Seminar Proposal Makalah
-
Upload
risarizkynurlia -
Category
Documents
-
view
369 -
download
1
description
Transcript of Seminar Proposal Makalah
PROPOSAL PENELITIAN
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Seminar Proposal
Pengaruh Massage dengan Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan dan Stres pada Wanita Karir
Disusun Oleh :
Estri Yuliniarsi
J110100006
Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi Fisioterapi D4
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2013
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi
modern. Dari hanya memiliki peran tradisional untuk melahirkan anak
(reproduksi) dan mengurus rumah tangga, kini wanita memiliki peran sosial
dimana dapat berkarir dalam bidang kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik
dengan didukung pendidikan yang tinggi. Secara tradisional, peran wanita seolah
dibatasi dan ditempatkan dalam posisi pasif yaitu wanita hanyalah pendukung
karir suami. Peran wanita yang terbatas pada peran reproduksi dan mengurus
rumah tangga membuat wanita identik dengan pengabdian kepada suami dan
anak. Sementara wanita modern dituntut untuk berpendidikan tinggi, berperan
aktif, dan kritis (Health Woman, 2008).
Menurut Triaryati (2010), peran ganda sebagai pekerja maupun ibu rumah
tangga mengakibatkan tuntutan yang lebih dari biasanya terhadap wanita, karena
terkadang para wanita menghabiskan waktu tiga kali lipat dalam mengurus rumah
tangga dibandingkan dengan pasangannya yang bekerja pula. Penyeimbangan
tanggung jawab ini cenderung lebih memberikan tekanan hidup bagi wanita
bekerja karena selain menghabiskan banyak waktu dan energi, tanggungjawab ini
memiliki tingkat kesulitan pengelolaan yang tinggi. Konsekuensinya, jika wanita
kehabisan energi maka keseimbangan mentalnya terganggu sehingga dapat
menimbulkan stress.
Rini (2008), mengungkapkan bahwa para wanita yang bekerja dikabarkan
sebagai pihak yang mengalami stress lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
Masalahnya, wanita bekerja ini menghadapi konflik peran sebagai wanita karir
sekaligus ibu rumah tangga. Stress yang dimaksud disini adalah stress yang
menyebabkan ketegangan/penderitaan psikis sehingga menimbulkan kecemasan.
Pada tahun 2008, gambaran stress di Amerika yang dikeluarkan oleh APA
(American Psychological Assosiation) melaporkan secara statistik mengenai
wanita dan stress, dikatakan bahwa 33% wanita mengalami tingkat stress yang
tinggi.
Sebagai contoh, pada beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa stress
berkepanjangan dapat menyebabkan tubuh untuk memproduksi hormon cortisol dan
adrenalin secara berlebihan. Hal ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh kita.
Salah satu cara untuk mengurangi tingkat kecemasan dan stres pada wanita karir
adalah dengan massage terapi.
Massage merupakan salah satu cara terbaik untuk menikmati aromaterapi, hal
ini dikarenakan kita tidak hanya menerima khasiat dari Essential Oils, tetapi kita juga
mendapat khasiat dari massage itu sendiri. Khasiat Essential Oils dipadukan dengan
efek dari massage menstimulasi seluruh organ didalam tubuh, ditambah kulit, otot,
syaraf, dan pori-pori. Peningkatan sirkulasi darah mendukung pembersihan racun dari
dalam tubuh. Dikarenakan Essential Oils dapat mempengaruhi emosi kita,
aromaterapi dapat mengatasi depresi, insomnia, dan stress.
Massage dapat merangsang sirkulasi darah, meningkatkan pasokan nutrisi dan
oksigen ke sel, merangsang limfatik, meningkatkan drainase jaringan dan kekebalan
sistem tubuh (Buckle, 2001). Massage dengan aromaterapi pada tubuh adalah cara
terbaik untuk mengurangi stres dan telah terbukti sangat finansial benefit. Hal ini
dapat mempengaruhi saraf otonom sistem dan memberikan respon yang menenangkan
serta mengurangi tingkat hormon stres yang berbahaya dalam tubuh (Pelletier,2002).
Latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh
massage dengan aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat kecemasan dan
stres pada wanita karir.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah pengaruh
pemberian massage dengan aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat
kecemasan dan stres pada wanita karir?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh pemberian massage
dengan aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat kecemasan dan stres pada
wanita karir.
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui pengaruh massage terhadap penurunan tingkat
kecemasan dan stres pada wanita karir.
- Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan
tingkat kecemasan dan stres pada wanita karir.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat menambah dan memperluas ilmu pengetahuan tentang pengaruh
pemberian massage dengan aromaterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan
dan stres pada wanita karir.
2. Bagi Institusi
Dapat memberikan informasi dan masukan bagi institusi dalam upaya
memecahkan masalah mengenai tingkat stress yang dihadapi oleh tenaga
kerja wanitanya terutama bagi yang sudah berkeluarga dan diharapkan dalam
menerapkan berbagai kebijakan mempertimbangkan juga pengaruhnya terhadap
tenaga kerja wanita dan keluarganya.
3. Bagi Peneliti
Dapat memberikan informasi penelitian tentang pengaruh pemberian massage
dengan aromaterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan dan stres pada wanita
karir yang diharapkan mampu dijadikan acuan bagi peneliti berikutnya.
4. Bagi Masyarakat
Mampu memberikan informasi kepada pasien, keluarga pasien, maupun
masyarakat umum dalam memecahkan masalah stres yang dihadapi sehingga
mampu mencegah lebih dini untuk faktor terjadinya stres pada wanita karir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan dan Stres pada Wanita Karir
1. Kecemasan
a. Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah ketidakmampuan individu dalam mengendalikan
emosi dan perasan antara ketakutan dan kekhawatiran yang kuat serta meluap-
luap yang menyebabkan kegelisahan irasional dan perasaan tidak nyaman
pada individu tersebut (Tell, 2010). Freud juga berpendapat bahwa kecemasan
merupakan pengalaman subyektif individu mengenai ketegangan-ketegangan,
kesulitan-kesulitan dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau ancaman
(Basuki, 1987; Hanum, 2002).
Kecemasan didefinisikan sebagai konsep yang terdiri atas dua dimensi
utama, yaitu kekhawatiran (worry) dan emosionalitas (emotionally). Dimensi
emosi merujuk pada reaksi fisiologis dari system saraf otonomik yang timbul
akibat rangsangan atau perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi-reaksi
emosi terhadap hal-hal buruk yang dirasakan individu ketika menghadapi
situasi yang kurang menyenangkan (Hidayah,2008). Dimensi kekhawatiran
merupakan aspek kognitip dari kecemasan yang di alami, berupa pikiran
negative tentang diri dan lingkungannya dan perasaan negative terhadap
kemungkinan kegagalan yang akan dihadapinya beserta konsekuensinya
(Fiedman, 1997).
Kekhawatiran adalah gambaran proses kognitif antisipatif yang dapat
dipicu oleh pikiran yang berhubungan dengan kejadian realitis atau tidak
realitis (Brown, 2006), berupa pikiran negatif tentang diri dan lingkungannya
dan perasaan negatif terhadap kemungkinan kegagalan (Hidayah, 2008).
b. Tanda dan Gejala Kecemasan
Menurut Hawari (2008), keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh
orang yang mengalami kecemasan antara lain :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,
mudah tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, seasak napas,
gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala.
c. Tingkat Kecemasan
Menurut Asmadi (2008), tingkatan kecemasan dibagi menjadi 4, antara
lain :
1. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi
waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan
dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah
kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi,
mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai
situasi.
Kecemasan ringan mempunyai karakteristik :
1) Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa
sehari-hari.
2) Kewaspadaan meningkat.
3) Persepsi terhadap lingkungan meningkat.
4) Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan
menghasilkan kreatifitas.
5) Respon fisiologis : sesekali napas pendek, nadi dan
tekanan darah meningkat sedikit, gejala ringan pada
lambung, muka berkerut serta bibir bergetar.
6) Respon kognitif :mampu menerima rangsangan yang
kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan
masalah secara efektif, dan terangsang untuk
melakukan tindakan.
7) Respon perilaku dan emosi : tidak dapat dududk tenang,
tremor halus pada tangan dan suara kadang-kadang
meninggi.
2. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk
memusatkan pada masalah yang penting dan mengesampingkan
yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif,
namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang
terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan
denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot
meningkat, berbicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi
menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,
kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus
pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah
tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis.
Kecemasan sedang mempunyai karakteristik :
1) Respon biologis : sering napas pendek, nadi ekstra sistol
dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia,
diare/konstipasi, sakit kepala, sering kencing dan letih.
2) Respon kognitif : memusatkan perhatian pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang lain, lahan persepsi
menyempit, dan rangsangan dari luar tidak mampu
diterima.
3) Respon perilaku dan emosi : gerakan tersentak-sentak,
terlihat lebih tegas, bicara banyak dan lebih cepat, susah
tidur dan perasaan tidak aman.
3. Kecemasan Berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.
Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan
pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir
tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan
untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi
yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit
kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare,
lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif,
berfokus pada dirinya sendiri dan berkeinginan untuk
menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung
dan disorientasi.
Kecemasan berat mempunyai karakteristik :
1) Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan
mengabaikan hal lain.
2) Respon fisiologis : napas pendek, nadi dan tekanan
darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan
kabur serta tampak tegang.
3) Respon kognitif : tidak mampu berpikir berat lagi dan
membutuhkan banyak pengarahan tuntunan, serta lahan
persepsi menyempit.
4) Respon perilaku dan emosi : perasaan terancam
meningkat dan komunikasi menjadi terganggu
( verbalisasi cepat)
4. Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror
karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik
tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah
bernapas, dilatasi pupil, pucat, pembicaraan inkoheren, tidak dapat
berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit,
mengalami halusinasi dan delusi.
Panik mempunyai karakteristik :
1) Respon fisiologis : napas pendek, rasa tercekik, sakit
dada, pucat, hipotensi serta rendahnya koordinasi
motorik.
2) Respon kognitif : Gangguan realitas, tidak dapat
berpikir logis, persepsi terhadap lingkungan mengalami
distorsi dan ketidakmampuan memahami situasi.
3) Respon perilaku dan emosi : mengamuk dan marah,
ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan kendali atau
kontrol diri (aktifitas motorik tidak menentu), perasaan
terancam serta dapat berbuat sesuatu yang
membahayakan diri sendiri atau orang lain.
d. Proses Terjadinya Kecemasan
1. Faktor Predisposisi Kecemasan
Stuart & Laraia (1998) mengemukakan bahwa penyebab kecemasan
dapat dipahami melalu beberapa teori yaitu :
a) Teori Psikoanalitik
Menurut Freud, kecemasan adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego
berfungsi menengahi tuntunan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
b) Teori Tingkah Laku (Pribadi)
Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan
adalah hasil frustasi, dimana segala sesuatu yang menghalangi
terhadap kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dapat menimbulkan kecemasan. Faktor presipitasi
yang aktual mungkin adalah sejumlah stresor internal dan
eksternal, tetapi faktor-faktor tersebut bekerja menghambat
usaha seseorang untuk memperoleh kepuasan dan kenyamanan.
Selain itu kecemasan juga sebagai suatu dorongan untuk belajar
berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari
kepedihan.
c) Teori Keluarga
Menunjukan bahwa gangguan kecemasan merupakan
hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait
dengan tugas perkembangan individu dalam keluarga.
d) Teori Biologis
Menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepin. Reseptor ini mungkin membantu
mengatur kecemasan. Penghambat asam aminobutirik-gamma
neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan,
sebagaimana halnya dengan endorfin. Selain itu, telah
dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai
akibat nyata sebagai predisposisi terhadap kecemasan.
Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi
stresor.
2. Faktor Presipitasi Kecemasan
Stuart & Laraia (1998), faktor pencetus mungkin berasal
dari sumber internal atau eksternal. Ada dua kategori faktor
pencetus kecemasan, yaitu :
a) Ancaman terhadap integritas fisik
Ancaman pada kategori ini meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktifitas hidup sehari-hari. Sumber internal dapat
berupa kegagalan mekanisme fisiologis seperti jantung, sistem
imun, regulasi temperatur, perubahan biologis yang normal
seperti kehamilan dan penuaan. Sumber eksternal dapat berupa
infeksi virus atau bakteri, zat polutan, luka trauma. Kecemasan
dapat timbul akibat kekhawatiran terhadap tindakan operasi
yang mempengaruhi integritas tubuh secara keseluruhan.
b) Ancaman terhadap sistem tubuh
Ancaman pada kategori ini dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial seseorang. Sumber
internal dapaty berupa kesulitan melakukan hubungan
interpersonal di rumah, tempat kerja dan masyarakat. Sumber
eksternal dapat berupa kehilangan pasangan, orang tua, teman,
perubahan status pekerjaan, dilema etik yang timbul dari aspek
religius seseorang, tekanan dari kelompok sosial atau budaya.
Ancaman terhadap sistem diri terjadi saat tindakan operasi akan
dilakukan sehingga menghasilkan suatu kecemasan.
2. Stres
a. Definisi Stres
Menurut Wangsa (2010) istilah stres berasal dari kata
“stringere“ yang mempunyai arti ketegangan, dan tekanan. Stres
merupakan reaksi yang tidak diharapkan yang muncul disebabkan oleh
tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang. Dimana harmoni atau
keseimbangan antara kekuatan dan kemampuannya terganggu.
Stress adalah ketegangan, ketakutan, tekanan batin, tegangan
konflik antara lain, (1) Satu stimulus yang menegangkan kapasitas-
kapasitas (daya) psikologis atau fisiologis dari suatu organisme. (2) Sejenis
frustasi, dimana aktifitas yang terarah pada pencapaian tujuan telah
diganggu oleh atau dipersukar, tetapi tidak terhalang-halangi peristiwa ini
biasanya disertai oleh perasaan was-was kuatir dalam pencapaian
tujuan. (3) Kekuatan yang ditetapkan dalam suatu sistem tekanan-tekanan
fisik dan psikologis yang dikenakan pada tubuh dan pada pribadi. (4) Satu
kondisi ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya persepsi
ketakutan dan kecemasan menurut Chaplin (2010).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
stres adalah segala suatu kondisi berupa perubahan reaksi biokimiawi,
fisiologis, kognitif, dan perilaku sebagai penyesuaian diri individu ketika
mengalami tekanan karena dihadapkan pada suatu kesenjangan antara
kebutuhan dengan kenyataan sehingga tercipta suatu kondisi ketidak
seimbangan.
b. Klasifikasi Stres
Weiten (1999) menjelaskan adanya empat jenis stres, antara
lain :
1) Frustasi
Kondisi dimana seseorang merasa jalan yang akan
ditempuh untuk meraih tujuan dihambat.
2) Konflik
Kondisi ini muncul ketika dua atau lebih perilaku saling
berbenturan, dimana masing-masing perilaku tersebut butuh untuk
diekspresikan atau malah saling memberatkan.
3) Perubahan
Kondisi yang dijumpai ternyata merupakan kondisi yang
tidak semestinya serta membutuhkan adanya suatu penyesuaian.
4) Tekanan
Kondisi dimana terdapat suatu harapan atau tuntutan yang
sangat besar terhadap seseorang untuk melakukan perilaku
tertentu.
c. Tingkatan Stres
Patel (1996) menjelaskan adanya berbagai jenis tingkatan
reaksi stress yang umumnya dialami manusia meliputi :
1) Too little stress
Dalam kondisi ini, seseorang belum mengalami
tantangan yang berat dalam memenuhi kebutuhan pribadinya.
Seluruh kemampuan belum sampai dimanfaatkan, serta
kurangnya stimulasi mengakibatkan munculnya kebosanan dan
kurangnya makna dalam tujuan hidup.
2) Optimum stress
Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang
pada situasi “atas” maupun “bawah” akibat proses manajemen
yang baik oleh dirinya. Kepuasaa kerja dan perasaan mampu
individu dalam meraih prestasi menyebabkan seseorang mampu
menjalani kehidupn dan pekerjaan sehari-hari tanpa
menghadapi masalah yang terlalu banyak atau rasa lelah yang
berlebihan.
3) Too much stress
Dalam kondisi ini, seseorang merasa telah
melakukan pekerjaan yang terlalu banyak setiap hari. Dia
mengalami kelelahan fisik maupun emosional, serta tidak
mampu menyediakan waktu untuk beristirahat atau bermain.
Kondisi ini dialami secara terus-menerus tanpa memperoleh
hasil yang diharapkan.
4) Breakdown stress
Ketika pada tahap too much stress individu tetap
meneruskan usahanya pada kondisi yang statis, kondisi akan
berkemban menjadi adanya kecenderungan neurotis yang
kronis atau munculnya rasa sakit psikosomatis. Misalnya
pada individu yang memiliki perilaku merokok atau
kecanduan minuman keras, konsumsi obat tidur, dan
terjadinya kecelakaan kerja. Ketika individu tetap
meneruskan usahanya ketika mengalami kelelahan, ia akan
cenderung mengalami breakdown baik secara fisik , maupun
psikis.
d. Penyebab Stres atau Stresor
Stresor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang
mengakibatkan terjadinya respon stres. Stresor dapat berasal dari
berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial
(Kisker, 1996) dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam
kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya (Patel, 1996). Secara
garis besar, stresor bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1) Stresor
mayor yang berupa major live events yang meliputi peristiwa kematian
orang yang disayangi, masuk sekolah untuk pertama kali, dan
perpisahan; dan 2) Stresor minor yang biasanya berawal dari stimulus
tentang masalah hidup sehari-hari, misalnya ketidaksenangan emosional
terhadap hal-hal tertentu sehingga menyebabkan munculnya stres
(Brantley,dkk., 1988)
SE. Taylor (1991) merinci beberapa karakteristik kejadian yang
berpotensi untuk dinilai menciptakan, antara lain :
1) Kejadian negatif agaknya lebih banyak menimbulkan stress
daripada kejadian positif.
2) Kejadian yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat
stres daripada kejadian yang terkontrol dan terprediksi.
3) Kejadian “ambigu” seringkali dipandang lebih mengakibatkan
stress daripada kejadian yang jelas.
4) Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (overload) lebih mudah
mengalami stres daripada orang yang memiliki tugas lebih sedikit.
Dari berbagai penjelasan di atas, maka stresor atau hal-hal yang dapat
menyebabkan terjadinya stres dapat berupa faktor-faktor fisiologis, psikologis,
dan lingkungan di sekitar individu (baik fisik maupun sosial). Namun, stresor
tersebut dapat menimbulkan stres ataupun tidak tergantung bagaimana
individu menyikapi stresor itu.
e. Tanda dan Gejala Stres
Beberapa tahapan terhadap stress dapat ditandai dengan (1)
semangat kerja besar dan berlebihan, penglihatan tajam tidak seperti
biasanya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya,
namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang
berlebihan, merasa senang dengan pekerjaan itu dan semakin bertambah
semangat. (2) Merasa letih saat bangun pagi, merasa mudah lelah setelah
makan siang, lekas merasa capai menjelang sore hari, sering mengeluh
lambung atau perut yang tidak nyaman, detakan jantung lebih keras dari
biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang, tidak bisa santai .
(3) Gangguan lambung dan usus semakin terasa, misalnya keluhan maag
dan diare, tegangan otot-otot semakin terasa, perasaan ketidak tenangan dan
ketegangan emosional yang semakin meningkat, gangguan pola tidur.
3. Massage
a. Definisi Massage
Massage merupakan bentuk sentuhan terstruktur dengan
menggunakan tangan atau kadang-kadang bagian tubuh yang lain seperti
lengan atas dan siku digunakan untuk menggerus kulit dan memberikan
tekanan pada otot-otot dalam (Susan,2010). Massage dapat menurunkan
tingkat kecemasan dan stres serta meningkatkan kualitas hidup seseorang
(Steven Thomas,2010).
Massage adalah tindakan penekan oleh tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot, tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan
pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri,
menghasilkan relaksasi dan meningkatkan sirkulasi. Gerakan-gerakan
dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan,
gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang
menggunakan tenaga, menepuk-nepuk, memotong-motong, meremas-
remas dan gerakan meliuk-liuk. Setiap gerakan menghasilkan
tekanan, aarah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang berbeda-
beda untuk menghasilkan efek yang diinginkan pada jaringan yang
dibawahnya ( Henderson, 2008)
b. Klasifikasi massage
Tjipto Soeroso (1983: 9) dalam bukunya yang berjudul (Sports
Massage) menyatakan bahwa dalam perkembangannya, massage
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di antaranya adalah
sebagai berikut:
a. Sport massage adalah massage yang khusus diberikan
kepada orang yang sehat badannya, terutama olahragawan
karena pelaksanannya memerlukan terbukanya hampir
seluruh tubuh. Tujuan sport massage adalah:
1) Memperlancar peredaran darah.
2) Merangsang persarafan terutama saraf tepi untuk
meningkatkan kepekaan rangsang
3) Meningkatkan ketegangan otot dan meningkatkan
kekenyalan otot untuk meningkatkan daya kerja
otot.
4) Mengurangi atau menghilangkan ketegangan saraf
dan mengurangi rasa sakit.
b. Segment massage adalah massage yang ditujukan untuk
membantu penyembuhan terhadap gangguan atau kelainan-
kelainan fisik yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Ada
beberapa macam segment massage salah satunya adalah
masase terapi.
c. Cosmetic massage adalah massage yang khusus ditujukan
untuk memelihara serta meningkatkan kecantikan muka
serta keindahan tubuh berserta bagian-bagiannya.
d. Massage yang lain seperti; shiatshu, refleksi, tsubo, dan
erotic massage.
c. Teknik Massage
Ahmad Rahim (2008) mengemukakan teknik dasar swediss
massage dapat dilakukan untuk merangsang saraf yang berdiameter
besar yaitu:
a. Effleurage (menggosok), yaitu gerakan ringan berirama
yang dilakukan pada seluruh permukaan tubuh. Tujuannya
adalah memperlancar peredaran darah dan cairan getah
bening (limfe).
b. Friction (menggerus), yaitu gerakan menggerus yang
arahnya naik dan turun secara bebas. Tujuannya adalah
membantu menghancurkan.
c. Petrisagge (memijat), yaitu gerakan memijat dengan satu
atau dua tangan bergantian secara berurutan. Tujuannya
adalah memlancarkan sistem metabolisme dan memberikan
efek mekanis yang menyebabkan relaksasi otot serta
merangsang sistem saraf.
d. Vibrasi (getaran), yaitu gerakan menggetarkan masa otot
secara berirama dengan tekanan ringan. Tujuannya adalah
memberikan rangsangan pada ujung-ujung saraf.
e. Tapotement (memukul), yaitu gerakan memukul masa otot
dilakukan dengan kedua tangan bergantian. Tujuannya
adalah dapat mempengaruhi tonus saraf otonom jaringan
perifer sehingga mengalami relaksasi.
4. Aromaterapi Lavender
a. Aromaterapi
1. Definisi Aromaterapi
Buckle (2002) mendefinisikan aromaterapi klinis sebagai
pemakaian minyak essensial untuk hasil tertentu yang dapat
diukur. Orang Mesir kuno menggunakan aromaterapi untuk
meredakan nyeri dan pada abad ke-19, daun rosemary dibakar di
rumah sakit untuk pengasapan. Sekarang, ahli aromaterapi
menggunakan minyak essensial untuk meningkatkan hasil
kesehatan yang positif termasuk perbaikan alam perasaan, edema,
jerawat, alergi, memar dan stres ( Kozier,2010).
Aromaterapi adalah penggunaan minyak essensial
konsentrasi tinggi yang diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan dan
diberikan melalui massage, inhalasi, dicampur ke dalam air mandi,
untuk kompres; melalui membran mukosa dalam bentuk pesarium
atau supositoria dan terkadang dalam bentuk murni. Meskipun
aroma memegang peranan penting dalam mempengaruhi alam
perasaan klien, sebenarnya zat kimia yang terkandung dalam
berbagai jenis minyaklah yang bekerja secara farmakologis dan
kerjanya dapat ditingkatkan dengan jenis metode pemberiannya,
terutama massage ( Andrew, 2009).
Aromaterapi merupakan seni perawatan tubuh dengan
bantuan sari tumbuhan tertentu. sari berupa cairan wangi yang
lazim disebut minyak essensial atau minyak atsiri. Di Indonesia
penggunaannya lebih banyak dengan memanfaatkan langsung
tanamannya, bukan sari tumbuhan atau minyak atsirinya ( Floral
Serial, 2010).
2. Cara Penggunaan Aromaterapi
Aromaterapi dapat digunakan melalui berbagai cara
yaitu melalui:
a. Inhalasi
Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkan
dalam penggunaan metode aromaterapi yang paling simpel dan
cepat. Inhalasi juga merupakan metode yang paling tua dalam
penggunaan aromaterapi. Aromaterapi masuk dari luar tubuh
kedalam tubuh dengan satu tahap dengan mudah, melewati
paru-paru dialirkan ke pembuluh darag melalui alveoli
( Buckle,2003).
Hidung mempunyai dua fungsi yang jelas yaitu sebgai
penghangat dan penyaring udara masuk, dimana merupakan
salah satu bagian dari sistem olfactory. Inhalasi sama dengan
penciuman, dimana dapat dengan mudah merangsang olfactory
setiap kali bernafas dan tidak akan mengganggu pernafasan
normal apabila mencium bau yang berbeda dari minyak
essensial (Alexander, 2001).
Bagaimanapun aroma dapat memberikan efek yang cepat
dan kadang hanya dengan memikirkan baunya dapat
memberikan bau yang nyata. Bau cepat memberikan efek
terhadap fisik dan psikologis (Buckle, 2003).
Cara inhalasi biasanya diperuntukan untuk seorang klien,
yaitu dengan menggunakan cara inhalasi langsung, tetapi cara
inhalasi dapat juga digunakan secara bersamaan misalnya dalam
satu ruangan. Metode tersebut disebut inhalasi tidak langsung.
Adapun cara penggunaan aromaterapi secara langsung
menurut Buckle (2003) adalah sebagai berikut :
a) Tissue atau Gulungan Gabung
Ambil 1-5 tetes minyak essensial, teteskan pada tissue
atau kapas, kemudian hirup 5-10 menit. Dapat juga
tissue atau kapas tersebut diletakan dibwah bantal.
b) Steam
Tambahkan 1-5 tetes minyak esential dalam alat steam
atau penguapan yang telah diisi air. Letakan alat
tersebut disamping atau sejajar kepala pasien.
Anjurkan pasien untukmenghirup selama 10 menit.
Anjurkan pasien untuk menutup mata dan melepaskan
kontak lensa atau kacamata selama inhalasikarena
dapat menyebabkan pedih.
Adapun beberapa cara inhalasi tidak langsung, antara lain:
a) Pengharum atau penyegar ruangan
Tambahkan 1-5 tetes minyak essensial kedalam alat
pemanas yang telah berisi air, kemudian letakan di
tempat yang aman atau seudut ruangan. Sangat bagus
apabila ditambahkan air conditioner (AC) dalam
ruangan tersebut.
b) Terapi aroma yang digunakan melalui inhalasi caranya
adalah minyak aromaterapi ditempatkan diatas
peralatan listrik, dimana peralatan ditempatkan diatas
peralatan listrik, dimana harus dicek oleh petugas
sebelum digunakan demi keamanan pasien. Kemudian
dilakukan oenambahan 2-5 tets minyak aromaterapi
dalam vaporiser dalam 20 ml air untuk dapat
menghasilkan uap air. Minyak yang paling umum
digunakan adalah peppermint untuk mual, lavender
untuk relaksasi, rose baik digunakan dalam suasana
sedih, floral citrus dapat memberikan kesegaran
( Departement of Health , 2008).
b. Massage
Teknik massage adalah yang paling umum. Melalui
pemijatan, daya penyembuhan yang terkandung oleh minyak
essensial bisa menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh,
mempengaruhi jaringan internal dan organ-organ tubuh. Karena
minyak essensial sangat berbahaya bila diaplikasikan langsung ke
kulit dalam bentuk minyak yang murni. Minyak essensial baru bisa
digunakan setelah dilarutkan dengan minyak dasar seperti minyak
zaitun, minyak kedelai, dan minyak tertentu lainnya ( Departement
of Health , 2008).
Aromaterapi apabila digunakan melalui massage
dilakukan dengan langsung mengoleskan minyak aromaterapi yang
telah dipilih diatas kulit. Sebelum menggunakan minyak tersebut
perlu diperhatikan adanya kontraindikasi maupun adanya riwayat
alergi yang dimiliki. Minyak lavender terkenal sebagai minyak
pijat yang dapat memberikan relaksasi. Pijat kaki atau merendam
kaki dalam panci dengan air sudah diberi efek meredakan
(Departement of Health ,2008).
Aromaterapi yang digunakan dengan cara massage
merupakan cara yang sangat digemari untuk menghilangkan rasa
lelah pada tubuh, meperbaiki sirkulasi darah dan merangsang
tubuh untuk mengeluarkan racun serta meningkatkan kesehatan
pikiran. dalam penggunaannya dibutuhkan 2 tetes essensial oil
ditambah 1 ml minyak pijat (Hutasoid,2002)
c. Kompres
Penggunaan terapi aroma melalui kompres hanya sedikit
membutuhkan minyak aromaterapi. Kompres hangat dengan
minyak aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan nyeri
punggung dan nyeri perut. Kompres dingin yang mengandung
minyak lavender digunakan pada bagian perineum saat kala II
persalinan (Departement of Health ,2008).
d. Berendam
Cara lain dalam menggunakan aromaterapi adalah dengan
menambahkan tetesan minyak essensial ke dalam air hangat yang
digunakan untuk berendam. Dengan cara ini efek rileks,
melarutkan pegal-pegal dan nyeri, juga memberikan efek yang
merangsang dan mengembalikan energi. Pasien akan memperoleh
manfaat tambahan dari menghirup uap harum. Minyak essesnsial
aromaterapi yang menguap ( Hadibroto & Alam, 2001).
Berendam dengan menggunakan aromaterapi dapat
mengendurkan otot yang tegang setelah bekerja seharian,
berendam pada air hangat merupakan saat yang menyenangkan.
Untuk berendam membutuhkan sekitar 5-8 tets dari jenis essensial
oil yang telah dipilih ((Hutasoid,2002).
3. Mekanisme kerja aromaterapi pada tubuh
Secara fisiologis, penyerapan minyak esensial melalui kulit
akan mempengaruhi susunan saraf dan sirkulasi limfatik setelah
minyak esensial tersebut memasuki lapisan dermis pada kulit.
Secara farmakologi, aromaterapi bekerja didalam tubuh
manusia melalui dua sistem, yaitu melalui sistem saraf dan sistem
sirkulasi.
a) Melalui jaringan saraf yang mengantrakannya, sistem saraf akan
mengenali bahan aromatik sehingga sistem saraf vegetatif yaitu
sistem saraf yang berfungsi mengatur fungsi organ seperti denyut
jantung, pembuluh darah, pergerakan saluran cerna akan
terangsang.
b) Melalui sistem sirkulasi, aromaterapi bekerja melalui fungsi
humoral (cairan tubuh), seperti darah dan kelenjar-kelenjar yang
selanjutnya akan merangsang akan merangsang fungsi hormonal
didalam tubuh. Sistem hormonal bekerja sama dengan sistem saraf
untuk mengontrol dan mengkoordinir aktivitas organ tubuh
manusia.
b. Lavender
Bunga lavender memiliki 25-30 spesies. Asal tumbuhan ini adalah
dari wilayah selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke timur
sampai India. Lavender termasuk tumbuhan menahun, tumbuhan dari
jenis rumput-rumputan, semak pendek, dan semak kecil. Tanaman ini
juga menyebar di Kepulauan Kanari, Afrika Utara dan Timur, Eropa
selatan dan Mediterania, Arabia, dan India. Karena telah ditanam dan
dikembangkan di taman-taman di seluruh dunia, tumbuhan ini sering
ditemukan tumbuh liar di daerah di luar daerah asalnya.
Nama lavender berasal dari bahasa Latin “lavera” yang berarti
menyegarkan dan orang-orang Roma telah memakainya sebagai parfum
dan minyak mandi sejak zaman dahulu. Bunga lavender dapat
digosokkan ke kulit, selain memberikan aroma wangi, lavender juga
dapat menghindarkan diri dari gigitan nyamuk. Bunga lavender kering
diolah menjadi teh yang dapat kita konsumsi.
1. Mekanisme Kerja Lavender
Indra penciuman memiliki peran yang sangat penting
dalam kemampuan kita untuk bertahan hidup dan meningkatkan
kualitas hidup kita. Dalam sehari kita bisa mencium lebih kurang
23.040 kali. Bau-bauan dapat memberikan peringatan pada kita
akan adanya bahaya dan juga dapat memberikan efek
menenangkan (relaksasi). Tubuh dikatakan dalam keadaan
relaksasi adalah apabila otot-otot di tubuh kita dalam keadaan tidak
tegang. Keadaan relaksasi dapat dicapai dengan menurunkan
tingkat stres, baik stres fisik maupun psikis, serta siklus tidur yang
cukup dan teratur.
Minyak lavender dengan kandungan linalool-nya adalah
salah satu minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini,
baik secara inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik pemijatan
pada kulit. Aromaterapi yang digunakan melalui cara inhalasi atau
dihirup akan masuk ke sistem limbic dimana nantinya aroma
akan diproses sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat kita
menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan masuk ke
bulbus olfactory, kemudian ke limbic sistem pada otak. Limbic
adalah struktur bagian dalam dari otak yang berbentuk seperti
cincin yang terletak di bawah cortex cerebral. Tersusun ke
dalam 53 daerah dan 35 saluran atau tractus yang
berhubungan dengannya, termasuk amygdala dan hipocampus.
Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut,
depresi, dan berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima
semua informasi dari sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan
sistem penciuman. Sistem ini juga dapat mengontrol dan mengatur
suhu tubuh, rasa lapar, dan haus. Amygdala sebagai bagian dari
sistem limbic bertanggung jawab atas respon emosi kita
terhadap aroma. Hipocampus bertanggung jawab atas memori
dan pengenalan terhadap bau juga tempat dimana bahan kimia
pada aromaterapi merangsang gudang-gudang penyimpanan
memori otak kita terhadap pengenalan bau-bauan
(Balchin,2009).
Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang
terkenal memiliki efek menenangkan. Menurut penelitian
yang dilakukan terhadap tikus, minyak lavender memiliki efek
sedasi yang cukup baik dan dapat menurunkan aktivitas
motorik mencapai 78%, sehingga sering digunakan untuk
manajemen stres. Beberapa tetes minyak lavender dapat
membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood
seseorang, dan memberikan efek relaksasi.
Penelitian lain yang dilakukan terhadap manusia mengenai
efek aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood,
dan kewaspadaan pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo
Gram) menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan,
perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan gelombang
alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan
relaksasi. Didapatkan pula hasil yaitu terjadi peningkatan
secara signifikan dari kekuatan gelombang alpha di daerah
frontal, yang menunjukkan terjadinya peningkatan rasa kantuk.
2. Manfaat Aromaterapi Lavender
Minyak lavender berwarna jernih sampai kuning pucat
dengan bau wangi yang sangat khas. Minyak lavender adalah
salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek sedatif,
hypnotic, dan anti-neurodepresive baik pada hewan maupun
pada manusia. Karena minyak lavender dapat memberi rasa
tenang, sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stres.
Kandungan utama dalam minyak lavender adalah linalool
asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja
urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang. Dikatakan juga
linalool menunjukkan efek hypnotic dan anticonvulsive .
Karena khasiat inilah bunga lavender sangat baik digunakan
sebagai aromaterapi. Selain itu, beberapa tetes minyak
lavender dapat membantu menanggulangi insomnia,
memperbaiki mood seseorang, menurunkan tingkat kecemasan,
meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan tentunya dapat
memberikan efek relaksasi (Balcin,2009).
B. Kerangka Pemikiran
Problematika Wanita Karir :
masalah dalam lingkungan pekerjaan
masalah dalam keluarga
masalah dalam pekerjaan rumah tangga
masalah di luar rumah / masyarakat
Tingkat kecemasan dan stres meningkat
Perasaan cemas, merasa tegang, gelisah, gemetar,
mudah terganggu, ketakutan, gangguan tidur,
penurunan daya ingat, dan sulit konsentrasi,
hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada
hobi, sedih, perasaan tidak menyenangkan
sepanjang hari.
Massage Aromaterapi
Lavender
Efek sedatif, hypnotic,
dan anti-
neurodepresive
Penurunan tingkat kecemasan dan stres
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Pada penelitian ini terdapat pernyataan hipotesis sebagai berikut :
1) Ada pengaruh antara pemberian massage dengan aromaterapi lavender
terhadap penurunan tingkat kecemasan dan stres wanita karir.
2) Tidak ada pengaruh antara pemberian massage dengan aromaterapi
lavender terhadap penurunan tingkat kecemasan dan stres wanita karir.
Tingkat kecemasan dan stres sebelum
perlakuan
Massage Aromaterapi
Lavender
Tingkat kecemasan dan
stres setelah perlakuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan pengambilan responden adalah di kelompok arisan
ibu-ibu Perumahan Tiara Asri Singopuran. Rencana penelitian dilaksanakan
pada bulan Mei-Juni 2013.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi eksperimen. Desain
penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan desain Pra-eksperimen
dengan rancangan One Group Pre Test – Post Test Design. Peneliti memilih
desain ini karena peneliti bertujuan untuk membandingkan sebelum dan
sesudah pemberian aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan dan
stres dari hasil pre test dan post test.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita karir yang ada di
kelompok arisan ibu di perumahan Tiara Asri Singopuran yang berjumlah
35 orang wanita.
2. Sampel
Sample dalam penelitian ini menggunakan ”Purposive sampling”
dimana peneliti memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang di
kehendaki peneliti yaitu wanita karir yang mengalami kecemasan dan
stres.
Kriteria Sampel :
a. Kriteria Inklusi (Penerimaan)
1. Responden terdiri dari ibu-ibu wanita karir di kelompok arisan
perumahan tiara asri dengan keluhan stres dan cemas
2. Wanita sehat berusia 25-45 tahun
3. Berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan pekerja
kantoran/pegawai
4. Bersedia mengikuti program penelitian (menandatangani
informed consent)
b. Kriteria Eksklusi (Penolakan)
1. Responden tidak kooperatif
2. Sampel dengan kondisi labil
3. Responden mendapatkan pengobatan farmakologi dan non
farmakologi.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah massage
aromaterapi lavender.
2. Variabel Dependent (Terikat)
Variabel Dependent Dalam penelitian ini adalah tingkat
kecemasan dan stres.
E. Definisi Konseptual ( Definisi sesuai dengan teori)
1. Tingkat Kecemasan dan Stres
Kecemasan adalah ketidakmampuan individu dalam mengendalikan
emosi dan perasan antara ketakutan dan kekhawatiran yang kuat serta meluap-
luap yang menyebabkan kegelisahan irasional dan perasaan tidak nyaman
pada individu tersebut (Tell, 2010).
Stress adalah ketegangan, ketakutan, tekanan batin, tegangan konflik
antara lain, (1) Satu stimulus yang menegangkan kapasitas-kapasitas (daya)
psikologis atau fisiologis dari suatu organisme. (2) Sejenis frustasi, dimana
aktifitas yang terarah pada pencapaian tujuan telah diganggu oleh atau
dipersukar, tetapi tidak terhalang-halangi peristiwa ini biasanya disertai oleh
perasaan was-was, khawatir dalam pencapaian tujuan. (3) Kekuatan yang
ditetapkan dalam suatu sistem tekanan-tekanan fisik dan psikologis yang
dikenakan pada tubuh dan pada pribadi. (4) Satu kondisi ketegangan fisik atau
psikologis disebabkan oleh adanya persepsi ketakutan dan kecemasan menurut
Chaplin (2010).
2. Massage Aromaterapi Lavender
Massage merupakan bentuk sentuhan terstruktur dengan menggunakan
tangan atau kadang-kadang bagian tubuh yang lain seperti lengan atas dan siku
digunakan untuk menggerus kulit dan memberikan tekanan pada otot-otot
dalam (Susan,2010). Massage dapat menurunkan tingkat kecemasan dan stres
serta meningkatkan kualitas hidup seseorang (Steven Thomas,2010).
Massage aromaterapi lavender adalah manipulasi manual pada jaringan
lunak tubuh dengan menggunakan oil aromaterapi untuk tujuan terapiutik
dengan cara stroking yang terdiri dari : gliding, kneading, pressing, tapping
dan vibrating ( Price,1999). Massage aromaterapi lavender adalah tindakan
penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau
ligamen dengan menggunakan essensial oil atau sari minyak murni sebagai
pelumas ( Balcin,2009)
F. Definisi Operasional
1. Tingkat Kecemasan dan Stres
Kecemasan dan stres merupakan gangguan psikologis yang sangat
mengganggu aktivitas sehari-hari terlebih pada wanita karir yang mengalami
berbagai macam problematika dalam hidupnya. Kecemasan dan stres dapat
diukur dengan alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety
Rating Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasari
pada munculnya simptom pada individu yang mengalami kecemasan.
Menurut skala HARS terdapat 14 simptom yang nampak pada individu
yang mengalami kecemasan maupun stres. Setiap item yang diobeservasi
diberi 5 tingkatan skor antara 0 sampai dengan 4. Skala HARS pertama kali
digunakan pada tahun 1959 yang diperkenalkan oleh Max Hamilton. skala
HARS dalam penilaian kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi :
a. Perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri,
mudah tersinggung.
b. Merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.
c. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila
ditinggal sendiri dan takut pada bintang besar.
d. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam
hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk.
e. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan
sulit konsentrasi.
f. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan
pada hobi, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.
g. Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi,
suara tidak stabil dan kedutan otot.
h. Gejala sensorik : perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur,
muka merah dan pucat serta merasa lemah.
i. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri dada, denyut nadi
mengeras dan detak jantung hilang sekejap.
j. Gejala pernapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik,
sering menarik napas panjang dan merasa napa pendek.
k. Gejala gastrointestinal : sulit menelan, obstipasi, berat badan
menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan
sesudah makan, perasaan panas di perut.
l. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan
kencing, aminorhea, ereksi lemah dan impotensi.
m. Gejala Vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka
merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.
n. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari
gemetar,mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus
otot meningkat dan napas pendek dan cepat.
Cara penilaian kecemasan dan stres adalah dengan memberikan nilai
dengan kategori :
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = ringan / satu dari gejala yang ada
2 = sedang / separuh dari gejala yang ada
3 = berat / lebih dari 1/2 gejala yang ada
4 = sangat berat / semua gejala ada
Penentuan derajat kecemasan dan stres dengan cara menjumlah nilai
skor dan item 1-14 dengan hasil :
a. Skor < 14 = tidak ada kecemasan
b. Skor 14 – 20 = kecemasan ringan
c. Skor 21 – 27 = kecemasan sedang
d. Skor 28 – 41 = kecemasan berat
e. Skor 42 – 56 = panik
2. Massage Aromaterapi Lavender
Massage lembut dan gentle pada seluruh tubuh merupakan
perlakukan yang dilakukan pada responden dengan oil aromaterapi
lavender sebagai pelumas agar memancarkan aroma yang menenangkan
sebagai media massage dapat meningkatkan relaksasi, mengendurkan otot
dan menstimulasi kulit. Massage dilakukan pada saat rasa cemas dan stres
muncul yang bertujuan mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan
stres.
G. Jalannya Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini untuk mendapatkan data primer sesuai
dengan waktu penelitian Mei-Juni 2013 dengan langkah-langkah berikut :
1. Proses Perijinan
Dalam penelitian ini perijinan ditujukan kepada Progdi
Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.
2. Survei Lapangan Tempat Penelitian
Survei lapangan perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi dan
permasalahan terkait dari tempat yang akan digunakan sebagai
tempat penelitian , serta untuk merencanakan dimana intervensi
akan disampaikan.
3. Persiapan alat dan perlengkapan penelitian
Pelengkapan alat yang digunakan dalam penelitian ini:
- Oil aromaterapi lavender ( merk produk : herbonist massage
oil aromaterapi lavender)
- Lembar informed concent dan kuesioner untuk mengetahui
pernyataan persetujuan, identitas responden dan karakteristik
kecemasan dan stres.
- Lembar evaluasi tingkat kecemasan dan stres pre test dan
post test untuk mengetahui skala kecemasan dan stres
sebelum dan sesudah intervensi/perlakuan.
4. Pengumpulan data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
wawancara dan observasi pada responden tentang derajat dan skala
nyeri yang dirasakan ketika mengalami kecemasan dan stres :
- Peneliti melakukan survey awal dan biodata diperoleh
bersamaan dengan pengisian kesediaan menjadi subjek
peneliti/responden.
- Persiapan rekuitmen responden, menyeleksi responden yang
memenuhi kriteria sampel.
- Memberikan penjelasan pada kelompok eksperimen secara
perorangan tentang cara mengisi lembar observasi,
mengukur skala tingkat kecemasan dan stres, dan
menganjurkan untuk tidak melakukan intervensi apapun
selain yang diberikan oleh peneliti dan diharapkan semua
responden mematuhi peraturan tersebut.
- Dilakukan pengukuran skala kecemasan dan stres
menggunakan HARS sebelum perlakuan, kemudian
dilakukan intervensi berupa pemberian massage aromaterapi
lavender selama 60 menit setelah itu dilakukan pengukuran
skala tingkat kecemasan dan stres setelah perlakuan.
- Hasil dari pengukuran skala kecemasan dan stres tersebut
dicatat pada lembar pengumpul data akhir dan selanjutnya
data tersebut di analisa menggunakan teknik analisa data.
5. Tahap Pengolahan Data
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data
melalui beberapa tahap yaitu memeriksa kelengkapan,
keseragaman data (editing), memberikan tanda-tanda (coding) pada
setiap data untuk memudahkan mengenali kembali catatan dan
memudahkan dalam analisa, memindahkan data yang ada ke tabel
(tabulating). Kemudian yang terakhir yaitu uji analisa data.
H. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan analisa bahwa
data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa
angka-angka. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software
program SPSS. Analisa data yang dilakukan berupa :
1. Uji Normalitas Data
Yaitu untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Analisi statistik yang
digunakan untuk menguji normalitas data adalah shapiro wilk.
Dasar pengambilan keputusan adalah jika probilitas (p) > 0,05
maka data dinyatakan berdistribusi normal, sedangkan bila (p)
<0,05 maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.
Pengukuran uji normalitas dilakukan pada tingkat kecemas dan
stres sebelum dan sesudah perlakuan.
2. Uji Pengaruh
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan massage dengan
aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan dan stres
digunakan uji statistik “T-Test”.
I. Jadwal Penelitian
WaktuPenyusunan
ProposalValidasi Penelitian
Penyusunan
SkripsiUjian
Maret 2013
April 2013
Mei 2013
Juni 2013
Juli 2013
Agustus 2013
September
2013
DAFTAR PUSTAKA
Acin. 2008. Bila Kecemasan Melanda. http://TheLargestIndonesiaCommunity.ac.id.
(Diakses pada tanggal 16 Maret 2013).
Adiwena. 2009. Anxietas. http://fkuii.org. (Diakses pada tanggal 16 Maret 2013).
Admin. 2008. Minyak Essensial Penenang Hati. http://Gaya-hidup-sehat-online.mht.
(Diakses pada tanggal 16 Maret 2013).
Atmaja, Dwi. 2012. Study of Psychology. http://definisi-kecemasan.htm (Diakses pada
tanggal 16 Maret 2013).
Balcin M. 2006. Aromateraphy Science. USA: Pharmaceutical Press.
Balkam.2009. Aromaterapi Penuntun Praktis untuk Pijat Minyak Astiri dan Aroma.
Semarang: Dahara Prize, hal:1,5,6
Barkatiya, Meenakshi. 2008. Aromatherapy: Short overview. India: International Journal of
Green Pharmacy.
Buckle J. 2003. Clinical Aromatherapy Essential Oils in Practice. 2nd ed. USA: Churculchil
living Stone.
Barry, William. 1997. Massage Body Mechanics. USA: Massage Magazine
Butje, Andre and Elizabeth dkk. 2008. Journal of Psychosocial Nursing • Vol. 46, No. 10.
http://JPNonline.com (Diakses pada tanggal 13 Maret 2013).
Catterhine.2008. Lavender Oil. http://Wikipedia/free-encyclopedia.htm. (Diakses pada
tanggal 17 Maret 2013).
Mu’nim, Abdul dkk. 2011. Fisioterapi Dasar. Jakarta: PT Dian Rakyat.
Price Shirley dan Prince Len. Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. Jakarta: ECG
Hawari. 2009. Manajemen Stress Cemas Dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,
hal:67
James, Enger and Kelly. Stress-busting Spa Secrets. Jul/Aug 2002. Vibrant Life; ProQuest
Research Library pg. 14
Setya, Gilang. 2012. Konsep Dasar Kecemasan. http://Konsep-Dasar-Kecemasan.htm.
(Diakses pada tanggal 17 Maret 2013).
Siegel-Maier, Karyn. Oct 1997. Aromatherapy & massage: Healing that makes scents.
Better Nutrition;ProQuest Research Librarypg. 72
Sugiyono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, hal:2
Tawi, Mirza. 2012.Pengukuran Tingkat Kecemasan dan Stres.http://syehaceh.wordpress.com
(Diakses pada tanggal 17 Maret 2013).
Vickers, Andrew dkk. Massage therapiest. Western Journal of Medicine; Sep 2001; 175, 3;
ProQuest Research Library pg. 202
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2010. Lavender (http://newaromaterapi/aromaterapi/aroma
terapi/Lavender.htm. (Diakses pada tanggal 16 Maret 2013).