Proposal pengabdian lppm 2015
-
Upload
baihaqi-daud -
Category
Education
-
view
1.052 -
download
14
Transcript of Proposal pengabdian lppm 2015
1
PROPOSAL
PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2015
PEMANFAATAN LIMBAH LIDI KELAPA SAWIT (Elaeis
Guineensis Jacq) UNTUK PEMBUATAN BERANEKA
PRODUK KERAJINAN TANGAN PADA KELOMPOK PEREMPUAN ANYAMAN TEPAS KARYA MUDA
KAMPUNG PAYA BEDI KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG
Oleh:
Ketua Tim Pengusul
Nama : Baihaqi. MA
NIDN : 0110057501
Anggota Tim Pengusul I
Nama : Nursamsu, M.Pd
NIDN : 0127088404
UNIVERSITAS SAMUDRA Tahun 2015
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................... 2
A. RINGKASAN KEGIATAN............................................................ 3
B. PENDAHULUAN........................................................................... 6
B.1. Latar Belakang.......................................................................... 6
B.1.1. Sejarah Kelapa Sawit............................................................ 6
B.2. Target........................................................................................ 10
B.3. Luaran....................................................................................... 10
C. METODE PELAKSANAAN DAN MITRA KERJASAMA....... 12
C.1 . Metode Pelaksanaan............................................................... 12
C.1.1 Tempat dan Waktu Pendampingan....................................... 12
C.1.2. Metode Pendampingan........................................................ 13
D. RENCANA KEGIATAN DAN JADWAL KEGIATAN.......... 14
D.1. Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit Khususnya Lidi Sawit Menjadi Beraneka Produk Kerajinan Tangan yang Bernilai Ekonomis dan Artistik................................................................................... 14
D.1.1. Profil Singkat kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda 14 D.1.2. Bahan dan Alat............................................................ 15
D.2. Prosedur Pemanfaatan Limbah Lidi Sawit Untuk Pembuatan Beraneka Produk Kerajinan Tangan....................................................... 15
E. MITRA KERJASAMA................................................................ 17
F. ANGGARAN BIAYA................................................................ 18
G. RINCIAN ANGGARAN........................................................... 19
H. DAFTAR PUSTAKA................................................................ 21
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................. 22
3
A. RINGKASAN KEGIATAN
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil produksi (buah) yang tonase
perhari dan pertahunnya sangat tinggi dibandingkan dengan tanaman-tanaman lain (dapat
mencapai 35 ton TBS/ha/tahun) dan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,
minyak industri, maupun bahan bakar (Biodiesel).
Kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) adalah tumbuhan industri penting penghasil
minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi
menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di
dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan,
dan Sulawesi.
Kelompok Perempuan anyaman tepas Karya Muda di kampung Paya Bedi Kecamatan
Rantau Kabupaten Aceh Tamiang merupakan salah satu kelompok penerima manfaat
program Corporate Social Responsibility (CSR) /Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dari PT
Pertamina EP-Field Rantau. Kelompok ini didirikan berdasarkan hasil pemetaan sosial yang
dilakukan oleh LPPM Universitas Sumatra Utara pada tahun 2013. Dari hasil pemetaan sosial
tersebut beberapa anggota kelompok menyepakati untuk membentuk satu wadah organisasi
sebagai salah satu media pembelajaran bagi anggota kelompok sehingga pada bulan
September 2013 lahirlah kelompok anyaman tepas Karya Muda. Paska dibentuknya
kelompok tersebut, PT Pertamina EP-Field Rantau mulai membangun mitra dengan
kelompok tersebut.
Dari hasil pemetaan sosial yang dilakukan disepakati beberapa rekomendasi yaitu: 1)
Usaha yang akan digeluti adalah pembuatan anyaman tepas dari bahan baku limbah kelapa
sawit yang banyak tersedia di wilayah tersebut, 2) Penyediaan alat-alat kerja terutama mesin
rajut tepas yang disediakan oleh PT Pertamina EP-Field Rantau serta, 3) Pendampingan
penguatan kapasitas organisasi dan anggota kelompok oleh salah satu mitra pendamping dari
PT Pertamina EP-Field Rantau yakni Rumah Zakat Indonesia.
Dalam Kegiatan evaluasi partisipatif kelompok penerima manfaat program CSR PT
Pertamina EP-Field Rantau pada bulan Februari yang lalu, kelompok perempuan anyaman
tepas Karya Muda merekomendasikan adanya pelatihan pembuatan kerajinan tangan
berbahan baku lidi sawit menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomis sekaligus
menghasilkan profit bagi anggota kelompok. Pelatihan pembuatan kerajinan tangan berbahan
baku lidi sawit ini dicetuskan karena tersedianya bahan baku yang cukup melimpah sebab
kampung Paya Bedi dikelilingi oleh Perusahaan Perkebunan kelapa sawit swasta milik dari
4
PT Mopoli Raya. Disamping itu juga pembuatan kerajinan tangan dari lidi sawit diharapkan
dapat mengurangi limbah yang dihasilkan dari pembudidayaan kelapa sawit serta
memanfaatkan limbah sawit menjadi salah satu alternatif pendapatan ekonomis bagi
masyarakat.
Salah satu potensi yang dimiliki oleh kelompok perempuan anyaman tepas Karya
Muda adalah munculnya kreatifitas untuk memanfaatkan limbah kelapa sawit terutama lidi
sawit (Elaeis Guineensis Jacq) menjadi beraneka kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.
Ditangan anggota kelompok ini dapat dihasilkan produk-produk kerajinan tangan yang
bernilai ekonomis sekaligus menambah pendapatan bagi anggota kelompok. Disamping itu
juga anggota kelompok bertekad untuk menjadi Kampung Paya Bedi menjadi sentra industri
kecil untuk pembuatan kerajinan tangan berbahan baku lidi sawit di Kabupaten Aceh
Tamiang pada tahun 2016.
Untuk itulah, peneliti merasa tertarik untuk melakukan pendampingan tentang
Pemanfaatan Limbah Lidi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) untuk Pembuatan
Beraneka Produk Kerajinan Tangan pada Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya
Muda Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2015
Dalam hal tersebut, pendamping mempunyai target untuk melihat pemanfaatan
limbah lidi kepala sawit (Elaeis Guineensis Jacq) untuk pembuatan kerajinan tangan pada
kelompok perempuan anyaman tepas Karya Muda menjadi salah satu alternatif pendapatan
bagi anggota kelompok. Pendampingan yang dilakukan menggunakan metode Participatory
Action Research (PAR) dimana pendamping mencermati secara intens tingkat keaktifan
dalam berbagai kegiatan yang dilakukan ditingkat kelompok serta menganalisa keupayaan
yang dilakukan oleh kelompok dalam hal pemanfaaatan limbah lidi kepala sawit menjadi
beraneka ragam produk kerajinan tangan yang bahan bakunya mudah didapatkan serta murah
dalam pembiayaannya.
Pelatihan pemanfaatan limbah lidi kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) menjadi
beraneka jenis produk kerajinan tangan akan diikuti oleh 25 orang peserta perempuan yang
tergabung pada anggota kelompok dan masyarakat Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau
Kabupaten Aceh Tamiang.
Pelatihan pemanfaatan lidi kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) menjadi beraneka
produk kerajinan tangan turut melibatkan PT Pertamina EP-Field Rantau sebagai pengelola
program CSR dan LP2K sebagai mitra kerja di lapangan sehingga integrasi dan sinergisitas
kegiatan antara pemangku kepentingan (stakeholders) dan pelaksana program dapat berjalan
dengan baik.
5
6
B. PENDAHULUAN
B.1 LATAR BELAKANG
B.1.1 SEJARAH KELAPA SAWIT
Kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara
sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada
tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat
Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat
perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah
jenis sawit "Deli Dura".
Pada tahun 1911, kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) mulai diusahakan dan
dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet,
seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi
di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat
pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS),
Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya,
perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor
menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman
kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1910.
Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama
minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal
seperlima dari angka tahun 1940. Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan
program Bumil (buruh-militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama
kemudian diambil alih Malaya (lalu Malaysia).
Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan
dengan sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut
akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai
energi alternatif. Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga
sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12 m, dan merupakan kelapa sawit tertua di
Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.
7
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis
tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor
perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang
menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per
hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa
sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan
penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi kelapa sawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai..
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan
dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki
arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja
yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara.
Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22
daerah propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan
produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi
sekitar 17.3 juta ton CPO (Sastrosayono 2003). Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas
perkebunan primadona Indonesia. Di tengah krisis global yang melanda dunia saat ini,
industri sawit tetap bertahan dan memberi sumbangan besar terhadap perekonomian negara.
Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas, industri sawit menjadi salah satu
sumber devisa terbesar bagi Indonesia.
Data dari Direktorat Jenderal Perkebunan (2008) menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dari 4.713. 435 ha pada tahun
2001 menjadi 7.363.847 ha pada tahun 2008 dan luas areal perkebunan kelapa sawit ini terus
mengalami peningkatan. Peningkatan luas areal tersebut juga diimbangi dengan peningkatan
produktifitas. Produktivitas kelapa sawit adalah 1.78 ton/ha pada tahun 2001 dan meningkat
menjadi 2.17 ton/ha pada tahun 2005. Hal ini merupakan kecenderungan yang positif dan
harus dipertahankan. Untuk mempertahankan produktifitas tanaman tetap tinggi diperlukan
pemeliharaan yang tepat dan salah satu unsur pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
adalah pengendalian hama dan penyakit. Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi
dari subsektor pertanian yang berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat
dalam pembangunan perekonomian Indonesia.
Pada saat ini, sektor perkebunan dapat menjadi penggerak pembangunan nasional
karena dengan adanya dukungan sumber daya yang besar, orientasi pada ekspor, dan
komponen impor yang kecil akan dapat menghasilkan devisa non migas dalam jumlah yang
8
besar. Produktivitas kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya yang diterapkan.
Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dan
menentukan masa produktif tanaman
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain
keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi. a) Iklim ·
Curah hujan dan kelembaban Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik,
dataran rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per
tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam
kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada
ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan
terhambat dan produksinya pun akan rendah Penyinaran matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per
hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkenal baik karena berkat iklim yang
sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup. Umumnya
turun pada sore atau malam hari. Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan
hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada
antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu
tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat
membuat tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun. b) Tanah Pertumbuhan dan
produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada karakter lingkungan fisik tempat
pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan. Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa
sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan
organosol/gambut tipis. Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh
dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.
Sifat fisik tanah Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau
sedikit miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur,
permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan tanah. Tanah
yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi
secara alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai
berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan batas-batas yang tajam mengenai
kesesuaian sifat fisis tanah di antara tipe-tipe tanah memang relatif sulit. Sifat kimia tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH optimumnya antara
5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya dijumpai pada daerah pasang surut,
9
terutama tanah gambut. Tanah organosol atau gambut mengandung lapisan yang terdiri atas
lapisan mineral dengan lapisan bahan organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki
pH rendah.
Persiapan Lahan Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam
budidaya Kelapa Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan pekerjaan
yang akan dilakukan sesuai dengan jenis lahannya (areal) hutan, areal alang-alang, areal
gambut. Supaya areal tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka areal tersebut harus bersih
dari vegetasi atau semak belukar yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
tanaman pokok. Sedangkan untuk memudahkan dalam pengelolaan tanaman Kelapa sawit
dibutuhkan suatu perencanaan tata ruang kebun yang direncanakan pada saat pembukaan
lahan dan sebelum penanaman kelapa sawit (Setyamidjaja, 2003).
Pembibitan bibit merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan
bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa
selanjutnya. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya
tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan sesuai standar teknis diharapkan dapat
dihasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang
memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam
menghadapi kondisi cekaman lingkungan pada saat pelaksanaan penanaman (transplanting).
Menurut Setyamidjaja, (2006), untuk menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas seperti
tersebut di atas, diperlukan pedoman kerja yang dapat menjadi acuan, sekaligus kontrol
selama pelaksanaan di lapang.
Salah satu kawasan perkebunan kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di Kabupaten
Aceh Tamiang adalah Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau yang merupakan kawasan
perkebunan milik perusahaan perkebunan swasta PT MOPOLI RAYA. Secara topographi
kampung Paya Bedi berada didalam kawasan perkebunan dan juga berada di dalam kawasan
Ring I PT Pertamina EP-Field Rantau. Melihat betapa besarnya potensi perkebunan yang ada
di kampung tersebut serta belum termanfaatkannya limbah kelapa sawit terutama lidinya oleh
pihak perkebunan, maka kelompok anyaman tepas Karya Muda binaan dari PT Pertamina
EP-Field Rantau berinisiatif untuk memanfaatkan potensi limbah kelapa sawit terutama
lidinya untuk dijadikan beraneka produk kerajinan yang bernilai ekonomis sekaligus
mendatangkan pendapatan bagi anggota kelompok dan masyarakat
Inisiatif untuk memanfaatkan limbah kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) terutama
lidinya menjadi beraneka produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis disambut baik oleh
LPPM dan Penjaminan Mutu Universitas Samudra melalui pendampingan intens yang akan
10
dilakukan selama 3 bulan kedepan pada kelompok perempuan anyaman tepas Karya Muda
Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Dengan adanya
pendampingan ini diharapkan kelompok perempuan anyaman tepas Karya Muda dan
Masyarakat Kampung Paya Bedi dapat mengembangkan potensi alam yang dimiliki terutama
lidi kelapa sawit menjadi beraneka produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis serta
memberikan pengetahuan dan teknik pembuatan kerajinan tangan dari lidi kelapa sawit
sehingga anggota kelompok dan masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan dari
kreatifitas pembuatan kerajinan tangan dari lidi kelapa sawit sekaligus menjadikan kampung
Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang menjadi sentra berbagai produk
kerajinan tangan dari lidi sawit di Kabupaten Aceh Tamiang sesuai dengan visi dan misi
kelompok pada tahun 2016.
B.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana pemanfaatan limbah kepala sawit terutama lidinya menjadi beraneka
produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis pada Kelompok Perempuan Karya
Muda Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang?
2. Bagaimana kemampuan kelompok Perempuan Karya Muda dan Masyarakat
Kampung Paya Bedi dalam mengolah limbah kelapa sawit khususnya lidi sawit
menjadi beraneka produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis?
3. Seberapa besarkah kelompok perempuan anyaman tepas Karya Muda sebagai pusat
belajar (learning center) pembuatan berbagai produk kerajinan tangan dari lidi sawit
untuk skala Kabupaten Aceh Tamiang?
4. Seberapa besarkah menganalisa kreatifitas dan sinergisitas kelompok penerima
manfaat program CSR PT Pertamina EP-Field Rantau melalui pemanfaatan limbah
kepala sawit terutama lidinya menjadi beraneka produk kerajinan tangan yang bernilai
ekonomis pada Kelompok Perempuan Karya Muda Kampung Paya Bedi Kecamatan
Rantau Kabupaten Aceh Tamiang?
B.2 Target
adapun target dari pendampingan adalah:
1. Untuk mengetahui pemanfaatan limbah kepala sawit terutama lidinya menjadi
beraneka produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis pada Kelompok Perempuan
Karya Muda Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang
11
2. Untuk meningkatkan kemampuan kelompok Perempuan Karya Muda dan Masyarakat
Kampung Paya Bedi dalam mengolah limbah kelapa sawit khususnya lidi sawit
menjadi beraneka produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis
3. Menjadikan kelompok perempuan anyaman tepas Karya Muda sebagai pusat belajar
(learning center) pembuatan berbagai produk kerajinan tangan dari lidi sawit untuk
skala Kabupaten Aceh Tamiang
4. Untuk menganalisa kreatifitas dan sinergisitas kelompok penerima manfaat program
CSR PT Pertamina EP-Field Rantau melalui pemanfaatan limbah kepala sawit
terutama lidinya menjadi beraneka produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis
pada Kelompok Perempuan Karya Muda Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau
Kabupaten Aceh Tamiang
B.4 Luaran
Hasil pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dan pengetahuan
tentang pembuatan berbagai produk kerajinan tangan dari lidi sawit untuk kelompok
perempuan anyaman tepas Karya Muda sekaligus melahirkan kelompok-kelompok
perempuan lainnya yang berminat didalam pembuatan berbagai produk kerajinan tangan dari
lidi sawit serta menjadikan produk kerajinan tersebut bernilai ekonomis dan menambah
pendapatan bagi setiap anggota kelompok dan masyarakat Kampung Paya Bedi Kecamatan
Rantau Kabupaten Aceh Tamiang.
12
C. METODE PELAKSANAAN DAN MITRA KERJASAMA
C.1 . METODE PELAKSANAAN
C.1.1 Tempat dan Waktu Pendampingan
Menurut Rantau Dalam Angka Tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Tamiang, Kampung Paya Bedi, Kecamatan Rantau
Kabupaten Aceh Tamiang terletak pada LU: 04’15’13,51”- 04’22’59,00” dan BT:
98’03’40,54”- 98’09’13,00 dengan luas wilayah 192 Ha yang terdiri dari 34 Ha lahan sawah,
78 Ha lahan ladang dan 80 perkebunan rakyat. Kampung Paya Bedi memiliki batas dengan:
-Sebelah Barat dengan Kampung Suka Mulia
-Sebelah Timur dengan Kampung Suka Jadi
-Sebelah Utara dengan Kampung Ingin Jaya
-Sebelah Selatan dengan Kampung Benua Raja
Kampung Paya Bedi memiliki 5 dusun yakni: Dusun Amal, Dusun Bakti, Dusun
Inpres, Dusun Karya dan Dusun Karya Indah. Jumlah penduduk kampung Paya Bedi adalah
2630 jiwa terdiri dari 1323 laki-laki dan 1307 perempuan dengan rasio jenis kelamin 101.
Berdasarkan jenjang pendidikan saat ini terdapat 895 jiwa tidak tamat SD, 455 jiwa tamat
SD, 458 tamat SMP dan 822 jiwa tamat SMA keatas.
Dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan indikator kesejahteraan saat ini terdapat 77
jiwa yang pra-sejahtera, 165 jiwa yang sejahtera I, 367 jiwa yang sejahtera II, 136 jiwa yang
sejahtera III dan 30 jiwa yang sejahtera III +. Sebahagian besar penduduk Kampung Paya
Bedi bermatapencaharian sebagai petani kebun pada perkebunan swasta milik PT MOPOLI
RAYA dikarenakan wilayah kampung Paya Bedi dikelilingi oleh lahan perkebunan kelapa
sawit. Disamping bekerja sebagai buruh pada perkebunan kelapa sawit, ada sebagian kecil
masyarakat yang bekerja sebagai wirausaha pada bidang pertanian dan perkebunan.
Secara infrastruktur kampung Paya Bedi telah memiliki berbagai fasilitas untuk
pendidikan, kesehatan dan pemerintahan. Saat ini telah terbangun satu unit SD Negeri , satu
unit Puskesmas Pembantu (Pustu) dan kantor datok penghulu yang melayani warga
masyarakat dalam hal kesehatan, pendidikan dan urusan administrasi pemerintahan. Kondisi
infrastruktur jalan kampung sudah cukup baik yakni berupa jalan aspal walaupun saat ini
kondisinya sudah mulai mengalami kerusakan.
Kegiatan pendampingan direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga
Oktober 2015
13
C.1.2. Metode Pendampingan
Pendampingan ini ini menggunakan participatory action research melalui analisa
tingkat keaktifan (activeness), kreatifitas (creativity) dan keupayaan (willingness) yang
dilakukan oleh kelompok perempuan anyaman tepas Karya Muda dalam pemanfaatan limbah
kelapa sawit terutama lidinya untuk dijadikan beraneka produk kerajinan tangan yang bernilai
artistik dan ekonomis di Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang.
14
D. RENCANA KEGIATAN DAN JADWAL KEGIATAN
Rencana kegiatan akan dilaksanakan pada kelompok perempuan anyaman tepas
Karya Muda Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang melalui
pemanfaatan limbah kelapa sawit khususnya lidi sawit untuk diolah dan dibentuk menjadi
beraneka produk kerajinan tangan yang bernilai artistik dan ekonomis. Sementara Jadwal
pelaksanaan pendampingan sebagaimana disajikan pada tabel berikut.
No Kegiatan Bulan
8 9 10
1 Sosialisasi Kegiatan Pendampingan oleh LPPM
Universitas Samudra kepada Perwakilan Pemerintahan Kampung, Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda dan Masyarakat
Kampung Paya Bedi
2 Identifikasi calon peserta pelatihan baik dari anggota kelompok maupun dari masyarakat
3 Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
4 Pelatihan Pembuatan Beraneka Produk Kerajinan Tangan dari Limbah lidi sawit
sehingga menghasilkan produk yang bernilai artistik dan ekonomis
5 Penulisan Laporan Akhir
6 Publikasi dan Desiminasi Hasil Laporan Akhir
D.1. Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit Khususnya Lidi Sawit Menjadi Beraneka
Produk Kerajinan Tangan yang Bernilai Ekonomis dan Artistik
D.1.1. Profil Singkat Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda
Kelompok perempuan anyaman tepas Karya Muda didirikan pada bulan September
2013 melalui hasil pemetaan sosial yang dilakukan oleh LPPM Universitas Sumatera Utara.
Inisiatif pembentukan kelompok ini diprakarsai oleh beberapa orang perempuan yang berniat
untuk menambah pendapatan bagi keluarga. Diawal pembentukannya telah terpilih Ibu Efika
Jana sebagai ketua kelompok, Siti Azrah sebagai sekretaris dan Nurhasanah sebagai
bendahara kelompok. Paska terbentuknya kelompok ini, PT Pertamina EP-Field Rantau
sebagai pengelola program CSR telah menjalin kerjasama dengan Rumah Zakat Indonesia
untuk melakukan pendampingan selama 6 bulan terhitung pada bulan Oktober 2013 s.d Maret
2014. Selama pendampingan yang dilakukan mitra pendamping memberikan dukungan teknis
dalam hal tata kelola organisasi, tata kelola keuangan dan pelatihan pembuatan tepas. Paska
15
pendampingan yang dilakukan oleh rumah zakat indonesia, selanjutnya PT Pertamina EP-
Field Rantau menjalin kemitraan dengan salah satu LP2K untuk melakukan pendampingan
lanjutan terhadap kelompok perempuan anyaman tepas Karya Muda yang dimulai dari bulan
Februari 2015 s.d Februari 2016. Adapun kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah
pembenahan administrasi dan keuangan kelompok, pelatihan pembuatan kerajinan tangan
dari lidi sawit, advokasi anggaran ke pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang dan DPRK,
Chanelling pemasaran produk dan lain-lain (Lihat di rencana kerja kelompok).
Saat ini kelompok perempuan anyaman tepas Karya Muda telah memiliki 15 anggota
kelompok yang semuanya adalah ibu rumah tangga. Setiap hari selasa pada setiap minggunya
anggota kelompok selalu rutin mengadakan pertemuan yang membahas berbagai
permasalahan yang dialami oleh kelompok baik yang berkenaan dengan administrasi,
keuangan, produksi dan pemasaran produk.
D.1.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan beraneka jenis produk kerajinan
tangan yang bernilai ekonomis dan artistik berbahan baku limbah lidi sawit pada kelompok
perempuan anyaman tepas Karya Muda dan Masyarakat Kampung Paya Bedi tercatat dalam
anggaran pembiayaan secara lengkap ( Lihat Rincian Anggaran)
D.2. Prosedur Pemanfaatan Limbah Lidi Sawit untuk Pembuatan Beraneka Produk
Kerajinan Tangan
Ada beberapa langkah/tahapan yang akan dilakukan oleh Kelompok Perempuan
Anyaman Tepas Karya Muda dalam pemanfaatan limbah kelapa sawit terutama lidinya untuk
dijadikan beraneka jenis produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis dan artistik.
Adapun langkah-langkah tersebut adalah:
1. Penyediaan bahan baku terutama lidi sawit
Setiap anggota kelompok berkomitmen untuk membawa 150-200 batang lidi sawit
yang telah dibersihkan sewaktu pelaksanaan pelatihan nantinya. Lidi sawit tersebut diperoleh
dari sisa pembuangan pelepah kelapa sawit milik perusahaan perkebunan swasta PT
MOPOLI RAYA secara gratis
2. Pembuatan Dandang/Wadah Sebagai Tempat Merebus lidi sawit yang telah
dibentuk menjadi beraneka produk kerajinan untuk proses pewarnaan
16
Wadah untuk merebus lidi sawit dibuat dari plat aluminium atau drum minyak bekas
berukuran 250 liter yang telah dibersihkan. Adapun tatacara pembuatan wadah tesrebut
adalah: drum minyak bekas dibelah dua dan kemudian diberikan pegangan pada sisi kiri dan
kanan serta dudukan drum yang dilas dengan menggunakan plat besi berdiameter 15 cm. Jika
menggunakan plat aluminium sebagai wadahnya, maka bentuk wadahnya persegi panjang
dengan ukuran 150 cm x 60 cm dengan ketinggian 80 cm. Sedangkan kayu bakar untuk
merebus lidi sawit dalam dandang/wadah disediakan secara swadaya oleh anggota kelompok.
Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini:
Ket: Bentuk Dandang/Tempat Merebus Lidi Sawit untuk Proses Pewarnaan yang Terbuat
dari Drum Bekas
3. Pelatihan Pembuatan Beraneka Jenis Kerajinan Tangan dari Limbah Lidi
Sawit pada Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda dan
Masyarakat Kampung Paya Bedi
Pelatihan ini direncanakan diikuti oleh 25 orang perserta terutama ibu-ibu yang
tergabung pada kelompok anyaman tepas Karya Muda dan masyarakat kampung Paya Bedi.
Instruktur untuk pelatihan ini didatangkan dari Pangkalan Berandan Kabupaten Langkat yang
bernama Ibu Silayani. Beliau merupakan instruktur handal yang telah banyak melatih anggota
kelompok terutama perempuan dan masyarakat baik di Kabupaten Langkat maupun di
Provinsi Sumatera Utara. Adapun durasi pelatihan ini adalah sebanyak 6 kali pertemuan
terdiri dari 4 kali pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari lidi sawit dan 2 kali pelatihan
pewarnaan
17
Ket: Berbagai Jenis Produk Kerajinan Tangan dari Lidi Sawit yang akan dihasilkan oleh
Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda Selama Kegiatan Pendampingan
Masyarakat oleh LPPM Universitas Samudra
E. MITRA KERJASAMA
Pelaksanaan pendampingan ini melibatkan dukungan dari beberapa pihak di antaranya
PT Pertamina EP-Field Rantau, LP2K selaku mitra kerja dari PT Pertamina EP-Field Rantau,
Pemerintahan Kampung Paya Bedi dan Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda
Khusus untuk Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda sebagai
beneficiaries (penerima manfaat) dari pelaksanaan kegiatan ini berkomitmen untuk terlibat
aktif dalam kegiatan tersebut melalui pembuatan beraneka jenis produk kerajinan berbahan
baku limbah lidi sawit yang bernilai ekonomis dan artisitik.
Salah satu bentuk kontribusi dari Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya
Muda adalah penyediaan bahan baku terutama lidi sawit yang akan dibawah oleh setiap
anggota kelompok selama kegiatan pelatihan berlangsung. Jumlah lidi sawit yang dibutuhkan
untuk pelatihan ini adalah 150-200 batang lidi sawit yang telah dibersihkan dimana lidi
tersebut didapatkan pada lahan perkebunan kelapa sawit swasta milik PT MOPOLI RAYA.
Untuk tahap awal pendampingan ini, 25 orang anggota kelompok perempuan
anyaman tepas Karya Muda dan Masyarakat Kampung Paya Bedi akan mengikuti pelatihan
selama 6 kali pertemuan. Pelatihan ini dipusatkan di balai pertemuan kelompok yang akan
18
dilatih oleh instruktur dari Pangkalan Berandan. Dalam pelatihan nanti setiap peserta
pelatihan diwajibkan membawa lidi sawit sebagai bahan baku utama dalam pelatihan ini.
Kegiatan pemanfaatan limbah kelapa sawit terutama lidi sawit untuk pembuatan
beraneka jenis produk kerajinan tangan pada kelompok perempuan anyaman tepas Karya
Muda juga mendapatkan dukungan penuh dari Datok Penghulu Kampung Paya Bedi
Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang
Selain Pemerintahan Kampung Paya Bedi, kegiatan pelatihan ini juga mendapatkan
dukungan dari wakil ketua DPRK Kabupaten Aceh Tamiang (Bp. Juanda S.IP) yang
merupakan penduduk Kampung Paya Bedi melalui advokasi usulan kegiatan kelompok pada
APBK tahun 2016 nanti.
PT Pertamina EP-Field Rantau sebagai pengelola program CSR mendorong kelompok
perempuan anyaman tepas Karya Muda agar dapat mengikuti pelatihan pemanfaatan lidi
sawit menjadi beraneka produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis sekaligus
menambah pendapatan bagi anggota kelompok.
Sementara Lembaga Pengkajian, Pemberdayaan dan Konsultasi (LP2K) selaku mitra
pendampingan yang ditunjuk oleh PT Pertamina EP-Field Rantau akan memonitoring
pelaksanaan kegiatan ini nantinya bersama dengan Pemerintahan Kampung Paya Bedi.
Sedangkan DisperindagKop sebagai pewakilan SKPK Kabupaten Aceh Tamiang bersedia
untuk menjadi technical assistance (tenaga teknis) ketika kegiatan itu dilaksanakan dengan
memberikan informasi, dokumen pendukung, katalog beraneka jenis produk kerajinan tangan
yang dapat dihasilkan oleh peserta pelatihan.
Pendamping bertugas untuk mengsosialisasikan rencana pendampingan kepada
pemerintahan kampung dan kelompok, mengidentifikasi calon peserta pelatihan, jadwal
pelatihan, waktu pelaksanaan, rincian pembiayaan yang dibutuhkan, pelaksanaan kegiatan,
analisis dampak paska pelatihan baik dari sisi ekonomi, sosial, gender, relasi antar mitra dan
integrasi antara program yang sudah disusun dengan realisasi dilapangan
LPPM dan Penjaminan Mutu Universitas Samudra bertanggung jawab terhadap
proses monitoring dan evaluasi dari kegiatan ini melalui kunjungan lapangan, mencacat
segala kendala, tantangan serta progress kegiatan itu.
19
F. ANGGARAN BIAYA
Biaya yang diusulkan dalam penelitian ini disajikan pada tabel sebagai berikut:
No
.
Jenis Pengeluaran Biaya Yang Diusulkan
(Rp)
1. Honorarium Pendamping Rp.3.000.000,-
2. Bahan, Peralatan dan Honorarium Instruktur Rp. 6.000.000,-
3. Transportasi Lokal Rp. 1.500.000,-
4. Publikasi dan Dokumentasi Hasil Rp. 1.000.000,-
5. Konsumsi Rapat dengan SKPK dan Mitra Rp. 3.000.000
Biaya Total Rp. 14.500.000,-
G. RINCIAN ANGGARAN
Jenis Pengeluaran Rincian Jumlah Satuan Total
Honorarium Tim Pendamping
Gaji ketua tim pengusul 1 1.500,000 1.500,000
Gaji anggota tim pengusul 1
1
1.500,000
1.500,000
Total
3.000,000
Bahan, Peralatan
dan Honorarium Instruktur
Gunting Bunga
25 buah
35.000
875,000
Drum Bekas 2 Unit 300.000 600,000
Plat Besi ukuran 15 cm 4 batang 50.000 200,000
Pewarna
4 Kaleng
200.000
800,000
Kayu Bakar 2 ikat 50.000 100,000
Buku Tulis 2 lusin 35.000 70,000
Pulpen 2 kotak 48.000 96,000
Spanduk ukuran 5 Meter 1 lembar 200.000 200,000
Pisau Lipat 20 buah 2,950 59,000
Honorarium Instruktur 6 Kali 500.000 3.000.000
Total 6.000,000
Transportasi Lokal Langsa-Aceh Tamiang 6 125.000 750,000
Aceh Tamiang-Langsa 6 125.000 750,000
Total
1.500,000
Publikasi dan
Dokumentasi Hasil
Desiminasi hasil pendampingan kepada LP3M, SKPK, Mitra Kerja dan
Kelompok 1 Paket 1,000,000 1,000,000
Total
1,000,000
20
Konsumsi Rapat dan Pertemuan
Formal dengan SKPK dan Mitra
Konsumsi Rapat dan
Pertemuan Formal dengan SKPK dan Mitra
3 Paket
3,000,000
3,000,000
Total
3,000,000
Total Keseluruhan
14,500,000
21
H. DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Rantau Dalam Angka Tahun 2014 (PDF) , Aceh Tamiang: BPS
Kabupaten Aceh Tamiang
Balai Informasi Pertanian, 1990. pada http://www. litbang.deptan.go.id. tanggal akses 23
Juni 2015
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Pada ditjenbun.pertanian.go.id tanggal akses 23 Juni
2015
Dokumen Rencana Kerja Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda Tahun 2015
http://web.archive.org/web/20080321235726/http://fitagri.com/kelapa_sawit/kelapa_sawit_m
ain.html diakses tanggal 22 Juni 2015
http://elearning.unej.ac.id/courses/PNU1705/document/babIklpswt.doc?cidReq=PNU1705
diakses tanggal 22 Juni 2015
Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta: Agromedia Pustaka
Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit. Yogyakarta: Kanisius
Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya & Pengolahan Kelapa Sawit . Jakarta: Agromedia
Pustaka
22
Lampiran 1
PROPOSAL
PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2015
PEMANFAATAN LIMBAH LIDI KELAPA SAWIT (Elaeis
Guineensis Jacq) UNTUK PEMBUATAN BERANEKA PRODUK
KERAJINAN TANGAN PADA KELOMPOK PEREMPUAN ANYAMAN TEPAS KARYA MUDA KAMPUNG PAYA
BEDI KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG
Oleh:
Ketua Tim Pengusul
Nama : Baihaqi. MA
NIDN : 0110057501
Anggota Tim Pengusul I
Nama : Nursamsu, M.Pd
NIDN : 0127088404
UNIVERSITAS SAMUDRA Tahun 2015
23
Lampiran 2
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul : Pemanfaatan Limbah Lidi Kelapa Sawit(Elaeis) untuk Pembuatan Beraneka Produk Kerajinan Tangan pada
Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda
Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang
2. Tim Pengusul 2.1 Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Baihaqi, MA
b. Jabatan Fungsional/Gol : Asisten Ahli c. NIDN : 0110057501
d. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan e. Kelompok Keahlian : Pendidikan Bahasa Inggris f. Alamat Kantor : Meurandeh (0641) 426534 Fax. (0641) 426535 Langsa
g. Telp/Fax/Email : 085260322306
2.2 Anggota Tim Pengusul: No Nama dan Gelar
Akademik
Bidang
Keahlian
Unit
Kerja/Lembaga
Alokasi Waktu
Jam/mg Bulan 1 Nursamsu M. Pd Pend Biologi FKIP 72/8 3
3. Biaya yang diusulkan : Rp. 14.500.000,-
4. Keluaran : Rp. 14.500.000,-
Langsa, 23 Juli 2015 Dekan Ketua Tim Pengusul
Drs, H. Sofiyan, M. Pd Baihaqi, MA
NIP. 19651222 199203 1 001 NIDN 0110057501
Mengetahui, Plt Ketua LPPM dan Penjaminan Mutu
Dr. Saiman M.Pd
NIP 197112211995121001
24
Lampiran 3
BIODATA KETUA PENGUSUL
I. IDENTITAS DIRI
1.1 Nama Lengkap Baihaqi
1.2 Instansi Asal Universitas Samudra 1.3 Nomor Identitas 1174031005750002
1.4 Tempat dan Tanggal Lahir Langsa, 10 Mei 1975 1.5 Alamat Rumah Lrg SD Negeri 1 Matang Seulimeng
1.6 Nomor Telp/Fax - 1.7 Nomor HP 085260322306
1.8 Alamat Kantor Jalan Kampus Meurandeh 1.9 Nomor Telp/Fax (0641) 426534
1.10 Alamat E-mail [email protected]
II. Riwayat Pendidikan
2.1 Program S1 S2 2.2 Nama PT Universitas Sumatera Utara Universiti Sains Malaysia
2.3 Bidang Ilmu Sastra Inggris Sastra Inggris 2.4 Tahun Masuk 1994 2003
2.5 Tahun Lulus 2000 2005
III. Pengalaman Pengabdian kepada masyarakat (3 tahun terakhir)
No Tahun Kegiatan Pendanaan Sumber Dana Jumlah
(Juta Rp)
1 2014 Program Evaluasi Partisipatif Kelompok Penerima Manfaat CSR PT Pertamina EP-Field Rantau
PT Pertamina EP-Field Rantau
31
2 2014 Program Pelatihan dan Pendampingan Lanjutan Budidaya Lele di Kampung Kebun Tanjung Seumantoh Kec Karang Baru Kab Aceh Tamiang
PT Pertamina EP-Field Rantau
150
3 2014 Program Pendampingan Pengembangan Kerajinan Menjahit dan Bordir di Kampung Kebun Rantau Kec Rantau Kab Aceh Tamiang
PT Pertamina EP-Field Rantau
70
4 2015 Program Pendampingan Pengembangan Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda dan Kelompok Pakan Ternak Taruna Gembala Muda di Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang
PT Pertamina EP-Field Rantau
150
IV. Pengalaman Penulisan Artikel ilmiah
No Tahun Judul Keterangan
25
1 2013 Wole Soyinka dan the Swamp Dwellers: Penampilan dan Pengaruh Budaya Yoruba dalam Latar Kontemporer
Jurnal Samudra Vol. 5, No 3 September-Desember 2013
2 2014 Realisme Magis Melalui Konsep Pencerobohan Dalam Karya-Karya Awal Gabriel Garcia Marquez
Jurnal Samudra Vol.6, No.3, September-Desember 2014
3 2015 Strategi Naratif di Dalam The Women Warrior dan Nectar in a Sieve: Tantangan Penulisan Wanita Terhadap Genre Novel
Jurnal Samudra Vol,2, No.2 April-Juni 2015
V. Pengalaman Penulisan Buku
No Tahun Judul Jumlah Halaman
Penerbit
1 2014 Sikumis Pembawa Berkah “Best Practice CSR PT Pertamina EP-Field Rantau Dalam Pengembangan Budidaya Lele di Dusun Makmur Kampung Kebun Tanjung Seumantoh Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang
68 CV Global Express ISBN. 978-602-96973-4-6
VI. Pengalaman Perolehan HAKI
No Tahun Judul Jenis Nomor Pendaftaran
VII. Pengalaman Perumusan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial
No Tahun Judul Tempat Penerapan Respon Masyarakat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dan apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Langsa, 23 Juni 2015 Ketua Tim Pengusul ,
( Baihaqi )
26
Lampiran 4 BIODATA ANGGOTA TIM PENGUSUL I
I. IDENTITAS DIRI
1.1 Nama Lengkap Nursamsu
1.2 Instansi Asal Universitas Samudra 1.3 Nomor Identitas 1116026708840001
1.4 Tempat dan Tanggal Lahir Pangkalan Susu, 27 Agustus 1984 1.5 Alamat Rumah Dusun Habib Desa Matang Teupah Kecamatan
Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang
1.6 Nomor Telp/Fax - 1.7 Nomor HP 081264754313
1.8 Alamat Kantor Jalan Kampus Meurandeh 1.9 Nomor Telp/Fax (0641) 426534
1.10 Alamat E-mail [email protected]
II. Riwayat Pendidikan
2.1 Program S1 S2
2.2 Nama PT Universitas Islam Sumatera Utara Universitas Negeri Medan
2.3 Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Pendidikan Biologi
2.4 Tahun Masuk 2003 2008 2.5 Tahun Lulus 2007 2010
III. Pengalaman Penelitian (3 tahun terakhir)
No Tahun Judul Pendanaan
Sumber Dana Jumlah (Juta Rp)
1
IV. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat ( 3 tahun terakhir)
No Tahun Judul Pendanaan Sumber Dana Jumlah
(Juta Rp)
1 2011 Pembuatan Nata de Coco Universitas Samudra
5
2 2012 Penyuluhan Lingkungan Sehat Universitas Samudra
2
V. Pengalaman Penulisan Artikel ilmiah
No Tahun Judul Keterangan 1 2011 Pengaruh Dosis Pupuk Organic
Cair Nasa Terhadap Pertumbuhan Kacang Panjang (Vigna sinensis)
Jurnal Samudra Vol. 4, No 6 September-Desember 2011
2 2013 Pengaruh Dosis Viterna ( Vitamin Ternak Natural) terhadap Pertumbuhan Berat Itik Air (Anas Javanica)
Jurnal Samudra Vol. 5, No 2 Mei-Agustus 2013
27
VI. Pengalaman Penulisan Buku
No Tahun Judul Jumlah Halaman Penerbit
VII. Pengalaman Perolehan HAKI
No Tahun Judul Jenis Nomor Pendaftaran
VIII. Pengalaman Perumusan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial
No Tahun Judul Tempat Penerapan Respon Masyarakat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dan apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Langsa, 23 Juni 2015 Anggota Tim Pengusul I,
( Nursamsu )
28
Lampiran 5 Peta Kegiatan Pendampingan
29
Lampiran 6
SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PENGUSUL
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Baihaqi, MA
Pekerjaan : Dosen FKIP Prodi Pend Bhs Inggris Universitas Samudra
Alamat : Gampong Matang Seulimeng, Kec. Langsa Barat, Kota
Langsa
Dengan ini menyatakan bahwa proposal pendampingan saya dengan judul “Pemanfaatan
Limbah Lidi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) untuk Pembuatan Beraneka Produk
Kerajinan Tangan pada Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda Kampung
Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2015
yang diusulkan dalam skema pendampingan masyarakat dari sumber dana LPPM dan
Penjaminan Mutu Universitas Samudra untuk tahun anggaran 2015 bersifat orisinal dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga/ sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
semua biaya yang telah diterima ke kas universitas.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Langsa, 23 Juni 2015
Yang menyatakan,
Baihaqi
30
Lampiran 7
SURAT PERNYATAAN ANGGOTA TIM PENGUSUL I
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nursamsu
Pekerjaan : Dosen FKIP Prodi Pend Biologi Universitas Samudra
Alamat : Dusun Habib Desa Matang Teupah Kecamatan
Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang
Dengan ini menyatakan bahwa proposal pendampingan saya dengan judul “Pemanfaatan
Limbah Lidi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) untuk Pembuatan Beraneka Produk
Kerajinan Tangan pada Kelompok Perempuan Anyaman Tepas Karya Muda Kampung
Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2015
yang diusulkan dalam skema pendampingan masyarakat dari sumber dana LPPM dan
Penjaminan Mutu Universitas Samudra untuk tahun anggaran 2015 bersifat orisinal dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga/ sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
semua biaya yang telah diterima ke kas Universitas
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Langsa, 23 Juni 2015
Yang menyatakan,
Nursamsu
31
RINCIAN ANGGARAN
Jenis Pengeluaran Rincian Jumlah Satuan Total
Honorarium Tim Pendamping
Gaji ketua tim pengusul 1 1.500,000 1.500,000
Gaji anggota tim pengusul 1
1
1.500,000
1.500,000
Total 3.000,000
Bahan, Peralatan dan Honorarium
Instruktur
Gunting Bunga
25 buah
35.000
875,000
Drum Bekas 2 Unit 300.000 600,000
Plat Besi ukuran 15 cm 4 batang 50.000 200,000
Pewarna
4 Kaleng
200.000
800,000
Kayu Bakar 2 ikat 50.000 100,000
Buku Tulis 2 lusin 35.000 70,000
Pulpen 2 kotak 48.000 96,000
Spanduk ukuran 5 Meter
1 lembar 200.000 200,000
Pisau Lipat 20 buah 2,950 59,000
Honorarium Instruktur 6 Kali 500.000 3.000.000
Total 6.000,000
Transportasi Lokal Langsa-Aceh Tamiang 6 125.000 750,000
Aceh Tamiang-Langsa 6 125.000 750,000
Total 1.500,000
Publikasi dan Dokumentasi Hasil
Desiminasi hasil pendampingan kepada LP3M,
SKPK, Mitra Kerja dan Kelompok 1 Paket 1,000,000 1,000,000
Total 1,000,000
Konsumsi Rapat dan Pertemuan
Formal dengan SKPK dan Mitra
Konsumsi Rapat dan
Pertemuan Formal dengan SKPK dan Mitra
3 Paket
3,000,000
3,000,000
Total 3,000,000
Total Keseluruhan 14,500,000
32
RINCIAN ANGGARAN TAHAP I
Jenis Pengeluaran Rincian Jumlah Satuan Total
Honorarium Tim Pendamping
Gaji ketua tim pengusul 1 750,000 750,000
Gaji anggota tim pengusul 1
1
750,000 750,000
Total
1,500.000
Bahan, Peralatan
dan Honorarium Instruktur
Gunting Bunga
10 buah
35.000
350,000
Drum Bekas 1 Unit 300.000 300,000
Plat Besi ukuran 15 cm 2 batang 50.000 100,000
Pewarna
2 Kaleng
200.000
400,000
Kayu Bakar 1 ikat 50.000 50,000
Buku Tulis 1 lusin 35.000 35,000
Pulpen 1 kotak 48.000 48,000
Spanduk ukuran 5 Meter 1 lembar 158.000 158,000
Pisau Lipat 20 buah 2,950 59,000
Honorarium Instruktur 3 Kali 500.000 1.500.000
Total
3.000,000
Transportasi Lokal Langsa-Aceh Tamiang 3 125.000 375,000
Aceh Tamiang-Langsa 3 125.000 375,000
Total
750,000
Publikasi dan Dokumentasi Hasil
Desiminasi hasil pendampingan kepada LP3M,
SKPK, Mitra Kerja dan Kelompok 1 Paket 500,000 500,000
Total
500,000
Konsumsi Rapat dan Pertemuan
Formal dengan SKPK dan Mitra
Konsumsi Rapat dan
Pertemuan Formal dengan SKPK dan Mitra
1 Paket
1,500,000
1,500,000
Total
1,500,000
Total Keseluruhan
7,250,000