PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

download PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

of 13

Transcript of PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    1/13

    PROPOSAL

    TUGAS AKHIR

    PERANCANGAN PABRIK LPG PLANT

    DARI NATURAL GAS DENGAN PROSES CRYOGENIC

    BERKAPASITAS 100 MMSCFD

    Oleh :

    YUSUF AKHMAD SYARIF NPM : 132120002

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS W.R. SUPRATMAN SURABAYA

    2013

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    2/13

    LEMBAR PENGESAHAN

    TUGAS AKHIR

    PERANCANGAN PABRIK LPG PLANT DARI NATURAL GAS

    DENGAN PROSES CRYOGENIC

    BERKAPASIAS 100 MMSCFD

    Oleh :Yusuf Akhmad Syarif NPM : 132120002

    Pembimbing I Pembimbing II

    NIP. NIP.

    Dipertahankan di depan penguji :

    1. 1.

    2. 2.

    Disahkan

    Ketua Jurusan Teknik Kimia

    Ir. F. Agoes Santoso, MMNIP.

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    3/13

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME dengan rahmat dan karunia-NYA,penulis dapat menyelesaikan tugas akhir beserta penulisan laporan tugas akhir dengan judul

    PERANCANGAN PABRIK LPG PLANT DARI NATURAL GAS DENGAN PROSES

    CRYOGENIC BERKAPASITAS 100 MMSCFD yang merupakan salah satu syaratgunameraih gelar Sarjana Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas WR. Supratman Surabaya.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu penyelesaian laporan kerja praktek ini :

    1. Ir. F. Agoes Santoso, MM., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas WR. Supratman Surabaya.

    2. Ir. Bambang Poedjojono MM., selaku Dekan dan Dosen Wali Teknik Kimia Fakultas

    Teknik Universitas WR. Supratman Surabaya.

    3. Didik Purwanto, ST, MT., selaku dosen pengajar mata kuliah Desain Pabrik KimiaJurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas WR. Supratman Surabaya.

    4. Seluruh Staff Pengajar Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas WR.

    Supratman Surabaya atas segala bantuannya dalam penyelesaian tugas akhir.5.

    Semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

    Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan

    laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

    Surabaya, Oktober 2013

    Penulis

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    4/13

    INTISARI

    Yusuf Akhmad Syarif, , 2013, Perancanagan Pabrik LPG Plant dari Natural Gas dengan

    Proses Cryogenic Berkapasitas 100 MMSCFD, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,Universitas WR. Supratman Surabaya.

    Perancanagan Pabrik LPG Plant dari Natural Gas dengan Proses Cryogenic Berkapasitas

    100 MMSCFD, didirikan di Kabupaten Gresik, Kecamatan Kebomas, Kota Gresik yang

    berdekatan dengan PT. PJB (Pembangkit Jawa Bali) dikarenakan dekat dengan bahan

    baku/supply bahan baku. Bahan Baku yang berupa Raw Gas didapatkan dari PT. PHE

    (Pertamina Hulu Energi) Gresik.

    Proses pengolahan LPG melalui berbagai tahap,yaitu Tahap Pengambilan Bahan baku,

    Tahap Prethreatment, Tahap Compressi, Tahap Cooling, Tahap Destilasi. Tahap Pengambilan

    Bahan Baku dilakukan dengan mengambil dan mengolah Raw Gas untuk diproses dan di

    murnikan menjadi produk jadi, dalam hal ini produk jadi akan menjadi LPG (Propane & Butane)

    dan Kondensat.Tahap Prethreatment disini akan ada satu alat yang dinamakan Scruber,yang

    berfungsi untuk memisahkan fraksi berat dan fraksi ringan, dalam hal ini yang dinamakan fraksi

    berat berupa Liquid dan fraksi ringan berupa Gas. Untuk proses ini Raw Gas yang masuk akan di

    bersihkan agar didapatkan kandungan gas Propane dan Butane. Tahap Compressi dan tahap

    Cooling disini akan menggunakan 2 buah compressor dan Turbo Expander sebagai expansi cepat

    gas untuk mendorong masuk ke kolom-kolom pemurnian untuk didinginkan menjadi liquid,yang

    dinamakan dengan proses Cryogenic. Tahap Destilasi,dilakukan dalam 3 macam menara

    destilasi, yaitu De-Ethanizer untuk menghilangkan kandungan Ethane, De-Propanizer untukmemurnikan bahan baku menjadi Propane, De-Butanizer untuk memurnikan bahan baku menjadi

    Butane. Untuk mendapatkan Gas Propane murni di butuhkan Temperature Ambien 130 F dengan

    Pressure 165 Psig, Sedangkan untuk mendapatkan Gas Butane murni di butuhkan Temperature

    Ambien 65 F dengan Pressure 120 Psig. Sedangkan Gas yang tidak dapat termurnikan dengan

    Kolom Propane dan Butane akan menjadi Condensate.

    Proses Produksi pabrik dilengkapi dengan unit-unit pendukung yang terkumpul dalam satu

    unit utilitas. Unit Utilitas meliputi Unit Generator system, Unit Instrument Air, Unit

    Laboratorium Gas Chromatografi, Unit Pengadaan Air, Unit K3 Safety, Unit pengolahan limbah.

    Pabrik LPG Plant di sini berbentuk Perseroan Terbatas, Dengan Proses Beroperasi secara

    Continyu terbagi dalam 3 Shift Operasional dan 4 Group/Team/ Kelompok dalam shiftnya yang

    masing-masing dipimpin oleh Supervisior sebagai penanggung jawab operasional lapangan.

    Sedangkan Managementnya menggunakan system Line and Staff.

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    5/13

    URAIAN PROSES LPG PLANT

    4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

    4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

    PT. Media Karya Sentosa terletak di Jl.Harun Tohir 1 Gresik Jawa Timur. LPG Plant PT.

    Media Karya Sentosa (MKS) didirikan pada tahun 2001 berdasarkan Akta Notaris Henggawati,

    SH tertanggal 1 Pebruari 2001 dan Kep. Men. Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No.C-

    10437 HT, ot, ol. Th 2001. Pada tahun 2001 sampai sekarang PT.MKS melakukan kegiatan jual

    beli dan agen kondensat dari GS-CALTEX Korea. Untuk meningkatkan nilai tambah dari

    sumber gas yang ada di Indonesia, pada tahun 2005 PT. MKS mulai melakukan kajian dan

    pengembangan LPG Extraction plant. Sesuai dengan VISI & MISI perusahaan yaitu:

    - Visi : Menjadi perusahaan nasional terkemuka di bidang Migas melalui pemanfaatan

    Sumber Daya nasional dalam pengembangan teknologi terkini dan melakukan inovasi

    yang berkesinambungan.

    - Misi : Meningkatkan nilai tambah Sumber Daya Alam Nasional terutama Migas melalui

    inovasi teknologi.

    LPG Plant PT. Media Karya Sentosa dirancang untuk memproses 40 MMscfd gas umpan

    dan mampu menghasilkan produk LPG sampai 97% mol C3/C4 dan Condensate (C5+). Lean gas

    (gas ringan) sisa dari pemisahan LPG akan dikembalikan/dialirkan ke Pipeline untuk dijual ke

    pihak lain. Gas umpan (Feed Gas) didapat dari stasiun pengumpul lapangan Kodeco di Gresik

    pada tekanan 280-350 Psig dan temperature 98 deg F, dengan kondisi water saturated (gas

    basah/jenuh oleh kandungan air). Project Investmen dari PT. MKS adalah untuk

    mengembangkan line bisnis PT. MKS membangun dua LPG Extraction plant yaitu LPG plant

    phase I dengan kapasitas terpasang 40MMSCFD gas alam dari pertamina dan LPG plant Phase II

    dengan kapasitas terpasang 100 MMSCFD gas alam milik PT. Pembangkitan Jawa-Bali (PJB).

    Berikut Over view dari LPG plant Phase I & II:

    LPG Plant Phase I :Investor : PT.MKS

    Kapasitas : 40 MMSFD (48.8 BBTUD)

    Produk

    - LPG : 160 ton/d

    - Condensate : 350 bbl/d

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    6/13

    - Lean gas : 36.8 MMSCFD (39.1 BBTUD)

    LPG Plant Phase II

    Investor : PT.MKS

    Kapasitas : 100 MMSCFD (122BBTUD)

    Produk

    - LPG : 364 ton/d

    - Kondensat : 875 bbl/d

    - Lean gas : 93.2 MMSCFD (101.7 BBTUD)

    Kedua LPG Plant tersebut akan menghasilkan produk 506 ton/d LPG, dan 1225 bbl/d

    kondensat. Secara teoritis kandungan/jumlah energi dari gas alam akan menurun jika kandungan

    LPG dan kondensatnya diekstrak. Untuk LPG plant Phase II penurunan jumlah energi dari gas

    PJB akan dimake up dengan produk lean gas dari LPG plan Phase I dan sisanya dipasok ke PJB.

    Dengan demikian jumlah energi dari gas PJB yang digunakan sebagai umpan pada Phase II

    tetap.

    4.2. Proses Produksi

    Proses pengolahan LPG melalui berbagai tahap,yaitu Tahap Pengambilan Bahan baku, Tahap

    Prethreatment, Tahap Compressi, Tahap Cooling, Tahap Destilasi. Tahap Pengambilan Bahan

    Baku dilakukan dengan mengambil dan mengolah Raw Gas untuk diproses dan di murnikan

    menjadi produk jadi, dalam hal ini produk jadi akan menjadi LPG (Propane & Butane) dan

    Condensat.Tahap Prethreatment disini akan ada satu alat yang dinamakan Scruber,yang

    berfungsi untuk memisahkan fraksi berat dan fraksi ringan, dalam hal ini yang dinamakan fraksi

    berat berupa Liquid dan fraksi ringan berupa Gas. Untuk proses ini Raw Gas yang masuk akan di

    bersihkan agar didapatkan kandungan gas Propane dan Butane. Tahap Compressi dan tahap

    Cooling disini akan menggunakan 2 buah compressor dan Turbo Expander sebagai expansi cepat

    gas untuk mendorong masuk ke kolom-kolom pemurnian untuk didinginkan menjadi liquid,yang

    dinamakan dengan proses Cryogenic. Tahap Destilasi,dilakukan dalam 3 macam menara

    destilasi, yaitu De-Ethanizer untuk menghilangkan kandungan Ethane, De-Propanizer untuk

    memurnikan bahan baku menjadi Propane, De-Butanizer untuk memurnikan bahan baku menjadi

    Butane. Untuk mendapatkan Gas Propane murni di butuhkan Temperature Ambien 130 F dengan

    Pressure 165 Psig, Sedangkan untuk mendapatkan Gas Butane murni di butuhkan Temperature

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    7/13

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    8/13

    Pada proses ini Gas yang keluar dari Scrubber (V-100) akan di ekspansi/di kompressi

    melaui Compressor. Compressor yang ada dalam MKS Phase II ini ada 2 Compressor yakni C-

    324 dan C-325 yang masing masing Compressor menghasilkan kapasitas 50 MMSCFD/Hari

    Pada system ini, aliran Gas yang telah melalui C-324 dan C-325 akan dilakukan proses kompresi

    sampai tekanan 950 Psig dan sebagian dari gas umpan yang keluar dari compressor (C-324 dan

    C-325) dialirkan ke Inlet Gas Filter/ Coalescer (F-102).

    4.2.3. Inlet Gas Filter/coalescer (F-102)

    Dalam sistem ini Gas yang keluar dari Compressor (C-324 & C-325) akan disaring lagi/di

    filtrasi untuk dipisahakan kandungan moisturenya. Fraksi Ringan akan tetap menjadi Gas untuk

    dialirkan ke proses selanjutnya, sedangkan untuk fraksi beratnya akan dihilangkan moisture nya

    melalui 2 bed kolom yang dinamakan Dehydrator Packed (D-202 dan D-203).

    4.2.4 Dehydrator Packed (D-202 & D-203)

    Gas umpan yang telah disaring Filter Coalescer (F-102), masih mengandung air

    (saturated with water) dan harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam proses

    LPG plant. Pengeringan dilakukan didalam Dehydration Package (D-202 & D-203) dimana gas

    yang jenuh/masih mengandung air (saturated water) di adsorbsi didalam molekuler bed untuk

    menyerap kandungan airnya. Gas kering hasil dari proses dehydrasi ini kemudian dilewatkan

    kedalam Dry gas Filter (F-206/F-207) untuk menangkap partikel debu ikutan dari molekuler

    sievenya sebelum dialirkan kedalam Turbo Expander (C.EX-317). Setelah melakukan proses

    pengeringan, molekuler bed akan menjadi jenuh karena terjadi penumpukan air didalam pori-pori

    bednya. Bed ini harus diregenerasi dengan cara mengalirkan gas kering yang telah dipanaskan

    secara berlawanan kedalam bed (counter current flow) pada tingkat suhu tertentu. Molekuler

    sieve dryer merupakan system tri-bed dimana dua bed sebagai bed adsorbsi dan yang lain

    sebagai bed Regenerasi (Heating/Cooling). Setiap bed ditempatkan didalam vertical vessel,

    dimana bed tersebut ditopang oleh saringan bed dan bola keramik supaya tidak jatuh ke bawah

    vessel. Kedua bed ini bekerja secara bergantian sebagai bed adsorbsi dan bed Regenerasi

    (Heating/Cooling). Pergantian aliran umpan (adsorbsi) dan Regenerasi (Heating/Cooling) adalah

    berdasarkan waktu dan moisture content dalam feed gas yang sudah di set-up untuk 1 siklus total

    24 jam (8 jam adsorbsi dan 8 jam untuk waktu Heating dan 3 Jam untuk Waktu cooling). Proses

    regenerasi terdiri dari 3 langkah yaitu pemanasan (heating) 8 jam, Pendinginan (cooling) 3 jam,

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    9/13

    dan stand by 11 jam. Gas kering untuk regenerasi didapat dari upstream cooler saat heating dari

    aliran gas umpan yang terlebih dahulu dipanasi dalam sebuah regeneration gas heater jenis shell

    and tube heat exchanger E-211 A dan E-211 B dengan media pemanas Hot Oil sampai

    temperatur 565 deg.F, setelah itu dialirkan ke Turbo Expander (C.EX-317) untuk diekspansi

    cepat ke kolom fraksinasi. Sementara gas-nya di re-cycle/dialirkan kembali ke Feed Gas Umpan

    Pipeline.

    4.2.5. Turbo Expander (C.EX-317)

    Pada sistem ini Gas diekspansi dan didinginkan pada Temperature -99 F dan pada

    Pressure 920 Psig agar didapatkan Liquid untuk proses fraksinasinya. Dalam sistem Turbo

    Expander ini juga disediakan pengaman yang dinamakan sebagai Joule Thompson Valve/JT

    Valve yang akan memback-up Turbo Expander jika terjadi Shutdwon/Trip.

    4.2.6. Fractionation

    Fractionation system secara garis besar terdiri dari 3 buah kolom yaitu:

    A. De-Ethanizer Column /T-320

    B. De-Propanizer Column / T-601

    A. De-Butanizer Column / T-901

    A. De-Ethani zer Column (T-320)memisahkan komponen ringan (C1 dan C2 ) dari condensate

    yang kaya kandungan LPG-nya (LPG rich condensate) dengan cara distilasi berdasarkan

    perbedaan titik didihnya. De-Ethanizer Column di bagi menjadi 3 bagian /section yang paling

    atas disebut Rectification section, bagian bawah disebut striping section, sedangkan dasar kolom

    disebut heating dan product withdrawral section. Gas Umpan yang kaya kandungan C3 & C4

    masuk di bagian atas striping section sebagai campuran 2 phase. Umpan yang berbentuk cairan

    akan mengalir kebawah kolom melewati serangkaian tray menuju dasar kolom dimana sebagian

    dari cairan ini masuk kedalam De-Ethanizer Reboiler (E-311) untuk diuapkan dengan

    menggunakan Hot Oil yang mengalir di Shell-side dengan dikontrol oleh temperature. Uap panas

    ini kemudian dimasukan kembali ke dalam kolom dan mengalir ke atas melalui serangkaian tray

    untuk memanasi cairan yang turun ke bawah melalui tray yang sama. Condensate yang sudah

    bebas dari fraksi ringan selanjutnya mengalir melewati weir yang ada didalam De-Ethanizer

    Reboiler (E-311) pada daerah Product withdrawal section, dan keluar dari De-Ethanizer Reboiler

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    10/13

    akan di tampung Liquid nya ke De-Ethanizer surge Drum (V-330) yang diatur oleh Control valve

    (FCV-311A) menuju De-Propanizer Column (T-601).Sementara itu Umpan yang berbentuk uap

    yang kaya akan komponen C1 & C2 pada saat masuk ke De-Ethanizer Column akan tercampur

    dengan uap panas yang berasal dari reboiler, dan mengalir keatas kolom melalui reaktification

    section ,selanjutnya menuju De-Ethanizer OVHD Condenser (T-320). Komponen berat yang

    terdapat didalam uap akan dikondensasi atau diembunkan didalamDe-Ethanizer OVHD

    Condenser oleh Propane/C3 yang keluar dari refluk drum (V-301), dan selanjutnya dipisahkan di

    dalam De-Ethanizer OVHD Receiver (T-320) antara liquid dan uap yang kemudian dipompa

    oleh (P-315 A/B) kembali ke De-Ethanizer Column sebagai cairan reflux.Cairan reflux ini

    selanjutnya akan mengalir kebawah dan akan terpanasi oleh uap yang mengalir keatas didalam

    De-Ethanizer Coloumn.

    B. De-Propanizer Coloumn (T-601) memisahkan komponen ringan (C2 dan C3 ) dimana

    komponen C2 yang dimaksud adalah Gas Ethane dan C3 adalah Gas Propane dengan cara

    distilasi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam proses De-Propanizer Coloumn ini

    diharapkan kandungan Gas Ethane akan terpisah dan menjadi Gas Propane murni dengan cara

    pemanasan pada De-Propanizer Reboiler (E-603) pada suhu 209-216 F dengan Temperature

    Coloumn De-Propanizer (T-601) 130 F dan Pressure Top Coloumn De-Propanizer (T-601) 165

    Psig sehingga Fraksi Berat akan turun dalam Coloum De-Propanizer untuk diproses menjadi Gas

    Butane (C4), sedangkan fraksi ringan akan menjadi Gas propane murni dengan pendinginan AC-

    605 A/B dan Reflux Propane (V-602) sebagai pengatur Temperature dan Pressure Propane.

    Selanjutnya Propane yang didapat akan tertampung di De-propanizer product surge drum untuk

    dialirkan ke Tangki Bola/Sparikel menjadi LPG Mixed yang diatur oleh Control Valve FCV-

    302.

    C. De-Buthanizer Coloumn (T-901) memisahkan komponen ringan (C3 dan C4 ) dimana

    komponen C3 yang dimaksud adalah Gas Propane dan C4 adalah Gas Buthane dengan cara

    distilasi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam proses De-Butanizer Coloumn ini

    diharapkan kandungan Gas Propane akan terpisah dan menjadi Gas Butane murni dengan cara

    pemanasan pada De-butanizer Reboiler (E-903) pada suhu 218-223 F dengan Temperature

    Coloumn De-butanizer (T-901) 130 F dan Pressure Top Coloumn De-Butanizer (TE-901D) 120

    Psig sehingga Fraksi Berat akan turun dalam Coloum De-Butanizer untuk diproses menjadi

    Condensate (C5), sedangkan fraksi ringan akan menjadi Gas butane murni dengan pendinginan

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    11/13

    AC-605 A/B pada Pressure 65 Psig dan Reflux butane (V-902) sebagai pengatur Temperature

    dan Pressure butane. Selanjutnya Butane yang didapat akan tertampung di De-butanizer product

    surge drum untuk dialirkan ke Tangki Bola/Sparikel menjadi LPG Mixed yang diatur oleh

    Control Valve FCV-304 dengan bantuan Pumpa (P-908 A/B).

    4.2.7. Hot Oi l System

    Hot Oil system merupakan Closed system yang menggunakan Regal Oil 32 sebagai

    media pemanas, dan terdiri dari peralatan sebagai berikut :

    A. Hot Oil heater

    B. Hot Oil

    Hot Oil merupakan furnance / tungku tipe konveksi (pemanas tak langsung ) yang

    berfungsi untuk memanaskan Hot Oil/Regal Oil dengan bahan bakar Lean gas pada saat operasi

    normal atau memakai bahan bakar Feed gas pada saat star-up plant. Hot Oil mula-mula dipanasi

    didalam heater kemudian disirkulasi ke LPG plant dengan pompa untuk memanasi Regeneration

    Gas Heater (E-211), De-Ethanizer Reboiler (E-311) dan De-Propanizer Reboiler (E-603) dan De-

    Butanizer Rebolier (E-903). Hot Oil disirkulasikan oleh 2x 100% Hot Oil Reculation

    Pump.Sementara itu, Hot Oil yang telah digunakan akan dikembalikan ke Expansion tank

    sebelum sirkulasi ulang setelah dipanasi kembali di dalam heater. Expansion tank didesign

    memiliki ruang yang cukup untuk menyimpan sementara Hot Oil dan juga memberikan ruang

    untuk ekspansi Hot Oil akibat pemanasan. Untuk mengganti sebagian Hot Oil yang hilang

    selama pemakaian maka disediakan connection untuk Hot Oil Make-up yang dilengkapi dengan

    pompa feeding dan storage tank. Hot Oil system dilengkapi dengan Control Panel tersendiri

    berbasis PLC yang terpasang secara terpisah dan didesign khusus untuk menjalankan unit

    tersebut. Namun demikian deisediakan output Common Alarm yang terkoneksi ke plant Main

    Control room.

    4.2.8. F lare & Disposal System

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    12/13

    Gas buangan yang berasal dari venting /PSV atau gas blowdown pada saat emergency

    akan dialirkan ke flare system untuk dibakar terlebih dahulu sebelum dilepas ke atmosphere.

    Flare system terdiri dari flare stack complete dengan Liquid drain pot, Water seal, Flare pilot dan

    Ignition. Api dari Flare system harus selalu dijaga agar tetap menyala, untuk memastikan bahwa

    tidak ada gas beracun yang tersebar ke atmosphere. Untuk itu Flare stack dilengkapi dengan alat

    penyalaan (ignition system) complete dengan detector nyala api yang akan menyalakan pilot jika

    flare sewaktu-waktu padam. Selain itu flare system juga dilengkapi dengan Flame Arrester untuk

    menghindari terjadinya flash back yaitu terjadinya bola api yang membakar bagian dalam flare

    header akibat adanya udara yang masuk(air ingress) ke dalam flare header. Liquid drain pot juga

    dipasang untuk menangkap cairan yang terikut kedalam aliran gas buangan sebelum dibakar ke

    flare stack.cairan yang terbakar didalam flare stack dan menyebabkan terjadinya hujan api..

    Untuk cairan yang banyak mengandung air dan buagan-buangan yang tidak bertekanan, dialirkan

    ke Oil Cacther yang terbuat dari penampungan bak terbuka yang dilengkapi dengan weir /dam

    untuk memisahkan sis-sisa condensate dan air. Condensate yang telah dipisahkan kemudian

    dipompakan kembali ke blow down drum ,sementara airnya dialrkan ke Oil catcher sebelum

    dibuang ke lingkungan.

    4.2.9. Storage & Loading

    Ada 4 buah Tank Storage yaitu 2 Buah LPG tank V-500 & V-501 berkapasitas

    @1000MT berfungsi sebagai Storage Tank LPG ke Marine Loading. Tanki LPG berbentuk bulat

    dan lonjong merupakan tanki bertekanan yang beroperasi pada tekanan 120 Psig. Tanki ini

    dilengkapi dengan water cooling system yang berfungsi untuk mendinginkan tanki apabila suhu

    cairan didalam tanki melebihi titik aman temperature penyimpanan.system loading LPG produk

    dilakukan dengan Loading truk menggunakan Weighing Bridge Station. LPG dialirkan dari tanki

    penyimpanan dengan LPG Pump (P-510A/B) yang masing-masing berkapasitas 220 GPM. Plant

    ini juga dilengkapi dengan 2 buah LPG Tank tidur yaitu V-550 untuk Tank khusus Butane

    (offspec) dan V-551 untuk spare onspec LPG Tank. Terdapat 2 buah condensate tank TK-530

    dan TK-531 untuk menampung produk condensate. Untuk stasiun Loading pada MKS phase II

    ini ada 4 buah station loading yakni loading A untuk condensate dan loading B,C,D untuk

    loading lpg.

  • 8/10/2019 PROPOSAL TA DESAIN PABRIK LPG PLANT .docx

    13/13

    4.2.8. Controll & ESD System

    Untuk mengendalikan plant dan mengatasi keadaan bahaya, LPG plant PT. Media Karya

    Sentosa dilengkapi dengan Control dan ESD system yang berfungsi mengontrol parameter

    proses dan sebagai Emergency Shutdown system. Menurut penempatanya (topography) System

    control ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu system control yang diletakan didalam control room

    dan local control panel untuk unit-unit tertentu .Semua parameter process dikendalikan dari

    control room, yang didalamnya terdapat panel-panel sebagai berikut :

    1. Main Control panel& ESD system (DCS system)

    2. Gas Chromatograph panel

    3. MCC panel

    4. GC Omni

    DCS yang berada di control room menanakap sinyal atau info yang dikirim dari local panel/site,

    yaitu dari transmitter, control valve, SOV(BDV/SDV/DV), dan Dew point.Terdapat 3 system di

    site yang tidak terhubung dengan DCS system ,yaitu loading system,Gas Chromatography

    system, dan Metering Lean Gas System.Pengontrolan Loading system dilakukan langsung

    dilapangan, sedangkan status dari metering Lean gas terdisplay di control room melalui flow

    computer yang dilengkapi dengan printer.

    :