Proposal KP

11
A. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan sarana pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan mampu mengaplikasikan teori yang ada dengan keadaan di lapangan sejalan dengan perkembangan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten, perlu diperhatikan tingkat pendidikan yang diperoleh. Mahasiswa sebagai calon sumber daya manusia telah menerima pendidikan di perguruan tinggi. Kerja praktek merupakan salah satu pemecahan permasalahan akan adanya jarak antara teori dan praktek tersebut sehingga pada Kerja Praktek ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan serta mengkombinasikan ilmu-ilmu yang diperoleh diperkuliahan dengan yang diperoleh dilapangan, untuk selanjutnya diterapkan dilapangan (Industri) serta mampu menjawab setiap tantangan yang timbul di Industri dengan bekal dan ilmu-ilmu yang didapat diperkuliahan. Terkhusus di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas, kerja praktek sudah menjadi mata kuliah wajib dengan bobot 2 SKS (Sistem Kredit Semester) yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa dan perlu dilaksanakan dengan baik dan benar agar diperoleh manfaat yang sebesar besarnya. Kerja praktek yang dilaksanakan dikelompokkan dalam bidang produksi, yaitu : Praktek kerja untuk bidang produksi dilakukan dengan mempelajari proses pengolahan bahan baku menjadi hasil jadi atau hasil setengah jadi yang merupakan produk akhir pada industri/ perusahaan tempat kerja praktek dilakukan. B. Dasar Pemikiran Dasar pemikiran dari pelaksanaan kerja praktik ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Dengan adanya kerja praktik ini, diharapkan dapat mengembangkan kreativitas kemandirian mental di dunia kerja.

description

Kerja Praktek

Transcript of Proposal KP

Page 1: Proposal KP

A. Latar Belakang

Perguruan tinggi merupakan sarana pembentukan sumber daya

manusia yang diharapkan mampu mengaplikasikan teori yang ada dengan

keadaan di lapangan sejalan dengan perkembangan kemajuan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten, perlu

diperhatikan tingkat pendidikan yang diperoleh. Mahasiswa sebagai calon

sumber daya manusia telah menerima pendidikan di perguruan tinggi. Kerja

praktek merupakan salah satu pemecahan permasalahan akan adanya jarak

antara teori dan praktek tersebut sehingga pada Kerja Praktek ini mahasiswa

diharapkan mampu menerapkan serta mengkombinasikan ilmu-ilmu yang

diperoleh diperkuliahan dengan yang diperoleh dilapangan, untuk

selanjutnya diterapkan dilapangan (Industri) serta mampu menjawab setiap

tantangan yang timbul di Industri dengan bekal dan ilmu-ilmu yang didapat

diperkuliahan. Terkhusus di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Andalas, kerja praktek sudah menjadi mata kuliah wajib dengan

bobot 2 SKS (Sistem Kredit Semester) yang wajib diselesaikan oleh

mahasiswa dan perlu dilaksanakan dengan baik dan benar agar diperoleh

manfaat yang sebesar – besarnya.

Kerja praktek yang dilaksanakan dikelompokkan dalam bidang

produksi, yaitu :

Praktek kerja untuk bidang produksi dilakukan dengan mempelajari

proses pengolahan bahan baku menjadi hasil jadi atau hasil setengah jadi

yang merupakan produk akhir pada industri/ perusahaan tempat kerja

praktek dilakukan.

B. Dasar Pemikiran

Dasar pemikiran dari pelaksanaan kerja praktik ini antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Dengan adanya kerja praktik ini, diharapkan dapat mengembangkan

kreativitas kemandirian mental di dunia kerja.

Page 2: Proposal KP

2. Guna memenuhi kurikulum perkuliahan di jurusan Teknik Elektro

Universitas Andalas.

3. Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian

masyarakat.

4. Diperlukan keselarasan antara sistem pendidikan tinggi dan dunia kerja.

5. Syarat kelulusan mata kuliah kerja praktik di jurusan Teknik Elektro

Universitas Andalas.

C. Tujuan

Tujuan dari Kerja Praktek di kilang PT. Pertamina RU II Dumai ini adalah:

1. Mahasiswa memperoleh gambaran nyata mengenai pengoperasian

sistem pemprosesan dan utilitas yang digunakan untuk pengolahan

minyak bumi.

2. Memahami dan dapat menggambarkan pola inti proses produksi pada

Pertamina UP II Dumai yang meliputi

a. mengenal bahan baku yang digunakan dalam proses produksi,

b. memahami proses produksi,

c. mengenal produk dan limbah industri proses pengolahan minyak

bumi,

d. mengenal karakteristik sistem pemprosesan dan sistem

pengendalian (instrument) proses pengolahan minyak.

3. Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi kerja, manajemen

PT.Pertamina dan penerapannya, serta pengenalan terhadap praktik-

praktik pengelolaan dan peraturan-peraturan kerja di Pertamina UP II

Dumai.

D. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan Kerja Praktek adalah di PT. Pertamina Refinery

Unit II pelaksanaanya pada bulan Januari 2014, dengan lama pelaksanaan

Kerja Praktik 1 bulan.

Page 3: Proposal KP

E. Peserta

Peserta adalah tiga orang mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas

Andalas dengan data sebagai berikut:

a. Nama : Islami Triandiko

BP. : 1010952003

Jurusan : Teknik Elektro

Program Studi : Teknik Tenaga Listrik

Tempat, tanggal lahir : Sukoharjo, 18 Agustus 1992

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Komplek Nusa Indah Permai I D/101 Air Pacah

Telpon/HP : 081267010470

Email : [email protected]

b. Nama : Wanda Dwi Anugrah

BP. : 1010952013

Jurusan : Teknik Elektro

Program Studi : Teknik Tenaga Listrik

Tempat, tanggal lahir : Padang, 14 Juli 1992

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jln Maransi Indah no 47 . Padang

Telpon/HP : 085275788738

Email : [email protected]

c. Nama : Randi Novaldi

BP. : 1010952047

Jurusan : Teknik Elektro

Program Studi : Teknik Tenaga Listrik

Tempat, tanggal lahir : Payakumbuh, 01 November 1992

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Page 4: Proposal KP

Alamat : Jln. Berok 1 no.19. Padang

Telpon/HP : 083181666165

Email : [email protected]

F. Rencana Metoda Pelaksanaan

Metode-metode yang dilakukan dalam pengumpulan data yang merupakan

faktor utama dalam penyusunan laporan ini adalah:

1. Metode Observasi

Metode pengumpulan data dengan melakukan observasi lapangan di

Workshop Area– PT. Pertamina RU II Dumai, terutama pada objek-

objek yang menjadi topik permasalahan.

2. Metode Wawancara

Disamping observasi langsung ke lapangan, pengumpulan data juga

dilakukan dengan wawancara dan diskusi dengan narasumber dari

karyawan maupun Business Partner perusahaan yang mempunyai

pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen perusahaan.

3. Metode Partisipasi

Pengumpulan data juga dilakukan dengan ikut serta dalam kegiatan-

kegiatan kerja yang dilakukan karyawan dan/atau Business Partner di

Maintenance Area (MA) – PT. Pertamina RU II Dumai.

4. Metode Studi Literatur dan Studi Pustaka

Selain pengumpulan data dari lapangan, juga dilakukan studi literatur

dan studi pustaka dari buku-buku, berkas-berkas, dan internet yang

berhubungan dengan manajemen.

G. Rencana Pelaksanaan Kerja Praktik

Untuk mencapai tujuan diatas, mohon agar dapat ditempatkan pada divisi

sebagai berikut:

Power Plant

Maintenance

Instrument

Page 5: Proposal KP

H. Tinjauan Pustaka

Sebagai sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang

usaha minyak dan gas bumi beserta kegiatan usaha terkait lainnya baik di

dalam maupun luar negeri, Pertamina senantiasa berupaya untuk memberikan

yang terbaik serta kontribusi nyata bagi kesejahteraan bangsa dan negara

dalam memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki Indonesia.

Pada dasarnya proses pengolahan minyak bumi adalah proses

pemisahan minyak bumi menjadi produk – produk dengan komposisi yang

lebih sederhana dan lebih berharga sangat penting seperti BBM. Proses –

proses pengolahan minyak bumi menjadi fraksi – fraksinya dapat

dikategorikan sebagai berikut.

- Proses pengolahan pertama (primary process)

- Proses pengolahan lanjut (secondary process)

- Proses treating

- Proses pencampuran (blending)

1. Primary Process

Primary process merupakan proses pemisahan minyak mentah

berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen – komponen yang terkandung

dalam minyak mentah. Sifat – sifat fisik tersebut dapat berupa titik didih, titik

beku, kelarutan dalam suatu pelarut, perbedaan ukuran molekul dan

sebagainya. Oleh karena itu permisahan minyak bumi dengan pada proses

primer memanfaatkan proses – proses pemisahan secara fisika.

1. Distilasi

Distilasi adalah proses pemisahan minyak mentah berdasarkan

perbedaan titik didih. Distilasi merupakan proses utama dalam pengolahan

minyak bumi menjadi produk – produknya. Distilasi terbagi menjadi dua,

yaitu distilasi atmosferik dan distilasi vakum. Distilasi atmosferik dilakukan

pada tekanan atmosfer. Produk yang dihasilkan oleh kolom distilasi

atmosferik adalah gas, LPG, nafta, kerosin, gas oil dan residu. Fraksi yang

belum dapat dikonsumsi sebagai bahan bakar, seperti residu atau fraksi

minyak berat, diproses lebih lanjut dengan distilasi vakum. Distilasi vakum

Page 6: Proposal KP

dilakukan pada kondisi tekanan vakum. Hal ini disebabkan karena fraksi

minyak berat hanya dapat dipisahkan pada temperatur tinggi, namun pada

temperatur yang tinggi minyak mentah akan mengalami perengkahan

(cracking). Oleh sebab itu, tekanan pada kolom dibuat vakum agar titik didih

fraksi minyak berat tersebut dapat dicapai pada temperature di bawah

temperatur cracking. Produk yang dihasilkan pada distilasi ini adalah Light

Vacuum Gas Oil (LVGO), Medium Vacuum Gas Oil (MVGO), Heavy

Vacuum Gas Oil (HVGO), dan Vacuum Residue.

2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan minyak mentah dengan

memanfaatkan sifat kelarutan suatu zat dengan pelarut tertentu. Merupakan

proses tertua dalam pengilangan minyak bumi. Awalnya proses ini dilakukan

untuk meningkatkan kualitas kerosin. Contoh pemisahan secara ekstraksi

adalah pada pengolahan minyak pelumas, aspal (propane deasphalting), dan

pengolahan BTX.

3. Absorpsi dan Stripping

Proses absorpsi adalah proses penyerapan gas dalam suatu campuran

gas dan cairan dengan menggunakan pelarut. Proses ini dilakukan untuk

menghilangkan fraksi gas yang bercampur dengan produk hidrokarbon hasil

distilasi atau hasil perengkahan. Stripping adalah proses pemisahan gas

terlarut dalam suatu campuran gas-cair. Stripping menggunakan larutan

Benfield, MEA (monoethyl alkohol) atau DEA (diethyl alkohol) bertujuan

menghilangkan gas CO2 atau H2S dalam minyak bumi atau produk hasil

pengolahan.

4. Kristalisasi

Kristalisasi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik

leleh. Kristalisasi umumnya digunakan pada proses dewaxing, yaitu

memisahkan lilin (wax) dari minyak mentah. Lilin terlarut dalam minyak dan

mendidih pada selang titik didih minyak pelumas sehingga lilin tidak dapat

dipisahkan dengan distilasi. Pada proses dewaxing, minyak didinginkan untuk

mengkristalkan lilin, kemudian disaring dan diendapkan untuk mendapatkan

kristal lilin.

Page 7: Proposal KP

2. Secondary Process

Secondary process merupakan proses pengolahan lanjut setelah

primary process. Produk dari tahap sebelumnya yang tidak lagi dapat

dipisahkan dengan pemisahan fisik diproses di tahap ini. Tahap pengolahan

ini melibatkan proses-proses konversi (secara kimiawi). Proses-proses

tersebut adalah dekomposisi molekul, kombinasi molekul, dan perubahan

struktur molekul.

1. Dekomposisi Molekul

Dekomposisi molekul adalah proses perubahan hidrokarbon dari

fraksi berat menjadi fraksi yang lebih ringan. Proses dekomposisi molekul

biasa disebut dengan proses perengkahan atau cracking. Proses perengkahan

minyak bumi bertujuan untuk bertujuan untuk mengkonversi minyak berat

(Vacuum Gas Oil dan Long Residue) menjadi produk minyak ringan bernilai

jual tinggi seperti propana dan butana sebagai komponen LPG dan nafta

sebagai HOMC. Proses perengkahan minyak mentah dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu thermal cracking, catalytic cracking, dan hydrocracking.

Thermal cracking merupakan proses perengkahan minyak berat

(biasanya fuel oil atau residu) menjadi produk yang lebih ringan seperti nafta

dan kerosin. Proses ini menggunakan temperatur yang tinggi untuk memutus

rantai hidrokarbon. Berdasarkan sifat produk yang dihasilkan, proses ini dapat

dibagi menjadi tiga, yaitu thermal cracking, visbreaking, dan coking. Ketiga

proses ini mempunyai konfigurasi dasar yang sama, terdiri dari tungku

pembakaran tempat perengkahan, kolom soaking, dan kolom fraksionasi.

Pada proses catalytic cracking, pemutusan rantai hidrokarbon dibantu

dengan menggunakan katalis. Proses ini meningkatkan kualitas perolehan dan

sifat-sifat produk yang dihasilkan dari unit fraksionasi. Katalis perengkahan

adalah bahan padat dengan sifat asam. Katalis yang digunakan untuk proses

ini dapat diregenerasikan kembali untuk proses selanjutnya.

Proses hydrocracking merupakan proses perengkahan dengan bantuan

gas hidrogen, beroperasi pada temperatur 300 – 45 oC dan tekanan tinggi

sekitar 80 – 140 bar. Proses perengkahan katalitik yang sangat fleksibel tetapi

mahal ini diselenggarakan pada dua atau tiga reaktor unggun diam tergantung

Page 8: Proposal KP

pada produk yang diinginkan. Proses ini digunakan pada umpan yang

mengandung logam, nitrogen dan belerang yang tinggi. Dari bahan dasar

yang berkualitas rendah ini dapat dihasilkan produk–produk seperti gasoline,

kerosin, pelumas, bahan baku petrokimia, LPG, dll.

Saat ini, industri pengilangan minyak lebih cenderung memilih proses

catalytic cracking dibandingan dua jenis perengkahan lainnya. Hal ini

didasari alasan ekonomis karena proses perengkahan katalitik dapat

menghasilkan perolehan produk yang lebih besar dengan kebutuhan energi

yang sama. Selain itu, katalis yang digunakan pada proses ini dapat

diregenerasi dengan lebih mudah.

2. Kombinasi Molekul

Proses pengolahan ini adalah kebalikan dari proses dekomposisi,

dimana proses ini menggabungkan dua produk fraksi ringan menjadi fraksi

yang lebih besar. Proses ini dapat digunakan untuk mengolah gas-gas ringan

hasil perengkahan. Dua contoh utama kombinasi molekul adalah polimerisasi

dan alkilasi. Kedua proses ini merupakan proses yang saling berkompetisi.

Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih menjadi

molekul yang lebih besar. Pada industri pengilangan, polimerisasi dilakukan

untuk penggabungan olefin menjadi gasolin. Gasolin yang dihasilkan

mempunyai angka oktan yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai

komponen pencampuran gasolin.

Alkilasi adalah reaksi dimana gugus alkil ditambahkan pada senyawa

yang lain. Alkilasi menggunakan katalis seperti asam sulfat, HF, dan AlCl3.

Alkilasi pada pengilangan minyak adalah alkilasi i-parafin oleh olefin. Hal ini

ditujukan untuk menghasilkan produk parafin bercabang dengan angka oktan

yang tinggi.

3. Perubahan Struktur Molekul

Proses ini biasa disebut catalytic reforming. Proses perubahan struktur

molekul pada pengilangan minyak ditujukan untuk meningkatkan angka

oktan dari gasolin. Pada dasarnya catalytic reforming adalah mengubah

hidrokarbon lain menjadi hidrokarbon aromatis. Hidrokarbon aromatis ini

mempunyai angka oktan yang tinggi. Katalis komersial yang biasa digunakan

Page 9: Proposal KP

adalah platina pada alumina, platina pada silikaalumina, chromia pada

alumina, cobalt molybdat.

3. Treating

Proses treating bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa

pengotor yang masih ada pada produk pengilangan atau untuk menstabilkan

produk. Proses treating yang paling penting adalah proses penghilangan gas

H2S dengan menggunakan MEA atau dengan caustic soda (NaOH). Proses

treating ini dilakukan pada unit CTU (Caustic Treating Unit), BB treater

(Butane-Butylene Treater), Doctor Treater (untuk menghilangkan merkapan-

merkapan), dan SARU (Sulphuric Acid Recovery Unit). Proses treating di

atas dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.

a. Caustic Treating

Proses ini bertujuan memperbaiki kualitas dari fraksi nafta, heavy

reformate, dan top reformate, serta mengurangi sifat asam yang dapat

mengakibatkan korosi. Proses ini dinilai lebih efektif, ekonomis, dan relatif

tidak merusak lingkungan. Reaksi yang terlibat pada proses treating ini

dijelaskan sebagai berikut.

R-SH + NaOH R-SNa + H2O

R-OH + NaOH R-ONa + H2O

b. Doctor Treating

Proses ini bertujuan mengubah senyawa merkaptan yang terdapat di

dalam BBM dan LPG menjadi disulfida dengan penambahan larutan Doctor

(Na2PbO2).

c. Hydrotreating

Hydrotreating merupakan proses katalitik yang bertujuan untuk

menstabilkan produk minyak dan/atau menyisihkan komponen pengotor

dengan cara mereaksikannya dengan hidrogen.

d. Gas Treating

Proses ini bertujuan membersihkan fuel gas dan aliran daur ulang

dengan cara absorpsi. Aliran produk gas yang memiliki kandungan H2S

Page 10: Proposal KP

kurang dari 1 g/scf menggunakan MEA (Monoethanolamine) sebagai

absorben.

4. Blending

Proses blending atau pencampuran bertujuan untuk memenuhi

spesifikasi produk yang telah ditentukan. Proses pencampuran dilakukan

dengan penambahan zat aditif atau dengan pencampuran dua produk yang

berbeda spesifikasinya. Contoh proses pencampuran adalah penambahan TEL

(Tetra Ethyl Lead) untuk meningkatkan angka oktan bensin atau

pencampuran HOMC (High Octane Mogas Component) dengan nafta untuk

menghasilkan bahan bakar premium dengan angka oktan yang memenuhi

spesifikasi produk.

Page 11: Proposal KP

I. Penutup

Demikianlah proposal ini diajukan dengan harapan dapat memberikan

gambaran singkat dan sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak/Ibu. Atas

perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.

Padang, 18 November 2013

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Elektro

Universitas Andalas

Dr.Eng. Ariadi Hazmi

NIP: 19750314 199903 1 003