PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN...

29
MAK : 1800.130.007.047 PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN PEMBENAH TANAH Dr. HUSNAIN, MSc Satker 648680 BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

Transcript of PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN...

Page 1: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

i

MAK : 1800.130.007.047

PROPOSAL PENELITIAN

PENELITIAN FORMULASI PUPUK

DAN PEMBENAH TANAH

Dr. HUSNAIN, MSc

Satker 648680

BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RPTP : Penelitian Formulasi Pupuk dan Pembenah Tanah

2. Unit Kerja : Balai Penelitian Tanah

3. Alamat Unit Kerja : Jl. Ir.H.Juanda No. 98,Bogor

4. Sumber dana : DIPA Satker 648680: Balai Penelitian Tanah ,

Tahun Anggaran 2012

5. Status Penelitian : L

6. Penanggungjawab RPTP

a. Nama : Dr. Husnain, MSc

b. Pangkat/Golongan : Penata/III c

c. Jabatan Fungsional : Peneliti Muda

7. Lokasi Penelitian : Jawa, Sumatra dan Kalimantan

8. Agroekosistem : Lahan sawah dan kering

9. Tahun mulai : 2011

10. Tahun selesai : 2014

11. Output tahunan : Formula pupuk dan pembenah tanah

12. Output akhir : Formula pupuk dan pembenah tanah yang efektif

meningkatkan produktivitas tanaman

13. Biaya : Rp. 313.000.000,- (Tiga ratus tiga belas juta rupiah)

Koordinator Program Penanggungjawab Kegiatan

Dr. Husnain, MSc Dr. Husnain, MSc NIP. 19730910 200112 2 001 NIP. 19730910 200112 2 001

Mengetahui Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Kepala Balai Penelitian Tanah

Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, MSc Dr. Ir. Sri Rochayati, MSc NIP. 19600329 198403 1 001 NIP. 19570616 198603 2 001

Page 3: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

iii

RINGKASAN USULAN PENELITIAN

1. Judul RPTP : Penelitian Formulasi Pupuk dan Pembenah Tanah

2. Nama dan alamat unit kerja : Balai Penelitian Tanah

Jl. Ir. H. Juanda No. 98, Bogor 16123

3. Sifat usulan penelitian : Ѵ Lanjutan Baru

4. Penanggung jawab : Dr. Husnain, MSc

5. Justifikasi :

1. Pupuk merupakan komponen produksi paling utama

yang sangat mempengaruhi tingkat produksi dan

kesuburan tanah serta lingkungan. Kehilangan unsur

hara pupuk di tanah baik melalui leaching,

penguapan, hilang terbawa air hujan maupun fiksasi

oleh mineral tanah merupakan penyebab utama

rendahnya efisiensi pupuk. Untuk itu pemanfaatan

pupuk slow release yang dapat menyediakan unsur

hara secara lambat dan bertahap sesuai kebutuhan

tanaman serta tidak mudah hilang setelah

diaplikasikan ke tanaman sangat diperlukan.

2. Tanaman membutuhkan unsur hara yang lengkap

dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur

hara makro, mikro dan unsur hara beneficial.

Sehingga formula pupuk yang mengandung unsur

hara baik makro, mikro maupun unsur hara

beneficial(bermanfaat untuk tanaman) seperti Si dan

unsur lainnya akan sangat bermanfaat dalam

meningkatkan produktivitas tanaman serta menjaga

keseimbangan neraca hara di dalam tanah.

3. Pemanfaatan pupuk hayati untuk meningkatkan

kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara

bagi tanaman juga merupakan upaya meningkatkan

efisiensi pemupukan dan produktivitas.

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

iv

4. Perbaikan sifat kesuburan tanah sebaiknya diawali

dengan perbaikan sifat fisik tanah dimana

peningkatan kemampuan tanah dalam memegang

air, kandungan bahan organik, daya infiltrasi,

permeabilitas, ukuran partikel serta porositas tanah

sangat menentukan perbaikan sifat kimia dan biologi

tanah. Dalam rangka perbaikan sifat fisik tanah perlu

aplikasi pembenah tanah yang bersumber dari

berbagai bahan baik alami maupun sintetis. Sumber

bahan-bahan alami untuk pembenah tanah antara

lainbiochar (arang hasil pembakaran biomas)dan

hydrogel(polimer penyangga air), bahan organik,

penetralisir, dll.

5. Formula pupuk organik, anorganik serta pembenah

tanah yang telah dihasilkan pada penelitian di tahun

pertama perlu disempurnakan dan di uji cobakan di

lapangan pada beberapa lokasi.

6. Tujuan

a. Jangka pendek

:1. Pengembangan dan penyempurnaan formula pupuk slow

release baik secara konvensional maupun dengan

teknologi nano

2. Pengembangan formula pupuk hayati untuk perbaikan

kesuburan tanah

3. Pengembangan formula pembenah tanah

hydrogelintegrasi hara untuk lahan kering

4. Uji efektifitas formula pupuk dan pembenah tanah yang

dihasilkan tahun sebelumnya di lapang

b. Jangka panjang

1. Merancang formula pupuk anorganik, organik, pupuk

hayati dan dekomposer untuk tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan baik secara

konvensional maupun berbasis teknologi nano untuk

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

v

meningkatkan efektivitas pemupukan dan produksi

tanaman

2. Merancang formula pembenah tanah untuk reklamasi

lahan terdegradasi secara konvensional maupun

berbasis teknologi nano

3. Melakukan uji efektifitas formula pupuk, pembenah

tanah dan dekomposer yang dihasilkan baik di rumah

kaca maupun di lapang

7. Luaran yang diharapkan :

a. Jangka pendek

1. Formula pupuk anorganik bersifat slow release

berteknologi nano

2. Formula pupuk hayati untuk perbaikan kesuburan tanah

3. Formula hidrogel untuk meningkatkan kemampuan

tanah memegang air pada lahan kering

4. Informasi efektivitas formula pupuk dan pembenah

tanah di lapang

b. Jangka panjang

1. Formula pupuk anorganik, organik, pupuk hayati dan

dekomposer untuk tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan baik secara konvensional maupun berbasis

teknologi nano untuk meningkatkan efektivitas

pemupukan dan produksi tanaman

2. Formula pembenah tanah untuk reklamasi lahan

terdegradasi baik secara konvensional maupun berbasis

teknologi nano

3. Informasi efektivitas formula pupuk, pembenah

tanah dan dekomposer yang dihasilkan baik di

rumah kaca maupun di lapangan

8. Outcome : Formulasi pupuk baik pupuk slow release, pupuk

hayati dan pembenah tanah yang bermanfaat

dalam meningkatkan produktivitas tanaman,

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

vi

efisiensi pemupukan dan perbaikan kesuburan

tanah sangat dibutuhkan oleh pengguna

9. Sasaran akhir : Meningkatkan produktivitas tanaman pangan dalam

mendukung program ketahanan pangan melalui

perbaikan formula pupuk dan pembenah tanah.

10. Lokasi penelitian : Sumatra, Jawa, dan Kalimantan

11. Jangka waktu : 3 tahun (2011-2013)

12. Sumber dana : DIPA Satker: 64868, Balai Penelitian Tanah,

Tahun Anggaran 2012

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

vii

SUMMARY

1. Title : Development of new formula of fertilizer and soil

ameliorant

2. Implementation Unit : Indonesian Soil Research Institute

Jl. Ir. H. Juanda No. 98, Bogor 16123

3. Location : Sumatra, Java and Kalimantan

4. Objective

a. Short term :

1. To improved the previous formula of slow release

fertilizer.

2. To develop the formula of bio fertilizer for improving

soil fertility

3. To develop the formula of hydro gel for improvement

soil quality in dry land

4. To evaluate the effectiveness of new formula of

fertilizers and soil ameliorants produced from previous

year

b. Long term :

1. To develop the new formula of inorganic, organic,

biofertilizer and decomposer for food crop, horticulture

and plantation by the conventional method or using

nanotechnology technique in order to improve plant

productivity and fertilizer efficiency.

2. To develop a new formula of soil ameliorant for soil

reclamation by conventional method or using

nanotechnology technique

3. To test the effectiveness of new formula of fertilizer

and soil ameliorant in the green house and the field

5. Expected output :

a. Short term An improved formula ofslow release fertilizer

1. A new bio fertilizer formula that useful for improve soil

fertility

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

viii

2. A new formula of hydrogel for improving quality in

dryland

3. Information of the effectiveness of formulated fertilizer

and soil ameliorant

b. Long term :

1. The formula of inorganic, organic fertilizer,

biofertilizer and decomposer that useful in increasing

yield of foodcrop, horticulture and plantation and

fertilizer efficiency by the conventional method or

using nanotechnology technique

2. The formula of soil ameliorant that useful for soil

reclamation by a conventional or using

nanotechnology technique

3. The information of the effectiveness of new formula

of fertilizer, soil ameliorant and decomposer in the

green house and in the field

6. Description of methodology :This research consists of two main activities include: 1)

th formulation of fertilizer and 2) the formulation of soil

ameliorant. The activity 1 consist of several activities

such as improvement of slow release fertilizer resulted

from previous year; developing bio fertilizer and field trial

to evaluate formulated fertilizers. While, second activity

will be focus on the developing of the hydro gel

integrated nutrient for dryland and field trial to evaluate

soil ameliorant resulted from previous year in the field.

7. Duration :3 years, F.Y. 2011-F.Y.2013

8. Budget/fiscal year : Rp. 340.000.000 (FY 2012)

9. Source of budget : DIPA/RKAKL 648680, Indonesian Soil Research

Institute

(ISRI), Fiscal Year 2012

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kebutuhan pangan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk

menjadi masalah utama ketahanan pangan di Indonesia.Berbagai program peningkatan

produktivitas pertanian menjadi prioritas utama pemerintah.Dengan demikian perbaikan

manajemen pengelolaan lahan termasuk upaya meningkakan efisiensi pemupukan dan

penggunaan bahan amelioran seperti pembenah tanah menjadi topik utama riset dan kajian

di Litbang Kementerian Pertanian.

Produktivitas tanaman pangan terutama padi sawah tidak mengalami peningkatan

yang berarti dalam dua dekade terakhir.Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sudah

tercapainya produktivitas padi yang optimum atau telah terjadi degradasi kesuburan tanah

sehingga produktivitas padi tidak meningkat. Meskipun teknologi pemupukan dan jenis pupuk

yang diberikan sudah sangat berkembang apalagi didukung dengan rekomendasi pupuk

berdasarkan status hara tanah namun peningkatan produktivitas tidak sebanding dengan

peningkatan teknologi dan input yang diberikan. Rendahnya tingkat efisiensi pemupukan

adalah salah satu penyebab hal ini.Hal lainnya diduga disebabkan oleh tidak terpenuhinya

kebutuhan tanaman terhadap unsur hara lain seperti unsur Silika (Si)dan unsur mikro yang

dibutuhkan tanaman padi. Tanaman padi membutuhkan Si hingga 2 kali lipat kebutuhan N

serta kebutuhan unsur-unsur mikro esensial meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah

sangat kecil.Pemberian pupuk Si dan unsur mikro selama ini belum menjadi perhatian karena

dianggap kebutuhannya dapat terpenuhi dari tanah itu sendiri.Hal ini mungkin dapat

dibenarkan apabila tanah tidak ditanami padi terus menerus dan intensif hingga 2-3 kali

setahun dan bahan organik seperti jerami dikembalikan ke tanah.Kenyatannya tanah sawah

ditanami padi terus menerus hingga 2-3 kali setahun dan jerami umumnya dibakar oleh

petani.Dengan demikian unsur hara yang terkuras tidak dikembalikan lagi kedalam

tanah.Unsur hara N, P dan K dapat dipenuhi dari pupuk urea, SP 18/36 dan KCl namun

unsur lainnya akan mengalami defisiensi. Untuk itu formulasi pupuk berimbang dan lengkap

merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan hara optimal bagi tanaman.

Proyeksi kebutuhan pupuk untuk tanaman pangan di Indonesia tahun 2010

diperkirakan untuk urea sebanyak 4,2 juta ton, superphos 1,1 juta ton, pupuk organik 8,5 juta

ton dan pupuk majemuk NPK sebanyak 2,8 juta ton; untuk tahun 2015 meningkat mencapai

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

2

5.3 juta ton Urea, 1,4 juta ton superphos, 10,4 juta ton pupuk organik dan 3,5 juta ton NPK;

namun pada tahun 2025 diperkirakan mencapai dua kali lipat yaitu urea 8,6 juta ton,

superphos 2,2 juta ton, pupuk organik 16 juta ton dan NPK 5,6 juta ton (Dirjenbun, 2009).

Dengan tingginya kebutuhan pupuk tersebut pemerintah akan mengalami kesulitan untuk

mensubsidi kebutuhan pupuk petani tanaman pangan. Dengan demikian upaya

penghematan kebutuhan pupuk dengan cara meningkatkan efisiensi pupuk sangat

dibutuhkan.

Secara umum penggunaan urea jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk P dan

K. Petani lebih memilih memberikan urea berlebihan karena pemberian urea menunjukkan

perubahan yang cepat terhadap pertumbuhan tanaman namun tanaman menjadi lebih rentan

penyakit.Sehingga pemberian pupuk majemuk merupakan salah satu upaya agar petani juga

menambahkan unsur P dan K kedalam tanah.Dengan fenomena ini formulasi pupuk

berimbang dan lengkap mengandung tidak hanya unsur N, P dan K, tetapi juga mengandung

unsur hara lainnya seperti Si dan unsur mikro dapat menjadi alternatif pemecahan

permasalahan ketidakseimbangan unsur hara tanah dan efisiensi pemupukan. Untuk tahap

selanjutnya program pemupukan berimbang akan diterapkan tidak hanya untuk unsur makro

utama seperti N, P dan K tetapi juga untuk unsur lainnya seperti Si, Ca, Mg, S dan unsur

mikro.Formulasi pupuk dapat dikontrol menjadi pupuk slow release yang tidak mudah hilang

terbawa air hujan, leaching ataupun penguapan.Selain pupuk slow release, pemanfaatan

pupuk hayati juga menjadi andalan bagi pengembangan pertanian ramah

lingkungan.Melimpahnya limbah organik memerlukan penanganan serius agar limbah

tersebut dapat bermanfaat.Demikian juga untuk lahan-lahan tercemar serta rusak akibat

eksplorasi pertambangan.Salah satu cara yang dapat diandalkan untuk mempercepat proses

penguraian limbah serta reklamasi tersebut adalah dengan menggunakan mikroba seperti

pupuk hayati dan dekomposer. Dekomposer yang memiliki kemampuan mendegradasi bahan

organik secara cepat, mudah di aplikasikan dan tahan lama merupakan persyaratan utama

dekomposer yang baik.Selain penggunaan pupuk, tanah juga dapat diperbaiki dengan

pemberian pembenah tanah.

Pembenah tanah terutama dapat memperbaiki tingkat kesuburan tanah sehingga

mendukung pertumbuhan tanaman.Perbaikan kesuburan tanah mencakup perbaikan sifat

fisik, kimia dan biologi tanah dengan pemberian pembenah tanah. Bahan baku pembenah

tanah sangat bervariasi, seperti limbah pertanian meliputi sisa panen, kotoran ternak, dll.

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

3

(Abdurachman et al., 2000, Nurida, 2006; Hafif et al., 1993) dan non pertanian seperti zeolit,

sampah organik kota, limbah industri makanan, limbah industri agrokimia, dll (Prihatini et al,

1987; Sastiono dan Wiradinata, 1989; Sutono dan Agus, 1998). Bahan-bahan ini mempunyai

karakteristik dan kandungan hara yang sangat beragam sehingga kualitas pupuk organik dan

pembenah tanah yang dihasilkan juga bervariasi mutunya. Selain penggunaan bahan

pembenah tanah berasal dari berbagai limbah pertanian diatas, kemajuan teknologi telah

membukakan jalan untuk meramu bahan alami tersebut denganteknologi tinggi sehingga

dihasilkan pembenah tanah berteknologi tinggi seperti hydrogel yang dapat meningkatkan

kemampuan tanah memegang air dan dapat digunakan di lahan kering.

Hasil penelitian selama dua tahun terakhir telah menghasilkan beberapa produk

pembenah tanah seperti Beta, biocharSP50, Betahumat dan biocharSP50-humat yang telah

menunjukkan efektivitasnya dalam memperbaiki kualitas tanah mineral masam terdegradasi.

Dosis yang digunakan sekitar 1,5-2,5 t/ha dan mampu menekan penggunaaan pupuk

anorganik sebesar 25-50%. Dosis yang digunakan masih dianggap terlalu tinggi sehingga

perlu diformulasi agar dapat digunakan dengan dosis < 1 ton/ha tanpa mengurangi

efektivitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembenah tanah tersebut efektif untuk

tanah mineral masam terdegradasi, namun belum teruji pada lahan kering marjinal lainnya.

Tuntutan untuk terus mendapatkan formula pembenah tanah yang berkualitas dengan

dosis yang rendah semakin meningkat karena berkaitan dengan kebutuhan untuk perbaikan

kualitas tanah sub optimal secara cepat dan efektif. Pemanfaatan teknologi nano merupakan

inovasi teknologi yang relatif baru di Indonesia yang dapat digunakan untuk meningkatkan

aktivitas suatu bahan melalui rekayasa atau formulasi.

1.2. Dasar Pertimbangan

1. Pupuk merupakan komponen produksi paling utama yang sangat mempengaruhi

tingkat produksi dan kesuburan tanah serta lingkungan. Kehilangan unsur hara pupuk

di tanah baik melalui leaching, penguapan, hilang terbawa air hujan maupun fiksasi

oleh mineral tanah merupakan penyebab utama rendahnya efisiensi pupuk. Untuk itu

pemanfaatan pupuk anorganik bersifat slow release yang dapat menyediakan unsur

hara secara perlahan dan bertahap sesuai kebutuhan tanaman serta tidak mudah

hilang setelah diaplikasikan ke tanaman sangat diperlukan.

2. Tanaman membutuhkan unsur hara yang lengkap dan dalam jumlah yang berimbang

termasuk unsur hara makro, mikro dan unsur hara beneficial(Si). Sehingga formula

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

4

pupuk anorganik yang mengandung unsur hara baik makro, mikro maupun unsur hara

beneficial(unsur hara yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman) akan

sangat bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas tanaman serta menjaga

keseimbangan neraca hara di dalam tanah. Selain itu pengembangan pupuk organik

lengkap yang diperkaya mineral juga sangat diperlukan karena selain mengandung

unsur hara, pupuk organik juga mengandung hormon, enzim dan unsur hara mikro

yang tidak terdapat dalam pupuk anorganik

3. Perbaikan sifat tanah baik fisik, kimia dan biologi sangat diperlukan untuk

meningkatkan kesuburan tanah sehingga perlu diupayakan menggunakan mikroba

(hayati). Selain itu juga dengan aplikasi pembenah tanah yang bersumber dari bahan-

bahan alamseperti bahan organik, mineral, biochar, hydrogel, dan lainnya.

4. Hasil penelitian tahun sebelumnya (2011) dapat diuraikan sebagai berikut: 1) formula

pupuk NPK slow release yang di mixer dengan campuran zeolite-kitosan memberikan

hasil lebih baik dibandingan NPK yang di mixer dengan zeolite saja dalam hal

pelepasan unsur hara. Namun demikian perbaikan sistem coating, mixer dan blending

perlu disempurnakan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik; 2) formula pupuk

organik granul, pupuk organik curah, NPK slow release, pupuk silika serta pembenah

tanah yang telah dihasilkan perlu diuji efektifitasnya di lapang untuk dapat

menentukan rekomendasi yang tepat, 3) formula pembenah tanah beta humat

submicron-nano yang diformulasi perlu di uji efektifitasnya di lapang.

1.3. Tujuan

a. Tujuan jangka pendek (tahun 2012)

1. Menyempurnakan formula pupuk slow release baik secara konvensionalmaupun dengan

teknologi nano

2. Memformulasi pupuk hayati untuk perbaikan kesuburan tanah

3. Memformulasi pembenah tanah hidrogel integrasi hara dan untuk konservasi lahan

kering

4. Uji efektifitas formula pupuk dan pembenah tanah yang dihasilkan tahun sebelumnya di

lapang

b. Jangka panjang

4. Merancang formula pupuk anorganik, organik, pupuk hayati dan dekomposer untuk

tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan baik secara konvensional maupun

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

5

berbasis teknologi nano untuk meningkatkan efektivitas pemupukan dan produksi

tanaman

5. Merancang formula pembenah tanah untuk reklamasi lahan terdegradasi secara

konvensional maupun berbasis teknologi nano

6. Melakukan uji efektifitas formula pupuk, pembenah tanah dan dekomposer yang

dihasilkan baik di rumah kaca maupun di lapang

1.4. Keluaran yang diharapkan

a. Jangka pendek

5. Formula pupuk anorganik bersifat slow release yang disempurnakan

6. Formula pupuk hayati untuk perbaikan kesuburan tanah

7. Formula hidrogeluntuk meningkatkan kemampuan tanah memegang air pada lahan kering

8. Informasi efektivitas formula pupuk dan pembenah tanah di lapang

b. Jangka panjang

4. Formula pupuk anorganik, organik, pupuk hayati dan dekomposer untuk tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan baik secara konvensional maupun berbasis teknologi nano

untuk meningkatkan efektivitas pemupukan dan produksi tanaman

5. Formula pembenah tanah untuk reklamasi lahan terdegradasi baik secara konvensional

maupun berbasis teknologi nano

6. Informasi efektivitas formula pupuk, pembenah tanah dan dekomposer yang dihasilkan

baik di rumah kaca maupun di lapangan

1. 5. Perkiraan manfaat dan dampak

Penelitian formulasi pupuk dan pembenah tanah menghasilkan output berupa formula-

formula pupuk serta pembenah tanah yang baru. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk

meningkatkan efisiensi pemupukan dan produktivitas dan ini merupakan suatu terobosan yang

sangat diharapkan dibidang pertanian.Selain untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dengan

mengurangi kehilangan pupuk melalui leaching, run off dan evaporasi maka perbaikan

rekomendasi pemupukan secara berimbang dan lengkap dengan memberikan unsur hara Si,

dan unsur makro sekunder dan unsur mikro juga merupakan upaya untuk peningkatan

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

6

produksi pertanian.Hasil penelitian ini diharapkan dapat dirasakan oleh petani serta praktisi

pertanian, masyarakat umum serta untuk peningkatkan IPTEK di tanah air.

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Kerangka Teoritis

a. Formulasi pupuk dan pembenah tanah

Sejak revolusi hijau mulai diadopsi tahun 1960-an, produktivitas padi meningkat pesat

dari hanya sekitar 1,5 ton/ha sehingga mencapai rata-rata nasional 4.5 ton/ha (FAOSTAT,

2007). Sejak itu banyak program peningkatan ketahanan pangan dicanangkan pemerintah

sehingga tercapai swasembada beras di tahun 1984.Namun demikian, meskipun program

peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan semakin berkembangtetapi tidak

diimbangi dengan peningkatan produktivitas tanah, malah cendrung mengalami stagnansi

dan fluktuasi.Hal ini terutama disebabkan oleh degradasi kesuburan tanah.Degradasi

kesuburan tanah terutama disebabkan oleh pupuk yang tidak berimbang dan managemen

pengelolaan lahan yang tidak optimal sehingga pupuk yang diberikan tidak dimanfaatkan

secara optimum dan efisien.

Untuk mempertahankan tingkat kesuburan tanah, di samping unsur hara N, P dan K

maka unsur hara lainnya seperti unsur hara makro sekunder, unsur mikro dan Si juga harus

diberikan ke dalam tanah. Berdasarkan hasil analisis kandungan Si pada tanah-tanah sawah

di Jawa Barat dan Jawa Tengah, status hara Si umumnya rendah bahkan ada yang defisien

bagi tanaman padi (Husnain et al., 2009).Penggunaan pupuk mikro belum umum diberikan

petani karena harga yang hampir tidak terjangkau dan petani tidak melihat peningkatan hasil

yang nyata dengan penambahan pupuk mikro tersebut.

Balai Penelitian Tanah telah memulai penelitian tentang pemupukan berimbang

spesifik lokasi sejak tahun 1970 an. Penelitian-penelitian tentang penggunaan pupuk slow

release dan pupuk granul sudah dimulai sejak tahun 1985. Program pemupukan berimbang

kembali menjadi perhatian utama pemerintah sehingga pada periode 1995-2000, penelitian

yang lebih komprehensif dilakukan pada skala lebih luas.Sebagai hasilnya, telah di buat peta

status P dan K tanah yang digunakan untuk menetapkan rekomendasi pupuk yang tertuang

dalam Permentan No. 40/Permentan/OT.140/04/2007.Rekomendasi pupuk spesifik lokasi ini

diharapkan dapat diadopsi oleh pemerintah secara luas.Dengan rekomendasi pupuk

berimbang spesifik lokasi maka pupuk N, P dan K dapat digunakan secara lebih efisien dan

biaya produksi dapat dikurangi (Rochayati et al. 2002; Setyorini et al. 2004; Las et al. 2010).

Formula pupuk berimbang dan lengkap diartikan sebagai pupuk yang mengandung

unsur hara lengkap (N, P, K, Si, Ca, Mg, S, dan unsur mikro) yang diberikan secara

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

8

seimbang pada tanaman.Perbaikan formula pupuk anorganik yang mengandung unsur hara

lengkap ini maka dapat dilakukan dengan beberapa carayaitu dengan menambahkan bahan-

bahan 8lternativ seperti mineral yang mengandung Si dan unsur mikro serta unsur lainnya

yang bermanfaat bagi tanaman. Bahan tambahan tersebut dapat berupa zeolit, kaolinit,

kalsium silikat, kapur dan bahan lainnya. Adapun proses pembuatannya dapat dilakukan

secara konvensional maupun berbasis teknologi nano. Pembuatan pupuk anorganik dengan

teknologi nano dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan menghaluskan material

pupuk menjadi berukuran nano, capsulation, enkapsulasi, menambahkan bahan material

sebagai spon unsur hara berukuran nano. Enkapsulasi adalah teknologi untuk menyalut atau

melapisi suatu zat inti dengan suatu lapisan dinding polimer, sehingga menjadi partikel-

partikel kecil berukuran mikro seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Dengan adanya lapisan

dinding polimer ini, zat inti akan terlindungi dari pengaruh lingkungan luar dan dapat

dikeluarkan sesuai dengan waktu dan dosis yang diinginkan (slow release). Bahan inti dapat

berupa padatan, cairan atau gas.Mikrokapsul yang terbentuk dapat berupa partikel tunggal

atau bentuk agregat dan biasanya memiliki rentang ukuran partikel antara 5-5000

mikrometer.Ukuran tersebut bervariasi tergantung metode dan ukuran partikel bahan inti

yang digunakan (Nurul, 2009; Lachman et al., 1994; Shargelet al., 1998).

Gambar 1. Pori berukuran nano zeolit

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

9

Gambar 2. Partikel Nano Hydroxyapatite sebagai bahan bakucoating pupuk slow

release

Selain pemupukan berimbang dan lengkap, perlu dilakukan upaya meningkatkan

efisiensi penggunaan pupuk.Pupuk dapat hilang melalui leaching, terbawa air hujan dan lain-

lain. Salah satu cara mencegah leaching unsur hara didalam tanah adalah dengan

menambahkan bahan-bahan kimia yang mengandung logam dengan valensi tinggi seperti

Al(SO4)3 H2O dan atau Fe2(SO4)3 dan bahan yang memiliki kemampuan pertukaran ion tinggi

seperti pati (starch), kitosan dan lignin. Dengan cara ini ketika N dan P dilepaskan, N dan P

terikat untuk sementara waktu pada Al(SO4)3 H20 atau Fe2(SO4)3 pati-kitosan dan lignin yang

dapat secara signifikan menurunkan jumlah N dan P yang hilang melalui leaching (Sojka and

Entry, 2008).

Mukhopadhayay et al., (2009) menambahkan bahwa beberapa bahan alam seperti

zeolit dan clinoloptolit dapat dijadikan sebagai bahan dasar pupuk slow release. Zeolit yang

memiliki struktur unik ini dapat di isi dengan unsur hara seperti N, K, P, Ca dan unsur-unsur

mikro lainnya sehingga kehilangan unsur hara melalui penguapan (semisal N) ataupun

kehilangan melalui leaching dapat diminimalisir, selain itu unsur hara tersebut akan

dilepaskan secara perlahan sesuai kebutuhan tanaman melalui pori-pori yang berukuran

nano.

Disamping penggunaan bahan-bahan alami, penggunaan bahan sintetis yang

dikombinasikan dengan bahan alami untuk melapis (coating) pupuk juga merupakan suatu

9lternativepupuk slow releasedalam teknologi nano. Teknologi coating pupuk ini bukanlah hal

yang baru dalam sistim produksi pupuk.Liuet al.,(2006) menyimpulkan bahwa sejak tahun

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

10

1990 an, mulai digunakan polyalkene yang diisi dengan tepung talk dan logam oksida

sebagai bahan coating pupuk di Jepang, polyethylene defecting bichloride di Canada,

campuran polysulfone, polyacrylonitril, selulosa dan pati di Amerika.Namun demikian produk-

produk coating pupuk ini sangat mahal dan hanya memiliki fungsi tunggal.Sehingga

10lternative terbaik adalah bahan alam sepertizeolit dan kaolinit yang didesain sedemikian

rupa sehingga memiliki pori berukuran kecil dari 100 nm yang dapat digunakan sebagai

bahan coating atau cementing dan dapat mengatasi kelemahan coating pupuk dengan

bahan-bahan diatas. Lebih lanjut Liuet al (2006) menjelaskan bahwa penggunaan kaolinit

dicampur dengan polyethylene nanocomposite serta polyethylene-starch nanocomposite

dengan metoda interkalasi (penambahan/penggabungan) secara organik dapat

menghasilkan ukuran pori antara 10 hingga 20 nm sehingga dapat digunakan sebagai bahan

coating pupuk yang memiliki ukuran nano. Selain itu hasil analisis dengan SEM, X-Ray

diffraction (XRD) dan FTIR memperlihatkan bahwa dengan metoda diatas dihasilkan

komponen liat organik yang memiliki daya adsorpsi dan kekentalan yang tinggi untuk

mengikat unsur hara dan C organik sehingga berfungsi baik sebagai pengikat (semen) dan

coatingslow release pupuk ( Liu et al., 2006).

Upaya perbaikan kondisi lahan yang dilakukan dengan aplikasi pembenah tanah

merupakan upaya penting untuk meningkatkan produktivitas lahan marginal yang pada

umumnya memiliki kesuburan tanah yang relatif kurang/rendah. Bahan baku pembenah

tanah sangat bervariasi, seperti limbah pertanian meliputi sisa panen, kotoran ternak, dll.

(Abdurachman et al., 2000, Nurida, 2006; Hafif et al., 1993) dan non pertanian seperti zeolit,

sampah organik kota, limbah industri makanan, limbah industri agrokimia, dll (Prihatini et al,

1987; Sastiono dan Wiradinata, 1989; Sutono dan Agus, 1998) dan mempunyai karakteristik

dan kandungan kimia/hara yang sangat beragam sehingga kualitas pupuk organik dan

pembenah tanah yang dihasilkan juga bervariasi mutunya.

Pembenah tanahjuga merupakan suatu bahanyang dapat digunakan untuk

mempercepatpemulihan/perbaikan kualitas tanah.Menurut Suriadikarta et al., (2005) dan

Rachman et al., (2006), bahanorganik selain dapat berfungsi sebagai sumberhara, juga

berfungsi sebagai pembenah tanah. Sutono dan Adimihardja (1997)menyimpulkan dari

berbagai sumber bahwa pembenah tanah dalambentuk polimer organik mempunyai

kemampuanyang lebih baik dalam memperbaiki sifat-sifattanah, baik sifat fisik, kimia maupun

biologi tanah.Sebagai pembenah tanah, bahan organik umumnyadibutuhkan dalam jumlah

yang relatif banyak.Selain bahan organik masih banyak sumber bahan pembenah lainnya

Page 19: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

11

yaitu zeolit, biochar, hydrogel, dll.Meskipun bahan mineral dapat dijadikansebagai

11 lternative bahan pembenah tanah, namunpenggunaan bahan organik tetap harus

menjadiprioritas, karena banyak fungsi dari bahan organikyang tidak dapat digantikan oleh

bahan mineral.Hasil penelitian Ai Dariah et al., (2007) menunjukkan bahwa pemberian bahan

pembenah tanah berbahandasar organik dan mineral pada lahan yangterdegradasi dapat

meningkatkan pertumbuhandan produksi jagung secara nyata.Formula pembenahtanah

dengan proporsi bahan organik yang lebihtinggi, lebih efektif dalam memperbaiki sifat

fisiktanah.Pemberian zeolit dengan proporsi 20%dapat meningkatkan aktivitas

mikroorganismetanah (Ai Dariah et al., 2007).

Hydrophilic gels atau disingkat hidrogel merupakan jaringan makromolekul yang

mampu menyerap dan melepas air secara 11 lternativ berdasarkan 11 lternati eksternal

(Sannino et al, 2009) (dalam Adi dan Ramadhani, 2012). Hidrogel mempunyai jaringan

tersilang kait (cross linked) yang apabila terkena air akan membentuk suatu jaringan

makromolekul tiga dimensi dengan kemampuan menyerap air yang jauh melebihi berat atau

volumenya sendiri (atau biasa disebut super absorbent material) dan tidak larut air. Wang

dan Gregg (1990), dalam penelitiannya tentang perbandingan beberapa produk hidrogel

menyebutkan bahwa secara umum hidrogel mampu menyerap distilled water sampai dengan

500 kali dari berat volume keringnya. Pada kondisi tertentu (pH, suhu, tekanan dan 11lternati

eksternal lain) hidrogel mampu melepas air tersimpan untuk kemudian dikembalikan ke

media asalnya, yaitu tanah.

Penerapan hidrogel di lahan pertanian terbukti mampu meningkatkan kapasitas

11lterna air pada tanah karena air yang terbuang diluar zona perakaran mampu diserap oleh

material hidrogel dan untuk kemudian dapat digunakan kembali sampai dengan 95% dari air

yang tersimpan dalam material ini. Proses inilah yang kemudian secara teoritis mampu

meningkatkan efisiensi irigasi karena air yang terbuang menjadi run off dapat disimpan

sementara untuk kemudian digunakan kembali oleh tanaman pada saat dibutuhkan. Selain

itu, aplikasi hidrogel juga mampu meningkatkan kelembaban tanah, menurunkan cekaman air,

yang kemudian meningkatkan performa tumbuh tanaman. Efek positif lain dengan

diminimalisasikannya run off adalah peningkatan efisiensi penggunaan pupuk pada tanaman.

Untuk mendapatkan hasil serapan optimal, hidrogel dapat diaplikasikan di wilayah zona

perakaran di bawah permukaan tanah.

Page 20: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

12

III. METODOLOGI

6.1. Pendekatan

Penelitian ini merupakan kegiatan tahun kedua terdiri dari kegiatan lanjutan dan

beberapa sub kegiatan baru. Hasil formulasi yang diperoleh pada tahun sebelumnya akan

disempurnakan dan diuji efektifitasnya terhadap tanaman di lapang. Formulasi pupuk hayati

dan pembenah tanah hydrogel merupakan formulasi baru yang akan dikembangkan mulai

tahun kedua ini. Tujuan akhir kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas tanaman

dan efisiensi pemupukan.Pengembangan formulasi pupuk an organik, organik, hayati dan

pembenah tanah merupakan salah satu teknologi yang dapat dikembangkan untuk mencapai

hal tersebut.

3.2. Ruang lingkup kegiatan

Pada tahun anggaran 2012 ini RPTP berjudul “Penelitian Formulasi Pupuk dan Pembenah

Tanah”akan dilaksanakan dalam 2 kegiatan utama yaitu 1). Formulasi dan pengujian formula

pupukuntuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan produktivitas tanaman; 2) Formulasi dan

pengujian formula pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Kegiatan 1 terdiri

dari beberapa sub kegiatan yaitu: a. penyempurnaan formula pupuk NPK slow release, b. formula

pupuk hayati untuk perbaikan kesuburan tanah, c. uji efektifitas pupuk organik granul, pupuk

organik curah, pupuk NPK slow release dan pupuk silika di lapang. Sedangkan kegiatan 2 terdiri

dari beberapa sub kegiatan sebagai berikut: a. pengembangan formula hidrogel integrasi hara

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tanah memegang air di lahan kering serta

menyediakan nutrisi bagi tanaman, b. uji efektifitas pembenah tanah biochar humat submicron-

nano di lapang.

3.3. Bahan dan metode pelaksanaan kegiatan

Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu: bahan kimia, bahan

penunjang percobaan laboratorium dan lapang seperti bahan formulasi pupuk NPK slow

release termasuk kitosan, zeolit, kalsium silikat, hydro-aphatyte nano; bahan formulasi

pembenah tanah seperti hidrogel, biochar humat, bahan formulasi pupuk hayati seperti

12lterna unggul, carrier padat dan cair, bahan uji pupuk dan pembenah tanah di lapang

seperti pupuk urea, SP-36, KCl, pupuk majemuk NPK, botol, karung, tali 12ltern, tambang,

kantong 12 lterna, ajir, seng, cat, dll. Pengujian lapang pupuk dan pembenah tanah

Page 21: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

13

akandilakukan di kebun percobaan Taman Bogo atau lahan petani. Selain itu juga dibutuhkan

ATK untuk pelaksanaan pembuatan proposal, pelaporan serta kegiatan penelitian itu sendiri.

Pelaksanaan penelitian dapat dijelaskan dalam tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:

1. Penyempurnaan formula pupuk NPK slow release

Penyermpurnaan pupuk NPK slow releaseterutama untuk bahan coating, sebelumnya

dilakukan dengan cara mixer dengan bahan kitosan-zeolit maka akan disempurnakan

dengan kitosan nano-zeolit dan hydroxyaphatite nano. Kedua bahan tersebut dapat

diperoleh di distributor bahan kimia dan dilanjutkan dengan beberapa proses kimiawi di

laboratorium. Proses coating, blending dan mixer akan dilakukan di pabrik pupuk yang

memiliki peralatan tersebut.

2. Formulasi pupuk hayati untuk perbaikan kesuburan tanah

Formulasi pupuk hayati dilakukan terhadap isolat-isolat unggul yang daoat

mereklamasi lahan tambang dan lahan terdegradasi berat.Sebelum formulasi dilakukan

diperlukan eksplorasi ke beberapa lokasi lahan tambang dan terdegradasi berat sehingga

mendapatkan isolat unggul.

3. Formulasi pembenah tanah integrasi hara-hidrogel

Pembenah tanah akan diformulasi dari bahan baku hidrogel yang diperkaya dengan

beberapa unsur hara seperti N, P, K, Ca, Mg, Si dan sebagainya. Pembenah tanah

integrasi hara-hydrogel iniakan diformulasi menggunakan hidrogel kering dari berbagai

sumber yang sesuai untuk ditumpangkan oleh beberapa sumber unsur hara. Mekanisme

kerja hara-hidrogel ini adalah air dan unsur hara terkandung di dalamnya diangkut

bersamaan saat akar mengabsorbsi air.

c. Uji efektifitas pupuk dan pembenah tanah di lapang

Hasil formula pupuk organik granul, pupuk organik curah, pupuk NPK slow release,

pupuk silika dan pembenah tanah biochar-humat submicron-nano akan diuji efektifitasnya

di lapang. Pengujian akan dilakukan pada tanah Ultisol di Lampung pada tanaman padi

atau jagung. Percobaan uji efektifitas meliputi perbandingan pertumbuhan dan hasil

dengan kontrol, pupuk NPK dosis rekomendasi dan berbagai dosis formula pupuk dan

pembenah tanah.

d. Pengamatan

Page 22: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

14

Pada kegiatan formulasi pupuk dan pembenah tanah akan dilakukan pengamatan

terhadap mutu produk dilaboratorium. Sedangkan untuk uji efektivitas produk di lapangan

akan dilakukan pengamatan untuk perubahan sifat kimia, fisik dan biologi tanah serta

pertumbuhan tanaman hingga panen. Untuk pengujian pupuk silika diamati tingkat

serangan hama dan penyakit pada tanaman padi.

Page 23: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

15

IV. ANALISIS RISIKO

4.1. Daftar Risiko

No. RISIKO PENYEBAB DAMPAK

1. 2. 3.

Proses Formulasi Terkendala Proses formulasi pembenah tanah/hidrogel terlambat Kendala musim

Bahan baku yang belum tersedia Proses formulasi yang belum berhasil/terkendala Musim hujan yang tidak menentu

Terlambatnya proses formulasi pupuk dan tanam di lapang Terlambatnya proses formulasi pembenah tanah dan uji lab/lapang Terlambatnya jadwal tanam

4.2. Daftar Penanganan Risiko

No. RISIKO PENYEBAB PENANGANAN RISIKO

1. 2. 3.

Proses formulasi Terkendala Proses formulasi pembenah tanah/hidrogel terlambat Kendala musim

Bahan baku yang belum tersedia Proses formulasi yang belum berhasil Musim hujan yang tidak menentu

Mencari 15lternative bahan baku lainnya Modifikasi metoda/prosedur formulasi atau produk formulasi

Mengusahakan agar jadwal tanam tepat waktu

Memilih tanaman varietas genjah

Pengamatan hingga fase vegetative

Page 24: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

16

V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN

5.1. Tenaga yang terlibat dalam kegiatan

Nama lengkap Jabatan Kedudukan dalam kegiatan

Alokasi waktu (OB)

Fungsional Struktural

Dr. Husnain Peneliti Muda Penanggungjawab 6

Dr. Neneng L. Nurida Peneliti Madya Pj. Kegiatan 4

Dr. Etty Pratiwi Peneliti Pertama Anggota 2

Dra Selly Salma Peneliti Muda Anggota 2

Dra. Rosmimik, MSi Peneliti Pertama Anggota 4

Ir. Ladiyani RW, MSc Peneliti Muda Anggota 2

Ir. Joko Purnomo, MSi Peneliti Muda Anggota 2

Ibrahim Adamy S Peneliti Pertama Anggota 4

Linca Angria, MSc Peneliti Pertama Anggota 4

Jubaedah, MSc Peneliti Pertama Anggota 4

Dr. Sukristoyonubowo, MSc

Peneliti Muda Anggota 2

Mochtar, SP, MSi Peneliti Pertama Anggota 4

Septiyana, SP Peneliti Pertama Anggota 2

Setyono Hari Adi, S.Kom, MSc

Peneliti Pertama Anggota 2

Fadhlullah Ramadhani, S.Kom, MSc

Peneliti Pertama Anggota 2

M. Nur Imansyah, SKom Peneliti Pertama Anggota 2

Eti Suhaeti Litkayasa Administrasi 4

Eviati, S.Si Litkayasa Anggota 4

Tia Rostaman, S.Si Litkayasa Anggota 4

Jaenuddin Litkayasa Teknisi 4

Endang Hidayat Litkayasa Teknisi 4

Darsana Sudjarwadi Litkayasa Teknisi 2

Sulaeman Litkayasa Teknisi 2

Achmad Hasanuddin Litkayasa Teknisi Taman Bogo 4 Dr. Sri Rochayati Peneliti Madya Ka Balittanah Narasumber 1

Prof. Didi Ardi S Peneliti Utama Narasumber 1

Page 25: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

17

5.2. Jangka waktu kegiatan

Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pembuatan proposal dan rencana kegiatan

2. Persiapan (komponen formulasi pupuk dan pembenah tanah

3. Formulasi pupuk dan pembenah tanah di laboratorium

4. Uji coba pupuk dan pembenah tanah di lapang

5. Analisis pupukdan pembenah tanah di laboratorium

6. Analisis data dan pelaporan

Page 26: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

18

5.3. Pembiayaan xRp. 1.000,-

No. Sub Pengeluaran Triwulan Jumlah

I II III IV

1. Belanja Bahan - Bahan kimia - Bahan penunjang

percobaan laboratorium dan formulasi

- ATK dan dan bahan lainnya

- Foto copy, cuci cetak foto, dll

20.000 15.000

2.500

2.000

10.000 15.000

2.500

2.000

10.000 15.000

2.000

2.000

30.000 45.000

5.000

8.000

2. Honor output kegiatan - Upah pembantu

lapang/harian lepas - Upah analisis

kimia/fisika/biologi - Upah pembuatan

partikel nano - Honor koordinator

peneliti - Honor peneliti - Honor teknisi/pembantu

peneliti

8.000

8.000

1.000 3.600

2.400

10.000

10.000

5.000

1.000 3.600

2.400

10.000

10.000

5.000

1.000 3.600

2.400

1.400

1.400

2.900

1.000 3.600

2.400

29.400

29.400

12.900

4.000 14.400

9.600

3. Belanja perjalanan lainnya -Perjalanan dinas

40.000 40.000 40.000 26.000 146.000

Jumlah 102.500 101.600 88.000 40.700 340.000

Page 27: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

19

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A., I. Juarsah, dan U. Kurnia. 2000. Pengaruh penggunaan berbagai jenis dan takaran pupuk kandang terhadap Produktivitas tanah Ultisols terdegradasi di Desa Batin, Jambi. hlm 303-319 dalam Pros. Seminar Nasional Sumber Daya Tanah, Iklim dan Pupuk. Buku II. Bogor, 6-8 Des. 1999. Puslittanak.

Adi SH, F Ramadhani. 2012. Proposal Penelitian dan Pengembangan Nanoteknologi untuk Optimalisasi Sumberdaya Iklim dan Air. Balitklimat.

Ai Dariah, Sutono dan Neneng L.Nurida. 2007. Penggunaan pembenah tanah organik dan mineral untuk perbaikan kualitas tanah Typic Kanhapludults Taman Bogor, Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Edisi Khusus, No. 3. 357 - 364 .

Al-Jabri, M., Suriadikarta, D.A. 2010.Perakitan dan Pengembangan Perangkat Uji Tanah Sawah Sulfat Masam (PUTS-SM) dan Uji Cepat Hara Tanaman Sawit (PUHS) untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan >20%.Laporan akhir kegiatan penelitian insentif RISTEK.Balai penelitian tanah, BalaiBesar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Sannino A, Christian Demitri, and Marta Madaghiele, Biodegradable Cellulose-based Hydrogels: Design and Applications. Materials, 2009. 2: p. 353-373.

Dirjenbun. 2009. Koreksi kebutuhan pupuk sector pertanian 2010-2025. Di unduh dari http://ditjenbun.deptan.go.id/ tanggal 7 Agustus 2010.

FAOSTAT 2005.Food and Agricultural Organization, Rome. Available at URL: http://www.fas.usda.gov/offices.asp. Retrieved 7 March 2008

Hafif, B., D. Santoso, S. Adiningsih, dan H. Suwardjo. 1993. Evaluasi penggunaan beberapa

pengelolaan tanah untuk reklamasi dan konservasi lahan terdegradasi. Pembrt.Pen.

Tanah dan Pupuk 11: 7-12.

Hartatik W. 2009.Laporan akhir penelitian DIPA 2009. Balai Penelitian Tanah.

Husnain, Toshiyuki Wakatsuki, Diah Setyorini, Hermansah, Kuniaki Sato and Tsugiyuki Masunaga, 2008.Silica availability in soils and river water in two watersheds on Java Island, Indonesia.Soil Science and Plant Nutrition, 54, 916-927.

Isroi, 2009.Pupuk Organik Granul: Sebuah Petunjuk Praktis. http://Isroi.wordpress.com

Lachman, L., Herbert, L., Josheph, L. K. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri, edisi 2.Terj. Dari The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press. 860-892.

Las I, S Rochayati, D Setyorini, et al. 2010.Peta Potensi Penghematan Pupuk Anorganik dan Pengembangan Pupuk Organik pada Lahan Sawah. Badan Litbang Deptan.

Liu X, Feng Z, Zhang F, Zhang S, He X. 2006.Preparation and Testing of Cementing and Coating Nano-Subnanocomposites of Slow/Controlled-Release Fertilizer. Agricultural Sciences in China, 5 (9), 700-706.

Mukhopadhyay SS, Parshad VR, Gill IS. 2009. Nanoscience and nano-technology: Cracking prodigal farming. Nature Precedings.

Page 28: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

20

Nurida, N. L. 2006. Peningkatan Kualitas Ultisol Jasinga Terdegradasi dengan pengolahan

Tanah dan Pemberian bahan Organik. Disertasi Sekolah Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor.

Nurjaya, Diah Setyorini. 2008. Perangkat Uji Tanah Kering. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 30 No. 5

Nurul T. R. 2009. Pengembangan Sistem Mekanik High Energy Ballmill Untuk Pembuatan Nano Partikel, Laporan Akhir Kumulatif Kegiatan Program Kompetitif Lipi.

Prihatini, T, Mursidi, dan A. Hamid. 1987. Pengaruh zeolit terhadap sifat tanah dan

tanaman. Pembrit. Penel. Tanah dan Pupuk 7: 5-8.

Rachman, A., A. Dariah, dan D. Santoso. 2006. Pupuk Hijau. p. 41-58 dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian.

Rochayati S, D. Setyorini and J Sri Adiningsih. 2001. Peranan uji tanah dalam meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Paper presented in seminar “Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Pupuk di Indonesia”. BPPT.Jakarta, 6 Mei 2002.

Sastiono, A. dan O. W. Wiradinata. 1989. Laporan Penelitian Peranan Zeolit dalam

Peningkatan Produksi Pertanian. Jurusan Tanah. Fak. Pertanian. IPB. Bogor.

(tidak dipublikasikan)

Setyorini D, LR Widowati, S. Rochayati, 2004. Teknologi Pengelolaan Hara Lahan Sawah Intensifikasi .In Tanah Sawah and Pengelolaannya, Agus et al. Ed. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

Shargel, L., Andrew, B. C. Yu. 1998. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, edisi 2. Terj.Dari Applied Biofarmaceutics and pharmacocinetics, oleh Fasich, Siti Sjamsiah.Universitas Airlangga Press.1-545.

Sojka, R.E., Entry, J.A. 2007. Matrix-based fertilizer: A new fertilizer formulation concept to reduce nutrient leaching. In: Currie, L.D., Yates, L.J., editors. Proceedings of the Fertilizer & Lime Research Centre Workshop.Designing Sustainable Farms: Critical Aspects of Soil and Water Management, February 8-9, 2007, Palmerston North, New Zealand. p. 67-85.

Sulaeman Y, Nursyamsi D. 2005. PKDSS v 2.0: User Manual. Puslitbang Tanah dan Agroklimat.Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.Bogor

Suriadikarta, D.A., T. Prihatini, D. Setyorini, dan W. Hartatik. 2005. Teknologi pengelolaan bahan organik tanah. p. 169-222 dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering.Pusat Penelitian Tanah dan Agrklimat. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.

Sutono dan Adimihardja, A. 1997.Pemanfaatan soil conditioner dalam upaya rehabilitasi lahan terdegradasi.p. 107-122 dalam Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Makalah Review. Cisarua, Bogor 4-6 Maret 1997. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.

Sutono dan F. Agus, 1998. Pengaruh pembenah tanah terhadap hasil kedlai di Cibugel,

Sumedang. hlm. 379-386.dalam Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Lahan.

Cisarua-Bogor, 9-11 Februari 1999.

Page 29: PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN FORMULASI PUPUK DAN ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/apbn2012... · dan dalam jumlah yang berimbang termasuk unsur hara

21

Wang Y.T. and Gregg L.L., Hydrophilic polymers – their response to soil amendments and effect on properties of a soil less potting mix. Journal of American Society for Horticultural Science, 1990. 115: p. 943-948.