PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI...

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 – 2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup demikian pula angka kematian bayi juga masih cukup tinggi yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup. Penduduk Indonesia pun menurut data SDKI tahun 2002 – 2003 masih mempunyai umur harapan hidup rata-rata adalah 66,2 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak ternyata masih cukup tinggi. 1 Kebijakan untuk mencapai Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia, yaitu Indonesia Sehat 2010, menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN 1

description

Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui penyuluhan ASI eksklusif

Transcript of PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI...

Page 1: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, menurut data Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 – 2003 sebesar 307 per

100.000 kelahiran hidup demikian pula angka kematian bayi juga masih cukup

tinggi yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup. Penduduk Indonesia pun menurut data

SDKI tahun 2002 – 2003 masih mempunyai umur harapan hidup rata-rata adalah

66,2 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan data di atas

menunjukkan bahwa masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat terutama

yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak ternyata masih cukup tinggi.1

Kebijakan untuk mencapai Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia, yaitu

Indonesia Sehat 2010, menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat,

perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk

mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan Sistem

Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.

131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

Pemberdayaan Masyarakat. Kebijakan Nasional Promosi kesehatan untuk

mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan Visi Nasional Promosi

Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1193/MENKES

/SK/X/2004 yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010” (PHBS 2010). 2

Upaya pengembangan program promosi kesehatan dan PHBS yang lebih

terarah, terencana, terpadu dan berkesinambungan, dikembangkan melalui

Kabupaten/Kota percontohan integrasi promosi kesehatan dengan sasaran utama

adalah PHBS Tatanan Rumah Tangga (individu, keluarga, masyarakat) dan

Institusi Pendidikan, diharapkan akan berkembang ke arah desa/Kelurahan,

Kecamatan/ Puskesmas dan Kabupaten/Kota sehat menuju Indonesia Sehat 2010.2

1

Page 2: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih

dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.2

Pada tahun 2008 dilakukan pendataan PHBS tatanan rumah tangga di

Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, Kota Bandung yang

merupakan wilayah kerja dari UPT Puskesmas Griya Antapani,. Pendataan

dilakukan melalui kerja sama dengan pihak Kecamatan, Kelurahan, TP PKK dan

kader posyandu. Dari hasil pendataan yang dilakukan, diperoleh hasil 45,8%

rumah tangga sehat dan 54,2% termasuk rumah tangga tidak sehat.

1.2 Masalah

Berdasarkan hasil pendataan PHBS tatanan rumah tangga di Kelurahan

Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, Kota Bandung pada tahun 2008, tampak

bahwa ternyata baru 45,8% rumah tangga yang dikategorikan rumah tangga sehat

dan dua penyebab utamanya adalah rendahnya dua indikator dari sepuluh

indikator PHBS, yaitu tidak merokok dalam rumah (49,1%) dan memberikan ASI

eksklusif (55,4%). Dengan mempertimbangkan besar masalah, mudah atau

sulitnya perilaku itu diubah, kepedulian masyarakat, ketersediaan sumber daya

dan dampak negatif yang ditimbulkan jika perilaku itu tidak diubah3, maka

diprioritaskan untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif. Selain itu, cakupan

ASI eksklusif juga merupakan indikator Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan, maka diperoleh rumusan

masalah sebagai berikut:

Bagaimana cara meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif yang

merupakan salah satu indikator PHBS pada tatanan rumah tangga?

2

Page 3: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mempercepat terwujudnya rumah tangga ber-PHBS untuk menjadi rumah

tangga sehat, sebagai salah satu indikator desa/kelurahan siaga.

1.4.2 Tujuan Khusus

- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif

- Meningkatkan cakupan ASI eksklusif

- Meningkatkan PHBS pada tatanan rumah tangga

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dengan upaya peningkatan cakupan ASI eksklusif,

yaitu:

- Meningkatkan kualitas pelayanan di UPT Puskesmas Griya Antapani

- Meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa yang

akan datang

- Mendukung visi dan misi pembangunan kesehatan di Indonesia

3

Page 4: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Promosi Kesehatan di Puskesmas

Promosi kesehatan adalah ilmu pengetahuan dan seni membantu orang

untuk merubah gaya hidup menuju kesehatan optimal. Kesehatan optimal adalah

keseimbangan kesehatan  fisik, emosi, sosial, spiritual dan intelektual.4

WHO memberi pengertian promosi kesehatan sebagai proses

mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan

kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.5

Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3

hal, yaitu :

- Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat

- Peningkatan perilaku masyarakat

- Peningkatan status kesehatan masyarakat6

Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas dilakukan di dalam dan di luar

gedung. Yang dimaksud dengan promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas

adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan di lingkungan dan gedung

puskesmas seperti di tempat pedaftaran, poliklinik, ruang perawatan,

laboratorium, kamar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas. Kegiatan

promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas dilaksanakan sejalan dengan

pelayanan yang diselenggarakan Puskesmas.3

Promosi kesehatan di luar gedung adalah promosi kesehatan yang

dilakukan petugas puskesmas di luar gedung puskesmas. Artinya promosi

kesehatan dilakukan untuk masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas.3

4

Page 5: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

Setiap masalah kesehatan, pada umumnya disebabkan tiga faktor yang

timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit atau pengganggu

lainnya, (2) adanya lingkungan yang menungkinkan berkembangnya bibit

penyakit, dan (3) adanya perilaku hidup manusia yang tidak perduli terhadap bibit

penyakit dan lingkungannya. Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya seseorang sangat

ditentukan oleh perilaku hidup manusia sendiri. Karena masalah perubahan

perilaku sangat terkait dengan promosi kesehatan maka peran promosi kesehatan

sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat agar terbebas dari

masalah-masalah kesehatan.1

Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar

masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk

pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah-masalah

kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri.1

Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk

menggerakkan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk

hidup bersih dan sehat.3

PHBS yang dilakukan di masyarakat cukup banyak, tetapi karena

keterbatasan sumber daya untuk mengevaluasi, maka perlu ditetapkan beberapa

perilaku yang sangat sensitif sebagai indikator. Kriteria perilaku yang merupakan

unsur-unsur dari penggerakan PHBS di tatanan rumah tangga, yaitu:1

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi bayi ASI eksklusif

3. Menimbang balita

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik

8. Makan sayur dan buah

9. Melakukan aktivitas fisik

5

Page 6: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

10. Tidak merokok di dalam rumah

Dalam pemberian penyuluhan yang baik, berdasarkan metode yang

digunakan, Dwitagama (2008) memberi gambaran persentase yang dapat diserap

oleh pendengar, yaitu: 7

- Baca 10%

- Dengar 20%

- Lihat 30%

- Lihat dan dengar 50%

- Katakan 70%

- Katakan dan lakukan 80%

2.2 Pemberian ASI Eksklusif

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi karena mengandung semua

bahan yang diperlukan oleh bayi. Sebelum terbentuk ASI, payudara membentuk

kolostrum. Kolostrum yang dikeluarkan setiap hari tidak terlalu banyak dan

berkisar antara 10 – 40 mL/hari. Dibandingkan dengan ASI, kolostrum

mengandung protein jauh lebih banyak, tetapi mengandung lemak dan karbohidrat

lebih sedikit. Kolostrum harus diberikan pada bayi (tidak seperti kebiasaan yang

terjadi di masyarakat untuk membuang ASI yang dikeluarkan pada hari-hari

pertama). Perubahan kolostrum menjadi ASI berlangsung kurang lebih 2 – 3

minggu dan perubahannya terjadi secara bertahap.8

ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI tanpa memberikan makanan

dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, kecuali

obat dan vitamin. Pada usia 0-6 bulan, bayi cukup diberi ASI saja, karena

produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk

6

Page 7: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

tumbuh kembang yang sehat. Pemberian makanan selain ASI pada umur 0-6

bulan dapat membahayakan bayi, karena bayi belum mampu memproduksi enzim

untuk mencerna makanan bukan ASI.9

Hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI)

eksklusif kepada bayinya sampai enam bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya

menerima ASI eksklusif kurang dari dua bulan. Hasil yang dikeluarkan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) periode 1997-2003 cukup

memprihatinkan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sangat rendah.10

The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) memperkirakan 1

juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam

pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam

bulan.10

2.3 Manfaat Pemberian ASI

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat

dirasakan. Berikut manfaat terpenting yang diperoleh bayi:11

1. ASI sebagai nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI

adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun

kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai

makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal

sampai usia enam bulan.11

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan

jamur. Kolostrum mengandung zat kekebalan sebesar 10-17 kali lebih

banyak dari susu matur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain

7

Page 8: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

akan melindungi bayi dari penyakit mencret (diare). Pada suatu penelitian

di Brazil Selatan bayi yang tidak diberi ASI mempunyai kemungkinan

meninggal karena mencret sebesar 14,2 kali lebih banyak daripada bayi

ASI eksklusif. ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena

penyakit infeksi telinga, batuk pilek, dan penyakit alergi.11

3. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan, sedangkan kecerdasan anak

berkaitan erat dengan otak, maka jelas bahwa faktor utama yang

mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak.

Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk

pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pertubuhan, termasuk pertumbuhan otak. Dikatakan bahwa

bila seorang bayi menderita kekurangan gizi berat pada masa pertumbuhan

otak cepat pertama maka akan terjadi pengurangan jumlah sel otak

sebanyak 15-20%.11

Pada tahun 1999, suatu analisis dari 11 penelitian menunjukkan bahwa

bayi yang menyusu mempunyai IQ 3,2 poin lebih tinggi dibandingkan

bayi yang mendapat susu formula. Perbedaan ini sudah terlihat mulai umur

6-23 bulan dan menetap sampai umur 10-15 bulan.12

Sedangkan penelitian Novita 2007 di Bandung, didapatkan IQ bayi yang

mendapat ASI eksklusif lebih tinggi 13,9 poin dibandingkan dengan bayi

yang tidak mendapat ASI eksklusif.13

4. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan

merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram,

terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah

ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan disayangi inilah

yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk

kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.11

2.4 Perlindungan Hak Bayi Memperoleh ASI

8

Page 9: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

Hak anak adalah bagian dari hak azasi manusia yang wajib dijamin,

dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan

negara. Mendapatkan Air Susu Ibu merupakan salah satu hak azasi bayi yang

harus dipenuhi.14

Beberapa Legislasi Perlindungan dibuat untuk mewujudkan agar setiap

bayi mendapatkan hak azasinya (ASI) dan setiap ibu mampu melaksanakan

haknya untuk memenuhi hak azasi bayinya mendapat ASI.14

1. Convention on the Rights of the child (Konvensi Hak Anak)

Konvensi Hak Anak yang melibatkan 19 negara menyatakan bahwa hak

anak untuk mendapat standar kesehatan tertinggi dapat terpenuhi bila

pemerintah memastikan penyediaan makanan bergizi dan orang tua serta

anak memperoleh informasi yang cukup tentang nutrisi dan manfaat

pemberian ASI. Konvensi ini diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia pada

tahun 1990 dan menjadi Undang-Undang RI No. 23 tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak.14

2. International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (1966)

yang melibatkan 142 negara mengesahkan ‘Hak untuk Pangan dan

Kesehatan’. Langkah yang diambil untuk memenuhi kecukupan pangan

adalah memelihara, menerima atau memperkuat penganekaragaman diet

serta memperhatikan konsumsi dan pola pemberian makanan yang tepat

termasuk ASI.14

3. Convention on the elimination of all forms of discrimination against

women

Konvensi eliminasi segala bentuk diskriminasi terhadap wanita (1979)

yang melibatkan 165 negara menyatakan bahwa ibu seharusnya mendapat

pelayanan yang sesuai berkaitan dengan kehamilan dan menyusui.14

4. Innocenti Declaration

9

Page 10: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

Deklarasi Innocenti (1990) dilaksanakan sebagai upaya untuk pencapaian

ASI eksklusif pada 80% bayi usia 4 bulan. Target operasional yang harus

dilakukan, mencakup (1) program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi

berkelanjutan, (2) semua sarana pelayanan kesehatan menjadi ‘Sayang

Bayi’, (3) Penerapan ‘International Code’ yang efektif, (4) mendukung

ibu bekerja yang menyusui, dan (5) fokus koordinasi yang efektif.14

5. Convention on Maternity Protection, International Labour Organization

Konvensi Perlindungan Maternal ILO menyatakan bahwa ibu bekerja

seharusnya memperoleh cuti hamil minimal 12 minggu sebelum kembali

bekerja. Sedangkan, pada konvensi tahun 2000, lama cuti hamil

ditingkatkan menjadi 14 minggu.14

Di Indonesia, terdapat beberapa undang-undang dan keputusan yang

mendukung ASI eksklusif, yaitu:

1. Undang-undang RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Pasal 2: Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan

berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak meliputi :

a. Non diskriminasi;

b. Kepentingan yang terbaik bagi anak;

c. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan

d. Penghargaan terhadap pendapat anak.

Pasal 45: Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan

anak dan merawat anak sejak dalam kandungan15

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1457/Menkes/SK/X/2004 tentang

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.

Salah satu SPM Promosi Kesehatan yang merupakan acuan

Kabupaten/Kota adalah ASI Ekslusif (80 %).2

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 585/Menkes/SK/V/2007 tentang

Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.

10

Page 11: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

Memberi bayi ASI eksklusif merupakan salah satu indikator PHBS rumah

tangga.1

11

Page 12: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

BAB III

KERANGKA PIKIR

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku

yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang

menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan

masyarakatnya.3

Pembinaan PHBS di rumah tangga bertujuan untuk mempercepat

terwujudnya rumah tangga ber-PHBS untuk menjadi rumah tangga sehat, sebagai

salah satu indikator desa siaga di Provinsi Jawa Barat yang pada akhirnya akan

mewujudkan desa sehat.3

Salah satu indikator keberhasilan PHBS di rumah tangga adalah

memberikan ASI eksklusif.3 Sedangkan, berdasarkan pendataan PHBS yang

dilakukan di Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, Kota Bandung,

pada tahun 2008, diperoleh data cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 55,4%.

Untuk menanggulangi hal tersebut, perlu dilakukan upaya promosi

kesehatan, baik di dalam gedung, maupun di luar gedung puskesmas. Upaya

promosi kesehatan puskesmas membantu masyarakat agar mampu melaksanakan

perilaku hidup bersih dan sehat.1

Promosi ASI eksklusif yang sudah dilakukan di UPT Puskesmas Griya

Antapani adalah penyuluhan individu dan kelompok tentang ASI eksklusif di luar

gedung serta penyuluhan individu di dalam gedung.

Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat, khususnya para ibu,

diharapkan terjadi perubahan perilaku, sehingga cakupan ASI eksklusif meningkat

dan pada akhirnya akan meningkatkan rumah tangga ber-PHBS.

12

Page 13: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

BAB IV

PEMBAHASAN

Masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia masih merupakan masalah

yang besar. Hal ini tercermin melalui tingginya angka kematian ibu dan bayi serta

masih rendahnya umur harapan hidup berdasarkan Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2003-2003.1

Untuk mengatasi masalah tersebut dan juga dalam rangka mencapai visi

pembangunan kesehatan Indonesia, ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu

Subsistem dari SKN adalah Subsistem Pemberdayaan Masyarakat. Kebijakan

Nasional Promosi kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat

ditetapkan Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan

RI. No. 1193/MENKES /SK/X/2004 yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

2010” (PHBS 2010).2

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan suatu upaya untuk

memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan di masyarakat. Setiap rumah tangga diharapkan melakukan

kesepuluh indikator PHBS.2

Pada tahun 2008, telah dilakukan pendataan PHBS rumah tangga di

Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, Kota Bandung. Dari hasil

pendataan tersebut diperoleh hasil rumah tangga sehat hanya 45,8%. Rendahnya

hasil tersebut terutama karena rendahnya indikator tidak merokok dalam rumah

(49,1%) dan pemberian ASI eksklusif (55,4%).

Dalam memecahkan masalah tersebut, perlu dilakukan beberapa upaya

oleh Puskesmas dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

13

Page 14: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

- Besarnya masalah3

Berdasarkan pendataan PHBS rumah tangga di Kelurahan Antapani

Tengah, cakupan ASI eksklusif hanya 55,4% padahal ASI merupakan

hak azasi bayi dan memberikan manfaat yang sangat besar bagi bayi.

- Mudah atau sulitnya perilaku itu diubah3

Jika pengetahuan masyarakat tentang manfaat ASI dan strategi menuju

keberhasilan menyusui dapat ditingkatkan, maka perilaku masyarakat

yang cenderung lebih memilih susu formula daripada ASI dapat

mudah diubah. Hal ini berbeda dengan merokok, dimana masyarakat

yang merokok umumnya sudah menjadi ketergantungan. Akibatnya

meskipun masyarakat tahu bahaya merokok, mereka akan tetap

melakukannya.

- Kepedulian masyarakat terhadap perilaku yang akan diubah3

Masyarakat yang sudah mengerti tentang ASI eksklusif akan sangat

peduli untuk merubah perilaku. Hal ini tampak dari banyaknya

legislasi perlindungan bayi yang mendukung pemberian ASI eksklusif.

Selain itu, pemerintah juga memperlihatkan kepeduliannya dengan

adanya undang-undang dan keputusan-keputusan yang mendukung

suksesnya pemberian ASI eksklusif.

- Ketersediaan sumber daya3

Dalam melaksanakan upaya promosi ASI eksklusif, puskesmas

memiliki sumber daya manusia yang sudah cukup, yaitu adanya tenaga

bidan dan tenaga medis maupun paramedis lain sudah memahami

upaya promosi kesehatan. Selain itu, UPT Puskesmas Griya Antapani

juga sering dijadikan tempat magang bagi Co-Ass maupun mahasiswa

keperawatan dimana mereka berkewajiban melakukan penyuluhan,

sehingga merupakan dukungan tenaga dan dana yang cukup bermakna.

- Dapat menimbulkan dampak negatif apabila perilaku itu tidak diubah3

ASI mempunyai manfaat selain sebagai nutrisi, juga untuk

meningkatkan daya tahan tubuh bayi, meningkatkan kecerdasan, dan

meningkatkan jalinan kasih sayang. Oleh karena itu, pemberian ASI

14

Page 15: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

dapat bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian

bayi serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa yang

akan datang. Apabila ASI tidak diberikan, maka yang terjadi adalah

hal-hal yang sebaliknya. Hal itu tentunya merupakan kerugian besar

bagi masyarakat dan negara.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka pemecahan masalah

lebih difokuskan pada peningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif.

Kegiatan yang dillakukan merupakan upaya promosi kesehatan bagi

masyarakat di wilayah kerja puskesmas karena yang diharapkan adalah

berubahnya perilaku masyarakat yang selama ini kurang mengerti atau tidak

memiliki kemauan untuk memberikan ASI eksklusif. Promosi ASI eksklusif ini

dilakukan di dalam dan di luar gedung.

Promosi di luar gedung yang telah dilakukan oleh UPT Puskesmas Griya

Antapani berupa:

- Penyuluhan rutin di posyandu bersamaan dengan kegiatan

penimbangan balita. Penyuluhan dilakukan oleh kader dan petugas

puskesmas.

- Penyuluhan kelompok tentang ASI eksklusif di RW 22 Kelurahan

Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, Kota Bandung. Pemilihan

lokasi didasari pertimbangan banyaknya bayi dan balita di RW

tersebut, serta jumlah penduduk yang cukup padat.

Metode promosi yang dilakukan adalah ceramah tanya jawab dengan

tema ‘ASI: Aku Sehat, Ibu!’ bagi 31 orang ibu. Dengan menggunakan

metode ini diharapkan masyarakat akan meningkat pengetahuannya

sebesar 20%. Dari hasil pengisian pre-test dan post-test, tampak

adanya peningkatan nilai rata-rata, yaitu dari 67,74% menjadi 89,31%

atau sebesar 21,57%. Artinya penyuluhan ini dapat dikatakan berhasil

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif.

15

Page 16: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

Promosi ASI eksklusif di dalam gedung dilakukan melalui konseling bagi

ibu hamil dan ibu nifas dan ibu bayi. Konseling dilakukan secara menyatu dengan

pelayanan di puskesmas, yaitu:

- Ruang KIA: dilakukan konseling bagi ibu semenjak hamil saat

melakukan ante natal care (ANC) tentang pentingnya ASI eksklusif

dan cara mempersiapkan diri untuk dapat memberikan ASI eksklusif

setelah melahirkan.

- Ruang MTBS/MTBM: dilakukan penilaian cara pemberian ASI bagi

bayi dan konseling bagi ibu bagaimana cara menyusui yang benar.

Melalui konseling ini, diharapkan pengetahuan dan kesadaran ibu untuk

memberikan ASI eksklusif meningkat sebesar 50-80%. Akan tetapi hasil

konseling ini belum pernah diteliti tentang besarnya dampak konseling bagi

peningkatan pemberian ASI eksklusif.

Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif

diharapkan hal ini dapat berdampak kepada perubahan perilaku, sehingga cakupan

ASI eksklusif dapat ditingkatkan dan pada gilirannya akan meningkatkan juga

perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga.

16

Page 17: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

1. ASI eksklusif merupakan salah satu indikator Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) yang mempunyai dampak besar bagi kualitas sumber daya

manusia Indonesia.

2. Berdasarkan pendataan PHBS di Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan

Antapani, Kota Bandung, didapatkan cakupan rumah tangga sehat sebesar

45,8%.

3. Cakupan PHBS yang rendah itu disebabkan cakupan pemberian ASI

eksklusif hanya mencapai 55,4%.

4. Promosi ASI eksklusif di dalam dan di luar gedung merupakan cara yang

baik untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan diharapkan dapat

meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif.

5. Penyuluhan kelompok tentang ASI eksklusif telah dapat meningkatkan

pengetahuan peserta penyuluhan sebesar 21,57% (penyuluhan dinilai

berhasil).

5.2 Rekomendasi

Setelah dilakukan upaya-upaya promosi ASI eksklusif di UPT Puskesmas

Griya Antapani, perlu dilakukan penilaian kembali cakupan ASI eksklusif.

Penilaian hendaknya dilakukan atas upaya promosi dalam gedung dan upaya

promosi luar gedung.

17

Page 18: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI – Pusat Promosi Kesehatan. Pedoman pelaksanaan promosi

kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI; 2008.

2. Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan, Pedoman pengembangan

kabupaten/kota percontohan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS).2006 (diunduh 7 Mei 2009). Tersedia dari: http://dinkes-

sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf.

3. Dinkes Provinsi Jawa Barat. Petunjuk teknis Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) di rumah tangga. Bandung: Dinkes Provinsi Jawa Barat;

2008.

4. Fitrihana N. Promosi kesehatan di tempat kerja. 2007 (diunduh 7 Mei

2009). Tersedia dari: http://batikyogya.wordpress.com/2007/08/16/62/

5. Perkembangan dan pengertian promosi kesehatan. Dalam: Kebijakan

nasional promosi kesehatan (diunduh 7 Mei 2009). Tersedia dari:

http://www.perpustakaan-depkes.org:8180/bitstream/123456789/1294/7/0

6Hal3-5.pdf

6. Perencanaan promosi kesehatan. 2008 (diunduh 8 Mei 2009), Tersedia dari: http://www. retno_listyaningrum.staff.gunadarma.ac.id/

7. Dwitagama D. Penyuluhan yang baik. 2008 (diunduh 8 Mei 2009).

Tersedia dari: http://trainerkita.blogspot.com/2008/06/penyuluhan-yang-

baik.html

8. Soedibyo S. Aspek gizi daripada ASI. Dalam: Suharyono, Suradi R,

Firmansyah A, penyunting. Air susu ibu. Edisi ke-2. Jakarta: Fakultas

Kedokteran UI; 1992.

9. Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Inisiasi menyusu dini plus ASI

eksklusif. Jakarta: Depkes RI; 2005

10. 86% Bayi di Indonesia Tidak Diberi ASI Eksklusif.2008 (diunduh 7 Mei

2009). Tersedia dari: http://www.indonesia.go.id/id/index.php?

option=com_content&task=view&id=8009&Itemid=712

18

Page 19: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

11. Roesli U. Apa itu ASI eksklusif? Dalam: Sudaryo Y (penyunting).

Mengenal ASI eksklusif. Edisi ke-1. Jakarta: Pustaka Pembangunan

Swadaya Nusantara; 2001

12. Pusponegoro H, Handryastuti S. Air susu ibu dan kecerdasan anak. Dalam:

Hegar B, Suradi R, Hendarto A, Partiwi IGA (penyunting). Bedah ASI.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008

13. Novita L. Perbandingan kognitif bayi usia enam bulan yang mendapat ASI

eksklusif dan yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan menggunakan

Skala Griffith (tesis). Bandung: Universitas Padjadjaran; 2007

14. Besar DS, PN Eveline. Air susu ibu dan hak bayi. Dalam: Hegar B, Suradi

R, Hendarto A, Partiwi IGA (penyunting). Bedah ASI. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI; 2008

15. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

ABSTRAK

19

Page 20: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga ditentukan oleh sepuluh indikator. Salah satu indikatornya adalah pemberian ASI eksklusif.

Hasil pendataan PHBS di Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, Kota Bandung pada tahun 2008 menunjukkan hasil yang rendah untuk rumah tangga sehat, yaitu 45,8% . Indikator yang menyebabkan rendahnya cakupan rumah tangga sehat adalah pemberian ASI eksklusif yang hanya dilakukan oleh 55,4% rumah tangga.

Pemecahan masalah yang dipilih adalah peningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif melalui upaya promosi ASI eksklusif di dalam dan di luar gedung. Melalui penyuluhan ASI eksklusif, dapat dinilai adanya peningkatan pengetahuan masyarakat berdasarkan hasil nilai rata-rata pre-test sebesar 67,74 menjadi 89,31 pada hasil nilai rata-rata post-test.

Disimpulkan bahwa promosi kesehatan telah dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif dan diharapkan pada akhirnya meningkatkan cakupan ASI eksklusif dan rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

KATA PENGANTAR

20

Page 21: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga karya tulis ilmiah ini

dapat diselesaikan.

Penulisan karya ilmiah ini yang berjudul “PROMOSI ASI EKSKLUSIF

DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU

HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH,

KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG” ini disusun untuk memenuhi

persyaratan mengikuti pemilihan tenaga kesehatan teladan tingkat Provinsi Jawa

Barat tahun 2009.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dinas Kesehatan Kota

Bandung yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk mewakili

Kota Bandung dalam pemilihan tenaga kesehatan teladan tingkat Provinsi Jawa

Barat.

Ucapan terima kasih juga penuis sampaikan kepada seluruh staf UPT

Puskesmas Griya Antapani yang telah mendukung dan bekerja sama dalam satu

atap melaksanakan seluruh tugas dan tanggung jawab sebagai Pegawai Negeri

Sipil.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa melimpahkan rahmat dan

berkat-Nya kepada kita semua.

Bandung, Mei 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

21

Page 22: PROMOSI ASI EKSKLUSIF DALAM RANGKA PENINGKATAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KELURAHAN ANTAPANI TENGAH, KECAMATAN ANTAPANI, KOTA BANDUNG

ABSTRAK ………………………………………………………….......... i

KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Masalah ................................................................................................. 2

1.3 Perumusan Masalah .............................................................................. 2

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum .............................................................................. 3

1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................. 3

1.5 Manfaat .................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Promosi Kesehatan di Puskesmas .......................................................... 4

2.2 Pemberian ASI Eksklusif ....................................................................... 6

2.3 Manfaat Pemberian ASI ......................................................................... 7

2.4 Perlindungan Hak Bayi Memperoleh ASI .............................................. 9

BAB III KERANGKA PIKIR .................................................................... 12

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................ 13

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………………………. 17

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 18

22