Proposal Kerja Praktik Ben & Mardino (Pt.ktc)

30
PROPOSAL KERJA PRAKTIK PENGAMATAN TEKNIS PEMBORAN PADA KEGIATAN PELEDAKAN PT. KTC COAL MINING & ENERGY DESA LEMO KABUPATEN BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Disusun oleh : BEN ADRIAN NIM. DBD 109 028 MARDINO KORNELIS GARANG NIM. DBD 109 069 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

description

kp

Transcript of Proposal Kerja Praktik Ben & Mardino (Pt.ktc)

PROPOSAL KERJA PRAKTIK

PROPOSAL KERJA PRAKTIK

PENGAMATAN TEKNIS PEMBORAN PADA KEGIATAN PELEDAKAN

PT. KTC COAL MINING & ENERGY

DESA LEMO

KABUPATEN BARITO UTARA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Disusun oleh :BEN ADRIAN

NIM. DBD 109 028

MARDINO KORNELIS GARANG

NIM. DBD 109 069KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2013

I. PENDAHULUAN

Berdasarkan kurikulum yang berlaku di Fakultas Teknik Universitas Palangkaraya, setiap mahasiswa diwajibkan untuk menempuh mata kuliah Kerja praktik. Kerja praktik merupakan kegiatan Mahasiswa sebagai syarat untuk memenuhi kurikulum perkuliahan pada suatu perguruan tinggi, dimana dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah dengan keadaan lapangan yang sebenarnya.

Penerapan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah tersebut sering mengalami kendala karena terbatasnya ilmu yang diperoleh di Perguruan Tinggi yang bersangkutan, baik terbatas sarana dan prasarana sebagai penunjang kuliah yang disediakan oleh pihak Perguruan Tinggi maupun kemampuan dari Mahasiswa itu sendiri. Keterbatasan inilah yang diantisipasi dengan diharuskannya seorang Mahasiswa pada akhir studinya melaksanakan Kerja Praktik (KP).

Di samping itu diharapkan pula perusahaan yang telah dipilih mampu membina dan mengarahkan serta bersedia memberikan pengalaman ilmu teori dan praktik secara langsung dilapangan kepada mahasiswa yang melaksanakan praktik di lingkungan perusahaan tersebut. Sehingga pada akhirnya, mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan semua ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan serta mahasiswa diharapkan mampu mendapatkan pengalaman kerja yang berguna di masa mendatang serta dapat memberikan kontribusi baik berupa saran maupun masukan kepada pihak perusahaan terhadap segala pengamatan yang akan dilakukan. II. LATAR BELAKANG

Industri pertambangan batubara di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan jumlah cadangan batubara di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan cadangan minyak bumi maupun gas alam sehingga batubara digunakan sebagai sumber energi alternatif yang murah. Batubara selama ini telah digunakan sebagai bahan bakar industri, seperti pada pabrik semen dan pabrik baja, sumber energi pembangit listrik (PLTU) maupun untuk diekspor keluar negeri. Oleh karena itu kegiatan eksplorasi dan eksploitasi terhadap batubara semakin meningkat pula untuk memenuhi permintaan pasar. Beberapa upaya telah dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan produksi salah satunya adalah dengan cara meningkatkan kinerja pemboran dalam kegiatan peledakan, sehingga dapat mempersingkat waktu dalam proses pemecahan batuan. Oleh sebab itu di dalam suatu industri pertambangan, kegiatan pemboran termasuk salah satu aktivitas vital baik dalam pengambilan sample maupun pemboran produksi seperti kegiatan peledakan. Tujuan pemboran itu sendiri adalah untuk meletakkan bahan peledak pada posisi (tempat) yang sudah direncanakan, sehingga bahan peledak dapat terdistribusi secara merata. Hasil dari peledakan itu sendiri tergantung dari mutu maupun pola pemboran sehingga perlu diperhatikan dalam pemilihan kombinasi dari pola pemboran yang sesuai dengan pola peledakan untuk mendapatkan fragmentation dan arah lemparan (tumpukan/muck pile) yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut mengenai teknis pemboran pada kegiatan peledakan tersebut. Untuk itu, maka dilakukan Kerja Praktik di sebuah perusahaan yang bersedia membina dan mengarahkan serta memberikan pengalaman ilmu secara langsung di lapangan kepada mahasiswa yang melaksanakan Kerja Praktik. Dengan alasan inilah maka kami selaku praktikan memilih tempat Kerja Praktik (KP) pada PT. KTC COAL MINING & ENERGY. Adapun topik yang kami ajukan adalah : Pengamatan Teknis Pemboran Pada Kegiatan Peledakan di PT. KTC COAL MINING & ENERGY, Desa Lemo, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan TengahIII. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan Kerja Praktik (KP) adalah:

a. Untuk mengetahui teknis pemboran pada kegiatan peledakan.b. Untuk mengetahui teknis penggunaan alat bor.

c. Untuk mengetahui metode atau pola pemboran yang digunakan.d. Faktorfaktor yang mempengaruhi efesiensi kerja dari kegiatan pemboran.

IV.BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam kegiatan Kerja Praktik ini adalah sesuai dengan judul Kerja Praktik yaitu Pengamatan Teknis Pemboran Pada Kegiatan Peledakan di PT. KTC COAL MINING & ENERGY, Desa Lemo, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga dalam hal ini lebih kepada teknis pemboran dalam kegiatan peledakan.

V.MANFAAT KERJA PRAKTIK

Manfaat bagi mahasiswa dan Lembaga Pendidikan

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa khususnya mengenai teknis pemboran pada kegiatan peledakan, disamping itu Kerja Praktik ini juga diharapkan dapat menjadi pengalaman kerja yang berguna untuk mendukung kinerja mahasiswa di masa mendatang. Serta menjadi salah satu bahan masukan kepada Jurusan Teknik Pertambangan dalam rangka meningkatkan pemberdayaan perpustakaannya.

Manfaat bagi Industri dan Umum

Kerja Praktik ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak perusahaan maupun masyarakat luas, mengenai bagaimana teknis pemboran pada kegiatan peledakan yang lebih baik. Disamping itu manfaat lain bagi industri pertambangan adalah dapat mengetahui sejauh mana kualitas peserta didik yang nantinya dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam rekruitmen tenaga kerja.VI.METODE PENGAMBILAN DATA

Adapun penulisan laporan ini didasarkan pada tiga ( 3 ) metode, yaitu :a. Metode Observasi (pengamatan)

Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan terhadap teknis pemboran pada kegiatan peledakan.

b. Metode Interview (wawancara)

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab, baik kepada operator lapangan maupun staf pada PT. KTC COAL MINING & ENERGY.

c. Metode Pustaka

Metode ini dilakukan dengan cara studi literature, baik yang menyangkut tentang PT. KTC COAL MINING & ENERGY maupun yang berkenaan dengan topik yang dibahas dalam laporan ini.

VII. DASAR TEORI

Kegiatan Pengeboran

Pekerjaan pemboran dilakukan untuk beberapa tujuan antara lain pemboran untuk lubang ledak, pemboran air dan pemboran inti (coring). Pemboran untuk lubang ledak dan pemboran inti dapat dilaksanakan di tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Adapun jenis-jenis alat bor yang digunakan banyak ragamnya, yaitu tumbuk (percussing), putar (rotary) dan kombinasi tumbuk dan putar (rotary-percussing).Kegiatan pembongkaran overburden (OB) biasanya dilakukan dalam dua tahapan yaitu pengeboran dan kemudian peledakan. Dalam suatu operasi peledakan batuan, kegiatan pemboran merupakan pertama kali yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat sebuah lubang ledak dengan geometri dan pola yang sudah tertentu pada masa batuan, yang selanjutnya akan diisi dengan bahan peledak yang akan diledakan.

Peledakan itu sendiri bertujuan untuk membongkar batuan atau material yang keras dengan menggunakan campuran bahanbahan kimia untuk memicu terjadi peledakan. Pada pembongkaran batuan dengan metode peledakan, ukuran material hasil peledakan dan tingkat kemudahan material tersebut dimuat menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan kegiatan peledakan.Kegiatan peledakan pada penambangan batubara dilakukan dengan tujuan menunjang operasi penggalian yang dilakukan Excavator, karna tujuan dari peledakan itu sendiri membuat fragmentasi sehinga dapat menghasilkan rekahan pada batuan, yang dapat memudahkan dalam proses penggalian batuan tersebut.VII.1 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pemboran.Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang di bor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, kondisi bit, prepare lokasi dan ketrampilan operator .

VII.1.1 Sifat batuan

Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemilihan metode pemboran.a. Kekerasan

Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi. Kekerasan dipakai untuk mengukur sifatsifat teknis dari material batuan dan juga dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan untuk menyebabkan kerusakan pada batuan. Kekerasan merupakan suatu fungsi dari kekerasan, Komposisi butiran mineral, serta merupakan hal yang utama harus diketahui, karna setelah mata bor menetrasi batuan, maka akan menentukan tingkat kemudahan pemboran.

b. Kekuatan ( Strength )

Pada prinsipnya kekuatan batuan tergantung pada komposisi mineral. Diantara mineralmineral yang terkandung di dalam batuan, kwarsa yang terkompak atau kuat tekan mencapai lebih 5,00 MPa, sehingga semakain tinggi kandungan kwarsa, akan memberikan kekuatan yang menigkat.

c. Elastisitas

Sifat elatisiatas dinyatakan dengan modulus elatisitas atau modulus Young ( E ), dan nisbah poisson () modulus elatisitas merupakan faktor kesebandingan antara tegangan normal dengan regangan relatif, sedangkan nisbah poisson merupakan kesebandingan regangan lateral dan reganagn aksial. Modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineralnya, porositas, jenis perpindahan dan besarnya beban yang diterapkan. Nilai modulus elastisitas untuk batuan yang sangat rendah, hal ini disebapkan komposisi mineral dengan tekturnya, seperti modulus elastisitas pada arah yang sejajar bidang perlapisan selalu lebih besar dibandingkan dengan arah tegak lurus.

d. Plastisitas

Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi tetap setelah tegangan dikembalikan kondisi awal, dimana batuan tersebut belum hancur. Sifat plastis tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan dan diperbaharui oleh adanya pertambahan kwarsa dan mineral lain.

Tabel 1.1 : Sifat Fisik Dan Mekanik dari Batuan SedimenBatuan SedimenModulus Elastisitas104 x (MPa) (E)NisbahPoisson (Porositas

(n)

Dolomit1,96 8,240,08 0,20,27 4,10

Limestone0,98 7,850,1 0,20,27 4,10

Sandstone0,49 8,430,066 0,1251,62 26,40

Shale0,8 3,00,11 0,5420,0 50,0

e. Abrasitas

Abrasitas adalah sifat batuan yang menggores permukaan material lain, ini merupakan suatu parameter yang mempengaruhi kehausan (umur) mata bor dan batang bor. Kandungan kwarsa dari batuan biasanya petunjuk yang dipercaya untuk mengukur kehausan mata bor.

a) Kekerasan butir batuan, batuan dengan keberadaan butiran kwarsa mempunyai tingkat abrasi yang tinggi.

b) Bentuk butir, bila bertuk butir tersebut tidak teratur atau lebih abrasive dibanding dengan bentuk bulat.

c) Ukuran butir.

d) Porosita batuan.

e) Ketidaksamaan, batuan poli mineral sekalipun mempunyai kekerasan sama akan abrasive karena meningkatakn permukaan kasar.

f. Tekstur

Tektur suatu batuan menujukan hubungan antara minieral-mineral penyusun batuan, sehingga dapat di klafikasikan berdasarkan sifat-sifat, ikatan antar butir, bobot isi, dan ukuran butir. Tekstur juga mempengaruri pemboran. Jika butiran berbentuk lembaran, pemboran akan lebih sulit di banding dengan permukaan bulat seperti batu pasir. Sedangkan batuan mempunyai bobot isi rendah sehingga lebih mudah jika dibor.g. Struktur geologi

Struktur geologi seperti patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan berpengaruh kepada penyesuaian kelurusan lubang ledak.adanaya rekahanrekahan dan ronggarongga dalam batuan seperti di batu gamping sering mempersulit kinerja pemboran, karena batang bor dapat terjepit.

h. Karakteristik pecahan

Karakteristik pecahan dapat seperti tingkah laku apabila batu di kenai palu. Masingmasing tipe batuan mempunyai karakteristik pembongkaran yang benareka ragam dan derajat pembongkaran berhubungan dengan tektur, komposisi mineral struktur.

VII.1.2 Rock DrillabilityDrilabilitas batuan adalah temperatur mudah tidaknya mata bor melakukan penetrasi ke dalam batuan. Drilabilitas batuan merupakan fungsi dari sifat batuan seperti komposisi mineral, tekstur, ukuran butir dan tingkat pelapukan.

VII.1.3 Umur dan Kondisi Mesin bor

Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama umur alat bor maka pemakaian kemampuan alat semakin turun.

VII.1.4 Kondisi Bit

Kondisi bit sangat berpengaruh pada kecepatan suatu pengeboran. Apabila bit dalam kondisi baik maka kegiatan pemboran dapat berjalan sengan maksimal dan apabila kondisi bit sudah tidak baik maka kegiatan pengeboran akan menjadi lambat (tidak maksimal).

VII.1.5 Prepare Lokasi

Prepare lokasi yaitu pembersihan dan perataan lokasi pengeboran sebelum dilakukan kegiatan pengeboran. Prepare lokasi biasanya menggunakan alat dozzer untuk meratakan lokasi pengeboran. Tujuan dari prepare lokasi sendiri yaitu agar alat bor dapat melakukan waktu pindah dari satu titik ke titik yang lain dengan cepat. Semakain baik (rata) hasil prepare lokasi maka waktu pindah alat borpun akan semakin cepat.

VII.1.6Keterampilan Operator

Keterampilan operator tergantung pada individu masing-masing yang dapat diperoleh dari latihan dan pengalaman kerja.

VII.1.7Geometri pemboran

Geometri pemboran meliputi diameter lubang ledak, kedalaman lubang ledak, kemiringan lubang ledak dan pola pemboran.

Diameter Lubang Tembak

Diameter lubang tembak yang biasanya dipilih disesuaikan dengan sifat-sifat fisik batuan yang akan diledakkan. Apabila batuan yang akan diledakkan sukar pecah maka penggunaan diameter lubang tembak yang kecil akan dapat menghasilkan energi peledakkan yang lebih baik.

Kemiringan Lubang Tembak

Lubang Tembak Vertikal

Suatu jenjang dengan arah lubang tembak vertikal diledakkan, maka bagian lantai jenjang akan menerima gelombang tekan terbesar. Gelombang tekan tersebut sebagian akan dipantulkan pada bidang bebas dan sebagian lagi diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang (lihat gambar dibawah).\

Lubang Tembak Miring

Pada lubang tembak miring, bidang bebas akan menerima gelombang tekan untuk dipantulkan lebih besar dan gelombang tekan yang diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang lebih kecil (lihat gambar dibawah). Dengan demikian sebagian besar gelombang tekan yang dihasilkan oleh bahan peledak digunakan untuk membongkar batuan.

Pola Pemboran

Pola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan pemboran dengan menempatkan lubang lubang tembak secara sistematis. Berdasarkan letak letak lubang bor maka pola pemboran pada umumnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1) Pola pemboran sejajar (paralel pattern)

2) Pola pemboran selang-seling (staggered pattern)

Pola pemboran sejajar adalah pola dengan penempatan lubang-lubang tembak yang saling sejajar pada setiap kolomnya. Sedangkan pola pemboran selang-seling, adalah pola dengan penempatan lubang-lubang tembak secara selang seling pada setiap kolomnya.

Dalam penerapannya di lapangan, pola pemboran sejajar merupakan pola yang lebih mudah dalam melakukan pemboran dan untuk pengaturan lebih lanjut. Tetapi perolehan fragmentasi batuannya kurang seragam, sedangkan pola pemboran selang seling lebih sulit penanganannya di lapangan namun fragmentasi batuannya lebih baik dan seragam.

Menurut hasil penelitian di lapangan pada jenis batuan kompak, menunjukan bahwa hasil produktivitas dan fragmentasi peledakan dengan menggunakan pola pemboran selang-seling lebih baik dari pada pola pemboran sejajar, hal ini disebabkan energi yang dihasilkan pada pemboran selang-seling lebih optimal dalam mendistribusikan energi peledakan yang bekerja dalam batuan.

Untuk perhitungan dimulai dari cycle time alat bor hingga kapasitas poduksi alat bor sebagai berikut :

- Kecepatan pemboran

Dimana :

Vt = Kecepatan pemboran

H = Kedalaman lubang tembak

Ct = Cycle time

- Kecepatan pemboran rata-rata (GDR)

Vt1 + Vt2 + . . . + VtnVt =

nDimana :

n = Jumlah pengamatanf. Volume Setara A x L

Veq =

n x H

Dimana :

A = luas daerah yang akan diledakkan

L = tinggi jenjang

n = jumlah lubang tembak

H = kedalaman lubang tembakg. Produksi Alat Bor

P = Vt x Veq x EDimana :

P = produksi alat bor

Vt = kecepatan pemboran

Veq = volume setara

E = effesiensi kerja alat bor

VIII. LOKASI KERJA PRAKTEK

Tempat : PT. KTC COAL MINING & ENERGY Lokasi : Desa Lemo, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah

IX. WAKTU PELAKSANAAN

Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik, maka jadwal kegiatan kerja praktik yang kami usulkan adalah 1 bulan. Terhitung dari bulan Desesmber 2013.

Susunan langkah kerja yang diusulkan :

KegiatanDesember

IIIIIIIV

Studi Literatur

Pengambilan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Pembuatan Laporan

X.PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan dengan harapan dapat memudahkan pelaksanaan Kerja Praktik (KP) nantinya, dan sekiranya dari perusahaan dapat menerimanya. Namun apabila judul yang kami ambil tidak sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini ataupun ada permasalahan lain sehingga judul kerja praktik kami tidak diterima, besar harapan kami perusahaan dapat memberikan kami masukan judul yang lain untuk tetap dapat melakukan Kerja Praktik di lingkungan PT. KTC COAL MINING & ENERGYKami menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini terdapat banyak kekurangan atau kekeliruan, untuk itu dimohon adanya saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan Kerja Praktik (KP) ini.Bagan Alir Pelaksanan Program Kerja Praktik

LAMPIRAN RENCANA PENYUSUNAN ISI LAPORAN KERJA PRAKTIKKATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUANBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III TINJAUAN TEORI

BAB IV ANALISA DATA DAN EVALUASI

BAB V PENUTUP

LAMPIRAN

Keterangan :

*): ISI/PEMBAHASAN disesuaikan dengan pihak perusahaan

GAMBAR 1.1

Pemboran Dengan Lubang Tembak Tegak dan Lubang Tembak Miring

Lantai Atas

Lantai Bawah

450

450

Daerah bongkar besar

Daerah backbreak

Stemming

Gel.Tekan diteruskan

Gel.Tekan dipantulkan

450

450

Lantai Atas

Lantai Bawah

Lubang tembak tegak

Lubang tembak miring

Daerah bongkar besar

Gel.Tekan dipantulkan

Daerah backbreak

Stemming

Gel.Tekan diteruskan

GAMBAR 1.2

Pola Pemboran Sejajar dan Paralel

Free Face

B

S

Pola pemboran sejajar (paralel).

S = Spasi

B = Burden

Free Face

B

S

Pola pemboran selang-seling (staggered).

S = Spasi

B = Burden

B

H1

= Ct

Vt1

Mulai

Studi Literatur

Wawancara dengan Operator Lapangan dan Staf/Pihak Perusahaan

Pengambilan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Pembuatan Laporan

Selesai

Pengamatan Teknis Pemboran

PT. KTC COAL MINING & ENERGY

PT. KTC COAL MINING & ENERGY

PROVINSI KALIMATAN TENGAH

PIMPINAN PT. KTC COAL MINING & ENERGY

Desa Lemo, Kabupaten Barito Utara