Proposal Gugus 5 Revisi
Transcript of Proposal Gugus 5 Revisi
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYAUPTD PENDIDIKAN KECAMATAN TAWANG
SDN TARUMANAGARA Jalan Taman Pahlawan Kusuma Bangsa Nomor 18
Telepon (2065) 314650 Tasikmalaya 46114
Nomor : 421.2/108 – SD/V/2009Lmpiran : 1 (satu) berkasPerihal : Pemohonan Bantuan Dana
Pengembangan Gugus Sekolah
KepadaBapak Kepala Dinas PendidikanProvinsi Jawa Baratdi Bandung
Assalamualaikum wr, wb,Ba’da salam semoga Saudara dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari dalam keadaan sehat walafiat serta senantiasa mendapat magfrah Allah SWT. amin.
Selanjutnya, dalam rangka optimalisasi pengembangan Gugus SD kami bermaksud melaksanakan program penataan sarana prasana gugus. Program tersebut kami yakini akan mampu mempercepat terwujudnya peningkatan mutu sekolah, mengingat selama ini gugus sekolah memiliki peran dan fungsi sebagai wahana pembinaan profesionalisme para guru.
Sehubungan adanya keterbatasan pendanaan untuk penyelenggaraan program di atas, dengan ini kami mengajukan bantuan kepada Bapak untuk dapat menerima Program Bantuan Pembinaan Kelembagaan dan Pengembangan Mutu (TK-SD dan SD-SMP Satu Atap). Bantuan tersebut akan kami terjemahkan kedalam program penataan manajemen gugus sekolah yang fokus terhadap pembenahan sarana prasana gugus.
Sebagai bahan pertimbangan, kami lampirkan proposal program penataan sarana prasana gugus yang disertai dengan dokumen pendukung lainnya. Atas perhatian Bapak, kami mengucapkan terima kasih.
Tasikmalaya, 28 Mei 2009Kepala SD Inti Tarumanagara,
Bangbang Hermana, S.Pd.NIP 19660504 198610 1 006
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu sekolah terus
dilakukan, sedikitnya ada empat aspek penting yang sudah sejak lama
menjadi perhatian pemerintah seperti; aspek kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, dan kepemimpinan satuan
pendidikan. Di samping itu, pemerintah telah pula mencanangkan "gerakan
peningkatan mutu pendidikan" yakni pada tanggal 2 Mei 2002. Gerakan
tersebut dimaksudkan untuk memacu percepatan peningkatan mutu sekolah
secara nasional yang terpuruk. Namun tanpa bermaksud mengurangi
penghargaan terhadap hasil yang telah diperoleh melalui upaya peningkatan
mutu tersebut, agaknya patut diakui bahwa upaya peningkatan mutu
sekolah kita belum membuahkan hasil yang terlalu menggembirakan. Di
tingkat sekolah dasar (SD), upaya untuk meningkatkan mutu sekolah
ternyata masih banyak menemukan masalah yang harus segera dicarikan
jalan keluarnya. Salah satu masalah yang banyak dibicarakan masyarakat
yaitu masih terdapat sejumlah SD yang mutunya rendah.
Menyadari banyaknya SD yang bermutu rendah pemerintah semakin
gencar melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu sekolah antara
lain; melalui pengembangan kurikulum, inovasi metode pembelajaran,
inovasi sistem penilaian, berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi
guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan, peningkatan mutu manajemen sekolah, hingga berbagai dana
block grand sekalipun diperhatikan. Namun demikian, berbagai indikator
mutu sekolah belum juga menunjukan peningkatan yang berarti.
Berdasarkan hal tersebut, timbul pertanyaan apa sesunguhnya yang salah
dalam penyelenggaraan SD?
Salah satu alternativ jawaban pertanyaan di atas adalah Gugus SD.
Keberadaan gugus SD selama ini dapat dikatakan masih terabaikan. Pada
sesungguhnya, jika dan hanya jika berbagai pelaksanaan program kegiatan yang
dikemas pada tingkat gugus sekolah seyogyanya dilaksanakan untuk membangun
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 2
dan mewujudkan peningkatan mutu sekolah. Untuk itu, inovasi dalam segala hal
mutlak dibutuhkan. Steakholders internal pada gugus sekolah selayaknya
berpandangan bahwa berbagai kebijakan Departemen Pendidikan Nasional,
Dinas Pendidikan Propinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota semata-mata
diarahkan untuk perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu,
sangatlah tepat jika seluruh steakholders internal yang terkait dengan gugus
sekolah berpikir dan berbuat untuk mengupayakan terjadinya perubahan
paradigma berfikir tenaga pendidik dan tenaga kependidikan menuju terciptanya
peningkatan proses dan hasil belajar yang berkualitas.
Permasalahan masih rendahnya mutu sekolah dasar kita dewasa ini,
sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak faktor. Satu diantaranya, yaitu penerapan
inovasi pembelajaran yang dilaksanakan di berbagai sekolah dasar belum
memberikan hasil optimal. Menurut catatan dan pengamatan kami di lapangan,
hal ini lebih disebabkan oleh faktor lemahnya profesionalisme guru. Guru sebagai
tenaga profesional, kebebasannya masih terkungkung dengan berbagai kebijakan
penerapan dan perubahan kurikulum yang selalu dikomando secara nasional.
Kebijakan pemerintah menerapkan Kurikulum 1994, hemat kami merupakan
tonggak awal kemerdekaan para guru pada setiap jenjang persekolahan.
Meskipun pada kenyataannya Kurikulum 1994 menggiring para siswa untuk
mempelajari banyak materi pelajaran dan belum dapat menempatkan siswa
sebagai insan potensial yang harus disiapkan sebagai generasi penerus secara
bermartabat.
Untuk itulah, Gugus Sekolah V Kecamatan Tawang - Kota Tasikmalaya
antusias menyambut berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Penerapan KTSP memberikan peluang, harapan, dan tantangan tersendiri bagi
para guru di lapangan. Otonomi sekolah dan kemerdekaan para guru untuk
berkarya terbuka lebar. Guru secara bersama-sama dengan komite sekolah dapat
menyusun kurikulum sekolah yang diinginkan sesuai dengan kondisi lingkungan
sekolah. Akan tetapi, tahap pertama pada kegiatan ini para guru mulai mendapat
hambatan, yaitu terbatasnya kapasitas sosialisasi mengenai KTSP. Hambatan dan
keterbatasan lebih bermuara pada kurangnya pendanaan untuk terlaksananya
kegiatan sosialisasi yang secara ideal diinginkan para guru. Salah satu peluang
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 3
untuk keluar dari permasalahan tersebut, yaitu optimalisasi peran dan fungsi
gugus sekolah. Mengingat pada forum inilah para guru dapat mencari dan
menemukan pemecahan permasalahan yang mereka temui dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya sehari-hari.
Bertitik tolah dari hal di atas, kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat melaui kegiatan Pembinaan Kelembagaan dan Pengembangan Mutu TK-
SD dan SD-SMP Satu Atap menggulirkan program bantuan dana block grant
yang sangat tepat jika mampu dilaksanakan secara optimal. Melalui program
inilah keinginan untuk mewujudkan optimalisasi peran dan fungsi gugus sekolah
sebagai wadah pembinaan guru bukan lagi sekedar wacana, melainkan sebuah
kinerja yang akan dibuktikan. Dengan demikian, harapan meningkatkan mutu
sekolah merupakan kerja keras, semangat, dan idealisme yang akan diwujudkan
oleh para guru dalam melaksanakan tugas profesinya.
B. Dasar Kegiatan
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005 – 2009.
5. Permendiknas RI Nomor 22, 23, 24, Tahun 2006 Standar Isi dan
Standar Kelulusan;
6. Permendiknas RI Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Standar
Isi dan Standar Kelulusan;
7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 053/U/2001 tentang
pedoman penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan
Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
086/Kep/U/1995 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan
Melalui Pembentukan Gugus;
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 4
9. Keputusan Gubernur Nomor 910/Kep.163-Admbang/2009 tanggal 30
Januari 2009 tentang DPA Kegiatan Pembinaan Kelembagaan dan
peningkatan Mutu TK-SD dan SD-SMP Satu Atap;
10. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan di Kota Tasikmalaya; dan
11. Program Kerja Gugus Sekolah V Tahun 2005/2009.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mewujudkan sarana prasarana Gugus SD yang lengkap sebagai
pengejawantahan dari upaya optimalisasi pemberdayaan gugus
menuju peningkatan kinerja personal guru yang profesional, cerdas,
dan bermartabat;
b. Meningkatkan pemahaman, pencerahan, dan persepsi integral
personal gugus sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum
sekolah menuju terwujudnya visi dan misi sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Pembenahan manajemen, sarana, dan prasarana gugus;
b. Optimalisasi kinerja personal gugus sekolah menuju terwujudnya
peningkatan mutu sekolah sebagai pengejawantahan dari visi dan
misi sekolah;
c. Meningkatkan wawasan dan kompetensi guru dalam
mengimplementasikan kurikulum sekolah; dan
d. Mewujudkan guru profesional yang cerdas dan bermartabat melalui
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk
kegiatan e-learning.
D. Hasil yang Diharapkan
1. Terwujudnya manajemen, sarana, dan prasarana gugus sekolah sebagai
wadah pembinaan profesi yang mampu mengantarkan para pendidik
aktif, kreatif, dan inovatif;
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 5
2. Meningkatnya pemahaman, pencerahan, dan persepsi para guru
terhadap kurikulum sekolah secara optimal.
3. Terdapat persepsi yang integral terhadap kurikulum masing-masing
sekolah.
4. Tercipta iklim kerja kondusif yang mampu mendongkrak peningkatan
mutu sekolah.
E. Indikator Keberhasilan
1. Manajemen, sarana, dan prasarana gugus sekolah dapat dipenuhi;
2. Personal gugus sekolah memiliki pemahaman, kebanggaan, dan
kesadaran bahwa dirinya merupakan agen of change.
3. Pelanggan sekolah merasa puas dengan peningkatan mutu sekolah yang
dicapai.
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 6
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Penyelenggaraan sistem pemberdayaan gugus SD terlalu lama
dilakukan secara birokratik-sentralistik. Hal ini telah menempatkan gugus
sekolah (inti/imbas) sebagai penyelenggara pendidikan terdepan sangat
bergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur sangat panjang
dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi
sekolah setempat. Dengan demikian, gugus sekolah kehilangan
kemandirian, motivasi, dan inisiatif untuk mengembangkan dan
memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu sekolah sebagai
perwujudan salah satu tujuan pendidikan nasional.
Di dalam era otonomi daerah, gugus sekolah diharapkan lebih
mandiri sehingga penyelenggaraan program gugus sekolah lebih luwes
terutama dalam penggunaan sumber daya yang tersedia. Kemandirian suatu
gugus sekolah memerlukan pemimpin yang berwibawa dan mampu
melakukan koordinasi terhadap semua komponen sekolah, baik tenaga
teknis edukatif maupun administratif dengan tidak melupakan unsur kontrol
dan supervisi.
Berkaitan dengan hal di atas, pada masa yang lalu gugus sekolah
tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil
pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua murid,
sebagai salah satu unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut di atas, tentu saja perlu
dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya yaitu melakukan
reorientasi penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari manajemen peningkatan
mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah.
Sesungguhnya mutu suatu gugus sekolah dapat diukur dari tingkat
kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Sekolah dikatakan
bermutu jika mampu memberikan pelayanan sama atau melebihi harapan
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 7
pelanggan. Dilihat jenis pelanggannya, maka sekolah dikatakan bermutu
jika:
1. Siswa puas dengan layanan sekolah, antara lain puas dengan pelajaran yang diterima, puas dengan perlakuan guru maupun pimpinan, puas dengan fasilitas yang disediakan sekolah. Pendek kata, siswa menikmati situasi sekolah;
2. Orang tua siswa puas dengan layanan terhadap anaknya maupun layanan kepada orang tua, misalnya puas karena menerima laporan periodik tentang perkembangan siswa maupun program-program sekolah;
3. Pihak pemakai/penerima lulusan (perguruan tinggi, industri, masyarakat) puas karena menerima lulusan dengan kualitas sesuai harapan; serta
4. Guru dan karyawan puas dengan pelayanan sekolah, misalnya pembagian kerja, hubungan antarguru/karyawan/pimpinan, gaji/honorarium, dan sebagainya. (Panduan Manajemen Sekolah, 2000:193).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional khususnya dalam Bab IX disebutkan tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Untuk mendukung hal tersebut,
diterbitkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang SNP.
Melihat regulasi tersebut, maka jelas bahwa peningkatan mutu pendidikan
merupakan suatu keharusan yang perlu dicapai melalui standar mutu yang
telah ditetapkan. Namun, melihat kondisi SD yang ada di gugus sekolah V
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya masih banyak yang jauh dari
standar mutu yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah kemampuan kepala sekolah dan guru yang belum
optimal dalam melakukan tugasnya mengelola berbagai sumber daya yang
ada di sekolahnya masing-masing.
Untuk mengatasi hal dimaksud Disdik Kota Tasikmalaya (merujuk
pada Disdik Provinsi Jawa Barat dan Direktorat Tenaga Kependidikan,
Kependidikan Ditjen PMPTK, Depdiknas) melakukan program kemitraan
yang bertujuan untuk mempertemukan sekolah maju dan sekolah yang
belum maju. Program ini dimaksudkan supaya terjadi proses diseminasi
atau pengimbasan pengetahuan, keterampilan serta kultur manajemen dari
sekolah-sekolah yang sudah maju kepada sekolah-sekolah yang belum
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 8
maju. Dengan demikian, diharapkan sekolah (kepala sekolah dan guru)
yang belum maju dapat memperbaiki kinerjanya dalam mengelola sekolah
yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu sekolah dengan cara bekerja
sama.
Berikut ini yang akan dilaksanakan pada gugus sekolah V Kecamatan Tawang
Kota Tasikmalaya:
A. Kegiatan Pembinaan Manajemen
Fokus kegiatan adalah pengadaan administrasi gugus
B. Kegiatan Pembinaan Pembelajaran
Fokus kegiatan adalah pebuatan model alat peraga
C. Kegiatan Pembinaan Sarana Prasarana
Fokus kegiatan adalah penataan ruang gugus
D. Kegiatan Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Fokus kegiatan adalah penyusunan AD/ART Komite Sekolah
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 9
BAB III
RINCIAN KEGIATAN DAN DANA YANG DIBUTUHKAN
Di lingkungan gugus sekolah V Kecamatan Tawang, konsep mutu
sekolah dipersepsikan berbeda-beda oleh berbagai pihak. Menurut persepsi
kebanyakan masyarakat dan orang tua murid, mutu suatu sekolah dasar
secara sederhana dilihat dari perolehan nilai/angka yang dicapai seperti
ditunjukkan dari hasil ulangan dan ujian. Suatu sekolah dianggap bermutu
apabila para siswanya sebagian besar atau seluruhnya memperoleh
nilai/angka tinggi, sehingga berpeluang melanjutkan dan diterima di SMP
yang menjadi pilihan siswa. Persepsi seperti itu sebenarnya tidaklah keliru
apabila nilai/angka tersebut diakui sebagai representasi dari totalitas hasil
belajar yang dapat dipercaya dapat menggambarkan derajat perubahan
tingkah laku atau penguasaan kemampuan yang menyangkut aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan demikian, mutu suatu sekolah
memiliki nuansa kuantitatif dan kualitatif. Artinya, di samping ditunjukkan
oleh indikator seberapa banyak siswa yang berprestasi sebagaimana dilihat
dalam perolehan angka/nilai tinggi, juga ditunjukkan oleh seberapa baik
kepemilikan kualitas pribadi para siswa, seperti tampak dalam kepercayaan
diri, kemandirian, disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi pekerti,
beriman dan bertaqwa, tanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi,
dan lain sebagainya.
Rendahnya mutu sekolah dasar pada Gugus V di Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya lebih disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
1. Sekolah belum memiliki fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal;
2. Sekolah belum memiliki fokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul dengan komitmen untuk bekerja secara benar dari awal;
3. Sekolah belum memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga belum terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit diperbaikinya;
4. Sekolah belum memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga pendidik, maupun tenaga kependidikan lainnya;
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 10
5. Sekolah belum mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya;
6. Sekolah belum memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang;
7. Sekolah belum mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya;
8. Sekolah belum mampu mendorong bahwa setiap orang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas;
9. Sekolah belum memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horozontal;
10. Sekolah belum memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas;11. Sekolah belum memandang atau menempatkan kualitas yang telah
dicapai sebagai jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut;
12. Sekolah belum memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja; dan
13. Sekolah belum menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan.
Berdasarkan hal di atas, maka tidaklah berlebihan jika kami berkeinginan
untuk melalakukan Optimalisasi Pemberdayaan Gugus Sekolah. Berikut ini
rincian kegiatan yang akan kami laksanakan.
A. Rincian Kegiatan
1. Pengadaan administrasi gugus
2. Pembuatan model alat peraga
3. Penataan ruang gugus
4. Penyusunan AD/ART Komite Sekolah
B. Jadwal Kegiatan
No. Uraian Jenis Program dan Kegiatan Waktu Ket.1 Kegiatan Pembinaan Manajemen
Agustus 2009 Pengadaan administrasi gugus
2 Kegiatan Pembinaan PembelajaranAgustus 2009
Pembuatan model alat peraga3 Kegiatan Pembinaan Sarana Prasarana
Agustus 2009 Penataan ruang gugus
4 Kegiatan Pembinaan Peran Serta MasyarakatAgustus 2009
Penyusunan AD/ART Komite Sekolah
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 11
C. Rencana Anggaran
1. Prosentase Penggunaan Dana
No. Kegiatan Dana %
1. Persiapan Maks 10 %
2. Pelaksanaan Program Min 75 %
3. Laporan dan Pemantauan Internal Maks 5 %
4. Deseminasi hasil kegiatan seminar Maks 10 %
2. Rincian Rencana Anggaran:
No. Jenis Kebutuhan QTYSatuan
(Rp)Jumlah
(Rp)
1 Biaya Persiapan 1 1,000,000 1,000,000
2 Kegiatan pembinaan manajemen
3Pengadaan administrasi gugus 2 1,000,000 2,000,000
Kegiatan pembinaan pembelajaran
Pebuatan model alat peraga 1 1,000,000 1,000,000
4Kegiatan pembinaan sarana prasarana
Penataan ruang gugus 4 1,000,000 4,000,000
5
Kegiatan pembinaan peran serta masyarakat
Penyusunan AD/ART Komite Sekolah 1 500,000 500,000
6 Pelaporan 1 500,000 500,000
7 Deseminasi hasil kegiatan 1 1,000,000 1,000,000
JUMLAH 10,000,000
TERBILANG: //SEPULUH JUTA RUPIAH//
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya meningkatkan mutu sekolah membutuhkan adanya inovasi yang
dapat memerdekakan guru dalam berkarya dan berkarsa. Guru sebagai sentral
pendidikan dan pembelajaran dituntut kemampuanya untuk dapat
merealisasikan semua perencanaan pembelajaran secara berkualitas. Untuk
itu, optimalisasi pemberdayaan gugus sekolah mutlak harus ditingkatkan.
Program Pembinaan Kelembagaan dan Pengembangan Mutu TK-SD
dan SD-SMP Satu Atap dari Dinas Pendidikan Jawa Barat merupakan
stimulus positif bagi gugus sekolah dalam menghidupkan kembali kinerjanya
sehingga dapat berfungsi sebagai wadah pelatihan para guru dalam
melakukan inovasi, khususnya dalam hal implementasi kurikulum masing-
masing sekolah.
B. Saran
Bergulirnya program dana bantuan langsung (block grant) dapat
meningkatkan kinerja para guru, sehingga keberadaan gugus sekolah dapat
memberikan kontribusi positif bagi kemajuan sekolah yang pada akhirnya
dapat memacu dan meningkatkan mutu sekolah. Untuk itu, kami berharap
Program Pembinaan Kelembagaan dan Pengembangan Mutu TK-SD dan SD-
SMP Satu Atap tahun anggaran selanjutnya dapat dipertahankan dan
ditingkatkan, terima kasih.
Tasikmalaya, 20 Mei 2009Kepala Sekolah,
Bangbang Hermana, S.Pd.NIP 19660504 198610 1 006
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 13
Nama Sekolah : SDN TARUMANAGARAStatus : SD INTIAlamat Sekolah : JALAN TMP KUSUMA
BANGSA NOMOR 18
Kode Pos : 46114Kelurahan : CIKALANGKecamatan : TAWANGKota : TASIKMALAYAPropinsi : JAWA BARATNo. Telepon/HP : (0265)314650/085223467443No. Rekening Bank : 0003276813100 BANK JABAR
BANTEN CABANG TASIKMALAYA
DAFTAR ISI
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 14
PENGANTAR DARI KABUPATEN/KOTA
…………………………………………………….
KATA PENGANTAR KETUA GUGUS/KEPALA SD INTI
…………………………………..
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………………………..
A. Latar Belakang
……………………………………………………………………………
B. Dasar Kegiatan
……………………………………………………………………………
C. Tujuan
………………………………………………………………………………………
D. Hasil yang Diharapkan
…………………………………………………………………
E. Indicator Keberhasilan
………………………………………………………………….
BAB II KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
…………………………………………………..
A. Kegiatan Pembinaan Manajemen
…………………………………………………….
B. Kegiatan Pembinaan Pembelajaran
………………………………………………….
C. Kegiatan Pembinaan Sarana Prasarana …………………………………………….
D. Kegiatan Pembinaan Peran Serta Masyarakat …………………………………….
BAB III RINCIAN KEGIATAN DAN DANA YANG DIPERLUKAN
…………………………
BAB IV PENUTUP
…………………………………………………………………………………
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 15
LAMPIRAN
…………………………………………………………………………………………..
1. SK Penetapan Penerima Bantuan dari Kepala Dinas Pendidikan …………….
2. SK sebagai Juara Gugus
……………………………………………………………….
3. Profil Gugus Sekolah
……………………………………………………………………
4. Profil SD Inti
……………………………………………………………………………..
LAMPIRAN
1. SK Penetapan Penerima Bantuan dari Kepala Dinas Pendidikan
2. SK sebagai Juara Gugus
3. Profil Gugus Sekolah
4. Profil SD Inti
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 16
NOMOR REKENING SEKOLAH
Optimalisasi Pengembangan Gugus SD 17