Proposal Septian Danny K- 5302410058
-
Upload
hendy-arief-hidayat -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Proposal Septian Danny K- 5302410058
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)FAKULTAS TEKNIKGedung E1 Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229
PROPOSAL SKRIPSI
Nama : Septian Danny Kurniawan
NIM : 5302410058
Prodi : Pendidikan TIK
JUDUL SKRIPSI
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS
PADA MATA PELAJARAN INSTALASI PERANGKAT
JARINGAN LOKAL DI SMK WALISONGO JEPARA”
1. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMK Walisongo Jepara,
didapatkan rata-rata hasil belajar yang bagus. Namun, hasil tersebut hanya dilihat
dari aspek kognitif saja tanpa mempertimbangkan aspek afektif dan psikomotorik.
Seharusnya pada penilaian hasil belajar wajib menyangkut aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan upaya meningkatkan
hasil belajar yang memperhatikan penilaian afektif dan psikomotorik.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan metode
pembelajaran Practice Rehearsal Pairs. Metode ini merupakan salah satu metode
pembelajaran aktif yang mampu mengarahkan atensi siswa terhadap materi yang
dipelajarinya. Practice Rehearsal Pairs merupakan salah satu metode dalam
active learning yang dalam pembelajarannya lebih diarahkan pada praktik secara
berpasangan untuk mempraktikan suatu ketrampilan atau prosedur dengan teman
belajar yang bertujuan meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan
ketrampilan dengan benar. Menurut Melvin L Silberman, salah satu cara yang
paling efektif dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan
membagi peserta berpasang-pasangan dan menyusun partner belajar. Suatu mata
pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang siswa mampu mengajarkan
kepada siswa lain. Metode Practice Rehearsal Pairs memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling mengajar dengan siswa lain, karena dalam metode ini
siswa mempelajari sesuatu pada waktu yang sama saat ia menjadi
penjelas/demonstrator bagi pasangannya. Dengan membentuk suatu pasangan,
metode ini juga membuat setiap siswa akan berpartisipasi aktif dalam kelompok
pasangannya, karena dalam kelompok besar biasanya ada beberapa siswa yang
cenderung pasif atau hanya beberapa anggota kelompok yang aktif.
Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang membutuhkan dinamika
belajar bagi siswa, dinamika untuk mengartikulasikan dunia idenya kedalam dunia
realitas yang dihadapinya. Menurut Hisyam Zaini dkk mengemukakan bahwa,
pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar
secara aktif, ketika siswa aktif berarti mereka mendominasi aktifitas
pembelajaran. Dengan ini siswa secara aktif menggunakan otak, baik untuk
menemukan ide pokok dari materi yang dipelajari, memecahkan persoalan, atau
mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang
ada dalam kehidupan nyata. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk
mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Ketika siswa pasif, ada kecenderungan
untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Sehingga dengan menggunakan
metode Practice Rehearsal Pairs, dapat menjadikan pembelajaran aktif dan
menunjang terhadap hasil belajar siswa.
Adapun metode Practice Rehearsal Pairs dalam penerapannya
mempunyai langkah-langkah atau prosedur, antara lain:
1. Guru memilih satu keterampilan yang akan dipelajari oleh siswa.
2. Guru membentuk pasangan-pasangan dalam setiap pasangan buat
dua peran.
a. Penjelas atau pendemostrasi
b. Pengecek atau pengamat
3. Setelah guru membentuk pasangan-pasangan, guru meminta
kepada penjelas atau demonstrator untuk menjelaskan cara
mengerjakan keterampilan yang telah ditentukan, pengecek atau
pengamat bertugas mengamati dan menilai penjelasan yang
dilakukan temannya.
4. Guru meminta kedua pasangan untuk bertukar peran
5. Guru meminta siswa untuk melakukan keterampilan atau prosedur
tersebut dilakukan sampai selesai dan dapat dikuasai oleh siswa.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa hampir semuanya menekankan pada
aspek afektif dan psikomotorik. Sehingga metode pembelajaran memang sangat
cocok untuk diterapkan kepada siswa di SMK Walisongo yang telah diketahui
memiliki hasil belajar yang bagus di aspek kognitif.
Metode pembelajaran Practice Rehearsal Pairs memang cocok diterapkan
di sekolah kejuruan. Karena di sekolah kejuruan lebih menekankan pada
prakteknya.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pelaksanaan observasi awal yang telah dilakukan di SMK
Walisongo diperoleh identifikasi masalah yang meliputi kondisi siswa, kondisi
guru, dan kondisi pembelajaran sebagai berikut:
1.2.1 Kondisi Siswa
1. Siswa cenderung pasif dalam menerima pembelajaran, siswa hanya
mencatat dan mendengarkan penjelasan guru, siswa cukup sulit untuk
mengajukan pertanyaan dan pendapat.
2. Aktivitas belajar siswa rendah, belajar jika ada ulangan.
1.2.2 Kondisi Guru
1. Peran guru terlalu dominan.
2. Guru hanya memberikan teori dan kurang mengembangkan
kemampuan afektif dan psikomotor siswanya.
1.2.3 Kondisi Pembelajaran
1. Proses Belajar Mengajar (PBM) cenderung konvensional yaitu dengan
metode ceramah karena mengejar target pencapaian materi.
2. Interaksi pembelajaran di kelas cenderung searah.
1.2.4 Kondisi Sarana dan Prasarana
1. Terdapat perpustakaan yang koleksi bukunya cukup lengkap.
2. Tersedianya hotspot yang menjangkau di seluruh area sekolah.
Dari uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa penyebab utama
kurangnya pengembangan kemampuan afektif dan psikomotor siswa di SMK
Walisongo adalah pembelajaran yang secara keseluruhan hanya menekankan pada
aspek kognitif saja, tanpa adanya pengembangan keterampilan atau softskill yang
dimiliki siswa.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, maka
masalah yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran Practice Rehearsal Pairs
dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
1.4 Pemecahan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah pada penelitian ini, maka dapat
dilaksanakan langkah-langkah penyelesaiannya, yaitu : 1) lebih memperhatikan
aktivitas belajar siswa dengan metode pembelajaran Practice Rehearsal Pairs dan
2) mengkaji hasil belajar siswa dengan Practice Rehearsal Pairs. Penjabaran dari
hal tersebut yaitu: Lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik siswa
dalam melaksanakan instalasi jaringan local yang meliputi motivasi, kemampuan
pemecahan masalah, keaktifan belajar, keterampilan, kerja sama, kemampuan
mengorganisasi.
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang ditunjukkan dengan
meningkatnya aktivitas dan jumlah siswa yang tuntas belajar.
1.5.1 Tujuan Khusus
1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran minimal 80%.
2. Sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai minimal 75 (tuntas).
3. Nilai rata-rata siswa minimal 75.
4. Muncul kebiasaan berani mengemukakan pendapat atau ide.
1.6 Manfaat penelitian
1.6.1 Bagi Sekolah
Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran alternatif dalam upaya
meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran
instalasi jaringan lokal.
1.6.2 Bagi Siswa
Dengan menggunakan metode pembelajaran Practice Rehearsal Pairs ini
diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa dan meningkatkan hasil
belajar dan aktivitas siswa.
1.6.3 Bagi Guru
Sebagai masukan atau saran dan bahan referensi untuk memberikan variasi
dalam melakukan pengajaran di kelas.
1.6.4 Bagi mahasiswa/ peneliti
Menambah wawasan pengetahuan peneliti dan sebagai gambaran
mengenai kelebihan dari penggunaan metode pembelajaran Practice
Rehearsal Pairs sehingga dapat bermanfaat pada saat melaksanakan tugas
sebagai pengajar di masa yang akan datang.