Proosal Pendampingn Terpadu Penyuluh

35
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia memberikan sumbangan cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, sumbangan devisa dan juga memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk yang ada di pedesaan serta menyediakan bahan pangan bagi penduduk. Untuk meningkatkan produksi dari pertanian khususnya beras sebagi kebutuhan pangan penduduknya yang terus meningkat, dipacu dengan peningkatan kebutuhan nasional yang semakin lama meningkat khususnya untuk kebutuhan beras. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertumbuhan penduduk dan pola makan mengkonsumsi beras semakin menigkat seiring dengan kesejahteraan penduduk di indonesia. Pembanguan pertanian sejak tahun 1960-an mengintroduksikan berbagai program. Berbagai program telah dilaksanakan antara lain Demonstrasi Massal Swasembada Beras (Demas SSB), Bimbingan Massal (Bimas), Intensifikasi Khusus (Insus), Supra Insus dan sebagainya. Melalui berbagai program tersebut,diperkenalkan berbagi teknologi baru untuk peningkatan hasil pertanian dan ditumbuhkan kerja sama petani untuk bercocok tanam secara baik dan bergabung dalam kelompok tani untuk mengatasi masalah bersama antara kelompok tani dan penyuluh pertanian. Seiring

description

ffff

Transcript of Proosal Pendampingn Terpadu Penyuluh

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSektor pertanian di Indonesia memberikan sumbangan cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, sumbangan devisa dan juga memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk yang ada di pedesaan serta menyediakan bahan pangan bagi penduduk. Untuk meningkatkan produksi dari pertanian khususnya beras sebagi kebutuhan pangan penduduknya yang terus meningkat, dipacu dengan peningkatan kebutuhan nasional yang semakin lama meningkat khususnya untuk kebutuhan beras. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertumbuhan penduduk dan pola makan mengkonsumsi beras semakin menigkat seiring dengan kesejahteraan penduduk di indonesia.Pembanguan pertanian sejak tahun 1960-an mengintroduksikan berbagai program. Berbagai program telah dilaksanakan antara lain Demonstrasi Massal Swasembada Beras (Demas SSB), Bimbingan Massal (Bimas), Intensifikasi Khusus (Insus), Supra Insus dan sebagainya. Melalui berbagai program tersebut,diperkenalkan berbagi teknologi baru untuk peningkatan hasil pertanian dan ditumbuhkan kerja sama petani untuk bercocok tanam secara baik dan bergabung dalam kelompok tani untuk mengatasi masalah bersama antara kelompok tani dan penyuluh pertanian. Seiring dengan kondisi di atas, penyuluhan pertanian juga ikut berubah, yang awalnya menekankan pada bimbingan kepada petani dalam berusahatani yang baik dan benar, berubah menjadi tekanan pada alih tehnologi, yakni mengusahakan agar petani mampu meningkatkan produktivitas dan produksinya, dan menekankan pada tercapainya target produksi padi, baik target nasional, daerah maupun lokal (Tjitropranoto, 2003). Program tersebut dikenal dengan revolusi hijau dan telah mampu mewujudkan Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Hal ini merupakan prestasi besar karena Indonesia dikenal sebagai pengimpor beras terbesar di dunia pada tahun 1974 yang mencapai lebih dari satu juta ton (Rusli, 1989). Sebutan negara swasembada pangan ini semakin memudar seiring menurunnya produksi pertanian karena rendahnya minat masyarakat pada sektor ini yang berikutnya dilihat dari luas wilayah indonesia yang sudah beralih fungsi dari sektor pertanian ke sektor lain.Untuk meningkatkan produktifitas disektor pertanian berbagai kebijakan antara lain pembukaan lahan baru, diversifikasi pangan, teknologi baru, dan lain sebagainya. Akan tetapi nyatanya dalam perjalanan tujuan yang diinginkan tidak pernah tercapai. Dilihat dari impor beras dari vietnam dan thailand yang terus masuk di indonesia. Ini menunjukan bahwa progran dari pemerintah belum tercapai sesuai dengan harapan. Masalah pemenuhan kebutuhan beras juga diiringi dengan masalah kebutuhan lainya yang masih impor dari negara lain seperti jagung, kedelai dan gula. Pemerintah yang awalnya hanya memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan akan beras, menjadi bertambah dengan kebutuhan bahan pangan pokok lainnya. Disamping sejumlah kendala tersebut, pertanian kita ke depan juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi, antara lain: masyarakat Ekonomi ASEAN, otonomi daerah dan dinamika pasar pangan. Dalam menghadapi kendala dan tantangan yang ada, keberadaan program Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi, Jagung dan kedelai sangant penting. Kabinet Kerja telah menetapkan Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai yang harus dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan. Program ini merupakan sarana petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran dan pengamatan langsung, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan serta mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi, terutama dalam usahatani padi dengan mengkaji secara bersama kelompok petani. Kegiatan swasembada pagan (UPSUS) diharapkan mampu memperbaiki pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya inovasi teknologi dengan benar yang didasarkan pada prinsip partisipatif. Prinsip kedua spesifik lokasi dalam penerapan teknologi perlu disesuaikan dengan lingkungan sosial, budaya dan ekonomi petani setempat. Prinsip ketiga terpadu antara sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu dan berkelanjutan. Prinsip keempat sinergis atau serasi dalam pemanfaatan teknologi terbaik memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung. Prinsip kelima dinamis, penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan iptek serta kondisi sosial ekonomi setempat.Untuk itu peran penting dari penyuluh, mahasiswa dan babinsa sebagi penggerakkan para petani pelaku utama untuk dapat menerapkan teknologi yang sesuai dalam peningkatan produksinya. Oleh karena itu pada kegiatan magang ini, saya selaku mahasiswa akan berusaha untuk mempelajari, meneliti dan memahami mengenai Program Pencapaian Swasembada Pangan Padi, Jagung dan Kedelai. Yang merupakan program pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas di sektor pertanian dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia. Pada kegiatan program ini kami dapat memahami dan belajar menyesuiakan diri pada lingkungan kerja secara nyata dan bisa berpartisipasi dalam menjalankan dan mewujudkan program yang dicanangkan oleh pemerintah di tahun 2015.1.1 Tujuan Kegiatan Magang Kerja Adapun tujuan dilaksanakannya magang kerja ini adalah :a. Meningkatkan keterampilan mahasiswa didunia kerja terkait dengan pertanian khususnya Program Studi Agribisnis b. Melatih mahasiswa dilapangan untuk aspek pertanian maupun segala hal didalamnya yang tidak tercakup dalam proses perkuliahan.c. Melatih mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja sebagai bekal selepas memperoleh gelar Sarjana untuk terjun ke masyarakat.d. Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pengalaman kerja sektor pertanian yang relevan dengan profesi yang akan diembannya dimasyarakat.

1.2 Tujuan Khususa. Mengetahui partisipasi yang dilakukan petani dalam kinerja yang berkaitan dengan Program Pencapaian Swasembada Pangan Padi, Jagung dan Kedelai.b. Mengetahui dan mempelajari peranan tenaga penyuluhan pertanian dalam menjalankan Program Swasembada Pangan Padai, Jagung dan Kedelai yang dicangkan oleh pemerintah di tahun 2015.c. Dalam kegiatan Magang Kerja yang akan dilaksanakan yaitu mahasiswa peserta Magang Kerja ingin mengetahui kegiatan kerja yang dilakukan di Program Pencapaian Swasembada Pangan Padi, Jagung dan Kedelai selama kurang lebih tiga bulan terutama partisipasi petani setelah menerima program ini.

1.3 Sasaran Kompetensi yang Diharapkana. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengorganisasi (mengelola) sistem dan usaha agribisnis secara berkelanjutan berdasarkan etika bisnisb. Mampu mengimplementasikan (menerapkan) dan mengembangkan agribinis berbasis pertanian berkelanjutan serta berkomunikasi dan menjalin kerjasama secara efektif.c. Mampu mengidentifikasi permasalahan, memfasilitasi, memediasi dan mengembangkan kapasitas masyarakat agribisnis dalam sistem sosial, ekonomi dan nilai-nilai budaya lokal.d. Mampu belajar sepanjang hayat, dan mampu berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem agribisnis yang berkelanjutan.

1.4 Manfaat Magang Kerja1.4.1. Bagi Mahasiswaa. Untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara teori di perkuliahan dengan aplikasi praktis di lapang.b. Untuk dapat menguji kemampuan pengembangan karir dengan tujuan yang realistis.c. Untuk dapat mengembangkan kebiasaan bekerja secara profesional.d. Untuk dapat mengenal dan belajar dengan tenaga-tenaga profesional di bidang pertanian.e. Untuk dapat menyiapkan diri dalam fase transisi menjadi tenaga penuh waktu kerja setelah lulus.

1.4.2. Bagi Jurusana. Dapat meningkatkan hubungan untuk kepentingan masyarakat luas dan mendorong dukungan masyarakat untuk program-program pendidikan tinggi pertanian.b. Dapat mendemonstrasikan kepedulian pihak penyelengara program dalam pendidikan pertanian dan menunjukkan dukungannya melalui kinerja individualitas mahasiswa dalam dunia kerja.c. Dapat mengembangkan sinergis para pihak yang bergerak di industry pertanian untuk memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Pendampingan Upaya Khusus (Upsus) Swasembada Padi, Jagung dan KedelaiMelalui program Upsus tiga komoditas utama padi jagung kedelai (pajale), pemerintah Presiden Jokowi sangat bertekad untuk mensukseskan kedaulatan pangan dalam 3 tahun ini, yaitu pada tahun 2017. Pada kegiatan Upsus pajale, segala strategi dan upaya dilakukan untuk peningkatan luas tanam dan produktivitas di daerah-daerah sentra produksi pangan. Operasioanalisasi pencapaian target di lapangan benar-benar dilaksanakan secaraall inuntuk mensukseskan program yaitu dengan penyediaan dana, pengerahan tenaga, perbaikan jaringan irigasi yang rusak, bantuan pupuk, ketersedian benih unggul yang tepat (jenis/varietas, jumlah, tempat, waktu, mutu, harga ), bantuan traktor dan alsintan lainnya yang mendukung persiapan, panen dan pasca panen termasuk kepastian pemasarannya.Program Upsus dilaksanakan serentakdi beberapa provinsi di Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah dan Jawa Timur.Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) diminta untuk mengaplikasikan teknologi unggulan yang sudah dimilikinya untuk mendukung suksesnya program Upsus terutama dalam hal penyediaan benih unggul serta teknik-teknik budidaya pajale dan SDM untuk pendampingan produksi (Kurniawan, 2015). Program tersebut diharapkan dapat dicapai pada tahun 2017 dengan target produksi tahun 2015 padi73,4 juta ton atau peningkatan 2,21%, jagung 20 juta ton atau peningkatan 5,57%, dan kedelai 1,2 juta ton atau peningkatan 26,47%.Untuk mewujudkan target produksi di atas, telah ditetapkan upaya khusus peningkatan produksi dengan kegiatan sebagai berikut:1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), untuk menjamin ketersediaan air yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman padi, jagung dan kedelaiyang optimal.2. Penyediaan alat dan mesin pertanian berupa traktor roda dua, alat tanam (rice transplanter), dan pompa air untuk menjamin pengolahan lahan, penanaman, dan pengairan yang serentak dalam areal yang luas.3. Penyediaan dan penggunaan benih unggul, untuk menjamin peningkatan produktivitas lahan dan produksi.4. Penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang, untuk menjamin pertumbuhan tanaman padi, jagung dan kedelai yang optimal.5. Pengaturan musim tanam dengan menggunakan Kalender Musim Tanam (KATAM), untuk menjamin pertumbuhan tanaman padi, jagung dan kedelaiyang optimal, dan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim yang menyebabkan gagal panen.6. Pelaksanaan Program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT). Dalam implementasi kegiatan tersebut, diperlukan tenaga pendamping yang energik untuk berpartisipasi aktif dalam membantu peningkatan kinerja penyuluh pertanian. Upaya tersebut patut didukung dengan implementasi secara nyata di lapangan dengan memberikan perhatian yang serius dari semua pihak, termasuk perguruan tinggi sebagai komunitas masyarakat akademis, dalam hal ini adalah civitas akademika yang terdiri atas dosen dan mahasiswa. Selain itu juga didukung oleh alumni dan tenaga pemantau/Supervisor (Faperta UGM, 2014).

2.1.1 Fungsi Pendampingan Program Upaya Khusus (Upsus) Swasembada Padi, Jagung dan Kedelaia. Memberikan petunjuk dan acuan pelaksanaan pengawalan dan pedampingan secara terpadu upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai; b. Meningkatkan kinerja penyuluh pertanian, mahasiswa dan babinsa dalam melakukan pengawalan dan pendampingan secara terpadu kepada para petani dalam upaya pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;c. Meningkatkan produksi dan produktivitas dalam pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung, serta swasembada kedelai.

2.1.2 Sasarana. Penyuluh Pertanian (PNS, THL-TB Penyuluh Pertanian, Penyuluh Swadaya) dan mahasiswa yang ditugaskan melakukan pengawalan dan pendampingan kegiatan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai dalam pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai.b. Babinsa yang ditugaskan melakukan pendampingan kegiatan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. 2.1.3 PengertianPengertianDalam Pedoman Umum ini yang dimaksud dengan :a. Pengawalan penyuluh adalah kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian secara intensif kepada pelaku utama yang belum atau sedang mempertimbangkan dalam memanfaatkan inovasi teknologi pertanian agar dapat menerapkan sesuai dengan rekomendasi.b. Pendampingan penyuluh adalah kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh kepada pelaku utama yang telah menerapkan inovasi teknologi pertanian agar dapat mengadopsi serta mengembangkannya secara mandiri dan berkelanjutan.c. Pengawalan dan Pendampingan Terpadu adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian, mahasiswa dan babinsa dalam rangka mendukung kegiatan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai dalam Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai.d. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.e. Jaringan Irigasi adalah saluran dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi.f. Pengembangan/Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan pembangunan baru, peningkatan, dan/atau perbaikan/penyempurnaan jaringan irigasi guna mengembalikan/meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula sehingga menambah luas areal tanam dan/atau meningkatkan intensitas pertanaman. g. Optimasi Lahan adalah upaya peningkatan Indeks Pertanaman dan produktivitas padi, jagung dan/atau kedelai pada lahan sawah dan non sawah melalui penyediaan prasarana dan sarana pertanian.h. Sawah adalah lahan usaha tani yang secara fisik permukaan tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, sehingga dapat ditanami padi dengan sistem genangan/tadah hujan atau pengairan berselang.i. Indeks Pertanaman (IP) adalah frekuensi penanaman pada sebidang lahan pertanian untuk memproduksi padi, jagung dan/atau kedelai dalam kurun waktu satu tahun.j. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) adalah suatu pendekatan inovatif dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui perbaikan sistem/pendekatan dalam perakitan paket teknologi yang sinergis antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani serta bersifat spesifik lokasi.k. Perluasan Areal Tanam Kedelai (PAT-Kedelai) adalah perluasan areal tanam kedelai pada lahan-lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanami kedelai atau dulu pernah ditanami kedelai tetapi sekarang tidak ditanami lagi (peningkatan IP) bisa pada lahan sawah beririgasi, sawah tadah hujan, lahan pasang surut-rawa, lahan kering, lahan perhutani dan lain-lain.l. Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT Jagung) adalah perluasan areal tanam jagung pada lahan-lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanami jagung atau dulu pernah ditanami jagung tetapi sekarang tidak ditanami lagi (peningkatan IP) bisa pada lahan sawah beririgasi, sawah tadah hujan, lahan pasang surut-rawa, lahan kering, lahan perhutani dan lain-lain.

2.2 Ruang Lingkup, Strategi, Dan Indikator Kinerja UPSUS PAJALE2.2.2 Ruang Lingkup KegiatanPengawalan dan pendampingan terpadu program upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai oleh penyuluh, mahasiswa dan babinsa dilakukan melalui koordinasi dengan petugas lapangan/perangkat UPT Dinas yang menangani tanaman pangan, meliputi:a. Pengawalan dan pengamanan penyaluran benih, pupuk dan alsintan kepada kelompok penerima manfaat;b. Pengawalan gerakan perbaikan jaringan irigasi, tanam serentak dan pengendalian OPT;c. Pendampingan introduksi varietas unggul baru melalui pelaksanaan demfarm;d. Pendampingan penerapan teknologi peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan panen);e. Penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan pengawalan dan pendampingan.2.2.3 Strategi a. Menggerakkan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai Pos Simpul Koordinasi Pengawalan dan Pendampinga. BP3K merupakan kelembagaan penyuluhan di tingkat kecamatan memiliki peran strategis sebagai pos simpul koordinasi pengawalan dan pendampingan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Sinergitas pengawalan dan pendampingan di lapangan dapat dilakukan antar kelembagaan penyuluhan, baik secara vertikal, horizontal, maupun lintas sektoral melalui kegiatan:1. Koordinasi pelaksanaan kegiatan UPSUS di tingkat kecamatan;2. Peningkatan kapasitas penyuluh PNS dan THL TB-PP melalui pelaksanaan Latihan dan Kunjungan (LAKU);3. Pengembangan metode penyuluhan melalui pelaksanaan demfarm;4. Pemberdayaan petani melalui pengembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani berbasis kawasan komoditas unggulan;5. Supervisi terpadu.b. Melaksanakan Diklat Teknis dan Metodologi Penyuluhan Bagi Penyuluh Pertanian dan Bintara Pembina Desa (Babinsa).Dalam rangka pelaksanaan UPSUS peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan kedelai dilaksanakan kegiatan diklat teknis pertanian bagi Penyuluh Pertanian di lapangan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan teknis pertanian dan kemampuan memberikan penyuluhan dalam rangka pelaksanaan tugas melakukan pengawalan dan pendampingan bagi para petani. Selain itu guna mendukung kegiatan tersebut dilakukan pemberdayaan Penyuluh Swadaya sebagai mitra kerja Penyuluh Pertanian. Agar peran Penyuluh Swadaya dapat maksimal dalam melaksanakan tugasnya maka dilakukan Diklat Metodologi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Swadaya. Pelatihan bagi babinsa dimaksudkan untuk membekali kemampuan teknis pertanian, pemberdayaan serta pendampingan sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. a. Melaksanakan Bimbingan Teknis Bagi Mahasiswa.Kegiatan pendampingan program swasembada padi, jagung dan kedelai oleh STPP dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ditunjuk merupakan salah satu upaya dalam rangka mensinergikan pengembangan teknologi yang telah dilakukan oleh perguruan tinggi dalam mendukung peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Mahasiswa akan dilibatkan dalam melakukan pendampingan penerapan teknologi inovasi baru yang dihasilkan perguruan tinggi kepada para petani. b. Melaksanakan Pengawalan dan Pendampingan Terpadu Penyuluh, Mahasiswa dan Bintara Pembina Desa (Babinsa).Pelaksanaan pengawalan dan pendampingan dalam upaya pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung dan swasembada kedelai dilakukan secara terpadu antara penyuluh, babinsa dan mahasiswa sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Penyuluh sesuai dengan tugas dan fungsinya bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan di wilayah kerjanya yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh babinsa terutama dalam pelaksanaan gerakan serentak, pengawalan dan pengamanan. Sedangkan mahasiswa membantu melakukan pendampingan terutama dalam rangka penerapan teknologi dan inovasi peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Tabel. 1. Tugas Pengawalan dan Pendampingan Penyuluh- Mahasiswa dan BabinsaPENYULUHMAHASISWA/ALUMNIBABINSA

1. Melaksanakan pengawalan dan pendampingan Pelaksanaan GP-PTT, Percepatan Optimasi lahan (POL) , Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), Penambahan Areal Tanam (PAT) dan Demfarm.1. Bersama penyuluh melakukan pengawalan dan pendampingan pelaksanaan GP-PTT, POL , RJIT, PAT dan demfarm.1. Menggerakkan dan memotivasi petani untuk melaksanakan : (a) Tanam Serentak, (b) perbaikan dan pemeliharaan jaringan irigasi,(c) Gerakan Pengendalian OPT dan Panen.

2. Meningkatkan kemampuan kelembagaan petani (Poktan, Gapoktan, P3A dan GP3A) dan kelembagaan ekonomi petani.2. Bersama penyuluh memfasilitasi introduksi teknologi peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai yang dihasilkan oleh perguruan tinggi melalui demfarm;

3. Mengembangkan model pemberdayaan petani2. Melaksanakan dukungan dalam keadaan tertentu untuk: (a)penyaluran benih, pupuk dan alsintan, (b)infrastruktur jaringan irigasi.

3. Mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan pelaku usaha.4. Bersama penyuluh mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan pelaku usaha.3. Melaksanakan pengawasan terhadap pemberkasan administrasi dan penyaluran bantuan kepada penerima manfaat

4. Melakukan identifikasi, pendataan dan pelaporan teknis pelaksanaan kegiatan.5. Bersama penyuluh melakukan identifikasi, pendataan dan pelaporan teknis pelaksanaan kegiatan.6. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan identifikasi, pendataan dan pelaporan teknis pelaksanaan kegiatan.

c. Indikator Kinerja 1. Tersedianya air yang cukup bagi luasan areal persawahan melalui pengembangan/rehabilitasi jaringan irigasi;2. Tersedianya pupuk, benih dan obat-obatan;3. Meningkatnya Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas padi dengan potensi peningkatan IP minimum 0,5 dan peningkatan produktivitas minimum 0,3 ton/ha GKP.4. Tercapainya produktivitas jagung minimal sebesar 5,04 ton/ha pada areal tanam baru dan 1 ton/ha pada areal existing;5. Tercapainya produktivitas kedelai minimal sebesar 1,5 ton/ha pada areal tanam baru dan 0,2 ton/ha pada areal existing;6. Meningkatnya kualitas teknis budidaya penerima manfaat di lokasi kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi, optimasi lahan, GP-PTT, PAT Kedelai dan PAT Jagung melalui: 1) Penerapan pola jajar legowo 4:1 dan 2:1;2) Penggunaan Benih Varietas Unggul Baru (VUB) berupa benih padi inbrida, benih padi hibrida, benih jagung hibrida dan benih kedelai;3) Penggunaan pupuk berimbang sesuai rekomendasi. 7. Meningkatnya penggunaan alat dan mesin pertanian melalui penyaluran Bantuan Alat dan Mesin Pertanian berupa alat dan mesin pra panen (traktor roda-2, traktor roda-4, pompa air dan rice transplanter), alat dan mesin pasca panen (combine harvester kecil padi, combine harvester jagung, pemipil jagung/corn sheler, flat bed dryer jagung dan bangunan, vertical dryer jagung dan bangunan, dan power threser multiguna kedelai) serta alat dan mesin pengolahan hasil pertanian.8. Meningkatnya luas tanam padi, jagung dan kedelai di lokasi tadah hujan, pasang surut, lahan kering dan lebak.

2.3 Klasifikasi Tanaman2.3.1 Klasifikasi Tanaman PadiMenurut Perdana, 2007 tanaman padi emiliki sitem klasifkasi sebagai berikut:Kingdom : PlantaeDivision: SpermatophytaSubdivisio: AngiospermaeClass:MonocotyledoneaeFamily: GramineaeGenus: OryzaSpesies: Oryza sativa L

2.3.2 Klasifikasi Tanaman JagungMenurut Tjitrosoepomo, 1991 tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan jagung diklasifikasi sebagai berikut :Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Graminae Famili : Graminaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays L.

2.3.3 Klasifikasi Tanaman KedelaiBerdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007),Kingdom: PlantaeDivisi: SpermatophytaSub-divisi: AngiospermaeKelas: DicotyledonaeOrdo: PolypetalesFamili: LeguminoseaSub-famili: PapilionoideaeGenus: GlycineSpecies: Glycine max (L.) Meril

2.4 Swasembada panganSwasembada Pangan berarti kita mampu untuk mengadakan sendiri kebutuhan pangan dengan bermacam-macam kegiatan yang dapat menghasilkan kebutuhan yang sesuai diperlukan masyarakat Indonesia dengan kemampuan yang dimiliki dan pengetahuan lebih yang dapat menjalankan kegiatan ekonomi tersebut terutama di bidang kebutuhan pangan. Pengertian swasembada pangan ini sesuai atau berpacu pada landasan hukum yaitu Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 mengamanatkan pembangunan pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, dan pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan pangan, serta menjelaskan tentang konsep ketahanan pangan, komponen dan pihak yang berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Pasal 1 Ayat 17, konsep ketahanan pangan yang dianut Indonesia adalah bahwa Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga (RT) yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.

2.5 Peranan Penyuluh PertanianPenyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar. Kegiatan tersebut dilakukan oleh seseorang yang disebut penyuluh pertanian (Van Den Ban dan Hawkins, 1999). Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartasapoetra (1994) yang menyatakan penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu mendorong petani mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Melalui peran penyuluh, petani diharapkan menyadari akan kebutuhannya, melakukan peningkatan kemampuan diri, dan dapat berperan di masyarakat dengan lebih baik. Penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak, petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan agen penyuluhan pertanian. Dengan demikian penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani. Menurut Fashihullisan (2009) peranan penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu: menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk merencanakan hingga menikmati hasil pembangunan, memberikan kemampuan masyarakat untuk menentukan program pembangunan, memberi kemampuan masyarakat dalam mengontrol masa depannya sendiri, dan memberi kemampuan dalam menguasai lingkungan sosialnya. Peran seorang pekerja pengembangan masyarakat dapat dikategorikan ke dalam empat peran, yaitu : Peran fasilitator (Facilitative Roles) Peran pendidik (Educational Roles) Peran utusan atau wakil (Representasional Roles)Peran teknikal (Technical Roles) Mosher (1997) menguraikan tentang peran penyuluh pertanian, yaitu: sebagai guru, penganalisa, penasehat, sebagai organisator, sebagai pengembang kebutuhan perubahan, penggerak perubahan, dan pemantap hubungan masyarakat petani. Kartasapoetra (1994) juga menjelaskan tentang peran penyuluh yang sangat penting bagi terwujudnya pembangunan pertanian moderen yaitu pembangunan pertanian berbasis rakyat. Oleh karena itu, kualitas dari penyuluh harus terus ditingkatkan sehingga mampu berperan dalam memberikan penyuluhan dan mewujudkan pembangunan pertanian2.6 Perilaku PetaniPerilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan dan sikap mental petani itu sendiri. Tingkat kesejahteraan hidupnya dan keadaan lingkungan dimana mereka itu tinggal dapat dikatakan masih menyedihkan. Sehingga menyebabkan pengetahuan dan kecakapannya tetap berada dalam tingkatan rendah dan keadaan seperti ini tentu akan menekan sikap mentalnya. Setiap petani ingin meningkatkan kesejahteraan hidupnya, akan tetapi hal hal diatas merupakan penghalang, sehingga cara berpikir, cara kerja dan cara hidup mereka lama tidak mengalami perubahan perubahan (Kartasapoetra, 1993). Tingkat adopsi dipengaruhi oleh persepsi petani tentang ciri ciri inovasi dan perubahan yang dikehendaki oleh inovasi didalam pengelolaan pertanian serta peranan dari keluarga petani. Inovasi didalam pengelolaan pertanian serta peranan dari keluarga petani. Inovasi biasanya diadopsi dengan cepat karena : Memiliki keuntungan relatif tinggi bagi petani Sesuai dengan nilai nilai, pengalaman dan kebutuhannya Tidak rumit Dapat dicoba dalam skala kecil Mudah diamati

2.7 Sumber Daya ManusiaSecara sederhana yang dimaksud dengan Sumber Daya Manusia adalah daya yang bersumber dari manusia. Daya yang bersumber dari manusia ini dapat pula disebut tenaga atau kekuatan (energi atau power). Tenaga, daya, kemampuan, atau tenaga uap, tenaga angin, tenaga matahari. Kalau digunakan pada manusia dengan istilah manpower di Indonesia diartikan tenaga kerja bukan tenaga manusia seperti pada kata Departemen Tenaga Kerja bukan Departemen Tenaga Manusia. Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.Menurut M.T.E. Hariandja (2002, h 2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Jadi, Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenagakerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2.8 Respon MasyarakatRespon adalah suatu istilah untuk menamakan suatu reaksi terhadap rangsangan yang diterima. Respon seseorang dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif. Apabila respon positif maka orang yang bersangkutan cenderung untuk menyukai atau mendekati objek, sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut.Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotiorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu.Respon respon tertentu terikat dengan kata-kata. Dan oleh karna itu ucapan dapat berfungsi sebagai mediator atau menentukan hierarki mana yang bekerja. Artinya sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam pembentukan respon masyarakat. Apakah respon tersebut terbentuk respon positif mauapun negatif, sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon. Respon dalam penelitian ini akan diukur dalam tiga aspek, yaitu persepsi, sikap, dan partisipasi.

III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang KerjaKegiatan magang kerja ini akan dilaksanakan di wilayah Malang Jawa Timur oleh Kabinet Kerja, Kementrian Pertanian Indonesia, yaitu program upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Program ini merupakan program pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas dalam pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung, serta swasembada kedelai.Kegiatan magang kerja ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2015. Pelaksanaan magang kerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan oleh panitia penyelenggara UPSUS.

3.2 Metode Pelaksanaan Magang KerjaMahasiswa melakukan kegiatan Magang Kerja dengan efektif kerja selama selang waktu tiga bulan yakni dimulai Juli hingga Oktober 2015 di bawah bimbingan pembimbing dari tempat magang kerja. Mahasiswa mendapat supervisi dosen pembimbing utama untuk mendapatkan evaluasi kinerja proses dan hasil Magang Kerja. Selama berada di tempat magang kerja mahasiswa melakukan pengamatan langsung, berinteraksi langsung dengan masyarakat dan pencarian data informasi, selanjutnya melakukan penyusunan draft laporan Magang Kerja yang kemudian dilaporkan secara berkala kepada pihak jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Mahasiswa menjalani evaluasi keberhasilan Magang Kerja oleh pendamping tempat Magang Kerja dan mendapatkan pengesahan laporan Magang Kerja.

3.3 Tahap Kegiatan1. Sosialisasi Sosialisasi dilakukan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:a. Penyiapan bahan sosialisasi terstandarb. Penjelasan teknis kepada Kepala UPT lingkup BPPSDMP dan Kepala Sekretariat Bakorluh;c. Penjelasan teknis dari Kepala UPT kepada Dosen/Widyaiswara/Guru, dan penjelasan teknis dari Kepala Pusat Penyuluhan kepada Penyuluh di Pusat.d. Penjelasan teknis dari Kepala Sekretariat Bakorluh kepada Kepala Bappeluh (Pimpinan Kelembagaan yang menangani penyuluhan) di tingkat Kabupaten/Kota.e. Penjelasan teknis dari Kepala Bappeluh kepada Kepala BP3K dan Penyuluh Pendamping. Pada saat penjelasan teknis, sekaligus dilakukan penyusunan rencana kerja penyuluh pada pendampingan kegiatan POL. Verifikasi Ulang Calon Penerima Manfaat dan Penyuluh Pendamping Identifikasi dan verifikasi calon lokasi (potensi peningkatan IP/provitas, luas lahan sawah, tidak duplikasi dengan program lain, dan kondisi lahan belum tanam) dan calon petani (berkelompok) serta penyuluh pendamping (nama, nomor HP, nama desa, nama BP3K) dilakukan oleh tim teknis kabupaten/kota bersama dengan Bappeluh/kelembagaan yang menangani penyuluhan. Pendampingan Penyuluhan Pendapingan penyuluhan kepada penerima manfaat (Poktan, Gapoktan, P3A, GP3A dan UPJA) dilakukan oleh Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TBPP berkoordinasi dengan petugas lapangan/perangkat UPT Dinas yang menangani tanaman pangan di lapangan, meliputi: pemantauan penyaluran benih, pupuk dan alsintan kepada kelompok penerima manfaat; pendampingan pelaksanaan kegiatan (pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan panen); penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan pendampingan.

3.4 Jenis KegiatanJenis kegiatan pendampingan Perguruan Tinggi pada Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai, meliputi:1. Koordinasi dan sinkronisasi program dilaksanakan di tingkat pusat, wilayah, dan Perguruan Tinggi.2. Penugasan Dosen dan Mahasiswa/Alumni.3. Pelaksanaan TOMT, TOM/TOT dan Bimtek Mahasiswa.4. Pendampingan petani yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan usaha tani, introduksi inovasi teknologi dan pemberdayaan kelembagaan petani termasuk di wilayah RJIT, POL, GPTT dan PAT.5. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Tingkat Pusat, Kelompok Kerja Wilayah Koordinasi, Kelompok Kerja Pendampingan dan Pelaksana berupa identifikasi dan penyelesaian permasalahan produksi padi, jagung dan kedelai.6. Demfarm dilaksanakan secara kolektif oleh mahasiswa yang dibimbing oleh Dosen dan penyuluh pertanian. Setiap kabupaten dilakukan Demfarm sebanyak 4 Unit. Lihat Modul Demfarm.7. Seminar dan Penghargaan.8. Pelaporan oleh Perguruan Tinggi Negeri/STPP, Korwil, Pusat