Proposal Untuk DA HAJI

download Proposal Untuk DA HAJI

of 30

Transcript of Proposal Untuk DA HAJI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai partai PAN di kabupaten Tanah Datar telah mengalami kemunduran dalam perolehan suara, sehingga memerlukan kembali jaringan yang pernah membesarkan PAN dan pembentukan jaringan baru di seluruh tingkatan mulai dari jorong sampai tingkat kabupaten Tanah Datar, dari keinginan dan harapan yang besar dalam membangun politisi Partai Amanat Nasional kedepan,

khususnya yang maju dalam pemilu 2014 dan 2015 di kabupaten Tanah Datar. Adalah dengan membangun informasi yang valid, terstruktur, lengkap, terukur dan mudah untuk dipahami didapatkan dengan pemetaan politik, Pemetaan Politik adalah kegiatan pengumpulan pendapat atau persepsi masyarakat terhadap berbagai hal menyangkut seorang tokoh atau kandidat kepala daerah dengan cara mewawancarai sejumlah masyarakat1. Yang pada dasarnya pemetaan politik adalah menyiapkan perangkat kerja strategi pemenangan pemilu PAN di kabupaten Tanah Datar dengan berpedoman pada keinginan dan persepsi konstituen. Pemetaan politik dilakukan dengan peneltian ilmiah, penelitian ilmiah

yaitu rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomenafenomena2.

1 2

PROPOSAL SURVEI PEMETAAN POLITIK PRA PILKADA Institut Survei Perilaku Politik Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi. Mei 2007. Remaja Rosdakarya.

1

Kegiatan ini bertujuan membantu DPD PAN kabupaten Tanah Datar untuk membangun kompetensi dan kapasitas dirinya terutama mempersiapkan perangkat kerja strategis pemenangan pemilu, sehingga diharapkan dapat memenangkan perolehan suara DPD Partai Amanat Nasional Kabupaten Tanah Datar di 2014 dan 2015, dan mengambil keputusan politik yang tepat dari mulai isu, sikap, nilai, kebijakan sampai perekrutan caleg di setiap tingkatan dan

cabup dan cawabub di kabupaten Tanah Datar. Dan juga pemilu yang memakan biaya yang besar bisa diarahkan menjadi pemilu yang efisien, efektif, terukur dan mudah diterima banyak pihak Perolehan suara partai-partai pada pemilu legislatif DPRD tingkat II tahun 2009 di kabupaten Tanah Datar Terlampir Parliamentary Threshold atau ambang batas lolosnya parpol ke DPR yang relatif tinggi yaitu 2.5 persen yang direncanakan naik menjadi 5 persen. Keputusan ini akan membuat DPP Partai Amanat NAsional harus bekerja keras dan tidak boleh salah dalam mengambil keputusan partai khususnya di

kabupaten Tanah Datar sehingga DPD partai Amanat Tanah Datar harus memberikan kontribusi yang maksimal untuk pemenangan Partai Amanat Nasional secara nasional.

B. PERMASAHALAN 1. bagaimana pemetaan politik di kabupaten Tanah Datar 2. bagaimana persepsi masyarakat tentang PAN di seluruh tingkatan di kabupaten Tanah Datar

2

3. bagaimana PAN Kabupaten Tanah Datar memenangkan pemilu legislatif, cabub dan cawabub, cagub dan cawagub, dan pemilihan presiden di kabupaten Tanah Datar.

C.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

C.1. Tujuan Penelitian

1. membuat pemetaan politik untuk Partai Amanat Nasional di kabupaten Tanah Datar 2. mengetahui persepsi masyarakat tentang Partai Amanat Nasional di kabupaten Tanah Datar 3. ingin menjawab dengan kemenangan Partai Amanat Nasional di 2014 dan 2015 untuk pemilu legislatif, cabub dan cawabub, cagub dan cawagub, dan pilihan presiden di kabupaten Tanah Datar.

C.2 Manfaat Penelitian C.2 a. Teoritis 1. mengembangkan kajian-kajian sosiologi politik dalam mengkaji pemetaan politik 2. sebagai acuan bagi Bapilu dan Litbang partai Amanat Nasional terhadap masalah yang sama

3

D. KERANGKA TEORITIS D.1 Demokrasi Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga masyarakat dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk di dalamnya adalah hak untuk berpendapat (Freedom Of Expression), hak untuk berkumpul dan berserikat (Freedom Of Assembly), hak untuk menikmati pers yang bebas (Freedom Of the Press)3 dan Henry B. Mayo menyatakan, demokrasi sebagai sistem politik yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik4. Dalam sistem demokrasi rakyatlah yang menentukan jabatan dan posisi politik, legislatif dan exekutif. Robert A. Dahl (1999) tentang demokrasi yang menekankan pentingnya keterlibatan rakyat dalam proses politik memilih pemimpin, akhirnya tiba pada kesimpulan akan pentingnya suatu instansi yang menjamin pencapain misi ideal tersebut5 D.2 Pemilu Pada Negara yang demokratis Pemilu dipercaya sebagai lembaga dan proses politik demokrasi yang berfungsi mewujudkan kedaulatan rakyat melalui pemerintahan perwakilan, karena dengan dilaksanakannya pemilu warga negara diberi kekuasaan untuk menentukan wakil-wakilnya yang akan mengisi jabatan

3 45

1Afan Gaffar, 2002, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal 9 2Eep Syaefulloh Fatah, 1998, Catatan Atas Gagalnya Politik Orde Baru, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Hal 233

Firman Ph.D, Mengelolah Partai Politik, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2008 hal xix

4

dalam pemerintahan. Secara umum pengertian Pemilihan Umum (Pemilu) adalah suatu proses, pemilih memilih orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan yang di sini beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat, di pelbagai tingkat pemerintahan bupati dan gubernur Pemilu diselenggarakan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) Mulai dari KPU di tingkat daerah sampai KPU di tingkat pusat dan diikuti oleh partai-partai politik yang telah memenuhi syarat administrasi untuk mengikuti pemilu.Dalam pelaksanaan pemilihan umum rakyat diberi kedaulautan untuk memilih baik anggota DPR, DPD, dan DPRD maupun untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat yang dilaksanakan menurut undangundang. Hal ini merupakan perwujudan negara yang berdasarkan atas hukum dan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan Pemilu terdiri dari sebagai berikut: 1. Tahap pendaftaran pemilih; 2. Tahap pencalonan; 3. Tahap kampanye; 4. Tahap penyerahan suara 5. Tahap penghitungan suara. Tujuan Pemilu adalah menghasilkan wakil rakyat yang bersedia dan mampu memberikan pelayanan kepada penguasa dan rakyat secara seimbang. Di dalam pelaksanaan Pemilu terdapat empat fungsi utama yaitusebagai: 1. Pembentukan legitimasi penguasa dan pemerintah; 2. Pembentukan perwakilan politik rakyat;

5

3. Sirkulasi elit penguasa; 4. Pendidikan politik. Struktur utama bangsa yang secara langsung berkepentingan terhadap pemilu yakni Penguasa, Orpol, dan Rakyat. Di dalam proses politik, ketiga strutur Pemilu saling berusaha mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dengan jalan memilih fungsi sebagai alat untuk: : 1. Membangun legitimasi dari rakyat atau memperjuangkan kepentingan publik. 2. Menciptakan stabilitas politik dan pemerintahan yang kuat atau

merealisasikan partisipasi sebagai wujud hak politik rakyat, dan 3. Memobilisasikan aktivitas politik rakyat atau mewujudkan pendidikan politik rakyat.

D.3 Partai Politik La Palombara dan Weiner (1996) mengidentifikasi empat karakteristik dasar yang menjadi cirri khas organisasi yang dikategorikan sebagai partai politik, kreteria mereka sangat popular dewasa ini untuk melakukan studi komparasi politis, keempat karakteristik dasar dari partai politik adalah sebagai berikut: 1. organisasi jangka panjang 2. struktur organisasi 3. tujuan berkuasa 4. dukungan public luas adalah cara untuk mendapatkan kekuasaan

6

Sigmund Neumann mendefinisikan Partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada pengendalian kekuasaan pemerintahan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda. Dan Menurut Mark N. Hagopion, parpol adalah suatu organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk dan karakter kebijaksanaan public dalam kerangka prinsip-prinsip dan kepentingan ideologis tertentu melalui praktek kekuasaan secara langsung atau partisipasi rakyat dalam pemilihan

Partai politik adalah institusi yang dianggap penting sine qua non dalam sistem demokrasi modern, partai politik memainkan peran sentral dalam menjaga pluralisme ekspresi politik dan menjamin adanya partipasi politik,

sekaligus juga persaingan politik. Dan juga Baik buruknya system kaderisasi dan regenerasi dalam tubuh organisasi partai politik menentukan kualitas caloncalon pemimpin bangsa Basis sosiologis suatu partai adalah ideologi dan kepentingan yang diarahkan pada usaha-usaha untuk memperoleh kekuasaan. Tanpa kedua elemen tersebut partai tampaknya tidak akan mampu mengidentifikasi dirinya dengan para pendukungnya. Partai Politik dalam berpartisipasi politik di dalam Negara mempunyai hak sebagai berikut: 1. Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat, dan adil dari negara; 2. Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri;

7

3. Memperoleh hak cipta atas nama, lambang, dan tanda gambar partainya dari Departemen Kehakiman sesuai dengan peraturan perundangundangan; 4. Ikut serta dalam pemilihan umum sesuai dengan ketentuan

Undangundang Pemilihan Umum; 5. Mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan di lembaga perwakilan rakyat; 6. Mengusulkan penggantian antar waktu anggotanya di lembaga

perwakilan rakyat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 7. Mengusulkan pemberhentian anggotanya di lembaga perwakilan rakyat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan 8. Mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Partai sebagai tulang punggung demokrasi mempunyai lima fungsi dasar dalam keberadaan partai politik: 1. Fungsi artikulasi yaitu suatu proses penginputan berbagai

kebutuhan, tuntutan dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk dalam lembaga legislatif, agar kepentingan, tuntutan dan kebutuhan kelompoknya dapat terwakili dan terlindungi dalam pembuatan kebijakan publik. 2. Fungsi agregasi kepentingan, merupakan cara bagaimana

tuntutantuntutan yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang

8

berbeda

digabungkan

menjadi

alternatif-alternatif

pembuatan

kebijakan publik. 3. Fungsi sosialisasi politik, merupakan cara untuk memperkenalkan nilai-nilai politik, sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau yang dianut oleh suatu negara. 4. Fungsi rekrutmen politik, adalah suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan administratif maupun publik. 5. Fungsi komunikasi politik, adalah suatu fungsi yang dijalankan oleh partai politik dengan segala struktur yang tersedia, mengadakan komunikasi informasi, isu gagasan politik.

Partai politik secara ideal adalah untuk mengaktifkan dan memobilisasi rakyat mewakili kepentingan, memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang saling bersaing serta menyediakan sarana suksesi kepemimpinan politik secara absah (legitimate) dan damai. Partai politik merupakan perantara yang besar yangmenghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi-ideologi sosial dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan mengikatkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas.Pendidikan adalah usaha yang sadar, terarah, dan disertai dengan pemahaman yang baik, untuk menciptakan perubahan-perubahan yang diharapkan pada perilaku individu, dan selanjutnya pada perilaku jamaah (komunitas) dimana individu itu hidup

9

Dalam sistem demokrasi multipartai mau tidak mau, partai politik perlu meletakkan konteks persaingan dalam sistem politik. Konsep kelangkaan

(scarcity) merupakan rasionalitas yang ada dibalik persaingan, yang menjadi pemenang persaingan hanya tunggal, dan mutlak, meskipun beberapa fihak

mencoba meghibur diri dengan pembentukan koalisi untuk membuat kekuatan tandingan, cara tersebut tidak menghilangkan esensi kemenangan suatu fihak Langkahnya fihak pemenang inilah mendorong adalah persaingan Foucoult mengatakan bahwa kekuasaan di mana-mana artinya persaingan kekuasaan dimana-mana.

Dengan tidak murahnya biaya yang harus dikeluarkan sementara tidak ada kepastian akan terpilih, konsep kedua yang harus diperhatikan para politisi adalah risiko, tentu dalam hal ini risiko untuk tidak terpilih, risiko menjadi penting ketika komitmen politik di beli dan uang telah digelontorkan tapi kemudian tidak terpilih. Uang atau investasi tersebut menjadi apa yang disebut dalam ekonomi sebagai Sunk-Cost, yaitu semua biaya yang tidak di tarik kembali ketika menanam investasi, memang celaka dalam system politik seperti ini semua sumber daya dipertaruhkan pada waktu dimana masyarakat mencoblos saat pemilu (Lock & Harris, 1996)6. Maka itu diperlukan informasi politik yang disini dinamakan pemetaan politik. Informasi politik merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan politik, hampir dapat dipastikan pentingnya peranan informasi politik dan mendominasi.

6

Firman Ph.D, Mengelolah Partai Politik, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2008 hal xxxiii

10

Aktivitas politik adalah serangkain

kegiatan yang berlandaskan pada

pengumpulan, analisis dan pengunaan informasi politik diterima, informasi ini sangat dibutuhkan dalam mengambil keputusan politik, baik buruknya kualitas keputusan politik akan sangat ditentukan oleh kualitas informasi yang diterima. Dalam hal ini informasi politik di lihat sebagai decision-support.

Mendapatkan informasi politik yang berkualitas akan mengangkut keputusan yang lebih tepat, sesuai dan memiliki derajat keakuratan tinggi, informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan permasalahan pada gilirannya akan menjauhkan politisi dari subtansi yang tidak sesuai dengan

keputusan

realitas.Bersaing mendapatkan informasi politik yang dapat diandalkan (reliable) dan memiliki validitas tinggi merupakan focus persaingan informasi politik.

Tanpa informasi politik yang valid maka dunia politik sarat dengan manipulasi, fitnah, propaganda, dan bias yang tidak menyentuh esensi serta akar permasalahan secara langsung.

D.4 PEMETAAN POLITIK BERUPA : D.4.1 Informasi yang berupa data 1. Data politik : Jumlah pemilih, struktur kekuasaan, kekuatan politik

dominan, pelaku politik, orientasi politik, tokoh politik, lembaga politik, peraturan politik dan pembagian wilayah politik dll 2. Data Demografi: jumlah penduduk, komposisi penduduk menurut usia, gender, mata pencaharian, agama, pendidikan, dll.

11

3. Data Geografi: topografi, letak lokasi ditinjau dari aspek geografis, aksesibilitas lokasi, pengaruh lingkungan geografis terhadap kondisi sosial masyarakat, dll. 4. Data psikografi: nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut, mitos, kebiasaankebiasaan, adat istiadat, karakteristik masyarakat, pola hubungan sosial yang ada, motif yang menggerakkan tindakan masyarakat, pengalamanpengalaman masyarakat terutama terkait dengan pandangan, sikap, dan perilaku terhadap intervensi luar, kekuatan social dan politik yang paling berpengaruh, dll. 5. Pola komunikasi: media yang dikenal dan digunakan, bahasa,

kemampuan baca tulis, orang yang dipercaya, informasi yang biasa dicari, tempat memperoleh informasi D.4.2. Pemetaan yang berhubungan dengan Segmentasi Menurut Bartle dan Griffith (2001), kontribusi penting ilmu politik adalah aktivitas yang terkait dengan segmen tasi. Dalam segmentasi terdapat dua hal yang mesti dilakukan. Pertama adalah identifikasi terdapat dua hal yang mesti lakukan. Pertama adalah identifikasi dasar-dasar yang digunakan dalam melakukan segmentasi. Kesepakatan terhadap dasar-dasar ini penting karena dasar inilah segmentasi dapat dilakukan. Partai politik perlu menyusun profil hasil segmentasi politik, profil menyangkut tiga hal 1. profil tentang pemdukung partai politik. Karakteristik pendukung dan simpatisan perlu diketahui untuk memahami mengapa mereka menjadi

12

pendukung, karakteristik seperti usaha, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tujuan hidup, life style, nilai dan norma hidup pun perlu diketahui 2. Profil tentang masa mengambang, berbeda dengan penyusunan profil pendukung, profil masa mengambang ini untuk mengetahui jumlah (size) sekaligus karakter yang mendasar 3. profil pendukung partai lain. Partai dituntut memperbesar dukungannya, hal ini dilakukan karena suatu partai politik selalu berada dibawah ancaman permanen dari pesaing politik dalam upaya merebut dukungan dari pendukung tradisional

Setelah

profil kelompok di segmentasikan langkah selanjutnya targeting

secara politik, dalam aktivitas ini, yang pertama kali dilakukan adalah membuat standard dan acuan pengukuran masing-masing segmen politik, standar pengukuran dapat mengunakan jumlah dan besaran pemilih. Setelah targeting selesaikan dilakukan langkah berikutnya adalah positioning dalam segmen pasar. Peranan positioning dalam setiap segmen pasar. (lock & Harris,1996) peranan posisi sangat penting dalam marketing politik. Worcester dan Baines (2006) menyatakan bahwa partai politik dan kanditat pemilihan umum secara permanent melakukan positioning melalui penciptaan dan penciptaan ulang kebijakan, image serta jasa yang disediakan bagi public. Positioning ini sangat penting agar tidak tergusur oleh pesaing yang melakukan hal serupa. Ketepatan membuat positioning dalam hal image politik, produk

13

politik, pesan politik dan program kerja akan membantu pula dalam penciptaan identitas politik. D.4.3. Analisis Pemilih Dalam analisis pemilih akan difokuskan pada dua dimensi karakteristik pemilih yaitu rasionalitas dan tradisional, dua pilihan tersebut bukanlah dua pilihan yang ketat, penulis cenderung menempatkan diskursus rasionalitas dan tradisional dalam satu spectrum artinya tidak ada seratus persen rasional dan seratus persen tradisional.

D.4.3.a. Rasionalitas pemilih. Terdapat kelompok masyarakat yang lebih mengutamakan rasionalitas dalam menentukan siapa yang akan mereka pilih (Evans & Over,

1996,1997;Chater et al..(2003; Gigerenser & Goldstein, 1996; Lindenberg, 1985). Rasional bisa dikelompok dalam tiga hal yaitu proses, metode dan isi (content). Proses melihat bahwa rasionalitas akan terjadi apabila si individu atau kelompok menggunakan tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan (decisionmaking-procces). Pengambilan keputusan melalui suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan seperti identifikasi masalah, analisis situasi, penyusunan solusi, memilih solusi dan implementasinya, semakin lengkap tahapan yang dilalui semakin rasional pula individu bersangkutan. Pemahaman kedua adalah sisi metodenya, rasional juga mengunakan kalkulasi. Masing-masing individu diasumsikan memiki kepentingan (interest) tertentu. Dan sebagai mahluk rasional ia memaksimalkan kepentingannya. Ia akan memjatuhkan pilihannya

14

pada sesuatu yang memberikan keuntungan terbesar melalui metode kalkulatif dan memaksimalkan kepentingannya. Analisis rasional adalah hal-hal yang dapat diukur, diper tanggungjawabkan, dibuktikan secara empiris dan logis Proses rasionalitas juga ditunjukan dengan kalkulasi atas beragam pilihan partai politik atau kanditat yang tersedia (converse, 1968). Pemilih rasional akan menimbang-nimbang dan mengukur seberapa besar kemampuan kanditat dalam menyelesaikan permasalahan social., mereka akan memilih kanditat yang menawarkan pilihan terbaik, atau paling tidak menjatuhkan pilihan kepada kandidat yang mampu menanamkan keyakinan bahwa mereka layak dipilih. Pemilih rasional cenderung membangun ikatan rasional pula dengan kandidat atau partai politik yang mereka pilih. Ikatan rasional memiliki beberapa kharakteristik, pertama ikatan rasional bersifat sementara artinya para pemilih rasional hanya memberikan dukungan kepada kandidat atau suatu partai politik sejauh dianggap sesuai dengan ekspektasi mereka. Kedua pemilih rasional kritis mereka tidak hanya menuntut agar partai politik atau kandidat selalu mampu menguak permasalahan yang ada dalam masyarakat dan juga harus memiliki cara mengatasi permasalahannya. Ketiga cenderung volatile dan tidak memiliki loyalitas tinggi terhadap partai politik atau kandidat tertentu. Mereka bergerak bebas tanpa ikatan serta menunggu kandidat dan partai politik yang sesuai dengan harapan mereka.

15

D.4.3.b. Tradisional pemilih Sedikitnya biaya untuk memilih dan tiada efeknya signifikan atas kepentingan si pengambil keputusan (si pemilih) mengindikasikan bahwa keputusan memilih lebih dimotivasi oleh keyakinan moral (moral beliefs) atau manifestasi dukungan politik, ketimbang kalkulasi matematis untuk memuaskan kepentingan pribadi (self-interest) si pengambil keputusan (Brennan & Hamlin, 2000; Brenan & Lomasky,1993). Kenyataan ini membuka kemungkinan bahwa keputusan politik dalam memilih lebih sensitive terhadap factor-faktor seperti emosi, institusi, dan moralitas ketimbang kalkulasi untung rugi ekonomis. Keabsahan pendekatan rasionalitas klasik mengenai perilaku pemilih partai politik atau seorang kontestan itu sangat ditentang (Green & Shapiro, 1994). Pemilih lebih banyak mengunakan factor non rasional seperti intuisi, keyakinan, system nilai, anggapan umum masyarakat, dan stereotype dalam proses pengambilan keputusan untuk memberikan suara, masyarakat lebih menekankan aspek yang mereka rasakan ketimbang pertimbangan logis kalkulatif. Kedua dalam banyak kasus alasan non rasional-ekonomis seperti pertimbangan, intuisi, emosi, kesukaan, loyalitas, budaya, norma, agama, dan kondisi social lebih mampu memberikan gambaran lebih lengkap atas perilaku pemilih. Politik bukanlah dunia klasik yang mengedepankan kalkulasi untuk rugi. Di dalam politik terdapat juga alasan-alasan social, ideologis, serta kepentingan bangsa dan Negara.

16

Ketiga individu adalah produk social yang dibentuk dan berkembang melalui interaksi social. Aksi individu tidak dapat di pisahkan dari (diisolasi) dari komunitas mereka berbeda. Aksi individu lebih merupakan hasil interaksi dengan struktur social dimana dia berada daripada hasil kontemplasi individu (Granovetter, 1985) dan Boudon (1998) bahwa di balik keputusan dan aksi terdapat alasan-alasan (reason) yang mendasarinya. Pemilih tradsional lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat mitos, mitos yang yang maksud adalah semua hal yang berkembang dalam masyarakat

yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Garis primodialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adatistiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya Afektif adalah1) Psikologi berkenaan dng perasaan (spt takut, cinta); (2) mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi; (3) Ling mempunyai gaya atau makna yg menunjukkan perasaan (tt gaya bahasa atau makna)7 Ikatan emosional dipengaruhi dan diubah. lebih dalam dan stabil, ikatan tersebut tidak mudah

7

4http://kamusbahasaindonesia.org

17

Menurut Saparinah Sadli (1976:46), persepsi merupakan suatu proses aktif, dimana yang memegang peranan bukan stimulus yang mengenainya, tetapi juga sebagai keseluruhan dengan pengalaman motivasinya dan sikapsikap yang relevan terhadap stimulus tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam memberikan presepsi tentang suatu hal berdasarkan pengetahuan, pengalaman,motivasi dan sikapnya terhadap yang berhubungan dengan sesuatu hal tersebut. Pada kenyataannya, persepsi yang timbul dalam masyarakat ini berkaitan dengan tiga unsur diri manusia secara sosoiologis, yaitu: Mind, Self dan Society (George, H. Mead dalam Jhonson, 1986:18). Proses ini dalam berinteraksi dimanifestasikan oleh hubungan antara I dan Me, yaitu aspek individual dan sosial. Dimana secara sosial. Dimana secara individual diartikan dengan apa arti berproses secara politik bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Persepsi berkembang dalam masyarakat tidak lepas dari unsur budaya dalam masyarakat, terutama pada masyarakat pedesaan. Menurut Hans Dieter Ever (1985;295), masyarakat desa memiliki system nilai, norma dan budaya yang mapan. Nilai yang ada mendorong manusia tersebut untuk melihat dan merencanakan masa depan. Dalam mempersepsikan sesuatu, antara individu dengan individu lain dalam suatu masyarakat berkemungkinan berbeda. Pada dasarnya beberapa hal yang menyebabkan sesuatu dipersepsikan secara berbeda oleh individu yaitu: adanya perbedaan focus perhatian, perbedaan system nilai yang berlaku dalam masyarakat dan dari keberadaan dalam diri individu itu sendiri (Sarwono, 1883: 43-34).

18

Hubungan Antara Persepsi dengan Penerimaan Terhadap Suatu Objek. Hubungan antara persepsi dengan penerimaan terhadap sesuatu objek sangat erat, hal ini mengandung pengertian bahwa penerima seseorang terhadap sesuatu objek ditentukan secara lansung oleh baik dan buruknya persepsi seseorang terhadap objek tersebut. Dengan kata lain semakin baik persepsi sesorang terhadap objek tersebut maka semakin baik pula peneimaan terhadapnya. Mendukung pernyataan diatas dapat dikemukakan pula pernyataan Carolina Nitimihadjo, bahwa: Ada hubungan yang erat antara kognisi dengan kecenderungan beraktion atau memberi respon. (1983:99). Dari teori-teori diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat yang ada dalam masyarakat merupakan interprestasi masyarakat terhadap kondisi-kondisi sosial yang mempengaruhi tindakan individu terhadap individu lain. Kondisi-kondisi sosial ini meliputi hubungan sosial dan interaksi sosial.

19

E. Defenisi Konsep Ada beberapa konsep yang perlu dijelaskan terlebih dahulu, sehingga permasalahan yang ada dapat diterangkan dengan jelas. Persepsi adalah pemahaman, penafsiran, pendapat atau respon seseorang terhadap objek yang lain karena berbeda kecenderungan dan pengalaman masing-masing (Vermon, 1947 dalam Agus 1991:14). Jadi persepsi disini adalah kemampuan individu maupun masyarakat dalam mengertikan dan memberi makna terhadap pemetaan politik. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mempunyai hubungan satu sama lain dalam satu kesatuan. Secara umum masyarakat diartikan kedalam pengertian dimana sekumpulan orang-orang atau kelompok social yang terdiri dari individu yang saling berhubungan satu sama lain dan saling beriteraksi yang tunduk dan diatur oleh (kelompok sosial tersebut) Pemetaan Politik adalah kegiatan pengumpulan pendapat atau persepsi masyarakat terhadap berbagai hal menyangkut seorang tokoh atau kandidat kepala daerah dengan cara mewawancarai sejumlah masyarakat nilai-nilai yang berada dalam kehidupan mereka

20

F. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di 75 nagari di kabupaten Tanah Datar provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini berdasarkan pertimbangan 1. Peneliti adalah Ketua DPD BM PAN Kabupaten Tanah Datar 2. Tersedianya penghubung yang dapat membantu dalam proses penelitian. Penghubung itu tersebut karena peniliti berasal dari Kabupaten dan mempunyai jaringan cukup banyak di nagari-nagari Tanah Datar 3. Jumlah pemilih di Kabupaten terbesar keenam dari 19 kabupaten kota di provinsi sumatera barat.

G. Metode Penelitian G.1. Pendekatan dan Sifat Penelitian Pendekatan yang dipakai dalam penelitian Persepsi Masyarakat Terhadap Pemetaan politik adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini adalah prosedur penelitian yang mengasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan daro orang-orang dan perilaku yang dapat diamati sesuai dengan bahasan yang diteliti. Menurut Bogdan dan Taylor (1975;5) yang dikutip Lexi, j Moleong mendefinisikan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang didapat diamati Dipilih pendekatan kualitatif ini adalah karena pendekatan dipandang mampu menemukan definisi situasi, serta gejala social dari subjek. Hal ini

21

mengcakup nilai-nilai, keyakinan, persepsi, sikap dan interprestasi subjek tentang realitas dan bagaimana hal itu menpengaruhi perilakunya. Dan juga metode penelitian kualitatif dalam meneliti persepsi masyarakat terhadap pemetaan politik di kabupaten Tanah Datar adalah karena penelitian mengarah pada pengamatan, tingkah laku manusia yang terdapat pada jorong-jorong yang masyarakatnya saling berhubungan satu sama lainnya. Setiap fenomena yang ditemukan dilapangan mengenai persepsi masyarakat terhadap pemetaan politik akan diteliti secara keseluruhan Penelitian ini bersifat deskritif, penelitian deskritif adalah penelitian yang bertujuan untuk karakteristik dari suatu keadaan, dimana penelitian ini hanya pada taraf pengumpulan fakta-fakta8. Tujuan penelitian deskritif ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum tentang kondisi masyarakat pedesaan serta karakteristik yang khas dari objek yang diteliti. Berdasarkan pendapat tersebut berkaitan dengan penelitian ini adalah memberikan gambaran secara umum tentang kondisi khareteristik yang khas dari masyarakat yang terlibat dalam proses politik dan masyarakat di kabupaten Tanah Datar G. 2. Pemilihan Informan Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi penelitian, informan dengan kesukaan dan sukarela memberikan pandangan dari segi orang tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang latar penelitian9

8

Sufrianto, Metode Riset, PT Rineka, Jakarta, 1997, hal, 43 Lexi j, Moleong, ibid, hal, 90

9

22

Pemilihan informan untuk penelitian untuk penelitian mengunakan Purposive Sampling yaitu teknik berdasarkan pada cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut dengan erat dengan cirri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi cirri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci dalam pengambilan sampel (Colid Nerbuko, Abu Ahmadi (1997:16). Pendapat lain yaitu penarikan sample secara purposive dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan pribadi atau pertimbangan para ahli, sample yang diperoleh subjek yang tidak hanya pelaku tetapi memahami selukbeluk permasalahan penelitian yang menjadi fokus kerja peneliti. (Saudarawan Danin, 1997;98) Tujuan digunakan purpusiv sampling adalah untuk mengambil informasi dari orang-orang yang sangat mengetahui dan memahami secara jelas permasalahan yang diteliti, informan tersebut terdiri dari : 1. Tokoh Masyarakat terdiri dari : Wali Nagari, Wali Jorong, ketua KAN, ketua BPRN, ketua Pemuda, ketua cadiak pandai, ketua alim ulama, dan bekas-bekasnya 2. Tokoh Adat : Penguhulu kaum yang ada di tiap jorong 3. Tokoh Partai : ketua-ketua partai di nagari dan jorong, caleg-caleg, cawali-cawali, cabub dan cawabub dari 2004 sampai 2009, 4. Masyarakat terdiri dari a. Tingkatan umur 15-20 sebagai pemilih pemula dan umur 21-30,3140, 40-50, 50