Proposal Makalah
-
Upload
ashar-enzo-pratama -
Category
Documents
-
view
68 -
download
17
description
Transcript of Proposal Makalah
-
!MAKALAH
PENANGANAN SEDIMEN TRANSPOR PADA BENDUNG DENGAN
VEGETASI BAMBU
(Pada Sipil Expo Universitas Mercu Buana 2015
Desain untuk Mengatasi Sedimen Transpor pada Bendung Tetap untuk Irigasi)
TIM LA LLUVIA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
ANDI NUZULUL QADRI BAKTI 03120120091 ANGKATAN 2012
IKHSAN SUGIARTO H 03120120118 ANGKATAN 2012
SUL AHMAD FADEL 03120120159 ANGKATAN 2012
-
! i!
MAKALAH
PENANGANAN SEDIMEN TRANSPOR PADA BENDUNG DENGAN
VEGETASI BAMBU
(Pada Sipil Expo Universitas Mercu Buana 2015
Desain untuk Mengatasi Sedimen Transpor pada Bendung Tetap untuk Irigasi)
TIM LA LLUVIA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
ANDI NUZULUL QADRI BAKTI 03120120091 ANGKATAN 2012
IKHSAN SUGIARTO H 03120120118 ANGKATAN 2012
SUL AHMAD FADEL 03120120159 ANGKATAN 2012
-
! ii!
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah dengan judul :
PENANGANAN SEDIMEN TRANSPOR PADA BENDUNG DENGAN
VEGETASI BAMBU
Oleh :
ANDI NUZULUL QADRI BAKTI 03120120091 ANGKATAN 2012
IKHSAN SUGIARTO H 03120120118 ANGKATAN 2012
SUL AHMAD FADEL 03120120159 ANGKATAN 2012
Telah diperiksa dan Disetujui Keseluruhan Isinya
Sebagai salah satu syarat Lomba Sipil Expo 2015
Universitas Mercu Buana Jakarta
Makassar, 7 Maret 2015
Menyetujui,
PEMBIMBING
Dr.Ir.RATNA MUSA, M.T.
Mengetahui,
KETUA JURUSAN TEKNIK SIPIL
Ir.ALIMIN GECONG, M.T.
-
!DATA DIRI PESERTA
A. DATA DIRI
a. Nama Lengkap : ANDI NUZULUL QADRI BAKTI
b. Tempat Lahir : TANRUTEDONG KABUPATEN SIDRAP
c. Tanggal Lahir : 26 PEBRUARI 1994
b. NIM : 03120120091
c. Jurusan : TEKNIK SIPIL
d. Universitas : UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
e. Alamat Rumah : JALAN BATUA RAYA 5 NO. 9 MAKASSAR
f. No. Telepon/Handphone : +6285395105345
g. Alamat email : [email protected]
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
a. SD/Tahun Lulus : SD NEGERI 274 MATTIROWALIE/2006
b. SMP/Tahun Lulus : SMP NEGERI 2 MANIANGPAJO/2009
c. SMA/Tahun Lulus : SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO/2012
B. RIWAYAT ORGANISASI
- Sekretaris OSIS SMP Negeri 2 Maniangpajo, 2007
- Ketua OSIS SMP Negeri 2 Maniangpajo, 2008
- Angg. Bidang Politik Kepemimpinan OSIS SMAN 1 Maniangpajo, 2009
- Ketua II OSIS SMAN 1 Maniangpajo, 2010
- Juru Uang Ambalan Pattimura Pramuka SMA Negeri 1 Maniangpajo, 2010
- Anggota Bidang Himpunan Pelajar Mahasiswa Wajo Maniangpajo, 2011
- Karang Taruna Desa Mattirowalie, 2012
- Tim Teknis Desa Mattirowalie, 2012
C. RIWAYAT PRESTASI
- Juara II Olimpiade Astronomi tingkat SMP se- Kabupaten Wajo, 2007
- Juara IV Cerdas Tangkas Pramuka KLKP GT 10 Tingkat Propinsi
Universitas Hasanuddin
- Juara I Cerdas Cermat Temu Tegak se-Sulsel 2011 Luwu Utara Sulawesi
Selatan, 2011
- Juara I Isyarat Berantai Temu Tegak se-Sulsel 2011 Luwu Utara Sulawesi
Selatan, 2011
-
! - Juara I Pidato Bahasa Inggris Temu Tegak se-Sulsel 2011 Luwu Utara
Sulawesi Selatan, 2011
- Duta Sekolah Putera Cemara SMA Negeri 1 Maniangpajo, 2011
- Juara I Debat Ketekniksipilan Universitas Muhammadiyah Makassar, 2014
- Beswan Djarum Angkatan 30 Indonesia, RSO Makassar, 2014
Demikian data diri ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Makassar, 7 Maret 2015
ANDI NUZULUL QADRI BAKTI
! ! !
-
!DATA DIRI PESERTA
A. DATA DIRI
a. Nama Lengkap : IKHSAN SUGIARTO H
b. Tempat Lahir : PASUI
c. Tanggal Lahir : 22 NOVEMBER 1994
b. NIM : 03120120118
c. Jurusan : TEKNIK SIPIL
d. Universitas : UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
e. Alamat Rumah : JALAN BATUA RAYA V No.9 MAKASSAR
f. No. Telepon/Handphone : +6285399302026
g. Alamat email : [email protected]
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
a. SD/Tahun Lulus : SD NEGERI 176 BELAJENG/2006
b. SMP/Tahun Lulus : SMP NEGERI 1 ALLA/2009
c. SMA/Tahun Lulus : SMA NEGERI 1 ALLA/2012
B. RIWAYAT ORGANISASI
Sekretaris Bidang Kerohanian HPMM Cabang Alla 2014
Anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan HMS FT UMI 2015
C. RIWAYAT PRESTASI
Juara 3 Olimpiade Fisika Tingkat Kabupaten 2010
Anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan HMS FT UMI 2015
Juara I Debat Ketekniksipilan Universitas Muhammadiyah Makassar,
2014se- Kabupaten Wajo
Demikian data diri ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Makassar, 7 Maret 2015
IKHSAN SUGIARTO H
-
!DATA DIRI PESERTA
A. DATA DIRI
a. Nama Lengkap : SUL AHMAD FADEL
b. Tempat Lahir : PALOPO
c. Tanggal Lahir : 02 JANUARI 1994
b. NIM : 03120120159
c. Jurusan : TEKNIK SIPIL
d. Universitas : UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
e. Alamat Rumah : JALAN HERTASNING BARU PPH NO.C5B
f. No. Telepon/Handphone : +6282196985262
g. Alamat email : [email protected]
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
a. SD/Tahun Lulus : SD NEGERI 040 RADDA/2006
b. SMP/Tahun Lulus : SMP NEGERI 1 MASAMBA/2009
c. SMA/Tahun Lulus : SMA NEGERI 1 MASAMBA/2012
B. RIWAYAT ORGANISASI
- Anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan HMS FT UMI 2015
C. RIWAYAT PRESTASI
- Juara II Kompetisi Basket se-LUWU RAYA, 2012
Demikian data diri ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Makassar, 7 Maret 2015
SUL AHMAD FADEL
! ! !
-
!! iii!
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabillalamin, syukur tak terkira kami panjatkan kepada Allah
SWT atas segala nikmat yang dicurahkan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kami juga menyampaikan terima
kasih kepada Ibu Ratna Musa, yang telah mengarahkan kami, beliau yang selalu
memotivasi kami, sepatutnyalah kami berterima kasih atas segala ilmu yang beliau
berikan.
Bahwasanya penulisan makalah yang berjudul, Bambu dan Sistem Vegetatif
Pengendali Sedimen Transpor dalam rangka melahirkan metode dan material ramah
lingkungan yang mampu mengatasi sedimen transpor pada bendung tetap, tentunya
masih memiliki banyak kekurangan. Olehnya itu kritik dan saran membangun
senantiasa kami nantikan.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat di masa depan, menjadi
referensi di bidang pengembangan irigasi sehingga kualitas pertanian Indonesia
meningkat. Kami pun juga berharap, Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanaya. Ide-ide jutaan sepeser selusin
nilainya. Tekad untuk melihat ide tersebut terwujudkan, itulah yang tak ternilai
harganya.
Makassar, Maret 2015
Tim La Lluvia
-
!! iv!
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......... ................................................................... 3
2.1 Erosi dan Sedimentasi .............................................................. 3
2.2 Sedimen Transpor akibat Proses Erosi .................................... 3
2.3 Analisa Pengendali Sedimen Transpor secara Vegetatif ......... 4
2.4 Bambu sebagai Vegetasi Pengendali Sedimen Transpor ......... 5
BAB III PENUTUP . ..................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan. ..................................................................... 7
3.2 Saran ....................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 9
-
!! v!
ABSTRAK
Pada prinsipnya sedimen transpor pada bendung didominasi material proses
erosi yang terjadi pada lereng bendung kemudian terbawa ke muka bendung dan
mengendap karena adanya efek gravitasi. Karena itu pengendalian sedimen transpor
akan efektif jika proses pencegahan erosi dilakukan, saat ini pilihan menggunakan
sabo dam atau bangunan pengendali sedimen masih terlalu mahal karena
penggunaan material beton yang tidak ramah lingkungan. Cara Vegetatif dengan
menggunakan tanaman bambu merupakan salah satu alternatif yang efektif dan
efisien, Tanaman bambu mempunyai sistem perakaran serabut dengan akar rimpang
yang sangat kuat, meskipun berakar serabut pohon bambu sangat tahan terhadap
terpaan angin kencang. Perakarannya tumbuh sangat rapat dan menyebar ke segala
arah, serta memiliki struktur secara horizontal dan vertikal sehingga tidak mudah
putus dan mampu berdiri kokoh untuk menahan erosi dan tanah longsor di
sekitarnya, disamping itu lahan di bawah tegakan bambu menjadi sangat stabil dan
mudah meresapkan air. Dengan karakteristik perakaran seperti itu, memungkinkan
tanaman ini dapat dijadikan pengendali erosi di bendung sehingga mampu
mencegah sedimen transpor.
-
!BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Indonesia dengan wilayahnya yang luas serta kondisi iklim tropis dimana
perbedaan antara hari terpanjang dan terpendek hanya empat puluh delapan
menit, memungkinkan tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun. Tak heran
kiranya Indonesia duduk sebagai salah satu negara agraris terdepan di dunia.
Tentu hal tersebut tidak terlepas dari besarnya angka produksi pertanian
Indonesia, tercatat berdasarkan FAO databas Online 2012 Indonesia berada
pada urutan ketiga negara penghasil padi dengan produksi 69,056,126 juta ton
pada tahun 2012 angka yang besar tersebut tentu tidak terlepas dari faktor-
faktor ekstensifikasi pertanian yang selama ini dilakukan, termasuk upaya
meningkatkan angka produksi komoditas dengan penerapan sistem irigasi
sawah yang mumpuni.
Sistem irigasi dirangcang sedemikian rupa sehingga mampu menstabilkan
kuantitas air, menguatkan kualitas air dan meningkatkan produksi padi sawah
irigasi.
Keberlanjutan sistem irigasi sangat bergantung pada pola pengendalian
sedimen transpor. Pengendapan sedimen yang terjadi pada bendung tidak
hanya meningkatkan biaya operasi pemeliharaan, tetapi juga menyebabkan
pendistribusian pengaliran air irigasi ke petani-petani tidak memadai.
Sehingga, pengetahuan yang tepat mengenai pengendalian sedimen transpor
pada bendung akan membantu perencanaan penanggulangan sedimen yang
masuk.
Olehnya itu, dibutuhkan sistem irigasi yang mampu menanggulangi
transportasi sedimen ke dalam wilayah bendung. Sedimentasi yang terjadi
pada bendung harus dicegah karena akan menghambat dan membahayakan
hakikat sistem irigasi, menstabilkan kuantitas air dan menguatkan kuantitas
air untuk kebutuhan petani.
1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah :
1. Hubungan antara erosi, sedimen transpor dan sedimentasi.
-
! 2!
2. Hubungan antara proses erosi dengan pengendalian sedimen
transpor secara vegetatif.
3. Hubungan karakteristik tanaman bambu dengan proses
pengendalian sedimen.
1.3 TUJUAN Tujuan dalam kegiatan ini adalah melahirkan pola pengendalian sedimen
transpor dengan memanfaatkan material alam sehingga konstruksi yang
dibangun tetap menjaga kestabilan lingkungan tidak hanya itu sistem irigasi
yang dihadirkan juga mampu mengendalikan proses transportasi sedimen
akibat proses erosi yang terjadi pada lereng-lereng tampungan dengan tetap
memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas.
1.4 MANFAAT Manfaat yang akan diperoleh adalah hadirnya solusi pengatasan masalah
sedimen transpor sistem irigasi dengan penggunaan material ramah
lingkungan sehingga konstruksi yang dibangun tidak hanya mengendalikan
sedimen transpor saja tetapi tetap berkesusaian dan menjaga kadar
keseimbangan lingkungan.
-
!BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Indonesia dengan wilayahnya yang luas serta kondisi iklim tropis dimana
perbedaan antara hari terpanjang dan terpendek hanya empat puluh delapan
menit, memungkinkan tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun. Tak heran
kiranya Indonesia duduk sebagai salah satu negara agraris terdepan di dunia.
Tentu hal tersebut tidak terlepas dari besarnya angka produksi pertanian
Indonesia, tercatat berdasarkan FAO databas Online 2012 Indonesia berada
pada urutan ketiga negara penghasil padi dengan produksi 69,056,126 juta ton
pada tahun 2012 angka yang besar tersebut tentu tidak terlepas dari faktor-
faktor ekstensifikasi pertanian yang selama ini dilakukan, termasuk upaya
meningkatkan angka produksi komoditas dengan penerapan sistem irigasi
sawah yang mumpuni.
Sistem irigasi dirangcang sedemikian rupa sehingga mampu menstabilkan
kuantitas air, menguatkan kualitas air dan meningkatkan produksi padi sawah
irigasi.
Keberlanjutan sistem irigasi sangat bergantung pada pola pengendalian
sedimen transpor. Pengendapan sedimen yang terjadi pada bendung tidak
hanya meningkatkan biaya operasi pemeliharaan, tetapi juga menyebabkan
pendistribusian pengaliran air irigasi ke petani-petani tidak memadai.
Sehingga, pengetahuan yang tepat mengenai pengendalian sedimen transpor
pada bendung akan membantu perencanaan penanggulangan sedimen yang
masuk.
Olehnya itu, dibutuhkan sistem irigasi yang mampu menanggulangi
transportasi sedimen ke dalam wilayah bendung. Sedimentasi yang terjadi
pada bendung harus dicegah karena akan menghambat dan membahayakan
hakikat sistem irigasi, menstabilkan kuantitas air dan menguatkan kuantitas
air untuk kebutuhan petani.
1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah :
1. Hubungan antara erosi, sedimen transpor dan sedimentasi.
-
! 2!
2. Hubungan antara proses erosi dengan pengendalian sedimen
transpor secara vegetatif.
3. Hubungan karakteristik tanaman bambu dengan proses
pengendalian sedimen.
1.3 TUJUAN Tujuan dalam kegiatan ini adalah melahirkan pola pengendalian sedimen
transpor dengan memanfaatkan material alam sehingga konstruksi yang
dibangun tetap menjaga kestabilan lingkungan tidak hanya itu sistem irigasi
yang dihadirkan juga mampu mengendalikan proses transportasi sedimen
akibat proses erosi yang terjadi pada lereng-lereng tampungan dengan tetap
memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas.
1.4 MANFAAT Manfaat yang akan diperoleh adalah hadirnya solusi pengatasan masalah
sedimen transpor sistem irigasi dengan penggunaan material ramah
lingkungan sehingga konstruksi yang dibangun tidak hanya mengendalikan
sedimen transpor saja tetapi tetap berkesusaian dan menjaga kadar
keseimbangan lingkungan.
-
!BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Erosi dan Sedimentasi Erosi adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah
atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin, 2004). Erosi
merupakan tiga proses yang berurutan, yaitu pelepasan (detachment),
pengangkutan (transportation), dan pengendapan (deposition) bahan-bahan
tanah oleh penyebab erosi (Asdak, 1995). Sedimen merupakan bahan
terfragmentasi, yang terbentuk oleh disintegrasi fisik dan kimia batuan dari
kerak bumi, sedangkan sedimentasi adalah proses pengendapan material padat
yang tersuspensi dalam air akibat efek gravitasi. Bahan tersuspensi dapat
berupa tanah liat atau silt, dan berbagai jenis partikel lainnya.
Sedimen transpor pada sistem Irigasi adalah proses terbawanya material
sedimen ke dalam wilayah sistem irigasi yang kemudian terdeposisi pada muka
bendung sehingga menyebabkan pendangkalan dan penurunan derajat kualitas
air.
2.2 Sedimen Transpor Akibat Erosi Di daerah-daerah tropis yang lembab seperti di Indonesia, air merupakan
penyebab utama terjadinya erosi. Erosi tanah yang disebabkan oleh air meliputi
3 tahap (Suripin, 2004), yaitu :
a. Tahap pelepasan partikel tunggal dari massa tanah.
b. Tahap pengangkutan oleh media yang erosif seperti aliran air dan angin.
c. Tahap pengendapan, pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak
cukup lagi untuk mengangkut partikel.
Percikan air hujan merupakan media utama pelepasan partikel tanah pada
erosi yang disebabkan oleh air. Pada saat butiran air hujan mengenai
permukaan tanah yang gundul, partikel tanah terlepas dan terlempar ke udara.
Karena gravitasi bumi, partikel tersebut jatuh kembali ke bumi. Pada lahan
miring partikel-partikel tanah tersebar ke arah bawah searah lereng. Partikel-
partikel tanah yang terlepas akan menyumbat pori-pori tanah. Percikan air
hujan juga menimbulkan pembentukan lapisan tanah keras pada lapisan
permukaan. Hal ini mengakibatkan menurunnya kapasitas dan laju infiltrasi
-
! 4!
tanah. Pada kondisi dimana intensitas hujan melebihi laju infiltrasi, maka akan
terjadi genangan air di permukaan tanah, yang kemudian akan menjadi aliran
permukaan. Aliran permukaan ini menyediakan energi untuk mengangkut
partikel-pertikel yang terlepas baik oleh percikan air hujan maupun oleh
adanya aliran permukaan itu sendiri. Pada saat energi aliran permukaan
menurun dan tidak mampu lagi mengangkut partikel tanah yang terlepas, maka
partikel tanah tersebut akan mengendap baik untuk sementara atau tetap
(Suripin, 2004).! Proses pengendapan sementara terjadi pada lereng yang bergelombang,
yaitu bagian lereng yang cekung akan menampung endapan partikel yang
hanyut untuk sementara dan pada hujan berikutnya endapan ini akan terangkut
kembali menuju dataran rendah atau sungai. Pengendapan akhir terjadi pada
kaki bukit yang relatif datar, sungai dan bendung. Pada daerah aliran sungai,
partikel dalam aliran permukaan akan mengalir dan mengendap ke sungai dan
bendung sehingga menyebabkan pendangkalan.
Besarnya erosi tergantung pada kuantitas suplai material yang terlepas dan
kapasitas media pengangkut. Jika media pengangkut mempunyai kapasitas
lebih besar dari suplai material yang terlepas, proses erosi dibatasi oleh
pelepasan (detachment limited). Sebaliknya jika kuantitas suplai materi
melebihi kapasitas, proses erosi dibatasi oleh kapasitas (capacity limited).
2.3 Analisa Pengendali Sedimen Transpor secara Vegetatif Vegetatif merupakan bentuk kontrol yang paling efektif dan praktis serta
berorientasi pada lingkungan, dalam mencegah terjadinya proses erosi dan
pengendapan sedimen. Namun vegetatif juga dipengaruhi faktor waktu untuk
penguatan konstruksi. Tanaman dapat digunakan untuk mengendalikan erosi
yang terjadi pada lereng dan dapat digunakan sebagai pengganti bangunan
pengendali sedimen yang selama ini didominasi oleh penggunaan material
beton yang menjauhi kategori efisiensi bangunan. Akar tumbuhan dapat
mengikat partikel partikel tanah sehingga merupakan alternatif penanganan
sedimen transpor yang terbawa oleh proses erosi. Vegetasi akan
menanggulangi erosi akibat hujan untuk mencegah pelepasan partikel tanah.
Vegetasi dapat memperlambat limpasan dan bertindak sebagai filter untuk
-
! 5!
menghilangkan partikel tanah yang ikut mengalir dengan air.
2.4 Bambu sebagai Vegetasi Pengendali Sedimen Transpor Bambu dikenal sebagai salah satu tanaman yang paling cepat berkembang di
dunia, dengan tingkat pertumbuhan berkisar antara 30 sampai 100 cm per hari
musim tanam. Hal ini menyebabkan bambu dapat tumbuh hingga ketinggian 36
m dengan diameter 1-30 cm (PBB 1972). Sebuah batang bisa mencapai tinggi
maksimal dalam kurun waktu dua sampai tiga bulan.
Mengingat karakteristik di atas, dapat dikatakan bahwa bambu adalah salah
satu tanaman yang paling cepat berkembang, dan merupakan sumber daya
alam terbarukan yang unggul. (Lessard dan Chouinard 1980).
Bambu juga memiliki materi esensial untuk mengatasi permasalahan
lingkungan yang dihadapi dunia saat ini. Meningkatnya laju penggundulan
hutan tropis membuat pencarian sumber daya alam alternatif penting.
Keunggulan bambu membuatnya menjadi solusi sempurna dari deforestasi
tropis.
Selain memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang
sangat baik, sehingga mampu meningkatkan water storage (cadangan air
bawah tanah) secara nyata, maka pertimbangan menggunakan bambu sebagai
tanaman konservasi adalah karena bambu merupakan tanaman yang mudah
ditanam serta memiliki pertumbuhan yang sangat cepat, tidak membutuhkan
perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tidak
membutuhkan investasi besar, sudah dewasa pada umur 35 tahun dan
dapat di panen setiap tahun tanpa merusak rumpun serta memiliki toleransi
tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran. Tanaman bambu mempunyai
sistem perakaran serabut dengan akar rimpang yang sangat kuat, meskipun
berakar serabut pohon bambu sangat tahan terhadap terpaan angin kencang.
Perakarannya tumbuh sangat rapat dan menyebar ke segala arah, serta memiliki
struktur secara horizontal dan vertikal sehingga tidak mudah putus
dan mampu berdiri kokoh untuk menahan erosi dan tanah longsor di
sekitarnya, disamping itu lahan di bawah tegakan bambu menjadi sangat stabil
dan mudah meresapkan air. Dengan karakteristik perakaran seperti itu,
memungkinkan tanaman ini menjaga sistem hidrologis yang menjaga
-
! 6!
ekosistem tanah dan air.
Kecepatan pertumbuhan bambu dalam menyelesaikan masa pertumbuhan
vegetatifnya merupakan yang tercepat dan tidak ada tanaman lain yang
sanggup menyamainya. Dari beberapa hasil penelitian, kecepatan pertumbuhan
vegetatif bambu dalam 24 jam berkisar 30 cm120 cm tergantung dari
jenisnya. Sebuah keajabaian pertumbuhan yang tidak dapat ditemukan pada
tanaman. Selain itu, bambu memiliki umur yang panjang dalam siklus
hidupnya, dapat mencapai 30-100 tahun bahkan lebih tergantung dari jenisnya.
Bambu juga tahan kekeringan dan bisa tumbuh baik di lahan
curam, sehingga bambu mempunyai potensi untuk menahan erosi dan longsor.
Kalau bambu ditanaman berderet menyerupai teras pada sebuah lereng dan
membentuk sabuk gunung, dimana akar bambu akan saling terkait dan
mengikat antar rumpun, maka kekuatannya sangat luar biasa. Rumpun bambu
juga mampu menahan tanah hingga tidak hanyut tergerus limpasan permukaan
air hujan. Sehingga kemampuan tanaman bambu untuk mencegah erosi
maupun longsor dapat diandalkan.
Dengan pertimbangan karakteristik biologis bambu, maka bambu dapat
menjadi solusi yang sempurna untuk memecahkan masalah sistem irigasi,
seperti pengendalian sedimen transpor akibat erosi.
-
!BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan a. Di Indonesia, Sedimen Transpor pada Bendung Tetap didominasi oleh
material-material yang terbawa ke bendung akibat proses erosi.
b. Menyelesaikan permasalahan sedimen transpor dengan mencegah terjadinya
proses erosi merupakan alternatif pemecahan masalah transportasi sedimen
ke bendung.
c. Pencegahan erosi pada lereng-lereng bendung dengan tanaman merupakan
bentuk pencegahan yang berbasis pada lingkungan, efisien, dan efektif.
d. Bambu merupakan tanaman vegetatif dengan keunggulan dibandingkan
tanaman lainnya, kecepatan pertumbuhan vegetatif bambu dalam 24 jam
berkisar 30 cm 120 cm, sehingga waktu yang diperlukan untuk penguatan
efisien.
e. Bambu memiliki umur yang panjang dalam siklus hidupnya, dapat
mencapai 30 - 100 tahun.
f. Akar bambu tumbuh sangat rapat, menyebar ke segala arah, serta memiliki
struktur secara horizontal dan vertikal sehingga tidak mudah putus
dan mampu berdiri kokoh untuk menahan erosi.
3.2 Saran Mengingat pembahasan dalam makalah ini masih didominasi oleh teori
teori pendukung deskriptif, sehingga dibutuhkan tidak lanjut penelitian atau
simulasi untuk menemukan data data statistik sebelum mengaplikasikannya di
lapangan agar hasil yang ingin dicapai dapat terealisasikan.
-
! 9!
LAMPIRAN
-
! 10!