Proposal Lengkap

116
GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TENTANG KB SUNTIK DI PUSKESMAS KELURAHAN PASAR MINGGU PERIODE APRIL 2014 Karya Tulis Ilmiah Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Karya Tulis Ilmiah Program Pendidikan Diploma III Kebidanan Disususun Oleh: ROSY NUGRAHENI NIM : P.17124011026 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA I

description

fdgsdfgfgfd

Transcript of Proposal Lengkap

Page 1: Proposal Lengkap

GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TENTANG KB SUNTIK DI PUSKESMAS KELURAHAN PASAR MINGGU

PERIODE APRIL 2014

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Karya Tulis IlmiahProgram Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disususun Oleh:

ROSY NUGRAHENI

NIM : P.17124011026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA I

JURUSAN KEBIDANAN

JAKARTA

2014

Page 2: Proposal Lengkap

i

LEMBAR PERSETUJUAN

Diterima dan Disetujui Untuk Dipertahankan Pada

Ujian Karya Tulis Ilmiah

Menyetujui

Jakarta, 25 April 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Henny Novita, MA.Kes Sudiyati, SST, M.Kes

NIP : 195811191980032006 NIP: 197910052002122001

Mengetahui

Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Jakarta 1

Siti Aminah Waluyo, S.Pd. M.KesNIP: 19501020 198010 2001

i

Page 3: Proposal Lengkap

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Diperiksa dan Disahkan Oleh Penguji Pendidikan Politeknik Kesehatan Jakarta 1

Kementrian Kesehatan RI Jurusan Kebidanan

Tim Penguji KTI

Penguji I Penguji II Penguji III

Devi Azriani, M.Keb Sudiyati, S.Si.T M.Kes Dra. Henny Novita, MA.Kes

NIP: 198004152003122002 NIP: 197910052002122001 NIP: 19581119198003200

Mengetahui

Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta 1

Jurusan Kebidanan

Siti Aminah Waluyo, S.Pd. M.Kes

NIP: 19501020 198010 2001

ii

Page 4: Proposal Lengkap

iii

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA 1

JURUSAN KEBIDANAN

KARYA TULIS ILMIAH, APRIL 2014

ROSY NUGRAHENI

GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTORKB TENTANG KB SUNTIK

DI PUSKESMAS KELURAHAN PASAR MINGGU

TAHUN 2014

ABSTRAK

xi + 57 halaman + 6 bab + 10 tabel + 6 lampiran

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal yang berisi komponen

progesterone atau komponen progesterone dan estrogen yang diberikan secara IM

dalam pada Musculus Gluteus Maksimus di waktu tertentu.

Metode penelitian yang dilakukan adalah survey deskriptif, menggunakan data

primer berupa kuesioner yang disebarkan kepada responden yang berjumlah 75

orang. Analisis data menggunakan analisis univariat.

Secara umum hasil penelitian yang didapat pada penelitian ini bahwa sebagian

besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 40 orang (53,3%)

dan responden yang berpengetahuan baik sebanyak 35 orang (46,7)

Dari pernyataan diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa pengetahuan

akseptor KB suntik di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu tahun 2014 masih

kurang.

Daftar Pustaka : 23 (2004-2012)

iii

Page 5: Proposal Lengkap

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Rosy Nugraheni

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 20 Juli 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Asrama Polsek Pasar Minggu RT 007/004

PENDIDIKAN

1. SDN Jatipadang 03 pagi lulus tahun 2005

2. SMPN 227 Jakarta lulus tahun 2008

3. SMAN 55 Jakarta lulus tahun 2011

4. Peneliti terdaftar sebagai mahasiswi Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Jakarta 1 Jurusan Kebidanan Angkatan 2011/2014

iv

Page 6: Proposal Lengkap

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah menuntun jalan,

memberikan rahmat serta hidayah juga memberikan kekuatan dan anugerah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang KB Suntik di Puskesmas

Kelurahan Pasar Minggu”.

Dalam penulisan ini penulis banyak mendapat masukan, pengarahan,

bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Do’a tulus penulis

sampaikan semoga kebaikan dan bantuan yang diberikan akan dibalas dengan

kebaikan yang berlipat ganda dan diberikan kebahagiaan dunia serta akhirat oleh

Allah SWT.

Terima kasih tak lupa penulis ucapkan pada semua pihak yang telah

banyak membantu dalam penulisan KTI ini, terutama kepada:

1. Ibu Ani Nuraeni,S.Kp,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Jakarta 1.

2. Ibu Siti Aminah Waluyo,S.Pd, M.Kes selaku ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 1

3. Ibu Dra. Henny Novita, MA.Kes, selaku pembimbing I yang telah sabar

membimbing dan memberikan saran dalam penelitian karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu Sudiyati, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah sabar

membimbing dan memberikan saran dalam penelitian karya tulis ilmiah ini.

v

Page 7: Proposal Lengkap

vi

5. Seluruh dosen pengajar serta staff di Jurusan Kebidanan Polteknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Jakarta 1 atas segala fasilitas dan ilmu yang telah

diberikan.

6. Ayah dan ibuku tercinta, yang telah meberikan doa yang tiada henti-hentinya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

7. Kakak kandungku, yaitu Reny Kurniati dan Rahayu Nuraini, yang telah

banyak memberikan doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman dinas di Puskesmas Mampang, yaitu Phaulyna Ruth D.G,

Raenanda Rifani, Renny Wahyuni, Resti Eka Selviana, Riska Anggraini,

Sarah Meutia, dan Siska Seftiani yang sudah banya membantu penulis baik

secara langsung maupun tidak dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman – teman seperjuangan angkatan 2011/2012 Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Jakarta 1 yang telah berjuang bersama penulis untuk

menyelesaikan pendidikan di kampus ini dengan suka duka yang dilewati

bersama. Saya bangga punya teman seperjuangan seperti kalian.

Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, maka

dalam penyususnan KTI ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis

mengharap kritik dan saran yang membangun untuk dapat menunjang

kesempurnaan KTI ini.

Jakarta, 25 April 2014

Peneliti

vi

Page 8: Proposal Lengkap

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

ABSTRAK.............................................................................................................iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................v

DAFTAR ISI........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL..................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................4

1. Tujuan Umum............................................................................................4

2. Tujuan Khusus...........................................................................................4

D. Manfaat Penulisan.........................................................................................5

E. Ruang Lingkup..............................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6

A. Pengetahuan..................................................................................................6

1. Pengertian Pengetahuan............................................................................6

2. Cara Mengukur Pengetahuan....................................................................9

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan...............................................9

vii

Page 9: Proposal Lengkap

viii

B. Pengertian Keluarga Berencana..................................................................12

C. Pengertian Akseptor....................................................................................13

D. Pengertian Kontrasepsi................................................................................14

E. Pengertian Kontrasepsi Suntik....................................................................15

F. Kerangka Teori............................................................................................34

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................35

A. Kerangka Konsep........................................................................................35

B. Definisi Operasional....................................................................................35

C. Metodologi Penelitian.................................................................................37

1. Jenis Penelitian........................................................................................37

2. Lokasi Penelitian.....................................................................................38

3. Populasi dan Sampel...............................................................................38

D. Analisis Data...............................................................................................40

E. Etika Penulisan............................................................................................40

BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................42

A. Gambaran Umum Tempat Penlitian...............................................................42

1. Letak Wilayah.............................................................................................42

2. Sejarah Puskesmas......................................................................................42

3. Visi..............................................................................................................43

4. Misi.............................................................................................................43

5. Fasilitas Puskesmas.....................................................................................43

viii

Page 10: Proposal Lengkap

ix

6. Kepegawaian...............................................................................................44

BAB V PEMBAHASAN.....................................................................................49

A. Keterbatasan Penelitian...............................................................................49

B. Analisa Univariat........................................................................................49

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu..........................50

1. Usia..........................................................................................................50

2. Pendidikan...............................................................................................51

3. Pekerjaan.................................................................................................53

4. Paritas......................................................................................................54

5. Keterpaparan informasi...........................................................................55

BAB VI PENUTUP.............................................................................................57

A. Kesimpulan.................................................................................................57

B. Saran............................................................................................................58

1. Bagi Puskesmas.......................................................................................58

2. Bagi Institusi Pendidikan.........................................................................58

3. Bagi Peneliti............................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................1

ix

Page 11: Proposal Lengkap

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Keadaan yang memerlukan perhatian khusus .................................. 21

Tabel 2.2 : Penanganan efek samping yang sering terjadi ................................. 22

Tabel 2.3: Keadaan yang memerlukan perhatian khusus ................................... 31

Tabel 2.4 :Penanganan Efek Samping yang Sering Dijumpai ........................... 31

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Akseptor Tentang KB Suntik Di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu Periode April 2014 .................................. 45

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Akseptor KB Di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu Periode April 2014 ..................................................................... 46

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Akseptor KB Di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu Periode April 2014 .................................................... 46

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Akseptor KB Di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu Periode April 2014 .................................................... 47

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Paritas Akseptor KB Di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu Periode April 2014 ...................................................................... 47

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Akseptor KB Tentang KB Suntik Berdasarkan Keterpaparn Informasi DI Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu Periode April 2014 ............................................................................................. 48

x

Page 12: Proposal Lengkap

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Institusi Pendidikan Poltekkes

Jakarta 1 Jurusan Kebidanan untuk Suku Dinas

2. Surat Izin Balasan Pengambilan Data dari Suku Dinas

3. Surat Balasan dari Puskesmas Untuk Persetujuan Penelitian

4. Surat Pernyataan Bersedia menjadi Responden dan Kuisoner

5. Hasil Rekapitulasi Data

6. Lembar Konsultasi

xi

Page 13: Proposal Lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak

237 641 326 jiwa yang berada di urutan keempat setelah Cina, Amerika

Serikat, dan India.

Jakarta merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa yang padat

penduduknya. Berdasarkan data lima tahun terakhir (2007-2012), penduduk

Jakarta terus meningkat dan terancam mengalami ledakan cukup tinggi. Pada

tahun 2010 penduduk Indonesia mencapai 9.786.690 jiwa dan tahun 2013

menjadi 10.090.301 jiwa. Hal itu dipicu tingginya migrasi penduduk dari luar

daerah ke Jakarta. Mereka yang bermigrasi itu rata-rata masyarakat usia subur.

Rata-rata jumlah anak dari wanita subur di Jakarta terus bertambah.

Salah satu hal yang harus dilakukan untuk menekan pesatnya

pertumbuhan penduduk, yaitu menggalakkan program KB atau Keluarga

Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum

dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.

Dengan berkontrasepsi bisa membuat keluarga menjadi sejahtera. Di

tahun 2000 program KB telah berhasil mencegah kelahiran sekitar 80 juta jiwa.

Program keluarga berencana di Indonesia telah mencatat sejarah panjang dalam

Page 14: Proposal Lengkap

2

pembangunan nasional. Selama 40 tahun terakhir, Indonesia telah menurunkan

secara berarti angka kelahiran rata-rata dari 5.6 anak per wanita usia subur

pada akhir tahun 1960-an menjadi 2.6  (SDKI, 2012)

Namun, dalam lima tahun terakhir, jumlah peserta keluarga berencana

hanya bertambah 0,5 persen, dari 57,4 persen pasangan usia subur yang ada

pada 2007 menjadi 57,9 persen pada tahun 2012. Sebanyak 62 persen

menggunakan alat kontrasepsi modern dan tradisional. Dengan rincian 4%

pengguna IUD, 32% pengguna IUD, 3% pengguna susuk, dan 14% pengguna

pil (SDKI, 2012)

Pemakai alat kontrasepsi suntik dari tahun ke tahun meningkat tajam.

Pada 1997 pemakai alat kontrasepsi suntik angkanya 28%. Dan pada 2002,

2007, serta 2012 berkisar pada 32% pengguna alkon KB suntik. (SDKI 2012).

Jumlah peserta KB suntik baru kumulatif di DKI Jakarta sebanyak 5140

orang (39,54 %). Di Jakarta Selatan peserta kb suntik baru kumulatif sebanyak

949 orang (41,12%) (BKKBN, Februari 2014)

Berdasarkan penelitian pendahuluan, dari 10 orang akseptor KB suntik

yang ditemui 6 orang berpengetahuan kurang dan 4 orang berpengetahuan

baik. Ternyata banyak yang menggunakan KB suntik tetapi mereka tidak tahu

tentang KB suntik.

Padahal angka kegagalan metode suntik pun cukup tinggi, mencapai 6

berbanding 100. Artinya 6 dari 100  penggunanya hamil setelah menggunakan

Page 15: Proposal Lengkap

3

suntik. Sementara untuk metode IUD, angka kegagalannya sangat rendah

hanya 0,8 per 100. Selain itu alat kontrasepsi IUD juga bisa bertahan hingga 8

tahun (BKKBN, 2012)

Berdasarkan data dan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Akseptor KB

tentang KB Suntik di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dibuat

sehubungan dengan belum diketahuinya pengetahuan akseptor KB suntik di

Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu Jakarta Selatan.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang KB

Suntik di Puskesmas Kelurahan Pasar MInggu

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan responden di Puskesmas

Kelurahan Pasar MInggu

b. Diketahuinya distribusi frekuensi usia responden di Puskesmas

Kelurahan Pasar Minggu.

Page 16: Proposal Lengkap

4

c. Diketahuinya distribusi frekuensi pendidikan responden di Puskesmas

Kelurahan Pasar Minggu.

d. Diketahuinya distribusi frekuensi pekerjaan responden di Puskesmas

Kelurahan Pasar Minggu

e. Diketahuinya distribusi frekuensi paritas responden di Puskesmas

Kelurahan Pasar Minggu

f. Diketahuinya distribusi frekuensi keterpaparan informasi responden di

Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan evaluasi dan perencanaan

program Keluarga Berencana

2. Bagi Institusi Pendidikan.

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk peneliti selanjutnya dengan

variabel yang berbeda.

3. Bagi Peneliti.

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang penelitian serta

sebagai penerapan ilmu yang telah didapat selama studi.

E. Ruang Lingkup

Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah Gambaran Pengetahuan

Akseptor KB tentang KB suntik di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu pada

bulan April 2014, yaitu tanggal 7 April-21 April. Pengambilan sampel

Page 17: Proposal Lengkap

5

penelitian ini menggunakan accidental sampling, data dianalisis secara

univariat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour)

(Notoadmodjo, 2012)

1) Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkatan, yaitu:

Page 18: Proposal Lengkap

6

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah meningat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu, tahu ini merupakan pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh : dapat

menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak

balita.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan cara benar tentang objek yang diketahu, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harusdapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari. Misalnya, dapat menjelaskan

mengapa harus makn-makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemapuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai alpikasi atu pengguanaan

6

Page 19: Proposal Lengkap

7

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus

rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,

dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah

(problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan

dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisi ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan

sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

melakukan atu menghubungkan bagian-bagian di dalam sutu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis dalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

Page 20: Proposal Lengkap

8

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melkukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada. Misalnya, dapat membnadingkan antara anak yang cukup gizi,

dapat menanggapi terjadinya diare di sutu tempat, dapat

menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut KB dan

sebagainya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

2. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau responden (Mubarak, 2012)

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2012), terdapat tujuh faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah:

a. Pendidikan

Page 21: Proposal Lengkap

9

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak dapat

dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin

mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya

pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya,

jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah, maka akan

menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap

penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami

perubahan aspek fisik dan psikologis. Secara garis besar,

pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan ukuran,

perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-

ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ.

Pada aspek psikologs dan mental, taraf berfikir seseorang menjajdi

semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk

Page 22: Proposal Lengkap

10

mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang

cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik.

Sebaiknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara

psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan

membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman ini

akhirya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap

pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita

hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan sikap menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat

mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga

kebersihan lingkungan.

g. Paritas

Menurut Muhammad Fahruzaini, SKp kanker serviks

terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering

partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma

serviks.

h. Jumlah Perkawinan

Page 23: Proposal Lengkap

11

Menurut Muhammad Fahruzaini, SKp wanita yang sering

melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan

mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks.

i. Sumber informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

j. Status sosial ekonomi

Salah satu peran dan fungsi keluarga adalah fungsi

ekonomi, karena status sosial ekonomi dan budaya berpengaruh

terhadap perilaku kesehatan seseorang. Derajat sosial ekonomi

keluarga sering dihubungkan dengan tingkat pendidikan, dimana

semakin tinggi pendidikan orang tua semakin baik taraf sosial

ekonomi.

F. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian

masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera.

(Undang_undang no.10/1992)

Keluarga Berencana adalah suatu tindakan yang membantu individu atau

pasangan suami isteri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang

Page 24: Proposal Lengkap

12

diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, dan menentukan jumlah

anak dalam keluarga. (Menurut WHO, Expert Comitte, 1970

Keluarga Berencana (family planning/ planned parenthood) merupakan

suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan

dengan menggunakan kontrasepsi.

Keluarga Berencana menurut Undang-Undang no.52 tahun 2009 pasal 1

(8) tentang perkembangan dan kependudukan dan pembangunan keluarga

sejahtera adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal

melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan

sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Keluaga Berencana, yang memastikan bahwa setiap orang/pasangan

mempunyai akses ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan

waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan, dan jumlah anak. Dengan

demikian diharapkan tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan

yang masuk dalam kategori “4 terlalu” terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering

hamil, dan terlalu banyak anak. (Prawihardjo, 2009)

Tujuan KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan

sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar

diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memuhi kebutuhan

hidupnya.

G. Pengertian Akseptor

Page 25: Proposal Lengkap

13

Akseptor KB adalah seseorang yang menerima seta mengikuti

(pelaksanaan) program keluarga berencana. (artikata.com)

Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang salah seorang

menggunakan kontrasepsi dengan tujuan untuk pencegahan kehamilan baik

melalui program maupun non program.

Akseptor yaitu orang yang menrima serta mengikuti (pelaksanaan)

program keluarga berencana (Setiawan dan Saryono, 2010)

H. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

“melawan” atau mencegah” sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sperma yang mengakibatakan kehamilan. Kontasepsi

adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya

perteman antara sel telur dengan sel sperma. (Suratun, 2013)

Metode kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan usia subur secara

rasional berdasarkan fase-fase kebutuhan, seperti masa menunda keseuburan /

kehamilan, masa mengatur menjarangkan kelahiran, dan masa mengakhiri

kehamilan ( Suratun, 2013).

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbauhinya sel telur oleh sel sperma

(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke

dinding rahim (www.ibudanbalita.net)

Page 26: Proposal Lengkap

14

Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen.

Sampai sekarang kontrasepsi yang ideal itu belum ada. Kontrasepsi ideal itu

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu:

1. Dapat dipercaya.

2. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan.

3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan.

4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus.

5. Tidak memerlukan motivasi terus menerus.

6. Mudah pelaksanaannya.

7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat.

8. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.

(Prawihardjo, 2010)

Macam-macam alat kontrasepsi yaitu, pil, suntik. spiral (IUD), implant,

dan kontrasepsi mantap (tubektomi untuk wanita, sedangkan vasektomi untuk

pria).

I. Pengertian Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal yang berisi komponen

progesterone atau komponen progesterone dan estrogen yang diberikan secara

IM dalam pada Musculus Gluteus Maksimus di waktu tertentu (Rustama,

1998).

Page 27: Proposal Lengkap

15

Kontrasepsi suntik merupakan suatu metode kontrasepsi yang berdaya

kerja lama dan tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan

bersenggama tetapi tetap bersifat reversibel (Hartanto, 2010)

1. Mekanisme kerja kontrasepsi suntikan

a. Primer : Mencegah ovulasi

Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH.

Respons kelenjar hipofisis terhadap gonadotoprin releasing hormon

eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses di

hipotalamus daripada di kelenjar hipofisis. Pada penggunaan DMPA,

endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar

yang tidak aktif. Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat

menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya

didapatkan sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Akan tetapi,

perubahan-perubahan tersebut akan kembali kembali normal dalam

waktu 90 hari setelah suntikan DMPA yang terakhir (Hartanto, 2010)

b. Sekunder

1) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan

barier terhadap spermatozoa.

2) Membuat endometrium menjadi kurang baik/ layak untuk

implantasi dari ovum yang telah dibuahi.

3) Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba

falopi (Saifuddin, 2010)

a. Macam-Macam Alat Kontrasepsi Suntik

Page 28: Proposal Lengkap

16

Terdapat dua jenis kontrasepsi hormon suntikan KB. Jenis yang

beredar di Indonesia, yaitu:

1. Kontrasepsi Suntik Kombinasi (Esterogen dan Progesteron)

Kontrasepsi suntik kombinasi merupakan metode suntikan yang

pemberiannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan secara

intramuscular sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon

progesteron dan estrogen pad wanita usia subur. Penggunaan

kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis yaitu

menurunkan kadar FSH dan LH sehingga perkembangan dan

kematangan folikel de Graaf tidak terjadi. ( Mulyani dan Rinawati,

2013)

Jenis suntikan yang mengandung kombinasi, yaitu 25 mg medroxy

progesteron acetat dan 5 mg estradiol cypionate yaitu cyclofem yang

diberikan injeksi IM sebulan sekali (Suratun, 2013) dan 50 mg

noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi

IM sebulan sekali ( Mulyani dan Risnawati, 2013).

Efektifitas suntik Kombinasi, yaitu KB suntik kombinasi sangat

efektif (0,1-0,4 kehamialn per 100 perempuan) selama tahun pertama

penggunaan.

a. Cara Kerja :

2) Menekan ovulasi

3) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma

Page 29: Proposal Lengkap

17

4) Menjadikan selaput lendir leher rahim tipis dan atrofi.

5) Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Sulistyawati, 2011)

b. Keuntungan Kontrasepsi

1) Risiko terhadap kesehatan kecil

2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

4) Jangka panjang

5) Efek samping sangat kecil

6) Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik. (Saifuddin, 2010)

7) Pemberian aman, efektif dan relatif mudah. (Suratun, 2013)

c. Keterbatasan Kontrasepsi

1) Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan

bercak atau spotting, perdarahan sela samapi 10 hari.

2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini

akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.

3) Ketergantungan pasien terhadap pelayanan kesehatan, karena

pasien harus kembali setiap 30 hari untuk kunjungan ulang.

4) Efektifitas suntik 1 bulan berkurang bila digunakan bersamaan

dengan obat-obatan epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat

tuberkolosis (Rifampisin).

5) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan

jantung, stroke, bekuan darah, pada paru atau otak, dan

kemungkinan timbulnya tumor hati.

Page 30: Proposal Lengkap

18

6) Penambahan berat badan.

7) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi

menular seksual, hepatitis B virus, atau virus HIV.

8) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah

penghentian pemakaian.(Saifuddin, 2010)

d. Ibu yang Boleh Memakai KB Suntik Kombinasi

1) Usia reproduksi

2) Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak.

3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.

4) Menyusui ASI pasca persalinan >6 bulan

5) Pascapersalinan dan tidak menyusui

6) Anemia

7) Haid teratur

8) Riwayat kehamilan ektopik

9) Sering lupa menggunakan pil kontraepsi. (Sulistyawati, 2011)

e. Ibu yang Tidak Boleh Menggunakan KB Suntik Kombinasi

1) Hamil atau diduga hamil.

2) Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan

3) Perdarahn pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

4) Penyakit hati akut (hepatitis).

5) Usia >35 tahun yang merokok.

6) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah

tinggi (> 180/110 mmHg)

Page 31: Proposal Lengkap

19

7) Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis

20 tahun.

8) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau

migrain.

9) Keganasan pada payudara (Saifuddin, 2010)

f. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi

1) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus

haid. Tidak diperlukan kombinasi tambahan.

2) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid,

klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari

atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.

3) Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap

saat, asal saja dapat dipastikan Ibu tersebut tidak hamil. Klien

tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya

atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa

waktu 7 hari.

4) Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid,

suntikan pertama dapat diberikan asal saja dapat dipastiak tidak

hamil.

5) Bila pascapersalinan >6 bulan, menyusui, serta telah mendapat

haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1

dan 7.

Page 32: Proposal Lengkap

20

6) Bila pascapersalinan <6 bualan dan menyusui, jangan diberi

suntikan kombinasi.

7) Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan

kombinasi dapat diberi.

8) Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau

dalam waktu 7 hari.

9) Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal

yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal

kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi

sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera

diberikan tanpa perlu mengganggu haid. Bila ragu-ragu, perlu

dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.

10) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan Ibu

tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka

suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal

kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi

lain.

11) Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan

ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan

pertama dapat segera diberikan asal saja diyakini Ibu tersebut

tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya

haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode

kontrasepsi alin tidak diperlukan. Bila sebelumnya

Page 33: Proposal Lengkap

21

menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan

kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus

haid. Cabut segera AKDR (Saifuddin, 2010).

g. Cara Penggunaan

Suntikan kombinasi diberikan setiap bualn dengan suntikan

intramuskular. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan

ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan

terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari

dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini Ibu tersebut

tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual

selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain

untuk 7 hari.

Tabel 2.1 : Keadaan yang memerlukan perhatian khusus

Keadaan Anjuran

Tekanan darah tinggi < 180/110 mmHg dapat diberikan,

tetapi perlu pengawasan

Kencing manis Dapat diberikan pada kasus tanpa

komplikasi dan kencing manisnya

terjadi < 20 tahun. Perlu diawasi

Migrain Bila tidak ada gejala neurologik

yang berhubungan dengan sakit

kepala, boleh diberikan.

Menggunakan obat tuberkolosis/ obat

epilepsi

Berikan pil kontrasepsi kombinasi

dengan 50 µg etinilestradiol atau

Page 34: Proposal Lengkap

22

cari metode kontrasepsi lain

Mempunyai penyakit anemia bulan sabit

(sickle cell)

Sebaiknya jangan menggunakan

suntikan kombinasi

Tabel 2.2 : Penanganan efek samping yang sering terjadi (Saifuddin, 2010)

Efek samping Penanganan

Amenorea Singkirkan kehamilan, bila tidak terjadi

kehamilan, dan tidak perlu diberi

pengobatan khusus. Jelaskan bahwa darah

haid tidak berkumpul dalam rahim.

Anjurkan klien untuk kembali ke klinik

bila tidak datngnya haid masih menjadi

masalah. Bila klien hamil rujuk klien.

Hentikan penyuntikan, dan jelaskan

bahwa hormon progestin dan esterogen

sedikit sekali pengaruhnya terhadap janin

Mual/pusing/muntah Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil rujuk.

Bila tidak hamil informasikan bahwa hal ini

adalah hal biasa dan akan hilang dalam waktu

dekat.

Perdarahan/perdarahan

bercak (spotting)

Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab

yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan yang

terjadi merupakan hal biasa. Bila perdarahan

berlanjut dan mengkhawatirkan klien, metode

kontrasepsi lain perlu dicari.

2. Kontrasepsi Suntik Progestin

Kontrasepsi suntik progestin kontrasepsi hormonal yang berisi

komponen progesteron yang diberi secara intramuscular (IM) pad

Page 35: Proposal Lengkap

23

muskulus gluterus maximus (bokong) dalam jangka waktu 12 minggu,

yang mengandung 150 mg (Saifuddin, 2010)

Memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100

perempuan, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur dan sesuai

jadwal yang telah ditentukan.

Yang hanya mengandung hormon progesteron, yaitu:

1. DMPA ( depo medroxy progesterone acetat) atau Depo Provera

yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 mg yang disuntik

secara IM.

2. Depo Noristerat diberikan setiap 2 bulan dengan dosis 200 mg

Nore-tindron Enantat.

a. Cara Kerja

1) Mencegah ovulasi.

2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma.

3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.(Sulistyawati, 2011)

b. Keuntungan Kontrasepsi

1) Sangat efektif.

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.

Page 36: Proposal Lengkap

24

4) Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan

darah.Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

5) Sedikit efek samping.

6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

7) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun samapi

perimenopause.

8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan

ektopik.

9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.

10) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

11) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

c. Keterbatasan Kontrasepsi

1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti:

- siklus haid yang memendek atau memanjang,

- perdarahan yang banyak atau sedikit,

- perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

- tidak haid sama sekali.

- klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan

kesehatan (harus kembali untuk suntikan).

2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikut.

Page 37: Proposal Lengkap

25

3) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.

4) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi

menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.

5) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian

pemakaian.

6) Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya

kerusakan / kelainan pada organ genitalia, melainkan karena

belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat

suntikan)

7) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka

panjang.

8) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan

kepadatan tulang (densitas).

9) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekringan

pada vagian, menurunkan libido, ganggua emosi (jarang), sakit

kepala, nervositas, jerawat. (Saifuddin, 2010)

d. Ibu yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

1) Usia reproduksi

2) Nulipara dan yang telah memiliki anak.

3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki

efektifitas tinggi.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

Page 38: Proposal Lengkap

26

6) Setelah abortus atau keguguran.

7) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.

8) Perokok.

9) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan

pembekuan darah atau anemia bulan sabit

10) Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat)

atau obat tuberkolosis (rifampisin).

11) Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung

ezterogen.

12) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

13) Anemia defisiensi besi.

14) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh

menggunakan pil kontrasepsi kombinasi. (Saifuddin, 2010)

e. Ibu yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan

Progestin

1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per

100.000 kelahiran)

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

3) Tidak dapat menerima terjadinay gangguan haid, terutama

amenorea

4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

5) Diabetes mellitus disertai komplikasi.

f. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

Page 39: Proposal Lengkap

27

1) Setiap saat selama siklus haid, asal Ibu tersebut tidak hamil.

2) Mulai hari 1 sampai hari ke-7 siklus haid.

3) Pada Ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan

setiap saat, asalkan saja Ibu tesebut tidak hamil. Selama 7 hari

setelah suntikan tidak boleh melakuakan hubungan sosial.

4) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin

mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila Ibu telah

menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar,

dan Ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera

diberikan.

5) Bila Ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan

ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang

lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai

pada saat jadwal kiontrasepsi suntikan yang sebelumnya.

6) Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin

menggantinya dengann kontrasepsi hormonal, suntikan

pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberiakn dapat

segera diberikan, asal saja Ibu tersebut tidak hamil, dan

pemberiannya tidak eprlu menunggu haid berikutnya datang.

Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, Ibu tersebut selam 7

harisetelah suntikan tiadak boleh melakukan hubungan

seksual.

Page 40: Proposal Lengkap

28

7) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.

Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama samapi

hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah

hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin Ibu tersebut tidak hamil.

8) Ibu tidak haid atau Ibu dengan perdarahan tidak teratur.

Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu

tersebut tidalk hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak

boleh melakukan hubungan seksual. (Saifuddin, 2010)

g. Cara Penggunaan

1) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan

cara disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabial

suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi

suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.

Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi

suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap

8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12

minggu.

2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang

dibasahi oleh alkohol 60-90”%. Biarkan kulit kering sebelum

disuntik. Setelah kulit kerang baru disuntik.

3) Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-

gelembung udara. Kontasepsi suntik tidak perlu didinginkan.

Page 41: Proposal Lengkap

29

Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan

menghilangkannya dengan menghangatkannya.

h. Peringatan bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin

1) Setiap terlambat haid harus dipikirkan adnya kemungkinan

kehamilan.

2) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala

kehamilan ektopik terganggu.

3) Timbulnya abses atau perdarahan temapt injeksi.

4) Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau

kaburnya penglihatan.

5) Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau

2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.

i. Penanganan Gangguan Haid

1) Amenorea

Tidak perlu dilakukan tindakan apa pun. Cukup konseling

saja.

Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut,

suntikan jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakian jenis

kontrasepsi lain.

2) Perdarahan

Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai, tetapi

tidak berbahaya.

Page 42: Proposal Lengkap

30

Bila perdarahan/spotting terus berlanjut atau setelah tidak

haid, namun kemudian terjadi perdarahn, mak perlu dicari

penyebab perdarahan tersebut. Obatlah penyebab

perdarahan terebut dengan cara yang sesuai. Bila tidak

ditemukan penyebab terjadinya perdarahan, tanyakan

apakah klien masih ingin melanjutkan suntikan, dan bila

tidak, suntikan jangan dilanjutkan lagi, dan carikan

kontrasepsi jenis lain.

Bila dicantumkan penyakit radang panggul atau penyakit

akibat hubungan seksual, klien perlu diberi pengobatan

yang sesuai dan suntikan dapat terus dilanjutkan.

Bila perdarahan banyak atau memanjang (lebih dari 8 hari)

atau 2 kali lebih banyak dari perdarahan yang biasanay

dialami pada siklus haid normal, jelaskan bahwa hal

tersebut biasa terjadi pada bualn pertama suntikan.

Bila gangguan tersebut menetap, perluu dicari penyebabnya

dan bila ditemukan kelainan ginekologi, klien perlu diobati

atau dirujuk.

Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien

atau klien tidak dapat menerima hal tersebut, suntikan

jangan dilanjutkan lagi. Pilihlah jenis kontrasepsi yang lain.

Untuk mencegah anemia perlu preparat besi dan anjurkan

Page 43: Proposal Lengkap

31

mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat

besi.

Tabel 2.3: Keadaan yang memerlukan perhatian khusus (Saifuddin, 2010)

Keadaan Anjuran

Penyakit hati akut (virus) Sebaiknya jangan menggunakan

kontrasepsi suntikan

Penyakit jantung Sebaiknya jangan menggunakan

kontrasepsi suntikan

Stroke Sebaiknya jangan menggunakan

kontrasepsi suntikan

Tabel 2.4 :Penanganan Efek Samping yang Sering Dijumpai

Page 44: Proposal Lengkap

32

Efek Samping Penanganan

Amenorea (tidak terjadi

perdarahan/spotting)

Bila tidak hamil , pengobatan apa pun

tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid

tidak terkumpul dala rahim. Nasihati

untuk kembali ke klinik.

Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien.

Hentikan penyuntikan

Bila terjadi kehamialn ektopik, rujuk

klien segera

Jangan berikan terapi hormonal untuk

menimbulkan perdarahan karena tidak

akan berhasil. tunggu 3-6 bulan

kemudian, bila tidak terjadi perdarahan

juga, rujuk ke klinik.

Perdarahan/perdarahan

bercak (spotting)

Informasikan bahwa perdarahan ringan

sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah

masalah serius, dan biasanya tidak

memerlukan pengobatan. Bila klien tidak

dapat menerima perdarahan tersebut dan

ingin melanjutkan suntikan, maka dapat

disarankan 2 pilihan pengobatan.

1 siklus kontrasepsi kombinasi (30 – 35

µg etinilestradiol), Ibuprofen (sampai 80

mg, 3 x sehari untuk 5 hari), atau obat

sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai

pemberian pil kontrasepsi kombinasi

dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi

perdarahan banyak selama pemberian

suntikan ditangani dengan pemberian 2

tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari

selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1

siklus pil kontrasepsi hormonal, atau

diberi 50 µg etinilestrodiol atau 1,25 mg

esterogen equin konjugasi untuk 14-21

hari.

Meningkatnya/

menurunnya berat

badan

Informasikan bahwa kenaikan/penurunan

berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja

terjadi. Perhatikan diet klien bila

perubahan berat badan terlalu mencolok.

Bila berat badan berlebihan, hentikan

Page 45: Proposal Lengkap

33

J. Kerangka Teori

Page 46: Proposal Lengkap

34

1.

Sumber : Notoadmodjo, 2012 hal 194

Faktor Internal

1. Usia

2. Paritas

3. Tingkat

pendidikan

4. Pekerjaan

Faktor Eksternal

1. Lingkungan

2. Masyarakat

3. Social Budaya

4. Ekonomi

5. Politik

6. Sarana

7. Keterpaparan

Informasi

Pengetahuan

Page 47: Proposal Lengkap

35

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan tujuan penelitian dapat ditemukan

bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan akseptor memilih

kb suntik, maka kerangka konsep dari penelitian ini terdiri dari beberapa

komponen yang digambarkan dalam skema dibawah ini :

Variabel Independent

Variabel Dependent

K. Definisi Operasional

N

oVariabel

Definisi

OperasionalCara Ukur Alat Ukur Hasil Ukut Skala

1 Pengetahuan Keadaan tahu

akseptor KB

tentang KB

Wawancara Kuesioner Baik

(jawaban

benar 75

Ordinal

Faktor yang mempengaruhi:

1. Usia2. Paritas3. Tingkat pendidikan 4. Pekerjaan5. Sumber informasi

Pengetahuan akseptor kb memilih kb suntik

35

Page 48: Proposal Lengkap

36

suntik yang

dinilai dari

kemampuan

menjawab

pertanyaan.

%)

Kurang

baik

(jawaban

benar

≤75%)

2 Usia Kurun waktu

yang dihitung

dalam tahun

setelah

dilahirkan

Wawancara Kuesioner 20-35 tahun

20 tahun

atau 35

tahun

Ordinal

3 Paritas Jumlah

kelahiran hidup

yang dimulai

oleh seorang

wanita

Wawancara kuesioner ≤2

>2

Ordinal

4 Pendidikan proses

pengubahan

sikap dan tata

laku seseorang

atau kelompok

orang dengan

usaha

mendewasakan

manusia

melalui upaya

pengajaran dan

pelatihan

secara

terorganisasi

dan berjenjang,

Wawancara Kuesioner Pendidikan

rendah ≤SD

Pendidikan

menengah

SMP-SMA

Pendidikan

tinggi

>SMA

Ordinal

Page 49: Proposal Lengkap

37

baik yg bersifat

umum maupun

yg bersifat

khusus

5. Pekerjaan Kegiatan

sehari-hari

yang dilakukan

untuk

mendapatkan

uang

Wawancara Kuesioner Tidak

bekerja

Bekerja

Nominal

6 Keterpaparan

Informasi

Informasi yang

pernah diterima

atau didapat

mengenai

kontrasepsi

suntik

Wawancara Kuisoner Terpapar:

Bila

menjawab

>1

Tidak

terpapar :

Bila

menjawab

≤1

Ordinal

L. Metodologi Penelitian

1. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang diapakai adalah jenis

penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di

dalam masyarakat (Notoadmodjo, 2012).

Penelitian yang dilakukan menggambarkan pengetahuan

akseptor KB tentang kontrasepsi suntik di Puskesmas Kelurahan

Pasar Minggu.

Page 50: Proposal Lengkap

38

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah di Puskesmas

Kelurahan Pasar Minggu.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan

diteliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada

di wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

akseptor KB suntik yang berada di Puskesmas Kelurahan Pasar

Minggu.

Populasi yang diambil pada penelitian ini, yaitu pada bulan

Januari-Maret yang berjumlah 294 responden.

b. Sampel

Sampel adalah serangkaian populasi yang memiliki ciri dari

keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi.

1. Cara Pengambilan

Pengambilan sampel yang sibutuhkan dalam penelitian ini

menggunakan perhitungan sampel menurut Notoadmodjo

(2005), yaitu:

n : Besar sampel

n = N

1+ N (d2)

Page 51: Proposal Lengkap

39

N : Besar populasi

d2 : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan

Maka,

n = 294

1+ 294(0,12)

n = 294

3,94

n = 74, 6192 = 75 orang

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini menggunakan accidental sampling.

Accidental Sampling, yaitu pengamatan sampel yang dilakukan

tanpa sengaja, tanpa perencanaan terlebih dulu. Jumlah sampel

yang diambil seadanya saja, sehingga bersifat kasar dan sementara.

Sampel ini diambil pada bulan April pada tanggal 7 April – 21

April 2014

4. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu

dengan wawancara menggunakan kuesioner.

5. Pengolahan Data

a. Pemeriksaan data

Pemeriksaan data adalah data yang terkumpul

diperiksa selengkapnya, disusun urutannya dan dilihat apabila

terdapat kesalahan dalam pengisisan.

Page 52: Proposal Lengkap

40

b. Pengelompokan data

Data dikelompokkan sesuai dengan variabel yang

diukur, seperti umur, paritas, pendidikan, pengetahuan,

pekerjaan, dukungan suami/keluarga, sikap dan perilaku

petugas kesehatan.

c. Memberi kode

Adalah memberikan kode pada setiap variabel dengan

tujuan untuk memudahkan dalam mengolah data dengan cara

manual sesuai definisi operasional.

d. Tabulasi data

Proses penyajian data dengan menggunakan tabel.

M. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan analisis

univariat. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap

variabel, mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel yang dieliti

N. Etika Penelitian

a. Informed Consent

Lembar persetujuan yang diberikan kepada responden oleh peneliti

dengan menyertakan judul penelitian agar subjek mengerti maksud dan

tujuan penelitian. Bila subjek menolak, maka peneliti tidak akan memaksa

dan tetap menghargai atau menghormati hak-hal yang dimiliki subjek.

b. Anonymity (tanpa nama)

Page 53: Proposal Lengkap

41

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidaka kan mencantumkan nama

responden tetapi lembar tersebut diberikan kode

c. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannnya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan sebagai hasil penelitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Page 54: Proposal Lengkap

42

A. Gambaran Umum Tempat Penlitian

1. Letak Wilayah

Wilayah Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu terletak di Kelurahan

Pasar MInggu Kecamatan Pasar Minggu. Adapun batas-batas wilayah

Kelurahan Pasar Minggu.

a. Sebelah Utara : Kelurahan Pejaten Barat dipisahkan oleh Jalan

Pejaten Raya

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Kebagusan yang dibatasi jalan T.B.

Simatupang (Lingkar Luar Selatan)

c. Sebelah Timur : Kelurahan Pejaten Timur dan Tanjung Barat

d. Sebelah Barat : Kelurahan Jati Padang

2. Sejarah Puskesmas

Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu terletak di Jalan Raya

Ragunan, Kelurahan Pasar Minggu, Kecamatan Pasar Minggu. Luas tanah

Puskesmas 1.200 m2 dan luas bangunan semua 600 m2. Bangunan terdiri

dari 2 lantai, lantai atas dengan luas 300 m2 digunakan untuk puskesmas

dan lantai bawah seluas 300 m2 untuk rumah bersalin. Kepala Puskesmas

Kelurahan Pasar Minggu Dr. Dessy Anggraini.

3. Visi 42

Page 55: Proposal Lengkap

43

Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu sebagai unit pelayanan prima

yang profesional, terjangkau, berkesinambungan,mandiri dan

mengutamakan kepuasan pelanggan.

4. Misi

a. Memberdayakan sumber daya manusia dalam menghadapi era

globalisasi

b. Memberikan dan mengembangkanmutu pelayanansecara optimal baik

promotif, preventif, maupun rehabilitatif.

c. Menggalang kerja sama dengan mitra kerja

d. Mengembangkan pemasaran puskesmas.

5. Fasilitas Puskesmas

a. Gedung Rawat Jalan (Lantai atas)

1) 1 ruang loket pendaftaranberisi meja tulis panjang, 3 rak

buku besi

2) 1 ruang tunggu luar dalam dengan bangku tunggu panjang

4 buah

3) 1 raung KIA berisi tempat tidur, meja tulis, timbangan bayi

dan ibu, kulkas vaksin

4) 1 ruang tunggu dalam dengan bangku tunggu 3 buah ( 5

set)

Page 56: Proposal Lengkap

44

5) 1 ruang KB berisi Gyn-bed, lemari alat KB, rak arsip, dan

meja tulis

6) 1 ruang BP berisi 3 meja tulis, fuillingcabinet, dan alat

pemeriksaan.

6. Kepegawaian

Personalia puskkesmas dan rumah bersalin semuanya 23 orang:

a. Dokter umum : 1 orang

b. Doktrer gigi : 1 orang

c. Bidan : 8 orang

d. Perawat kesehatan : 4 orang

e. Perawat gigi : 1 orang

f. Pekarya Kesehatan : 1 orang

g. Gizi : 1 orang

h. Penilik Kesehatan Lingkungan : 1 orang

i. Tata Usaha : 1 orang

j. Petugas cleaning service : 2 orang

k. Satpam malam hari : 1 orang

B. Hasil Penelitian

Page 57: Proposal Lengkap

45

Dalam hal ini penulis menyajikan hasil penelitian yang telah

dilakukan terhadap akseptor KB suntik yang melakukan suntik KB di

Pukesmas Kelurahan Pasar Minggu dalam bentuk distribusi frekuensi yang

kemudian dianalisis secara rinci. Penyajian hasil penelitian yang

ditampilkan terdiri dari sub variabel yang mempengaruhi “Pengetahuan

Akseptor KB Suntik”

1. Pengetahuan

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Di Puskesmas Kelurahan Pasar

Minggu Periode April 2014

No Pengetahuan Jumlah Presentase

1 Baik (>15) 35 orang 46,7 %

2 Kurang (≤15) 40 orang 53,3 %

Total 75 orang 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi responden yang

berpengetahuan kurang mempunyai frekuensi sebanyak 40 orang (53,3%).

Sedangkan responden dengan berpengetahuan baik sebanyak 35 orang (46,7%)

2. Umur

Page 58: Proposal Lengkap

46

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Usia Responden Di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu

Periode April 2014

No Umur Jumlah Presentase

1 20-35 tahun 51 orang 68,0 %

2 <20 dan >35 tahun 24 orang 30,0 %

Total 75 orang 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden

yang berusia 20-35 tahun sebanyak 51 orang (68,0%), sedangkan ibu yang

berusia <20 atau >35 tahun sebanyak 24 orang (32,0%)

3. Pendidikan

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pendidikan RespondenKB Di Puskesmas Kelurahan Pasar

Minggu Periode April 2014

No Pendidikan Jumlah Presentase

1 Rendah (≤ SD) 15 orang 20,0 %

2 Menengah (SMP-SMA) 55 orang 79,3 %

2 Tinggi (> SMA) 5 orang 6,7 %

Total 75 orang 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden

yang berpendidikan rendah sebanyak 15 orang (20,0%), yang berpendidikan

Page 59: Proposal Lengkap

47

menengah sebanyak 55 orang (79,3%), dan yang berpendidikan tinggi

sebanyak 5 orang (6,7%)

4. Pekerjaan

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di Puskesmas Kelurahan Pasar

Minggu Periode April 2014

No Pekerjaan Jumlah Presentase

1 Tidak bekerja 53 orang 70,7 %

2 Bekerja 22 orang 29,3 %

Total 75 orang 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden

yang tidak bekerja sebanyak 53 orang (70,7%) , sedangkan yang bekerja

sebanyak 22 orang (29,3%)

5. Paritas

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden Di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu

Periode April 2014

No Paritas Jumlah Presentase

1 1-2 orang 52 orang 69,3 %

2 > 2 23 orang 30,7 %

Total 75 orang 100 %

Page 60: Proposal Lengkap

48

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden

dengan jumlah paritas 1-2 orang sebanyak 52 orang (69,3%), sedangkan

paritas > 2 orang sebanyak 23 orang (30,7%)

6. Keterpaparan Informasi

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Keterpaparn Informasi Responden Di Puskesmas

Kelurahan Pasar Minggu Periode April 2014

No Paritas Jumlah Presentase

1 Terpapar 31 orang 41,3 %

2 Tidak terpapar 44 orang 58,7 %

Total 75 orang 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi responden yang

terpapar informasi sebanyak 31 orang ( 41,3 %) , sedangkan yang tidak

terpapar sebanyak 44 orang (58,7%)

BAB V

PEMBAHASAN

Page 61: Proposal Lengkap

49

A. Keterbatasan Penelitian

1. Jumlah sampel yang diambil relatif kecil mengingat adanya ketrbatasan

waktu

2. Pilihan variabel yang terbatas mengingat adanya keterbatasan waktu

sehingga variabel penelitian disesuaikan dengan kemampuan peneliti

3. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu

terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukkan

keadaan sesungguhnya.

B. Analisa Univariat

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 75 akseptor KB yang menjadi

responden, yaitu sebanyak 40 orang (53,3%) memiliki tingkat pengetahuan

kurang, sedangkan responden dengan berpengetahuan baik sebanyak 35 orang

(46,7%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmodjo, 2012).

Terbukti pada peneltian yang dilakuakn oleh Dian Anggraini bahwa dari

50 responden yang diteliti 33 orang (66%) berpengetahuan kurang, sedangkan

17 orang (34%) berpengetahuan baik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Andriani tahun 2007

mengatakan bahwa selain pengetahuan banyak faktor yang dapat

49

Page 62: Proposal Lengkap

50

mempengaruhi orang dalam menjaga kesehatannya misalnya pendidikan

maupun informasi yang diterima.

Menurut peneliti pernyataan diatas sesuai dikarenakan dengan

pengetahuan yang baik akseptor KB menjadi lebih tahu KB yang cocok untuk

dirinya. Disamping itu tingkat pengetahuan akseptor tidak terlepas dari tingkat

pendidikan dan keterpaparan terhadap informasi mengenai kontrasepsi suntik.

Namun demikian faktor-faktor umur, pekerjaan, dan paritas juga

mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu

1. Usia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi usia

responden terbanyak adalah kisaran umur 20-35 tahun yaitu 51 orang

(68,0 %) ,sedangkan pada usia <20 tahun atau >35 tahun merupakan

proporsi terkecil yaitu 24 orang (32,0%).

Menurut teori Hartanto (2010) Wanita dengan usia 20-30 tahun

atau 35 tahun merupakan fase menjarangkan kehamilan sehingga

dibutuhkan alat kontrasepsi yang mempunyai efektifitas dan

reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan anak

lagi (Hartanto, 2010).

Terbukti juga pada penelitian Dian Andriani tahun 2007

mengatakan bahwa distribusi frekunsi responden yang berusia 20-35

tahun sebanyak 28 orang (56%), sedangkan distribusi fekuensi

responden yang berusia <20 atau >35 tahun sebanyak 22 orang (44%).

Page 63: Proposal Lengkap

51

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dian Andriani tahun

2007 yang mengatakan bahwa pada usia 20-35 tahun lebih banyak

PUS yang menggunakan KB suntik untuk membatasi banyaknya

jumlah anak. Selain itu, banyak hal yang menyebabkan usia 20-35

tahun menggunakan KB. Usia 20-35 tahun merupakan usia

reproduktif baik organ fisik maupun pada pola pikir, sehingga ibu

dapat menyaring informasi dengan baik tentang KB suntik.

Menurut peneliti hal tersebut sesuai dengan penelitian yang

dilakukan dikarenakan pada usia 20-35 tahun merupakan usia yang

masih membutuhkan alat kontrasepsi yang mempunyai efektifitas

yang cukup tinggi karena masih ingin mempunyai anak lagi. Selain itu

pada usia tersebut ibu lebih mudah menerima informasi yang

disamapikan mengenai KB suntik.

2. Pendidikan

Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa distribusi

frekuensi responden berpendidikan menengah sebanyak 55 orang

(73,3%). Sedangkan yang berpendidikan rendah sebanyak 15 orang

(20,0%) dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 5 orang (6,7%).

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri

bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula

mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang

dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang

Page 64: Proposal Lengkap

52

memiliki tingkat pendidikan rendah, maka akan menghambat

perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi

dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. (Mubarak 2005).

Terbukti juga pada penelitian Dian Anggraini tahun 2007

mengatakan bahwa distribusi frekuensi responden berpendidikan

menengah sebanyak 27 orang (54%). Sedangkan distribusi frekunsi

responden yang berpendidikan rendah sebanyak 15 orang (30%) dan

yang berpendidikan tinggi tinggi sebanyak 8 orang (16%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dian Andriani

tahun 2007 yang mengatakan bahwa akseptor yang berpendidikan

tinggi lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan pendidikan

rendah dan menengah. Pengetahuan sesorang tidak hanya diukur dari

pendidikannya saja, namun ada banyak hal yang saling mempengaruhi

diantaranya akses akan informasi yang dibutuhkan, bidang pekerjaan,

dan cara penerimaan informasi.

Menurut peneliti, penelitian Dian Andriani sesuai dengan hasil

peneliti namun tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Mubarak tahun 2005 hal ini dikarenakan faktor yang mepengaruhi

orang berperilaku atau mendapatkan informasi kesehatan bukan saja

dari pendidikannya tapi ada faktor lainnya yang mempengaruhi,

3. Pekerjaan

Page 65: Proposal Lengkap

53

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa mayoritas

akseptor KB adalah ibu yang tidak bekerja sebanyak 53 orang

(70,7%), sedangkan yang bekerja sebanyak 22 orang (29,3%).

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak

langsung (Notoadmodjo, 2012)

Terbukti pada penelitian Dian Anggraini menyatakkan bahwa

mayoritas respondennya yang tidak bekerja yaitu 32 orang (64%),

sedangkan ibu yang bekerja sebanyak 18 orang (36%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dian Anggraini tahun 2007 bahwa ibu yang terbanyak

menggunakan KB adalah ibu yang tidak bekerja. Hal ini mungkin

karena informasi yang didapat atau karena anjuran orang atau teman

terdekat.

Menurut peneliti pernyataan penelitian Dian Andriani tahun

2007 yang mengatakan bahwa ibu yang terbanyak menggunakan KB

adalah ibu yang tidak bekerja. Hal ini mungkin karena informasi yang

didapat atau karena anjuran orang atau teman terdekat. Pernyataan

tersebut sesuai dengan peneliti. Namun tidak sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Notoadmodjo dikarenakan ibu yang tidak bekerja

lebih banyak mendapatkan informasi dari teman terdekat ataupun

Page 66: Proposal Lengkap

54

informasi lain, misalnya penyuluhan sehingga ibu yang tidak bekerja

mendapatkan informasi yang lebih banyak.

4. Paritas

Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa mayoritas akseptor

yang diteliti memiliki paritas 1-2 sebanyak 52 orang (69,3%),

sedangkan yang mempunyai paritas >2 orang sebanyak 23 orang (30,7

%).

Menurut Notoadmodjo (2012) mengatakan bahwa terdapat

kecenderungan kesehatan ibu dengan paritas rendah memiliki

kesehatan yang lebih baik daripada ibu dengan paritas tinggi. Pada

penelitian ini, akseptor KB rata-rata sudah memiliki anak kurang dari

3..

Terbukti juga pada penelitian Dian Andriani tahun 2007 yang

menyatakan bahwa mayoritas responden yang diteliti memiliki paritas

1-2 sebanyak 31 orang (62%), sedangkan yang meiliki paritas >2

sebanyak 19 orang (38%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Dian Andriani tahun 2007 yang mengatakan bahwa banyaknya

akseptor KB berparitas 1-2 diawali oleh keinginan ibu untuk mengatur

jarak kehamilan sehingga dapat mencapai keluarga sejahtera dan dapat

bermanfaat untuh memulihkan organ-organ reproduksi pada kondisi

yang optimal menjelang kehamilan selanjutnya.

Page 67: Proposal Lengkap

55

Menurut peneliti, hal diatas sesuai bahwa ibu yang berparitas

1-2 memiliki kesehatan yang lebih baik karena ibu tersebut dapat

mengatur jarak kehamilan, sehingga organ reproduksinya menjadi

optimal pada kehamilan selanjutnya. Sedangkan pada ibu yang

berparitas >2 lebih memikirkan untuk memakai alat kontrasepsi

jangka panjang atau lebih memilih untuk mengakhiri kehamilannya.

5. Keterpaparan informasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang terpapar

sebanyak 31 orang (41,3 %) sedangkan yang tidak terpapar

sebanyak 44 orang (58,7 %).

Pengaruh informasi sangat besar terhadap perubahan sikap

khususnya terhadap perkembangan sosial pribadi umumnya, media

yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan karena alat

tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan

kesehatan bagi masyarakat yang dituju (Notoadmodjo, 2005)

Menurut peneliti hal ini sesuai dengan teori dikarenakan

dengan terpaparnya akseptor pada informasi yang didapat mungkin

akseptor bisa lebih memahami dan mengerti tentang KB yang akan

digunakan maupun yang sudah digunakan sehingga akseptor

menjadi tahu KB tersebut cocok untuk dirinya atau tidak.

Page 68: Proposal Lengkap

56

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian gambaran pengetahuan akseptor KB

tentang KB suntik di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu, dapat

disimpulkan bahwa::

Page 69: Proposal Lengkap

57

1. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

responden yang berpengetahuan kurang mempunyai frekuensi

sebanyak 40 orang Sedangkan responden dengan berpengetahuan

baik sebanyak 35 orang

2. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi

responden yang berusia 20-35 tahun sebanyak 51 orang, sedangkan

ibu yang berusia <20 atau >35 tahun sebanyak 24 orang

3. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi

responden yang berpendidikan rendah sebanyak 15 orang, yang

berpendidikan menengah sebanyak 55 orang, dan yang

berpendidikan tinggi sebanyak 5 orang.

4. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi

responden yang tidak bekerja sebanyak 53 orang, sedangkan yang

bekerja sebanyak 22 orang

5. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi

responden dengan jumlah paritas 1-2 orang sebanyak 52 orang,

sedangkan paritas > 2 orang sebanyak 23 orang

6. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi

responden yang terpapar informasi sebanyak 31 orang, sedangkan

yang tidak terpapar sebanyak 44 orang

B. Saran

57

Page 70: Proposal Lengkap

58

1. Bagi Puskesmas

Sebaiknya petugas kesehatan (Bidan) lebih meningkatkan lagi upaya

pemberian pendidikan kesehatan tentang KB suntik secara lebih aktif.

Selain itu, bidan dapat meningkatkan pemberian informasi yang lebih aktif

dalam setiap pelayanannya guna meningkatkan pengetahuan akseptor KB.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bahan acuan

pada peneliti selanjutnya dengan variabel yang berbeda.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalm bidang penelitian serta

sebagai penerapan ilmu yang telah didapat selama studi.

Page 71: Proposal Lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Dian. 2007. Pengetahuan Akseptor Tentang KB Suntik Di Puskesmas Cilandak Jakarta Selatan Pada Bulan Juli 2007. KTI Poltekkes Jakarta 1: Jakarta

Badan Pusat Statistik Kordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2007. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. DepKes: Jakarta.

__________________________________________________. 2012. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. DepKes: Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelayanan Keluarga BerencanaPada Persalinan di Fasilitas Kesehatan. Jakarta : Bakti Husada

Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepsi &Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta : EGC

Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pusaka Sinar Harapan

__________. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pusaka Sinar Harapan

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi Perkumpulan Obstetri-Ginekologi Indonesia. 2012. Pelatihan Klinik Teknologi Kontrasepsi Terkini Bagi Profesional Kesehatan. Jakarta : JNPK-KR

Manuaba, Ida A, dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida A, dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jalkarta: EGC

Maryani, Sri dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: TIM

Meilani, Niken, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Fitramaya

Mubarak, Wahit. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Page 72: Proposal Lengkap

2

Notoatmadjo Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

__________________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmadjo Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo.

Saifudin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo.

Siswosudarmo, dkk. 2007. Teknologi Kontrasepsi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Speroff, Leon & Philip Darney. 2010. Pedoman Klinis Kontrasepsi Edisi 2. Jakarta : EGC

Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika

Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans infomedia

Wiknjosastro, Hanifa dkk.2012.Ilmu Kebidanan.Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Page 73: Proposal Lengkap
Page 74: Proposal Lengkap

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Besedia menjadi responden dalam penelitian “Gambaran Pengetahuan Akseptor Kb

Tentang Kb Suntik di Puskesmas Kelurahan Pasar Minggu” atas permintaan :

Nama : Rosy Nugraheni

NIM : P17124011026

Pendidikan : Poltekkes Kemenkes Jakarta 1 Jurusan Kebidanan

Surat pernyataan ini saya tanda tangani dengan sadar dan tanpa paksaan dari pihak

manapun.

Jakarta, 2014

( )

Page 75: Proposal Lengkap

Kuisoner Penelitian

Gambaran Pengetahuan Akseptor KB Tentang KB Suntik Di Puskesmas

Kelurahan Pasar Minggu

Petunjuk pengisian angket:

- Berikan tanda chek list (√ ) pada kolom jawaban yang saudara anggap benar.

- Bacalah baik-baik semua pertanyaan yang diberikan,

- Jangan sampai ada pertanyaan yang tidak dijawab.

A. Identitas

Inisial :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Jumlah anak

B. Akseptor KB

Apakah ibu menggunakan alat kontrasepsi?

b. Ya b. Tidak

Apakah ibu menggunakan KB suntik?

a. Ya b. Tidak

Page 76: Proposal Lengkap

2

C. Pengetahuan

1. Apakah yang dimaksud dengan KB suntik?

a. Hormon progesteron dan esterogen dan esterogen yang disuntikkan

ke dalam tubuh untuk mencegah terjadinya pembuahan sel telur

wanita dan kehamilan.

b. Alat kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit

c. Alat kecil yang dimasukkan ke dalam rahim

2. Menurut ibu zat apa yang disuntikkan ke dalam tubuh ibu untuk

mencegah kehamilan?

a. Obat

b. Hormon

c. Vitamin

3. Apa nama suntik KB yang diberikan setiap 1 bulan sekali?

a. Depo Porevera

b. Cyclofem

c. Benar semua

4. Ada berapa jenis KB suntik yang umum digunakan?

a. Hanya satu

b. Ada dua

c. Ada tiga

5. Siapa yang tidak boleh menggunakan KB suntik 1 bulan?

a. Wanita yang menyusui

Page 77: Proposal Lengkap

3

b. Wanita sedang sakit

c. Wanita tidak menyusui

6. Apakah ada KB suntik yang cocok buat Ibu menyusui?

a. KB suntik 1 bulan

b. KB suntik 3 bulan

c. Tidak ada yang cocok

7. Apa nama suntik KB yang diberikan setiap 3 bulan sekali?

a. Cyclofem

b. Depo Porivera

c. Semua salah

8. Suntik KB tidak boleh diberikan pada ibu yang menderita penyakit .....

a. Darah tinggi

b. Diabetes melitus

c. Epilepsi (ayan)

9. Apa saja tanda-tanda yang perlu diwaspadai pada penggunaan kb

suntik?

a. Nyeri dada

b. Sakit kepala hebat

c. Semua benar

10. Apa saja kelebihan dari KB suntik 1 bulan?

a. Menstruasi tidak teratur

Page 78: Proposal Lengkap

4

b. Tidak dapat menstruasi

c. Menstruasi lebih teratur

11. Menurut ibu mengapa seseorang yang menderita hipertensi tidak boleh

menggunakan KB suntik?

a. Dapat mempengaruhi tekanan darah semakin tinggi

b. Dapat menurunkan tekanan darah

c. Tidak mempengaruhi tekanan darah

12. Apa penyebab dari kegagalan KB suntik?

a. Lupa

b. Coba-coba

c. Salah hitung rumus

13. Manakah yang pernyataan di bawah ini yang tepat untuk alat

kontrasepsi suntik 1 bulan?

a. Mengandung hormon esterogen dan progesteron.

b. Disuntikkan 12 minggu sekali

c. Boleh untuk ibu menyusui

14. Apa saja keterbatasan dari kontrasepsi suntik?

a. Sangat efektif.

b. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri.

c. Sering ditemukan gangguan haid

15. Apa saja keuntungan dari kontrasepsi suntik?

a. Sering menimbulkan efek masalah berat badan.

Page 79: Proposal Lengkap

5

b. Tidak berpengaruh pada hubungan suami isteri

c. Dapat menjamin perlindungan terhadap penyakit infeksi

menular.

16. Menurut ibu kapan waktu yang tepat untuk menggunakan KB suntik

setelah melahirkan?

a. 40 hari setelah melahirkan dan sudah melakukan hubungan suami

istri

b. Segera 1 lahir setelah melahirkan

c. 40 hari setelah melahirkan dan belum melakukan hubungan suami

istri

17. Gangguan siklus menstruasi/ haid yang biasa terjadi pad pemakaian KB

suntik, yaitu:

a. Tidak mendapatkan menstruasi

b. Perdarahan sedikit

c. Semua benar

18. Kapan waktu yang tepat untuk mengguanakan KB jika ibu sedang

haid??

a. Hari pertama haid

b. Hari 5-7 haid

c. Setelah hari ke-7

19. Menurut ibu siapa saja yang boleh menggunakan KB suntik?

a. Ibu yang sudah memliki anak

b. Ibu yang ingin menunda kehamilan

Page 80: Proposal Lengkap

6

c. Semua benar

20. Tempat yang dapat memberikan pelayanan KB suntik, yaitu:

a. Puskesmas

b. Bidan Praktik Swasta

c. Semua benar

D. Keterpaparan Informasi

Apakah ibu pernah mendapatkan informasi tentang kontrasepsi

suntik:?

a. Ya

b. Tidak

Jika ya, dari mana ibu mendapatkan informasi tentang kontrasepsi

suntik?

a. Petugas Kesehatan/ Orang terdekat

b. Media massa (Majalah, koran, internet, TV)

Page 81: Proposal Lengkap
Page 82: Proposal Lengkap

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Rosy Nugraheni

NIM : P17124011026

Pembimbing : Dra. Henny Novita, MA.Kes

Judul KTI : GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KB

SUNTIK

NO Tanggal Kegiatan Tanda Tangan