Proposal KP
-
Upload
wanda-dwi-anugrah -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of Proposal KP
A. Latar Belakang
Perguruan tinggi merupakan sarana pembentukan sumber daya
manusia yang diharapkan mampu mengaplikasikan teori yang ada dengan
keadaan di lapangan sejalan dengan perkembangan kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten, perlu
diperhatikan tingkat pendidikan yang diperoleh. Mahasiswa sebagai calon
sumber daya manusia telah menerima pendidikan di perguruan tinggi. Kerja
praktek merupakan salah satu pemecahan permasalahan akan adanya jarak
antara teori dan praktek tersebut sehingga pada Kerja Praktek ini mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan serta mengkombinasikan ilmu-ilmu yang
diperoleh diperkuliahan dengan yang diperoleh dilapangan, untuk
selanjutnya diterapkan dilapangan (Industri) serta mampu menjawab setiap
tantangan yang timbul di Industri dengan bekal dan ilmu-ilmu yang didapat
diperkuliahan. Terkhusus di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Andalas, kerja praktek sudah menjadi mata kuliah wajib dengan
bobot 2 SKS (Sistem Kredit Semester) yang wajib diselesaikan oleh
mahasiswa dan perlu dilaksanakan dengan baik dan benar agar diperoleh
manfaat yang sebesar – besarnya.
Kerja praktek yang dilaksanakan dikelompokkan dalam bidang
produksi, yaitu :
Praktek kerja untuk bidang produksi dilakukan dengan mempelajari
proses pengolahan bahan baku menjadi hasil jadi atau hasil setengah jadi
yang merupakan produk akhir pada industri/ perusahaan tempat kerja
praktek dilakukan.
B. Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran dari pelaksanaan kerja praktik ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Dengan adanya kerja praktik ini, diharapkan dapat mengembangkan
kreativitas kemandirian mental di dunia kerja.
2. Guna memenuhi kurikulum perkuliahan di jurusan Teknik Elektro
Universitas Andalas.
3. Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat.
4. Diperlukan keselarasan antara sistem pendidikan tinggi dan dunia kerja.
5. Syarat kelulusan mata kuliah kerja praktik di jurusan Teknik Elektro
Universitas Andalas.
C. Tujuan
Tujuan dari Kerja Praktek di kilang PT. Pertamina RU II Dumai ini adalah:
1. Mahasiswa memperoleh gambaran nyata mengenai pengoperasian
sistem pemprosesan dan utilitas yang digunakan untuk pengolahan
minyak bumi.
2. Memahami dan dapat menggambarkan pola inti proses produksi pada
Pertamina UP II Dumai yang meliputi
a. mengenal bahan baku yang digunakan dalam proses produksi,
b. memahami proses produksi,
c. mengenal produk dan limbah industri proses pengolahan minyak
bumi,
d. mengenal karakteristik sistem pemprosesan dan sistem
pengendalian (instrument) proses pengolahan minyak.
3. Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi kerja, manajemen
PT.Pertamina dan penerapannya, serta pengenalan terhadap praktik-
praktik pengelolaan dan peraturan-peraturan kerja di Pertamina UP II
Dumai.
D. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan Kerja Praktek adalah di PT. Pertamina Refinery
Unit II pelaksanaanya pada bulan Januari 2014, dengan lama pelaksanaan
Kerja Praktik 1 bulan.
E. Peserta
Peserta adalah tiga orang mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas
Andalas dengan data sebagai berikut:
a. Nama : Islami Triandiko
BP. : 1010952003
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknik Tenaga Listrik
Tempat, tanggal lahir : Sukoharjo, 18 Agustus 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Komplek Nusa Indah Permai I D/101 Air Pacah
Telpon/HP : 081267010470
Email : [email protected]
b. Nama : Wanda Dwi Anugrah
BP. : 1010952013
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknik Tenaga Listrik
Tempat, tanggal lahir : Padang, 14 Juli 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln Maransi Indah no 47 . Padang
Telpon/HP : 085275788738
Email : [email protected]
c. Nama : Randi Novaldi
BP. : 1010952047
Jurusan : Teknik Elektro
Program Studi : Teknik Tenaga Listrik
Tempat, tanggal lahir : Payakumbuh, 01 November 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Berok 1 no.19. Padang
Telpon/HP : 083181666165
Email : [email protected]
F. Rencana Metoda Pelaksanaan
Metode-metode yang dilakukan dalam pengumpulan data yang merupakan
faktor utama dalam penyusunan laporan ini adalah:
1. Metode Observasi
Metode pengumpulan data dengan melakukan observasi lapangan di
Workshop Area– PT. Pertamina RU II Dumai, terutama pada objek-
objek yang menjadi topik permasalahan.
2. Metode Wawancara
Disamping observasi langsung ke lapangan, pengumpulan data juga
dilakukan dengan wawancara dan diskusi dengan narasumber dari
karyawan maupun Business Partner perusahaan yang mempunyai
pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen perusahaan.
3. Metode Partisipasi
Pengumpulan data juga dilakukan dengan ikut serta dalam kegiatan-
kegiatan kerja yang dilakukan karyawan dan/atau Business Partner di
Maintenance Area (MA) – PT. Pertamina RU II Dumai.
4. Metode Studi Literatur dan Studi Pustaka
Selain pengumpulan data dari lapangan, juga dilakukan studi literatur
dan studi pustaka dari buku-buku, berkas-berkas, dan internet yang
berhubungan dengan manajemen.
G. Rencana Pelaksanaan Kerja Praktik
Untuk mencapai tujuan diatas, mohon agar dapat ditempatkan pada divisi
sebagai berikut:
Power Plant
Maintenance
Instrument
H. Tinjauan Pustaka
Sebagai sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang
usaha minyak dan gas bumi beserta kegiatan usaha terkait lainnya baik di
dalam maupun luar negeri, Pertamina senantiasa berupaya untuk memberikan
yang terbaik serta kontribusi nyata bagi kesejahteraan bangsa dan negara
dalam memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki Indonesia.
Pada dasarnya proses pengolahan minyak bumi adalah proses
pemisahan minyak bumi menjadi produk – produk dengan komposisi yang
lebih sederhana dan lebih berharga sangat penting seperti BBM. Proses –
proses pengolahan minyak bumi menjadi fraksi – fraksinya dapat
dikategorikan sebagai berikut.
- Proses pengolahan pertama (primary process)
- Proses pengolahan lanjut (secondary process)
- Proses treating
- Proses pencampuran (blending)
1. Primary Process
Primary process merupakan proses pemisahan minyak mentah
berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen – komponen yang terkandung
dalam minyak mentah. Sifat – sifat fisik tersebut dapat berupa titik didih, titik
beku, kelarutan dalam suatu pelarut, perbedaan ukuran molekul dan
sebagainya. Oleh karena itu permisahan minyak bumi dengan pada proses
primer memanfaatkan proses – proses pemisahan secara fisika.
1. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan minyak mentah berdasarkan
perbedaan titik didih. Distilasi merupakan proses utama dalam pengolahan
minyak bumi menjadi produk – produknya. Distilasi terbagi menjadi dua,
yaitu distilasi atmosferik dan distilasi vakum. Distilasi atmosferik dilakukan
pada tekanan atmosfer. Produk yang dihasilkan oleh kolom distilasi
atmosferik adalah gas, LPG, nafta, kerosin, gas oil dan residu. Fraksi yang
belum dapat dikonsumsi sebagai bahan bakar, seperti residu atau fraksi
minyak berat, diproses lebih lanjut dengan distilasi vakum. Distilasi vakum
dilakukan pada kondisi tekanan vakum. Hal ini disebabkan karena fraksi
minyak berat hanya dapat dipisahkan pada temperatur tinggi, namun pada
temperatur yang tinggi minyak mentah akan mengalami perengkahan
(cracking). Oleh sebab itu, tekanan pada kolom dibuat vakum agar titik didih
fraksi minyak berat tersebut dapat dicapai pada temperature di bawah
temperatur cracking. Produk yang dihasilkan pada distilasi ini adalah Light
Vacuum Gas Oil (LVGO), Medium Vacuum Gas Oil (MVGO), Heavy
Vacuum Gas Oil (HVGO), dan Vacuum Residue.
2. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan minyak mentah dengan
memanfaatkan sifat kelarutan suatu zat dengan pelarut tertentu. Merupakan
proses tertua dalam pengilangan minyak bumi. Awalnya proses ini dilakukan
untuk meningkatkan kualitas kerosin. Contoh pemisahan secara ekstraksi
adalah pada pengolahan minyak pelumas, aspal (propane deasphalting), dan
pengolahan BTX.
3. Absorpsi dan Stripping
Proses absorpsi adalah proses penyerapan gas dalam suatu campuran
gas dan cairan dengan menggunakan pelarut. Proses ini dilakukan untuk
menghilangkan fraksi gas yang bercampur dengan produk hidrokarbon hasil
distilasi atau hasil perengkahan. Stripping adalah proses pemisahan gas
terlarut dalam suatu campuran gas-cair. Stripping menggunakan larutan
Benfield, MEA (monoethyl alkohol) atau DEA (diethyl alkohol) bertujuan
menghilangkan gas CO2 atau H2S dalam minyak bumi atau produk hasil
pengolahan.
4. Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik
leleh. Kristalisasi umumnya digunakan pada proses dewaxing, yaitu
memisahkan lilin (wax) dari minyak mentah. Lilin terlarut dalam minyak dan
mendidih pada selang titik didih minyak pelumas sehingga lilin tidak dapat
dipisahkan dengan distilasi. Pada proses dewaxing, minyak didinginkan untuk
mengkristalkan lilin, kemudian disaring dan diendapkan untuk mendapatkan
kristal lilin.
2. Secondary Process
Secondary process merupakan proses pengolahan lanjut setelah
primary process. Produk dari tahap sebelumnya yang tidak lagi dapat
dipisahkan dengan pemisahan fisik diproses di tahap ini. Tahap pengolahan
ini melibatkan proses-proses konversi (secara kimiawi). Proses-proses
tersebut adalah dekomposisi molekul, kombinasi molekul, dan perubahan
struktur molekul.
1. Dekomposisi Molekul
Dekomposisi molekul adalah proses perubahan hidrokarbon dari
fraksi berat menjadi fraksi yang lebih ringan. Proses dekomposisi molekul
biasa disebut dengan proses perengkahan atau cracking. Proses perengkahan
minyak bumi bertujuan untuk bertujuan untuk mengkonversi minyak berat
(Vacuum Gas Oil dan Long Residue) menjadi produk minyak ringan bernilai
jual tinggi seperti propana dan butana sebagai komponen LPG dan nafta
sebagai HOMC. Proses perengkahan minyak mentah dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu thermal cracking, catalytic cracking, dan hydrocracking.
Thermal cracking merupakan proses perengkahan minyak berat
(biasanya fuel oil atau residu) menjadi produk yang lebih ringan seperti nafta
dan kerosin. Proses ini menggunakan temperatur yang tinggi untuk memutus
rantai hidrokarbon. Berdasarkan sifat produk yang dihasilkan, proses ini dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu thermal cracking, visbreaking, dan coking. Ketiga
proses ini mempunyai konfigurasi dasar yang sama, terdiri dari tungku
pembakaran tempat perengkahan, kolom soaking, dan kolom fraksionasi.
Pada proses catalytic cracking, pemutusan rantai hidrokarbon dibantu
dengan menggunakan katalis. Proses ini meningkatkan kualitas perolehan dan
sifat-sifat produk yang dihasilkan dari unit fraksionasi. Katalis perengkahan
adalah bahan padat dengan sifat asam. Katalis yang digunakan untuk proses
ini dapat diregenerasikan kembali untuk proses selanjutnya.
Proses hydrocracking merupakan proses perengkahan dengan bantuan
gas hidrogen, beroperasi pada temperatur 300 – 45 oC dan tekanan tinggi
sekitar 80 – 140 bar. Proses perengkahan katalitik yang sangat fleksibel tetapi
mahal ini diselenggarakan pada dua atau tiga reaktor unggun diam tergantung
pada produk yang diinginkan. Proses ini digunakan pada umpan yang
mengandung logam, nitrogen dan belerang yang tinggi. Dari bahan dasar
yang berkualitas rendah ini dapat dihasilkan produk–produk seperti gasoline,
kerosin, pelumas, bahan baku petrokimia, LPG, dll.
Saat ini, industri pengilangan minyak lebih cenderung memilih proses
catalytic cracking dibandingan dua jenis perengkahan lainnya. Hal ini
didasari alasan ekonomis karena proses perengkahan katalitik dapat
menghasilkan perolehan produk yang lebih besar dengan kebutuhan energi
yang sama. Selain itu, katalis yang digunakan pada proses ini dapat
diregenerasi dengan lebih mudah.
2. Kombinasi Molekul
Proses pengolahan ini adalah kebalikan dari proses dekomposisi,
dimana proses ini menggabungkan dua produk fraksi ringan menjadi fraksi
yang lebih besar. Proses ini dapat digunakan untuk mengolah gas-gas ringan
hasil perengkahan. Dua contoh utama kombinasi molekul adalah polimerisasi
dan alkilasi. Kedua proses ini merupakan proses yang saling berkompetisi.
Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih menjadi
molekul yang lebih besar. Pada industri pengilangan, polimerisasi dilakukan
untuk penggabungan olefin menjadi gasolin. Gasolin yang dihasilkan
mempunyai angka oktan yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai
komponen pencampuran gasolin.
Alkilasi adalah reaksi dimana gugus alkil ditambahkan pada senyawa
yang lain. Alkilasi menggunakan katalis seperti asam sulfat, HF, dan AlCl3.
Alkilasi pada pengilangan minyak adalah alkilasi i-parafin oleh olefin. Hal ini
ditujukan untuk menghasilkan produk parafin bercabang dengan angka oktan
yang tinggi.
3. Perubahan Struktur Molekul
Proses ini biasa disebut catalytic reforming. Proses perubahan struktur
molekul pada pengilangan minyak ditujukan untuk meningkatkan angka
oktan dari gasolin. Pada dasarnya catalytic reforming adalah mengubah
hidrokarbon lain menjadi hidrokarbon aromatis. Hidrokarbon aromatis ini
mempunyai angka oktan yang tinggi. Katalis komersial yang biasa digunakan
adalah platina pada alumina, platina pada silikaalumina, chromia pada
alumina, cobalt molybdat.
3. Treating
Proses treating bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa
pengotor yang masih ada pada produk pengilangan atau untuk menstabilkan
produk. Proses treating yang paling penting adalah proses penghilangan gas
H2S dengan menggunakan MEA atau dengan caustic soda (NaOH). Proses
treating ini dilakukan pada unit CTU (Caustic Treating Unit), BB treater
(Butane-Butylene Treater), Doctor Treater (untuk menghilangkan merkapan-
merkapan), dan SARU (Sulphuric Acid Recovery Unit). Proses treating di
atas dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.
a. Caustic Treating
Proses ini bertujuan memperbaiki kualitas dari fraksi nafta, heavy
reformate, dan top reformate, serta mengurangi sifat asam yang dapat
mengakibatkan korosi. Proses ini dinilai lebih efektif, ekonomis, dan relatif
tidak merusak lingkungan. Reaksi yang terlibat pada proses treating ini
dijelaskan sebagai berikut.
R-SH + NaOH R-SNa + H2O
R-OH + NaOH R-ONa + H2O
b. Doctor Treating
Proses ini bertujuan mengubah senyawa merkaptan yang terdapat di
dalam BBM dan LPG menjadi disulfida dengan penambahan larutan Doctor
(Na2PbO2).
c. Hydrotreating
Hydrotreating merupakan proses katalitik yang bertujuan untuk
menstabilkan produk minyak dan/atau menyisihkan komponen pengotor
dengan cara mereaksikannya dengan hidrogen.
d. Gas Treating
Proses ini bertujuan membersihkan fuel gas dan aliran daur ulang
dengan cara absorpsi. Aliran produk gas yang memiliki kandungan H2S
kurang dari 1 g/scf menggunakan MEA (Monoethanolamine) sebagai
absorben.
4. Blending
Proses blending atau pencampuran bertujuan untuk memenuhi
spesifikasi produk yang telah ditentukan. Proses pencampuran dilakukan
dengan penambahan zat aditif atau dengan pencampuran dua produk yang
berbeda spesifikasinya. Contoh proses pencampuran adalah penambahan TEL
(Tetra Ethyl Lead) untuk meningkatkan angka oktan bensin atau
pencampuran HOMC (High Octane Mogas Component) dengan nafta untuk
menghasilkan bahan bakar premium dengan angka oktan yang memenuhi
spesifikasi produk.
I. Penutup
Demikianlah proposal ini diajukan dengan harapan dapat memberikan
gambaran singkat dan sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak/Ibu. Atas
perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.
Padang, 18 November 2013
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Andalas
Dr.Eng. Ariadi Hazmi
NIP: 19750314 199903 1 003