strategi pergerakan nasional di indonesia pada masa awal kelompok 5
Proposal Indonesia Masa Pergerakan
description
Transcript of Proposal Indonesia Masa Pergerakan
“Muhammadiyah Organisasi Pembaharu Pendidikan Pertama di
Indonesia”
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Sejarah Indonesia Masa Pergerakan)
Disusun Oleh:
Raditya Ilham Fadillah 09406241045
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta
2011
A. Judul
“Muhammadiyah Organisasi Pembaharu Pendidikan Pertama di Indonesia”
B. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam membangun sebuah karakter bangsa.
Dengan pendidikan seseorang terbebas dari pembodohan. Pendidikan sejatinya
membebaskan seseorang dari ketidaktahuan. Manusia yang diciptakan Tuhan sebagai
pemimpin di bumi memiliki tanggungjawab untuk mengelola hidupnya, kemudian
dengan apa manusia dapat mengelola hidupnya? Yakni, dengan kemampuan dirinya
sendiri. Kemampuan manusia untuk mengelola hidupnya tidak semata-mata diturunkan
langsung oleh Tuhan, melainkan secara bertahap dengan proses belajar melalui
pendidikan yang terjadi baik secara formal, nonformal dan informal.
Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia yang menjadi awal berdirinya organisasi
pembaharuan pendidikan oleh bangsa Indonesia sendiri adalah Muhammadiyah.
Awalnya pendidikan di Indonesia sebelum berdirinya Muhammadiyah dimonopoli oleh
pemerintah kolonial Belanda, selain itu juga kaum pribumi yang lain melaksanakan
pendidikan dalam pesantren yang cara pengajarannya masih tradisional dan berfokus
pada ajaran agama.
Muhammadiyah yang lahir pada 18 November 1912 merupakan organisasi yang
peduli terhadap pendidikan pada masa awal-awal pemikiran persatuan sesama bangsa
Indonesia. Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan menggabungkan
modernisme dan ajaran agama dalam pendidikan. Sebagai Muslim Ahmad Dahlan
menyadari bahwa kondisi masyarakat Indonesia pada masa penjajahan yang mayoritas
memeluk agama islam memprihatinkan. Pemerintah Kolonial memonopoli pendidikan
menyebabkan terjadinya kemiskinan terstruktur yang diakibatkan pembodohan. Hal
demikian juga menyebabkan penduduk Muslim Indonesia dalam menjalankan agama
menyimpang dari apa yang diperintah Tuhan.1 Karena alasan demikian, maka
Muhammadiyah lahir sebagai angin segar dalam pembaharuan pendidikan, keagamaan
bahkan sosial di Indonesia.
Sepuluh tahun kemudian muncul lagi organisasi lain yang sama-sama berfokus pada
pendidikan yakni, Taman Siswa. Taman Siswa lahir pada pada tahun 1922 didirikan oleh
1 Bangsa pribumi menurut Onghokham pada masa ini menjadi bangsa yang terbelakang, kesadaran kelas primitif membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang percaya pada jimat, kesaktian, dan ramalan-ramalan. Kepercayaan tersebut merupakan reaksi terhadap kekalahan. Onghokham (1984), Perbenturan dengan Barat: Reaksi dan Akibat, Prisma, No.12, p. 98.
Suwardi Suryaningrat yang kemudian dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara. Latar
belakang ia mendirikan Taman Siswa bermula ketika ia pulang dari pengasingannya di
Belanda dan bergabung dalam kelompok mistik Jawa. Kelompok ini kemudian
menganggap perlu diciptakannya suatu sistem pendidikan yang benar-benar bersifat
pribumi (yakni nonpemerintah dan non-Islam).2 Kemudian tahun 1922 berdirilah Taman
Siswa.3
Namun ketika Kabinet Hatta (1948-1949) mengumumkan bahwa Hari Pendidikan
Nasional jatuh pada hari kelahiran Ki Hajar Dewantara sebagai pendiri Taman Siswa,
bukan pada hari lahirnya Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah, organisasi
pertama yang jelas-jelas bergerak dalam bidang pendidikan. Melihat hal ini timbul
pertanyaan ada apa dan kenapa? Hal ini yang menjadikan menarik mengapa judul
“Muhammadiyah Organisasi Pembaharu Pendidikan Pertama di Indonesia” kami
angkat.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam proposal ini adalah:
a. Mengapa Hari Pendidikan Nasional jatuh pada hari lahirnya Ki Hajar Dewantara
bukan pada hari lahirnya Ahmad Dahlan sebagai pendiri dari Muhammadiyah?
b. Bagaimana sejarah terbentuknya Muhammadiyah Bagaimana peranan dan
perjuangan Muhammadiyah dalam masalah pendidikan di masyarakat?
D. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya proposal ini adalah untuk mengetahui penyebab yang melatar
belakangi mengapa Hari Pendidikan Nasional jatuh pada hari lahirnya Ki Hajar
Dewantara bukan pada hari lahirnya Ahmad Dahlan sebagai pendiri dari
Muhammadiyah. Mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya Muhammadiyah dan
bagaimana perjuangan organisasi tersebut dalam memperjuangkan masalah pendidikan
di masyarakat.
E. Kajian Pustaka2 Kebudayaan yang dipercaya sebagai milik kaum pribumi menurutnya adalah kebudayaan yang dipengaruhi oleh warna dari Hindu-Budha, dan yang bersifat agama dan kepercayaan nenek moyang.3 M. C. Rickefs, 2007, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: UGM Press, p. 268.
Sejarah Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam Modern yang paling penting yang
berdiri beridiri di Yogyakarta pada tahun 1912.4 Pendirinya adalah Kyai Haji Ahmad
Dahlan (1868-1923). Pada tahun 1890, K.H. Ahmad Dahlan mengerjakan haji ke
Mekkah disamping itu beliau juga melanjutkan pelajaran dikota suci selama tiga tahun
dengan dua kali kunjungan, pertama pada tahun 1890 dan kedua pada tahun 1902.
Setelah itu ia memiliki tekad yang kuat untuk memperbaharui Islam dan menentang
kristenisasi oleh misionaris barat.5
Pada tahun 1909 ia pernah masuk kedalam Budi Utomo. Namun karena ia melihat
kekeliruan dalam Budi Utomo dan visinya berbeda maka ia keluar dari organisasi
tersebut.6 Ia juga merupakan anggota dari Sarekat Islam. Ditengah-tengah dirinya
mengikuti Sarekat Islam ia mendirikan Muhammadiyah. Kemudian ia juga keluar dari
Sarekat Dagang Islam karena ada aturan disiplin organisasi yang mengharuskan
anggotanya loyal terhadap organisasi. Ahmad Dahlan keluar untuk berfokus pada
organisasi yang ia dirikan.
Berdirinya Muhammadiyah yang fokus dalam masalah pendidikan dan sosial dilatar
belakangi beberapa faktor. Pada tahun 1912 Surakarta dan Yogyakarta dijadikan target
pemerintah kolonial Belanda untuk dipatahkan kekuasaan Islamnya dan di jadikan
medan kristenisasi. Kasunanan Surakarta dan Yogyakarta tidak berdaya dalam
menghadapi politik kekuasaan Belanda. Banyak dari kaum petani Muslim hidup dalam
kemiskinan dan penindasan. Kalangan istana tidak memperdulikan rakyatnya. Mereka
disibukkan dengan kesenangan memiliki wanita dalam jumlah besar.7 Rakyat bawah
tidak lagi mendapatkan bimbingan agama islam yang benar dari ulama. Sebabnya, para
ulama dibuang dan pesantren dihancurkan.8 Keagamaan masyarakat bawah menjadi
kepercayaan yang berbau syirik dan takhayul.
Kedatangan Belanda ke Indonesia, khususnya dalam aspek kebudayaan, peradaban
dan keagamaan telah membawa pengaruh buruk terhadap perkembangan Islam di
4 Salah satu ciri gerakan yang bernuansa Islam baru dapat disebut “Modern”. Manakala gerakan keagamaan tersebut menggunakan metode “organisasi”. Muhammadiyah sejak kelahirannya juga telah menggunakan metode organisasi, maka Muhammadiyah dengan sendirinya sebagai sebuah gerakan keagamaan Islam yang modern.5 Ibid, h. 259.6 Budi Utomo merupakan organisasi yang sebenernya bersifat kedaerahan. Lingkup Budi Utomo adalah daerah Jawa dan Madura. Budi Utomo lebih mementingkan permasalahan yang di hadapi oleh kaum priyayi rendah ketimbang masyarakat golongan bawah. Ibid, h.249.7 Ahmad Mansur Suryanegara, 2009, Api Sejarah. Bandung:Salamadani, h. 421.8 Ibid,.
Indonesia. Lewat pendidikan model Barat yang mereka kembangkan, dengan ciri – ciri
yang sangat menonjolkan sifat intelektualistik, elistis, diskriminatif, serta sama sekali
tidak memperhatikan dasar – dasar dan asas – asas moral keagamaan.9
Padat tanggal 20 Desember 1912 Muhammadiyah mengajukan permohonan badan
hukum (recthtspersoom) kepada pemerintah kolonial Belanda dengan dilengkapi
Rancangan Anggaran Dasarnya, namun pemerintah Belanda Belum memberikannya,
karena masih merasa keberatan atas teritorial yang meliputi Jawa dan Madura yang
tercantum dalam Rancangan Anggaran Dasar itu. Nasehat Liefrinck—Resident kolonial
Belanda di Yogyakarta dan Rinkes, seorang penasehat untuk urusan bumi, akhirnya
Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengeluarkan Besluit No. 18, bertanggal 22 Agustus
1914 sebagai pengakuan secara legal atas berdirinya Muhammadiyah dengan wilayah
operasionalnya terbatas pada residentsi Yogyakarta.
Muhammadiyah mencurahkan kegiatannya pada usaha-usaha pendidikan serta
kesejahteraan dan menentang kristenisasi misionaris barat dan ’ketakhayulan-
takhayulan’ lokal.10
Sampai pada tahun 1917 gerakan Muhammadiyah masih terbatas di kota Yogyakarta
saja. Kegiatan yang dilaksanakan masih terbatas pada pengajian-pengajian dengan materi
keagamaan dan keorganisasian. Bertepatan menjelang diselenggarakan Kongres ke–9
Budi Utomo pada tahun 1917, pembenahan administrasinya pun dimulai untuk
menyongsong pengembangan Muhammadiyah ke luar Yogyakarta. Momentum yang
sangat tepat telah diperoleh Muhammadiyah ketika K.H.Ahmad Dahlan mendapat
kesempatan untuk bertabligh dalam kongres Budi Utomo. Tabligh K.H Ahmad Dahlan
tersebut menarik para peserta kongres yang banyak diantara mereka datang dari luar
Yogyakarta, sehingga kemudian Muhammadiyah banyak menerima permohononan yang
datang dari beberapa daerah di Jawa untuk mendirikan cabangnya.11
Setelah keluarnya izin pemerintah untuk mendirikan cabang – cabangnya diluar
Yogyakarta dan Jawa pada tahun 1921, maka mulailah gerakan tersebut meluas hingga
ke Surabaya, Serandakan, Imogori, Blora, Kepanjen, (cabang – cabangnya berdiri tahun
1921), Solo, Purwokerto, Pekalongan, Pekajangan, Banyuwangi, Jakarta dan Garut
berdiri tahun (1922). Pada tahun 1925 berdiri Muhammadiyah di Kudus dan pada tahun
9 Ahmad Adaby Darban dan Mustafa Kemal Pasha, 2000, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam (dalam perspektif Historis dan Ideologis), Yogyakarta : Pustaka Pelajar, h. 76. 10 M.C. Ricklefs, 2007, Op.Cit., h. 259.11 Ahmad Adaby Darban dan Mustafa Kemal Pasha, 2000, Op.Cit. h.43.
itu juga, Muhammadiyah telah mendirikan cabang – cabangnya di Padang panjang,
Sumatera Barat yang diperkenalkan oleh Haji Rasul ayah dari Hamka.12 Hingga tahun
1938 cabang Muhammadiyah telah merata ke seluruh daerah di Hindia Belanda.13
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang memiliki tempat dihati masyarakat
karena kepeloporannya dalam membangun institusi pendidikan dan amal–amal usaha,
sosial kemasyarakatan yang terbilang moderen yang benar – benar dapat memajukan dan
memenuhi hajat hidup masyarakat. Kepeloporan dan perbuatan yang konkret itu menjadi
ciri khas dari gerakan Muhammadiyah. Muhammadiyah memainkan peranan penting dan
strategis karena telah menghadirkan Islam yang bercorak pembaru dan berorientasi pada
perbuatan yang konkret. Ditangan Muhammadiyah Islam menunjukkan Transformasinya
yang membumi pada awal abad 20. Sampai saat inipun Muhammadiyah menjadi warna
tersendiri bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Sejarah Taman Siswa
Taman Siswa didirikan pada tahun 1922 oleh Suwardi Suryaningrat. Ia merupakan
mantan dari anggota Indische Partij dan keturunan dari keluarga Pakualaman
Yogyakarta. Ia pernah diasingkan ke Belanda selama 6 tahun (1913-1919). Selama masa
pengasingan tersebut ia mencurahkan perhatiannya pada gerakan-gerakan pendidikan
yang baru. Setelah kepulangannya dari pengasingan ia bergabung dengan aliran mistik
Jawa Seloso Kliwon di Yogyakarta, yang menjadi basis Muhammadiyah. Kelompok
mistik Jawa ini menganggap perlunya diciptakan suatu sistem pendidikan yang bersifat
pribumi (yakni nonpemerintah dan non-Islam). Oleh karena itu Suwardi suryaningrat
yang akhirnya memiliki nama baru Ki Hajar Dewantara pada tahun 1922, mendirikan
sekolahnya yang pertama di Yogyakarta yang bernama Taman Siswa. Taman Siswa
memadukan pendidikan gaya Eropa yang modern dengan seni-seni Jawa tradisional.14
Pada tahun 1924 sekolahnya menerima murid sampai tingkat MULO dan sekolah
guru. Tetapi, Taman Siswa tidak menerapkan kurikulum pemerintah dan oleh karenanya
tidak mau dan tidak menerima bantuan pemerintah. Sejatinya Taman Siswa bertujuan
12 Murni Djamal, Dr. H. Abdul Karim Amrullah: Pengaruhnya dalam Gerakan Pembaruan Islam di Minangkabau pada Awal Abad ke-20, Jakarta, INIS, 2002, h. 20.
13 Ahmad Adaby Darban dan Mustafa Kemal Pasha, 2000, Op.Cit. h.44.
14 M.C. Ricklefs, 2007, Op.Cit., h. 268.
untuk masalah pendidikan bagi masyarakat pribumi. Namun, pandangannya sebagai
orang Jawa bahwa Islam, bukanlah dasar yang tepat bagi kebangkitan nasional,
meskipun mayoritas masyarakat saat itu Muslim dan peran Islam dalam perjuangan
melawan penjajahan pemerintah kolonial dan persatuan masyarakat Indonesia besar
perannya.
Pada tahun 1932 Taman Siswa dan organisasi pendidikan Islam lainnya memiliki
kepentingan yang sama yakni menentang Orderwijs Ordonantie15. Gerakan mereka
sama-sama tertindas oleh sistem penjajahan Belanda yang selalu mendeskriditkan
pendidikan bagi pencerdasan anak bangsa.16 Taman Siswa tersebar dengan cepat dan di
tahun itu juga Taman Siswa sudah mempunyai 166 Sekolah dan 11.000 orang murid.17
Hari Pendidikan Nasional
Hari Pendidikan Nasional dilaksanakan setiap tanggal untuk mengenang lahirnya
pendiri Taman Siswa yakni, Ki Hajar Dewantara yang didapuk sebagi bapak pendidikan
Indonesia. Namun, seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa Muhammadiyahlah
organisasi pembaharu pendidikan pertama yang lahir sepuluh tahun lebih awal. Sebab
inilah, yang menjadikan permasalahan tersebut menarik untuk diungkapkan, ada apa dan
mengapa?
F. Daftar Pustaka
15 Hukum yang mengatur bahwa suatu lembaga pendidikan yang belum mendapatkan izin tertulis dan tidak menerima biaya dari pemerintah Belanda maka, tidak dibenarkan melakukan aktivitas. Deliar Noer, 1991, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta:LP3ES, h. 199.16 Ahmad Mansur Suryanegara, 2009, Op. Cit., h. 438.17 M.C. Ricklefs, 2007, Op.Cit., h. 268.
Darban, Ahmad Adaby dan Mustafa Kemal Pasha. 2000. Muhammadiyah sebagai
Gerakan Islam (dalam perspektif Historis dan Ideologis). Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Djamal, Murni. Dr. H. Abdul Karim Amrullah: Pengaruhnya dalam Gerakan Pembaruan
Islam di Minangkabau pada Awal Abad ke-20. Jakarta: INIS.
Ricklef, M. C. 2007. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: UGM Press.
Suryanegara, Ahmad Mansur . 2009. Api Sejarah. Bandung:Salamadani.