PROPOSAL TUGAS AKHIR.docx

38
CURICULUM VITAE A. DATA PRIBADI 1. NAMA : NOVICHA PRISSANDI 2. JENIS KELAMIN : PEREMPUAN 3. TEMPAT, TANGGAL LAHIR : P.SIANTAR, 07 NOVEMBER 1991 4. KEBANGSAAN : INDONESIA 5. STATUS : BELUM MENIKAH 6. TINGGI, BERAT BADAN : 160 CM, 72 KG 7. AGAMA : ISLAM 8. ALAMAT : Jln. STM/Persatuan NO. 1 Rumah Dinas BPN Medan, Kel. Siti Rejo II, Kec. Med an Amplas, Sumatera Utara. 9. NOMOR HP : 0852-6287-9696 10. EMAIL : [email protected] B. RIWAYAT HIDUP 1. SD : SD NEGERI 064037 MEDAN 1997-2003 2. SMP : SMP NEGERI 13 MEDAN 2003-2006 3. SMA : SMA SWASTA ISLAM AL-ULUM TERPADU MEDAN 2006-2009 4. PERGURUAN TINGGI : INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD. PARDEDE (ISTP) MEDAN 2012-Sekarang C. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Himpunan Mahasiswa Tambang (HIMATA) ISTP Medan Sebagai Anggota.

Transcript of PROPOSAL TUGAS AKHIR.docx

CURICULUM VITAE

A. DATA PRIBADI1. NAMA : NOVICHA PRISSANDI2. JENIS KELAMIN : PEREMPUAN3. TEMPAT, TANGGAL LAHIR : P.SIANTAR, 07 NOVEMBER 19914. KEBANGSAAN : INDONESIA5. STATUS : BELUM MENIKAH6. TINGGI, BERAT BADAN : 160 CM, 72 KG7. AGAMA : ISLAM8. ALAMAT : Jln. STM/Persatuan NO. 1 Rumah Dinas BPN

Medan, Kel. Siti Rejo II, Kec. Medan Amplas, Sumatera Utara.

9. NOMOR HP : 0852-6287-969610. EMAIL : [email protected]

B. RIWAYAT HIDUP1. SD : SD NEGERI 064037 MEDAN

1997-20032. SMP : SMP NEGERI 13 MEDAN

2003-20063. SMA : SMA SWASTA ISLAM AL-ULUM TERPADU

MEDAN 2006-2009

4. PERGURUAN TINGGI : INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD. PARDEDE (ISTP) MEDAN 2012-Sekarang

C. PENGALAMAN ORGANISASI1. Himpunan Mahasiswa Tambang (HIMATA) ISTP Medan Sebagai Anggota.

Nomor : 80/TA/FTM-ISTP/I/2016 Lamp. : 1 (satu) berkas Hal : Permohonan Tugas Akhir

Kepada Yth : Pimpinan PT. BARA INDAH LESTARI Di - Seluma, Bengkulu Selatan.

Dengan hormat,Dalam rangka memenuhi kurikulum Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains Dan Teknologii TD. Pardede Medan, bahwa setiap mahasiswa/i diwajibkan melaksanakan Tugas Akhir Lapangan.

Sehubungan dengan ini kami memohon kepada Bapak/Ibu untuk dapat kiranya memberikan kesempatan dan tempat melakukan Tugas Akhir Lapangan yang dimaksud di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin pada mahasiswa kami berikut ini :

Nama : Novicha PrissandiNIM : 12.286.0067Jurusan : Teknik PertambanganJudul TA : Kajian Teknis Pengaruh Geometri Jalan Tambang Dari Front

Penambangan Menuju Disposal Terhadap Optimalisasi Produksi Alat Angkut di PT. Bara Indah Lestari Kecamatan Seluma Provinsi Bengkulu Selatan (Judul dapat berubah bila diperlukan).

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Medan, 29 April 2016

D E K A N

Analiser Halawa, ST. MT

KAJIAN TEKNIS PENGARUH GEOMETRI JALAN TAMBANG DARI FRONT PENAMBANGAN MENUJU DISPOSAL TERHADAP

OPTIMALISASI PRODUKSI ALAT ANGKUT DI PT. BARA INDAH LESTARI

KECAMATAN SELUMA PROVINSI BENGKULU SELATAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OLEH :

NOVICHA PRISSANDI

12.286.0067

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI T.D. PARDEDEMEDAN

2016

KAJIAN TEKNIS PENGARUH GEOMETRI JALAN TAMBANG DARI FRONT PENAMBANGAN MENUJU DISPOSAL TERHADAP

OPTIMALISASI PRODUKSI ALAT ANGKUT DI PT. BARA INDAH LESTARI

KECAMATAN SELUMA PROVINSI BENGKULU SELATAN

LEMBAR PENGESAHAN

Oleh :

Novicha Prissandi

12.286.0067

A. JUDUL

KAJIAN TEKNIS PENGARUH GEOMETRI JALAN TAMBANG DARI FRONT

PENAMBANGAN MENUJU DISPOSAL TERHADAP OPTIMALISASI PRODUKSI ALAT

ANGKUT DI PT. BARA INDAH LESTARI KECAMATAN SELUMA PROVINSI

BENGKULU SELATAN

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam. Dalam

perkembangannya, telah berbagai macam teknik dan teknologi yang dipergunakan oleh manusia

untuk dapat mengelolahnya semaksimal mungkin. Perusahaan yang bergerak dibidang

pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam

tersebut. Dalam pemanfaatannya, tentu saja menggunakan berbagai metode dan teknologi

sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya produksi

yang relatif kecil serta ramah lingkungan. Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen

organisasi yang paling dinamis dan kompleks.

Guna mendukung hal tersebut maka perlu ditunjang kondisi kerja yang baik, salah satu

diantaranya adalah Geometri jalan pada daerah penambangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan

perbaikkan dan perawatan geometri jalan, meliputi lebar jalan, kemiringan jalan, jari-jari

tikungan, superelevasi dan kemiringan melintang jalan sehingga dapat memenuhi rencana

pemindahan overburden tersebut.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penilitian ini adalah :

1. Mengevaluasi kodisi jalan angkut produksi yang meliputi geometri jalan angkut,

pemeliharaan dan perawatannya serta fasilitas-fasilitas pendukung jalan angkut.

2. Mengestimasi produksi dump truck yaitu sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan jalan

angkut dan membandingkannya dengan produksi nyata.

3. Menentukan tingkat keserasian kerja alat mekanis (match factor) untuk kondisi nyata dan

setelah dilakukan perbaikan jalan angkut.

4. Mengurangi hambatan-hambatan yang dapat ditimbulkan pada kondisi jalan angkut

produksi kurang baik, yang dapat mengurangi proses produksi.

D. PERUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan pengangkutan overburden dari front

penambangan sampai disposal yaitu geometri jalan dan jumlah alat gali-muat dan alat angkut

yang ada, produksi overburden belum memenuhi rencana pemindahan overburden. Geometri

jalan tersebut meliputi lebar jalan, kemiringan jalan, jari-jari tikungan, superelevasi dan

kemiringan melintang jalan.

E. BATASAN MASALAH

Kegiatan tugas akhir ini disesuaikan dengan masalah yang dipelajari dan dibahas sesuai

dengan judul, yakni membahas tentang geometri jalan yang ada disekitar tambang yang harus

diatasi agar tidak mengganggu operasi penambangan.

F. JADWAL DAN TEMPAT KEGIATAN

Rencana kegiatan tugas akhir ini akan saya laksanakan selama dua bulan, mulai dari

mei sampai bulan juli di areal pertambangan batubara PT. BARA INDAH LESTARI. Kegiatan

penelitian yang di lakukan dilapangan yang meliputi bimbingan dari pihak perusahaan, observasi

langsung dan tidak langsung, pengumpulan data kwalitatif dan kwantitatif, penyusunan laporan

dan penutup.

G. DASAR TEORI

Geometri jalan merupakan bagian dari perencanaan yang lebih ditekankan pada

perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar jalan yaitu memberikan

pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas yang beroperasi di atasnya, karena tujuan dari

perencanaan geometri jalan adalah mengahasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan

arus lalu lintasan memaksimalkan rasio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan ruang, bentuk dan

ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai

jalan. Geometri jalan angkut meliputi beberapa hal, yaitu :

1. Lebar Jalan

Lebar jalan angkut pada tambang pada umumnya dibuat untuk pemakaian jalur ganda

dengan lalu lintas satu arah atau dua arah. Dalam kenyataanya, semakin lebar jalan angkut

maka akan semakin baik dan lalu lintas pengangkutan semakin aman dan lancar. Akan tetapi

semakin lebar jalan angkut, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan dan perawatan juga akan

semakin besar. Untuk itu perlu dilakukan agar keduanya bisa optimal.

a. Lebar jalan angkut pada kondisi lurus

Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur ganda pada jalan lurus.

Penentuan lebar jalan lurus didasarkan pada rule of thumb yang dikemukakan oleh AASHTO

Manual Rural Higway Design (1990) yaitu jumlah jalur dikali dengan lebar dump truck

ditambah setengah lebar truk untuk masing-masing tepi kiri, kanan, dan jarak antara dua dump

truck yang sedang bersilangan. Persamaan yang digunakan adalah :

L(m) = n.Wt + (n+1) (1/2.Wt)

Dimana :

L(m) = lebar jalan angkut minimum, meter

  n       = jumlah jalur

Wt    = lebar alat angkut total, meter

b. Lebar Jalan Pada Tikungan

Lebar jalan angkut pada tikungan selalu dibuat lebih besar dari pada jalan lurus. Hal ini

dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat angkut yang disebabkan

oleh sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan truk saat melintasi tikungan.

Untuk jalur ganda, lebar jalan minimum pada tikungan dihitung berdasarkan pada :

a. Lebar jejak roda

b. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang         pada

saat membelok

c. Jarak antar alat angkut saat bersimpangan

d. Jarak alat angkut terhadap tepi jalan.

Gambar 1

Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan Untuk 2 Jalur

Persamaan yang digunakan adalah :

W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C

C  = Z = ½ ( U + Fa + Fb )

Dimana :

W = lebar jalan angkut pada tikungan (meter)

U = jarak jejak roda (meter)

Fa = lebar juntai depan (meter)

Fb = lebar juntai belakang (meter)

Z   = lebar bagian tepi jalan (meter)

C   = jarak antara alat angkut saat bersimpangan (meter)

a. Jari – jari dan Superelevasi (kemiringan jalan pada tikungan)

Kemampuan alat angkut truck untuk melewati tikungan terbatas, maka dalam pembuatan

tikungan harus memperhatikan besarnya jari-jari tikungan jalan.

Masing-masing jenis truck mempunyai jari-jari lintasan jalan yang berbeda. Perbedaan

ini dikarenakan sudut penyimpangan roda depan pada setiap truck belum tentu sama. Semakin

kecil sudut penyimpangan roda depan maka jari-jari lintasan akan terbentuk semakin besar.

Dengan semakin besarnya jari-jari lintasan maka kemampuan truck untuk melintasi tikungan

tajam berkurang.

Dalam pembuatan jalan menikung, jari-jari tikungan harus dibuat lebih besar dari jari-jari

lintasan alat angkut atau minimal sama. Jari-jari tikungan jalan angkut juga harus memenuhi

keselamatan kerja di tambang atau memenuhi faktor keamanan yang dimaksud adalah jarak

pandang bagi pengemudi di tikungan, baik horizontal maupun vertikal terhadap kedudukan

suatu penghalang pada jalan tersebut yang diukur dari mata pengemudi.

Hal lain yang tidak bisa diabaikan dalam pembuatan tikungan adalah superelevasi , yaitu

kemiringan melintang jalan pada tikungan. Besarnya angka superelevasi dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

e+f =V 2

gR

e+f = V 2

127 R

Dimana :

g =gaya sentrifugal

e = angka superelevasi

f = faktor gesekan

V = kecepatan, km/jam

R = jari-jari tikungan, meter

Untuk mengatasi gaya sentrifugal yang bekerja pada alat angkut yang sedang melewati

tikungan jalan ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu : pertama; dengan mengurangi kecepatan

dan cara ke dua adalah membuat kemiringan ke arah titik pusat jari-jari tikungan. Kemiringan

dapat berfungsi untuk menjaga alat angkut tidak terguling saat melewati tikungan dengan

kecepatan tertentu. Cara pertama sangat tidak efisien karena waktu hilang yang ditimbulkan akan

besar, oleh karena itu cara kedua dianggap lebih baik.

Apabila suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan tetap pada datar atau miring dengan

lintasan berbentuk lengkung seperti lingkaran, maka pada kendaraan tersebut bekerja gaya

sentrifugal mendorong kendaraan secara radial keluar dari jalur jalannya, berarah tegak lurus

terhadap kecepatan. Untuk dapat mempertahankan kendaraan tersebut tetap pada jalurnya, maka

perlu adanya gaya yang dapat mengimbangi gaya tersebut sehingga terjadi suatu keseimbangan.

Untuk menghitung besarnya gaya sentrifugal dapat digunakan rumus :

Fsf =

Gg

V 2

R

Dimana :

Fsf = Gaya Sentrifugal

G = Berat Kendaraan

g = Gaya grafitasi bumi

V = Kecepatan kendaraan

R = Jari-jari lengkung lintasan

d. Kemiringan Jalan Produksi dan Grade Resistance

Kemiringan jalan angkut dapat berupa jalan menanjak ataupun jalan menurun, yang

disebabkan perbedaan ketinggian pada jalur jalan. Kemiringan jalan berhubungan langsung

dengan kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.

Kemampuan dalam mengatasi tanjakan untuk setiap alat angkut tidak sama, tergantung pada

jenis alat angkut itu sendiri. Sudut kemiringan jalan biasanya dinyatakan dalam persen, yaitu

beda tinggi setiap seratus satuan panjang jarak mendatar.

Tahanan kemiringan (grade resistance) ialah besarnya gaya berat yang melawan atau

membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya.

Tahanan kemiringan tergantung dua faktor, yaitu :

1. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen.

2. Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam ton.

Besarnya tahanan kemiringan rata-rata dinyatakan dalam 20 lbs dari rimpull untuk tiap

gross ton berat kendaraan beserta isinya pada kemiringan 1 %.

Kemiringan suatu jalan biasanya dinyatakan dalam persentase, dimana kemiringan 1 %

merupakan kemiringan permukaan yang menanjak atau menurun 1 meter secara vertikal

dalam jarak horizontal 100 meter. Kemiringan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Grade (% )= ΔhΔx

100 %

Dimana :

h : Beda tinggi antara dua titik yang diukur (meter)

x : Jarak datar antara dua titik yang diukur (meter)

B

C ø A

x

Gambar 2

Perhitungan Kemiringan Jalan

2. Daya Dukung Jalan Terhadap Beban Yang Melintas

Daya dukung jalan adalah kemampuan jalan untuk menopang beban yang ada di atasnya.

Menentukan daya dukung tanah secara tepat hanya dapat dilakukan oleh seorang ahli mekanika

tanah yang berkualifikasi.

Susunan lapis perkerasan jalan yang digunakan di dalam dan di luar tambang adalah

menggunakan metode Un-Bound Method, yaitu seluruh kontruksi perkerasan terdiri dari butiran-

butiran lepas (tanpa adanya bahan pengikat aspal/semen) yang mempunyai sifat seperti lapisan

pasir ialah meneruskan gaya tekan kesegala penjuru dengan sudut rata-rata 45 0 terhadap garis

vertikal, sehingga penyebaran gaya tersebut merupakan bentuk kerucut dengan sudut puncak 900.

Kontruksi jalan secara un-bound method harus memenuhi dua syarat utama, yaitu : permukaan

jalan harus cukup kuat untuk menahan beban atau berat kendaraan yang berada diatasnya (gaya

tekan kendaraan harus lebil kecil dari daya dukung tanah), permukaan jalan harus dapat menahan

gesekan dari roda kendaraan dan pengaruh air hujan/air permukaan. Dalam menentukan jenis

perkerasan jalan produksi banyak dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain dipilih jenis

perkerasan yang paling ekonomis yang disesuaikan dengan peralatan yang ada dan tenaga yang

mengerjakannya.

Gambar 3

Penyebaran Beban Roda Melalui Lapisan Perkerasan Jalan

Secara umum kontruksi lapisan jalan (Gambar 3.4.) terdiri dari lapisan-lapisan sebagai

berikut :

1. Surface Course (lapisan permukaan)

Fungsi lapisan permukaan adalah sebagai berikut :

a. Lapisan perkerasan penahan beban roda, lapisan yang mempunyai stabilitas tinggi untuk

menahan beban roda selama masa pelayanan.

b. Lapisan aus (wearing course), lapisan yang langsung menderita gesekan akibat rem

kendaraan sehingga mudah menjadi aus.

c. Lapisan yang menyebarkan beban kelapisan yang berada dibawahnya.

Gambar 4

Kontruksi Lapisan Perkerasan Jalan

2. Base Course (lapisan pondasi atas)

Fungsinya antara lain :

a. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban

kelapisan di bawahnya.

b. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.

c. Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Material yang akan digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah material yang cukup

kuat, yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut :

a). Gradasi butiran harus bervariasi sehingga dapat saling mengunci.

b). Kualitas bahan harus baik, baik kekerasan maupun bentuk butiran.

3. Sub Base Course (lapisan pondasi bawah)

Fungsi lapisan pondasi bawah antara lain :

a. Bagian dari kontruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.

b. Lapisan peresapan, agar rembesan air tanah tidak terkonsentrasi di lapisan pondasi

maupun tanah dasar.

Untuk lapisan pondasi bawah tidak boleh mengandung unsur tanah liat lebih besar dari

14 % (Persyaratan dari Departemen Pekerjaan umum).

4. Sub Grade (lapisan tanah dasar)

Pada umumnya masalah yang menyangkut lapisan tanah dasar adalah :

a. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) karena beban yang berlebihan.

b. Sifat mengembang (swelling) dan menyusut (shrinkage) dari tanah tertentu akibat

perubahan kadar air.

c. Daya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah tertentu dengan macam tanah

yang sangat berbeda.

d. Kondisi geologi dari lokasi jalan (patahan, sesar).

Daya dukung tanah dasar (sub grade) pada perencanaan perkerasan dapat di ketahui

dengan metode “california bearing Ratio” (CBR), yaitu suatu cara penentuan daya dukung

tanah yang pada prinsipnya daya dukung tanah dibandingkan dengan kekerasan batu pecah

dan lumpur. Harga CBR dinyatakan dalam persen. Jadi, harga CBR adalah nilai yang

menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan standar berupa batu pecah yang

mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalulintas dan lumpur

mempunyai nilai 0 %.

Daya dukung tanah dasar dipengaruhi oleh jenis tanah, tingkat kepadatan tanah, kadar air,

kondisi drainase, dan lain-lain. Tanah dengan tingkat kepadatan tinggi akan mengalami

perubahan volume yang kecil jika terjadi perubahan kadar air dan mempunyai daya dukung

yang lebih besar jika dibandingkan dengan tanah sejenis yang tingkat kepadatannya lebih

rendah. informasi umum daya dukung tanah untuk berbagai jenis tanah telah tersedia seperti

terlihat pada table 1 berikut:

TABEL 1

DAYA DUKUNG MATERIAL

No Klasifikasi Tanah Dasar Jenis Tanah

Kekuatan Tanah Dasar yang diperbolehkan (Kg/cm2)

1. Tanah bagus

Tanah

pasir,berbatu atau

berkerikil

9

2. Tanah baik Tanah pasir 2,75

3. Tanah sedang Tanah liat atau silt 1,75

4. Tanah buruk

Tanah liat atau silt

mengandung tanah

organic

1,25

5.Tanah buruk

sekali

Tanah rawa atau

veen tanah

berlumpur

-

Untuk keperluan pembuatan jalan angkut, daya dukung tanah harus disesuaikan dengan

jumlah beban yang didistribusikan melalui roda. Jika daya dukung tanah dasar suatu jalan

angkut lebih rendah dari jumlah beban yang melintas di atasnya maka dapat dilakukan usaha-

usaha antara lain :

1. pemadatan,

2. penambahan lapisan di atas tanah dasar.

3. Perawatan Dan Pemeliharaan Jalan Produksi

Perawatan dan pemeliharaan jalan merupakan suatu pekerjaan yang perlu mendapatkan

perhatian khusus, hal ini dikarenakan agar tidak mengganggu kegiatan operasional

penambangan yang akhirnya akan mengganggu kelancaran produksi. Pada umumnya

pemeliharaan jalan produksi ditekankan pada kondisi jalan dan pemeliharaan saluran air

(drainage). Pemeliharaan jalan yang baik, tetapi pemeliharaan drainase yang ada kurang

baik, hal tersebut tidak akan berhasil, begitu juga dengan sebaliknya.

Pada musim kemarau, lapisan permukaan akan menjadi debu yang sangat mengganggu

kenyamanan dan kesehatan pengemudi. Sedangkan pada musim hujan, debu tersebut akan

manjadi lumpur yang menggenang dan jalan menjadi licin. Hal ini juga akan sangat

menghambat laju dari alat angkut karena pada kondisi tersebut pengemudi akan mengurangi

kecepatan.

Ciri-ciri dari jalan angkut produksi yang baik adalah :

1. Kondisi permukaan jalan kasar dan rata, serta tidak mengandung lumpur.

2. Kemiringan permukaan jalan 4 %, hal ini untuk mengantisipasi adanya genangan

air.

3. Elevasi badan jalan harus lebih tinggi dari bahu jalan, agar air tidak masuk ke badan

jalan.

4. Saluran air harus lancar sesuai dengan debit air yang mengalir dan kemiringan jalan.

4. Fasilitas-fasilitas Pendukung Kelancaran dan Keselamatan

Ada beberapa hal yang juga memiliki peran penting dalam menunjang operasi

pengangkutan yang lancar dan aman bagi pengemudi, yaitu :

a. Rambu-rambu pada jalan angkut

Untuk menjamin keamanan sehubungan dengan dipergunakannya suatu jalan angkut,

maka perlu kiranya dipasang rambu-rambu sepanjang jalan angkut tersebut. Pemasangan

rambu-rambu ini diutamakan pada tempat-tempat yang diperkirakan cukup rawan dan

berbahaya. Adapun rambu-rambu yang dipasang antara lain :

1. Tanda belokan

2. Tanda persimpangan jalan

3. Peringatan adanya tanjakan maupun jalan menurun

b. Lampu Penerangan

Lampu penerangan mutlak harus dipasang apabila jalan angkut digunakan pada malam

hari. Biasanya pemasangan sarana penerangan dilakukan berdasarkan interval jarak dan

tingkat bahayanya. Lampu-lampu tersebut dipasang antara lain pada :

1. Belokan

2. Persimpangan jalan

3. Tanjakan atau turunan tajam

4. Jalan yang berbatasan langsung dengan tebing

c.. Safety Berm (tanggul pengaman)

Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi karena kendaraan selip atau

kerusakan rem atau karena sebab lain, maka pada jalan angkut tersebut perlu dibuat tanggul

jalan di kedua sisinya. Hal ini terutama bila jalan berbatasan langsung dengan daerah curam,

sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan alat angkut tidak terperosok ke daerah

yang curam.

d. Penirisan dan Gorong-gorong (culvert)

Jalan angkut harus diberi penirisan maupun gorong-gorong, karena air yang mengalir

pada permukaan jalan angkut seperti becek, berlumpur atau licin. Ukuran sistem penirisan

tergantung pada besarnya curah hujan, luas daerah pengaruh hujan, keadaan atau sifat fisik

dan mekanik material dan tempat membuang air. Penirisan di kiri-kanan jalan angkut

sebaiknya dilengkapi dengan saluran penirisan dengan ukuran yang sesuai dengan jumlah

curah hujannya.

H. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan observasi lapangan kemudian dilanjutkan dengan studi

pustaka dan melakukan analisis dari keduanya untuk mendapatkan penyelesaian masalah

yang baik.

1. Pengambilan Data

a. Data Primer

Menentukan data ukuran jalan dan membagi jalan dalam beberapa segmen berdasarkan

perbedaan elevasi.

Mengamati travel time dump truck baik saat bermuatan maupun kosongan untuk setiap

segmen yang telah penulis tentukan.

Mengamati dan membandingkan produksi nyata dengan produksi teoritis yang

berdasarkan pada metode perhitungan menurut Partanto.

Mengamati perubahan kondisi jalan angkut selama penelitian dari front penggalian ke

daerah pembuangan.

b. Data sekunder

Literatur-literatur yang berhubungan dengan jalan angkut.

Peta topografi penambangan

Data curah hujan di wilayah penambangan.

Data spesifikasi untuk masing-masing alat angkut.

Data faktor-faktor koreksi (efisiensi waktu, kerja, operator, dan lain-lain).

Tabel Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Waktu (Minggu)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Orientasi Lapangan

2 Pengamatan di Lapangan

3 Pengambilan Data Primer

dan Sekunder

4 Pengolahan Data dan

Analisis Data

5 Pembuatan Draft

2. Akuisisi data, yang bertujuan untuk :

1. Pengelompokan data dari lapangan beserta data yang sudah ada disesuaikan

dengan obyek yang mewakili permasalahan.

  2. Pengecekan keakuratan data, sehingga penelitian lebih efisien.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan perhitungan-perhitungan yang selanjutnya

direalisasikan dalam bentuk perhitungan grafik maupun table yang menuju perumusan masalah.

4. Analisis data

Melakukan analisa data hasil dari pengolahan dan memberikan alternatif penyelesaian

masalah sebagai acuan untuk pembahasan permasalahan sebagai tujuan akhir.

5. Kesimpulan

Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan perhitungan antara hasil pengolahan data dengan

permasalahan yang diteliti. Kesimpulan merupakan hasil akhir dari pemecahan permasalahan

yang diteliti.

I. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan dengan

harapan dapat memudahkan pelaksanaan tugas akhir. Kami menyadari bahwa dalam penulisan

proposal ini banyak terdapat kekurangan atau kekeliruan, untuk itu dimohon adanya saran

konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan tugas akhir ini. Besar harapan kami

agar kiranya proposal ini disambut dengan senang hati, kesempatan yang diberikan oleh pihak

perusahaan tentunya akan dimanfaatkan semaksimal mungkin.

J. DAFTAR PUSTAKA

1. …………, 1994, ‘Aplikasi Dan Produksi Alat-alat Berat”, PT. United Tractors, Jakarta.

2. …………, 2002, “Caterpillar Performance Handbook”, Edisi 33, Caterpillar Inc, Peoria Illinois, U.S.A.

5. Buchori, Erika, Ir, M.Sc., 1996, “Design Gemetris Jalan”, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya.

6. Hartman, Howard, L., 1987, “Introductory Mining Engineering”, A Willey Interscience Publication, John Willey & Sons, New York.

7. Oglesby, H. Clarkson., Alih bahasa oleh Setianto, Purwo, Ir., 1990, “Teknik Jalan Raya”, Erlangga, Jakarta

8. Peele, Robert., 1941, “Mining Engineering Hand Book”,Jhon Willey & Sons, New York.

9. Peurifoy, R.L., 1970, “Construction, Planning, Equipment and Methods”, second Edition, McGraw-Hill, Kogakusha Ltd, Texas.

10. Projosumarto, Partanto., 1993, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.

11. Sukirman, Silvia., 1994, “Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan”, NOVA, Bandung.

12. Walpole, Ronald. E., 1992, “Pengantar Statistika”, Edisi Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

DAFTAR ISI

RINGKASAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB

PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang1.2. Permasalahan1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian1.4. Ruang Lingkup Penelitian1.5. Metode penelitian1.6. Analisa Data

TINJAUAN UMUM2.1. Lokasi dan Topografi2.2. Iklim dan Curah Hujan2.3. Geologi Regional2.4. Genesa Batubara2.5. Sistem Penambangan2.6. Pengolahan dan Pemantauan Lingkungan

III. TINJAUAN PUSTAKA3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Dump Truck3.2. Perhitungan Produksi Alat Muat Dan Angkut3.3. Geometri Jalan Angkut3.4. Daya Dukung Jalan Terhadap Beban Yang Melintas3.5. Perawatan Dan Pemeliharaan Jalan Produksi3.6. Fasilitas-fasilitas Pendukung Kelancaran Dan Keselamatan

IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil Penelitian4.2. Pembahasan

V.     KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN