PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012...

21
PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 JUDUL RPTP : FORMULASI PAKAN ANTI EKTOPARASIT UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERNAK I. KETERANGAN UMUM 1. PROGRAM IPTEK (Sektor 16): 1.01 X 1.02 Gen 1.02 Kom 2.01 2.02 3.01 3.02 2. NOMOR PUNAS RISTEK: 3. NAMA LEMBAGA : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4. NAMA UNIT ORGANISASI : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 5. NAMA : DIPA LOKA Kambing Potong Sungei Putih 6. NOMOR KODE DIPA : 7. POSISI KEGIATAN DALAM DIPA : Proyek Bagian Proyek Tolok Ukur Lainnya ........................................................ 8. ALAMAT DAN KODE POS : Jl. Raya Pajajaran Kav E 59 Bogor 16151 9. NOMOR TELEPON : (0251) 322185, 328383, 322138 10. NOMOR FAX : (0251) 328382, 380588 II. DATA USULAN KEGIATAN 1. SIFAT USULAN KEGIATAN : Lanjutan Baru X X 0 1 0 3 0 1 0 3

Transcript of PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012...

Page 1: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

PROPOSAL USULAN KEGIATAN

TAHUN ANGGARAN 2012

JUDUL RPTP :

FORMULASI PAKAN ANTI EKTOPARASIT UNTUK

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERNAK

I. KETERANGAN UMUM

1. PROGRAM IPTEK (Sektor 16):

1.01

X

1.02

Gen

1.02

Kom

2.01 2.02 3.01 3.02

2. NOMOR PUNAS RISTEK:

3. NAMA LEMBAGA : Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian

4. NAMA UNIT ORGANISASI : Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan

5. NAMA : DIPA LOKA Kambing Potong Sungei

Putih

6. NOMOR KODE DIPA :

7. POSISI KEGIATAN DALAM DIPA :

Proyek Bagian Proyek Tolok Ukur

Lainnya ........................................................

8. ALAMAT DAN KODE POS : Jl. Raya Pajajaran Kav E 59 Bogor 16151

9. NOMOR TELEPON : (0251) 322185, 328383, 322138

10. NOMOR FAX : (0251) 328382, 380588

II. DATA USULAN KEGIATAN

1. SIFAT USULAN KEGIATAN : Lanjutan Baru X

X

0 1 0 3 0 1 0 3

Page 2: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

2

2. TAHUN AWAL KEGIATAN DALAM PELITA VII : 2011

3. JENIS KEGIATAN/PENELITIAN : Laboratorium Lapangan x

4. PENELITI/PENANGGUNG JAWAB : Andi Tarigan,SPt M.Si.

5. PERSONALIA

Peneliti/Pelaksana : 0 3 21 Orang Bulan

Teknisi/pembantu pelaksana : 0 3 9 Orang Bulan

6. BIAYA KEGIATAN

SUMBER DANA 2012 JUMLAH

Rp. Murni 153.900.000 153.900.000

BLN

Jumlah 153.900.000 153.900.000

MENYETUJUI Sei Putih, Januari 2012

LOKA PENELITIAN PENELITI UTAMA/

KEPALA KAMBING POTONG PENANGGUNG JAWAB

Dr. Ir. Aron Batubara, M.Sc. Andi Tarigan,SPt. M.Si.

NIP. 19680522 199503 1 002 NIP. 197712022001121003

MENGETAHUI:

KEPALA PUSAT PENELITIAN

DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN

Dr. Bess Tiesnamurti

NIP. 19570524 198303 2 001

x

Page 3: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

3

III. ISI PROPOSAL

1. ABSTRAK

Fluktuasi ketersediaan pakan baik kuantitatif maupun kualitatif merupakan

tantangan dalam peningkatan produktifitas ternak ruminansia didaerah tropis.

Salah satu kendala yang dihadapi oleh usaha ternak ruminansia termasuk kambing

adalah belum tercukupinya kebutuhan nutrisi terutama protein pakan, hal ini

mengakibatkan tumbuh kembang ternak belum sesuai dengan yang diharapkan.

Salah jenis tanaman yang mempunyai banyak manfaat adalah tanaman pulai

Alstonia scholaris. Bagian daun tanaman Pulai (Alstonia scholaris) mengandung

senyawa Alkaloids, tanin yang merupakan faktor utama yang terkandung pada

tanaman Alstonia scholaris yang diharapkan dapat membunuh kutu pada tungai

pada penyakit skabies, terutama pada ternak kambing.

Penelitian perakitan ternak anti ektoparasit berbasis tanaman pulai (Alstonia

scholaris) untuk meningkatkan produktifitas ternak dengan PBHH 60-80

gr/ekor/hari terdiri atas 3 kegiatan, yakni: Kegiatan 1 : produktivitas dan evaluasi

kandungan nutrisi tanaman pulai pada interval pemanenan dan intensitas

pemotongan yang berbeda, Kegiatan 2 uji efektifitas ekstrak daun pulai terhadap

daya bunuh kutu skabies, Kegiatan 3 pemanfaatan tanaman pulai sebagai sumber

pakan ternak.

Kata kunci: Alstonia scholaris,skabies

VI. LATAR BELAKANG

Fluktuasi ketersediaan pakan baik kuantitatif maupun kualitatif merupakan

tantangan dalam peningkatan produktifitas ternak ruminansia didaerah tropis.

Salah satu kendala yang dihadapi oleh usaha ternak ruminansia termasuk kambing

adalah belum tercukupinya kebutuhan nutrisi terutama protein pakan, hal ini

mengakibatkan tumbuh kembang ternak belum sesuai dengan yang diharapkan.

Secara umum ternak ruminansia termasuk kambing di Indonesia sumber

pakannya berasal dari hijauan apa saja yang tersedia terutama hijauan pada lahan-

lahan marjinal yang dicirikan tinggi serat kasar, rendah protein, energi dan

mineral. Pakan menempati posisi strategis dalam capaian produktivitas kambing,

maupun tingkat pendapatan serta pengembangan usaha produksi.

Salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dapat menurunkan

produktifitas ternak kambing adalah penyakit menular pada ternak kambing, salah

Page 4: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

4

satu penyakit menular pada ternak kambing adalah Skabies atau kudis dimana

penularannya disebabkan oleh infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit ini

telah dikenal sejak lama, yaitu ketika Bonomo dan Cestoni mampu

mengilustrasikan sebuah tungau sebagai penyebab skabies pada tahun 1689

(Montesu dan Cottoni,1991). Tungau menyerang dengan cara menginfestasi kulit

induk semangnya dan bergerak membuat terowongan di bawah lapisan kulit

(stratum korneum dan lusidum) sehingga menyebabkan gatal-gatal, kerontokan

rambut, dan kerusakan kulit (Urquhart et al.,1989).

Pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal merupakan langkah

strategis dalam upaya mencapai efisiensi usaha produksi ternak ruminansia

termasuk kambing. Salah satu sumber daya lokal yang memiliki potensi untuk

dikembangkan adalah Alstonia scholaris merupakan family Apocynaceae,

berasal dari India. Tanaman Pulai ( Alstonia scholaris) merupakan salah satu jenis

tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Bagian kulit tanaman Pulai ( Alstonia

scholaris) sering digunakan sebagai obat tradisonal untuk manusia dan pada

ternak dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kulit (Mollik et al, 2010). Bagian

daun tanaman Pulai (Alstonia scholaris) mengandung senyawa Alkaloids yang

merupakan faktor utama yang terkandung pada tanaman Alstonia scholaris (Kam

et al,1997). Alstonia scholaris Memiliki potensi untuk digunakan sebagai sumber

pakan ternak ruminansia termasuk kambing.

VI. 1. Dasar Pertimbangan

Tanaman Pulai ( Alstonia scholaris) merupakan salah satu jenis tanaman

yang mempunyai banyak manfaat. Jenis ini termasuk indegenous species dan

cepat tumbuh ( fast growing spesies), serta banyak tersebar hampir di seluruh

wilayah Indonesia ( Seoerianegara dan Lemmens, 1994). Pulai dapat tumbuh baik

pada lahan kritis sehingga sangat cocok untuk perbaikan kualitas lingkungan.

Pulai juga termasuk spesies cepat tumbuh. Tanaman Pulai ( Alstonia scholaris)

merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Bagian

kulit tanaman Pulai ( Alstonia scholaris) sering digunakan sebagai obat tradisonal

untuk manusia dan pada ternak dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kulit

(Mollik et al, 2010).

Page 5: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

5

Peningkatan terhadapat produktivitas suatu tanaman pakan ternak, dapat

dilihat dari kemampuan tanaman pakan ternak tersebut untuk tetap tumbuh

setelah mengalamai pemotongan pada saat panen. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Kabi et al (2008) yang menyatakan bahwa frekwensi intensitas

pemotongan yang meningkat akan menurunkan produksi tanaman, komposisi

morfologis, komposisi nutrisi serta kecernaan pakan. Komposisi kualitas nutrsi

suatu pakan merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang

produktivitas ternak.

Uji daya bunuh ekstrak Tanaman Pulai ( Alstonia scholaris) terhadap

infestasi tungau Sarcoptes scabiei pada ternak kambing, melihat sejauh mana

kemampuan senyawa yang terkandung pada tanaman pulai, membunuh

perkembangan tungau pada kulit ternak ruminansia terutama pada kambing.

Perlakuan melalui pengeringan selanjutnya dibuat dalam bentuk tepung

dan dijadikan sebagai campuran pakan pellet merupakan salah satu teknologi

alternatif agar daun tanaman pulai ( Alstonia scholaris) dapat dimanfaatkan lebih

optimal sebagai sumber bahan pakan. Pembuatan dalam bentuk tepung juga

diharapkan dapat meningkatkan palatabilitas tanaman pulai ( Alstonia scholaris)

tersebut. Mengingat tanaman pulai mempunyai potensi yang tinggi sebagai bahan

pakan untuk ternak kambing, maka perlu dicoba pemanfaatan tepung daun

tanaman pulai ( Alstonia scholaris) sebagai komponen pakan dan komponen

pakan pelet komplit pada ternak kambing.

V. TUJUAN, LUARAN, PERKIRAAN MANFAAT DAN DAMPAK

V. 1. Tujuan:

Mempelajari data Produksi Tanaman Pulai pada interval pemotongan dan

intensitas pemanenan yang berbeda.

Mempelajari data Morfologis tanaman pulai pada pemotongan dan

pemanenan yang berbeda.

Mengevaluasi kandungan nutrisi,tanin, alkaloids tanaman Pulai pada

pemotongan dan pemanenan yang berbeda.

Mengevaluasi data konsumsi, kecernaan, PBHH

Page 6: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

6

Mengevaluasi data perkembangan tungau yang diinfeksikan pasca

pemberian pakan berbasis tanaman pulai

Mendapatkan formula pakan pelet komplit ekonomis melalui pemanfaatan

tanaman pulai sebagai alternatif pakan kambing.

V. 2. Luaran:

Data Produksi Tanaman Pulai (Alstonia scholaris) pada pemotongan dan

pemanenan yang berbeda

Data Morfologis Tanaman Pulai (Alstonia scholaris) pada pemotongan

dan pemanenan yang berbeda

Data Kandungan Nutrisi, tanin, flavoinida Tanaman Pulai (Alstonia

scholaris) pada pemotongan dan pemanena yang berbeda.

Tersedianya Budidaya 405 batang Pulai (Alstonia scholaris)

Tersedianya teknologi perakitan pakan berbasis tanaman pulai

V. 3. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Meningkatnya palatabilitas tanaman pulai melalui teknologi peleting.

Peningkatan produktivitas ternak kambing..

Tercipta peluang kerjasama dengan stakeholder dalam penggunaan hasil

penelitian

VI. TINJAUAN PUSTAKA

VI. 1. Potensi Ternak Kambing

Di Indonesia populasi kambing lebih besar dibandingkan ternak

ruminansian lain (domba dan kerbau). Peternak memiliki kambing pada umumnya

digunakan untuk kegiatan sosial dan keagamaan. Dalam beberapa hal masyarakat

lebih menyukai daging kambing dibanding ternak lainnya, sehingga nilai kambing

sangat berharga dan mempunyai sumbangan yang nyata untuk kebutuhan protein

hewani. Kambing mudah dipelihara, harganya terjangkau dan dapat hidup dengan

tatalaksana serta kondisi yang berubah-ubah. Kambing dapat beradaptasi dengan

iklim setempat dan keadaan makanan yang bervariasi bila dibandingkan dengan

Page 7: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

7

domba, sapi dan kerbau (Devendra dan Burns, 1994). Selain itu, dengan

manajemen pemeliharaan yang baik kambing dapat beranak tiga kali dalam

jangka waktu dua tahun, dan anak dengan kelahiran kembar persentasenya cukup

tinggi.

VI. 2. Potensi Tanaman Pulai

Tanaman Pulai ( Alstonia scholaris) merupakan salah satu jenis tanaman

yang mempunyai banyak manfaat. Jenis ini termasuk indegenous species dan

cepat tumbuh ( fast growing spesies), serta banyak tersebar hampir di seluruh

wilayah Indonesia ( Seoerianegara dan Lemmens, 1994). Pulai dapat tumbuh baik

pada lahan kritis sehingga sangat cocok untuk perbaikan kualitas lingkungan.

Pulai juga termasuk spesies cepat tumbuh. Tanaman Pulai ( Alstonia scholaris)

merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Bagian

kulit tanaman Pulai ( Alstonia scholaris) sering digunakan sebagai obat tradisonal

untuk manusia dan pada ternak dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kulit

(Mollik et al, 2010).

V.3 Siklus hidup Tungau

Siklus hidup dari telur hingga menjadi tungau dewasa memerlukan waktu

10-14 hari sedangkan tungau betina mampu hidup pada induk semang hingga 30

hari (URQUHART et al., 1989). Literatur lain menyebutkan bahwa durasi siklus

hidup S. scabiei berkisar 30-60 hari (WENDEL dan ROMPALO, 2002). Tungau

betina mengeluarkan telur sebanyak 40-50 butir dalam bentuk kelompok-

kelompok, yaitu dua-dua atau empat-empat. Telur akan menetas dalam waktu tiga

sampai empat hari dan hidup sebagai larva di lorong-lorong lapisan tanduk kulit.

Larva akan meninggalkan lorong, bergerak ke lapisan permukaan kulit, membuat

saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel rambut. Larva berganti

kulit dalam waktu dua sampai tiga hari menjadi protonimpa dan tritonimpa yang

selanjutnya menjadi dewasa dalam waktu tiga sampai enam hari (URQUHART et

al., 1989; LEVINE, 1990).

Page 8: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

8

VI. 4. Teknologi Peleting

Proses pelleting membuat ukuran partikel pakan semakin kecil sehingga

bentuk pakan menjadi halus dan ringkas. Apabila menggunakan campuran bahan

makanan yang sama maka sebagian besar ternak lebih menyukai pakan dalam

bentuk pelet dibandingkan dengan pakan berbentuk tepung. Disamping itu ternak

tidak dapat memilih bahan makanan yang disukai atau tidak disukai karena

keseluruhan bahan pakan telah menyatu dalam bentuk pelet (Cheeke, 1999).

Pengolahan secara fisik atau mekanis seperti pemotongan, penggilingan atau

pembuatan pelet dapat meningkatkan konsumsi pakan, karena pengolahan tersebut

akan mengakibatkan peningkatan laju aliran makanan ke dalam usus (Orskov,

1988). Greenhalg dan Reid (1983) melaporkan bahwa bentuk pakan sangat

mempengaruhi jumlah konsumsi. Lebih lanjut dikatakan bahwa konsumsi pakan

pada sapi dan domba masing-masing meningkat sebesar 11 dan 45% dengan

pemberian pakan dalam bentuk pelet. Cheeke (1999) menyatakan bahwa

pembuatan pakan dalam bentuk pelet dapat meningkatkan konsumsi pakan,

karena dengan volume yang sama pakan berbentuk pelet bobotnya lebih besar

dibandingkan dengan bentuk tepung. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pembuatan

pakan dalam bentuk pelet akan mengurangi sifat berabu dari pakan, sehingga

dapat meningkatkan nilai akseptabilitas pakan tersebut.

VI. 5. Konsumsi Pakan

Tanaman pakan ternak dan limbah pertanian merupakan sumber utama

pakan ternak ruminansia termasuk kambing di Indonesia. Jumlah pakan yang

dikonsumsi akan menentukan jumlah nilai nutrien yang tersedia bagi ternak.

Ternak ruminansia mempunyai beberapa keistimewaan, salah satunya adalah

dapat makan dengan cepat dan menampung makanan dalam jumlah banyak.

Kemampuan mengkonsumsi pakan ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu;

kapasitas tampung alat pencernaan ternak, bobot hidup, bentuk dan kandungan

nutrien pakan, kebutuhan ternak akan kandungan nutrien pakan, kemampuan

memetabolisir kandungan nutrien yang diserap, status fisiologi ternak, kesehatan

ternak dan genotip ternak. Banyaknya jumlah makanan yang dikonsumsi oleh

Page 9: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

9

seekor ternak merupakan salah satu faktor penting yang secara langsung

mempengaruhi produktivitas ternak. Konsumsi makanan terutama dipengaruhi

oleh faktor kualitas makanan dan kebutuhan energi ternak yang bersangkutan.

Makin baik kualitas makanannya, makin tinggi konsumsi pakan dari seekor

ternak.Akan tetapi konsumsi makanan ternak berkualitas baik ditentukan oleh

status fisiologis seekor ternak.

Jumlah bahan kering yang dapat dikonsumsi oleh seekor ternak selama

satu hari perlu diketahui. Dengan mengetahui jumlah bahan kering yang

dikonsumsi dapat dipenuhi kebutuhan seekor ternak akan kandungan nutrien yang

perlu untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan maupun produksinya. Bahan

kering merupakan tolak ukur dalam menilai palatabilitas makanan yang

diperlukan untuk menentukan mutu suatu jenis bahan pakan. Konsumsi bahan

kering pakan ditentukan oleh ukuran tubuh, bahan penyusun pakan, umur dan

kondisi ternak. Konsumsi bahan kering pakan pada kambing dengan bobot badan

10-20 kg sebesar 3-3,8% (NRC, 1981). Konsumsi bahan kering pakan biasanya

makin menurun dengan meningkatnya kandungan nutrien pakan yang dapat

dicerna.

VI. 6. Kecernaan Pakan

Kecernaan adalah bagian kandungan nutrien pakan yang tidak

diekskresikan dlam feses. Anggorodi (1990) mengatakan bahwa pada dasarnya

tingkat kecernaan adalah upaya untuk mengetahui banyaknya kandungan nutrien

yang diserap oleh saluran pencernaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa bagian yang

dapat dicerna adalah selisih antara kandungan nutrein yang dikonsumsi dengan

yang dibuang melalui feses. McDonald et al. (2002) menyatakan bahwa selisih

antara kandungan nutrien yang dikandung dalam bahan pakan dengan kandungan

nutrien yang ada dalam feses merupakan bagian yang dicerna. Bagian yang dapat

dicerna dapat diartikan sebagai bagian dari bahan pakan yang tidak ditemukan

dalam fese dan bila bagian tersebut dinyatakan sebagai persentase terhadap

konsumsi pakan disebut koefisien cerna. Kecernaan bahan pakan dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain adalah;jenis hewan, jumlah pakan yang diberikan, cara

Page 10: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

10

pemberian pakan, kandungan nutrien pakan, umur ternak, level pemberian pakan,

pengolahan pakan dan komposisi pakan yang diberikan (Lubis, 1992).

VI. 7. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan

Pakan yang mengandung nilai nutrien seimbang akan memberikan dampak

positif terhadap pertumbuhan ternak. Pertumbuhan yang cepat akan mengurangi

biaya produksi yang harus disediakan oleh peternak. Oleh karena itu efisiensi

penggunaan suatu jenis pakan dapat dilihat dari pertumbuhan. Pertambahan bobot

hidup merupakan salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

kualitas bahan pakan ternak, karena pertumbuhan yang diperoleh dari suatu

percobaan merupakan salah satu indikasi pemanfaatan kandungan nutrien pakan

yang diberikan. Pertumbuhan merupakan peningkatan dalam struktur jaringan

otot, tulang dan organ serta deposit lemak pada jaringan adipose. Dari data

pertambahan bobot hidup akan diketahui nilai suatu bahan pakan bagi ternak

(Church dan Pond, 1995). Pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan

pengukuran kenaikan bobot hidup melalui penimbangan yang berulang-ulang,

yaitu setiap hari, setiap minggu atau setiap waktu lainnya (Tillman et al., 1998).

Khususnya pada ternak ruminansia, efisiensi penggunaan pakan

dipengaruhi oleh kualitas dan nilai biologis pakan juga besarnya pertambahan

bobot hidup dan nilai kecernaan pakan tersebut. Efisiensi penggunaan pakan erat

kaitannya dengan konsumsi pakan dan pertambahan bobot hidup yang dihasilkan

ternak, karena efisiensi penggunaan pakan adalah rasio antara pertambahan bobot

hidup dengan jumlah pakan yang dikonsumsi.

Page 11: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

11

VII. METODE PENELITIAN

Kegiatan-1: Produktivitas dan evaluasi kandungan nutrisi tanaman pulai

pada interval pemanenan dan intensitas pemotongan yang

berbeda

Materi Penelitian

Tanaman pakan ternak yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman

pulai (Alstonia scholaris) ditanaman secara vegetatif berasal dari stek batang

tanaman yang sudah dewasa.

Rancangan Penelitian

Rancangan Percobaan pada penelitian ini mengunakan rancangan acak

kelompok berpola faktorial 3 x 3 x 3 dimana intensitas pemanenan dan interval

pemanenan sebagai faktor pengamatan penelitian .

Parameter yang diamati

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah produksi segar tanaman,

produksi bahan kering, tinggi tanaman, jumlah cabang, rasio daun/batang, lingkar

batang bawah, lingkar batang bawah, lebar daun dan parameter bahan organik,

bahan kering, NDF, ADF, protein kasar, kandungan alkaloids dan tanin.

Prosedur Pengambilan data

Bibit tanaman pulai Alstonia scholaris berupa stek batang dari tanaman

yang sudah dewasa ditanam ke dalam wadah yang sudah disiapkan yakni kantong

plastik berukuran 1 kg berisi sejumlah tanah (satu tanaman/kantong), setelah itu

dilakukan penyiraman 2 x sehari selama 2 minggu, kemudian tanaman diberikan

perwatan pengendalian terutama gulma. Setelah tanaman tumbuh 2 bulan kantong

plastik dibuka dan tanaman dipindahkan ke lahan percobaan, lahan percobaan

diolah dengan memberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak 10

ton/ha dan kapur sebanyak 1 ton/ ha. Kemudiaan lahan dibagi menjadi 27 petak

Page 12: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

12

percobaan (8 x 4 m2) berdasarkan perlakuan yang sudah diset terlebih dahulu

untuk mengakomodasi perlakuan tinggi pemanenan yaitu 40 cm, 80 cm , 120 cm

serta interval pemanenan 30 hari, 60 hari, 90 hari dengan jarak tanaman antar

baris 2 m serta 2 m dalam baris.

Pada saat tanaman berumur 6 bulan dilakukan pengambilan data tinggi

tanaman, jumlah cabang, lebar daun, lingkar batang atas serta batang bawah

tanaman.

Setelah tanaman berumur 8 bulan dilakukan perlakuan tinggi pemotongan

pada tanaman yaitu T1 = 40 cm, T2 = 80 cm, T3 = 120 cm. Selanjutnya

dilakukan perlakuan interval pemanenan yakni pemanenan 30 hari, 60 hari dan 90

hari. Pengamatan tinggi tanaman, lebar daun, jumlah cabang tanaman serta lingkar

batang dilakukan sebelum panen. Pengamatan jumlah cabang tanaman dilakukan

setiap minggu selama 3 kali pengamatan, yang dijadikan sampel percobaan adalah

tanaman yang berada ditengah plot percobaan untuk mempermudah pengamatan

tanaman tersebut diberikan tanda pita merah.

Panen dilakukan dengan memotong bagian tajuk tanaman selanjutnya

tanaman yang dipanen ditimbang untuk mengetahui jumlah produksi, kemudian

daun dan batang dipisahkan untuk memperolah data rasio daun/batang. Sampel

sebanyak 500 g dikeringkan didalam oven pada temperatur 1050C selama 24 jam

untuk mendapatkan bahan kering. Sebagian sampel dikeringkan pada temperatur

650C selama 72 jam untuk analisis komposisi nutrisi. Sampel digiling

menggunakan alat penggiling (hummer mill) dengan saringan berdiameter 1,0

mm. Kandungan N (Kjeldahl) menurut AOAC (2005). Kandungan serat deterjen

netral (NDF) dan serat deterjen asam (ADF) dianalisis menurut metoda VAN

SOEST et al. (1991).

Analisa Data

Penelitian Budidaya dan Indentifikasi tanaman Pulai menggunakan

Rancangan Acak Kelompok berpola faktorial terdiri atas 2 faktor yaitu intensitas

pemanenan dan interval pemanenan 3 x 3 x 3 sehingga didapat 27 satuan

percobaan.

Faktor pertama adalah intensitas pemanenan yaitu :

Page 13: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

13

T1 : 40 cm

T2 : 80 cm

T3 : 120 cm

Faktor kedua adalah interval pemanenan tanaman pulai yaitu :

P1 : 30 hari

P2 : 60 hari

P3 : 90 hari

Data yang diperoleh dianalisa statistik dengan sidik ragam menggunakan

analisa SAS 6.12 dan bila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Duncan

(Steel dan Torrie 1995). Model linier analisa keragaman pada penelitian ini adalah

:

Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + σk + εijk

Yijk = Nilai Pengamatan pada intensitas pemanenan ke-i, interval pemanenan

ke– j dan kelompok ke–k

μ = Rataan umum

αi = Pengaruh intensitas pemanenan ke–i

βj = Pengaruh interval pemenenan ke–j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi intensitas pemanenan ke-i dengan interval pemanenan

ke–j

σk = Pengaruh kelompok ke–k

εijk = Pengaruh galat

Tata Letak Penelitian

K1

2 m

K2

2 m

P1 T3 P3 T2 P2 T1

P2 T2 P2 T3 P1 T1

P3 T1 P3 T3 P1 T2

P2 T2 P1 T3 P2 T3

P1 T2 P3 T1 P3 P3

P2 T1 P1 T1 P3 T2

Page 14: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

14

K3

2 m

P = Interval pemotongan (P1: 30 hari. P2 : 60 hari . P3: 90 hari)

T = Intensitas Pemotongan ( T1 : 40cm, T2 : 80 cm, T3 : 120 cm)

Kegiatan ke-3 Pemanfaatan Tanaman Pulai Sebagai Sumber Pakan Ternak

Kambing

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Loka Penelitian Kambing

Potong Sei Putih. Waktu pelaksanaan selama 12 bulan (persiapan bahan 2 bulan,

budidaya 6 dan pengumpulan data 2 bulan) mulai bulan Januari s/d Desember

2012.

Materi Penelitian

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: tepung daun pulai,

dedak halus, jagung giling, bungkil kelapa, molases, urea, tepung ikan, tepung

tulang, tepung tapioka, ultra mineral, garam. kambing jantan Boerka. Sebelum

pelaksanaan percobaan pakan kepada semua ternak percobaan diberikan racun

cacing (Kalbazen liquid) untuk mencegah pengaruh parasit usus dan pengobatan

lainnya dilakukan bila terjadi gejala penyakit seperti gejala skabies, penyakit mata

dan lain sebagainya.

Alat yang digunakan adalah: drum plastik (kapasitas 100 kg), timbangan

pakan (kapasitas 5 kg), timbangan ternak (kapasitas 50 kg), kandang individu,

kandang metabolisme, tempat pakan (palaka) dan tempat air minum (ember

plastik kapasitas 5 liter).

P3 T1 P3 T2 P2 T1

P2 T3 P1 T2 P1 T1

P2 T2 P1 T3 P3 T3

Page 15: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

15

Metode Penelitian

Perlakuan pakan pada percobaan adalah sebagai berikut:

R0: Konsentrat 60% + Rumput 40%

R1: Konsentrat 70% + tepung daun pulai 30%

R2: Konsentrat 45% + tepung daun pulai 55%

R3: Konsentrat 30% + tepung daun pulai 70%

Cara Pelaksanaan

Digunakan 20 ekor kambing jantan Boerka fase pertumbuhan (umur 9-10

bulan) dengan bobot badan berkisar antara 12-14 kg, ditempatkan dalam kandang

individu, dilengkapi dengan palaka yang terbuat dari papan. Air minum

disediakan secara bebas dalam ember plastik hitam berkapasitas 5 liter. Ternak

secara acak dialokasikan ke dalam 4 perlakuan pakan (5 ekor per perlakuan).

Rumput lapangan (Ottochloa nodusa) sebagai sumber hijauan diperoleh dari

areal perkebunan PTPN III sei Putih. Selanjutnya dilakukan penjemuran terhadap

daun tanaman pulai selama ± 2-3 hari tergantung intensitas sinar matahari, setelah

daun pulai kering, dicampur dengan konsentrat pakan disesuaikan dengan

perlakuan penelitian .

Bahan penyusun konsentrat adalah; dedak halus, jagung giling, bungkil

kelapa, urea, tepung ikan, tepung tulang, ultra mineral dan garam. Konsentrat

keempat perlakuan pakan memiliki kandungan energi dan protein yang berbeda,

sehingga setelah diketahui kandungan nutrisi tepung pulai maka setiap perlakuan

pakan diupayakan memiliki kandungan energi (DE 2,8 Kkal/kg) dan protein

(16%) seperti yang disajikan pada Tabel 1. Pemberian pakan disesuaikan dengan

kebutuhan bahan kering pakan untuk setiap ekor kambing dan diasumsikan bahwa

kebutuhan adalah sebesar 3,8% dari bobot badan berdasarkan bahan kering (NRC,

1981). Komponen konsentrat dan tepung daun pulai pada penelitian ini adalah

berbeda. Campuran pakan tersebut ditekan melalui dinding saringan cetak

berbentuk ring metal pada mesin pelet, sehingga dihasilkan pakan komplit dalam

Page 16: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

16

bentuk pelet. Konsentrat dan tepung pulai dicampur secara merata sebelum

diberikan kepada ternak percobaan (pagi jam 9.00 WIB). Ternak dibiarkan

beradaptasi dengan perlakuan pakan selama 2-3 minggu sebelum pengumpulan

data dilakukan. Konsumsi pakan dicatat setiap hari dengan menimbang jumlah

yang diberikan dan sisanya. Pertambahan bobot badan harian diperoleh dari

penimbangan ternak penelitian setiap minggu selama 8 kali penimbangan.

Tabel 1. Komponen dan kandungan nutrisi perlakuan pakan penelitian

Komponen pakan

dan kandungan

nutrisi

Perlakuan pakan

R0 R1 R2 R3

Konsentrat 60% 70% 45% 30%

Rumput alam 40% - - -

Tepung Daun Pulai - 30% 55% 70% (C)

PK 16% 16% 16% 16%

DE 2,8 M.cal/kg 2,8 M.cal/kg 2,8 M.cal/kg 2,8 M.cal/kg

Untuk mengetahui tingkat kemampuan ternak mencerna nutrien yang

dikonsumsi dilakukan pada minggu terakhir masa pengamatan, dengan cara

menimbang jumlah pemberian dan sisa pakan serta jumlah produksi feses dan urin

yang dihasilkan setiap hari. Contoh bahan (pakan, sisa pakan dan feses) ditimbang

dan selanjutnya untuk kepentingan analisis, ditetapkan sub-contoh sebanyak 10%

dari jumlah koleksi setiap harinya. Sub-contoh selama periode pengamatan

disatukan dalam satu kantong plastik dan secara komposit ditetapkan 10% untuk

kepentingan analisis. Contoh yang telah kering dihaluskan dengan alat penghalus

dan melewati saringan yang berukuran 0,8 mm.

Analisis kimia sampel pakan (konsentrat, rumput alam dan tepung daun

pulai) dilakukan sesuai dengan metode analisis proksimat. Analisis bahan kering

dilakukan dengan metode pemanasan di dalam oven 600C selama 48 jam dan

1400C selama 2 jam. Analisis protein kasar dilakukan dengan cara mengukur

kandungan total nitrogen contoh dengan menggunakan macro-Kjedahl (AOAC,

1995). Analisis kandungan serat (serat detergen netral dan serat detergen asam)

ditentukan menurut metode Goering dan Van Soest (1970), kandungan energi

ditentukan dengan menggunakan alat bomb kalorimeter, sedangkan kandungan

Page 17: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

17

abu dilakukan dengan membakar contoh dalam tanur dengan suhu pembakaran

6000C selama 6 jam.

Peubah yang Diamati

Konsumsi bahan kering pakan

Tujuan pengukuran ini adalah untuk mengetahui konsumsi bahan kering

pakan setiap hari dan dihitung berdasarkan formula berikut:

Konsumsi bahan kering pakan = pakan yang diberi (BK) – pakan yang sisa (BK).

Pertambahan bobot badan

Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai pertumbuhan kambing

percobaan, dan diukur sebagai selisih antara bobot badan akhir dan bobot badan

awal dari kambing percobaan.

Efisiensi penggunaan pakan

Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai kualitas pakan, dan diukur

melalui persamaan: Efisiensi penggunaan pakan = pertambahan bobot badan per

unit bahan kering pakan yang dikonsumsi (Tillman et al, 1991).

Kecernaan

Kecernaan pakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecernaan

pakan semu. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai daya cerna pakan

percobaan, dan diukur dengan persamaan:

Zat makanan yang dikonsumsi- zat makanan di feses

Kecernaan = ----------------------------------------------------------------------- x 100%

Zat makanan yang dikonsumsi

Rancangan Penelitian

Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri

dari atas 4 perlakuan pakan dan 5 ulangan (Stell dan Torrie, 1993).. Sebagai

ulangan adalah ternak kambing, sehingga jumlah ternak yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 20 ekor. Data yang diperoleh diolah dengan analisis

keragaman (ANOVA) menurut petunjuk SAS (SAS, 1998), dan bila hasil analisis

keragaman menunjukkan terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dari perlakuan

Page 18: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

18

terhadap peubah yang diukur, maka akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda

Duncan (Kaps dan Lamberson, 2004). Model umum dari rancangan ini adalah:

Model linier analisis keragaman pada penelitian ini adalah :

Yijk = μ + αi + βj + εij

Yijk = Nilai Pengamatan pada perlakuan pakan ke-i dan kelompok ke–j

μ = Rataan Umum

αi = Pengaruh perlakuan pakan ke–i

βj = Pengaruh kelompok ke–j

εij = Pengaruh acak pada perlakuan ke–i dan kelompok ke–j

VIII. PERSONALIA

(1)

NO

(2)

NAMA

LENGKAP

(3)

PRIA/

WANITA

(4)

PENDIDIKAN

AKHIR

(5)

BIDANG

PENDIDIKAN

(6)

BIDANG

KEAHLIAN

(7)

KUALIFIKASI

(8)

ALOKASI

WAKTU

(OB)

(9)

UNIT KERJA

(10)

NAMA

LEMBAGA

1 Andi Tarigan Pria S2 Nutrisi

Nutrisi ternak Peneliti Muda 5 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

2 Juniar Sirait Wanita S2 Nutrisi

Nutrisi ternak Peneliti Muda 3 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

3 Anwar Pria S1 PNK

Nutrisi ternak PNK 4 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

4 Elizabeth

Wina

Wanita S3 Nutrisi

Nutrisi

Hijauan

Peneliti Utama 3 Balitnak Badan Litbang

Pertanian

5 Mikael

Situmorang

Pria STM Alsintan

Teknisi Litkayasa 3 Lolit Kapo Badan Litbang

Pertanian

Page 19: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

19

IX. JADWAL PALANG

KEGIATAN BULAN ke- tahun 2012

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

Konsultasi/ Koordinasi

Pelaksanaan kegiatan

Pengamatan

Tabulasi data

Analisis data

Seminar

Laporan

X. PEMBIAYAAN

a. Biaya sesuai Umur Kegiatan

No. URAIAN 2011 2012 JUMLAH

1. Belanja UHL 45.000.000 45.000.000

2. Belanja Bahan 48.500.000 41.400.000

3. Belanja Perjalanan Lainnya 27.000.000 36.000.000

JUMLAH 113.000.000 153.500.000

b. Rincian biaya tahun anggaran 2012

HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN

No. Uraian Pekerjaan Stn. Vol. Harga Stn. Jlh. Biaya

1. Upah Harian Lepas

(UHL)

OH 1380 30.000 45.000.000

Total Belanja uang honor tidak tetap 45.000.000

Page 20: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

20

BELANJA BAHAN

No. Uraian Stn. Vol. Harga Stn. Jlh Biaya

1. ATK, bahan komputer Pkt. 1 4.000.000 5.000.000

2. Bahan Kimia Pkt 1 15.000.000 26.500.000

3. Foto copy Lbr 10.0000 200 2.000.000

4 Perlengakpan penelitian 1 pkt 12.000.000 12.000.000

5. Perlengkapan kandang Pkt 1 5.000.000 5.000.000

6. Obat-obatan Pkt 1 4.500.000 4.500.000

7. Pakan ternak Bln 6 2.000.000 12.000.000

8 Pengadaan Pupuk 1 Pkt 6.000.000 6.000.000

9 Pengadaan Bibit 1 Pkt 3.500.000 3.500.000

Total Belanja Bahan 76.500.000

BELANJA PERJALANAN LAINNYA

No. Uraian Stn. Vol. Harga Stn. Jlh. Biaya

1. Perjalanan dinas dalam negeri OP 36 1.000.000 36.000.000

Total Belanja Perjalanan lainnya 36.000.000

XI. DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2005. Official Methods of

Analysis. 17 th

Ed . Washington: AOAC International.

Kabi F. Bareeba FB. 2008. Herbage biomass production and nutritive value of

mulberry (Morus alba) and Calliandra calothyrsus harvested at different

cutting frequencies. J Anim Feed Sci Technol 140:178–190.

Karim AB, Rhodes ER, Savill PS. 1991. Effect of Cutting Interval on Dry Matter

Yield of of Leucaena leucocephala (Lam) De Wit. J Agrofor Syst 16: 129–

137.

Mahfudz. H.A.Adinugraha dan Anisf.2003. Pengaruh Media dan Dosis Rootone-

F Terhadap Keberhasilan Steak Pucuk Pulai (Alstonia scholaris). Jurnal

Penelitian Pusat Bioteknologi dsan Pemuliaan Tanaman Hutan.

Page 21: PROPOSAL USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012 …lolitkambing.litbang.pertanian.go.id/ind/images/RPTP2012/rptp pulai... · saluran-saluran lateral dan bersembunyi di dalam folikel

RPTPPULAI 2012

21

Mashudi,H.A.Adinugraha dan Surip.2005. Teknik Perbanyakan Tanaman Pulai

Secara Vegetatif. Informasi teknik Vol.3 No.2 . Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hutan Tanaman. Yogyakarta.

PT. XIP.2000. Rencana Pengelolaan Terpadu Pulai Pertumbuhan

Karet/Pekarangan dan Pulai Budidaya. PT. Xylo Indah Pratama Kabupaten

Rawas. Propinsi Sumatera Utara.

Rahman S. 2002. Introduksi Tanaman Makanan Ternak di Lahan Perkebunan:

respon bebebrapa jenis tanaman makanan ternak terhadap naungan dan

tata laksana pemotongan. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan 4 (1) : 46-

53.

Steel RGD, Torrie JH. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. Ed ke–2 Sumantri

B, penerjemah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: The

Principle and Prosedure of Statistics.

Sirait J. 2008. Luas Daun, Kandungan Klorofil dan Laju Pertumbuhan Rumput

pada Naungan dan Pemupukan yang Berbeda.Jurnal Ilmu Ternak dan

Veteriner.13 (2) : 109-116.

Van DTT, Mui NT, Ledin I. 2005. Tropical Foliages: effect of presentation

method and spesies on intake by goats. J Anim Feed Sci Technol 118: 1-

17.

Van Soest PJ, Robertson JB, Lewis BA. 1991. Methods for dietary fibre, neutral

detergent fibre, and non-starch polysaccharides in relation to animal

nutrition. J Dairy Sci 74:3583–3597.

Water CJ, Givens DI. 1992. Nitrogen Degradability of Fresh Herbage: effect of

maturity and growth type and prediction from chemical composition and

by near infrared reflectance spectroscopy. J Anim Feed Sci Technol 75:

3278-3286.

Whitehed DC. 2000. Nutrient Element in Grassland: Soil,Plant, Animal

Relationship. Wallingford. CAB International Publising 367.