Proklamasi Dalam Diakronik Dan Sinkronik

6
Topik Sejarah : Peristiwa Proklamasi Dalam berfikir diakronik : Yaitu kemampuan memahami peristiwa dengan menelusuri masa lalu. Jadi berfikir diakronis adalah berfikir yang memanjang dalam rentang waktu yang sangat mementingkan proses atau perkembangan terjadinya suatu peristiwa Contoh: Tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat atau sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hirosima. dan Tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki juga di bom atom oleh sekutu. Ini Menyebabkan Jepang semakin tak berdaya dan akhirnya menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Kedaan ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Soekarno, Hattan Rajiman Wedyodiningrat kembali dari Dallat (Vietnam) dalam membicarakan kemerdekaan dengan Panglima Jepang. Tanggal 16 Agustus Soekarno dan Hatta dibawa pemuda ke Rengasdengklok untuk membicarakan rencana kemerdekaan dan pemuda berhasil meyakinkan Soekarno Hatta bahwa kemerdekaan memang harus segera dilaksanakan. Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 dilaksanakan prgoklamasi kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Dalam berfikir sinkronik : Yaitu kemampuan memahami peristiwa dengan mengabaikan aspek perkembangannya tapi meluas dalam ruang dan mementingkan struktur atau susunan atau kaitan berbagai hal dalam suatu peristiwa. Contoh: Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Sungguhpun kemerdekaan merupakan harapan yang sudah sangat lama diperjuangkan, tapi proklamasi itu luar biasa karena diluar perkiraan (terkesan mendadak atau cepat) seakan kemerdekaan sudah harus terjadi walau bagaimana keadaan waktu itu. Kondisi bangsa Indonesia waktu itu pada berbagai aspek masih sangat lemah untuk dapat memproklamasikan dan mempertahankan kemerdekaan, misalnya: 1.Dari segi militer sangat lemah dibandingkan dengan Jepang walaupun Jepang sudah menyerah pada sekutu

description

proklasmi

Transcript of Proklamasi Dalam Diakronik Dan Sinkronik

Page 1: Proklamasi Dalam Diakronik Dan Sinkronik

Topik Sejarah : Peristiwa Proklamasi

Dalam berfikir diakronik :

Yaitu kemampuan memahami peristiwa dengan menelusuri masa lalu. Jadi berfikir diakronis adalah berfikir yang memanjang dalam rentang waktu yang sangat mementingkan proses atau perkembangan terjadinya suatu peristiwa

Contoh:

Tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat atau sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hirosima. dan Tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki juga di bom atom oleh sekutu. Ini Menyebabkan Jepang semakin tak berdaya dan akhirnya menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Kedaan ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Soekarno, Hattan Rajiman Wedyodiningrat kembali dari Dallat (Vietnam) dalam membicarakan kemerdekaan dengan Panglima Jepang. Tanggal 16 Agustus Soekarno dan Hatta dibawa pemuda ke Rengasdengklok untuk membicarakan rencana kemerdekaan dan pemuda berhasil meyakinkan Soekarno Hatta bahwa kemerdekaan memang harus segera dilaksanakan. Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 dilaksanakan prgoklamasi kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.

Dalam berfikir sinkronik :

Yaitu kemampuan memahami peristiwa dengan mengabaikan aspek perkembangannya tapi meluas dalam ruang dan mementingkan struktur atau susunan atau kaitan berbagai hal dalam suatu peristiwa.

Contoh:

Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Sungguhpun kemerdekaan merupakan harapan yang sudah sangat lama diperjuangkan, tapi proklamasi itu luar biasa karena diluar perkiraan (terkesan mendadak atau cepat) seakan kemerdekaan sudah harus terjadi walau bagaimana keadaan waktu itu. Kondisi bangsa Indonesia waktu itu pada berbagai aspek masih sangat lemah untuk dapat memproklamasikan dan mempertahankan kemerdekaan, misalnya:

1. Dari segi militer sangat lemah dibandingkan dengan Jepang walaupun Jepang sudah menyerah pada sekutu

2. Secara ekonomi bangsa masih sangat lemah karena berada di bawah kekuasaan dan kesewenangwenangan Jepang

3. Secara politik bangsa Indonesia belum berpengalaman menata pemerintahan sendiri karena terjajah

Namun pada berbagai aspek lainnya bangsa Indonesia memiliki kekuatan untuk memproklamasikan dan mempertahankan kemerdekaan, misalnaya:

1. Para pemimpin dan pemuda pejuang sealalu bersemangat dan bergerak mengikuti perkembangan perang sehingga kekalahan Jepang dengan cepat diketahui dan direspon dengan cepat demi kepentingan bangsa Indonesia

2. Ketika Jepang menyerah dan tak berkuasa lagi pasukan sekutu belum sampai di Indonesia sehingga di Indonesia terjadi kekosongan pemerintahan / kekuasaan sehingga waktu itu memang saat yang baik untuk memnyatakan kemerdekaan

3. Sungguhpun para pemimpin seperti Soekarno dan Hatta dan pemuda berbeda pendapat tapi sama-sama menginginkan proklamasi kemerdekaan terlaksana sehingga dapat ditemukan kesepakatan

4. Ada kesan bahwa bangsa Indonesia, terutama para pemuda waktu itu benar-benar sudah siap menghadapi segala resiko dengan semboyan ‘merdeka atau mati’

Page 2: Proklamasi Dalam Diakronik Dan Sinkronik

Tanggal 7 Agustus 1945 -- Bpupki Berganti Nama Menjadi Ppki (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Tanggal 9 Agustus 1945 -- Soekarno, Hatta Dan Radjiman Wedyodiningrat Diterbangkan Ke Vietnam Untuk Bertemu Marsekal Terauchi. Mereka Dikabarkan Bahwa Pasukan Jepang Sedang Menuju Kehancuran Tetapi Jepang Menginginkan Kemerdekaan Indonesia Pada 24 Agustus.

Tanggal 10 Agustus 1945 -- Sementara Itu, Di Indonesia, Sutan Syahrir Telah Mendengar Berita Lewat Radio Bahwa Jepang Telah Menyerah Kepada Sekutu. Para Pejuang Bawah Tanah Bersiap-Siap Memproklamasikan Kemerdekaan Ri, Dan Menolak Bentuk Kemerdekaan Yang Diberikan Sebagai Hadiah Jepang. Syahrir Memberitahu Penyair Chairil Anwar Tentang Dijatuhkannya Bom Atom Di Nagasaki Dan Bahwa Jepang Telah Menerima Ultimatum Dari Sekutu Untuk Menyerah. Syahrir Mengetahui Hal Itu Melalui Siaran Radio Luar Negeri, Yang Ketika Itu Terlarang. Berita Ini

Kemudian Tersebar Di Lingkungan Para Pemuda Terutama Para Pendukung Syahrir.

Tanggal 11 Agustus 1945 -- Jepang Melalui Marsekal Terauchi Di Dalat, Vietnam, Mengatakan Kepada Soekarno, Hatta Dan Radjiman Bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Dapat Dilaksanakan Dalam Beberapa Hari.

Tanggal 14 Agustus 1945 -- Saat Soekarno, Hatta Dan Radjiman Kembali Ke Tanah Air Dari Dalat (250 Km Di Sebelah Timur Laut Dari Saigon), Syahrir Mendesak Agar Soekarno Segera Memproklamasikan Kemerdekaan Karena Menganggap Hasil Pertemuan Di Dalat Sebagai Tipu Busuk Jepang, Karena Jepang Setiap Saat Sudah Harus Menyerah Kepada Sekutu Dan Demi Menghindari Perpecahan Dalam Kubu Nasionalis, Antara Yang Anti Dan Pro Dengan Jepang. Hatta Menceritakan Kepada Sjahrir Tentang Hasil Pertemuan Di Dalat.

Sementara Itu Syahrir Menyiapkan Pengikutnya Yang Bakal Berdemonstrasi Dan Bahkan Mungkin Harus Siap Menghadapi Bala Tentara Jepang Dalam Hal Mereka Akan Menggunakan Kekerasan. Syahrir Telah Menyusun Teks Proklamasi Dan Telah Dikirimkan Ke Seluruh Jawa Untuk Dicetak Dan Dibagi-Bagikan. Soekarno Belum Yakin Bahwa Jepang Memang Telah Menyerah, Dan Proklamasi Kemerdekaan Ri Saat Itu Dapat Menimbulkan Pertumpahan Darah Yang Besar, Dan Dapat Berakibat Sangat Fatal Jika Para Pejuang Indonesia Belum Siap, Soekarno Mengingatkan Hatta Bahwa Syahrir Tidak Berhak Memproklamasikan Kemerdekaan Karena Itu Adalah Hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Ppki).

Tanggal 15 Agustus 1945 -- Jepang Menyerah Kepada Sekutu. Tentara Dan Angkatan Laut Jepang Masih Berkuasa Di Indonesia

Page 3: Proklamasi Dalam Diakronik Dan Sinkronik

Karena Jepang Telah Berjanji Akan Mengembalikan Kekuasaan Di Indonesia Ke Tangan Belanda. Setelah Mendengar Desas-Desus Jepang Bakal Bertekuk Lutut, Soekarno Dan Hatta Mendatangi Penguasa Militer Jepang (Gunsei) Untuk Memperoleh Konfirmasi Di Kantornya Di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi Kantor Tersebut Kosong.

Soekarno Dan Hatta Bersama Soebardjo Kemudian Ke Kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, Di Jalan Imam Bonjol. Maeda Menyambut Kedatangan Mereka Dengan Ucapan Selamat Atas Keberhasilan Mereka Di Dalat. Sambil Menjawab Ia Belum Menerima Konfirmasi Serta Masih Menunggu Instruksi Dari Tokyo. Sepulang Dari Maeda, Soekarno Dan Hatta Segera Mempersiapkan Pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Ppki) Pada Pukul 10 Malam 16 Agustus Keesokan Harinya Di Kantor Jalan Pejambon No 2 Guna Membicarakan Segala Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Uud Yang Sehari Sebelumnya Telah Disiapkan Hatta.

Tanggal 16 Agustus 1945 -- Gejolak Tekanan Yang Menghendaki Pengambilalihan Kekuasaan Oleh Indonesia Makin Memuncak Dilancarkan Para Pengikut Syahrir. Pada Siang Hari Mereka Berkumpul Di Rumah Hatta, Dan Sekitar Pukul 10 Malam Di Rumah Soekarno. Sekitar 15 Pemuda Menuntut Soekarno Segera Memproklamasikan Kemerdekaan Melalui Radio, Disusul Pengambilalihan Kekuasaan. Mereka Juga Menolak Rencana Ppki Untuk Memproklamasikan Kemerdekaan Pada 16 Agustus.

Peristiwa Rengasdengklok

Rapat Ppki Pada 16 Agustus Pukul 10 Pagi Tidak Dilaksanakan Karena Soekarno Dan Hatta Tidak Muncul. Peserta Rapat Tidak Tahu

Telah Terjadi Peristiwa Rengasdengklok. Para Pemuda Pejuang, Termasuk Chaerul Saleh, Yang Tergabung Dalam Gerakan Bawah Tanah Kehilangan Kesabaran, Dan Pada Dini Hari Tanggal 16 Agustus 1945 Mereka Menculik Soekarno (Bersama Fatmawati Dan Guntur Yang Baru Berusia 9 Bulan) Dan Hatta, Dan Membawanya Ke Rengasdengklok, Yang Kemudian Terkenal Sebagai Peristiwa Rengasdengklok. Di Sini, Mereka Kembali Meyakinkan Soekarno Bahwa Jepang Telah Menyerah Dan Para Pejuang Telah Siap Untuk Melawan Jepang, Apa Pun Risikonya.

Pertemuan Soekarno/Hatta Dengan Jenderal Yamamoto

Malam Harinya, Soekarno Dan Hatta Kembali Ke Jakarta, Bertemu Dengan Jenderal Yamamoto Dan Bermalam Di Kediaman Wakil Admiral Maeda Tadashi. Dari Komunikasi Antara Hatta Dan Tangan Kanan Komandan Jepang Di Jawa Ini, Soekarno Dan Hatta Menjadi Yakin Bahwa Jepang Telah Menyerah Kepada Sekutu, Dan Tidak Memiliki Wewenang Lagi Untuk Memberikan Kemerdekaan.

Naskah Proklamasi

Mengetahui Bahwa Proklamasi Tanpa Pertumpahan Darah Telah Tidak Mungkin Lagi, Soekarno, Hatta Dan Anggota Ppki Lainnya Malam Itu Juga Rapat Dan Menyiapkan Teks Proklamasi Yang Kemudian Dibacakan Pada Pagi Hari Tanggal 17 Agustus 1945.

Sebelumnya Para Pemuda Mengusulkan Agar Naskah Proklamasi Menyatakan Semua Aparat Pemerintahan Harus Dikuasai Oleh Rakyat Dari Pihak Asing Yang Masih Menguasainya. Tetapi

Page 4: Proklamasi Dalam Diakronik Dan Sinkronik

Mayoritas Anggota Ppki Menolaknya Dan Disetujuilah Naskah Proklamasi Seperti Adanya Hingga Sekarang. Para Pemuda Juga Menuntut Enam Pemuda Turut Menandatangani Proklamasi Bersama Soekarno Dan Hatta Dan Bukan Para Anggota Ppki. Para Pemuda Menganggap Ppki Mewakili Jepang. Kompromi Pun Terwujud Dengan Membubuhkan Anak Kalimat “Atas Nama Bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta. Rancangan Naskah Proklamasi Ini Kemudian Diketik Oleh Sayuti Melik.

Isi Teks Proklamasi Kemerdekaan Yang Singkat Ini Adalah:

Proklamasi

Kami Bangsa Indonesia Dengan Ini Menjatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-Hal Jang Mengenai Pemindahan Kekoeasaan D.L.L., Diselenggarakan

Dengan Tjara Seksama Dan Dalam Tempo Jang Sesingkat-Singkatnja.

Djakarta, Hari 17 Boelan 8 Tahoen 05

Atas Nama Bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta

Di Sini Ditulis Tahun 05 Karena Ini Sesuai Dengan Tahun Jepang Yang Kala Itu Adalah Tahun 2605.

Teks Diatas Merupakan Hasil Ketikan Dari Sayuti Melik (Atau Sajoeti Melik), Salah Seorang Tokoh Pemuda Yang Ikut Andil Dalam Persiapan Proklamasi.

Sementara Naskah Yang Sebenarnya Hasil Gubahan Muh.Hatta, A.Soebardjo, Dan Dibantu Oleh Ir.Soekarno Sebagai Pencatat. Adapun Bunyi Teks Naskah Otentik Itu Sebagai Berikut:

Proklamasi

Kami Bangsa Indonesia Dengan Ini Menjatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-Hal Jang Mengenai Pemindahan Kekoeasaan D.L.L., Diselenggarakan

Dengan Tjara Saksama Dan Dalam Tempoh Jang Sesingkat-Singkatnja.

Djakarta, 17 – 8 – ’45

Wakil2 Bangsa Indonesia.