PROPOSAL TUGAS AKHIR.docx
Transcript of PROPOSAL TUGAS AKHIR.docx
CURICULUM VITAE
A. DATA PRIBADI1. NAMA : NOVICHA PRISSANDI2. JENIS KELAMIN : PEREMPUAN3. TEMPAT, TANGGAL LAHIR : P.SIANTAR, 07 NOVEMBER 19914. KEBANGSAAN : INDONESIA5. STATUS : BELUM MENIKAH6. TINGGI, BERAT BADAN : 160 CM, 72 KG7. AGAMA : ISLAM8. ALAMAT : Jln. STM/Persatuan NO. 1 Rumah Dinas BPN
Medan, Kel. Siti Rejo II, Kec. Medan Amplas, Sumatera Utara.
9. NOMOR HP : 0852-6287-969610. EMAIL : [email protected]
B. RIWAYAT HIDUP1. SD : SD NEGERI 064037 MEDAN
1997-20032. SMP : SMP NEGERI 13 MEDAN
2003-20063. SMA : SMA SWASTA ISLAM AL-ULUM TERPADU
MEDAN 2006-2009
4. PERGURUAN TINGGI : INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD. PARDEDE (ISTP) MEDAN 2012-Sekarang
C. PENGALAMAN ORGANISASI1. Himpunan Mahasiswa Tambang (HIMATA) ISTP Medan Sebagai Anggota.
Nomor : 80/TA/FTM-ISTP/I/2016 Lamp. : 1 (satu) berkas Hal : Permohonan Tugas Akhir
Kepada Yth : Pimpinan PT. BARA INDAH LESTARI Di - Seluma, Bengkulu Selatan.
Dengan hormat,Dalam rangka memenuhi kurikulum Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains Dan Teknologii TD. Pardede Medan, bahwa setiap mahasiswa/i diwajibkan melaksanakan Tugas Akhir Lapangan.
Sehubungan dengan ini kami memohon kepada Bapak/Ibu untuk dapat kiranya memberikan kesempatan dan tempat melakukan Tugas Akhir Lapangan yang dimaksud di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin pada mahasiswa kami berikut ini :
Nama : Novicha PrissandiNIM : 12.286.0067Jurusan : Teknik PertambanganJudul TA : Kajian Teknis Pengaruh Geometri Jalan Tambang Dari Front
Penambangan Menuju Disposal Terhadap Optimalisasi Produksi Alat Angkut di PT. Bara Indah Lestari Kecamatan Seluma Provinsi Bengkulu Selatan (Judul dapat berubah bila diperlukan).
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Medan, 29 April 2016
D E K A N
Analiser Halawa, ST. MT
KAJIAN TEKNIS PENGARUH GEOMETRI JALAN TAMBANG DARI FRONT PENAMBANGAN MENUJU DISPOSAL TERHADAP
OPTIMALISASI PRODUKSI ALAT ANGKUT DI PT. BARA INDAH LESTARI
KECAMATAN SELUMA PROVINSI BENGKULU SELATAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
OLEH :
NOVICHA PRISSANDI
12.286.0067
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI T.D. PARDEDEMEDAN
2016
KAJIAN TEKNIS PENGARUH GEOMETRI JALAN TAMBANG DARI FRONT PENAMBANGAN MENUJU DISPOSAL TERHADAP
OPTIMALISASI PRODUKSI ALAT ANGKUT DI PT. BARA INDAH LESTARI
KECAMATAN SELUMA PROVINSI BENGKULU SELATAN
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Novicha Prissandi
12.286.0067
A. JUDUL
KAJIAN TEKNIS PENGARUH GEOMETRI JALAN TAMBANG DARI FRONT
PENAMBANGAN MENUJU DISPOSAL TERHADAP OPTIMALISASI PRODUKSI ALAT
ANGKUT DI PT. BARA INDAH LESTARI KECAMATAN SELUMA PROVINSI
BENGKULU SELATAN
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam. Dalam
perkembangannya, telah berbagai macam teknik dan teknologi yang dipergunakan oleh manusia
untuk dapat mengelolahnya semaksimal mungkin. Perusahaan yang bergerak dibidang
pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam
tersebut. Dalam pemanfaatannya, tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi
sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya produksi
yang relatif kecil serta ramah lingkungan. Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen
organisasi yang paling dinamis dan kompleks.
Guna mendukung hal tersebut maka perlu ditunjang kondisi kerja yang baik, salah satu
diantaranya adalah Geometri jalan pada daerah penambangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
perbaikkan dan perawatan geometri jalan, meliputi lebar jalan, kemiringan jalan, jari-jari
tikungan, superelevasi dan kemiringan melintang jalan sehingga dapat memenuhi rencana
pemindahan overburden tersebut.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penilitian ini adalah :
1. Mengevaluasi kodisi jalan angkut produksi yang meliputi geometri jalan angkut,
pemeliharaan dan perawatannya serta fasilitas-fasilitas pendukung jalan angkut.
2. Mengestimasi produksi dump truck yaitu sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan jalan
angkut dan membandingkannya dengan produksi nyata.
3. Menentukan tingkat keserasian kerja alat mekanis (match factor) untuk kondisi nyata dan
setelah dilakukan perbaikan jalan angkut.
4. Mengurangi hambatan-hambatan yang dapat ditimbulkan pada kondisi jalan angkut
produksi kurang baik, yang dapat mengurangi proses produksi.
D. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan pengangkutan overburden dari front
penambangan sampai disposal yaitu geometri jalan dan jumlah alat gali-muat dan alat angkut
yang ada, produksi overburden belum memenuhi rencana pemindahan overburden. Geometri
jalan tersebut meliputi lebar jalan, kemiringan jalan, jari-jari tikungan, superelevasi dan
kemiringan melintang jalan.
E. BATASAN MASALAH
Kegiatan tugas akhir ini disesuaikan dengan masalah yang dipelajari dan dibahas sesuai
dengan judul, yakni membahas tentang geometri jalan yang ada disekitar tambang yang harus
diatasi agar tidak mengganggu operasi penambangan.
F. JADWAL DAN TEMPAT KEGIATAN
Rencana kegiatan tugas akhir ini akan saya laksanakan selama dua bulan, mulai dari
mei sampai bulan juli di areal pertambangan batubara PT. BARA INDAH LESTARI. Kegiatan
penelitian yang di lakukan dilapangan yang meliputi bimbingan dari pihak perusahaan, observasi
langsung dan tidak langsung, pengumpulan data kwalitatif dan kwantitatif, penyusunan laporan
dan penutup.
G. DASAR TEORI
Geometri jalan merupakan bagian dari perencanaan yang lebih ditekankan pada
perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar jalan yaitu memberikan
pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas yang beroperasi di atasnya, karena tujuan dari
perencanaan geometri jalan adalah mengahasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan
arus lalu lintasan memaksimalkan rasio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan ruang, bentuk dan
ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai
jalan. Geometri jalan angkut meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Lebar Jalan
Lebar jalan angkut pada tambang pada umumnya dibuat untuk pemakaian jalur ganda
dengan lalu lintas satu arah atau dua arah. Dalam kenyataanya, semakin lebar jalan angkut
maka akan semakin baik dan lalu lintas pengangkutan semakin aman dan lancar. Akan tetapi
semakin lebar jalan angkut, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan dan perawatan juga akan
semakin besar. Untuk itu perlu dilakukan agar keduanya bisa optimal.
a. Lebar jalan angkut pada kondisi lurus
Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur ganda pada jalan lurus.
Penentuan lebar jalan lurus didasarkan pada rule of thumb yang dikemukakan oleh AASHTO
Manual Rural Higway Design (1990) yaitu jumlah jalur dikali dengan lebar dump truck
ditambah setengah lebar truk untuk masing-masing tepi kiri, kanan, dan jarak antara dua dump
truck yang sedang bersilangan. Persamaan yang digunakan adalah :
L(m) = n.Wt + (n+1) (1/2.Wt)
Dimana :
L(m) = lebar jalan angkut minimum, meter
n = jumlah jalur
Wt = lebar alat angkut total, meter
b. Lebar Jalan Pada Tikungan
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu dibuat lebih besar dari pada jalan lurus. Hal ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat angkut yang disebabkan
oleh sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan truk saat melintasi tikungan.
Untuk jalur ganda, lebar jalan minimum pada tikungan dihitung berdasarkan pada :
a. Lebar jejak roda
b. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang pada
saat membelok
c. Jarak antar alat angkut saat bersimpangan
d. Jarak alat angkut terhadap tepi jalan.
Gambar 1
Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan Untuk 2 Jalur
Persamaan yang digunakan adalah :
W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C
C = Z = ½ ( U + Fa + Fb )
Dimana :
W = lebar jalan angkut pada tikungan (meter)
U = jarak jejak roda (meter)
Fa = lebar juntai depan (meter)
Fb = lebar juntai belakang (meter)
Z = lebar bagian tepi jalan (meter)
C = jarak antara alat angkut saat bersimpangan (meter)
a. Jari – jari dan Superelevasi (kemiringan jalan pada tikungan)
Kemampuan alat angkut truck untuk melewati tikungan terbatas, maka dalam pembuatan
tikungan harus memperhatikan besarnya jari-jari tikungan jalan.
Masing-masing jenis truck mempunyai jari-jari lintasan jalan yang berbeda. Perbedaan
ini dikarenakan sudut penyimpangan roda depan pada setiap truck belum tentu sama. Semakin
kecil sudut penyimpangan roda depan maka jari-jari lintasan akan terbentuk semakin besar.
Dengan semakin besarnya jari-jari lintasan maka kemampuan truck untuk melintasi tikungan
tajam berkurang.
Dalam pembuatan jalan menikung, jari-jari tikungan harus dibuat lebih besar dari jari-jari
lintasan alat angkut atau minimal sama. Jari-jari tikungan jalan angkut juga harus memenuhi
keselamatan kerja di tambang atau memenuhi faktor keamanan yang dimaksud adalah jarak
pandang bagi pengemudi di tikungan, baik horizontal maupun vertikal terhadap kedudukan
suatu penghalang pada jalan tersebut yang diukur dari mata pengemudi.
Hal lain yang tidak bisa diabaikan dalam pembuatan tikungan adalah superelevasi , yaitu
kemiringan melintang jalan pada tikungan. Besarnya angka superelevasi dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
e+f =V 2
gR
e+f = V 2
127 R
Dimana :
g =gaya sentrifugal
e = angka superelevasi
f = faktor gesekan
V = kecepatan, km/jam
R = jari-jari tikungan, meter
Untuk mengatasi gaya sentrifugal yang bekerja pada alat angkut yang sedang melewati
tikungan jalan ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu : pertama; dengan mengurangi kecepatan
dan cara ke dua adalah membuat kemiringan ke arah titik pusat jari-jari tikungan. Kemiringan
dapat berfungsi untuk menjaga alat angkut tidak terguling saat melewati tikungan dengan
kecepatan tertentu. Cara pertama sangat tidak efisien karena waktu hilang yang ditimbulkan akan
besar, oleh karena itu cara kedua dianggap lebih baik.
Apabila suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan tetap pada datar atau miring dengan
lintasan berbentuk lengkung seperti lingkaran, maka pada kendaraan tersebut bekerja gaya
sentrifugal mendorong kendaraan secara radial keluar dari jalur jalannya, berarah tegak lurus
terhadap kecepatan. Untuk dapat mempertahankan kendaraan tersebut tetap pada jalurnya, maka
perlu adanya gaya yang dapat mengimbangi gaya tersebut sehingga terjadi suatu keseimbangan.
Untuk menghitung besarnya gaya sentrifugal dapat digunakan rumus :
Fsf =
Gg
V 2
R
Dimana :
Fsf = Gaya Sentrifugal
G = Berat Kendaraan
g = Gaya grafitasi bumi
V = Kecepatan kendaraan
R = Jari-jari lengkung lintasan
d. Kemiringan Jalan Produksi dan Grade Resistance
Kemiringan jalan angkut dapat berupa jalan menanjak ataupun jalan menurun, yang
disebabkan perbedaan ketinggian pada jalur jalan. Kemiringan jalan berhubungan langsung
dengan kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.
Kemampuan dalam mengatasi tanjakan untuk setiap alat angkut tidak sama, tergantung pada
jenis alat angkut itu sendiri. Sudut kemiringan jalan biasanya dinyatakan dalam persen, yaitu
beda tinggi setiap seratus satuan panjang jarak mendatar.
Tahanan kemiringan (grade resistance) ialah besarnya gaya berat yang melawan atau
membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya.
Tahanan kemiringan tergantung dua faktor, yaitu :
1. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen.
2. Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam ton.
Besarnya tahanan kemiringan rata-rata dinyatakan dalam 20 lbs dari rimpull untuk tiap
gross ton berat kendaraan beserta isinya pada kemiringan 1 %.
Kemiringan suatu jalan biasanya dinyatakan dalam persentase, dimana kemiringan 1 %
merupakan kemiringan permukaan yang menanjak atau menurun 1 meter secara vertikal
dalam jarak horizontal 100 meter. Kemiringan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Grade (% )= ΔhΔx
100 %
Dimana :
h : Beda tinggi antara dua titik yang diukur (meter)
x : Jarak datar antara dua titik yang diukur (meter)
B
C ø A
x
Gambar 2
Perhitungan Kemiringan Jalan
2. Daya Dukung Jalan Terhadap Beban Yang Melintas
Daya dukung jalan adalah kemampuan jalan untuk menopang beban yang ada di atasnya.
Menentukan daya dukung tanah secara tepat hanya dapat dilakukan oleh seorang ahli mekanika
tanah yang berkualifikasi.
Susunan lapis perkerasan jalan yang digunakan di dalam dan di luar tambang adalah
menggunakan metode Un-Bound Method, yaitu seluruh kontruksi perkerasan terdiri dari butiran-
butiran lepas (tanpa adanya bahan pengikat aspal/semen) yang mempunyai sifat seperti lapisan
pasir ialah meneruskan gaya tekan kesegala penjuru dengan sudut rata-rata 45 0 terhadap garis
vertikal, sehingga penyebaran gaya tersebut merupakan bentuk kerucut dengan sudut puncak 900.
Kontruksi jalan secara un-bound method harus memenuhi dua syarat utama, yaitu : permukaan
jalan harus cukup kuat untuk menahan beban atau berat kendaraan yang berada diatasnya (gaya
tekan kendaraan harus lebil kecil dari daya dukung tanah), permukaan jalan harus dapat menahan
gesekan dari roda kendaraan dan pengaruh air hujan/air permukaan. Dalam menentukan jenis
perkerasan jalan produksi banyak dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain dipilih jenis
perkerasan yang paling ekonomis yang disesuaikan dengan peralatan yang ada dan tenaga yang
mengerjakannya.
Gambar 3
Penyebaran Beban Roda Melalui Lapisan Perkerasan Jalan
Secara umum kontruksi lapisan jalan (Gambar 3.4.) terdiri dari lapisan-lapisan sebagai
berikut :
1. Surface Course (lapisan permukaan)
Fungsi lapisan permukaan adalah sebagai berikut :
a. Lapisan perkerasan penahan beban roda, lapisan yang mempunyai stabilitas tinggi untuk
menahan beban roda selama masa pelayanan.
b. Lapisan aus (wearing course), lapisan yang langsung menderita gesekan akibat rem
kendaraan sehingga mudah menjadi aus.
c. Lapisan yang menyebarkan beban kelapisan yang berada dibawahnya.
Gambar 4
Kontruksi Lapisan Perkerasan Jalan
2. Base Course (lapisan pondasi atas)
Fungsinya antara lain :
a. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban
kelapisan di bawahnya.
b. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
c. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Material yang akan digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah material yang cukup
kuat, yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
a). Gradasi butiran harus bervariasi sehingga dapat saling mengunci.
b). Kualitas bahan harus baik, baik kekerasan maupun bentuk butiran.
3. Sub Base Course (lapisan pondasi bawah)
Fungsi lapisan pondasi bawah antara lain :
a. Bagian dari kontruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
b. Lapisan peresapan, agar rembesan air tanah tidak terkonsentrasi di lapisan pondasi
maupun tanah dasar.
Untuk lapisan pondasi bawah tidak boleh mengandung unsur tanah liat lebih besar dari
14 % (Persyaratan dari Departemen Pekerjaan umum).
4. Sub Grade (lapisan tanah dasar)
Pada umumnya masalah yang menyangkut lapisan tanah dasar adalah :
a. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) karena beban yang berlebihan.
b. Sifat mengembang (swelling) dan menyusut (shrinkage) dari tanah tertentu akibat
perubahan kadar air.
c. Daya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah tertentu dengan macam tanah
yang sangat berbeda.
d. Kondisi geologi dari lokasi jalan (patahan, sesar).
Daya dukung tanah dasar (sub grade) pada perencanaan perkerasan dapat di ketahui
dengan metode “california bearing Ratio” (CBR), yaitu suatu cara penentuan daya dukung
tanah yang pada prinsipnya daya dukung tanah dibandingkan dengan kekerasan batu pecah
dan lumpur. Harga CBR dinyatakan dalam persen. Jadi, harga CBR adalah nilai yang
menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan standar berupa batu pecah yang
mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalulintas dan lumpur
mempunyai nilai 0 %.
Daya dukung tanah dasar dipengaruhi oleh jenis tanah, tingkat kepadatan tanah, kadar air,
kondisi drainase, dan lain-lain. Tanah dengan tingkat kepadatan tinggi akan mengalami
perubahan volume yang kecil jika terjadi perubahan kadar air dan mempunyai daya dukung
yang lebih besar jika dibandingkan dengan tanah sejenis yang tingkat kepadatannya lebih
rendah. informasi umum daya dukung tanah untuk berbagai jenis tanah telah tersedia seperti
terlihat pada table 1 berikut:
TABEL 1
DAYA DUKUNG MATERIAL
No Klasifikasi Tanah Dasar Jenis Tanah
Kekuatan Tanah Dasar yang diperbolehkan (Kg/cm2)
1. Tanah bagus
Tanah
pasir,berbatu atau
berkerikil
9
2. Tanah baik Tanah pasir 2,75
3. Tanah sedang Tanah liat atau silt 1,75
4. Tanah buruk
Tanah liat atau silt
mengandung tanah
organic
1,25
5.Tanah buruk
sekali
Tanah rawa atau
veen tanah
berlumpur
-
Untuk keperluan pembuatan jalan angkut, daya dukung tanah harus disesuaikan dengan
jumlah beban yang didistribusikan melalui roda. Jika daya dukung tanah dasar suatu jalan
angkut lebih rendah dari jumlah beban yang melintas di atasnya maka dapat dilakukan usaha-
usaha antara lain :
1. pemadatan,
2. penambahan lapisan di atas tanah dasar.
3. Perawatan Dan Pemeliharaan Jalan Produksi
Perawatan dan pemeliharaan jalan merupakan suatu pekerjaan yang perlu mendapatkan
perhatian khusus, hal ini dikarenakan agar tidak mengganggu kegiatan operasional
penambangan yang akhirnya akan mengganggu kelancaran produksi. Pada umumnya
pemeliharaan jalan produksi ditekankan pada kondisi jalan dan pemeliharaan saluran air
(drainage). Pemeliharaan jalan yang baik, tetapi pemeliharaan drainase yang ada kurang
baik, hal tersebut tidak akan berhasil, begitu juga dengan sebaliknya.
Pada musim kemarau, lapisan permukaan akan menjadi debu yang sangat mengganggu
kenyamanan dan kesehatan pengemudi. Sedangkan pada musim hujan, debu tersebut akan
manjadi lumpur yang menggenang dan jalan menjadi licin. Hal ini juga akan sangat
menghambat laju dari alat angkut karena pada kondisi tersebut pengemudi akan mengurangi
kecepatan.
Ciri-ciri dari jalan angkut produksi yang baik adalah :
1. Kondisi permukaan jalan kasar dan rata, serta tidak mengandung lumpur.
2. Kemiringan permukaan jalan 4 %, hal ini untuk mengantisipasi adanya genangan
air.
3. Elevasi badan jalan harus lebih tinggi dari bahu jalan, agar air tidak masuk ke badan
jalan.
4. Saluran air harus lancar sesuai dengan debit air yang mengalir dan kemiringan jalan.
4. Fasilitas-fasilitas Pendukung Kelancaran dan Keselamatan
Ada beberapa hal yang juga memiliki peran penting dalam menunjang operasi
pengangkutan yang lancar dan aman bagi pengemudi, yaitu :
a. Rambu-rambu pada jalan angkut
Untuk menjamin keamanan sehubungan dengan dipergunakannya suatu jalan angkut,
maka perlu kiranya dipasang rambu-rambu sepanjang jalan angkut tersebut. Pemasangan
rambu-rambu ini diutamakan pada tempat-tempat yang diperkirakan cukup rawan dan
berbahaya. Adapun rambu-rambu yang dipasang antara lain :
1. Tanda belokan
2. Tanda persimpangan jalan
3. Peringatan adanya tanjakan maupun jalan menurun
b. Lampu Penerangan
Lampu penerangan mutlak harus dipasang apabila jalan angkut digunakan pada malam
hari. Biasanya pemasangan sarana penerangan dilakukan berdasarkan interval jarak dan
tingkat bahayanya. Lampu-lampu tersebut dipasang antara lain pada :
1. Belokan
2. Persimpangan jalan
3. Tanjakan atau turunan tajam
4. Jalan yang berbatasan langsung dengan tebing
c.. Safety Berm (tanggul pengaman)
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi karena kendaraan selip atau
kerusakan rem atau karena sebab lain, maka pada jalan angkut tersebut perlu dibuat tanggul
jalan di kedua sisinya. Hal ini terutama bila jalan berbatasan langsung dengan daerah curam,
sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan alat angkut tidak terperosok ke daerah
yang curam.
d. Penirisan dan Gorong-gorong (culvert)
Jalan angkut harus diberi penirisan maupun gorong-gorong, karena air yang mengalir
pada permukaan jalan angkut seperti becek, berlumpur atau licin. Ukuran sistem penirisan
tergantung pada besarnya curah hujan, luas daerah pengaruh hujan, keadaan atau sifat fisik
dan mekanik material dan tempat membuang air. Penirisan di kiri-kanan jalan angkut
sebaiknya dilengkapi dengan saluran penirisan dengan ukuran yang sesuai dengan jumlah
curah hujannya.
H. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan observasi lapangan kemudian dilanjutkan dengan studi
pustaka dan melakukan analisis dari keduanya untuk mendapatkan penyelesaian masalah
yang baik.
1. Pengambilan Data
a. Data Primer
Menentukan data ukuran jalan dan membagi jalan dalam beberapa segmen berdasarkan
perbedaan elevasi.
Mengamati travel time dump truck baik saat bermuatan maupun kosongan untuk setiap
segmen yang telah penulis tentukan.
Mengamati dan membandingkan produksi nyata dengan produksi teoritis yang
berdasarkan pada metode perhitungan menurut Partanto.
Mengamati perubahan kondisi jalan angkut selama penelitian dari front penggalian ke
daerah pembuangan.
b. Data sekunder
Literatur-literatur yang berhubungan dengan jalan angkut.
Peta topografi penambangan
Data curah hujan di wilayah penambangan.
Data spesifikasi untuk masing-masing alat angkut.
Data faktor-faktor koreksi (efisiensi waktu, kerja, operator, dan lain-lain).
Tabel Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Waktu (Minggu)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan di Lapangan
3 Pengambilan Data Primer
dan Sekunder
4 Pengolahan Data dan
Analisis Data
5 Pembuatan Draft
2. Akuisisi data, yang bertujuan untuk :
1. Pengelompokan data dari lapangan beserta data yang sudah ada disesuaikan
dengan obyek yang mewakili permasalahan.
2. Pengecekan keakuratan data, sehingga penelitian lebih efisien.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan perhitungan-perhitungan yang selanjutnya
direalisasikan dalam bentuk perhitungan grafik maupun table yang menuju perumusan masalah.
4. Analisis data
Melakukan analisa data hasil dari pengolahan dan memberikan alternatif penyelesaian
masalah sebagai acuan untuk pembahasan permasalahan sebagai tujuan akhir.
5. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan perhitungan antara hasil pengolahan data dengan
permasalahan yang diteliti. Kesimpulan merupakan hasil akhir dari pemecahan permasalahan
yang diteliti.
I. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan dengan
harapan dapat memudahkan pelaksanaan tugas akhir. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
proposal ini banyak terdapat kekurangan atau kekeliruan, untuk itu dimohon adanya saran
konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan tugas akhir ini. Besar harapan kami
agar kiranya proposal ini disambut dengan senang hati, kesempatan yang diberikan oleh pihak
perusahaan tentunya akan dimanfaatkan semaksimal mungkin.
J. DAFTAR PUSTAKA
1. …………, 1994, ‘Aplikasi Dan Produksi Alat-alat Berat”, PT. United Tractors, Jakarta.
2. …………, 2002, “Caterpillar Performance Handbook”, Edisi 33, Caterpillar Inc, Peoria Illinois, U.S.A.
5. Buchori, Erika, Ir, M.Sc., 1996, “Design Gemetris Jalan”, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya.
6. Hartman, Howard, L., 1987, “Introductory Mining Engineering”, A Willey Interscience Publication, John Willey & Sons, New York.
7. Oglesby, H. Clarkson., Alih bahasa oleh Setianto, Purwo, Ir., 1990, “Teknik Jalan Raya”, Erlangga, Jakarta
8. Peele, Robert., 1941, “Mining Engineering Hand Book”,Jhon Willey & Sons, New York.
9. Peurifoy, R.L., 1970, “Construction, Planning, Equipment and Methods”, second Edition, McGraw-Hill, Kogakusha Ltd, Texas.
10. Projosumarto, Partanto., 1993, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.
11. Sukirman, Silvia., 1994, “Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan”, NOVA, Bandung.
12. Walpole, Ronald. E., 1992, “Pengantar Statistika”, Edisi Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
DAFTAR ISI
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang1.2. Permasalahan1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian1.4. Ruang Lingkup Penelitian1.5. Metode penelitian1.6. Analisa Data
TINJAUAN UMUM2.1. Lokasi dan Topografi2.2. Iklim dan Curah Hujan2.3. Geologi Regional2.4. Genesa Batubara2.5. Sistem Penambangan2.6. Pengolahan dan Pemantauan Lingkungan
III. TINJAUAN PUSTAKA3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Dump Truck3.2. Perhitungan Produksi Alat Muat Dan Angkut3.3. Geometri Jalan Angkut3.4. Daya Dukung Jalan Terhadap Beban Yang Melintas3.5. Perawatan Dan Pemeliharaan Jalan Produksi3.6. Fasilitas-fasilitas Pendukung Kelancaran Dan Keselamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil Penelitian4.2. Pembahasan
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN