M

3.60 M

6.00 M

Total = 16732 kN

9

8

7

6

5

4

3

2

1

GF

Informasi lainnya adalah :

W = 16732 kNCS = 0.062R = 8.0Ω0 = 3.0I = 1.0T =1.06 sec

Penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan tahapan berikut,

1.Tentukan V

2.Hitung Fx untuk setiap lantai

3.Tentukan eksponen distribusi k4.Tentukan distribusi vertikal dari gaya

lateral

Page 159: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

1. Tentukan base shear V §12.8.1

Total beban lateral rencana yang bekerja pada dasar atau base shear dari struktur ditentukan berdasarkan persamaan 12.8-1.

V = CSW = 0.062(16732) = 1037 kN

2. Hitung Fx untuk setiap lantai

Fx = CvxV (persamaan 12.8-11)

dimana:

(persamaan 12.8-12)

Karena ada 9 lantai diatas ground , n = 9, sehingga

kx xvx n

ki i

i

w hCw h

=

kx xx 9

ki i

1

1037w hFw h

=

952 kN

1801kN

1801kN

1801kN

2598kN

1877kN

1877kN

1957kN

2068kN

2 31

8.00 M 8.00 MLantai Berat Tingkat

3.60 M

3.60 M

3.60 M

3.60 M

3.60 M

3.60 M

3.60 M

3.60 M

6.00 M

Total = 16732 kN

9

8

7

6

5

4

3

2

1

GF

Page 160: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

3. Tentukan eksponen distribusi k

Eksponen distribusi k = 1.0 untuk T ≤ 0.5 sec.

k = 2.0 untuk T ≥ 2.5 sec.

k = interpolasi linear untuk 0.50 ≥ T ≥ 2.5

Untuk T = 1.06 sec, maka diperoleh

k = 1.0 + (1.06 – 0.5) ( 1/(2.5-0.5)) = 1.28

jadi, pakai k =1.28

Page 161: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4. Tentukan distribusi vertikal dari gaya lateral melalui persamaan 12.8-12 dimana nilai V = 1037 kN dan k =1.28

Lantai x hx (m) hxk (m) wx (kN) wxhx

k

(kNm)Fx = CvxV

(kN)Sa

9 34.80 94.02 952 89507 0.117 121.33 0.127

8 31.20 81.76 1801 147250 0.192 199.10 0.110

7 27.60 69.88 1801 125854 0.164 170.07 0.094

6 24.00 58.43 1801 105232 0.137 142.07 0.079

5 20.40 47.46 2598 123301 0.161 166.96 0.064

4 16.80 37.02 1877 69487 0.091 94.37 0.050

3 13.20 27.19 1877 51036 0.066 68.44 0.036

2 9.60 18.08 1957 35383 0.046 47.70 0.024

1 6.00 9.91 2068 20494 0.027 28.00 0.014

Σ=16732 Σ=767544 1.001 1038.04

kx x

v x nk

i ii

w hCw h

=

Page 162: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Contoh:Pengaruh P-delta Ref. ASCE 7-10; §12.8.7, SNI 03-1726-2010; §7.8.7 Dalam perencanaan bangunan tinggi, pergerakan lateral kolom akibat pengaruh beban aksial Pdan horizontal displacement akan menimbulkan momen sekunder pada balok dan kolom, sertatambahan story drift. Pengaruh ini dikenal dengan istilah P-delta. Stabilitas dari sistem strukturperlu diperiksa akibat adanya pengaruh P-delta ini. Pada contoh berikut ditunjukkan prosedurpemeriksaan stabilitas sistem struktur akibat dari P-delta.

h1 = 6.00 M

Diketahui, gedung baja 15 lantai jenisSpecial Moment Frame (SMF) dengan datasebagai berikut:

Seismic Use Group (SUG) : ISeismic Design Category (SDC) : DR = 8Cd = 5.50I = 1.0

Pada tingkat 1 diketahui:ΣD = W = 38446 kNΣL = 17126 kNV1 = V = 0.042 W = 1615 kN, β = 0.80h1 = 6.00 MDeflection pada lantai x =1 akibat seismic base shear(tanpa pengaruh P-Δ), δ1e = 0.003 h1 = 18 mm.

Tentukan : 1. Story drift ∆ perencanaan awal pada tingkat 1.

2. Kriteria P-∆

3. Periksa persyaratan P-∆ pada tingkat 1.

4. Perencanaan akhir story drift dan story shear pada tingkat 1

5. Periksa story drift compliance pada tingkat 1

Page 163: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

1. Story drift ∆ perencanaan awal pada tingkat 1. §12.8.6

Pada tingkat x = 1, preliminary design story drift adalah:

∆ = (δx – δx-1) = (δ1 – δ0) = (δ1 – 0) = δ1

dimana:

(persamaan 12.8-15)

Jadi : ∆ = 99.00 mm

Nilai ∆ ini adalah nilai awal dan harus ditingkatkan dengan incremental factorad = 1.0/(1-θ) yang akan diuraikan pada no.4 contoh ini.

d 1e1

C (5.50)(18) 99.00mmI 1.0δ

δ = = =

2. Kriteria P-∆. §12.8.7

Pengaruh P-∆ harus diperhitungkan bila rasio momen sekunder terhadap momen primer melampaui 10%. Rasio ini dinyatakan sebagai koefisien stabilitas θ

x

x sx d

PV h C

Δθ =

dimana: θ = koefisien stabilitas pada tingkat x.Px= beban total vertikal perencanaan pada semua

kolom tingkat x.∆ = initial design story drift pada tingkat x.Vx= gaya geser seismik pada tingkat x.hsx= tinggi tingkat x.Cd = deflection amplification factor pada Tabel 12.2-1

(dalam contoh ini ditentukan sebesar 5.50)

Pengaruh P-delta harus diperhitungkan bila θ > 0.10.

Page 164: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

3. Periksa persyaratan P-∆ pada tingkat 1. §12.8.7

Beban vertikal total P1 pada tingkat 1 memperhitungkan beban mati total ΣD danbeban hidup total ΣL diatas tingkat 1.

Catatan, dalam memperhitungkan pengaruh P-delta, beban yang dipakai adalahbeban tak terfaktor (unfactored load).

P1 = ΣD + ΣL

P1 = 38446 kN + 17126 kN = 55572 kN

Untuk tingkat x =1.

Jadi, pengaruh P-∆ harus diperhitungkan.

Periksa untuk θ ≤ θmax dengan β = 0.80

θmax = 0.50/( β Cd) (persamaan 12.8-17)

= 0.50/(0.80x5.50) = 0.1136.

θ1 = 0.103 < θmax = 0.113 ………..(ok).

11

1 s1 d

P (55572)(99) 0.103 0.10V h C (1615)(6000)(5.50)

Δθ = = = >

Page 165: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

4. Perencanaan akhir story drift dan story shear pada tingkat 1. §12.8.7

jika θ > 0.10, maka initial design story drift dan design story shear harus diperbesar dengan incremental factor ad = 1.0/(1-θ).

ad = 1.0/(1-0.103) = 1.115.

Perencanaan akhir story drift pada tingkat 1 adalah:

∆1’ = ad ∆1 = (1.115)(99) = 110.40 mm

Perencanaan akhir story shear pada tingkat 1 adalah:

V1’ = ad V1 = (1.115)(1615) = 1800 kN

arti fisiknya adalah, bahwa pada tingkat yang bersangkutan (tingkat 1pada contioh ini) ada “tambahan gaya lateral ekivalen” sebesar:

(1.115-1.00)V1 = 0.115 V1 = 0.115(1615) =186 kN.

5. Periksa story drift compliance pada tingkat 1. §12.8.7

Story drift yang diijinkan ∆ijin = 0.020 h1 (Tabel 12.12-1)

∆ijin = 0.020 (6000) = 120 mm.

∆1’ = 110.40 < 120 mm. ………….(ok).

Page 166: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

17. Hitung/komputasi Gaya Lateral

17.2. Analisis Superposisi Ragam (menggunakan analisis ragam

spektrum respons)

Page 167: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

1. Jumlah RagamAnalisis harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkanpartisipasi massa ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90 persen darimassa aktual dalam masing-masing arah horisontal ortogonal dari responsyang ditinjau oleh model.

2. Parameter Respons RagamNilai untuk masing-masing parameter disain terkait gaya yang ditinjau,termasuk simpangan antar lantai tingkat, gaya dukung, dan gaya elemenstruktur individu untuk masing-masing ragam respons harus dihitungmenggunakan properti masing-masing ragam dan spektrum responsdidefinisikan dalam Bab 6 atau Pasal 15.2 dibagi dengan kuantitas (R/I).Nilai untuk perpindahan dan kuantitas simpangan antar lantai harusdikalikan dengan kuantitas (Cd/I).

3. Parameter Respons TerkombinasiNilai untuk masing-masing parameter yang ditinjau, yang dihitung untukberbagai ragam, harus dikombinasikan menggunakan metoda akarkuadrat jumlah kuadrat (SRSS) atau metoda kombinasi kuadrat lengkap(CQC), sesuai dengan SNI 1726. Metoda CQC harus digunakan untukmasing-masing nilai ragam di mana ragam berjarak dekat mempunyaikorelasi silang yang signifikan di antara respons translasi dan torsi.

Page 168: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

18. Hitung Gaya Tambahan Akibat

Torsi Sesuai Ketentuan

Page 169: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Faktor pembesaran torsi harus diperhitungkan pada sistem struktur seperti yang ditunjukkan pada Tabel Ketidakberaturan

struktur horisontal

Page 170: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Contoh:Iregularitas horizontal Tipe 1a dan 1b. Ref. SNI-03-1726-2010; §7.3.2.1

Diketahui gedung tiga lantai dari jenis Special Moment-Resisting Frame (SMRF) dengan rigid floor diaphragm. Akibat gaya seismik yang bekerja termasuk pengaruh akibat torsi, diketahui displacement elastic δxe pada lantai -1 dan 2 adalah sebagai berikut.

δL,,2

δL,,1

Lantai

3

2

1

Lantai 2

Lantai 1

δR,,1

δR,,2

δL,2 = 30.48 mm δR,2 = 48.26 mm

δL,1 = 25.40 mm δR,1 = 30.48 mm

Tentukan : Apakah struktur termasuk pada Ketidakberaturan (iregularitas) torsi tipe 1adan 1b pada tingkat-2. Selanjutnya, hitung berapa amplifikasi torsi AX padalantai dua.

Page 171: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Iregularitas torsi tipe 1a terjadi jika strory drift maksimum termasuk pengaruh torsi lebihbesar 1.20 kali strory drift rata-rata sebagaimana dijelaskan pada SNI-03-1726-2010.§7.8.4.3

Story drift pada lantai x didefinisikan sebagai, ∆x = (δx - δx-1) pada ujung kanan dan kiridari struktur. Dengan demikian maka iregularitas torsi pada lantai -x terjadi bila :

dimana, ∆L,2 = δL,2 - δL,1

∆R,2 = δR,2 – δR,1

∆avg = ½ (∆L,2 + ∆R,2)

Hitung story drift pada lantai -2.

∆L,2 = 30.48 – 25.40 = 5.08 mm

∆R,2 = 48.26 – 30.48 = 17.78 mm

∆avg = ½ (5.08 + 17.78)

= 11.43 mm

∆max= ∆R,2 = 17.78 mm

L,x R,xmax avg

1.20 (Δ + Δ )Δ > 1.20 (Δ ) =

2

δL,,2

δL,,1

Lantai

3

2

1

Lantai 2

Lantai 1

δR,,1

δR,,2

Page 172: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Selanjutnya periksa apakah dipenuhi kriteria Δmax > 1.20 (Δavg )

Δmax = 17.78 mm > 1.20 (Δavg ) = 13.716 mm, atau dapat juga ditulis,

Kesimpulan: Iregularitas torsi tipe 1a terpenuhi.

Periksa apakah kondisi extreme torsional irregularity terjadi.

Δmax > 1.40 (Δavg )

Kesimpulan: Iregularitas torsi tipe 1b terpenuhi.

= = >max

avg

Δ 17.781.56 1.20

Δ 11.43

= = >max

avg

Δ 17.781.56 1.40

Δ 11.43

Page 173: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Perhitungan faktor amplifikasi AX . §7.8.4.3

Jika iregularitas torsi terjadi pada lantai x, maka accidental momen torsi Mta harusdiperbesar dengan faktor amplifikasi AX . Amplifikasi harus dilakukan pada setiap lantaidan setiap lantai mempunyai nilai faktor amplifikasi AX yang berbeda. Dalam contoh iniAX dihitung untuk lantai -2.

………..(SNI-03-1726-2010 pasal 7.8.4.3, persamaan 39)

δmax = δR,2 = 48.26 mm

Catatan : Jika dalam analisis diperoleh nilai AX < 1.0 maka pakai AX = 1.0

⎛ ⎞= ⎜ ⎟⎝ ⎠

maxx

avg

A1.20δ

+ += = =

L, 2 R , 2avg

δ δ 30.48 48.26δ

2 239.37mm

⎛ ⎞= =⎜ ⎟⎝ ⎠

x

248.26

A 1.041.20(39.37)

Page 174: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 175: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 176: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 177: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 178: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 179: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 180: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 181: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 182: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 183: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 184: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 185: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 186: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 187: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Beban Gempa Arah-X dan Arah-Y

Page 188: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 189: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 190: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 191: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 192: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 193: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

10. Pemeriksaan soft story (tingkat lunak).

Ketidakberaturan vertikal tipe 1A.Ketidakberaturan Kekakuan Tingkat Lunak (soft story) didefinisikan ada jika terdapat suatu tingkat di mana kekakuan lateralnya kurang dari 70 persen kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80 persen kekakuan rata-rata tiga tingkat di atasnya.

Ketidakberaturan vertikal tipe 1B.Ketidakberaturan Kekakuan Tingkat Lunak Berlebihan didefinisikan ada jika terdapat suatu tingkat di mana kekakuan lateralnya kurang dari 60 persen kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 70 persen kekakuan rata-rata tiga tingkat di atasnya.

Page 194: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Menurut ASCE 7-10 pasal 12.3.2.2 dan SNI 03-1726-201X pasal 7.3.2.2, pemeriksaan terhadap soft story

effect diberikan pengecualian sebagai berikut:

a. Ketidakberaturan struktur vertikal Tipe 1a, 1b, atau 2 dalamTabel 7.3-2 tidak berlaku jika tidak ada rasio simpangan antarlantai akibat gaya seismik lateral disain yang nilainya lebihbesar dari 130 persen rasio simpangan antar lantai tingkatdiatasnya. Pengaruh torsi tidak perlu ditinjau padaperhitungan simpangan antar lantai. Hubungan rasiosimpangan antar lantai tingkat untuk dua tingkat teratasstruktur bangunan tidak perlu dievaluasi.

b.Ketidakberaturan struktur vertikal Tipe 1a, 1b, dan 2 dalamTabel 7.3-2 tidak perlu ditinjau pada bangunan satu tingkatdalam semua kategori disain seismik atau bangunan duatingkat yang dirancang untuk Kategori Disain Seismik B, C,atau D.

Page 195: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

OK

Page 196: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

11. Analisa berdasarkan modal respons spectrum

a. Persyaratan jumlah mode (ragam)

Analisis harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasimassa ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90 persen dari massa aktualdalam masing-masing arah horisontal ortogonal dari respons yang ditinjau olehmodel.

b. Parameter modal respons (modal redsponse parameters)

Nilai untuk masing-masing parameter disain terkait gaya yang ditinjau, termasuksimpangan antar lantai tingkat, gaya dukung, dan gaya elemen struktur individuuntuk masing-masing ragam respons harus dihitung menggunakan properti masing-masing ragam dan spektrum respons didefinisikan dalam SNI-03-1726-201X-Bab 6atau Pasal 15.2 dibagi dengan kuantitas (R/I). Nilai untuk perpindahan dankuantitas simpangan antar lantai harus dikalikan dengan kuantitas (Cd/I).

Pada contoh ini diambil pada 10 mode pertama dengan nilai yang diperoleh pada kombinasi partisipassi massa > 90 %,

baik pada arah-X dan arah-Y sebagai berikut.

Page 197: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 198: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 199: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 200: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Pada tabel diatas, nilai Sax dan Say adalah nilai respons spektrum yang telah direduksi sesuai daktilitas rencana.Faktor reduksi untuk ordinat respons spektrum ini adalah sebesar Ie / R, dimana nilai Ieyang dipakai dalam contoh soal ini adalah=1.0, dan RX = 8.0 serta RY = 7.0

Page 201: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Gaya geser dasar yang didapatkan dari hasil analisarespons spektrum minimum adalah sebesar 85% gayageser dasar yang dihitung berdasarkan cara statikekivalen. Dengan demikian apabila gaya geser dasarhasil analisa respons spektrum lebih kecil dari 85% gayageser dasar statik ekivalen, maka ordinat responsspektrum harus dikalikan dengan nilai 0.85 V/Vt,dimana,V = gaya geser dasar dari perhitungan statik ekivalen, Vt = gaya geser dasar dari kombinasi modal respons

spektrum

VX = 4981 kNVY = 9573 kN

Page 202: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Output gaya geser hasil analisa modal respons spektrum dan faktor skala untuk beban gempa respons spektrum adalah :

Page 203: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 204: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Statik ekivalen Arah-X

Modal respons Arah-X

Statik ekivalen Arah-Y

Modal respons Arah-Y

Page 205: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

19. Hitung Gaya-gaya Berdasarkan Beban

Kombinasi

Page 206: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

20. Periksa hasil gaya-gaya dalam dan deformasi

yang meliputi kekuatan, deformasi dan stabilitas

Page 207: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 208: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Catatan: Nilai-nilai Cd lihat pada Tabel 9

Page 209: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Contoh.

Building separation Ref. SNI-03-1726-2010; § 7.12.3

Separasi pada umumnya dibutuhkan untuk melindungi atau mereduksi kemungkinanterjadinya benturan pada struktur-struktur yang berdampingan. Persyaratan separasiantar struktur tersebut dapat dilihat pada §7.12.3. Pada contoh berikut, displacementstatik δxe yang diakibatkan gaya lateral (sesuai prosedur SNI-03-1726-2010, §7.8) dapatdilihat pada Tabel berikut.

Struktur -1 Struktur-2Lantai x δxe (mm) Lantai x δxe (mm)

3 35.05 -

2 25.40 2 19.05

1 11.94 1 8.90

0 0 0 0

R = 8 R = 6

Cd =5.50 Cd =5.00

SeparasiLantai

3

2

1

0

Struktur - 1 Struktur - 2

Tentukan : 1. Separasi dalam gedung yang sama.

2. Separasi dari gedung yang berbatasan, tetapi pemiliknya sama.

3. Separasi dari gedung yang berbatasan, dari pemilik yang berlainan.

Page 210: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

1. Separasi dalam gedung yang sama.

Expansion joint sering dipergunakan untuk memisahkan gedung yang luas atau pada gedungyang iregular dalam beberapa bagian diatas level fundasi. Untuk kondisi tersebut peraturanmensyaratkan suatu jarak pemisah sebesar δMT.

δMT = δM1 + δM2

δM1 = displacement inelastik maksimum dari struktur-1

δM2 = displacement inelastik maksimum dari struktur-2

e

d xeM x max

C= ( )Iδδ δ = (persamaan - 48)

Perhitungan selanjutnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :

a. Tentukan displacement inelastik dari masing-masing struktur.

Untuk menentukan separasi minimum dari expansion joint, maka untuk setiap struktur perlu ditentukan displacement inelastik maksimum lantai δx , yang dalam contoh ini adalah pada lantai x =2.

Untuk Struktur-1 :

Untuk Struktur-2 :

21

e

dM1 139.70mmC 5.50(25.40)

I 1.0= =

δδ = (persamaan 12.8-15)

22

e

dM2 95.25mmC 5.00(19.05)

I 1.0= =

δδ = (persamaan 12.8-15)

Page 211: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

b. Tentukan jarak separasi yang dibutuhkan. SNI-03-1726-2010, § 7.12.3

δMT = δM1 + δM2 = (139.70) + (95.25) mm

δMT = 234.95 mm.

2. Separasi dari gedung yang berbatasan, tetapi pemiliknya sama.

Jika struktur-1 dan struktur-2 adalah gedung yang berdampingan, dan masing-masing gedung pemiliknya sama, penentuan separasinya sama seperti uraian pada butir 1 diatas. Dengan demikian, maka δMT = 234.95 mm.

3. Separasi dari gedung yang berbatasan, dari pemilik yang berlainan.

Jika struktur-1 adalah gedung baru yang sedang dalam perencanaan dan struktur-2 yangberdampingan adalah gedung existing dengan pemilik yang berlainan, dan umumnya kita tidakmempunyai informasi mengenai displacement dari struktur-2 tersebut, bahkan tidak jarangsistem struktur dari gedung tersebut juga tidak diketahui. Pada kasus demikian maka separasihanya dapat didasarkan pada informasi dari struktur-1. Sebagaimana diketahui bahwadisplacement elastik terbesar dari struktur-1 adalah 35.05 mm, yang terjadi pada lantai-3.

Displacement inelastik maksimum dari struktur-1 adalah:

3

e

d eM 192.78mmC 5.50(35.05)

I 1.0= =

δδ = (persamaan - 48)

Dengan demikian maka struktur-1 harus set back sejauh 192.78 mm dari garis property, jarak yang lebih kecil dapat dilakukan bila dilakukan analisis yang rasional yang didasarkan pada maximum ground motions. Analisis tersebut sulit ditampilkan, dan umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus yang sangat khusus.

Page 212: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

21. Persyaratan Detailing dari Struktur Beton

Bertulang

Page 213: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Struktur beton yang termasuk dalamkategori biasa (Ordinary), menengah(Intermediate) dan khusus (Special)memiliki berbagai ketentuan, batasandan persyaratan tulangan dandetailing yang berbeda. Berikutdisampaikan berbagai tabel dangambar-gambar untuk memudahkanpenggunaan berbagai ketentuantersebut.

Page 214: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 215: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 216: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 217: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 218: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 219: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 220: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Lokasi penulangan pada pelat dua-arah tanpa balok

Page 221: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Detail penulangan untuk pelat dua-arah tanpa balok.

Page 222: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 223: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW
Page 224: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Det

ailin

g tu

lang

an tr

ansv

ersa

l unt

uk b

alok

pa

da S

peci

al M

omen

t Fra

me

Page 225: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Detailing tulangan balok pada Special Moment Frame

Smax ≤ d/4≤ 8db≤ 24dt≤ 300 mm

S≤ d/2Smax ≤ d/4

≤ 100 mm

≤50

mm

≥2dhoops Seismic

strirrups

Splicehoops Seismic

strirrups

≥2dhoops

≥2h

≤50

mm

≤50

mm ≥2d

hoops

≥2h

Seismicstrirrups

Splicehoops

Persyaratan lokasi, jenis dan jarak dari berbagai jenis tulangantransversal pada balok untuk perencanaan seismik

Page 226: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

Detailing tulangan balok dan kolom pada Special Moment Frame

Page 227: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW

h=C1

C2

Det

ailin

g tu

lang

an tr

ansv

ersa

l unt

uk k

olom

pa

da S

peci

al M

omen

t Fra

me

Page 228: Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010-BW