Menjahit BW

112

description

bahan ajar

Transcript of Menjahit BW

Page 1: Menjahit BW
Page 2: Menjahit BW

BAHAN AJAR KETERAMPILANBerbasis Pendidikan Untuk Pengembangan Berkelanjutan

Pendidikan Kesetaraan

PROGRAM PAKET B

Teknik MenjahitDisusun Oleh:

Hary Purnamaningsih, MP

Eko Agus Suyono, M.App.Sc

Dr. drh. Irkham Widiyono

Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si

Dr. drh. R. Wisnu Nurcahyo

Dr. drh. Yanuartono, MP

Dr. drh. Edi Boedi Santosa, MP

Dr. S. Indarjulianto

drh. Sarmin, MP

Pengarah:

Hamid Muhammad, Ph.D

Editor:

Dr. Triyadi

Dra. Palupi Raraswati, MAP

Maryana, M.Pd

Kontributor:

Ir. Teguh Imanto, S.Kom

Dwi Atmi Purnamasari, S.Pd

Givenchi Bria

Tata Bahasa:

Dra. Dumaria, M.Hum

Tim Layouter & Ilustrator:

Nur Cahyono

Eddie B. Handono

Pieter Setra

Kementerian Pendidikan Nasional

Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal

Direktorat Pendidikan Kesetaraan

Jakarta, 2010

ISBN:

Page 3: Menjahit BW

iii

Kata Sambutan

Pendidikan sangat berperan di dalam pembangunan manusia seutuhnya karena hanya

dengan pendidikan akan terwujud manusia Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas,

produktif, dan berdaya saing. Dengan demikian, secara tidak langsung pendidikan

berpengaruh terhadap kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.

Pasal 28B ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa pendidikan merupakan hak asasi manusia

“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Pasal 28C ayat (1): “Setiap orang berhak

mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan

dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi

meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.

Sejalan dengan hal di atas, untuk memenuhi hak-hak warga negara terhadap akses pendidikan

bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah menyediakan pelayanan

pendidikan kesetaraan. Pendidikan Kesetaraan, sebagai salah satu bagian dari Pendidikan

Nonformal, telah diperkenalkan sejak tahun 1990, terutama ditujukan untuk melayani warga

masyarakat marjinal. Dari tahun ke tahun, jumlah peserta didik dan lulusan Pendidikan

Kesetaraan terus meningkat terutama pada tahun 2006. Sejak tahun 2006 cakupan Pendidikan

Kesetaraan diperluas, yaitu termasuk membantu mereka yang mendapat kesulitan di dalam

menyelesaikan pendidikan jalur formal. Dengan demikian keberadaan Pendidikan Kesetaraan

menjadi lebih penting di dalam meningkatkan pelayanan pendidikan sepanjang hayat.

Mengingat luas dan heterogennya cakupan sasaran Pendidikan Kesetaraan, pelaksanaan

Pendidikan Kesetaraan terus dikembangkan dan diperbaharui, melalui pemikiran kreatif dan

inovatif, khususnya dalam diversifi kasi pelayanan pendidikan.

Untuk itulah Pendidikan Kesetaraan menjadi alternatif yang dipilih masyarakat karena peserta

didik tidak hanya diberikan pendidikan akademik tetapi juga pendidikan keterampilan,

sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk bekerja atau mengembangkan usaha. Sebagai

salah satu terobosan dalam upaya peningkatan mutu proses pembelajaran dengan merujuk

pada standar nasional pendidikan, sehingga disusunlah bahan ajar keterampilan.

Page 4: Menjahit BW

iv

Dengan terbitnya bahan ajar kecakapan hidup keterampilan (vokasi) bagi peserta didik

Program Paket B dan Paket C, kami menyambut baik sebagai hasil karya kreatif dan inovatif

dalam upaya mendorong dan memfasilitasi peserta didik belajar secara bermakna, kontekstual

dan bernilai guna. Semoga di kesempatan berikutnya akan hadir karya-karya inovatif lainnya

dalam bidang teknologi pembelajaran untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan

kepada masyarakat.

Akhirnya, diharapkan semoga bahan ajar keterampilan yang disusun dengan kesungguhan,

komitmen, dan keikhlasan ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran

pendidikan kesetaraan yang mempunyai peserta didik dengan keragaman karakteristik dan

kecepatan belajar yang berbeda.

Jakarta, September 2010

Direktur Jenderal Pendidikan

Nonformal dan Informal

Hamid Muhammad, Ph.D

Page 5: Menjahit BW

v

Kata Pengantar

Dalam menanggapi dan mengantisipasi terjadinya berbagai perubahan, para

penyelenggara dan pengelola pendidikan nonformal dan informal juga harus

mampu secara terus menerus memperluas wawasan dan cara pandang secara

dinamis.

Program Pendidikan Kesetaraan mempunyai posisi strategis dalam mengantisipasi dan

mengatasi permasalah penting. Pertama, Pendidikan Kesetaraan membantu penuntasan

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun melalui Program Paket A dan Paket B. Kedua,

Pendidikan Kesetaraan memberikan dorongan dan bantuan kepada peserta didik lulusan

pendidikan dasar yang tidak melanjutkan dan mereka yang putus sekolah dari sekolah

menengah, untuk mengikuti Program Kesetaraan Paket C. Ketiga, Pendidikan Kesetaraan

memberikan muatan pendidikan kecakapan hidup dalam bentuk keterampilan fungsional

dan kepribadian profesional yang relevan dan dibutuhkan oleh dunia kerja, dan kemampuan

mengembangkan wirausaha baik secara mandiri atau berkelompok.

Sistem dan model Pendidikan Kesetaraan dikembangkan berorientasi pada kebutuhan

peserta didik, yang mengacu pada pencapaian standar kompetensi lulusan dan penguasaan

keterampilan bekerja atau membangun usaha mandiri. Peningkatan mutu layanan

Pendidikan Kesetaraan dilakukan melalui pembelajaran yang lebih luwes, meluas dan dinamis

sesuai dengan tuntutan keadaan, kebutuhan, kondisi dan potensi individu. Di samping itu,

Pendidikan Kesetaraan memberikan ruang dan peluang seluas-luasnya bagi peserta didik

untuk memperoleh pengakuan terhadap pembelajaran yang telah ditempuhnya.

Menyadari pentingnya sumber belajar bagi peserta didik yang efektif dalam pembelajaran,

maka dikembangkan bahan ajar keterampilan yang berbasis pendidikan untuk pengembangan

berkelanjutan, dan teknologi tepat guna serta pedoman pemanfaatannya. Bahan ajar

keterampilan Program Paket B dan Paket C ini disusun dan dikemas dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran induktif, tematik, partisipatif andragogi, konstruktif dan berwawasan

lingkungan.

Page 6: Menjahit BW

vi

Bahan ajar Keterampilan Program Paket B dan Paket C ini merupakan pemicu dan pemacu

agar peserta didik dapat belajar secara bermakna dan berkelanjutan. Setiap orang selalu

belajar dari kejadian dan pengalamannya. Pendidikan Kesetaraan berupaya untuk membuat

pembelajaran individual dari berbagai kalangan, dengan harapan semoga hasilnya bermanfaat

untuk memperoleh pekerjaan atau membuka usaha mandiri. Lebih jauh, diharapkan semoga

bahan ajar Keterampilan Program Paket B dan Paket C ini dapat meningkatkan mutu dan

daya saing peserta didik. Masukan dan saran perbaikan terhadap naskah ini akan sangat

diharapkan.

Jakarta, September 2010

Direktur Pendidikan Kesetaraan

Dr. TriyadI

Page 7: Menjahit BW

vii

Daftar Isi

KATA SAMBUTAN ~ III

KATA PENGANTAR ~ V

DAFTAR TABEL ~ ix

DAFTAR GAMBAR ~ x

BAB I - PENDAHULUAN ~ 1

1. Pengembangan Berkelanjutan dalam Usaha Menjahit Melalui

Pendidikan Formal, Informal dan Nonformal ~ 1

2. Tujuan ~ 2

BAB II - TEKNIK MENJAHIT ~ 5

1. Alat dan Bahan ~ 5

2. Keselamatan Kerja ~ 14

3. Alur Kerja ~ 15

4. Mekanisme Kerja ~ 16

5. Penyelesaian Akhir ~ 35

BAB III - ANALISIS USAHA DAN PROSPEK PASAR ~ 36

1. Analisis Usaha ~ 36

2. Prospek Pasar ~ 38

BAB IV - PEMANFAATAN LIMBAH ~ 39

DAFTAR PUSTAKA ~ 41

GLOSARIUM ~ 42

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ~ 43

EVALUASI I ~ 43

EVALUASI II ~ 63

Page 8: Menjahit BW

viii

Daftar GambarGambar 1 Gambar 1. Pita ukur. (http://www.e-dukasi.net/mapok/mp-fi les/

mp-322/......)

Gambar 2 Gambar 2. Meja untuk membuat pola dan memotong kain.

Gambar 3. Mistar jahit

Gambar 4. Jarum pentul. (www.topbgt.com/img/p/51138-687-large.jpg)

Gambar 5. Jenis rader. (http:digilib.unnes.ac.id/gsd/cgi-bin/library)

Gambar 6. Gunting jahit (azof-intl.com/i/manicure/hh226.jpg)

Gambar 7. Mesin jahit lurus. (http://digilib.unnes.ac.id/gsd)

Gambar 8. Mesin jahit zig-zag (http://www.duniacyber.com/advertisesdetail.

php?id)

Gambar 9. Jarum jahit pada mesin jahit. (http://jumantara.fotopages.

com/?entry=505504)

Gambar 10. Setrika listrik. (http://laporankuliah.blogspot. com/2010/01

setrika-pcb.htm

Gambar 11. Papan setrika. (http://hutaberkah.indonetwork.co.id/937106/

meja-gosok-setrika.htm)

Gambar 12. Diagram alur dalam menjahit dengan konsep keselamatan kerja,

lingkungan dan efi sensi.

Gambar 13. Sket kemeja.

Gambar 14. Pengukuran panjang kemeja.

Gambar 15. Pengukuran lebar pundak

Gambar 16. Pengukuran panjang lengan.

Gambar 17. Pengukuran besar leher.

Gambar 18. Pengukuran besar badan.

Gambar 19. Sket bagian-bagian pengukuran untuk kemeja

Gambar 20. Sket pengukuran untuk celana panjang

Page 9: Menjahit BW

ix

Gambar 21. Sket pengukuran untuk rok

Gambar 22. Pola 1/2 badan bagian muka kemeja

Gambar 23. Pola ½ badan bagian belakang kemeja

Gambar 24. Pola 1/2 bagian lengan kemeja

Gambar 25. 1/2 bagian kerah kemeja.

Gambar 26. Pola 1/2 bagian saku kemeja.

Gambar 27. Pola 1/2 badan bagian muka celana panjang

Gambar 28. Pola 1/2 badan bagian belakang celana panjang.

Gambar 29. 1/2 kantong samping celana panjang

Gambar 30. Pola kantong belakang celana panjang.

Gambar 31. Penutup kantong celana panjang.

Gambar 32. Lapis ban celana panjang

Gambar 33. Gulbi celana panjang

Gambar 34. Congot gulbi celana panjang.

Gambar 35. Tali ban celana panjang

Gambar 36. Sket rok.

Gambar 37. Pola 1/2 bagian muka rok.

Gambar 38. Pola 1/2 bagian belakang rok.

Gambar 39. 1/2 ban rok.

Gambar 40. Tas dari kain perca. (http://arupadatucolection.indonetwoork.co.id/

prod/60html)

Gambar 41. Sarung bantal dari kain perca batik. (http://www.trulyjogya.com/

index.php?action=news.detail&cat)

Gambar 42. Bed cover dari kain perca. (http://indonesiabatikcorner.

com/2009/12/14/bed-cover-in)

Page 10: Menjahit BW

1

BAB I

Pendahuluan

1. Pengembangan Berkelanjutan dalam Usaha Menjahit Melalui Pendidikan Nonformal dan Informal

Modul keterampilan menjahit ini dibuat sebagai salah satu alat dalam rangka

memberikan pendidikan nonformal pada masyarakat untuk meningkatkan

kehidupan yang berkelanjutan dan meningkatkan ekonomi tanpa meninggalkan

perhatian pada aspek lingkungan dan sosialnya. Selanjutnya, menjahit merupakan

salah satu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, yaitu dengan

adanya busana (pakaian) dari zaman kuno sampai sekarang. Seiring dengan

perkembangan pengetahuan dan kemajuan teknologi yang semakin meningkat,

banyak orang semakin terampil dalam menciptakan suatu hal untuk memenuhi

kebutuhannya, terutama yang berkaitan dengan busana. Dengan semakin

meningkatnya kegiatan tersebut perlu adanya keseimbangan aspek ekonomi

dengan aspek lingkungan dan sosial agar usaha tesebut dapat mendukung

keberlanjutan kehidupan kita.

Page 11: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

2 Teknik Menjahit

2. Tujuan

Tujuan berbusana antara lain:

a. memenuhi syarat kesusilaan;

b. melindungi tubuh dari gangguan luar seperti panas matahari, udara dingin, dan gigitan

serangga.

c. memenuhi rasa keindahan. Busana yang memenuhi rasa keindahan membuat si pemakai

lebih menarik sesuai dengan tujuan pemakaian sehingga diterima oleh lingkungannya

serta dapat menutupi kekurangan bentuk tubuh.

Faktor–faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan busana sebagai berikut.

1. Desain Busana

Desain busana yaitu memilih desain busana yang sedang digemari atau desain klasik yang

sesuai dengan tubuh dan kepribadian pemakai.

2. Bahan

Bahan busana sangat berperan pada mutu suatu bahan, baik warna dan coraknya, tekstur

bahan, maupun sifat bahan tersebut.

3. Siluet

Siluet adalah garis bentuk bayangan pakaian. Bentuk dasar siluet ada tiga macam, yaitu:

a. Siluet H, membuat si pemakai kelihatan tinggi atau pendek, tergantung leher persegi

empatnya.

b. Siluet V, membuat si pemakai kelihatan melebar pada bagian atas.

c. Siluet A, membuat si pemakai kelihatan melebar pada bagian bawah.

4. Garis

Garis–garis terdapat dalam suatu desain busana garis hias. Pada desain busana yang lebih

ramai, garis hias sangat berperan dalam penampilan.

Page 12: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

3 Teknik Menjahit

5. Corak Bahan

Corak bahan berkotak besar akan membuat pemakai kelihatan lebih gemuk dan besar.

Sedangkan corak bahan berkotak kecil dan lembut akan membuat pemakai kelihatan

langsing. Corak garis dan berkotak dapat berperan ganda, tergantung dari besar kecilnya

garis–garis dan pengaruh garis pada warna tersebut.

6. Warna dan Tekstur

Warna–warna seperti, merah, orange, kuning, baik warna muda maupun tua (mencolok)

akan membuat pemakai kelihatan lebih gemuk. Sedangkan warna–warna seperti biru,

hijau, dan ungu akan membuat pemakai kelihatan lebih langsing. Tekstur bahan yang

licin akan membuat si pemakai kelihatan lebih langsing. Bahan yang teksturnya berbulu,

bergelombang atau berkilau akan membuat si pemakai kelihatan lebih gemuk.

7. Pelengkap Busana

Pelengkap busana (asesoris) adalah benda-benda selain busana yang dipakai untuk

melengkapi penampilan orang. Asesoris pada umumnya digolongkan menjadi dua

golongan yaitu:

a. Pelengkap Wajib (asesoris primer)

Yang termasuk pelengkap wajib (asesoris primer) adalah ban pinggang, dasi dan

sepatu (dalam penggunaan stelan), selendang dan slop (dalam penggunaan kain dan

kebaya).

b. Pelengkap tambahan (asesoris sekunder)

Yang termasuk dalam pelengkap tambahan (asesoris sekunder) adalah penutup kepala

atas dan sepatu, perhiasan untuk kepala (tusuk konde, sisir hias, dan kembang goyang),

perhiasan untuk leher (kalung, scraf atau syal), perhiasan untuk tangan (gelang, cincin,

dan jam tangan).

Cara seseorang berbusana dapat memberi gambaran kepribadian, cara hidup dan tugasnya.

Oleh karena itu, hendaknya hindari berbusana dengan meniru orang lain, karena kepribadian

dan bentuk tubuh seseorang berbeda–beda. Berbusana pada zaman sekarang, tidak cukup

hanya dililitkan saja pada badan, tetapi harus ditata sedemikian rupa sehingga tampak serasi

Page 13: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

4 Teknik Menjahit

di tubuh si pemakai. Untuk memberikan hasil yang baik, dibutuhkan beberapa piranti atau

fasilitas menjahit yang baik dan juga persiapan pembuatan busana yang harus disesuaikan

dengan model yang dibuat. Dengan adanya mode pakaian atau seni dalam berbusana

maka berkembang pula cara–cara atau seni dalam memotong, menjahit dan menyelesaikan

pembuatan busana.

Page 14: Menjahit BW

5

BAB II

TEKNIK MENJAHIT

1. Alat dan Bahan

a. Alat yang dibutuhkan

Alat–alat merupakan segala sesuatu yang dipakai dalam proses menjahit

dan sebagai sarana untuk memudahkan proses menjahit serta dapat dipakai

berulang–ulang.

1). Pita ukur

Pita ukur digunakan untuk

membuat busana, mulai dari

persiapan sampai penyelesaian

busana. Fungsinya untuk

mengambil ukuran, untuk

membuat pola, dan lain-lain yang

berhubungan dengan pembuatan

busana. Pita ukur yang baik

terbuat dari serabut kaca. Dalam

perdagangan ada pita ukur yang

terbuat dari plastik (sebaiknya kita

pilih jenis ini) dan ada pula yang

terbuat dari kertas, tetapi cepat

sobek. Setiap siswa minimal punya satu buah pita ukur.

Gambar 1. Pita ukur. (http://www.e-dukasi.net/mapok/mp-fi les/mp-

322/......)

Page 15: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

6 Teknik Menjahit

b). Buku

Buku digunakan untuk mencatat hasil ukur pakaian. Selesai mengukur, besaran nilai yang

terukur langsung dicatat berdasarkan urut-urutan yang telah ditentukan.

c). Pensil/Ballpoint (bolpen)

Pensil atau ballpoint (bolpen) digunakan untuk mencatat dan membuat sketsa pola

pakaian yang akan dibuat.

d). Meja potong

Meja potong harus mempunyai ukuran cukup lebar dan panjang, pada kaki meja sebaiknya

menggunakan roda agar mudah dipindahkan. Ukuran untuk meja potong yaitu panjang

200 cm lebar 150 cm dan tinggi 70 cm.

e). Mistar

Mistar digunakan untuk menggambar pola dan mengubah desain. Mistar ada bermacam-

macam antara lain: mistar lengkung, mistar panjang atau lurus, dan mistar siku-siku. Mistar

lengkung pendek digunakan untuk menggambar pola kerung lengan, kerung leher, dan

garis-garis hias, sedangkan mistar lengkung panjang berfungsi untuk menggambar pola

sisi blus, tepi bawah dan garis-garis hias. Setiap siswa minimal memiliki satu set penggaris

dan disimpan pada lemari peralatan.

Gambar 2. Meja untuk membuat pola

dan memotong kain.

Gambar 3. Mistar jahit

Page 16: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

7 Teknik Menjahit

f). Jarum pentul

Jarum pentul digunakan pada waktu memotong bahan untuk

menyematkan pola pada kain agar pola tidak bergeser, juga

dipergunakan untuk menyemat kain sebelum dijahit. Jarum

pentul ini ada yang pendek dan ada yang panjang. Jarum pentul

yang baik adalah yang panjang licin dan antikarat.

g). Rader

Rader merupakan salah satu alat untuk memberi tanda pola pada

bahan. Rader digunakan dengan cara menggelindingkan rodanya

sambil mengikuti garis-garis pola. Setiap siswa hendaknya

diwajibkan untuk memiliki rader sehingga tidak mengganggu waktu kerja siswa saat

memberi tanda pada bahan (kain). Jenis-jenis rader ada tiga macam, yaitu:

a. Rader bergigi: digunakan untuk memberi tanda pada tenunan yang berat, tebal, dan

sedang.

b. Rader bergigi licin: digunakan untuk bahan tenunan licin yang tipis (ringan) maupun

sedang.

c. Rader kembar: rader yang mempunyai dua roda yang dapat diatur jaraknya. Rader ini

digunakan untuk memberi garis kampuh pada pola. Setiap siswa sebaiknya mempunyai

satu buah rader bergigi dan satu rader bergigi licin disimpan pada kotak jahit.

Gambar 4. Jarum pentul.

(www.topbgt.com/img/p/51138-

687-large.jpg)

Gambar 5. Jenis rader. (http:digilib.unnes.ac.id/gsd/cgi-bin/library)

Page 17: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

8 Teknik Menjahit

h). Gunting

Gunting adalah alat yang digunakan untuk memotong bahan/kain dan

benang jahit dengan hasil yang rapi dan memuaskan. Untuk pemotong

kain sebaiknya digunakan gunting besar dengan cincin pemegang yang

kecil untuk ibu jari dan cincin pemegang besar untuk jari-jari yang lain.

Gunting besar yang baik terbuat dari logam antikarat gunanya untuk

menggunting bahan yang tebal dan berat. Selain gunting besar juga

diperlukan gunting kecil yang digunakan untuk menggunting benang

tiras-tiras yang tipis, guntingan dalam dan lubang kancing.

i). Mesin jahit

Mesin jahit yang paling banyak dipakai untuk menjahit adalah tipe

mesin jahit lurus dengan tenaga penggerak yang dapat menggunakan

kaki, tangan atau dinamo elektrik. Fungsi mesin jahit adalah sebagai alat

untuk menjahit dan dapat juga digunakan untuk membordir. Menjahit

dengan mesin jahit menggunakan dua helai benang yang terdiri dari

benang atas dan benang bawah, dan

saling berkaitan diantara dua helai

kain yang dijahitkan. Contoh merk dan

negara pembuat mesin jahit adalah

Singer (Inggris), Butterfl y (RRC), Phaff

(Jerman), Samodra (Indonesia), Standar

(Indonesia), dan Necchi (Jepang).

Keterangan gambar

1. Jarum mesin jahit

2. Badan mesin

3. Penutup dasar mesin

4. Roda atas

5. Roda bawah

6. Injakan

Gambar 6. Gunting jahit

(azof-intl.com/i/manicure/

hh226.jpg)

Gambar 7. Mesin jahit lurus. (http://digilib.unnes.ac.id/gsd)

Page 18: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

9 Teknik Menjahit

Selain mesin jahit lurus juga terdapat

mesin jahit zig-zag. Mesin jahit zig-zag

adalah jenis mesin jahit yang dapat

menghasilkan setikan lurus, zig-zag

dan setikan berbagai bentuk seperti

biku-biku atau garis sudut antara jarak

kanan dan kiri sama lebarnya dan lain-

lain. .Fungsi mesin jahit zig-zag adalah

untuk mendapatkan setikan-setikan

yang bervariasi dan penggunaannya

dengan alat atau bagian khusus dari mesin seperti tombol, atau piringan hias. Merk dan

negara pembuat mesin zig-zag: Singer (Inggris), Yamato (Jepang).

j). Jarum jahit mesin

Jarum mesin nomor 11 atau 13 adalah jarum

yang umum digunakan untuk menjahit

busana. Dalam memilih nomor jarum

disesuaikan dengan bahan yang akan dijahit.

Semakin kecil nomor jarum semakin kecil

ujung jarum tersebut dan nomor jarum mesin

semakin kecil biasanya digunakan untuk

menjahit kain yang halus seperti sutera dan

satin. Syarat jarum mesin yang baik adalah

ujungnya tajam dan runcing, tidak berkarat,

terbuat dari baja, berkualitas baik dan tidak

mudah patah. Penempatan jarum jahit mesin

sebaiknya diletakkan di atas bantalan jarum

atau diletakkan pada kotak jarum agar tidak

berserakan dan tidak membahayakan keselamatan siswa.

Gambar 8. Mesin jahit zig-zag

(http://www.duniacyber.com/advertises-

detail.php?id)

Gambar 9. Jarum jahit pada mesin jahit. (http://

jumantara.fotopages.com/?entry=505504)

Page 19: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

10 Teknik Menjahit

k). Setrika

Setrika yang dipakai adalah seperti setrika pakaian yang dipakai

sehari-hari. Fungsi utama dari setrika adalah menghaluskan

pakaian yang telah dijahit agar rapi dan tidak kusut. Selain untuk

menyempurnakan pakaian, setrika juga dipakai untuk melekatkan

kain keras yang dipakai untuk mengeraskan kerah, ban, dan lain-

lain.

l). Papan Setrika

Merupakan papan meja yang memanjang dengan

lapisan kain sebagai alas untuk menyetrika.

Ketinggian papan setrika dapat disesuaikan

dengan tinggi peserta didik.

b. Bahan yang dibutuhkan dalam menjahit

Kain adalah bahan utama yang akan dijadikan busana.

Jenis kain dan ciri-cirinya.

1). Poliester

Ditemukan pada tahun 1953 oleh E.I du Pont de Nomours di USA. Terbuat dari butiran

plastik (chips) dan mengalami proses kimiawi yang panjang dari pembuatan benang

sampai menjadi bahan kain.

Gambar 10. Setrika listrik.

(http://laporankuliah.blogspot.

com/2010/01 setrika-pcb.htm

Gambar 11. Papan setrika. (http://hutaberkah.indonetwork.

co.id/937106/meja-gosok-setrika.htm)

Page 20: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

11 Teknik Menjahit

Ciri-ciri kain polyester

a. Bahan terasa panas di badan

b. Tidak menyerap keringat

c. Noda minyak dan makanan susah dihilangkan dari pakaian

d. Tahan direndam dalam air lebih dari 3 jam

e. Daya tahan kuat

f. Apabila dibakar bau seperti plastik dibakar, jalan apinya cepat dan akan menjadi arang

2). Linen

Linen adalah bahan kain tertua di dunia. Bahan dasarnya terbuat dari sejenis pohon rami.

Ciri-ciri kain linen

a. Bahan kaku dan dingin

b. Permukaan kain agak kasar

c. Menyerap keringat

d. Kekuatan 4 kali lebih kuat dari kain katun

e. Tidak tahan terhadap jamur

f. Kain akan rusak bila direndam lebih dari 1 jam

3). Sutera

Sutera ditemukan pada 2640 sebelum masehi di Cina. Bahan dasar adalah serat sutera

kepompong.

Ciri-ciri kain sutera

a. Sangat lembut di kulit, glamours dan bahannya jatuh (fl owing)

b. Menyerap keringat

c. Sangat rentan terhadap ngengat

d. Untuk perawatan baju harus di dry clean supaya kualitas warna dan kekuatan bahan

bertahan lama

e. Dalam proses pencucian tidak menggunakan kaporit

f. Tahan terhadap panas dan mudah terbakar

g. Mampu melindungi kulit tubuh dari sinar ultraviolet yang dapat merusak kulit.

Page 21: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

12 Teknik Menjahit

4). Viscose

Pertama kali diproduksi di USA tahun 1910. Bahan dasarnya adalah kayu (eucalyptus –

sejenis pohon pinus).

Ciri-ciri kain Viscose:

a. Terasa lembut dan dingin di kulit

b. Bahannya jatuh, tidak kaku, warna mengkilat

c. Menyerap keringat

d. Bahan akan rusak jika direndam dengan detergen lebih dari 1 jam

e. Bisa dicuci atau di dry clean

f. Noda dari makanan atau minyak akan mudah hilang dengan menggunakan

detergent.

g. Supaya tidak mudah kusut, tambahkan pelembut yang mengandung kanji pada akhir

proses pencucian.

5). Katun (cotton)

Katun ditemukan di USA sekitar 500 tahun yang lalu. Bahan dasar terbuat dari kapas. Bahan

ini sangat dikenal di daerah tropis seperti Indonesia.

Ciri-ciri kain katun

a. Bahan terasa dingin dan sedikit kaku

b. Menyerap keringat

c. Kain akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam

d. Noda dari makanan atau minyak akan mudah hilang dengan menggunakan detergen

e. Bisa dicuci atau di dry clean

f. Rentan terhadap jamur

6). Kanvas

Bahan yang tebal dan kasar, cocok untuk anak muda. Bahan pembuatan jaket (sangat tahan

lama).

7). Lycra

Page 22: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

13 Teknik Menjahit

Terbuat dari unsur lycra, sifat kain lentur seperti plastik sehingga tahan lama

kerapihannya.

8. Leather dan suede

Leather terbuat dari kulit luar sedangkan suede terbuat dari bagian kulit dalam. Untuk

leather tidak mengkilap akan memberi kesan mahal dan elegan dan pada leather yang

mengkilap memberi kesan murahan.

9). Kertas pola

Kertas pola dapat memakai berbagai jenis kertas. Salah satunya adalah kertas payung.

Kertas payung dipilih karena mudah dalam pemotongan dan tidak licin ketika ditulisi.

11). Karbon

Karbon jahit ini harus digunakan dengan rader untuk memberi tanda jahitan pada kain

atau dapat pula digunakan bersama pensil. Bekas tanda jahitan ini akan mudah hilang

apabila dicuci, tetapi apabila menggunakan karbon biasa akan sulit hilang walaupun

dicuci kecuali menggunakan terpentine.

12). Kapur jahit

Kapur jahit digunakan untuk menggambar pola langsung di atas kain atau menandai

setelah dilakukan pengukuran.

13). Benang jahit mesin

Benang jahit mesin atau benang jahit tangan ada yang dari katun, sutera, olieste, nilon,

dengan berbagai merek. Benang jahit yang baik harus lemas, licin tidak luntur dan

pilinnya kuat. Benang jelujur dipergunakan untuk menjelujur, benang ini tidak kuat untuk

menjahit dengan mempergunakan mesin tetapi cukup kuat untuk jahitan sementara atau

menjelujur.

Page 23: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

14 Teknik Menjahit

2. Keselamatan KerjaKeselamatan kerja adalah sikap pada waktu kita bekerja dan cara menyimpan alat yang aman

dan rapi. Perkiraan kecelakaan kerja pada saat menjahit sangatlah kecil, namun kemungkinan

terjadi selalu ada. Keselamatan dan keamanan kerja perlu diperhatikan dalam menggunakan

alat jahit agar terhindar dari kecelakaan terutama pada alat jahit mesin industri yang pemakaian

listriknya besar. Setiap saat keselamatan kerja kita terancam, hal ini disebabkan oleh sikap dan

cara kerja yang kurang baik dan kurang hati-hati.

Agar tidak mendapat bahaya dan kecelakaan waktu bekerja, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam menggunakan alat jahit antara lain:

a. sikap waktu bekerja, sikap tenang dan tidak terburu-buru;

b. cara memotong benang harus menggunakan gunting, jangan dengan gigi;

c. tidak memasukkan jarum pentul ke mulut pada saat menjahit sebab kemungkinan jarum

pentul itu dapat tertelan ke dalam mulut;

d. rambut yang panjang diikat pada waktu menjahit, jangan dibiarkan terurai karena

kemungkinan besar dapat tersangkut roda mesin jahit;

e. memutus dan mengatur aliran listrik. Sebelum memulai menjahit, teliti dalam petunjuk

atau cara memakai alat yang menggunakan tenaga listrik, berapa besar watt dan voltase

yang dibutuhkan agar kita tidak salah menggunakan. Periksa semua keadaan kabel, jangan

sampai ada isolasi yang terlepas. Gunakan penyambung listrik sticker pada mesin atau

pada stop kontak atau dinamo agar tidak terkena minyak pelumas. Matikan aluran listrik

apabila mesin tidak digunakan lagi untuk menjahit;

f. cara memasukkan bahan ke mesin. Bila sedang menjahit, jangan memasukkan bahan ke

mesin dengan tangan terlalu ke depan karena ada kemungkinan jarum akan mengenai

tangan kita;

g. menjaga keseriusan. Bila seseorang menggunakan mesin jahit jangan bermain-main

karena semua mesin jahit berbahaya, akibatnya orang tersebut bisa mengalami kecelakaan

misalnya terpotong atau terjahit tangannya;

h. cara meletakkan gunting. Jangan meletakkan gunting di atas mesin jahit karena gunting

bisa terjatuh pada saat menjahit. Sediakan kantong dari bahan untuk tempat gunting dan

pemotong benang yang diletakkan pada meja mesin jahit;

Page 24: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

15 Teknik Menjahit

i. penggunaan cincin jahit (bidal). Agar jari tidak tertusuk jarum waktu menjahit dengan

tangan, biasakan memakai cincin jahit. Bila tusukan jarum yang berkarat dapat menimbulkan

infeksi yang mengandung kuman tetanus dan dapat berakibat fatal bagi jiwa kita. (cincin

jahit/bidal dipakai di jari tangan tengah).

j. menjaga kebersihan. Jangan meletakkan makanan atau minuman di atas mesin jahit

karena akan mengotori mesin jahit.

3. Alur kerja

Berikut langkah–langkah yang ditempuh dalam menjahit seperti pada diagram alur dibawah

ini. Mulai

Mengukur besar badan

Mencatat di buku

Membuat pola pada kertas

Membuat pola pada kain

Memotong kain

Menjahit

Memasang asesoris

Finishing

Selesai

Pita ukur

Buku, pensil/bolpen

Pensil, Mistar, Kertas

Kain, kertas pola, rader, karbon, kapur kain

Gunting

Mesin jahit, jarum jahit mesin, benang

Kancing baju, resleting

Setrika, papan setrika

Gambar 12. Diagram alur dalam menjahit dengan konsep keselamatan kerja,

lingkungan dan efi sensi.

Page 25: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

16 Teknik Menjahit

4. Mekanisme Kerja

a. Mengukur Badan

Ukuran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam membuat pakaian. Cara membuat

pakaian yang baik yakni mengambil ukuran badan dikerjakan dengan teliti dan tepat. Oleh

karena itu, teknik mengukur yang tepat diperlukan pengetahuan dan keterampilan disamping

itu juga perlu mengetahui sisi pola mana yang akan dipergunakan pada waktu membuat

pola tersebut.

Apabila salah dalam mengukur, hal ini akan menyebabkan kesalahan pada menggambar

pola. Akibatnya, terjadi kesalahan juga pada potongan kain. Hasil akhir dari proses menjahit

yang salah seperti ini akan menyebabkan pakaian tidak sesuai dengan postur tubuh yang

diinginkan dan tidak nyaman dipakai oleh pemakai pakaian.

Untuk mendapat ukuran yang tepat dan pas di badan pada waktu diukur hendaknya calon

pemakai mengenakan pakaian dalam yang rapi dan pas.

Cara mengambil ukuran badan mempergunakan pita ukuran centimeter (cm). Sebelum

mengambil ukuran dengan menggunakan tinta pensil kita kerjakan sebagai berikut.

Lingkar badan diukur melalui puncak dada ke bawah lengan atau ketiak melingkari bagian

belakang sampai cukup erat. Lingkar pinggang diukur cukup erat sampai sudah tidak dapat

digeserkan lagi ke bawah. Lingkar pinggul melalui bagian-bagian yang paling tebal cukup

erat.

1). Mengukur badan untuk kemeja

Bagian – bagian yang perlu diukur:

a). Panjang kemeja

b). Lebar pundak

c). Panjang lengan

d). Lebar dada

e). Besar badan

f ). Panjang kerah

Gambar 13. Sket kemeja.

Page 26: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

17 Teknik Menjahit

Sebelum mengukur alangkah baiknya disiapkan sket

kemeja agar memudahkan dalam pengukuran dan

menerjemahkannya pada pola.

1. Ujung meteran diletakkan di bahu yang paling tinggi (di

atas otot pundak paling tinggi (1) atau pangkal leher ke

bawah sampai lingkar pinggul atau yang diinginkan (2).

2. Lebar pundak diukur dari ujung pundak kiri (3) ke kanan

sampai persilangan pangkal leher (4). Salah satu ujung

meteran tepat pada ujung tulang pundak. Ujung satunya

berakhir pada ujung tulang dada.

3. Panjang lengan diukur di atas persilangan tulang pundak

dengan tulang lengan (4) ke arah bawah yang diinginkan.

Jika lengan pendek diukur sampai dengan atas siku, (5).

Apabila lengan panjang sampai dengan pergelangan

tangan (6).

Gambar 14. Pengukuran panjang kemeja.

2

1

4 3

Gambar 15. Pengukuran lebar pundak

4

5

6

Gambar 16. Pengukuran panjang

lengan.

Page 27: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

18 Teknik Menjahit

4. Besar leher diukur dari pangkal leher (pertemuan dua tulang

rusuk paling atas (10) melingkari leher sampai pada titik temu

ukuran dari awal.

5. Lebar dada diukur dari bawah ketiak kiri sampai bawah ketiak

kanan (7-8)

6. Besar badan diukur dari bawah ketiak kiri terus ke depan

sampai ketiak kanan kembali ke titik awal (9-9)

Setelah mengukur besar badan kemudian dituangkan dalam

gambar sket seperti pada gambar berikut.

Contoh hasil pengukuran

1. 1 – 2 = 70 cm, panjang kemeja.

2. 3 – 4 = 48 cm, lebar pundak.

3. 4 – 5 – 6 = 26 cm, panjang lengan.

4. 7 – 8 = 38 cm, lebar dada.

5. 9 – 9 = 88 cm, besar badan.

6. 10 – 10 = 40 cm, besar kerah.

10

Gambar 17.Pengukuran besar leher.

99

Gambar 18. Pengukuran besar badan.

99

Gambar 19. Sket bagian-bagian

pengukuran untuk kemeja

87

34

5

6

1

2

10

Page 28: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

19 Teknik Menjahit

2). Mengukur badan untuk celana panjang

Bagian-bagian yang perlu di ukur:

a). Panjang celana

b). Panjang selangka

c). Besar pinggang

d). Besar pinggul

e). Besar paha

f ). Besar lutut

g). Besar kaki (Serampat)

Berikut langkah langkah dalam mengukur badan untuk membuat celana panjang.

1. Panjang celana

Diukur dari lingkar pinggang ( 1 ) sampai dengan mata kaki

atau bawah tumit ( 3 ).

2. Besar selangka

Diukur sebaiknya pada waktu memakai celana panjang,

yaitu mulai dari pinggang muka melalui garis tengah muka

celana diteruskan ke belakang sampai dengan garis pinggang

belakang dan pita ukuran jangan ditarik (2).

3. Besar pinggang

Diukur melingkari sekeliling pinggang sampai ke titik awal (dari

1 ke 1).

4. Besar pinggul

Diukur melingkari bagian pantat melalui bagian sisi pinggul

yang paling tebal. Pita ukuran dipegang antara ibu jari atas dan

empat jari lainnya bawah agak longgar. (dari 4 kembali ke 4).

5. Besar paha

Diukur melingkar dari depan paha bagian tengah (5).

Gambar 20. Sket pengukuran

untuk celana panjang

Page 29: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

20 Teknik Menjahit

6. Besar lutut

Diukur melingkar dari depan lutut bagian tengah (6).

7. Besar kaki

Diukur melingkar dari depan mata kaki (3).

Keterangan gambar di atas

1. 1 – 3 = Panjang celana

2. 1 – 2 = Panjang selangka

3. 1 – 1 = Besar pinggang

4. 4 – 4 = Besar pinggul

5. 5 – 5 = Besar paha

6. 6 – 6 = Besar lutut

7. 3 – 3 = Besar kaki

Contoh hasil pengukuran ukuran: 100, 68, 72, 90, 60,26,26

Keterangan dari bilangan hasil pengukuran di atas

Panjang celana = 100

Panjang selangka = 68

Besar pinggang = 72

Besar pinggul = 90

Besar paha = 60

Besar lutut = 26

Besar kaki = 26

3). Mengukur badan untuk rok

Untuk membuat rok, bagian-bagian yang perlu diukur

1. Lingkar pinggang

2. Tinggi pinggul

3. Lingkar pinggul

4. Panjang rok

5. Serampat (lingkar bawah rok).

Page 30: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

21 Teknik Menjahit

Berikut langkah-langkah dalam mengukur badan untuk membuat rok.

1. Lingkar pinggang

Diukur melingkar dari samping pinggang

(1) melingkar ke depan sampai belakang

kembali ke titik semula (1).

2. Tinggi pinggul

Diukur melalui dari pinggang (1) sampai ke

lingkar pinggul (2).

3. Lingkar pinggul

Diukur melingkar dari samping pinggul

(2) melingkar ke depan sampai belakang

(pantat) kembali ke titik semula (2).

4. Panjang rok

Diukur dari lingkar pinggang (1) sampai

dengan lutut (3) atau yang dikehendaki.

5. Lingkar bawah/serampat

Besar bawah dapat ditentukan dengan pengukuran atau dibuat sama dengan lingkar

pinggul

b. Membuat pola

1). Membuat pola untuk kemeja

Bagian-bagian kemeja yang harus digambar:

1. 1/2 badan bagian muka

2. 1/2 badan bagian belakang

3. 1/2 badan bagian lengan

4. 1/2 badan bagian kerah

5. 1/2 badan bagian saku

Gambar 21. Sket pengukuran untuk rok

Page 31: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

22 Teknik Menjahit

a). Menggambar 1/2 badan bagian muka (Ukuran : 70; 48; 26;38, 88; 40)

Keterangan gambar bagian muka

1. A – B = 70 cm = panjang kemeja

2. A – C = 22 cm = besar badan

3. A –A1 = 8 cm = besar kerah

4. E – E1 = 24 cm = lebar pundak

5. A – F = 8 cm = besar kerah

6. D – D1 = 23 cm = dada + 4 cm

7. C – C1 = B – B1 = 28 cm = besar badan + 6 cm

8. C – D = A – E = 4 cm = ketentuan

Gambar 22. Pola 1/2 badan bagian muka kemeja

Page 32: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

23 Teknik Menjahit

b). Menggambar badan bagian belakang (Ukuran : 70; 48; 26; 38; 88; 40)

Keterangan gambar badan bagian belakang

1. A – B = 76 cm = panjang kemeja muka + 6 cm

2. A – C = 28 cm = besar badan + 6 cm (ketentuan)

3. C – D = 4 cm = ketentuan

4. A – E = 4 cm = ketentuan

5. A – A1 = 8 cm = besar kerah

6. A – F = 2,5 cm = ketentuan

7. C – C1 = B – B1 = 28 cm = besar badan + 6 cm

8. C1 – C2 –D1 = 4 cm /kerongan badan belakang

9. E – E1 = 24 cm = pundak

Gambar 23. Pola ½ badan bagian belakang kemeja

Page 33: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

24 Teknik Menjahit

c). Menggambar badan bagian lengan

Keterangan badan bagian lengan

1. A – B = A1 – B1 = 26 cm panjang lengan

2. A – A1 = B – B1 = 22 cm = besar badan

3. A – A2 = A2 – A1 = 11 cm = x 22 cm

4. B1 – B2 = 17 cm (lebar ujung lengan)

d). Menggambar badan bagian kerah

Gambar 24. Pola 1/2 bagian lengan kemeja

Gambar 25. 1/2 bagian kerah kemeja.

Page 34: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

25 Teknik Menjahit

Keterangan badan bagian kerah

1. A – B = A1 – B1 = 25 cm

2. A – C = 20 cm = panjang kerah

3. A – A3 = 1 cm

4. A1 – A2 = 2 cm

5. A2 – A3 = 4 cm

6. C – D = 8 cm

7. D – D2 = 5 cm

Dihubungkan dari A2 ke D2 ke B1 ke C; dari C ke A3 melalui D.

d). Menggambar bagian saku

Keterangan gambar bagian saku

1. A – B = A1 – B1 = 6 cm = lebar saku

2. A – A1 = B – B1 = 14 cm = tinggi saku

3. A – A2 = 1 cm = untuk lancip saku

A

A

A

B

B1 1

2

Gambar 26. Pola bagian saku

kemeja.

Page 35: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

26 Teknik Menjahit

2). Membuat pola untuk celana

Bagian-bagian yang harus digambar

a). badan bagian muka

b). badan bagian belakang

c). bagian kantong samping

d). Bagian kantong belakang

e). Bagian penutup kantong

f ). Gulbi dan congot gulbi

g). Paspol

h). Tali ban (tali stock)

Cara-cara menggambar

a). Membuat garis as (garis patokan)

b). Menentukan titik-titik dasar

c). Menentukan perhitungan menurut rumus

d). Membuat garis-garis dasar

a). Menggambar ½ badan bagian muka

Contoh ukuran : 100, 68, 72, 90, 60, 26, 26

Gambar 27. Pola 1/2 badan bagian muka celana panjang

Page 36: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

27 Teknik Menjahit

Keterangan pola 1/2 badan bagian muka celana panjang

1. A – B = 100 cm = panjang celana

2. A – C = 27 cm = 1/3 x 68 + 4 /ketentuan = selangka

3. B – B1 = B – B2 = 12 cm = 1/2 lebar kaki -2:2

4. E – E1= E – E 2 = 12 cm = 1/2 lebar lutut -2:2

5. B – F= B1 – F1= B2 – F2 = 4 cm (lebar lipatan/sesuai keinginan)

6. C – D = C1 – D1 = C2 – D2 = 4 cm (ketentuan)

7. C1C3D1= 4 cm (ketentuan dibuat lengkungan)

8. A1 – A2 = 10 cm

9. A – A1= 7 cm

10. A – A2 = 10 cm

11. C – C1= C – C2 = 13 cm (1/2 x 60 – 4 : 2)

b). Menggambar 1/2 badan bagian belakang

Keterangan pola 1/2 badan bagian belakang:

1. A – B = 100 cm= panjang celana bagian belakang

2. A –C = 27 cm 1/3 x 68 + 4 cm (ketentuan) = selangka

3. E = 1/2 BC

4. F – B = 4 cm (lipatan)

5. C – D = 4 cm (ketentuan)

6. B – B 1= B – B2 = F – F1 = F – F2 = 14 cm = 1/2 kaki + 2 : 2

7. E – E1 = E – E2 = 14 cm = 1/2 lutut + 2 : 2

8. C – C1 = C – C2 = 17 cm = 1/2 paha + 4 : 2

• Dari titik B1 ke C1 melalui E1

• Dari titik C1 ke C2 melalui D1

• Dari titik B2 ke C2 melalui E2

• Dari titik C2 ke A2 melalui D2

• Dari titik A2 ke A1 melalui A

Gambar 28. Pola 1/2 badan bagian belakang celana panjang.

Page 37: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

28 Teknik Menjahit

9. D1 – D2= 17 cm = 1/2 pinggul – pinggul muka +2

10. A1A3 = 3 cm (ketentuan)

11. A2A4 = 10 cm (ketentuan)

12. A5A6 = 3 cm

13. A4A7 = 8 cm

14. A8A9 = 12 cm (lebar saku)

• Dari F1 dihubungkan ke C1 melalui E1

• Dari C1 dihubungkan ke A3 melalui D1 garis lengkung

• Dari F2 dihubungkan ke C2 melalui E2

• Dari C2 dihubungkan ke A2 melalui D2

• Dari A2 dihubungkan ke A3

c). Menggambar 1/2 kantong samping

Keterangan gambar 1/2 kantong samping

di atas:

A – B = A1 –B1= 30 cm (Panjang

kantong)

A – A1 := B – B1 = 16 cm (1/2 lebar

kantong)

A1 – C = 15 cm

A1 – A2 = 3 cm

d). Menggambar kantong belakang

Keterangan gambar pola kantong:

1. A – B = A1 B1 = 30 cm dalam kantong dibagi 2 = 15 cm

2. A – A1 = B – B1 = 14 cm = lebar kantong

3. A1C1 = C1D1 = D1B1 = 10 cm

4. AC = CD = DB = 10 cm

A2

A B

B1 C A1

Gambar 29. 1/2 kantong samping celana panjang

B1 D1 C1 A1

D C B A Gambar 30. Pola kantong belakang celana

panjang.

Page 38: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

29 Teknik Menjahit

e). Menggambar penutup kantong

Keterangan penutup kantong celana panjang:

1. A – B = 6 cm

2. A – C = 12 cm

3. A - A1 = B - B1 = C - C1= 6 cm

4. A1 - A2 = C1 - C2 = 1 1/2 cm

Bentuk gambar lapis ban

Gambar 32. Lapis ban celana panjang

f). Bentuk gambar gulbi

Gambar 33. Gulbi celana panjang

Keterangan gambar gulbi celana panjang

1. A – B = 26 cm = panjang gulbi

2. B – B1 = 5 cm = lebar gulbi

3. B – C = 20 cm

4. A – A1 = C – C1 = 2 cm

A

A2

A1

B

B1

C

C2

C1Gambar 31. Penutup kantong celana panjang.

A

B1 C1 A1

B C

A

A1

B

B1

Ketentuan gambar lapis ban

1. A – B = A1 - B1 = 44 cm

( 1/2 lingkar pinggang + 8 cm)

2. A - A1 = B - B1 = 1/2 3 cm (lebar ban) = 2 cm

Page 39: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

30 Teknik Menjahit

g). Bentuk gambar congot gulbi

Gambar 34. Congot gulbi celana panjang.

Keterangan gambar congot gulbi:

1. A – B = A1 – B1= 22 cm (panjang congot)

2. A – A1 = B – B1= 4 cm (lebar congot)

3. A1 – C = 5 cm

4. A2 – A3 = 1 cm

5. A2 = 1/2 A – A1

h). Menggambar tali ban

Keterangan tali ban:

1. A - B = A1 - B1 = 12 cm

2. A - A1 = B - B1 = 6 cm

3. Masing-masing = 3 cm

3. Membuat pola untuk rok

Bagian-bagian yang perlu digambar:

1. 1/2 Badan bagian muka.

2. 1/2 Badan bagian belakang.

3. Panjang ban.

A2 A3

A1 C B1

B A

A1

AB

B1

Gambar 35. Tali ban celana panjang

1

2

3

Gambar 36 . Sket rok.

Page 40: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

31 Teknik Menjahit

Contoh hasil pengukuran badan untuk rok:

1. 1 – 2 = 20 cm = Tinggi Pinggul

2. 1 – 3 = 60 cm = Panjang Rok

3. 1 – 1 = 70 cm = Besar Pinggang

4. 2 – 2 = 80 cm = Besar Pinggul

5. 3 – 3 = 96 cm = Besar Bawah

a). Menggambar 1/2 badan bagian muka rok

Keterangan gambar ½ bagian muka:

1. A – B = A1 – B 1= 60 cm = Panjang rok

2. A – C = 20 cm = Tinggi pinggul

3. A – A1= 18,5 cm = 1/4 pinggang + 1 cm

4. C – C1= 21 cm = 1/4 pinggul + 1 cm

5. B – B 1 = 23 cm = 1/4 serampat (besar bawah) + 1,5 cm

6. B1 – B2= 1 cm

7. A2 = 1/2 dari A-A1

8. A2 – A3 = 13 cm = panjang sekengan

A1

C1

A2 A3

A

B2 B1

BC

Gambar 37. Pola 1/2 bagian muka rok.

Page 41: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

32 Teknik Menjahit

b). Menggambar 1/2 Badan Bagian Belakang

Keterangan gambar ½ bagian belakang:

1. A – B = A1 – B 1= 60 cm = Panjang rok

2. A – C = A1 – C1 = 20 cm = Tinggi pinggul

3. A – A1 = 18,5 cm = pinggang + 1,5 cm

4. C – C1 = 21 cm = pinggul + 1 cm

5. B – B1 = 23 cm= serampat + 1,5 cm

6. B1 – B2 = 1 cm

7. A2 = dari A –A1

8. A2 – A3= 13 cm (panjang sekengan)

9. A4 = 20 atau 17,5 cm (Ritsleting belakang)

c). Panjang ban

Keterangan gambar 1/2 ban rok:

1. A - A1= B - B1= 3 1/2 lebar ban

2. A - B= A1 - B1= 37,5 cm = 1/2 pinggang + 2,5 cm

A1

C1

A2 A3

A

B2 B1

BC

A4

Gambar 38. Pola 1/2 bagian belakang rok.

A

A1

B

B1

Gambar 39. 1/2 ban rok.

Page 42: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

33 Teknik Menjahit

4). Memotong Kain

a). Memotong kain untuk kemeja:

• Lebar kain dilipat jadi 2, lipat sama panjang atau lebarnya (2 lapis).

• Menggambar bagian depan kanan.

• Menggambar bagian belakang.

• Menggambar lengan.

• Menggambar kerah.

• Menggambar saku.

Kain diletakkan di atas meja. Gunting kanan ke kiri menggunakan tangan kanan. Tangan kiri

dipakai untuk menekan/memegang bahan yang mau dipotong agar tidak bergerak.

Posisi gunting berjalan menurut garis pola yang telah digambar. Gunting selalu di atas kain.

b). Bagian-bagian yang perlu dipotong untuk sebuah celana

• Memotong badan bagian muka 2 potong

• Memotong badan bagian belakang 2 potong

• Memotong gulbi satu potong

• Memotong congot gulbi satu potong

• Memotong paspol kantong belakang 2 potong

• Memotong blegzel kantong samping 2 potong

• Memotong lapis ban satu potong

• Memotong kantong belakang menurut kebutuhan (satu potong untuk kantong satu,

dan dua potong kalau kantong dua)

• Memotong kantong samping 2 potong

c). Cara-cara memotong bagian-bagian sebuah celana

1. Mengatur kain dengan sebaik-baiknya yaitu

a. Apabila lebar kain 140 harus dilipat menurut panjang

b. Apabila lebar kain 90 harus dilipat menurut lebar

Page 43: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

34 Teknik Menjahit

2. Menggambar dari kanan ke kiri jadi pangkal kain disebelah kanan

3. Secara berurut lebih dahulu, muka kemudian belakang

4. Selalu adakan kontrol tentang ukuran-ukuran garis-garis, kain yang akan dipotong dan

yang belum dipotong

5. Tiap-tiap bagian yang akan dipotong harus dilipat sebaik-baiknya dan di letakkan di

tempat tertentu.

5). Menjahit

a). Menjahit kemeja

Urut-urutan teknik menjahit untuk sebuah kemeja

• Pasang saku bagian depan

• Menggandeng depan dan belakang pada pertemuan jahitan di atas pundak

• Menjahit lengan kanan kiri

• Menjahit kerah

• Memasang kerah dengan badan

• Menjahit serampat/lipatan

• Membuat lubang kancing

b). Menjahit Celana Panjang

Urut-urutan teknik menjahit untuk sebuah celana

• Membabar

• Menjahit pinggir-pinggir potongan bagian badan

Untuk badan bagian muka

• Menjahit gulbi dan menggandengnya pada badan bagian muka dan bagian kiri.

• Menjahit congot dan menggandengnya pada bagian muka bagian kanan.

• Menjahit kantong samping pada samping badan muka kanan dan kiri.

Untuk badan bagian belakang

• Menjahit sekengan kanan kiri.

• Menjahit kantong bagian belakang dengan paspol atau dengan tutup.

Page 44: Menjahit BW

Bab II - Teknik Menjahit

35 Teknik Menjahit

Untuk menggandeng

• Menggandeng samping badan muka dengan samping badan kanan kiri.

• Menjahit jadi kantong kanan kiri.

• Menjahit jadi kaki (paha) kanan kiri.

• Menggandeng selangka badan kanan kiri.

• Menjahit dan memasang lapis ban.

• Menjahit dan memasang tali ban.

• Menjahit serampat kanan kiri.

• Menjahit lubang kancing dan memasang kancing.

c). Menjahit Rok

Berikut urut-urutan dalam proses menjahit rok

• Menjahit sekengan (kupnat) muka dan belakang

• Menjahit saku samping

• Menjahit samping kanan kiri

• Menjahit ritsleting

• Menjahit ban

• Memasang ban dan tali sabuk

• Menjahit serampat (lipatan) dan pasang hak

5. Penyelesaian AkhirDalam menjahit, penyelesaian dapat berupa pemasangan asesoris maupun penyetrikaan

pakaian supaya rapi. Sebelum menyetrika, perhatikan kain atau bahan yang akan disetrika,

apakah bahan tersebut tahan panas atau tidak. Jika bahan yang disetrika tidak tahan panas,

maka panas setrika harus dikurangi atau berilah pelapis dengan kain katun yang tidak mudah

luntur.

Page 45: Menjahit BW
Page 46: Menjahit BW

37

BAB III

ANALISIS USAHA DAN PROSPEK PASAR

1. Analisis Usaha a. Usaha Rintisan

Berikut contoh analisis sederhana untuk rintisan usaha konveksi skala rumah

tangga.

Harga pokok produksi (HPP)

a. Benang Rp 500,00

b. Kain keras Rp 1.000,00

c. Kancing Rp 1.000,00

d. Penyelesaian Rp 2.000,00 +

Total HPP Rp 4.500,00

Harga jual untuk penjahitan kemeja per potongnya Rp 25.000,00.

Apabila dalam satu bulan dapat menyelesaikan minimal 30 potong pakaian

Page 47: Menjahit BW

Bab III - Analisis Usaha dan Prospek Pasar

38 Teknik Menjahit

maka:

Pendapatan bruto

= (Harga jual – HPP) x 30

= (Rp 25.000,00 – Rp 4.500,00) x 30 = Rp 615.000,00

Biaya perawatan mesin, jarum dll. Rp 50.000,00/bulan

sehingga pendapatan bersih dari usaha rintisan menjahit sebesar

= Rp 615.000,00 – Rp 50.000,00

= Rp 565.000,00

b. Usaha Profesional

Sebagai contoh usaha profesional, ambil contoh usaha jasa konveksi yang telah memiliki

pelanggan tetap. Dalam setiap hari usaha tersebut harus membuat 1 potong kemeja dan

1 potong celana panjang. Pada usaha tersebut mempekerjakan 1 tenaga khusus untuk

menjahit. Pengukuran badan, pembuatan pola, pemotongan kain dilakukan oleh pemilik

usaha tersebut. Maka analisis usaha sederhananya sebagai berikut.

Harga pokok produksi:

a. Benang Rp 1.000,00

b. Kain keras Rp 2.000,00

c. Kancing Rp 1.000,00

d. Hak Rp 500,00

e. Penyelesian Rp 3.000,00

f. Pekerja jait Rp 20.000,00 +

Jumlah HPP Rp 27.500,00

Harga jual 1 kemeja dan 1 celana panjang Rp 80.000,00

Pendapatan bruto per hari = Rp 80.000,00 – Rp 27.500,00 = Rp 52.500,00

Pendapatan 1 bulan dengan produksi 1 potong kemeja dan 1 celana panjang

= Rp 52.500,00 x 30 = Rp 1.575.000,00

Page 48: Menjahit BW

Bab III - Analisis Usaha dan Prospek Pasar

39 Teknik Menjahit

Beban operasional per bulan

a. Perawatan mesin jahit, jarum, dll Rp 50.000,00

b. Listrik Rp 30.000,00

c. Sewa lokasi (Rp 2.000.000,00/th) Rp 167.000,00 +

Total biaya beban bulanan Rp 247.000,00

Pendapatan bersih pemilik usaha = Rp 1.575.000,00 - Rp 247.000,00

= Rp 1.328.000,00

2. Prospek PasarSandang sebagai kebutuhan pokok manusia akan membuat kebutuhan akan sandang terus

meningkat seiring perkembangan penduduk dunia. Kemajuan zaman dan teknologi akan

menuntun manusia untuk menciptakan variasi-variasi baru dalam pakaian atau busana. Hal

ini akan mendorong tumbuhnya dunia usaha di bidang busana yang akhirnya akan membuka

peluang usaha yang sebesar-besarnya.

Page 49: Menjahit BW
Page 50: Menjahit BW

41

BAB IV

PEMANFAATAN LIMBAH

Kegiatan menjahit menghasilkan limbah berupa perca kain, sisa benang, jarum,

sisa kapur, dan kertas pola. Apa yang terpikir dari limbah perca ini? Apakah akan

dibuang begitu saja? Tidakkah terpikir bahwa kain-kain tersebut bisa menjadi

barang yang bermanfaat bahkan bisa menghasilkan uang. Limbah berupa

kain perca dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembutan souvenir, tas, keset,

dasi, taplak meja, sapu tangan dan lain-lain. Pemanfaatan perca bisa untuk

mempercantik kamar, ruang tamu atau di setiap sudut rumah, sedangkan sisa

kertas dapat didaur ulang menjadi kertas hias.

Berikut adalah contoh produk usaha yang telah memanfaatkan limbah konveksi

atau kain perca sebagai bahan baku utama

A. Tas

C.

Gambar 40. Tas dari kain perca. (http://

arupadatucolection.indonetwoork.co.id/

prod/60html)

Page 51: Menjahit BW

Bab IV - Pemanfaatan Limbah

42 Teknik Menjahit

B. Sarung Bantal Kursi

C. Bed Cover/Sprei

Gambar 41. Sarung bantal dari kain perca batik.

(http://www.trulyjogya.com/index.php?action=news.detail&cat)

Gambar 42. Bed cover dari kain perca.(http://indonesiabatikcorner.com/2009/12/14/bed-cover-in)

Page 52: Menjahit BW

43

Daftar Pustaka

• Anonim. 2002. World Summit on Sustainable Development. Background Information.

http://www.environment.gov.za/worldsummit/bground.htm (accesed on June 5,

2005)

• Anonim, 2006. Sekitar Tentang Textil: Ragam Serat. http://abikover.multiply.com/

journal/item.10

• Ali, M.B. 2006. From Rio to Johannesburg: Achievements and Failures in Sustainable Development. Comsats. Islamabad, Pakistan

• Anonim, 2008. JENIS-JENIS KAIN. http://mayhouse.multiply.com/journal/item/9/

JENIS_JENIS_KAIN

• Anonim, 2009. Jarum Mesin Jahit. http://mesinjahitku.blogspot.com/2009/06/

jarum.html

• Anonim, 2009. Keselamatan Kerja Dalam Menjahit. http://jarumjahitku.blogspot.

com/

• Haq, M., H.A. Khan, and H.A. Khan. 2006. Important Aspects of Sustainable Development based on Science and Technology. Comsats. Islamabad, Pakistan

• Khan, H.A. 2006. Road to Sustainable Development. Comsats. Islamabad, Pakistan

• McKeown, R. 2002. Progress has been made in Education for Sustainable Development. Applied Environmental Education and Communication. Vol: 1, no.1.

p. 21.

• Muhadi, 2009. Komunikasi Pribadi, November 2009

• Siddiqui, Z.H., N. Masud’ and Hasibullah. 2006. Education for Sustainable Development. Comsats, Islamabad, Pakistan

• Wancik, M.H. 2006. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Wanita. Buku 1 dan 2.

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Page 53: Menjahit BW

44

Glosarium

Ban : Bagian yang lurus mendatar di sebelah atas pinggang celana

atau rok, juga sebagai tempat memmasang ikat pinggang.

Gulbi : Tempat menempelnya ritsleting celana, letaknya di sebelah

kanan dan sebelah kiri bukaan ritsleting celana.

Kampuh : Lebar guntingan = Jarak menggunting dari garis pola. Bagian

pinggiran kain yang merupakan tempat untuk menggabungkan

kain yang satu dengan kain yang lain, lalu dijahit sesuai garis

pola atau rader.

Konveksi : Pakaian jadi yang dibuat tidak menurut ukuran khusus per-

orangan, tetapi menurut ukuran S,M,L.

Mesin zig-zag : Mesin jahit yang jalan jarum jahitnya bisa ke kanan lalu ke

kiri. Mesin ini bisa untuk border, bisa untuk membuat rumah

kancing dan bisa juga untuk mengelim zig-zag

Paspol : Bibir kantong yang terdaapat pada kantong belakang celana

atau kantong jas.

Sekengan kupnat : lipit pantas atau cubitan pada kain yang dijahit untuk mengikuti

bentuk badan seseorang.

Rader : roda kecil yang bergigi dan bergagang. Digunakan untuk

member tanda pada kain yang berada di sebelah bawahnya

dengan cara didorong dan ditekan agar member bekas.

Page 54: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

45 Teknik Menjahit

Lembar Kerja Peserta DidikEVALUASI I 1. Sebutkanlah alat-alat yang digunakan untuk menjahit?

2. Sebutkanlah bahan-bahan yang dipakai untuk menjahit berdasarkan asal bahan?

3. Jelaskanlah tata cara kerja yang harus diperhatikan dalam menggunakan alat dan bahan

menjahit yang aman?

4. Masing-masing peserta didik diminta untuk memasang jarum, memasang benang,

menyebutkan bagian-bagian mesin jahit dan teknik memperbaiki mesin jahit?

5. Peserta didik diminta memegang kain yang disediakan oleh tutor kemudian diminta

menjelaskan ciri-ciri masing-masing?

6. Apa saja yang dapat kita rasakan jika dalam memasang dan menggunakan alat jahit

mengikuti aturan?

7. Apakah saudara merasa nyaman dalam bekerja dengan penataan mesin jahit yang baik,

ada tempat sampah?

8. Bahan-bahan apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian atau busana?

9. Bahan-bahan layak pakai apa saja yang dapat dimanfaatkan dalam kaitannya proses jahit-

menjahit?

Pengenalan Alat dan Bahan

Mari kita coba membayangkan berada di tempat seorang penjahit yang akan membuat

sebuah pakaian. Apa yang kita lihat di sekeliling ruang dari seorang penjahit. Biasanya seorang

penjahit telah mempersiapkan meteran kain sebagai salah satu alat yang digunakan dalam

proses menjahit. Adakah bahan dan alat-alat lain yang diperlukan dalam proses menjahit

tersebut?

Cobalah mencari bahan dan alat-alat yang digunakan dalam proses menjahit. Sebutkan jenis

bahan atau alat-alat dalam kegiatan menjahit seperti pada gambar-gambar di bawah ini.

Page 55: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

46 Teknik Menjahit

http://www.e-dukasi.net/mapok/mp-fi les

Nama kegiatan : mengukur badan

Alat yang digunakan : ...........................................................

http://xpaper.net/mview.php%3FardD%3D2

Nama kegiatan : mencatat ukuran badan

Alat yang digunakan : ...........................................................

http://likaya2.wordpress.com/slmn.brwrn/

Nama kegiatan : membuat pola

Alat dan bahan yang digunakan :

…………………………………………….

Page 56: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

47 Teknik Menjahit

http://www.aliexpress.com/product-gs/263922301-

Tailoring-scissors-wholesalers.html

Nama kegiatan : memotong kain

Alat yang digunakan :

…………………………………………

http://smockingwithnannie.blogspot.com/2009/03/

alatan-menjahit_30.html

Nama kegiatan : membuat pola

Alat dan bahan yang digunakan :

…………………………………………..

http://digilib.unnes.ac.id/gsd

Nama kegiatan : menjahit kain

Alat dan bahan yang digunakan :

...........................................................

Page 57: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

48 Teknik Menjahit

http://laporankuliah.blogspot.com/2010/01

http://hutaberkah.indoetwork.co.id/prod/60

Nama kegiatan : penyelesaian pakaian

Alat dan bahan yang digunakan :

……………………………………………

Dalam proses menjahit untuk pembuatan pakaian diperlukan bahan dan alat seperti: kain,

kertas payung, buku besar, pensil, bolpen, penghapus, penggaris, kapur kain, meteran pakaian,

gunting, jarum, dan mesin jahit.

Page 58: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

49 Teknik Menjahit

http://www.crayonscraft.com/Kursus%20Sulam%20Payet.

html

Kegiatan : Memilih jenis bahan

Yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan untuk

pakaian antara lain:

…………………………………………..

http://indonetwork.co.id/CV-RZV/1101851

http://wintraco.indonetwork.co.id/317680

Kegiatan : menentukan jenis gunting

Yang perlu diperhatikan

...........................................................................................................

Kegiatan :memilih dan menentukan jarum mesin

Yang perlu diperhatikan:

...........................................................................................................

Page 59: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

50 Teknik Menjahit

http://smokingwithnanie.blogspot.com/2009

Kegiatan : Memilih jarum jahit tangan

Yang perlu diperhatikan

…………………………………………..

http://surabaya.detik.com/read/2009/12/22

http://www.mycottonbox.com/content/comp...1311.jpg

Apa yang perlu disediakan untuk mengamankan

jarum pentul pada saat kita menjahit :

...............................................................

Page 60: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

51 Teknik Menjahit

http://www.swaiklan.com/tag/janomel373

http://masakecildulu.wordpress.com/2009

http://jakartacity.olx.co.id/jual-1-mesin

http://serba-serbi.tokobagus.com/lain-lain

Kegiatan 1. memilih mesin jahit

1. Mesin jahit untuk rumah tangga dan industri.

2. Mesin jahit manual dan elektrik.

Kegiatan 2. Keselamatan kerja:

1. Aspek yang harus diperhatikan dalam menjaga

keselamatan kerja dalam menjahit.

Page 61: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

52 Teknik Menjahit

http://larismesin.blogspot.com/20090322archive.html

Kegiatan:

Apa yang harus diperhatikan dalam menggunakan

mesin obras?

Apakah perlu mesin obras dibutuhkan tutup agar

tidak berdebu? Mengapa?

http://sadewa-phootology.blogspot.com/2008/04/efek-

kertas-papirus-html

Kegiatan :

Memilih kertas untuk menggambar pola dari kertas-

kertas bekas yang masih layak pakai

Yang perlu diperhatikan:

...............................................................

PengukuranPeserta didik mencoba melakukan mengambil ukuran badan

untuk membuat pola dengan sesama teman.

1. Pengukuran untuk pembuatan kemeja

Kegiatan : Mengukur panjang badan/kemeja

Caranya : ......................................................................................

Hasil : .............. cm

99

Gambar 1. Kemeja tampak depan

87

34

5

6

1

2

10

Page 62: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

53 Teknik Menjahit

Kegiatan : Mengukur besar/lingkar badan

Caranya : .....................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur panjang/lingkar kerah

Caranya : ......................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur panjang lengan

Caranya : ......................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur lebar bahu

Caranya : ......................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur lebar dada

Caranya : ......................................................................................

Hasil : .............. cm

2. Pengukuran untuk pembuatan celana

Kegiatan : Mengukur panjang celana

Caranya : .............................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur besar selangka

Caranya : ...............................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur besar/lingkar pinggang

Caranya : ..............................................................................................

Hasil : .............. cm

Gambar 2. Sketsa celana

Page 63: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

54 Teknik Menjahit

Kegiatan : Mengukur besar/lingkar panggul (pantat)

Caranya : ..................................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur besar/lingkar paha

Caranya : ..................................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur besar/lingkar lutut

Caranya : ..................................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur besar/lingkar kaki (serampat)

Caranya : ..................................................................................................

Hasil : .............. cm

3. Pengukuran untuk pembuatan rok

Kegiatan : Mengukur lingkar /besar pinggang

Caranya : ................................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur tinggi panggul

Caranya : ................................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur besar pinggul

Caranya : ................................................................................................

Hasil : .............. cm

Kegiatan : Mengukur panjang rok

Caranya : ...............................................................................................

Hasil : .............. cm

Gambar 2. Pola rok tampak depan

Page 64: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

55 Teknik Menjahit

Kegiatan : Mengukur serampat (lingkar bawah rok)

Caranya : ................................................................................................

Hasil : .............. cm

Pembuatan PolaDari hasil pengukuran yang diperoleh oleh masing-masing peserta didik, diarahkan dan

dibimbing untuk melakukan pembuatan pola untuk masing-masing pakaian yang akan

dibuat. Peserta didik diberi tugas untuk menyiapkan kertas layak pakai misalnya (koran) untuk

membuat pola.

1). Pembuatan pola kemeja

Bagian-bagian kemeja yang harus digambar adalah :

1. ½ badan bagian ..................................................

2. ½ badan bagian...................................................

3. ½ badan bagian ..................................................

4. ½ badan bagian...................................................

5. ½ badan bagian ..................................................

Cara menggambar polanya : .......................................................

Gambar 1. Pola kemeja bagian muka

Page 65: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

56 Teknik Menjahit

Cara membuatnya: ..........................................................................

Cara membuatnya : ....................................................................

Gambar 2. Pola kemeja bagian belakang

Gambar 3. Pola bagian lengan

Page 66: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

57 Teknik Menjahit

Cara membuatnya : ........................................................................

Cara membuatnya : ..............................................................................

Gambar 4. Pola bagian kerah

Gambar 5. Pola bagian saku

A

A

A

B

B1 1

2

Page 67: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

58 Teknik Menjahit

2). Pembuatan Pola rok

Bagian yang perlu digambar adalah:

1. ½ badan bagian ..........................................

2. ½ badan bagian ..........................................

3. ½ bagian .........................................................

Cara membuatnya :.......................................................................

Cara membuatnya :..................................................................................

Gambar : Pola rok ½ bagian belakang

Gambar : Pola rok ½ bagian depan

A1

C1

A2 A3

A

B2 B1

BC

A4

A1

C1

A2 A3

A

B2 B1

BC

Page 68: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

59 Teknik Menjahit

Cara membuatnya :.............................................................................

3). Pembuatan pola celana

Bagian-bagian yang harus digambar adalah:

1. ½ badan bagian ...............................

2. ½ badan bagian ...............................

3. ½ bagian kantong............................

4. ......................................................................

5. ......................................................................

6. ......................................................................

Cara membuatnya :.......................................................................

Gambar : Pola rok ½ban

Gambar 1. Pola ½ badan bagian muka

A

A1

B

B1

Page 69: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

60 Teknik Menjahit

Cara membuatnya :........................................................................

Cara membuatnya :............................................................................

Gambar 2. Pola ½ badan bagian belakang

Gambar 3. Pola ½ kantong samping

A2

A B

B1 C A1

Page 70: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

61 Teknik Menjahit

Cara membuatnya :...........................................................................

Cara membuatnya :............................................................................

Gambar 4. Pola kantong belakang

Gambar 5. Pola tutup kantong

B1 D1 C1 A1

D C B A

A

A2

A1

B

B1

C

C2

C1

Page 71: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

62 Teknik Menjahit

Gambar 6. Pola lapis ban

Cara membuatnya :................................................................................

Gambar 6. Pola bentuk Gulbi

Cara membuatnya :..................................................................

AA1 B1

B

A

B1 C1 A1

B C

Page 72: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

63 Teknik Menjahit

Gambar 6. Pola Congot Gulbi

Cara membuatnya :.........................................................................

Gambar 6. Pola tali ban

Cara membuatnya :..................................................................

A2 A3

A1 C B1

B A

A1

AB

B1

Page 73: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

64 Teknik Menjahit

• Mengapa perlu membuat pola sebelum menjahit pakaian?

• Pemotongan Kain

1. Tutor memberi tugas kepada peserta didik untuk praktik memotong kain.

2. Mengapa pemotongan kain dalam memberikan nilai estetika dan keserasian pakaian

sangatlah penting?

3. Apakah yang perlu disiapkan ketika akan memotong kain sebelum menjahit supaya tidak

boros kain, dan efi sien waktu?

4. Bagaimana cara memotong kain yang tepat dan benar dan menjamin keselamatan

kerja?

• Menjahit

1. Apakah ada petunjuk kerja tata cara menjahit pada tempat belajar Saudara? Apa arti

pentingnya?

2. Peserta didik dibimbing untuk mencoba dan menjahit kemeja, celana panjang, rok, sampai

fi nishing (penyelesaian).

3. Peserta didik dikelompokkan kemudian masing-masing kelompok memberikan penilaian

terhadap hasil jahitan kelompok lain dengan bimbingan tutor (yang dinilai adalah

kerapian, ketepatan waktu, dan ketepatan ukuran dan pengaruhnya terhadap harga jika

dipasarkan)

4. Apakah Saudara pernah melihat seorang yang mengalami kecelakaan ketika menjahit?

Mengapa?

• Analisis ekonomi

Tugas

1. Peserta didik diberi tugas untuk menyusun analisis usaha dari hasil kegiatan menjahitnya

dibacakan dan didiskusikan dengan teman-temannya

2. Peserta didik diberi tugas untuk melakukan wawancara pada pengusaha jahitan/konveksi

terkait dengan usaha, dan kiat-kiatnya dalam mengelola usaha. Kemudian mereka diminta

menyampaikan hasilnya dalam bentuk laporan, kemudian didiskusikan bersama tutor.

Page 74: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

65 Teknik Menjahit

EVALUASI II Soal 1

Pak Yanto memulai usaha menjahit dengan menggunakan 1 unit mesin jahit. Biaya produksi

Pak Yanto adalah sebagai berikut:

Benang Rp 400,00

Kain keras Rp 1.000,00

Kancing Rp 1.000,00

Penyelesaian Rp 2.000,00

Harga jual untuk penjahitan kemeja per potongnya Rp 30.000,00

Dalam sebulan dapat menyelesaikan 50 potong, biaya perawatan mesin, jarum dan lain-lain

Rp 50.000,00/bulan, berapa penghasilan bersih Pak Yanto dalam sebulan?

Soal 2

Bu Fulanah, seorang pengusaha sukses dalam usaha konveksi. Setiap hari usahanya mampu

menyelesaikan 60 potong kemeja dan 60 potong celana panjang. Pada usaha tersebut

mempekerjakan 1 tenaga khusus untuk menjahit. Pengukuran badan, pembuatan pola,

pemotongan kain dilakukan oleh pemilik usaha tersebut. Harga pokok produksinya adalah

sebagai berikut.

Benang Rp 1.000,00

Kain keras Rp 2.000,00

Kancing Rp 1.000,00

Hak Rp 500,00

Penyelesian Rp 3.000,00

Pekerja jahit, Rp 20.000,00 dan

Harga jual 1 kemeja dan 1 celana panjang Rp 80.000,00

Beban operasional per bulan adalah :

Perawatan mesin jahit, jarum, dll Rp 50.000,00

Listrik Rp 30.000,00

Sewa lokasi (Rp 2.000.000,00/th), Rp 167.000.00

Berapa keuntungan bersih Bu Fulanah setiap bulan?

Page 75: Menjahit BW

Lembar Kerja Peserta Didik

66 Teknik Menjahit

Page 76: Menjahit BW
Page 77: Menjahit BW
Page 78: Menjahit BW

iii

Daftar Isi

KATA SAMBUTAN ~ III

KATA PENGANTAR ~ V

BAB I - PENDAHULUAN ~ 1

1.1 Latar Belakang ~

1.2 Peran Pengembangan Berkelanjutan dalam Mengatasi Masalah Dunia ~ 3

1.3 Peran dan Arti Penting Pendidikan Untuk Pengembangan Berkelanjutan ~ 5

BAB II - PENGENALAN ALAT DAN BAHAN MENJAHIT ~ 9

BAB III - PENGUKURAN BADAN ~ 13

BAB IV - PEMBUATAN POLA ~ 17

BAB V - PEMOTONGAN KAIN ~ 21

BAB VI - PENJAHITAN ~ 25

BAB VII - FINISHING DAN PEMANFAATAN LIMBAH ~ 29

DAFTAR PUSTAKA ~ 32

Page 79: Menjahit BW

1

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar BelakangPembangunan yang dilakukan oleh manusia setelah sekian lama sejak adanya

peradaban di bumi ini ternyata justru mengarah kepada ketidakstabilan.

Revolusi industri yang dimulai dari Eropa pada awal abad ke-20 mengakibatkan

meningkatnya kerusakan di dunia ini. Adapun kerusakan yang terjadi dapat dilihat

dalam contoh di bawah ini.

a. Meningkatnya Angka Kemiskinan

Meskipun negara-negara di dunia terutama negara-negara maju menyatakan

perang terhadap kemiskinan, tetapi data yang ada menunjukkan bahwa

seperempat dari penduduk dunia masih mengalami kemiskinan. Sekitar 1,3

milyar penduduk dunia hidup dengan penghasilan di bawah US$ 1 (sekitar Rp

9.500,00) per hari dan sekitar 160 juta anak-anak masih menderita kelaparan

dan kekurangan gizi. Selanjutnya, jurang pemisah antara orang kaya dan

miskin juga semakin lebar. Data pada tahun 2002 menunjukkan bahwa orang

terkaya di dunia yang berjumlah sekitar 1% dari penduduk dunia mempunyai

penghasilan sama dengan 57% dari penghasilan orang miskin dunia.

Berdasarkan data dari PBB, kekayaan 3 orang terkaya di dunia sama dengan

penghasilan kotor dari 43 negara miskin di dunia bila dikumpulkan.

Page 80: Menjahit BW

2 Teknik Menjahi

Bab I - Pendahuluan

b. Punahnya Jenis-jenis Makhluk Hidup

E.O. Wilson, seorang peneliti dari Universitas Harvard dari Amerika Serikat melaporkan bahwa

setidaknya ada satu jenis makhluk hidup yang punah dalam 20 menit akibat tingkah laku

manusia. Data yang ada sekarang menunjukkan bahwa sekitar 20.000 sampai 100.000 jenis

dalam setahun mengalami kepunahan yang permanen dari muka bumi bahkan banyak

diantaranya yang punah sebelum sempat ditemukan dan diteliti oleh para ilmuwan.

Sebagian besar dari kepunahan tersebut diakibatkan oleh kehilangan tempat hidupnya

(habitatnya) seperti kerusakan hutan yang menjadi tempat hidup banyak jenis makhluk

hidup.

c. Hilangnya Hutan-Hutan

Kehilangan hutan-hutan di dunia sekarang ini sangat cepat. Sekitar 13,7 juta hektar hutan

di dunia ditebang per tahun. Luas tersebut sama dengan luas negara Nepal yang terletak di

utara India. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pengawasan dan aturan dari negara-negara di

dunia terutama negara-negara berkembang.

d. Pemanasan Global

Pemanasan global adalah meningkatnya suhu di bumi karena panas dari matahari yang mestinya

dipantulkan ke luar angkasa oleh permukaan bumi ternyata tidak bisa keluar dari bumi karena

terhalang oleh lapisan gas terutama karbon dioksida. Karbon dioksida tersebut kebanyakan

dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang berasal dari minyak bumi, seperti minyak tanah,

bensin, dan solar. Laju pemanasan global adalah sebesar 0,44°C. Dengan demikian, kalau tidak ada

usaha untuk menurunkan produksi karbon dioksida dan melakukan efi siensi penggunaan energi

maka dalam 10 tahun suhu di bumi kita akan naik 4,4°C. Dengan kenaikan suhu tersebut akan

sangat berpengaruh terhadap produktivitas pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan.

Dengan demikian, akan mengancam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

e. Konsumsi Berlebihan

Cara hidup manusia sangat berpengaruh terhadap lingkungan, seperti cara melakukan perjalanan,

menggunakan makanan, membuang sampah, menggunakan energi. Kesemuanya itu sangat

menentukan kualitas dari lingkungan tempat tinggal. Konsumsi energi dalam sepuluh tahun

Page 81: Menjahit BW

3 Teknik Menjahit

Bab I - Pendahuluan

terkhir di negara-negara Amerika Utara meningkat 16%, Amerika Selatan meningkat 35% serta

di Timur Tengah dan Afrika Utara meningkat 58%. Dalam tahun tersebut terjadi pula peningkatan

jumlah perjalanan penduduk dunia menjadi dua kali lipat dari sebelumnya. Selanjutnya, terjadi

pula peningkatan jumlah produksi dan pembelian kendaraan bermotor. Dengan demikian,

terjadi konsumsi energi yang berlebih yang mengakibatkan pemborosan pemakaian energi

terutama yang berasal dari minyak bumi. Belum lagi terjadinya sampah akibat aktivitas yang

ditimbulkan, seperti sampah dari wisatawan sampai dengan sampah dari bekas kendaraan dan

suku cadangnya.

f. Penurunan Tingkat Kesehatan

Kesehatan penduduk sangat menentukan kualitas dari suatu bangsa. Usia harapan hidup dari

penduduk Zimbabwe sebelum wabah HIV-AIDS adalah 65 tahun, tetapi pada saat wabah menjadi

44 tahun dan diramalkan apabila tidak ada tindakan yang nyata, diperkirakan akan menjadi tinggal

39 tahun pada tahun 2010. Kalau masalah kesehatan tidak mendapat penanganan yang serius

akan mengakibatkan peningkatan problem pada sektor yang lain, seperti penurunan tingkat

pendidikan dan peningkatan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan.

1.2. Peran Pengembangan Berkelanjutan dalam Mengatasi Masalah Dunia

Untuk mengatasi persoalan-persoalan di atas perlu adanya langkah-langkah yang harus

ditempuh oleh pemerintah, masyarakat, dan perseorangan baik di tingkat keluarga, lokal (desa,

kecamatan), regional (kabupaten, provinsi), nasional (negara) dan internasional (antarnegara).

Dalam pelaksanaannya harus mengedepankan kerja sama antarsemua pihak yang terlibat, baik

di dalam bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan pada semua tingkatan. Beberapa contoh

pelaksanaan adalah sebagai berikut.

a. Air

Air merupakan sumber kehidupan. Ketersediaan air sangat menentukan kualitas dari

kehidupan. Kalau air tersedia dalam kondisi bersih dan sehat maka manusia dan organisme

lain akan hidup dengan kecukupan agar dapat melangsungkan kehidupannya. Dengan

demikian, diperlukan keseimbangan antara kebutuhan akan air dengan ketersedian air.

Untuk mencapai keseimbangan tersebut perlu melakukan efi siensi dalam penggunaannya

Page 82: Menjahit BW

4 Teknik Menjahi

Bab I - Pendahuluan

dan menyimpan sumber-sumber air. Cara yang digunakan untuk melakukan efi siensi adalah

dengan penggunaan kembali, mendaur ulang, dan mengurangi pemakaian (re-use, re-cycle

dan reduce). Dengan daur ulang, industri bisa mengurangi pemakaian air sampai lebih dari

50% dan dengan penggunaan kembali, sektor pertanian bisa mengurangi pemakaian air

sampai 36%.

b. Energi

Energi dibutuhkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sekarang ini, energi

memegang peranan penting dalam sektor industri. Data menunjukkan bahwa dengan

peningkatan populasi global maka akan meningkat pula pemakaian energi sekitar 2% per

tahun. Untuk mengatasi krisis energi diperlukan efi siensi dalam penggunaannya dan mencari

alternatif sumber energi. Cara hidup sehari-hari seperti penggunaan listrik untuk penerangan,

dan kebutuhan rumah tangga adalah memegang peranan penting dalam melakukan

efi siensi pengurangan energi. Penggunaan sarana transportasi umum akan pula mengurangi

pemakaian energi. Pencarian alternatif energi seperti energi angin, surya, biogas dari kotoran

ternak dan limbah organik (sayuran, limbah dari pabrik tahu dan tempe), biodiesel dari jarak,

sawit, jagung dan mikroalgae serta bio-etanol dari ketela, limbah sawit dan mikroalgae

menjadi sangat penting untuk menjamin ketersediaan energi di masa depan.

c. Kesehatan

Masalah kesehatan adalah masalah keberlangsungan hidup dari manusia. Bagaimana mereka

dapat bekerja, belajar dan melakukan aktivitas harian bila mereka sakit. Masalah kesehatan

juga sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan dan kemiskinan. Rendahnya

pendidikan juga akan mengakibatkan rendahnya kesadaran untuk hidup sehat. Tingginya

angka kemiskinan juga akan mengurangi mereka untuk mendapatkan kesempatan

mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk itu, diperlukan kesadaran dari semua pihak terkait,

seperti pemerintah, masyarakat, industri dari semua tingkatan untuk berkerja bersama-sama

mengatasi problem kesehatan. Pemerintah menentukan regulasi, industri menyediakan dana,

dan masyarakat memberikan keterlibatan tenaga dan pikirannya untuk meningkatkan derajat

kesehatan penduduk suatu daerah. Disamping itu, keterlibatan dari lembaga pendidikan dan

penelitian sangat diperlukan untuk meningkatkan metode dan strategi dalam mengatasi

masalah kesehatan dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat.

Page 83: Menjahit BW

5 Teknik Menjahit

Bab I - Pendahuluan

d. Pangan

Ketersediaan pangan bagi penduduk dunia merupakan sesuatu yang sangat mendasar.

Untuk menyediakan pangan bagi penduduk dunia diperlukan strategi tepat dalam produksi

pertanian dan pencarian sumber alternatif pangan. Disamping itu, rantai pemasaran dan

distribusi juga memegang peranan penting. Kehancuran sektor pertanian akan mengancam

ketersediaan pangan bagi kehidupan manusia di muka bumi.

1.3. Peran dan Arti Penting Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan

a. Defi nisi Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan

Pendidikan memegang peranan utama dalam mencapai keberlanjutan sehingga antara

pendidikan dan keberlanjutan merupakan suatu sinergi yang tidak boleh dipisahkan.

Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan pada dasarnya adalah sebuah nilai dengan

tanggung jawab sebagai pusatnya. Tanggung jawab kepada yang lain termasuk pada kondisi

sekarang dan masa mendatang, pada perbedaan dan keanekaragaman, lingkungan, dan

sumber daya di planet yang kita tinggali.

Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan memberikan masyarakat pengetahuan dan

kecakapan untuk pembelajaran seumur hidup serta untuk membantu mereka mendapatkan

solusi baru dalam mengatasi masalah ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan pendidikan

akan memberikan kita pengertian dan pemahaman bahwa manusia sebagai ras dan

mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lingkungan alam dan sosial di tempat mereka

tinggal. Dengan demikian, Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan bertujuan untuk

membawa manusia untuk mengadopsi sikap dan tingkah laku yang memberikan kehidupan

yang lebih komplit.

Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan adalah merupakan investasi bagi masa depan

kita yang bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya yang tepat untuk keberlanjutan

kehidupan di dunia ini (Anonim, 2002).

Page 84: Menjahit BW

6 Teknik Menjahi

Bab I - Pendahuluan

Kita harus membedakan antara pendidikan untuk (for) dan tentang (about). Pendidikan

tentang (about) pengembangan berkelanjutan pada dasarnya hanya untuk meningkatkan

kesadaran dan diskusi. Sementara pendidikan untuk (for) pengembangan berkelanjutan

adalah penggunaan pendidikan sebagai alat atau metode untuk mencapai keberlanjutan

kehidupan kita (McKeown, 2000).

b. Sejarah

Istilah pengembangan berkelanjutan pertama kali disampaikan pada sidang umum PBB tahun

1987. Pada tahun 1987 sampai dengan tahun 1992 istilah tersebut mengalami kematangan

dan dimasukkan dalam 40 bab dalam agenda 21. Pada bab 36 dalam agenda 21 diyatakan

bahwa perlu adanya pendidikan, kesadaran masyarakat, dan pelatihan untuk mempromosikan

pengembangan berkelanjutan. Pada kurun waktu tersebut implementasi dari konsep

tersebut masih belum berjalan dengan baik. Penyebab utamanya adalah isi dari konsep

tersebut masih banyak dikembangan oleh pemerintah dan organisasi besar di dunia, tetapi

peran pendidik masih belum ada untuk menyampaikan konsep tersebut. Pertemuan tingkat

dunia (World Summit on Sustainable Development) tahun 2002 tentang pengembangan

berkelanjutan di Johannesburg Afrika Selatan memutuskan untuk memberikan peran utama

pada pendidikan untuk mencapai keberlanjutan. Selanjutnya, pada tahun 2005 PBB melepas

secara perdana dekade Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan/Decade of Education for Sustainable Development (2005-2014). Sebagai organisasi yang bertanggung jawab atas

suksesnya dekade tersebut adalah UNESCO (United Nation Education Scientifi c and Cultural Organization)/organisasi perserikatan bangsa-bangsa untuk pendidikan dan kebudayaan.

c. Orientasi Pendidikan

Orientasi pendidikan perlu diperbaiki terutama penanaman nilai, prinsip dan kecakapan

yang berhubungan dengan keberlanjutan. Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan

mempunyai visi untuk mengintegrasikan antara aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial

sehingga dibutuhkan pengetahuan untuk mengajar dan belajar serta memberikan petunjuk

dan motivasi kepada masyarakat dengan berpartisipasi secara aktif untuk mencapai

keberlanjutan.

Pendidikan tidak harus melalui pendidikan formal, tetapi juga dapat melalui pendidikan

nonformal dan informal sehingga dapat menyentuh semua tingkatan dalam masyarakat dan

Page 85: Menjahit BW

7 Teknik Menjahit

Bab I - Pendahuluan

menjamin keberlanjutan generasi masa depan (Brundlant Commission, 1987). Ketiga jenis

pendidikan tersebut harus saling mengisi baik dengan pihak yang terkait maupun dengan

pelaku pendidikan tersebut.

Penanaman kesadaran dan pemahaman kepada masyarakat tentang pengembangan

berkelanjutan menjadi salah satu strategi lain disamping melalui pelatihan-pelatihan.

Penanaman kesadaran dan training adalah metode yang dilakukan melalui pendidikan

nonformal dan informal serta melengkapi metode yang dipakai oleh ketiga jenis pendidikan

tersebut.

Page 86: Menjahit BW
Page 87: Menjahit BW

9

Waktu: 2 x 120 menit

1. Mengetahui dan memahami tentang alat untuk menjahit.

2. Mengetahui dan memahami jenis dan fungsi alat menjahit.

3. Mengetahui dan memahami bahan untuk menjahit.

4. Mengetahui dan memahami jenis dan sifat-sifat bahan yang akan dijahit.

1. Dalam kegiatan menjahit diperlukan alat-alat dan bahan untuk membuat

selembar kain menjadi sebuah pakaian. Alat-alat tersebut beragam jenis,

bentuk dan ukurannya serta masing-masing alat mempunyai fungsi yang

berbeda-beda. Demikian juga bahan atau kain yang akan dijahit.

BAB II

Pengenalan Alat dan Bahan Menjahit

Page 88: Menjahit BW

10 Teknik Menjahit

Bab II - Pengenalan Alat dan Bahan Menjahit

2. Adanya berbagai jenis, bentuk, ukuran, fungsi dan ciri dari alat-alat serta bahan tersebut

terkadang kurang disadari dan diperhatikan, sehingga bisa menyebabkan tidak sesuainya

pakaian yang dihasilkan. Untuk itu perlu diberikan pengetahuan kepada peserta didik melalui

tutor tentang alat-alat dan bahan yang diperlukan dan digunakan dalam proses menjahit

pakaian.

1. Curah pendapat

2. Ceramah

3. Demonstrasi

4. Tanya jawab

1. Papan tulis

2. OHP/LCD

3. Spidol/kapur

4. Alat-alat jahit (jarum, gunting, mitline, rader dll.)

5. Kain (beberapa contoh kain)

1. Tutor menyapa peserta (ice breaking) untuk mencairkan suasana.

2. Tutor membuka pertemuan dengan mengajukan pertanyaan tentang:

a. Apakah yang diketahui peserta didik tentang alat dan bahan untuk menjahit?

b. Apakah yang diketahui peserta didik tentang jenis dan bagaimana cara penggunaan dari

alat dan bahan tersebut?

Page 89: Menjahit BW

11 Teknik Menjahit

Bab II - Pengenalan Alat dan Bahan Menjahit

3. Mengajak peserta didik membayangkan dirinya menjadi seorang penjahit kemudian peserta

didik diarahkan mengisi lembar latihan untuk mengetahui berbagai jenis alat dan bahan

yang digunakan dalam kegiatan seorang penjahit.

4. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang alat dan bahan

menjahit, meminta peserta didik mengisi titik-titik yang menyertai setiap gambar tentang

alat dan bahan untuk menjahit. Berdasarkan gambar dan pengalaman peserta didik, tutor

melakukan tanya jawab untuk mengarahkan mereka agar memahami tentang alat dan bahan

untuk menjahit berdasarkan jenis dan fungsinya.

5. Tutor juga memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk dapat menggunakan bahan-

bahan layak pakai misalnya koran bekas, kertas bekas pembungkus kado dan lain-lain untuk

membuat pola sehingga dapat menekan biaya produksi lebih rendah di samping efi siensi

waktu dan membantu kebersihan lingkungan.

6. Tutor memberikan pengarahan tentang keterkaitan alat dan bahan untuk menjahit khususnya

mesin jahit dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan keselamatan kerja.

7. Tutor menjelaskan secara rinci mengenai keselamatan kerja terkait dengan posisi duduk,

pakaian yang tidak mengganggu kerja, dan pengaturan tempat alat yang tepat agar waktu,

tenaga dan biaya menjadi lebih efi sien.

8. Tutor menjelaskan kepada peserta didik tentang pentingnya menggunakan alat dengan benar

misalnya jarum, gunting, jarum pentul, benang, instalasi listrik dan efi siensi penggunaannya

serta menempatkan alat pada tempat yang aman bagi anak kecil, pekerja, dan lingkungan.

9. Pada akhir kegiatan tutor memberikan evaluasi kepada peserta didik berupa ujian tulis, lisan

dan praktik, tugas mandiri, dan dibahas pada pertemuan yang akan datang. Tutor menyediakan

bahan untuk mengevaluasi sejauh mana peserta didik dapat membedakan sifat-sifat bahan

kain dari sutra, katun dan sintetis.

Page 90: Menjahit BW
Page 91: Menjahit BW

13

Waktu: 3 x 120 menit

1. Mengetahui dan memahami tentang pengukuran dan jenis pengukuran

dalam pembuatan pakaian.

2. Mengetahui dan memahami bagian-bagian tubuh yang akan diukur.

3. Mengetahui dan memahami cara melakukan pengukuran bagian-bagian

tubuh.

4. Mengetahui dan memahami alat-alat yang digunakan dalam pengukuran.

1. Pengukuran merupakan bagian yang terpenting dalam pembuatan pakaian.

Pengukuran yang benar dan tepat akan menghasilkan pakaian yang nyaman

dan enak dipakai. Pengukuran dapat dilakukan sesuai dengan jenis pakaian

BAB III

Pengukuran Badan

Page 92: Menjahit BW

14 Teknik Menjahit

Bab III - Pengukuran Badan

yang akan dibuat seperti kemeja, celana, rok, dan sebagainya.

2. Adanya ukuran tubuh yang berbeda-beda dan jenis pakaian yang akan dibuat maka tutor

perlu membekali peserta didik tentang cara-cara melakukan pengukuran yang tepat dan

benar untuk pembuatan pakaian sesuai kebutuhannya (kemeja, rok, celana panjang, dan

lain-lain) .

1. Curah pendapat

2. Ceramah

3. Praktik

4. Tanya jawab

1. Buku

2. Pensil atau ballpaint (bolpen)

3. Penghapus

4. Mitline/meteran pakaian

5. OHP/LCD

1. Tutor menyapa peserta (ice breaking) untuk mencairkan suasana.

2. Tutor membuka dan memulai kegiatan dengan mengajukan beberapa pertanyaan:

a. Apakah yang perlu diukur bila membuat pakaian (kemeja, rok, celana)?

b. Bagaimana cara mengukur bagian-bagian tersebut?

Page 93: Menjahit BW

15 Teknik Menjahit

Bab III -Pengukuran Badan

3. Berdasarkan gambar-gambar dan diperkuat dengan pengalaman maupun pengetahuan

peserta didik, mereka dibimbing untuk mengisi titik-titik pada lembar latihan. Dengan arahan

tutor, peserta didik diajak untuk memahami berbagai macam pengukuran bagian tubuh

yang diperlukan dalam membuat pola pakaian.

4. Dengan melakukan tanya jawab, peserta didik diarahkan agar menyadari pentingnya cara

mengukur bagian tubuh dengan tepat dan benar dan manfaatnya dalam pembuatan pola

pakaian.

5. Pada akhir kegiatan tutor mengajak peserta didik menyimpulkan keterkaitan berbagai

ukuran bagian tubuh dengan bentuk pola yang akan dibuat dan kenyamanan pakaian yang

dihasilkan.

6. Tutor juga mengevaluasi peserta didik dengan cara menugaskan untuk melakukan pengukuran

badan sesama teman secara berpasangan dengan mengikuti kaidah kesopanan.

Page 94: Menjahit BW
Page 95: Menjahit BW

17

Waktu: 6 X 120 menit

1. Mengetahui dan memahami cara membuat pola berbagai jenis pakaian.

2. Mengetahui dan memahami alat-alat dan bahan yang digunakan dalam

pembuatan pola pakaian.

1. Pola pakaian adalah salinan ukuran dari pakaian yang akan digunakan pada

saat memotong bahan/kain. Berbagai bentuk pola harus dibuat terlebih

dahulu seperti pola badan muka, badan belakang, lengan, kerah dan lain-lain

untuk memudahkan dalam mengatur kain yang akan dipotong sehingga akan

diperoleh potongan pakaian sesuai dengan ukuran dan jumlah bahan/kain

yang tersedia.

BAB IV

Pembuatan Pola

Page 96: Menjahit BW

18 Teknik Menjahit

Bab IV -Pembuatan Pola

2. Adanya bermacam-macam pola sesuai dengan jenis pakaian yang akan dibuat, maka perlu

memberikan pengetahuan kepada peserta didik melalui tutor tentang cara pembuatan

berbagai pola pakaian dari ukuran badan yang ada.

1. Curah pendapat

2. Ceramah

3. Praktik

4. Tanya jawab

1. Mitline

2. Penggaris

3. Penghapus

4. Kapur warna, bolpen, buku tulis

5. Kertas pola (kertas payung, koran bekas, kertas bekas kado, dan lain-lain)

6. Skala

7. Kertas karbon

8. Rader

1. Tutor menyapa peserta (ice breaking) untuk mencairkan suasana.

2. Tutor membuka dan memulai kegiatan dengan mengajukan beberapa pertanyaan:

a. Apa yang peserta didik ketahui tentang pola pakaian?

b. Bagaimana cara membuat pola pakaian?

3. Berdasarkan ukuran yang ada dan pengalaman peserta didik, tutor membimbing untuk

menerapkan ukuran tersebut menjadi sebuah pola pakaian. Berdasarkan kegiatan-kegiatan

Page 97: Menjahit BW

19 Teknik Menjahit

Bab IV -Pembuatan Pola

tersebut peserta didik diharapkan dapat memahami bahwa pola pakaian tersebut akan

menentukan bentuk dan ukuran serta kenyamanan pakaian yang akan dihasilkan.

4. Melalui tutor, peserta didik dibimbing untuk mencoba dan melengkapi berbagai ukuran

bagian tubuh untuk berbagai pola (kemeja, celana, rok dan lain-lain) dan diarahkan agar

dapat memahami pembuatan pola pakaian yang diinginkan.

5. Pada akhir kegiatan, tutor menyimpulkan perbedaan ukuran dan pola pakaian yang akan

dibuat dan keterkaitannya dengan aspek kehidupan sosial budaya dan lingkungan.

Page 98: Menjahit BW
Page 99: Menjahit BW

21

Waktu: 4 X 120 menit

1. Mengetahui dan memahami jenis dan corak kain atau bahan pakaian.

2. Mengetahui dan memahami cara memotong kain dengan pola sesuai dengan

jenis pakaian yang akan dibuat.

1. Jenis dan corak bahan pakaian akan mempengaruhi kesan tubuh si pemakai

pakaian tersebut, seperti corak garis lurus akan memberi kesan merampingkan

sedangkan garis melingkar akan memberi kesan memperbesar atau menjadikan

pemakai pakaian terlihat gemuk. Demikian pula untuk corak atau motif kecil

yang akan merampingkan dan corak yang besar akan menggemukkan si

pemakai pakaian tersebut.

BAB V

Pemotongan Kain

Page 100: Menjahit BW

22 Teknik Menjahit

Bab V -Pemotongan Kain

2. Adanya corak yang bervariasi tersebut dan ukuran kain yang berbeda-beda maka tutor perlu

memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang cara memotong kain sesuai dengan

corak dan ukuran yang ada sesuai dengan pola yang tersedia sehingga dapat dihasilkan

sebuah pakaian yang sesuai dengan ukuran pemakainya.

1. Curah pendapat

2. Praktik

3. Tanya jawab

1. Gunting

2. Jarum pentul

3. Kapur warna

4. Kertas karbon

5. Rader

6. Meja

7. Kain/bahan pakaian

8. Pola

1. Tutor menyapa peserta (ice breaking) untuk mencairkan suasana.

2. Tutor membuka dan mengawali kegiatan dengan mengajukan beberapa pertanyaan

tentang:

a. Jenis dan corak kain yang telah diketahui oleh peserta didik?

b. Berapa ukuran kain yang harus disediakan/dibeli untuk membuat pakaian (kemeja, rok,

celana)?

Page 101: Menjahit BW

23 Teknik Menjahit

Bab V -Pemotongan Kain

c. Berapa ukuran kain khususnya lebar kain yang ada di pasaran/dijual?

d. Berapa jumlah kain yang dipotong untuk masing-masing pola yang ada?

3. Berdasarkan pola yang ada, melalui tutor peserta didik dibimbing untuk melakukan

pemotongan kain atau bahan pakaian dari pola yang diinginkan.

4. Tutor melakukan arahan agar peserta didik memahami bahwa untuk pemotongan bahan/

kain akan memberikan estetika dan keserasian pakaian yang dihasilkan. Dalam hal ini perlu

ditekankan kaitannya dengan motif-motif bahan tertentu yang sudah dipolakan untuk

bagian-bagian tubuh tertentu.

5. Pada akhir kegiatan tutor menyimpulkan keterkaitan antara bahan dan cara pemotongan

yang benar dengan aspek ekonomi, seperti kebutuhan bahan untuk pembuatan kemeja

cukup 1.5 m.

Page 102: Menjahit BW
Page 103: Menjahit BW

25

Waktu: 10 X 120 menit

1. Mengetahui dan memahami cara menjahit.

2. Mengetahui dan memahami langkah-langkah menjahit dalam pembuatan

pakaian.

Menjahit adalah proses menyatukan potongan-potongan kain sesuai dengan

polanya untuk dijadikan pakaian. Dalam proses ini perlu diperhatikan terutama

ukuran jahitan, warna benang, dan kerapihan jahitan serta langkah-langkah untuk

menyatukan bagian-bagian kain yang harus dijahit. Untuk itu perlu memberikan

pengetahuan dan pembimbingan langsung pada peserta didik melalui tutor

tentang cara menjahit yang baik dan rapi dengan tetap memperhatikan keserasian

BAB VI

Penjahitan

Page 104: Menjahit BW

26 Teknik Menjahit

Bab VI -Penjahitan

warna serta ukuran jahitan sehingga dapat dihasilkan sebuah pakaian yang rapi dan serasi pada

saat dipakai. Disamping itu perlu memperhatikan pula keselamatan kerja pada waktu menjahit.

1. Curah pendapat

2. Praktik

3. Tanya jawab

1. Mesin jahit

2. Gunting jahit

3. Alat pendedel benang

4. Benang jahit

5. Jarum pentul

6. Bantalan jarum

7. Kain yang sudah dipolakan

1. Tutor menyapa peserta (ice breaking) untuk mencairkan suasana.

2. Tutor membuka dan mengawali kegiatan dengan mengajukan beberapa pertanyaan

tentang:

a. Pengalaman menjahit.

b. Pengetahuan tentang mesin jahit dan cara menggunakannya.

3. Melalui tutor peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk mengetahui bagian-bagian mesin

jahit, cara menggunakan dan melakukan pemeliharaannya.

4. Tutor mengarahkan peserta didik untuk memperhatikan aturan dan langkah-langkah kerja

dalam menjahit untuk menghindari bahaya ataupun kecelakaan kerja yang mungkin terjadi

pada waktu menjahit.

Page 105: Menjahit BW

27 Teknik Menjahit

Bab VI -Penjahitan

5. Tutor mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk mencoba menjahit bahan

berdasarkan pola yang telah mereka buat untuk dijadikan pakaian sesuai dengan model

dan ukuran yang diinginkan dengan memperhatikan urutan-urutan bagian pola yang harus

dijahit.

6. Dalam proses menjahit, tutor perlu menekankan pentingnya kerapihan serta kekuatan jahitan

seperti ukuran jahitan dan warna benang yang dipakai.

7. Pada akhir kegiatan tutor memberi tugas pada masing-masing peserta didik untuk mengamati

dan mengevaluasi hasil jahitan pakaian yang dihasilkan, dilanjutkan mengamati dan

mengevaluasi hasil jahitan diantara peserta didik.

8. Tutor mengevaluasi dan menyimpulkan hasil jahitan pakaian yang dihasilkan keterkaitannya

dengan aspek keuntungan sosial dan ekonomi.

Page 106: Menjahit BW
Page 107: Menjahit BW

29

Waktu: 4 X 120 menit

1. Mengetahui dan memahami cara menyelesaikan pembuatan pakaian

(pemasangan kancing, ritsleting, itik-itik, ngesum, pemasangan asesori dan

lain-lain).

2. Mengetahui dan memahami bahan limbah dari proses menjahit.

3. Mengetahui dan memahami pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai

ekonomis.

1. Dalam penyelesaian pembuatan pakaian dilakukan tahapan akhir berupa

pemasangan asesori seperti pembuatan itik-itik, pemasangan kancing,

BAB VII

Finishing dan Pemanfatan Limbah

Page 108: Menjahit BW

30 Teknik Menjahit

Bab VII -Finishing dan Pemanfatan Limbah

ritsleting, melipat pinggiran pakaian (ngesum) dan lain-lain. Tahap ini memerlukan cukup

ketelitian dan kesabaran untuk mendapatkan pakaian yang cukup rapi dan sesuai hasilnya

khususnya dilihat dari kualitas jahitan dan warna jahitan. Disamping itu perlu dipikirkan untuk

menggunakan produk-produk asesori dari bahan-bahan limbah yang ada di sekitar kita.

Sebagai contoh; memanfaatkan tempurung kelapa untuk bahan kancing.

2. Dalam proses menjahit didapatkan potongan-potongan kain dengan berbagai bentuk

dan ukuran (kain perca) sebagai limbah akhir yang harus kita pikirkan untuk dapat

memanfaatkannya sebagai produk kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis, disamping kita

membantu mengurangi limbah lingkungan apabila kain-kain perca tadi dibuang begitu saja.

Selama ini dari kain-kain perca tadi dapat dikreasi untuk dibuat menjadi suatu produk seperti

tas, keset, sarung bantal kursi dan sebagainya.

1. Curah pendapat

2. Praktik

3. Tanya jawab

1. Gunting

2. Benang jahit

3. Kancing

4. Ritsleting

5. Jarum jahit

6. Kain yang sudah dijahit sebagai bentuk pakaian

7. Kain perca

Page 109: Menjahit BW

31 Teknik Menjahit

Bab VII -Finishing dan Pemanfatan Limbah

1. Tutor menyapa peserta (ice breaking) untuk mencairkan suasana.

2. Tutor membuka dan memulai kegiatan dengan mengajukan pertanyaan tentang:

a. Apa yang harus diselesaikan untuk proses akhir pembuatan pakaian?

b. Bahan-bahan apa yang dapat digunakan untuk asesori pakaian?

c. Bagaimana memperlakukan limbah jahitan yang ada?

d. Bagaimana pemasaran dari produk limbah yang dihasilkan?

3. Tutor mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan dan merapikan pakaian yang sudah

siap jadi. Dalam kegiatan ini perlu ditekankan pada peserta didik untuk dapat memanfaatkan

bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai kancing pakaian atau ritsleting dengan nilai

yang lebih ekonomis seperti kancing dari tempurung kelapa dan cara pemasangan asesoris

lainnya.

4. Tutor mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk dapat memanfaatkan limbah jahitan

menjadi jenis produk yang bernilai ekonomis. Dalam hal ini ditekankan pada pemanfaatan

kain perca dari berbagai ukuran dan berbagai motif menjadi produk dengan nilai jual yang

cukup tinggi seperti tas, sprei, dan bedcover dari kain perca.

5. Tutor memotivasi peserta didik untuk dapat menerapkan dan mengembangkan jenis produk

pemanfaatan limbah jahitan (kain perca, benang dll.) menjadi produk dengan nilai jual dan

pangsa pasar yang lebih meningkat.

Page 110: Menjahit BW

32

Daftar Pustaka

• Anonim. 2002. World Summit on Sustainable Development. Background Information.http://www.environment.gov.za/worldsummit/bground.htm

(accesed on June 5, 2005)

• Anonim, 2006. Sekitar Tentang Textil: Ragam Serat. http://abikover.multiply.

com/journal/item.10

• Ali, M.B. 2006. From Rio to Johannesburg: Achievements and Failures in Sustainable Development. Comsats. Islamabad, Pakistan

• Anonim, 2008. JENIS-JENIS KAIN. http://mayhouse.multiply.com/journal/

item/9/JENIS_JENIS_KAIN

• Anonim, 2009 Jarum Mesin Jahit. http://mesinjahitku.blogspot.com/2009/06/

jarum.html

• Anonim, 2009. Keselamatan Kerja Dalam Menjahit. http://jarumjahitku.

blogspot.com/

• Haq, M., H.A. Khan, and H.A. Khan. 2006. Important Aspects of Sustainable

Development based on Science and Technology. Comsats. Islamabad, Pakistan

• Khan, H.A. 2006. Road to Sustainable Development. Comsats. Islamabad,

Pakistan

• McKeown, R. 2002. Progress has been made in Education for Sustainable Development. Applied Environmental Education and Communication. Vol: 1, no.1. p. 21.

• Muhadi, 2009. Komunikasi Pribadi, November 2009

• Siddiqui, Z.H., N. Masud’ and Hasibullah. 2006. Education for Sustainable

Development. Comsats, Islamabad, Pakistan

• Wancik, M.H. 2006. Bina Busana Pelajaran Menjahit Pakaian Wanita. Buku 1 dan

2. PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Page 111: Menjahit BW

33

• http://renz-dxecret.blogspot.com...aul.html

• http://samudra-fox.blogspot.com/2009-11-03-archive.html

• http://silir2angin.wordpress.com/2009/02/20/jumat-keramat/

• http://jarheat.blogspot.com/2009...nak.html

• http://arishimahaniko.blogspot.com/2009...bozu.html

Page 112: Menjahit BW

34