Proposal Edit

17
PENGARUH BERBAGAI MACAM JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM(Brassica juncea L.) USULAN PENELITIAN Di ajukan oleh: Yusuf Dharmawan 20110210039 Program Studi Agroteknologi Kepada FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014

Transcript of Proposal Edit

Page 1: Proposal Edit

PENGARUH BERBAGAI MACAM JENIS MEDIA TANAM

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

CAISIM(Brassica juncea L.)

USULAN PENELITIAN

Di ajukan oleh:

Yusuf Dharmawan

20110210039

Program Studi Agroteknologi

Kepada

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014

Page 2: Proposal Edit
Page 3: Proposal Edit

I

Halaman Pengesahan

USULAN PENELITIAN

PENGARUH BERBAGAI MACAM JENIS MEDIA TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM(Brassica juncea L.)

yang di ajukan oleh

Yusuf Dharmawan

20110210039

Program Studi Agroteknologi

Telah di setujui/disahkan oleh :

Pembimbing Utama:

Ir Agus Nugroho Setiawan, MP

NIK 19680831199202133012 Tanggal……………..

Pembimbing Pendamping:

NIK…………………………….. Tanggal……………...

Mengetahui

Ketua Program Studi Agroteknologi

Dr.Ir Innaka Renekasane, SP, MP

NIP…………………………….. Tanggal………………

Page 4: Proposal Edit

ii

DAFTAR ISI

USULAN PENELITIAN .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

I. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 4

A. Pasir Pantai .......................................................................................................................... 4

B. Serbuk Kulit Kelapa ............................................................................................................ 5

C. Serbuk Gergaji ..................................................................................................................... 5

D. Sekam Padi ........................................................................................................................... 5

E. Tanaman Caisim .................................................................................................................. 4

II. TATA LAKSANA PENELITIAN ....................................................................................... 7

A. Tempat dan Waktu ................................................................................................................ 7

B. Bahan dan Alat ...................................................................................................................... 7

E. Parameter Pengamatan ........................................................................................................ 9

F. Analisis Data........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 11

Lampiran ....................................................................................................................................... 12

Page 5: Proposal Edit

I

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering berjalannya waktu, jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan.

Jumlah penduduk Indonesia hingga saat ini mencapai sekitar 240 juta jiwa, Dengan laju

pertumbuhan penduduk mencapai 1,49 persen per tahun.( www.republika.co.id ).

Peningkatan jumlah penduduk akan memberikan peluang pengembangan sector

agribisnis. Dalam pengembangan agribisnis untuk memperoleh produksi yang besar juga

memerlukan perluasan lahan pertanian. Perluasan areal dapat dilakukan dengan

memanfaatkan lahan-lahan yang masih marginal. Salah satu lahan marginal yang ada di

propinsi DIY adalah lahan pasir pantai.

Lahan pasir pantai merupakan lahan marjinal yang memiliki produktivitas rendah.

Produktivitas lahan pasir pantai yang rendah disebabkan oleh faktor pembatas yang

berupa kemampuan memegang dan menyimpan air rendah, infiltrasi dan evaporasi tinggi,

kesuburan dan bahan organik sangat rendah dan efisiensi penggunaan air rendah

(Kertonegoro, 2001; Al-Omran, et al., 2004).

Produktivitas tanah dipengaruhi oleh kandungan C organik, KPK, tekstur dan

warna. Tanah pasir dicirikan bertekstur pasir, struktur berbutir, konsistensi lepas, sangat

porous, sehingga daya sangga air dan pupuk sangat rendah (Pusat Penelitian Tanah dan

Agroklimat, 1994), miskin hara dan kurang mendukung pertumbuhan tanaman.

Di lahan pasir pantai ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran

yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Ditinjau

dari aspek klimatologis Indonesia maka sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis

sayuran. Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim.

Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan

memanfaatkannya.

Caisim atau dikenal dengan sawi hijau mengandung berbagai khasiat bagi

kesehatan. Kandungan yang terdapat pada sawi/caisim adalah protein, lemak, karbohidrat,

Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Manfaat caisim atau sawi bakso sangat

baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh

sakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan

memperlancar pencernaan (Sunarjono,2007).

Dengan permintaan sawi yang semakin meningkat, maka untuk memenuhi

kebutuhan konsumen, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas, perlu dilakukan

Page 6: Proposal Edit

2

peningkatan produksi. Menurut Saputra (2008) untuk mendapatkan pertumbuhan yang

baik, tanaman harus mempunyai akar dan sistem perakaran yang cukup luas dan dalam

untuk memperoleh hara dan air sesuai kebutuhan pertumbuhan, namun tanaman tidak

selalu memerlukan sistem perakaran yang luas dan dalam pada kondisi hara yang sudah

mencukupi,

Peningkatkan produksi caisim ini dapat ditinggkatkan melalui berbagai macam

cara salah satunya dengan meningkatkan secara intensifikasi melalaui penggunaan pupuk

organik cair dan komposisi media tanam yang tepat.

Caisim memiliki sistem perakaran serabut yang dangkal dan lebar, serta tumbuh

dan berkembang di bawah permukaan tanah, maka tanah yang dikehendaki sebagai media

tanamnya harus subur, gembur, dan mudah meneruskan air (Desiliyarni, dkk. 2003). Sifat

tanah seperti ini dapat diperoleh dengan mencampur beberapa bahan media tanam yang

dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan hayati media tanamnya.

Menurut Bambang S. Santoso (2010) Media tanam harus mempunyai fungsi

sebagai tempat berdiri tegak tanaman, suplai nutrisi atau hara, suplai air. Campuran

komposisi berbagai media tanam seperti pasir, serbuk kulit kelapa, serbuk gergaji, dan

sekam padi kemungkinan dapat menjadi salah satu media yang tepat untuk mendapatkan

produksi caisim yang baik. Karena serbuk kulit kelapa dan serbuk gergaji, mempunyai

daya pegang air yang tinggi. Sedangkan untuk Arang sekam padi memiliki kemampuan

menyerap air yang rendah dan porositas yang baik, sifat ini sangat menguntungkan jika

digunakan sebagai media tanam untuk mendukung perbaikan struktur tanah, sehingga

aerasi dan drainase menjadi lebih baik.

Lahan marginal seperti pasir pantai memiliki faktor pembatas yang berupa

kemampuan memegang dan menyimpan air rendah, infiltrasi dan evaporasi tinggi,

kesuburan dan bahan organik sangat rendah dan efisiensi penggunaan air rendah hal

karena dalam peneltian ini maka penulis ingin mengetahui pengaruh pemberian berbagai

macam jenis media tanam yang baik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman caisim di lahan

pasir pantai.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana media tanam (Pasir, serbuk kulit kelapa, serbuk gergaji, dan sekam padi )

yang baik untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman caisim yang optimal pada

lahan pasir pantai.

Page 7: Proposal Edit

I

C. Tujuan Penelitian

Mendapatkan medium tanam yang sesuai untuk pertumbuhan dan hasil tanaman

caisim yang optimal.

Page 8: Proposal Edit

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Caisim

Caisim (Brassica juncea L.) atau sawi merupakan jenis sayuran daun yang

digemari oleh konsumen karena memiliki kandungan pro-vitamin A dan asam

askorbat yang tinggi. Ada dua jenis caisin/sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau.

Keduanya dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi. Persyaratan tumbuh

bagi jenis komoditi ini tidak terlalu sulit. Caisim dapat tumbuh dan beradaptasi baik

hampir disemua jenis tanah baik pada tanah-tanah mineral yang bertekstur ringan

sampai liat berat maupun tanah organic seperti tanah gambut. pH tanah yang optimal

untuk budidaya caisin berkisar antara 6-6,5 dan temperature yang optimum bagi

pertumbuhan caisin 15-20⁰ C.

Caisim kebanyakan ditanam di lahan pekarangan karena mudah dalam

pemeliharaannya. Bila lahan pekarangan luas, model budidaya di bedengan, di pot

dan atau di polybag. Bila lahan pekarangan sempit, model budidaya di pot dan atau di

polybag dan divertikultur (rak bertingkat).

B. Pasir Pantai

Lahan pasir pantai merupakan tanah yang mengandung lempung, debu, dan

zat hara yang sangat minim. Akibatnya, tanah pasir mudah mengalirkan air,sekitar

150 cm per jam. Sebaliknya, kemampuan tanah pasir menyimpan airsangat rendah,

1,6-3%.

Produktivitas tanah dipengaruhi oleh kandungan C organik, KPK, tekstur dan

warna. Tanah pasir dicirikan bertekstur pasir, struktur berbutir, konsistensi lepas,

sangat porous, sehingga daya sangga air dan pupuk sangat rendah (Pusat Penelitian

Tanah dan Agroklimat, 1994), miskin hara dan kurang mendukung pertumbuhan

tanaman. Tekstur tanah pasir ini sangat berpengaruh pada status dan distribusi air,

sehingga berpengaruh pada sistem perakaran, kedalaman akar (Walter et al., 2000;

Oliver and Smettem, 2002), hara dan pH (Bulmer and Simpson, 2005). Menurut

Syukur (2005) lahan pasir pantai memiliki kemampuan menyediakan udara yang

berlebihan, sehingga mempercepat pengeringan dan oksidasi bahan organik.

Namun lahan pasir pantai memiliki potensi yang besar untuk mendukung

pengembangan sector agribisnis. Lahan pasir pantai memiliki beberapa kelebihan

Page 9: Proposal Edit

I

untuk lahan pertanian yaitu luas, datar, jarang banjir, sinar matahari melimpah, dan

kedalaman air tanahnya dangkal (Anonim, 2002). Selain itu persiapan lahan pasir

pantai cukup sederhana hanya dengan membuat bedengan tidak dibuat parit-parit

yang dalam, sehingga akan terjadi efisiensi biaya dari pengolahan tanah.

C. Serbuk Kulit Kelapa

Kelapa merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Indonesia meru-pakan salah satu negara di dunia yang memiliki potensi agroindustri

kelapa yang cukup besar, tetapi belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Limbah hasil pengupasan buah kelapa antara lain tempurung dan sabut kelapa

yang terdiri atas serat dan serbuk sabut kelapa. Di Indonesia limbah buah kelapa hasil

pengolahan atau pengupasan yang dihasilkan per tahunnya mencapai sekitar 19,05

juta m3 yang terdiri atas 35% serat dan 65% serbuk sabut kelapa.

Menurut Menurut Bambang S. Santoso (2010) serbuk kulit kelapa memiliki

kemampuan untuk memegang air yang tinggi dan tahan lama. Sehingga dengan

kemampuan menahan air yang tinggi ini dapat menahan air yang berada pada lahan

pasir.

D. Serbuk Gergaji

Pada umumnya serbuk gergaji yang digunakan oleh para petani di Indonesia

adalah sengon (Albazia falcataria) meskipun jenis kayu keras, namun serbuknya

relatif lunak sehingga baik sebagai media tanam. Kayu atau serbuk gergajian yang

paling baik digunakan sebagai media tanam : kayu harus steril, yakni tidak

mengandung pestisida atau bahan beracun lainnya

Menurut Menurut Bambang S. Santoso (2010) Serbuk gergaji sangat baik

untuk media tanam khususnya sayur-sayuran karena memiliki daya tahan memegang

air tinggi. Sehingga tanaman akan tercukupi suplai airnya.

E. Sekam Padi

Arang sekam padi biasa digunakan sebagai pupuk dan bahan baku briket

arang. Sekam yang digunakan bisa diperoleh ditempat penggilingan padi. Selain

digunakan untuk arang, sekam padi juga sering dijadikan bekatul untuk pekan ternak.

Arang sekam juga bisa digunakan sebagai campuran pupuk dan media tanam di

Page 10: Proposal Edit

6

persemaian. Hal ini karena sekam padi memiliki kemampuan untuk menyerap dan

menyimpan air sebagai cadangan makanan.

Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa lembaran yang

kering, dan tidak dapat dimakan yang melindungi bagian dalam (endospermium dan

embrio). Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan

(Poaceae), meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa

sekam, misalnya jagung dan gandum.

Dalam dunia pertanian, sekam dapat digunakan sebagai campuran pakan, alas

kandang (litter), briket, salah satu bahan bokashi,alas kayu untuk memasak, atau

dijadikan arang sekam untuk media tanam.

Arang sekam dijadikan sebagai salah satu bahan dari media tanam karena

arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor serta mampu menahan air. Menurut

beberapa informasi, arang sekam bisa berfungsi sebagai penyimpan sementara unsur

hara dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh air. Dan akan sangat mudah

melepaskan ketika dibutuhkan atau diambil oleh akar tanaman.

F. Hipotesis

Penggunakan serbuk gergaji sebagai campuran dalam budidaya tanaman

caisim di duga dapat menjadi media tanam yang baik bagi pertumbuhan dan hasil

tanaman caisim. Karena sifat serbuk geraji yang dapat mengikat air yang tinggi.

Page 11: Proposal Edit

I

III. TATA LAKSANA PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilakukan di kebun percobaan fakultas pertanian di Desa

Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Pelaksanaan percobaan di mulai pada bulan Maret-Mei 2014.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang akan di gunakan dalam penilitian ini meliputi:bibit caisim, pasir

laut, serbuk kulit kelapa, serbuk gergaji, sekam padi, pupuk organic, Polybag 5kg.

Alat yang di gunakan meliputi :Tali, cangkul, penggaris dengan skala terkecil 1 mm,

leaf area meter serta alat tulis.

C. Metode pelaksanaan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode percobaan lapangan factor

tunggal yang disusun dalam Rancangan Acak Lengakap (RAL). Perlakuan yang di

ujikan adalah komposisi media tanam (Pasir, serbuk kulit kelapa, serbuk gergaji, dan

sekam padi ) yaitu :

A. Pasir pantai(kontrol) (Pa1)

B. Pasir pantai : serbuk kulit kelapa dengan perbandingan (1:1) (PaSk1)

C. Pasir pantai : serbuk kulit kelapa dengan perbandingan (1:2) (PaSk2)

D. Pasir pantai : Serbuk gergaji dengan prebandingan (1:1)(PaSg1)

E. Pasir pantai : Serbuk gergaji dengan prebandingan (1:2) (PaSg2)

F. Pasir pantai : sekam dengan prebandingan (1:1)(PaS1)

G. Pasir pantai : sekam dengan prebandingan (1:2) (PaS2)

H. Pasir pantai: Serbuk kulit kelapa: Serbuk gergaji, sekam dengan

perbandingan (1: 1: 1 :1)(PaKGS1)

I. Pasir pantai: Serbuk kulit kelapa: Serbuk gergaji, sekam dengan

perbandingan (2: 1: 1 :1) (PaKGS2)

J. Pasir pantai: Serbuk kulit kelapa: Serbuk gergaji, sekam dengan

perbandingan (1: 2 : 1 :1) (PaKGS3)

K. Pasir pantai: Serbuk kulit kelapa: Serbuk gergaji, sekam dengan

perbandingan (1: 1 : 2 :1) (PaKGS4)

L. Pasir pantai: Serbuk kulit kelapa: Serbuk gergaji, sekam dengan

perbandingan (1: 1 : 1 :2) (PaKGS5)

Page 12: Proposal Edit

8

Masing-masing perlakuan di ulang 2 kali sehingga terdapat 24 unit. Setiap unit

terdapat 3 tanaman. Sehingga terdapat 72 tanaman.

D. Tata Cara Penelitian

1. Penyiapan media tanam

Penyiapan media di laksanakan pada saat satu minggu sebelum tanam

dengan dengan mencampurkan media pasir laut, serbuk kulit kelapa, serbuk

gergaji, sekam padi, dan pupuk organik kedalam polibag sesuai perlakuan.

Masing-masing perlakuan di ulang 2 kali sehingga terdapat 24 unit. Setiap unit

terdapat 3 tanaman. Sehingga terdapat 72 tanaman.

2. Penanaman

Bibit caisim di tanam sebanyak 1 bibit per polibag. Tiap petak perlakuan

di tanam terdapat 21 tanaman.

3. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi :

a. Pengairan dan Penyiraman

Setelah dilakukan penanaman bibit selada, maka di lakukan

penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah masih lembab. Pengairan

berikutnya di berikan secukupnya dengan tujuan menjaga tanaman

tidak layu.

b. Penyulaman

Penyualaman bertujuan untuk mengganti bibit yang tidak tumbuh atau

mati. Kegiatan ini di lakukan pada 7-10 hari setelah tanam. Jumlah dan

jenis bibit serta perlakuan dalam penyulaman sama waktu penanaman.

Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.

c. Pemupukan

Pemupukan dengan pupuk kandang diberikan dengan dosis 10 ton /

atau 20 gram / tanaman hal ini dilakukan 1 minggu sebelum. Selain

pupuk kandang, diperlukan pupuk nitrogen. Pada umur 2 minggu

setelah tanam, pupuk N diberikan di dalam polybag. Kemudian pupuk

ditutup dengan campuran media. Dosis pupuk N + 60 kg N/ha atau

0,36 g/tanaman. Sedangkan untuk dosis pupuk ZA yaitu 300 kg ZA/ha

Page 13: Proposal Edit

I

atau 1,8 g/tanaman. Pupuk tersebut dapat diberikan dua kali dengan

selang 2 minggu.

d. Penyemprotan pestisida

Penggunakan pestisida hanya di perbolehkan setelah terlihat adanya

hama yang dapat membahayakan proses pertumbuhan tanaman selada.

4. Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap seminggu sekali setelah penanaman hingga panen.

Pengamatan dilakukan berdasar parameter. Parameter yang digunakan adalah Tinggi

Tanaman, Jumlah Daun, Luas Daun, Berat Segar (Akar, Batang, Daun), Panjang Akar.

E. Parameter Pengamatan

1. Parameter utama

- Parameter pertumbuhan.

1. Tinggi Tanaman.(cm)

Pengukuran tinggi tanaman di lakukan mulai umur satu

minggu setelah tanam sampai panen. Pengukuran dilakukan setiap

minggu sekali dengan cara mengukur tinggi tanaman mulai dari

pangkal batang bawah sampain bagian titik tumbuh tanaman.

2. Jumlah Daun

Penghitungan jumlah daun dilakukan mulai umur satu minggu

setelah tanam sampai panen. Penghitungan di lakukan dengan

cara menghitung jumlah daun pada setiap bonggol.

3. Luas daun (cm2)

Pengukuran dilakukan saat setelah panen dengan menggunakan

Leaf area meter.

4. Berat segar tanaman(g)

Berat segar tanaman merupakan berat tanaman setelah di panen.

Berat basah tanaman dilakukan pada akhir penelitian dengan

memotong bagian akar, batang dan daun menggunakan timbangan

analitik.

5. Panjang akar (cm)

Panjang akar dilakukan dengan mengukur panjangnya akar dari

pangkal atas sampai pangkal bawah menggunakan penggaris.

Page 14: Proposal Edit

10

F. Analisis Data

Data yang di peroleh kemudian di analisis menggunakan sidik ragam

(Analysis of Variance) pada taraf signifikan 5%. Apabila ada beda nyata

antar perlakuan maka di lakukan uji lanjut menggunakan Duncan’s

Multiple Range Test (DMRT) pada jenjang nyata 5%.

G. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

April Mei

1 2 3 4 1 2 3

1. Persiapan tempat

2.

Persiapan alat dan

bahan

4.

Proses

1. Penyiapan

media

2. Penanaman

5.

Pengamatan dan

pemeliharaan

7.

Penyusunan laporan

Page 15: Proposal Edit

I

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2002. Aplikasi Unit Percontohan Agribisnis Terpadu di Lahan Pasirpinsi daerah

istimewa Yogyakarta. Pantai. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi

DIY dengan Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta. 118h.

Anonim, 2011. Jumlah penduduk Indonesia. Di akses

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabeknasional/13/11/01/mv

jx78-bkkbn-jumlah-penduduk-indonesia-sangat-tinggi .Di akses Pada

tanggal 21 maret 2014

Al-Omran, A.M., A.M. Falatah, A.S. Sheta and A.R.Al-Harbi. 2004. Clay Deposits for Water

Management of Sandy Soils. Arid Land Research and Management 1:171-

183.

Bambang B. Santoso. 2010. Media Tanam. Manajemen media dan nutrisi pada produksi bbit

atau tanaman dalam pot.

Bulmer, E.C., and D. G. Simpson. 2005. Soil Compaction and Water Content as Factors

Affecting the Growth of Lodgapole Pine Seedling on Sandy Clay Loam Soil.

Can J. Soil Sci. 85 : 667-679.

Kertonegoro, B. D. 2001. Gumuk Pasir Pantai Di D.I. Yogyakarta : Potensi dan

Pemanfaatannya untuk Pertanian Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional

Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Untuk Pembangunan Pertanian

Berkelanjutan. Universitas Wangsa Manggala pada tanggal 02 Oktober

2001. h46-54.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1994. Survei Tanah Detail di Sebagian Wilayah D.I.

Yogyakarta (skala 1 : 50.000). Proyek LREP II Part C. Puslittanak. Bogor.

Oliver, Y.M. and K.R.J.Smethem. 2002. Predicting Water Balance in a Sandy Soil : Model

Sensitivity to the Variability of Measured Saturated and Near

SaturatedHydraulic Properties. Australian of Soil Research 43 (1) : 87-96.

Syukur, A. 2005. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-Sifat Tanah dan

Pertumbuhan Caisin di Tanah Pasir Pantai. J. Ilmu Tanah dan Lingkungan 5:

30-38.

Page 16: Proposal Edit

12

Lampiran

Layout Penelitian

1.

PaKGS3 PaSG1 PaKGS4 PaKGS PaS1 PaSK1 PaSG2 Pa1 PaKGS2 PaS2 PaKGS1 PaSK2

Pa1 PaSK2 PaKGS1 PaS2 PaKGS4 PaKGS1 PaS1 PaSK1 PaKGS3 PaSG2 PaSG1 PaKGS2

PaS2 PaSK1 PaKGS5 PaSK2 PaKGS1 PaKGS4 PaS1 PaKGS3 PaSG2 PaSG1 PaKGS2 Pa1

Page 17: Proposal Edit

I