Proposal IHT

8
Proposal IHT BAB I PENDAHULUAN A. RASIONAL Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya. Sumberdaya manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan memberi layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, hampir semua bangsa berusaha meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya, termasuk Indonesia. Kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat dari kemampuan atau kompetensi yang dimiliki lulusan lembaga pendidikan, seperti sekolah. Sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat dan mensejahterakan masyarakat. Setiap peserta didik memiliki potensi dan sekolah harus mengetahui potensi yang dimiliki peserta didik. Selanjutnya sekolah merancang pengalaman belajar yang harus diikuti peserta didik agar memiliki kemampuan yang diperlukan masyarakat. Dengan demikian potensi peserta didik akan berkembang secara optimal. Pada dasarnya peningkatan kualitas pendidikan berbasis pada sekolah. Sekolah merupakan basis peningkatan kualitas, karena sekolah lebih mengetahui masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah berfungsi sebagai unit yang mengembangkan kurikulum, silabus, strategi pembelajaran, dan sistem penilaian. Dengan demikian manajemen sekolah merupakan basis peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan usaha untuk memberdayakan potensi yang ada di sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi Bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang-

Transcript of Proposal IHT

Page 1: Proposal IHT

Proposal IHT

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL

Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya. Sumberdaya

manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan

memberi layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, hampir semua bangsa berusaha

meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya, termasuk Indonesia.

Kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat dari kemampuan atau

kompetensi yang dimiliki lulusan lembaga pendidikan, seperti sekolah.

Sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan potensi peserta didik secara

optimal menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat dan

mensejahterakan masyarakat. Setiap peserta didik memiliki potensi dan

sekolah harus mengetahui potensi yang dimiliki peserta didik. Selanjutnya

sekolah merancang pengalaman belajar yang harus diikuti peserta didik agar

memiliki kemampuan yang diperlukan masyarakat. Dengan demikian potensi

peserta didik akan berkembang secara optimal.

Pada dasarnya peningkatan kualitas pendidikan berbasis pada sekolah.

Sekolah merupakan basis peningkatan kualitas, karena sekolah lebih

mengetahui masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas

pendidikan. Sekolah berfungsi sebagai unit yang mengembangkan kurikulum,

silabus, strategi pembelajaran, dan sistem penilaian. Dengan demikian

manajemen sekolah merupakan basis peningkatan kualitas pendidikan. Oleh

karena itu penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan usaha untuk

memberdayakan potensi yang ada di sekolah dalam usaha meningkatkan

kualitas pendidikan.

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan

bagi Bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 Undang-

undang No. 20 Tahun 2003 itu dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Page 2: Proposal IHT

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan tidak hanya mengembangkan potensi peserta didik

menjadi manusia berilmu, cakap, dan kreatif saja tetapi juga sehat, mandiri,

demokratis, bertanggung jawab, serta berakhlak mulia. Untuk mewujudkan

tujuan ini Pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan yang

tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Dalam peraturan pemerintah ini dijelaskan bahwa

Standar Nasional Pendidikan meliputi: 1) standar isi, 2) standar kompetensi

lulusan, 3) standar proses 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5)

standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar

pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 11 menjelaskan bahwa beban belajar untuk SMA/MA/SMLB,

SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal

kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban

belajar minimal dan maksimal bagi satuan pendidikan yang menerapkan

Sistem Kredit Semester (SKS) ditetapkan oleh Peraturan Menteri berdasarkan

usul dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pada ayat ini dijelaskan

bahwa sekolah khususnya SMA/MA/ SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang

sederajat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sekolah kategori

standar dan sekolah kategori mandiri. Pengkategorian ini didasarkan pada

tingkat terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan. Oleh karenanya

Pemerintah dan Pemerintah Daerah berupaya agar sekolah/madrasah yang

berada dalam kategori standar meningkat menjadi sekolah/madrasah

kategori mandiri.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh

masing-masing sekolah seharusnya berbasis kompetensi. Menurut Wilson

(2001) paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup

kurikulum, pedagogi, dan penilaian menekankan pada standar atau hasil.

Hasil belajar yang berupa kompetensi dicapai peserta didik melalui proses

pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan pedagogi yang

mencakup strategi mengajar atau metode mengajar. Tingkat keberhasilan

pembelajaran yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil ujian atau

tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik.

Page 3: Proposal IHT

Mengingat pentingnya peningkatan mutu pendidikan di SMA NEGERI 1

JUWANA tersebut, maka perlu melaksanakan IHT Implementasi 8 SNP

Program Sekolah Kategori Mandiri/ Sekolah Standar Nasional.

B. Tujuan

Program IHT Implementasi 8 SNP Program Sekolah Kategori Mandiri/ Sekolah

Standar Nasional ini , SMA Negeri 1 Juwana bertujuan untuk :

Meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Negeri 1 Juwana dengan

pemenuhan Standar isi dan standar kompetensi lulusan, standar proses,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar sarana dan prasarana,

Standar pengelolaan, Standar pembiayaan, Standar penilaian pendidikan,

serta bagaimana sekolah bertindak dan menggali dukungan untuk memenuhi

SNP.

C. Hasil Yang diharapkan

Secara khusus dengan program SKM ini , hasil yang diharapkan yaitu :

1) pendidik mampu merancang pengalaman belajar peserta didik sesuai

dengan potensi dan perkembangan peserta didik,

2) pengelola satuan pendidikan untuk merancang manajemen SKM/SSN

sesuai dengan potensi serta menyiapkan fasilitas yang diperlukan dalam

melaksanakan pembelajaran pada sekolah kategori mandiri/sekolah standar

nasional, dan

3) pembina pendidikan ( guru dan karyawan serta semua warga sekolah

sebagai stake holder ) mampu membimbing pendidik dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran di sekolah kategori mandiri sesuai dengan

Standar Nasional Pendidikan .

D. Landasan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang

pemerintahan daerah, jo. UU No. 32 tahun 2004

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang

perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang pembagian

kewenangan antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota

Page 4: Proposal IHT

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, bagian ketiga pada Pasal 10

dan 11 mengatur tentang beban belajar dalam bentuk sistem paket dan

sistem satuan kredit semester (SKS). Pada Ayat 3 menyebutkan bahwa beban

belajar untuk SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada

jalur pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit

semester. Ketentuan tersebut mengisyaratkan bahwa sekolah kategori

mandiri “harus” menerapkan sistem SKS, sedangkan sekolah kategori

standar menerapkan sistem paket dan “dapat” menerapkan sistem SKS.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

7. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi

8. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan

9. Permendiknas Nomor 6 tahun 2007, sebagai penyempurnaan

Permendiknas Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas

Nomor 22 dan 23 tahun 2006

10. Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah

11. Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah

12. Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi

akademik dan kompetensi guru

13. Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam

jabatan

14. Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan

pendidikan

15. Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian

pendidikan

16. Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan

prasarana pendidikan

17. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses

18. Program Kerja SMA Negeri 1 Juwana tahun 2008 / 2009

D. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan IHT Implementasi 8 SNP Program Sekolah Kategori Mandiri/ Sekolah

Standar Nasional SMA Negeri 1 Juwana ini dilaksanakan tanggal : 20 Agustus

2009 , bertempat di Laboratorium Multimedia SMA Negeri 1 Juwana Jl. Ki

Hajar Dewantoro No. 54 Juwana . ( jadwal kegiatan terlampir )

E. Peserta

Page 5: Proposal IHT

Peserta kegiatan IHT Implementasi 8 SNP ini adalah semua Guru dan

karyawan SMA Negeri 1 Juwana yang berjumlah : 60 orang .

F. Anggaran Biaya Kegiatan

Biaya IHT Implementasi 8 SNP SMA Negeri 1 Juwana ini dibebankan pada

Block Grand SKM / SSN SMA Negeri 1 Juwana Tahun 2009 .( Rincian Biaya

terlampir ) .

BAB II

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN IHT

A. Kegiatan Pembukaan

Upacara Pembukaan IHT Implementasi 8 SNP dilaksanakan pada Hari : Kamis

Page 6: Proposal IHT

tanggal 20 Agustus 2009 mulai pukul 08.30 . Pembukaan Workshop dihadiri

oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Pati Bapak Drs. Sarpan , SH. MM. Dan

Ketua Komite SMA Negeri 1 Juwana Bp. H. Haryono , secara umum

dilaksanakan sesuai dengan Rencana Jadwal dengan acara antara lain :

1. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya ;

2. Laporan Ketua Panitia Penyelenggara ;

3. Sambutan Pengarahan :

A. Kepala SMA Negeri 1 Juwana

B. Ketua Komite SMA Negeri 1 Juwana

C. Kepala Dinas Pendidikan Kab. Pati

4. Do’a

Kegiatan pembukaan dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Pati dan

dihadiri oleh segenap Fasilitator / Pemandu dan Panitia Penyelenggara .

B. Kegiatan Akademis Workshop

1. Struktur Program IHT Implementasi 8 SNP

Struktur program IHT Implementasi 8 SNP terdiri dari program umum yaitu :

Kebijakan Pendidikan Pemerintah Daerah Kab. Pati 2 jam dan program pokok

yang terdiri dari :

a. Program Kerja SKM / SSN tahun 2009

b. Identifikasi Standar Isi ( Pemetaan SK dan KD )

c. Pengembangan Silabus sesuai KTSP

d. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )

e. Praktek Pembuatan KKM per Mata Pelajaran

f. Pengembangan RPP sesuai KTSP dan SKL

g. Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Kegiatan IHT Implementasi 8 SNP dilaksanakan 1 hari diselingi istirahat dan

ibadah ( Jadwal kegiatan terlampir )

2. Metode

Metode pembelajaran dalam kegiatan workshop ini terdiri dari berbagai

macam metode dan strategi antara lain : ceramah komunikatif , penugasan ,

tanya jawab dan Diskusi yang dilaksanakan dalam bingkai pembelajaran

orang Dewasa ( Andragogi ) dan penerapan dan pengembangan model

Page 7: Proposal IHT

pembelajaran berbasis Lesson Study , sehingga diharapkan dapat

menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien .

3. Fasilitator

Fasilitator kegiatan Workshop ini terdiri dari : Kepala Dinas Pendidikan Kab.

Pati , Kepala SMA Negeri 1 Juwana , dan Tim SKM / SSN SMA Negeri 1

Juwana .

C. Kegiatan Pasca Akademik

1. Penutupan

Upacara Penutupan kegiatan IHT Implementasi 8 SNP dilaksanakan pada Hari

: Kamis , 20 Agustus 2009 pukul 17.00 WIB , secara umum sesuai rencana

dengan acara :

a. Menyanyikan Lagu Bagimu Negeri

b. Laporan Penyelenggaraan oleh Ketua Panitia .

c. Kesan dan Pesan Peserta ;

d. Sambutan Penutupan oleh Kepala SMA Negeri 1 Juwana ;

e. Do’a Penutup.

2. Pembagian Surat Keterangan .

Pembagian Surat Keterangan sebagai Piagam untuk peserta dan Fasilitator

dilaksanakan 1 minggu setelah kegiatan Workshop . Setiap peserta workshop

berhak mendapat Surat Keterangan dari Kepala SMA Negeri 1 Juwana yang

diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Pati .

Juwana, 12 Agustus 2009

Ketua Tim SKM / SSN Sekretaris,

SMA Negeri 1 Juwana,

Susi, S.Pd. Suharno, S.Pd.

NIP. 197101111997021002 NIP. 196907162005011007

Mengetahui

Kepala SMA Negeri 1 Juwana

Selaku Penanggungjawab SKM/ SSN

Page 8: Proposal IHT

Drs. Sumaryo, M.Pd.

NIP. 196303121992031006