Proposal Puisi

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran puisi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar berbentuk prosa, puisi, irama. Pelaksanaan pembelajaran umumnya hanya pada teori-teori saja, belum memenuhi tujuan pengajaran puisi yang meliputi teori dan praktek. Salah satu alasan yang menjadi penyebab pembelajaran puisi tidak optimal karena kurangnya alokasi waktu. Selain alasan di atas, ada juga guru bahasa Indonesia yang kurang meminati karya puisi khususnya puisi, sehingga pembelajaran puisi hanya diberikan teorinya saja. Pembelajaran puisi dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik mengapresiasikan puisi, baik itu prosa, puisi, maupun irama. Pembelajaran puisi bukan hanya proses penguasaan teori puisi atau sejarah puisi. Pembelajaran puisi mencakup dua segi yaitu: (1) peningkatan kemampuan menikmati, menghayati, dan memahami karya puisi, (2) peningkatan keberanian dan keterampilan dalam menuangkan gagasan, pengalaman, dan perasaan dalam berbagai bentuk karya puisi serta membahas secara lisan atau tulisan terhadap karya puisi. Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah satu

Transcript of Proposal Puisi

Page 1: Proposal Puisi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran puisi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar berbentuk prosa, puisi, irama.

Pelaksanaan pembelajaran umumnya hanya pada teori-teori saja, belum memenuhi tujuan

pengajaran puisi yang meliputi teori dan praktek. Salah satu alasan yang menjadi penyebab

pembelajaran puisi tidak optimal karena kurangnya alokasi waktu. Selain alasan di atas, ada juga

guru bahasa Indonesia yang kurang meminati karya puisi khususnya puisi, sehingga pembelajaran

puisi hanya diberikan teorinya saja.

Pembelajaran puisi dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik

mengapresiasikan puisi, baik itu prosa, puisi, maupun irama. Pembelajaran puisi bukan hanya

proses penguasaan teori puisi atau sejarah puisi. Pembelajaran puisi mencakup dua segi yaitu: (1)

peningkatan kemampuan menikmati, menghayati, dan memahami karya puisi, (2) peningkatan

keberanian dan keterampilan dalam menuangkan gagasan, pengalaman, dan perasaan dalam

berbagai bentuk karya puisi serta membahas secara lisan atau tulisan terhadap karya puisi.

Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah satu diantara banyak mata pelajaran yang

dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif

terhadap bahasa Indonesia. Mengajarkan mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada

prinsipnya adalah menanamkan kemampuan dan keterampilan dalam empat aspek kebahasaan yaitu

menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah mempunyai

tujuan akhir, yakni agar siswa terampil berbicara, menyimak, dan membaca dan menulis.

Saat ini orang berpuisi untuk mengekspresikan perasaannya, terutama mengenai keadaan

sekarang dam keadaan yang sedang terjadi sekarang ini. Pemahanam puisi tidak mudah.

Sumardjono (1984:72) mengemukakan membaca puisi lebih sulit daripada membaca karya-karya

fiksi lain. Kesulitan itu disebabkan oleh cara dan bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda

Page 2: Proposal Puisi

dengan karya-karya fiksi yang lain.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti mengambil masalah tersebut di atas guna

melakukan penelitian mengenai Peningkatan kemampuan siswa kelas VI SDN Grogol Kecamatan

Tulangan Kabupaten Sidoarjo dalam membaca puisi anak dengan metode pemberian tugas.

1.2 Rumusan Masalah

Agar rumusan penelitian ini lebih terarah, maka masalah yang ada perlu dirumuskan.

Rumusan ini penting karena nantinya akan menjadi panutan dan langkah-langkah selanjutnya.

Bertitik tolak dari judul dan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan perumusan

masalah sebagai berikut Adakah peningkatan kemampuan siswa kelas VI SDN Grogol Kecamatan

Tulangan Kabupaten Sidoarjo dalam membaca puisi anak dengan metode pemberian tugas.

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan manusia dengan kesadaran hati mempunyai tujuan tertentu.

Apalagi suatu penelitian yang hasilnya dapat memberikan sumbangan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan khususnya, serta memperkaya ilmu pengetahuan pada umumnya di samping itu tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa kelas VI SDN Grogol

Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo dalam membaca puisi anak dengan metode pemberian

tugas”.

1.4 Manfaat Penelitian

Pelatihan kependidikan sangat besar manfaatnya bagi pengembangan sistem pendidikan

maupun untuk kepentingan praktis dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan penelitian

diharapkan dapat mengetahui hal-hal atau faktor-faktor yang menghambat maupun yang menunjang

pengembangan pendidikan.

Hasil penelitian ini sangat penting bagi berbagai pihak antara lain :

Page 3: Proposal Puisi

1.4.1 Bagi Guru

(a) Dengan penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan informasi atau masukan pengetahuan

khususnya bidang puisi.

(b) Siswa dapat lebih memahami atau mengembangkan gagasan atau ide-ide dalam membaca puisi.

1.4.2 Bagi Peneliti

(a) Dapat dijadikan suatu masukan atau informasi emiris yang dapat memperkaya teori mengenai

puisi.

(b) Sebagai dasar untuk penelitian serupa dimasa yang akan datang.

BAB II

Page 4: Proposal Puisi

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Puisi

Sampai sekarang orang tidak dapat memberikan definisi setepatnya apakah puisi itu,

namun untuk memahaminya perlu diketahui ancar-ancar sekitar pengertian puisi. Secara intuitif

orang dapat mengerti apakah puisi berdasarkan konvensi wujud puisi, namun sepanjang sejarahnya

wujud puisi selalu berubah seperti yang dikemukakan oleh Rifferre dalam bukunya “Puisi Pradopo

(2000:72) menyatakan bahwa puisi selalu berubah-ubah dengan evolusi selera dan perubahan

konsep estetiknya.

Sumardjo (1984:72) mengemukakan bahwa puisi adalah bentuk pengucapan sastra bahasa

yang istimewa, bukan bahasa biasa. Prinsip puisi adalah berkata sedikit mungkin, tetapi mempunyai

arti sebanyak mungkin. Puisi adalah keajaiban kata-kata dan bahasa.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan ada tiga unsur ynag pokok; Pertama, hal yang

meliputi pemikiran, ide, atau emosi. Kedua, bentuknya; dan yang ketiga adalah kesannya.

Semuanya itu terungkap dengan media bahasa.

2.2 Macam-macam Puisi

2.2.1 Puisi Lama

Puisi lama merupakan cermin masyarakat lama. Karena masyarakat lama atau masyarakat

masa lampau itu bersifat koleletif dan cenderung statis, maka sifat yang demikian itu juga tercermin

dalam karya sastranya khususnya puisi. Sifat kolektivitas menimbulkan pandangan kolektivisme,

segala sesuatu merupakan karya bersama dan milik bersama. Demikian pula ukuran baik atau buruk

mengenai suatu karya yang dianggap baik adalah yang menurut anggapan secara kolektif baik, jadi

kalau ada suatu karya yang tidak mengenai aturan yang telah dianggap baik, maka karya tersebut

dianggap karya yang tidak baik.

Macam-macam puisi yang termasuk dalam puisi lama antara lain sebagai berikut.

Page 5: Proposal Puisi

(a) Mantra

(b) Pantun

Menurut isinya pantun dibedakan atas:

(i) Pantun anak-anak, biasanya pantun ini berisi permainan.

(ii) Pantun muda-mudi, biasanya berisi percintaan.

(iii)Pantun orang tua, biasanya berisi nasihat atau petuah.

(iv)Pantun jenaka, biasanya berisi sindiran sebagai bahan kelakar.

(v) Pantun teka-teki.

Sedangkan menurut bentuknya atau susunannya pantun terbagi atas:

(i) Pantun Biasa.

(ii) Pantun Berkait.

(iii)Pantun Kila.

(c) Talibun

(d) Gurindam

(e) Syair

Menurut isinya syair terbagi dalam:

(i) Syair yang berisi dongeng.

(ii) Syair yang berisi kiasan atau sindiran.

(iii) Syair yang berisi cerita atau hikayat.

(iv) Syair yang berisi cerita kejadian.

(v). Syair yang berisi ajaran budi pekerti.

2.3 Puisi Baru

Page 6: Proposal Puisi

Puisi baru ini mulai populer pada tahun 30-an yakni masa Pujangga Baru. Hal yang

demikian dapat kita mengerti pada masa itu tentu sudah banyak orang yang pandai membaca dan

menulis bahkan belajar ilmu pengetahuan sampai tingkat tinggi.Macam-macam puisi yang termasuk

dalam puisi baru antara lain sebagai berikut:

(a) Distikon

(b) Tersina

(c) Kuatren

(d) Kuint

(e) Sekstet

(f) Septime

(g) Stanza

(h) Soneta.

Soneta yang masuk ke dalam kesusastraan Indonesia umumnya soneta dari sastra Belanda

dan Inggris.

2.4 Puisi Modern

Puisi modern adalah bentuk puisi yang benar-benar bebas. Bebas dalam bentuk maupun isi.

Jenis puisi ini tidak terikat lagi oleh aturan jumlah baris, rima, atau ikatan lain yang biasa dikenakan

pada puisi lama maupun puisi baru. Dengan kebebasannya penyair dapat mengungkapkan rasa, hati

dan pikirannya secara total.

Macam-macam puisi modern yaitu:

(a) Balada

(b) Romance

(c) Elegi

(d) Himne (Gita Puja)

(e) Ode

Page 7: Proposal Puisi

(f) Satire

2.5 Unsur-unsur Puisi

2.5.1 Unsur Intrinsik

Di depan sudah dikatakan bahwa puisi adalah karangan yang singkat dan padat dan pekat.

Agar segala isi hati dan pikiran serta perasaan penyair tertuang secara penuh dengan wujud yang

demikian itu, maka harus memanfaatkan daya dan kemampuan bahasa semaksimal mungkin.

Dengan sifat puisi yang demikian itu sudah barang tentu unsur intrinsik yang

membentuknya-pun akan berbeda dengan unsur intrinsik yang membentuk karya sastra prosa.

Unsur intrinsik tersebut adalah tema, amanat, musikalitas, korespondensi, diksi, simbolisasi, dan

gaya bahasa.

2.5.2 Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar tubuh karya sastra itu sendiri dan ikut

mempengaruhi penciptaan karya sastra. Unsur-unsur tersebut meliputi latar belakang kehidupan

pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat yang berlaku saat itu, situasi

politik, persoalan sejarah, ekonomi, pengetahuan agama dan lain-lain.

2.6 Pembacaan Puisi

2.6.1 Vokal dan Pengucapan

(a) Kejelasan Artikulasi

Yang dimaksud artikulasi adalah perubahan ringga dan ruang dalam saluran suara untuk

menghasilkan suara bunyi bahasa. Sedangkan artikulator adalah bagian alat ucap yang dapat

bergerak, misalnya bagian-bagian lidah dan bibir bawah.

(b) Kemerduan

Setiap pembaca puisi seyogyanya berusaha agar suara terdengar merdu. Suara yang

merdu akan menggelitik sukma pendengar sehingga memantulkan rasa sejuk, damai, dan

Page 8: Proposal Puisi

terpesona.

2.6.2 Gerak dan Penampilan

(a) Gerak dan Mimik

Ada tiga pendapat tentang perlu tidaknya gerakan dalam membaca puisi. Pertama, yang

mengatakan tidak penting. Kedua, yang mengatakan gerak itu penting. Ketiga, yang

mengatakan bahwa gerak dalam membacakan puisi kadang diperlukan dan kadang tidak.

Kalau perlu bergerak bergeraklah dengan wajar.

(b) Pengembangan dan Pembinaan Klimaks

Yang dimaksud dengan pengembangan adalah usaha untuk menjadikan pembacaan

puisi semakin menarik. Pengembangan menjadikan pembacaan tidak datar. Sedangkan

pembinaan klimaks maksudnya usaha untuk menahan agar tahap-tahap pengembangan berbeda

intensitasnya.

(c) Keserasian gerak dengan ucapan

Pengucapan dan gerak adalah dua hal yang saling mendukung. Ucapan yang mantap

dibantu dengan gerak yang tepat akan memberikan tekanan dan penonjolan. Intensitas ucapan

akan semakin baik apabila diiringi dengan gerakan yang sesuai dengan maksud ucapan

tersebut. Hanya saja yang perlu diperhatikan ialah agar gerak yang dilakukan tidak dibuat-buat

tetapi harus wajar dan spontan. Artinya, gerak yang dilakukan tidak melebihi dan mengurangi

intensitas ucapan.

2.6.3 Komunikatif

Membaca puisi bertujuan agar penonton dapat menangkap makna puisi dan menikmatinya

maka seorang pembaca harus mampu berkomunikasi dengan pendengar. Akan terlihat aneh apabila

seorang pembaca puisi sibuk sendiri sementara ia ditonton. Oleh sebab itu ia harus mengadakan

kontak dengan penonton.

Mengadakan kontak dengan penonton dapat dilakukan dengan sekali-kali melihat kepada

penonton. Jangan sibuk membaca saja, walaupun namanya baca puisi. Maka untuk itu sebaiknya

Page 9: Proposal Puisi

pembaca sebelum tampil telah membaca berulang-ulang dan kalau perlu menghafal puisi yang akan

dibawakannya.

2.6.4 Intonasi

Intonasi adalah lagu yang menyertai percakapan. Setiap percakapan selalu disertai lagu yang

tinggi atau rendah, yang keras atau yang lambat, yang cepat atau yang lambat, dan disertai

perhentian-perhentian. Lagu yang menyertai percakapan itulah yang disebut intonasi.

Sedangkan intonasi meliputi (Tjiptadi dan Nugroho, 1983:16)

(a) Tekanan dinamik, yaitu tekanan keras dan lambat. Tekanan dinamik tersebut tidak berfungsi

membedakan arti, melainkan hanya berfungsi pementing. Pada kata yang dipentingkan akan

diberikan tekanan yang kuat.

(b) Nada, yaitu tinggi rendahnya suara. Bila dalam keadaan sedih orang akan menggunakan nada

rendah, sebaliknya dalam suasana riang sering menggunakan nada tinggi. Sementara itu dari

anda dapat kita ketahui bahwa orang tersebut bermaksud memberitahu, bertanya atau menyuruh.

(c) Tempo, yaitu cepat lambat suara dalam percakapan. Tempo ini pun digunakan sesuai

susunannya. Orang yang riang selain berbicara dengan nada tinggi, tekanan keras, juga disertai

tempo percakapan yang cepat. Sedangkan bila suasana sedih hanya menggunakan nada rendah,

tekanan dinamik lembut dan tempo yang lambat.

(d) Perhentian dibagi menjadi dua yaitu perhentian antara dan perhentian akhir.

2.7 Metode Pemberian Tugas

Bahwa kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan, dalam usaha

meningkatkan mutu, guru perlu memberikan tugas-tugas. Penyelesaian tugas ini tidak terkait

dengan tepat, bisa di kelas, bisa di laboratorium, bisa juga di perpustakaan ataupun di rumah.

Tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran

tertentu, atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau dicari uraiannya pada buku

pelajaran.

Page 10: Proposal Puisi

Tugas dalam artian assesment atau recitation dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan

yang harus dilakukan oleh peserta didik, yang diberikan oleh pengajarnya untuk mencapai

tujuan pengajaran. Hasil tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada pengajar, penyelesaian

tugas ini tidak terikat dengan tempat, bisa di kelas, di perpustakaan ataupun di rumah.

Sedangkan menurut Djamarah dan Zain, (2002: 96) memberikan pendapat tentang metode

pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar

siswa melakukan kegiatan belajar, masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan

didalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah atau

dimana saja asalkan tugas itu dapat dikerjakan.

Pemberian tugas dapat diamati sebagai bentuk penilaian (formatif) hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh Suryabrata, (1987: 317-318) bahwa terdapat banyak cara penilaian ada yang

dengan jalan testing, ada yang dengan jalan melakukan sesuatu tugas tertentu dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, pemberian tugas individu akan memberikan

pengaruh baik pada performance tugasnya maupun didalam hasil belajar, yang perlu

diperhatikan dalam pemberian tugas individual ini adalah seorang guru hendaknya merumuskan

tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti sehingga mudah dipahami siswa, sehingga

siswa melakukan dengan tanggung jawab. Begitu juga tugas yang diberikan cukup jelas

sehingga siswa tidak bertanya-tanya lagi apa yang harus dikerjakan. Setelah siswa memahami

tujuan dari makna tugas, maka mereka melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang

digariskan oleh guru. Dalam proses ini guru perlu mengontrol, pelaksanaan tugas itu dikerjakan

dengan baik, apakah dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak dikerjakan oleh orang lain, maka perlu

diawasi dan diteliti. Siswa yang telah melaksanakan/mempelajari tugas, maka membuat laporan

yang telah disesuaikan dengan tujuan dan dievaluasi agar dapat mengetahui gambaran yang

obyektif mengenai usaha siswa dalam melaksanakan tugas. Evaluasi ini penting karena dapat

menimbulkan semangat kerja yang lebih baik dan meningkatkan hasrat belajar.

2.8 Hipotesis

Page 11: Proposal Puisi

Hipotesis secara etimologi adalah perkataan yang berasal dari dua kata “hypo” yang artinya

kurang dari dan “thesa” yang artinya mendapat atau teori.

Pengujian hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi.

Pada uraian ini penulis akan mengajukan pertanyaan sementara yang masih lemah kebenarannya

dan masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui pengujian berikutnya.

Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ada

peningkatan kemampuan siswa kelas VI SDN Grogol Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo

dalam membaca puisi anak dengan metode pemberian tugas”.

BAB III

Page 12: Proposal Puisi

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini meneliti tentang penerapan pembelajaran dengan metode pemberian tugas

untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas VI SDN Grogol Kecamatan

Tulangan Kabupaten Sidoarjo . Penelitian yang dilakukan termasuk jenis Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research). Menurut Prabowo (2001) dalam Jatmiko, penelitian

tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara kolektif oleh suatu kelompok

sosial (termasuk juga pendidikan) yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas kerja mereka

serta mengatasi berbagai permasalahan dalam kelompok tersebut (Jatmiko, 2005 : 3)

Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang

dikembangkan oleh Lewin dalam Jatmiko, Budi yaitu :

1. Planning (Rencana)

2. Action (Tindakan)

3. Observation (Pengamatan)

4. Reflection (Refleksi)

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester II yakni pada bulan Januari s.d

Maret 2008. Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di SDN Grogol

Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo .

3.3 Subyek Penelitian

Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Grogol

Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo Tahun Pelajaran 2007/2008, yakni 30 siswa.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Page 13: Proposal Puisi

Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data, pengumpulan data

tersebut akan menggunakan satu atau beberapa teknik. Jenis teknik yang dipilih dan

digunakan dalam pengumpulan data harus sesuai dengan karakteristik penelitian yang

dilakukan. Data penelitian ini dikumpulkan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1. Mempersiapkan kelas dan alat-alat seperti tape recorder dengan pita rekaman suara

seseorang, dan dua buah buku.

2. Peneliti membagikan buku yang berisi puisi.

3. Memutarkan pita kaset dan mendengarkan pembacaan sebuah puisi.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah cara-cara yang digunakan untuk menganalisis data yang

terkumpul atau yang diperoleh dari penelitian. Setelah memperoleh data yang diharapkan, langkah

selanjutnya adalah menganalisis data. Yang dimaksud dengan analisis data ialah carayang

digunakan memeriksa data yang diperoleh dari penelitian untuk mengetahui kemampuan membaca

puisi.Untuk menganalisis data-data dalam suatu penelitian diperlukan teknik yang tepat dan sesuai

dengan penelitian yang dilakukan sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Untuk menentukan nilai rata-rata pada variabel (x) yaitu Kemampuan membaca puisi, digunakan

rumus sebagai berikut :

FxMX =

n

Keterangan :

Fx = Jumlah frekuensi nilai pada variabel X

n = Jumlah sampel/jumlah siswa

3.8 Kategori Penelitian

Page 14: Proposal Puisi

Setelah diperoleh nilai rata-rata dengan rumus di atas, kemudian dikonfersikan dengan

kriteria atau kategori nilai yang telah ditentukan menggunakan patokan seperti yang dilakukan oleh

Purwanto :

76,00 s/d 100 Kriteria Baik Sekali66,00 s/d 75,99 Kriteria Baik55,00 s/d 65,99 Kriteria Cukup40,00 s/d 55,99 Kriteria Kurang0 s/d 39,99 Kriteria Kurang Sekali

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Proposal Puisi

Arikunta, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bina Aksara

Atmazaki. 1990. Pembacaan Karya Susastra Sebagai Suatu Seni Pertunjukan. Padang : Angkasa Raya

Badudu, W.J.S. 1991. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta : PT. Gramedia

De Porter, Boby. 1992.Quantum Learning, Bandung : Kaifa.

Depdiknas, 2001, KBBI, Jakarta: Balai Pustaka

Guntur Tarigan, 1998, Membaca Ekspresi, Bandung: Angkasa.

_________________ , Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, Bandung, Angkasa.

Depdikbud. 1987. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta : Balai Pustaka

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research 3, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta

Natawijaya P. Suparman. 1982. Apresiasi Sastra dan Budaya. Jakarta : PT.Internusa

Nugryntoro, Burhan. 1984. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta : BPFEE

Pradopa Rahmat Djoko. 1995. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gajah Mada Universitas Press

Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta : Erlangga

Sordarso, 2002, Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sudjana, 1989, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Argensindo.

Sudjana, 1984, Pedoman Praktis Mengajar, Bandung : Departemen Agama RI

Suwarno, 1977, Pengantar Umum Pendidikan, Surabaya : IKIP Surabaya.

Tampubolon, DP.1987.Kemampuan Membaca, Bandung : Angkasa.

Tarigan, Henri Guntur. 1984. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia, Bandung : Angkasa

Udjang Parmin M. Basir. 1988. Keterampilan Membaca, Teori dan Penerapannya. University Press IKIP Surabaya.