Prokrasinasi akademik

10
1. Pengertian prokrastinasi akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak dan akhiran crastimus yang berarti keputusan hari esok atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Gufron, 2003). Pada akhirnya, penundaan atau penghindaran tugas yang kemudian disebut prokrastinasi tidak selalu diartikan sama dengan prespektif budaya dan bahasa manusia. Misalnya, pada bangsa Mesir kuno mengartikan prokrastinasi dengan dua arti yaitu menunjukan suatu kebiasaan yang berguna untuk menghindari kerja yang penting dan usaha yang implusif, akibat kemalasan dalam menyelesaikan suatu tugas yang penting untuk nafkah hidup, seperti mengerjakan ladang ketika waktu menanam sudah tiba. Jadi, pada abad lalu prokrastinasi bermakna positif bila pemuda sebagai upaya konstruksi untuk menghindari keputusan implusif dan tanpa pemikiran yang matang, dan bermakna negative bila dilakukan karena malas atau tanpa tujuan yang pasti (Gufron, 2003). Kebiasan menunda tugas sudah menjadi gaya hidup pada mayoritas mahasiswa. Dewey (dalam Knaus, 2004) mengatakan bahwa individu yang melakukan penundaan biasanya setelah menetapkan suatu tujuan, individu akan secara pasif menunggu pencapaian tujuan dan tidak berusaha hingga tercapainya tujuan tersebut. Pada kalangan ilmuwan istilah prokrastinasi untuk menunjukan pada suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan, pertama kali digunakan oleh Brown dan Holzman (Gufron, 2003). Seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk menunda, atau tidak segera memulai suatu pekerjaan, menghadapi pekerjaan atau tugas disebut seseorang yang melakukan prokrastinasi. Tidak peduli apakah penundaan tersebut mempunyai alasan atau tidak. Setiap penundaan dalam mengahadapi suatau tugas disebut prokrastinasi.

description

akademik

Transcript of Prokrasinasi akademik

Page 1: Prokrasinasi akademik

1. Pengertian prokrastinasi akademik

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak dan akhiran crastimus yang berarti keputusan hari esok atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Gufron, 2003).

Pada akhirnya, penundaan atau penghindaran tugas yang kemudian disebut prokrastinasi tidak selalu diartikan sama dengan prespektif budaya dan bahasa manusia. Misalnya, pada bangsa Mesir kuno mengartikan prokrastinasi dengan dua arti yaitu menunjukan suatu kebiasaan yang berguna untuk menghindari kerja yang penting dan usaha yang implusif, akibat kemalasan dalam menyelesaikan suatu tugas yang penting untuk nafkah hidup, seperti mengerjakan ladang ketika waktu menanam sudah tiba. Jadi, pada abad lalu prokrastinasi bermakna positif bila pemuda sebagai upaya konstruksi untuk menghindari keputusan implusif dan tanpa pemikiran yang matang, dan bermakna negative bila dilakukan karena malas atau tanpa tujuan yang pasti (Gufron, 2003).

Kebiasan menunda tugas sudah menjadi gaya hidup pada mayoritas mahasiswa. Dewey (dalam Knaus, 2004) mengatakan bahwa individu yang melakukan penundaan biasanya setelah menetapkan suatu tujuan, individu akan secara pasif menunggu pencapaian tujuan dan tidak berusaha hingga tercapainya tujuan tersebut.

Pada kalangan ilmuwan istilah prokrastinasi untuk menunjukan pada suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan, pertama kali digunakan oleh Brown dan Holzman (Gufron, 2003). Seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk menunda, atau tidak segera memulai suatu pekerjaan, menghadapi pekerjaan atau tugas disebut seseorang yang melakukan prokrastinasi. Tidak peduli apakah penundaan tersebut mempunyai alasan atau tidak. Setiap penundaan dalam mengahadapi suatau tugas disebut prokrastinasi.

Milgram, Mey tal dan Levision (dalam Charlebois, 2007) mengungkapkan prokrastinasi akademis adalah salah satu tipe prokrastinasi dari lima tipe prokrastinasi yang ada, empat prokrastinasi lainya adalah prokrastinasi umum atau prokrastinasi rutinitas kehidupan, prokrastinasi dalam membuat keputusan, prokrastinasi neurotis dan prokrastinasi kompulsif atau disfungsional. Karakteristik prokrastinasi akademis yang membuat prokrastinasi ini berbeda dari prokrastinasi lainya adalah prokrastinasi ini khusus terjadi pada tugas-tugaas akademis.

Gufron (2003) menyebutkan bahwa prokrastinasi dikatakan sebagai salah satu perilaku yang tidak efisien dalam penggunaan waktu dan adanya kecenderungan untuk tidak segera memulai pekerjaan ketika mengahadapi suatu tugas.

Noran (dalam Akinsola, Tella & Tella, 2007) mendefinisikan prokrastinasi akedemis sebagai bentuk penghindaran dalam mengerjakan tugas yang seharusnya diselesaikan oleh indivindu. Indivindu yang melakukan prokrastinasi lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman atau

Page 2: Prokrasinasi akademik

pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitu penting dari pada mengerjakan tugas yang harus diselesaikan dengan cepat.

Menurut Silver (dalam Gufron, 2003) seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi. Akan tetapi, mereka hanya menunda-nunda untuk mengerjakannya, sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut menyebabkan seseorang gagal menyelesaikan tugas tepat waktu.

Ellis dan Knaus (dalam Gufron, 2003) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghidaran tugas, yang seharusnya hal itu tidak perlu dilakukan seseorang karena adanya ketakutan untuk gagal, serta adanya pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar, dan penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu trait prokrastinasi.

Burka dan Yuen (dalam Soloman & Rothblum, 1984) menegaskan kembali dengan menyebutkan adanya aspek irrasional yang dimiliki oleh seorang prokrastinasi. Seorang prokrastinasi memiliki pandangan bahwa suatu tugas harus diselesaikan dengan sempurna, sehingga dia merasa lebih aman untuk tidak melakukan dengan segera, karena itu akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal, dengan kata lain penundaan yang dikategorikan sebagai prokrastinasi adalah apabila penundaan tersebut sudah merupakan kebiasan atau pola yang menetap yang selalu dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas, dan penundaan tersebut disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional dalam memandang tugas.

Prokrastinator sebenarnya sadar bahwa dirinya mengahadapi tugas-tugas yang penting dan bermanfaat bagi dirinya, akan tetapi dengan sengaja menunda-nunda secara berulang-ulang, sehingga muncul perasaan tidak nyaman, cemas, dan merasa bersalah dalam dirinya.

Suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi, apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman, secara subyektif dirasakan oleh seseorang prokrastinator (Solomon dan Ruthblum, 1984), sedangkan Millgram (dalam Gufron, 2003) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu perilaku spesifik, yang meliputi : (1) suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas, (2) menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya keterlabatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas, (3) melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah, maupun tugas rumah tangga, (4) menghasilkan keadaan emosional yang tidak meyenagkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panic, dan sebagainya.

Ferrari dkk, (dalam Gofron, 2003) menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai batasan tertentu, yaitu: (1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut

Page 3: Prokrasinasi akademik

sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alas an penundaan yang dilakuakan, (2) prokrastinasi sebagai suatu kebiasan atau pola perilaku yang dimilki individu, yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya kenyakinan-keyakinan yang irrasioanal, (3) prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli, maka dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan yang khusus terjadi di dalam konteks tugas-tugas akademis dimana pelakunya melakukan penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas, menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, melibatkan suatu tugas yang dipersspsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, dan menghasilkan keadaan emosional yang tidak meyenangkan.

2. Jenis-jenis tugas pada prokrastinasi akademik

Prokrastinasi dapat dilakukan pada beberapa jenis pekerjaan. Peterson (dalam Gufron, 2003) mengatakan bahwa seseorang dapat melakukan prokrastinasi hanya pada hal-hal tertentu saja atau pada semua hal, sedangkan jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh prokratinator, yaitu pada tugas pembuatan keputusan, tugas-tugas rumah tangga, aktivitas akademik, pekerjaan kantor dan lainya.

Prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas diatas. Prokrastinasi akademik dalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas social, tugas kantor dan lain sebagainya (Ferrari, dkk., 1955 dalam Gufron, 2003).

Menurut Green, 1982 (dalam Gufron, 2003) jenis tugas yang menjadi obyek prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja akademik. Perilaku-perilaku yang mencirikan penundaan dalam tugaas akademik dipilah dari perilaku lainya dan dikelompokan menjadi unsur prokrastinasi akademik.

Adapun Solomon dan Rothblum (1984) menyebutkan enam area akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering diprokrastinasi oleh pelajar, yaitu : tugas mengarang, belajar menhadapi ujian, membaca, kinerja administrative, menghadiri pertemuan, dan kinerja akademik secara keseluruhan.

Page 4: Prokrasinasi akademik

Tugas mengarang meliputi penundaan pelaksanaan kewajiban atau tugas-tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau tugas mengarang lainnya. Tugas belajar menghadapi ujian mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian misalnya ujian tegah semester, akhir semeter, atau ulangan mingguan. Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yag diwajibkan. Kinerja tugas administratif, seperti meyalin catatan, mendaftarkan diri dalam prestasi kehadiran, daftar perseta praktikum dan sebagainya. Menghadiri pertemuan, yaitu penundaan maupun keterlabatan dalam meghadiri pelajara, praktikum dan pertemuan-pertemua lainnya serta penundaan dalam kinerja akademik secara keseleruhan yaitu menunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.

3. Ciri-ciri prokrastinasi akademik

Ferrari, Johson dan McCown (dalam Gufron, 2003) mengatakan bahwa prokrastinasi akedemik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati ciri-ciri tertentu berupa:

a. Peundaan untuk memulai maupun meyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi.

Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan da berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk memulai mengerjakanya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas

Orang yag melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilkinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Terkadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambatan dalam arti, lambatnya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik.

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kerja aktual

Seorang prokratinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokratinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun recana-rencana yang telah ia tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai megerjakan tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merecanakan untuk memulai mengerjakan tugas pada waktu

Page 5: Prokrasinasi akademik

yang telah seseorag tersebut tentukan sendiri,akan tetapi ketika saatnya tiba orang tersebut tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yag telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untukmenyelesaikan tugas secara memadai.

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan

Seorang prokrastinator denga sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendapatkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalammengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara renncana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yag lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik

Biordy (dalam Larso, 1991) mengemukakan, faktor-faktor yag mempengaruhi prokrastinasi akademik yag dapat dikategorikan menjadi tiga macam yatiu :

a. Karekteristik tugas yang dipersepsikan mahasiswa sebagai tugas menyenangkan atau membosankan mempengaruhi mahasiswa untuk menunda penyelesaian tugas. Karekteristik tugas yang membosankan pada umumnya membuat mahasiswa melakukan penundaan terhadap suatu tugas.

b. Faktor kepribadian prokrastinator. Individu yang memiliki kepercayaan diri yang rendah akan lebih cenderung melakukan prokrastinasi.

c. Faktor situasional, gangguan atau distraksi lingkungan mempengaruhi seseorang untuk menunda pekerjaan.

5. Karakteristik prokrastinasi

Menurut Young ( 2004), karakteristik orang yang melakukan perilaku menunda yaitu :

a. Kurang dapat mengatur waktu

Page 6: Prokrasinasi akademik

b. Percaya diri yang rendah

c. Menggap diri terlalu sibuk jika harus mengerjakan tugas

d. Keras kepala, dalam arti mengganggap orang lain tidak dapat memaksanya mengerjakan pekerjaan.

e. Memanipulasi tingkah laku orang lain dan mengganggap pekerjaan tidak dapat dilakukan tanpanya.

f. Menjadikan penundaan sebagai coping untuk menghindari tekanan

g. Merasa dirinya sebagai korban yang tidak memahami mengapa tidak dapat mengerjakan sesuatu yang dapat dikerjakan orang lain.

Selain itu karakteristik individu yang melakukan perilaku menunda (Sapadin & Maquire dalam Sirois, 2004) adalah :

a. Perfeksionis , yaitu mengerjakan sesuatu yang dirasa kurang sempurna.

b. Pemimpi, yaitu banyak mempunyai ide besar tapi tidak dilakukan

c. Pencemas, yaitu tidak berpikir tugas dapat berjalan dengan baik tetapi tidak takut apa yang dilakukan lebih jelek atau gagal.

d. Penentang, yaitu tidak mau diperintah atau dinasehati orang lain.

e. Pembuat masalah.

f. Terlalu banyak tugas.

6. Akibat prokrastinasi

Perilaku menunda dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan pribadi individu (Kanus, 1992). Sirois (2004) mengemukakan konsekuensi negatif yag timbul dari perilaku penunda, yaitu :

a. Performa akademik yag rendah

b. Stres yang tinggi

c. Menyebabkan penyakit

d. Kecemasan yang tinggi

Bruno (1998) menyatakan bahwa perilaku menunda mempengaruhi mutu kehidupan seseorang dan merendahkan segala yag ada dalam diri individu. Djamarah (2002) menemukan bahwa banyak mahasiswa yang gelisah akibat menunda-nunda peyelesaian

Page 7: Prokrasinasi akademik

tugas seperti tidur kurang nenyak, duduk tidak tenang, berjalan terburu-buru, istirahat tidak dapat dinikmati.

Menurut Knaus (1992), prokrastinasi dapat mempengaruhi keberhasilan akademik da pribadi mahasiswa. Apabila kebiasaan menunda ini muncul terus-menerus pada mahasiswa, tentu akan memberikan dampak negatif dalam kehidupa akademik.

(Rothblum, Solomon, & Mukarami, 1986), menurutnya prestasi merupakan prokrastinasi yang dapat mempengaruhi prestasi dan menyebabkan Indeks Prestasi (IP) yang rendah (Open dalam Tuckman, 1999).