PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL...

27
i PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : EKSTRAKSI SAPONIN DARI DAUN BUNGA SEPATU (Hibiscus Rosa- Sinensis L) SEBAGAI AGENSIA PEMBUSA DAN ZAT ANTIBAKTERI ALAMI PADA DETERJEN DALAM RANGKA MENGURANGI PENCEMARAN AIR BIDANG KEGIATAN : PKM-PENELITIAN Diusulkan oleh: Winda Mega Widianingrum K3313076 / 2013 Pendidikan Kimia Wahidah Estiningrum K3313072 / 2013 Pendidikan Kimia Reti Prabaraita Nurisah K3314045 / 2014 Pendidikan Kimia Dana Nuriyana K4313026 / 2013 Pendidikan Biologi UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

Transcript of PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL...

Page 1: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :

EKSTRAKSI SAPONIN DARI DAUN BUNGA SEPATU (Hibiscus Rosa-

Sinensis L) SEBAGAI AGENSIA PEMBUSA DAN ZAT ANTIBAKTERI

ALAMI PADA DETERJEN DALAM RANGKA MENGURANGI

PENCEMARAN AIR

BIDANG KEGIATAN :

PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Winda Mega Widianingrum K3313076 / 2013 Pendidikan Kimia

Wahidah Estiningrum K3313072 / 2013 Pendidikan Kimia

Reti Prabaraita Nurisah K3314045 / 2014 Pendidikan Kimia

Dana Nuriyana K4313026 / 2013 Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Page 2: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

ii

Page 3: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

RINGKASAN .......................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 2

1.4. Luaran Yang Diharapkan .............................................................. 3

1.5. ManfaatPenelitian .......................................................................... 3

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3

2.1 Saponin ............................................................................................ 3

2.2 Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L) ................................. 4

2.3 Ekstraksi .......................................................................................... 4

2.4 Bakteri Staphylococcus aureus ....................................................... 4

2.5 Bakteri Eschericia Coli ................................................................... 5

2.6 Antibakteri....................................................................................... 5

2.7 Deterjen ........................................................................................... 5

BAB 3METODE PENELITIAN .............................................................. 5

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 5

3.2 Metode Penelitian........................................................................... 6

3.3 Sampel ............................................................................................ 6

3.4 Teknik Pengambilan Sampel.......................................................... 6

3.5 Teknik Pengambilan Data .............................................................. 6

3.6 Cara Kerja Penelitian ..................................................................... 6

3.7 Skema Jalur Penelitian ................................................................... 7

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN......................................... 8

4.1 Anggaran Biaya .............................................................................. 8

4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 8

BAB 5 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 9

LAMPIRAN

Lampiran 1.Biodata Ketua, AnggotadanDosenPendamping .................... 10

Lampiran 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan .............................................. 16

Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan PembagianTugas ..... 22

Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana........................... 23

Page 4: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

iv

RINGKASAN

Dewasa ini, banyak terjadi pencemaran air khususnya air sungai. Hal tersebut

salah satunya dikarenakan limbah rumah tangga seperti deterjen. Deterjen

mengandung bahan aditif seperti Alkyl Benzena Sulfonate (ABS) dan Linear Alkyl

Sulfonate (LAS) yaitu suatu agensia pembusa sintetis yang dapat mencemari air

serta mengganggu ekosistem di perairan karena sukar terurai oleh mikroorganisme

dalam air. Zat aditif sintetis lain yang terdapat pada deterjen yaitu triklosan, suatu zat

antibakteri. Namun penggunaan jangka panjang antibakteri ini menyebabkan bakteri

menjadi resisten. Padahal, berbagai macam penyakit timbul akibat adanya infeksi

bakteri terutama oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Eshericia coli yang dapat

menyebabkan infeksi ringan hingga akut. Hal tersebut dikarenakan masyarakat

kurang menjaga kebersihan. Salah satunya pakaian, karena bakteri tersebut bisa

menempel pada kain atau pakaian. Untuk itu, diperlukan bahan aditif pengganti yang

lebih aman dan tepat guna.

Bahan aditif untuk deterjen bisa diperoleh dari bahan alam misalnya senyawa

saponin. Senyawa saponin merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak

terdapat pada tumbuhan seperti daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L).

Senyawa tersebut memiliki kemampuan antibakteri, serta mampu membentuk busa

stabil bila dilarutkan dalam air. Berdasarkan hal tersebut, senyawa saponin dapat

menggantikan zat aditif sintetis pada deterjen sebagai agensia pembusa sekaligus zat

antibakteri.

Senyawa saponin diperoleh dengan cara mengumpulkan daun bunga sepatu

lalu diiris dan dikeringkan. Setelah itu dibuat simplisia (serbuk sampel) dari daun

bunga sepatu lalu melakukan uji pendahuluan pada serbuk sampel tersebut. Serbuk

diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Filtrat dari hasil

maserasi diuapkan menggunakan rotary evaporator agar menjadi ekstrak kental. Dari

ekstrak kental yang diperoleh, diekstraksi saponinnya menggunakan ekstraksi cair-

cair dan diuapkan kembali dengan rotary evaporator. Setelah itu mengidentifikasi

senyawa saponin menggunakan Kromatografi Lapis Tipis dan spektrofotometri UV-

Vis. Lalu ekstrak saponin yang diperoleh diuji aktivitas antibakterinya sebelum

diaplikasikan pada deterjen. Langkah berikutnya adalah pembuatan deterjen dengan

berbagai macam variabel seperti perbedaan konsentrasi saponin untuk pembuatan

deterjen. Setelah itu dilakukan uji kestabilan busa dan penentuan konsentrasi

optimum saponin agar terbentuk busa yang stabil serta uji aktivitas antibakterinya

lagi. Pengujian antibakteri terhadap bakteri S.aureus dan E.coli dilakukan dengan

metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

Hasil penelitian diperoleh deterjen dengan standar sesuai pada umumnya serta

memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif seperti

S.aureus serta gram negatif seperti E.coli. Dengan digantikannya zat aditif sintesis

pada deterjen kita dapat mengurangi angka pencemaran air serta meminimalisasi

timbulnya penyakit akibat infeksi bakteri.

Page 5: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini pencemaran air pada sungai telah mengalami peningkatan,

salah satunya merupakan akibat dari limbah rumah tangga seperti limbah

deterjen. Pencemaran tersebut diakibatkan dalam deterjen mengandung bahan

aditif seperti Alkyl Benzena Sulfonate (ABS) dan Linear Alkyl Sulfonate

(LAS) yang merupakan zat surfaktan sebagai agensia pembusa namun sulit

diuraikan oleh mikroorganisme dalam air. Sehingga mengganggu kehidupan

organisme di dalam air serta menurunkan kualitas air (Garno, S.Y : 2011).

Oleh karena itu, agen pembusa ini dapat mengancam stabilitas lingkungan

hidup dalam perairan. Agensia pembusa sintetis ini apabila digunakan dalam

dosis yang tinggi dapat masuk ke jaringan kulit sehingga dapat menyebabkan

iritasi.

Zat aditif lain yang terdapat pada deterjen adalah triclosan, yang

digunakan sebagai agen antibakteri yang dapat mengganggu kerja endokrin

dan menyebabkan resistensi oleh bakteri untuk penggunaan jangka panjang.

Akibatnya bakteri yang menempel pada kain dimana bakteri tersebut, menjadi

kebal terhadap zat antibakteri. Reza (2013) menyebutkan, triclosan memiliki

sifat klorofenol. Hal ini membuat triclosan menjadi penyebab tumbuhnya

kanker di tubuh manusia bila digunakan jangka panjang.

Bakteri yang sering menginfeksi manusia adalah Staphylococcus

aureus. Bakteri ini bisa menyebabkan infeksi ringan hingga berat seperti

menginfeksi kulit, hingga saluran pernafasan yang menimbulkan penyakit

seperti jerawat, bisul dan pneumonia. Selain itu juga ada Eshericia coli yang

menyebabkan diare. Berdasarkan penelitian Departement Microbiology &

Immunologi Universitas New York, kedua bakteri tersebut dapat ditemukan di

dalam pakaian atau kain yang lembab. Jadi, bahan-bahan aditif sintetis pada

deterjen seperti ABS / LAS dan triclosan tersebut selain mencemari

lingkungan, juga menimbulkan penyakit bagi manusia.

Untuk itu, diperlukan suatu agensia pembusa yang lebih ramah

lingkungan dan agen antibakteri yang bekerja secara optimal agar hasil

pencucian bebas dari bakteri penyebab infeksi kulit. Contohnya adalah

senyawa saponin. Saponin adalah suatu glikosida alamiah yang terikat dengan

steroid atau triterpena. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang

menimbulkan busa stabil bila dikocok dalam air. Selain itu saponin memiliki

fungsi farmakologi diantaranya sebagai antibakteri, antijamur,

immunomodulator dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut saponin dapat

menggantikan bahan aditif pada deterjen sebagai agensia pembusa alami

sekaligus zat antibakteri.

Page 6: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

2

Menunurut Tukiran (2014), senyawa saponin dapat diekstrak dari

bahan alam seperti daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L).

menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak saponin yang

diperoleh ditambahkan untuk menggantikan agensia pembusa dan zat

antibakteri sintetis yang umumnya digunakan pada deterjen. Dari ekstrak

saponin yang didapat akan dilakukan uji stabilitas busa dan uji aktivitas

antibakteri sebelum dan setelah ekstrak saponin ditambahkan pada deterjen.

Dari uji tersebut diperoleh informasi bahwa ekstrak saponin dapat dijadikan

agensia pembusa alami dan zat antibakteri pada deterjen, sehingga

menghasilkan deterjen yang ramah lingkungan dan memiliki kemampuan

antibakteri.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah ini, maka rumusan masalah yang

diperoleh sebagai berikut :

1. Apakah saponin dapat diekstrak dari daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-

Sinensis L) ?

2. Bagaimana cara mengekstrak saponin dari daun bunga sepatu (Hibiscus

Rosa-Sinensis L) ?

3. Bagaimana cara mengidentifikasi senyawa saponin yang diperoleh dari

daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L) ?

4. Bagaimana kemampuan aktivitas antibakteri ekstrak saponin pada bakteri

Staphylococcus aureus dan Eshericia coli sebelum diaplikasikan pada

deterjen ?

5. Berapa konsentrasi optimum saponin yang ditambahkan pada deterjen

untuk menghasilkan busa yang stabil ?

6. Bagaimana kemampuan antibakteri saponin setelah diaplikasikan dalam

detergen ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut :

1. Mengetahui bahwa saponin dapat diekstrak dari daun bunga sepatu

(Hibiscus Rosa-Sinensis L).

2. Mengetahui cara mengekstrak saponin dari daun bunga sepatu (Hibiscus

Rosa-Sinensis L).

3. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa saponin yang diperoleh dari

daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L)

4. Mengetahui kemampuan aktivitas antibakteri ekstrak saponin pada bakteri

Staphylococcus aureus dan Eshericia coli sebelum diaplikasikan pada

deterjen.

5. Mengetahui konsentrasi optimum saponin yang ditambahkan pada deterjen

untuk menghasilkan busa yang stabil.

Page 7: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

3

6. Mengetahui kemampuan antibakteri saponin setelah diaplikasikan dalam

detergen.

D. LUARAN YANG DIINGINKAN

Luaran yang ingin dicapai dalam penelitian kali ini :

1. Artikel dalam jurnal ilmiah, dan;

2. Menghasilkan saponin sebagai agensia pembusa alami dan zat antibakteri

pada deterjen yang ramah lingkungan.

E. MANFAAT PROGRAM

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai referensi untuk mengekstrak saponin dari daun bunga sepatu

(Hibiscus Rosa-Sinensis L).

b. Sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa, untuk menambah wawasan tentang ekstraksi saponin dari

daun bunga sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L).

b. Bagi masyarakat, sebagai pengetahuan bahwa ada bahan aditif untuk

membuat deterjen ramah lingkungan.

c. Bagi pemerintah, untuk menambah data dan strategi dalam rangka

mengurangi pencemaran air serta penyakit akibat infeksi bakteri di

masyarakat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Saponin

Saponin merupakan senyawa glikosida triterpenoida ataupun

glikosida steroida yang merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat

seperti sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya

membentuk busa dan menghemolisa sel darah merah (Harborne, 1996).

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin.

Saponin tersebar luas di tumbuhan. Keberadan saponin ditandai dengan

pembentukan larutan koloidal dengan air yang menimbulkan buih stabil.

Pembentukan busa yang stabil sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau

memekatkan ekstrak tumbuhan merupakan bukti adanaya saponin.

Senyawa saponin dapat diidentifikasi dari warna yang dihasilkannya

dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Warna biru-hijau menunjukkan

saponin steroida, dan warna merah, merah muda, atau ungu menunjukkan

saponin triterpenoida (Farnsworth, 1966).

Page 8: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

4

B. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)

Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku

Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai

tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Pada umumnya tinggi

tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar

atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Bunga

berbentuk trompet dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga 20 cm.

Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.

Daun, bunga, dan akar Hibiscus rosa-sinensis L., mengandung flavonoida.

Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga

mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin,

skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C (Muhammad Iqbal, dan

Endang Sulistyorini S.P). Ekstrak metanol tanaman bunga sepatu

mengandung steroid, alkaloid, fenolik, tannin dan saponin. (Tukiran, dkk,

2014)

C. Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan

perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang

berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Salah satu metode

ekstraksi yang paling sederhana adalah maserasi. Maserasi adalah proses

pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali

pengocokan atau pengadukan pada suhu ruangan (kamar). Secara

teknologi termasuk ekstraksi dengan metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan terus-

menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut

setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.

D. Bakteri Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, berbentuk bulat,

dan biasanya bergerombol seperti anggur dalam bentuk tidak teratur,

berpasangan maupun tunggal. Karekteristik penting dari Staphylococcus

aureus adalah pembentukan pigmen koloni yang umumnya berwarna

kuning keemasan.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen mayor pada

manusia. Setiap manusia memiliki potensi terinfeksi bakteri ini dengan

tingkat keganasan yang berbeda mulai dari infeksi kulit yang ringan

hingga infeksi yang berat. (Parhusip, dkk, 2009). Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Microbiology & Immunology Universitas New York

menunjukkan bahwa bakteri Staphylococcus aureus yang bisa menempel

pada pakaian. Bakteri tersebut bisa bertahan hidup selama berminggu-

minggu sampai berbulan-bulan. Bakteri ini selain menginfeksi kulit, juga

dapat mencemari makanan.

Page 9: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

5

E. Bakteri Eshericia coli

Eshericia coli merupakan bakteri gram negatifygdalam keadaan

normal dalam saluran pencernaan termasuk bakteri yang tidak patogen,

namun bersifat patogen apabila berada di luar saluran pencernaan. Koloni

Eschericia coli pada media Endo agar berbentuk bulat, berwarna merah

mudah hingga merah tua, dikelilingi batas terang disekitarnya. Bakteri ini

dapat menyebabkan penyakit diare.

F. Antibakteri

Bahan antimikroba merupakan salah satu penghambatan

mikroorganisme secara kimia yang mengganggu pertumbuhan dan

metabolisme mikroba. Antibakteri termasuk ke dalam antimikroba yang

digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Bahan antimikroba

dapat diperoleh dari senyawa metabolit sekunder yang berada dalam

tumbuhan seperti flavonoid, saponin dan tanin. Saponin dapat menjadi

antibakteri karena zat aktif permukaannya mirip detergen, akibatnya

saponin akan menurunkan tegangan permukaan dinding sel bakteri dan

merusak permeabilitas membran. Rusaknya membran sel ini sangat

mengganggu kelangsungan hidup bakteri. (Harbone, 1998)

G. Deterjen

Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk

membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak

bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara

lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh

kesadahan air.

Pada umumnya deterjen mengandung bahan-bahan surfaktan,

builder, filler, aditif, enzim, dan atau antifoam. Formulasi deterjen

sangat tergantung pada maksud penggunaannya. Perbedaannya pada

jenis surfaktan dan zat tambahan yang dicampurkan.

Surfaktan (surface active agent) merupakan senyawa akif yang

mampu menurunkan tegangan permukaan dan tegangan antarmuka suatu

cairan. Sifat surfaktan disebabkan karena struktur molekulnya memiliki

dua gugus yang berbeda kepolarannya, yaitu hidrofobik dan hidrofilik.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Pendidikan Kimia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS),

Laboratorium Pusat Sub Lab Kimia UNS, dan Laboratorium Pusat Sub Lab

Biologi UNS pada bulan Januari hingga Juni.

Page 10: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

6

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian laboratorium.

C. SAMPEL

Sampel yang digunakan diperoleh dari Kabupaten Sukoharjo dan Kota

Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.

D. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik

pengambilan sampel bertujuan (purpose sampling), dimana sampel dipilih

secara khusus sesuai dengan tujuan penelitian.

E. TEKNIK PENGAMBILAN DATA

Data yang diperoleh berasal dari:

1. Analisis kemurnian saponin yang dihasilkan dengan menggunakan

Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis.

2. Hasil analisis uji kestabilan busa deterjen dengan berbagai macam

konsentrasi saponin yang ditambahkan pada deterjen.

3. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) untuk bakteri Staphylococcus

aureus dan Eshericia coli sebelum dan setelah diaplikasiakan ke dalam

deterjen.

F. CARA KERJA PENELITIAN

Cara kerja penelitan yang dilakukan sebagai berikut.

1. Pembuatan serbuk simplisia (serbuk sampel) dari daun bunga sepatu,

dengan dikeringkan di bawah sinar matahari lalu dioven, kemudian

ditumbuk dengan halus.

2. Melakukan uji pendahuluan adanya saponin dengan uji busa dan uji

Liberman-Burchard.

3. Mengekstraksi sampel dengan metode maserasi menggunakan pelarut

metanol selama 2x24 jam kemudian menyaring hingga diperoleh filtrat.

4. Menguapkan filtrat menggunakan rotary evaporator beberapa kaliuntuk

mendapatkan ekstrak kental daun bunga sepatu selain itu juga digunakan

waterbath untuk penguapan.

5. Melakukan ekstraksi saponin dengan metode ekstraksi cair-cair dengan

corong pisah.

6. Memekatkan hasil ekstraksi dengan rotary evaporator.

7. Mengidentifikasi saponin yang diperoleh menggunakan metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

8. Mengidentifikasi saponin yang diperoleh menggunakan spektrofotometri

UV-Vis.

9. Menguji aktivitas antibakteri dari saponin terhadap S. aureus dan E.coli

dengan metode difusi sumuran, sebelum ditambahkan pada deterjen.

10. Mencampurkan saponin untuk membuat deterjen dengan berbagai

konsentrasi.

Page 11: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

7

11. Penentuan konsentrasi optimum saponin untuk pembuatan deterjen agar

didapatkan busa yang stabil.

12. Menguji kestabilan busa dari deterjen yang mengandung saponin.

13. Menguji aktivitas antibakteri dari deterjen yang mengandung saponin

dengan metode yang sama.

14. Menganalisis data yang diperoleh untuk menyusun laporan tentang hasil

penelitian yang telah dilakukan.

15. Menyusun laporan penelitian sebagai pertanggungjawaban untuk

penelitian yang telah dilakukan.

G. SKEMA JALUR PENELITIAN

Menguji

kemampuan busa

dan aktivitas

antibakteri

saponin setelah

diaplikasikan

kedalam deterjen

Pengumpulan daun

bunga sepatu dan

pembuatan serbuk

Melakukan uji

pendahuluan

adanya saponin

Melakukan

ekstraksi daun

bunga sepatu

dengan metode

maserasi

Melakukan

penguapan hasil

maserasi

menggunakan

rotary evaporator

Ekstraksi

saponin dari

ekstrak kental

daun bunga

sepatu dengan

corong pisah

Mengidentifikasi

senyawa saponin

dengan KLT dan

spektrofotometri

UV-Vis

Membuat

deterjen

menggunakan

campuran

saponin dengan

berbagai

konsentrasi

Penentuan

konsentrasi

optimum saponin

untuk pembuatan

deterjen agar

didapatkan busa

yang stabil

Analisis Data

Hasil Penelitian

dan

menyimpulkan

hasilnya

Penyusunan

Naskah

Publikasi dan

Laporan

Kegiatan

Penelitian

Menguji

aktivitas

antibakteri

ekstrak saponin

sebelum

diaplikasikan

pada deterjen

Page 12: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

8

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. ANGGARAN BIAYA

Anggaran yang akan kami ajukan sebesar Rp. 12.396.000,- dengan perincian

sebagai berikut:

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Peralatan Penunjang, Rp. 3.150.000

2. Bahan Habis Pakai, Rp. 4.310.000

3. Perjalanan, Rp. 3.100.000

4. Lain-lain Rp. 1.836.000

Jumlah Rp. 12.396.000

B. JADWAL KEGIATAN

No. Jenis Kegiatan BULAN

1 2 3 4 5

1. Pengumpulan daun bunga sepatu dan

pembuatan serbuk simplisia

2. uji pendahuluan dan estraksi daun bunga

sepatu menggunakan metode maserasi

3. Ekstraksi saponin dari ekstrak kental

daun bunga sepatu dengan corong pisah

4. Identifikasi senyawa saponin dengan

KLT dan spektrofotometri UV-Vis

5. Uji antibakteri dari saponin sebelum

diaplikasikan dalam deterjen

6. Membuat deterjen menggunakan

campuran saponin dengan berbagai

konsentrasi

7. Penentuan konsentrasi optimum saponin

untuk pembuatan deterjen dengan uji

kestabilan busa

8. Pengujian kemampuan antibakteri

deterjen dengan penambahan saponin

9. Analisis data dan penyusunan laporan

penelitian

Page 13: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

9

DAFTAR PUSTAKA

Agus, 2004. Peranan Eshericia coli Pada Kesehatan.Universitas Padjajaran.

Ash, 2000. Efektifitas Daya Hambat Staphylococcus. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Dewi M S., Handayani N., Ngaisah S., dan Setyowati E.N. (2013). “Aktivitas

Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz &

Pav.)”. Alchemy Jurnal Penelitian Kimia, 2(9), hal. 156-163.

Djunaidi M.C., Suzery M. (2004). “Isolasi Triterpenoid dari Bunga Artocarpus

communis”. Alchemy Jurnal Penelitian Kimia, 1(3), hal. 15-19.

Eny, Anggra, 2011. Metode Ekstraksi. Universitas Indonesia.

Garno, Y.S. (2011). Daya Tahan Beberapa Organisme Air Pada Pencemar Limbah

Deterjen. Jurnal Teknologi Lingkungan 1(3), hal. 212-218.

Handayani N., Wartono M.W., dan Murti R.K. (2012). “Identifikasi dan Uji

Aktivitas Antibakteri Fraksi Teraktif Daun Mimba (Azadirachta Indica A.

Juss)”. Alchemy Jurnal Penelitian Kimia, 2(9), hal. 57-69.

Hartini S., Soetjipto H., Pertiwi M. (2014). “Optimalisasi Konsentrasi Ekstrak

Saponin Daun Petai Cina (Leucaena leuchocephala De Wit.)”. Prosiding

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia. hal. 253-260.

Irianto, Koes, 2008. Mengenal Dunia Bakteri. Bandung : Pinggandani.

Jawetz, 1996 dalam Retno, 2009. Metode Ekstraksi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Kristiyana, Reza. 2013. Optimasi Penambahan Ekstrak Etanol Daun Kemangi

sebagai Pengganti Triclosan dalam Menghambat Staphylococcus Aureus

dan Eschericia Colipada Produk Sabun Cuci Tangan Cair. Diperoleh pada

15 September 2015, dari http://perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id

/file/Skripsi%20-%20Reza%20-%20062109001.docx

Rosida, Jernih. (2002). “Uji Saponin dalam Lidah Buaya, Limbah Buah

Mengkudu dan Daun Mimba”. Balai Penelitian Ternak Ciawi. hal. 70-76.

Suharto M.A.P., Edy J.H., Dumanauw J.M. (2013). “Isolasi Identifikasi Senyawa

Saponin dari Ekstrak Metanol Batang Pisang Ambon (Musa paradiciata

var. sapientum L.)”. Jurnal Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. hal.

86-90.

Tukiran, Suyatno, Hidayati, N. (2014) “Skrining Fitokimia pada Beberapa Ekstrak

dari Tumbuhan Bugenvil (Bougainvillea glabra), Bunga Sepatu (Hibiscus

Rosa-Sinensis L.), dan Daun Ungu (Graptophylum pictum Griff.) “.

Prosiding Seminar Nasional Kimia Universitas Negeri Surabaya. Hal.

235-244.

Page 14: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

10

Page 15: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

11

Page 16: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

12

Page 17: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

13

Page 18: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

14

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Widiastuti Agustina Eko Setyowati, S.Si.,

M.Si.

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Pendidikan imia

4 NIDN 0001088208

5 Tempat dan Tanggal Lahir Surakarta, 1 Agustus 1982

6 Email [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 081280660500

B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3

Nama Institusi Universitas

Sebelas Maret

Surakarta

Institut Teknologi

Bandung

-

Jurusan Kimia Kimia -

Tahun Masuk-Lulus 2000-2005 2008-2010 -

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel

IImiah

Waktu dan

Tempat

1 Seminar Nasional Pendidikan

Sains

Pengaruh Metode

Ekstraksi terhadap

Aktivitas

Antioksidan Kulit

Buah Durian

(Durio zibethinus

Murr) Varietas

Petruk

2014, Pasca

Sarjana UNS

2 Seminar Nasional Kimia dan

Pendidikan Kimia (SNKPK) VI

Skrining

Fitokimia dan

Identifikasi

Komponen Utama

Ekstrak Metanol

Kulit Durian

(Durio zibethinus

Murr) Varietas

Petruk

2014, FKIP UNS

3 Seminar Nasional Kimia dan

Pendidikan Kimia (SNKPK) IV

Macalowiinin,

Senyawa Baru

dari Daun

Macaranga lowii

2012, FKIP UNS

Page 19: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

15

Page 20: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Sewa Peralatan Penunjang

Alat Justifikasi

Pemakaian Kuantitas Satuan

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Oven

Membantu

pengeringan

daun

1 buah 200.000 200.000

Neraca analitik

Menimbang

zat-zat yang

diperlukan

1 buah 75.000 75.000

Blender

Membuat

sampel

menjadi

serbuk

1 buah 65.000 65.000

Gelas ukur

Untuk

mengukur

banyaknya

reagen yang

diperlukan

5 buah 30.000 150.000

Labu ukur

Tempat

membuat

larutan

saponin

berbagai

konsentrasi

4 buah 40.000 160.000

Gelas beker Mencampur

bahan 5 buah 30.000 150.000

Tabung reaksi Untuk

mereaksikan 10 buah 7.000 70.000

Rak tabung reaksi Tempat

tabung reaksi 2 buah 10.000 20.000

Pipet tetes Mengambil

larutan 10 buah 3000 30.000

Corong gelas

Membantu

proses

penuangan

larutan

3 buah 20.000 60.000

Rotary

evaporator

Untuk

menguapkan 1 set 450.000 450.000

Page 21: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

17

hasil maserasi

Seperangkat

kromatografi

lapis tipis

Idenifikasi

saponin

dengan KLT

1 set 350.000 350.000

Lampu UV 254

dan 366nm

Mendeteksi

noda saponin

pada plat

silika gel

1 Buah 150.000 300.000

Pengaduk kaca

Membantu

proses

pengadukan

2 Buah 10.000 20.000

Spatula

Mengambil

bahan padat

dalam jumlah

kecil

1 Buah 10.000 10.000

Wadah plastik

polipropilen

Wadah

pembuatan

deterjen

3 Buah 15.000 45.000

Ayakan

Membantu

proses

pembuatan

deterjen

1 Buah 15.000 15.000

Waterbath

Untuk

menguapkan

ekstrak cair

1 set 175.000 175.000

Cawan porselen

Tempat

menguapkan

ekstrak

2 buah 20.000 40.000

Hair dryer

Memperjelas

warna noda

saponin pada

KLT

1 buah 50.000 50.000

Spektrofotometer

UV-Vis

Identifikasi

senyawa

saponin

1 set 375.000 375.000

Corong pisah

Memisahkan

saponin dari

zat lain

3 buah 25.000 75.000

Pervorator

Membuat

sumuran pada

uji aktivitas

1 Buah 85.000 85.000

Page 22: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

18

antibakteri

Autoklaf

Mensterilkan

alat untuk uji

antibakteri

1 Buah 150.000 150.000

Jarum ose

Menggoreskan

isolat bakteri

pada medium

2 Buah 15.000 30.000

SUB TOTAL (Rp) 3.150.000

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas Satuan

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Daun bunga

sepatu

Bahan dasar

ekstraksi

saponin

3 kg 20.000 60.000

Aquades

Untuk

pelarutan

dan

pengenceran,

eluen saat

KLT

30 liter 5.000 150.000

Metanol

Pelarut

saponin saat

maserasi,

eluen saat

KLT

2,5 liter 375.000 375.000

HCl merck

Uji

pendahuluan

adanya

saponin

1 liter 450.000 450.000

Kloroform Eluen saat

KLT 1 liter 400.000 400.000

H2SO4 Merck

Uji

pendahuluan

adanya

saponin

2,5 liter 300.000 300.000

Lempeng

aluminium

silika gel GF-

Sebagai

Stationary

phase pada

1 box 300.000 300.000

Page 23: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

19

254 merck KLT

Alcohol 95 %

Identifikasi

saponin

dengan KLT

1 liter 50.000 50.000

n-butanol

Mengekstrak

saponin dari

hasil

maserasi

2,5 liter 400.000 400.000

Dietil eter

Mengekstrak

saponin dari

hasil

maserasi

2,5 liter 300.000 300.000

NaCl

Sebagai

bahan

pembuatan

deterjen

1 kg 10.000 10.000

Citrunzur

Sebagai

bahan

pembuatan

deterjen

1 kg 20.000 20.000

Na2SO4

Sebagai

bahan

pembuatan

deterjen

1 kg 20.000 20.000

Peserfatif

Sebagai

pengawet

deterjen

1 l 75.000 75.000

Sulfitin

Sebagai

bahan

pembuatan

deterjen

1 kg 50.000 50.000

Pewarna

deterjen

Untuk

memberi

warna pada

deterjen

250 ml 30.000 30.000

Pewangi

deterjen

Pengharum

deterjen 250 ml 150.000 150.000

Nutrien Agar

(NA)

Medium

pembiakan

bakteri

500 gram 600.000 600.000

Amoksisilin Sebagai 10 tablet 7.000 70.000

Page 24: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

20

kontrol

positif uji

antibakteri

Kultur bakteri

Eschericia coli

Sebagai

bakteri uji 1 sachet 250.000 250.000

Kultur bakteri

Staphylococcus

aureus

Sebagai

bakteri uji 1 sachet 250.000 250.000

SUB TOTAL (Rp) 4.310.000

3. Perjalanan

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas Satuan

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Transportasi

untuk survei

bahan dan

membeli

bahan

Melakukan

survei

tempat

pembelian

bahan-

bahan yang

digunakan

untuk

penelitian

4 orang Rp.

500.000 2.000.000

Tansportasi

untuk

seminar

Transportasi

seminar 4 orang 275.000

Rp.

1.100.000

SUB TOTAL (Rp) 3.100.000

4. Lain-lain

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas Satuan

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Publikasi

jurnal ilmiah

Melakukan

seminar hasil 4 - 350.000 1.400.000

Pembuatan

dan

penggandaan

laporan

Penyusunan

laporan dan

penggandaan

untuk

keperluan

6 buah 50.000 300.000

Page 25: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

21

seminar

Sewa

internet

untuk

pencarian

materi

Untuk

menambah

Wawasan

tentang

penelitian

maka

dilakukan

penulusuran

melalui

internet

8 - 7.000 56.000

Alat tulis

Untuk

mempermudah

proses

penyusunan

laporan

- - 80.000 80.000

SUB TOTAL (Rp) 1.836.000

Total ( Keseluruhan ) 12.396.000

Page 26: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

22

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Winda Mega

Widianingrum/

K3313076

Pendidikan

Kimia

IPA-

Kimia

20 Minggu Ketua :

a. Mengontrol Kinerja Tim

Peneliti.

b. Merancang kegiatan

penelitian.

c. Mengevaluasi Kinerja Tim

Peneliti.

d. Membimbing anggota

pelaksana.

e. Menyusun laporan hasil

penelitian dan naskah

publikasi.

2 Wahidah

Estiningrum/

K4313072

Pendidikan

Kimia

IPA-

Kimia

20 Minggu Anggota Pelaksana:

a. Melaksanakan tugas dari

Ketua Tim.

b. Mengevaluasi kinerja Ketua

Tim.

c. Membantu Ketua Tim

menyusun laporan hasil

penelitan dan naskah

publikasi

3 Reti Prabaraita

Nurisah/

K3314045

Pendidikan

Kimia

IPA-

Kimia

20 Minggu Anggota Pelaksana:

a. Melaksanakan tugas dari

Ketua Tim.

b. Mengevaluasi kinerja Ketua

Tim.

c. Membantu Ketua Tim

menyusun laporan hasil

penelitan dan naskah

publikasi

4 Dana

Nuriyana/

K4313026

Pendidikan

Biologi

IPA-

Biologi

20 Minggu Anggota Pelaksana:

a. Melaksanakan tugas dari

Ketua Tim.

b. Mengevaluasi kinerja Ketua

Tim.

c. Membantu Ketua Tim

menyusun laporan hasil

penelitan dan naskah

publikasi

Page 27: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL …pkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-pe/2016/K3313076... · metode difusi sumuran lalu mengukur KHM (Konsentrasi Hambat Minimum).

23