PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

44
[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009 Judul Penelitian KAJIAN EKONOMI PELEDAKAN PADA OPERASI PENAMBANGAN BATUKAPUR DI PT. BANGUN ARTHA JEMBER Nama Peneliti Bagus Hardinesia (NPM : 11.2003.1.00048) Nama Lembaga Asal Peneliti Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral dan Kelautan INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA Jl. Arif Rahman Hakim no.100. Surabaya Jawa Timur. Sifat Penelitian Penelitian untuk Skripsi S1 Teknik Pertambangan

Transcript of PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

Page 1: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Judul Penelitian

KAJIAN EKONOMI PELEDAKAN PADA OPERASI

PENAMBANGAN BATUKAPUR DI PT. BANGUN ARTHA

JEMBERNama Peneliti

Bagus Hardinesia (NPM : 11.2003.1.00048)

Nama Lembaga Asal Peneliti

Teknik Pertambangan

Fakultas Teknologi Mineral dan Kelautan

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

Jl. Arif Rahman Hakim no.100. Surabaya Jawa Timur.

Sifat Penelitian

Penelitian untuk Skripsi S1 Teknik Pertambangan

Page 2: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. JUDUL

KAJIAN EKONOMI PELEDAKAN PADA OPERASI PENAMBANGAN

BATU KAPUR DI PT. BANGUN ARTHA JEMBER

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Operasi peledakan pada tambang batu kapur hanya diterapkan pada lapisan batu

kapurnya, untuk lapisan penutup (over berden) yang ada diatasnya cukup dikupas

mengunakan bulldozer karena sifatnya lunak dan tidak begitu tebal. Peledakan pada

lapisan batu kapur menjadi sangat krusial karena lapisan ini terbentuk dari batuan

sedimen yang kekerasannya cukup tinggi. Melihat batu kapur ini merupakan sasaran

bisnis tambang, maka diperlukan suatu teknik peledakan yang ekonomis, efisien dan

ramah lingkungan.

Keberhasilan suatu operasi peledakan yang optimal secara teknis biasanya tidak

diraih seketika, melainkan harus melewati beberapa percobaan dengan mengubah-

ubah parameter peledakan sampai akhirnya diperoleh hasil yang memuaskan.

Sebenarnya optimalisasi produksi dari suatu peledakan tidak saja ditinjau dari aspek

teknis, tetapi harus pula mempertimbangkan aspek ekonominya. Adapun sasaran

akhir dari optimalisasi dari operasi peledakan adalah mendapatkan biaya produksi

pada tingkat yang wajar untuk meraih target yang diinginkan perusahaan. Dan ketika

suatu alat produksi dalam hal ini penggunaan dari alat bor tidak lagi ekonomis untuk

dioperasikan, misalnya sudah terlalu tua atau tidak sesuai dengan kondisi

operasional, tidak ada salahnya untuk dijual atau dilelang.

Banyak faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan biaya pemboran dan

peledakan ,diantaranya yaitu ; permintaan pasar, kondisi batuan, biaya pemboran

dan biaya peledakan itu sendiri.

Page 3: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara ekonomis terhadap

operasi peledakan yang diterapkan oleh perusahaan, sehingga biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap kali operasi peledakan pada target

produksi yang telah ditetapkan mendapatkan biaya produksi pada tingkat yang

wajar.

D. RUMUSAN MASALAH

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan biaya pemboran

dan peledakan di PT. Bangun Artha Jember

2. Mengetahui faktor pemilihan alat bor, kapasitas dan jumlah dari alat tersebut

sehingga efisien dan menguntungkan.

3. Mengetahui pola pemboran dan peledakan yang diterapkan oleh perusahaan,

serta efisiensi kerja dari operator. Dan keefektifan dari pola tersebut bila

dikaji secara ekonomi.

4. Mengetahui Biaya yang dikeluarkan Perusahaan untuk setiap peledakan, dan

untuk setiap lubang bor.

Page 4: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DASAR TEORI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERHITUNGAN BIAYA

PEMBORAN DAN PELEDAKAN

1. PERMINTAAN PASAR

Jumlah produksi peledakan paralel dengan produksi crushing plant, jumlah yang

dimuat dan diangkut sesuai dengan permintaan pasar. Jadi pola pikirnya berangkat

dari hilir ke hulu. Permintaan pasar / konsumen akan menentukan :

1. jumlah unit atau alat yang harus tersedia

2. jumlah tenaga kerja

3. pengaruhnya terhadap lingkungan, dan

4. sarana infra struktur lainnya

Hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Pada permintaan pasar yang tinggi investasi akan lebih besar dibanding

permintaan sedikit

2. Jumlah cadangan terukur harus menjamin kelangsungan supply yang

konsisten

3. Jaminan teknologi yang proposional

4. Forecast pemanfaatan bijih tersebut dimassa mendatang meyakinkan

5. Biaya investasi harus diperhitungkan dengan cermat agar dapat kembali

dalam periode yang singkat

6. Biaya perawatan rutin, overhead, dll. Harus diatur supaya tidak terjadi

pemborosan.

Page 5: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

2. KONDISI BATUAN

Kondisi dari batuan akan mempengaruhi terhadap biaya pemboran dan

peledakan.

Adapun beberapa kondisi yang mempengaruhi antara lain :

Kekerasan dan Abrasiveness

Biaya terhadap komponen pemboran tinggi pada batuan yang sangat keras

dan abrasive. Dan biaya peledakan besar pada batuan yang keras karena

perlu bahan peledak dengan strength tinggi

Struktur geologi

Dapat mengakibatkan in-aligament pemboran pada daerah kontak

perlapisan batuan. Pemborosan bahan peledak mungkin terjadi karena

pengisian celah retakan, rekahan atau rongga didalam batuan.

Kandungan mineral dan tekstur

Mineral-mineral berat bertekstur halus, Bj dan kuat tekan tinggi

memboroskan bit.

Breaking charac

Mempengaruhi distribusi fragmentasi hasil peledakan

3. BIAYA PEMBORAN

Parameter-parameter yang diperlukan antara lain :

KAPASITAS PEMBORAN

Kapasitas jangka pendek adalah kapasitas per daur (cycle) pemboran,

baiasanya dinyatakan dalam meter / jam. Kapasitas jangka panjang adalah

kapasitas pershift pemboran, biasanya dinyatakan dalam drillmeter / shift

(drm / shift), m3 / shift atau ton / shift.

Page 6: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Contoh perhitungan kapasitas bor jangka panjang :

Drill rig (Tamrock) = DHA 1000

Diameter lubang tembak = 102 mm (14’’)

Tinggi jenjang = 20 m

Batuan yang dihasilkan = 13,3 m3

Jenis Batuan = batu gamping

Rock drillability (DRI) = 60 %

Penembusan net = 140 cm / menit

KAPASITAS PEMBORAN = 50 drm / jam

Jumlah jam per shift = 8 jam

Efisiensi kerja (U) = 90 %

Kesiapan alat bor = 90 %

KAPASITAS SHIFT = 50 drm/jam x 8 jam x 90%x 90%

= 324 drm / shift x 13,3 m3

= 4.309 m3 / shift

Sebelumnya perlu dicari terlebih dahulu

Efisiensi Kerja ( Work utilization ) :

Perbandingan waktu produktif dengan total waktu per shift.

U = 100 P/S

Kesiapan alat bor ( drill availability ) :

Perbandingan waktu bor jalan dengan total waktu yang disediakan (jalan +

berhenti)

Page 7: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

A = 100 T1 / (T1 + T2)

Dimana ; U = Efisiensi kerja, %

P = Waktu produktif, jam

S = Total waktu per shift, jam

A = Kesiapan alat, %

T1 = Total waktu jalan, jam

T2 = Total waktu berhenti, jam

Contoh perhitungan jumlah alat bor yang diperlukan :

Produksi peledakan = 2.600.000 ton / tahun

Density batu gamping = 2,54 ton / m3

Kapasitas bor = 4.309 m3 / shift = 10.945 ton / shift

Jumlah hari produksi = 250 hari / tahun

Produksi per shift ( hari ) = 250 hari / tahun

Produksi per shift = 2.600.000 ton / tahun x 250 hari / tahun

= 10.400 ton / shift

Pemboran dilakukan 8 jam / shift; kerja 1 shift / hari

10.400 ton / shiftJUMLAH ALAT BOR = ------------------------------

10.945 ton / shift

= 0,95 = 1 unit

INVESTASI ALAT BOR

Meliputi : - Pembelian alat bor

- Periode depresiasi

- Bunga dari modal

Penentuan bunga dan periode depresiasi tergantung pada kebijakan perusahaan

yang biasanya dipengaruhi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga di Bank

Page 8: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Faktor Anuitas ( A) adalah faktor yang digunakan untuk menghitung anuitas

sepanjang layanan alat.

i A = ---------------------------- [ 1 – (1+ i)-n ]

dimana : A = Faktor anuitas

i = Laju suku bunga, %

n = Periode depresiasi, tahun

Contoh menghitung biaya investasi

Diameter lubang tembak = 102 mm (4’’)

Produksi lubang tembak = 31,300 drm / tahun

Harga alat bor = US$ 158,500

Periode depresiasi = 5 tahun

Laju bunga = 15 %

Faktor anuitas = 0,2983

BIAYA INVESTASI :

158,500 x 0,2983 ---------------------------- = US$ 1.51 / drm 31,300

BIAYA PERAWATAN

Biaya perawatan meliputi : - suku cadang

- material untuk servis

- upah mekanik

biaya perawatan tersebut tergantung pada :

- jenis batuan

- produksi lubang pertahun

- prosedur servis

- keterampilan mekanik

Page 9: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

- upah mekanik

Perawatan alat bor dapat dikerjakan oleh team mekanik perusahaan atau kontrak

servise dari luar. Apabila dikerjakan oleh mekanik perusahaan, maka

pengupahan sesuai dengan gaji bulanan mekanik tersebut.

Missal :

Gaji total team mekanik = US$ 11,500 / tahun

Produksi lubang tembak = 31,300 drm / tahun

Jadi upah mekanik = Gaji total team mekanik : Produksi lubang tembak

= US$ 0,37 / drm

Apabila dikontrakan, biayanya sesuai dengan perjanjian. Biaya yang dikeluarkan

untuk kontrak servis per tahun dikonversikan ke produksi lubang tembak per

tahun.

Page 10: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

Jumlah batuan yang dibongkar Sifat abrasi batuan

Rock drillability

Specific drilling

Jumlah meter pemboran

Sirkulasi dari komponen bor

Umur layanan komponen bor

Konsumsi komponen bor

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

BIAYA KOMPONEN BOR

Faktor-faktor yang berpengaruh adalah :

Menghitung konsumsi komponen bor

Persamaan :

MKeperluan bit ; Nb = ----------------------------

( Ab x Y1 )

MKeperluan batang bor ; Nr = ----------------------------

( Ar x Y1 )

MKeperluan kopling ; Nc = ----------------------------

( Ac x Y1 )

MKeperluan shank adpt ; Ns = ----------------------------

( As x Y1 )

keterangan :

Page 11: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

M = Jumlah batuan yang dibongkar, m3

Y1 = Hasil batuan per meter pemboran, m3 / drm

Ab = Umur layanan bit, drm

Ar = Umur layanan batang bor, drm

Ac = Umur layanan kopling, drm

As = Umur layanan shank adaptor, drm

Contoh Perhitungan Keperluan Komponen Bor

Produksi suatu quary batu gamping = 1.000.000 ton / tahun

Density batu gamping = 2,4 ton / m3

Diameter lubang bor = 102 mm

Kedalaman = 20 m

Produksi quaryProduksi batu M = --------------------- = 416.700 m3

Densitas

Hasil batuan per meter Y1 = 13,3 m3 / drm

Umur layanan bit Ab = 2.700 drm

Umur layanan batang bor Ar = 2.900 drm

Umur layanan kopling Ac = 2.500 drm

Umur layanan shank As = 3.200 drm

Maka :

Keperluan bit Nb = 12 buah

Keperluan batang bor Nr = 11 buah

Keperluan kopling Nc = 13 buah

Keperluan shank Ns = 10 buah

Page 12: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Sehingga biaya untuk komponen bor :

Komponen bor Kebutuhan,

buah

Harga,

US$ / buah

Umur,

drm

Biaya,

US$ /

drm

Mata bor 102 mm 12 450 2.700 0,17

Batangbor

51 mm 12 ft11 650 2.900 0,22

Kopling 13 150 2.500 0,06

Shank HL 100 10 400 3.200 0,13

Keterangan ;

Biaya = Kebutuhan x Harga : umur

BIAYA BAHAN BAKAR

Faktor- faktor yang mempengaruhi perhitungan biaya untuk bahan bakar alat

bor adalah : - Efisiensi kerja alat bor

- Keadaan tempat kerja

- Jenis batuan

- Diameter lubang

- Komponen bor yang dipakai

Page 13: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Contoh perhitungan bahan bakar buntuk 3 jenis alat bor ;

BorHydroulic Top

hammer

Pneumatic Top

HammerDTH

Diameter lubang, mm 102 102 105

Kapasitas pemboran, drm/jam 40 18 28

Konsumsi BBM, lt/jam 28 40 45

Harga BBM, US$ /lt 0,29 0,29 0,29

BIAYA BAHAN BAKAR, US$ / drm

0,20 0,64 0,47

BIAYA TENAGA KERJA

Contoh biaya tenaga kerja untuk 3 jenis alat bor

BorHydroulic Top

hammer

Pneumatic Top

HammerDTH

Diameter lubang, mm 102 102 105

Kapasitas pemboran, drm/jam 40 18 28

Upah, US$ / jam 15 75 75

BIAYA BAHAN BAKAR, US$ / drm

0,38 4,17 2,68

BIAYA PEMBORAN TOTAL

= INVESTASI + PERAWATAN + KOMPONEN BOR + BAHAN BAKAR +

TENAGA KERJA

4. BIAYA PELEDAKAN

Meliputi biaya-biaya :

Bahan Peledak

Page 14: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Sistem Penembakan

Alat Pengisian (kalau diperlukan)

Tenaga Kerja

Contoh Perhitungan untuk biaya-biaya peledakan :

Biaya Bahan Peledak

Tinggi jenjang = 20 m

Diameter lubang tembak = 102 mm

Hasil batuan per lubang = 293 m3

Primer per lubang = 1 buah

Berat primer = 3 kg

Harga primer = US$ 2,55 / kg

Berat muatan column = 128 kg

Harga muatan column = US$ 0,75 / kg

Harga primer x Berat primerBiaya Primer = ----------------------------------------- Hasil batuan per lubang

= US$ 0,033 / m3

Biaya Muatan Column = US$ 0,31 / m3

TOTAL BIAYA HANDAK = Biaya Primer + Biaya Muatan

Column

= US$ 0,34

Biaya penembakan

Tinggi jenjang = 20 m

Diameter lubang tembak = 102 mm

Hasil batuan per lubang = 293 m3

Sistem penembakan = Listrik

Detonator / lubang tembak = 1 buah

Page 15: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Harga detonator = US$ 3,30 / buah

Harga Blasting Mechine = US$ 3.600,00

Umur Blasting Mechine = 5 tahun

Produksi per tahun = 416.700 m3

Biaya Detonator = Harga Detonator x Hasil Batuan Per

Lubang

= US$ 0,01 / m3

Biaya Blasting Machine

3.600 X 0,2983 = ---------------------------------- / 13,3 = US$ 0,003 31.300

Total Biaya Penembakan = US$ 0,013

Biaya Tenaga Kerja

Tinggi jenjang = 20 m

Diameter lubang tembak = 102 mm

Hasil batuan per lubang = 293 m3

Waktu memuat / lubang = 10 menit / lubang

Efisiensi kerja = 90 %

Upah buruh = US$ 21 / jam

Total Biaya Tenaga Kerja = US$ 0,01

Jadi biaya peledakan total adalah penjumlahan dari biaya handak, system

penembakan, dan tenaga kerja (US$ / m3 atau US$ / ton)

Page 16: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

5. ESTIMASI BIAYA-BIAYA ALAT BOR

Meliputi :

A. BIAYA PEMILIKAN

1. Depresiasi

a. Harga pembelian

b. Salvage value

c. Biaya angkutan

d. Biaya bongkar muat

e. Harga sampai dilokasi : (a + b + c + d)

f. Periode operasi, jam / tahun

g. Umur ekonomis, jam

Harga sampai dilokasi Depresiasi = ---------------------------- Umur ekonomis

2. Bunga, Pajak, Asuransi dan Sewa Gudang

Pembayaran tetap, % = bunga + pajak + lain-lain

Laju investasi tahunan rata-rata = (n +1) / 2n

Investasi tahunan rata-rata = Harga sampai lokasi x Laju investasi

Pembayaran tahunan tetap = pembayaran tetap x investasi tahunan rata-

rata

Pembayaran tahunan tetapPembayaran tetap per jam = ------------------------------------- Periode operasi

Total Biaya Pemilikan = Depresiasi + Pembayaran tetap per jam

Page 17: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

B. BIAYA OPERASI

1. Bahan Habis Pakai

a. Alat bor, US$ / round

b. Mata bor, US$ / round

c. Komponen bor, US$ / round

d. Total biaya habis pakai, US$ / round

Total biaya habis pakaiBiaya material habis pakai, US$ / jam = ---------------------------------

Jam kerja

2. Perawatan dan servis

Biaya perawatan dan servis, US$ / jam

3. Biaya Bahan Bakar

a. Tramming, US$ / jam

b. Pemboran, US$ / jam

Biaya pemboran / jam = Pemboran x waktu pemboran

Biaya Bahan Bakar = Tramming + Biaya pemboran

4. Biaya Tenaga Kerja

Total Biaya Operasi

= Biaya Material Habis Pakai + Perawatan dan Servis + Bahan Bakar +

Tenaga Kerja

TOTAL BIAYA, US$ / JAM = BIAYA PEMILIKAN + BIAYA OPERASI

UNIT BIAYA, US$ / METER = TOTAL BIAYA / BERAT BATUAN

Page 18: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

6. PERHITUNGAN GEOMETRI PELEDAKAN

Terdapat beberapa cara untuk menghitung geometri peledakan , cara-cara

tersebut menyajikan batasan konstanta untuk menentukan dan menghitung geometri

peledakan, terutama menentukan ukuran burden berdasarkan diameter lubang ledak,

kondisi batuan, kondisi batuan setempat dan jenis bahan peledak

1. Penentuan Burden Ratio

Untuk menentuka ukuran burden perlu diketahui harga Burden Ratio (KB) yang

dipengaruhi oleh jenis batuan yang akan diledakan dan bahan peledak yang dipakai.

Ash melakuakan eksperimen untuk menentukan KB yaitu dengan membandingkan

relative energi bahan peledak dengan memmpertimbangkan sifat batuan yang akan

diledakan, terutama berat jenis.

Caranya adalah dengan menentuka batuan dan bahan peledak standar terlebih

dahulu, yaitu :

Batuan standar adalah batuan yang mempunyai berat jenis atau densitas 160

lb/cuft (2,00 ton/m3 ), tidak lain dari densitas batuan rata-rata.

Bahan peledak standar adalah bahan peledak yang mempunyai berat jenis

(SG) 1,2 dan kecepatan detonasi (Ve) 12.000 fps (4.000 m/det)

KB yang dihasilkan dari percobaan disebut KB standar = 30

Apabila peledakan dilakukan pada batuan yang bukan standar dengan

menggunakan bahan peledak yang juga bukan standar, maka perlu dilakuakan

pengaturan kembali harga KB dengan rumus sbb. :

KB = KBSTD x AF1 x AF2………………………………(1)

1/3

Energi potensial bahan peledak yang dipakaiAF1 = ------------------------------------------------------------ …………………(2) Energy potensial bahan peledak standar

1/3

Page 19: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Densitas batuan standarAF2 = ----------------------------------------------------------- ……………….(3) Densitas batuan yang akan diledakan

Setelah mengetahui harga KB dapat ditentukan ukuran Burden (B), Spasi (S),

Steming(T), Subdrilling(J) dan lain-lain

Burden (B)

Adalah jarak tegak lurus antara lubang tembak dengan bidang bebas yang

panjangnya tergantung pada karakteristik batuan , Muatan dan jenis bahan peledak

dan lain-lain. Menentukan ukuran burden merupakan langkah awal agar fragmentasi

batuan hasil peledakan, vibrasi, airblast, dsb. dapat memuaskan.

Menurut Konya (1983)

B = [ (2(SGe/SGr) + 1,5)} De …………………………………………………….(4)

Ash memperkenalkan hubungan Kb dengan burden dan diameter lubang tembak,

sbb.;

Kb = 12 B/ De ………………………………………………………………….(5)

Hubungan diameter lubang ledak dengan tinggi jenjang

Pemilihan diameter lubang tembak harus mempertimbangkan tiga hal yaitu :

(1) fragmentasi batuan, (2) dampaknya terhadap lingkungan meliputi vibrasi, air-

blast dan flyrock, dan (3) ekonomi peledakan. Efek ukuran lubang tembak terhadap

factor-faktor diatas dapat diprediksi. Umumnya, makin besar diameter lubangtembak

kemungkinan terjadinya vibrasi, air-blast, dan flyrock sangat besar dan biasanya

fragmentasi juga sulit dikontrol. Untuk mengatasi persoalan diatas , perlu perkiraan

yang akurat tentang hubungan antara diameter lubang tembak dengan burden

sebelum diperoleh Standard Operation Procedure yang baku. Hubungan kedua

parameter tersebut dinamakan stiffness Ratio, yaitu tinggi jenjang dibagi dengan

burden atau L/B

Page 20: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Stiffness

Ratio

Fragmentas

iAirblast Flyrock Vibrasi Keterangan

1 Jelek Berpotensi Berpotensi BerpotensiPotensi terjadinya backbreak dan toe.Harus dihindari dan dirancang ulang

2 Sedang Sedang Sedang Sedang Sebaiknya dirancang ulang

3 Baik Baik baik baik Terkontrol dan fragmentasi memuaskan

4 sempurna Sempurna sempurna sempurnaTidak menguntungkan lagi bila Stiffness Ratio lebih dari 4

Tabel

Stiffness Ratio dan Pengaruhnya

Kedalaman lubang tembak (H)

Kedalaman lubang tembak tidak boleh lebih kecil dari ukuran burden untuk

menghindari terjadinya overbreaks dan cratering. Menurut Ash, kedalaman lubang

tembak berdasarkan pada hole depth ratio (Kh) yang harganya antara 1,5 – 4,0. Hal

ini serupa dengan Stiffness Ratio. Hubungan kedalaman lubang tembak dengan

burden adalah sbb :

Kh = H / B … …………………………………………………………………..(6)

Dimana ; Kh = Hole depth Ratio

H = Kedalaman lubang tembak

Page 21: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Diameter lubang tembak, inch

2 4 6 8 10 12

10

20

30

40

50

60

Subdrilling (J)

Subdrilling adalah lubang tembak yang dibor sampai melebihi batas lantai

jenjang bagian bawah. Maksudnya supaya batuan dapat meledak secara fullface dan

untuk menghindari kemungkinan adanya tonjolan-tonjolan (toes) pada lantai jenjang

lantai bagian bawah. Tonjolan yang terjadi akan menyulitkan peledakan berikutnya

dan pada waktu pemuatan dan pengangkutan.

Panjang subdriling diperoleh dengan menentukan harga subdrilling ratio (Kj) yang

besarnya tidak lebih kecil dari 0,20. Untuk batuan massive biasanya dipakai Kj

sebesar 0,3. Hubungan Kj dengan burden diekspresikan dengan persamaan sbb :

Kj = J / B ……………………………………………………………………..(7)

Dimana ; Kj = Subdrilling Ratio

J = subdrilling

Steming (T)

Tinggi jenjang

minimum, feet

Page 22: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Steming adalah lubang tembak bagian atas yang tidak diisi bahan peledak,

tetapi biasanya diisi oleh abu hasil pemboran atau kerikil (lebih baik) dan dipadatkan

diatas bahan peledak. Steming berfungsi untuk : (1) menentukan stress balance

dalam lubang tembak, (2) mengurung gas hasil proses kimia bahan peledak, dan (3)

mengontrol kemungkinan terjadinya airlast dan flyrock. Untuk mendapatkan stress

balance dapat ditentukan T = B. Steming ini disebut dengan collar.

Untuk menghitung panjang steming perlu ditentukan dulu steming ratio (Kt), yaitu

perbandingan panjang steming dengan burden. Biasanya Kt standar yang dipakai

0,70 dan ini cukup untuk mengontrol airblast, flyrock, dan stress balance. Apabila Kt

kurang dari satu akan terjadi cratering atau backbreaks, terutama pada system collar

priming. Untuk menghitung steming dipakai persamaan :

Kt = T / B ……………………………………………………………………….(8)

Dimana : Kt = Steming Ratio

T = steming, ft

Spacing (S)

Adalah jarak antar lubang tembak dirangkai dalam satu baris dan diukur

sejajar terhadap bidang bebas. Ukuran spacing tergantung pada burden, kedalaman

lubang tembak, letak primer, delay dan arah umum struktur batuan. Yang perlu

diperhatikan adalah kemungkinan adanya interaksi energi antara lubang tembak

yang berdekatan Menurut Konya untuk menentukan ukuran spacing berdasarkan

system penyalaan terlihat pada tabel . toleransi deviasi ukuran spacing dilapangan

sekitar ± 15 % dari hasil perhitungan masih dapat diterima.

Persamaan Menentukan Spacing

Sistem penyalaan L / B < 4 L / B ≥ 4

Serentak S = (L + 2 B) / 3 S = 2 B

Tunda (delay) S = (L + 7 B) / 8 S = 1,4 B

Page 23: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Powder Factor

Adalah suatu bilangan yang menyatakan jumlah material yang diledakan atau

dibongkar oleh bahan peledak dalam jumlah tertentu dan dinyatakan dalam ton / lbs

atau m3 / kg . Powdwer factor dipengaruhi oleh pola peledakan dan bidang bebas.

A x l x dr W PF = ------------------------ = ----------------, ton / lbs de x PC x N E

Dimana ; A = Luas daerah yang diledakan

L = Tinggi jenjang

PC = Panjang muatan per lubang tembak

de = Loading densitas

dr = Material densitas ratio

N = Jumlah lubang bor

Volume setara (equivalent volume)

Angka yang menyatakan sejumlah volume atau berat tertentu material /batuan

yang diledakan setara dengan tiap meter atau feet pemboran dinyatakan dalam

m3/m, cuft/ft, tons/m. Volume setara berguna untuk menaksir kemampuan alat bor

yang digunakan untuk pembuatan lubang tembak

W Eq = -------------- N x H

Dimana ; W = Produksi batuan

N = Jumlah lubang bor

H = Kedalaman lubang tembak

Page 24: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

B. DATA PENDUKUNG / LITERATUR

Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat

mendukung data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada untuk

mencari alternatif penyelesaian masalah.

Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di

lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur--brosur dari

perusahaan, data dari instansi yang terkait dan dari literatur-literatur.

C. URUTAN KERJA PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, dilakukan dengan menggabungkan antara teori

dengan data-data dilapangan, sehingga dari keduanya didapatkan pendekatan

penyelesaian masalah.

Adapun urutan pekerjaan penelitian :

1. Observasi terhadap kegiatan penambangan.

2. Penentuan tempat pengamatan langsung untuk pengambilan data.

3. Pengambilan data primer (langsung dari lapangan) dan data sekunder dari

laporan bulanan perusahaan.

4. Pengelompokan data, pengujian data.

5. Pengolahan data penelitian.

6. Analisa hasil penelitian dan memberikan alternatif pemecahan masalah.

D. ANALISA PENYELESAIAN MASALAH

Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji

berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan

maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang permasalahan

tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif penyelesaiannnya.

Adapun rincian dari analisa penyelesaian masalah estimasi produksi alat muat dan

alat angkut adalah sebagai berikut :

Page 25: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data, geometri dari pola pemboran

dan peledakan yang dipakai pada saat ini dan dasar-dasar teknis penyusunan

perancangan yang digunakan: jenis material, target produksi perusahaan, jumlah,

harga dan spesifikasi dari alat –alat yang digunakan untuk pemboran dan

peledakan

2. Tahap Penyelidikan pendahuluan

Pengumpulan data-data geologis area kerja yang mempengaruhi dalam

perancangan seperti struktur batuan, kekuatan batuan (rock strength), berat jenis

dan parameter lainnya.

3. Tahap Penyelidikan Terinci

Tahap penyelidikan terinci dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan untuk penyelesaian masalah , adapun data yang akan diambil, yaitu :

a. Waktu total daur pemboran dari suatu alat bor, baik waktu untuk

bergerak ke lubang berikutnya, mengatur boom dan feed, memberi

batang bor, menambah batang bor, melepas batang bor, maupun

memasang penutup.Dan waktu tunggu (non pengeboran) sehingga

didapatkan kapasitas pemboran.

b. Effisiensi kerja alat dan tenaga kerja

c. Pengukuran terhadap geometri pemboran dan peledakan, berat primer per

lubang, berat muatan column

d. Fragmentasi yang dihasilkan

Sehingga dengan mengetahui parameter-parameter diatas diharapkan didapatkan

alternatif penyelesain masalah.

Setelah melalui tahap ini maka dilanjutkan dengan :

Analisis secara ekonomi terhadap rancangan pola pemboran yang ada saat ini

Page 26: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Disini dilakukan perhitungan teoritis hasil yang akan dicapai serta

pemaparan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk satu kali peledakan dengan pola

yang digunakan.

BERIKUT ADALAH SKEMA URUTAN ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH

PERSIAPAN : Data-data geometri dari pola pemboran dan

peledakan Data teknis perancangan yang dipakai:

Jenis material Jumlah produksi Harga dan spesifikasi alat pemboran dan

peledakan

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN : Pengumpulan data geologis :

Struktur batuan Kekuatan batuan Berat jenis Parameter lainya

PENYELIDIKAN RINCI : Waktu total daur pemboran alat bor:

waktu untuk bergerak ke lubang berikutnya

mengatur boom dan feed memberi dan menambah batang bor melepas dan memasang penutup waktu tunggu (non pengeboran)

Efisiensi kerja alat Pengukuran terhadap geometri pemboran dan

peledakan, berat primer perlubang, berat muatan

column

Fragmentasi yang dihasilkan

ANALISA EKONOMI:Hasil yang akan dicapai dan biaya

satu kali peledakan

Page 27: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

BAB III

PENELITIAN DI LAPANGAN

A. METODOLOGI PENELITIAN

Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan

antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari keduanya didapat pendekatan

penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :

1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.

2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan

lapangan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan

di daerah yang akan diteliti.

3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun

penelitian di laboratorium.

4. Akuisisi Data

a. Pengelompokan data.

b. Jumlah data

Page 28: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

B. RENCANA JADWAL PENELITIAN

KEGIATAN Jadwal pelaksanaan

Minggu I II III IV V VI VII VIII

Persiapan dan study literatur              

Survey dan pengamatan              

Pengumpulan data              

Pengolahan data dan analisis

data

       

     

Penyusunan laporan              

Page 29: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

C. RENCANA DAFTAR ISI

RINGKASAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BAB

I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

2.2 Keadaan Geologi dan Topografi

2.3 Iklim dan Curah Hujan

2.4 Peralatan yang digunakan

2.5 Kegiatan Penambangan

III. DASAR TEORI

Pemboran dan Peledakan

Peledakan Pada tambang terbuka

Pola pemboran dan peledakan

Sifat-sifat Batuan yang mempengaruhi peledakan

Karakteristik Bahan Peledak

Mekanisme Pecahnya Batuan

Geometri Pemboran dan Peledakan

Komponen-komponen Alat Bor

Effisiensi Kerja Alat Bor

Page 30: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

Estimasi Biaya

3.2.1. Biaya Kepemilikan

3.2.2. Biaya Operasi

IV. KONDISI LAPANGAN DAN ANALISIS EKONOMI PELEDAKAN

4.1 Karakteristik Massa Batuan

4.1.1. Komposisi Mineral

4.1.2. Struktur Batuan

4.1.3. Sifat Fisik dan Mekanik Batuan

4.1.4. Klasifikasi Massa Batuan

4.2 Karakteristik Peledakan

4.2.1. Geometri Peledakan

4.2.2. Pola dan Arah Peledakan

4.2.3. Volume setara dan Powder Faktor

4.2.4. Tingkat Fragmentasi

4.2.5. Produksi Pemboran

4.3 Biaya Pemboran

4.3.1. Kapasitas Pemboran

4.3.2. Investasi Alat Bor

4.3.3. Perawatan Alat Bor

4.3.4. Komponen Bor

4.3.5. Bahan Bakar

4.3.6 Tenaga Kerja

4.4 Biaya Peledakan

4.4.1. Bahan Peledak

4.4.2. Sistem Penembakan

4.4.3. Tenaga Kerja

4.5. Estimasi biaya-biaya alat bor

Page 31: PROPOSAL EKONOMI PELEDAKAN.docx

[PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR] August 31, 2009

V. PEMBAHASAN

5.1 Estimasi Biaya Peledakan

5.2 Kemampuan Produksi dari Alat bor

5.3 Penilaian Terhadap Biaya yang dikeluarkan untuk satu lubang bor

VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

K. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1. Hemphill b., Gary, “Blasting Operation”, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.,

New York

2. Langefors U., and Kihlstrom, B., “The Modern Technique of Rock Blasting”,

Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New York,1973

3. Moelhim Karthodharmo, Irwandy Arif, Suseno Kramadibrata., “Teknik

Peledakan”, Diktat Kuliah Jilid I, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas

Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung, 1984

4. Koesnaryo, S., “Bahan Peledak dan Metode Peledakan”, Jurusan Teknik

Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta, 1985

5. Samhudi, “ Teknik Peledakan “, Departemen Pertambangan dan Energi,

Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga

Pertambangan, 1994.

6. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Ba