Proposal Popi Rahayu
-
Upload
popirahayu -
Category
Documents
-
view
60 -
download
0
Transcript of Proposal Popi Rahayu
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN
KEMANUSIAAN
NGARENGKONG : KAJIAN EKSISTENSI BUDAYA SENI TRADISI NGUNJAL
PARE ( MENGANGKUT PADI ) ADAT KASEPUHAN CICARUCUB
Diajukan oleh :
POPI RAHAYU
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PANGGARANGAN
Jalan Raya Bayah-Malingping Km. 6,5 Telp. (0252) 401347, Panggarangan 42392
LEBAK– BANTEN
2014
Judul : Ngarengkong : Kajian Tentang Eksistensi Budaya Seni Tradisi Ngunjal
Pare ( Mengangkut Padi ) Adat Kasepuhan Cicarucub
Bidang : Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan
Kategori : SMA
Nama : Popi Rahayu
Sekolah : SMA Negeri 1 Panggarangan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi gambaran
umum adat kasepuhan Cicarucub, serta seni tradisi budaya Ngarengkong yang masih
dipertahankan oleh adat kasepuhan Cicarucub. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif. Dengan instrumen wawancara secara mendalam dengan responden atau
narasumber yang merupakan subyek penelitian untuk dikaji lebih lanjut dan dideskripsikan
dari hasi penelitian yang akan dilakukan.
Kasepuhan Cicarucub merupakan salah satu adat kasepuhan yang berada di
kawasan Gunung Halimun, bagian Banten Selatan dan Bogor Selatan, tepatnya di wilayah
pemerintahan Kabupaten Lebak yaitu di Desa Neglasari, Kecamatan Cibeber, Lebak -
Banten. Masyarakat di lingkungan adat kasepuhan Cicarucub ini memiliki konsep tersendiri
dalam menata tatanan budaya serta tradisi - tradisi leluhur sesepuh adat atau biasanya
masyarakat Cicarucub menyebutnya dengan “ Olot “, hal ini berhubungan dengan sistem
kepercayaan yang dianut. Masyarakat adat kasepuhan Cicarucub banyak melakukan
upacara atau ritual - ritual termasuk budaya Ngarengkong dalam upacara Ngamumule pare
( mengagungkan Padi ). Ngarengkong adalah seni mengangkut padi sampai ke lumbung
setelah padi dikeringkan lalu mengikat padi menjadi pocong atau disebut “ pare ranggeong “
dengan menggunakan tari - tarian sehingga menimbulkan bunyi dari tanggungan padi
tersebut. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan ngunjal pare ranggeong. Ngarengkong
ini biasanya dilakukan pada acara Seren Taun yang dilaksanakan setahun sekali sebagai
puncak dari masyarakat agraris. Meskipun mereka hidup dalam lingkungan adat kasepuhan,
tetapi mereka menerima segala perubahan dan lebih terbuka dibandingkan dengan suku
Badui, tentunya dengan tidak menghilangkan tatanan budaya termasuk budaya
Ngarengkong yang masih dipertahankan di zaman yang serba modern ini. Hal ini menjadi
keunikan tersendiri bagi masyarakat adat kasepuhan Cicarub dan menarik untuk diteliti lebih
lanjut mengenai budaya Ngarengkong.
Kata kunci : kasepuhan, Cicarucub, Ngarengkong
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak keragaman suku budaya dari Sabang sampai Merauke.
Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, perbedaan budaya dapat memperkaya
kebudayaan nasional. Dengan mempelajari kebudayaan daerah, persatuan dan kesatuan
bangsa dapat diperkokoh, termasuk dalam bidang seni tradisi upacara adat. Salah
satunya adalah budaya adat kasepuhan yang ada di Kabupaten Lebak yaitu seni tradisi
Ngarengkong yaitu mengangkut padi sampai ke lumbung padi, yang terletak di kompleks
gunung Halimun wilayah Banten Selatan dan Bogor Selatan.
Ngarengkong adalah salah satu kesenian khas masyarakat adat
kasepuhan Cicarucub. Kasepuhan Cicarucub sendiri terletak di Desa Neglasari,
Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Masyarakat kasepuhan
Cicarucub masih memegang adat istiadat leluhur nya, seperti masyarakat tradisional
lainnya masyarakat adat Kasepuhan Cicarucub juga dipimpin oleh seorang kepala adat
orang Cicarucub menyebutnya dengan ” Olot ” tetapi yang dapat diketahui namanya baru
dua orang sedangkan olot yang lainnya tidak diketahui dikarenakan itu menjadi hal yang
dianggap tabu atau sesuatu yag tidak boleh. Rumah masyarakat kasepuhan Cicarucub
berbentuk panggung dengan atap dari injuk, selain itu banyak sekali taradisi yang
dilakukan masyarakat kasepuhan Cicarucub ini yaitu Ngarengkong yang menjadi objek
penelitian untuk dikaji lebih lanjut. Masyarakat biasanya melakukan seni tradisi
Ngarengkong ketika upacara Seren Tahun yang diadakan setiap satu tahun sekali,
sedekah bumi, dan musim panen. Berduyun - duyun baris lelaki dengan menggunakan
pakaian adat berwarna hitam serta koncer dikepala, menanggung padi yang sudah
dikeringkan kemudian di ikat menjadi beberap pocong atau disebut ” mocong pare ”. Padi
yang ditanggung berasal dari padi huma maupun padi sawah, mereka menyebutnya
dengan padi ” ranggeong ” setelah itu mereka melakukan kegiatan Ngarengkong atau
ngunjal pare yang artinya mengangkut padi dari sawah atau huma menuju lumbung padi
diiringi dengan musik tradisional, nyayian, dan tari - tarian sehingga menarik wisatawan
yang berkunjung ke kasepuhan Cicarucub, hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi
masyarakat adat kasepuhan Cicarucub juga para wisatawan. Untuk itu peneliti
mengajukan penelitian yag akan dilaksanakan dengan mengambil judul tentang kajian
ilmiah ” NGARENGKONG ” kajian tentang Eksistensi Budaya Seni Tradisi Ngunjal Pare
(mengangkut Padi) Adat Kasepuhan Cicarucub yag masih bertahan di zaman yang serba
modern ini.
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini tentang eksistensi seni
tradisi Ngarengkong yang memiliki keunikan tersendiri, sehinga hal inilah yang menjadi
landasan rumusan masalah, yaitu :
1. Bagimana gambaran umum adat kasepuhan Cicarucub ?
2. Apa yang dimaksud dengan budaya Ngarengkong ?
3. Bagaimana cara kasepuhan adat Cicarucub dalam mempertahankan budaya
Ngarengkong di zaman yang modern ini ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka dengan penelitian ini kita dapat
memperoleh data mengenai gambaran umum adat kasepuhan Cicarucub, pengertian
Ngarengkong itu sendiri serta cara menjaga seni tradisi Ngarengkong oleh adat
kasepuhan Cicarucub di zaman yang modern agar tetap lestari hingga sampai saat
ini.
Manfaat Penelitian
Dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini, maka manfaat yang akan diperoleh
menambah wawasan pengetahuan tentang kebudayaan bahwa ternyata di kabupaten
Lebak terdapat banyak adat kasepuhan. Mengetahui gambaran umum kasepuhan
Cicarucub, menghargai setiap tradisi dan keunikan setiap daerah. Tentunya dengan
penelitian ini kita dapat mengambil hikmah, mengapresiasi masyarakat adat kasepuhan
Cicarucub dalam upaya mempertahankan tradisi dan mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari - hari .
B. Kerangka pemikiran
Kasepuhan adat Cicarucub berada di Desa Neglasari, Kecamatan Cibeber,
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Keberadaan kasepuhan Cicarucub sudah lima
generasi. Kelima generasi ini merupakan estafet kepemimpinan olot yang ditinggal di
rompok olot (Bumi adat) sebagai ketua adat yang sekarang sudah yang ke lima. dari
kelima generasi olot yang menempati rompok olot ini hanya dua orang yang diketahui
namanya yaitu yang sekarang sesepuh adat olot Enjay dan satu generasi sebelumnya
yaitu olot Dulhana. Tiga olot sebelumnya tidak diketahui namanya karena bagi warga
menyebutnya itu adalah hal tabu atau sesuatu yang tidak boleh. Ketidaktahuan mereka
terhadap ketiga olot terdahulu dikarenakan adanya kekhawatiran dari leluhur
sebelumnya berkaitan dengan keselamatan pemimpin mereka. Karena berkaitan
dengan prajurit atau pasukan khusus kerajaan Pajajaran yang melarikan diri dari
Pakuan Bogor ketika di gempur habis-habisan oleh prajurit dari Banten dan Demak.
Kepercayaan atau sistem realigi pada masyarakat kesepuhan Cicarucub
diwarnai oleh dua unsur yaitu agama dan kepercayaan terhadap nenek moyang.
Mereka menganut agama islam juga mempertahankan dan melaksanakan kepercayaan
leluhurnya. Keunikan masyarakat adat kasepuhan Cicarucub selain keragaman sosial,
seni tradisi Ngarengkong menjadi keunikan tersendiri. Tradisi ini menjadi hal yang
menarik saat upacara adat dalam panen raya, Seren tahun sebagai wujud terima kasih
kepada yang diatas karena diberikan kelimpahan panen padi yang melimpah puncak
acara masyarakat agraris. Padi ranggeong yang tersusun rapih, kemudian di angkut
oleh beberapa orang dengan melakukan tarian diiringi musik dari rangkaian proses
ngarengkong tersebut. Padi diangkut sampai ke lubung padi setelah padi dikeringkan.
Hal ini menjadi daya tarik bagi pengunjung yang melihat. Di zaman yang modern ini seni
tradisi ngarengkong masih dipertahankan sebagai adat istiadat yang dilakukan leluhur
sebelumnya dan menjadi cirri khas dalam mengagungkan padi pada panen raya.
Kerangka pemikiran ini dapat di visualisasikan seperti gambar dibawah ini.
Kasepuhan Cicarucub
Seni Tradisi NgarengkongKehidupan Masyarakat Kasepuhan Cicarucub
1. Sejarah Kasepuhan Cicarucub
2. Kepercayaan atau sistem religi kasepuhan Cicarucub
3. Menerima Perubahan dengan sikap Terbuka
1. Tradisi Ngarengkong pada acara upacara adat
2. Teknik Ngarengkong atau Ngunjal Pare
3. Eksistensi Seni Tradisi Ngarengkong
4. Cara mempertahankan Tradsi Ngarenkong
C. METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Bedasarkan tujuan dalam memperoleh data, jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriftif merupakan jenis penelitian jenis penelitian yang bertujuan
untuk memberikan gambaran yang jelas tentang karakteristik dari fenomena yang sedang
diteliti. Fenomena yang diteliti tersebut adalah Ngarengkong : Eksistensi Budaya Seni
Tradisi Ngunjal Pare ( mengangkut padi ) Adat Kasepuhan Cicarucub.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pemilihan metode ini
didasarkan pada jenis data yang ingin diperoleh yaitu data kualitatif. Data kualitatif
merupakan informasi yang tidak dapat diukur dengan angka atau ukuran lain yang
bersifat eksak. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi
ini diharapkan fokus penelitian akan lebih jelas dan data yang diperoleh lengkap,
mendalam, dan kredibel, juga bermakna serta tujuan penelitian dapat dicapai.
Kemudian, setelah fokus penelitian diperoleh dari metode kualitatif
digunakan untuk mengetahui lebih dalam dan data lebih lengkap untuk mendeskripsikan
kehidupan sosial masyarakat desa Lebak Peundey sebagai penyadap dan pembuat gula
kaung secara mendalam.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalui pendekatan kualitatif, berupa wawancara
mendalam ( In depth interview ) dengan informan atau narasumber. Kemudian
menggunakan observasi partisipan, dimana peneliti ikut terlibat juga melihat langsung
dan merasakan apa yang terjadi dilapangan untuk selanjutnya dapat mendeskripsikan
hasil dari observasi yang dilakukan. Sedangkan data sekundernya yaitu berupa profil
desa, batas wilayah, sumber yang didapatkan desa, sarana desa berupa dokumen dari
pemerintahan desa setempat.Kemudian teknik selanjutnya yaitu melakukan foto - foto
dilapangan untuk menjadi dokumentasi. Teknik terakhir yaitu dengan menggunakan
teknik triangulasi untuk digunakan validilitas terhadap data yang meragukan.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kasepuhan Cicarucub, Desa Neglasari,
Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kasepuhan Cicarucub sebagai
objek penelitian karena kasepuhan Cicarucub memiliki seni tradisi budaya yang unik,
keyakinan terhadap agama islam sebagai pedoman yang lurus selaras dengan tetap
menjaga adat istiadat budaya leluhur, dan kasepuhan Cicarucub ini merupakan salah satu
adat istiadat yang dimiliki oleh Kabupaten Lebak yang perlu di apresiasi.
Sedangkan waktu penelitian dimulai dari 17 April - 7 Mei 2014
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini disesuaikan dengan metode penelitian yang
digunakan, yaitu penelitian kualitatif. Analisis data ini mengikuti konsep Miles and
Huberman dan Spradley. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009: 91),
mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus-menerus dengan selesai sehingga data yang diperoleh bersifat jenuh.
Aktifitas dalam analisis data ini diantaranya adalah data reduction, data display, dan data
conclusiondrawing/verification.
Pada saat turun lapang diperoleh data yang bermacam-macam dan tidak tersusun
dengan benar tetapi data tersebut tetap dikumpulkan dan dikoleksi sebanyak-banyaknya.
Kemudian data yang beranekaragam dan terkumpul secara tidak beraturan tersebut
direduksi. Setelah dilakukan data reduksi, selanjutnya data tersebut dijabarkan satu
persatu menurut kebutuhan dari data penelitian dan diurutkan secara sistematis sehingga
akan lebih mudah dipahami dan akan menentukan arah penelitian selanjutnya. Tahap ini
biasanya disebut juga dengan tahap penentuan fokus penelitian, aktifitasnya adalah
dengan mendisplaykan data sehingga diperoleh gambaran umum fokus penelitian yang
akan dikaji lebih dalam. Setelah fokus penelitian ini menjadi lebih jelas, maka penelitian
dilanjutkan berdasarkan fokus penelitian tadi. Data-datanya pun berfokus pada aspek
yang menjadi fokus penelitian.
Tahap selanjutnya yaitu tahap selection, aktifitas analisis data pada tahap ini
membuat suatu kesimpulan dari data yang diperoleh, memilih data yang diperlukan,
membuat kategorisasi data yang diperlukan dan membuang data yang tidak dipakai.
Aktifitasnya biasa disebut dengan conclusion drawing/veryfying.
D. KESIMPULAN
Adat kasepuhan Cicarucub merupakan adat kasepuhan yang ada di wilayah
Kabupaten Lebak, Banten tepatnya di komplek pegunungan Halimun Desa
Neglasari, Kecamatan Cibeber. Kasepuhan adat ini dipimpin oleh seorang
sesepuh adat atau olot, masyarakat kasepuhan Cicarucub memiliki pola
tertentu dalam mengatur tatanan budaya dan pemukiman. Masyarakat
kasepuhan Cicarucub semuanya memeluk agama islam dan mereka juga
masih mempertahankan dan melaksanakan kepercayaan leluhur.
Kepercayaan tersebut direalisasikan ke dalam adat istiadat masyarakat
kasepuhan Cicarucub yang khas.
Kasepuhan Cicarucub memiliki banyak kebudayaan dan tradisi, salah
satunya adalah Ngarengkong yaitu seni tradisi ngunjal pare atau
mengangkut padi sampai ke leuit/lumbung setelah padi dikeringkan kemudian
di ikat menjadi pocong biasa dikenal Ranggeong. Padi tersebut kemudian
dipikul dengan di iringi tari - tarian, musik tradisional, nyayian hingga sampai
ke lumbung padi. Biasanya ditarikan oleh masyarakat kasepuhan Cicarucub
setempat dengan memakai pakaian khas kasepuhan Cicarucub dengan kain
koncer di kepala. Ngarengkong ini dilakukan pada saat acara Seren Taun,
sedekah bumi sebagai puncak acara masyarakat agraris.
E. REFERENSI
Bermana, Nana. 2003. IPS Terpadu Mengenal Nusantara, Bandung : Grafido Media
Pratama
HISNU P, Tantya, - Winardi. 2008. Ilmu Pengetuan Sosial 4, Jakarta : Pusat
Perbukuan , Departemen Pendidikan Nasional
Suhardi , Sri Sunarti. 2009. Sosiogi 1 : Untuk SMA/MA Kelas X Program IPS,
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: CV. Alfabeta
Yuliati, Reni - Ade Munajat. 2008. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL untuk SD/MI
Kelas V, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Internet
03 Mei 2014, http:/ / cilangkahan.wordspress.com
03 Mei 20014,
http: / /yuzapunama.blogspot.com / jejak karuhun / kasepuhan Cicarucub Lebak Banten
05 Mei 2014
http:/ /warisanbudayatakbenda.com/arsitektur tradisional Kasepuhan Cicarub/info
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA
1. Nama Lengkap : POPI RAHAYU
2. NIS : 9971209922
3. Tempat Tanggal Lahir : Lebak, 10 April 1997
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat Rumah : Kp. Gardu RT/RW 03/03, Ds. Situregen, Kec.
Panggarangan
Kab. Lebak, Prov. Banten
6. Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 Panggarangan
7. Alamat Sekolah : Jl. Bayah – Malingping Kec. Panggarangan
Telp.(0252) 401347. Kode Pos 42392
8. Email peserta : [email protected]
9. No Hp : 087718932471
Lampiran 1
Lampiran 2