PROPERTI - ftp.unpad.ac.idftp.unpad.ac.id/koran/bisnis/2010-10-30/bisnis_2010-10-30_020.pdf · pan...

1
PROPERTI PROPERTI Bisnis Indonesia, Sabtu, 30 Oktober 2010 OLEH YUSUF WALUYO JATI Wartawan Bisnis Indonesia Perubahan iklim telah dianggap sebagai tantang- an paling serius yang diha- dapi penduduk dunia pada abad ke-21. Sejumlah bukti memperlihatkan masalah pemanasan global dalam 50 tahun terakhir justru diakibatkan ulah manusia. B erbagai upaya ditempuh untuk memangkas dam- pak pemanasan global. Di sektor properti, para pakar dan praktisi sepa- kat memulai kampanye panjang tentang arti penting penera- pan bangunan hijau (green building) di kota-kota besar. Pesatnya pertumbuhan penduduk di perkotaan menimbulkan tuntutan yang tinggi untuk sarana dan prasa- rana perkotaan mengingat mayoritas penduduknya menghabiskan seba- gian besar aktivitasnya di dalam ge- dung baik perkantoran, pabrik, per- tokoan, maupun sekolah. Namun, dalam setiap proses pem- bangunan dan pengoperasiannya, se- tiap gedung selalu menimbulkan dampak terhadap lingkungan alami. Green Building Council Indonesia (GBCI) mencatat dampak dari ba- ngunan gedung rerata mengeluarkan 30% emisi CO2, sekitar 17% air ber- sih, konsumsi kayu (25%), energi (30%-40%), dan faktor-faktor lain hingga 100%. “Memburuknya lingkungan perko- taan harus dipelajari dan diantisipasi dengan menciptakan bangunan [per- kotaan] yang lebih bisa mereduksi pemanasan global dan kerusakan lingkungan baik untuk kantor, mal dan kawasan bisnis, sekolah, hingga rumah sakit,” kata Ketua Umum GBCI Naning Adiwoso. Implementasi kaidah bangunan hijau yang hemat energi, air, lahan, material, terpeliharanya kesehatan udara dalam ruan- gan serta pengelo- laan lingkungan secara bijak diyakini akan memberikan kon- tribusi nyata pada keberlanjutan kota. Kata kunci untuk memahami cara kerja logika bangunan hijau boleh dibilang sangat sederhana yakni efisiensi, proteksi dan inovasi berba- sis lingkungan dan pemeliharaan yang berkelanjutan (environmental & sustainable development/ESD). Konsep ESD Yosef Lim, Business & Operation Manager dari G-Energy Global Pte Ltd, Singapura, menjelaskan konsep ESD melingkupi lima area yakni penghematan energi, air, perlindung- an lingkungan, kualitas udara dalam lingkungan yang baik serta inovasi fitur-fitur hijau. Konsep ESD pada dasarnya terbagi dua pengertian besar yakni passive design dan active design. Desain pa- sif menekankan pada desain gedung dari sisi arsitektural untuk memini- malkan energi panas matahari ke dalam gedung. Kondisi ini dapat disiasati dengan meletakkan gedung menghadap utara dan selatan, memperkecil rasio kaca dan dinding dengan penggu- naan material glazing yang dapat mereduksi panas matahari dengan baik sehingga penggunaan mesin pengkondisi udara (air conditioner/AC) dapat direduksi. “Jakarta adalah kota di negara tropis sehingga penggu- naan energi untuk sistem pendingin gedung dapat men- capai 60%. Jika pas- sive design ditetapkan maksimal, pemborosan energi listrik dapat dice- gah,” terangnya. Adapun, desain aktif berfokus pada strategi efisiensi penggunaan peralat- an mekanik dan elektrik seperti sis- tem pendingin gedung, lampu, lift dan eskalator, serta ventilasi mekanis. Agar lebih maksimal, Yosef menyarankan penggunaan penyejuk berbasis air (water cooled chiller sys- tem) karena efisiensinya lebih baik 30%-50% jika dibandingkan dengan penyejuk berbasis udara (air cooled chiller system). Untuk lampu (lighting) dapat di- gunakan jenis T5 dengan electronic ballast dan LED. Penggunaan lampu T5 dapat menghemat 40% diban- dingkan dengan lampu T8 dengan magnetic ballast. “Penghematan energi ini akan ikut membantu me- ngurangi emisi CO2 dalam gedung,” ujarnya. Untuk menanggulangi krisis air bersih dan penghematan air, sangat dianjurkan memakai alat jenis fitting water misalnya dengan memanfaat- kan air hujan yang ditampung de- ngan kapasitas tertentu untuk me- nyirami tanaman. Sistem ini bahkan bisa mendaur ulang air buangan hingga standar tertentu agar dapat dipakai lagi baik untuk menyiram tanaman maupun membersihkan toilet (flashing water closet). Konsep berbasis gedung hijau juga memperhatikan proses pekerjaan pembangunan pada saat proyek ber- langsung seperti pemilihan bahan material bangunan yang akrab ling- kungan seperti penggunaan cat untuk interior gedung yang rendah unsur kimiawi (volatile organic compound/- VOC). Tingginya kadar VOC dapat membahayakan kesehatan manusia. Dari sisi penghijauan, jenis pohon yang dianjurkan adalah yang memi- liki radius antara dahan dan daun cukup lebar atau di atas 2 meter seperti pohon trembesi dan bintaro. Pohon jenis ini diklaim dapat mem- berikan efek teduh lebih baik dan lebih cepat menetralisir CO2. “Dengan basis pengertian ini, ge- dung-gedung dengan area hijau yang luas [banyak pohon] belum dapat dikatakan sebagai green building se- lama tak memenuhi kaidah-kaidah hemat energi, air, bersahabat dengan lingkungan, memiliki sistem peng- operasian yang berkesinambungan serta memperhatikan kualitas udara dalam ruangan,” jelasnya. Bangunan hijau Jakarta Leads Property, konsultan properti Indonesia, mencatat dari sekitar 150 gedung bertingkat di kawasan segiti- ga emas Jakarta, ternyata kurang dari 6,67% atau tak sampai 10 gedung yang benar-benar konsisten menerapkan konsep bangunan hijau. “Beberapa di antaranya adalah Gandaria 8 yang telah mendapatkan sertifikasi emas, Allianz Tower di Kuningan, WTC II [Sudirman] hing- ga Menara Karya. Jika ditotal, ge- dung-gedung yang berinisiatif me- nerapkan konsep bangunan hijau se- cara penuh mungkin tak sampai 10 buah,” katanya. Menara Allianz yang dikembang- kan PT Medialand Internasional, anak usaha Medialand Grup milik Kelompok Kompas Gramedia (KKG), jelasnya, menjadi salah satu proyek percontohan gedung perkantoran yang menetapkan konsep hijau se- cara penuh. Direktur Utama Medialand Inter- national Teddy Surianto mengatakan nilai investasi gedung berketinggian 28 lantai itu mencapai Rp500 miliar. Proyek yang mulai dibangun pada 5 Juli 2009 akan beroperasi komersial pada 28 Februari 2011. “Sebagai ikon baru di kawasan Kuningan [Jakpus], Allianz Tower berpegang teguh pada prinsip-prinsip desain ESD. Di masa depan, konsep bangunan hijau tak hanya akan menjadi tren tapi sudah menjadi ke- butuhan. Jadi, perlu diperbanyak,” ujarnya. Dari sisi investasi, harga gedung hijau relatif lebih mahal jika diban- dingkan dengan gedung konvensio- nal. Namun, investasi yang mahal hanyalah sebagai akibat dari biaya awal (initial cost) sesaat, karena manfaat penghematan justru akan dirasakan dalam jangka panjang. “Investasi gedung-gedung yang tak mengadopsi konsep hijau justru ter- kesan murah pada awalnya, tapi se- telah 15 tahun baru terasa sangat mahal karena terbebani biaya pe- meliharaan yang besar. Ini bertolak- belakang dengan gedung berkonsep hijau. Tak lama lagi, konsep gedung konvensional akan ditinggalkan,” katanya. Budiman Hendropurnomo, Arsitektur Allianz Tower dari Denton Corker Marshall, menjelaskan kon- sep ESD yang dianut Allianz Tower tampak jelas dari orientasi massa bangunan. Menurut dia, menara ini didesain langsing pipih di bagian timur dan barat untuk mengurangi terik dan panas matahari. Dari sisi resapan alami, sistem basement menara ini dibuat sekecil mungkin sehingga lebih dari 70% dari seluruh luas tanah dapat di- pakai sebagai resapan air hujan un- tuk mengurangi dampak banjir Jakarta. Pada saat bersamaan, penerapan water recycling dari air hujan dan air kotor dapat mengurangi jumlah air yang dibuang ke sungai. “Pemprov DKI sendiri hanya menganjurkan 30% untuk resapan air, sedangkan kami mencapai 70%,” jelasnya. Desain pasif bangunan ini juga terlihat dari pemakaian teknologi double glazing untuk kulit luar gedung. Sistem ini merupakan kom- binasi antara 8 mm reflective glass dan 6 mm clear glass yang dipasang dengan 12 mm ruang hampa udara di tengahnya. Teddy menambahkan apabila kon- sep gedung hijau Allianz Tower dite- tapkan secara penuh, dia yakin akan meningkatkan kenyamanan peng- huninya. “Jika penghuni merasa nyaman, produktivitas bekerja akan meningkat dan tingkat stres ikut berkurang,” katanya. Slogan go green atau save our earth kiranya bukan lagi omong kosong. Sudah saatnya generasi manusia abad ke-21 bahu-membahu menyelamat- kan bumi dari bencana yang kita buat sendiri dan demi menekan risiko stres manusia modern. Konsep bangunan hijau adalah salah satu tawaran alternatif paling atraktif, penuh perhitungan rasional tanpa mengabaikan ekspresi estetika tingkat tinggi. Di sini, seni arsitektur justru diberikan ruang sangat besar untuk berimprovisasi sebebas-bebas- nya. ([email protected]) OLEH YUSUF WALUYO JATI Wartawan Bisnis Indonesia T iga dasawarsa lalu, kita tak per- nah membayangkan ada sebuah gedung pencakar langit dipenuhi tanaman yang merambat bebas dari atas ke bawah. Ada pula gedung-gedung jangkung dengan desain arsitektur yang sangat unik dan tak lazim sehingga membuat kita berdecak kagum. Keunikan arsitek- tural bangunan kontemporer itu di klaim telah mengadopsi konsep bangu- nan hijau berdasarkan EDC (environ- mental & sustainable development). Sebut saja gedung Anti Smog di Paris. Bangunan mahal berdesain futuristik yang dikembangkan pada 2007 itu berfungsi sebagai penyaring polusi udara Paris. Dari sisi desain, gedung ini terdiri dari dua bagian utama yakni gedung luar dan dalam (bagian perta- ma) serta bagian kedua berupa menara angin (wind tower). Menurut Vincent Callebaut, sang arsitek, di bagian dalam gedung terdap- at ruang- ruang untuk umum dengan pelataran luas dengan kolam alami sebagai tempat untuk mempelajari ekologi perkotaan dan pembaruan ener- gi. Adapun, ruang hijau di bagian atap untuk menampung air hujan yang dapat digunakan di dalam bangunan. “Sesuatu yang menjanjikan kenya- manan untuk jangka panjang pasti membutuhkan investasi yang mahal. Namun, manfaat positif yang diperoleh dari bangunan hijau sangat banyak di antaranya biaya pemeliharaan gedung yang lebih rendah, penghematan ener- gi, dan peningkatan produktivitas kerja,” kata Yosef Lim, Business & Operation Manager dari G-Energy Global Pte Ltd Singapore. Di Indonesia, implementasi ba- ngunan hijau ternyata belum seketat negara-negara pesaing seperti Singapura dan Malaysia. Sejak 2008, seluruh ban- gunan di Singapura harus memenuhi persyaratan bangunan hijau sedangkan Malaysia segera menyusul dalam waktu dekat. “Kalau para developer [pengembang] kita tidak aware mengadopsi konsep green building, lama-lama mereka akan shock karena ditinggalkan para pelang- gannya. Para pelanggan, yang mayori- tas dari perusahaan multinasional, mulai agresif mencari gedung-gedung yang comply dengan konsep bangunan hijau meski harganya lebih mahal,” paparnya. Ciputra World Namun, sejumlah pengembang di Jakarta diam-diam mulai menerapkan konsep hijau untuk bangunannya. Selain PT Medialand Internasional untuk single building Allianz Tower, pengembang kakap PT Ciputra Property Tbk sedang merampungkan superblok hijau Ciputra World seluas 5,5 hektare di Jl. DR. Satrio, Jakarta Selatan. Menurut Direktur Ciputra Property Arthadinata Djangkar, superblok yang menelan investasi sekitar Rp6 triliun ini telah mengadopsi standar bangunan hijau dari Green Building Council Indonesia (GBCI) dan sertifikasi green building Singapura. Di dalam superblok itu, akan terdapat sebuah mal seluas 130.000 m 2 , gedung perkantoran setinggi 38 lantai (60.000 m 2 ), satu menara apartemen 48 lantai sebanyak 306 unit, hotel Raffles seting- gi 52 lantai (171 kamar), serta 88 unit kondominium. Pengembangan superblok yang dimulai pada 2008 ini akan dituntaskan pada 2012. “Untuk konsep green building, kami menggunakan teknologi double glazing guna mengurangi suhu matahari serta sistem water recycling. GBCI menetap- kan Ciputra World sebagai pilot project untuk mendapatkan sertifikat hijau. Konsep bangunan hijau bagi superblok lebih sulit dan rumit dibandingkan dengan single building,” jelasnya. Menurut dia, implementasi bangunan hijau pada superblok Ciputra World akan berfokus pada gedung perkan- toran karena bangunan ini dinilai pal- ing sensitif terhadap pemborosan energi dan pencemaran lingkungan. Meski demikian, konsep bangunan hijau akan diintegrasikan kepada seluruh kawasan di dalam superblok. Dia mengklaim kendati alokasi lahan superblok mencapai 5,5 ha, lahan yang digunakan untuk bangunan hanya mencapai 40% atau hanya setara dengan 2,2 ha. Adapun, sisa lahan akan dipakai untuk ruang terbuka, penghi- jauan dan resapan air. “Tingkat resapan air di kawasan ini telah dialokasikan lebih dari 30%,” katanya. ([email protected]) Bangunan hijau, sentuhan atraktif selamatkan Bumi Ingin nyaman harus berani bayar mahal Tren gedung konvensional akan ditinggalkan “Penghematan energi ini akan ikut memban- tu mengurangi emisi CO2 dalam gedung.” Hotel Sensa Ciwalk di Bandung Resort Maya Ubud di Bali Proyek Perpustakaan UI di Depok Allianz Tower FOTO-FOTO: REPRO FOTO-FOTO: REPRO

Transcript of PROPERTI - ftp.unpad.ac.idftp.unpad.ac.id/koran/bisnis/2010-10-30/bisnis_2010-10-30_020.pdf · pan...

Page 1: PROPERTI - ftp.unpad.ac.idftp.unpad.ac.id/koran/bisnis/2010-10-30/bisnis_2010-10-30_020.pdf · pan bangunan hijau (green building) ... dan faktor-faktor lain ... mengadopsi konsep

PROPERTIPROPERTIBisnis Indonesia, Sabtu, 30 Oktober 2010

OLEH YUSUF WALUYO JATIWartawan Bisnis Indonesia

Perubahan iklim telahdianggap sebagai tantang -an paling serius yang di ha -dapi penduduk dunia pa daabad ke-21. Sejumlah buktimemperlihatkan ma salahpemanasan global da lam50 tahun terakhir justru

diakibatkan ulah manusia.

Berbagai upaya ditempuhuntuk memangkas dam -pak pemanasan global.Di sektor properti, parapakar dan praktisi sepa-kat memulai kampanye

panjang tentang arti penting penera-pan bangunan hijau (green building)di kota-kota besar.

Pesatnya pertumbuhan pendudukdi perkotaan menimbulkan tuntutanyang tinggi untuk sarana dan prasa -ra na perkotaan mengingat mayoritaspenduduknya menghabiskan seba-gian besar aktivitasnya di dalam ge -dung baik perkantoran, pabrik, per-tokoan, maupun sekolah.

Namun, dalam setiap proses pem-bangunan dan pengoperasiannya, se -tiap gedung selalu menimbulkandampak terhadap lingkungan alami.Green Building Council Indonesia(GBCI) mencatat dampak dari ba -ngunan gedung rerata mengeluarkan30% emisi CO2, sekitar 17% air ber -

sih, konsumsi kayu (25%), energi(30%-40%), dan faktor-faktor lainhingga 100%.

“Memburuknya lingkungan perko-taan harus dipelajari dan diantisipasidengan menciptakan bangunan [per -kotaan] yang lebih bisa mereduksipemanasan global dan kerusakanlingkungan baik untuk kantor, maldan kawasan bisnis, sekolah, hinggarumah sakit,” kata Ketua UmumGBCI Naning Adiwoso.

Implementasi kaidah bangunanhijau yang hemat energi, air, lahan,material, terpeliharanya kesehatanudara dalam ruan-gan serta pengelo-laan lingkungansecara bijakdiyakini akanmemberikan kon-tribusi nyata padakeberlanjutankota.

Kata kunci untuk memahami carakerja logika bangunan hijau bolehdibilang sangat sederhana yakniefisiensi, proteksi dan inovasi berba-sis lingkungan dan pemeliharaanyang berkelanjutan (environmental& sustainable development/ESD).

Konsep ESDYosef Lim, Business & Operation

Manager dari G-Energy Global PteLtd, Singapura, menjelaskan konsepESD melingkupi lima area yaknipeng hematan energi, air, perlindung -an lingkungan, kualitas udara dalamlingkungan yang baik serta inovasifitur-fitur hijau.

Konsep ESD pada dasarnya terbagidua pengertian besar yakni passivedesign dan active design. Desain pa -sif menekankan pada desain gedungdari sisi arsitektural untuk memini-malkan energi panas matahari kedalam gedung.

Kondisi ini dapat disiasati denganmeletakkan gedung menghadaputara dan selatan, memperkecil rasiokaca dan dinding de ngan penggu-naan material glazing yang dapatmereduksi panas matahari denganbaik sehingga penggunaan mesinpeng kondisi udara (air

conditioner/AC)dapat direduksi.

“Jakarta adalahkota di negara tropissehingga penggu-naan energi un tuksistem pendingingedung dapat men-capai 60%. Jika pas-

sive design ditetapkan maksimal,pemborosan energi listrik dapat dice-gah,” terang nya.

Adapun, desain aktif berfokus pa dastrategi efisiensi penggunaan per alat -an mekanik dan elektrik seperti sis-tem pendingin gedung, lampu, liftdan eskalator, serta ventilasi mekanis.

Agar lebih maksimal, Yosefmenya rankan penggunaan penyejukber basis air (water cooled chiller sys-tem) karena efisiensinya lebih baik30%-50% jika dibandingkan denganpe nye juk berbasis udara (air cooledchiller system).

Untuk lampu (lighting) dapat di -guna kan jenis T5 dengan electronic

ballast dan LED. Penggunaan lampuT5 dapat menghemat 40% diban -ding kan dengan lampu T8 denganmagnetic ballast. “Penghematanener gi ini akan ikut membantu me -ngurangi emisi CO2 dalam gedung,”ujarnya.

Untuk menanggulangi krisis airbersih dan penghematan air, sangatdianjurkan memakai alat jenis fittingwater misalnya dengan memanfaat -kan air hujan yang ditampung de -ngan kapasitas tertentu untuk me -nyirami tanaman.

Sistem ini bahkan bisa mendaurulang air buangan hingga standartertentu agar dapat dipakai lagi baikuntuk menyiram tanaman maupunmembersihkan toilet (flashing watercloset).

Konsep berbasis gedung hijau jugamemperhatikan proses pekerjaanpem bangunan pada saat proyek ber -langsung seperti pemilihan bahanma terial bangunan yang akrab ling -kungan seperti penggunaan cat un tukinterior gedung yang rendah unsurkimiawi (volatile organic compound/ -VOC). Tingginya kadar VOC dapatmembahayakan kesehatan manusia.

Dari sisi penghijauan, jenis pohonyang dianjurkan adalah yang memi-liki radius antara dahan dan dauncukup lebar atau di atas 2 meterseperti pohon trembesi dan bintaro.Po hon jenis ini diklaim dapat mem-berikan efek teduh lebih baik danlebih cepat menetralisir CO2.

“Dengan basis pengertian ini, ge -dung-gedung dengan area hijau yangluas [banyak pohon] belum dapatdikatakan sebagai green building se -lama tak memenuhi kaidah-kaidahhe mat energi, air, bersahabat denganlingkungan, memiliki sistem peng -ope rasian yang berkesinambunganserta memperhatikan kualitas udaradalam ruangan,” jelasnya.

Bangunan hijau JakartaLeads Property, konsultan properti

Indonesia, mencatat dari sekitar 150gedung bertingkat di kawasan segiti-ga emas Jakarta, ternyata kurangdari 6,67% atau tak sampai 10gedung yang benar-benar konsistenmenerapkan konsep bangunan hijau.

“Beberapa di antaranya adalahGan daria 8 yang telah mendapatkansertifikasi emas, Allianz Tower diKuningan, WTC II [Sudirman] hing-ga Menara Karya. Jika ditotal, ge -dung-gedung yang berinisiatif me -nerapkan konsep bangunan hijau se -cara penuh mungkin tak sampai 10buah,” katanya.

Menara Allianz yang dikembang -kan PT Medialand Internasional,anak usaha Medialand Grup milikKelompok Kompas Gramedia (KKG),jelasnya, menjadi salah satu proyekpercontohan gedung perkantoranyang menetapkan konsep hijau se -

cara penuh.Direktur Utama Medialand Inter -

na tional Teddy Surianto mengatakannilai investasi gedung berketinggian28 lantai itu mencapai Rp500 miliar.Proyek yang mulai dibangun pada 5Juli 2009 akan beroperasi komersialpa da 28 Februari 2011.

“Sebagai ikon baru di kawasanKu ningan [Jakpus], Allianz Towerberpegang teguh pada prinsip-prinsipdesain ESD. Di masa depan, konsepbangunan hijau tak hanya akanmenjadi tren tapi sudah menjadi ke -butuhan. Jadi, perlu diperbanyak,”ujarnya.

Dari sisi investasi, harga gedunghijau relatif lebih mahal jika diban-dingkan dengan gedung konvensio -nal. Namun, investasi yang mahalhanyalah sebagai akibat dari biayaawal (initial cost) sesaat, karenamanfaat penghematan justru akandirasakan dalam jangka panjang.

“Investasi gedung-gedung yang takmengadopsi konsep hijau justru ter -kesan murah pada awalnya, tapi se -telah 15 tahun baru terasa sangatmahal karena terbebani biaya pe -meliharaan yang besar. Ini bertolak-belakang dengan gedung berkonsephijau. Tak lama lagi, konsep gedungkonvensional akan ditinggalkan,”katanya.

Budiman Hendropurnomo,Arsitektur Allianz Tower dari DentonCorker Marshall, menjelaskan kon-sep ESD yang dianut Allianz Towertampak jelas dari orientasi massabangunan. Menurut dia, menara inididesain langsing pipih di bagiantimur dan barat untuk mengurangiterik dan panas matahari.

Dari sisi resapan alami, sistem

basement menara ini dibuat sekecilmungkin sehingga lebih dari 70%dari seluruh luas tanah dapat di -pakai sebagai resapan air hujan un -tuk mengurangi dampak banjirJakarta.

Pada saat bersamaan, penerapanwater recycling dari air hujan dan airko tor dapat mengurangi jumlah airyang dibuang ke sungai. “PemprovDKI sendiri hanya menganjurkan30% untuk resapan air, sedangkankami mencapai 70%,” jelasnya.

Desain pasif bangunan ini jugaterlihat dari pemakaian teknologidouble glazing untuk kulit luargedung. Sistem ini merupakan kom-binasi antara 8 mm reflective glassdan 6 mm clear glass yang dipasangde ngan 12 mm ruang hampa udaradi tengahnya.

Teddy menambahkan apabila kon-sep gedung hijau Allianz Tower dite-tapkan secara penuh, dia yakin akanmeningkatkan kenyamanan peng -huni nya. “Jika penghuni merasanyaman, produktivitas bekerja akanmeningkat dan tingkat stres ikutberkurang,” katanya.

Slogan go green atau save our earthkiranya bukan lagi omong ko song.Sudah saatnya generasi manusia abadke-21 bahu-membahu me nyelamat -kan bumi dari bencana yang kitabuat sendiri dan demi menekan risikostres manusia mo dern.

Konsep bangunan hijau adalahsalah satu tawaran alternatif palingatraktif, penuh perhitungan rasionaltanpa mengabaikan ekspresi estetikatingkat tinggi. Di sini, seni arsitekturjustru diberikan ruang sangat besaruntuk berimprovisasi sebebas-bebas-nya. ([email protected])

OLEH YUSUF WALUYO JATIWartawan Bisnis Indonesia

Tiga dasawarsa lalu, kita tak per-nah membayangkan adasebuah gedung pencakar la ngitdipenuhi tanaman yang

meram bat bebas dari atas ke bawah. Ada pula gedung-gedung jang kung

dengan desain arsitektur yang sangatunik dan tak lazim sehingga membuatkita berdecak kagum. Ke unikan arsitek-tural bangunan kontemporer itu diklaim telah meng adopsi konsep bangu-nan hijau ber dasarkan EDC (environ-mental & sustainable development).

Sebut saja gedung Anti Smog di Pa ris.Bangunan mahal berdesain futuristikyang dikembangkan pada 2007 ituberfungsi sebagai penyaring polusi

udara Paris. Dari sisi desain, gedung initerdiri dari dua bagian utama yaknigedung luar dan dalam (bagian perta-ma) serta bagian kedua berupa menaraangin (wind tower).

Menurut Vincent Callebaut, sangarsitek, di bagian dalam gedung terdap-at ruang- ruang untuk umum denganpelataran luas dengan kolam alamisebagai tempat untuk mempelajariekologi perkotaan dan pembaruan ener-gi. Adapun, ruang hijau di bagian atapuntuk menampung air hujan yangdapat digunakan di dalam bangunan.

“Sesuatu yang menjanjikan kenya-manan untuk jangka panjang pastimembutuhkan investasi yang mahal.Namun, manfaat positif yang diperolehdari bangunan hijau sangat banyak diantaranya biaya pemeliha raan gedung

yang lebih rendah, peng hematan ener-gi, dan peningkat an produktivitaskerja,” kata Yosef Lim, Business &Operation Manager dari G-EnergyGlobal Pte Ltd Singapore.

Di Indonesia, implementasi ba -ngunan hijau ternyata belum seketatne gara-negara pesaing seperti Singa puradan Malaysia. Sejak 2008, seluruh ban-gunan di Singapura harus memenuhipersyaratan bangunan hijau sedangkanMalaysia segera menyusul dalam waktudekat.

“Kalau para developer [pengembang]kita tidak aware mengadopsi konsepgreen building, lama-lama mereka akanshock karena ditinggalkan para pelang-gannya. Para pe langgan, yang mayori-tas dari perusahaan multinasional,mulai agresif mencari gedung-gedungyang comply dengan konsep bangunanhijau meski harganya lebih mahal,”paparnya.

Ciputra WorldNamun, sejumlah pengembang di

Jakarta diam-diam mulai menerapkankonsep hijau untuk bangunannya.Selain PT Medialand Internasio naluntuk single building Allianz Tower,pengembang kakap PT Cipu tra PropertyTbk sedang me ram pung kan superblokhijau Ciputra World seluas 5,5 hektaredi Jl. DR. Satrio, Jakarta Selatan.

Menurut Direktur Ciputra PropertyArthadinata Djangkar, superblok yangmenelan investasi sekitar Rp6 triliun initelah mengadopsi standar bangunanhijau dari Green Building Council

Indonesia (GBCI) dan sertifikasi greenbuilding Singapura.

Di dalam superblok itu, akan terdapatsebuah mal seluas 130.000 m2, gedungperkantoran setinggi 38 lantai (60.000m2), satu menara apartemen 48 lantaisebanyak 306 unit, hotel Raffles seting-gi 52 lantai (171 kamar), serta 88 unitkondominium. Pengembangansuperblok yang dimulai pada 2008 iniakan dituntaskan pada 2012.

“Untuk konsep green building, kamimenggunakan teknologi double glazingguna mengurangi suhu matahari sertasistem water recycling. GBCI menetap-kan Ciputra World sebagai pilot projectuntuk mendapatkan sertifikat hijau.Kon sep bangunan hijau bagi superbloklebih sulit dan rumit dibandingkandengan single building,” jelasnya.

Menurut dia, implementasi bangunanhijau pada superblok Ciputra Worldakan berfokus pada gedung perkan-toran karena bangunan ini dinilai pal-ing sensitif terhadap pemborosan energidan pencemaran ling kungan. Meskidemikian, konsep bangunan hijau akandiintegrasi kan kepada seluruh kawasandi da lam superblok.

Dia mengklaim kendati alokasi lahansuperblok mencapai 5,5 ha, lahan yangdigunakan untuk bangun an hanyamencapai 40% atau hanya setaradengan 2,2 ha. Adapun, sisa lahan akandipakai untuk ruang terbuka, penghi-jauan dan resapan air. “Tingkat resapanair di kawasan ini telah dialokasikanlebih dari 30%,” katanya.([email protected])

Bangunan hijau, sentuhanatraktif selamatkan Bumi

Ingin nyaman harus berani bayar mahal

Tren gedung konvensional akan ditinggalkan

“Penghematan ener giini akan ikut memban-tu me ngurangi emisiCO2 dalam gedung.”

Hotel Sensa Ciwalk di Bandung

Resort Maya Ubud di Bali

Proyek Perpustakaan UI di Depok Allianz Tower

FOTO-FOTO: REPRO

FOTO-FOTO: REPRO