Proposal Makalah

21
MAKALAH PENANGANAN SEDIMEN TRANSPOR PADA BENDUNG DENGAN VEGETASI BAMBU (Pada Sipil Expo Universitas Mercu Buana 2015 Desain untuk Mengatasi Sedimen Transpor pada Bendung Tetap untuk Irigasi) “TIM LA LLUVIA” FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR ANDI NUZULUL QADRI BAKTI 03120120091 ANGKATAN 2012 IKHSAN SUGIARTO H 03120120118 ANGKATAN 2012 SUL AHMAD FADEL 03120120159 ANGKATAN 2012

description

seminar

Transcript of Proposal Makalah

  • !MAKALAH

    PENANGANAN SEDIMEN TRANSPOR PADA BENDUNG DENGAN

    VEGETASI BAMBU

    (Pada Sipil Expo Universitas Mercu Buana 2015

    Desain untuk Mengatasi Sedimen Transpor pada Bendung Tetap untuk Irigasi)

    TIM LA LLUVIA

    FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

    UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

    MAKASSAR

    ANDI NUZULUL QADRI BAKTI 03120120091 ANGKATAN 2012

    IKHSAN SUGIARTO H 03120120118 ANGKATAN 2012

    SUL AHMAD FADEL 03120120159 ANGKATAN 2012

  • ! i!

    MAKALAH

    PENANGANAN SEDIMEN TRANSPOR PADA BENDUNG DENGAN

    VEGETASI BAMBU

    (Pada Sipil Expo Universitas Mercu Buana 2015

    Desain untuk Mengatasi Sedimen Transpor pada Bendung Tetap untuk Irigasi)

    TIM LA LLUVIA

    FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

    UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

    MAKASSAR

    ANDI NUZULUL QADRI BAKTI 03120120091 ANGKATAN 2012

    IKHSAN SUGIARTO H 03120120118 ANGKATAN 2012

    SUL AHMAD FADEL 03120120159 ANGKATAN 2012

  • ! ii!

    LEMBAR PENGESAHAN

    Makalah dengan judul :

    PENANGANAN SEDIMEN TRANSPOR PADA BENDUNG DENGAN

    VEGETASI BAMBU

    Oleh :

    ANDI NUZULUL QADRI BAKTI 03120120091 ANGKATAN 2012

    IKHSAN SUGIARTO H 03120120118 ANGKATAN 2012

    SUL AHMAD FADEL 03120120159 ANGKATAN 2012

    Telah diperiksa dan Disetujui Keseluruhan Isinya

    Sebagai salah satu syarat Lomba Sipil Expo 2015

    Universitas Mercu Buana Jakarta

    Makassar, 7 Maret 2015

    Menyetujui,

    PEMBIMBING

    Dr.Ir.RATNA MUSA, M.T.

    Mengetahui,

    KETUA JURUSAN TEKNIK SIPIL

    Ir.ALIMIN GECONG, M.T.

  • !DATA DIRI PESERTA

    A. DATA DIRI

    a. Nama Lengkap : ANDI NUZULUL QADRI BAKTI

    b. Tempat Lahir : TANRUTEDONG KABUPATEN SIDRAP

    c. Tanggal Lahir : 26 PEBRUARI 1994

    b. NIM : 03120120091

    c. Jurusan : TEKNIK SIPIL

    d. Universitas : UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

    e. Alamat Rumah : JALAN BATUA RAYA 5 NO. 9 MAKASSAR

    f. No. Telepon/Handphone : +6285395105345

    g. Alamat email : [email protected]

    B. RIWAYAT PENDIDIKAN

    a. SD/Tahun Lulus : SD NEGERI 274 MATTIROWALIE/2006

    b. SMP/Tahun Lulus : SMP NEGERI 2 MANIANGPAJO/2009

    c. SMA/Tahun Lulus : SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO/2012

    B. RIWAYAT ORGANISASI

    - Sekretaris OSIS SMP Negeri 2 Maniangpajo, 2007

    - Ketua OSIS SMP Negeri 2 Maniangpajo, 2008

    - Angg. Bidang Politik Kepemimpinan OSIS SMAN 1 Maniangpajo, 2009

    - Ketua II OSIS SMAN 1 Maniangpajo, 2010

    - Juru Uang Ambalan Pattimura Pramuka SMA Negeri 1 Maniangpajo, 2010

    - Anggota Bidang Himpunan Pelajar Mahasiswa Wajo Maniangpajo, 2011

    - Karang Taruna Desa Mattirowalie, 2012

    - Tim Teknis Desa Mattirowalie, 2012

    C. RIWAYAT PRESTASI

    - Juara II Olimpiade Astronomi tingkat SMP se- Kabupaten Wajo, 2007

    - Juara IV Cerdas Tangkas Pramuka KLKP GT 10 Tingkat Propinsi

    Universitas Hasanuddin

    - Juara I Cerdas Cermat Temu Tegak se-Sulsel 2011 Luwu Utara Sulawesi

    Selatan, 2011

    - Juara I Isyarat Berantai Temu Tegak se-Sulsel 2011 Luwu Utara Sulawesi

    Selatan, 2011

  • ! - Juara I Pidato Bahasa Inggris Temu Tegak se-Sulsel 2011 Luwu Utara

    Sulawesi Selatan, 2011

    - Duta Sekolah Putera Cemara SMA Negeri 1 Maniangpajo, 2011

    - Juara I Debat Ketekniksipilan Universitas Muhammadiyah Makassar, 2014

    - Beswan Djarum Angkatan 30 Indonesia, RSO Makassar, 2014

    Demikian data diri ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

    Makassar, 7 Maret 2015

    ANDI NUZULUL QADRI BAKTI

    ! ! !

  • !DATA DIRI PESERTA

    A. DATA DIRI

    a. Nama Lengkap : IKHSAN SUGIARTO H

    b. Tempat Lahir : PASUI

    c. Tanggal Lahir : 22 NOVEMBER 1994

    b. NIM : 03120120118

    c. Jurusan : TEKNIK SIPIL

    d. Universitas : UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

    e. Alamat Rumah : JALAN BATUA RAYA V No.9 MAKASSAR

    f. No. Telepon/Handphone : +6285399302026

    g. Alamat email : [email protected]

    B. RIWAYAT PENDIDIKAN

    a. SD/Tahun Lulus : SD NEGERI 176 BELAJENG/2006

    b. SMP/Tahun Lulus : SMP NEGERI 1 ALLA/2009

    c. SMA/Tahun Lulus : SMA NEGERI 1 ALLA/2012

    B. RIWAYAT ORGANISASI

    Sekretaris Bidang Kerohanian HPMM Cabang Alla 2014

    Anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan HMS FT UMI 2015

    C. RIWAYAT PRESTASI

    Juara 3 Olimpiade Fisika Tingkat Kabupaten 2010

    Anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan HMS FT UMI 2015

    Juara I Debat Ketekniksipilan Universitas Muhammadiyah Makassar,

    2014se- Kabupaten Wajo

    Demikian data diri ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

    Makassar, 7 Maret 2015

    IKHSAN SUGIARTO H

  • !DATA DIRI PESERTA

    A. DATA DIRI

    a. Nama Lengkap : SUL AHMAD FADEL

    b. Tempat Lahir : PALOPO

    c. Tanggal Lahir : 02 JANUARI 1994

    b. NIM : 03120120159

    c. Jurusan : TEKNIK SIPIL

    d. Universitas : UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

    e. Alamat Rumah : JALAN HERTASNING BARU PPH NO.C5B

    f. No. Telepon/Handphone : +6282196985262

    g. Alamat email : [email protected]

    B. RIWAYAT PENDIDIKAN

    a. SD/Tahun Lulus : SD NEGERI 040 RADDA/2006

    b. SMP/Tahun Lulus : SMP NEGERI 1 MASAMBA/2009

    c. SMA/Tahun Lulus : SMA NEGERI 1 MASAMBA/2012

    B. RIWAYAT ORGANISASI

    - Anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan HMS FT UMI 2015

    C. RIWAYAT PRESTASI

    - Juara II Kompetisi Basket se-LUWU RAYA, 2012

    Demikian data diri ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

    Makassar, 7 Maret 2015

    SUL AHMAD FADEL

    ! ! !

  • !! iii!

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahhirabillalamin, syukur tak terkira kami panjatkan kepada Allah

    SWT atas segala nikmat yang dicurahkan kepada kami sehingga dapat

    menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kami juga menyampaikan terima

    kasih kepada Ibu Ratna Musa, yang telah mengarahkan kami, beliau yang selalu

    memotivasi kami, sepatutnyalah kami berterima kasih atas segala ilmu yang beliau

    berikan.

    Bahwasanya penulisan makalah yang berjudul, Bambu dan Sistem Vegetatif

    Pengendali Sedimen Transpor dalam rangka melahirkan metode dan material ramah

    lingkungan yang mampu mengatasi sedimen transpor pada bendung tetap, tentunya

    masih memiliki banyak kekurangan. Olehnya itu kritik dan saran membangun

    senantiasa kami nantikan.

    Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat di masa depan, menjadi

    referensi di bidang pengembangan irigasi sehingga kualitas pertanian Indonesia

    meningkat. Kami pun juga berharap, Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga

    bermanfaat bagi siapa saja yang membacanaya. Ide-ide jutaan sepeser selusin

    nilainya. Tekad untuk melihat ide tersebut terwujudkan, itulah yang tak ternilai

    harganya.

    Makassar, Maret 2015

    Tim La Lluvia

  • !! iv!

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

    ABSTRAK ....................................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

    A. Latar Belakang ........................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 1

    C. Tujuan ...................................................................................... 2

    D. Manfaat .................................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN ......... ................................................................... 3

    2.1 Erosi dan Sedimentasi .............................................................. 3

    2.2 Sedimen Transpor akibat Proses Erosi .................................... 3

    2.3 Analisa Pengendali Sedimen Transpor secara Vegetatif ......... 4

    2.4 Bambu sebagai Vegetasi Pengendali Sedimen Transpor ......... 5

    BAB III PENUTUP . ..................................................................................... 7

    3.1 Kesimpulan. ..................................................................... 7

    3.2 Saran ....................................................................... 7

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 8

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 9

  • !! v!

    ABSTRAK

    Pada prinsipnya sedimen transpor pada bendung didominasi material proses

    erosi yang terjadi pada lereng bendung kemudian terbawa ke muka bendung dan

    mengendap karena adanya efek gravitasi. Karena itu pengendalian sedimen transpor

    akan efektif jika proses pencegahan erosi dilakukan, saat ini pilihan menggunakan

    sabo dam atau bangunan pengendali sedimen masih terlalu mahal karena

    penggunaan material beton yang tidak ramah lingkungan. Cara Vegetatif dengan

    menggunakan tanaman bambu merupakan salah satu alternatif yang efektif dan

    efisien, Tanaman bambu mempunyai sistem perakaran serabut dengan akar rimpang

    yang sangat kuat, meskipun berakar serabut pohon bambu sangat tahan terhadap

    terpaan angin kencang. Perakarannya tumbuh sangat rapat dan menyebar ke segala

    arah, serta memiliki struktur secara horizontal dan vertikal sehingga tidak mudah

    putus dan mampu berdiri kokoh untuk menahan erosi dan tanah longsor di

    sekitarnya, disamping itu lahan di bawah tegakan bambu menjadi sangat stabil dan

    mudah meresapkan air. Dengan karakteristik perakaran seperti itu, memungkinkan

    tanaman ini dapat dijadikan pengendali erosi di bendung sehingga mampu

    mencegah sedimen transpor.

  • !BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG Indonesia dengan wilayahnya yang luas serta kondisi iklim tropis dimana

    perbedaan antara hari terpanjang dan terpendek hanya empat puluh delapan

    menit, memungkinkan tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun. Tak heran

    kiranya Indonesia duduk sebagai salah satu negara agraris terdepan di dunia.

    Tentu hal tersebut tidak terlepas dari besarnya angka produksi pertanian

    Indonesia, tercatat berdasarkan FAO databas Online 2012 Indonesia berada

    pada urutan ketiga negara penghasil padi dengan produksi 69,056,126 juta ton

    pada tahun 2012 angka yang besar tersebut tentu tidak terlepas dari faktor-

    faktor ekstensifikasi pertanian yang selama ini dilakukan, termasuk upaya

    meningkatkan angka produksi komoditas dengan penerapan sistem irigasi

    sawah yang mumpuni.

    Sistem irigasi dirangcang sedemikian rupa sehingga mampu menstabilkan

    kuantitas air, menguatkan kualitas air dan meningkatkan produksi padi sawah

    irigasi.

    Keberlanjutan sistem irigasi sangat bergantung pada pola pengendalian

    sedimen transpor. Pengendapan sedimen yang terjadi pada bendung tidak

    hanya meningkatkan biaya operasi pemeliharaan, tetapi juga menyebabkan

    pendistribusian pengaliran air irigasi ke petani-petani tidak memadai.

    Sehingga, pengetahuan yang tepat mengenai pengendalian sedimen transpor

    pada bendung akan membantu perencanaan penanggulangan sedimen yang

    masuk.

    Olehnya itu, dibutuhkan sistem irigasi yang mampu menanggulangi

    transportasi sedimen ke dalam wilayah bendung. Sedimentasi yang terjadi

    pada bendung harus dicegah karena akan menghambat dan membahayakan

    hakikat sistem irigasi, menstabilkan kuantitas air dan menguatkan kuantitas

    air untuk kebutuhan petani.

    1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah :

    1. Hubungan antara erosi, sedimen transpor dan sedimentasi.

  • ! 2!

    2. Hubungan antara proses erosi dengan pengendalian sedimen

    transpor secara vegetatif.

    3. Hubungan karakteristik tanaman bambu dengan proses

    pengendalian sedimen.

    1.3 TUJUAN Tujuan dalam kegiatan ini adalah melahirkan pola pengendalian sedimen

    transpor dengan memanfaatkan material alam sehingga konstruksi yang

    dibangun tetap menjaga kestabilan lingkungan tidak hanya itu sistem irigasi

    yang dihadirkan juga mampu mengendalikan proses transportasi sedimen

    akibat proses erosi yang terjadi pada lereng-lereng tampungan dengan tetap

    memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas.

    1.4 MANFAAT Manfaat yang akan diperoleh adalah hadirnya solusi pengatasan masalah

    sedimen transpor sistem irigasi dengan penggunaan material ramah

    lingkungan sehingga konstruksi yang dibangun tidak hanya mengendalikan

    sedimen transpor saja tetapi tetap berkesusaian dan menjaga kadar

    keseimbangan lingkungan.

  • !BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG Indonesia dengan wilayahnya yang luas serta kondisi iklim tropis dimana

    perbedaan antara hari terpanjang dan terpendek hanya empat puluh delapan

    menit, memungkinkan tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun. Tak heran

    kiranya Indonesia duduk sebagai salah satu negara agraris terdepan di dunia.

    Tentu hal tersebut tidak terlepas dari besarnya angka produksi pertanian

    Indonesia, tercatat berdasarkan FAO databas Online 2012 Indonesia berada

    pada urutan ketiga negara penghasil padi dengan produksi 69,056,126 juta ton

    pada tahun 2012 angka yang besar tersebut tentu tidak terlepas dari faktor-

    faktor ekstensifikasi pertanian yang selama ini dilakukan, termasuk upaya

    meningkatkan angka produksi komoditas dengan penerapan sistem irigasi

    sawah yang mumpuni.

    Sistem irigasi dirangcang sedemikian rupa sehingga mampu menstabilkan

    kuantitas air, menguatkan kualitas air dan meningkatkan produksi padi sawah

    irigasi.

    Keberlanjutan sistem irigasi sangat bergantung pada pola pengendalian

    sedimen transpor. Pengendapan sedimen yang terjadi pada bendung tidak

    hanya meningkatkan biaya operasi pemeliharaan, tetapi juga menyebabkan

    pendistribusian pengaliran air irigasi ke petani-petani tidak memadai.

    Sehingga, pengetahuan yang tepat mengenai pengendalian sedimen transpor

    pada bendung akan membantu perencanaan penanggulangan sedimen yang

    masuk.

    Olehnya itu, dibutuhkan sistem irigasi yang mampu menanggulangi

    transportasi sedimen ke dalam wilayah bendung. Sedimentasi yang terjadi

    pada bendung harus dicegah karena akan menghambat dan membahayakan

    hakikat sistem irigasi, menstabilkan kuantitas air dan menguatkan kuantitas

    air untuk kebutuhan petani.

    1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah :

    1. Hubungan antara erosi, sedimen transpor dan sedimentasi.

  • ! 2!

    2. Hubungan antara proses erosi dengan pengendalian sedimen

    transpor secara vegetatif.

    3. Hubungan karakteristik tanaman bambu dengan proses

    pengendalian sedimen.

    1.3 TUJUAN Tujuan dalam kegiatan ini adalah melahirkan pola pengendalian sedimen

    transpor dengan memanfaatkan material alam sehingga konstruksi yang

    dibangun tetap menjaga kestabilan lingkungan tidak hanya itu sistem irigasi

    yang dihadirkan juga mampu mengendalikan proses transportasi sedimen

    akibat proses erosi yang terjadi pada lereng-lereng tampungan dengan tetap

    memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas.

    1.4 MANFAAT Manfaat yang akan diperoleh adalah hadirnya solusi pengatasan masalah

    sedimen transpor sistem irigasi dengan penggunaan material ramah

    lingkungan sehingga konstruksi yang dibangun tidak hanya mengendalikan

    sedimen transpor saja tetapi tetap berkesusaian dan menjaga kadar

    keseimbangan lingkungan.

  • !BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Erosi dan Sedimentasi Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah

    atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin, 2004). Erosi

    merupakan tiga proses yang berurutan, yaitu pelepasan (detachment),

    pengangkutan (transportation), dan pengendapan (deposition) bahan-bahan

    tanah oleh penyebab erosi (Asdak, 1995). Sedimen merupakan bahan

    terfragmentasi, yang terbentuk oleh disintegrasi fisik dan kimia batuan dari

    kerak bumi, sedangkan sedimentasi adalah proses pengendapan material padat

    yang tersuspensi dalam air akibat efek gravitasi. Bahan tersuspensi dapat

    berupa tanah liat atau silt, dan berbagai jenis partikel lainnya.

    Sedimen transpor pada sistem Irigasi adalah proses terbawanya material

    sedimen ke dalam wilayah sistem irigasi yang kemudian terdeposisi pada muka

    bendung sehingga menyebabkan pendangkalan dan penurunan derajat kualitas

    air.

    2.2 Sedimen Transpor Akibat Erosi Di daerah-daerah tropis yang lembab seperti di Indonesia, air merupakan

    penyebab utama terjadinya erosi. Erosi tanah yang disebabkan oleh air meliputi

    3 tahap (Suripin, 2004), yaitu :

    a. Tahap pelepasan partikel tunggal dari massa tanah.

    b. Tahap pengangkutan oleh media yang erosif seperti aliran air dan angin.

    c. Tahap pengendapan, pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak

    cukup lagi untuk mengangkut partikel.

    Percikan air hujan merupakan media utama pelepasan partikel tanah pada

    erosi yang disebabkan oleh air. Pada saat butiran air hujan mengenai

    permukaan tanah yang gundul, partikel tanah terlepas dan terlempar ke udara.

    Karena gravitasi bumi, partikel tersebut jatuh kembali ke bumi. Pada lahan

    miring partikel-partikel tanah tersebar ke arah bawah searah lereng. Partikel-

    partikel tanah yang terlepas akan menyumbat pori-pori tanah. Percikan air

    hujan juga menimbulkan pembentukan lapisan tanah keras pada lapisan

    permukaan. Hal ini mengakibatkan menurunnya kapasitas dan laju infiltrasi

  • ! 4!

    tanah. Pada kondisi dimana intensitas hujan melebihi laju infiltrasi, maka akan

    terjadi genangan air di permukaan tanah, yang kemudian akan menjadi aliran

    permukaan. Aliran permukaan ini menyediakan energi untuk mengangkut

    partikel-pertikel yang terlepas baik oleh percikan air hujan maupun oleh

    adanya aliran permukaan itu sendiri. Pada saat energi aliran permukaan

    menurun dan tidak mampu lagi mengangkut partikel tanah yang terlepas, maka

    partikel tanah tersebut akan mengendap baik untuk sementara atau tetap

    (Suripin, 2004).! Proses pengendapan sementara terjadi pada lereng yang bergelombang,

    yaitu bagian lereng yang cekung akan menampung endapan partikel yang

    hanyut untuk sementara dan pada hujan berikutnya endapan ini akan terangkut

    kembali menuju dataran rendah atau sungai. Pengendapan akhir terjadi pada

    kaki bukit yang relatif datar, sungai dan bendung. Pada daerah aliran sungai,

    partikel dalam aliran permukaan akan mengalir dan mengendap ke sungai dan

    bendung sehingga menyebabkan pendangkalan.

    Besarnya erosi tergantung pada kuantitas suplai material yang terlepas dan

    kapasitas media pengangkut. Jika media pengangkut mempunyai kapasitas

    lebih besar dari suplai material yang terlepas, proses erosi dibatasi oleh

    pelepasan (detachment limited). Sebaliknya jika kuantitas suplai materi

    melebihi kapasitas, proses erosi dibatasi oleh kapasitas (capacity limited).

    2.3 Analisa Pengendali Sedimen Transpor secara Vegetatif Vegetatif merupakan bentuk kontrol yang paling efektif dan praktis serta

    berorientasi pada lingkungan, dalam mencegah terjadinya proses erosi dan

    pengendapan sedimen. Namun vegetatif juga dipengaruhi faktor waktu untuk

    penguatan konstruksi. Tanaman dapat digunakan untuk mengendalikan erosi

    yang terjadi pada lereng dan dapat digunakan sebagai pengganti bangunan

    pengendali sedimen yang selama ini didominasi oleh penggunaan material

    beton yang menjauhi kategori efisiensi bangunan. Akar tumbuhan dapat

    mengikat partikel partikel tanah sehingga merupakan alternatif penanganan

    sedimen transpor yang terbawa oleh proses erosi. Vegetasi akan

    menanggulangi erosi akibat hujan untuk mencegah pelepasan partikel tanah.

    Vegetasi dapat memperlambat limpasan dan bertindak sebagai filter untuk

  • ! 5!

    menghilangkan partikel tanah yang ikut mengalir dengan air.

    2.4 Bambu sebagai Vegetasi Pengendali Sedimen Transpor Bambu dikenal sebagai salah satu tanaman yang paling cepat berkembang di

    dunia, dengan tingkat pertumbuhan berkisar antara 30 sampai 100 cm per hari

    musim tanam. Hal ini menyebabkan bambu dapat tumbuh hingga ketinggian 36

    m dengan diameter 1-30 cm (PBB 1972). Sebuah batang bisa mencapai tinggi

    maksimal dalam kurun waktu dua sampai tiga bulan.

    Mengingat karakteristik di atas, dapat dikatakan bahwa bambu adalah salah

    satu tanaman yang paling cepat berkembang, dan merupakan sumber daya

    alam terbarukan yang unggul. (Lessard dan Chouinard 1980).

    Bambu juga memiliki materi esensial untuk mengatasi permasalahan

    lingkungan yang dihadapi dunia saat ini. Meningkatnya laju penggundulan

    hutan tropis membuat pencarian sumber daya alam alternatif penting.

    Keunggulan bambu membuatnya menjadi solusi sempurna dari deforestasi

    tropis.

    Selain memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang

    sangat baik, sehingga mampu meningkatkan water storage (cadangan air

    bawah tanah) secara nyata, maka pertimbangan menggunakan bambu sebagai

    tanaman konservasi adalah karena bambu merupakan tanaman yang mudah

    ditanam serta memiliki pertumbuhan yang sangat cepat, tidak membutuhkan

    perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tidak

    membutuhkan investasi besar, sudah dewasa pada umur 35 tahun dan

    dapat di panen setiap tahun tanpa merusak rumpun serta memiliki toleransi

    tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran. Tanaman bambu mempunyai

    sistem perakaran serabut dengan akar rimpang yang sangat kuat, meskipun

    berakar serabut pohon bambu sangat tahan terhadap terpaan angin kencang.

    Perakarannya tumbuh sangat rapat dan menyebar ke segala arah, serta memiliki

    struktur secara horizontal dan vertikal sehingga tidak mudah putus

    dan mampu berdiri kokoh untuk menahan erosi dan tanah longsor di

    sekitarnya, disamping itu lahan di bawah tegakan bambu menjadi sangat stabil

    dan mudah meresapkan air. Dengan karakteristik perakaran seperti itu,

    memungkinkan tanaman ini menjaga sistem hidrologis yang menjaga

  • ! 6!

    ekosistem tanah dan air.

    Kecepatan pertumbuhan bambu dalam menyelesaikan masa pertumbuhan

    vegetatifnya merupakan yang tercepat dan tidak ada tanaman lain yang

    sanggup menyamainya. Dari beberapa hasil penelitian, kecepatan pertumbuhan

    vegetatif bambu dalam 24 jam berkisar 30 cm120 cm tergantung dari

    jenisnya. Sebuah keajabaian pertumbuhan yang tidak dapat ditemukan pada

    tanaman. Selain itu, bambu memiliki umur yang panjang dalam siklus

    hidupnya, dapat mencapai 30-100 tahun bahkan lebih tergantung dari jenisnya.

    Bambu juga tahan kekeringan dan bisa tumbuh baik di lahan

    curam, sehingga bambu mempunyai potensi untuk menahan erosi dan longsor.

    Kalau bambu ditanaman berderet menyerupai teras pada sebuah lereng dan

    membentuk sabuk gunung, dimana akar bambu akan saling terkait dan

    mengikat antar rumpun, maka kekuatannya sangat luar biasa. Rumpun bambu

    juga mampu menahan tanah hingga tidak hanyut tergerus limpasan permukaan

    air hujan. Sehingga kemampuan tanaman bambu untuk mencegah erosi

    maupun longsor dapat diandalkan.

    Dengan pertimbangan karakteristik biologis bambu, maka bambu dapat

    menjadi solusi yang sempurna untuk memecahkan masalah sistem irigasi,

    seperti pengendalian sedimen transpor akibat erosi.

  • !BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan a. Di Indonesia, Sedimen Transpor pada Bendung Tetap didominasi oleh

    material-material yang terbawa ke bendung akibat proses erosi.

    b. Menyelesaikan permasalahan sedimen transpor dengan mencegah terjadinya

    proses erosi merupakan alternatif pemecahan masalah transportasi sedimen

    ke bendung.

    c. Pencegahan erosi pada lereng-lereng bendung dengan tanaman merupakan

    bentuk pencegahan yang berbasis pada lingkungan, efisien, dan efektif.

    d. Bambu merupakan tanaman vegetatif dengan keunggulan dibandingkan

    tanaman lainnya, kecepatan pertumbuhan vegetatif bambu dalam 24 jam

    berkisar 30 cm 120 cm, sehingga waktu yang diperlukan untuk penguatan

    efisien.

    e. Bambu memiliki umur yang panjang dalam siklus hidupnya, dapat

    mencapai 30 - 100 tahun.

    f. Akar bambu tumbuh sangat rapat, menyebar ke segala arah, serta memiliki

    struktur secara horizontal dan vertikal sehingga tidak mudah putus

    dan mampu berdiri kokoh untuk menahan erosi.

    3.2 Saran Mengingat pembahasan dalam makalah ini masih didominasi oleh teori

    teori pendukung deskriptif, sehingga dibutuhkan tidak lanjut penelitian atau

    simulasi untuk menemukan data data statistik sebelum mengaplikasikannya di

    lapangan agar hasil yang ingin dicapai dapat terealisasikan.

  • ! 9!

    LAMPIRAN

  • ! 10!