Propaganda Kesehatan Lewat Media Sosial

36

Transcript of Propaganda Kesehatan Lewat Media Sosial

• Semua orang pasti ingin hidup sehat dan bahagia, apalagi di zaman dimana biaya pengobatan begitu mahal.

• Kesehatan ini menjadi sesuatu yang didambakan orang dan diperjuangkan mereka hari demi hari. Informasi soal kesehatan saat ini menjadi komoditi penting di tengah begitu hebatnya promosi dan propaganda obat dan treatment kesehatan di media massa.

• Sosial media di era modern saat ini menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa dipungkiri oleh siapa saja, di tengah bangsa Indonesia yang saat ini sedang „keranjingan social media” ini. Informasi baik yang buruk atau yang baik bersliweran di mana-mana, di social media termasuk juga bidang kesehatan

• Facebook, Path dan twitter dipenuhi oleh

beragam informasi tentang bagaimana gaya hidup, bagaimana teknik menjaga kesehatan, soal gizi dan kiat menghadapi penyakit berbahaya dan bagaimana mencegahnya.

• Di Facebook karena sifatnya yang anonym, dan segera, setiapp orang bisa dengan gampang menyampaikan informassi termasuk di bidang kesehatan, dan tidak terbatas apakah dia memang ahli atau tidak.

www.dokter.id

Salah satu trend baru dalam penyampaian informasi kesehatan adalah melalui social media. Sosial media menjadi sarana tercepat dan popular menyampaikan informasi khususnya di bidang kesehatan.

Salah satunya dilakukan oleh situs www.dokter.id. Situs ini banyak menyampaikan informasi praktis seputar kesehatan yang berguna bagi masyarakat

Situs dokter

Situs tersebut menyatakan “Konten, produk dan layanan yang ditawarkan di sini untuk mendidik konsumen tentang perawatan kesehatan dan masalah medis.

Konten, produk atau jasa harus dipertimbangkan dalam situs ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis, diagnosis atau perawatan profesional.

Berita bohong

Paper ini memang tidak membahas soal situs yang bagus dan proporsional saat menggambarkan atau menceritakan kesehatan tetapi justru “berita bohong” atau Hoax yang disebarkan lewat social media tanpa dilihat dulu kebenaran informasi yang disampaikan.

Pertanyaan yang hendak dijawab dalam paper ini, apa saja yang disebarkan dan apa sebenarnya tujuan dan fungsi dari kegiatan tersebut.

metodologi

Metode yang digunakan adalah content analysis yang digabungkan dengan wawancara mendalam pada mereka yang menyebarkannya. Paper ini memang tidak melakukan penelitian khalayak tetapi melakukan penyimpulan dari data yang ada yang ditunjang hasil wawancara

Media sosial

Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein ,media sosial adalah "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content"

Tanpa gatekeeper

Kaplan menulis itu pada tahun 2010 dalam karya berjudul "Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media". Konsep pentingnya adalah lewat social media semua orang yang terlibat bisa bertukar informasi dan bisa mendistribusikan pendapat secara langsung tanpa harus melalui “gatekeeper” sebagaimana yang sering dilakukan di era media massa tradisional.

Tanpa palang pintu

Berbeda dengan media tradisional yang memiliki editor atau redaktur sebagai penjaga “palang Pintu” informasi, dalam social media user atau siapapun komunikan yang mendapat informasi bisa bertindak sebagai “judge” juga dan bisa menyebarkan lagi informasi tersebut terlepas apakah informasi yang disampaikan itu benar atau salah.

Ajang pencitraan diri Bahkan di era sekarang, media sosial tidak hanya

dimanfaatkan untuk berbagi informasi dan ins pirasi, tapi juga ekspresi diri (self expression), "pencitraan diri" (personal branding), dan ajang "curhat" bahkan keluh-kesah dan sumpah-serapah. Status terbaik di media sosial adalah update status yang informatif dan inspiratif. (www.romelteamedia.com).

Bagaimana kalau beritanya bohong? Persoalannya adalah bagaimana kalau berita yang

disampaikan keliru, atau berita yang disebarkan belum bisa diklarifikasi?

Apalagi apabila bicara soal kesehatan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Bahaya apabila informasi yang salah itu diyakini sebagai kebenaran tunggal dan tidak dikritisi secara memadai.

Foto palsu Contoh foto dibawah ini sangat jelas menggambarkan

apabila tidak kritis informasi yang disampaikan menjadi keliru. Foto dibawah ini menggambarkan seorang anak yatim piatu yang terpaksa tidur di tengah kuburan ayah dan ibunya, padahal sesunguhnya foto ini adalah bersifat “fake” atau palsu karena foto ini diambil dalam sebuah kegiatan seni fotografi.

hoax Nama: Dumb Cane atau Dieffenbachia

Ini tanaman yang kita miliki di rumah kami dan kantor sangat berbahaya Tanaman ini biasa tumbuh di Rwanda!, Ini adalah racun mematikan, yang paling khusus untuk anak-anak. Hal ini dapat membunuh seorang anak dalam waktu kurang dari satu menit dan dewasa dalam 15 menit . Ini harus dicabut dari kebun dan dibawa keluar dari kantor. Jika tersentuh, jangan pernah seseorang sampai tersentuh matanya, karena dapat menyebabkan kebutaan parsial atau permanen.

HOAX Foto ini banyak beredar dan dipakai untuk banyak

hoax, termasuk di antaranya diklaim sebagai ‘korban pembantaian muslim Rohingya’. Aslinya ini adalah adegan dalam film Nepal “Shirish Ko Phool”. Link ke rangkaian foto dari film yang dirilis produsernya: http://www.rsch.tuis.ac.jp/~ito/shirish/skp_release_photos/skp_release_photos.html

ANCAMAN HUKUMAN Pelaku penyebar hoax bisa terancam pasal 28 ayat 1

dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE.)

Di dalam pasal UU ITE ini disebutkan, setiap orang yang dengan sengaja dan atau tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, ancamannya bisa terkena pidana maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 1 miliar.

Sebar kebencian? Foto ini banyak digunakan oleh sebagian kalangan Muslim

untuk menyebarkan kebencian terhadap non muslim, terutama Kristen, dengan disertakan kalimat-kalimat semacam “korban kekejaman xxx” atau “Muslim dibakar hidup-hidup”. Nyatanya, foto ini juga dipergunakan sebagian kalangan Kristen untuk mendiskreditkan Islam, juga dengan menyertakan kalimat-kalimat kebencian, terutama mengarah pada gerakan Boko Haram di Afrika, sebagaimana kalimat yang terlihat di bagian atas gambar tersebut.

Gambar yang sama dengan ukuran lebih kecil juga disalahgunakan untuk menunjuk penindasan terhadap etnis Rohingya oleh penganut Buddha di Myanmar.

Foto ini diambil di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah, tanggal 3 Juli 2010. Jenazah-jenazah tersebut adalah jenazah korban-korban ledakan tanker bahan bakar

Sebar kebencian Foto ini, dan juga banyak foto lainnya, banyak muncul saat

merebaknya konflik di Myanmar antara etnis Muslim Rohingya dengan penganut Buddha. Kalimat yang disertakan biasanya memancing kebencian terhadap agama & penganut Buddha, serta mendiskreditkan para bhiksu Buddha dengan mengklaim bahwa gambar ini adalah bukti pembantaian mereka terhadap Muslim.

Ini adalah foto peristiwa pasca gempa di China, bulan April 2010, dimana para bhiksu berjibaku membantu para korban gempa yang saat itu menewaskan ribuan orang.

Contoh Hoax di kesehatan HATI-HATI, BUMBU MIE INSTANT TIDAK BOLEH DIMASAK !!!

PERINGATAN BAGI KITA SEMUA BAHWA MIE INSTANT TIDAK BOLEH DIMASAK BERSAMAAN DENGAN BUMBUNYA, KARENA MSG (MONO SODIUM GLUTAMAT) BILA DIMASAK DI ATAS 120C AKAN BERPOTENSI MENJADI KARSINOGEN, PENCETUS KANKER.

PERHATIKAN SEMUA KEMASAN MIE INSTAN, KEBANYAKAN PROSEDURNYA MASAK MIE DULU BARU DITABURI BUMBU. BUMBU DI TARUH DI MANGKOK DULU.

JADI JANGAN PERNAH MASAK MIE BESERTA BUMBUNYA! BAHAYA !!!

Tidak jelas sumbernya Kelihatannya informasi yang disampaikan valid karena

disertakan link dibawah informasi tersebut dan dibumbui dengan kata-kata “ Jika anda tidak Percaya”…. Tetapi apabila ditelusur lebih jauh dari link yang disampaikan tidak juga disertakan siapa sumber yang bisa menjamin bahwa informasi itu benar. Tak ada satupun penelitian yang telah dilakukan yang memperkuat ancaman tersebut.

Wawancara narasumber Menurut narasumber yang penulis wawancarai , Ibu

Yuyun Handayani seorang ibu rumah tangga di Tangerang, dia merasakan terbantu dari informasi tersebut dan dia menyebarkan dan memberikan salinan berita tersebut kepada seluruh kaluarga yang dia sayangi.

“ Saya sebarkan via group Whatsapp dan BBM, karena informasi itu amat bermanfaat.Saya juga sering menerima informasi semacam itu dan kemudian saya sebarkan kepada teman-teman dan keluarga,” ( Handayani, 2015).

yakin Narasumber sendiri merasa yakin bahwa informasi

yang disampaikan itu benar sehinga dia menyebarkan langsung seketika setelah dia menerima informasi tersebut di handphonenya.

“ Saya percaya karena ada link di bagian bawah, jadi berita itu bukan berita bohong” ujarnya, meski mengaku tak sempat menelusur langsung kebenaran informasi tersebut dari lembaga yang memang punya wewenang soal itu.

Mengapa? Berita Hoax yang beredar di dunia maya memang sangat

digemari, apalagi menyangkut soal kesehatan. Mengapa? Menurut, situs resmi Dinas Kesehatan Provinsi Jogja, berita kesehatan amat penting. Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi manusia. Semua orang peduli dengan kesehatannya. Isu apa pun tentang kesehatan pasti akan menarik perhatian banyak orang.

Terlebih lagi jika ada isu tentang sesuatu yang membahayakan kesehatan. Isu seperti ini akan menarik perhatian masyarakat. Tanpa perlu bukti ilmiah: sebagian besar atau malah seluruh pembaca tulisan ini pasti pernah mendapatkan broadcast message baik melalui Facebook, BBM, WhatsApp, SMS, e–mail maupun membaca tulisan di social media berkaitan dengan isu–isu tersebut.

LOGIKA HARUSNYA ADA Logika berpikir kita sebagai konsumen atau sebagai

komunikan dalam sebuah proses komunikasi harusnya berfungsi saat menerima informasi sesat seperti itu, apabila informasi itu memang benar tentunya ada himbauan atau pernyataan dari lembaga resmi semacam BPOM yang memang ditugasi untuk mengawasi hal seperti ini.

Konsep 5 W + 1 H Konsep dasar jurnalistik seperti Unsur 5 W+ I H ( Who

what why, where dan When serta How ) ( wahjuwibowo,2015:28), tidak ada dalam berita-berita Hoaxs semacam itu.

Katakanlah dalam berita di atas, unsure terpenting dalam pemberitaan tersebut yaitu unsure WHO atau siapa yang menjadi sumber dari informasi tersebut tidak dijelaskan. Apakah informasi itu bisa dipercaya apabila tidak ada sumber yang bisa bertanggungjawab apabila ada keluhan atau keberatan atas informasi tersebut.

Verifikasi penting Menurut Bill Kovac dalam bukunya Sembilan Elemen

Jurnalisme unsure ferifikasi menjadi hal yang utama dalam pemberitaan di media massa. Kovach menawarkan lima konsep dalam verifikasi yang seharusnya juga dimilki oleh kita masyarakat saat meneima sebuah infomasi dan hendak menyebarkannya kembali.

Yang pertama janganlah kita menambah atau mengarang apapun, jangan menipu dan menyesatkan pembaca dan pemirsa maupun pendengar, Bersikaplah transparan mungkin dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi anda dalam melakukan reportase, dan bersandarlah pada hasil reportasi anda sendiri dan bersikaplah rendah hati.

• Artinya sebelum kita menyampaikan informasi termasuk di dalamnya informasi yang terkait dengan unsure kesehatan, kita perlu melakukan intropeksi dalam diri sendiri, apakah kita melihat sendiri kejadiannya?

• Apakah kita benar-benar membuktikan kebenaran informasi tersebut dan bertanya-tanya dalam hati apakah perlu kita menyiarkan informasi tersebut dan apa manfaatnya buat orang lain”? Kalau itu dilakukan maka anda sudah menerapkan ketahanan komunikasi di bidang kesehatan.

DAFTAR BACAAN Kovach,Bill dkk, 2001. Sembilan Elemen Jurnalistik Wahjuwibowo, Indiwan seto, 2015, Pengantar Jurnalistik Teknik

Praktis Menulis berita,artikel dan Feature , PT Matana Publishing Tangerang

Yuyun Handayani, (2015) wawancara degan penulis , 31 agustus 2015

Yudisetyawan (2015) wawancara dengan penulis, 2 September 2015

Situs Dinkes Provinsi DIY http://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detil_berita/709-opini-hoax-disinformasi-paling-digemari)

Situs http://biglawnewsline.com/2015/01/theres-a-spectacular-secret-you-havent-been-told-about-the-viral-image-of-the-boy-sleeping-between-the-graves-of-his-parents.html

Dr Indiwan seto wahjuwibowo dan Dr Yoyoh Hereyah M.Si adalah pasangan suami istri yang sama-sama menekuni bidang komunikasi meski bekerja di kampus yang berbeda. Indiwan seto bekerja sebagai dosen Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara Tangerang Banten, sedangkan Yoyoh Hereyah adalah Ketua Bidang Marketing Komunikasi pada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana Jakarta.