Proposal Indra

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah tingginya kadar Low Density Lipoprotein (LDL) darah. Low Density Lipoprotein (LDL) darah merupakan kolesterol jahat yang jika jumlahnya berlebihan dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung sehingga menyebabkan penyakit degeneratif seperti PJK (Siswono, 2001). Penyakit Jantung Koroner merupakan salah satu penyakit yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di dunia termasuk di Indonesia. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama tingginya morbiditas dan mortalitas di negara-negara barat (Chan et al., 2007). Penyakit Jantung Koroner merupakan penyebab kematian terbesar di Amerika Serikat. Ditemukan sekitar 1.500.000 penduduk setiap tahunnya akan mendapatkan serangan jantung dan 50.000 dari mereka akan meninggal dunia. Ini berarti bahwa kematian akibat PJK terjadi setiap 34 detik (Munaf, 2009). Berdasarkan data Departemen Kesehatan 2005, PJK menempati urutan ke-5 sebagai penyebab kematian terbanyak dari seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 2.557 orang (Proportional Mortality Rate = 2,67%) (Depkes R.I., 2007). Nanggroe Aceh Darussalam

Transcript of Proposal Indra

Page 1: Proposal Indra

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Penyakit Jantung Koroner (PJK) disebabkan oleh berbagai faktor salah

satunya adalah tingginya kadar Low Density Lipoprotein (LDL) darah Low

Density Lipoprotein (LDL) darah merupakan kolesterol jahat yang jika jumlahnya

berlebihan dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan

membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung sehingga

menyebabkan penyakit degeneratif seperti PJK (Siswono 2001)

Penyakit Jantung Koroner merupakan salah satu penyakit yang mempunyai

prevalensi cukup tinggi di dunia termasuk di Indonesia Penyakit jantung koroner

merupakan penyebab utama tingginya morbiditas dan mortalitas di negara-negara

barat (Chan et al 2007) Penyakit Jantung Koroner merupakan penyebab

kematian terbesar di Amerika Serikat Ditemukan sekitar 1500000 penduduk

setiap tahunnya akan mendapatkan serangan jantung dan 50000 dari mereka akan

meninggal dunia Ini berarti bahwa kematian akibat PJK terjadi setiap 34 detik

(Munaf 2009)

Berdasarkan data Departemen Kesehatan 2005 PJK menempati urutan ke-5

sebagai penyebab kematian terbanyak dari seluruh rumah sakit di Indonesia

dengan jumlah kematian 2557 orang (Proportional Mortality Rate = 267)

(Depkes RI 2007) Nanggroe Aceh Darussalam merupakan salah satu dari 16

provinsi yang mempunyai prevalensi penyakit jantung diatas prevalensi nasional

yaitu sebesar 126 Faktor predisposisi PJK adalah merokok kolesterol total

meningkat tekanan darah tinggi kurang aktivitas fisik dan stres (2)

Konsumsi masyarakat dewasa ini bergeser dari bahan makanan hewani ke

bahan makanan nabati Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari

kadar kolesterol tinggi karena diketahui bahwa terdapat korelasi positif antara PJK

dengan kadar kolesterol tinggi dalam darah(3) Masyarakat sekarang cenderung

memanfaatkan pengobatan tradisional atas kesadaran sendiri untuk kembali ke

alam sebagai bagian dari penerapan pola hidup alami Kekayaan tumbuhan obat

yang tersedia mendukung pemanfaatan pengobatan tradisional (Hembing 2001)

Terong ungu (Solanum Melongena L) sebagai sumber makanan nabati

mempunyai antioksidan alami untuk menurunkan kadar kolesterol LDL darah

Antioksidan berupa asam fenolik dan flavanoid mampu menurunkan kadar

kolesterol LDL darah dengan cara menghambat aktivitas oksidasi lemak (4) Efek

penurunan kadar kolesterol berasal dari flavanoid yang terdapat pada kulit terong

ungu (Solanum Melongena L) yang lebih dikenal dengan nama nasunin(5)

Kayamori dan Igarasi (2000) menyatakan bahwa nasunin berpengaruh terhadap

penurunan kadar kolesterol darah tetapi hasilnya belum signifikan karena

pemberian dosis yang kurang Nasunin didapat dari ekstraksi kulit terong ungu

(Solanum Melongena L) menggunakan etanol 70(6)

Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus Norvegicus) karena

metabolismenya mirip dengan motabolisme kolesterol pada manusia LDL dan

HDL pada tikus putih (Rattus Norvegicus) dan manusia memiliki fungsi yang

sama yaitu untuk memproduksi steroid dan apolipoprotein yang sama(9)

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang

pengaruh pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum Melongena L) terhadap

penurunan kadar LDL darah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan masalah dari penelitian

ini adalah apakah pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum melongena L)

dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah

mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum melongena

L) terhadap penurunan kadar LDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan

14 Manfaat Penelitian

141 Manfaat Ilmiah

1 Sebagai penambah wacana keilmuan terutama dibidang herbal medicine

tentang khasiat dan manfaat terong ungu (Solanum melongena L) sebagai

obat penurun kadar LDL darah

2 Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai tanaman obat

khususnya terong ungu (Solanum melongena L) sebagai penurun kadar

LDL darah

142 Manfaat Praktis

1 Menjadi bahan masukan bagi para klinisi bahwa terong ungu (Solanum

melongena L) dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk menurunkan

kadar LDL darah

2 Sebagai pedoman bagi masyarakat untuk dapat menggunakan terong ungu

(Solanum melongena L) sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar

LDL darah

15 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol terong ungu

(Solanum melongena L) dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Kolesterol

Kolesterol merupakan suatu sterol yang berfungi sebagai prekursor asam

empedu dan hormon steroid serta berwarna kekuningan Kolesterol berasal dari

dua sumber yaitu dari makanan (kolesterol eksogen) dan dari usus sera hati

(kolesterol endogen) yang mensintesis kolesterol dan akan terus menerus

mengalami sintesis perombakan dan daur ulang(10)

Kolesterol juga merupakan komponen utama lemak yang terdapat di

membran plasma pada semua sel mamalia Perubahan pengaturan fosfolipid

ketidakstabilan membran dan modulasi elastisitas membran yang menyebabkan

kerusakan membran yang bermakna merupakan akibat dari perubahan kadar

kolesterol yang terjadi pada membran sel(11)

Sintesis kolesterol terbesar di dalam hati akan melalui beberapa tahapan

yaitu sebagai berikut

1 Pembentukan Mevaloat suatu senyawa dengan 6C yang disintesis dari

Asetil-KoA

2 Pembentukan isoprenoid dari mevaloat denga melepas CO2

3 Enam Unit isoprenoid berkondensasi untuk membentuk zat antara

squalene

4 Spualene mengalami siklisasi untuk membentuk lanosterol

5 Pembentukan kolesterol dari lanosterol melalui beberapa tahap dimana

dalam reaksi-reaksi ini terjadi pelepasan tida gugus metil(12)

Sebagian trigliserida akan berikatan dengan protein tertentu yang disebut

Apoprotein-B membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kemudian

VLDL oleh enzim lipoprotein diubah menjadi kolesterol Low Density Lipoprotein

(LDL) Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau ApoproteinndashA akan

membentuk kolesterol lain yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang

mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL(13)

Sintesis kolesterol dihati diatur sebagian oleh aliran masuk kolesterol

makanan dalam bentuk sisa kilomikrion yang kaya kolesterol Faktor-faktor

memperoleh kolesterol (seperti sintesis ambilan lewat reseptor LDL atau

reseptor skavanger hidrolisi ester kolesteril) dan faktor-faktor yang menyebabkan

hilangnya kolesterol (seperti sintesis steroid pembentukan ester kolesteril dan

pengangkutan balik kolesterol melalui HDL) merupakan faktor0faktor yang

menjaga keseimbangan kolesterol pada umumnya dijaringan(14)

22 Lipoprotein

Beberapa senyawa kimia di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan

sebagai lipid meliputi lemak netral yang dikenal sebagai trigleserida fosfolipid

kolesterol(15) asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari

sintesis lemak (endogen) Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang

relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan proses aterogenesis

Aterogenesis merupakan proses pembentukannya aterosklerosis yaitu keadaan

terjadinya peradangan kronis pada sel endotel pembuluh darah(16)

Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dengan air

(hidrofobik) dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform(17)

Lipid memerlukan zat pelarut yaitu suatu protein yangdikenal dengan nama

apolipoprotein atau apoprotein(18) Apoprotein berperan sebagai molekul atau

enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan

traspor lipid(10) Sembilan jenis apoprotein yang diberi nama alfabetis yaitu Apo

A Apo B Apo C dan Apo E Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal

dengan nama lipoprotein(18) Lipoprotein berfungsi sebagai alat pengangkut lipid

dalam darah dan terdapat di membran sel maupun di mitokondria(17)

Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester) trigliserida

fosfolipid dan apoprotein Lipoprotein berbentuk sferik yang mempunyai inti

trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol

bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein

Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan

komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting

secara fisiologis adalah sebagai berikut

1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus

2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol

3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL

4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh

endositosis yang diperantarai reseptor

5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan

kilomikron(17)

Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol

adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada

HDL(17)

221 Low Density Lipoprotein (LDL)

Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab

penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL

darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga

terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar

LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain

denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang

teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam

sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi

trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)

berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL

Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol

ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol

ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic

Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan

small dence LDL(22)

LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti

sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor

LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk

pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem

retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol

terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase

(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke

VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)

222 High Density Lipoprotein (HDL)

High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid

yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari

jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL

berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya

adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II

apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi

lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan

50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL

terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di

limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan

VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol

bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)

223 Pengaturan Kadar Lipoprotein

Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui

beberapa cara

1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein

yangmasuk kedalam darah

2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari

dalam darah

Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan

bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi

tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang

menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah

1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol

2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)

3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol

4 Genetik

5 Ras

6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)

7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma

nefrotik(26)

23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)

231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Magnoliopsida

Class Asteridae

Order Solanales

Family Solanaceace

Genus Solanum

Spesies S Melongena

Nama Binomial Solanum Melongena L (27)

232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat

berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh

hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal

bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar

ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga

berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya

berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm

Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda

(28)

233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum

Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini

memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk

komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di

buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi

dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal

lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04

mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)

24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap

Penurunan Kadar LDL

Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan

memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu

(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada

kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar

kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di

usus(32)

25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji

Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi

manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih

(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan

laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara

lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan

bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat

anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama

hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus

laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan

lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku

makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)

26 Gambaran Umum Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara

mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)

Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara

merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau

kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental

Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk

simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)

Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak

digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini

direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat

menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga

metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan

ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang

dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap

ekstraksi selesai(34)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 2: Proposal Indra

Terong ungu (Solanum Melongena L) sebagai sumber makanan nabati

mempunyai antioksidan alami untuk menurunkan kadar kolesterol LDL darah

Antioksidan berupa asam fenolik dan flavanoid mampu menurunkan kadar

kolesterol LDL darah dengan cara menghambat aktivitas oksidasi lemak (4) Efek

penurunan kadar kolesterol berasal dari flavanoid yang terdapat pada kulit terong

ungu (Solanum Melongena L) yang lebih dikenal dengan nama nasunin(5)

Kayamori dan Igarasi (2000) menyatakan bahwa nasunin berpengaruh terhadap

penurunan kadar kolesterol darah tetapi hasilnya belum signifikan karena

pemberian dosis yang kurang Nasunin didapat dari ekstraksi kulit terong ungu

(Solanum Melongena L) menggunakan etanol 70(6)

Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rattus Norvegicus) karena

metabolismenya mirip dengan motabolisme kolesterol pada manusia LDL dan

HDL pada tikus putih (Rattus Norvegicus) dan manusia memiliki fungsi yang

sama yaitu untuk memproduksi steroid dan apolipoprotein yang sama(9)

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang

pengaruh pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum Melongena L) terhadap

penurunan kadar LDL darah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas rumusan masalah dari penelitian

ini adalah apakah pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum melongena L)

dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah

mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol terong ungu (Solanum melongena

L) terhadap penurunan kadar LDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan

14 Manfaat Penelitian

141 Manfaat Ilmiah

1 Sebagai penambah wacana keilmuan terutama dibidang herbal medicine

tentang khasiat dan manfaat terong ungu (Solanum melongena L) sebagai

obat penurun kadar LDL darah

2 Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai tanaman obat

khususnya terong ungu (Solanum melongena L) sebagai penurun kadar

LDL darah

142 Manfaat Praktis

1 Menjadi bahan masukan bagi para klinisi bahwa terong ungu (Solanum

melongena L) dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk menurunkan

kadar LDL darah

2 Sebagai pedoman bagi masyarakat untuk dapat menggunakan terong ungu

(Solanum melongena L) sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar

LDL darah

15 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol terong ungu

(Solanum melongena L) dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Kolesterol

Kolesterol merupakan suatu sterol yang berfungi sebagai prekursor asam

empedu dan hormon steroid serta berwarna kekuningan Kolesterol berasal dari

dua sumber yaitu dari makanan (kolesterol eksogen) dan dari usus sera hati

(kolesterol endogen) yang mensintesis kolesterol dan akan terus menerus

mengalami sintesis perombakan dan daur ulang(10)

Kolesterol juga merupakan komponen utama lemak yang terdapat di

membran plasma pada semua sel mamalia Perubahan pengaturan fosfolipid

ketidakstabilan membran dan modulasi elastisitas membran yang menyebabkan

kerusakan membran yang bermakna merupakan akibat dari perubahan kadar

kolesterol yang terjadi pada membran sel(11)

Sintesis kolesterol terbesar di dalam hati akan melalui beberapa tahapan

yaitu sebagai berikut

1 Pembentukan Mevaloat suatu senyawa dengan 6C yang disintesis dari

Asetil-KoA

2 Pembentukan isoprenoid dari mevaloat denga melepas CO2

3 Enam Unit isoprenoid berkondensasi untuk membentuk zat antara

squalene

4 Spualene mengalami siklisasi untuk membentuk lanosterol

5 Pembentukan kolesterol dari lanosterol melalui beberapa tahap dimana

dalam reaksi-reaksi ini terjadi pelepasan tida gugus metil(12)

Sebagian trigliserida akan berikatan dengan protein tertentu yang disebut

Apoprotein-B membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kemudian

VLDL oleh enzim lipoprotein diubah menjadi kolesterol Low Density Lipoprotein

(LDL) Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau ApoproteinndashA akan

membentuk kolesterol lain yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang

mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL(13)

Sintesis kolesterol dihati diatur sebagian oleh aliran masuk kolesterol

makanan dalam bentuk sisa kilomikrion yang kaya kolesterol Faktor-faktor

memperoleh kolesterol (seperti sintesis ambilan lewat reseptor LDL atau

reseptor skavanger hidrolisi ester kolesteril) dan faktor-faktor yang menyebabkan

hilangnya kolesterol (seperti sintesis steroid pembentukan ester kolesteril dan

pengangkutan balik kolesterol melalui HDL) merupakan faktor0faktor yang

menjaga keseimbangan kolesterol pada umumnya dijaringan(14)

22 Lipoprotein

Beberapa senyawa kimia di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan

sebagai lipid meliputi lemak netral yang dikenal sebagai trigleserida fosfolipid

kolesterol(15) asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari

sintesis lemak (endogen) Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang

relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan proses aterogenesis

Aterogenesis merupakan proses pembentukannya aterosklerosis yaitu keadaan

terjadinya peradangan kronis pada sel endotel pembuluh darah(16)

Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dengan air

(hidrofobik) dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform(17)

Lipid memerlukan zat pelarut yaitu suatu protein yangdikenal dengan nama

apolipoprotein atau apoprotein(18) Apoprotein berperan sebagai molekul atau

enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan

traspor lipid(10) Sembilan jenis apoprotein yang diberi nama alfabetis yaitu Apo

A Apo B Apo C dan Apo E Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal

dengan nama lipoprotein(18) Lipoprotein berfungsi sebagai alat pengangkut lipid

dalam darah dan terdapat di membran sel maupun di mitokondria(17)

Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester) trigliserida

fosfolipid dan apoprotein Lipoprotein berbentuk sferik yang mempunyai inti

trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol

bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein

Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan

komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting

secara fisiologis adalah sebagai berikut

1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus

2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol

3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL

4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh

endositosis yang diperantarai reseptor

5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan

kilomikron(17)

Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol

adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada

HDL(17)

221 Low Density Lipoprotein (LDL)

Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab

penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL

darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga

terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar

LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain

denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang

teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam

sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi

trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)

berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL

Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol

ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol

ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic

Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan

small dence LDL(22)

LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti

sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor

LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk

pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem

retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol

terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase

(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke

VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)

222 High Density Lipoprotein (HDL)

High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid

yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari

jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL

berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya

adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II

apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi

lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan

50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL

terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di

limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan

VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol

bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)

223 Pengaturan Kadar Lipoprotein

Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui

beberapa cara

1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein

yangmasuk kedalam darah

2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari

dalam darah

Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan

bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi

tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang

menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah

1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol

2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)

3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol

4 Genetik

5 Ras

6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)

7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma

nefrotik(26)

23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)

231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Magnoliopsida

Class Asteridae

Order Solanales

Family Solanaceace

Genus Solanum

Spesies S Melongena

Nama Binomial Solanum Melongena L (27)

232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat

berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh

hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal

bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar

ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga

berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya

berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm

Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda

(28)

233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum

Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini

memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk

komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di

buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi

dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal

lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04

mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)

24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap

Penurunan Kadar LDL

Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan

memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu

(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada

kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar

kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di

usus(32)

25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji

Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi

manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih

(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan

laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara

lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan

bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat

anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama

hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus

laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan

lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku

makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)

26 Gambaran Umum Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara

mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)

Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara

merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau

kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental

Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk

simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)

Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak

digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini

direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat

menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga

metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan

ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang

dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap

ekstraksi selesai(34)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 3: Proposal Indra

1 Sebagai penambah wacana keilmuan terutama dibidang herbal medicine

tentang khasiat dan manfaat terong ungu (Solanum melongena L) sebagai

obat penurun kadar LDL darah

2 Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai tanaman obat

khususnya terong ungu (Solanum melongena L) sebagai penurun kadar

LDL darah

142 Manfaat Praktis

1 Menjadi bahan masukan bagi para klinisi bahwa terong ungu (Solanum

melongena L) dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk menurunkan

kadar LDL darah

2 Sebagai pedoman bagi masyarakat untuk dapat menggunakan terong ungu

(Solanum melongena L) sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar

LDL darah

15 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol terong ungu

(Solanum melongena L) dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Kolesterol

Kolesterol merupakan suatu sterol yang berfungi sebagai prekursor asam

empedu dan hormon steroid serta berwarna kekuningan Kolesterol berasal dari

dua sumber yaitu dari makanan (kolesterol eksogen) dan dari usus sera hati

(kolesterol endogen) yang mensintesis kolesterol dan akan terus menerus

mengalami sintesis perombakan dan daur ulang(10)

Kolesterol juga merupakan komponen utama lemak yang terdapat di

membran plasma pada semua sel mamalia Perubahan pengaturan fosfolipid

ketidakstabilan membran dan modulasi elastisitas membran yang menyebabkan

kerusakan membran yang bermakna merupakan akibat dari perubahan kadar

kolesterol yang terjadi pada membran sel(11)

Sintesis kolesterol terbesar di dalam hati akan melalui beberapa tahapan

yaitu sebagai berikut

1 Pembentukan Mevaloat suatu senyawa dengan 6C yang disintesis dari

Asetil-KoA

2 Pembentukan isoprenoid dari mevaloat denga melepas CO2

3 Enam Unit isoprenoid berkondensasi untuk membentuk zat antara

squalene

4 Spualene mengalami siklisasi untuk membentuk lanosterol

5 Pembentukan kolesterol dari lanosterol melalui beberapa tahap dimana

dalam reaksi-reaksi ini terjadi pelepasan tida gugus metil(12)

Sebagian trigliserida akan berikatan dengan protein tertentu yang disebut

Apoprotein-B membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kemudian

VLDL oleh enzim lipoprotein diubah menjadi kolesterol Low Density Lipoprotein

(LDL) Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau ApoproteinndashA akan

membentuk kolesterol lain yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang

mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL(13)

Sintesis kolesterol dihati diatur sebagian oleh aliran masuk kolesterol

makanan dalam bentuk sisa kilomikrion yang kaya kolesterol Faktor-faktor

memperoleh kolesterol (seperti sintesis ambilan lewat reseptor LDL atau

reseptor skavanger hidrolisi ester kolesteril) dan faktor-faktor yang menyebabkan

hilangnya kolesterol (seperti sintesis steroid pembentukan ester kolesteril dan

pengangkutan balik kolesterol melalui HDL) merupakan faktor0faktor yang

menjaga keseimbangan kolesterol pada umumnya dijaringan(14)

22 Lipoprotein

Beberapa senyawa kimia di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan

sebagai lipid meliputi lemak netral yang dikenal sebagai trigleserida fosfolipid

kolesterol(15) asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari

sintesis lemak (endogen) Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang

relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan proses aterogenesis

Aterogenesis merupakan proses pembentukannya aterosklerosis yaitu keadaan

terjadinya peradangan kronis pada sel endotel pembuluh darah(16)

Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dengan air

(hidrofobik) dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform(17)

Lipid memerlukan zat pelarut yaitu suatu protein yangdikenal dengan nama

apolipoprotein atau apoprotein(18) Apoprotein berperan sebagai molekul atau

enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan

traspor lipid(10) Sembilan jenis apoprotein yang diberi nama alfabetis yaitu Apo

A Apo B Apo C dan Apo E Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal

dengan nama lipoprotein(18) Lipoprotein berfungsi sebagai alat pengangkut lipid

dalam darah dan terdapat di membran sel maupun di mitokondria(17)

Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester) trigliserida

fosfolipid dan apoprotein Lipoprotein berbentuk sferik yang mempunyai inti

trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol

bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein

Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan

komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting

secara fisiologis adalah sebagai berikut

1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus

2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol

3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL

4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh

endositosis yang diperantarai reseptor

5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan

kilomikron(17)

Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol

adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada

HDL(17)

221 Low Density Lipoprotein (LDL)

Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab

penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL

darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga

terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar

LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain

denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang

teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam

sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi

trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)

berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL

Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol

ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol

ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic

Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan

small dence LDL(22)

LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti

sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor

LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk

pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem

retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol

terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase

(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke

VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)

222 High Density Lipoprotein (HDL)

High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid

yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari

jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL

berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya

adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II

apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi

lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan

50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL

terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di

limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan

VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol

bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)

223 Pengaturan Kadar Lipoprotein

Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui

beberapa cara

1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein

yangmasuk kedalam darah

2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari

dalam darah

Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan

bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi

tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang

menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah

1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol

2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)

3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol

4 Genetik

5 Ras

6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)

7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma

nefrotik(26)

23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)

231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Magnoliopsida

Class Asteridae

Order Solanales

Family Solanaceace

Genus Solanum

Spesies S Melongena

Nama Binomial Solanum Melongena L (27)

232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat

berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh

hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal

bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar

ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga

berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya

berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm

Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda

(28)

233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum

Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini

memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk

komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di

buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi

dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal

lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04

mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)

24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap

Penurunan Kadar LDL

Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan

memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu

(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada

kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar

kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di

usus(32)

25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji

Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi

manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih

(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan

laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara

lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan

bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat

anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama

hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus

laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan

lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku

makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)

26 Gambaran Umum Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara

mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)

Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara

merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau

kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental

Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk

simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)

Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak

digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini

direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat

menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga

metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan

ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang

dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap

ekstraksi selesai(34)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 4: Proposal Indra

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Kolesterol

Kolesterol merupakan suatu sterol yang berfungi sebagai prekursor asam

empedu dan hormon steroid serta berwarna kekuningan Kolesterol berasal dari

dua sumber yaitu dari makanan (kolesterol eksogen) dan dari usus sera hati

(kolesterol endogen) yang mensintesis kolesterol dan akan terus menerus

mengalami sintesis perombakan dan daur ulang(10)

Kolesterol juga merupakan komponen utama lemak yang terdapat di

membran plasma pada semua sel mamalia Perubahan pengaturan fosfolipid

ketidakstabilan membran dan modulasi elastisitas membran yang menyebabkan

kerusakan membran yang bermakna merupakan akibat dari perubahan kadar

kolesterol yang terjadi pada membran sel(11)

Sintesis kolesterol terbesar di dalam hati akan melalui beberapa tahapan

yaitu sebagai berikut

1 Pembentukan Mevaloat suatu senyawa dengan 6C yang disintesis dari

Asetil-KoA

2 Pembentukan isoprenoid dari mevaloat denga melepas CO2

3 Enam Unit isoprenoid berkondensasi untuk membentuk zat antara

squalene

4 Spualene mengalami siklisasi untuk membentuk lanosterol

5 Pembentukan kolesterol dari lanosterol melalui beberapa tahap dimana

dalam reaksi-reaksi ini terjadi pelepasan tida gugus metil(12)

Sebagian trigliserida akan berikatan dengan protein tertentu yang disebut

Apoprotein-B membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kemudian

VLDL oleh enzim lipoprotein diubah menjadi kolesterol Low Density Lipoprotein

(LDL) Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau ApoproteinndashA akan

membentuk kolesterol lain yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang

mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL(13)

Sintesis kolesterol dihati diatur sebagian oleh aliran masuk kolesterol

makanan dalam bentuk sisa kilomikrion yang kaya kolesterol Faktor-faktor

memperoleh kolesterol (seperti sintesis ambilan lewat reseptor LDL atau

reseptor skavanger hidrolisi ester kolesteril) dan faktor-faktor yang menyebabkan

hilangnya kolesterol (seperti sintesis steroid pembentukan ester kolesteril dan

pengangkutan balik kolesterol melalui HDL) merupakan faktor0faktor yang

menjaga keseimbangan kolesterol pada umumnya dijaringan(14)

22 Lipoprotein

Beberapa senyawa kimia di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan

sebagai lipid meliputi lemak netral yang dikenal sebagai trigleserida fosfolipid

kolesterol(15) asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari

sintesis lemak (endogen) Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang

relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan proses aterogenesis

Aterogenesis merupakan proses pembentukannya aterosklerosis yaitu keadaan

terjadinya peradangan kronis pada sel endotel pembuluh darah(16)

Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dengan air

(hidrofobik) dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform(17)

Lipid memerlukan zat pelarut yaitu suatu protein yangdikenal dengan nama

apolipoprotein atau apoprotein(18) Apoprotein berperan sebagai molekul atau

enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan

traspor lipid(10) Sembilan jenis apoprotein yang diberi nama alfabetis yaitu Apo

A Apo B Apo C dan Apo E Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal

dengan nama lipoprotein(18) Lipoprotein berfungsi sebagai alat pengangkut lipid

dalam darah dan terdapat di membran sel maupun di mitokondria(17)

Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester) trigliserida

fosfolipid dan apoprotein Lipoprotein berbentuk sferik yang mempunyai inti

trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol

bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein

Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan

komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting

secara fisiologis adalah sebagai berikut

1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus

2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol

3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL

4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh

endositosis yang diperantarai reseptor

5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan

kilomikron(17)

Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol

adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada

HDL(17)

221 Low Density Lipoprotein (LDL)

Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab

penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL

darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga

terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar

LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain

denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang

teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam

sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi

trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)

berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL

Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol

ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol

ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic

Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan

small dence LDL(22)

LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti

sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor

LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk

pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem

retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol

terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase

(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke

VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)

222 High Density Lipoprotein (HDL)

High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid

yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari

jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL

berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya

adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II

apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi

lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan

50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL

terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di

limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan

VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol

bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)

223 Pengaturan Kadar Lipoprotein

Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui

beberapa cara

1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein

yangmasuk kedalam darah

2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari

dalam darah

Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan

bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi

tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang

menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah

1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol

2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)

3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol

4 Genetik

5 Ras

6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)

7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma

nefrotik(26)

23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)

231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Magnoliopsida

Class Asteridae

Order Solanales

Family Solanaceace

Genus Solanum

Spesies S Melongena

Nama Binomial Solanum Melongena L (27)

232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat

berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh

hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal

bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar

ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga

berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya

berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm

Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda

(28)

233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum

Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini

memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk

komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di

buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi

dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal

lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04

mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)

24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap

Penurunan Kadar LDL

Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan

memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu

(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada

kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar

kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di

usus(32)

25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji

Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi

manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih

(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan

laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara

lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan

bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat

anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama

hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus

laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan

lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku

makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)

26 Gambaran Umum Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara

mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)

Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara

merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau

kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental

Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk

simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)

Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak

digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini

direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat

menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga

metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan

ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang

dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap

ekstraksi selesai(34)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 5: Proposal Indra

(LDL) Ikatan lain dari Asetil-s-Co-Enzim-A atau ApoproteinndashA akan

membentuk kolesterol lain yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang

mempunyai fungsi berlawanan dengan LDL(13)

Sintesis kolesterol dihati diatur sebagian oleh aliran masuk kolesterol

makanan dalam bentuk sisa kilomikrion yang kaya kolesterol Faktor-faktor

memperoleh kolesterol (seperti sintesis ambilan lewat reseptor LDL atau

reseptor skavanger hidrolisi ester kolesteril) dan faktor-faktor yang menyebabkan

hilangnya kolesterol (seperti sintesis steroid pembentukan ester kolesteril dan

pengangkutan balik kolesterol melalui HDL) merupakan faktor0faktor yang

menjaga keseimbangan kolesterol pada umumnya dijaringan(14)

22 Lipoprotein

Beberapa senyawa kimia di dalam makanan dan tubuh diklasifikasikan

sebagai lipid meliputi lemak netral yang dikenal sebagai trigleserida fosfolipid

kolesterol(15) asam lemak bebas yang berasal dari makanan (eksogen) dan dari

sintesis lemak (endogen) Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang

relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan proses aterogenesis

Aterogenesis merupakan proses pembentukannya aterosklerosis yaitu keadaan

terjadinya peradangan kronis pada sel endotel pembuluh darah(16)

Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dengan air

(hidrofobik) dan larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform(17)

Lipid memerlukan zat pelarut yaitu suatu protein yangdikenal dengan nama

apolipoprotein atau apoprotein(18) Apoprotein berperan sebagai molekul atau

enzim pemberi sinyal dan memegang peran sangat penting dalam mengendalikan

traspor lipid(10) Sembilan jenis apoprotein yang diberi nama alfabetis yaitu Apo

A Apo B Apo C dan Apo E Ikatan senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal

dengan nama lipoprotein(18) Lipoprotein berfungsi sebagai alat pengangkut lipid

dalam darah dan terdapat di membran sel maupun di mitokondria(17)

Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester) trigliserida

fosfolipid dan apoprotein Lipoprotein berbentuk sferik yang mempunyai inti

trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol

bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein

Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan

komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting

secara fisiologis adalah sebagai berikut

1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus

2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol

3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL

4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh

endositosis yang diperantarai reseptor

5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan

kilomikron(17)

Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol

adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada

HDL(17)

221 Low Density Lipoprotein (LDL)

Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab

penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL

darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga

terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar

LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain

denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang

teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam

sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi

trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)

berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL

Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol

ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol

ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic

Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan

small dence LDL(22)

LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti

sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor

LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk

pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem

retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol

terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase

(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke

VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)

222 High Density Lipoprotein (HDL)

High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid

yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari

jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL

berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya

adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II

apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi

lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan

50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL

terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di

limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan

VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol

bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)

223 Pengaturan Kadar Lipoprotein

Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui

beberapa cara

1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein

yangmasuk kedalam darah

2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari

dalam darah

Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan

bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi

tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang

menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah

1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol

2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)

3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol

4 Genetik

5 Ras

6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)

7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma

nefrotik(26)

23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)

231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Magnoliopsida

Class Asteridae

Order Solanales

Family Solanaceace

Genus Solanum

Spesies S Melongena

Nama Binomial Solanum Melongena L (27)

232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat

berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh

hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal

bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar

ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga

berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya

berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm

Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda

(28)

233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum

Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini

memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk

komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di

buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi

dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal

lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04

mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)

24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap

Penurunan Kadar LDL

Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan

memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu

(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada

kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar

kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di

usus(32)

25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji

Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi

manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih

(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan

laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara

lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan

bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat

anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama

hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus

laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan

lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku

makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)

26 Gambaran Umum Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara

mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)

Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara

merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau

kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental

Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk

simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)

Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak

digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini

direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat

menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga

metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan

ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang

dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap

ekstraksi selesai(34)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 6: Proposal Indra

trigliserida dan kolesterol ester dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol

bebas Apoprotein ditemukan pada permukaan protein lipoprotein

Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran dimensi komposisi lemak dan

komposisi apoprotein(18) Lima kelompok utama lipoprotein yang sangat penting

secara fisiologis adalah sebagai berikut

1 Kilomikron berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus

2 VLDL berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol

3 Intermediate density lipoprotein (IDL) berasal dari VLDL

4 LDL terutama dikatabolisasi dalam hepatosit dan dalam sel lainnya oleh

endositosis yang diperantarai reseptor

5 HDL yang berperan dalam transpor kolesterol dan metabolisme VLDL dan

kilomikron(17)

Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL kolesterol

adalah lipid utama pada LDL sedangkan fosfolipid adalah lipid utama pada

HDL(17)

221 Low Density Lipoprotein (LDL)

Low Density Lipoprotein (LDL) telah diprediksi sebagai penyebab

penyakit jantung koroner (PJK) dalam berbagai penelitian Penurunan kadar LDL

darah dengan terapi hanya mengurangi risiko PJK hingga 50 sehingga diduga

terdapat faktor lipoprotein lain yang menyebabkan PJK(11) Penurunan kadar

LDL denga terapi farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme antara lain

denga proses fatositosis sehingga mencagah penumpukan LDL kolestero yang

teroksidasi pada dinding pembuluh darah menggunalan antioksidan(21)

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam

sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL dengan apolipoproteinB-100 Dalam sirkulasi

trigliserida di VLDL mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL)

berubah menjadi IDL yang mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL

Dalam sirkulasi trigliserida yang banyak di VLDL bertukar dengan kolesterol

ester dari LDL menghasilkan LDL yang kaya trigliseril tetapi kurang kolesterol

ester Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan dihidrolisi oleh enzim Hepatic

Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan

small dence LDL(22)

LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti

sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor

LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk

pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem

retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol

terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase

(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke

VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)

222 High Density Lipoprotein (HDL)

High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid

yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari

jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL

berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya

adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II

apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi

lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan

50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL

terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di

limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan

VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol

bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)

223 Pengaturan Kadar Lipoprotein

Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui

beberapa cara

1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein

yangmasuk kedalam darah

2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari

dalam darah

Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan

bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi

tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang

menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah

1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol

2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)

3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol

4 Genetik

5 Ras

6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)

7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma

nefrotik(26)

23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)

231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Magnoliopsida

Class Asteridae

Order Solanales

Family Solanaceace

Genus Solanum

Spesies S Melongena

Nama Binomial Solanum Melongena L (27)

232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat

berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh

hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal

bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar

ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga

berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya

berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm

Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda

(28)

233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum

Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini

memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk

komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di

buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi

dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal

lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04

mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)

24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap

Penurunan Kadar LDL

Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan

memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu

(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada

kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar

kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di

usus(32)

25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji

Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi

manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih

(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan

laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara

lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan

bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat

anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama

hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus

laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan

lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku

makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)

26 Gambaran Umum Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara

mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)

Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara

merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau

kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental

Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk

simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)

Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak

digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini

direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat

menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga

metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan

ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang

dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap

ekstraksi selesai(34)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 7: Proposal Indra

Lipase (HL) menghasilkan LDL yang kecil tetapipadat yang dikenal dengan

small dence LDL(22)

LDL berfungsimengirimkan kolesterol ke jaringa ekstra-hepatik seperti

sel Korteks adrenal ginjal otot dan limfosit Sel tersebut mempunyai reseptor

LDL dipermukaannya LDL melepaskan kolesterol di dalam sel untuk

pembentukan hormon steroid dan sintesa dinding sel Sel fagosit dari sistem

retikuloendotel menangkap dan memecah LDL Bila sel-sel mati maka kolesterol

terlepas dan diikat oleh HDL Enzim Lecithin Cholesterol Acyl Tranferase

(LCAT) menyebabkan kolesterol berikatan dengan asamlemak dikembalikanke

VLDL dan LDL Sebagian diangkut ke hati dan diekskresikan ke empedu(23)

222 High Density Lipoprotein (HDL)

High Density Lipoprotein (HDL) mengambil kolesterol dan fosfolipid

yang ada di dalam aliran darah serta sebagai media transpor kolesterol bebas dari

jaringan perifer ke hati untuk dikatabolisme dan diekskresikan Kolesterol HDL

berdiameter 75-105 nm dengan densitas 121-1063 gramcm3 inti lipidnya

adalah kolesteril ester serta memiliki apolipoprotein seperti apoA-I apoA-II

apoC dan apoE HDL terdiri dari sebuah inti lemak sentral yang diselubungi

lemak polar dan protein khusus apoprotein HDL mengandung 50 lemak dan

50 protein dimana 90 proteinnya adalah apoA-I(22) Metabolisme HDL

terjadi di hati dan usus Kedua organ ini membentuk HDL native dari lipid di

limfe dan plasma Kolesterol bebas dan fosfolipid di permukaan kilomikron dan

VLDL diangkur ke HDL oleh Phospholipid Transfer Protein (PLTP) Kolesterol

bebas yang diangku oleh HDL ini akan diesterifikasi oleh LCAT(24)

223 Pengaturan Kadar Lipoprotein

Tubuh mengatur keseimbangan kadar lipoprotein dalam darah melalui

beberapa cara

1 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein

yangmasuk kedalam darah

2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari

dalam darah

Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan

bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi

tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang

menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah

1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol

2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)

3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol

4 Genetik

5 Ras

6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)

7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma

nefrotik(26)

23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)

231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Magnoliopsida

Class Asteridae

Order Solanales

Family Solanaceace

Genus Solanum

Spesies S Melongena

Nama Binomial Solanum Melongena L (27)

232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat

berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh

hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal

bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar

ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga

berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya

berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm

Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda

(28)

233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum

Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini

memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk

komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di

buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi

dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal

lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04

mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)

24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap

Penurunan Kadar LDL

Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan

memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu

(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada

kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar

kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di

usus(32)

25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji

Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi

manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih

(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan

laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara

lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan

bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat

anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama

hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus

laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan

lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku

makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)

26 Gambaran Umum Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara

mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)

Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara

merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau

kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental

Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk

simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)

Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak

digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini

direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat

menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga

metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan

ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang

dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap

ekstraksi selesai(34)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 8: Proposal Indra

2 Mengingkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari

dalam darah

Kadar lipoprotein terutama kolesterol LDLmeningkat sejalan dengan

bertambahnya usia Normalnya pria memiliki kadar LDL yang lebih ttinggi

tetapi setelah menopause kadar pada wanita lebih tinggi(25) Faktor lain yang

menyebabkan tingginya kadarlemak tertentu (misal VLDL dan LDL) adalah

1 Diet kalori total perhari jumlah kalori dari lenak kolesterol

2 Antropometrik ratio berat-tinggi badan (obesitas)

3 Kebiasaan merokokkurang gerak asupan alkohol

4 Genetik

5 Ras

6 Seks kadar estrogen (endogen atau eksogen)

7 Penyakit lain diabetes mellitus hipotiroidea uremia sindroma

nefrotik(26)

23 Terong Ungu (Solanum Melongena L)

231 Taksonomi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Sub Divisi Magnoliopsida

Class Asteridae

Order Solanales

Family Solanaceace

Genus Solanum

Spesies S Melongena

Nama Binomial Solanum Melongena L (27)

232 Morfologi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Karakteristik dari terong ungu (Solanum Melongena L) batang bulat

berkayu percabangan simpodial berambut berduri putih kotor dan tumbuh

hingga setinggi 40-150 cm (16-57 inci) Daun bulat besar ujung runcing pangkal

bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar

ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga

berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya

berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm

Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda

(28)

233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum

Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini

memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk

komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di

buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi

dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal

lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04

mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)

24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap

Penurunan Kadar LDL

Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan

memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu

(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada

kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar

kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di

usus(32)

25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji

Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi

manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih

(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan

laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara

lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan

bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat

anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama

hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus

laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan

lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku

makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)

26 Gambaran Umum Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara

mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)

Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara

merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau

kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental

Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk

simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)

Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak

digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini

direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat

menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga

metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan

ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang

dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap

ekstraksi selesai(34)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 9: Proposal Indra

bertekuk tepi berombak pertulangan menyirip hijau dan lobus yang kasar

ukuran panjangnya 10-20 cm (4-8 inci) dan lebarnya 5-10 cm (2-4 inci) Bunga

berwarna putih hingga ungu dengan mahkota lima lobus Benang sarinya

berwarna kuning Buah berisi tepung lonjong diameter biah kurang dari 5 cm

Biji pipih kecil kuning dan licin Akar tunggang dan berwarba cokelat muda

(28)

233 Kandungan Zat Gizi Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Selain mengandung vitamin dan mineral terong ungu (Solanum

Melongena L) juga mengandung fitonutrien yang penting Fitonutrien ini

memiliki efek antioksidan Fitonutrien yang terdapat pada terong ungu termasuk

komponen asam fenol antara lain kafein dan asam klorogenik yang terdapat di

buah sedangkan yang termasuk flavanoid adalah nasunin(29) Kandungan at gizi

dalam 100 gram terong ungu (Solanum Melongena L) antara lain kalori 24 kal

lemak 11 gram karbohidrat 55 gram kalsium 15 mg fosfor 37 mg zat besi 04

mg vitamin A 30 SI vitamin B1 004 mg vitamin C 5 mg dan air 927 gram(30)

24 Pengaruh Konsumsi Terong Ungu (Solanum Melongena L) Terhadap

Penurunan Kadar LDL

Tanaman yang mengandung antosianin memiliki daya tarik lebih dan

memiliki antioksidan polifenol yang cukup banyak Warna ungu dari terong ungu

(Solanum Melongena L) berasal dari salah satu antosianin yang terdapat pada

kulut yabg bernama nasunin(31) Nasunin memiliki efek menurunkan kadar

kolesterolefek ini diduga karena adanya penghambatan absorbsi kolesterol di

usus(32)

25 Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Sebagai Hewan Uji

Tikus merupakan hewan mamalia yang mempunyai peranan penting bagi

manusia untuk tujuan ilmiah karena memiliki daya adaptasi baik Tikus putih

(Rattus Norvegicus) sangat baik digunakan sebagai hewan percobaan

laboratorium dan peliharaan Tikus putih memliki beberapa keunggulan antara

lain penanganan dan pemeliharaan yang mudah karena tubuhnya kecil sehat dan

bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat

anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama

hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus

laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan

lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku

makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)

26 Gambaran Umum Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara

mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)

Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara

merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau

kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental

Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk

simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)

Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak

digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini

direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat

menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga

metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan

ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang

dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap

ekstraksi selesai(34)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 10: Proposal Indra

bersih kemampuan reproduksi tinggi dengan masa kebuntingan singkat sefat

anatomis dan karakter fisiologinya mirip mamalia lain seperti manusia Lama

hidup tikus dapat mencapai 35 tahun dengan kecepatan tumbuh 5 gr perhari tikus

laboratorium lebih cepat dewasa tidak memperlihatkan perkawinan musiman dan

lebih cepat berkembang biak Tingkah laku harian tikus meliputi tingakh laku

makan minum istirahat eliminasi perawatan agresi sosial dan bergerak(33)

26 Gambaran Umum Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering kental atau cair yang dibuat dengan cara

mengambil sari simplisia dengan tepat dan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi merupakan proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat dan hewan menurut cara yang sesuai tanpa pengaruh cahaya matahari

langsung Ekstraksi bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada

bahan alam dengan menggunakan pelarut-pelarut yang bukan air(34)

Salah satu ekstraksi yang paling sering dilakukan adalah dengan cara

merebus simplisia selama 30 menit Hasil rebusan disaring dengan kain atau

kawat basa Air hasil rebusan dimasak sambil diaduk-aduk hingga mengental

Hasilnya diperoleh ekstrak kental simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk

simplisia(35) Simplisia merupakan bentuk sajian tanaman obat yang belum

tercampur dan belum diolah tetapi sudah bersih kering dan siap direbus(36)

Maserasi adalah proses ekstraksi yang paling sederhana dan banyak

digunakan untuk mencari bahan obat berupa serbuk simplisia halus Simplisia ini

direndam dengan pelarut organik pada suhu ruangan Proses tersebut sangat

menguntungkan karena perbedaan tekanan antara dalam dan luar sel sehingga

metabolit sekunder dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan

ekstraksi senyawa dapat sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang

dilakukan Bila ampas pada ekstrak ulangan sudah tidak berwarna maka dianggap

ekstraksi selesai(34)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 11: Proposal Indra

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

31 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik menggunakan

rancangan pretest-postest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control

group design) Pengelompokan sampel dilakukan berdasarkan rancangan acak

sederhana (simple random sampling) Tikus dibagi secar aacak sederhana menjadi

dua kelompok

32 Tempatdan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di tempat yaitu di gedung UPT Fakultas

Kedokteran Hewan Unsyiah untuk pemeliharan tikus Laboratorium Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan

ekstrak Kulit Terong Ungu dan Uji Herbarium dan Laboratorium Klinik Nurul

Qalbi Banda Aceh untuk pemeriksaan serum tikus Penelitian ini dilakukan pada

bulan Mei 2012 ndash Februari 2013 Pemberian perlakuan terhadap hewan uji

dilakukan pada bulan Oktober 2012ndashJanuari 2013 seperti terlihat pada lampiran 1

33 Sampel penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain

wistar Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan menurut WHO yakni

minimal 5 sampel untuk setiap kelompok Penelitian ini mengunakan 10 ekor

tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri

atas satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan Pada penelitian ini

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 12: Proposal Indra

disediakan empat tikus cadangan untuk mengantisipasi tikus yang mati selama

penelitian

Tikus putih yang dipilih adalah tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

strain wistar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

1 Kriteria Inklusi

1 Tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan strain wistar

2 Umur 3-4 tahun

3 Berat badan 150-250 gram

4 Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)

2 Kriteria Ekslusi

1 Tikus tidak bergerak secara aktif

2 Tikus mati selama penelitian

34 Variabel Penelitian

1 Variabel Bebas Ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L)

2 Variabel Terikat Kadar LDL tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan

3 Variabel Kendali Berat badan makanan umur jenis kelamin dan suasana

kandang

35 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang pemeliharaan tikus

yang dilengkapi denga tempat makan dan minum tikus timbangan tikus alas

kandang tikus (sekam padi) sonde lambung gelas ukur kecil batang pengaduk

blender penyaring rotary evaporator timbangan digital spuit steril 3cc tabung

reaksi steril rak tabung reaksi tabung darah mikropipet ukuran 10 microl dan 1000

microl pipet mikrohematokrit dan fotometer

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus

Norvegicus) jantan ekstrak kulit terong ungu (Solanum Melongena L) etanol

70 serum tikus 1 set reagen pemeriksaan LDL merk Analiticon pakan standar

yakni pelet dan air minum (akuades)

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 13: Proposal Indra

36 Prosedur Penelitian

361 Persiapan dan Pembuatan Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum

Melongena L)

Terong ungu diperoleh di daerah Pasar Penayong Banda Aceh Terong

ungu dipilih yang masih segar warnanya kulitnya ungu dan cerah serta tidak

keriput dan busuk Persiapan pembuatan ekstrak kulit terong ungu yaitu kulit

teong ungu sebanyak 15 kg dicuci bersih lalu tiriskan Kulit terong ungu dipotong

kecil-kecil lalu dikering-anginkan selama 5 hari di tempat yang tidak terkena sinar

matahari Kulit terong ungu diblender kemudian dimaserasi denga menggunakan

2L pelarut etanol 70 selama 2x24 jam Campuran tersebut disaring beberapi kali

sampai didapat larutan yang jernih kemudian dievaporasi dengan menggunakan

vacum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat atau sampai tidak ada

lagi pelarut yang menetes

362 Penentuan Dosis Ekstrak Kulit Terong Ungu (Solanum Melongena L)

Dosis ekstrak kulit terong ungu yang digunakan yaitu 50 mg200gBB

Cara penentuan dosis ekstrak kulit terong ungu adalah

Misal berat badan tikus 210 g perhitungan dosis yang diberiakan

50 200 = X 200

200 X = 1050

X = 525 mg210 gBB

Dosis akuades yang dicampur pada setiap dosis ekstrak kulit terong ungu

sendiri sebanyak 1ml perhari

363 Pemeliharaan Hewan Uji

Tikus ditempatkan pada kandang yang sebelumnya seudah dikeringkan di

bawah sinar matahari untuk mensterilkannya dan diberikan alas sekam padi

Pakan standar yakni pelet dan akuades diberikan secara ad libitum Kandang

dibersihkan dan alas sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali Tikus diadaptasi

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 14: Proposal Indra

selama 1 minggu sebelum perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan tikus

pada kondisi percobaan dan mengontrol kesehatannya

Selama proses adaptasi berat badan dan aktivitas tikus terus diperhatiakan

Tikus bergerak aktif dan berat badan tikus tidak ada yang kurang dari 150 g

selama dan setelah proses adaptasi sehingga tidak ada sampel yang dikeluarkan

364 Perlakuan Hewan Uji

37 Cara Pemeriksaan Kadar LDL Serum

Pengukuran kadar LDL serum dilakukan dengan menggunakan metode

Enzymatic colorimetric test Glycerol Phosphatase Oxidase Para Aminophenazone

Diasys (GPO-PAP) Tujuan pemerikasaan ini adalah mengukur kadar LDL serum

secara kuantitatif dalam serum yang diawali dengan mengambil darah tikus

Sebelum pengambilandarah hewan coba dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12

jam untuk menjaga kadar lipid darah tetap stabil dan air minum tetap diberikan

Darah diambil melalui sinus orbitalis sebanyak 2 ml menggunakan pipet

mikrohematokrit lalu darah ditampung dalam tabung serum Darah kemudian

didiamkan selama 30 menitdisentrifugase denga kecepatan 1000 rotasi per menit

(rpm) selama 10 menit Serum yang dibutuhkan sebanyak 500 microl Serum

selanjutnnya diambil dengan mikropipet 10 microl dimasukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 1000 microl reagen LDL merk Analiticon Langkah selanjutnya adalah

diinkubasi selam 10 menit pada suhu kamarukur dan baca konsentrasi absorban

sampel pada Fotometer ERBA CHEM denga panjang gelombang 546 nm

38 Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-

Wilkyang bertujuan untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Levene Statisticuntuk melihat varian data

homogen atau tidak Apabila hasil uji diperoleh data berdistribusi nornal dan

homogen maka digunakan uji parametrik yaitu uji perbedaan menggunakan uji-t

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 15: Proposal Indra

berpasangan Sebaliknya apabila hasil uji diperoleh data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka digunakan uji non-parametrik

39 Etika Penelitian

Etika penelitian didasarkan atas etika medik dalam memberikan perlakuan

terhadap hewan coba dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dilaboratorium

Penutupan luka pada bekas pengambilan darah yang dilakukan dengan

menusukkan pipet mikrohematokrit pada sinus orbitalis disekitar mata tikus

dilakukan denga pemberian betadine agar luka mengering Setelah pengambilan

darah hewan coba dikembalikan ke kandang sebagaimana awalnya

DAFTAR PUSTAKA

x

1 Indonesia KKR [Online] 2012 [cited 2012 Juli 2 Available from Error Hyperlink reference not valid

2 Ford ES al e Explaning the Decrease in US Deaths from Coronary Disease 1980-2000 New England Journal of Medicine 2007 356(2388-89)

3 Utaminingrum F Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) terhadap Kadar Kolesterol LDL Serum pada Tikus Dislipidemia 2011 Dec

4 Singh AP Luthria D Wilson T Vorsa N Singh V Banuelos GS et al Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Eggplant Pulp Food Chemistry 2009 114(955-961)

5 Tiwari A Jadon RS Tiwari P Nayak S Phytochemical Investigation of Crown of Solanum Melongena Fruit Int J Phytomed 2009 1(9-10)

6 Kayamori F Igarashi K Effect of Dietary Nasunin on The Serum Cholesterol Level in Rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

7 Rukmanasari R Efek Eksatrak Terong Ungu (Solanum Melongena L) terhadap Kadar LDL dan HDL Darah pada Tikus Putih 2010 Aug

8 Mendez R Billaga A Chataing B Cardiovascular Effect of Asolamargine in

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 16: Proposal Indra

Wistar Rats Salud amp Desarollo Social 2007 1(1-7)

9 Gwynee TJ Hess B The role of high density lipoproteins in rats adrenal cholesterol metabolism and steroidogenesis J Biol Chem 200 255(10875-81)

10 Widmann FK Kimia umum Lipida In Kresno S B Gandasoebrata R Latu J (eds) Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jakarta EGC 2005

11 Byfield FJ Espinoza HA Romanenko VG Rothblat GH Levithan I Cholesterol depletion increases membrane stiffness of aortic endothelial cells Biophy J 2004 87(3336-43)

12 Mayes PA Biosintesis asam lemak In Murray RK Granner DK Mayes PA Rodwell VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 222

13 Badruzzaman Hipertensi Stroke Jantung Koroner Bisa Sembuh Permanen [Online] 2007 [cited 17 Maret 2010 Available from httpwwwisfinationaloridpt-isfi-penerbitan126477-hipertensi-stroke- jantung-koroner-bisa-sembuh-permanenpdf

14 Mayes A Sintesis pengangkutan dan ekskresi kolesterol In Murray RK Granner DK Mayes PA Rowdeel VW Biokima Harper Edisi 25 Jakarta EGC 2003 p 281

15 Hall Ga Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 22nd ed Jakarta EGC 2007

16 Wilson Pa Patofisiologi Volume 1 Jakarta EGC 2006

17 Botham KM Mayes PA Biokimia Harper 27th ed Jakarta EGC 2009

18 Adam JMF Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III 5th ed Jakarta EGC 2009

19 Davey P At a Glance Medicine Jakarta Erlangga 2006

20 Brunzell JD Increased apoB in small LDL particles predicts premature coronary artery disease AHA J 2005 25(247-275)

21 Ariantari NP Yowani SC Swastini DA Uji aktivitas penurunan kolesterol produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak tinggi Jurnal Kimia 2010 4(15-24)

22 Adam JMF Meningkatkan kolesterol HDL paradigma baru penatalaksanaan

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 17: Proposal Indra

dislipidemia J Med Nus 2005 26(200-204)

23 Suryaatmadja M Silman E Diagnosa laboratorium kelainan lemak darah CDK 2006 30(14-20)

24 Malloy MJ Kane JP Disorder of lipoprotein metabolism In Greenspan FS Gardner DG Basic and Clinical Endocrynology Graw Hill Lange Medical BooksMc 2001 p 271

25 LIPI Kolesterol Tinggi [Online] 2009 [cited 2010 Maret 17 Available from httpwwwbitlipigoidpangan- kesehatandocumentartikel_kolesterolkolesterol_tinggipdf

26 Kamaludin MK Farmakologi obat anti hiperlipidemia CDK 85(26-32)

27 Bisby FA Plant names in botanical databases Plant Taxonomic Database Standards No 3 Version 100 Pittsburgh Carnegie Mellon University 2004

28 Herbst ST Barrons Cooking Guide New York Barrons Educational Series 2001

29 Hanhineva K Torronen R Bondia-Pons I Kolehmainen JP Mykkanen H Poutanen K Impact of dietary polyphenols on carbohydrate metabolism Int J Mol Sci 2010 11(1369-40)

30 Illinois Uo Eggplant [Online] 2010 [cited 2010 juni 7 Available from httpurbanextillinoiseduveggieseggplant1html

31 Stushnoff C Ducreux LJ Hancock RD Hendley DE Holm DG McDougall GJ Flavonoid profiling and transcriptome analysis reveals new gene-metabolism correlations in tubers of Solanum tuberosum L J Exp Bot 2010 10(1-14)

32 Kayamori F Igarashi K Effect of dietary nasunin on the serum cholesterol level in rats Am Biosci Biotech Biochem 2000 58(1570-1571)

33 Pribadi GA Penggunaan Mencit dan Tikus sebagai Hewan ModelPenelitian Bogor Fakultas Perternakan Institut Perternakan Bogor 2008

34 Harbone JB Metode Fitokimia 2nd ed Bandung Penerbit ITB 1987

35 Sudewo B Buku Pintar Hidup Sehat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2009

36 Utami P Buku Pintar Tanaman Obat Jakarta PT Agro Media Pustaka 2008

x

  • DAFTAR PUSTAKA
Page 18: Proposal Indra
  • DAFTAR PUSTAKA